laporan siklus estrus

23
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reproduksi merupakan proses menurunkan keturunan, disebut juga berbiak, dan tidak selalu disebut berkembang biak, karena mungkin saja jumlah keturunannya tidak lebih banyak dari induknya. Dalam reproduksi dikenal dengan istilah siklus reproduksi, siklus reproduksi adalah perubahan siklis yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan korelasi antara satu dengan lainnya. Siklus reproduksi di pengaruhi oleh faktor pelepas dari hipotalamus, hormon gonadotrhopin dari hipofisis dan hormon seks dari ovarium. Siklus reproduksi pada primata disebut siklus menstruasi. Sedangkan siklus reproduksi pada mamalia nonprimata disebut siklus estrus. Siklus estrus merupakan sederetan aktivitas seksual dari awal hingga akhir dan terus berulang. Siklus ini dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu fase folikuler dan fase luteal. Fase folikuler adalah pembentukan folikel sampai masak sedangkan fase luteal adalah setelah ovulasi sampai ulangan berikutnya dimulai. Siklus estrus ditandai dengan

Upload: mulkyadam

Post on 21-Dec-2015

177 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

xgvsF

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan siklus estrus

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reproduksi merupakan proses menurunkan keturunan, disebut juga

berbiak, dan tidak selalu disebut berkembang biak, karena mungkin saja

jumlah keturunannya tidak lebih banyak dari induknya. Dalam reproduksi

dikenal dengan istilah siklus reproduksi, siklus reproduksi adalah perubahan

siklis yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan

vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan

korelasi antara satu dengan lainnya. Siklus reproduksi di pengaruhi oleh

faktor pelepas dari hipotalamus, hormon gonadotrhopin dari hipofisis dan

hormon seks dari ovarium. Siklus reproduksi pada primata disebut siklus

menstruasi. Sedangkan siklus reproduksi pada mamalia nonprimata disebut

siklus estrus.

Siklus estrus merupakan sederetan aktivitas seksual dari awal hingga

akhir dan terus berulang. Siklus ini dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu fase

folikuler dan fase luteal. Fase folikuler adalah pembentukan folikel sampai

masak sedangkan fase luteal adalah setelah ovulasi sampai ulangan

berikutnya dimulai. Siklus estrus ditandai dengan adanya estrus (birahi).

Pada saat estrus, hewan betina akan reseftif sebab di dalam ovarium sedang

ovulasi dan uterusnya berada pada fase yang tepat untuk implantasi untuk

fase berikutnya disebut dengan satu siklus estrus. Panjang siklus estrus pada

tikus mencit adalah 4-5 hari. Fase-fase pada siklus estrus diantaranya adalah

estrus, metestrus, diestrus, dan proestrus. Periode-periode tersebut terjadi

dalam satu siklus dan serangkaian. Perubahan dalam siklus estrus dapat

diamati dengan cara pembuatan preparat sitologis apusan vagina.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dilaksanakan praktikum dengan

judul Siklus Estrus dan Apusan Vagina.

Page 2: Laporan siklus estrus

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang muncul pada praktikum Siklus Estrus dan

Apusan Vagina adalah bagaimana tahapan siklus estrus pada hewan betina ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan

Vagina adalah untuk mengetahui tahapan siklus estrus pada hewan betina.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan

Vagina adalah dapat mengetahui tahapan siklus estrus pada hewan betina.

Page 3: Laporan siklus estrus

II. TINJAUAN PUSTAKA

Proses reproduksi yang normal bergantung pada fisiologis tubuh terutama

fungsi organ serta mekanisme kerja hormon reproduksi. Mekanisme hormon pada

ternak betina akan mempengaruhi tingkah laku reproduksi, siklus estrus, ovulasi,

fertilisasi dan kemampuan memelihara kebuntingan hingga terjadinya kelahiran.

Penentuan siklus estrus, lama periode estrus dan waktu inseminasi dapat diketahui

berdasarkan pada perubahan tingkah laku analisis profil hormon secara invasif

(plasma darah) maupun non invasif atau urine dan feses (Nalley, 2011).

Pembagian siklus estrus berdasarkan banyak sedikitnya siklus yang terjadi

selama satu tahun. Apabila terjadi lebih dari satu siklus setiap tahunnya disebut

sebagai poliestrus. Pada tikus dan mencit, siklus estrusnya termasuk poliestrus

hanya saja ketika hewan tersebut menyusui maka aktivitas seksual seola-olah juga

terhenti dan pada waktu itu disebut locational diestrus (Karlina, 2003).

Saluran reproduksi betina merupakan salah satu sistem dalam tubuh hewan

yang mengalami perkembangan dan perubahan morfologi saat terjadi

kebuntingan. Ovarium mengalami serangkaian perubahan morfologi dan fisiologi

selama siklus estrus dan proses reproduksi. Ovarium mempunyai fungsi ganda,

yaitu sebagai organ eksokrin yang menghasilkan oosit (sel telur) dan sebagai

organ endokrin yang menghasilkan hormon steroid, estrogen dan progesteron

(Jalaluddin, 2014).

Perkembangan embrio merupakan aktivitas dalam kondisi aerobik, yaitu

akivitas yang memerlukan oksigen. Perkembangan embrio akan terhambat dengan

berkurangnya suplai oksigen akibat kongesti pada uterus. Hal lain yang dapat

menurunkan kemampuan sel telur berkembang sampai tahap blastosis secara in

vivo pada mencit karena Ekstrak Buah Merah (EBM) berfungsi sebagai antikanker

atau menghambat perkembangan sel. Zat antikanker dapat mengganggu aktivitas

mikrotubula. Gangguan pada gelendong mikrotubula dapat mengganggu aktivitas

sel yang sedang membelah. Ekstrak buah merah yang telah terbukti memiliki

aktivitas sebagai antikanker dan antitumor, juga dapat mengganggu terbentuknya

Page 4: Laporan siklus estrus

gelendong mikrotubula yang kemungkinan berperan terhadap penurunan kemam-

puan sel telur berkembang sampai tahap blastosis (Said, 2011).

Vitrifikasi ovarium menunjukkan siklus estrus pada hewan resipien dan

perkembangan folikel pada pengamatan histologi. Penentuan fase siklus dari hasil

ulas vagina dilakukan menggunakan pewarnaan Giemsa 10%. Fase proestrus

ditunjukkan oleh keberadaan sel –sel epitel superfisial berinti, fase estrus

ditunjukkan oleh keberadaan sel-sel epitel superfisial yang mengalami

pertandukan (cornified cells), fase metestrus ditunjukkan oleh keberadaan sel-sel

pertandukan dan sel-sel darah putih, dan fase diestrus ditun jukkan oleh

keberadaan sel-sel darah putih (Mohamad, 2005).

Page 5: Laporan siklus estrus

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Siklus Estrus dan Apusan Vagina di laksanakan pada hari

Selasa, tanggal 27 Mei 2014, pukul 09.00-10.00 WITA, yang bertempat di

Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan Vagina

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan Vagina

No. Nama Alat Fungsi1. Mikroskop stereo Untuk mengamati objek pengamatan2. Kaca penutup Untuk menutup kaca objek3. Kamera Untuk mendokumentasikan objek pengamatan4. Cawan petri Untuk menyimpan 5. Papan bedah Untuk membedah mencit (Mus musculus)6. Jarum pentul Untuk menahan mencit (Mus musculus)7. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan8. Kaca preparat Untuk menyimpan apusan vagina untuk

diamati di bawah mikroskop

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan

Vagina dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan Vagina

No.

Nama bahan Fungsi

1. Mencit (Mus musculus) Sebagai obyek yang akan diamati2. Cloroform Sebagai pembius obyek yang akan

Page 6: Laporan siklus estrus

diamati3. Tisu Sebagai pmbersih alat yang digunakan4. Cotton bud Untuk mengambil apusan vagina5. Methilen blue Untuk mewarnai obyek yang akan

diamati6. Canada balsam Untuk menempelkan kaca penutup pada

obyek7. NaCl 0,9% Untuk mengambil apusan vagina8. Aquadest Untuk membersihkan obyek yang akan

diamati

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan Vagina adalah

sebagai berikut :

1. Membius mencit (Mus musculus) yang dewasa.

2. Menyimpan katak diatas papan bedah dan sudah diberi jarum pentul.

3. Masukkan cutton bud yang sudah diusap oleh alcohol 70% ke dalam vagina

mencit kira-kira sedalam 0,5 cm putar dengan hati-hati

4. Mengoleskan cutton bud tadi diatas kaca obyek.

5. Meneteskan larutan methilen blue 1% diatas kaca obyek tersebut, biarkan

selama 5 menit.

6. Membuang kelebihan zat warna, dan bilas dengan aquadest.

7. Menutup menggunakan kaca penutup yang telah diolesi dengan balsam

canada.

8. Mengeringkan preparat dan mengamati dibawah mikroskop.

9. Menentukan gambaran sitologi apusan vagina dan tahap siklus

reproduksinya.

10. Menyatukan hewan betina dan hewan jantan, satu pasang dalam satu

kandang.

11. Setelah 24 jam memperhatikan ada tidaknya sumbat vagina.

12. Menuliskan hasil pengamatan.

Page 7: Laporan siklus estrus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum siklus estrus dan apusan vagina dapat

dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Hasil pengamatan siklus estrus pada hewan mencit (Mus musculus)No. Gambar Keterangan1. Tahapan estrus pada mencit (Mus

musculus)

Pada tahap estrus, dimana

perkembangan folikel

dengan sekresi yang kuat

dari estrogen, serta sangat

sedikit progesteron dan

estrus diakhiri dengan

ovulasi. Terjadi keratinisasi

sel epithel (Epithel

degenerasi)

2. Tahapan estrus pada mencit (Mus

musculus)

1. Terdapat sel menanduk

(cornified)

1

Page 8: Laporan siklus estrus

Tabel 4. Gambar hasil pengamatan literatureNo. Gambar Keterangan1. Siklus estrus Proses tahapan

siklus estrus.

2. Tahapan proestrus Pada tahap ini

perkembangan dari

folikel dengan awal

sekresi estrogen dan

sekresi yang lemah

dari progesteron

dan terjadi

multipikasi sel

epithel.

Page 9: Laporan siklus estrus

3. Tahapan estrus Pada tahap ini

perkembangan

folikel dengan

sekresi yang kuat

dari estrogen, serta

sedikit progesteron

dan estrus diakhiri

dengan ovulasi.

Terjadi keratinisasi

sel epithel (Epithel

degenerasi)

4. Tahapan metestrus Pada tahap ini

ditandai dengan

luteinisasi sel

granulosa,

progesteron

meningkat dan

invasi pada ephitel

vagina

5. Tahapan diestrus Pada tahap ini

kelanjutan siklus

estrus pasca

metestrus dengan

kadar progesteron

sangat tinggi dalam

darah atau disebut

dengan anestrus dan

sama seperti

metestrus disertai

peningkatan

leukosit polinuklear

Page 10: Laporan siklus estrus

B. Pembahasan

Hewan betina mengalami siklus reproduksi. Siklus reproduksi

merupakan perubahan siklis yang terjadi pada sistem reproduksi. Siklus

reproduksi yang terjadi pada hewan betina ditandai dengan pemasakan pada

telur (ovum). Siklus pemasakan telur pada primata disebut siklus menstruasi.

Sedangkan siklus pemasakan telur pada mamalia nonprimata disebut siklus

estrus. Kedua siklus ini dikendalikan oleh berbagai macam hormone, yakni

faktor pelepas dari hipotalamus, hormon gonadotrhopin dari hipofisis dan

hormon seks dari ovarium. Siklus estrus merupakan sederetan aktivitas

seksual dari awal hingga akhir dan terus berulang. Hewan yang mengalami

siklus estrus, selama satu siklus hewan betina siap menerima hewan jantan

untuk kawin hanya dalam waktu yang singkat, yaitu pada masa ovulasi. Selain

itu tidak seperti manusia, dinding saluran reproduksi pada siklus ini tidak

mengalami disintegrasi dan tidak luruh sehingga tidak ada pendarahan.

Apusan vagina biasanya dibuat pada hewan-hewan laboratorium,

umpanya mencit dan tikus. Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap

yaitu tahap proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Fase proestrus, tanpa

leukosit dan dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase estrus

terjadi dengan pengaruh hormon gonadotropin dan sekresi estrogen

mempunyai pengaruh yang besar. Fase metestrus, selama fase ini dimana

sinyal stimulasi estrogen turun. Uterus dipengaruhi oleh progesteron dan

menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin berakhir 1-5 hari.

Fase diestrus dikarakteristikkan oleh aktivitas corpus luteum dimana dalam

memproduksi progesterone. Selama diestrus, leukosit tampak berlimpah.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap estrus adalah histologi dan fungsi

hipotalamus serta hipofisis dalam kaitannya dengan proses reproduksi,

terjadinya pubertas pada hewan betina termasuk faktor-faktor yang

mempengaruhi siklus estrus serta proses pembentukan sel kelamin

Page 11: Laporan siklus estrus

(gametogenesis). Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh

yaitu hormon.

Praktikum Siklus Estrus dan Apusan Vagina ini dilakukan dengan

mengamati gambaran sitology apusan vagina menggunakan mikroskop.

Indikator yang diamati adalah tahap-tahap yang terjadi dalam siklus estrus

pada hewan mencit betina (Mus musculus). Preparat apusan vagina yang

dibuat ditetesi dengan methilen blue 1% agar obyek yang diamati dapat

terlihat jelas. Pada preparat apusan vagina mencit betina (Mus musculus) yang

diamati terlihat banyak bentuk sel yang menanduk. Sel ini berasal dari sel-sel

apitel yang menanduk sehingga disebut sel tanduk (cornified). Bentuk yang

terlihat tersebut membuktikan penjelasan teori bahwa tahap atau fase yang

ditunjukkan pada preparat apusan vagina adalah tahap atau fase estrus yang di

alami mencit betina (Mus musculus).

Fase estrus pada mencit betina (Mus musculus), seluruh bagian sistem

reprouksi mengalami perubahan berkala. Prinsipnya menyesuaikan diri

dengan daur yang dialami alat kelamin primer, yaitu ovarium. Pada suatu

ketika dalam fase itu, ovarium menghasilkan banyak estrogen, dan ini

mempengaruhi saluran serta kelenjar sekunder. Pada saat menjelang ovulasi,

lapisan mukosa vagina jadi menebal dan di bagian lumen terdapat banyak

glikogen. Penebalan epitel lapisan mukosa vagina itu disertai pola dengan

proses penandukan lalu mengelupas dan jatuh pada lumen. Dalam pengamatan

preparat apusan vagina ditemukannya sel-sel epitel yang menanduk tersebut

itulah yang dikatakan sebagai indikator pola akan ovulasi. Siklus estrus

diakhiri dengan ovulasi.

Hasil pengamatan yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan

literatur dari buku maupun internet untuk kemudian diketahui tahapan dalam

siklus estrus pada mencit betina (Mus musculus) itu sendiri. Berdasarkan

bahan literatur yang didapatkan terlihat bahwa siklus estrus pada mencit betina

(Mus musculus) melalui beberapa tahapan yang antara lain yaitu fase

proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Fase proestrus merupakan periode

persiapan yang ditandai dengan pemacuan pertumbuhan folikel oleh FSH

Page 12: Laporan siklus estrus

sehingga folikel tumbuh dengan sepat. Proestrus berlangsung selama 2-3 hari.

Pada fase kandungan air pada uterus meningkat dan mengandung banyak

pembuluh darah dan kelenjar-kelenjar endometrial mengalami hipertrofi. Pada

tahap ini perkembangan dari folikel dengan awal sekresi estrogen dan sekresi

yang lemah dari progesteron dan terjadi multipikasi sel epithel. Fase proestrus

terlihat tanpa leukosit dan dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi.

Selanjutnya seperti pada hasil praktikum saat fase estrus, vagina

memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk. Terjadi proses perubahan sel-

sel parabasal menuju sel intermediet kemudian sel-sel superfisial dan sel-sel

anucleate dapat dijelaskan seperti bentuk bundar atau oval perlahan-perlahan

akan berubah menjadi bentuk poligonal atau bentuk tidak beraturan. Ukuran

nukleus yang besar secara perlahan-lahan akan mengecil, pada beberapa kasus

nukleus mengalami kematian atau rusak secara bersamaan Ukuran sitoplasma

akan lebih tipis daripada semula. Karena ukuran sitoplasma lebih kecil dari

semula maka sel-sel parabasal yang berwarna gelap akibat pewarnaan akan

berubah menjadi sel-sel yang bewarna lebih cerah akibat pewarnaan yang

sama.

Tahapan estrus yang dilewati ini terjadi keratinisasi sel epithel (Epithel

degenerasi) dan perkembangan folikel dengan sekresi yang kuat dari estrogen,

serta sedikit progesteron dan estrus diakhiri dengan ovulasi. Dan fase

metestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi dengan pecahnya

folikel, rongga folikel secara berangsur-ansur mengecil,dan pengeluaran lendir

terhenti. Selain itu terjadi penurunan pada ukuran dan vaskularitas. Selama

fase ini dimana sinyal stimulasi estrogen turun. Uterus dipengaruhi oleh

progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin

berakhir 1-5 hari. Histologi dari smear vagina menampakkan suatu fenomena

kehadiran sel-sel yang bergeser dari sel-sel parabasal ke sel-sel superfisial,

selain itu sel darah merah dan neutrofil juga dapat diamati Sel-sel parabasal

adalah sel-sel termuda yang terdapat pada siklus estrus. Karakteristik dari sel-

sel parabasal yaitu bentuknya bundar atau oval, mempunyai bagian nukleus

Page 13: Laporan siklus estrus

yang lebih besar daripada sitoplasma, sitoplasmanya biasanya tampak tebal,

secara umum dengan pewarnaan berwarna gelap.

Fase diestrus merupakan tahap akhir yang dikarakteristikkan oleh

aktivitas corpus luteum dimana dalam memproduksi progesteron. Merupakan

kelanjutan siklus estrus pasca metestrus dengan kadar progesteron sangat

tinggi dalam darah atau disebut dengan anestrus dan sama seperti metestrus

disertai peningkatan leukosit polinuklear. Dalam periode permulaan diestrus,

corpus hemorrhagicum mengkerut karena di bawah lapisan hemorrhagik ini

tumbuh sel-sel kuning yang di sebut luteum, pada tahap ini serviks

menyempit, leukosit muncul dan menghalangi gerak maju spermatozoa.

Lendir serviks menjadi kental menyumbat lumen serviks. Inseminasi akan

menghasilkan angka konsepsi yang rendah. Pada tahap diestrus pada mencit

betina,  siklus birahi yang ditandai tidak adanya kebuntingan, tidak adanya

aktivitas kelamin dan hewan menjadi tenang. Dalam periode permulaan dari

diestrus endometrium masih memperlihatkan kegiatan, yaitu pertumbuhan

kelenjar-kelenjar endometrium dari panjang menjadi berkelok-kelok dan

banyak diantaranya yang berkolok hingga membentuk spiral. Diestrus adalah

fase yang terlama diantara fase-fase yang terdapat dalam siklus birahi

Page 14: Laporan siklus estrus

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik pada praktikum Siklus Estrus dan

Apusan Vagina adalah tahapan siklus estrus pada hewan betina, yaitu

proestrus yang ditandai dengan tidak terlihat leukosit dan sel epitel yang

dinukleasi, estrus yang ditandai dengan terdapatnya sel epitel menanduk

(cornified), diestrus (sel epitel biasa dan banyak leukosit) dan metestrus

(terdapat banyak sel epitel menanduk dan leukosit, kemudian juga sel

epitel biasa).

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum Siklus Estrus dan

Apusan Vagina adalah kepada praktikan pada saat praktikum lebih aktif

Page 15: Laporan siklus estrus

lagi dan memperhatikan penjelasan dari asisten agar praktikum dapat

berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin, M., 2014, Morfometri dan Karakteristik Histologi Ovarium Sapi Aceh (Bos indicus) Selama Siklus Estrus, J, Medika Veterinaria, VIII (1) : 66

Karlina, Y., 2003, Siklus Estrus dan Struktur Histologis Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus) Setelah Pemberian Alprazolam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Mohamad, K, dkk., 2005, Vitrifikasi Ovarium Mencit Menggunakan Etilen Glikol dan DMSO sebagai Krioprotektan dan Viabilitasnya Pasca Autotransplantasi di Subkapsula Ginjal, J, Media Kedokteran Hewan, XXI (1) : 23-24

Nalley, W, M, dkk., 2011, Penentuan Siklus Estrus Berdasarkan Gambaran Sitologi Vagina dan Profil Hormon pada Rusa Timor, J, Veteriner, XII (2) : 98-106

Said, S, dkk., 2011, Tingkat Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Mencit yang Diberi Ekstrak Buah Merah, J, Media Peternakan, XXXIV (2): 112-116

Page 16: Laporan siklus estrus