laporan sejarah

14
2013 Ilham Masdar Apriansyah / 15 Unggul Teguh Prasetyo / 33 XII-A2 Laporan Sejarah Lumajang

Upload: unggul-teguh-prasetyo

Post on 11-Aug-2015

91 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan sejarah

Ilham Masdar

Apriansyah / 15

Unggul Teguh Prasetyo

/ 33

XII-A2

2013

Laporan Sejarah Lumajang

Page 2: laporan sejarah

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami pada kegiatan

kunjungan ke Pameran Sejarah sebagai sarana pembelajaran luar sekolah untuk mata

pelajaran Sejarah.

Lumajang, 14 Februari 2013

Pengajar Mata Pelajaran Sejarah,

Drs. Akh mad Sodiq

NIP.19631202 198902 1 001

Laporan Sejarah Lumajang 1

Page 3: laporan sejarah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Ucapan terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang

telah terlibat dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada Bapak Ahmad Sodiq,

selaku guru mata pelajaran Sejarah dan narasumber. Karena dengan tugas pembuatan

laporan ini, kami mendapat banyak pelajaran yang belum kami dapat sebelumnya.

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai bukti pertanggung

jawaban penulis terhadap tugas yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, sehingga laporan ini

juga tak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran untuk

makalah penulis, sehingga ke depan penulis dapat membuat laporan yang lebih baik.

Karena kesuksesan itu tidak didapat secara instan, tetapi dengan kerja keras. Terima

kasih.

Lumajang, 14 Februari 2013

Penulis

Laporan Sejarah Lumajang 2

Page 4: laporan sejarah

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Sejarah merupakan hal penting yang harus selalu menjadi koreksi,

intruspeksi, dan evaluasi bagi umat manusia. Tidak akan ada sekarang jika

kemarin dan dulu tidak terjadi. Perkembangan saat ini sangatlah pesat, kita

hampir tidak pernah melihat ke belakang dan mencari tahu apa yang telah

terjadi. Seperti halnya sejarah tentang asal-usul atau masa lalu suatu

daerah, banyak dari kta tidak mengerti bagaimana kota kita di masa lalu.

Kita ambil contoh Lumajang. Lumajang adalah kota di tenggara Jawa

Timur dengan wilayah tidak begitu luas. Bahkan sulit jika kita mencarinya

di peta. Banyak hal yang tidak menarik dari Lumajang, seperti sumber daya

alam dan tempat wisata yang sangat minim. Namun hal-hal tersebut

bertolak belakang dengan bagaimana Lumajang di masa lampau. Kita akan

dikejutkan dengan tokoh dan perjuangan mereka. Tidak sedikit tokoh-tokoh

penting di masa Majapahit yang berasal dari tanah Lumajang (Lamajang).

Fakta tersebut menjelaskan kepada kita bahwa dibalik keterbatasan saat ini

masih ada kejayaan yang harus dan patut diangkat untuk dibanggakan dan

dijadikan acuan menjadi lebih baik. Seperti pemerintah Lumajang yang

telah mengadakan pameran sejarah tentang Lumajang.

Maka dari itu, untuk mendukung dan menggugah minat ingin tahu

generasi muda terhadap Lumajang, kami akan mencoba memaparkan

laporan ini sebagai hasil dari study lapangan kami ke pameran sejarah

Lumajang tersebut.

II. Tujuan

1. Memaparkan hasil study lapangan tentang sejarah Lumajang.

2. Menggugah keingintahuan generasi muda Lumajang untuk mengerti dan

tertarik terhadap sejarah Lumajang.

3. Mengenalkan Lumajang secara lebih luas melalui sejarah dan

perjuangan masa lalunya.

III. Manfaat

Laporan Sejarah Lumajang 3

Page 5: laporan sejarah

1. Dapat mengetahui bagaimana sejarah Lumajang yang selama ini

tenggelam dalam moderinasi.

2. Dapat menggugah generasi muda untuk bangga pada Lumajang sehingga

kelak saat mereka sukses akan kembali ke Lumajang.

3. Dapat menarik minat rakyat Lumajang untuk mempelajari sejarah

Lumajang sehingga meningkatkan rasa bangga pada Lumajang

BAB II

PEMBAHASAN

Pameran Sejarah yang bertemakan “Koleksi Museum Sebagai Sumber Informasi

Budaya” kali ini dilaksanakan oleh Museum Mpu Tantular di Surabaya yang bekerja

sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur dan Kabupaten Lumajang.

Pameran ini merupakan rangkaian pameran keliling di regional Jawa Timur sebagai

usaha museum dan pemerintah untuk memperkenalkan budaya pada zaman dahulu.

Pameran regional sejarah ini dilaksanakan di Gedung Guru Lumajang pada 11-13

Februari 2013 dan terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya masuk.

Koleksi museum yang dipamerkan cukup banyak, mulai dari arca, keris,

perhiasan, kitab, hingga kain batik. Ada pula siswa-siswi SMK yang belajar membuat

batik tulis di sana sehingga hasilnya bisa dibawa pulang sebagai souvenir.

Berikut kami sampaikan hasil kunjungan kami berupa informasi mengenai

koleksi museum yang dipamerkan:

1. Wayang Thengul

Wayang thengul ditemukan di Bojonegoro. Bentuk fisiknya hampir sama

dengan wayang golek, sehingga cerita yang dipergelarkan seringkali berupa

Panji, Damarwulan, namun di Bojonegoro lebih sering mementaskan cerita

Babad Majapahit dan Babad Demak. Wayang ini biasanya dipergelarkan pada

acara hajat mantu, khitan, ruwat dan nadzar.

2. Wayang Potehi

Wayang ini ditemukan di Jombang. Wayang ini juga disebut wayang boneka.

Merupakan salah satu kesenian peranakan Tionghoa yang ada di Indonesia.

Kebanyakan bercerita tentang kepahlawanan maupun suri teladan dan budi

pekerti dari dataran Cina. Alat musik yang mengiringinya sederhana, yaitu:

Laporan Sejarah Lumajang 4

Page 6: laporan sejarah

gembreng, suling, gitar, rebab, terompet, dll. Satu pagelaran biasanya berdurasi

2-3 minggu, dalam sehari dimainkan 2-3 jam.

3. Wayang Timplong

Wayang timplong berasal dari Nganjuk, disebut juga wayang Gung. Wayang ini

mulai dikenal sekitar tahun 1910. Wayang ini terbuat dari kayu mentaos yang

dibentuk pipih seperti wayang kulit. Lakon yang diambil dalam pagelarannya

antara lain Panji Asmara Bangun, Panji Laras Miring dan cerita tokoh setempat

yang disesuaikan dengan kondisi yang sedang berlangsung. Pagelarannya

dilakukan mulai malam hari hingga pagi hari.

4. Wayang Beber

Wayang ini berasal dari Pacitan. Wayang beber dibuat dari lembaran kain yang

dihiasi dengan lukisan adegan cerita Ramayana dan Mahabharata, dalam satu

lembar kain terdapat dua atau tiga adegan cerita. Wayang ini dikenal sejak

zaman Majapahit. Pagelarannya dilakukan dengan cara membuka dan

menggulung lembaran kain sesuai dengan adegan yang dimainkan oleh dalang.

5. Wayang Sadat

Wayang sadat ditemukan dari Trenggalek, naum berkembang di Klaten, Jawa

Tengah. Dalam pagelarannya, dalang dan niyogo serta sindennya mengenakan

pakaian tertutup atau sejenis jubah berwarna putih. Cerita yang diangkat

adalah syiar agama Islam dengan tokoh-tokoh antara lain Sunan Bonang, Sunan

Kudus dan Sunan Kalijaga. Tiap pagelaran berdurasi 4-5 jam, biasanya

dilaksanakan sesudah shalat Isya’.

6. Wayang Wahyu

Wayang wahyu ditemukan di Surabaya. Wayang kulit Wahyu mengambil cerita

dari kitab suci agama Katolik, baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian

Baru. Wayang ini merupakan media pewartaan iman Katolik sehingga

membawa harapan umat pada kecintaan akan wahyu Allah dalam Kitab Suci.

Pagelarannya biasanya berdurasi 3-4 jam dan bisa dilakukan siang maupun

malam hari.

7. Wayang Kulit

Laporan Sejarah Lumajang 5

Page 7: laporan sejarah

Wayang adalah pertunjukan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau

Jawa dan Bali, dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu. Namun local genius yang

telah ada menyatu dengan budaya asing yang masuk dan memberi warna

tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia. Ada yang mengartikan wayang

adalah istilah Jawa dari “bayangan”, karena penonton juga bisa menonton

wayang dari belakang kelir atau hanya menonton bayangannya saja.

8. Topeng Sumenep

Topeng asal Sumenep, Madura ini merupakan seni pertunjukan yang

menampilkan sebuah drama tari yang pemainnya menggunakan topeng,

sedangkan ceritanya dibacakan oleh dalang. Warna topeng menggambarkan

watak tokoh yang diperankan, misalnya putih menggambarkan keperwiraan

dan kejujuran, merah menggambarkan berani, dan lain-lain. Pagelaran ini

mengambil cerita Ramayana atau Mahabharata.

9. Topeng Bali (Rangda)

Topeng adalah salah satu bentuk ekspresi manusia yang paling tua serta

menyimpan nilai magis dan suci. Begitu juga topeng Rangda yang

menggambarkan tokoh jahat yang selalu mengganggu manusia. Topeng ini

digunakan pada upacara religi sekaligus dalam kesenian.

10. Topeng Malang

Dikenal juga sebagai wayang topeng yang merupakan pertunjukan tari topeng.

Menampilkan sebuah drama tari yang para pemainnya memakai topeng. Warna,

bentuk mata, hidung dan mulut didasarkan pada karakter serta watak dari

tokoh pada topeng itu. Hijau menggambarkan watak bijaksana, kuning

menggambarkan watak mulia dan lincah, merah berwatak berani, putih

berwatak jujur tanpa pamrih. Pergelaran Topeng Malang biasanya mengambil

lakon dari cerita Panji yang berkembang sejak zaman Majapahit hingga

sekarang.

11. Topeng Sandur Manduro

Topeng ini berasal dari Jombang. Sandur Manduro sebenarnya merupakan

kesenian urban, keberadaannya pertama kali berasal dari Madura. Kesenian ini

dibawa prajurit Trunojoyo yang menetap di Desa Mandura, Kecamatan Kabuh

Kabupaten Jombang pada saat perang melawan Mataram tahun 1678.

Sandur merupakan seni pertunjukan dimana pelaku atau penari Sandur

memakai topeng serta memberikan ekspresi dalam bentuk gerakan tari yang

Laporan Sejarah Lumajang 6

Page 8: laporan sejarah

sangat sederhana. Kesenian Sandur merupakan gambaran karakter tertentu,

seperti lembut, kasar, gagah, berani, perkasa, licik, santun, lucu, dan juga

menyeramkan seolah-olah penuh dengan misteri. Sumber cerita dalam

kesenian Sandur Manduro yaitu selain cerita Panji, juga mengambil lakon

kehidupan sehari-hari.

12. Jaranan Bhuto

Kesenian Jaranan Bhuto berasal dari Banyuwangi. Kesenian tradisional ini

berkembang di Banyuwangi sebelah selatan. Biasanya dipergelarkan pada acara

bersih desa atau pada hari Proklamasi. Kesenian ini menampilkan pertarungan

antara Barongan dan prajurit yang akhirnya dimenangkan oleh prajurit. Cerita

ini adalah simbolis bahwa akhirnya kejahatan akan dikalahkan oleh kebajikan.

Kesenian ini dinamakan Jaran Bhuto karena menggunakan jaran bermuka

bhuto (raksasa). Jaranan biasanya dimainkan oleh enam orang yang masing-

masing menggunakan jaranan sultan (2 orang), jaranan prajurit (4 orang),

ditambah celeng dan jepaplok (barongan).

13. Jaranan Sentherewe

Kesenian yang berasal dari Tulungagung ini menggambarkan prajurit berkuda

dalam perjalanan mencari Dewi Sekartaji (dari cerita Panji). Dalam

pagelarannya lebih menggambarkan keperkasaan serta kedigdayaan para

prajurit penunggang kuda tersebut. Jaranan Sentherewe ini sangat dipengaruhi

oleh kesenian Ngremo, terlihat dari gerak tariannya yang menonjolkan getaran

satu kaki. Dimainkan oleh sekitar 12 orang secara berpasangan sesuai dengan

jalan ceritanya, sebagai pelengkap juga ada tokoh dengan topeng imajiner yang

nantinya akan berperang melawan jaranan. Pada akhir pagelaran biasanya

dilengkapi dengan adegan akrobatik dari para pemain jaranan, seperti

mengupas buah kelapa dengan gigi, makan kaca, dan sebagainya.

Laporan Sejarah Lumajang 7

Page 9: laporan sejarah

BAB III

PENUTUP

I. Simpulan

1. Lumajang yang selama ini kecil di mata masyarakat ternyata

menyimpan sejarah besar. Pandangan masyarakat tentang kota

Lumajang berbanding terbalik dengan peranya sebagaisalah satu

tempat yang berpengaruh pada masa Majapahit.

2. Lumajang bisa disebut sebagai wilayah penting Majapahit karena

disinilah pusat pertahanan terbesar. Kecilnya lumajang di pandangan

masyarakat saat ini tidak sebanding dengan sejarahnya.

II. Saran

1. Sebagai masyarakat Lumajang, kita harus mulai mengubah pandangan

kecil terhadap Lumajang. Jika saat ini Lumajang kecil, kita harus

bertekat untuk membesarkannya kembali seperti masa lalu bahkan

lebih.

2. Kita harus bangga lahir di tanah Lumajang dan besar di atasnya. Saat

inilah saatnya kita yang membesarkan nama Lumajang di segala bidang

dengan bercermin ke masa lampau.

Laporan Sejarah Lumajang 8

Page 10: laporan sejarah

Laporan Sejarah Lumajang 9

Page 11: laporan sejarah

Laporan Sejarah Lumajang 10