laporan tom

29
BAB I PERHITUNGAN DIMENSI 1.1 Dimensi Balok : Gambar 1.1 Dimensi balok Balok Memanjang h= 1 12 × l = 1 12 × 800 = 70 cm b= 0,5 h= 0,5 × 70= 35 cm Balok Melintang h= 1 12 × l = 1 12 × 500= 45 cm b= 0,5 h= 0,5 × 45 = 25 cm Balok Anak h= 2 3 × 70= 50 cm b= 0,5 h= 0,5 × 50= 25 cm 1.2 Dimensi Plat : Dicoba tebal pelat 12cm. 1 = EI b1 EI plat = E × 1 12 × 35 × 70 3 E × 1 12 × 250 × 12 3 = 27,789 1

Upload: gunawan-gun-gun

Post on 04-Oct-2015

237 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ad

TRANSCRIPT

BAB IPERHITUNGAN DIMENSI

1.1Dimensi Balok :

Gambar 1.1 Dimensi balok

Balok Memanjang

Balok Melintang

Balok Anak

1.2Dimensi Plat :Dicoba tebal pelat 12cm.

; misal fy = 240 Mpa

h = 12 cm 7,619 cm(OK!), maka tebal pelat memenuhi syarat!1.3Dimensi Kolom :Coba dimensi kolom 40 cmx 40 cmfc = 20 Mpa

Berat Jenis Beton : 2400 kg/cm3Berat Sendiri Dinding bata 250 kg/m2Beban Mati :Pelat: Keramik & plafond: Balok1: Balok2: Balok3: Kolom: Dinding:

Beban Hidup :LL: +P total = 116869,2 = 1168692 Nfc= 20 Mpa

mm = 32,463667 cm h = 40 cm 32,463667 cm ( dimensi kolom menuhi syarat! )

BAB IIKRITERIA DESAIN2.1Spesifikasi dan Konfigurasi Struktur Gedung Bentuk bangunan: Persegi Panjang (tipikal) Fungsi bangunan: Rumah tinggal Panjang bangunan: 19,4 m Lebar bangunan: 12,4 m Tinggi bangunan: 10,8 m Jumlah lantai: 3 lantai Tinggi lantai1: 3,6 m Tinggi lantai 2 dan 3: 3,6 m Balok: B1 (35x70) cm B2 (25x45) cm BA1 (25x50) cm Kolom: K1 (40x40) cm Lokasi Bangunan: Palembang2.2Program Komputer yang DigunakanPada perancangan struktur gedung ini program yang digunakan adalah SAP2000 v.14.0.2.3Sistem StrukturSistem struktur yang digunakan adalah Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah dimana jenis struktur ini dipakai untuk memikul gaya-gaya akibat gempa didaerah dengan resiko rawan gempa kelas menengah dalam perencanaan bangunan tahan gempa. Sistem ini merupakan sistem yang menahan efek dari gempa yang akan terjadi.2.4Peraturan yang DigunakanPeraturan-peraturan yang digunakan adalah : SNI 03-1727-1989 : Tata Cara Perhitungan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, Pedoman Perencanaan. SNU 03-1726-2012 : Standar Bangunan Tahan Gempa SNI 03-2874-2002 : Standar Struktur Beton Bertulang SNI 03-1729-2000 : Standar Struktur Bangunan Baja Peta Hazard Gempa Indonesia 20102.5Mutu Bahan yang Digunakan Mutu Beton, fc: 20 Mpa Mutu Baja Tulangan, fy: 400 Mpafys: 240 Mpa2.6Pembebanan Struktur Gedung perkantoran memiliki suatu kekuatan struktur dimana kekuatannya sangat tergantung pada beban-beban yang bekerja pada struktur ini. Beban yang bekerja pada struktur terdiri dari :1. Beban mati (Dead Load / DL)Beban mati adalah beban sendiri struktur dan beban lain-lain posisinya selalu tetap dan tidak berpindah-pindah. Pada bangunan ini beban mati adalah berat sendiri pelat, berat sendiri balok dan berat sendiri kolom dengan berat jenis beton yang digunakan adalah 2400 kg/m3.2. Beban Mati Tambahan / Super Dead Load (SDL)Beban mati tambahan yang bekerja pada bangunan ini adalah beban dinding, beban mekanikal dan elektrikal, beban adukan, beban keramik, dan beban plafond dan penggantung. Nilai beban yang diberikan berdasarkan SNI 03-1727-1989 tentang Tata Cara Perhitungan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, Pedoman Perencanaan.3. Beban hidup (Live Load / LL)Beban hidup adalah beban yang berpindah-pindah yang terjadi akibat orang yang menghuni atau menggunakan bangunan struktur gedung. Selain manusia beban hidup juga berasal dari barang yang posisinya tidak tetap atau sering berpindah-pindah. Nilai beban hidup untuk gedung perkantoran ini berdasarkan SNI 03-1727-1989 adalah 250 kg/m2.4. Beban gempa (earthquake / E)Beban gempa adalah beban yang disebabkan oleh bergeraknya tanah akibat proses alami. Beban gempa rencana yang digunakan adalah respon spektra untuk wilayah tempat gedung perkantoran ini berada. Respon spektra yang diambil adalah respon gempa kota padang yang sesuai dengan SNI 1726-2012 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur bangunan Gedung. Wilayah gempa atau peta acuan gempa diambil dari Peta Hazard Gempa Indonesia 2010.

2.7Respon SpektraRespon spektra adalah nilai yang menggambarkan respon maksimum dari sistem berderajat-kebebasan-tunggal (SDOF) pada berbagai frekuensi alami (periode alami) teredam akibat suatu goyangan tanah. Untuk kebutuhan praktis, maka respon spektra percepatan dibuat dalam bentuk respon spektra yang sudah disederhanakan.Untuk penentuan parameter respon spektra percepatan di permukaan tanah, diperlukan faktor amplifikasi terkait spektra percepatan untuk periode pendek (Fa) dan periode 1,0 detik (Fv). Selanjutnya parameter respon spektra percepatan di permukaan tanah dapat diperoleh dengan cara mengalikan Koefisien Fa dan Fv dengan spektra percepatan untuk perioda pendek (SS) dan perioda 1,0 detik (S1) di batuan dasar.Acuan dasar perhitungan respon spektra pada bangunan ini adalah berdasarkan pada Peta Hazard Gempa Indonesia 2010. Level gempa yang diambil adalah level gempa 500 tahun untuk wilayah Kota Padang dengan asumsi jenis tanah sedang.

Gambar 2.1 Peta respon spektra percepatan 0,2 detik di batuan dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun

Gambar 2.2 Peta respon spektra percepatan 1 detik di batuan dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun

BAB IIIANALISIS PROGRAM

3.1 Pemodelan StrukturPemodelan struktur pada program SAP2000 menggunakan 3D Frame Type

Gambar 3.1 Input Pada Data Sistem Grid

Gambar 3.2 Tampak Bangunan 3D Extrude

Gambar 3.3 Denah Lantai Bangunan

Gambar 3.4 Tampak Depan Bangunan

3.2Pendefinisian MaterialMaterial yang digunakan pada bangunan ini yaitu beton bertulang. Denganmenggunakan baja tulangan ulir.Gambar 3.6 Penginputan Data Pada Material Beton dan Rebar

3. 3Profil/Penampang StrukturProfil/penampang struktur pada gedung ini ditampilkan seperti tampak pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Profil Komponen StrukturNoNotasi Komponen StrukturFungsi komponen StrukturDimensi (cm)

1B1Balok35 x 70

2B2Balok25x45

3B3Balok 25x50

4K1Kolom40x 40

5PelatPelat12

Gambar 3.7 Frame Properties dan Area Properties

Gambar 3.8 Penginputan data kolom

Gambar 3.9 Penginputan data Balok

Gambar 3.10 Penginputan data pelat

3. 4Pendenisian Beban

Gambar 3.11 Define Load Pattern

Gambar 3.12 Define Load Case

Gambar 3.13 Penginputan Data Untuk Respon Spektrum

3. 5Kombinasi BetonPada Kombinasi beban, digunakan peraturan SNI2874-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Pembebanan Untuk Bangunan Rumah dan Gedung. Kombinasinya adalah sebagai berikut :a. Kombinasi 1= 1.4DL + 1.4SDLb. Kombinasi 2= 1.2DL + 1.2SDL + 1.6LLc. Kombinasi 3= 1.2DL + 1.2SDL + 0.5LL + 1.0Ex + 0.3Eyd. Kombinasi 4= 1.2DL + 1.2SDL + 0.5LL + 1.0Ex - 0.3Eye. Kombinasi 5= 1.2DL + 1.2SDL + 0.5LL - 1.0Ex + 0.3Eyf. Kombinasi 6= 1.2DL + 1.2SDL + 0.5LL 1.0Ex - 0.3Eyg. Kombinasi 7= 1.2DL + 1.2SDL + 0.5LL + 0.3Ex + 1.0Eyh. Kombinasi 8= 1.2DL + 1.2SDL + 0.5LL + 0.3Ex 1.0Eyi. Kombinasi 9= 1.2DL + 1.2SDL + 0.5LL 0.3Ex + 1.0Eyj. Kombinasi 10= 1.2DL + 1.2SDL + 0.5LL 0.3Ex 1.0Eyk. Kombinasi 11= 0.9DL + 0.9SDL + 1.0Ex + 0.3Eyl. Kombinasi 12= 0.9DL + 0.9SDL + 1.0Ex 0.3Eym. Kombinasi 13= 0.9DL + 0.9SDL 1.0Ex + 0.3Eyn. Kombinasi 14= 0.9DL + 0.9SDL 1.0Ex 0.3Eyo. Kombinasi 15= 0.9DL + 0.9SDL + 0.3Ex + 1.0Eyp. Kombinasi 16= 0.9DL + 0.9SDL + 0.3Ex 1.0Eyq. Kombinasi 17= 0.9DL + 0.9SDL 0.3Ex + 1.0Eyr. Kombinasi 18= 0.9DL + 0.9SDL 0.3Ex 1.0Ey

Gambar 3.14 Penginputan Kombinasi3. 6Aplikasi PembebananPada pembebanan pelat dibuat sistem 1arah, untuk beban dinding dibuat beban merata pada balok sebesar 250 kg/m. Khusus untuk tangga diberi beban anak tangga dan railing sebesar 250 kg/m2 dan beban hidup untuk tangga dan bordes sebesar 300 kg/m2 sesuai dengan peraturan pembebanan SNI 03-1727-1989. Beban hidup pada pelat adalah sebesar 250 kg/m2.

Gambar 3.15 Input Beban SIDL Pada Pelat Lantai 1,2, dan 3

Gambar 3.16 Input Beban Hidup Pada Pelat Lantai 1,2, dan 3

Gambar 3.17 Input Beban Dinding Pada Balok Lantai 1 dan 2

Gambar 3.17 Contoh Cek Pembebanan Pada Salah Satu Satu Pelat

BAB IVPERHITUNGAN PENULANGAN

4.1Penulangan BalokTabel 4. 1 Gaya Dalam Pada Balok (B-1)

Berdasarkan tabel 3.1 maka didapatMtumpuan = -51693,8 kg.m dan Mtengah bentang = 34707,03 kg.mPada TumpuanDidapat Mu = -51693,8 kg.m dari tabelMu = 51693,8 kg.m = 516,938 KN-m = 516938 N.m = = = 646172,5 0,009117

diperoleh: atau Ketentuan :

maka digunakan: Alternatif 1menggunakan tulangan D22:

Alternatif 2 menggunakan tulangan D19:

Alternatif 3menggunakan tulangan D16:

2D22

Pada Tengah BentangDidapat Mu= 34707,03 Kg-cm dari table = 34707,03 Kg-m= 347,0703 kN-m = 347070,3 N-mm = = = 433837,875 diperoleh: atau Ketentuan :

maka digunakan: Alternatif 1menggunakan tulangan D22:

Alternatif 2 menggunakan tulangan D19:

Alternatif 3menggunakan tulangan D16:

Tulangan Geser di tumpuanVu = 30939,5 kgVc = b.d. = 350 .450. = 117393,5688 N = 11978,936 kgVn = = = = 51565,833 kgKarena Vn > Vc, maka menghitung kebutuhhan tulanganVs = Vn Vc = 51565,833 11978,936 = 39586,897 kg = 387951,591 NAv = Dengan menggunakan 2 buah tulangan d = 8 mm, maka Av = 3 . . . = 3 . . . = 235,619 mm2Sehingga diperoleh : s = = = 109,322 mm s = 100 mm.

Tulangan Geser di lapanganVu = -30939,2 kgVc = b.d. = 350 .450. = 117393,5688 N = 11978,936 kgVn = = = = 51565,33 kgKarena Vn > Vc, maka menghitung kebutuhhan tulanganVs = Vn Vc = 51565,33 11978,936 = 39586,40 kg = 388342,584 NAv = Dengan menggunakan 2 buah tulangan d = 8 mm, maka Av = 3 . . . = 3 . . . = 235,619 mm2Sehingga diperoleh : s = = = 109,322 mm s = 100 mm

Tabel 4.2 Gaya Dalam Pada Balok (B-2)

Berdasarkan tabel 4.2 maka didapatMtumpuan = -29821,83 kg.m dan Mtengah bentang = 6192,2 kg.m

Pada tumpuanDidapat Mu= -29821,83 Kg-m dari table = 29821,83 Kg-m= 292,55215 kN-m = 292552,15 N-mm = = = 365690,1875

diperoleh: atau Ketentuan :

maka digunakan:

Alternatif 1menggunakan tulangan D22:

Alternatif 2 menggunakan tulangan D19:

Alternatif 3menggunakan tulangan D16:

24