laporan satuan proses asetilasi

Upload: desi-supiyanti

Post on 06-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

satuan Proses

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SATUAN PROSES

    SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015

    MODUL : Asetilasi (Pembuatan Aspirin)

    PEMBIMBING : Ir. Oemar Khayam

    Oleh :

    Desi Supiyanti

    Kelompok 2

    Kelas 2A-TK

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2014

    Praktikum : 11 Desember 2014

    Penyerahan : 18 Desember 2014

  • V. DATA PERCOBAAN

    a. Persiapan

    Tabel 1 Jumlah Bahan yang Digunakan

    No. Bahan Berat

    /Volume

    Massa

    Molekul

    (gram/mol)

    Massa Jenis

    (gram/dm3)

    Mol Rumus

    molekul

    1. Asam salisilat 11 gr 180,16 1,443 0,0796 C7H6O3

    2. Asam Asetat

    Anhidrida 14 ml 102,09 1,0820 0,1484 C4H6O3

    3. Asam Sulfat

    pekat 5 tetes 98 1,84 H2SO4

    4. Etanol 30 ml 50,05 0,276 0,1378 C2H5OH

    5. Aquadest 75 ml 18 1 4,167 H2O

    b. Proses Reaksi

    Tabel 2 Kondisi Reaksi

    No. Waktu Suhu

    Penangas

    Suhu

    Reaktor

    Pengamatan

    Padatan

    Keterangan

    1. 0

    55

    oC 52

    oC Padatan belum larut Padatan berwarna putih

    2. 5

    56oC 54

    oC Padatan belum larut Padatan berwarna putih

    3. 10

    53oC 52

    oC Padatan belum larut Padatan berwarna putih

    4. 15

    52oC 53

    oC Padatan belum larut Padatan berwarna putih

    5. 20

    62oC 58

    oC Padatan belum larut Padatan berwarna putih

    c. Analisis Hasil

    Tabel 4 Hasil Analisa

    No. Hasil Tes Pengamatan Menurut

    Literatur Keterangan

    1.

    Kelarutan 0,5 gram

    Aspirin di dalam 50

    ml air dingin

    Tidak larut air

    dingin

    Tidak larut dalam

    air dingin

    Masih ada

    gumpalan-gumpalan

    dan endapan

    walaupun sudah

    diaduk

  • 2.

    Kelarutan 0,5 gram

    Aspirin di dalam 50

    ml air panas

    Larut dalam air

    panas

    Larut dalam air

    panas

    Larut, namun harus

    diaduk dulu.

    3.

    Kelarutan 0,5 gram

    Aspirin di dalam 50

    ml alkohol-etanol

    Larut dalam

    methanol

    Larut dalam

    alkohol

    Ketika dilarutkan

    dengan methanol,

    aspirin langsung

    larut tanpa adanya

    pengadukan

    4. Titik Leleh 124,5oC 135

    oC

    Ketika dianalisis

    Aspirin meleleh pada

    suhu 124,5oC

    VI. PERHITUNGAN

    Berdasarkan persamaan reaksi di bawah ini, maka diperoleh data sebagai berikut :

    Perhitungan Mol:

    1. Asam salisilat :

    mol = gram/Mr

    = 11 / 138,121

    = 0,0796 mol

    2. Asam Asetat Anhidrida :

    gram = x V

    = 1,0820 x 14

    = 15,148 gram

    mol = gram/Mr

    = 15,148 / 102,09

    = 0,1484 mol

    3. Alkohol-Etanol :

    gram = x V

    = 0,7893 x 30

    = 23,679 gram

    mol = gram/Mr

    = 23,679 / 46,07

    = 0,514 mol

    4. Aquadest :

    gram = x V

    = 1 x 75

    = 75 gram

    mol = gram/Mr

    = 75/18

    = 4,167 mol

  • Perhitungan secara teoritis

    Asam Salisilat + Asetat Anhidrid Aspirin + Asam Asetat

    C7H6O3 + C4H6O3 C9H8O4 +

    CH3COOH

    Awal 0,0796 mol 0,1484 mol - -

    Reaksi 0,0796 mol 0,0796 mol 0,0796 mol 0,0796 mol

    Sisa 0 0,0688 mol 0,0796 mol 0,0796 mol

    Mol aspirin yang terbentuk = 0,0796 mol

    Massa aspirin (teori) = 0,0796 mol x 180,16 g/mol

    = 14,340 gram

    Perolehan massa aspirin melalui Percobaan:

    Rekristalisasi Aspirin

    Massa kertas saring = 1,38 gram

    Massa kaca arloji = 84,16 gram

    Massa produk + massa kertas saring + massa kaca arloji = 101,53 gram

    Massa aspirin = massa (produk+kertas saring+kaca arloji) - massa (kertas saring+kaca arloji)

    = (101,53 85,54) g

    = 15,99 gram

    Perolehan % Yield

    % yield = massa aspirin (percobaan) x 100%

    = 15,99 x 100%

    = 111,50 %

    massa aspirin (teoritis)

    14,34

  • PEMBAHASAN

    Aspirin atau asam asetil salisat adalah suatu jenis obat dari turunan salisilat yang

    sering digunakan sebagai penghilang rasa sakit, seperti sakit atau nyeri minor, demam, dan

    mencegah serangan jantung.

    Pembuatan Aspirin dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap asetilasi dan

    rekristalisasi. Proses asetilasi, dilakukan dengan mereaksikan asam salisilat yang berupa

    serbuk putih dengan asam asetat anhidrous menghasilkan larutan berwarna putih keruh.

    Proses asetilasi ini menggunakan asam pekat sebagai katalis umtuk mempercepat reaksi.

    Katalis yang digunakan yaitu asam sulfat pekat sebanyak lima tetes. Selain katalis yang

    berfungsi untuk mempercepat reaksi, dibutuhkan juga pemanasan pada suhu 50-60 0C selama

    20 menit. Kondisi operasi pemanasan harus tetap dijaga pada suhu tersebut, karena sifat

    aspirin yang akan larut pada suhu cairan diatas 60 0C. Pada proses pemanasan ini akan

    dihasilkan endapan kasar berwarna putih pada reaktor yang merupakan hasil reaksi asetilasi.

    Endapan kasar ini dilarutkan dengan aquadest sebanyak 75 ml kemudian disaring

    menggunakan corong buchner dengan bantuan vakum sehingga didapatkan aspirin kasar.

    Selain aspirin sebagai produk utama, dihasilkan pula produk samping yang berupa asam

    asetat.

    Untuk memperoleh produk aspirin yang murni maka dilakukan tahap kedua, yaitu

    proses rekristalisasi. Aspirin yang masih kasar atau belum murni dilarutkan dengan campran

    etanol dan aquadest kemudian dipanaskan kembali agar aspirin dapat larut sempurna. Setelah

    itu larutan aspirin tersebut didinginkan pada suhu kamar secara perlahan, dilanjutkan dengan

    pendinginan menggunakan es batu yang bertujuan agar aspirin yang berbentuk jarum dan

    berwarna putih dapat terbentuk dengan cepat. Kemudian dilakukan penyaringan kembali dan

    pengeringan untuk mendapatkan kristal aspirin murni. Berat aspirin yang terbentuk adalah

    15,99 gram lebih besar dari berat bahan baku yaitu 14,34 gram sehingga diperoleh yield

    111,50 %. Nilai yield ini melebihi 100%, hal ini diduga karena suhu yang tidak konstan dan

    sedikit melebihi kondisi operasi.

    Menurut hukum kesetimbangan reaksi dari le chatelier, bila pada sistem

    kesetimbangan suhu dinaikan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang

    membutuhkan kalor (endoterm), dan bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka

    reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor.

  • Berdasarkan hal tersebut, karena suhu yang digunakan diatas 60oC maka hasil yang

    praktikan akan lebih banyak. Sebab kesetimbangan reaksi bergeser ke arah produk (aspirin).

    Selain itu, adanya pengotor yang ikut mengendap menambah berat aspirin murni yang

    peroleh.

    Aspirin murni yang terbentuk kemudian dianalisa sifat titik leleh dan kelarutannya.

    Titik leleh aspirin hasil praktikum adalah 124,5 oC sedangkan menurut literatur adalah 135

    oC.

    Hal ini, membuktikan adanya zat lain selai aspirin yang ikut mengendap dan menambah berat

    aspirin murni. Sedangkan kelarutan aspirin sendiri, yaitu 1% aspirin larut dalam metanol dan

    air panas sedangkan pada air dingin tidak larut.