laporan sertifikasi tangki minyak

62
LAPORAN MATERI SERTIFIKASI PETUGAS PENGUKUR TANGKI DISUSUN OLEH RYAN DHARMASAPUTRO VILDA : 39010006 KAMALUDIN : 681731 NUGROHO IRIANTO : 680621

Upload: ryan-rd

Post on 09-Sep-2015

824 views

Category:

Documents


183 download

DESCRIPTION

a report about the measuring process of density, temperature and level at tank / vessel / storage fluid us

TRANSCRIPT

LAPORAN MATERI SERTIFIKASI PETUGAS PENGUKUR TANGKIDISUSUN OLEH

RYAN DHARMASAPUTRO VILDA : 39010006

KAMALUDIN : 681731

NUGROHO IRIANTO : 680621

DAFTAR ISI3BAB 1

Pengenalan Tangki31.1 DEFINISI TANGKI31.2 JENIS TANGKI31.2.1 Atmosferik tank41.2.1 pressurized tank71.3 LATAR BELAKANG PENGUKURAN VOLUME TANGKI81.4 TERMINOLOGI PENGUKURAN TANGKI9BAB 213PROSES PENGUKURAN VOLUME132.1 TAHAPAN PROSES PENGUKURAN VOLUME132.2 PERALATAN UKUR142.2.1 Peralatan untuk mengukur Level Tangki142.2.2 Peralatan untuk mengambil sampling172.2.3 Peralatan untuk mengukur temperature tangki192.2.4 Peralatan untuk mengukur densitas212.2.5 Peralatan Umum222.3PENGUKURAN LEVEL CAIRAN BAHAN BAKU / PRODUK222.3.1Prosedur Pengukuran Innage222.3.2Prosedur Pengukuran Outage232.3.3Prosedur Pengukuran Air Bebas252.4PROSES PENGAMBILAN SAMPLE262.4.1 Standar ASTM262.4.2Terminologi dalam proses sampling272.4.3Jenis Prosedur dan metode Sampling302.3.4 Penentuan metode sampling322.4.3 Penentuan Titik Sampel332.4.4 Prosedur bottle/beaker spot sampling332.5PENGUKURAN TEMPERATUR BAHAN BAKU / PRODUK342.5.1Ketentuan penggunaan Termometer342.5.2Prosedur pengukuran temperature dalam362.5.3Prosedur pengukuran dengan Termometer Cup Case372.5.4Prosedur pengukuran dengan Armored Case Termometer382.5.5 Prosedur pengukuran dengan Angle Stem Termometer38BAB 340PERHITUNGAN KONVERSI VOLUME KE MASSA403.1 TUJUAN KONVERSI403.2TERMINOLOGI PERHITUNGAN VOLUME TANGKI413.3ALUR PERHITUNGAN VOLUME414.3 CONTOH PERHITUNGAN44

BAB 1 Pengenalan Tangki1.1 DEFINISI TANGKI

Dalam bisnis Minyak dan Gas, tangki atau Storage Tank merupakan salah satu fasilitas yang berperan dalam kegiatan inti dari perusahaan. Pada umumnya tangki mempunyai peran untuk menyimpan dan menimbun suatu material baik berupa Crude Oil, Produk produk BBM, LPG, CNG, dan produk bahan pendukung yang dapat ditemukan di suatu rangkaian proses produksi, distribusi dan penjualan. Selain menjadi tempat penyimpananan, tanki juga mempunyai peran untuk menjaga kelancaran ketersediaan produk dan bahan baku serta dapat menjaga produk atau bahan baku dari kontaminan, yang dimana zat kontaminan tersebut dapat menurunkan kualitas dari produk atau bahan baku . 1.2 JENIS TANGKI

Storage tank atau tanki penyimpanan dapat memiliki bermacam macam bentuk dan tipe, masing masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan serta kegunaan masing masing . Berdasarkan tekanannya, Secara umum tanki penyimpanan dapat di bagi menjadi dua bila diklasifikasikan, yaitu atmosferik tank ( tangki dengan bertekanan rendah ) dan pressure tank ( tangki dengan kemampuan menyimpan bahan baku yang bertekanan uap lebih dari 11,1 psi ).1.2.1 Atmosferik tank

Terdapat beberapa jenis dari tanki timbun tekanan rendah yang terdapat di dunia migas, tangki ini terdiri dari :

A. Fixed cone Roof tank , digunakan ujntuk menimbun atau menyimpan berbagai jenis fluida dengan tekanan uap rendah atau amat rendah ( mendekati atmosferik ) atau dengan kata lain fluida yang tidak mudah menguap namun pada literatur lainnya menyatakan bahwa fixed roof ( cone atau dome ) dapat digunakan untuk menyimpan semua jenis produk ( crude oil, gasoline , benzene, fuel dan lain lain termasuk produk atau bahan baku yang bersifat korosif , mudah terbakar, ekonomis bila digunakan hingga volume 2000 , diameter dapat mencapai 300 ft ( 91.4 m ) dan tinggi 64 ft ( 19.5 m ).

Gambar 1.1 Fixed Cone Roof B. Tanki umbrellakegunaanya sama dengan fixed cone roof bedanya adalah bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik pusat meredian di puncak tanki. C. Tanki tutup cembung tetap ( fixed dome roof )

bentuk tutupnya cembung ,ekonomis bila digunakan dengan volume lebih dari 2000 m^3 dan bahkan cukup ekonomis hingga volume 7000 ( dengan D < 65 `m ) , kegunaanya sama dengan fix cone roof tank.

Gambar 1.2 Self Supporting Dome RoofD. Tanki Horizontal, Tanki ini dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki tingkat penguapan rendah ( low volatility ) , air minum dengan tekanan uap tidak melebihi 5 psi, diameter dari tanki dapat mencapai 12 feet ( 3.6 m ) dengan panjang mencapai 60 feet ( 18.3 m ).

Gambar 1.3 Horizontal TankE. Tanki Tipe plain Hemispheroid,

digunakan untuk menimbun fluida ( bahan baku / produk ) dngan tekanan uap ( RVP ) sedikit dibawah 5 psi.

Gambar 1.4 Hemispheroid TankF. Tanki Tipe Floating RoofFloating Roof Tank adalah tengki jenis silinder yang mempunyai kontruksi yang berbeda dari pada Fixed Roof. Atap pada floating roof tidak menyatu dengan dinding (shell). Roof ini dapat bergerak naik atau turun tergantung dari level fluida didalamnya. Floating roof ini akan berada diatasnya jika isi fluida didalamnya tinggi ( hight ) dan akan berada dibawah ketika level fluida didalamnya rendah (low).

Gambar 1.5 Floating roof TankBaik Fixed cone roof dan dome roof dapat memiliki internal floating roof, biasanya dengan penggunaan floating roof ditujukan untuk penyimpanan bahan bahan yang mudah terbakar atau mudah menguap , kelebihan dari penggunaan internal floating roof ini adalah :1. Level atau tingkat penguapan dari produk bisa dikurangi

2. Dapat mengurangi resiko kebakaran

1.2.1 pressurized tank Pada Tangki ini, tangki Dapat menyimpan fluida dengan tekanan uap lebih dari 11,1 psi dan umumnya fluida yang disimpan adalah produk produk bahan baku atau

produk bumi.

A. Tanki peluru ( bullet tank ) , Tanki ini sebenarnya lebih sebagai pressure vessel berbentuk horizontal dengan volume maksimum 2000 barrel biasanya digunakan untuk menyimpan LPG, LPG , Propane, Butane , H2, ammonia dengan tekanan diatas 15 psig.

Gambar 1.6 Bullet Tank B.Tanki bola ( spherical tank )

Tangki yang mempunyai bentuk menyerupai bentuk bola yang dimana tangki ini digunakan untuk menyimpan gas gas yang dicairkan seperti LPG, O2, N2 dan lain lain bahkan dapat menyimpan gas cair tersebut hingga mencapai tekanan 75 psi, volume tanki dapat mencapai 50000 barrel , untuk penyimpanan LNG dengan suhu -190 ( cryogenic ). Pada desain tangki, tanki dibuat dan dirancang dengan berdinding ganda dimana diantara kedua dinding tersebut diisi dengan isolasi seperti polyurethane foam , tekanan penyimpanan diatas 15 psig.

Gambar 1.7 Spherical Tank1.3 LATAR BELAKANG PENGUKURAN VOLUME TANGKIUntuk menjamin proses produksi, distribusi dan penjualan berjalan sesuai dengan rencana dan terhindar dari kerugian yang dimana salah satunya disebabkan oleh dari pengadaan material, maka diperlukan data yang mempunyai informasi volume dari material di tangki. Proses perhitungan volume yang dilakukan sebelum proses penimbunan / transfer baik yang keluar dan masuk ke tangki ( Opening Gauge ) dan setelah proses penimbunan / transfer baik yang keluar dan masuk ke tangki ( Closing Gauge ).Dalam melakukan pengukuran volume tangki, pada umumnya terdapat dua tipe prosedur dasar yang digunakan untuk menentukan pengukuran level cairan di tangki, yaitu : innage dan outage (dip dan ullage). Untuk metode innage, pengukuran level cairan di tangki dilakukan dengan mengukur tinggi cairan dengan lurus vertikal mulai dari datum plate atau bottom tangki hingga ke permukaan cairan. Dengan kata lain, metode innage ini adalah pengukuran langsung tinggi cairan yang ada di tangki. Sedangkan metode outage adalah pengukuran level cairan dengan mnegukur ruang kosong diatas cairan (ullage), yaitu pengukuran secara lurus vertikal mulai dari permukaan cairan sampai dengan titik referensi pengukuran (reference gauge point) yang ada di atap tangki.

Yang lebih baik dilakukan adalah pengukuran innage, karena pengukuran ini akan mengurangi efek perubahan terhadap titik referensi tangki. Tetapi meskipun begitu dalam mengukur level cairan disesuaikan dengan keadaan yang ada sehingga pengukuran outage bisa dianggap lebih baik (seperti saat akan dilakukan sampling di titik lubang yang sama dengan lubang pengukuran level cairan). Jika pengukuran outage selalu dilakukan maka sebaiknya titik tinggi referensi tangki harus selalu di verifikasi secara periodik.

1.4 TERMINOLOGI PENGUKURAN TANGKI

Gambar 1.8 Titik Ukur di Tangki TegakAda beberapa istilah yang harus dikenal dalam metode ini, mengingat istiah- istilah ini akan digunakan untuk penentuan level cairan di tangki tegak.Berikut adalah istilah istilah tersebut.

a. Reference Gauge Point Titik di gauge hatch dari suatu tangki (lihat gambar I.8) yang menunjukkan posisi dimana pengukuran level cairan dilakukan. Pengukuran di titik reference gauge point ini sangatlah penting untuk mencapai repeatibility (keterulangan seseorang melakukan pengukuran cenderung menghasilkan angka yang konstan). Titik ini bisa merupakan tanda yang berupa cat, plat yang di mounting/dilekatkan di dalam gauge hatch, sebuah sayatan horizontal di sisi dalam dari gauge hatch, atau logam yang dilekatkan di atas gauge hatch tapi tidak menyentuh gauge hatch.

b. Reference Gauge Height Jarak standard/jarak referensi dari datum plate (lihat gambar I.1) atau bottom tangki sampai ke titik reference gauge point. Jarak ini harus secara jelas tertanda di bagian atas tangki dekat gauge hatch.

c. Observed Gauge Height Jarak yang ada dari datum plate atau bottom tangki sampai ke titik reference gauge point.

d. Datum Plate (lihat gambar I.8) adalah plat datar yang terletak di bagian bawah tangki yang posisinya lurus tepat dibawah reference gauge point , untuk pengukuran innage ujung bandul harus menyentuh datum plate. e. Cut (lihat gambar I.8) adalah garis demarkasi (batas cairan yang nempel di pita ukur) pada skala alat ukur dengan cairan yang akan diukur

f. Innage Gauge (Dip Gauge) Level cairan di tangki yang diukur dari datum plate/bottom tangki sampai dengan permukaan cairan (lihat gambar I.8)

g. Outage Gauge (ullage) Jarak dari permukaan cairan di dalam tangki sampai dengan titik referensi gauge point. (lihat gambar I.8) h. Opening Gauge Pengukuran innage atau outage yang dilakukan sebelum adanya transfer cairan baik yang masuk ataupun yang keluar tangki.

i. Closing Gauge Pengukuran innage atau outage yang dilakukan setelah adanya transfer cairan baik yang masuk ataupun yang keluar tangki.

j. Free Water (Air Bebas) adalah air yang berada di tangki tidak dalam bentuk suspensi maupun dalam bentuk terlarut. Air bebas ini diukur dengan pengukuran innage yang prosedurnya akan di jelaskan kemudian. Air bebas bisa juga di ukur dengan pengukuran outage jika reference gauge height belum berubah dari saat kondisi opening sampai dengan closing. Jika refernce gauge height telah berubah maka harus digunakan pengukuran innage.

k. Critical Zone perbedaan jarak antara titik dimana saat floating roof dalam keadaan diam (atau dalam keadaan normal) dengan titik dimana floating roof dalam keadaan mengambang bebas.

l. Suspended Sediment and Water adalah endapan dan air yang tersuspensi di bahan baku / produk. Untuk mengetahui besarnya sediment dan air yang tersuspensi digunakan metode uji ASTM D 4007. m. Tank Capacity Table (Tank Gauge Table) adalah tabel yang menunjukkan kapasitas atau volume cairan di dalam tangki yang diukur dari datum plate atau dari reference gauge point pada berbagai level ketinggian cairan di tangki. n. Trim kondisi dimana tangki kapal mengalami miring ke depan atau ke belakang sehingga tidak lurus di garis referensinya.

o. List kondisi dimana tangki kapal mengalami miring ke kiri atau ke kanan sehingga tidak lurus di garis referensinya.BAB 2

PROSES PENGUKURAN VOLUME2.1 TAHAPAN PROSES PENGUKURAN VOLUMEDalam melakukan proses pengukuran volume bahan baku / produk , maka terdapat beberapa tahapan pada proses utama yang diperlukan, diantara lain :1. Pengukuran Level dari material di Tangki Timbun ( Pengukuran dilakukan untuk mengetahui tinggi dari volume material yang berada di suatu tangki serta tinggi dari zat kontaminan apabila terindikasi ada.)2. Pengambilan Sample dari material di Tangki Timbun ( Untuk mendapatkan data temperature pada sampel dan untuk menguji BSW ( Base Sediment Water ) yang berada di dalam bahan baku / produk )3. Pengukuran Temperatur material di Tangki Timbun ( Pengukuran dilakukan untuk mengetahui suhu observed yang berada di dalam tangki , sehingga selanjutnya dapat digunakan untuk mengkoversi volume bahan baku /produk )4. Pengukuran Densitas material di Tangki Timbun ( Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nillai densitas dari bahan baku / produk yang diukur dari hasil sampel yang diambil )2.2 PERALATAN UKUR

2.2.1 Peralatan untuk mengukur Level Tangki

Untuk menjamin proses pengukuran berjalan dengan baik maka dibutuhkan beberapa peralatan ukur, peralatannya diantara lain :1. Roll MeterRoll Meter yang digunakan harus mempunyai material yang mampu bertahan terdapat korosi dan memiliki Thermal Expansi yang sama dengan material dinding tangki. Dalam menentukan Roll Meter, operator harus memastikan panjang dari roll meter harus lebih panjang dari panjangnya tinggi tangki.

Gambar 2.1 Roll Meter

2. BOB / BAR ( Bandul Pemberat Berskala)

BOB merupakan bandul yang dipasang diujung roll meter, BOB mempunyai berat minimum sebesar 20 Ons dan berat maksimum 2 3/8 lbs.

Gambar 2.2 BOB dan Roll Meter

Pada penggunaan BOB, terdapat beberapa jenis yang BOB yang digunakan pada beberapa keadaan. Pada pengukuran Innage, BOB yang digunakan mempunyai bentuk tabung dan mempunyai ujung kerucut. Pada pengukuran Outage, BOB yang digunakan mempunyai bentuk balok dengan ujung yang rata. Sementara pada pengukuran air bebas di tangki maka BOB yang digunakan mempunyai bentuk pipih , dan mempunyai ujung kerucut

Gambar 2.3 Contoh Jenis BO3. Pasta Bahan baku / produk dan air

Dalam membaca ketinggian bahan baku dan air bebas, terkadang tidak semua bahan baku / produk mempunyai tanda bekas ketinggian yang jelas, terutama pada bahan baku yang mempunyai warna transparan, sehingga untuk mengatasi hal ini, operator dapat menggunakan pasta khusus yang dapat memperjelas batas dari ketinggian bahan baku. Penggunaan pasta ini dilakukan pada saat sebelum pengukuran dilakukan, dengan cara mengoleskan sebagian pasta tersebut di roll meter. Apabila untuk mengukur ketinggian bahan baku, maka pasta yang digunakan adalah pasta bahan baku / produk. Dan apabila untuk mengukur ketinggian air bebas, maka pasta yang digunakan adalah pasta air. Pada umumnya pasta air dioleskan pada BOB mulai dari titik ujung BOB hingga sepanjang BOB.

Gambar 2.4 Produk Pasta Air dan Pasta Bahan baku / produk2.2.2 Peralatan untuk mengambil sampling

1. Core thief Sampling tool

Sampling tool ini pada umumnya digunakan oleh operator untuk mengambil sample pada tangki yang mempunyai muatan dengan nilai RVP pada 101 kPa (14.7 psia) atau kurang, dalam tangki penyimpanan, mobil tangki, truk tangki, kapal dan tangki apung

Gambar 2.5 Core Thief Sampling tool

2. Botol / Beaker Sampling toolSampling tool ini pada umumnya digunakan oleh operator untuk mengambil sample pada tangki yang mempunyai muatan hasil produk seperti : kerosene, avtur, premium, LAWS, solar, dan lain sejenisnya.

Gambar 2.6 Beaker Sampling Tool2.2.3 Peralatan untuk mengukur temperature tangki

Pada saat mengukur temperature di dalam tangki, maka untuk melakukan hal ini terdapat 3 jenis termometer yang umumnya digunakan di beberapa jenis tangki.

a. Cup Case Assembly Termometer ( untuk mengukur pada bahan baku / produk yang berada di tangki tegak )

Gambar 2.7 Termometer Cup Caseb.Armored Case Assembly (Merupakan termometer yang terbuat dari bahan yang tidak berkilau, memiliki tube yang tahan korosi dengan diameter luar tidak lebih dari 13 mm.

Gambar 2.8 Termometer Armored Case

b. Armored Case Assembly (Merupakan termometer yang terbuat dari bahan yang tidak berkilau, memiliki tube yang tahan korosi dengan diameter luar tidak lebih dan digunakan di tangki tegak dengan muatan yang mengandung sifat korosif )

C. Angle Stem Temperature ( Merupakan termometer yang terpasang di suatu socket di tangki atau dengan suatu kopling. Pada dimensi dari termometer , batang gelas ari termometer harus memiliki panjang minimal 3 ft, tetapi panjang 3 ft tersebut tidak termasuk graduasi dari termometer (graduasi secara keseluruhan bisa dilihat dari luar tangki. Termometer ini harus terlindungi dari sinar. Untuk tangki dengan kapasitas kurang dari 5000 bls, panjang batang termometer adalah 12 in

Gambar 2.9 Termometer Angle Stem

Untuk mengukur suhu pada hasil sampling, maka dapat menggunakan termometer yang telah ditentukan standar astm . Bentuk alat pada umumnya sama dengan termometer astm yang sering digunakan.2.2.4 Peralatan untuk mengukur densitas

Pada saat mengukur Densitas terdapat dua peralatan utama yang diperlukan oleh operator yaitu 1. Hydro MeterHydrometer merupakan suatu alat yang berbentuk tabung dengan ciri khas terdapat benjolan diujung bawah. Didalam benjolan tersebut terdapat material pasir yang berfungsi sebagai pemberat, sehingga hydrometer tetap tegak .

Gambar 2.10 Termometer Angle Stem

2. Gelas UkurGelas ukur digunakan untuk sebagai wadah untuk menaruh hydrometer. Gelas ukur yang digunakan harus dibilas dulu dengan bahan baku yang berada di dalam tangki sebelum dilakukan pengambilan sample .

Gambar 2.11 Gelas Ukur2.2.5 Peralatan Umum

Peralatan ini merupakan peralatan yang harus selalu ada pada saat melakukan tahapan proses pengukuran volume. Peralatan itu diantara lain :1. Kain Lap ( untuk membersihkan area sekitar tangki dan roll meter pada saat pengukuran )2. Alat Pelindung Diri ( sebagai standar untuk melakukan kegiatan , APD mulai dari safety shoes, safety helmet, baju lengan panjang, masker apabila diperlukan) 3. Tabel kalibrasi Tangki ( sebagai referensi untuk melakukan kegiatan

mengkonversi nilai volume2.3 PENGUKURAN LEVEL CAIRAN BAHAN BAKU / PRODUK2.3.1 Prosedur Pengukuran Innagea. lakukanlah grounding pada pita ukur dan bukalah gauge hatch (lubang diatas tangki tempat untuk mengukur level cairan)b. ulurkan sedikit pita dan dengan perlahan turunkan bandul ke dalam tangki.

c. Kemudian biarkan pita diam dan lurus (sama lurusnya dengan garis reference gauge height).

d. selanjutnya, dekatkan pita dengan reference gauge point, dan turunkan pita secara perlahan sampai dengan ujung bandul tepat menyentuh datum plate atau bottom tangki. Pastikan posisi pita tetap tegang dan lurus ketika ujung bandul tepat menyentuh datum plate atau bottom tangki.

e. catatlah skala yang di tunjukkan oleh pita di titik reference gauge point tersebut.

f. setelah itu angkatlah pita ukur tersebut dari cairan, dan perhatikan cut pada pita ukur (sisa cairan yang menempel di pita yang menunjukkan angka skala tertentu), dan catatlah angkanya.

g. jika cairan yang diukur adalah gasoline, maka setelah langkah ( f ) olesilah titik cut tadi dengan pasta bahan baku / produk.

h. kemudian ulangi lagi prosedur ( b ) hingga ( f )

i. lakukan pengukuran sebanyak 3 kali dan laporkan hasil pengukuran

2.3.2 Prosedur Pengukuran OutagePenentuan volume cairan dengan prosedur ini sebaiknya dilakukan bila reference gauge height sama dengan observed gauge height pada saat dilakukan pengukuran, pada saat terjadi kondisi opening maupun closing. Adapun prosedur dari pengukuran outage ini adalah sebagai berikut :

a. lakukan grounding pada pita ukur dan bukalah gauge hatch.

b. kemudian turunkan secara perlahan bandul pita ukur ke dalam tangki sampai bandul menyentuh permukaan cairan (lihat gambar I.1).

c. setelah bandul berhenti berayun di permukaan cairan, kemudian turunkan lagi bandul dengan perlahan sehingga sebagian kecil dari bandul tenggelam di cairan, dan graduasi centimeter dari pita berada di titik reference gauge point.

d. kemudian catatlah pembacaan skala pada pita yang berada di titik reference gauge point.

e. tariklah pita ukur dari dalam tangki dan bacalah skala pada bandul yang terdapat cut nya (sisa cairan yang nempel di skala bandul). Pada langkah ini berhati-hatilah agar saat menarik bandul jangan sampai bandul kembali masuk lagi di cairan.

f. jika digunakan bandul dengan tanda skala dengan goresan yang dalam, maka bacalah skala yang terdapat sisa cairan yang tertinggal di goresan skala yang paling atas.

g. penjumlahan dari pembacaan skala pada pita yang berada di titik reference gauge point dan pembacaan skala yang ada di bandul yang tercelup di cairan (cut) adalah hasil pengukuran outage.

Contoh :

Tabel 2.1 pembacaan pita di roll meterj. jika cairan yang diukur adalah gasoline, maka setelah langkah ( f ) olesilah titik cut tadi dengan pasta bahan baku / produk.

k. kemudian ulangi lagi prosedur ( b ) hingga ( f )

l. lakukan pengukuran sebanyak 3 kali dan laporkan hasil pengukuran

m. setelah itu lakukan perhitungan seperti tabel pada langkah ( g ).

l. jika sudah dilakukan perhitungan, gunakan tabel kapasitas tangki untuk menghitung volume observed cairan di tangki. 2.3.3 Prosedur Pengukuran Air Bebaspengukuran adanya air bebas dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran innage, tetapi pada water gauge bar diolesi dengan pasta air yang tidak terlalu tebal (skala graduasi masih terlihat). Bila pasta air tidak menempel dengan sempurna di water gauge bar, maka sebelum dioleskan bersihkan water gauge bar terlebih dahulu dengan solvent dan kemudian keringkan, setelah itu olesilah dengan pasta air. Lama water gauge bar saat posisi pengukuran air bebas adalah sebagai berikut :

1. untuk bahan baku / produk gasoline, kerosine dan bahan baku / produk ringan lainnya adalah 10 detik

2. untuk bahan baku / produk berat dan kental lainnya adalah 1 5 menit.

Gambar 2.12 proses pengukuran free water dengan metode innage dan ullageUntuk pengukuran tinggi air di tangki bahan baku / produk berat dan kental lainnya, setelah pasta dioleskan ke water gauge bar, maka pasta yang sudah menempel di water gauge bar tersebut diolesi lagi dengan bahan baku / produk pelumas ringan. Hal ini dimaksudkan supaya pasta yang telah menempel di water gauge bar tidak mudah ditempeli oleh bahan baku / produk berat ketika melewati bahan baku / produk berat di dalam tangki.

Ketika water gauge bar diangkat ke permukaan, janganlah meniup water gauge bar atau melap bahan baku / produk yang menempel di water gauge bar, hal ini akan merusak kejelasan perubahan warna dari pasta sehingga tanda cut nya kabur/tidak jelas.

Jika tanda cut nya tidak jelas karena tercampur dengan bahan baku / produk gelap, maka cucilah permukaan pasta dengan menggunakan solvent tertentu. Pencucian dengan solvent ini adalah dengan cara solvent di tuangkan ke permukan cut atau dengan cara menyemprot permukaan cut dengan solvent, tidak dengan cara merendam. Pencucian dengan solvent sebaiknya menunggu beberapa menit setelah water gauge bar diangkat ke permukaan, sebab bila water gauge bar setelah diangkat kepermukaan langsung di cuci, maka dikhawatirkan tanda cut nya hilang.

2.4 PROSES PENGAMBILAN SAMPLE2.4.1 Standar ASTM Pada proses pengambilan Sample, proses pengambilan sample mengacu pada standar ASTM yang disesuaikan dengan berdasarkan cara metode pengambilan sampel dan jenis bahan baku / produk yang ada di tangki.

ASTM D 4057 (Practice for Manual Sampling of Petroleum and Petroleum Products) ASTM D 4177 ( Practice for Automatic Sampling of Petroleum and Petroleum products ) ASTM D 5842 (Practice for Sampling and Handling of Fuels for Volatiliy Measurements ) ASTM D 4036 ( Practice for Aviation Fuel Sample Containers for Test Affected by Trace Contamination ) ASTM D 5854 ( practice for Mixing and Handling of Liquid samples of Petroleum and Petroleum Products )2.4.2 Terminologi dalam proses sampling

Gambar 2.13 Letak titik pengambilan sample di tangki

Sampling :

seluruh langkah yang diperlukan untuk memperoleh satu sampel yang mewakili (representative) dari suatu pipa, tanki atau bejana lain, dan memindahkan sampel tersebut dalam satu wadah yang mana sampel uji yang mewakili dapat diambil untuk analisis.

Test Spicemen :

Sampel yang mewakili (representatif), yang diambil dari wadah sampel primer atau intermediate, untuk dianalisis. All Level Sample:

Sample yang diperoleh dengan menenggelamkan botol contoh yang tertutup ke titik yang paling dekat dengan draw off , kemudian tutup botol sample dibuka dan botol sample ditarik ke atas dengan laju tetap sehingga botol sample terisi bagian.

Running Sample :Suatu sample yang diperoleh dengan menurunkan botol sample yang terbuka ke level bagian bawah dari outlet connection atau swing line dan menariknya kembali ke bagian atas bahan baku / produk (top oil) dengan laju penarikan sedemikian rupa sehingga botol sample terisi bagian ketika dikeluarkan dari tangki.

Spot Sample : Suatu sample yang diambil dari lokasi/titik tertentu dari suatu tangki & dari suatu aliran yang mengalir di pipa dengan skalawaktu tertentu.

Surface sample :

Spot sample yang disendok dari permukaan cairan dalam tanki.

Top Sample :

Spot sample yang diperoleh 15 cm (6 in) dibawah permukaan atas dari cairan. Bottom Sample :

Suatu spot sample yang didapatkan dari bagian bottom tangki, kontainer atau pipa bagian yang terbawah. Biasanya adalah 15 cm dari bagian dasar tangki

Bottom Water Sample :

Suatu spot sample dari air bebas yang diambil dari bagian dasar kontainer bahan baku / produk yang ada di kapal atau kompartemen atau tangki simpan.

Clearance Sample :Suatu spot sample yang diambil pada 10 cm (4 in) (beberapa diantaranya mensyaratkan 15 cm (6 in)) dibawah tank outlet

Composite Sample :Campuran dari beberapa spot sample yang di campur dengan perbandingan volum.

Dipper Sample :Suatu sample yang diperoleh dengan meletakkan suatu dipper atau vessel kolektor di jalur suatu aliran yang mengalir bebas untuk mendapatkan sejumlah volume tertentu dengan waktu interval yang teratur dan dengan laju alir yang konstan, atau waktu intervalnya bervariasi.

Drain Sample

Suatu sample yang diperoleh dari valve water draw off pada tangki simpan

Floating Roof Sample

suatu spot sample yang diambil tepat dibawah permukaan bahan baku / produk Sampling ini digunakan untuk menentukan density dari liquid dari atap tangki bahan baku / produk yang mengambang (floating). Upper Sample :

spot sample yang diambil dari pertengahan 1/3 bagian atas isi tanki (berjarak 1/6 kedalaman cairan dibawah permukaan).

Middle Sample :

spot sample yang diambil dari pertengahan isi tanki (berjarak 1/2 kedalaman cairan dibawah permukaan).

Lower Sample :

spot sample yang diambil dari pertengahan 1/3 bagian bawah isi tanki (berjarak 5/6 kedalaman cairan dibawah permukaan)2.4.3 Jenis Prosedur dan metode Sampling

Core Thief Spot Sampling ProcedureProsedur ini menguraikan alat untuk pengambilan sampel cair yang mempunyai RVP pada 101 kPa (14.7 psia) atau kurang, dalam tangki penyimpanan, mobil tangki, truk tangki, kapal dan tangki apung

Gambar 2.14 Core Thief Sampling toolBottle / Beaker Spot SamplingAlat ini mempunyai bentuk seperti termos pada anak sekolah, dan diatas nya diberi tutup berbahan gabus. prosedur ini sering dipakai sampling untuk produk hasil pengolahan minyak dan gas seperti produk BBM, avtur, kerosene dan pelumas.

Gambar 2.15 Bottle / Beaker Spot Sampling

Tap SamplingProsedur ini digunakan sampling cairan yang mempunyai RVP 101 kPa (14.7 psia) atau lebih rendah, dalam tangki yang dilengkapi kran yang sesuai untuk cairan yang mudah menguap pada tangki yang dilengkapi ventilasi udara dan jenis atap-balon, spheroid bila tanki tidak dilengkapi dengan Tap Sampling, sampel diambil dari keran pada gelas penduga, gage glass.

. Gambar 2.16 Tap Sampling

Extended Tube Sampling

Extended-tube ini terbuat dari pipa yang lentur, yang tersambung pada pompa penghisap, yang bekerja secara manual . Dalam penggunaanya alat ini untuk mengambil sampel air pada bagian dasar tangki timbun, terutama pada tangki kapal dan tongkang, tetapi cara ini tidak dikhususkan, untuk hal-hal tertentu gunakan cara yang biasa dipakai. Gambar 2.17 Extended Tube Sampling

Manual Pipeline Samplinguntuk mengambil sampel cairan yang mempunyai RVP ( 101 kPa (14.7 psi) dan untuk cairan yang kental, langsung dari pipa, pipa pengisian dan pipa distribusi.

Gambar 2.18 manual pipeline sampling2.3.4 Penentuan metode samplingPenentuan metode sampling dilakukan dengan berdasarkan data pada table 1 Typical Sampling procedures and applicability astm D 405

Tabel 2.2 penentuan metode sampling ( Table 1 ASTM D4057 )

2.4.3 Penentuan Titik Sampel

Dalam melakukan proses pengambilan sampel, operator harus memastikan ukuran kapasitas tangki atau juga dengan memastikan tinggi level dari bahan baku dan produk di tangki. Setelah beberapa hal ini diketahui maka selanjutnya data tersebut bisa dilihat titik pengambilan sample . Salah satu contoh bisa dilihat pada contoh table 4 ASTM D4057 di Tabel 2.2.

Tabel 2.3 Spot Sampling Requirements ( Table 4 ASTM D4057 )2.4.4 Prosedur bottle/beaker spot sampling Yakinkan bahwa botol sampling atau beaker sampling, gelas silinder bergraduasi, kontainer dalam keadaan bersih dan kering

Pastikan level bahan baku / produk yang ada di tangki. Untuk memastikan level bahan baku / produk di tangki gunakan ATG atau lakukan pengukuran manual secara outage (ullage)

Pasangkan tali pada botol atau beaker sampling

Tutup botol atau beaker sample dengan cork Setelah mencapai titik sampling yang dimaksud, tarik tutup botol/beaker

Biarkan beaker/botol beberapa saat sehingga botol/beaker terisi penuh.

Setelah penuh angkat ke permukaan. Bila ternyata tidak penuh maka ulangi prosedurnya

Kemudian tuangkan sample ke dalam kontaier

Lakukan hal yang sama untuk titik/spot sampling yang lainnya

Spot sampling HARUS DILAKUKAN DARI YANG PALING ATAS DULUAN

Turunkan botol/beaker sampling pada titik sampling yang dimaksud. Titik sampling untuk tangki tegak dan Horizontal seperti gambar berikut Kemudian setelah titik/spot sampling di ambil maka lepaskan tali dari botol

Segera beri label pada kontainer

Bawa sample ke laboratorium untuk di lakukan mixing (bila perlu) dan dilakukan uji.2.5 PENGUKURAN TEMPERATUR BAHAN BAKU / PRODUK2.5.1 Ketentuan penggunaan Termometer

Untuk menentukan termometer yang sesuai dengan jenis tangki maka operator dapat melihat di table 1 di API MS chapter 3, berikut adalah lampiran beberapa data terkait pemilihan jenis termometer pada tabel 2.3.

Tabel 2.4 pemilihan termometer berdasarkan jenis tangki

2.5.2 Prosedur pengukuran temperature dalamTemperatur rata-rata bahan baku / produk di tangki diperlukan untuk menghitung volume bahan baku / produk yang ada di dalam tangki pada kondisi standar, sehingga temperatur bahan baku / produk dalam tangki harus ditentukan secara akurat. Selama pelaksanaan pengukuran level bahan baku / produk di tangki, temperatur bahan baku / produk di tangki harus diukur pada level yang benar sesuai table. Untuk pembacaan dengann hasil yang akurat, maka sebelum pembacaan temperatur di lakukan, termometer harus terendam di bahan baku / produk dengan waktu perendaman tertentu pada level yang dimaksud. Adapun lama perendaman termometer di bahan baku / produk adalah sesuai tabel 2.5 dan 2.6berikut :

Tabel 2.5 jumlah perhitungan untuk pengukuran suhu

Tabel 2.6 jumlah waktu untuk pengukuran suhuTemperatur harus dibaca dan di catat sampai 0,5 C (1,0 F) terdekat, tapi boleh dilaporkan kurang dari 0,5 C (1,0 F).

2.5.3 Prosedur pengukuran dengan Termometer Cup CaseUntuk mendapatkan hasil pembacaan termometer Cup Case, maka termometer ini harus di turunkan di dalam tangki melalui lubang gauge hatch atau pressure lock untuk mencapai level bahan baku / produk yang akan diukur suhunya, dan biarkan termometer tersebut terendam dengan lama waktu seperti pada tabel 2.4 dan 2.5.

Seperti yang disebutkan pada tabel 2.4, persyaratan lama perendaman termometer cup case bisa diminimalkan dengan cara menaikkan-menurunkan termometer (in motion) sejauh 1ft (0,3 m) dari titik pengukuran yang dimaksud secara terus-menerus.

Pada saat pembacaan temperatur, termometer diangkat/ditarik ke atas dan dilakukan pembacaan dengan cara mangkok termometer harus terisi penuh dan suhu dibaca dengan posisi mangkok berada di bawah pinggirannya lubang pengukuran. Kemudian catatlah suhunya sesegera mungkin.2.5.4 Prosedur pengukuran dengan Armored Case Termometer Termometer Armored Case digunakan untuk tangki yang bertekanan yang dilengkapi dengan vertical thermowell yang diisi dengan media pentransfer panas yang sesuai. Untuk tangki kecil bertekanan, termometer harus diturunkan ke dalam well sampai di titik tengah cairan yang ada di dalam tangki. Sedangkan untuk tangki besar bertekanan, termometer di turunkan ke dalam well sampai di level sesuai dengan tabel 2.3. Biasanya hanya diperlukan waktu perendaman 5 menit bagi termometer Armored Case untuk mencapai suhu yang stabil.

Untuk membaca temperatur, rangkaian termometer diangkat, tapi lubang terakhir dari termometer harus tetap di dalam well supaya meminimalkan kemungkinan adanya perubahan temperatur. Kemudian temperatur sesegera mungkin untuk baca dan di catat. 2.5.5 Prosedur pengukuran dengan Angle Stem TermometerAngle Stem Termometer ini terpasang secara permanen di socket yang terpisah dan hanya diambil untuk keperluan kalibrasi atau kalau ada kerusakan pada termometer tersebut. Yang perlu diperhatikan dari termometer jenis ini adalah :

1. yakinkan bahwa termometer ini terpasang dengan benar sesuai dengan hasil kalibrasinya.

2. Jika digunakan skala graduasi yang terpisah dengan batang termometernya, maka pastikan bahwa goresan garis referensi (garis penanda) di skala sudah sesuai dengan penanda di termometernya. penjerap uap (vapor tight window) dan harus tertutup dengan sebuah bandul (bob) yang dilengkapi dengan kabel pita meter (tape) sehingga bisa dioperasikan dengan tangan. Kran penutup (shut off valve), untuk mencegah uap keluar ketika lock di buka, berada di antara lock dan dan tangki. Ketika mengukur suhu didalam melalui pressure lock, maka digunakan rangkaian termometer cup case dengan urutan prosedur sebagai berikut :

1. putarlah tape yang ada di katrol sampai bandul (bob) berada diatas shut off valve, kunci katrol, dan tutuplah valve untuk mencegah uap keluar dari tangki

2. bukalah jendela, lepaskan bandul dari tape, dan pasanglah termometer cup case di tape

3. setelah itu, tutuplah jendela, buka valve dan turunkan termometer cup case dengan katrol sampai dengan titik pengukuran yang telah ditentukan

4. setelah persyaratan lama perendaman terpenuhi, maka tarik termometer cup case sampai ke pressure lock dan segeralah membaca termometer cup case di jendela. Jika termometer tidak bisa di baca di jendela, maka tutuplah valve dan buka jemdela untuk membaca termometer. 5. setelah membaca dan mencatat temperaturnya, gantilah termometer dengan bob lagi di tape nya. BAB 3 PERHITUNGAN KONVERSI VOLUME KE MASSA

3.1 TUJUAN KONVERSI

Seperti penjelasan dari BAB 2, dalam proses bisnis, tidak semua rekan bisnis berkenan untuk menggunakan acuan standar unit Liter untuk mengukur kuantitas dari bahan baku / produk yang akan di jual atau di beli.

Sebelum melakukan perhitungan , pastikan operator telah mendapatkan data yaitu :

1. suhu kalibrasi cairan di dalam tangki,

2. Tinggi Cairan di dalam Tangki,

3. Densitas dari cairan,

4. kadar BS&W ( apabila terindikasi ditemukan kontaminan)

5. Tabel Data Tangki ( terdapat data spesifikasi ukuran tangki )6. Tabel 53 ASTM D 1250 ( untuk mencari densitas cairan pada suhu 15 0C )7. Tabel 54 ASTM D 1250 ( untuk mencari Volume Correction Factor (VCF ) pada suhu 15 0C

8. Tabel 52 ASTM D 1250 (apabila diperlukan untuk mengkonversi volume Liter 15 0C menuju satuan volume Barrel )

9. Tabel 56 ASTM D 1250 (apabila diperlukan untuk mengkonversi volume Liter 15 0C menuju satuan massa Metric Ton )

10. Tabel 57 ASTM D 1250 (apabila diperlukan untuk mengkonversi volume Liter 15 0C menuju satuan massa Long Ton )3.2 TERMINOLOGI PERHITUNGAN VOLUME TANGKI

1. TOV : Total Observed Volume ( volume pengukuran total dari minyak, sedimen dan air tersuspensi, air bebas dan sedimen bebas yang terbentuk di dasar tangki )2. GOV : Gross Observed Volume ( volume total dari minyak beserta endapan dan air yang tersuspensi didalamnya tetapi tidak termasuk air bebas yang diukur pada tekanan observed )3. GSV : Gross Standard Volume ( volume total minyak beserta endapan dan air yang tersuspensi didalamnya yang disesuaikan dengan suhu standar 15 C/ 60 F)

4. GSW : Gross Standard Weight ( Berat total minyak beserta endapan dan air yang tersuspensi didalamnya )

5. NSV : Net Standard Volume ( Volume Total dari minyak tanpa zat kontaminan yang dimana kondisi densitas , API gravity telah dikonversi sesuai dengan suhu standar 15 C/ 60 F6. BSW : Base Sediment Water ( merupakan presentase dari zat kontaminan berbanding GSV )

7. WCF : Weight Correction factor ( merupakan konversi factor dari tabel yang terdapat di ASTM D 1250 )3.3 ALUR PERHITUNGAN VOLUME

1. Dalam melakukan perhitungan , hal yang perlu diketahui untuk melakukan perhitungan sesuai dengan bab sebelumnya adalah, 1. Hasil pengukuran ( Observed ) Level bahan baku / produk di tangki

2. Data spesifikasi tangki yang mempunyai informasi mengenai volume observed yang terkoreksi oleh pengaruh deformasi bentuk tangki akibat dari pemuaian

3. Data BSW yang didapat dari sample yang telah diambil dan telah diuji di lab

4. Hasil pengukuran level dari Free Water

5. Hasil pengukuran (observed) suhu pada bahan baku / produk di dalam tangki

2.Selanjutnya adalah menentukan TOV terkoreksi , hal ini dilakukan dengan memasukan data level dari bahan baku yang telah diketahui ke dalam data spesifikasi tangki. Dan selanjutnya dikonversi untuk disesuaikan dengan suhu yang didesain di tangki dengan rumus

dimana

= merupakan TOV yang telah dikoreksi dengan kondisi tangki = Total Observed Volume = koefisien muai ruang yang terdapat di data spesifikasi tangki

= merupakan suhu yang dipakai pada data spesifikasi tangki

= merupakan suhu yang terukur didalam tangki3.Selanjutnya menentukan Volume Free water dengan rumus yang sama seperti diatas.

4.sehingga dengan diketahui Volume dari TOV dan Free water maka GOV dapat ditentukan dengan rumus :

5. Selanjutnya mencari nilai densitas yang terkoreksi pada suhu 15 C/ 60 F dengan menggunakan tabel 53 ASTM D1250

6. Setelah mendapatkan densitas pada 15 C/ 60 F , maka nilai densitas tersebut dikonversi dengan menggunakan tabel ASTM untuk produk pelumas menggunakan ASTM 54 D, bahan bakar dan yang sejenisnya menggunakan ASTM 54 B, sehingga dengan tabel ini maka didapat nilai VCF yang kemudian dikalikan dengan GOV untuk mendapat nilai GSV.

7.Setelah mendapatkan nilai GSV maka dilanjutkan untuk mencari NSV dengan terlebih dahulu mencari BSW dengan rumus sebagai berikut

8.Lalu dilanjutkan dengan NSV dengan rumus sebagai berikut

9. Setelah didapatkan NSV maka operator dapat mengkonversi dari nilai densitas densitas pada 15 C/ 60 F untuk mendapatkan nilai dari WCF dengan menggunakan tabel sesuai dengan unit satuannya yang kemudian dikalikan dengan NSV , sehingga dengan ini maka didapatkan berat dari bahan baku / produk yang ada didalam tangki. Long Ton = NSV x WCF dari tabel 57 ASTM D1250

Metric Ton = NSV x WCF dari tabel 56 ASTM D 1250

Metric Ton = Long Ton x 1,01605 ( berdasarkan tabel 1 ASTM 1P D1250)

Barrels = NSV x WCF dari Tabel 52 ASTM D 12504.3 CONTOH PERHITUNGANBerikut adalah contoh perhitungan konversi dari unit volume Liter menuju unit Massa pada kondisi tangki tegak . Diketahui :

Suhu kalibrasi cairan didalam tangki

: 600 C

Tinggi pengkuran (level pengukuran)

: 12786 mm

Tinggi meja ukur

: 30 mm

Ditanya :

Volume bahan baku / produk dalam tangki pada suhu 34 0C ?

Penyelesaian :

Pada t = 600C

Level tangki = (12786 + 30)mm = 12816 mm

1281 cm Dari tabel diperoleh volume = 19763061 liter

6 mm Dari tabel (cincin no.6) = 9187,8 liter

Total volume isi tangki = 19772248,8 liter

Faktor koreksi pada suhu 340C t = 340C

= 1 + ( T 60C) = koefisien muai ruang = 0,0000348

= 1 + 0,0000348 (34C 60C)

= 0,9990952

Volume cairan dalam tangki pada suhu 340C

= 0,9990952 x 19772248,8

= 19754358,87 liter

Selanjutnya dari soal diatas, diketahui :

Tinggi air bebas dalam tangki= 745 mm

Tinggi meja ukur

= 30 mm

Ditanya :Volume bahan baku / produkPenyelesaian :

Tinggi air bebas= 745 mm

Tinggi meja ukur= 30 mm + Total level= 775 mm

77,0 cm dari tabel diperoleh vol= 1.340.455 liter

5 mm dari tabel (cincin no. 1)= 7.646 liter +

Total air bebas dalam tangki

= 1.348.101 liter

Pada suhu ( t )= 340 C

Faktor koreksi= 1 + 0,0000348 ( 34 60 )

= 0,9990952

Volume air pada suhu 340 C

= 0,9990952 x 1.348.101 liter

= 1.346.881,238 liter

Jadi volume bahan baku / produk

= 19.754.358,87 liter - 1.346.881,238 liter

= 18.407.477,63

selanjutnya diketahui:Bila Density bahan baku / produk = 0,8143

BS&W

= 0,4 %

Suhu sample

= 350C

Ditanya :a) Liter 150C ?

b) Barrel 600F ?

c) Metrik ton ?

d) Long ton ?

Penyelesaian :a) Untuk menjawab, operator dapat menggunakan Tabel ASTM D 53,untuk mencari nilai densitas pada suhu 150C

Dari Tabel ASTM D 53, pada t = 350C

Jika density yang kita ketahui tidak ada dalam tabel, maka kita harus menginterpolasi dengan yang mendekati diantaranya.

Berikut adalah perhitungan dengan interpolasi :

Dengan demikian nilai dari density pada suhu150C =0,82787

Untuk mencari liter 150C kita menggunakan tabel 54 yaitu untuk mencari VCF (Volume Correction Factor)

Jika dalam tabel maka dapat menginterpolasi dengan angka yang mendekati diantaranya 1= 0,825y1=0,9830

= 0,82787y= ..........?

2= 0,830 y2= 0,9832

interpolasi VCF

Liter 150 C = x 18.407.477,63

= 18.096.663,69 liter 150C

Jika BS&W diketahui 0,4 %

Volume bahan baku / produk netto= 100% - 0,4%

(liter 15 0C netto)= 99,60%

= 0,996 x 18.096.663,69

= 18.024.277,04 liter 150C

b) Untuk mencari barrel 60 0F gunakan tabel 52

Harga x =0,82787 (density 150C),dari tabel terletak antara 0,766---0,905 sehingga didapat barrel 60 0F/1000 liter pada 15 0C = 6,293

c) Untuk mencari Berat Metric Ton maka dapat menggunakan tabel 56 ,untuk mencari WCF ( Weight Correction Factor).Jika dalam tabel maka dapat menginterpolasi dengan yang mendekati diantaranya.

1= 0,827y1=1210,8

= 0,82787y= ..........?

2= 0,828 y2= 1209,3

sbg WCF untuk metric ton

=14.902,31629 Metric ton

d) Untuk mencari Long ton gunakan tabel 57, untuk mencari WCF ( Weight Correction Factor).Jika dalam tabel tidak ada maka hal ini dapat dilakukan dengan cara menginterpolasi dengan angka yang mendekati diantaranya.

1= 0,827y1=0,8129

= 0,82787y= ..........?

2= 0,828 y2= 0,8138

y = 0,813683 sbg WCF untuk Long ton

=14.666,04781 long ton

Sekian Terimakasih