tangki timbun

126
Tangki timbun cpo adalah sebuah tangki yang ditimbun di dalam tanah sebagai media penyimpanan cpo yang akan di proses oleh pabrik kelapa sawit kebanyakan tangki timbun ini untuk cpo atau minyak kelapa sawit Minyak kelapa sawit adalah lemak yang dapat dimakan, minyak sayur merah-kuning yang diperoleh dari buah pohon kelapa sawit. Kelapa sawit adalah pohon palem tropis berasal dari Afrika Barat. minyak kernel Palm terbuat dari biji digunakan sebagai minyak goreng, untuk membuat margarin dan merupakan komponen dari beberapa makanan olahan. Minyak kelapa sawit adalah tinggi dalam olefin, sebuah kelompok kimia yang berpotensi berharga yang dapat diolah menjadi berbagai produk non-makanan juga. Minyak sawit memiliki potongan terbesar dari pasar minyak nabati dunia – 28%, diikuti oleh minyak kedelai. 50% dari produksi kelapa sawit dunia berasal dari Malaysia. Minyak sawit diproses untuk menghasilkan lemak yang dapat dimakan (margarin), sabun dan lilin dan digunakan dalam farmasi dan kosmetik dan sebagai bahan baku penting dalam oleokimia (kimia lemak). Lama penyimpanan minyak sawit: approx. 6 bulan pada suhu 30 ° C Suhu Loading: 40 ° C

Upload: eta-fanani-ar

Post on 10-Dec-2015

674 views

Category:

Documents


66 download

DESCRIPTION

cpo

TRANSCRIPT

Page 1: tangki timbun

Tangki timbun cpo adalah sebuah tangki yang ditimbun di dalam tanah sebagai media penyimpanan cpo yang akan di proses oleh pabrik kelapa sawit

kebanyakan tangki timbun ini untuk cpo atau minyak kelapa sawit

Minyak kelapa sawit adalah lemak yang dapat dimakan, minyak sayur merah-kuning yang diperoleh dari buah pohon kelapa sawit. Kelapa sawit adalah pohon palem tropis berasal dari Afrika Barat. minyak kernel Palm terbuat dari biji digunakan sebagai minyak goreng, untuk membuat margarin dan merupakan komponen dari beberapa makanan olahan. Minyak kelapa sawit adalah tinggi dalam olefin, sebuah kelompok kimia yang berpotensi berharga yang dapat diolah menjadi berbagai produk non-makanan juga. Minyak sawit memiliki potongan terbesar dari pasar minyak nabati dunia – 28%, diikuti oleh minyak kedelai. 50% dari produksi kelapa sawit dunia berasal dari Malaysia.

Minyak sawit diproses untuk menghasilkan lemak yang dapat dimakan (margarin), sabun dan lilin dan digunakan dalam farmasi dan kosmetik dan sebagai bahan baku penting dalam oleokimia (kimia lemak).

Lama penyimpanan minyak sawit: approx. 6 bulan pada suhu 30 ° CSuhu Loading: 40 ° CMenguntungkan membawa suhu: 30-35 ° C, tidak <25 ° CMemompa suhu: 49-50 ° C, tidak> 55 ° CSuhu pemadatan: approx. 35 ° CMinyak sawit memiliki pemadatan relatif tinggi titik / kisaran 41 ° – 31 ° C.:Tingkat pemanasan harus tidak lebih besar dari 8 ° C / hari.

Nilai asam minyak dapat digunakan sebagai ukuran kualitas. Minyak inti sawit harus memiliki nilai asam paling banyak 0,1 – 1,0%. Nilai asam minyak tidak boleh terlalu tinggi, karena hal ini menunjukkan kandungan yang terlalu tinggi gratis Asam Lemak , yang menyebabkan minyak untuk mengubah warna dan berubah asam.

Page 2: tangki timbun

Minyak dan lemak merusak dengan mudah menjadi tengik yang dipromosikan oleh cahaya, oksigen atmosfer dan kelembaban dan menyebabkan perubahan bau dan rasa.

Untuk dapat memompa minyak dari tangki, itu harus pada suhu pemompaan yang diperlukan. Ini hanya mungkin, namun, jika minyak telah disimpan cair selama perjalanan (di atas suhu minimum). Memuat suhu, perjalanan dan pemompaan harus tepat dipatuhi, karena setiap perubahan konsistensi yang terjadi selama transportasi dapat membuktikan ireversibel. Jika minyak mengeras dalam tank, tidak dapat dicairkan lagi bahkan dengan pemanasan paksa. Di sekitar kumparan pemanas, minyak mencair, hangus, discolors dan menjadi tengik.

Memompa keluar mungkin sulit dalam cuaca dingin. Minyak dapat mendinginkan terlalu cepat di garis-garis panjang dan bentuk deposito solid pada dinding luar, yang tidak dapat dipompa keluar dan mencegah kargo masih cair dari mencapai katup hisap. Masalah ini dapat diselesaikan dengan pemanasan atau isolasi dari garis yang tepat.

Pemisahan dan perubahan terkait dalam konsistensi dari cair ke padat terjadi lebih mudah pada pendinginan, semakin tinggi adalah titik pembekuan. Minyak inti sawit memiliki pemadatan relatif tinggi titik / kisaran 24-19 ° C. Di negara-negara asli memiliki konsistensi cair, tetapi di lintang beriklim itu adalah lemak dan harus dipanaskan. Minyak inti sawit karena itu juga dikenal sebagai lemak inti sawit. Minyak hanya harus dipanaskan oleh ° C beberapa per hari, jika risiko tengik dan perubahan negatif lainnya muncul.

Palm Oil akan kehilangan warna merah bila terkena cahaya, tapi ini kehilangan warna tidak mempengaruhi nilai untuk tujuan biasa. Panas yang berlebihan akan menyebabkan pemutihan dan mempengaruhi warna.

tangki timbun cpo

Untuk rincian lebih lanjut tentang kerusakan, kontaminasi, oksidasi, transit dan penanganan dll, kita bisa merujuk ke Minyak Massal dan Lemak dan Lemak dan Minyak .

Page 3: tangki timbun

Bulking Station

Posted on Juni 9, 2014 by ivanemmoy

Pendahuluan

jetty bulking

Bulking Station adalah Fasilitas penimbunan CPO yang terdiri dari beberapa tangki timbun CPO yang tempatnya berada di dekat pelabuhan. Bulking bertujuan untuk mempermudah proses bongkar muat pengapalan CPO, mengefisiensikan waktu dengan memperpendek waktu sandar kapal dan mengontrol kualitas mutu CPO sebelum di kapalkan menuju pabrik refinery.

Dalam satu group perusahaan sering kali memiliki dua atau lebih pabrik kelapa sawit yang jarak antara Pabrik dengan pelabuhan memerlukan perjalanan kurang lebih 2 – 3 jam perjalanan. kapasitas mobil tangki CPO adalah 6 – 8 kL sehingga diperlukan banyak armada truk dengan beberapa kali rate untuk memenuhi kapasitas kapal 2000 – 5000 dwt. Dengan jarak tersebut, jika tidak terdapat bulking maka waktu sandar kapal akan lama dan temperatur CPO akan turun.

Denah Lokasi

BULKING STATION LAYOUT

Keterangan

 No. Description  No. Description1. Pos jaga 8. Boiler and demin plant

Page 4: tangki timbun

2.

3.

4.

5.

6.

7.

 

Rumah Manager

Rumah Staff

Jembatan timbang

Office and lab

Gudang kernel

Gudang shell / bahan bakar

 

9.

10.

11.

12.

13.

14.

 

Engine Room

Pompa pengiriman CPO

Water Treatment Plant

Tangki Solar

Penerimaan CPO (Drop Tank)

Storage Tank

 

Peralatan Utama

1. Stasiun Penerimaan Minyak

CPO yang diangkut dalam Truck harus melewati Jembatan timbang untuk di ukur beratnya kemudian di tuang secara grafitisai dalam “Tangki penampungan”. Tangki ini terletak under ground, terbuat dari concrete berukuran 16x3x2 dilengkapi  dengan instalasi pipa, steam Coil dan valve. CPO yang terkumpul dari beberapa truck tanki selanjutnya oleh “Pompa transfer” dengan kapasitas 130 m3/hr, 22 kW di transfer ke Tangki Timbun CPO (Storage Tank). Tangki timbung CPO kapasitas masing-masing 2000 Ton dilengkapi dengan instalasi pipa, steam Coil dan Mixer yang di gerakkan motor 2.2 kW.

CPO Collecting Tank

Page 5: tangki timbun

Bulking Storage Tank

2. Stasiun Pengiriman CPO

Stasiun ini berfungsi untuk mengirimkan CPO dari Storage Tank menuju kapal tanker CPO yang sandar di pelabuhan. Stasiun ini di lengkapi dengan Pompa pengiriman CPO kapasitas 250 m3/hr, 45 kW.

Shipping Pump

Selain Pompa juga di lengkapi dengan Air compressor c/w receiver berfungsi mendorong peluru (bola busa/karet) dalam intalasi pipa untuk memebersihkan kotoran sisa pengelasan, kotoran plastik atau sisa minyak dalam pipa. Peluru ini di masukkan melalui pig launcher kemudian terdorong udara bertekanan sepanjang instalasi pipa menuju pig receiver.

Page 6: tangki timbun

Air Compressor

3. Stasiun Boiler

Stasiun Boiler adalah stasiun pembangkit tenaga uap yang di gunakan untuk pemanasan CPO agar tetap pada temperatur yang di inginkan. Stasun ini dilengkapi dengan instalasi Demineralization plant untuk memurnikan kualitas Air sesuai dengan baku mutu air yang di rekomendasikan boiler. kelengkapan standart Demin Plant adalah :

Boiler feed water tank Deaerator

Boiler chemical doosing pump

Steam condensate return system

Elevated water storage tank

Water transfer pump

Water Treatment Plant

Page 7: tangki timbun

Boiler yang di gunakan adalah Saturated Boiler dari INDOMARINE, Type HRC – 60, Max. Allowable working pressure 10 kg/cm2G, Steam temperature Saturated. Heat surface 182 m2, Capacity 6000 kg/hr, Serial No. FS 620 IM, Year built 2012.

saturated boiler

4. Engine Room

Stasiun pembangkit tenaga listrik diperlukan untuk menyediakan energi listrik untuk Pompa dan peralatan listrik yang ada, juga untuk kebutuhan penerangan bangunan penunjang yang di kontrol dari Main Switchboard, Panel MCC dan SDP. Engine Room ini dilengkapi dengan :

Tangki timbun solar Diesel fuel pump

Tangki solar harian

Diesel genset 250 kva

Diesel genset 45 kva

Page 8: tangki timbun

Engine Room

5. Water Treatment Plant

Berfungsi untuk penjernihan air yang di ambil dari air tanah melalui sumur bor. Air tanah di pompa oleh“Deep Well Pump” kemudian di tampung dan di endapkan di “Water basin“. Air yang ada di proses menggunakan system “Reverse Osmosis” dengan kapasitas 5 m3/hr.

WTP PUMP HOUSE

REVERSE OSMOSIS KAP 5 M3 PERHOUR

Bangunan Penunjang

Bangunan Utama (Main Building) ukuran 42 x 12 m. di gunakan untuk gudang bahan Bakar Boiler, Stasiun Boiler, Engine Room dan Stasiun Pengiriman CPO.

Page 9: tangki timbun

Main Building

Bangunan Gudang Kernel ukuran 12 x 12 m, tinggi 6 m.

Kernel Store

Bangunan Kantor Bulking ukuran 11 x 10 m, tinggi dinding 4 m. c/w Jembatan Timbang.

Page 10: tangki timbun

Office And Lab

Bangunan Pos Jaga ukuran 4 x 6 m, tinggi dinding 4 m. Bangunan Rumah Tinggal Manager ukuran 14 x 10 m, tinggi dinding 4 m.

Bangunan Rumah Tinggal Staff ukuran 10 x 10 m, tinggi dinding 4 m.

Manager And Staff House

Page 11: tangki timbun

tangki timbun adalah sebuah tangki yang di timbun ke dalam tanah yang bertujuan untuk mengisi minyak untuk keperluan indrusti.

Memompa keluar mungkin sulit dalam cuaca dingin. Minyak dapat mendinginkan terlalu cepat di garis-garis panjang dan bentuk deposito solid pada dinding luar, yang tidak dapat dipompa keluar dan mencegah kargo masih cair dari mencapai katup hisap. Masalah ini dapat diselesaikan dengan pemanasan atau isolasi dari garis yang tepat.

Nilai asam minyak dapat digunakan sebagai ukuran kualitas. Minyak inti sawit harus memiliki nilai asam paling banyak 0,1 – 1,0%. Nilai asam minyak tidak boleh terlalu tinggi, karena hal ini menunjukkan kandungan yang terlalu tinggi gratis Asam Lemak , yang menyebabkan minyak untuk mengubah warna dan berubah asam.

Tangki timbun kelapa sawit sangat susah dibuat dan dibutuhkan skill tinggi untuk membuatnya.

Minyak dan lemak merusak dengan mudah menjadi tengik yang dipromosikan oleh cahaya, oksigen atmosfer dan kelembaban dan menyebabkan perubahan bau dan rasa.

Page 12: tangki timbun

Untuk dapat memompa minyak dari tangki, itu harus pada suhu pemompaan yang diperlukan. Ini hanya mungkin, namun, jika minyak telah disimpan cair selama perjalanan (di atas suhu minimum). Memuat suhu, perjalanan dan pemompaan harus tepat dipatuhi, karena setiap perubahan konsistensi yang terjadi selama transportasi dapat membuktikan ireversibel. Jika minyak mengeras dalam tank, tidak dapat dicairkan lagi bahkan dengan pemanasan paksa. Di sekitar kumparan pemanas, minyak mencair, hangus, discolors dan menjadi tengik.

Pemisahan dan perubahan terkait dalam konsistensi dari cair ke padat terjadi lebih mudah pada pendinginan, semakin tinggi adalah titik pembekuan. Minyak inti sawit memiliki pemadatan relatif tinggi titik / kisaran 24-19 ° C. Di negara-negara asli memiliki konsistensi cair, tetapi di lintang beriklim itu adalah lemak dan harus dipanaskan. Minyak inti sawit karena itu juga dikenal sebagai lemak inti sawit. Minyak hanya harus dipanaskan oleh ° C beberapa per hari, jika risiko tengik dan perubahan negatif lainnya muncul.

Palm Oil akan kehilangan warna merah bila terkena cahaya, tapi ini kehilangan warna tidak mempengaruhi nilai untuk tujuan biasa. Panas yang berlebihan akan menyebabkan pemutihan dan mempengaruhi warna.

Untuk rincian lebih lanjut tentang kerusakan, kontaminasi, oksidasi, transit dan penanganan dll, kita bisa merujuk ke Minyak Massal dan Lemak dan Lemak dan Minyak .

Minyak kelapa sawit adalah lemak yang dapat dimakan, minyak sayur merah-kuning yang diperoleh dari buah pohon kelapa sawit. Kelapa sawit adalah pohon palem tropis berasal dari

Page 13: tangki timbun

Afrika Barat. minyak kernel Palm terbuat dari biji digunakan sebagai minyak goreng, untuk membuat margarin dan merupakan komponen dari beberapa makanan olahan. Minyak kelapa sawit adalah tinggi dalam olefin, sebuah kelompok kimia yang berpotensi berharga yang dapat diolah menjadi berbagai produk non-makanan juga. Minyak sawit memiliki potongan terbesar dari pasar minyak nabati dunia – 28%, diikuti oleh minyak kedelai. 50% dari produksi kelapa sawit dunia berasal dari Malaysia dan Indonesia.

multi tehnik adalah perusahaan pembuat tangki timbun minyak sawit

Page 14: tangki timbun

Penjelasan Umum “TAKUMA” Boiler

Posted on Juli 10, 2012 by ivanemmoy

Takuma

Boiler takuma ada beberapa type N & NS dengan bahan bakar sisa kayu, bagasse, kelapa sawit dll. Ketel ini dirancang dengan sistim balanced draft dan sirkulasi natural. Ketel ini dalah type dengan konstruksi dinding dapur ng sama sekali didinginkan dengan air yang dapat menyerap panas radiasi secara effective dalm dapur pembakaran ( combustion camber), hingga mempunyai efisiensi yang tinggi dan sangat fleksible terhadap fluktuasi beban.

Ketel dengan konstruksi sederhana, kokoh dan compact ini menjamin kemudahan dalam pengoperasian dan pengamanannya, dengan factor keamanan yang tinggi, sehingga mempunyai umur ekonomis yang relatif panjang. Perlengkapannya yang berkualitas tinggi menjamin kemudahan dalam operasi, pemeliharaan dan inspeksinya.

Konstruksi dan perlengkapannya.

Badan ketel dan dapur pembakaran (boiler proper dan combustion chamber)

1. Susunan pipa – pipa air.

Pipa-pipa air (water tube) diklasifikasikan kedalam pipa-pipa air boiler proper, pipa-pipa air combustion chamber dan pipa pipa air yang tidak dipanasi (pipa down comer) pipa pipa tersebut terhubung dari drum atas dan drum bawah dengan pembesaran (expanding)

Kedua ujung pipa pipa air boiler proper yang di susun tegak lurus antara drum atas dan drum bawah itu di tekuk dan dihubung di kedua drum tersebut. Pipa pipa itu di susun sedemikian untuk menambah perpindahan panas secara kontak langsung. Pipa pipa air combustion chamber dibagi kedalam beberapa dinidng dinding pipa (tube walls).

Pipa pipa air tersebut adalah pada dinding atap , dinding bagian depan, dinding bagian samping , dinding bagian belakang dan dinding baffle (baffle wall) yang memisah combustion chamber dengan boiler proper. Pipa pipa pada dinding samping, dinding belakang dan beberapa pipa di dinding depan di susun dengan jarak (pitch) yang sesuai, membangun satu dinding air yang sempurna sebagai satu penutupan / batasan dapur untuk menyerap secara efektif panas radiasi di dalam combustion chamber dan menghindari kehilangan panas.

2. Boler supporting structure.

Drum atas dan drum bawah juga beberapa pipa pipa air di dukung oleh support lower drum yang berbentuk setengah bulatan (cradle), dan beberapa pipa pipa air didukung oleh setiap header dalam susatu design sehingga semuanya menjadi fleksibel terhadap pemuaian atau penyusutan akibat perubahan panas.

Page 15: tangki timbun

3. Konstruksi combustion chamber.

Combustion chamber, seperti terlihat di gambar 2-1 terdiri dari dapur utama (primary furnace) dan dapur kedua (secondary furnace) pada primary furnace dipasang dengan roster dan firegrate.

4. Alur gas pembakaran.

Gas pembakaran (combustion gases) masuk ke susunan pipa pipa air di boiler proper dari dapur utama (primary furnace) dan langsung masuk ke dust collector (penangkap abu) lalu ke cerobong asap.

5. Sirkulasi dari ketel.

Air pengisi masuk ke dalam drum atas melalui feed water inner tube (pipa air di dalam drum atas), untuk air pengisian dan akan bersirkulasi menurut sistem sbb :

Air pengisi pertama di supplay untuk badan ketel (boiler proper) yang terpasang pada daerah temperatur rendah, kemudian turun ke pipa air untuk badan ketel yang terpasang pada daerah temperatur tinggi, lalu menyerap panas melalui permukaan pemanas. Kemudian naik kembali sebagai campuran air dan uap, lalu turun melalui pipa down commer dan masuk ke pipa air yang terpasang dalam dapur pembakaran, dimana akan menyerap panas radiasi secara effective dalam perjalanannya yang naik kembali ke atas.

6. Pemisah air dan uap.

Dalam drum atas terpasang plat penyangga dari besi dan pemisah air/uap untuk meningkatkan kekeringan dari uap.

7. Alarm level air tinggi/rendah : meer level & meter tekan.

Sistem alarm level air tinggi/rendah di pasang pada drum atas sekalian dengan meter level air (gelas penduga). Dan meter tekanan (pressure gauge) di letakkan pada tempat yang tepat yang dengan mudah dapat di lihat dari posisi mana ketel itu di operasikan.

8. Frame dan casing

Casing dari besi plat dipasang sebagai protektor untuk badan ketel dan dinding dapur pembakaran, serta alat pelindung dari udara luar dan mencegah masuknya air hujan pada bagian tertentu, structur frame di pakai untuk memperoleh kekuatan yang memadai.

9. Gang way dan operating plat form.

Gang way dan hand rail dipasang untuk mempermudah menuju ketempat mana, automatic regulator air pengisi, meter level air, kerangan-kerangan pada drum atas.

Page 16: tangki timbun

Takuma Boiler

Automatic regular air pengisi

Automatic regular air pengisi terdiri control valve, control unit dan modulating control head (level sensor) dan pemipaan yang terhubung dengandrum atas mengatur jumlah aliran air dengan membuka dan menutup control valve sesuai dengan variasi level air dalam drum atas.

Mechanical soot blower (alat tiup abu mekanik)

Soot blower element (pipa) harus terpasang pada badan soot blower sebelum soot blower (peniup abu) dilakukan. Soot blowing dioperasikan dengan semprotan uap dari soot blower yang elemennya berada di susunan pipa pipa boiler. Soot blower type rotary (diputar) dapat dioperasikandari lantai, soot blower dirancang dengan spesial design agar masukan udara yang berlebihan dapat dihindari. Element soot blower yang dipakai untuk daerah temperatur tinggi di buat dari baja special agar tahan terhadap temperature tinggi.

Forced draft fan dan 2nd FD Fan

Satu unit forced draft fan dan satu unit 2nd FD fan yang dibuat oleh PT SAS dengan merek Chicago yang mendapat lisensi dari chicago amerika yang dipasangkan untuk mensupplay udara untuk pembakaran bahan bakar, pendingin roster dan penyebaran bahan bakar.

Induced draft fan

Page 17: tangki timbun

Induced draft fan yang di buat oleh PT SAS dengan merek chicago dengan type V belt atau direct coupling (dengan coupling) dipasangkan untuk menginduksi gas sisa dari bahan bakar kedalam cerobong dan menjaga tekanan dapur berada pada tekanan semulanya / tekanan yang di rencanakan.

Peralatan pembakaran

Dalam sistem pembakaran ini dapur primer dipasang dengan rooster yang di susun sedemikian rupa untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.

Bahan untuk dapur

Badan ketel dan ruang pembakaran di tutup dengan batu tahan api yang berbentuk khusus batu tahan api biasa, batu insulasi serta lapisan insulasi lainnya dan di bangun sedemikian rupa untuk menjamin insulasi panas yang sempurna. Kualitas bahan tahan panas, insulasi dan elasticicty untuk pemuaian di pilih dan dipergunakan sesuai dengan kondisi tempat dimana bahan itu di pasang guna menghindari retak dan kerusakan yang mungkin timbul karena panas.

Dust collector

Gas-gas asap yang membawa jumlah abu ke cerobong asap terdiri dari abu-abu halus yang akan terbawa oleh gas asap dan akan menimbulkan polusi. Oleh sebab itu dipasang dust collector dan dilengkapi dengan daun kupu-kupu yang dapat menangkap abu-abu halus tersebut sehingga gas asap yang keluar kecerobong asap lebih bersih. Dust collector juga berfungsi untuk menambah daya tahan dan umur teknis pada blower induced draft fan.

Page 18: tangki timbun

Persiapan Pengoperasian Boiler   Baru

Posted on Juli 10, 2012 by ivanemmoy

Semua perlengkapannya harus dioperasikan menurut prosedur yangx tercantum dalam buku petunjuk. Dengan mentaati buku petunjuk ini adalah sangat penting untuk menghindari bahaya dalam pengoperasiaan dan pemeliharaanya.

Baik untuk boiler baru, atau boiler yang telah lama tidak di jalankan, atau boiler yang terbuka dibersihkan atau di reparasi, boiler harus di start dengan mengikuti isi buku petunjuk ini. Buku di sini hanya untuk boiler yang sudah dilakukan pengeringan dengan perlahan-lahan dan di beri tonic soda.

Pemeriksaan upper drum dan lower drum

Buka manhole dan periksa pemasangan packing-packing dan baut-baut internal upper drum, apakah sudah terpasang secara sempurna.

Periksa apakah nozzle-nozzle pipa di dalam drum sudah terpasang dan dengan arah yang benar.

Periksa apakah masih ada orang , peralatan kain kotor dan barang asing lainnya yang tertinggal di dalam, setelah yakin dalam drum telah bersih.

Pintu manhole di tutup.

“Pemasangan internal upper drum sangat memegang peranan penting untuk menentukan faktor kekeringan produksi uap pada boiler tersebut”.

Pemeriksaan casing

Perhatikan pemasangan baut pada casing yang terletak di bawah upper drum lubang baut berbentuk panjang (oval) dan pemasangan bautnya harus mempunyai spasi +- 20 mm. (lihat gambar)

Page 19: tangki timbun

Lobang Oval Pada Fitting Casing

“pemasangan baut casing dengan spasi lobang 20 mm adalah sangat penting untuk memungkinkan upper drum berekspansi jika boiler tersebut beroprasi. Pemasangan baut casing tanpa spasi obang yang cukup akan mengakibatkan baut pengikat putus bila terjadi ekspansi”.

Pemeriksaan kerangan dan flange

Periksa pemasangan kerangan secara cermat dan teliti terutama terhadap arah aliran masuk dankeluar dan spesifikasi materialnya apakah telah sesuai untuk setiap jenis pemakaian. Periksa apakah semua packing-packing dan baut-baut pada sambungan flange sudah terpasang secara sempurna. Perhatian khusus sangat diperlukan dalam pemeriksaan kerangan dan flange untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan pada saat pengoperasian boiler.

“kelalaian pemasangan packing pada sambungan kerangan dan flange akan sangat berbahaya bagi operator dan orang orang di sekitarnya pada saat boiler tersebut di operasikan”.

Pemeriksaan switch board dari instrument panel serta electro motor

Periksa apakah semua komponen listrik dan pasangan wiringnya sudah benar dan dapat berfungsi dengan baik. Check apakah motor pada semua alat satu persatu. Perlu diperhatikan untuk mengecek arah putaran electro motor, sebaiknya sambungan coupling dan belting di buka. Hal ini untuk menghindari kemungkinan kemungkinan yang tidak diinginkan. Periksa instrument panel apakah sistem control pada boiler tersebut semuanya sedah bekerja secara semourna, terutama sekali sistem control pada tinggi rendah air dalam boiler.

“sistem control tinggi/rendah air dalam boiler sangat perlu di perhatikan untuk mencegah over heating maupun carry over”.

Page 20: tangki timbun

Pemeriksaan draft control

TAKUMA BOILER dengan sistem balancing draft dilengkapi dengan suatu regulator tekanan dapur yang memelihara tekanan dalam dapur agar lebih konstan. Kegagalan berfungsinya alat ini akan dapat menyebabkan back fire di dalam ruang dapur sehingga membahayakan operator serta orang-orang si sekitarnya. Oleh sebab itu perhatian khusus harus diberikan dan sangat perlu sekali menjaga tekanan dapur ketel ini pada :

-5 s/d -10 mm H2O

Untuk memperoleh nilai tersebut di atas dapat kita stel melalui setting unit pada alat tersebut.

Unit pemasangan dan pengaturan

Setting Unit Draft Control

Alatini bekerja dengan sistem hydraulic, oleh sebab itu kondisi olie di dalam alat tersebut dijaga agar tetap pada batas level yang di tentukan. Perlu diperhatikan dengan teliti perbandingan (ratio) pembukaan dan penutupan damper dengan gerakan ‘Arm” (stang) pada alat tersebut.

“jangan mengoperasikan boiler dengan menyetel setting unit ke skala positif. (lihat gambar ). hal ini sangat berbahaya, sebab akan menimbulkan tekanan balik (back fire) di dalam ruang dapur)”.

Page 21: tangki timbun

Skema Peralatan Draft Control

 

Pemeriksaan blower (fan)

Takuma boiler dilengkapi dengan blower-blower (fan) yang effisiensi tinggi yang terdiri dari :

-          Induced draft fan

-          Forced draft fan

-          Secondary forced draft fan ( sec. FD Fan)

Sebelum blower siap untuk di operasikan bagian-bagian yang harus diperiksa dan diteliti adalah sebagaiberikut :

-          Periksa dengan teliti bagian dalam blower dan pastikan bahwa tidak ada lagi barang-barang asing yang tertinggal di dalamnya.

-          Periksa angker-angker baut mur dan baut-baut sambungan flange sisi isap dan sisi tolak, centering dari sambugan coupling serta protector untuk pengaman, apakah telah terpasang dengan sempurna.

-          Periksa kondisi pelumasan.

-          Periksa kawat proteksi pada inlet udara, yang berfungsi mencegah bahan-bahan asing terisap ke dalamnya.

Page 22: tangki timbun

-          Gerakkan bagian-bagian yang berputar dengan tangan untuk memeriksa apakah didapat kondisi yang upnormal.

Sebelum blower dioperasikan secara terus menerus (kontinue) operasikan dahulu untuk selang waktu yang pendek untuk memeriksa apakah ada kemungkinan terdapatnya bunyi atau vibrasi (getaran) yang kurang normal

Operasikan fan tersebut dengan damper tertutup penuh (tanpa beban) sambil mengamati amper meter. Yakinkanlah bahwa fan itu sudah mencapai kecepatan yang di tentukan dan ampere dalam keadaan stabil.

Selama operasi perhatikan casing, ducting, bearing (lahar) dan komponen-komponen lainnya akan kemungkinan terdapatnya bunyi, vibrasi atau kepanasan yan kurang normal

Pada waktu operasi dihentikan, periksa setia baut, bearing 9lahar) dan komponen lainnya akan adanya kemungkinan menjadi longgar

Pergunakan minyak pelumas kwalitas baik dengan jumlah yang memadai

“jangan start operasi fan dengan kondisi damper terbuka (beban penuh) untuk menghindari start current ataupun over current yang tinggi sehingga dapat merusak electro motor maupun component listrik lainnya”.

Hydrostatic Test

Sebelum dioperasikan harus terlebih dahulu dilakukan hydrotest guna mengetahui apakah sistem expander (pengerolan) pipa –pipa water tube tersebut tidak terdapat kebocoran-kebocoran.

Ketentuan hydrotest adalah sebagai berikut :

Untuk boiler baru :            Tekanan kerja > 10 kg/cm2

Tekanan uji = tekanan kerja x 1 ½

Untuk boiler yang sudah dipakai

Tekanan uji = tekanan kerja + maksimum 3 kg/cm2

Page 23: tangki timbun

Persiapan Pengapian

Posted on Juli 10, 2012 by ivanemmoy

Persiapan-persiapan oengapian ini harus dipenuhi setiap akan mengoperasikan boiler antara lain :

Pengisian ketel dengan air

Operasikan electric feed water pump untuk pengisian air boiler dengan mengikuti prosedur-prosedur di bawah ini :

Periksa banyaknya air yang terkandung didalam tangki air, bukan hanyadi lihat melalui level penunjuk air (level indicator) tetapi harus juga di lihat langsung ke dalam tangki.

Periksa semua kerangan, apakah kerangan yang seharusnya terbuka sedah benar terbuka dan yang seharusnya tertutup sudah benar tertutup periksa semua handle operasinya apakah sudah mudah di operasikan.

Perhatikan khusus pada kerangan-kerangan di sekitar pompa :

Electric Feed Water Pump

Lihat Gambar

-          Kerangan No. 3 (kerangan air balik) harus tetap terbuka.

-          Buka kerangan No. 1 (inlet); perhatikan compound gauge “A” untuk mengetahui ada tidaknya air yang masuk ke pompa.

-          Jika jarum penunjuk pada compound gauge menunjuk ke nilai bawah nol (negative), berati tidak ada air masuk ke dalam pompa, pompa tidak boleh di operasikan.

Page 24: tangki timbun

-          Jika jarum penunjuk pada compound gauge menunjuk ke angka positif.

-          Operasikan pompasetelah elctro motor beroperasi normal. Buka kerangan No. 2 perlahan-lahn dan amati ampere meter di panel agar jangan melebihi 70% dari ampere maximum.

Pada saat itu pula periksa pompa tersebut terhadap bunyi-bunyi yang upnormal, periksa pipa-pipa air pengisi, periksa semua kerangan, periksa semua handhole serta manhole atas kemungkinan terdapat kebocoran atau kesalahan fungsi, jika terdapat kebocoran harus segera di perbaiki, sebelum boiler dioperasikan.

-          Operasikan electric feed water pump hingga air dalam gelas penduga mencapai high water level dan alarm untuk HWL berbunyi serta lampu hijau pada panel menyala, dan perhatikan apakah kondisi air dalam gelas penduga berada pada +100 mm diatas normal water level.

-          Lakukan blow down secara perlahan-lahan sehingga air dalam gelas penduga turun sampai +85 mm diatas normal water level, alarm HWL akan berhenti dan lampu hijau pada panel mati.

Gelas Penduga High Water Level

Lakukan blow down kembali sehingga air dalam gelas penduga turun sampai 1st low water level, air dalam gelas penduga harus berada pada -60 mm di bawah NWL dan alarm untuk 1st low water level berbunyi dan bersamaan lampu kuning menyala.

Operasikan kembai feed water pump sehingga dalam gelas penduga naik sampai -50 mm di bawah NWL dan alarm untuk 1st low water level berhenti dan lampu kuning mati.

Page 25: tangki timbun

Gelas Penduga 1st Low Water Level

Lakukan blow down sehingga air dalam gelas penduga turun sampai 1st low water level pada saat alarm 1st low water level berbunyi, dan lampu kuning menyala, alarm 1st low water level di reset. Lalu lakukan blow down sehingga air di dalam gelas penduga harus berada pada -120 mm di bawah NWL dan alarm untuk 2nd LWL berbunyi dan bersamaan lampu merah menyala. Operasikan kembali feed water pump, sehingga air dalam gelas penduga berada pada -105 mm di bawah NWL, dan alarm untuk 2nd low water level berhenti dan lampu merah mati.

Setelah HWL, 1st LWL, 2nd LWL alarm serta lampu indikator bekerja dengan baik, operasikan kembali feed water pump sehingga air dalam gelas penduga tepat pada normal water level.

“jangan mengoperasikan feed water pump dlam keadaan kosong (tanpa air masuk ke pompa). Hal ini akan mengakibatkan pompa menjadi panas dan rusak.

Jangan mulai mengoperasikan (start) pompa jika kerangan outlet dalam keadaan terbuka lebar. Hal ini akan mengakibatkan ampere motor menjadi sangat tinggi sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada elektro motor maupun komponen listrik yang lainnya.

Setiap akan mengoperasikan boiler, sistim kontrol untuk HWL dan LWL harus docoba fungsinya sesuai dengan tata cara yang di uraikan di atas”.

Pengaman untuk low water level

Takuma boiler dilengkapi dengan pengaman untuk kondisi low water level

Page 26: tangki timbun

Selector Switch Untuk Automatic / Manual

Manual : semua blower dan peralatan dapat beroperasi walaupun kondisi air dalam boiler berada pada atau di bawah low water level dan cutoff sistem tidak berfungsi.

Automatic : semua blower dan peralatan akan “cut off” (mati) apabila kondisi air dalam boiler berada pada atau di bawah low water level kecuali electric feed water pump.

Operasikan feed water pump hingga high water level. Operasikan semua blower dan peralatan sesuai dengan prosedur pengoperasian. Lakukan blow down secara perlahan-lahan hingga air dalam gelas penduga turun sampai -60mm di bawah NWL (pada kondisi 1st LWL), maka timer 1 bekerja dan dalam waktu +- 3 menit semua peralatan dan blower secara automatic akan mati (Cut Off) kecuali electric feed water pump.

Operasikan kembali feed water pump sehingga air dalam gelas penduga naik kembali sampai NWL ( lampu kuning mati). Operasikan kembali semua blower dan peralatan sesuai dengan prosedur pengoperasian.

Lakukan blow down secara perlahan-lahan sehingga air dalam gelas penduga turun sampai -120 mm di bawah NWL (pada kondisi 2nd LWL), timer 2 bekerja dalam waktu +- 10 detik semua peralatan dan blower secara automatic akan mati (cut off ) kecuali electric feed water pump.

“setiap mengoperasikan boiler siste, automatic / cut off pada boiler tersebut harus terlebih dahulu di uji coba kefungsiannya seperti cara yang di uraikan sebelumnya. Hal tersebut sangat penting untuk menghindari kerusakan pada boiler yang di sebabkan oleh kekurangan air.

Jangan mengoperasikan boiler pada posisi manual.

Key selector switch arus di simpan oleh orang yang berwenang (Mill manager)”.

Page 27: tangki timbun

Inspeksi dan persiapan pengapian

Yakinkanlah bahwa semua yang berputar dan bergerak / bergeser telah di beri minyak pelumas secukupnya. Pemberian jenis bahan mutu minyak pelumas agar disesuaikan dengan standart yang diperlukan.

Masuklah ke dalam ruang pembakaran dan periksa secara hati-hati kondisi roster, kondisi dinding  dapur dan nozzle-nozzle udara apakah kemungkinan tersumbat, pastikan tidak ada orang tertinggal di dalam dapur maupun boiler proper dan gas duct.

Yakinkanlah bahwa alat kontrol tekanan ruang dapur telah berfungsi dengan sempurna.

Periksalah semua damper pengatur udara untuk dicoba dan di teliti, ratio (perbandingan) pembukaan alat penyetel dengan posisi damper, buka penuh damper induced draft fan.

Periksa banyaknya bahan bakar apakah sudah cukup tersedia untuk pengoperasian awal

Periksa banyaknya air dalam feed water tank.

Periksa pemasangan kerangan – kerangan dan apendages apakah sudah benar sesuai fungsinya.

Buka kerangan air vent pada drum 100% dan kerangan starting valve 100%.

Jika boiler di lengkapi dengan super heater, buka kerangan starting valve pada seperheater dan flue gas (gas buang)

Operasikan peralatan pengisian bahan bakar dalam keadaan kosong untuk mengamati operasinya, apabila telah operasi normal masukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar hingga merata diatas rangka bakar.

“khusus untuk boiler yang di lengkapi dengan superheater, pada saat pemanasan awal kerangan blow down pada seperheater header dan kerangan starting valve harus terbuka penuh.

Supaya uap dapat mengalir melalui pipa superheatersehingga pipa tersebut tidak terpanggang.

Kedua kerangan ini boleh di tutup penuh setelah main steam valve (kerangan utama) di buka dan uap sudah mengalir secara teruys menerus (kontinu) dan dalam jumlah yang cukup untuk menjaga agar pipa superheater tidak terpanggang”.

Page 28: tangki timbun

Pengapian dan Pengoperasian   Boiler

Posted on Juli 10, 2012 by ivanemmoy

Pengapian

Setelah persiapan pengapian telah terpenuhi,lakukan pengapaian untuk pemanasan awal dengan tanpa mengoperasikan peralatan-peralatannya kecuali instrumen panel.

Setelah di dalam dapur panas telah relative merata, dan dari kerangan air vent keluar steam dan memperoleh tekanan pada ketel min 1 kg/cm2 yang berarti tidak akan terjadi pemuaian mendasar maka kita dapat melakukan pengapian dengan mengikuti prosedur-prosedur di bawah ini :

1. Periksa kondisi air dalam water level gauge (gelas penduga)2. Apabila level air dalam gelas penduga tinggi,melebihi HWL, harus dilakukan Blow

Down sehingga level air berada pada posisi antara NWL dan HWL

3. Operasikan komponen-komponen seperti :

Double damper

Draft control

Pastikan tidak ada kesalahan fungsinya.

1. Operasikan ID Fan dengan damper di tutup sama sekali. Perlu di ketahui bahwa di dalam boiler panel di lengkapi dengan sistem “Inter Lock”

Pastikan posisi selector switch harus tetap berada di posisi inter lock selama boiler beroperasi (lihat gambar)

Selector Switch Untuk Realase Dan Interlock

Page 29: tangki timbun

INTERLOCK : FD. Fan tidak dapat dioperasikan sebelum mengoperasikan draft control & ID Fan.

RELEASE : FD Fan dan ID Fan dapat dioperasikan sendiri-sendiri tanpa ada hubungannya satu dengan yang lain.

“Jangan mengoperasikan boiler full operasi sebelum dilakukan pemanasan awal hingga diperoleh tekanan 1 kg/cm2. Hal tersebut dapat mengakibatkan over heating pada pipa superheater.

Jangan mengoperasikan boiler pada posisi RELEASE. Hal ini sangat berbahaya sebab apabila ID Fan mati, maka FD Fan tidak turut mati dapat mengakibatkan terjadinya back fire”.

1. Setelah ID Fan beroperasi normal, posisi handle draft control pada alat control SEIRITSU ke posisi “Auto”.

2. Operasikan FD Fan dengan damper utama di tutup sama sekali, dalam damper udara di bawah fire grate tetap buka +- 30 – 40 %.

3. Operasikan sec FD Fan (2nd FD Fan) dengan damper utama di buka 50 – 70 %, damper ke ruang bakar dibuka +- 30% dan damper udara ke chute bahan bakar disesuaikan pada kebutuhan (agar posisi jatuhnya bahan bakar di tengah-tengah ruang bakar). Biarkan kondisi seperti ini selama +- 15 menit untuk menstabilkan sistim balancing draft di dalam ruang dapur.

4. Perhatikan bila boiler yang menggunakan “Seperheater”. Pada saat start pengoperasiannya kerangan Blow Down pada superheater dan starting valve harus terbuka 100%, gunanya agar kandungan air yang tertinggal di dalam pipa superheater dapat terbuang. Dan uap dapat mengalir melalui pipa seperheater dan keluar dari starting valve. Kerangan Blow Down di superheater header dan starting valve dapat di tutup setelah Main Steam Valve ( kerangan utama ) di buka.

5. Operasikan alat pensupply bahan bakar ( Rotary feeder).

6. Karena pembakaran di dalam ruang dapur belum besar, masukkan bahan bakar secara perlahan – lahan hingga tekanan furnance mencapai :  -5 s/d -10 mm H2O

Prosedur ini harus di tempuh secepat mungkin setelah tekanan dapur menaik sebab kemungkinan timbul tekanan balik (back fire). Jangan berdiri tepat di depan lobang control pengisian ( Feeding Chute)

1. Tutup kerangan buangan udara ( Air Vent ) bila tekanan boiler mencapai 1 kg/cm2.2. Untuk menaikkan tekanan dapat dilakukan dengan jalan membuka damper utama FD Fan

yang dapat di kontrol melalui instrument panel. Ikuti prosedur-prosedur menaikkan tekanan di bawah ini :

Page 30: tangki timbun

 Untuk tekanan < 15 kg/cm2 damper utamam FD Fan dapat membuka 60 – 70 %.

Untuk tekanan > 15 kg/cm2 damper utamam FD Fan membuka +- 20 – 50 %.

Automatic Damper Opening

“Jangan membuka damper utama FD Fan  melebihi ketentuan, apabila tekanan Boiler > 15 kg/cm2. Sebab jika terjadi kenaikan tekanan hingga tekanan maximum, akan sulit untuk menurunkan tekanannya kembali, sehingga safety valve akan sering sering blow off.

Untuk mengurangi nyala api di dalam dapur, pengaturannya melalui damper FD fan  dan tidak di anjurkan mematikan (stop) blower FD Fan selama boiler operasi”.

Prosedur Untuk Menaikka Tekanan Dan Temperatur

Untuk menaikkan tekanan harus ikut mempertimbangkan faktor thermal expansi (pemuaian panas) dari badan, dinding dapur dan bagian – bagian lain boiler agar tidak terjadi bahaya lanjutan akibat pemuaian paksa. Menaikkan tekanan dengan tiba-tiba akan mengakibatkan bahaya kebocoran atau retak pada pasangan batu api.

Pada boiler takuma, waktu standart untuk menaikkan tekanan boiler adalah seperti yang tercantum pada grafik di baawah ini :

Page 31: tangki timbun

Grafik Tekanan

Pada saat tekanan boiler naik secara perlahan –lahan, hal-hal ynag perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Apabila uap mulai terjadi, setiap kerangan uap harus di operasikan untuk menjaga agar handle dari masing-masing kerangan  itu dapat bergerak bebas walaupun ada thermal expansi.

2. Untuk boiler baru, apabila tekanan mencapai 2 – 10 kg/cm2 setiap sambungan dengan mur pada tutup manhole, gelas penduga, kerangan pembuang, meter tekanan dan peralatan-peralatan lainnya harus di kencangkan kembali dan periksa kefungsiannya.

3. Apabila telah mencapai tekanan kerja normal, kerangan pengaman (safety valve) harus dicoba kefungsiannya dengan jalan mengangkat handlenya untuk meyakinkan bahwa kerangan pengaman itu dapat bekerja dengan baik.

4. Lakukan pemanasan pada steam pump, agar steam pump dapat tetap “stand by”, untuk menjaga apabila arus listrik putus pada saat boiler sedang full operation, steam pump dapat langsung dioperasikan.

5. Periksa bagian luar dari dapur dan ducting atas kemungkinan rusak yang disebabkan oleh thermal ekspansi.

6. Teliti apakah ada kondisi yang kemungkinan upnormal pda setiap bagian yang berputar atau bergerak. Perhatian khusus diberikan pada kemungkinan terlalu panasnya pada bearing induced draft fan.

7. Penyaluran uap pada waktu operasi normal dari ketel.

-          Setiap kerangan pembuangan (drain valve) pada pemipaan uap harus di buka.

-          Yakinlah bahwa tidak ada terjadi bahaya water hammering, atau bunyi abnormal serta kebocoran setelah dibukanya keran utama.

-          Pembukaan total kerangan uap utama secara tiba-tiba harus dihindarkan. Yang dikhawatirkan kemungkinan turunnya tekanan secara tiba-tiba dan kenaikan level air yang menyebabkan carry over.

Saat Operasi Normal

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat boiler beroperasi normal sehingga timbulnya kerusakan dapat dicegah.

1. Level air pada drum

Page 32: tangki timbun

Ketinggian air dalam gelas penduga harus diperhatikan dan di pertahankan pada normal water level. Kondisi ini dapat dipertahankan dengan mengoperasikan “feed Water Regulating Control” yang bekerja secara Automatic untuk menambah air ke dalam boiler sesuai dengan kebutuhan.

Level air terlalu tinggi akan menyebabkan carry over. Apabila level air terlalu rendah akan menyebabkan over heating. Untuk itu agar level air tetap di jaga sesuai dengan yang telah di tentukan.

1. Tekanan uap

Memperhatikan tekanan operasi normal untuk menghindarkan variasi yang ekstrim pada tekanan. Pengurangan berlebihan atas tekanan uap akan menyebabkan besarnya volume uap yang dapat menaikkan beban dalam ruang uap pada drum, yang menyebabkan separator uap kurang berfungsi dan uap kemungkinan menjadi mengandung air (uap basah). Pengontrol tekanan bergantung kepada jumalah pemberian bahan bakar.

1. Beban

Guna pencapaian efisiensi ketel yang tinggi serta pemeliharaannya, maka perlu di kontrol agar beban boiler yang terjadi tidak melebihi kapasitas boiler seperti yang tercantum dalam spesifikasi design, maka itu perlu memperhatikan dan mengontrol disribusi pemakaian uap tersebut ke tiap peralatan atau mesin yang memakai uap.

1. Draft

Boiler dilengkapi dengan sistem balancing draft yaitu suatu alat regulator tekanan ruang dapur yang dapat bekerja secara automatic untuk memelihara tekanan ruang dapur relatif constant pada kisaran :

-5 s/d -10 mm H2O

1. Susunan gas asap

Masing masing campuran gas ketel berdasarkan warna api dan asap dan juga nilai meter gas. Periksa apakah ada bahan bakar yang terbakar di bawah roster dan teliti apakah masih ada roster yang tidak tertutup dengan bahan bakar. Keua kondisi dalam dapur ini harus absolute di hilangkan, karena roster akan menjadi terlalu panas dan rusak pada kondisi demikian.

1. Temperatur pada masing-masing posisi.

Selama operasi normal, temperatur pada masing-masing posisi berbeda besar sekali berdasarkan kondisi operasi dan temperatur atmosfer. (lihat gambar 5 – 4).

Temperatur masing-masing posisi dapat dilihat pada gambar 5 – 4. Temperatur yang terlalu tinggi pada gas pembuangan (exhaust gas) menyebabkan berkurangnya efisiensi boiler, maka pembersihan abu dengan semburan uap (soot blowing) harus dilakukan.

Page 33: tangki timbun

Apabila telah dilakukan soot blowing secara berulang-ulang, tetapi temperatur gas buang tetap tinggi, maka kemungkinan telah terjadi deposit kerak pada bagian dalam pipa air, atau kerusakan penyangga api dalam ruang pembakaran (short pass) sehingga perlu dilakukan pemeriksaan.

1. Limit dari air pengisi dan air ketel

Limit dari air pengisi dan air ketel untuk takuma harus berdasarkan nilai standart yang telah di tentukan. Nilai standart air pengisi dan air ketel dapat dilihat pada tabel nilai limit standart.

Sampling test harus dilakukan satu kali dalam satu jam untuk menjaga agar air pengisi dan air ketel tidak melebihi dari nilai limit (batas – batasa).

“jangan sekali-kali memakai air sebagai pengisi ketel uap sebelum melakukan proses yang telah di tetapkan sesuai tabel”.

Pengawasan Selama Boiler   Beroperasi

Posted on Juli 10, 2012 by ivanemmoy

Pehatikan kondisi pembakaran di dalam ruang dapur, bahan bakar harus jatuh di tengah tengah rangka bakar dan menyebar merata.

Pada saat safety valve blow off, harus di catat pada tekanan berapa safety valve blow off fan pada tekanan berapa safety valve menutup.

Setiap 30 menit :

-          Mengoperasikan scrapper pembuang  abu dari dust collector

-          Memeriksa bahan bakar di balance hopper

-          Memeriksa air compressor

Setiap 45 menit :

-          Membersihkan dan membuang abu dari box dust collector

-          Membersihkan dan membuang abu dari chute dust hopper. Setelah di bersihkan dust hopper harus di tutup kembali. Bila penutup damper kurang rapat akan terjadi pembakaran di dalam hopper yang akibatnya akan membakar secara langsung lower drum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada hopper.

Page 34: tangki timbun

-          Amati jangan sampai ada bahan bakar yang terbakar di bawah fire grate (roster)

Setiap 1 jam :

-          Mencatat temperatur steam

-          Memeriksa mutu air boiler

-          Mengoperasikan steam grate blow

-          Memeriksa air pada feed water tank dan deaerator

-          Mencatat ampere meter dan voltage pada panel

Setiap 1 s/d 4 jam :

-          Melaksanakan soot blowing ( pembersihan pipa – pipa )

-          Membuang abu dari atas roster

-          Membuang abu dari bawah roster.

-          Memeriksa meteran – meteran pengukur tekanan & temperatur.

Setiap penggantian shift

Lakukan (Spul) air pada water level kolom dan water level gelas penduga untuk memastikan alat control level air bekerja dengan baik.

Setiap 24 jam :

Memeriksa bahagian bahagian yang berputar dan bergerak, dan berikan minyak pelumas sesuai dengan spesifikasi minyak pelumas pada masing-masing kondisi tempat peralatan tersebut.

Nilai Limit Standart Untuk Air Pengisi Dan   Ketel

Posted on Juli 13, 2012 by ivanemmoy

ARTIKEL    24 K & 29 K

PENGISIAN PHHardness CaCo3Fats

Dissolved Oxygen O2

Iron

8.0 – 9.50Nearly zero

0.1  ppm or less

0.1  ppm

Page 35: tangki timbun

Copper

Hydrazine

 

-

0.2 ppm or more

KETEL PH ( at 25oC )M-alkalinity ( CaCo3)P-alkalinity (CaCo3)

Total Solids

Electric Conductance

Chlorine CL

Phosphate ion (Po4-3)

Sulphurous acid ion (SO4-2)

SiO2

9.4 – 10.5100 ppm or less80 ppm or less

-

80 ms/m or less

100 ppm or less

5 – 15 ppm

5 – 10 ppm

50 ppm or less

 

These limits above must be maintained by feed water treatment, chemical dosing and blow down, to protect the boiler drums, header and tube from corrosion.

 

Pemberhentian Mendadak Pada Boiler (Emergency   Stop)

Posted on Juli 31, 2012 by ivanemmoy

Sumber : Manual Book “Takuma Boiler “

Mati Listrik

Alihkan secepatnya sistem pengisian air umpan dari electric pump ke steam pump. Tutup penuh kerangan main steam (kerangan induk)

Buka semua pintu dapur dan pintu abu bagian depan

Buka damper ID Fan 100% secara normal, dengan jalan menarik Arm (tuas) pembuka damper ID fan.

Alihkan pengisian air umpan dari system automatic water regulating control ke sistem by pass.

Page 36: tangki timbun

Apabila level air terus menerus jatuh :

Pemeriksa semua kerangan buangan condesate dan blow down apakah ada yang terbuka, terutama kerangan blow down dari header dan dari lower drum

Jaga agar temperatur air pengisi boiler tidak lebih dari 100oC. Temperatur air pengisi > 100oC, air sudah bercampur dengan uap, sehingga dapat menyebabkan kevacuman di dalam pompa dan dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa maupun turunnya kapasitas pompa.

Periksa kondisi air dalam feed water tank dan peralatan pendukung pada feed water tank.

Periksa kondisi pompa pengisi air boiler yang di gunakan.

Akibat kekurangan airpada boiler.

Jika ternyata level air gelas penduga di bawah batas terendah, segera hentikan pemasukan bahan bakar (matikan rotary feeder), matikan seluruh blower, tutup kerangan uap utama dan kerangan supplay uap lainnya untuk memelihara jumlah air yang masih ada dalam boiler.

Cari sebab – sebabnya dengan melakukan pemeriksaan pada bagian – bagian peralatan seperti :

-          Indicator level air pada upper drum

-          Regulator level air pada drum

-          Meter air pengisi (water flow meter)

-          Tekanan pada inlet dan outlet pompa air pengisi boiler

-          Level air dalam feed water tank

-          Pompa air pengisi (feed water pump)

-          Pemipaan air pengisi

Dan lain – lainnya yang mencurigakan.

Apabila telah di dapatkan penyebabnya, dasar level air harus didapat kembali. Apabila dasar level air pada boiler dalam batas – batas yang di izinkan, maka alihkan pengisian air dari automatis water regulating control ke sistem by pass. Selanjutnya boiler dapat dioperasikan kembali sesuai dengan petunjuk pengoperasian.

Apabila air dalam gelas penduga kondisi kosong sama sekali, sehingga tidak diketahui sampai dimana titik terendah kondisi air didalam boiler, sementara boiler full operation maka  boiler tidak boleh langsung di isi secara tiba –tiba. Sebab bila pipa dalam drum telah memperoleh panas yang berlebihan, dan apabila di isi secara tiba – tiba maka pipa – pipa pada drum yang dipasang dengan sistem expander (pengerolan) akan terjadi penyusutan yang dapat mengakibatkan

Page 37: tangki timbun

kebocoran pada expander dan pipa – pipa boiler tersebut berubah bentuk serta drum akan bergeser dari posisinya.

Hal – hal yang harus kita lakukan pada kondisi sepeti ini :

Menutup semua kerangan supply uap untuk menjaga jumlah air yang ada di dalam boiler. Hentikan supplay bahan bakar, matikan blower – blower dan double damper dust

collector.

Tutup penuh semua damper pada ID Fan, FD Fan dan Secondary FD Fan.

Secepatnya pembakaran di dalam ruang dapur di matikan dan semua sisa pembakaran dikeluarkan.

Seluruh pintu dapur di tutup dengan rapat agar jangan ada udara luar yang masuk ke ruang dapur pembakaran yang dapat menurunkan temperatur boiler secara drastis dan juga mengakibatkan penyusutan air di dalam boiler dengan cepat.

Perlakukan boiler dengan kondisi tersebut di atas selama +- 3 hari agar temperatur turun secara alamiah

Setelah temperatur boiler benar – benar dingin, air dalam boiler di kosongkan, handhole  dan manhole dibuka semua.

Periksa seluruh pengerolan (expanding) pada pipa (water tube), apakah terjadi perubahan pengerolan (expanding) dari pipa atau water tube, dan laporkan ke depnaker setempat untuk mendapat petunjuk.

Bila tidak terdapat perubahan pastikan dengan melakukan hydrostatic test sebesar tekanan kerja +- 3 kg/cm2 (P + 3 kg/cm2), seijin depnaker.

Bila terjadi kebocoran maka laksanakan pengerolan (expanding) sesuai dengan prosedur yang berlaku dan bila dilaksanakan hydrotest tidak terdapat kebocoran maka boiler dapat di operasikan kembali dengan mengadakan pemanasan awal, seijin depnaker setempat.

Page 38: tangki timbun

 

Pabrik Minyak Kelapa Sawit (Palm Oil   Mill)

Posted on Agustus 10, 2012 by ivanemmoy

Adalah pabrik yang mengolah tandan buah segar (Fresh Fruit Bunch) menjadi Minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).

Palm Oil Mill

Selain memproduksi CPO, pabrik ini juga menghasilkan biji kelapa berupa inti (Kernel) untuk di proses menjadi minyak kernel (Palm Kernel Oil) pada pabrik pengolahan yang berbeda (Kernel Crushing Plant).   Produk jadi dari CPO adalah : Mentega, Minyak Goreng, Sabun, Industri Farmasi (Vitamin A), Pelumas (pembuatan lembaran baja), Lilin, dan lain sebagainya. Sedangkan Minyak inti sawit sebagai bahan baku, produk jadinya adalah : Sabun, Minyak Goreng, Kosmetik, dll.

Untuk pabrik dengan kapasitas 30 ton FFB per hour diperlukan minimal 6000 ha kebun. Tanaman kelapa sawit biasanya dipanen setelah berumur + 3 tahun, buah dengan umur pohon dibawah 3 tahun unsur minyaknya sedikit dan biasanya disebut buah pasir. Pohon sawit diremajakan (regenerasi) biasanya umur + 25 tahun.

Page 39: tangki timbun

Effluent Ponds

Pabrik kelapa sawit adalah primadona investasi di indonesia dan nilai eksportnya terbesar di dunia menggeser malaysia. Disamping iklim katulistiwa yang mendukung, lahan yang tersedia juga cukup luas. Teknologi pengolahannya tergolong cukup sederhana dan hampir tidak ada limbah yang terbuang. Sisa hasil Threser berupa janjangan kosong dapat dimanfaatkan utnuk pupuk kompos sebagai penyubur tanaman di perkebunan. sisa pengolahan Pressing dan Kernel Station berupa Fiber dan Shell digunakan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga uap pada Boiler, sedangkan limbah cair dari perebusan dan clarifikasi juga bisa dimanfaatkan untuk land Aplication.

Proses-prose utama pengolahan Pabrik Kelapa Sawit adalah :

1. Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)2. Perebusan dan Sterilisasi (Sterilizer Station)

3. Pemisahan dan Penebah (Thresher Station)

4. Pengadukan dan pemerasan (Pressing Station)

5. Pemurnian Minyak (Clarification Station)

6. Pemisahan inti (Kernel Station)

Sedangkan untuk proses pendukung jalannya Pabrik adalah :

1. Penyediaan dan penjernian air (Water Treatment Plant)2. Pemurnian air (Demineralization Plant)

3. Pembangkit tenaga uap (Boiler Station)

4. Pembangkit tenaga listrik (Power Station)

5. Pengolahan air limbah (Effluent Treatment Plant)

Page 40: tangki timbun

AUTOMATIC FIRE HYDRANT   CONTROL

Posted on Desember 6, 2013 by ivanemmoy

Fire Hydrant

Pendahuluan

Pencegahan bahaya kebakaran sangat penting untuk menghindari kejadian yang tidak di inginkan. Namun demikian jika kebakaran itu sampai terjadi maka kita harus siap dalam menghadapi dan memadamkan api tersebut secepat mungkin sebelum memakan lebih banyak korban baik manusia, peralatan dan bangunan.

Pada lingkungan Pabrik Minyak kelapa Sawit terdapat banyak sumber dan potensi yang dapat menyebakan timbulnya api. Lingkungan di sekitar ruang bakar boiler, kamar mesin, Threshing, Pressing banyak terdapat Fiber dan Kernel yang sangat rentan terhadap kebakaran. Waspadai saat terjadi perbaikan dan pengelasan pada area Fiber seperti Elevator, Thresher Drum dan CBC harus segera di siram dengan air washer agar percikan las tidak membakar fiber yang tersisa.

Page 41: tangki timbun

Selain Pemasangan dan ketersediaan Fire Extinguser di setiap Station. Peralatan Fire Hydrant dan instalasi pipa harus tersedia dan terjangkau di semua titik di dalam Pabrik. Unit pompa electric dan Diesel pump juga peralatan utama dalam pencegahan kebakaran. Disarankan pemasangan perangkat ini, ditempatkan diluar bangunan Pabrik, biasanya ditempatkan di area Water Treatment Plant agar terhindar dari kebakaran.

Peraturan dan Referensi

Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya  Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

National Fire Codes,

1.    NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher

2.    NFPA-13, Standard for The Installation of Sprinkler Systems

3.    NFPA-14, Standard for The Installation of Standpipe and Hose Systems

4.    NFPA-20, Standard for The Installation of Centrifugal Fire Pumps

5.   SNI  03-1735-2000

6.   SNI  03-1745-2000

b.    Mc. Guiness, Stein & Reynolds

Mechanical & Electrical for Buildings

 Peralatan Utama

Fire Fighting System

Page 42: tangki timbun

1. Fire Hydrant Pump

No. Description Qty Power Kapasitas Head

Unit kW m3/hr

1 Diesel Pump 1 18.5 80 45 m

2 Electric Pump 1 18.5 80 45 m

3 Jockey Pump 1 3 40 5 bar

Fire Hydrant Panel

2. Fire Pump Control

Panel kontrol merupakan kelengkapan unit tiap-tiap fire Fighting pump yang dapat mengatur kerja pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa pembantu, pompa utama penggerak electric maupun pompa penggerak engine masing-masingn mempunyai Fire Pump Controller tersendiri. Khusus pompa penggerak engine akan bekerja secara automatic bila saluran daya listrik terputus pada saat terjadi kebakaran. Fire Pump Controller harus standard NFPA-20.

Fire Hydrant Panel

3. Fighting Fixtures

Hydrant Pillar Fire Hydrant Box

Seamese Connection

4. Pipa, Fitting dan Valve

Page 43: tangki timbun

Cara Kerja Control Fire Hydrant Pump

fire hydrant system

Jockey pump gunanya untuk mempertahankan tekanan tertentu pada pipa besar A umpama tekanan tersebut sebesar 8 kg/cm², jika ada kebocoran pada pipa besar A, maka tekanan air akan turun, umpamanya pada 7 kg/cm² tugas jockey pump untuk menaikkan kembali menjadi 8 kg/cm², jadi titik kerja jockey pump pada 7-8 kg/cm².

Electric fire hydrant pump, akan bekerja pada tekanan air dibawah dari tekanan kerja Jockey Pump. Untuk contoh diatas umpanya 6 kg/cm². Jadi jika terjadi kebakaran dan kran B dibuka, maka tekanan air cepat turun mencapai 6 kg/cm², dengan demikian Electric fire hydrant pump bekerja. Rangkaian control jockey pump dibuat sedemikian rupa, sehingga jika Electric fire hydrant pump atau diesel pump bekerja, jockey pump stop.

Diesel pump, bekerja sebagai cadangan jika Electric fire hydrant pump, karena sesuatu hal tidak dapat bekerja. Umpama PLN padam atau dipadamkan. Titik kerja diesel pump dibawah titik kerja Electric fire hydrant pump jika diesel pump bekerja, maka Electric fire hydrant pump dan jockey pump stop.

Untuk lebih jelasnya bisa di lihat tabel di bawah ini.

  AUTO MANUAL<5,5 6 6,5 >7

AC POWERON

JOCKEY PUMP

ON ON ON OFF DEPEND ON – OFF SWITCH

DUTY PUMP

ON OFF OFF OFF DEPEND ON – OFF SWITCH

DIESEL PUMP

OFF OFF OFF OFF OFF

AC JOCKEY OFF OFF OFF OFF OFF

Page 44: tangki timbun

POWERON

PUMPDUTY PUMP

OFF OFF OFF OFF OFF

DIESEL PUMP

ON OFF OFF OFF DEPEND ON – OFF SWITCH

 

Pemisahan dengan cara   Biologis

Posted on Agustus 15, 2012 by ivanemmoy

Pemisahan secara biologis yang dimaksudkan disini adalah pemisahan (pengutipan minyak) yang dilakukan pada fat pit (sludge oil recovery system).

Minyak yang di fat pit tersebut umumnya berasal dari :

-     Pembuangan (blow down) dari stasiun rebusan.

-     Lumpur/air buangan stasiun clarificatis yaitu antara lain berasal dari Decanter, Nozzle Separator dan Sand Tank.

-     Minyak-minyak yang terikut ke pembuangan pada saat pencucian, dll.

Minyak-minyak yang diperoleh di fat pit sebahagian adalah karena proses pengendapan dan sebahagian lagi adalah karena proses biologis, yaitu terjadinya pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat fermentasi.

Minyak yang diperoleh dari fat pit tersebut selanjutnya dipompakan kembali ke crude oil tank untuk diproses ulang sedangkan sisa lumpur (sludge) dan air dialirkan ke kolam limbah (effluent treatment plant).

Page 45: tangki timbun

Walaupun telah dilakukan upaya pengutipan minyak semaksimal mungkin, namun pada lumpur/air buangan fat pit masih saja ada minyak yang terikut dan ini selanjutnya dihitung sebagai kerugian.

Batasan kerugian yang dapat ditolerir untuk ini adalah maksimum 1% terhadap kadar basah (on wet basis).

Pemisahan Minyak Dengan Decanter dan   Separator

Posted on Mei 13, 2013 by ivanemmoy 1. Introduction

D3 PRO adalah suatu system pengolahan minyak tanpa menambahkan air pengencer setelah Minyak kotor keluar dari screw press (sedangkan steam dan hot water di proses sebelumnya tidak di ubah, tidak ada perubahan di dalam extraction efficiency).

UNDILUTED CRUDE hasil screw press setelah melalui desander cyclone akan langsung di dimasukkan ke decanter yg mempunyai gaya centrifugal ~3000 G force, dimana apapun jenis dan- merk decanter nya , crude oil ini akan terpisah-kan dan membentuk lapisan berdasarkan perbedaan berat jenis menjadi:

a. Oil (light phase)

b. Emulsion if any + water with nos (heavy Phase)

c. Solid

Page 46: tangki timbun

decanter 3 phase

2. Process Flow

Stasiun Pemurnian Minyak

Crude oil dari press masuk ke sand trap tank. Overflow dari sand trap tank mengalir ke COT pertama yang berkapasitas 7 m3. dengan terlebih dahulu melalui Vibrating screen double deck dengan mesh 20 untuk ke dua deck.

Dari COT 1 di pompakan ke COT 2 yang mempunyai kapasitas sama dengan COT 1 melalui Sand Cyclone Singgle Stage (SSC). Dari COT 2 crude oil dipompakan ke Decanter buffer tank yang berkapasitas 3-6 M3 dengan terlebih dahulu melalui sand cyclone double stage. Dari Decanter feed tank crude oil di proses oleh decanter, dimana out put dari decanter terdiri dari 3 phase :

1. Solid (biasanya di tampung di hopper seberum diaplikasi ke lapangan).

Page 47: tangki timbun

Solid Hooper

1. Light phase dengan kandungan kotoran di bawah 0.05 persen akan di tampung di light phase tank untuk di simpan ke skimming tank dengan kapasitas 30 ton. Setelah itu minyak murni tersebut akan di proses oleh vacuum drier untuk di kurangi kandungan moistnya menjadi di bawah 0.2 persen. Hasil dari Vacuum drier akan di kirim ke oil storage tank untuk selanjutnya dijual ke customer

2. Heavy phase dengan kandungan minyak di bawah 8 persen akan di tampung di heavy phase tank, untuk selanjutnya di tampung di sludge tank dengan kapasitas 30 ton, untuk selanjutnya di pompakan ke sludge buffer tank dengan kapasitas 3-5 M3 sebagai umpan dari slude separator. Light phase dari sludge separator akan di kirim kembali ke process yang sebelumnya akan di koleksi di reclaimed tank, sedangkan heavy phase separator dengan kandungan minyak di bawah 1 persen to O/WM akan dikirimkan ke final effluent, untuk selanjutnya di kirim ke kolam limbah.

Untuk condensate dari sterilizer akan di kutip di fat-pit untuk di ambil minyaknya dan di kumpulkan di reclaimed tank, untuk selanjutnya di olah kembali ke process bersamaan dengan light phase separator.

Sludge Separator

Page 48: tangki timbun

3. D3 PRO Unit

Heavy Phase Pump

Standart unit yang dipakai untuk system D3 PRO adalah :

1. Sand trap tank dengan kapasitas 10 M3 (by kontraktor)2. Vibrating screen double deck dengan mesh 20 (by kontraktor)

3. Crude oil tank 1 kapasitas 7 M3 (by kontraktor)

4. Sand cyclone singgle stage/SSC c/w pompa (by AIfa Laval)

5. Crude oil tank 2 kapasitas 7 M3 (by Kontraktor)

6. Sand cyclone second stage/STC c/w pompa (by Alfa Laval)

7. Decanter feed tank kapasitas 5 M3 (by kontraktor)

8. Decanter (by Alfa Laval)

9. Light phase tank kap 3 M3 (by kontraktor)

10. Pompa dari light phase tank ke pure oil tank (by kontraktor)

11. Pure oil tank kapasitas 30 M3 (by kontraktor)

12. Pompa pure oil tank ke skimmed tank (by kontraktor)

13. Skimmed oil tank kapasitas 30 M3 + stand by pump (by kontraktor)

14. Vacuum drier c/w vacuum pump & drier oil pump (alfa laval)

15. Heavy phase tank kap 3 M3 (by kontraktor)

16. Pompa dari heavy phase tank ke sludge tank (by kontraktor)

Page 49: tangki timbun

17. Sludge tank kap 30 M3 (by kontraktor)

18. Hot water tank kapasitas 3 M3 (by kontraktor)

19. Sludge separator PASX 710 (by Alfa laval)

20. Solid conveyor (by kontraktor)

21. Reclaimed oil tank kapasitas 3 M3 (by Kontraktor)

 

4. Lay Out Dimention

D3 PRO LAYOUT

1. Luas bangunan stasiun klarifikasi : 21 x28 M22. Ketinggian dari lantai ke ujung buffer tank : 13 M

3. Luas platform decanter & vacuum Drier 5 x 10 M2 dengan ketinggian 3.5 M dari lantai

4. Luas plat form untuk decanter feed tank : 5 x 6 M2 dengan ketinggian dari lantai 11 M

5. Referensi

Alfa Laval D3 Pro System Project

Filed under: Clarification Station, Dasar Proses Pabrik, Tutorial | Ditandai: Clarification Station, D3 PRO ALVA LAFAL, Decanter 3 Phase, Heavy Phase, Light Phase, Palm oil mill, Sludge Separator, Solid, stasiun pemurnian minyak | 2 Comments »

Clarification Station

Posted on Oktober 4, 2012 by ivanemmoy

Page 50: tangki timbun

Tujuan dari Clarifier adalah untuk memproses atau memurnikan jumlah maksimum Crude Palm Oil (CPO) dari CPO dan Non Oily Solids (NOS) yang tidak larut sehingga menghasilkan CPO yang baik bersih dan kering. produk akhir CPO harus memiliki kandungan kotoran (dirt) tidak lebih dari 0,02% dan kadar air (moisture) tidak lebih dari 0,01%. CPO hasil pressing ini direbus dengan air panas (steam) kemudian di diamkan agar terjadi proses pengendapan, dimana minyak akan mengambang dan sludge akan mengendap untuk memperoleh proses pemurnian selanjutnya. Setelah menetap itu dialirkan ke bagian bawah kompartemen menetap luar. Dari sini itu diperbolehkan meluap ke Heat Exchanger / pengering sebelum mentransfer melalui Tank dikalibrasi dengan metode pilihan penyimpanan atau kemasan.

Palm Oil Mill Clarification Process

Di Pabrik Minyak Sawit, Minyak kasar yang diperoleh dari pengempaan, dibersihkan dari kotoran yang terutama berasal dari daging buah berupa bahan padat dan air. Maksud dari pada pembersihan/pemurnian Minyak kasar adalah untuk memurnikan Minyak tersebut agar diperoleh mutu sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak.

Flow Proses

Crude Oil dari Screw Press masuk ke Sand Trap tank melalui sebuah talang (Gutter). Overflow

dari Sand Trap Tank mengalir ke Crude Oil Tank (COT) melalui Vibrating Screen double deck dengan mesh 20.

Page 51: tangki timbun

Dari COT Crude Oil dipompakan melewati Crude Oil Buffer   Tank menuju Vertical Continuous Settling   Tank (CST) kapasitas 120 m3. minyak mentah ditahan untuk pengendapan dalam CST untuk memisahkan minyak bagus dan sludge.

Minyak bagus akan mengambang dalam CST dan overflow melalui skimmer menuju Pure Oil   Tank kapasitas 25 m3 kemudian dimurnikan oleh Oil   Purifier. dan di turunkan kadar airnya (moisture) melalui Vaccum Oil   Dryer. CPO siap di kirim ke Palm Oil Storage   Tanks oleh Oil Transfer   Pump melalui Production Oil Flow   Meter. CPO yang siap di jual dari Palm Oil Storage   Tanks akan di pompakan oleh Despatch Oil   Pump menuju Despatch   Sheed untuk di kirim Mobile Tank CPO

Sludge hasil pengendapan CST di tampung dalam Sludge Oil   Tank kapasitas 30 m3 melalui Sludge Vibrating   Screen single deck. Sludge kemudian dikirim oleh Sludge Oil   Pump melalui Sand Cyclone   Precleaner menuju Sludge Buffer   Tank kapasitas 3 m3 sebagai umpan Sludge   Centrifuge.

Hasil dari Sludge   Centrifuge akan di proses kembali dari awal yang sebelumnya di kutip minyaknya oleh Sludge Drain   Tank dan di pompakan Sludge Drain   Pump menuju CST. Sludge dengan kandungan minyak di bawah 1 persen akan di kirim ke Final Effluent   Pump yang sebelumnya di tampung oleh Sludge   Pit untuk dilakukan pengutipan.

Kebutuhan air panas untuk proses klarifikasi dan pressing di suplay dari Hot Water   Tank kapasitas 6 m3 dengan over flow menuju Hot Well   Tank yang akan dipompakan kembali oleh Hot Well   Pumps menuju Hot Well   Tank.

Filed under: Clarification Station, Dasar Proses Pabrik, Palm Oil Mill | Ditandai: 30 ton FFB per hour, Clarification, Clarification Station, Palm oil mill | Leave a comment »

Pemisahan Biji Dan   Sabut

Posted on Agustus 16, 2012 by ivanemmoy

Pendahuluan

Proses pemisahan serabut dari biji pada ampas hasil pengempaan bertujuan terutama untuk memperoleh biji sebersih mungkin yang kemudian akan menghasilkan Inti Sawit secara rationil, yaitu kerugian yang sekecil-kecilnya dengan hasil dan mutu Inti Sawit yang setinggi mungkin.

Meskipun proses itu sendiri tidak mempunyai segi-segi teknologis yang berarti namun tujuan untuk memperoleh biji yang sebersih mungkin dari dalam gumpalan sampah/ampas pengempaan sangat dipengaruhi oleh segi teknologis dari proses yang mendahuluinya.

Untuk itu perlu dimengerti/dipahami tujuan dari proses perebusan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada proses pengadukan agar tujuan dari proses pemisahan serabut dari biji dapat dicapai sebaik mungkin.

Hal-hal yang akan timbul pada pemisahan Biji dan Serabut

Page 52: tangki timbun

Jika proses pemisahan serabut dari biji tidak menghasilkan biji yang bersih, maka sebab-sebab utama dari padanya adalah :

a. Kegagalan dalam mencapai syarat tersebut dari proses perebusan.

b. Tidak terpenuhinya syarat tersebut dari proses pengadukan.

c. Pengempaan yang tidak dapat menghaaasilkan ampas pengempaan cukup kering (Ampas Press basah karena masih banyak mengandung minyak).

Perhatian   :     Dalam urutan tersebut diatas terdapat hubungan sebab dan akibat yang erat sekali meskipun tidak terdapat pada proses pemisahan itu sendiri, tetapi merupakan sebab-sebab utama yang akan mengganggu proses pemisahan antara serabut dengan biji.

d.   Pemuatan/pengisian alat pemisah yang melebihi kemampuannya (Over capacity). Hal ini harus dihindari dengan jalan :

Pemuatan/pengisian yang teratur dan yang disesuaikan dengan daya muat alat itu. Memasang alat pemisah dengan kapasitas yang sesuai dengan banyaknya ampas

pengempaan yang harus diproses.

e. Jumlah pusingan Trommol alat pemisah yang tidak sesuai.

f. Jumlah pusingan kipas (Ventilator) yang tidak cukup.

g. Kemungkinan adanya kebocoran pada saluran hisap (Ducting)

Akibat-akibat yang akan timbul sehubungan dengan hal tersebut diatas adalah :

Gesekan antar biji & gesekan antara biji dengn dinding Trommol (Polishing Drum) tidak cukup besar untuk mengkompensir/ mengimbangi/menghilangkan/mentiadakan akibat-akibat dari kegagalan dalam proses perebusan, pengadukan dan pengempaan sehingga pemisahan tidak menghasilkan biji yang bersih.

Biji kotor terdiri dari biji yang masih banyak mengandung serabut dan ini menyebabkan terjadinya hal-hal sebagai berikut :

Penurunan kadar air dari biji pada saat dikeringkan menjadi terhalang. Penurunan kadar air biji diperlukan sebelum biji-biji tersebut dipecahkan didalam alat-alat pemecah biji (Nut Cracker)

Serabut yang masih melekat pada biji akan merupakan pelindung biji terhadap benturan/gesekan yang menjadi dasar dari proses pemecahan biji dan berarti menurunkan effek pemecahan biji dengan akibat selanjutnya.

Biji yang tidak pecah (biji Balen) pada bagian pemecahan biji akan meningkat & menurunkan kapasitas pada unit pemecah biji karena biji tersebut harus dipecah kembali.

Page 53: tangki timbun

Kerugian karena biji setengah pecah dan inti pecah akan meningkat.

Serabut/sampah akan mengotori dan menggangu bekerjanya alat pemecah  dan alat pemisahan.

Kadar kotoran pada produksi Inti akan meningkat & menyebabkan terjadinya penurunan mutu kernel.

 

Artikel Terkait :

Pemurnian   (Clarification)

 

Filed under: Dasar Proses Pabrik, Tutorial | Ditandai: Palm oil mill, Pemisahan Biji dan Sabut, Stasiun Kernel | Leave a comment »

Pemisahan dengan cara   Biologis

Posted on Agustus 15, 2012 by ivanemmoy

Pemisahan secara biologis yang dimaksudkan disini adalah pemisahan (pengutipan minyak) yang dilakukan pada fat pit (sludge oil recovery system).

Minyak yang di fat pit tersebut umumnya berasal dari :

-     Pembuangan (blow down) dari stasiun rebusan.

-     Lumpur/air buangan stasiun clarificatis yaitu antara lain berasal dari Decanter, Nozzle Separator dan Sand Tank.

-     Minyak-minyak yang terikut ke pembuangan pada saat pencucian, dll.

Minyak-minyak yang diperoleh di fat pit sebahagian adalah karena proses pengendapan dan sebahagian lagi adalah karena proses biologis, yaitu terjadinya pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat fermentasi.

Minyak yang diperoleh dari fat pit tersebut selanjutnya dipompakan kembali ke crude oil tank untuk diproses ulang sedangkan sisa lumpur (sludge) dan air dialirkan ke kolam limbah (effluent treatment plant).

Walaupun telah dilakukan upaya pengutipan minyak semaksimal mungkin, namun pada lumpur/air buangan fat pit masih saja ada minyak yang terikut dan ini selanjutnya dihitung sebagai kerugian.

Page 54: tangki timbun

Batasan kerugian yang dapat ditolerir untuk ini adalah maksimum 1% terhadap kadar basah (on wet basis).

Artikel Terkait :

Pemurnian   (Clarification)

Pemisahan Minyak dengan cara Pengendapan   (Settling)

Pemisahan dengan cara   Centrifuge

 

Filed under: Dasar Proses Pabrik, Tutorial | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Pemisahan Biologios, Pemurnian, Proses Pemurnian Minyak | 1 Comment »

Process Flow Diagram Of Palm Oil   Mill

Posted on Agustus 15, 2012 by ivanemmoy

A process flow diagram (PFD) is a diagram commonly used in engineering to indicate the general flow of plant processes and equipment. The PFD displays the relationship between major equipment of a plant facility and does not show minor details such as piping details and designations.

The process of extracting Palm Oil from Oil Palm Fresh Fruit Bunches (FFBs) is long established. It is done using broadly the same technique but with one of three different technologies. A process flow diagram (PFD) of palm oil milling process is shown as figure below.

Page 55: tangki timbun

Process Flow Diagram

The Process Flow Chart provides a visual representation of the steps in a process. Flow charts are also referred to as Process Mapping or Flow Diagrams. Constructing a flow chart is often one of the first activities of a process improvement effort, because of the following benefits:

Gives everyone a clear understanding of the process Helps to identify non-value-added operations

Facilitates teamwork and communication

Keeps everyone on the same page

A flow chart diagram of palm oil milling process is shown as figure below.

Page 56: tangki timbun

Flow Chart Diagram Of Palm Oil Mill

Related Post :

Pabrik Minyak Kelapa Sawit (Palm Oil   Mill)

Kelistrikan Pabrik Kelapa Sawit (Palm Oil   Mill)

Proses Penerimaan   Buah

 

Filed under: Dasar Proses Pabrik, Palm Oil Mill | Ditandai: Flow Chart Diagram, Palm oil mill, Process Flow Diagram | 9 Comments »

Pemisahan dengan cara   Centrifuge

Posted on Agustus 9, 2012 by ivanemmoy

Pendahuluan

Minyak dan Sludge yang diperoleh dari hasil pemisahan dengan cara pengendapan kemudian dialirkan kedalam masing-masing tanki untuk diproses lebih lanjut.

Sludge Centrifuge

Seperti yang telah dijelaskan terdahulu bahwa didalam minyak hasil pemisahan ini masih mengandung unsur-unsur :

1. Air                    :  ±  0,75%

2. Zat padat       :  ±  0,25%

Page 57: tangki timbun

Minyak dengan kandungan  tersebut diatas masih belum memenuhi standard mutu jual, sehingga harus diproses lebih lanjut untuk menurunkan kadar air dan zat padat yang terkandung didalamnya (proses penjernihan).

Proses lanjutan (penjernihan) ini sebenarnya masih dapat dilakukan dengan cara pemanasan dan pengendapan tetapi akan memakan waktu yang lebih lama dan dengan segala resikonya antara lain :

1. Perlu adanya penambahan tanki-tanki.

2. Sebagai akibat pemansan yang berlebihan untuk waktu yang lama, maka bilangan peroxida didalam minyak akan meningkat akibat oxidasi. Hal ini sangat tidak diinginkan karena akan menurunkan harga jual minyak sawit.

Dengan penjelasan tersebut diatas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa penggunaan Centrifuge adalah lebih sesuai, karena waktu pemisahan yang lebih cepat/singkat dan dengan tingkat oxidasi yang jauh lebih kecil.

Tujuan Penggunaan Centrifuge

Centrifuge adalah mesin berputaran sangat tinggi yang digunakan untuk memisahkan cairan-cairan yang tidak saling bersenyawa (tidak saling melarutkan), mempunyai BJ yang berbeda dan sekaligus juga benda padat yang terkandung didalamnya. Dengan kata lain Centrifuge dapat digunakan dalam berbagai proses untuk pemisahan cairan-cairan atau antara cairan dengan bahan padat yang terkandung didalam.

Dengan bantuan gaya Centrifugal, komponen-komponen yang akan dipisahkan dipengaruhi oleh kekuatan yang ribuan kali lebih besar dari gaya gravitasi bumi, sehingga pemisahan minyak, air dan zat padat yang terkandung akan jauh lebih cepat didalam sebuah Bowl yang berputar.

Apa yang dikehendaki dari suatu Centrifuge dalam applikasinya di pabrik kelapa sawit adalah untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut :

1. Untuk membersihkan minyak (top oil) yang dihasilkan dari proses pemisahan pada clarifier tank sebelum diproses (dikeringkan) di Vacuum dryer. Jenis centrifuge yang digunakan untuk aplikasi ini adalah Oil Purifier, yaitu yang bertugas untuk memisahkan minyak dari air dan kotoran-kotoran ringan yang masih terkandung didalamnya.

2. Untuk mengambil kembali minyak yang masih terikut dengan sludge (lumpur) yang berasal dari clarifier tank.

Jenis centrifuge yang digunakan untuk aplikasi ini adalah Nozzle Separator atau Decanter atau kombinasi dari kedua nya.

Perbedaan jenis centrifuge tersebut diatas adalah disebabkan adanya perbedaan komposisi dari masing-masing produk yang akan diolah yaitu sebagai berikut :

Page 58: tangki timbun

Minyak dari Top Oil Tank terdiri dari :

1. Air                    :  ± 0,75%

2. Minyak           :  ± 99%

3. Zat Padat       :  ± 0,25%

Sludge (lumpur) Clarifier Tank terdiri dari :

1. Air                    :  ± 75%

2. Minyak           :  ± 15%

3. Zat Padat       :  ± 10%

Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa komposisi masing-masing produk sangatlah berbeda walaupun produk-produk tersebut terdiri dari komponen yang sama, yaitu : minyak, air dan zat padat yang terkandung didalamnya, namun pengolahan dari ketiga produk tersebut haruslah menggunakan jenis Centrifuge yang berbeda agar dapat diperoleh hasil yang optimal.

Gaya Centrifugal

Dengan bantuan gaya centrifugal, komponen-komponen yang akan dipisahkan dipengaruhi oleh kekuatan yang ribuan kali lebih besar dari gaya gravitasi bumi, sehingga pemisahan minyak, air dan zat padat yang terkandung didalamnya akan jauh lebih cepat didalam sebuah bowl yang berputar.

Untuk jelasnya, dibawah ini diberikan suatu dasar perhitungan untuk mendapatkan gambaran dari perbedaan pemisahan dengan gaya gravitasi (alamiah) dan pemisahan dengan bantuan gaya centrifugal yang terjadi didalam suatu bowl yang berputar yaitu sebagai berikut :

Apabila Percepatan Radial (a) dalam Separator adalah :

=V2/R………………………….           (1)

dan Kecepatan Radial (V)

V = (n/60)  x  2  π  R ………………(2)

dimana :

n =  jumlah putaran permenit (RPM)

R = Jari-jari (Radial distance)

maka subsitusi persamaan (2) ke (1) merupakan percepatan radial adalah :

Page 59: tangki timbun

= (n2  x  4 π2  R2)/(3600  x R)

= (n2  x  π2  R)/900  ………………………(3)

Percepatan Gravitasi adalah :

=  981 cm/sec2 ……………………….(4)

Maka apabila persamaan dibagi dengan persamaan 4 akan didapat berapa kali percepatan pemisahan Centrifugal terhadap percepatan gravitasi, atau menurut rumus :

= (n2  x  π2  R)/(900 x 981) …………………(5)

Contoh :

Suatu Separator dengan jari-jari Bowl (R) = 40 cm, pada putaran (n) = 3000 RPM, maka percepatan memisah bila di bandingkan dengan percepatan gravitasi (menurut persamaan 5) adalah sebesar :

= (n2  x  π2  R)/(900  x  981)

= ((3000)2  x  (3,14)2  x  40)/(900  x  981)

= 4020 kali ≈ 4000 kali percepatan gravitasi

Pada pemakaian Separator dapat disimpulkan bahwa partikel minyak yang berputar dalam mesin centrifugal, dengan jari-jari Bowl ® 40 cm dari sumbu putar pada 3000 RPM (n) gaya pemisahannya 4000 kali lebih besar dari pemisahan dengan cara gravitasi, misalnya pada Static Clarifier.

Untuk mengetahui hubungan berapa kali percepatan gravitasi terhadap jari-jari Bowl (R) dan putaran Sludge Separator (n) dapat dilihat pada tabel-1

Jari – jari (R) dalam Cm

N = RPM 10 20 30 40 50

800

1.000

1.200

1.400

1.600

71

111

160

218

285

142

222

320

436

570

213

333

480

654

755

284

444

640

872

1.140

355

555

800

1.090

1.425

Page 60: tangki timbun

1.800

2.000

2.500

3.000

360

444

694

1.000

720

888

1.388

2.000

1.080

1.332

2.082

3.000

1.440

1.776

2.776

4.000

1.800

2.220

3.470

5.000

Tabel-1 : Hubungan percepatan gravitasi terhadap jari-jari Bowl dengan putaran sludge Separator (n)

Sebelum diolah oleh mesin Nozzle Separator hal yang perlu diperhatikan :

Sludge harus bertemperatur tinggi (minimal 95º) agar viskositas minyak rendah dan mudah untuk dipisahkan.

Sludge tersebut harus melalui Ritary Brush Strainer dan Sand Cyclone. Tujuan digunakan Rotary Brush Strainer untuk menyaring fibre beserta kotoran, hal ini akan memperkecil viskositas, sedangkan Sand Cyclone untuk membebaskan pasir agar Nozzle tidak cepat aus dan tidak cepat sumbat.

Maka untuk memperoleh gambaran penggunaan Brush Strainer dalam memperkecil viscositas dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel-2 : Viskositas sebelum dan sesudah Brush Strainer pada temperatur yang konstan (80º).

Nomor Sample

Apparent viscositas centipoise

Sludge sebelum Brush Strainer

Sludge setelah Brush Strainer

1

2

3

4

5

6

7

142,0

89,6

73,4

48,1

39,4

26,6

22,1

76,8

50,5

42,3

30,0

25,3

17,6

14,7

Page 61: tangki timbun

8

9

10

15,2

12,9

10,4

10,5

9,2

7,6

Filed under: Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Pemisahan Minyak Dengan Centrifuge, Pemurnian, Proses Pemurnian Minyak | Leave a comment »

Pemisahan Minyak dengan cara Pengendapan   (Settling)

Posted on Agustus 6, 2012 by ivanemmoy

Proses pemurnian minyak dilakukan dengan tiga cara yaitu :

-          Cara dengan pengendapan (Settling)

-          Cara dengan pemusingan (Centrifuge)

-          Cara dengan pengaruh biologis.

Penjelasan  dibawah ini akan memberikan gambaran mengenai penggabungan dimaksud serta keterkaitan antara satu proses dengan proses yang menyusul berikutnya.

Continuous Settling Tank

 

Proses pendahuluan

Page 62: tangki timbun

Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan (Press) dialirkan ke Saringan Getar (Vibrating Screen) untuk disaring, agar kotoran kasar berupa serabut-serabut dan cangkang yang lolos dari Saringan Press (Press Cage) dapat dipisahkan. Minyak kasar yang telah disaring selanjutnya dimasukkan kedalam suatu bak penampung (Crude Oil Tank), sedangkan kotoran yang berupa Serabut dan Cangkang dikembalikan ke Fruit Elevator untuk di proses ulang (Re-Cycle ke Digester/Press).

Minyak kasar atau Crude Oil yang telah terkumpul didalam Crude Oil Tank kemudian dinaikkan temperaturnya hingga mencapai 95 s/d 100ºC untuk selanjutnya dipompakan ke Tanki Pengendap (Static Clarifier Tank).

Menaikkan temperatur Minyak kasar adalah sangat penting artinya ; yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antara Minyak, air dan Heavy Sludge yang terkandung didalam minyak kasar tersebut agar pada proses pengendapan minyak yang berat jenisnya lebih ringan akan mudah memisahkan diri dan naik kepermukaan.

Jika Minyak kasar dari pengempaan dibiarkan sementara waktu, maka akan terbentuk lapisan minyak dipermukaan yang semakin lama semakin tebal.

Untuk mendapatkan pengertian yang lebih jauh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengendapan, maka akan diteliti apakah yang akan terjadi seandaninya cairan yang diendapkan terdiri hanya dari dua unsur yang tidak dapat bercampur (dalam hal ini Air dan Minyak) karena berat jenis yang berbeda-beda sedangkan zat yang terdispersi (Minyak) didalam zat dispersis (Air) berbentuk butir-butir kecil dari berbagai garis menengah.

Diumpamakan bahwa butiran-butiran minyak berbentuk bola. Butiran tersebut apabila dialirkan dalam suatu Tabung berisi media dengan berat jenis yang lebih besar akan mendapat gaya dorong keatas.

Butiran-butiran minyak yang dianggap berbentuk bola mempunyai volume sebagai berikut :

Volume      =    (4/3)    x  phi.  R3            =  1/6 . phi.  d3

Dimana     :  R = jari-jari bola minyak

d = diameter bola minyak

phi = 3.14

Apabila :    – Berat jenis (BJ) dari zat yang terdispersi (Minyak)  =    Y1

- Berat jenis (BJ) dari zat dispersie (Air) ………….    =    Y2

- Garis tengah butir (Minyak) ……………………….  =    d

Maka butir-butir zat yang terdispersi akan bergerak kearah permukaan oleh gaya sebesar :

Page 63: tangki timbun

1/6 p  d3  (Y2 – Y1) ………………………………….. (I)

Pada awalnya gerak ini adalah gerak yang dipercepat yang kemudian menjadi gerak yang beraturan. Pengaruh geseran yang dialami butir-butir minyak dalam geraknya didalam zat dispersie (Air) adalah m,engikuti hukum STOKES.

Menurut hukum STOKES daya gerak butir minyak (P) adalah :

3 phi n d.v  ……………………………………………………….    (II)

Dimana :

n (etha)  =       Viscositas Dynamis

V  =       kecepatan beraturan dari geraknya butir.

Dari persamaan (I) dan (II) apabila gerak dari butiran Minyak untuk mencapai kecepatan beraturan adalah sama, maka :

1/6 p d3 (Y2 – Y1) =  3 p h d.v

Kecepatan beraturan (v) adalah :

= ((1/6 . phi . d3)/(3 . phi . n . d)) x (Y2 – Y1)

= ((d2)/(18n)) x (Y2 – Y1)       ……………………………   (III)

Jalan pemikiran tersebut diatas tidak seluruhnya tepat, meskipun cukup cermat untuk keperluan kita, karena jarak yang telah ditempuh oleh butir minyak sebelum gerak yang dipercepat berobah menjadi gerak yang beraturan, dapat diabaikan saja karena sangat kecilnya.

Contoh       :

Suatu butir minyak (BJ = 0,9) dengan diameter = 0,04 mm, akan bergerak kepermukaan didalam lingkungan air bersuhu 20ºC yang mempunyai viscositas dynamis 0,01 deci-poise dengan kecepatan,

v = (d2 (Y2 – Y1)) / 18

v = ((0.04mm x 103)2 x (1 – 0.9))/ (18 x 0,01 deci-poise)

v = ((0.04)2 x 106 x 0.1)/(18 x 0,01)

v = 900 micron/dt

v = 900  x  10-4  cm/dt

Page 64: tangki timbun

v = 9  x  10-2  cm/dt

Jika pada suatu pengendapan, dengan tinggi apisan cairan (h) = 4 meter, sedangkan dikehendaki tak ada lagi butir-butir minyak ≥ 0,04 mm yang masih belum terpisahkan, maka diperlukan jangka waktu pengendapan :

h/v = (4 x 102 detik)/ 9.10-2 = (4 x 104)/9 = 4.444,44 detik  =  ± 1,23 jam

Sehingga waktu yang diperlukan untuk pemisahan campuran dari 2 unsur (Air dan minyak) dengan pengendapan adalah tergantung dari :

h =   Tinggi lapisan campuran dalam cm

d =   Des-integrasi dari minyak (diameter minyak)

(Y2-Y1)=  Selisih berat jenis

(etha) =  Viscositas dari air

Tingginya Lapisan Campuran

Dari h/v = waktu pengendapan, nyatalah bahwa semakin besar (h)  =  semakin tinggi lapisan cairan, semakin panjang pula jangka waktu yang diperlukan untuk pengendapan.

Karena diutamakan waktu pengendapan yang sependek mungkin maka harus diusahakan lapisan yang setipis mungkin.

Didalam praktek perpendekan ini dapat dicapai dengan pemisahan sehingga cairan terbagi dalam beberpa lapisan-lapisan dan ini didapat misalnya, pada pengendapan Static Clarifier.

Des-integrasi Dari Minyak

Des-integrasi minyak diartikan bahwa halusnya butir-butir minyak atau semakin halus (kecil) akan semakin panjang jangka waktu pengendapan. Oleh karena itu harus tetap diusahakan supaya butir-butir minyak yang keluar dari pengempaan tidak terpecah dalam butir yang halus.

Didalam prakteknya hal yang demikian tergantung dari cara pengempaan dan tak selalu dapat dicapai.

Hal ini disebabkan :

-          Pengadukan yang berlebihan

-          Pengacauan (didalam talang minyak kasar)

-          Pengempaan pada tekanan tinggi dan lain sebagainya.

Page 65: tangki timbun

Selisih berat jenis dari kedua zat yang akan dipisahkan sesamanya, dapat dikatakan tetap karena juga pada umumnya suhu kedua zat adalah sama.

Agar supaya memperoleh gambaran mengenai jalannya proses pengendapan dari minyak kasar yang dihasilkan oleh pengempaan dan yang mengandung banyak zat padat bukan lemak, kita umpamakan tangki terisi oleh minyak kasar.

Jika minyak kasar kita biarkan maka isi tanki akan mengendap dan akan terbentuklah lapisan sebagai berikut :

a.   Lapisan pertama   :     Yang terutama terdiri dari minyak.

b.   Lapisan kedua       :     Terdiri dari Air dan minyak yang mungkin masih dikandungnya dan berada dalam bentuk yang terhomogenisir atau jika berbentuk emulsie maka minyak ini dengan air merupakan emulsie yang masih hidup.

c.   Lapisan ketiga       :     Pada umumnya terdiri dari emulsieminyak/air yang tak terpecahkan; yang menjadi stabilisator dari emulsie yang tak hidup ini terutama adalah zat-zat padat yang dikandung oleh minyak kasar.

Lapisan Pertama

Minyak dari lapisan ini masih mengandung bintik-bintik air dan zaat pengotor lainnya. Untuk memperoleh minyak murni maka kadar air diturunkan dari ± 0,75% sampai seminimal mungkin (atau berkisar £ 0,10%).

Lapisan Kedua

Jika dinilai dari sifat-sifat emulsi yang dikandungnya kecuali dengan oengendapan, minyak didalam lapisan ini dapat dibebaskan dengan proses kimia, umpamanya dengan pembubuhan Electrolyte yang dapat memecahkan emulsie.

Dengan percobaan kearah ini, ternyata hasil yang dicapai tidak memberikan harapan untuk dilakukan secara besar-besaran karena dari percobaan itu didapat kesan bahwa perobahan yang terjadi karena pembubuhan Electrolyte, disamping memecahkan beberapa emulsie yang telah ada, juga menimbulkan emulsie yang baru.

Oleh sebab itu maka pembebasan minyak dari emulsie lapisan kedua dengan jalan pemanasan atau dengan jalan pemusingan (Centrifuge) adalah tetap lebih sederhana.

Lapisan Ketiga

Lapisan ini mengandung emulsie yang tidak hidup dan zat organik yang padat.

Terbentuknya emulsie sangat dipengaruhi oleh tingkat hubungan secara kimiawi maupun physic antara zat padat itu terhadap zat yang meng-emulgeer (air).

Page 66: tangki timbun

Maka dalam hal ini perhatian yang khusus untuk lapisan ketiga tersebut sangat diperlukan, agar supaya kerugian minyak dapat dibatasi serendah mungkin.

Minyak kasar hasil pengempaan yang akan diendapkan mempunyai komposisi sebagai berikut :

Minyak : ± 50% Air : ± 42%

Zat Padat : ±   8 %

Proses pengendapan (Settling) dilakukan didalam suatu tanki vertikal yang mempunyai daya tampung berkisar 70 M3.

Tanki ini disebut Static Clarifier (Clarification Tank) yang bekerja secara kontinu, artinya ninyak kasar dari Crude Oil Tank dipompakan ke tanki pengendap ini secara terus menerus dan pengeluaran dari tanki ini juga akan berlangsung secara terus-menerus yaitu berupa :

1. Minyak (Top Oil)

Minyak yang diperoleh dari hasil pengendapan ini mempunyai komposisi sebagai berikut :

Minyak                        : ± 99% Air                    : ± 0,75%

Zat Padat        : ± 0,25%

Selanjutnya minyak ini dialirkan kedalam tangki penampung minyak (Oil Tank) untuk kemudian akan diproses lebih lanjut  dengan menggunakan oil Purifier dan Vacum Dryer.

Pemisahan yang terjadi adalah didasari “Hukum Bejana Berhubungan”’ dimana akan terjadi selisih ketinggian permukaan antara media ringan (minyak) dan media berat (air dan Sludge).

Karena pemisahan yang akan dilakukan adalah secara kontinue, maka selisih ketinggian dari kedua media tadi harus diatur posisinya agar tujuan/hasil pemisahan yang diperoleh enar-benar sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Untuk mengatur selisih permukaan tersebut diatas, maka rumus sederhana yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :

->  Po g x + Ps g y = Ps g  z

g    =    Percepatan gravitasi (» 9,81 m/dt2)

Po  =    Berat jenis minyak (» 0,9 gm/cc)

Ps  =    Berat jenis sludge (» 1,0 gm/cc)

Page 67: tangki timbun

Maka persamaan menjadi :

->  Po x + Ps y = Ps  z ………………………………. (1)

Sehingga persamaan (1) menjadi :

->  0,9x + y = z ………………………………………. (2)

Menurut gambar diatas, terlihat : SH + z  = x + y  dimana :

SH =    Selisih permukaan minyak dan sludge

x    =    Tinggi lapisan minyak

y    =    Tinggi lapisan Sludge

z    =    Tinggi lapisan miniyak dan sludge

->  SH =    x  +  y  -  z………………………………..  (3)

SH =    Ketinggian Sludge Skimmer dibandingkan Oil Skimmer.

Substitusi rumus (2) ke (3)

->  SH =  x  +  y  -  (0,9x  +  y)

=  x  +  y  -  0,9x  -  y

=  x  -  0,9x

=  0,1x

Jadi :

->  x  =  10 SH

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa selisih ketinggian antara permukan minyak dengan saluran keluar sludge atau tinggi SH adalah 1/10x.

2. Lumpur (Sludge)

Sludge yang diperoleh dari hasil pengendapan ini mempunyai komposisi sebagai berikut :

Minyak :  ±  15%

air           :  ±  75%

Page 68: tangki timbun

Zat padat :  ±  10%

Sludge ini kemudian dialirkan ke tanki Sludge untuk kemudian akan diproses lebih lanjut dengan Nozzle Separator atau Decanter.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada proses pemisahan dengan cara pengendapan ini antara lain adalah sebagai berikut :

a.   Untuk mendapatkan suatu hasil pemisahan yang baik, maka tangki Clarifier ini harus diisi secara kontinu dengan volume yang teratur dan dengan temperatur crude oil berkisar 95 s/d 100ºC.

Hindari cara pengisian yang berfluktuasi karena hal ini dapat menimbulkan Turbulensi dan mengacaukan lapisan-lapisan yang sudah terbentuk didalam tanki Clarifier.

b.   Tanki Clarifier dilengkapi dengan pipa pemanas (Heating Coil) yang berfungsi untuk memanaskan Crude Oil sisa pengolahan yang lalu dan hanya perlu dioperasikan paling lama 30 menit sebelum dimulainya pengolahan.

Selam proses berlangsung, pipa pemanas (Heating Coil) yang ada didalam tanki Clarifier tidak boleh dibuka/dioperasikan disebabkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pemanasan oleh Heating Coil akan menyebabkan air yang terkandung ada didalam Heavy Phase dan berada disekitar Heating Coil menjadi mendidih.

2. Pada air yang mendidih akan timbul gelembung-gelembung udara yang bergerak keatas untuk kemudian menimbulkan arus (Turbulensi) yang akan mengacaukan proses pemisahan serta pengendapan yang sudah mulai terbentuk.

3. Setiap pagi sebelum pengolahan dimulai dan sebelum dilakukan pemanasan pendahuluan, maka sebahagian kecil dari isi tanki (± 3 m3) perlu dikeluarkan dan dimasukkan kedalam bak penampung (sludge Drain Tank).

Maksud pengeluaran ini adalah agar kotoran dan pasir yang telah mengendap pada saat tangki dalam keadaan diam (Statis) dapat dikeluarkan.

Pada Sludge Drain Tank ini pasir dan kotoran akan dipisahkan dari minyak yang masih terikut bersamanya ; untuk kemudian minyak yang telah bebas dari pasir dan kotoran tersebut dikembalikan ke Clarifier Tank atau ke Crude Oil Tank.

Filed under: Clarification Station, Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Pemurnian, Proses Pemurnian Minyak | 3 Comments »

Pemurnian (Clarification)

Posted on Agustus 3, 2012 by ivanemmoy

Page 69: tangki timbun

Tujuan Utama

Di Pabrik Minyak Sawit, Minyak kasar yang diperoleh dari pengempaan, dibersihkan dari kotoran yang terutama berasal dari daging buah berupa bahan padat dan air.

Maksud dari pada pembersihan/pemurnian Minyak kasar adalah untuk memurnikan Minyak tersebut agar diperoleh mutu sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak.

Untuk dapat memahami dengan baik tujuan dan hakekat dari pada pemurnian Minyak kasar, maka perlu dipelajari sifat-sifat “fisika-kimiawi” dari Minyak kasar tersebut.

Minyak kasar sebagai hasil pengempaan dapat diperinci sebagai berikut :

a.    Campuran Minyak dan Air

Campuran yang unsurnya (Air dan Minyak) terbagi tidak terlalu halus sehingga dengan cepat dan mudah kedua unsur itu dapat dipisah-pisahkan sesamanya.

Minyak yang sedemikian berasal dari :

Bejana pengaduk yang dipanaskan (Digester) yaitu minyak yang keluar sebelum proses pengempaan (Press).

Minyak yang keluar dari hasil pengempaan tahap awal dimana tekanan masih rendah.

Minyak dalam campuran ini disebut Minyak bebas karena boleh dikatakan tak mempunyai affinitas apapun dengan air yang mengelilinginya dan yang tercampur dengannya.

Minyak jenis ini bila dibiarkan akan segera memisah ditas lapisan air yang mengendap.

b.   Campuran homogen antara Butir Air dan Minyak

Campuran homogen antara Butir air dan minyak yang terbagi sangat halus. Dalam hal demikian kedua unsur merupakan emulsie yang sangat stabil.

Campuran semacam ini terutama berasal dari tahap terakhir pengempaan yaitu sisa-sisa zat cair dalam ampas yang ditekan dan dipaksakan mencari jalan keluar melalui celah-celah kecil dari dalam ampas pengempaan, sehingga terpecah/terurai menjadi butir-butir molekul dan minyak seakan-akan terhomogenisir didalam lingkungan air.

c.   Emulsi Air/Minyak

 Emulsi semacam ini boleh dikatakan tidak berarti didalam pemurnian minyak di Pabrik Minyak Sawit asalkan dapat dijamin viscositas yang layak (pada suhu 80ºC – 100ºC).

d.    Emulsie Minyak/Air

Page 70: tangki timbun

Jika de-integrasi minyak didalam air sedemikian jauhnya sehingga terjadi homogenisasi maka diperoleh suatu emulsi yang stabil, walaupun diketahui juga bahwa tanpa de-integrasi minyak dalam air yang intensif, akan dapat juga terbentuk emulsie yang stabil berkat adanya emulgator yang aktif.

Asam lemak, zat lendir dan serat halus  serta sisa-sisa sel merupakan emulgator ataupun stabilisator sehingga dapat terjadi emulsie yang hidup dan yang tak hidup.

Minyak kasar yang berasal dari pengempaan terdiri dari butir-butir minyak berbagai ukuran didalam lingkungan air. Air yang dimaksud bukan air murni dalam arti physis, tetapi Phase Disperse dari emulsie.

Butir-butir minyak itu menunjukkan gerak kepermukaan. Apabila medium pemisah antara butir-butir itu hilang, maka akan terjadi penggabungan butir kecil menjadi butir-butir yang lebih besar dan dengan demikian gerak kepermukaanpun menjadi dipercepat.

Gerak keatas dan penggabungan butir menjadi butir-butir besar adalah gerak kearah keseimbangan sehingga akhirnya terjadi lapisan minyak disebelah atas dan lapisan air bawahnya.

Mula-mula pemisahan kedua lapisan itu tidak jelas (kabur) ; butir-butir kecil air didalam lapisan minyak dan butir-butir kecil minyak dalam lingkungan air. Butir-butir air akan dapat mengendap masuk kedalam lingkungan air jika lapisan minyak cukup encer (BJ Air > BJ Minyak).

Butir-butir halus minyak lambat sekali bergerak keatas dan sebagian akan tetap berbentuk butir-butir yang halus sekali dan melayang didalam ligkungan air.

Emulgator-emulgator dengan muatan listriknya mencegah ataupun memperlambat penggabungan butir-butir halus minyak itu.

Butir-butir halus yang bermuatan listrik itu adalah merupakan emulsie yang hidup.

Emulsie yang tak hidup diakibatkan oleh gejala absorbsi yang timbul disebabkan adanya zat-zat organik seperti misalnya : sisa sel dan serat-serat halus yang berasal dari daging buah.

Dengan pengolahan pendahuluan (Sterilisasi) yang baik maka pengaruh zat-zat lendir dan lilin dari dalam daging buah dapat diperkecil.

Namun demikian tidak boleh diabaikan pengaruhnya sebagai emulgator dan terutama sebagai stabilisator jika zat-zat itu terdapat dalam fat pit meskipun dalam persentase yang rendah, karena mempersukar pemisahan minyak dari dalam fat pit.

Cara-cara untuk memperoleh & memisahkan minyak dari minyak kasar

Ada berbagai cara yang lazim dilakukan dalam pemurnian minyak kasar di pabrik minyak kelapa sawit yaitu :

Page 71: tangki timbun

Cara dengan pengendapan (Settling)                                                                                                                                                                           Pemisahan minyak dari minyak kasar terjadi/berlangsung karena pengendapan bagian yang berat (sludge + air) dan minyak yang terpisah berada dilapisan atas.

Cara dengan pemusingan (Centrifugal)                                                                                                                                                                        Dengan cara ini waktu pemisahan yang diperlukan menjadi lebih singkat karena bantuan tenaga centrifugal.

Cara dengan pengaruh biologis                                                                                                                                                                                              Cara ini adalah merupakan kelanjutan dari kedua cara tersebut diatas dan dilakukan pada proses pemisahan di fat pit atau Sludge Oil Recovery System.

Pada umumnya cara-cara tersebut diatas dilakukan secara tergabung ; baik gabungan dari ketiganya maupun dua dari ketiga cara.

 

Artikel Terkait :

 

Filed under: Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Pemurnian, Tujuan Pemurnian | Leave a comment »

Pengempaan (Pressing)

Posted on Agustus 3, 2012 by ivanemmoy

Tujuan Utama

Tujuan utama dari proses pengempaan (Pressing) adalah mengeluarkan Minyak dari bubur buah yang telah diaduk. Secara umum pengambilan minyak nabati dari sumbunya disebut “ekstraksi minyak atau lemak.”

Pekerjaan ekstraksi minyak dapat dilakukan dengan cara :

1. Ekstraksi Minyak (lemak) secara mekanis.2. Ekstraksi Minyak (lemak) secara Fisis.

3. Ekstraksi Minyak (lemak) secara Mekanis dan fisis.

4. Ekstraksi Minyak (lemak) secara Biologis.

Page 72: tangki timbun

Pada umumnya ekstraksi Minyak Kelapa Sawit dilakukan secara Mekanis yaitu dengan pengepressan atau pengempaan.

Dengan pengepressan atau pengempaan minyak yang ada pada bubur Buah Kelapa Sawit akan dibebaskan dari bubur buah dan terpisah dari serat dan biji Sawit.

Jenis alat kempa yang dikenal, yaitu :

1. Kempa Hydraulik (Hydraulic Press)2. Kempa Ulir (Screw Press).

Kempa Ulir (Screw Press) dalam penggunaannya lebih menguntungkan dibandingkan dengan kempa Hydraulik (Hydraulic Press).

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh antara lain :

1. Bekerja secara kontinyu.2. Kapasitas Olahnya tinggi.

3. Efisiensi pengempaan lebih tinggi (kehilangan Minyak kecil).

4. Pemakaian tenaga (Operator) yang sedikit.

“Kelemahan Screw Press terutama adalah karena tingginya persentase biji yang pecah & kadang-kadang sulit untuk dimonitor secara visual”.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pengempaan (Pressing) :

1. Suhu air panas harus mencapai 90ºC.2.  Tekanan Press harus diatur sedemiian rupa agar kerugian minyak didalam ampas cukup

rendah sedangkan sebaliknya biji-biji yang pecah atau hancur harus juga rendah.

3.  Setiap Press harus distop dari pemakaian untuk direkondisi (Rebuilt) Screwnya setelah berjalan ± 500 jam.

Screw yang sudah aus melebihi 5 s/d 6 mm akan menyebabkan tingginya percentage biji pecah dan disamping itu akan juga mempercepat kerusakan Saringan Press (Press Cage).

Artikel Terkait :

Pemurnian   (Clarification)

Process Flow Diagram Of Palm Oil   Mill

 

Page 73: tangki timbun

Filed under: Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Pengempaan, Screw Press | 2 Comments »

Hal-hal yang Perlu Diketahui Selama Proses   Pengadukan

Posted on Agustus 2, 2012 by ivanemmoy

Untuk pengertian praktis dibutuhkan pengetahuan mengenai hal-hal yang terjadi selama pengadukan yaitu :

Perusakan dari sel minyak Pengeluaran minyak dari dalam ketel pengaduk

Pendidihan isi dari Ketel Pengaduk

Pengisian Ketel Pengaduk & pengaruhnya terhadap effek pengadukan

1. Perusakan sel-sel minyak

Karena gesekan yang timbul pada waktu pengadukan maka dinding sel (daging buah) yang mengandung minyak akan terkoyak/terusak sehingga minyak (bintik-bintik minyak) akan keluar dengan sendirinya atau sekurang-kurangnya dapat dengan mudah sekali dikeluarkan dari dalam sel pada proses pengempaan (Press).

Jika diambil ampas pengempaan dan diteliti sel-sel minyaknya dibawah Mikroskop, maka akan dapat dilihat bahwa sel minyak itu sebahagian besar hilang dan hanya pada beberapa bahagian saja masih kelihatan sedikit sisa minyak berbentuk bintik-bintik.

Apabila selama proses pengadukan minyak yang telah membebaskan diri dari selnya tersebut tidak segera dialirkan keluar dari dalam Ketel Pengaduk, maka masa yang sedang diaduk menjadi licin serta akan berakibat menurunnya effek pengadukan dan dengan demikian tidak dapat memenuhi apa yang diinginkan.

2. Pengeluaran minyak dari dalam pengaduk

Kecuali menurunkan effek pengadukan, seperti dijelaskan diatas maka minyak “bebas” yang tidak dikeluarkan dari dalam Ketel Pengaduk (Digester) akan membentuk emulsi dengan unsur lain yang terkandung dalam minyak kasar itu.

Minyak kasar ini terbentuk dari unsur-unsur :

1. Non-fat (bahan bukan lemak) : terdiri dari serat-serat, sisa-sisa sel & bahan lain yang dapat larut.

2. Cairan bukan minyak.

3. Emulsi cairan bukan minyak dengan minyak.

Page 74: tangki timbun

4. Emulsi minyak dengan cairan bukan minyak.

5. Minyak.

Terutama emulsi tersebut (3) dan (4) adalah cairan yang tinggi sekali Viskositasnya yang dihasilkan oleh pengempaan pada tekanan tinggi.

Untuk menurunkan Viskositas dapt ditempuh beberapa cara, antara lain :

Menambah air panas kedalam Ketel Pengaduk tetapi hasilnya tidak memuaskan, malahan merugikan karena : effek pengadukan akan sangat menurun. Daging akan “tercuci” sehingga sel-sel tidak terpecah dan kandungan minyak didalamnya akan ikut terbawa bersama lumpur dan meningkatkan kerugian minyak didalam lumpur (Sludge).

Penambahan air panas pada minyak kasar hanya dilakukan pada proses pengempaan (Press).

Pengenceran Minyak kasar tersebut diperlukan terutama pada proses penyaringan dan pemisahan awal antara minyak dengan lumpur (Sludge) pada System Continous Settling Tank (Clarifier) di Station Clarification (Station Pemurnian Minyak).

Untuk memperoleh pengenceran yang dikehendaki diperlukan penambahan air panas yang tidak sedikit yaitu berkisar anatara 15% s/d 20% per ton TBS. Hal ini menyebabkan timbulnya pekerjaan extra pada Station Pemurnian Minyak.

3. Pemanasan Isi Ketel Pengaduk

Meskipun Minyak “bebas” didalm pengadukan telah dialirkan keluar dari dalam Ketel Pengaduk tetapi tetap masih akan terdapat sisa-sisa cairan yang karena pendidihan membentuk gelembung yang timbul bergerak kearah atas sambil membawa sisa cairan yang mengendap dibagian bawah dari Ketel Pengaduk, sehingga msa yang sudah menjadi lebih kesat akan encer kembali dan merugikan effek pengadukan.

Kecuali hal yang tersebut diatas itu maka gelembung pendidihan yang selaput tipisnya mengandung minyak, jika kemudian pecah, akan menyebabkan minyak yang semula sudah berhimpun akan terpencar kembali dalam bintik minyak yang sangat halus (terjadi emulsi).

Ketentuan dibawah ini adalah mutlak dan harus menjadi perhatian yaitu :

Jika Ketel Pengaduk terisi penuh maka tekanan yang ditimbulkan oleh beban berat isian itu sendiri mempertinggi gaya gesekan yang diperlukan untuk memperoleh hasil pengadukan yang optimal.

Jangka waktu pengadukan yang harus dialami oleh isi Ketel Pengaduk sebelum di Press juga merupakan faktor yang cukup penting untuk dapat memenuhi syarat-syarat pengadukan yang baik.

Page 75: tangki timbun

Semakin banyak isian suatu Ketel Pengaduk maka semakin lama buah akan teraduk sebelum dikempa, jadi gabungan dari kedua faktor : isian Ketel Pengaduk dan jangka waktu pengadukan harus diusahakan sedapat mungkin untuk dipenuhi secara simultan.

Filed under: Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Digester, Hal Yang Harus Diketahui Selama Proses Pengadukan, Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Pengadukan | Leave a comment »

PENEBAH (THRESHING)

Posted on Juli 25, 2012 by ivanemmoy

1. Pendahuluan

Sebagaimana telah diterangkan didalam bab proses perebusan, maka perebusan yang dilaksanakan menurut syarat-syarat optimal harus menghasilkan, antara lain :

Buah harus melepas atau sekurang-kurangnya mudah melepas dari tandannya. Daging bush telah menjadi cukup lunak/lembek.

Pemipilan adalah proses yang segera menyusul setelah proses perebusan dan bertujuan melepaskan/mengeluarkan/memisahkan semua buah dari tandannya. Dalam proses pemipilan, walaupun telah dilakukan seefisien mungkin tetapi beberapa kerugian kadang-kadang masih juga dialami antara lain :

a. Didalam tandan yang dipipil kadang-kadang masih terdapat beberapa butir buah yang tidak dapat keluar, meskipun sudah terlepas dari tandannya.

b. Benturan-benturan yang terjadi terhadap tandan didalam alat Pemipil mengharuskan agar semua buah terlepas dan keluar dari tandannya, tetapi hal ini ternyata juga mengakibatkan kerusakan terhadap daging yang telah menjadi lembek karena perebusan.

Dengan menggunakan alat Pemipil yang tepat disertai cara penggunaannya yang baik, maka harus diusahakan agar tujuan pemipilan dapat terpenuhi semaksimal mungkin, yang berarti pemipilan dengan tingkat kerugian yang serendah mungkin dapat dicapai.

2.    Kerugian didalam proses pemipilan

Kerugian yang dimaksud dapat terjadi disebabkan :

Langsung oleh pemipilan Tidak langsung oleh Pemipil (diluar pemipilan).

Hal ini dapat dibedakan sebagai berikut :

A. Kerugian minyak terserap oleh tandan kosong.

Page 76: tangki timbun

B. Kerugian Minyak didalam buah yang tidak terlepas/terpisah atau buah yang masih tertinggal didalam tandan.

Factor yang berpengaruh terhadap taraf kerugian ini adalah terutama :

Kriteria panen dan mutu buah yang diterima. Metode/cara perebusan yang dilakukan

Model/jenis alat pemipil yang dipergunakan

Kerugian Kategori A

-     Didalam Bab Proses Perebusan telah diterangkan bahwa semakin tinggi taraf kematangan buah dan semakin lama waktu perebusan maka akan semakin besar kemungkinan bahwa minyak akan meleleh keluar dari daging buah selama perebusan karena daging telah menjadi terlalu lunak atau karena daging buah memang telah tidak utuh lagi sebelum perebusan ; umpamanya pada buah busuk atau pada tandan buah yang mengalami bantingan-bantingan berat yang menyebabkan buah dipermukaan tandan hancur/lumat dll.

Mudah dimengerti bahwa akibat dari gejala tersebut diatas maka Minyak meleleh terutama dari buah-buah yang hancur/lumat tadi dan terbawa keluar bersama air Kondensate Rebusan pada saat dilakukan pengurasan (Blow Down).

Sebagian dari Minyak ini akan terbuang bersama Kondensat, tetapi masih dapat diperoleh kembali sebagai minyak yang bermutu rendah pada proses pengutipan di Fat Pit, sedangkan sebahagian lagi akan terserap pada tandan dan ikut terbuang bersama tandan-tandan kosong pada proses pemipilan.

Kerugian tersebut diatas pada hakekatnya terjadi diluar pemipilan sehingga kurang tepat jika dipergunakan untuk menilai pekerjaan pemipilan tetapi sangat berpengaruh, sehingga harus mendapat perhatian cukup dalam penilaian kerugian minyak yang terserap oleh tandan kosong.

-     Kerusakan daging buah yang disebabkan oleh benturan-benturan selama pemipilan seperti diterangkan terdahulu, dapat berakibat penyerapan Minyak oleh tandan.

Kemungkinan ini tidak dapat dihindarkan akibatnya tetapi masih mugkin dikurangi yaitu dengan melakukan pengisian alat Pemipil (Stripper) secara teratur dan tidak berlebihan (Over Capacity) agar benturan antara tandan dengan buah-buah lepas yang rusak dagingnya tersebut menjadi lebih singkat waktunya.

Kerugian Kategori B

-     Pemuatan yang berlebihan pada alat Pemipil akan mengakibatkan menigkatnya kergian karena menurunnya effect bantingan/benturan terhadap tandan.

Bantingan yang cukup harus berakibat buah melepas dan keluar dari tandannya untuk kemudian keluar melalui kisi-kisi dari alat Pemipil.

Page 77: tangki timbun

-     Pemipilan yang kurang sempurna juga menyebabkan peningkatan kerugian karena buah tidak cukup terlepas dari tandannya sebagai akibat dari proses kimiawi physica yang tidak/kurang sempurna didalam perebusan.

Gejala ini akan lebih banyak dijumpai pada tandan yang berada pada taraf kematangan rendah (buah mentah,dll) dari pada buah yang cukup matang.

Untuk menghindari kerugian yang berkebihan maka tandan yang tidak cukup terpipil dimaksud diatas harus direbus kembal.

Pengulangan perebusan dan pemipilan berari penurunan Output dari instalasi (penurunan effisiensi dalam pekerjaan) juga memperbesar kerugian tersebut dalam kategori A.

Dengan perebusan yang cukup dan pemipilan yang baikpun kadang-kadang masih dijumpai tandan dengan gejala tersebut dalam (b) yaitu bahwa buah tidak dapat terlepas dari tandannya dan biasanya buah jenis ini disebut buah “abnormal”.

Perebusan dan pemipilan kembali buah abnormal tidak akan memberikan hasil, malahan sebaliknya memperbesar kerugian tersebut dalam kategori A dan menurunkan Output Instalasi (Penurunan efisiensi dalam pekerjaan).

Buah abnormal ini walaupun telah mengalami perebusan ulangan, ternyata masih saja sulit untuk melepas buah dari tandannya.

Kelainan dari buah tersebut adalah “penyakit” dan tidak dapat diatasi didalam Pabrik.

3.    Penelitian terhadap Proses Perebusan dan Proses Pemipilan

Untuk dapat mengetahui apakah proses perebusan dan pemipilan telah terlaksana dengan baik, maka tandan-tandan kosong yang keluar dari alat pemipil harus diteliti dan dianalisa.

Seorang petugas mengmati tandan kosong yang keluar dari alat Pemipil. Tandan yang kelihatan tidak cukup terpipil, dikeluarkan dari Conveyor tandan kosong dan dikumpulkan untuk kemudian direbus kembali (perebusan ulang).

Dengan mengambil ciontoh tandan kosong yang keluar dari Pemipilan maka dapat diteliti hal-hal sebagai berikut :

Banyaknya tandan kosong yang harus direbus ulang dalam satu hari. Hal ini dipakai dalam menghitung berkurangnya kapasitas PKS karena pekerjaan uklangan dan bila perlu mengadakan penyesuaian dan perobahan terhadap lamanya proses perebusan.

Jumlah buah yang masih terdapat didalam tandan kosong dianalisa secara teratur untuk dihitung besarnya kerugian yang timbul karena hal ini berhubungan dengan efisiensi/rendement PKS.

Page 78: tangki timbun

Pada selang waktu tertentu tandan kosong harus diambil untuk dianalisa Minyak yang terikut (terserap) didalam janjang kosong tersebut karena hal ini juga merupakan kerugian yang berhubungan dengan rendement Minyak yang dihasilkan.

Dari beberapa data tersebut maka akan diperoleh angka kerugian :

1. Minyak didalam buah tertinggal2. Minyak didalam janjang kosong

Angka ini bersama dengan angka kerugian dibagian pengolahan yang lain akan memberikan gambaran mengenai rendement dari pengolahan dalam keseluruhan dan sangat penting untuk mengadakan perbaikan didalam pengolahan baik mengenai cara bekerja maupun mengenai peralatan pengolahan.

4.    Alat-alat Pemipil (Thresher)

Hingga kini hanya ada 2 type alat Pemipil yang lazim digunakan didalam Pabrik Minyak Kelapa Sawit, karena kedua type ini sajalah yang memberikan hasil pemipilan yang memuaskan (rational).

Kedua alat Pemipil itu ialah :

Pemipil dengan lengan pemukul (Beater Arm type) Trommol Pemipil (Rotary Drum Type)

1. Pemipil dengan lengan pemukul (Beater Arm Type)

-     Alat type ini lazimnya digunakan pada Pabrik dengan kapasitas pengolahan yang terbatas = 4 – 5 ton TBS per jam.

-     Pemipilan dengan type ini pada dasarnya karena pemukulan tandan oleh lengan-lengan yang diikat pada sumbu (bersama) yang terpasang dibawah palung pemipilan sedemikian rupa sehingga ujung-ujung lengan itu yang menyelip diantara celah-celah palung pemipilan membentuk bangun spiral yang melingkari sumbu.

2. Trommol Pemipil (Rotary Drum Type)

-     Daya pemipilan dari type ini dapat mencapai 25 s/d 35 ton TBS/Jam. Trommol Pemipil berbentuk silinder yang dibangun dari batang-batang besi memanjang sepanjang Trommol yang terpasang endatar dan berpusing pada sumbu mendatar atau pada empat buah titik tumpu (Shaft Less).

-     Batang-batang besi yang berbentuk huruf “T” terpasang berantara sehingga buah dapat lolos diantara celah-celah keluar dari dalam Trommol selama pemipilan.

Page 79: tangki timbun

-     Garis tengah dari lingkaran silinder berkisar antara ± 2 meter dengan panjang Trommol berkisar 4 s/d 5 meter. Jika ruangan didalam Pabrik mengizinkan dianjurkan untuk memilih Trommol berukuran panjang.

-     Dasar dari pada pemipilan dengan Trommol Pemipil ini adalah sentakan yang ditimbulkan oleh bantingan yang dialami oleh tandan yang sedang dipipil.

Kedalam Trommol Pemipil yang sedang berpusing akan “melekat” pada dinding Trommol dan ikut berpusing/terangkat karena pengaruh gaya sentrifugal. Tandan ini kemudian terlepas dan jatuh membentur dinding Trommol karena pengaruh gaya gravitasi.

Demikian berulang kali selama pemipilan tandan terangkat dan jatuh.

Sentakan pada jatuhan itu menyebabkan buah rontok lepas/keluar dari tandannya untuk kemudian melalui celah diantara batang besi keluar dari Trommol pemipilan dan masuk kedalam Conveyor pengantar menuju Elevator.

-     Untuk memudahkan/memperlancar tandan bergerak keluar dari Trommol Pemipil dengan effect pemipilan yang optimal, dipasan Plate pada dinding sebelah dalam dari Trommol sedemikian rupa sehingga membentuk alur spiral.

Pemasangan plate dengan tepat penting artinya terutama jika tidak dapat dijamin sepenuhnya bahwa Trommol Pemipil dimuati secara teratur, untuk menghindarkan pencampuran tandan yang masih penuh dengan tandan yang sudah habis/hampir habis terpipil yang akan menjadi penyebab meningkatnya kerugian Minyak terserap dalam tandan kosong.

-     Kecepatan berpusing dari Trommol Pemipil harus ditentukan secara tepat untuk mencapai effect pemipilan yang optimal.

Tandan yang sedang dipipil tidak bileh hanya berguling saja pada bagian bawah dari dinding tetapi juga tidak boleh tetap ikut melekat pada dinding silinder yang berpusing.

Kecepatan berpusing harus sedemikian rupa sehingga praktis semua tandan yang sedang dipipil berulang kali terangkat setinggi mungkin pada dinding silinder, untuk kemudian jatuh: sebab dengan demikian baru akan diperoleh pemipilan yang dikehendaki.

Filed under: Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Penebah, Threshing Station | Leave a comment »

Perawatan Rebusan

Posted on Juli 23, 2012 by ivanemmoy

Dalam Perawatan, semua peralatan memerlukan perhatian.

Page 80: tangki timbun

Setiap Rebusan harus dibersihkan bahagian dalamnya minimal setiap 2 minggu untuk dilakukan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan yang diperlukan.

Selain hal tersebut diatas, maka Perawatan routine yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut :

-     Periksa kebocoran Pipa-pipa uap dan Pipa Kondensat secara rutin. Jika ada kebocoran agar segera dilas/ganti, sebab jika hal ini dibiarkan akan mengganggu proses Perebusan Buah (pemborosan uap) dan akan mengotori sekitar Stasiun Rebusan.

Setiap kebocoran agar segera dilas pada keesokan harinya pada saat Rebusan Dingin. Kawat las yang digunakan adalah : Philips PH 36 S atau Equivalent.

Untuk mengetahui apakah perbaikan sudah baik dan tidak ada lagi bahagian lain yang masih bocor, maka perlu diadakan pemadatan dengan air dingin bertekanan Max. 2 Kg/Cm2. Apabila masih terdapat kebocoran segera lakukan pengelasan ulang.

-     Safety Valve (katup pengaman) yang terdapat pada Rebusan agar diperiksa setiap bulan apakah bekerjanya masih akurat.

Bila diperlukan (kalau ada kebocoran) maka katup dan tempat kedudukannya harus dibersihkan dan di-Skur, untuk kemudian dilakukan penyetelan ulang terhadap kepegasan dari per (spring) yang menekan katup tersebut.

Penyetelan-penyetelan semacam ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, melainkan oleh seorang tukang yang cukup berpengalaman dan dibawah pengawasan salah seorang “Staff”.

Selanjutnya pada safety Valve dipasang Segel atau Seal kembali dan siapapun dilarang membuka Segel atau Seal tersebut tanpa izin dari Mill Manager.

 

Filed under: Dasar Proses Pabrik, Tutorial | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Kelapa Sawit, Perawatan Rebusan, Perebusan | Leave a comment »

Pemeriksaan Sebelum Rebusan   Dioperasikan

Posted on Juli 23, 2012 by ivanemmoy

Rebusan adalah merupakan suatu bejana uap bertekanan yang bekerja dengan tingkat resiko yang tinggi.

Oleh karena itu maka rebusan dan unit pendukungnya harus diperiksa sebelum dioperasikan.

Hal-hal yang perlu diperiksa antara lain :

Page 81: tangki timbun

-          Packing Pintu

Kerusakan pada Packing Pintu biasanga timbul pada bahagian bawah, hal ini disebabkan adanya genangan Air Kondensat.

Untuk itu kebocoran Packing Pintu terutama pada bahagian bawah harus benar-benar diperiksa. Jika hal ini terjadi segera lakukan penggantian.

-          Manometer (Alat Pengukur Tekanan)

Manometer yang terdapat pada bahagian atas pintu muka/belakang harus diperiksa apakah masih berfungsi atau tidak, sebab Manometer ini adalah sebagai alat Indikator bagi Operator untuk menentukan apakah tekanan dalam Rebusan masih ada atau tidak.

Seluruh Valve, seperti Valve pemasukan/pengeluaran, Valve Kondensat harus diperiksa apakah berfungsi atau tidak. Untuk yang menggunakan Valve Automatic pemeriksaan dilakukan dengan mengoperasikan Compressor, sedangkan untuk yang menggunakan sistem manual pemeriksaan dilakukan dengan cara memutar Valve dengan tangan.

-          Plate Penyaring Kondensat

Penyaring Kondensat yang terdapat pada lantai dalam Rebusan harus diperiksa apakah ada Brondolan yang sangkut, sebab jika hal ini diabaikan dapat menghambat pengeluaran Air Kondensat pada saat pengoperasian.

Genangan Air Kondensat ini akan mempercepat rusaknya Packing Pintu.

-          Katup Pengaman

Periksa Mekanisme dari katup pengaman (Safety Valve) apakah sudah berfungsi baik.

-          Cantilever (Jembatan untuk keluar/masuk lorry rebusan)

Periksa apakah cantilever dalam keadaan baik dan tidak “Baling” (Twisted). Hal ini harus benar-benar diperhatikan agar lorry yang masuk/keluar dari Rebusan tidak terganggu (jatuh).

-          Condensat Pit Pump (Pompa air kondensat)

Periksa apakah pompa dapat beroperasi dengan baik dan normal.

Catatan :

Kepada para operator Rebusan perlu dijelaskan dan ditekankan bahwa :

Page 82: tangki timbun

“DILARANG KERAS” membuka pintu Rebusan sebelum tekanan pada Manometer menunjukkan angka Nol Kg/Cm2, karena hal ini dapat berakibat fatal dan mencelakakan Operator itu sendiri disamping merusak Packing dan pintu Rebusan.

Filed under: Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Kelapa Sawit, Pemeriksaan Sebelum Perebusan Dioperasikan, Perebusan | Leave a comment »

Cara Perebusan

Posted on Juli 20, 2012 by ivanemmoy

Dalam menetapkan waktu untuk satu siklus perebusan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

-          Tekanan uap Rebusan (maksimum setiap puncak).

-          Menguras atau mengeluarkan udara dari dalam Rebusan.

-          Waktu merebus (memperoleh suhu yang baik dalam tandan).

-          Kebutuhan Uap.

-          Kapasitas Rebusan.

1. Tekanan Uap Rebusan

Dalam pengalamam bahwa untuk merebus dengan tekanan uap 3 bars (3,060 kg/cm2) selama 25 menit akan memberikan hasil perebusan yang sama jika tandan buah direbus dengan tekanan uap 1,5 bars selama 55 menit.

Tujuan dari pada pemakaian tekanan uap tinggi ialah untuk menghemat waktu, meskipun diketahui ada batasnya.

Tekanan uap tinggi dengan sendirinya memberikan suhu yang tinggi dan suhu yang tinggi dapat merusak kwalitas dari Minyak Sawit dan Inti Sawit. Pada Minyak Sawit harus diperhatikan tingkat pemucatannya, sedang untuk Inti Sawit harus dihasilkan warna Inti dalam yang putih.

Setelah diadakan beberapa kali percobaan perebusan buah, maka hasil perebusan dengan tekanan uap 2,8 kg/cm2 dengan total waktu 80 s/d 90 menit dinilai cukup memuaskan.

2. Menguras

Sebelum dapat mengeluarkan udara dari sela-sela tandan buah, perlu sekali untuk terlebih dahulu menguras udara yang berada disekitar tandan dan yang mengisi ruang kosong Ketel Rebusan.

Page 83: tangki timbun

Pengurasan udara pertama adalah saat bermulanya perebusan tandan buah. Uap dimasukkan melalui kran pemasukan (Inlet Valve) sementara kran pengeluaran tetap terbuka. Uap yang masuk telah memungkinkan mendorong udara keluar dan tekanan dalam Ketel Rebusan dibuat serendah mungkin kira-kira hanya sekitar 0,1 – 0,2 kg/cm2.

Untuk memberikan hasil kerja yang lebih memuaskan, pipa pemasukan uap dibagian atas Ketel Rebusan, dilengkapi dengan pelat pembagi uap (Steam Distribution Plate) dan pipa pengeluaran (Blow Down Pipe) dilengkapi dengan Plate berlobang (saringan) untuk penahan buah dan kotoran agar tidak mengganggu bekerjanya kran-kran pembuangan.

3. Waktu Merebus

Untuk menguras udara keluar dari sela-sela tandan buah dipergunakan dua puncak pengurasan yang dengan cepat dapat menurunkan tekanan didalam Bejana dari 2,3 – 2,5 kg/cm2 menjadi nol kg/cm2.

Setelah tahap kedua pengurasan selesai, uap dimasukkan lagi untuk puncak ketiga sampai tekanan dalam Rebusan mencapai 2,8 kg/cm2. Selanjutnya buah yang berada didalam Rebusan dibiarkan berada dibawah pengaruh tekanan uap selama beberapa waktu sesuai kebutuhan.

Lamanya buah dibawah tekanan uap ini berkisar antara 35 s/d 43 menit tergantung dari kwalitas dan kondisi buah.

Untuk jelasnya dibawah ini digambarkan Kurva Tekanan Uap pada Bejana Rebusan tersebut sebagai berikut :

kurva perebusan

Tata cara yang harus dilakukan untuk memperoleh perebusan normal yang dilakukan secara manual adalah sebagai berikut :

- 13 menit pemasukan uap pertama dari 0 – 2,3 kg/cm2 sudah    termasuk menguras udara 2 menit.

- 2      menit pembuangan uap pertama sampai nol.

- 12   menit pemasukan uap kedua kali sampai 2,5 kg/cm2.

Page 84: tangki timbun

- 2      menit pembuangan uap kedua kali sampai nol.

- 13   enit pemasukan uap ketiga kali sampai tekanan 2,8 kg/cm2.

- 43   menit uap ditahan setelah mencapai tekanan 2,8 kg/cm2.

- 5         menit pembuangan akhir uap/air yang masih tinggal sampai tekanan menjadi nol kg/cm2.

4. Kebutuhan Uap

Kebutuhan pemakaian uap selama perebusan dan pengolahan dapat dinyatakan sebagai berikut : rata-rata kebutuhan uap untuk pengolahan dan perebusan ialah 450 kg per ton TBS, yang dapat diperinci 270 kg uap untuk perebusan dan 180 kg uap untuk proses pengolahan lainnya.

Kebutuhan uap untuk mencapai puncak setiap cyclus perebusan membutuhkan uap yang berlainan sekali, meskipun rata-rata untuk perebusan 270 kg uap per ton TBS. Dari hasil percobaan ternyata bahwa untuk mencapai puncak dibutuhkan ± 800 kg uap per ton TBS.

Penggunaan uap yang besar ini, relatif singkat berkisar 3-4 menit, tetapi pada saat tertentu bisa juga mencapai 6-10 menit tergantung dari tekanan uap yang tersedia.

5. Kapasitas Rebusan

Perebusan adalah langkah awal suatu proses pengolahan Kelapa Sawit, dan untuk itu perlu dihitung secara pasti berapa unit Bejana Rebusan yang dibutuhkan untuk suatu Pabrik sesuai kapasitas yang diinginkan.

Sebagai contoh akan dihitung kebutuhan Rebusan untuk suatu Pabrik dengan kapasitas 45 ton FFB/jam, sebagai berikut :

Ditentukan bahwan Rebusan yang akan digunakan adalah dengan diameter 2100 mm x 30.000 mm panjang dengan isi lori 10 buah @ 2.750 kg/lori, atau 27,5 ton sekali isi.

Apabila :

Cyclus perebusan adalah 100 menit (termasuk buka dan tutup pintu Rebusan) maka kebutuhan unit Rebusan untuk PKS kapasitas 45 ton FFB/jam adalah :

Kebutuhan Rebusan =  (Kap. PKS x Cyclus perebusan dalam menit)/(Isi Rebusan x 60 menit)

Atau (45  x 100)/(27.5 x 60) = 2,73 unit rebusan

Dibulatkan menjadi 3 unit rebusan

Page 85: tangki timbun

Filed under: Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Cara Perebusan, Dasar Dasar Proses, Pabrik Kelapa Sawit, Perebusan | Leave a comment »

PEREBUSAN (STERILISASI)

Posted on Juli 19, 2012 by ivanemmoy

1.    Pendahuluan

Tahap pertama setelah melalui Loading Ramp, yang harus dijalani oleh Buah Kelapa Sawit dalam rangka pengolahan untuk memperoleh Minyak dan Inti Sawit adalah proses perebusan atau lazim disebut proses sterilisasi.

Didalam proses perebusan Buah Kelapa Sawit dibiarkan selama 80 sampai 90 menit berada dibawah pengaruh panas dari uap air (Steam) dengan tekanan sampai 2.8 kg/cm2.

Setiap Pabrik Kelapa Sawit tentunya menginginkan hasil minyak dengan tingkat keasaman yang rendah, Minyak dengan kwalitas baik, juga menginginkan Minyak yang mudah dipucatkan (Bleaching).

Buah yang terlalu matang (Over Ripe) dari kebun, pengurasan udara yang kurang baik dari Ketel Rebusan, waktu perebusan terlalu lama dan suhu perebusan terlalu tinggi mengakibatkan Minyak yang diperoleh akan lebih sulit dipucatkan.

2.    Maksud Sterilisasi

Maksud dari Sterilisasi antara lain adalah sebagai berikut :

a.   Menghentikan Perkembangan ALB (FFA)

Pada awalnya perebusan dimaksudkan adalah untuk menghentikan kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) atau Free Fatty Acid yang berasal dari buah, dengan cara menghentikan kegiatan enzym penyebab Hidrolisa Minyak.

Telah dibuktikan bahwa untuk menghentikan enzym sudah cukup dengan merebus sampai suhu 50°C selamma beberapa menit saja.

Ditinjau dari sudut lain perebusan mempunyai sangkut paut dengan langkah pengolahan selanjutnya jika diinginkan hasil yang lebih baik. Maksud perebusan tidak dapat ditinjau dari segi menghentikan kegiatan enzym saja, sehingga perebusan yang baik harus dilakukan dengan suhu tinggi dan lebih dari beberapa menit.

b. Memudahkan Pemipilan (Stripping/Threshing)

Untuk melepaskan brondolan (Spikelets Fruits) dari tandan secara manual sebenarnya sudah cukup merebus dalam air mendidih.

Page 86: tangki timbun

Akan tetapi untuk melepaskan buah dari tandan dengan Stripper, perebusan cara diatas tidak memadai dan disini diperlukan uap jenuh bertekanan rendah agar diperoleh suhu yang semestinya dibagian dalam tandan buah.

Kenaikan suhu di dalam tandan buah dapat dihambat oleh adanya udara sekeliling tandan, jadi udara ini harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum dimulai perebusan yang sebenarnya.

Untuk ini uap masuk dikeluarkan lagi sampai dua kali sebelum dimulai perebusan.

Selama pengeluaran uap dua kali ini, sekeliling tandan sudah bebas udara dan pada pemasukan uap yang terakhir diharapkan suhu dalam tandan dapat bertambah.

Cara kerja perebusan yang telah disempurnakan, disebut perebusan tiga puncak (Triple Peak Sterilization), dimana dua puncak pertama uap masuk dan keluar dipergunakan untuk membebaskan udara sekeliling tandan dan puncak terakhir khusus untuk merebus dan menaikkan suhu tandan.

c. Penyempurnaan dalam Pengolahan

Selama perebusan tiga puncak kadar air dalam buah menjadi berkurang atau dengan kata lain kadar air itu sebagian telah diuapkan dari dalam buah. Dengan berkurangnya air, susunan daging buah (Pericarp) menjadi berobah satu sama lain sehingga pengambilan Minyak dari serat selama proses pengempaan dan memisahkan dari zat bukan lemak (Non Oil Solid) pada proses pemurnian akan lebih mudah dikerjakan.

Pada waktu bersamaan sel-sel Minyak akan pecah dan berada dalam keadaan bebas saat pengeluaran uap perebusan (puncak ketiga).

Senyawa Protein dalam hal ini merupakan cairan Emulsi yang berbeda sehingga lapisan Minyak lebih mudah dipisahkan sewaktu proses pemurnian.

Untuk keseluruhannya dengan perebusan tiga puncak, akibat dari penguapan sebagian air dalam daging buah, maka kemungkinan kehilangan Minyak didalam serat maupun dalam lumpur buangan pada proses pemurnian akan menjadi lebih kecil.

d. Penyempurnaan dalam Pengolahan Inti Sawit

Yang utama dihadapi pada proses pengolahan Inti Sawit adalah sifat lekat dari Inti Sawit terhadap cangkang, dimana Inti terikat kuat pada cangkangnya. Dengan proses perebusan maka kadar air dalam biji sebagian dikurangi sehingga daya lekat Inti Sawit terhadap cangkangnya menjadi berkurang.

Pada proses perebusan tiga puncak pengurangan kadar air dalam biji juga relatif lebih besar hingga proses pengolahan biji tidak akan mengalami kesulitan lagi.

Artikel Terkait :

Page 87: tangki timbun

Cara   Perebusan

Pemeriksaan Sebelum Rebusan   Dioperasikan

Perawatan   Rebusan

 

Filed under: Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Kelapa Sawit, Perebusan, Sterilisasi | Leave a comment »

Pengoperasian Loading Ramp

Posted on Juli 18, 2012 by ivanemmoy

Periksa terlebih dahulu seluruh bahagian unit Loading Ramp sebelum Ramp diisi dengan TBS.

Hal yang perlu diperiksa antara lain sebagai berikut :

-          Periksa apakah lantai Loading Ramp tidak ada yang rusak/renggang yang memungkinkan brondolan dapat jatuh kebawah Loading Ramp.

-          Periksa Level olie Hydrolic pada unit Hydrolic Pump.

-          Periksa apakah pintu-pintu Ramp dapat dibuka dan ditutup seperti biasanya, dll.

Pengisian Loading Ramp harus secara berurutan dan dimulai dari kompartemen pertama hingga kompartemen terakhir.

Demikian juga halnya dengan pengisian buah dari Loading Ramp kedalam Lorry Rebusan; yaitu buah yang lebih awal masuk ke Loading Ramp harus lebih dahulu diisikan kedalam Lorry (First in – First out).

Hal ini adalah untuk menghindari kemungkinan naiknya FFA yang disebabkan lamanya buah tertahan diatas Loading Ramp.

Setiap penuangan buah dari Truck ke Loading Ramp agar selalu diperhatikan apakah ada benda asing yang terikut masuk antara lain : potongan besi, batu, pelepah sawit, goni-goni plastik ex pupuk, dll.

Benda-benda asing tersebut agar secepatnya disingkirkan untuk tidak sampai terikut ke instalasi lainnya di pabrik, karena hal ini sangat berbahaya dan dapat merusak instalasi tersebut.

Pengisian buah kedalam Lorry agar diatur secara merata dan semaksimal mungkin.

Page 88: tangki timbun

Isi lorry yang tidak merata (berat sebelah) akan menyulitkan Hoist Crane pada saat mengangkat (miring) dan tidak jarang lorry ini terlepas kemudian jatuh dan membahayakan pekerja lain.

Isi lorry yang kurang penuh akan menurunkan effisiensi pemakaian uap (boros), dan disamping itu akan menjadi penyebab turunnya kapasitas rebusan.

Setiap ada kesempatan agar Loading Ramp dibersihkan dari sampah-sampah yang melekat pada lantai Ramp (kisi-kisi). Sampah yang dibiarkan melekat pada kisi lantai Ramp akan menghalangi pemisahan pasir dan kotoran dari tandan buah/brondolan.

Semua jatuhan (pasir dan kotoran) yang ada pada bahagian bawah Ramp harus dibersihkn minimal seminggu sekali.

Filed under: Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Kelapa Sawit, Penerimaan Buah, Pengoperasian Loading Ramp | Leave a comment »

Pengoperasian Jembatan Timbang

Posted on Juli 18, 2012 by ivanemmoy

Pemeriksaan Timbangan oleh Bidang Metrologi

Adalah menjadi ketentuan bahwa suatu peralatan timbang (Timbangan), apakah itu Timbangan Jembatan (Weighbridge) atau Timbangan Analitis maupun Timbangan Elektronik harus dikalibrasi dan ditera ulang oleh petugas dari Bidang Metrologi setelah dipergunakan selam satu tahun.

Walapun demikian, apabila terjadi gangguan dan kerusakan kerusakan sebelum jatuh tempo maka Mill Manager wajib untuk melaporkan kepada Bidang Metrologi agar dapat dilakukan perbaikan dan kalibrasi.

 

Pengoperasian Jembatan Timbang.

1. Sebelum jembatan timbang dioperasikan agar terlebih dahulu diperiksa apakah semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.

Sebagai indikasi : Jarum, Numeric Printer harus menunjukkan angka nol (0) pada beban kosong.

Bandingkan terlebih dahulu angka yang ditunjukkan oleh Timbangan Mekanik dengan angka penunjukkan Timbangan Elektronik terhadap berat beban yang sama, jika ternyata ada selisih segera diperiksa untuk dapat diketahui apa penyebabnya.

Page 89: tangki timbun

Tingkat perbaikan yang dapat dilakukan adalah sejauh hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Bidang Metrologi, antara lain : tidak membuka Seal (Segel) yang telah dipasang oleh petugas Bidang Metrologi.

2. Truck yang masuk/keluar timbangan harus secara perlahan-lahan sebab perangkat Elektronik yang terpasang ditimbangan sangat peka (sensitif) terhadap beban yang mengejut.

Truck yang ditimbang harus berada dibahagian tengah lantai timbangan agar beban yang dipikul oleh timbangan terbagi rata.

Harus diperhatikan bahwa kapasitas maximum Timbangan adalah 30/40 Ton. Bila secaraVisual beban yang akan ditimbang melebihi kapasitas maximum jangan dicoba untuk ditimbang sebab hal ini akan merusak peralatan timbangan.

3. Kondisi ruang Timbangan tetap dipertahankan 20°C walaupun Timbangan tidak beroperasi sebab temperatur kamar tetap berpengaruh terhadap sensitifitas dari perangkat electronic timbangan. Bersihkan seluruh unit dari debu dan kotoran yang melekat.

Filed under: Dasar Proses Pabrik | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Kelapa Sawit, Penerimaan Buah, Pengoperasian Jembatan Timbang | Leave a comment »

Proses Penerimaan Buah

Posted on Juli 18, 2012 by ivanemmoy

1.     Penerimaan Buah (Bunch Reception)

Setiap truck yang membawa Buah Kelapa Sawit terlebih dahulu harus ditimbang pada jembatan timbang (Weighbridge), untuk kemudian menuangkan (Unloading) buah tersebut ke Loading Ramp. Truck kosong yang kembali dari Loading Ramp sebelum keluar dari lokasi Pabrik harus ditimbang kembali sehingga berapa jumlah Buah Kelapa Sawit yang masuk ke Pabrik dapat diketahui beratnya.

Disamping hal diatas jembatan timbang juga berfungsi untuk menimbang Minyak Kelapa Sawit dan Inti Sawit yang akan dipasarkan.

Unit-unit pendukung Station Bunch Reception (penerimaan buah) antara lain adalah :

-          Weighbridge (Jembatan Timbang)

-          Loading Ramp

-          Dirt Conveyor/Dirt Vibrating Screen

2.     Jembatan Timbang (Weighbridge)

Page 90: tangki timbun

Weighbridge (Jembatan Timbang) berfungsi untuk menimbang berapa banyak Buah Kelapa Sawit yang masuk kedalam Pabrik dan juga berfungsi untuk menimbang produksi yang diangkut keluar dari Pabrik untuk diserahkan kepada pembeli.

Unit jembatan timbang terdiri dari :     – Timbangan Mekanis

- Timbangan Elektronik

- Lantai Jembatan Timbang

Saat ini jembatan timbang yang ada di Minamas Plantation adalah berkapasitas 30 ton s/d 40 ton sekali timbang.

3.     Loading Ramp

Truck berisi buah yang sudah ditimbang dituang ke Loading Ramp.

Lantai Loading Ramp dilengkapi dengan kisi-kisi yang mempunyai celah (± 10 mm) yang berguna untuk memisahkan pasir/sampah dari buah agar kotoran-kotoran tersebut tidak sampai terikut dan merusak instalasi pengolahan.

Pengisian buah kedalam lori agar diatur semaksimal mungkin karena hal ini berhubungan dengan effisiensi penggunaan uap di Rebusan dan berhubungan juga dengan kapasitas olah Pabrik.

Pada Loading Ramp, hal penting yang perlu mendapat pengawasan dan perhatian adalah terutama pada saat Loading Ramp tersebut penuh dan sebahagian buah berada di atas lantai beton.

Pada saat itu, truck-truck yang akan membongkar buah harus diawasi untuk tidak menggilas (menggiling) buah yang berada diatas lantai beton, karena buah-buah/brondolan yang hancur/lumat tersebut akan menjadi penyebab tingginya kerugian minyak pada Kondensat Rebusan. Walaupun minyak-minyak tersebut masih dapat dikutip pada Fat Pit, tetapi tentunya FFA akan meningkat dan sebaiknya hal ini dicegah.

4.     Dirt Conveyor/Dirt Vibrating Screen

Dirt Conveyor berfungsi untuk menghantar sampah ke tempat pembuangan melalui Dirt Vibrating Screen.

Brondolan yang tersaring dikumpul dan dimasukkan kembali kedalam lori sehingga kehilangan minyak dapat dihindarkan.

Filed under: Dasar Proses Pabrik, Tutorial | Ditandai: Dasar Dasar Proses, Pabrik Kelapa Sawit, Penerimaan Buah | Leave a comment »

PENERIMAAN BUAH

Page 91: tangki timbun

Posted on Juli 16, 2012 by ivanemmoy

1. Bahan Mentah (TBS)

Didalam Pabrik Kelapa Sawit, yang disebut bahan mentah adalah Buah Kelapa Sawit atau lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS).

Tandan Buah Segar

Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq) adalah jenis tanaman Palma yang berasal dari Benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis serta sudah dikembangkan secara meluas di daerah Asia Tenggara dan Amerika Selatan.

Buah Kelapa sawit (TBS) adalah tandan berat berkisar 3 kg sampai 40 kg setiap tandan dan terdiri dari susunan brondolan dengan berat 10 – 20 gram/brondolan, gagang buah (Stalk), dan janjang kosong. Pada saat tanaman baru menghasilkan, berat tandan rata-rata relatif rendah dan akan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur tanaman.

Brondolan dari buah Kelapa Sawit terdiri dari unsur-unsur Pericarp, Sabut (Fibre), Endocarp atau Shell dan inti (Kernel). Selanjutnya Pericarp terdiri dari kulit buah (Exocarp) dan daging buah atau Pulp (Mesocarp).

2.     Varitas Buah

Buah Kelapa Sawit mempunyai jenis atau varitas yang disebut Dura (D), Deli Dura (DD), Tenera (T) dan Pisifera (P). Semua tanaman Kelapa Sawit komersil yang diusahakan sekarang ini adalah dari jenis Tenera, yang merupakan hasil persilangan antara Dura dan Pisifera (=DxP). Keempat jenis ini paling mudah dibedakan dengan melihat potongan memanjang/melintang dari buahnya.

Setiap varitas buah mempunyai perbedaan sbb :

a.   Dura                :     Cangkang tebal berukuran 2-8 mm, Mesocarp tipis dan persentase Mesocarp terhadap buah (M/B) adalah 35%-50%. Extraksi Minyak rendah yaitu 17% – 18%, Inti besar dan bijinya tidak dikelilingi sabut. Jenis Dura tidak lagi ditanam secara komersil sejak awal tahun enam puluhan.

Page 92: tangki timbun

b.   Deli Dura         :     Cangkang tebal, persentase mesocarp terhadap buah (M/B) adalah lebih tinggi dari Dura, bisa mencapai 65 %, dan memiliki inti yang besar. Deli Dura adalah jenis dura yang dipakai oleh pusat-pusat penelitian untuk produksi Tenera.

c.   Tenera             :     Cangkang tipis berukuran 0,5 – 4 mm, persentase Mesocarp terhadap Buah (M/B) adalah 60%-96%, mempunyai cincin serat disekeliling biji, extraksi Minyak tinggi 22%-24%.

d.   Pisifera            :     Tidak mempunyai Cangkang, mempunyai cincin serat yang tebal mengelilingi Kernel yang berukuran kecil. Varitas Pisifera tidak dikembangkan untuk tanaman komersil.

Perbandingan antara Daging buah, Serat, Cangkang serta inti dari keempat Varitas Buah Kelapa Sawit seperti gambar yang diperlihatkan dibawah ini :

Jenis Buah

3.     Pemeriksaan Buah

Pemeriksaan mutu buah harus dilakukan setiap hari oleh Asisten Pabrik dan disaksikan Asisten Kebun / Staf QA.

Metode pengambilan contoh yang akan diperiksa mutunya dilakuakan secara acak (random Sample) terhadap buah yang dipanen pada hari tersebut dengan jumlah minimum sebanyak 15 truck per hari.

Buah yang ada didalam truck diturunkan ke lantai Loading Ramp kemudian buah diambil sebanyak 100 Janjang secara Random untuk selanjutnya diseleksi menurut kiteria masing-masing (klasifikasi mutu buah).

4.     Klasifikasi Mutu TBS ( FFB Grading)

Dasar penentuan klasifikasi mutu buah yang dipakai adalah menurut kriteria panen bagi tanaman sebagai berikut :

Buah mentah adalah buah yang kurang dari 2 brondolan lepas per Kg berat tandannya.

Page 93: tangki timbun

Buah masak normal adalah buah yang lebih dari 2 brondolan lepas per Kg berat tandannya sampai kurang dari 90% buah yang memberondol terhadap tandannya.

Buah busuk/janjang kosong adalah lebih dari 90% brondolan yang lepas dari tandannya.

Gagang panjang adalah panjang gagang lebih dari 3 cm dari dasar janjang.

Tandan digigit tikus adalah kerusakan tandan yang disebabkan oleh gigitan tikus. Kategori tandan digigit tikus yaitu apabila brondolan pada tandan telah rusak akibat gigitan tikus sebanyak 5 brondolan atau lebih. Pada bekas gigitan tersebut akan terlihat Kernel yang ada didalam brondolan.

Brondolan lepas adalah brondolan yang masuk ke Pabrik dan dihitung persentasenya terhadap jumlah berat tandan setiap analisa.

Sampah/kotoran adalah kotoran yang ikut masuk bersama buah ke Pabrik, antara lain adalah : daun sawit, pasir, batu, gagang buah (bonggol), kelopak buah (Calyx) dll.

Buah abnormal (buah batu dan buah sakit) adalah buah yang kelihatan masak tetapi tidak ada brondolan yang lepas dari tandannya dan pada ujung brondolan timbul retak-retak.

Sedangkan buah sakit ditandai dengan adanya jamur pada permukaan brondolan.

5.     Petugas Dan Peralatan

Pelaksana dalam pemeriksaan mutu buah di pabrik dilakukan oleh petugas pemeriksa buah/Laboratorium dan disaksikan oleh Staff dari Pabrik dan Lapangan.

Dalam hal menentukan jumlah berat brondolan agar ditakar dengan suatu wadah yang telah diketahui berat dan isinya. Alat kerja lainnya yang dibutuhkan adalah patil atau gancu model tangkai pendek.

6.     Data dan Informasi

Contoh buah yang diperiksa agar dikumpulkan pada tempat tertentu untuk setiap Divisi.

Bukti dari buah tersebut dapat dipergunakan oleh Manager Pabrik untuk bahan diskusi dari tingkat staf sampai ke Mandor dan Petugas potong buah.

Data dari hasil pemeriksaan mutu buah yang telah diperiksa kebenarannya oleh Manager Pabrik setelah diberi komentar diserahkan kepada Manager Kebun setiap hari dengan membuat tembusan kepada GM Estate & GM Mill setempat.

Kesimpulan

Pemeriksaan mutu buah harus dilakukan di Pabrik, untuk mendapat gambaran dari mutu TBS yang akan diolah setiap harinya.

Page 94: tangki timbun

Mutu TBS dengan angka kematangan dan jumlah brondolan semaksikmal mungkin didukung oleh gagang buah yang tidak panjang sangat diharapkan, untuk membantu kelancaran dalam proses pengolahan, disamping juga effisiensi dan mutu dari produksi juga akan meningkat.

Data-data dari hasil pemeriksaan mutu buah di Pabrik dapat digunakan sebagai informasi untuk memonitor mutu pekerjaan dari tukang potong buah dilapangan.

Page 95: tangki timbun

Proses Penerimaan Buah

Posted on Juli 18, 2012 by ivanemmoy

1.     Penerimaan Buah (Bunch Reception)

Setiap truck yang membawa Buah Kelapa Sawit terlebih dahulu harus ditimbang pada jembatan timbang (Weighbridge), untuk kemudian menuangkan (Unloading) buah tersebut ke Loading Ramp. Truck kosong yang kembali dari Loading Ramp sebelum keluar dari lokasi Pabrik harus ditimbang kembali sehingga berapa jumlah Buah Kelapa Sawit yang masuk ke Pabrik dapat diketahui beratnya.

Disamping hal diatas jembatan timbang juga berfungsi untuk menimbang Minyak Kelapa Sawit dan Inti Sawit yang akan dipasarkan.

Unit-unit pendukung Station Bunch Reception (penerimaan buah) antara lain adalah :

-          Weighbridge (Jembatan Timbang)

-          Loading Ramp

-          Dirt Conveyor/Dirt Vibrating Screen

2.     Jembatan Timbang (Weighbridge)

Weighbridge (Jembatan Timbang) berfungsi untuk menimbang berapa banyak Buah Kelapa Sawit yang masuk kedalam Pabrik dan juga berfungsi untuk menimbang produksi yang diangkut keluar dari Pabrik untuk diserahkan kepada pembeli.

Unit jembatan timbang terdiri dari :     – Timbangan Mekanis

- Timbangan Elektronik

- Lantai Jembatan Timbang

Saat ini jembatan timbang yang ada di Minamas Plantation adalah berkapasitas 30 ton s/d 40 ton sekali timbang.

3.     Loading Ramp

Page 96: tangki timbun

Truck berisi buah yang sudah ditimbang dituang ke Loading Ramp.

Lantai Loading Ramp dilengkapi dengan kisi-kisi yang mempunyai celah (± 10 mm) yang berguna untuk memisahkan pasir/sampah dari buah agar kotoran-kotoran tersebut tidak sampai terikut dan merusak instalasi pengolahan.

Pengisian buah kedalam lori agar diatur semaksimal mungkin karena hal ini berhubungan dengan effisiensi penggunaan uap di Rebusan dan berhubungan juga dengan kapasitas olah Pabrik.

Pada Loading Ramp, hal penting yang perlu mendapat pengawasan dan perhatian adalah terutama pada saat Loading Ramp tersebut penuh dan sebahagian buah berada di atas lantai beton.

Pada saat itu, truck-truck yang akan membongkar buah harus diawasi untuk tidak menggilas (menggiling) buah yang berada diatas lantai beton, karena buah-buah/brondolan yang hancur/lumat tersebut akan menjadi penyebab tingginya kerugian minyak pada Kondensat Rebusan. Walaupun minyak-minyak tersebut masih dapat dikutip pada Fat Pit, tetapi tentunya FFA akan meningkat dan sebaiknya hal ini dicegah.

4.     Dirt Conveyor/Dirt Vibrating Screen

Dirt Conveyor berfungsi untuk menghantar sampah ke tempat pembuangan melalui Dirt Vibrating Screen.

Brondolan yang tersaring dikumpul dan dimasukkan kembali kedalam lori sehingga kehilangan minyak dapat dihindarkan.

Page 97: tangki timbun

Proses Penerimaan Buah

Posted on Juli 18, 2012 by ivanemmoy

1.     Penerimaan Buah (Bunch Reception)

Setiap truck yang membawa Buah Kelapa Sawit terlebih dahulu harus ditimbang pada jembatan timbang (Weighbridge), untuk kemudian menuangkan (Unloading) buah tersebut ke Loading Ramp. Truck kosong yang kembali dari Loading Ramp sebelum keluar dari lokasi Pabrik harus ditimbang kembali sehingga berapa jumlah Buah Kelapa Sawit yang masuk ke Pabrik dapat diketahui beratnya.

Disamping hal diatas jembatan timbang juga berfungsi untuk menimbang Minyak Kelapa Sawit dan Inti Sawit yang akan dipasarkan.

Unit-unit pendukung Station Bunch Reception (penerimaan buah) antara lain adalah :

-          Weighbridge (Jembatan Timbang)

-          Loading Ramp

-          Dirt Conveyor/Dirt Vibrating Screen

2.     Jembatan Timbang (Weighbridge)

Weighbridge (Jembatan Timbang) berfungsi untuk menimbang berapa banyak Buah Kelapa Sawit yang masuk kedalam Pabrik dan juga berfungsi untuk menimbang produksi yang diangkut keluar dari Pabrik untuk diserahkan kepada pembeli.

Unit jembatan timbang terdiri dari :     – Timbangan Mekanis

- Timbangan Elektronik

- Lantai Jembatan Timbang

Saat ini jembatan timbang yang ada di Minamas Plantation adalah berkapasitas 30 ton s/d 40 ton sekali timbang.

3.     Loading Ramp

Truck berisi buah yang sudah ditimbang dituang ke Loading Ramp.

Page 98: tangki timbun

Lantai Loading Ramp dilengkapi dengan kisi-kisi yang mempunyai celah (± 10 mm) yang berguna untuk memisahkan pasir/sampah dari buah agar kotoran-kotoran tersebut tidak sampai terikut dan merusak instalasi pengolahan.

Pengisian buah kedalam lori agar diatur semaksimal mungkin karena hal ini berhubungan dengan effisiensi penggunaan uap di Rebusan dan berhubungan juga dengan kapasitas olah Pabrik.

Pada Loading Ramp, hal penting yang perlu mendapat pengawasan dan perhatian adalah terutama pada saat Loading Ramp tersebut penuh dan sebahagian buah berada di atas lantai beton.

Pada saat itu, truck-truck yang akan membongkar buah harus diawasi untuk tidak menggilas (menggiling) buah yang berada diatas lantai beton, karena buah-buah/brondolan yang hancur/lumat tersebut akan menjadi penyebab tingginya kerugian minyak pada Kondensat Rebusan. Walaupun minyak-minyak tersebut masih dapat dikutip pada Fat Pit, tetapi tentunya FFA akan meningkat dan sebaiknya hal ini dicegah.

4.     Dirt Conveyor/Dirt Vibrating Screen

Dirt Conveyor berfungsi untuk menghantar sampah ke tempat pembuangan melalui Dirt Vibrating Screen.

Brondolan yang tersaring dikumpul dan dimasukkan kembali kedalam lori sehingga kehilangan minyak dapat dihindarkan.