laporan sprinkler

156
Instalasi Sprinkler BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Smelting Gresik merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang pengolahan tembaga menjadi logam murni.Gedung laboraturium di PT. Smelting Gresik merupakan salah satu gedung utama didalam mempertahankan kualitas dari bahan-bahan olahan dan sebagai tempat penyimpanan hasil observasi dari produk olahan.Untuk itu, gedung laboraturium PT. Smelting ini mempunyai potensi besar yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Salah satu dari beberapa aspek penting dalam penyelenggaraan bangunan termasuk rumah dan gedung adalah pengamanan terhadap bahaya kebakaran.Realisasi tindakan pengamanan ini umumnya diwujudkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Dalam prakteknya tindakan pengamanan ini dilakukan dengan penyediaan atau pemasangan sarana pemadam kebakaran seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR), hidran, sprinkler, dan lain sebagainya. Meskipun tingkat kesadaran akan pentingnya penyediaaan sistem proteksi kebakaran semakin meningkat, namun masih banyak dijumpai bangunan-bangunan yang tidak dilindungi dengan Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1

Upload: dyan-hatining-ayu-s

Post on 08-Apr-2016

951 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

perhitungan lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Smelting Gresik merupakan salah satu industri yang bergerak di

bidang pengolahan tembaga menjadi logam murni.Gedung laboraturium di

PT. Smelting Gresik merupakan salah satu gedung utama didalam

mempertahankan kualitas dari bahan-bahan olahan dan sebagai tempat

penyimpanan hasil observasi dari produk olahan.Untuk itu, gedung

laboraturium PT. Smelting ini mempunyai potensi besar yang dapat memicu

terjadinya kebakaran.

Salah satu dari beberapa aspek penting dalam penyelenggaraan

bangunan termasuk rumah dan gedung adalah pengamanan terhadap bahaya

kebakaran.Realisasi tindakan pengamanan ini umumnya diwujudkan dalam

upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Dalam prakteknya

tindakan pengamanan ini dilakukan dengan penyediaan atau pemasangan

sarana pemadam kebakaran seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR),

hidran, sprinkler, dan lain sebagainya. Meskipun tingkat kesadaran akan

pentingnya penyediaaan sistem proteksi kebakaran semakin meningkat,

namun masih banyak dijumpai bangunan-bangunan yang tidak dilindungi

dengan sarana proteksi kebakaran, atau sarana yang terpasang tidak

memenuhi persyaratan (Disnaker provinsi Jawa Timur). Hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh LAPI-ITB tahun 1986 (www.itb.co.id)menunjukkan

bahwa meskipun kejadian kebakaran terjadi pada saat bangunan

dioperasikan, namun penyebabnya bisa karena sesuatu yang terjadi pada

tahap-tahap sebelumnya.Misalnya pada tahap perencanaan, perancangan,

maupun pada tahap konstruksi atau pelaksanaan.

Berdasarkan pengamatan terhadap kasus–kasus kebakaran selama ini,

maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Antara lain adalah bahwa

sistem proteksi kebakaran tidaklah cukup hanya dengan penyediaan Alat

Pemadam Apai Ringan (APAR) atau hidran yang disebut sebagai sistem

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1

Page 2: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

proteksi aktif. Masih diperlukan sarana proteksi lainnya yakni Sprinker untuk

mendukung mobilitas APAR dan Hidran sebagai sistem proteksi aktif. Oleh

sebab itu diperlukan sistem proteksi kebakaran yang tersedia secara terencana

terutama yang terpasang, mutlak harus diperlukan. Hal ini mengingat

penyediaan fasilitas umum dalam bidang pemadam kebakaran khususnya

Hydrant dan Sprinkler System yang belum banyak tersedia di tempat umum

termasuk Gedung Laboraturium PT Smelting Gresik.

Instalasi sprinkler kebakaran merupakan sarana pemadam kebakaran

yang bekerja yang secara handal dalam suatu ruangan dalam bangunan

gedung. Kemampuan pemadaman kebakaran dari instalasi sprinkler ini

dibandingkan peralatan pemadam kebakaran lainnya telah terbukti lebih

efektif. Dimana didalam operasionalnya sistem sprinkler tidak membutuhkan

operator dan otomatis akan melakukan pemadaman kebakaran awal, sehingga

kebakaran dapat dicegah lebih dini sebelum menimbulkan kerugian yang

lebih besar. Untuk itu pemasangan sistem sprinkler dalam suatu ruangan

menjadi sangat penting untuk diterapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari perencanaan sistem sprinkler di laboraturium

PT. Smelting Gresik sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengaplikasikan teori sistem pencegahan dan

penanggulangan kebakaran dengan system sprinkler di laboraturium

PT. Smelting Gresik.

2. Bagaimana perencanaan sistem sprinkler pada Gedung Laboraturium

PT. Smelting Gresik.

3. Bagaimana perencanaan suatu tata letak sprinkler secara efisien dan

efektif pada gedung Laboraturium PT. Smelting Gresik.

4. Bagaimana system perpipaan instalasi sprinkler dan kerugian-

kerugiannya dengan simulasi software Pipe Flow Expert.

5. Bagaimana estimasi biaya yang dibutuhkan untuk perencanaan

system sprinkler yang sesuai dengan standart yang berlaku (SNI) di

gedung laboraturium PT. Smelting Gresik.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2

Page 3: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari perencanaan sistem sprinkler di laboraturium PT. Smelting

Gresik sebagai berikut:

1. Mengaplikasikan teori sistem pencegahan dan penanggulangan

kebakaran dengan system sprinkler di laboraturium PT. Smelting

Gresik.

2. Merencanakan sistem sprinkler pada Gedung Laboraturium PT

Smelting Gresik.

3. Merencanakan suatu tata letak sprinkler secara efisien dan efektif pada

gedung Laboraturium PT Smelting Gresik.

4. Merencanakan system perpipaan instalasi sprinkler dan kerugian-

kerugiannya dengan simulasi software Pipe Flow Expert.

5. Mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk perencanaan system

sprinkler yang sesuai dengan standart yang berlaku (SNI) di gedung

laboraturium PT. Smelting Gresik.

1.4 Manfaat Penulisan

Penyusunan perancangan system sprinkler di laboraturium PT.

Smelting Gresik diharapkan mampu memberikan manfaat bagi beberapa pihak

antara lain:

1.4.1 Bagi Pembaca

1. Dapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya system sprinkler di

laboraturium PT. Smelting Gresik.

2. Dapat mengetahui cara operasional system sprinkler jika terjadi kebakaran

di laboraturium PT. Smelting Gresik.

3. Dapat mengetahui pentingnya system sprinkler di laboraturium PT.

Smelting Gresik sebagai proteksi kebakaran yang lebih efektif.

4. Dapat mengetahui penggunaan software Pipe Flow Expert.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3

Page 4: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

1.4.2 Bagi Perusahaan

1. Mampu mengaplikasikan teori system pencegahan dan penanggulangan

kebakaran dengan system sprinkler di laboraturium PT. Smelting Gresik.

2. Mampu melakukan perencanaan system sprinkler dan tata letak sprinkler

secara efektif dan efisien di laboraturium PT. smelting Gresik.

3. Mampu menekan kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran dengan

membandingkan antara estimasi biaya pemasangan sprinkler dengan

kerugian total yang diakibatkan oleh kebakaran.

4. Mampu memanfaatkan software Pipe Flow Expert dan sejenisnya untuk

memperhitubgkan head loss maupun energy loss saat perencanaan istalasi

sprinkler.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dari perencanaan sistem pencegahan dan

penanggulangan kebakaran di PT. Smelting Gresik sebagai berikut:

1. Lokasi yang dijadikan objek didalam perencanaan system sprinkler

sebagai proteksi kebakaran adalah gedung laboraturium PT. Smelting

Gresik terdiri dari 2 lantai dengan panjang gedung sebesar 40 meter

dan lebar 33 meter dengan tinggi 4 meter per lantai.

2. Standart atau regulasi yang digunakan didalam perencanaan system

sprinkler di gedung laboraturium PT. Smelting Gresik antara lain:

a. SNI 03.1745.2000 tentang tata cara perencanaan dan pemasangan

pipa tegak dan selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada

bangunan rumah dan gedung.

b. SNI 03.3989.2000 tentang tata cara perencanaan dan pemasangan

system sprinkler otomatis untuk pencegahan bahaya kebakaran

pada bangunan gedung.

c. NFPA 13 - Standard for theInstallation of Sprinkler Systems -

2002 Edition

3. Di dalam perencanan system sprinkler di laboraturium PT. Smelting

Gresik Gresik meliputi pengklasifikasian hunian, perencanaan jumlah

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 4

Page 5: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

sprinkler yang dibutuhkan di tiap lantai, system perencanaan tata letak

system sprinkler yang efektif dan efisien.

4. Estimasi biaya total pemasangan instalasi sprinkler meliputi biaya

pembelian sprinkler, pipa dan pompa serta biaya pemasangan instalasi

sprinkler dalam rupiah.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 5

Page 6: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 6

Page 7: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Proses Terjadinya Api dan Bahaya Kebakaran

Pada dasarnya kebakaran adalah api yang tidak diinginkan, yang tidak

dapat dikendalikan dan pada akhirnya dapat menyebabkan kecelakaan.

Kebakaran merupakan suatu bencana dimana api yang semula bersahabat

(api kecil) menjadi tidak terkendali dan mulai membakar segala sesuatu yang

ada didekatnya (api besar). Kebakaran dapat terjadi karena hubungan arus

pendek listrik, kompor yang meledak, dan lain-lain.

Untuk dapat mencegah serta menanggulangi bahaya kebakaran

tersebut, maka kita perlu mengetahui beberapa informasi dan teori tentang

kebakaran itu sendiri, diantaranya adalah Teori Segi Tiga Api, sebagai

berikut

Gambar 2.1. Segitiga Api

(Sumber: http://geology.isu.edu/geostac/Field_Exercise/wildfire/introduction.html)

Gambar di atas menjelaskan hubungan antara tiga unsur yang dapat

menyebabkan timbulnya api. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka

api tidak akan terjadi. Namun study selanjutnya mengenai fisika dan kimia,

menyatakan bahwa peristiwa pembakaran mempunyai tambahan lagi

mengenai pengertian dimensi pada segi tiga api, menjadi teori model baru

yang disebut bidang empat api atau “Tetrahedron Of Fire”.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 7

Page 8: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Gambar 2.2. Tetrahedron Of Fire

(Sumber: http://bisafer.blogspot.com/2011/03/fire-tetrahedron.html)

Studi ini menjelaskan bahwa pembakaran tidak hanya terjadi atas tiga

unsur, namun reaksi kimia yang terjadi menghasilkan beberapa zat hasil

pembakaran yaitu: CO, CO2, SO2, asap dan gas. Hasil yang lain dari reaksi

ini adalah adanya radikal-radikal bebas dari atom oksigen dan hidrogen

dalam bentuk hidroksil (OH).

Bila ada dua gugus OH, maka akan pecah menjadi H2O dan radikal

bebas O. Dimana reaksinya 2OH → H2O + O radikal. O radikal ini

selanjutnya akan berfungsi lagi sebagai umpan pada proses pembakaran

sehingga disebut reaksi pembakaran berantai (Cain Reaction Of

Combustion). Dari reaksi kimia, selama proses pembakaran berlangsung ini

memberikan kepercayaan pada hypotesa baru, dari prinsip segi tiga api

kemudian terbentuk bidang empat api. Dimana sisi yang ke empat sebagai

sisi dasar yaitu rantai reaksi pembakaran.

Lebih jelasnya, perbedaan antara Teori Segi Tiga Api dan

Tetrahedron Of Fire adalah sebagai berikut :

1. Pada Teori Segi Tiga Api, bahan bakar sendiri tidak terbakar. Tapi

mengalami pemanasan hingga menghasilkan gas dan uap. Gas dan

uap yang terbakar tersebut oleh karena letaknya yang berdekatan

dengan bahan bakar (fuel), sehingga bahan bakar akan terlihat seolah-

olah terbakar.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 8

Page 9: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

2. Pada Tetrahedron Of Fire bahan bakar mengalami pemanasan

sehingga mengeluarkan gas dan uap yang menyala akibat timbulnya

reaksi kimia. Pada akhirnya bahan bakar (fuel) akan terbakar dan

habis.

Prosentasi oksigen di atmosfer adalah 21%, namun terkadang pada

ruang atau kondisi tertentu prosentasi oksigen dapat berubah. Prosentase

oksigen yang dapat membuat api tetap menyala adalah kisaran antara 12%

hingga 21%. Api akan padam jika prosentase oksigen kurang dari 12%,

sedangkan api akan sulit sekali dipadamkan jika prosentase oksigen diatas

21% karena oksigen dengan prosentase tersebut menjadi bersifat flammable.

Selain ketersediaan oksigen, ketersediaan bahan bakar juga

mempengaruhi muncul atau tidaknya api. Bahan bakar dibagi menjadi tiga

macam, yaitu bahan bakar padat (ex: kayu, kertas, batu bara, arang, dll), cair

(bensin, solar, minyak tanah, alkohol, dll) dan gas (Elpiji, nitrogen oksida,

propana, dll).

Oksigen dan bahan bakar tidak akan pernah menjadi api jika tidak ada

panas. Jika suhunya tidak mencukupi, oksigen dan bahan bakar tidak akan

pernah terbakar. Sumber panas yang paling berperan dalam munculnya api

adalah matahari. Jadi reaksi antara ketiga unsur tersebutlah yang menjadi asal

mula terjadinya api yang selama ini kita kenal sebagai teori segitiga api.

Gambar 2.3. Skema Fenomena Kebakaran

(Sumber: http://safetytrainingindonesia.blogspot.com/2010_05_19_archive.html)

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 9

Page 10: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Gambar diatas menjelaskan bagaimana proses terjadinya kebakaran

dari awal terbentuknya api hingga api padam kembali. Proses awal

terbentuknya api (ignition) telah dijelaskan sebelumnya pada teori segitiga

api dimana api baru akan timbul bila mana ketiga sisi segitiga (oksigen,

bahan bakar dan panas) telah terpenuhi.

Setelah itu api akan terus membesar (growth) sesuai dengan

pasokan/ketersediaan bahan bakar. Semakin banyak bahan bakar yang ada,

maka api akan terus tumbuh hingga membakar seluruh bahan bakar yang ada.

Dalam keadaan ini temperatur api bisa mencapai 300oC. Proses ini

berlangsung hanya dalam waktu 3 hingga 10 menit.

Ketika telah mencapai puncak pertumbuhannya (steady), api akan

terus membakar bahan bakar yang ada hingga habis. Pada keadaan ini,

temperatur api akan meningkat hingga kisaran 500oC – 1000oC dalam kurun

waktu + 7 jam. Keadaan ini dipengaruhi oleh ketersediaan bahan bakar yang

ada, jika bahan bakar yang tersedia sedikit maka bisa saja habis hanya dalam

waktu singkat dan api belum bisa mencapai suhu puncaknya.

Pada saat ketersediaan bahan bakar semakin berkurang, maka lambat

laun apipun akan mulai padam.

2.1.1 Penyebab Terjadinya Kebakaran

Penyebab terjadinya kebakaran bersumber pada tiga faktor,

yaitufaktor manusia, faktor teknis dan faktor alam:

1. Faktor manusia sebagai faktor penyebab kebakaran, antara lain:

a) Faktor pekerja

1) Tidak mau atau kurang mengetahui prinsip dasar

pencegahankebakaran

2) Menempatkan barang atau menyusun barang yang mudah

terbakartanpa menghiraukan norma-norma pencegahan

kebakaran

3) Pemakaian tenaga listrik yang berlebihan

4) Kurang memiliki rasa tanggung jawab atau adanya

unsurkesengajaan

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 10

Page 11: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

b) Faktor pengelola

1) Sikap pengelola yang tidak memperhatikan keselamatan kerja

2) Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja

3) Sistem dan prosedur kerja yang tidak diterapkan dengan

baikterutama dalam kegiatan penentuan bahaya dan

peneranganbahaya

4) Tidak adanya standar atau kode yang dapat diandalkan

2. Faktor teknis

a) Melalui proses fisik atau mekanis seperti timbulnya panas

akibatkenaikan suhu atau timbulnya bunga api terbuka

b) Melalui proses kimia yaitu terjadinya suatu

pengangkutan,penyimpanan, penanganan barang atau bahan

kimia berbahaya tanpamemperhatikan petunjuk yang telah ada

(MSDS)

c) Melalui tenaga listrik karena hubungan arus pendek

sehinggamenimbulkan panas atau bunga api dan dapat

menyalakan ataumembakar komponen lain.

3. Faktor Alam

a) Petir adalah salah satu penyebab adanya kebakaran

b) Letusan gunung berapi dapat menyebabkan kebakaran hutan dan

jugaperumahan yang dilalui oleh lahar panas

Selain faktor diatas beberapa peristiwa yang

mengakibatkanterjadinya kebakaran adalah sebagai berikut :

a) Nyala api dan bahan-bahan yang pijar

Jika suatu benda padat ditempatkan dalam nyala api, suhunya akan

naik, mulaiterbakar dan menyala terus sampai habis. Kemungkinan

terbakar atau tidaktergantung dari sifat benda padat tersebut yang

mungkin sangat mudah, agak mudahdan sukar terbakar, besarnya zat

padat tersebut, jika sedikit, takcukup timbul panasuntuk terjadinya

kebakaran, keadaan zat padat seperti mudah terbakar kertas ataukayu

lempengan tipis oleh karena relatif luasnya permukaan yang

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 11

Page 12: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

besinggungandengan oksigen dan cara menyalakan zat padat,

misalnya di atas atau sejajar.

b) Penyinaran

Terbakarnya suatu bahan yang mudah terbakar oleh benda pijar atau

nyala api tidakperlu atas dasar persentuhan. Semua sumber panas

memancarkan gelombanggelombangelektromagnetis yaitu sinar infra

merah.Jika gelombang ini mengenaibenda, maka pada benda tersebut

dilepaskan energi yang berubah menjadi panas.Benda tersebut

menjadi panas dan jika suhunya tarus naik maka pada akhirnyabenda

tersebut akan menyala.

c) Peledakan uap atau gas

Setiap campuran gas atau uap yang mudah terbakar dengan udara

akan menyala,jika terkena benda pijar atau nyala api dan

pembakaran yang terjadi akan meluasdengan cepat, manakala kadar

gas atau uap berada dalam batas untuk menyala ataumeledak.

d) Peledakan debu atau noktah-noktah zat cair

Debu-debu dari zat yang mudah terbakar atau noktah-noktah cair

yang berupasuspensi di udara bertingkah seperti campuran gas dan

udara atau uap dalam udaradan dapat meledak.

e) Percikan api

Percikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab

terbakaranyacampuran gas, uap atau debu dan udara yang dapat

menyala. Biasanya percikan apaitak dapat menyebabkan terbakarnya

benda padat. Oleh karena itu, tidak cukupnyaenergi dan panas yang

ditimbulkan akan menghilang di alam benda padat. Percikanapi

mungkin terbentuk sebagai akibat arus listrik dan juga karena

kelistrikan statissebagai gesekan 2 benda yang bergerak.

f) Reaksi kimia

Reaksi kimia tertentu menghasilkan cukup panas dengan akibat

terjadinyakebakaran. Zat-zat yang bersifat oksidasi seperti hydrogen

peroksida, klorat, boratdan lain-lain yang membebaskan oksigen

pada pemanasasn dengan aktifmeningkatkan proses oksidasi dan

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 12

Page 13: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

menyebabkan terbakaranya bahan-bahan yangdapat dioksidasi.

Sekalipun tidak ada panas yang dating dari luar,

bahanyangmengoksidasi dapat mengakibatkan terbakarnya zat-zat

organic, terutama jika bahanorganic, terutama jika bahan organic

terdapat dalam bentuk partikel atau jika kontak.

2.1.2 Cara Pencegahan Bahaya Kebakaran

Setelah mengetahui teori segitiga api dan fenomena kebakaran,

maka kita dapat mengetahui bagaimana tata cara pencegahan bahaya

kebakaran, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Cara Penguraian

Yaitu dengan cara memisahkan/menempatkan pada tempat khusus

bahan bakar atau yang mudah terbakar.

2. Cara Pendinginan

Yaitu dengan cara menurunkan temperatur bahan bakar hingga

berada dibawah titik nyalanya.

3. Cara Isolasi

Yaitu dengan cara menurunkan konsentrasi/kadar oksigen hingga

dibawah 12%.

Selain cara pencegahan diatas, sebenarnya masih ada aspek-aspek

penting untuk mencegah terjadinya kebakaran yaitu sebagai berikut :

1. Aspek Normatif

Merupakan aspek-aspek yang dibutuhkan untuk mencegah bahaya

kebakaran yang biasanya berupa hal-hal normal yang harus

dipenuhi untuk mencegah kebakaran, seperti: adanya sistem

proteksi kebakaran, tersedianya pintu darurat, dsb.

2. Aspek Administratif

Aspek - aspek yang ada disini berhubungan erat dengan komitmen

pihak managemen perusahaan untuk peduli terhadap pencegahan

bahaya kebakaran dalam perusahaan. Seperti penyediaan tenaga

ahli khusus proteksi kebakaran dan perlengkapannya, dsb.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 13

Page 14: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

3. Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek yang sangat penting, karena aspek

ini berkaitan erat dengan cara penggunaan sarana proteksi yang ada

dalam perusahaan. Sehingga untuk menggunakannya dengan cara

yang benar dan sesuai dengan prosedur, diperlukan pelatihan-

pelatihan khusus bagi petugas proteksi kebakaran dalam suatu

perusahaan.

2.1.3 Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Jika ternyata kebakaran tetap saja terjadi, maka dibutuhkan teknik

penanggulangan kebakaran yaitu:

1. SER (Self Emergency Response)

Adalah suatu teknik pemadaman kebakaran dengan cara

memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia seperti hydrant,

APAR, sprinkler dan lain-lain. Jika sarana dan prasarana ini tidak

tersedia atau kurang memadai maka terkadang kebakaran akan sulit

ditanggulangi.

2. CER (Community Emergency Response)

Adalah suatu teknik pemadaman kebakaran dengan cara meminta

bantuan kepada masyarakat sekitar dan juga kepada departemen

pemadaman kebakaran. Hal ini sering dilakukan karena pada

bangunan yang terbakar tidak memiliki sarana dan prasarana

penanggulangan kebakaran yang memadai. Namun, Community

Emergency Response ini terkadang mendapat hambatan seperti

keterlambatan, akses masuk yang sempit sehingga truk pemadam

kebakaran tidak dapat masuk, dan kurangnya ketersediaan air pada

lokasi kebakaran sehingga truk pemadam kebakaran harus bolak-

balik ke lokasi kebakaran untuk mengambil air.

2.2. Perencanaan Konsep

Untuk merencanakan instalasi sistem pencegahan kebakaran harus

diperhatikan faktor yang menentukan antara lain,

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 14

Page 15: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

1. Klasifikasi gedung menurut tinggi dan jumlah lantai.

Didalam perencanaan konsep instalasi sprinkler, klasifikasi

gedung menurut tinggi dan jumlah lantai yaitu:

Tabel 2.1 Klasifikasi gedung menurut tinggi dan jumlah lantai

Klasifikasi Bangunan Ketinggian dan Jumlah Lantai

A. Tidak Bertingkat

B. Tidak Bertingkat

C. Bertingkat Rendah

D. Bertingkat Tinggi

E. Bertingkat Tinggi

Ketinggian sampai dengan 8 meter atau

(satu) lantai (lapis)

Ketinggian lebih dari 8 meter atau 2 (dua)

lantai (lapis)

Ketinggian sampai dengan 14 meter atau 4

(empat) lantai (lapis)

Ketinggian sampai dengan 40 meter atau 8

(delapan) lantai (lapis)

Ketinggian lebih dari 40 meter atau diats 8

(delapan) lantai (lapis)

Sumber: PermenakerNo. Per 04/MEN/1980

2. Sistem Sprinkler

Springkler adalah sebuah alat pemadam api otomatis, dimana

system yang terpasang secara modulair di atas plafon dan jumlah

modul terpasang disesuaikan dengan kebutuhan volume ruangan yang

akan dilindungi. Sistim pemadam otomatis ini akan bekerja bila ada

asap/awal nyala api yang terdeteksi oleh pengindera elektronik

(sensor). Oleh karenanya bila dipasang beberapa unit dalam satu

ruangan akan bekerja secara serentak karena ujung nozzle/springkler

alat ini dilengkapi dengan actuator yang bekerja secara elektronik.

Alat ini juga berfungsi sebagai Thermatic artinya bila terjadi

kegagalan fungsi elektonik tetap bekerja akibat panas pada temperatur

± 68°C. Hingga saat ini Sprinkler masih diperlukan pada bangunan

gedung, karena sistem sprinkler otomatik telah terbukti paling efektif

dalam memadamkan kebakaran. Namun sangat disayangkan jika

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 15

Page 16: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

masih banyak stakeholders (pemilik, bahkan konsultan dan instansi

berwenang) menganggap bahwa sprinkler tidak efektif dan memakan

biaya besar, sehingga menggantinya dengan sistem lain. Sistem

sprinkler otomatik adalah adalah kombinasi dari deteksi panas dan

pemadaman, ia bekerja secara otomatik penuh tanpa bantuan orang

atau sistem lain. Sehingga system ini merupakan sistem

penanggulangan/ pemadaman kebakaran yang paling efektif

dibandingkan dengan sistem hidran dan lainnya. Sebuah studi di

Australia & New Zealand memberikan angka keberhasilan mencapai

99%.

Prinsip kerja sprinkler memanfaatkan teori kebakaran

kompartemen (SFPE Handbook of Fire Protection Engineering,

3rd Edition, 2002). Kebakaran di lantai akan membuat asap dan udara

ruangan terikutkan mengapung ke atas yang dinamakan

plume. Bila plume membentur langit-langit, maka terjadi aliran udara

panas secara radial pada atau dekat dengan langit-langit. Aliran udara

panas ini dinamakan ceiling jet dan terjadi pada ketebalan maksimum

30 cm dari langit-langit. Bila ceiling jet mengenai kepala sprinkler

maka terjadi perpindahan kalor secara konvektif dari ceiling jet ke

elemen sensor panas sprinkler (fusible link atau glass bulb)

yang menyebabkan temperaturnya akan naik dari sebelumnya sama

dengan temperatur ruangan. Elemen sensor panas ini mempunyai

temperatur kerja nominal yang bermacam-macam dari 57°C s/d

343°C, dapat diplih tergantung dari rancangan bahaya kebakaran

huniannya.

Kepala sprinkler akan beroperasi bila temperatur elemen

sensor panasnya telah naik mencapai temperatur kerja nominalnya.

Untuk hunian apartemen, umumnya digunakan temperatur nominal

57°C atau 68°C. Prinsip operasi sprinkler ini sama persis dengan

prinsip operasi detektor panas lain seperti yang digunakan dalam

sistem deteksi dan alarm. Oleh karena itu, bila bangunan telah

diproteksi oleh sprinkler maka tidak perlu lagi dilengkapi dengan

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 16

Page 17: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

detektor panas dan hanya perlu dilengkapi dengan detektor asap. Bila

kebakaran terus terjadi, maka di dalam ruangan/ kompartemen akan

terbentuk 2 lapisan yaitu, (a) lapisan asap di atas, dan (b) lapisan

relatif bebas asap di bawahnya. Temperatur dan ketebalan lapisan

asap akan naik dan terus bertambah selama terjadi kebakaran.

Sedangkan temperatur lapisan bebas asap di bawahnya relatif sama

dengan temperatur ruangan.

Pada saat sprinkler beroperasi, temperatur ruangan (bukan

temperatur nyala api) relatif tidak berubah atau kenaikannya tidak

besar, kecuali terjadi kegagalan sistem sprinkler sehingga kebakaran

tidak padam dan lapisan asap akan terus turun ke lantai. Hal ini dapat

diprediksikan dengan program simulasi kebakaran di kompartemen

(Program CFAST dan ASET). Meskipun persentase kegagalan

sprinkler adalah sangat kecil dibanding keberhasilannya, sprinkler

dapat gagal terutama karena sebab-sebab berikut, pertama, kesalahan

rancangan, sistem sprinkler haras dirancang sesuai dengan tingkat

resiko bahaya kebakaran bangunan. Misalnya bangunan dengan

hunian apartemen di atas dan paserba di podium, mempunyai risiko

bahaya yang berbeda, dengan demikian rancangan densitasnya pun

berbeda. Kedua, kesalahan instalasi, pengawasan pelaksanaan di

lapangan kuang, misalnya posisi kepala sprinkler terhadap langit-

langit dan rintangan (kolom dan balok struktur) tidak memenuhi

persyaratan instalasi sehingga sangat mengurangi kinerja sprinkler.

Ketiga, tidak adanya program inspeksi, tes dan pemeliharaan berkala

yang sesuai standar (NFPA 25), mengakibatkan sistem tidak

beroperasi saat diperlukan bila terjadi kebakaran. Dan keempat, ciri-

ciri bangunan seperti arsitektur terbuka sehingga lantai terbuka ke

udara luar, dan kompartemen yang tidak mempunyai ketahanan api

(dari bahan mudah terbakar kayu dan lain-lain). Ciri-ciri tersebut

mempengaruhi kinerja sistem sprinkler.

Sistem sprinkler bekerja secara otomatis dengan

memancarakan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 17

Page 18: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

kebakaran atau setidak-tidaknya mencegah meluasnya kebakaran.

Instalasi springkler inidipasang secara tetap/permanen di

dalambangunan yang dapat memadamkan kebakaran secara otomatis

dengan menyemprotkan air ditempat mula terjadi kebakaran.

Ada beberapa jenis sistem sprinkler, diantaranya yaitu:

1. Sistem basah (wet pipe system)

Sistem springklerbasah bekerja secara otomatis

terhubungdengan sistem pipa yang berisi air.Peralatan yang

digunakanpada sistem springkler jenis terdiri dari sumber air,

bak penampungan, kepala springkler, tangki tekanan dan pipa

airdimana dalam keadaan keadaan normal, seluruh jalur pipa

penuhdengan air.Sistem ini paling terkenal dan paling

sedikitmenimbulkan masalah.

2. Sistem kering (dry pipe system)

Sistem sprinkler kering merupakan suatu instalasi sistem

springkler otomatis yang disambungkan dengan sistem

perpipaannya yang mengandung udara atau nitrogen

bertekanan.Pelepasan udara tersebut akibat adanya panas

mengakibatkanapi bertekanan membuka dry pipe valve

3. Sistem curah (deluge system)

Sistem curah biasanya untuk proteksi kebakaran padatrafo-

trafo pembangkit tenaga listrik atau gudang-gudang

bahankimia tertentu.Sistem ini menyediakan air secara cepat

untukseluruh area dengan memakai kepala springklerterbuka

yangdihubungkan ke supplai air melalui suatu valve.Valve ini

dibukadengan cara mengoperasikan sistem deteksi yang

dipasang diarea yang sama dengan sprinkler. Ketika valve

dibuka, air akanmengalir ke dalam sistem perpipaan dan

dikeluarkan dariseluruh sprinkler yang ada.

4. Sistem pra aksi (preaction system)

Komponen sistem pra aksi memiliki alat deteksi dan kutub

kendali tertutup, instalasi perpipaan kosong berisi udara

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 18

Page 19: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

biasa(tidak bertekanan) dan seluruh kepala sprinkler

tertutup.Valveuntuk persediaan air dibuka oleh suatu sistem

operasi detektorotomatis yang dengan segera mengalirkan air

dalam pipa.Penggerak sistem deteksi membuka katup yang

membuat airdapat mengalir ke sistem pipa sprinkler dan air

akan dikeluarkanmelalui beberapa sprinkler yang terbuka.

Kepekaan alat deteksipada sistem pra aksi ini diatur berbeda

dan akan lebih peka,maka dari itu disebut sistem pra aksi

karena ada aksipendahuluan sebelum kepala sprinkler pecah.

5. Sistem kombinasi (combined system)

Sistem sprinkler kombinasi bekerja secara otomatis

danterhubung dengan sistem yang mengandung air di

bawahtekanan yang dilengkapi dengan sistem deteksi yang

terhubungpada satu area dengan sprinkler. Sistem operasi

deteksimenemukan sesuatu yang janggal yang dapat membuka

pipakering secara simultan dan tanpa adanya kekurangan

tekanan airdi dalam sistem tersebut.

Menurut SNI 03-3989-2000, dikenal dua macam sistem

springkler yaitu springkler berdasarkan arah pancaran dan

berdasarkan kepekaan terhadap suhu.Berikut klasifikasi kepala

springkler:

a. Sistem sprinkler terdiri dari :

1. Penyedia air yang cukup

2. Jaringan pipa yang cukup

3. Perlengkapan sprinkler

b. Klasifikasi kepala sprinkler :

1. Berdasarkan arah pancaran:

a) Pancaran keatas

b) Pancaran kebawah

c) Pancaran arah dinding

2. Berdasarkan kepekaan terhadap suhu:

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 19

Page 20: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

a) Warna segel:

1) Warna putih pada temperatur 93° C

2) Warna biru pada temperatur 141° C

3) Warna kuning pada temperatur 182° C

4) Warna merah pada temperatur 227° C

5) Tidak berwarna pada temperatur 68° C / 74° C

b) Warna cairan dalam tabung:

1) Warna jingga pada temperatur 53° C

2) Warna merah pada temperatur 68° C

3) Warna kuning pada temperatur 79° C

4) Warna hijau pada temperatur 93° C

5) Warna biru pada temperatur 141° C

6) Warna ungu pada temperatur 182° C

7) Warna hitam pada temperatur 201° C – 260° C

Sistem sprinkler harus mengacu pada standar yang telah

ditentukan untuk menjamin kualitas dan keandalannya. Bila

menggunakan standar Inggris sebagai acuannya adalah:

1. British Standart Code of Practice CP 402.201 (1952)

2. The Rules of The Fire Offices Committee for Automatic

Sprinkler Installations

Code of practices berfungsi sebagai acuan untuk memberikan

rekomendasi mengenai perencanaan bagian-bagian dari komponen,

material yang harus dipakai, pemeriksaan dan pemeliharaannya.

Apabila melibatkan pihak asuransi, maka untuk pemasangan dan

pemeliharaanya harus mengikuti fire offices committee rules.

Code of practices dan fire offices committee yang menjamin

bahwa sistem sprinkler yang dipasang telah memenuhi standart,

sehingga kesalahan atau ketidakhandalan dari sistem jarang terjadi.

Bila automatic sprinkler tidak berfungsi letak kesalahannya

adalah kesalahan dari penggunaan bangunan itu sendiri seperti

perubahan struktur bangunan, dilakukan perombakan dekorasi dan

perubahan pemakaian dari gedung tersebut, sistem pemeliharaan yang

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 20

Page 21: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

tidak baik serta terjadinya kerusakan-kerusakan mekanis dari sistem

tersebut.

3. Susunan pipa

Susunan pipa instalasi sprinkler:

a. Susunan cabang ganda.

Susunan sambungan di mana pipa cabang disambungkan ke

dua sisi pipa pembagi.

b. Susunan cabang tunggal.

Susunan sambungan di mana pipa cabang disambungkan ke

satu sisi dari pipa pembagi.

c. Susunan pemasukan di tengah.

Susunan penyambungan di mana pipa pembagi mendapat

aliran air dari tengah

d. Susunan pemasukan di ujung.

Susunan penyambungan di mana pipa pembagi mendapat

aliran dari ujung.

4. Klasifikasi Hunian

Klasifikasi sifat hunian adalah klasifikasi tingkat risiko bahaya

kebakaran yang diklasifikasikan berdasarkan struktur bahanbangunan,

banyaknya bahan yang disimpan di dalamnya, serta sifat kemudahan

terbakarnya, jugaditentukan oleh jumlah dan sifat penghuninya.

Klasifikasi sifat hunian dibagi atas:

a. Hunian Bahaya Kebakaran Ringan.

Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan

terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan

panas rendah, sehingga menjalarnya api lambat.

b. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok I.

Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan

terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar

dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 m dan apabila terjadi

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 21

Page 22: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya

api sedang.

c. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok II.

Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan

terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar

dengan tinggi tidak lebih dari 4 m dan apabila terjadi

kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya

api sedang.

d. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok III.

Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan

terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan

panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.

e. Hunian Bahaya Kebakaran Berat.

Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan

terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan

panas tinggi, penyimpanan cairan yang mudah terbakar,

sampah, serat, atau bahan lain yang apabila terbakar apinya

cepat menjadi besar dengan melepaskan panas tinggi sehingga

menjalarnya api cepat.

f. Hunian Khusus.

untuk hunian khusus seperti penyimpanan atau tempat dimana

penggunaan cairan yang mempunyai kemudahan terbakar

tinggi dapat digunakan sistem pancaran serentak. Karena

keadaan yang menguntungkan, beberapa macam hunian dapat

memperoleh keringanan satu kelas lebih rendah dengan

persetujuan instansi yang berwenang.

5. Pipa Penyalur

Pipa penyalur untuk sistem springkler tidak boleh

dihubungkan pada sistem lain kecuali seperti dibawah ini:

a. Jaringan kota.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 22

Page 23: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Sambungan pada sistem jaringan kota dapat diterima

apabila kapasitas dan tekanannya mencukupi. Kapasitas dan

tekanan sistem jaringan kota dapat diketahui dengan

mengadakan pengukuran langsung pada jaringan distribusi di

tempat penyambungan yang direncanakan atas ijin Perusahaan

Daerah Air Minum. Meter air tidak dianjurkan untuk dipasang

pada sambungan sistem springkler. Apabila ditentukan lain

harus digunakan meter air khusus. Ukuran pipa sekurang-

kurangnya harus sama dengan pipa tegak yang disambungkan,

dengan ukuran minimum 100 mm.

b. Tangki gravitasi.

Tangki yang diletakkan pada ketinggian tertentu dan

direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai sistem

penyediaan air. Kapasitas dan letak ketinggian tangki harus

memberikan aliran dan tekanan yang cukup.

Tangki gravitasi yang melayani keperluan rumah

tangga, kran kebakaran dan system springkler otomatis harus :

a) Direncanakan dan dipasang sedemikian rupa, sehingga

dapat menyalurkan air dalam kuantitas dan tekanan

yang cukup untuk sistem tersebut.

b) Mempunyai lubang aliran keluar untuk keperluan

rumah tangga pada ketinggian tertentu dari dasar

tangki, sehingga persediaan minimum yang diperlukan

untuk pemadam kebakaran dapat dipertahankan.

c) Mempunyai lubang aliran keluar untuk kran kebakaran

pada ketinggian tertentu dari dasar tangki, sehingga

persediaan minimum yang diperlukan untuk sistem

springkler otomatis dapat dipertahankan.

c. Tangki bertekanan

Tangki bertekanan yang direncanakan dengan baik

dapat diterima sebagai system penyediaan air. Tangki

bertekanan harus dilengkapi dengan suatu cara yang

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 23

Page 24: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

dibenarkan agar tekanan udara dapat diatur secara otomatis.

Apabila tangki bertekanan merupakan satu-satunya sistem

penyediaan air, sistem tersebut harus juga dilengkapi dengan

alat tanda bahaya yang memberikan peringatan apabila

tekanan dan atau tinggi muka air dalam tangki turun

melampaui batas yang ditentukan. Tanda bahaya harus

dihubungkan dengan jaringan listrik yang terpisah dengan

jaringan listrik yang melayani kompresor udara.

Tangki bertekanan hanya boleh digunakan untuk

melayani sistem springkler dan system slang kebakaran yang

dihubungkan pada pemipaan springkler. Tangki bertekanan

harus selalu terisi air sampai penuh, dan diberi tekanan udara

ditambah dengan 3 x tekanan yang disebabkan oleh berat air

pada perpipaan sistem springkler di atas tangki kecuali

ditetapkan lain oleh pejabat yang berwenang.

d. Sambungan pemadam kebakaran

Apabila disyaratkan harus disediakan sebuah

sambungan yang memungkinkan petugas pemadam kebakaran

memompakan air kedalam sistem springkler, ukuran pipa

minimum adalah 100 m. Pipa berukuran 80 mm dapat

digunakan, apabila dihubungkan dengan pipa tegak berukuran

80 mm juga. Sambungan pemadam kebakaran harus

ditempatkan pada bagian system springkler di dekat katup

balik.

Automatic sprinkler system harus dilengkapi dengan

persediaan air yang cukup dan memenuhi persyaratan.

Persediaan air dapat dieroleh dari:

1. Jaringan hydrant kota (town mains)

2. Persediaan air pribadi (elevated private reservoir)

3. Tanki gravitasi (gravity tank)

4. Persediaan air dilengkapi pompa otomatis

5. Tanki bertekanan (pressure tank)

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 24

Page 25: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Pemilihan sistem instalasi kebakaran berdasar atas

persediaan air yang dibagi dalam 3 kategori sesuai jumlah dan

macam persedian air yang tersedia.

a. Kategori 1

Sistem pesediaan air dari dua sumber atau satu sumber, tetapi

mampu melayani seluruh sprinkler yang dipasang dalam

suatu bangunan dan tidak melebihi 2000 sprinkler dengan

200 sprinkler untuk setiap resiko kebakaran yang terpisah.

b. Kategori 2

Sistem persediaan air dengan satu sumber tetapi tidak

membatasi jumlah atau banyaknya sprinkler yang dipasang.

c. Kategori 3

Sistem persediaan air diambil dari jaringan hidran kota atau

pompa otomatis. Pada kategori ini tidak dapat digunakan

untuk klasifikasi bahaya kebakaran berat.

2.3. Dasar Perencanaan

2.3.1 Klasifikasi Sistem.

Sistem springkler terdiri dari 3 klasifikasi sesuai dengan

klasifikasi Hunian Bahaya kebakaran, yaitu :

1. sistem bahaya kebakaran ringan,

2. sistem bahaya kebakaran sedang,

3. sistem bahaya kebakaran berat.

Jaringanpipa untuk dua sistem bahaya kebakaran atau lebih yang

berbeda boleh dihubungkan pada satu katup kendali dengan ketentuan

jumlah kepala springkler yang dilayani tidak melampaui jumlah

maksimum.

2.3.2 Perhitungan Hidrolik.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 25

Page 26: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Perhitungan hidrolik tiap sistem harus direncanakan berdasarkan

kepadatan pancaran pada daerah kerja maksimum yang diperkirakan

(banyaknya kepala springkler yang dianggap bekerja) dibagian

hidrolik tertinggi dan terjauh dari gedung yang dilindungi.

2.3.3 Kepadatan Pancaran

Kepadatan pancaran yang direncanakaan dan daerah kerja

maksimum yang diperkirakan untuk ketiga klasifikasi tersebut diatas

tercantum dibawah ini:

a) Sistem bahaya kebakaran ringan.

Kepadatan pancaran yang direncanakan 2,25 mm/menit. Daerah

kerja maksimum yang diperkirakan : 84 m2.

Catatan :

Tambahan kepadatan sebesar 5 mm/men diberikan untuk daerah

tertentu pada hunian bahaya kebakaran ringan, seperti : ruang

atap, ruang besmen, ruang ketel uap, dapur, ruang binatu, ruang

penyimpanan, ruang kerja bengkel dan lain-lain dengan

penentuan jarak kepala springkler yang lebih dekat .

b) Sistem bahaya kebakaran sedang.

Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit.Daerah

kerja maksimum yang diperkirakan 72 ~ 360 m2.

Catatan :

Sistem bahaya kebakaran sedang terdiri dari 3 (tiga) kelompok

berdasarkan daerah kerja maksimum yang diperkirakan, yaitu :

kelompok I (bahaya kebakaran sedang ringan) 72 m2,

kelompok II (bahaya kebakaran sedang-sedang) 144 m2,

kelompok III (bahaya kebakaran sedang berat) 216 m2.

Apabila kemungkinan terjadi penyalaan serentak, misalnya yang

mungkin terjadi pada proses persiapan di pabrik tekstil, maka

luas maksimumnya 360 m2.

c) Sistem bahaya kebakaran berat

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 26

Page 27: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Kepadatan pancaran yang direncanakan 7,5 ~ 12,5

mm/men.Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 m2.

Catatan:

Diperlukan perlengkapan perlindungan dengan pancaran

berkecepatan tinggi atau sedang dalam daerah bahaya ini

dimana larutan atau cairan lain yang mudah terbakar disimpan

atau diolah.

2.4. Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya

Kebakaran Pada Bangunan Gedung.

2.4

2.4.1 Permohonan Persetujuan

Sebelum mulai dengan pemasangan, gambar perencanaan harus

mendapat persetujuan pihak yang berwenang, perubahan yang terjadi

pada gambar perencanaan yang telah disetujui harus dimintakan

persetujuan ulang.

2.4.2 GambarPerencanaan

Gambar perencanaan harus dibuat dengan skala tertentu, pada

kertas gambar yang berukuran sama dan harus memuat denah tiap

lantai. Gambar perencanaan harus dapat diperbanyak dengan mudah.

Hal-hal seperti dibawah ini harus tercantum dalam gambar

perencanaan :

a) Nama pemilik dan jenis hunian

b) Alamat.

c) Klasifikasi bahaya kebakaran.

d) Arah mata angin

e) Kontruksi atap dan langit-langit.

f) Potongan gedung.

g) Letak dinding tahan api.

h) Letak dinding pemisah.

i) Jenis hunian tiap ruang atau kamar

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 27

Page 28: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

j) Letak tempat-tempat yang tertutup dan penyimpanan barang

k) Ukuraan pipa dan tekanan air bersih kota dan apakah

merupakan ujung buntu atau jaringan melingkar

l) Penyedian air cara lain dengan tekanan atau gravitasi

m) Merk, ukuran lubang, dan jenis springkler

n) Suhu kerja dan letak springkler

o) Jumlah springkler pada tiap pipa tegak, jumlah springkler pada

tiap sistem dan luas daerah yang dilindungi tiap lantai

p) Jumlah springkler pada setiap pipa tegak dan jumlah

keseluruhan tiap lantai

q) Merk, model dan tipe tanda bahaya yang dipakai

r) Macam dan letak lonceng tanda bahaya hidrolis

s) Percabangan, nipel pipa tegak dan ukuran-ukurannya

t) Jenis penggantung

u) Semua katup kendali, pipa pengering, pipa uji

v) Slang kebakaran

w) Nama dan alamat instalatur.

2.4.3 Penyediaan Air Dan Pompa Untuk Sistem Sprinkler

Penyediaan air dari sistem sprinkler dapat diperoleh dari:

1. Sistem air PAM, jika tekanan dan kapasitas memenuhi sistem

yang direncanakan

2. Pompa kebakaran otomatis yang dilengkapi dengan sumber air

yang memenuhi keperluan disain hidrolis

3. Bejana tekan

4. Tangki gravitasi

Jumlah air minimum untuk keperluan kebakaran bagi

hunian bahaya kebakaran ringan adalah seperti pada tabel 3.1.5

yaitu 500-750 gpm, untuk waktu pengoperasian selama 30-60

menit.Pompa yang digunakan harus yang bekerja otomatis jika

terjadi kebakaran. Selain itu digunakan juga Jockey Pump

untuk mengatasi kekurangan tekanan dan flow jika kurang dari

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 28

Page 29: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

jumlah yang seharusnya agar tetap konstan. Apabila cadangan

air untuk pencegahan kebakaran dalam reservoir habis atau

pompa yang disediakan tidak bekerja maka air disuplai dari

ruas pemadam kebakaran dengan menghubungkan selang

pemadam kebakaran pada fire department connection.

5. Syarat Penyambungan

Pipapenyaluruntuksistemspringklertidakbolehdihubung

kanpadasistemlainkecualiseperti yangdiaturdalambagianini.

a. Jaringankota

Sambunganpadasistemjaringankotadapatditerim

aapabilakapasitasdan tekanannya mencukupi.

Kapasitas

dantekanansistemjaringankotadapatdiketahuidengan

mengadakanpengukuranlangsungpadajaringandistribusi

ditempatpenyambungan yang direncanakan

atasijinPerusahaanDaerahAirMinum.Meterairtidakdianj

urkanuntuk

dipasangpadasambungansistemspringkler.Apabiladitent

ukanlainharus digunakanmeter

airkhusus.Ukuranpipasekurang-kurangnya

harussamadenganpipategakyang

disambungkan,denganukuranminimum100mm.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 29

Page 30: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Gambar Error! No text of specified style in document..1 Jaringan kota

(Sumber : SNI 03-3989-2000)

b. TangkiGravitasi

Tangkiyangdiletakkan

padaketinggiantertentudandirencanakandenganbaikdapa

t diterimasebagaisistempenyediaan

air.Kapasitasdanletakketinggian tangkiharus

memberikanalirandantekananyangcukup.

Gambar Error! No text of specified style in document..2 TangkiGravitasi

(Sumber : SNI 03-3989-2000)

Tangki gravitasi yang melayani keperluan

rumah tangga, kran kebakaran dan sistem

springklerotomatisharus:

1. Direncanakandandipasang sedemikian rupa,

sehinggadapatmenyalurkanair

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 30

Page 31: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

dalamkuantitasdantekananyangcukupuntuksiste

mtersebut.

2. Mempunyai lubang aliran keluar untuk

keperluan rumah tangga pada ketinggian

tertentudaridasartangki,sehinggapersediaan

minimumyangdiperlukanuntuk

pemadamkebakarandapatdipertahankan.

3. Mempunyailubangalirankeluaruntukkrankebakar

anpadaketinggiantertentu dari

dasartangki,sehinggapersediaan

minimumyangdiperlukanuntuksistemspringkler

otomatisdapatdipertahankan.

Gambar Error! No text of specified style in document..3

Sambunganpipayangmelayanikeperluan rumahtangga,krankebakaran,

springklerotomatispadatangkigravitasi.

( Sumber : SNI 03-3989-2000)

c. TangkiBertekanan

Tangkibertekananyangdirencanakan

denganbaikdapatditerimasebagaisistem

penyediaanair.Tangkibertekananharusdilengkapidengan

suatucara yangdibenarkanagar tekananudara

dapatdiatursecaraotomatis.Apabilatangkibertekananmer

upakansatu-satunya sistempenyediaan air,sistemtersebut

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 31

Page 32: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

harus jugadilengkapi dengan alat tanda bahaya yang

memberikanperingatanapabila

tekanandanatautinggimukaairdalamtangkiturunmelampa

uibatasyangditentukan.Tandabahayaharusdihubungkand

enganjaringanlistrikyangterpisahdenganjaringan

listrikyangmelayanikompresorudara.

Tangkibertekananhanyabolehdigunakanuntukme

layanisistemspringklerdansistem

slangkebakaranyangdihubungkanpadapemipaanspringkl

er.Tangkibertekananharusselaluterisiair 2/3

penuh,dandiberitekananudaraditambah

dengan3Xtekananyangdisebabkanolehberatair

padaperpipaansistemspringklerdiatas

tangkikecualiditetapkanlainolehpejabatyangberwenang.

Gambar Error! No text of specified style in document..4Tangkibertekanan

(Sumber : SNI 03-3989-2000)

d. SambunganPemadamKebakaran

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 32

Page 33: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Apabiladisyaratkanharusdisediakansebuahsamb

unganyangmemungkinkan petugas

pemadamkebakaranmemompakan

airkedalamsistemspringkler,ukuranpipaminimum

adalah100m.Pipaberukuran80mmdapatdigunakan,apabil

a dihubungkandengan pipategakberukuran 80 mm

juga.Sambunganpemadamkebakaranharusditempatkanp

adabagiansistem springklerdidekatkatupbalik.

2.5. Persyaratan Khusus Untuk Berbagai Sistem Penyediaan Air.

2.5.1 Sistem Penyediaan Air Bersih Kota.

Sistem springkler dapat disambungkan pada jaringan air bersih

kota yang dapat menyediakan air selama 24 jam dengan tekanan dan

kapasitas yang cukup sesuai dengan persyaratan kapasitas aliran dan

tekanan, butir 5.2.Pipa kota yang dapat disambungkan pada sistem

springkler adalah pipa kota yang mendapat aliran dari dua arah. Sistem

springkler yang melayani sistem bahaya kebakaran sedang Kelompok

III dan sistem bahaya kebakaran berat dapat disambung pada pipa kota

yang merupakan ujung buntu dan mempunyai ukuran minimum 150

mm.

Sistem penyediaan air bersih kota yang mempunyai reservoir

dengan daya tampung minimum 1000 m3, ditambah persyaratan yang

tercantum dalam butir 5.3. boleh disambungkan pada sistem springkler

untuk sistem bahaya kebakaran berat.Untuk sistem bahaya kebakaran

ringan, reservoir dengan daya tampung lebih kecil dari 1000 m3 masih

diperbolehkan.Setiap katup penutup (selain katup penutup yang

menjadi tanggung jawab Perusahaan Daerah Air Minum) harus selalu

diamankan dalam keadaan terbuka dan menjadi tanggung jawab

pemilik gedung.

2.5.2 Sistem Tangki Gravitasi.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 33

Page 34: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Tangki gravitasi yang dimaksud adalah tangki yang khusus

dipasang di dalam gedung guna pemadam kebakaran.Tangki dipasang

pada ketinggian sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air

dalam kapasitas dan tekanan cukup pada instalasi pemadam

kebakaran.Apabila kapasitas tangki dibuat lebih besar dari yang

disyaratkan, penggunaan air untuk keperluan lain tidak boleh

mengurangi kapasitas yang disyaratkan untuk springkler.

Pipa keluar untuk penggunaan lain harus dipasang sedemikian

rupa sehingga air dalam tangki selalu tersisa sesuai dengan kapasitas

yang disyaratkan untuk springkler.Tangki gravitasi harus dilengkapi

dengan tanda tinggi muka air.Air dalam tangki harus selalu diusahakan

bersih dan bebas dari bahan-bahan yang mengendap, tangki harus

dibersihkan tiap 3 tahun sekali.Untuk memudahkan pembersihan harus

disediakan tangga permanen.Sebuah tangki gravitasi tidak boleh

dipakai sebagai penyediaan air untuk dua gedung dengan pemilik yang

berlainan.

2.5.3 Sistem Pompa Otomatis

Pompa kebakaran harus ditempatkan sedemikian rupa,

sehingga mudah dicapai di dalam gedung atau ditempatkan di dalam

bangunan tahan api di luar gedung. Pompa kebakaran tidak boleh

digunakan untuk keperluan lain di luar keperluan kebakaran.

(Dianjurkan pemasangan pompa kebakaran terpisah untuk keperluan

instalasi slang kebakaran).

2.5.4 Pompa Listrik

Tenaga listrik untuk menjalankan pompa harus dari aliran

listrik yang dapat diandalkan, sebaiknya aliran listrik dari pembangkit

listrik tenaga diesel yang disediakan khusus. Apabila listrik kota dapat

diandalkan, kebutuhan listrik untuk pompa kebakaran dapat dipenuhi

oleh aliran listrik kota.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 34

Page 35: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Daya listrik yang tersedia harus menjamin tenaga listrik yang

dibutuhkan untuk menjalankan pompa setiap saat.Tiap tombol listrik

yang melayani pompa kebakaran harus diberi tanda dengan jelas yang

bertuliskan “POMPA KEBAKARAN JANGAN DIMATIKAN

WAKTU KEBAKARAN“.

Lampu tanda harus dipasang untuk menyatakan bahwa ada

aliran listrik.Lampu tanda harus dipasang di dekat pompa sedemikian

rupa, sehingga mudah dilihat oleh operator.Tanda yang dapat dilihat

dan didengar untuk memberi peringatan apabila aliran listrik terputus

harus dipasang pada panel start motor listrik pompa. Aliran listrik

untuk tanda dimaksud harus dari aliran listrik lain yang melayani

motor listrik.

Apabila aliran listrik dari aki, maka aki harus dilengkapi

dengan alat pengisi aki yang selalu mengisi setiap saat.Sekering

berkapasitas tinggi harus dipasang untuk :

1. Melindungi kabel-kabel listrik yang disambung ke motor listrik

2. Melindungi motor listrik sesuai dengan standar yang berlaku.

2.5.5 Pompa Diesel

Pompa dengan motor diesel disambung dengan kopling yang

memungkinkan masing- masing bagian dapat dilepas secara tersendiri.

Ventilasi yang cukup harus diusahakan dalam ruang diesel untuk

mengurangi panas dan memberikan aliran udara.Mesin yang

digunakan harus dari jenis motor diesel dengan injeksi langsung yang

dapat dijalankan tanpa menggunakan sumbu, busi pemanas, eter atau

letupan. Kapasitas penuh harus dapat dicapai dalam waktu 15 detik

sejak start.Penggunaan super charger atau turbo charger dengan

pendingin udara atau air diperbolehkan.

Pompa diesel harus dapat bekerja terus-menerus pada beban

penuh untuk waktu 6 jam dan harus dilengkapi dengan alat pengatur

kecepatan, dalam jangkauan 4,5% dari nilai kecepatan yang ditentukan

pada keadaan nilai beban permulaan sampai beban penuh.Alat untuk

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 35

Page 36: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

mematikan mesin harus dilengkapi dengan alat manual dan kembali

pada keadaan siap start secara otomatis.

Tangki bahan bakar motor diesel harus dibuat dari baja yang di

las.Tangki harus dipasang lebih tinggi dari pompa bahan bakar (pompa

injeksi diesel) untuk dapat mengalirkan secara gravitasi.Pada tangki

harus dipasang alat yang dapat menunjukkan isi bahan

bakar.Persediaan bahan bakar tambahan harus disediakan untuk waktu

bekerja 6 jam disamping bahan bakar yang telah ada dalam tangki

bahan bakar.

Bila terdapat lebih dari satu motor, maka tiap motor harus

mempunyai tangki bahan bakar dan pipa penyalur yang terpisah.Pipa

penyalur bahan bakar tidak boleh dari bahan plastik.Katup pipa

penyalur harus dipasang dekat tangki bahan bakar dan harus selalu

dalam keadaan terbuka.Harus disediakan dua cara menjalankan motor:

1. Start otomatis dengan cara memasang motor starter yang

dilayani oleh aki. Motor starter akan bekerja, apabila tekanan

air dalam sistem springkler turun. Kapasitas aki harus

sedemikian rupa, sehingga mampu untuk menghidupkan motor

starter 10 kali berturut-turut tanpa pengisian kembali.

2. Start manual dengan cara engkol apabila motor tidak besar atau

motor starter yang dihidupkan secara manual.

Catatan :

Motor starter untuk start otomatis dapat juga dipakai

untuk start manual apabila disediakan dua aki untuk masing-

masing penggunaan.Pengisian aki harus dilakukan secara

perlahan-lahan.Alat pengisi aki harus dilengkapi dengan

sakelar untuk memilih pengisian cepat.Alat pengisi aki harus

dapat mengisi dua aki bersama-sama.Harus selalu disediakan

suku cadang yang terdiri dari :

a) Dua set saringan bahan bakar

b) Dua set saringan minyak pelumas lengkap dengan karet

perapat (seal)

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 36

Page 37: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

c) Dua set tali kipas (bila digunakan tali kipas)

d) Satu set kopling lengkap, gasket-gasket, slang-slang

e) Dua set pengabut bahan bakar.

f) Motor harus dijalankan tiap minggu sekali selama

sekurang-kurangnya 10 menit.

2.5.6 Sistem Tangki Bertekanan

Apabila tangki bertekanan merupakan satu-satunya sistem

penyediaan air, maka tangki bertekanan hanya boleh melayani:

1. Sistem bahaya kebakaran ringan

2. Sistem bahaya kebakaran sedang kelompok I.

2.6. Penempatan dan Letak Kepala Springkler.

2.6.1 Penempatan Kepala Springkler

Penempatan kepala springkler didasarkan luas lingkup

maksimum tiap kepala springkler di dalam satu deret dan jarak

maksimum deretan yang berdekatan.

2.6.2 Bahaya Kebakaran Ringan

a) Luas lingkup maksimum tiap kepala springkler :

1. Springkler dinding 17 m2

2. Springkler lain 20 m2

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 37

Page 38: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Gambar 2.10. Penempatan dan Letak Kepala Sprinkler

Gambar 2.11. Penempatan Dan Letak Kepala Sprinkler Selang-seling

(Sumber : SNI 03-3989- 2000)

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 38

Page 39: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

b) Jarak maksimum antara kepala springkler dalam satu deretan dan

jarak maksimum antara deretan yang berdekatan :

1. Springkler dinding

2. Springkler lain 4,6 m

Di bagian tertentu dari bangunan bahaya kebakaran ringan

seperti :ruang langit-langit, ruang besmen, ruang ketel uap,

dapur, ruang binatu, gudang, ruang kerja bengkel dan

sebagainya, luas maksimum dibatasi menjadi sebesar 9 m2 tiap

kepala springkler dan jarak maksimum antara kepala springkler

3,7 m.

2.6.3 Bahaya Kebakaran Sedang

a) Luas lingkup maksimum tiap kepala springkler :

1. Springkler dinding 9 m2

2. Springkler lain 12 m2

b) Jarak maksimum kepala springkler dalam satu deretan dan jarak

maksimum deretan yang berdekatan :

1. Springkler dinding

2. Springkler lain :

a. Jika penempatan standar 4 m

b. Jika kepala springkler dipasang selang seling :

jarak maksimum antara kepala springkler 4,6 m

Jarak maksimum pipa cabang 4,0 m

Untuk gudang pendingin yang memakai metode pendingin

dengan sirkulasi udara, penggilingan padi, studio film, panggung

pada gedung pertunjukan, luas lingkup maksimum tiap kepala

springkler 9 m2 dan jarak maksimum antara kepala springkler 3 m.

Pengaturan penempatan kepala springkler selang-seling pada

sistem bahaya kebakaran sedang (butir 6.1.2) dimaksudkan untuk

menempatkan kepala springkler terpisah sejauh lebih dari 4 meter

pada pipa cabang.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 39

Page 40: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

S = Perencanaan penempatan kepala springkler pada pipa

cabang maksimum 1,6 mm

D = Jarak antara kepala springkler maksimum 4,0 m

S x D ∗ 12 m2

2.6.4 Bahaya Kebakaran Berat

a) Luas lingkup maksimum tiap kepala springkler :

1. umum 9 m2

2. dalam rak penyimpanan :

a. dengan satu jajar springkler 10 m2

b. dengan dua jajar springkler 7,5 m2

c. Jarak maksimum antara kepala springkler dalam satu deretan

dan jarak maksimum deretan yang berdekatan :

1). umum 3,7 m2

2). dalam rak penyimpanan 2,5 m2

Catatan : Jika dipasang lebih dari satu lapisan springkler dalam rak

penyimpanan, penempatan kepala springkler dilapis berikutnya

harus diselang-seling.

2.7. Jarak Maksimum Untuk Penempatan Kepala Springkler Dinding

Samping

2.7.1 Sepanjang Dinding

Sistem bahaya kebakaran ringan 4,6 m.

Sistem bahaya kebakaran sedang :

1. 3,4 m (langit-langit tidak tahan api)

2. 3,7 m (langit-langit tahan api)

2.7.2 Dari Ujung Dinding

Sistem bahaya kebakaran ringan 2,3 m

Sistem bahaya kebakaran sedang 1,8 m

2.7.3 Jumlah Deretan Kepala Springkler

a) Untuk ruangan yang lebarnya lebih kecil atau sama dengan 3,7 m,

cukup dilengkapi dengan sederet springkler sepanjang ruangan.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 40

Page 41: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Untuk ruangan yang lebarnya antara 3,7 m sampai 7,4 m harus

dilengkapi dengan deretan springkler sepanjang ruangan pada tiap

sisinya.

b) Untuk ruangan yang panjangnya lebih dari 9,2 m (bahaya kebakaran

ringan) atau lebih dari 7,4 m (bahaya kebakaran sedang) deretan

springkler harus dipasang selang-seling, sehingga setiap kepala

springkler terletak pada garis tengah antara dua kepala springkler

yang berhadapan.

c) Untuk ruangan yang lebarnya lebih dari 7,4 m deretan kepala

springkler jenis konvensional (dipasang pada langit-langit) harus

dipasang pada langit-langit di tengah-tengah antara dua deret kepala

springkler sebagai tambahan.

2.8. Kepala Sprinkler

2.8.1 Kapasitas Pancaran

a) Perhitungan kapasitas pancaran air di kepala springkler.

Untuk menghitung kapasitas pancaran air di kepala springkler,

berlaku rumus:

Q = kP

dimana :

Q = kapasitas pancaran tiap kepala springkler, dalam

liter/menit.

K = konstanta yang ditentukan oleh ukuran nominal lubang

kepala springkler.

P = tekanan air di kepala springkler dalam kg/cm2.

b) Ukuran lubang kepala springkler.

Ukuran nominal lubang kepala springkler yang dibenarkan untuk

masing-masing sistem bahaya kebakaran adalah sebagai berikut :

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 41

Page 42: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Tabel 2Error! No text of specified style in document..1 Ukuran

lubang kepala springkler

Sumber : SNI 03-3989- 2000

c) Konstanta “k”.

Konstanta “k” untuk ketiga ukuran lubang kepala springkler

tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Tabel Error! No text of specified style in document..2 Konstanta

Sumber : SNI 03-3989- 2000

2.8.2 Jumlah Maksimum Kepala Springkler

Jumlah maksimum kepala springkler yang dapat dipasang pada

satu katup kendali adalah :

Tabel 2.3 Jumlah maksimum kepala springkler

Sumber : SNI 03-3989- 2000

Catatan : Jumlah kepala springkler di tempat tertutup dapat diabaikan.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 42

Page 43: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

2.8.3 Persediaan Kepala Springkler Cadangan

Persediaan kepala springkler cadangan dan kunci kepala

springkler harus disimpan dalam satu kotak khusus yang ditempatkan

dalam ruangan yang setiap suhunya tidak lebih dari 380⁰C.

Persediaan kepala springkler cadangan tersebut paling sedikit

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4Persediaan Kepala Springkler Cadangan

Sumber : SNI 03-3989- 2000

Catatan :

a. Persediaan kepala springkler cadangan harus meliputi semua jenis

dan tingkat suhu dari kepala springkler yang terpasang.

b. Apabila terdapat lebih dari 2 sistem, maka jumlah persediaan

springkler cadangan harus ditambah 50% dari ketentuan tersebut di

atas.

2.9. Syarat dan Ketentuan Perencanaan

1. Jarak antar sprinkler

a. Kebakaran ringan : 4,6 m

b. Kebakaran sedang I : 4 m

c. Kebakaran sedang II : 3,5 m

d. Kebakaan sedang III : 3 m

e. Kebakaran berat : 3 m

2. Daerah kerja maksimum

a. Kebakaran ringan : 84 m2

b. Kebakaran sedang I : 72 m2

c. Kebakaran sedang II : 144 m2

d. Kebakaran sedang III : 216 m2

e. Kebakaran berat : 260 m2

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 43

Page 44: Laporan Sprinkler

x

x

R

R

Instalasi Sprinkler

3. Kepadatan pancaran

a. Kebakaran ringan : 2,5 m/ detik

b. Kebakaran sedang I : 5 m/ detik

c. Kebakaran sedang II : 5 m/ detik

d. Kebakaran sedang III : 5 m/ detik

e. Kebakaran berat : 7,5-12,5 m/ detik

4. Jumlah sprinkler maksimum per katup kendali

a. Kebakaran ringan : 500 buah

b. Kebakaran sedang I : 1000 buah

c. Kebakaran sedang II : 1000 buah

d. Kebakaran sedang III : 1000 buah

e. Kebakaran berat : Sesuai perhitungan hidrostatik

5. Cadangan sprinkler

a. Kebakaran ringan : 6 buah

b. Kebakaran sedang I : 24 buah

c. Kebakaran sedang II : 24 buah

d. Kebakaran sedang III : 24 buah

e. Kebakaran berat : 36 buah

6. Ukuran nominal nozel

a. Kebakaran ringan : 10 mm

b. Kebakaran sedang I : 15 mm

c. Kebakaran sedang II : 15 mm

d. Kebakaran sedang III : 15 mm

e. Kebakaran berat : 20 mm

2.10. Perhitungan Jumlah Springkler

Dalam melakukan perhitungan jumlah sprinkler, maka perlu

mencari jarak antar sprinkler dan jarak kepala sprinkler ke dinding.

1. Jarak antar sprinkler

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 44

Page 45: Laporan Sprinkler

Rxx

Instalasi Sprinkler

x = jarak antar kepala sprinkler

overlap

R = jari-jari pancaran sprinkler

¿

4 r2=2 x2

2 r2=x2

x=√2 r2

2. Jarak kepala sprinkler ke dinding

x = jarak kepala sprinkler ke dinding

R = jari-jari pancaran sprinkler

r2=x2+x2

r2=2x2

x=√0,5 r2

Jarak kepala sprinkler ke dinding tidak boleh melebihi 1,7 m.

Kemudiandilakukan penghitungan jarak kepala sprinkler ke dinding untuk

perbandingan

2.11. Pompa

2.11.1 Fungsi dan Cara Kerja Pompa

a. Pompa sprinkler terdiri dari 1 buah pompa hidran listrik sebagai

pompa utama, digunakan bila tekanan/pressure tank turun setelah

jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi (jocky pumpakan mati

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 45

Page 46: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

sesuai dengan setting pressure tank) maka main pump akan

bekerja.

Tabel 2.5 Karakteristik Pompa kebakaran

b. 1 buah pompa diesel sebagai cadangan digunakan bila terjadi

kebakaran dan pompa mengalami kerusakan atau gagal operasional

(listrik padam) dan pompa utama serta jocky pump berhenti bekerja

mensuplai air maka diesel fire pumpakan melakukan start secara

otomatis berdasarkan pressure switch. Bekerjanya diesel fire pump

secara otomatis menggunakan panel diesel starter. Panel ini juga

melakukan pengisian accu/men-charger accu dan dapat bekerja

secara manual dengan kunci starter pada diesel tersebut. Untuk

perawatan pada diesel fire pump ini dengan pemanasan setiap

minggu (2x pemanasan). Selain dilakukan pemanasan, diesel

dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air (air radiator), dan

pengecekan pada pelumas mesin (oli mesin).

c. 1 buah pompa pacu (jocky pump) digunakan untuk menstabilkan

tekanan air pada pipa dan pressure tank.

2.11.2 Kapasitas Pompa

Kapasitas pompa adalah kemampuan pompa untuk

mengalirkan fluida (cair atau gas) dalam waktu tertentu. Kapasitas

pompa dipengaruhi oleh jumlah fluida yang dialirkan, nilai laju aliran

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 46

Page 47: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

fluida dan hambatan lain dalam aliran fluida. Kapasitas pompa dapat

dispesifikasikan menjadi:

2.11.2.1 Head

Head adalah energi mekanik yang terkandung dalam satu

satuan berat jenis zat cair yang mengalir atau energi tiap satuan

berat.Head pada pompa biasanya disebabkan oleh kerugian gesek

didalam pipa, belokan-belokan, reducer katup-katup, dan

sebagainya.Head dari instalasi pompa dapat dibedakan menjadi

head statis dan head dinamis. Head terdiri dari tiga bagian, antara

lain:

a. Head Total Pompa

Head total pompa yang harus disediakan untuk

mengalirkan jumlah air dapat ditentukan berdasarkan

kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa. Head

total pompa dapat ditulis sebagai berikut:

H = Ha + hp + H1 + LV 2

2 xDxg ………..……….(2.2)

H : Head total (m)

H1 : Kerugian head di pipa, katup, belokan dan

sambungan (m)

hp : Perbedaan tekanan yang bekerja pada kedua

permukaan air (m)

Ha : Head statis total (m)

Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air

disisi keluar dan sisi isap, tanda positif dipakai apabila

muka air disisi keluar lebih tinggi dari pada sisi isap.

b. Head Kerugian

1. Kerugian Gesekan dalam Pipa (Major Losses)

Kerugian gesekan didalam pipa bergantung pada

panjang pipa. Untuk menghitung besarnya kerugian

akibat gesekan didalam pipa digunakan persamaan:

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 47

Page 48: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

hf =f LD

V 2

2 .g ……………………………...(2.3)

Hf : Head karena kerugian gesekan friction (m)

L : Panjang saluran (m)

D : Diameter dalam saluran (m)

V : Kecepatan rerata aliran (m/s)

g : kecepatan grafitasi (m/s2)

f :Koefisien kerugian gesekan (Bilangan

Reynold/Re)

*Ket: Nilai f dapat dilihat pada Lampiran 2.3

(Sumber: Sularso, Tahara. 2004. Pompa dan Kompresor:

Pemilihan, Pemakainan dan Pemeliharaan. Jakarta. PT

Pradnya Paramita)

2. Kerugian Karena Perubahan Bentuk Geometri (Minor

Losses)

a. Kerugian head pada katup (valve)

Kerugian head pada katup dapat ditulis sebagai

berikut:

hf = k V 2

2 xg…….………...……………..(2.4)

hf : Head karena kerugian gesekan friction (m)

V : Kecepatan rata-rata aliran (m/s)

g : kecepatan grafitasi (m/s2)

k :Koefisien kerugian gesekan (Bilangan

Reynold/Re)

(Sumber: Sularso,Tahara. 2004. Pompa dan Kompresor.

Jakarta. PT Pradnya Paramita)

b. Kerugian head pada fitting

Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian

akibat gesekan juga akan terjadi apabila ukuran

pipa, bentuk penampang, belokan, dan arah aliran

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 48

Page 49: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

berubah. Kerugian head transisi tersebut dinyatakan

dalam rumus:

hf = f x V 2

2xg ……………………..……...(2.5)

Untuk mendapatkan nilai f, maka dapat

digunakan persamaan dibawah ini:

f = 0.131 + 1.847 [ D2R]3.5[❑

90]0.5………(2.6)

d : Diameter dalam saluran (m)

R : jari-jari lengkungan sumbu belokan (m)

V : Kecepatan rerata aliran (m/s)

g : kecepatan grafitasi (m/s2)

f :Koefisien kerugian gesekan (Bilangan

Reynold/Re)

: Sudut belokan (derajat)

3. Kerugian Head Pada Nozel

Kerugian head untuk pengecilan mendadak

dapat dinyatakan dengan rumus:

hf = Vd2

2xg ……………………………......……(2.7)

Hf : Head karena kerugian gesekan friction (m)

d : Diameter dalam saluran (m)

V : Kecepatan rerata aliran (m/s)

g : Kecepatan Gravitasi (m/s2)

(Sumber: Sularso, Tahara. 2004. Pompa dan Kompresor:

Pemilihan, Pemakainan dan Pemeliharaan. Jakarta. PT

Pradnya Paramita)

4. Kerugian head Pada Selang

Berdasarkan pada SNI 03-1745-2000 Tentang

Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa

Tegak dan Selang Untuk Pencegahan Bahaya

Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung,

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 49

Page 50: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

dijelaskan bahwa dalam menentukan tekanan pada

outlet sambungan selang yang jauh.Faktor hilangnya

tekanan pada katup selang perlu dipertimbangkan.

Pada operasi pipa tegak, hilangnya tekanan

akibat gesekan pada selang, dapat mengakibatkan tidak

tercapainya tekan 6,9 bar (100 psi pada nozel) Pada

system pipa tegak yang tinggi yang dilengkapi dengan

katup penurunan tekan, petugas pemadam kebakaran

hanya dapat sedikit mengatur atau sama sekali tidak

dapat mengatur tekanan keluaran katup selang.

Kerugian gesekan pada aliran dalam selang dapat

dilihat pada Lampiran2.5

hf= f x L xV 2

2 x D xg ….................………………(2.8)

hf : Head karena kerugian gesekan friction (m)

P : Kerugian gesekan dalam selang (kg/ms2)

: Massa jenis zat cair (kg/m3)

g : Kecepatan Gravitasi (m/s2)

(Sumber: Sularso,Tahara. 2004. Pompa dan Kompresor:

Pemilihan, Pemakainan dan Pemeliharaan. Jakarta. PT

Pradnya Paramita)

5. Head Tersedia

Untuk mencegah terjadinya kavitasi, maka

diusahakan agar tidak ada bagian aliran didalam

pompa yang mempunyai tekanan uap jenuh.Sehingga

didefinisikan suatu besaran yang berguna untuk

memperkirakan keamanan pompa terhadap terjadinya

kavitasi, yaitu tekanan hisap positif Netto(Net Positif

Suction Head-NPSH).Ada dua jenis NPSH yang harus

dipertimbangkan, yaitu NPSH yang dibutuhkan dan

NPSH yang tersedia.NPSH yang tersedia adalah head

yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 50

Page 51: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

ekuivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap

pompa, dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat

ditempat tersebut. NPSH yang tersedia dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan berikut:

Hsv = (Pa / ) + (PV / ) + HS – HLT……(2.9)

HSV : NPSH yang tersedia (m)

Pa : Tekanan Atmosfir (kgf/m2)

PV : Tekanan Uap Jenuh (kgf/m2)

: Massa jenis zat cair (kg/m3)

Ha : Head isap statis (m) bertanda positif (+) jika

pompa terletak diatas permukaan zat cair yang

diisap, dan bertanda negative (-) jika dibawah

HLT : Head didalam pipa isap (m)

Agar pompa dapat bekerja dengan baik, NPSH

yang tersedia harus lebih besar dari pada NPSH yang

dibutuhkan.Untuk menemukan besarnya NPSH yang

dibutuhkan secara teliti harus dilakukan pengujian

terhadap pompa.Data NPSH yang dibutuhkan ini

biasanya dapat diperoleh dari pabrik yang

memproduksi pompa tersebut. Tetapi dalam

perancangan, NPSH yang diperlukan biasanya

diperkirakan dengan menggunakan peersamaan

berikut:

Hsvn = x HN…………………….(2.10)

Untuk mendapatkan koefisien kavitasi () harus

ditentukan kecepatan spesifik

ns = x HN …………………….(2.11)

2.11.2.2 Daya Poros dan Efisiensi Pompa

a. Daya air

Energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa

persatuan waktu daya air yang dapat ditulis sebagai berikut:

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 51

Page 52: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Pw = x g x Qx Hp………...…………………..(2.12)

b. Daya poros

Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan

sebuah pompa adalah sama dengan daya air ditambah

kerugian daya didalam pompa. Daya ini dapat dinyatakan

sebagai berikut:

P = Pw/p ……………….…………………...(2.13)

Pw : Daya poros sebuah pompa (kW)

p : Efisiensi pompa dapat dilihat pada Lampiran2.4

2.11.2.3 Pemilihan Penggerak Mula

Meskipun daya poros sudah ditentukan, daya nominal

dari penggerak mula yang dipakai untuk menggerakkan pompa

harus ditetapkan dari rumus:

Pm = P ( l + a) /t………………………………..(2.14)

Pm : Daya nominal penggerak mula

a : Faktor cadangan (Pada Lampiran2.4)

t : Efisiensi transmisi (Pada Lampiran2.4)

2.11.2.4 Peletakan Sistem Sprinkler (Menurut NFPA13 - Standard

for theInstallation of Sprinkler Systems - 2002 Edition)

Gambar 2.9 Area Maksimum Gambar 2.10 Jarak maksimum

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 52

Page 53: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Gambar 2.11 Letak sprinkler untuk menghindari obstruksi

Gambar 2.12 Jarak vertikal sprinkler dengan dinding pembatas

Gambar 2.13 Letak sprinkler dengan obstruksi di bagian sisi

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 53

Page 54: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Gambar 2.14 Jarak maksimum dari obstruksi (semprotan dari sisi dinding)

Gambar 2.15 Jarak horizontal dan vertikal jika dipasang didinding

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 54

Page 55: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 55

Page 56: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 56

Page 57: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 57

Page 58: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 58

Page 59: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 59

Page 60: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 60

Page 61: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

2.12. Simulasi Aliran Dengan Menggunakan Metode Pipe Flow Expert

Pipe Flow Expert merupakan salah satu metode untuk

menggambar sebuah sistem perpipaan, dan menganalisis fitur dari sistem

ketika terjadi adanya aliran.Pipe Flow Expert ini juga dapat menghitung

kestabilan aliran dan kondisi tekanan pada system.Hal ini memungkinkan

untuk dapat dilakukannya analisis sistem alternatif dengan kondisi yang

berbeda. Hasil analisis yang diperoleh antara lain:

1. Laju aliran masing-masing pipa,

2. Velocities fluida untuk masing-masing pipa,

3. Bilangan Reynold,

4. Faktor gesekan,

5. Kerugian (Losses) tekanan pada gesekan,

6. Kerugian (Losses) tekanan pada fitting,

7. Kerugian (Losses) tekanan pada komponen,

8. Tekanan disetiap node,

9. Nilai-nilai HGL (hydraulic grade line),

10. Titik operasi pada pompa,

11. NPSHa pada inlet pompa.

Masukan dan penampilan dari system informasi pada gambar Pipe

Flow Expert, dan dalam tabel hasil dapat ditampilkan dalam satuan

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 61

Page 62: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

metrikatau imperial sesuai preferensi dan unit khusus setiap item (seperti

laju aliran) juga dapat dikonfigurasi dan diatur secara individu sesuai

dengan yang diinginkan.

2.12.1 Menu

Bagian ini menjelaskan fitur yang berbeda dari Pipe Flow

Expert. Untuk masing-masing fitur, terdapat penjelasan, screen shoot

dan tabel deskripsi untuk setiap menu dari fitur tersebut. Bagian ini

memberikan petunjuk penggunaan Pipe Flow Expert.

2.12.2 Interface

Gambar 2.1Pipe Flow Expert Interface

2.12.3 Fitur Pipa

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 62

Page 63: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Gambar 2.2Pipe Pane dan Pipe sub-menu

2.12.4 Data Material Pipa

Gambar 2.3Data Material Pipa

2.12.5 Data Dialog Ukuran Diameter Pipa

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 63

Page 64: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Gambar 2.4 Data Dialog Ukuran Diameter Pipa

2.12.6 Set Component Pressure Loss Dialog

Gambar 2.5Set Component Pressure Loss Dialog

2.12.7 Set Control Data Dialog

Gambar 2.6Set Control Data Dialog

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 64

Page 65: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

2.12.8 Pump Data Dialog

Gambar 2.7Pump Data Dialog

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 65

Page 66: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 66

Page 67: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

BAB III

GAMBARAN UMUM DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum

Laboraturium PT. Smelting Gresik yang berlokasi di jalan Roomo

Manyar memiliki luas sebesar 1320 m2 dengan panjang bangunan 40 m dan

lebar 33 m. gedung Laboraturium PT. Smelting Gresik memiliki 2 lantai

dengan tinggi per lantai 4 m. lantai pertama pada bangunan ini terdiri dari

beberapa ruangan diantaranya transformer yard, switch gear machine, HVAC

machine room, sample preparation room, slime, sample preparation room

(misc), Cu concentrate, sample preparation (anode cathode) fire assay room,

wet separation room, parting, sample storage and blending room, X-room, gas

analysis room, IT and control room, titration room, balance room, chemical

analysis room, sufur analysis room, destination roo, cylinder room, demand

water supply room, staff room, storage room, dan meeting room. Sedangkan

ruangan yang terletak di lantai 2 diantaranya cylinder room, meeting analysis

room, document room, clinic, library and reading room, observation room,

manager laboratorium room, auditorium, administration room, and staff room.

Secara umum lantai pertama difungsikan sebagai tempat penyimpanan,

analisa bahan, dan kegiatan-kegiatan lain yang merupakan aktifitas utama

pada laboraturium PT. Smelting Gresik.Dimana pada lantai satu

menyinyampan banyak sekali bahan-bahan berbahaya yang perlu ditangani

secara benar.Semetara untuk lantai 2 difungsikan sebagai tempat atau pusat

kegiatan staff, manager, dan pekerja sehingga mengandung bahan-bahan

selulosa.

Spesifikasi bangunan:

1. Luas total bangunan : 1320 m2

2. Panjang bangunan : 40 m

3. lebar bangunan : 33 m

4. Tinggi bangunan : 8 m

5. Jumlah lantai : 2 lantai

6. Tinggi tiap lantai : 4 m

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 67

Page 68: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

7. Bentuk : datar

8. Fungsi bangunan : sesuai dengan fungsi masing-masing

9. Bahan berbahaya:

a. Cu concentrate

b. Slime

c. Misc

d. Bahan kimia lain

10. Peralatan berbahaya :

a. transformer

b. silinder

c. tempat penyimpanan bahan kimia

3.2 Sistematika Perancangan

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 68

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data

Data Primer1. Hasil Wawancara

Data Sekunder1. Denah bangunan2. Dimensi bangunan3. Daftar Harga4. Data Pipe Flow Expert

Studi Literatur1. SNI 03-3989-20002. SNI 03-1745-20003. NFPA 13- Sprinkler

A

MULAI

Page 69: Laporan Sprinkler

A

Perancangan SprinklerPenentuan Klasifikasi bangunan

Penentuan jenis sprinklerPerhitungan jumlah sprinkler

Tata letak sprinklerPenentuan system perpipaan dan pemompaan Permodelan dengan software Pipe Flow Expert

Estimasi biaya

Analisa dan PembahasanAnalisa Perancangan

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

SELESAI

Simulasi dengan Software Pipe Flow Expert

Instalasi Sprinkler

Gambar 3.1 Flowchart Perencanaan dan Perancangan

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 69

Page 70: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 70

Page 71: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

BAB IV

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Sebelum perancangan instalasi system sprinkler pada bangunan

Laboraturium PT. Smelting Gresik terdapat beberapa perencanaan yang harrus

disusun secara matang. PT. Smelting Gresik merupakan pabrik peleburan logam

yaitu tembaga dimana dapat dikategorikan dalam klasifikasi bahaya kebakaran

sedang kelompok II, termasuk gedung Laboraturium PT. Smelting Gresik karena

didalamnya juga terdapat aktifitas analisis proses hasil olahan logam yang

melibatkan reaksi-reaksi kimia yang terdapat dalam pengolahan logam. Dalam

pengklasifikasian bangunan, Laboraturium PT. Smelting Gresik dikategorikan

sebagai bangunan tidak bertingkat karena ketinggian bangunan sampai dengan 8

m atau 2 lantai dan sesuai dengan klasifikasi bangunan penggunaan sprinkler

tidak diharuskan.Namun, mengingat bahwa Laboraturium PT. Smelting Gresik

mempunyai resiko bahaya kebakaran besarsehingga pemasangan instalasi

sprinkler diperlukan agar dapat melakukan penanggulangan kebakaran lebih awal

dan mengurangi serta mencengah timbulnya kerugian yang besar.

Perancangan system sprinkler di Laboraturium PT. Smelting Gresik dalam

laporan ini dikhususkan menggunakan media pemadam air dikarenakan dengan

media ini perancangan system sprinkler lebih murah dan perancangan system

perpipaan dan pemompaannya lebih mudah. Namun, dilihat dari fungsional dari

tiap-tiap ruangan yang berada di Laboraturium PT. Smelting Gresik, pemasangan

system ini tidak efektif untuk ruangan-ruangan yang beresiko bahaya kebakaran

akibat logam (kelas D) dan kebakaran listrik (kelas C). Pemasangan system ini

akan lebih efektif digunakan untuk memadamkan kebakaran akibat benda padat

selain logam (kelas A) seperti selulosa, kertas, kayu, dll. Sehingga beberapa

ruangan di dalam Laboraturium PT. Smelting Gresik yang berisi mesin-mesin,

listrik, bahan kimia, logam, dll tidak dianjurkan penggunaan instalasi system

sprinkler yang menggunakan media pedaman air. Beberapa ruangan yang akan

dipasang instalasi sprinkler dengan media pemadam air ini antara lain:

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 71

Page 72: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Lantai 1 :

1. Meeting room (1)

2. Meeting room (2)

3. Staff room

4. Fire Assay room

Lantai 2:

1. Observation room

2. Manager Laboratory room

3. Auditorium

4. Administration room

5. Staff room

6. Reading room

7. Library room

8. Clinic

9. Pray Room

10. Document room

11. Meeting and analysis room

12. Pantry

13. Rest room

14. External Auditorium

Sedangkan untuk ruangan yang tidak dianjurkan penggunaan system ini

direkomendasikan untuk menggunakan system perancangan alat pemadam

lainnya seperti APAR Dry Chemical atau APAR Powder, dll atau dapat

menggunakan instalasi sprinkler dengan menggunakan media pemadam buka air

yang lebih efektif dengan bahaya kebakarannya seperti Sprinkler CO2, dll.

Data klasifikasi bahaya dan resiko kebakarannya serta media pemadamnya

yang efektif pada tiap-tiap ruangan dapat dilihat pada Lampiran 1.

4

4.1 Perencanaan

Adapun perencanaan awal system ini yang disesuaikan dengan

klasifikasi bahaya bangunan ini meliputi:

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 72

Page 73: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

1. Perencanaan awal sistem instalasi sprinkler:

a. Arah pancaran ke bawah, karena kepala springkler di letakkan

pada atap ruangan.

b. Kepekaan terhadap suhu, warna cairan dalam tabung gelas

berwarna Jingga pada suhu 53oC.

c. Klasifikasi sifat hunian: bahaya kebakaran sedang kelompok II

d. Springkler yang dipakai ukuran ½” dengan kapasitas(Q) = 80

liter/ menit = 80 dm3/ menit.

e. Kepadatan pancaran 0.05 dm/menit untuk kebakaran sedang

kelompok II.

f. Daerah kerja maksimum tiap sprinkler yaitu 144 m2

g. Luas untuk tiap titik sprinkler

¿80 dm3

menit

0,05 dmmenit

=1600 dm2=16 m2

h. Luas jangkauan maksimum untuk 1 titik sprinkler dengan sprinkler

biasa dan konstruksi biasa yaitu 14 m2. Sedangkan minimal daerah

cakupan (coverage area) untuk bahaya kebakaran sedang kelompok

II adalah 10,5 m2.

i. Kapasitas /debit air untuk kebakaran sedang II yaitu 725 liter/menit

j. Tekanan pada kepala springkler yaitu 2,9 bar.

k. Ukuran nominal lubang kepala sprinkler (sprinkler nozzle) yaitu 15

mm.

l. Jarak titik sprinkler dari dinding tembok adalah maksimum 1,7 m.

m. Jarak antara sprinkler menurut tingkat bahaya

Rendah = 4,6 m

Sedang 1 = 4 m

Sedang II = 3,5 m

Sedang III = 3 m

Berat = 3 m

2. Jarak dua sprinkler maksimum

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 73

Page 74: Laporan Sprinkler

x

x

R

R

Instalasi Sprinkler

Berdasarkan standart yang sudah ada, jarak maksimum antara dua

sprinkler adalah 3,5 meter untuk klasifikasi bahaya kebakaran

tingkat sedang kelompok II.

4.2 Perancangan

Untuk merancang sistem springkler otomatis pada Laboraturium PT.

Smelting Gresik, maka perlu dilakukan hal-hal berikut :

1. Penempatan Sistem Sprinkler Pada Gedung

a. Springkler dipasang di atas atap gedung, dan pipa springkler

dipasang diatas plafon dengan sprinkler terpasang dibawah

plafon.

b. Untuk pipa springkler horizontal yang dipasang di atas

plafon,Jarak maksimum antara gantungan tidak boleh lebih dari

3,5 mm untuk pipa berukuran 25 mm dan 32 mm, serta tidak

lebih dari 4,5 m untuk pipa berukuran 40 mm dan yang lebih

besar. Ini untuk menjaga pipa agar tetap stabil ketika ada air

bertekanan yang mengalir

2. Penentuan jarak Antar Springkler

a. Berdasarkan standard yang sudah ada,jarak antar kepala

sprinkler yaitu 3,5 meter untuk klasifikasi bahaya kebakaran

sedang II

b. Karena terdapat area yang belum tercover oleh jangkauan

sprinkler tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebenarnya

kemudian dihitung jarak antar kepala sprinkler dengan sistem

overlap, yaitu :

Jarak antar sprinkler

x = jarak antar kepala

sprinkler overlap

R = jari-jari pancaran

springkler = 3,5 m

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 74

Page 75: Laporan Sprinkler

Rx

x

Instalasi Sprinkler

x=√2 r2

x=√2(3,52 )

2

x=2,475m

Jadi jarak antar sprinkler sebenarnya sebesar 2,475 m.

Berdasarkan standart yang sudah ada, jarak kepala sprinkle

ke dinding tidak boleh melebihi 1,7 m. Kemudian dilakukan

penghitungan jarak kepala sprinkler ke dinding untuk perbandingan.

Jarak kepala sprinkler ke dinding

x = jarak kepala sprinkler ke

dinding

R = jari-jari pancaran sprinkler

= 3,5 m

x=√0,5 r2

x=√0,5( 3,52 )

2

x=1,237 m

Jadi jarak dinding ke sprinkler sebenarnya sebesar 1,237 m.

Hal tersebut berarti sesuai dengan standart yaitu kurang dari 1,7 m.

Hal ini berlaku sebagai acuan untuk semua ruangan yang akan

dipasang springkler, dimana jarak antar springkler tidak bisa diubah

sedangkan jarak springkler bisa di modifiksai sesuai dengan

masing-masing ruangan.

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan tiap-tiap ruangan di lantai

1 dihitung pada sumbu x dan sumbu y. Namun juga dapat dihitung

dengan menggunakan jumlah sprinkler secara keseluruhan dari tiap-

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 75

Page 76: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

tiap ruangan tersebut. Untuk mencari jumlah ruangan tiap sumbu

dapat dihitung dengan persamaan:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x= panjangsumbu x−(2× jarak kedinding sebenarnya)jarak antar sprinkler sebenarnya

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y= panjang sumbu y−(2 × jarak ke dinding sebenarnya )jarak antar sprinkler sebenarnya

4.2.1 Jumlah Sprinkler yang Dibutuhkan Lantai 1

1. Meeting Room (1)

Dimensi ruangan ini adalah 4 m x 4 m. Jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada ruangan meeting (1) adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=4−(2× 1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=0,617 m ≈ 1buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y= 4−(2×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=0,617 m≈ 1buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding sebesar 2 meter. Jarak

tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan

jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara

maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler

maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah

sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya

jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah.

Dari hasil tersebut didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2,475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding = 0,7625 meter

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 76

Page 77: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

2. Meeting Room (2)

Dimensi ruangan ini adalah 4 m x 4 m. Jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada ruangan meeting (2) adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=4−(2×1,237 )2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=0,617 m ≈ 1buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y= 4−(2×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=0,617 m≈ 1buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding sebesar 2 meter. Jarak

tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan

jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara

maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler

maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah

sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya

jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah.

Dari hasil tersebut didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2,475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding = 0,7625 meter

3. Staff Room

Dimensi ruangan ini terdapat 2 luasan karena terdapat luasan

yang dibatasi oleh tangga dengan ukuran 4 m x 3 m. sehingga luasan

ruangan yang tidak dibatasi tangga adalah 7 m x 5 m. Jumlah

sprinkler yang dibutuhkan pada Staff Room adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=7− (2× 1,237 )2,475

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 77

Page 78: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=1,827m ≈ 2buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=5−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=1,021 m ≈ 2buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 4 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar

2,2625 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2625 meter. Jarak tersebut

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada ruangan ini adalah 6 buah. Dari hasil tersebut

didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2,475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,025 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,2625 meter

Sedangkan luasan yang dibatasi oleh tangga berukuran 3 m x

3 m. sehingga jumlah springkler yang dibutuhkan dalam luasan ini

adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=3− (2 ×1,237 )2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=0,21 m ≈1 buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=3−(2× 1,237 )2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=0,21m ≈ 1buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 78

Page 79: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding sebesar 1,5 meter.Karena

pada luasan ini tidak memilikipotensi bahaya kebakaran yang cukup

tinggi maka tidak diperlukan adanya penambahan jumlah sprinkler

untuk memenuhi jarak sprinkler dari dinding yang telah ditentukan.

Dari perhitungan diatas, maka didapatkan jumlah keseluruhan

sprinkler pada ruangan staff sebanyak 7 buah.

4. Fire Assay Room

Dimensi ruangan ini adalah 8 m x 8 m. Jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada Fire Assay Room adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=8−(2× 1,237 )2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=2,23 m ≈3 buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=8−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler p ada Sumbu y=2,23 m≈ 3 buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 9 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar

1,525 meter dan pada sumbu y sebesar 1,525 meter.Jarak tersebut

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah

sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 16 buah. Dari

hasil tersebut didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2, 475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,2875 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2875 meter

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 79

Page 80: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

4.2.2 Jumlah Sprinkler yang Dibutuhkan Lantai 2

1. Observation Room

Dimensi ruangan ini adalah 7 m x 10 m. Jumlah sprinkler

yang dibutuhkan pada Observation Room adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=7−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=1,827 m ≈ 2buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=10−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=3,04 m≈ 4buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 8 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar

2,2625 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2875 meter. Jarak tersebut

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x. Sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada ruangan ini adalah 12 buah. Dari hasil tersebut

didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2, 475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,025 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,2875 meter

2. Manager Laboratory Room

Dimensi ruangan ini adalah 7 m x 10 m. namun terdapat

luasan ruangan lain yaitu toilet dan rest room, sehingga di dalam

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 80

Page 81: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

perhitungan dibagi 3 luasan perhitungan jumlah sprinkler,

diantaranya 7 m x 7 m luasan bebas batasan, 4 m x 3 m luasan

terbatas dan 3 m x 1,5 m ruangan rest room. Jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada Manager Laboratory Room pada luasan bebas

batasan 7m x 7 m adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=7−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=1,827m ≈ 2buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=7−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=1,827 m ≈ 2buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 4 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x dan pada

sumbu y sebesar 2,2625 meter. Jarak tersebut melewati jarak

maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang

belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar

area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak

melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak

sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada

sumbu x dan sumbu y. sehingga jumlah sprinkler pada luasan ini

adalah 9 buah.

Jarak antar sprinkler = 2, 475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,025 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,025 meter

Sedangkan pada ruangan dengan ukuran 4 m x 3 m, jumlah

sprinkler yang dibutuhkan adalah:

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 81

Page 82: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=4−(2× 1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=0,617 m ≈ 1buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=3−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=0,21m ≈ 1buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 2 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x dan y

sebesar 2 m dan 1,5 m. Jarak tersebut melewati jarak maksimum. Hal

tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover.

Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut

benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak

maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan

dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan

sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil tersebut

didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2,475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,7625 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2625 meter

Dan pada rest room dengan ukuran 3 m x 1,5 m diberikan 1

buah sprinkler di tengah ruangan dengan jarak dari dinding masing-

masing 1,5 m dan 0,75 m. Sehingga total jumlah sprinkler dalam

ruangan ini adalah 14 buah.

3. Auditorium

Dimensi ruangan ini adalah 12 m x 10 m. Jumlah sprinkler

yang dibutuhkan pada Auditorium adalah:

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 82

Page 83: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=12−(2× 1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=3,85 m ≈ 4 buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=10−(2×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=3,04 m≈ 4buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 16 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar

2,2875 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2875 meter. Jarak tersebut

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x. Sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada ruangan ini adalah 20 buah. Dari hasil tersebut

didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2, 475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,05 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,2875 meter

.

4. Administration Room

Dimensi ruangan ini adalah 6 m x 10 m. Jumlah sprinkler

yang dibutuhkan pada Administration Room adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=6−(2× 1,237 )2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=1,425 m≈ 2 buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=10−(2 ×1,237)2,475

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 83

Page 84: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=3,04 m≈ 4buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 6 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar

1,7625 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2875 meter. Jarak tersebut

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x. Sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada ruangan ini adalah 12 buah. Dari hasil tersebut

didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2, 475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,525 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,2875 meter

5. Staff Room

Dimensi ruangan ini adalah 8 m x 10 m. Jumlah sprinkler

yang dibutuhkan pada Staff Room adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=8−(2×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=2,23 m ≈3 buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=10−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=3,04 m≈ 4buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 12 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar

1,525 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2875 meter. Jarak tersebut

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 84

Page 85: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x. Sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada ruangan ini adalah 16 buah. Dari hasil tersebut

didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2, 475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,2875 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,2875 meter

6. Reading Room

Dimensi ruangan ini adalah 5 m x 3 m. Jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada Reading Room adalah:

.Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=5−(2×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=1,02 m≈ 2 buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=3−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=0,21m ≈ 1buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 2 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar

1,2625 meter dan pada sumbu y sebesar 1,5 meter. Jarak tersebut

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 85

Page 86: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil tersebut

didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2,475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,2625 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2625 meter

7. Library

Dimensi ruangan ini adalah 5 m x 5 m. Jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada Library adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=5−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=1,02 m≈ 2 buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=5−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=1,02 m ≈ 2buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 4 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar

1,2625 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2625 meter. Jarak tersebut

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover.Namun tidak diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding dikarenakan area ini tidak memiliki

potensi bahaya kebakaran yang besar.Sehingga total seluruhnya

jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah.

.

8. Clinic

Dimensi ruangan ini adalah 3 m x 8 m. Jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada Clinic adalah:

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 86

Page 87: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=3− (2 ×1,237 )2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=0,21 m ≈1 buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=8−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler p ada Sumbu y=2,23 m≈ 3 buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 3 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,5

meter dan pada sumbu y sebesar 1,525 meter. Jarak tersebut

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah

sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 8 buah. Dari hasil

tersebut didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2,475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,2625 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2875 meter

9. Documentation Room

Dimensi ruangan ini adalah 8 m x 8 m. Jumlah sprinkler yang

dibutuhkan pada Administration Room adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=8−(2× 1,237 )2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=2,23 m ≈3 buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=8−(2 ×1,237)2,475

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 87

Page 88: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Jumlah Sprinkler p ada Sumbu y=2,23 m≈ 3 buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 9 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar

1,525 meter dan pada sumbu y sebesar 1,525 meter.Jarak tersebut

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah

sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 16 buah. Dari

hasil tersebut didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2,475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,2875 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2875 meter

10. Meeting and Analysis Room

Dimensi ruangan ini adalah 12 m x 8 m. Jumlah sprinkler

yang dibutuhkan pada Staff Room adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=12−(2× 1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=3,85 m ≈ 4buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=8−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=2,23 m≈ 3 buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 12 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar

2,2875 meter dan pada sumbu y sebesar 1,525 meter. Jarak tersebut

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 88

Page 89: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah

sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 15 buah. Dari

hasil tersebut didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2,475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,05 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2875 meter

11. Pray Room

Dimensi ruangan ini adalah 4m x 4,5 m. Jumlah sprinkler

yang dibutuhkan pada Reading Room adalah:

.Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=4−(2× 1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=0,617 m ≈ 1buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y= 4,5−(2× 1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=0,82m ≈ 1buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 2,25

meter dan pada sumbu y sebesar 2 meter. Jarak tersebut melewati

jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area

yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 89

Page 90: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah

sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil

tersebut didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2, 475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,7625 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,0125 meter

12. Pantry

Dimensi ruangan ini adalah 3,5 m x 4 m. Jumlah sprinkler

yang dibutuhkan pada Library adalah:

Jumlah Spri nkler pada Sumbu x=3,5−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=0,415 m ≈ 1buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y= 4−(2×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=0,617 m≈ 1buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,75

meter dan pada sumbu y sebesar 2 meter. Jarak tersebut melewati

jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area

yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah

sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil

tersebut didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2, 475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,5125 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,7625 meter

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 90

Page 91: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

.

13. Rest Room

Dimensi ruangan ini adalah 3,5 m x 3 m. Jumlah sprinkler

yang dibutuhkan pada Clinic adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=3,5− (2×1,237 )2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=0,415 m ≈ 1buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=3−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=0,21m ≈ 1buah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,75

meter dan pada sumbu y sebesar 1,5 meter. Jarak tersebut melewati

jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area

yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah

sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil

tersebut didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2, 475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,5125 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2625 meter

14. External Auditorium

Dimensi ruangan ini adalah 33 m x 12 m. Jumlah sprinkler

yang dibutuhkan pada Clinic adalah:

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=33− (2 ×1,237 )2,475

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 91

Page 92: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Jumlah Sprinkler pada Sumbu x=12,33m≈ 13buah

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=12−(2 ×1,237)2,475

Jumlah Sprinkler pada Sumbu y=3,85m ≈ 4 bu ah

Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 52 buah sprinkler

dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475

sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,65

meter dan pada sumbu y sebesar 2,2875 meter. Jarak tersebut

melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah

sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal

dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun

jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler

pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah

sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 70 buah. Dari

hasil tersebut didapatkan:

Jarak antar sprinkler = 2, 475 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,4125 meter

Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,05 meter

Namun dikarenakan terdapat luasan akses koridor yang

berada di belakang auditorium eksternal, maka dengan luasan lorong

tersebut diberikan 14 sprinkler memanjang sesuai perhitungan.

Sehingga total seluruh sprinkler dalam ruangan ini adalah 84 buah.

4.2.3 Perancangan Kebutuhan Air

Berdasarkan perhitungan dan gambar rancangan diatas dapat

disimpulkan bahwa:

1. Kebutuhan sprinkler total

a. Lantai 1 = 27 buah

b. Lantai 2 = 217 buah

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 92

Page 93: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Sehingga kebutuhan sprinklet total dalam gedung

Laboraturium PT. Smelting Gresik sebanyak 244 buah.

2. Debit (Q)air permenit = 244 x 80 liter/menit = 19520 liter/menit

3. Kebutuhanair selama 60 menit = 19520 x 60 = 1.171.200 liter =

1171,2 m3

3. Penentuan Volume Persediaan Air Sistem dan Konstruksi Bak

Air (Reservoir)

Untuk penentuan volume persediaan air sistem ini,

digunakan waktu operasi/kerja sistem yaitu 60 menit untuk

bahaya kebakaran sedang II.

a. Kapasitas minimum reservoir untuk bahaya kebakaran

sedang kelompok II adalah 22 m3.

b. Volume kebutuhan air springkler untuk kebakaran sedang II

yaitu minimal 105 m3. Dimana bak air (reservoir) untuk

persediaan air tidak boleh diisi penuh. Oleh karena itu, dari

hasil volume air yang dibutuhkan sistem, dapat ditentukan

konstruksi bak airnya, yaitu :

c. Panjang = 7 m ; Lebar = 5 m ; Kedalaman = 4 m.

d. Volume total bak air (reservoir)

V = 7 m x 5 m x 4 m

= 140 m3

e. Selisih volume

V = V bak air – V kebutuhan air

= 140 m3 – 105 m3

= 35 m3

f. Tinggi freeboard

t freeboard =

Δ VA , dimana A = luas penampang bak air

=

35 m3

40 m2

= 0,875 m

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 93

Page 94: Laporan Sprinkler

Air0,875 m

5 m7 m

4 m

Instalasi Sprinkler

6

Gambar Error! No text of specified style in document..3

Kontruksi Bak Air Sistem Sprinkler Otomatis

Perencanaan bak reservoir diletakkan pada ruangan tersendiri

dibawah permukaan tanah yang juga terdapat ruangan pompa. Tekanan

reservoir + 1 atm yaitu 15 bar.g.

4.2.4 Perancangan Sistem Pompa

1. Penentuan Sistem Pompa

Dari data perencanaan dapat ditentukan bagaimana mekanisme kerja

dari system pompa serta semua valve yang terdapat pada sistem

perpipaan.

a. Pompa listrik dipakai sebagai pompa utama untuk melayani

kebutuhan sistem springkler.

b. Pompa diesel digunakan sebagai pompa cadangan ketika sumber

daya listrik mati, sehingga secara otomatis pompa diesel siap

beroperasi menggantikan peran pompa listrik. Ini dapat terjadi

karena sistem pompa diinterlock dalam panel pompa kebakaran.

c. Pompa listrik dan pompa diesel mempunyai kapasitas yang sama

sehingga dapat bekerja secara bergantian dan tidak

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 94

Page 95: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

mempengaruhi sistem. Sedangkan pompa pacu mempunyai

kapasitas antara 5 – 10 persen dari pompa listrik.

d. Pompa pacu digunakan untuk menjaga agar tekanan dalam

sistem tetap konstan.

e. Untuk mengendalikan tekanan pada sistem ini, dipakai pressure

switch untuk mengendalikan masing-masing pompa tersebut.

Jadi digunakan 3 pressure switch untuk sistem pompa :

i. 1 buah pressure switch untuk pompa listrik

ii. 1 buah pressure switch untuk pompa diesel

iii. 1 buah pressure switch untuk pompa pacu

f. Untuk pompa listrik dan pompa diesel diset pada P – start = 4

bar, dimana pompa akan mulai jalan atau start bila tekanan pada

sistem turun sampai dengan 4 bar. Dan bila pada saat itu sumber

listrik mati, maka pompa diesel akan start.

g. Sedangkan pompa pacu diset pada P – start = 5 bar dan P – stop

= 7 bar, dimana pompa pacu akan start saat tekanan dalam sistem

turun sampai dengan 5 bar. Dan pompa pacu akan berhenti saat

tekanan dalam system telah mencapai 7 bar.

h. Disamping pompa-pompa tersebut dapat start secara otomatis

melalui pressure switch, dalam panel pompa juga terdapat sarana

untuk menstart pompa secara manual. Jadi dalam panel pompa

ada switch untuk mengoperasikan sistem secara manual maupun

otomatis.

4.3 Perpipaan Sprinkler

Pipa yang digunakan dalam pemasangan instalasi Sprinkler adalah

pipa baja karbon (carbon steel piping)Galvanised Sch. 40.(Low

Temperature)Pertimbangan dalam pemilihan material pipa ini adalah:

- Fluida Kerja

Fluida yang mengalir pada sistem perpipaan Sprinkler iniadalah air

(water).

- Tekanan dan Temperatur Fluida

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 95

Page 96: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Tekanan maksimum fluida dalam pipa sebesar 7 Kg/cm2 (6,9 bar)

dan temperatur maksimum fluida yaitu sebesar 30o C.

4.4 Perhitungan Head Loses

Head Pada Sistem perpipaan ini terdiri dari Head Losses major dan

minor yang mana perhitungan yang digunakan sesuai dengan persamaan 2.3

dan 2.4. Untuk menghitung nilai Losses pada pipa tersebut, perlu diketahui

beberapa parameter yang akan dipakai, seperti debit air yang mengalir, nilai

koefisien kerugian gesek pada setiap fitting, viskositas air, dan sebagainya.

Hasil perhitungan dari total head Losses pada pompa tersebut dapat

digunakan untuk menghitung Daya Pompa yang dibutuhkan.Persamaan yang

digunakan dalam menentukan daya pompa sesuai dengan persamaan 2.12 dan

2.13.

Didalam laporan ini, perhitungan Head Losses menggunakan bantuan

software Pipe Flow Expert, dimana dari hasil pengkalkulasian akan didapat

nilai energy losses total per Nodeyang kemudian akan dikonversikan menjadi

Head Losses menggunakan persamaan 2.12 dan 2.13 untuk menghitung daya

pompa. Dimana Energy Loss Total Used Sum of AllItem merupakan daya yang

hilang pada node tersebut yang selanjutnya dengan menggunakan persamaan

tersebbut dapat diketahui head Loss pada node tersebut. Dengan menggunakan

software ini akan diketahui losses, baik minor losses maupun mayor losses di

tiap-tiap node. Untuk melakukan perhitungan Head Losses dengan

menggunakan software ini diperlukan data-data yang akan digunakan sebagai

input data. Input data yang akan digunakan diantaranya:

Jenis Pompa Utama = Centrifugal Pump Merk EBARA, spesifikasi:

a. Type         : 50X40 FSH

b. Power       : 5,5 HP/ 380 V/ 3 Phase/ 50 HZ/ 2900 Rpm

Jenis Pompa Cadangan = Hosereel Pump Merk EBARA, spesifikasi:

a. Type         : 50 X 40 FS2HA 55.5

b. Cap.         : 1.2 Ltr/S

c. Head         : 50 M

d. Power       : 5.5KW/ 380 V/ 3 Phase/ 2900 Rpm                   

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 96

Page 97: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Jenis Pompa Jockey = Jockey Pump (SPJ) Merk EBARA, spesifikasi:

a. Merk         : EBARA

b. Type         : EVMG 3 / 2 NS / 0.37

c. Cap.         : 60 Ltr/M

d. Head         : 10 M

e. Power       : 0.37KW/ 380 V/ 3 Phase/ 2900 Rpm                  

Material Pipa = Steel (ANSI) Galvanised Sch. 40

Internal Roughness = 0,1500 mm

Diameter pipa discharge = 4 inch = 0,1016 m

Diamater pipa suction = 6 inch = 0,1524 m

Suhu pipa = 30⁰C

µ = 0,801 x 10-6 m2/detik (Di dapat dari tabel

viskositas yaitu dengan suhu sebagai acuan)

Massa jenis air (ρ) = 1000 kg/m3

Percepatan gravitasi (g) = 9,8 m/s2

Q = 80 liter/menit = 0,0013 m3/ detik

Tekanan Reservoir = 15 bar.g( +1 atm)

Tekanan tiap kepala = 2,9 bar

Dalam simulasi software Pipe Flow Expert, dapat memilih

menggunakan tampilan imperial atau isometric.Di dlaam laporan ini

perencanaan dalam software ini menggunakan tampilan isometric.Selanjutnya

melakukan penggambaran system pada lembar kerja software PF-Expert.

Pertama yang dilakukan yaitu menempatkan node-node (titik-titik hubung)

yang akan menghubungkan antara garis pipa. Untuk titik node awal diganti

dengan tanki sesuai dengan perencanaan.Selanjutnya menggambar system

sesuai dengan perencanaan system perpipaan yang telah digambar di AUTO

CAD.Arah panah pada garis pipa harus diperhatikan karena arah panah

tersebut menandakan arah aliran fluida yang mengalir pada pipa tersebut.

Di dalam perencanaan instalasi sprinkler ini, menggunakan 4 pompa

dimana 2 pompa utama dan 2 pompa cadangan.Namun dalam simulasi ini 2

pompa cadangan ditutup atau artinya tidak dioperasikan.Perhitungan yang

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 97

Page 98: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

dilakukan dengan software ini hanya mensimulasikan selama pompa utama

masih dapat bekerja sempurna tanpa bantuan pompa cadangan.Sehingga hasil

perhitungan yang didapat murni dari perhitungan spesifikasi pompa yang di

inputkan.

Data yang diinputkan dalam perencanaan tanki adalah tekanan 15

bar.g, dan level air 4 m dengan elevasi 0 m yang dihitung dari dasar tanki

sebagai datum terendah dari perencanaan ini. Sedangkan dalam perencanaan

kedua pompa utama, data yang diinputkan adalah fixedhead increasesebesar

25 Psi.g.

Dalam perencanaan pipa material yang digunakan adalah 6” Steel

(ANSI) Galvanised Sch. 40 untuk pipa suction dan 4” Steel (ANSI) dan nilai

K sudah diketahui dalam software ini. Selain itu, nilai k pada fitting dan

assesoris lain yang digunakan sudah diketahui sesuai fitting yang dipilih.

Untuk system sprinkler, ujung node diganti dengan End Pressure dan

diinputkan pada tiap kepala sprinkler 2,9 bar dan diinputkan komponen lain

yang mempengaruhi kehilangan daya yaitu spray sesuai dengan sifat sprinkler

yang memancarkan. Ujung kepala sprinkler digantung setinggi 0,08 m

sehingga elevasi kepala sprinkler pada lantai 1 setinggi 3,92 m dan 11,92 m

untuk lantai 2.

Setelah semua data di inputkan, maka untuk merunning data dengan

menekan tombol Calculate yang kemudian hasil kalkulasi dapat ditampilkan

dalam bentuk pdf. Untuk mengetahui hasil simulasi dengan menggunakan

software Pipe Flow Expert dalam perencanaan system sprinkler dapat dilihat

pada Lampiran 2Pipe Flow Design 1 result Data.

Dari perancangan dengan software ini, dapat diketahui semua hasil di

setiap titik. Pipa cabang 31 (P21) menunjukkan pipa yang mengalirkan air ke

titik kepala sprinkler 31 (N31) terdekat dengan reservoir dengan fitting total k

terkecil.Dan pipa cabang 537 (P537) menunjukkan pipa yang mengalirkan air

ke titik kepala sprinkler 536 (N536) terjauh dengan reservoir dengan fitting

total k terbesar. Dari hail simulasi dengan software PF-Expert diketahui hasil

kalkulasi sebagai berikut:

Sprinker terdekat dengan Reservoir (N31)

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 98

Page 99: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

a. Jarak dari reservoir = 32,602 m

b. Fitting Total K = 11,74 m

c. Mass Flow = 1,8014 kg/s

d. Flow = 0,0018 m2/s

e. Velocity = 0,097 m/s

f. Entry Pressure = 6,2803 bar.g

g. Exit Pressure = 2,9 bar.g

h. HGL at Node = 37,611 m.hd Fluid

Sprinker terjauh dengan Reservoir (N536)

a. Jarak dari reservoir = 87,142 m

b. Fitting Total K = 35,37 m

c. Mass Flow = 0,1569 kg/s

d. Flow = 0,0002 m2/s

e. Velocity = 0,019 m/s

f. Entry Pressure = 2,9247 bar.g

g. Exit Pressure = 2,9 bar.g

h. HGL at Node = 41,611 m.hd Fluid

Selain data diatas juga dapat diketahui head loss pada titik

sprinkler tersebut. Hal itu dapat dihitung dari data total used sum of all item

pada tabel energy data. Pada P31 atau pipa untuk springkler terdekat total

energy yang digunakan adalah 0,000006 kilowatts, dimana 0,000002 kilowatts

energy untuk gesekan pipa dan 0,000004 kilowatts untuk komponen pipa.

Sehingga dengan persamaan 2.12, didapatkan:

PTotal = x g x Qx Htotal

0,000006 kW × 1000 Nm/ skW

=1000 kgm3 × 9,81 m

s× 725 liter

menit× 1m3

1000 liter× 1 menit

60 s× Htotal

0,006=118,5375× Htotal

Htotal=0,000050617 m

Sedangkan pada P537 atau pipa untuk springkler terjauh total energy

yang digunakan adalah 0,046083 kilowatts, dimana 0,000513 kilowatts energy

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 99

Page 100: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

untuk subtotal loss untuk pipa dan pompa. Sehingga dengan persamaan 2.12,

didapatkan:

PTotal = x g x Qx Htotal

0,046083 kW × 1000 Nm/ skW

=1000 kgm3 × 9,81 m

s× 725 liter

menit× 1m3

1000 liter× 1 menit

60 s× Htotal

46,083=118,5375× Htotal

Htotal=0,38876 m

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 100

Page 101: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

4.5 ESTIMASI BIAYA

4.5.1 Biaya Sprinkler

Dalam pembelian sprinkler biaya yang dibutuhkan untuk tiap-tiap

sprinkler adalah $ 33,38 (sumber : vikinggroupinc.com) dengan spesifikasi

SIN: VK352 K Factor: 8.0 (115) Thread Size: 3/4 inch NPT Base Part #:

06665B. Sehingga biaya total pembelian sprikler untuk Gedung

Laboraturium PT. Smelting Gresik adalah:

Jumlah sprinkler keseluruhan:

1. Lantai 1 = 27 buah

2. Lantai 2 = 217 buah

Total = 244 buah

Biaya total = harga 1 spinkler x jumlah sprikler

= $ 33,38 x 244 buah

= $ 8144,72

Dengan asumsi $ 1 = Rp. 10.000,- maka biaya untuk pembelian sprikler

pada 1 lantai adalah $ 8144,72 x Rp. 10.000,- = Rp. 81.447.200,-

4.5.2 Biaya Pompa Sprinkler

Pompa utama menggunakan jenis pompa CENTRIFUGAL PUMP

MERK EBARA, type 50X40 FSH, dengan spesifikasi Power : 5,5 HP/

380 V/ 3 Phase/ 50 HZ/ 2900 Rpm sebanyak 2 buah. Harga pompa utama

sebesar Rp 3.900.000,-

Pompa cadangan menggunakan jenis pompa HOSEREEL PUMP

MERK EBARA, type 50 X 40 FS2HA 55.5, dengan spesifikasi Cap. : 1.2

Ltr/S , Power: 5.5KW/ 380 V/ 3 Phase/ 2900 Rpm, dengan harga Rp

9.700.000,-

Pompa Jockey menggunakan jenis pompa Merk : EBARA Type :

EVMG 3 / 2 NS / 0.37 dengan spesifikasi Power: 0.37KW/ 380 V/ 3

Phase/ 2900 Rpm. Harga pompa Rp 4.600.000,-

Sumber harga pompa diperoleh dari www.sandaipump.com

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 101

Page 102: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Total keseluruhan harga pompa adalah Rp 7.800.000 + Rp

9.700.000 + Rp 4.600.000 = Rp 22.100.000.-

4.5.3 Biaya Pipa Sprinkler

Untuk biaya system perpipaan dan fittingnya, total keseluruhan

sebesar Rp 28.780.438.-dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 4.1

4.5.4 Biaya operasional

Pembayaran pemasangan instalasi sprinkle sebesar Rp

15.000.000.-untuk satu gedung.

4.5.5 Total biaya keseluruhan

Total biaya keseluruhan untuk pemasangan instalasi sprinkler

untuk Gedung Laboraturium PT. Smelting Gresiksebesar :

Biaya Sprinkle + Biaya pompa sprinkle + Biaya pipa sprinkler +

biaya operasional = Rp. 81.447.200,-+ Rp 22.100.000.-+ Rp 28.780.438.-

+ Rp 15.000.000.- = Rp 147.327.638.-

Sehingga pemasangan instalasi sprinkle untuk Gedung

Laboraturium PT. Smelting GresikRp 147.327.638.-

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 102

Page 103: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

Tabel 4.1 Rincian Estimasi Biaya Pemasangan Instalasi Sprinkler

Pengeluaran Ukuran/ Spesifikasi Satuan Harga Satuan Jumlah Total

1. Biaya Sprinkler  Lantai 1   27 buah Rp 333,800 Rp 9,012,600  

    Lantai 2   217 buah Rp 333,800 Rp 72,434,600

  Rp 81,447,2002. Biaya Pompa Sprinkler

 Pompa Utama

Centrifugal Pump EBARA

2 buah Rp 3,900,000 Rp 7,800,000      

 

Pompa Cadangan

Hosereel Pump EBARA

1 buah Rp 9,700,000 Rp 9,700,000

  Pompa Jockey EVMG 3 EBARA 1 buah Rp 4,600,000 Rp 4,600,000

  Rp 22,100,0003. Biaya Pipa Sprinkler

  Pipa SuctionGalvanised 6" 5 meter Rp 95,000 Rp 475,000

                

  Pipa SuctionGalvanised 4" 6 meter Rp 75,000 Rp 450,000

 Pipa Pembagi Utama

Galvanised 4" 130.564 meter Rp 50,000 Rp 6,528,200

 Pipa Cabang Utama

Galvanised 4" 149.345 meter Rp 27,500 Rp 4,106,988

  Pipa CabangGalvanised 4" 471.71 meter Rp 25,000 Rp 11,792,750

  Pipa TegakGalvanised 4" 12 meter Rp 30,000 Rp 360,000

  Elbow   153 buah Rp 10,000 Rp 1,530,000

  Tee  283 buah Rp

12,500Rp

3,537,500  Rp 28,780,438

4. Biaya Operasional

 

Biaya pemasangan instalasi  

1 set Rp 15000000 Rp 15000000 Rp 15,000,000

TOTAL BIAYA KESELURUHAN Rp 147,327,638

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 103

Page 104: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 104

Page 105: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perancangan Sprinkler pada gedung Laboraturium

PT. Smelting Gresik maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sprinkler merupakan alat pemadam api yang penting dimana dalam

pengendalian awal kebakaran adalah dengan memadamkan api

semenjak dini sebelum api tersebut membesar dan sulit untuk

dipadamkan.

2. Dalam pemasangan sistem sprinkler harus memperhatikan klasifikasi

yang ada yaitu klasifikasi kepala sprinkler, klasifikasi gedung merurut

tingginya dan klasifikasi hunian. Standart klasifikasi ini hanya terbatas

untuk penyediaan air. Penggunaan sarana pemadam kebakaran yang

sesuai dengan standart bertujuan untuk menjamin agar dapat bekerja

secara efektif dan efisien Pemasangan sprinkler ini sesuai dengan

SNI0339892000 tentang Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan

Sistem Sprinkler Otomatis Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran

Pada Bangunan Gedung.

3. Jenis sprinkler yang digunakan adalah sprinkler tipe fusible solder

(tipe sumbat lebur/menggunakan bulb) dengan tekanan 2,9 bar, debit

air 725 liter/menit dengan syarat cakupan maksimal144 m2. Untuk

perletakkan antara kepala sprinkler maksimal dengan jarak 2,475 m

dan jarak anatar dinding maksimal 1,23 m.

4. Untuk perancangan sistem perpipaan dengan perhitungan kerugian-

kerugiannya menggunakan software Pipe Flow Expert. Dari hasil

perancangan didapatkan nilai head loss pada kepala sprinkler terdekat

sebesar 0,000006 m sedangkan pada titik kepala sprinkler terjauh

sebesar 0,38876 m.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 105

Page 106: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

5. Biaya yang dibutuhkan untuk seluruh pembelian, instalasi dan

pemasangan untuk seluruh gedung Laboraturium PT. Smelting

Gresikadalah Rp147.327.638,-

5.2 Saran

Dari tugas perencanaan sistem sprinkler untuk pencegahan dan

penanggulangan bahaya kebakaran pada gedung Laboraturium PT. Smelting

Gresik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Dalam perencanaan sistem sprinkler harus lebih teliti dalam

melakukan perhitungan luas ruangan. Hal ini berguna untuk

menentukan jumlah spingkler, sehingga memenuhi ketetapan yang

diatur dalam SNI.

2. Hendaknya berusaha sebaik mungkin degan data-data yang valid

dalam menyelesaikan tugas perencanaan SPPK sehingga hasilnya

dapat maksimal dan memuaskan.

3. Perlu adanya software lainnya sebagai pembanding dan pelengkap agar

didapat validasi terhadap nilai rugi-rugi kehilangan dan besar daya

pompa yang diperlukan pada sistem pemadam kebakaran. Dalam hal

ini dapat digunakan software pembanding seperti CFD (Computation

Fluid Dynamic)

4. Peneliatan ini dapat dilakukan kembali dengan objek serupa dengan

dengan menskenariokan beberapa kondisi kebakaran.

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 106

Page 107: Laporan Sprinkler

Instalasi Sprinkler

DAFTAR PUSTAKA

Kreith, F., Berger, S.A, 1999, “Fluid Mechanics” Mechanical Engineering

Handbook.

NFPA (National Fire Protection Association), NFPA 13-2002, Standard forthe

InstallationofSprinkler Systems,2002 Edition

SNI (Standard Nasional Indonesia), SNI 03-1735-2000, Tata Cara Perencanaan

Dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak Dan Selang Untuk Pencegahan

Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung.

SNI (Standard Nasional Indonesia), SNI 03-1745-2000, Tata Cara Perencanaan

Akses Bangunan Dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya

Kebakaran Pada Bangunan Gedung.

Training Material K3 bidang penanggulangan kebakaran, 1997.

Sandy, Dwi. 2012. Desain Sistem Hidran di PT. Indonesia Power dengan

Menggunakan Pipe Flow Expert. Surabaya: Jurusan Teknik Permesinan

Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

http://geology.isu.edu/geostac/Field_Exercise/wildfire/introduction.html diakses

pada tanggal 2 Desember 2012

http://bisafer.blogspot.com/2011/03/fire-tetrahedron.html)diakses pada tanggal 2

Desember 2012

http://safetytrainingindonesia.blogspot.com/2010_05_19_archive.htmldiakses

pada tanggal 2 Desember 2012

Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja 107