laporan tbt

20
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pertanian merupakan ilmu terapan (applied science) sehingga seseorang untuk dapat mengembangkan pertanian sebagai ilmu perlu memahami pertanian dari segi praktis. Salah satu cabang ilmu pertanian adalah ilmu agronomi atau lazim disebut agronomi. Agronomi adalah ilmu yang mempelajari pengelolaan tanaman di lahan produksi dengan berbagai faktor produksi (intrinsik dan ekstrinsik meliputi biotik/abiotik) yang berperan dalam menentukan produksi. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang cukup dan kebutuhan masyarakat kita terpenuhi, dibutuhkan suatu usaha yang membuat hasil pertanian yang diperoleh menghasilkan kuantitas dan kualitas yang baik, sehingga dalam proses kegiatan pertanian tersebut juga harus difasilitasi dengan ilmu pengetahuan yang mendukung. Pada cabang pertanian untuk memperlakukan dan menerapkan produksi tanaman dengan hasil yang maksimal perlu dilakukan teknik budidaya tanaman. Dalam menerapkan teknik budidaya tanaman perlu dilakukan panca usaha tani. Panca usaha tani adalah suatu lima tindakan budidaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan produksi maksimum.

Upload: najihfikriyah

Post on 30-Sep-2015

229 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Laporan TBT

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ilmu pertanian merupakan ilmu terapan (applied science) sehingga seseorang untuk dapat mengembangkan pertanian sebagai ilmu perlu memahami pertanian dari segi praktis. Salah satu cabang ilmu pertanian adalah ilmu agronomi atau lazim disebut agronomi. Agronomi adalah ilmu yang mempelajari pengelolaan tanaman di lahan produksi dengan berbagai faktor produksi (intrinsik dan ekstrinsik meliputi biotik/abiotik) yang berperan dalam menentukan produksi. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang cukup dan kebutuhan masyarakat kita terpenuhi, dibutuhkan suatu usaha yang membuat hasil pertanian yang diperoleh menghasilkan kuantitas dan kualitas yang baik, sehingga dalam proses kegiatan pertanian tersebut juga harus difasilitasi dengan ilmu pengetahuan yang mendukung.Pada cabang pertanian untuk memperlakukan dan menerapkan produksi tanaman dengan hasil yang maksimal perlu dilakukan teknik budidaya tanaman. Dalam menerapkan teknik budidaya tanaman perlu dilakukan panca usaha tani. Panca usaha tani adalah suatu lima tindakan budidaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan produksi maksimum. Usaha-usaha dari panca usaha tani tersebut meliputi bibit unggul, pengolahan tanah, pengairan, pemupukan, dan perawatan hama-penyakit-gulma.Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi akan selalu dipengaruhi oleh faktor dalam maupun faktor luar dari tanaman itu sendiri. Faktor dalam dari tanaman itu adalah genetika dari tanaman tersebut yang terekspesikan melalui pertumbuhan sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor luarnya adalah faktor biotik maupun abiotik meliputi unsurunsur yang menjadi pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam antara lain adalah iklim, curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah serta ada tidaknya hama dan penyakit. Untuk dapat memanfaatkan unsurunsur tersebut secara optimal maka perlu adanya perlakuan khusus pada tanaman tersebut, antara lain pengolahan lahan, pemilihan bibit atau varietas unggul, pengaturan kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak tanam, pengaturan pemupukan, pengaturan air irigasi, pengendalian hama dan penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen atau produksi pertanian.

Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah pengolahan tanah. Secara umum pengolahan tanah bertujuan untuk menyediakan lahan agar siap tanam dengan meningkatkan kondisi fisik tanah agar siap untuk ditanami. Pengolahan tanah adalah manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yan baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanah yang akan digunakan sebagai media tumbuh harus dapat menyediakan unsur hara yang penting untuk tanaman. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah pengolahan tanah. Secara umum pengolahan tanah bertujuan untuk menyediakan lahan agar siap tanam dengan meningkatkan kondisi fisik tanah agar siap untuk ditanami. Pengolahan tanah adalah manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yan baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanah yang akan digunakan sebagai media tumbuh harus dapat menyediakan unsur hara yang penting untuk tanaman

Tanah yang subur dan mengandung cukup unsur hara, belum tentu dapat memberikan hasil yang optimal bila tidak diimbangi dengan pemilihan benih yang tepat. Tanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan hasil yang tinggi secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan demikian, untuk mencapai tujuan tersebut, pemilihan benih sangat menentukan, selain itu mutu benih pun mempengaruhi hasil tanaman. Pada budidaya tanaman utama yang merupakan tanaman serealia, benih merupakan hal yang penting untuk mencegah kegagalan petani. Untuk itu, pengujian mutu benih perlu dilakukan.

Hasil tanaman tidak akan optimal bila tanaman itu tidak dipelihara dengan baik. Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan, pemupukan, dan pengendalian pengganggu tanaman. Dalam pemupukan, harus diperhatikan kapan waktu dan berapa dosis yang tepat untuk tanaman tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan tanaman dari kelebihan pupuk yang hanya akan meracuni tanaman tersebut. Sehingga, hasil tanaman lebih optimal.

B. Tujuan PraktikumPraktikum teknologi budidaya tanaman ini dilakukan dengan tujuan : memberi bekal kepada mahasiswa dalam keterampilan budidaya tanaman sebagai penunjang penguasaan agronomi yang baik (Good gronomi Practie / GAP) sehingga mahasiswa diharapkan melikiki komponen tinggi dalam bidang agronomi, trampil secara teori maupun pratek.

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Persiapan Lahan

Pelaksanaan pengolahan tanah pada prinsipnya adalah tindakan pembalikan, pemotongan, penghancuran, dan perataan tanah. Struktur tanah yang semula padat diubah menjadi gembur, sehingga sesuai bagi perkecambahan benih dan perkembangan akar tanaman. Bagi lahan basah sasaran yang ingin dicapai adalah lumpur halus, yang sesuai bagi perkecambahan benh dan perkembangan akar tanaman. Alat pengolahan tanah mulai yang tradisional sampai modern (mekanisasi) (Anonim 2007)Pengelolaan lahan pertanian adalah segala tindakan atau perlakuan yang diberikan pada suatu lahan untuk menjaga dan mempertinggi produktivitas lahan tersebut dengan mempertimbangkan kelestariaannya. Tingkat produktivitas lahan sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, curah hujan, suhu, kelembaban, sistem pengelolaan lahan, serta pemilihan landcover (Djaenuddin 2006)

Pengolahan tanah yang kurang baik akan memberikan kesempatan kepada gulma ( tumbuhan pengganggu) tumbuh subur, karena factor-faktor tumbuh gulma yang semulanya tidak tersedia, kini tersedia dan gulma yang dahulunya dorman akan berkecambah (Citra 2009).

Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya (Kartasapoetra 2005)

Pengaturan jarak tanam yang tepat bagi tanaman dapat memberikan peluang yang sebesar besarnya bagi tanaman untuk dapat memanfaatkan sumber daya lingkungan secara maksimal, baik berupa lingkungan tanah, air maupun iklim. Lingkungan tanah merupakan sumber nutrisi dan air bagi tanaman. Sedangkan lingkungan iklim yang penting antara lain radiasi surya, suhu, dan kelembaban. Interaksi antara tanaman dengan faktor lingkungan akan memberikan gambaran terhadap perkembangan dan hasil tanaman (Hawab 2009).B. Pemiliha dan Perhitungan Kebutuhan Benih Benih murni meliputi semua varietas dari setiap spesies yang diakui pengujian di laboratorium. Selain dari benih matang dan tidak rusak ke dalam benih murni yang termasuk benih yang ukurannya kurang tetapi dari setengahnya dari ukuran bagian asalnya mengkerut, kurang matang dan sudah berkecambah dalam keadaan dapat ditentukan dengan pasti sebagai spesies yang diakui (Danuarti 2005)

Benih yang baik harus memenuhi syrat sebagai berikut: benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat, benih harus bebas hama dan penyakit, benih harus murni, benih diambil dari yang unggul atau stek yang sehat mempunyai daya kecambah 80%, benih yang baik akan tenggelam apabila direndam dalam air, dan benih tidak keriput dan mengkilat dengan warna normal (Setiawan 2006)

Benih unggul yang diperoleh dari varietas hasil pemuliaan tanaman disebut dengan benih penjenis, misalnya klon, galur-galur murni atau varietas hibrida. Benih yang telah diperoleh harus dijaga agar susunan genetisnya tidak berubah. Perbanyakan benih penjenis dilakukan dengan cara :

a. Diisolasi agar tak tercemar dari serbuk sari tanaman yang sama

b.Ditanam pada lahan subur dan teknik budidaya yang baik dan terencana

c. Benih yang digunakan harus bebas hama dan penyakit

d.Harus dijaga agar daya kecambahnya tetap besar (Setya 2007)

Usaha pemirnian benih juga mamudahkan pengawas benih dalam pekerjaanya mengamati tingkat kemurnian suatu pertanaman produksi benih maupun analisis benih di laboratorium untuk menguji kemurnian fisik benih. Bagi pengujian benih, beratnya contoh kerja untuk masing-masing benih telah ada ketentuannya, kecuali untuk beberapa benih tertentu (Relawati 2005).

Benih yang ditanam pada lahan pertanian haruslah lulus dari analisis laboratorium atau setidak-tidaknya harus berada pada keadaan optimum. Keadaan optimum tersebut dapat dikendalikan dengan perlakuan manipulsi keadaan lingkungan tempat benih tersebut disimpan.oleh karena itu, pengetahuan tentang criteria syarat tumbuh benih sudah seharusnya diketaui oleh petani sehingga petani dapat menyimpan benih untuk masa musim yang akan datang secara cermat dan tepat (Adiyoga 2007).C. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen1. Jagung

Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif. Pemberian pupuk nitrogen merupakan kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk kalium dan phospat bersama-sama dengan nitrogen memberikan hasil yang lebih baik. Tanaman kekurangan unsur N akan nampak kerdil, warna daun menjadi kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna. Tanaman kekurangan phospat terlihat saat tanaman masih muda, daunnya berwarna ungu dan berubah hijau kembali jika tanaman mendapatkan cukup phospat kembali. Tanaman kekurangan kalium seolah-olah layu, tepi daun menjadi kekuning-kuningan kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan (Anonim 2005)Jagung merupakan tanaman monokotil. Tanaman vegetatif mewakili generasi sporofita diploid. Meiosis terjadi pada bunga jantan diwakili oleh tassels dan bunga betina oleh ears.Mikrospora haploid (spora jantan) berkembang menjadi serbuk sari dan megaspore haploid (spora betina) membelah secara mitosis membentuk megagametofita. Telur dibentuk di dalam megagametofita.Penyerbukkan mengarah kepembentukkan buluh serbu sari yang berisi dua sel sperma (mikrogametofita). Terakhir, hasil penyerbukkan ganda membentuk zigot diploid, tahap pertama terbentuk generasi baru sporofit (Gembong 2005)

Pengaturan jarak tanam pada suatu areal tanah pertanian merupakan salah satu cara yang berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai. Makin rapat jarak tanam menyebabkan lebih banyak tanaman yang tidak berbuah. Jarak tanam juga mempengaruhi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan air dan unsur hara, sehingga akan mempengaruhi hasil. Sinar matahari merupakan faktor penting untuk keperluan pertumbuhan tanaman jagung. Sebaiknya tanaman jagung mendapatkan sinar matahari yang langsung, karena bila tidak akan mengurangi hasil. Makin banyak jumlah tanaman per satuan luas menyebabkan persentase cahaya yang diterima oleh bagian tanaman yang lebih rendah menjadi lebih sedikit, akibat adanya penghalang masuknya cahaya oleh daun-daun di atasnya. Jumlah cahaya ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kerapatan dan berkurangnya cahaya pada tanaman jagung mengakibatkan terbatasnya proses fotosintesis sehingga hasil per tanaman menurun (Patola 2008).

Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal apabila unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas. Pemberian pupuk Nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikari hasil yang lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna. Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau kembali Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (chlorosis), kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur (Purwono, et al 2005).

Perlakuan kepadatan tanaman atau jarak tanam menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata jumlah tongkol pertanaman, panjang tongkol dan hasil tongkol segar jagung. Perlakuan kepadatan tanaman menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata jumlah tongkol pertanaman, panjang tongkol dan hasil tongkol segar jagung semi per hektar. Tetapi, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan saat panen, umur bunga, serta diameter tongkol. Kemungkinan disebabkan tidak terjadi persaingan antar individu tanaman dalam mendapatkan sinar matahari, unsur hara, air dan karbondioksida sepanjang pertumbuhan tanaman jagung tersebut (Bary dan Susylowati 2004)2. Kacang Tanah

Kacang tanah dilakukan pemanenan apabila 75% polong telah tua. Ini juga tergantung jenisnya yaitu umur pendek 3-4 bulan dan umur panjang 5-6 bulan. Ciri polong yang telah tua adalah (1) kulit polong agak keras, (2) warna polong kecoklatan, (3) polong berisi penuh tetapi biji tidak terlalu keras, (4) kulit ari biji tipis tetapi mudah dikelupas, (5) kadar air biji menurun dibawah 25 % (Irwan 2006).

Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah peanut atau groundnut (Colbourn 2008).

Hasil kacang tanah di lahan kering tanah Alfisol (Mediteran) selalu rendah. Kandungan unsur hara dalam tanah yang rendah seperti N, P, K, S, Zn, Cu, Mo dan kadar humus yang rendah diyakini sebagai penyebab rendahnya hasil kacang tanah di lahan tersebut (Ispandi 2002).

Kacang tanah termasuk tanaman polong-polongan yang berbunga sempurna, menyerbuk sendiri setelah pembuahan, bunga langsung layu membentuk ginofor dan membentuk polong di dalam tanah. Pembentukan polong terjadi sekitar 40 hari setelah masa tanam dan pemasaran buah hingga siap panen berlangsung setelah tanaman berumur 90 hari (Suparman 2003).

Dalam pertanian yang secara ekologis sehat, cara-cara untuk mengendalikan ledakan hama terbatas. Karena pestisida alami kurang efektif dibanding pestisida kimiawi, pengendalian hama secara alami didasarkan pada pemahaman daur hidup hama dan pencegahan berkembangnya populasi hama yang masih ada Program AME (Agriculture Man.& Ecology) telah mengembangkan suatu ceklist yang dapat digunakan dalam suatu proses pengembangan teknologi partisipatoris, bersama dengan petani dan petugas penyuluh, sebagai alat untuk mengembangkan teknik pengendalian hama secara ekologis (Van der Werf 2002).

III. METODE PRAKTIKUM

Acara 1: Persiapan Lahan

A. Waktu dan Tempat Praktikum :

B. Alat dan Bahan :

a. Cangkul

b. Cethok

c. Patok

d. Papan nama

C. Cara Kerja

a. Mengolah tanah dengan traktor dan cangkul, sehingga tanah menjadi gemburb. Membuat petakan atau bedengan dan memberi papan nama perlakuan tanaman

c. Menabur pupuk

Untuk tanaman jagung : pupuk organik 6kg/petak, diaplikasikan / dipupukkan pada saat tanam.

Untuk kacang tanah : pupuk organik 3kg/petak, diaplikasikan / dipupukkan pada saat tanam.

Acara II : Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih

A. Waktu dan Tempat Praktikum

B. Alat dan Bahan

a. Kaca Pembesar

b. Alat Penghitungc. Petridish

d. Kertas Tissue / buram

e. Benih yang diuji

C. Cara Kerja

1. Pemilihan benih

a. Mengambil benih yang akan ditanam

b. Mengamati (dengan kaca pembesar) biji yang baik yaitu mengkilap, tidak keriput, tidak cacat dan warna normal

2. Uji Daya Kecambah

a. Memilih 50 atau 100 biji, kemudian tata pada lembaran kerts buram/tissue di petridish lalu basahi dengan air secukupnya

b. Menghitung biji yang berkecambah setiap hari, sampai hari ke-7 atau hari ke-10

3. Berat 1000 biji

a. Menghitung 100 atau 1000 biji yang akan ditanam, kemudian menimbangnya

b. Mengulangi poin (a) sebanyak 3 kaliAcara III : Penanaman, Pemeliharaan dan Panen

A. Waktu dan tempat praktikum

B. Alat dan Bahan

a. Meteran

b. Tali Rafia

c. Timbangan

d. Tugal

e. Gembor

f. Sprayer

g. Over

h. Benih

i. Pupuk Kandang

j. Pupuk Daun

C. Cara Kerja

Luas petakan setiap kelompok 2 x 3 m

1. Jagung

a. Membuat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 m, jarak tanam =40 cm x 50 cm (30 tanaman/petak)

Pupuk daun = P0 : (kontrol)

P1 : 14 hari setelah tanam

P2 : 21 hari setelah tanam

P3 : 28 hari setelah tanamMasing-masing perlakuan sebanyak 6 kali sehingga terdapat 24 petakan

b. Menanam benih jagung pada lubang, kemudian menutup dengan tanah

2. Kacang tanah

a. Membuat lubang tanam sedalam 3 cm

b. Menanam benih kacang tanah pada lubang yang tersedia kemudian menutupnya dengan tanah

Jarak tanam :

J1 : 25 x 15 cm (160 tanaman/petak)

J2 : 25 x 20 cm (120 tanaman/petak)

J3 : 25 x 25 cm (96 tanaman/petak)

J4 : 25 x 30 cm (80 tanaman/petak)

Ulangi masing-masing perlakuan ebanyak 6 kali sehingga terdapat 24 petak

3. Pemeliharaan

a. Menyirami tanaman setiap hari, setelah 1 minggu,bila tanaman telah hidup lakukan penyiraman bila tanah dalam keadaan keringb. Lakukan penyiangan dan pendangiran dengan cangkul atau cethok untuk memersihkan gulma dan menggemburkan tanah

c. Lakukan pengendalian pengganggu tanaman (hama/penyakit) secara mekanik bila diperluas

4. Pemanenan

a. Mengamati bagian vegetatif tanaman meliputi tinggi tanaman dan saat muncul bunga (untuk jagung dan kacang tanah)

b. Mengamati saat panen meliputi :

1. Jagung : berat kering tanaman, berat tongkol dengan dan tanpa kelobot

2. Kacang tanah : berat kering tanaman, berat polong isi dan beratpolong hampa

Data yang diperoleh dari pengamatan bagian vegetatif maupun saat panen dianalisis statistik dengan sidik ragam

DAFTAR PUSTAKA