oleh: tomi raya nim. r0006081 program d-iii … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAPORAN KHUSUS
PENGARUH LAYOUT POSISI MONITOR KOMPUTER TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL STAF KARYAWAN ENTRY DATA
DI PT. ASTRA INTERNASIONAL Tbk-HSO CABANG DENPASAR, BALI
Oleh: Tomi Raya
NIM. R0006081
PROGRAM D-III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN
Laporan Khusus dengan judul :
PENGARUH LAYOUT POSISI MONITOR KOMPUTER TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL STAF KARYAWAN ENTRY DATA
DI PT. ASTRA INTERNASIONAL Tbk-HSO CABANG DENPASAR, BALI
dengan peneliti :
Tomi Raya NIM. R0006081
telah disetujui dan disahkan pada tanggal: Hari :…………..tanggal :………….Tahun :………….
Pembimbing I Pembimbing II
Vitri Widyaningsih, dr Tarwaka, PGDip. SC., M.Erg NIP. 19820423 200801 2 0 11 NIP. 160045635
An. Ketua Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
FK UNS Sekretaris,
Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP. 19650706 198803 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAK
Tomi Raya, 2009. PENGARUH LAYOUT POSISI MONITOR KOMPUTER TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL STAF KARYAWAN ENTRY DATA DI PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK-HSO CABANG DENPASAR, BALI. PROGRAM D-III HIPERKES DAN KK FK UNS.
Tunjuan penelitian ini adalah mencari jawaban atas permasalahan apakah Pengaruh Layout Posisi Monitor Komputer Terhadap Keluhan Muskoloskeletal pada Staf Karyawan dengan jenis Entry Data.
Kerangka pemikiran penelitian ini menjeleskan bahwa setiap stasiun kerja yang ergonomis dapat menghasilkan kenyamanan posisi dalam bekerja. Sedangkan Stasiun kerja yang kurang ergonomis dapat menghasilkan keluhan muskoloskeletal.
Penelitian ini menggunakan metode survei yang bersifat analitik observasi. Sampel penelitian adalah staf karyawan kantor dengan jenis pekerjaan entry data. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random, yaitu pengambilan sampel secara acak berdasarkan karakteristik tertentu. Jumlah sample penelitian adalah 15 tenaga kerja/karyawan.
Hasil pengukuran bahwa skor keluhan awal gangguan oto skeletal adalah 35,3 ± 6,85, sedangkan skor keluhan akhir adalah 45,6 ± 13,07. Telah terjadi penigkatan skor keluhan secara sangat signifikan dengan p = 0,001 (< 0,05). Ini berarti bahwa posisi komputer di PT. Astra Internasional Tbk-Honda Sales Operation Cabang Denpasar Bali pada staf karyawan kantor dengan jenis pekerjaan entry data memberikan efek terhadap gangguan otot skeletal secara sangat signifikan. Saran yang diberikan adalah perbaikan/redesign stasiun kerja sehingga menghasilkan kesesuaianb antara stasiun kerja, alat dan karayawan. Selain itu pelatihan tentang cara pengendoran otot-otot setelah bekerja juga diperlukan.
Kata kunci : Keluhan Muskoloskeletal, Layout Posisi Monitor Komputer
Kepustakaan : 6, 1970-2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat
Alloh SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan berkahnya sehingga penulis
dapat melaksanakan praktek kerja lapangan dan dapat menyelesaikan penulisan
laporan khusus dengan judul “Pengaruh Layout Posisi Monitor Komputer
Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Staf Karyawan Entry Data DI PT.
ASTRA INTERNASIONAL Tbk-HSO Cabang Denpasar, Bali”.
Penulisan laporan magang ini disusun sebagai salah satu syarat
menyelesaikan program studi pendidikan di Program D-III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Disamping itu praktek kerja lapangan ini dilaksanakan untuk menambah wawasan
penulis di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak akan selesai
tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam memberikan bimbingan dan dukungan, baik bersifat meterial
dan spiritual kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun bagi kesempurnaan laporan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis banyak menerima bantuan
dari berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak H. Dr. dr. A.A. Subiyanto selaku Dekan Fakultas Kedoteran
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
2. Bapak dr Putu Suriyasa, Ms, Sp, OK, PKK selaku ketua program D-III
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Ibu dr. Vitri Widyaningsih selaku dosen pembimbing I dalam penyusunan
laporan ini.
4. Bapak Tarwaka, PGDip. Sc., M.Erg selaku dosen pembimbing II dalam
penyusunan laporan ini.
5. Ibu C. Suzanna Anggraini, selaku Personal dan General Affair Officer di PT.
Astra Internasional Tbk-HSO Cabang Denpasar, Bali yang telah menerima
penulis dalam pelaksanaan magang.
6. Bapak Tangguh, selaku EHS .dan pembimbing di PT. Astra Internasional
Tbk-HSO Cabang Denpasar, Bali terima kasih atas bimbingan, dorongan,
bantuan, ilmu dan waktu yang telah diberikan sehingga dapat menyelesaikan
tugas akhir ini.
7. Bapak dan Ibu staf karyawan PT. Astra Internasional Tbk-HSO Cabang
Denpasar Bali yang telah ramah, memberikan bantuan moril dan arahan demi
kelancaran selama pelaksanaan magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
8. Bapak, Ibu, dan kakak saya tercinta, Bapak Sukarno K, Ibu Djamiatun dan
Kakak Gustina A.S.P yang tiada hentinya memberikan semangat, do’a,
arahan serta fasilitas dalam hidup keseharian selama penulis belajar di
Program D-III Hiperkes dan KK Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas
Maret Surakarta dan melaksanakan magang PT. Astra Internasional Tbk-
HSO Cabang Denpasar, Bali .
9. Om Parji dan Om Tamen yang telah memberikan semangat, do’a dan
membantu fasilitas dalam hidup keseharian selama penulis melaksanakan
magang di PT. Astra Internasional Tbk-HSO Cabang Denpasar, Bali.
10. Teman-temanku yang mengenal aku, terutama angkatan 2006 Program D-III
Hiperkes dan KK Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan saran dan kritik sehingga penulis termotivasi.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan lebih lanjut. Harapan penulis semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 01 Juni 2009
Penulis
Tomi Raya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 6
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 26
B. Lokasi Penelitian................................................................................ 26
C. Waktu Penelitian ................................................................................. 26
D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 27
E. Variabel Penelitian .............................................................................. 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
F. Sumber Data ........................................................................................ 28
G. Instrumen Penelitian ........................................................................... 29
H. Desian Penelitian ................................................................................ 29
I. Analisa Data ........................................................................................ 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................... 35
B. Pembahasan ......................................................................................... 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 42
B. Saran .................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 45
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Identitas Responden pada pekerjaan entry data ................................ 34
Tabel 2. Hasil Skor Tingkat Gangguan Otot Skeletal .............................................. 35
Tabel 3. Analisa Skor Keluhan Awal dan Skor Keluhan Akhir Keseluruhan ........ 36
Tabel 4. Analisa pada Layout Posisi Monitor Depan Bawah ................................... 37
Tabel 5. Analisa pada Layout Posisi Monitor Depan ............................................... 37
Tabel 6. Analisa pada Layout Posisi Monitor Samping Kanan ............................... 37
Tabel 7. Analisa pada Layout Posisi Monitor Samping Kiri.................................... 37
Tabel 8. Hasil Skor Tingkat Gangguan Tiap Otot Skeletal ...................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Keyboard QWERTY ................................................................................. 10
Gambar 1.2 Orang gemuk dengan Keyboard QWERTY............................................. 10
Gambar 1.3 Keyboard Split............................................................................................ 10
Gambar 1.4 Posisi Papan Keyboard .............................................................................. 10
Gambar 2 Peragaan Perluasan Pergelangan Tangan yang tidak diinginkan............ 11
Gambar 2.1 Posisi Pergelangan Tangan yang baik ...................................................... 11
Gambar 3 Posisi Monitor terhadap Mata ................................................................... 13
Gambar 4 Posisi Duduk yang Baik ............................................................................ 13
Gambar 5 Penopang Kaki ........................................................................................... 14
Gambar 6 Bantalan Punggung .................................................................................... 15
Gambar 7 Pemegang Dokumen .................................................................................. 15
Gambar 8 Carpal Tunnel Syndrome........................................................................... 16
Gambar 9 Aktivitas yang menyebabkan CTS ........................................................... 17
Gambar 10 Stasiun Kerja Staf Karyawan di PT Astra Internasional Tbk-Honda
Sales Operation Cabang Denpasar Bali .................................................... 33
Gambar 11 Diagram Hasil Skor Tingkat Gangguan Otot Skeletal ............................ 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Nordic Body Map.
Lampiran 2. Hasil Analisa SPSS (Descriptive Statistic dan Paired Samples
Test).
Lampiran 3. Hasil Kuesioner Pre Test dan Post Test
Lampiran 4. Activity Plan Magang / PKL.
Lampiran 5.` Surat Keterangan Selesai Magang / PKL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemakaian komputer saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan dengan 7
hingga 10 tahun yang lalu. Hampir semua aspek pekerjaan baik di sektor bisnis
dan perkantoran maupun industri telah memanfaatkaan dukungan teknologi dan
perangkat komputer dengan karakteristik masing-masing. Faktor kecepatan,
kemudahan dan efisiensi menjadi daya tarik untuk memanfaatkan teknologi
komputer (Suhardi, 2008).
Frekuensi dan durasi/waktu interaksi kita dengan komputer akan semakin
bertambah. Frekuensi dan durasi interaksi ditentukan juga dengan jenis
pemakaian, pekerjaan atau profesi dari pemakai komputer tersebut. Meningkatnya
interaksi antara pekerja dengan perangkat komputer di satu sisi menggembirakan.
Karena penyelesaian pekerjaan dengan komputer akan menjadi efektif dan efisien
(Suhardi, 2008).
Pemakaian komputer di samping menguntungkan, juga harus diwaspadai
dampaknya terhadap kesehatan. Meskipun kesehatan kerja dipengaruhi oleh
banyak faktor, tetapi bagi orang yang memiliki intensitas pemakaian komputer
tinggi, komputer menjadi faktor penyebab gangguan kesehatan paling tinggi
(Suhardi, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Menurut Suma’mur (1994) ada 5 faktor beban tambahan yang dalam
kadar tertentu dapat mengganggu daya kerja seorang tenaga kerja. 5 faktor
tersebut adalah:
1. Faktor Fisik, yaitu penerangan, kebisingan, tekanan panas, getaran, dan
radiasi.
2. Faktor Biologi, yaitu golongan bakteri, jamur, serta golongan mikrobiologi
lainnya.
3. Faktor Kimia, yaitu debu, uap, fume, gas, dan lain-lainnya.
4. Faktor Fisiologi, yaitu konstruksi mesin, sikap kerja, keserasian mesin dengan
manusia, dan lainnya.
5. Faktor Mental psikologis, yaitu mengenai suasana kerja, hubungan antar
pekerja, dan sebagainya.
Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang
dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap tubuh. Posisi tubuh dalam bekerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan
yang dilakukan. Masing-masing mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
tubuh (Grandjean dalam Tarwaka dkk, 2004).
PT. Astra Internasional Tbk-Honda Sales Operation Cabang Denpasar
Bali adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi kendaraan
bermotor dan perawatan yang didalam melaksanakan kegiatannya tersebut
menggunakan komputer, mesin-mesin dan peralatan yang dioperasikan oleh
tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Aspek ergonomi merupakan salah satu yang perlu diperhatikan,
mengingat di PT. Astra Internasional Tbk-Honda Sales Operation Cabang
Denpasar Bali tersebut terdapat jenis pekerjaan entry data/memasukkan data ke
dalam komputer di bagian staf karyawan yang merupakan sikap kerja duduk yang
memiliki waktu kerja ± 8 jam dan monoton, dengan waktu kerja selama ± 8 jam
dan monoton gerakkanya memerlukan persiapan baik fisik maupun mental.
Walaupun selama pekerjaan berlangsung para karyawan tidak memerlukan
pekerjaan fisik yang berat, namun persiapan fisik diperlukan karena duduk statis
dalam waktu lama yang membosankan dan melelahkan. Duduk tegang, kaku, dan
adanya paksaan gerakkan akan memberikan tekanan pada tulang belakang. Sikap
kerja akibat stasiun kerja yang keliru tidak sesuai dengan antropometri pemakai
juga dapat menambah tekanan yang terjadi dan merupakan penyebab utama
adanya masalah-masalah punggung. (Suma’mur, Grandjean, dan Nurmianto
dalam Tarwaka dkk, 2004).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mencoba mengetahui
lebih dalam permasalahan tersebut dengan mengambil judul penelitian “Pengaruh
Posisi Komputer Terhadap Keluhan Muskoloskeletal pada Staf Karyawan dengan
jenis Entry Data di PT. Astra Internasional-Honda Sales Operation cabang
Denpasar, Bali.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut “Apakah ada pengaruh antara posisi komputer terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
keluhan muskuloskeletal pada staff karyawan entry data di PT. Astra
Internasional-Honda Sales Operation cabang Denpasar, Bali?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sikap kerja yang dilaksanakan oleh staf karyawan apakah
sudah benar.
2. Untuk mengetahui keluhan muskoloskeletal pada staf karyawan.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara posisi komputer terhadap
keluhan muskuloskeletal pada staff karyawan entry data.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi:
1. Bagi Perusahaan
a) Dapat digunakan sebagai bahan monitoring kondisi lingkungan kerja bagi
perusahaan.
b) Memeberikan masukan bagi perusahaan tentang pengaruh stasiun kerja
terhadap kesehatan (keluhan muskoloskeletal).
c) Memberikan masukan bagi perusahaan tentang tindakan korektif yang
diperlukan untuk menanggulangi akibat dari stasiun kerja yang tidak
ergonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Bagi Penulis
Sarana penerapan dan pengembangan ilmu yang secara teoritik di
dapat dalam perkuliahan sehingga menambah pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman.
3. Bagi Pekerja
Sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dan
memberikan pengetahuan serta informasi bagi tenaga kerja bahwa produktivitas
kerja dan kesehatan kerja ikut dipengaruhi oleh sikap kerja yang benar.
4. Bagi Instansi Pendidikan
Dapat dijadikan referensi untuk diadakannya penelitian selanjutnya
serta penambah pengetahuan bagi para pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Peralatan Pada Stasiun Kerja Komputer
Peralatan yang dipergunakan pada stasiun kerja komputer ini meliputi:
mouse, keyboard layar/monitor, meja komputer. Masing-masing dari peralatan
tersebut jenisnya bermacam-macam (Suhardi, 2008).
a. Mouse
Mouse ini merupakan alat untuk menggerakkan kursor. Bentuk mouse ini juga
mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu untuk mengakomodasikan
kenyamanan bagi pengguna.
b. Layar komputer atau monitor
Layar komputer atau monitor adalah peralatan untuk menampilkan obyek
ataupun gambar. Bentuk layar komputer juga terus mengalami perubahan.
c. Keyboard
Keyboard adalah peralatan untuk input. Perkembangan bentuk keyboard saat
ini juga mengikuti kaidah-kaidah ergonomi.
d. Meja komputer
Meja komputer ini merupakan peralatan untuk meletakkan layar monitor, CPU,
keyboard dan printer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
e. Kursi
Kursi salah satu komponen penting di tempat kerja anda. Kursi yang baik akan
mampu memberikan postur dan sirkulasi yang baik dan akan membantu
menghindari ketidaknyamanan. Pilih kursi yang nyaman, dapat diatur, dan
memiliki penyangga punggung.
2. Pengaturan Stasiun Kerja Komputer
Mengoperasikan komputer dengan menerapkan prinsip-prinsip ergonomi
merupakan cara yang tepat dalam menghindari ketidaknyamanan.
Ketidaknyamanan ini pada akhirnya akan menimbulkan gangguan kesehatan.
Berikut ini panduan cara kerja dan pengaturan tempat maupun perangkat kerja
yang akan menghindarkan dari ketidaknyamanan mengoperasikan komputer
(Suhardi, 2008).
a. Tempat Kerja
Bagaimana mengatur elemen atau komponen tempat kerja sehingga sesuai
dengan kebutuhan merupakan faktor paling penting untuk mendapatkan
kondisi kerja yang nyaman. Pikirkan dan tentukan bagaimana layout dan posisi
terbaik perangkat kerja yang diperlukan. Bagaimana memanfaatkan tempat
kerja secara efektif. Langkah ini akan dapat menghemat waktu dan tenaga
dalam menyelesaikan pekerjaan. Pastikan bahwa:
1) Cukup tempat di meja untuk menata posisi yang paling nyaman untuk CPU,
monitor, keyboard, mouse, printer, penyangga buku, dan piranti lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Atur meja dengan mempertimbangkan bagaiamana perangkat itu akan
digunakan. Perangkat paling sering digunakan seperti mouse, tempatkan di
posisi paling mudah dijangkau.
3) Atur pencahayaan ruang kerja secara optimal. Cahaya terlalu kuat
mengakibatkan tampilan monitor tidak tajam. Cahaya rendah potensi
menyebabkan gangguan pada mata. Hindari lampu yang menyorot langsung
ke monitor karena akan memunculkan pantulan di layar. Usahakan posisi
sejajar terhadap jendela, jangan berhadapan atau membelakangi.
4) Buku, laporan, atau bahan cetakan yang diperlukan dalam bekerja
sebaiknya diletakkan di dekat monitor. Bisa di bawah atau disampingnya.
b. Keyboard
Sebagai perangkat input, perangkat ini mutlak diperlukan dan selalu kita
pegang ketika kita bekerja dengan komputer. Untuk pemakaian yang nyaman
usahakan dalam posisi sebagai berikut:
1) Posisikan keyboard sehingga lengan anda dalam posisi relaks dan nyaman,
lengan bagian depan dalam posisi horizontal.
2) Pundak dalam posisi relaks tidak tegang dan terangkat ke atas.
3) Pergelangan tangan harus lurus, tidak menekuk ke atas atau ke bawah.
4) Ketika mengetik tangan harus ikut bergeser ke kiri-kanan sehingga jari tidak
dipaksa meraih tombol-tombol yang dimaksud.
5) Jangan memukul tombol, tekan tombol secara halus sehingga tangan dan
jari tetap relaks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
6) Perimbangkan untuk memanfaatkan keyboard ergonomik yang dirancang
untuk dapat diatur sesuai ukuran jari dan posisi lengan.
7) Manfaatkan fitur shortcut dan macro untuk melakukan suatu aktivitas di
komputer. Misal; Ctrl+C untuk menyimpan. Shortcut/macro akan mampu
mengurangi aktivitas penekanan tombol. Seperti penjelasan di atas, postur
dan posisi yang salah dalam pemakaian keyboard maupun mouse potensi
menyebabkan gangguan CTS.
Keyboard paling baik bagi kebanyakan orang adalah keyboard standar
QWERTY (gambar 1.1) yang ada di semua komputer. Layout keyboardnya
membuat kebanyakan pengguna memencet tombol tanpa menyimpangkan
pergelangan tangan antara satu dengan yang lain. Operator komputer dengan
bahu yang besar atau gemuk sekali mungkin kesulitan dalam menggunakan
keyboard QWERTY. Karena jenis tubuh ini cenderung memaksa siku untuk
keluar, hal ini akan mengubah posisi netral pergelangan tangan. Orang Gemuk
dengan Keyboard QWERTY (gambar 1.2). Untuk pekerja dengan jenis tubuh
ini, keyboard alternatif seperti keyboard split (gambar 1.3) mungkin sangat
tepat. Sebelum mengganti keyboard, yakinkan bahwa alternatif tersebut akan
mengurangi penyimpangan pergelangan tangan. Pergelangan tangan harus
lurus seperti menggambar garis-garis khayal melalui pusat siku, meluas melalui
ujung jari dan pergelangan tangan. Garis-garis khayal harus paralel dengan
lantai. Papan keyboard harus menghilangkan legs dan harus pada ketinggian
tertentu agar dapat menjaga lengan bawah paralel dengan lantai (gambar1.4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Gambar 1.1 Keyboard QWERTY Gambar 1.2 Orang Gemuk dengan
Keyboard QWERTY
Gambar 1.3 Keyboard Split Gambar 1.4 Posisi Papan Keyboard
c. Mouse
1) Tempatkan mouse dekat dan di permukaan yang sama dengan keyboard,
sehingga dapat diraih dan digunakan tanpa harus meregangkan tangan ke
posisi yang berbeda.
2) Pegang mouse secara ringan dan klik dengan tegas. Gerakkan mouse
dengan lengan, jangan hanya dengan pergelangan. Jangan tumpukan
pergelangan atau lengan bagian depan di meja ketika menggerakkan
mouse.
3) Untuk jenis rolling-ball mouse, bersihkan secara periodik karena mouse
yang kotor akan mengganggu pergerakan kursor dan menyebabkan
pergelangan tangan menjadi tegang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
4) Gunakan optical mouse untuk memperoleh gerakan kursor yang lebih
presisi. Pekerjaan di bidang CAD/grafis sebaiknya menggunakan mouse
jenis ini. Usaha untuk mengarahkan kursor secara presisi akan cenderung
meningkatkan ketegangan di otot lengan dan bahu.
5) Pertimbangkan untuk menggunakan scroll-point mouse, sehingga gerakan
scrolling di layar dapat lebih mudah dilakukan.
Peralatan input non keyboard harus dipilih berdasarkan pada pekerjaan dan
yang memberikan kenyamanan, sikap netral. Bayangkan, sebuah garis
digambar melalui pusat pergelangan tangan. Garis ini harus paralel dengan
lantai. Gambar 2 memeragakan perluasan pergelangan tangan yang tidak
diinginkan.
Gambar 2 memeragakan perluasan pergelangan tangan yang tidak diinginkan.
Gambar 2.1 ini memeragakan sikap pergelangan yang baik dalam
menggunakan mouse, trackball dan touchpad. Peralatan input harus
dilokasikan segera di sebelah kanan atau kiri keyboard, pada ketinggian yang
sama dengan keyboard dan masih dalam jangkauan yang dekat seperti
keyboard.
Gambar 2.1 Posisi Pergelangan Tangan yang Baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Monitor
1) Posisi layar monitor sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan
pantulan cahaya dari lampu, jendela atau sumber cahaya lain. Apabila
tidak memungkinkan untuk mengatur posisi layar monitor, pertimbangkan
untuk memasang filter di depan layar monitor.
2) Untuk kenyamanan, atur monitor sehingga mata sama tingginya dengan
tepi atas layar, sekitar 5-6 cm di bawah bagian atas casing monitor.
Monitor yang terlalu rendah akan menyebabkan leher dan pundak nyeri.
3) Atur posisi sehingga jarak anda dan monitor berkisar 50-60 cm. Monitor
yang terlalu dekat mengakibatkan mata tegang, cepat lelah, dan potensi
gangguan penglihatan.
4) Posisi monitor tepat lurus di depan anda, jangan sampai memaksa kepala
anda menoleh untuk melihat layar.
5) Sedikit tengadahkan monitor sehingga bagian atas monitor sedikit ke
belakang.
6) Atur level brightness dan contrast monitor senyaman mungkin. Jangan
terlalu redup, jangan terlalu terang. Ketika kondisi cahaya di ruang
berubah, sesuaikan lagi brightness dan contrast monitor.
7) Bersihkan layar monitor secara periodik. Layar yang kotor akan
menimbulkan efek pantulan dan tampilan buram.
8) Apabila anda mengalami kesulitan untuk melihat tampilan layar dengan
jarak 50-60 cm, coba besarkan tampilan atau resolusi layar. Apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
resolusi 1024 x 768 terlalu kecil, ubah ke 800 x 600. Atur warna dan
ukuran font apabila perlu.
Gambar 3 Posisi Monitor Terhadap Mata
e. Kursi
1) Paha anda dalam posisi horizontal dan punggung bagian bawah atau
pinggang anda terdukung. Tanpa ini, punggung dan pinggang anda
berpotensi mendapatkan gangguan.
2) Bila kursi kurang dapat diatur, bagian bawah punggung dapat dibantu
dengan diberi bantal.
3) Telapak kaki harus dapat menumpu secara rata di lantai ketika duduk dan
ketika menggunakan keyboard. Apabila tidak dapat maka kursi mungkin
terlalu tinggi dan perlu memanfaatkan penyangga kaki.
4) Kadang-kadang ubah posisi duduk selama bekerja karena duduk dalam
posisi tetap dalam jangka lama akan mempercepat ketidaknyamanan.
Gambar 4. Posisi Duduk yang Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
f. Penopang Kaki
Kaki harus ditopang dan paha setidaknya paralel dengan lantai. Kondisi ini
akan membantu menjaga paha dan lutut pada sudut 90 derajat. Jika kursi
ditinggikan dan kaki tidak lagi menyentuh lantai, maka penopang atau ganjalan
kaki direkomendasikan untuk membawa lantai tersebut menyentuh kaki.
Sebaiknya ganjalan kaki dibuat dengan permukaan anti selip, yang mempunyai
berat cukup agar posisinya tidak berubah-ubah. Cukup luas untuk
mengakomodasi kedua kaki.
Gambar 5 Penopang Kaki
Tujuan penopang kaki ini adalah:
1) Memberikan suatu sandaran untuk kaki bagi orang bertubuh pendek.
2) Menyediakan variasi posisi untuk kaki pada saat berdiri
3) Memberikan dukungan pada salah satu kaki dengan waktu tertentu sebagai
variasi.
g. Bantalan Punggung
Tujuan dari bantalan punggung ini untuk melindungi bagian bawah tulang
belakang. Idealnya, perlindungan terhadap tulang belakang bagian bawah harus
sudah menjadi bagian dari kursi itu sendiri. Pada desain kursi yang ergonomis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
terdapat bagian kursi yang dapat digerakan secara memutar pada berbagai
macam sudut.
Gambar 6 Bantalan Punggung
h. Pemegang Dokumen
Pemegang dokumen dapat membantu dalam penempatan material yang tepat.
Juga, menjaga obyek yang sering digunakan dalam jarak jangkauan yang
nyaman.
Gambar 7 Pemegang Dokumen
3. Gangguan Kesehatan Pemakaian Komputer
Menurut Suhardi, (2008) gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
intensitas pemakaian komputer cenderung pada gangguan atau cidera tingkat
rendah. Cidera ini muncul dalam jangka waktu yang lama akibat proses yang
salah dan berulang dalam waktu lama ketika menggunakan komputer. Gangguan
kesehatan yang umum terjadi meliputi gangguan saraf, gangguan penglihatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
cidera otot dan pergelangan, dan lain-lain. Gangguan tersebut rata-rata
diakibatkan kurangnya aliran darah serta ketegangan di bagian tubuh tertentu
secara terus menerus dan berulang. Gangguan kesehatan akibat pemakaian
komputer yang salah dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Gangguan Pada Bagian Mata dan Kepala
Gangguan pada bagian mata dan kepala sering disebut dengan computer vision
syndrome, mulai dari nyeri atau sakit kepala, mata kering dan iritasi, mata
lelah, hingga gangguan yang lebih serius dan lebih permanen. Gangguan pada
mata yang lebih serius seperti kemampuan fokus mata menjadi lemah,
penglihatan kabur (astigmatisma, myopi, presbyopi), pandangan ganda, hingga
disorientasi warna.
b. Gangguan Pada Lengan dan Tangan
Gangguan pada bagian lengan dan telapak tangan mulai nyeri pada
pergelangan tangan karena gangguan pada otot tendon di bagian pergelangan,
nyeri siku, hingga cidera yang lebih serius seperti Carpal Tunnel Syndrome
(CTS). CTS yaitu terjepitnya syaraf di bagian pergelangan yang menyebabkan
nyeri di sekujur tangan. CTS harus segera diatasi sebelum terlambat, karena
pada stadium lanjut tindakan operasi harus dilakukan. Berikut ini gambar CTS.
Gambar 8 Carpal Tunnel Syndrome
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Penyebab CTS adalah sebagai berikut:
1) Pekerjaan berulang-ulang.
2) Pemakaian tenaga berlebihan
3) Tekanan terus-menerus
4) Getaran
Berikut ini beberapa aktivitas mengetik dengan keyboard yang bisa
menyebabkan CTS.
Gambar 9 Aktivitas yang Menyebabkan CTS
c. Gangguan Pada Leher, Pundak danPunggung
Kelompok gangguan lainnya berupa nyeri pada bagian leher, pundak,
punggung dan pinggang. Nyeri di bagian ini sering pula mengakibatkan
gangguan nyeri di bagian paha dan betis.
4. Keluhan Muskulokeletal
Keluhan muskulokeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat
sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang
lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament
dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan
keluhan muskuloskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada system
muskuloskeletal (Grandjean, Lemasters dalam Tarwaka, 2008). Secara garis besar
keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
a. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang
apabila pembebanan dihentikan.
b. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot
masih terus berlanjut.
Faktor penyebab terjadinya keluhan muskuloskeletal :
a. Peregangan otot yang berlebihan
Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang
diperlukan melampaui kekuatan optimum otot (Tarwaka,2004). Apabila hal
serupa sering dilakukan, maka dapat memepertinggi resiko terjadinya keluhan
otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.
b. Aktivitas berulang
Keluhan otot dapat terjadi apabila otot menerima tekanan akibat beban kerja
secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.
c. Sikap kerja tidak alamiah
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-
bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan tangan
terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat, dan sebagainya.
Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin
tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja ini pada
umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja (Grandjean, Anis &
McConville, Waters & Anderson, & Manuaba dalam Tarwaka, 2004)
d. Faktor penyebab sekunder
1). Tekanan
Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak. Misalnya pada
saat tangan sedang memegang alat, maka jaringan otot yang lunak akan
menerima tekanan langsung dari pegangan alat, dan apabila hal ini sering
terjadi dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap (Tarwaka, 2004)
2). Getaran
Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot
bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar,
penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot
(Suma’mur dalam Tarawaka dkk, 2004).
3). Mikroklimat
Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan,
kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban,
sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot (Astrand &
Rodahl, Pulat, Wilson & Corlet dalam Tarwaka dkk, 2004), demikian
pula dengan paparan suhuh panas. Beda suhu lingkungan dengan suhu
tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian energi yang ada dalam
tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan
lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi dengan pasokan
energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai energi ke otot.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Sebagainya akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke
otot menurun, proses metabolism karbohidrat terhambat dan terjadi
penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri otot
(Suma’mur, Grandjean dalam Tarwaka dkk, 2004).
e. Penyebab Kombinasi
Disamping kelima factor penyebab terjadinya keluhan otot tersebut diatas,
beberapa ahli menjelaskan bahwa factor individu seperti umur, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh juga dapat
menjadi penyebab terjadinya keluhan otot skeletal.
1). Umur
Umur mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan keluhan otot
(Riihimarki et all, 1989). Pada umumnya keluhan otot skeletal mulai
dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-65 tahun. Keluhan pertama biasanya
dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat
sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur
setengah baya, kekuatan da ketahanan otot mulai menurun sehingga resiko
terjadinya keluhan otot meningkat.
2). Jenis Kelamin
Dari hasil beberapa penelitian secara signififkan menunjukkan bahwa jenis
kelamin sangat mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot. Hal ini terjadi
karena secara fisiologis kemampuan otot wanita memang lebih rendah
daripada pria. Kekuatan otot wanita hanya sekitar dua per tiga dari
kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dibandingkan dengan wanita (Astrand & Rodahl dalam Tarwaka dkk,
2004).
3). Kebiasaan Merokok
Dari beeberapa penelitian membuktikan bahwa meningkatnya keluhan otot
sangat erat hubungannya dengan lama dan tingkat kebiasaan merokok.
Semakin lama dan semakin tinggi frekuensi merokok, semakin tinggi pula
tingkat keluhan otot yang dirasakan. Kebiasaan merokok dapat
menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga kemampuan paru-paru untuk
mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai akibatnya tingkat kesegaran
tubuh juga menurun. Apabila tenaga kerja yang bersangkutan harus
melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah
lelah karena kandungan oksigen dalam darah menjadi rendah, pembakaran
karbohidrat terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbul
rasa nyeri otot.
4). Kesegaran Jasmani
Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi resiko terjadinya
keluhan otot. Keluhan otot akan meningkat seiring dengan bertambahnya
aktivitas fisik. Pada umumnya keluhan otot lebih jarang ditemukan pada
seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu
untuk istirahat. Sebaliknya, bagi yang dalam kesehariannya melakukan
pekerjaan yang memerlukan pengerahan tenaga yang besar, disisi lain
tidak mempunyai waktu yang cukup untuk istirahat hampir dapat
dipastikan akan terjadi keluhan otot.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
5). Kekuatan fisik
Hubungan antara kekuatan fisik dengan resiko keluhan otot skeletal masih
banyak diperdebatkan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan, namun penelitian lainnya menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara kekuatan fisik dengan keluhan otot skeletal.
Chaffin & Park dalam Tarwaka dkk,(2004) yang dilaporkan oleh NIOSH
menemukan adanya peningkatan keluhan punggung yang tajam pada
pekerja yang melakukan tugas yang menuntut kekuatan melebihi batas
kekuatan otot pekerja. Bagi pekerja yang kekuatan ototnya rendah, resiko
terjadinya keluhan tiga kali lipat dari yang mempunyai kekuatann tinggi.
Pekerja yang sudah mempunyai keluhan pinggang mampu melakukan
pekerjaan seperti pekerja lainnya yang belum memiliki keluhan pinggang
(Betti’e et al, 1990).
6). Ukuran Tubuh (Antropometri)
Walaupun pengaruhnya relatif kecil, berat badan, tinggi badan dan massa
tubuh merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinyakeluhan otot
skeletal. Vesy et al (1990) menyatakan bahwa wanita yang gemuk
mempunyai resiko dua kali lipat dibandingkan wanita kurus. Sedangkan
Werner et al (1994) menyatakan bahwa pasien yang gemuk (obesitas
dengan massa tubuh >29) mempunyai resiko 2,5 lebih tinggi dibandingkan
dengan yang kurus (massa tubuh <20), khususnya untuk otot kaki. Apabila
dicermati, keluhan otot skeletal yang terkait dengan ukuran tubuh lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
disebabkan oleh kondisi keseimbangan struktur rangka di dalam menerima
beban, baik beban berat tubuh maupun beban tambahan lainnya.
5. Pengukuran Sumber Penyebab Keluhan Muskuloskeletal.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengetahui dan menilai
keluhan musculoskeletal pada pekerja dengan melakukan evaluasi ergonomik
untuk mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan resiko keluhan otot
skeletal (Tarwaka, 2004). Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit
karena melibatkan berbagai faktor subjektif seperti kinerja, motivasi, harapan dan
toleransi kelelahan (Waters & Anderson dalam Tarwaka, 2004). Alat ukur yang
digunakan mulai dari yang sederhana seperti checklist hingga sistem komputer.
6. Kuesioner Nordic Body Map
Nordic body map merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengetahui tingkat keluhan otot pada pekerja. Melalui Nordic body map dapat
diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluahan
mulai dari rasa tidak nyaman (agak sakit) sampai sangat sakit (Corlett dalam
Tarwaka dkk, 2004).
Dengan melihat dan menganalisa peta tubuh (NBM) pada lampiran 1, maka
dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh
pekerja. Cara ini sangat sederhana namun kurang teliti karena mengandung
subjektivitas yang tinggi. Untuk menekan bias yang mungkin terjadi, maka
sebaiknya pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas kerja
(pre and post test).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
7. Langkah Mengatasi Keluhan Muskuloskeletal
Berdasarkan rekomendasi dari Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), tindakan ergonomik untuk mencegah adanya sumber
penyakit adalah melalui dua cara, yaitu rekayasa teknik (desain stasiun dan alat
kerja) dan rekayasa manajemen (kriteria dan organisasi kerja), (Grandjeanm, Anis
& McConville, Waters & Anderson, Manuaba, Peter Vi dalamTarwaka dkk,
2004).
1). Rekayasa Teknik
a). Eliminasi, yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini
sulit dilakukan karena kondisi dan tuntutan pekerjaan yang mengharuskan
untuk menggunakan peralatan yang ada.
b). Subtitusi, yaitu mengganti peralatan lama dengan peralatan baru yang
aman, menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur
penggunaan peralatan.
c). Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja,
misalnya memisahkan ruang mesin yang bergetar dengan ruang kerja
lainnya, pemasangan alat peredam getaran dan sebagainya.
d). Ventilasi, yaitu dengan menambah ventilasi untuk mengurangi resiko
sakit, misalnya akibat suhu udara yang terlalu panas.
2). Rekayasa Manajemen
a). Pendidikan dan Pelatihan
b). Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang.
c). Pengawasan yang intensif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Kerangka Pemikiran
Peralatan Komputer
Pengaturan Layout Stasiun Kerja Komputer
Keluhan Muskuloskeletal
Pengukuran Kelelahan
Kenyamanan
Benar
Gangguan Kesehatan
Tidak
Produktivitas
PengendaliannKelelahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah Metode Observasional pengukuran
dan Survei Analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu mempelajari
dinamika korelasi antara faktor resiko (posisi komputer) dan efek (keluhan
muskuloskeletal) dengan model pendekatan/observasi (Murti, 2006).
B. Lokasi Penelitian
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini lokasi yang digunakan
adalah:
1. Nama perusahaan : PT. Astra Internasional Tbk-Honda Sales Operation
Cabang Denpasar Bali
2. Alamat : Jl. Cokroaminoto No. 80 Denpasar 80118 Bali
3. Jenis Perusahaan : Trading (distributor dan perawatan motor)
.
C. Waktu Penelitian
Pelaksanaan magang ini dilaksanakan dalam suatu rangkaian praktek
kerja lapangan yang dilaksanakan dari tanggal 1 April-30 April (Jadwal pada
Lampiran ). Pelaksanaan dilaksanakan setaip hari dari hari Senin-Sabtu mulai dari
jam 08.00-16.15 WITA, kecuali pada hari Sabtu mulai jam 08.00-12.00 WITA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian dalam suatu wilayah
tertentu (Murti, 2006). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tenaga kerja yang bekerja sebagai staf karyawan dengan jenis entry data di PT.
Astra Internasional-Honda Sales Operation cabang Denpasar, Bali. Jumlah
populasinya adalah 40 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari suatu populasi yang akan diteliti
(Murti, 2006). Pada penelitian ini penulis mengambil sampel dengan metode
purposive random sampling (sampel acak). Sampel yang diambil sebanyak 15
orang staf karyawan dengan kategori yang melakukan pekerjaan menggunakan
komputer.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang berpengaruh, yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah posisi komputer.
2. Variabel Terikat/Tergantung
Variabel Terikat/Tergantung dalam penelitian ini adalah keluhan otot
pada staf karyawan dengan jenis entry data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu adalah variabel yang secara teoritis berpengaruh
terhadap variabel terikat, namun tidak diingini pengaruhnya.
a. Variabel Terkendali : Umur, masa kerja, jenis kelamin, indeks ukuran tubuh,
lama paparan, riwayat kesehatan, ada tidaknya bantalan peredam.
b. Variabel Tak terkendali : Kondisi lingkungan (suhu, kebisisngan, penerangan,
dan sebagainya), Monotoni, keadaan gizi, kesegaran jasmani, hubungan kerja,
kerentanan individu.
F. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini di ambil dari:
1. Data primer :
Diambil dari hasil hasil pengisian kuesioner dan wawancara staf karyawan
dengan jenis entry data di PT. Astra Internasional-Honda Sales Operation
cabang Denpasar, Bali.
2. Data sekunder :
a. Data hasil observasi secara langsung, yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah observasi keadaan kantor bagian staf karyawan jenis entry data.
b. Data dari literatur-literatur untuk mengolah dan membandingkan data-data
yang diperoleh dengan mengacu pada literatur-literatur yang sesuai dengan
topik penelitian yang penulis lakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
G. Instrumen Penelitian
1. Kueisoner
Digunakan untuk mendapatkan data tentang keluhan muskoloskeletal
yang dialami oleh staf karyawan jenis entry data sebelum dan setelah pekerjaan
dilakukan.
2. Kamera
Digunakan untuk memperoleh gambaran tentang posisi komputer yang
berada pada kantor bagian staf karyawan.
3. Program SPSS versi 12.0
Digunakan untuk mengolah data yang dihasilkan.
H. Desain Penelitian
I. Analisa Data
Analisa data yang diperlukan termasuk analisa analitik mengenai keluhan
muskoloskeletal sebelum dan setelah pekerjaan dilakukan di PT. Astra
Populasi
Sampel
Posisi Komputer
Muskoloskeletal
T-Paired Test
Pre Test
Post Test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Internasional-Honda Sales Operation cabang Denpasar, Bali. Data yang diperoleh
dari hasil observasi dibandingkan dengan literatur yang diperoleh penulis,
sedangkan dari hasil skor awal (pre test) dengan skor akhir (post test) kuesioner
selanjutnya diolah menggunakan SPSS menggunakan Paired Samples Test pada
taraf signifikan 5 % (a = 0,05).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Astra Internasional Tbk-Honda Sales
Operation Cabang Denpasar Bali dengan subjek adalah staf karyawan PT. Astra
Internasional Tbk-Honda Sales Operation Cabang Denpasar Bali dengan jenis
pekerjaan entry data dengan usia 24 s.d 43 tahun. Diambil sebanyak 15 orang
pekerja perempuan dan pria untuk mengetahui pengaruh posisi komputer terhadap
keluhan pada muskoloskeletal pada staf karyawan dengan jenis pekerjaan entry
data ke komputer. Pendataan keluhan subjektif otot skeletal dilakukan pendataan
dengan kuisioner Nordic Body Map setiap karyawan. Proses kerja yang ada di
staff karyawan kantor adalah entry data/pemasukan data ke komputer. Pada
penelitian ini dikhususkan pada salah satu proses kerja yaitu proses entry data
yang memerlukan/adanya paksaan gerakkan yang monoton dan dengan waktu
relatif lebih lama. Dari hasil penelitian dan pengukuran diperoleh hasil sebagai
berikut :
1. Diskripsi Variabel (Sajian Data)
a. Deskripsi Pengaturan Stasiun Kerja Komputer pada staf karyawan dengan jenis
pekerjaan entry data PT. Astra Internasional Tbk-Honda Sales Operation
Cabang Denpasar Bali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Pekerjan entry data adalah pekerjaan operator komputer dalam
memasukkan data mentah yang selanjutnya dimasukkan ke dalam komputer
untuk diproses lebih lanjut dalam jangka waktu yang relatif lama selama ± 8
jam. Stasiun kerja yang ada di PT. Astra Internasional Tbk-Honda Sales
Operation Cabang Denpasar Bali pada staf karyawan dengan jenis pekerjaan
entry data ke komputer menggunakan berbagai macam meja, antara lain ada
yang menggunakan meja komputer dan meja kerja.
Penataan cukup tempat di meja, untuk menata posisi yang paling
nyaman untuk CPU, monitor, keyboard, mouse, printer, dan piranti lainnya
walaupun buku/dokumen-dokumen masih berserakkan. Keyboard yang
digunakan adalah jenis QWERTY, posisi keyboard benar sehingga lengan
dalam posisi relaks dan nyaman, lengan bagian depan dalam posisi horizontal.
Pundak dalam posisi relaks tidak tegang dan terangkat ke atas. Pergelangan
tangan lurus, tidak menekuk ke atas atau ke bawah. Ketika mengetik tangan
ikut bergeser ke kiri-kanan sehingga jari tidak dipaksa meraih tombol-tombol
yang dimaksud.
Dalam peletakan mouse berada dekat dan di permukaan yang sama
dengan keyboard, sehingga dapat diraih dan digunakan tanpa harus
meregangkan tangan ke posisi yang berbeda. Dalam peletakkan monitor jarak
antara mata ke monitor telah berjarak antara 50 – 60 cm, sedangkan posisinya
masih ada yang di depan, di depan bawah, dan di samping kiri-kanan, sehingga
mengharuskan adanya paksaan/sikap kerja tidak alamiah untuk menoleh ke
kanan-kiri atau menunduk ke bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Kursi yang dipegunakan pada karyawan staf kantor telah
menggunakan kursi ergonomi yang dapat memutar dan diatur ketinggiannya,
sehingga paha dalam posisi horizontal, punggung bagian bawah atau pinggang
terdukung, dan telapak kaki dapat menumpu secara rata di lantai ketika duduk,
namun tidak saat mengetik atau melakukan aktivitas pekerjaan yang lain,
karena tidak dilengkapi dengan penopang kaki. Pada gambar 10
menggambarkan sikap dan stasiun kerja pada staf karyawan kantor dengan
jenis entry data di PT. Astra Internasional Tbk-Honda Sales Operation Cabang
Denpasar Bali.
Gambar 10 Stasiun Kerja Staf Karyawan di PT. Astra Internasional Tbk-Honda
Sales Operation Cabang Denpasar Bali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Tabel Pengumpulan Data Penelitian
Tabel 1 Data Identitas Responden pada pekerjaan Entry Data
No Nama Umur Jenis Kelamin Status Pengalaman Kerja Posisi Komputer
1 I Made Adiasa 41 tahun Laki-laki Kawin 19 tahun 9 bulan Depan bawah
2 Ni Ana Lastiari 40 tahun Perempuan Kawin 19 tahun 4 bulan Depan bawah
3 Evita Citra Devi 25 tahun Perempuan Belum kawin 1 tahun 11 bulan Depan bawah
4 Made Sarmaya 35 tahun Laki-laki Kawin 19 tahun 2 bulan Depan
5 Ni Komang E. 38 tahun Perempuan Kawin 18 tahun 4 bulan Depan
6 I Gede Suweca 43 tahun Laki-laki Kawin 12 tahun 7 bulan Depan
7 Eny Mulyani 41 tahun Perempuan Kawin 19 tahun Kanan
8 I.G.A. Putri L. 38 tahun Perempuan Kawin 12 tahun 8 bulan Kanan
9 Listari 29 tahun Perempuan Kawin 5 tahun Kanan
10 Gunawan W.T. 25 tahun Laki-laki Belum kawin 1 tahun 5 bulan Kanan
11 I Nyoman Budiasa 42 tahun Laki-laki Kawin 21 tahun 5 bulan Kiri
12 Made Widiani 37 tahun Perempuan Kawin 17 tahun 9 bulan Kiri
13 A.A.R. Sri Mayuni 32 tahun Perempuan Kawin 8 tahun 6 bulan Kiri
14 Ni M. Pramini S. 34 tahun Perempuan Kawin 8 tahun Kiri
15 M. Adi Suantini 24 tahun Perempuan Belum kawin 6 tahun 1 bulan Kiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
c. Hasil Skor Tingkat Gangguan Otot Skeletal Responden.
Tabel 2 Hasil Skor Tingkat Gangguan Otot Skeletal Responden
Nama Skor Keluhan Awal Skor KeluhanAkhir Selisih Skor
I Made Adiasa
Ni Ana Lastiari
Evita Citra Devi
Made Sarmaya
Ni Komang E.
I Gede Suweca
Eny Mulyani
I.G.A. Putri L.
Listari
Gunawan W.T
I Nyoman Budiasa
Made Widiani
A.A.R.S. Mayuni
Ni M. Pramini S.
M. Adi Suantini
47
44
36
40
40
29
30
28
40
30
36
46
28
28
28
54
62
36
47
72
37
32
53
59
34
45
59
30
30
34
7 8 0 7
32 8 2
25
19 4 9
13 2 2 6
Rerata 35,3 45,6 10.27
SD. 6,85 13,07 9.37
Skala skor : 1 – 28 : Tidak Sakit 57 – 84 : Sakit
29 – 56 : Agak Sakit 85 – 112 : Sangat sakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Penilaian Hasil Kuesioner Nordic Body Map sebelum dan sesudah
kerja (pre dan post test) pada bagian staf karyawan PT. Astra Internasional
Tbk-Honda Sales Operation Cabang Denpasar Bali dengan jenis pekerjaan
entry data dapat ditunjukkan pada bagian berikut:
Gambar 11 Diagram Hasil Skor Tingkat Gangguan Otot Skeletal.
d. Hasil Analisa Skor Keluhan Awal dan Skor Keluhan Akhir Keseluruhan
dengan menggunakan SPSS v.12.
Tabel 3 Analisa Skor Keluhan Awal dan Skor Keluhan Akhir Keseluruhan
Keterangan N MinimumMaksimumRata-rata Standar deviasi Paired Samples Test (Sig. (2-tailed)
Keluhan Sebelum
Keluhan Sesudah
15
15
28
30
47
72
35,3
45,6
7,09
13,52
0,001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
e. Hasil Analisa Skor Keluhan Awal dan Skor Keluhan Akhir menurut masing-
masing Posisi Monitor dengan menggunakan SPSS v.12.
1) Posisi Monitor Depan Bawah
Tabel 4 Analisa pada Layout Posisi Monitor Depan Bawah.
Keterangan N MinimumMaksimumRata-rata Standar deviasi (Sig. 2-tailed)
Keluhan Sebelum
Keluhan Sesudah
3
3
36
36
47
62
42,3
50,7
5,68
13,32
0,253
2) Posisi Monitor Depan
Tabel 5 Analisa pada Layout Posisi Monitor Depan Bawah.
Keterangan N MinimumMaksimumRata-rata Standar deviasi (Sig. 2-tailed)
Keluhan Sebelum
Keluhan Sesudah
3
3
29
37
40
72
36,3
52
6,35
18,03
0,195
3) Posisi Monitor Samping Kanan
Tabel 6 Analisa pada Layout Posisi Monitor Samping Kanan.
Keterangan N MinimumMaksimumRata-rata Standar deviasi (Sig. 2-tailed)
Keluhan Sebelum
Keluhan Sesudah
4
4
28
32
40
59
32
44,5
5,42
13,53
0,113
4) Posisi Monitor Samping Kiri
Tabel 7 Analisa pada Layout Posisi Monitor Samping Kiri.
Keterangan N MinimumMaksimumRata-rata Standar deviasi (Sig. 2-tailed)
Keluhan Sebelum
Keluhan Sesudah
5
5
28
30
46
59
33,2
39,6
7,95
12,46
0,039
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
f. Hasil Skor Tingkat Gangguan Tiap Otot Skeletal.
Tabel 8 Tingkat Gangguan Otot Skeletal pada Tiap Bagian
Bagian Otot Skor Keluhan Awal Skor KeluhanAkhir Selisih Skor Leher Bagian Atas 25 34 9 Leher bagian bawah 24 31 7 Bahu Kiri 22 29 7 Bahu Kanan 20 27 7 Lengan Atas Kiri 18 24 6 Lengan Atas Kanan 18 23 5 Punggung 24 30 6 Pinggang 22 32 10 Bokong 21 31 10 Pantat 22 29 7 Siku Kiri 18 21 3 Siku Kanan 16 22 6 Lengan Bawah Kiri 17 21 4 Lengan Bawah Kanan 17 23 6 Pergelangan Tangan Kiri 17 20 3 Pergelangan Tangan Kanan 17 22 5 Jari-jari Tangan Kiri 17 20 3 Jari-jari Tangan Kanan 18 22 4 Paha Kiri 17 21 4 Paha Kanan 17 23 6 Lutut Kiri 22 24 2 Lutut Kanan 19 27 8 Betis Kiri 19 23 4 Betis Kanan 20 24 4 Pergelangan Kaki Kiri 17 19 2 Pergelangan Kaki Kanan 15 22 7 Jari Kaki Kiri 15 20 5 Jari Kaki Kanan 16 20 4
Rerata 18.93 24.43 5.5 SD. 2.81 4.29 2.19
Keterangan Skala skor : 1 – 30 : Tidak Dominan 30 – 60 : Dominan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
B. Pembahasan
1. Jenis Pekerjaan, Pengaturan Stasiun Kerja, Aktivitas dan Sikap Kerja
Dari hasil pengamatan pengaturan stasiun kerja pada staf karyawan
kantor dengan jenis pekerjaan entry data di PT. Astra Internasional Tbk-Honda
Sales Operation Cabang Denpasar Bali termasuk jenis pekerjaan ringan, namun
karena pengaturan stasiun kerja, sikap kerja yang tidak alamiah dan aktivitas
dalam durasi waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan ototskeletal.
Dalam pengaturan stasiun kerja penggunaan meja kerja sudah ergonomis,
sedangkan untuk penggunaan kursi telah menggunakan kursi yang dapat diatur
ketinggian dan digeser. Hanya saja dalam pengaturan layout meja kerja untuk
stasiun kerja komputer masih ada yang tidak sesuai. Seperti dalam peletakkan
monitor tidak segaris lurus dengan keyboard, ada yang di samping kanan atau kiri
dan ada pula yang berada di bawah, sehingga mengharuskan adannya gerakkan
paksaan/sikap kerja. Untuk penataan buku, dokumen, dan sebagainya masih
banyak yang berserakkan yang menyebabkan ruang gerak tidak leluasa.
Untuk aktivitas dan sikap kerja dalam berkomputer salah, dikarenakan
masih banyak staf karyawan yang bekerja dengan komputer mengoperasikan
dalam waktu yang relatif lama dan monoton untuk melakukan sikap kerja yang
tidak alamiah/adanya paksaan seperti menoleh ke samping kanan-kiri atau
menunduk ke bawah.
Hal tersebut berarti ini menandakkan adanya ketidakserasian antara
tenaga kerja dengan alat, cara dan proses kerjanya sesuai dengan Undang-Undang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
No 1 tahun 1970 BAB III pasal 3 nomor 1 huruf m tentang Syarat-Syarat
Keselamatan Kerja yang menerangkan “Memperoleh keserasian antara tenaga
kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.”
2. Analisa Keluhan Muskoloskeletal
a. Hasil Skor Tingkat Gangguan Otot Skeletal Responden Secara Keseluruhan.
Dari tabel 2 dan gambar 11 diagram hasil skor tingkat gangguan otot
skeletal dapat diketahui bahwa skor keluhan awal gangguan otot skeletal
adalah 35,3 ± 6,85, sedangkan skor keluhan akhir adalah 45,6 ± 13,07. Telah
terjadi peningkatan jumlah responden pada saat awal pengukuran dengan 4
responden merasakan tidak sakit dan 11 responden merasakan agak sakit
menjadi saat akhir pengukuran menjadi 11 responden merasakan agak sakit dan
4 responden merasakan sakit. Dari tabel 3 analisa skor keluhan awal dan skor
keluhan akhir keseluruhan terjadi penigkatan skor keluhan secara sangat
signifikan dengan p = 0,001 (< 0,05). Ini berarti bahwa secara keseluruhan
penggunaan komputer di PT. Astra Internasional Tbk-Honda Sales Operation
Cabang Denpasar Bali pada staf karyawan kantor dengan jenis pekerjaan entry
data memberikan efek terhadap gangguan otot skeletal secara sangat
signifikan.
b. Hasil Analisa Skor Keluhan Awal dan Skor Keluhan Akhir menurut masing-
masing Posisi Monitor.
Dari tabel 4,5,6,dan 7 analisa pada layout posisi monitor depan bawah
didapatkan nilai p=0,253; tabel analisa pada layout posisi monitor depan
didapatkan nilai p=0,195; analisa pada posisi monitor layout samping kanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
didapatkan nilai p=0,113; & analisa pada layout posisi monitor samping kiri
didapatkan nilai p=0,039. Ini berarti bahwa hanya pada layout samping kiri yang
memberikan efek yang signifikan dalam penggunaan komputer dengan
responden yang lebih antusias dan sungguh-sungguh dalam mengisi kuesioner.
Adanya keluhan gangguan saat pengukuran sebelum bekerja
dikarenakan adanya kemungkinan pengaruh faktor penyebab kombinasi, seperti
umur yang diterangkan bahwa pada umumnya keluhan otot skeletal mulai
dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-65 tahun. Jenis kelamin mempengaruhi
tingkat resiko keluhan otot, karena secara fisiologis kemampuan otot wanita
memang lebih rendah daripada pria. Kesegaran jasmani mempengaruhi keluhan
otot yang jarang ditemukan dalam aktivitas kesehariannya mempunyai cukup
waktu istirahat, dan demikian pula sebaliknya.
c. Hasil Skor Tingkat Gangguan Tiap Otot Skeletal
Dari tabel 8 tingkat gangguan tiap otot skeletal, dapat diketahui bahwa
otot yang paling dominan mendapatkan keluhan adalah bagian leher, pinggang
dan bokong. Hal ini disebabkan staf karyawan sering mengalami rasa sakit di
leher dan kepala karena terus menerus melihat layar monitor dan andanya
paksaan gerakkan yang monoton. Sedangkan staf karyawan komputer yang
duduk dalam jangka waktu cukup lama akan mengalami rasa sakit pada
pinggang dan bokong.
Dari hasil dan pembahasan penelitian ini yang kurang akurat seperti hasil
analisa statistik, maka masih perlu adanya penelitian lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaturan Stasiun Kerja di PT. Astra Internasional Tbk-Honda Sales
Operation Cabang Denpasar Bali masih belum sesuai dengan Undang-Undang
No 1 tahun 1970 BAB III pasal 3 nomor 1 huruf m tentang Syarat-Syarat
Keselamatan Kerja yang menerangkan “Memperoleh keserasian antara tenaga
kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.”
2. Faktor penyebab terjadinya keluhan muskoloskeletal di PT. Astra Internasional
Tbk-Honda Sales Operation Cabang Denpasar Bali pada staf karyawan kantor
dengan jenis pekerjaan entry data antara lain aktivitas berulang, pengaturan
stasiun kerja yang tidak ergonomis dan sikap kerja tidak alamiah.
3. Telah terjadi penigkatan skor keluhan otot skeletal keseluruhan secara sangat
signifikan dengan p = 0,001 (< 0,05). Ini berarti bahwa posisi komputer di PT.
Astra Internasional Tbk-Honda Sales Operation Cabang Denpasar Bali pada
staf karyawan kantor dengan jenis pekerjaan entry data memberikan efek
terhadap gangguan otot skeletal secara sangat signifikan.
4. Terjadi peningkatan secara signifikan hanya pada penggunaan layout posisi
monitor komputer menghadap samping kiri yang mempunyai nilai p < 0,05
yaitu p = 0,039.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
5. Otot yang paling dominan mendapatkan keluhan adalah bagian leher, pinggang
dan bokong.
6. Rasa sakit di leher dan kepala karena terus menerus melihat layar monitor dan
andanya paksaan gerakkan yang monoton. Sedangkan staf karyawan komputer
yang duduk dalam jangka waktu cukup lama akan mengalami rasa sakit pada
pinggang dan bokong.
B. Saran
Mengingat bahwa para staf karyawan dengan jenis entry data dapat
menimbulkan keluhan sementara (reversible), namun tidak menutup kemungkinan
akan berubah menjadi keluhan menetap (persistent) bila terjadi akumulasi, maka
untuk menekan timbulnya efek-efek yang kurang menguntungkan bagi
kenyamanan dan kesehatan para karyawan dapat dilakukan tindakan-tindakan
preventif, antara lain berikut ini:
1. Hendaknya mengatur layout posisi monitor sedemikian rupa sehingga dapat
segaris lurus dengan keyboard dan atau posisi tubuh tanpa adanya pakasaan
gerakkan, walaupun telah menggunakan kursi yang ergonomis yang dapat
diputar dan diatur ketinggiannya.
2. Perlu adanya penyuluhan dan pelatihan dalam cara penggunaan komputer
sehingga para karyawan dapat mengoperasikan dengan benar, sehingga tidak
menimbulkan sikap kerja yang tidak alamiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3. Untuk mengatasi gangguan otot skeletal responden dapat melakukan stretching
atau senam-senam pelemasan/ringan.
4. Perlunya peningkatan kesadaran terhadap karyawan untuk antusias dan
sungguh-sungguh dalam mengikuti setiap penelitian yang dilakukan
perusahaan baik secara langsung atau menggunakan jasa orang/instansi yang
lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
DAFTAR PUSTAKA
Murti, 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. UGM PRESS : Yogyakarta.
Suhardi, Bambang, 2008. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan : Jakarta.
Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Toko Gunung Agung : Jakarta.
Tarwaka,dkk, 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA PRESS : Surakarta.
Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Bab III tentang Syarat-Syarat Keselamatan Kerja.
Tarwaka, 2004. Kuesioner Nordic Body Map. www.safelindosolo.com, diakses 06-04-2008.