laporan resmi pva

6
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIK II PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER Oleh: FITRI ASTUTI 13/347154/PA/15167 Selasa, 21 April 2015 Asisten Praktikum: Febi Yusniyanti LABORATORIUM KIMIA FISIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA

Upload: fitri-astuti

Post on 18-Dec-2015

301 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

Task

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMIPRAKTIKUM KIMIA FISIK IIPENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER

Oleh:FITRI ASTUTI

13/347154/PA/15167

Selasa, 21 April 2015Asisten Praktikum: Febi YusniyantiLABORATORIUM KIMIA FISIKFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS GADJAH MADA2015Penentuan Berat Molekul Polimer

1. TujuanMenentukan berat molekul dari polimer Polivinil Alkohol (PVA) dengan menggunakan teknik viskometri

2. Dasar Teori

Polimer merupakan senyawa molekul dengan massa molar tinggi, mulai massa ribuan hingga jutaan gram, dan terdiri dari banyak unit berulang yang disebut monomer. Sifat fisik suatu makromolekul berbeda jauh dari molekul kecil, dan ada teknik khusus yang diperlukan untuk mempelajarinya. Polimer alami termasuk protein, asam nukleat, selulosa (polisakarida), dan karet (polyisoprene). Kebanyakan polimer sintetis adalah senyawa organik. Contoh yang familiar adalah nilon, poli (heksametilena adipamida); Dacron, poli (etilena terephthalate); dan Lucite atau kaca, poli (metil metakrilat). Karena ukuran makromolekul tersebut, asumsi kita adalah molekul yang mengandung ribuan karbon dan atom hidrogen untuk membentuk sejumlah besar isomer struktural dan geometris. Polimer, bagaimanapun, terdiri dari monomer, unit sederhana berulang, dan komposisi ini sangat membatasi jumlah kemungkinan isomer. Polimer sintetis diciptakan dengan gabungan monomer bersama-sama, satu per satu, dengan cara reaksi adisi dan reaksi kondensasi. Reaksi adisi, selain melibatkan penambahan atom untuk senyawa yang mengandung dua atau ikatan rangkap tiga, khususnya C=C dan CC. Contoh termasuk hidrogenasi dan reaksi dari hidrogen halida dan halogen dengan alkena dan alkuna. Reaksi Kondensasi, salah satu yang paling terkenal proses polimer kondensasi adalah reaksi antara heksametilenadiamina dan asam adipat, produk akhir, yang disebut nilon-66 (Laird, 2009). Polivinil alkohol (PVA) dengan rumus kimia [(C2H4OH)x] adalah polimer sintetik yang diproduksi melalui hidrolisis dari polvinil asetat. PVA bersifat nontoksik dan larut dalam air, sehingga banyak digunakan di berbagai bidang, antara lain bidang medis dan farmasi. Produk ini sangat sesuai diguanakan secara komersial dalam sekala besar sebagai ekspilin dalam berbagai produk farmasi seperti tablet salut, tetes mata, biofermentasi dan topikal. PVA bersifat kompatibel secara hayati dan sesuai untuk simulasi jaringan alami. Selain itu, PVA mempunyai permeabilitas oksigen yag baik, tidak bersifat imunogenik, dan memiliki sifat yang sangat baik dalam pembentukan film, pengemulsi dan dapat dilembabkan (Mutia, 2012).

Penentuan berat molekul polimer sebelumnya telah dilakukan melalui karakterisasi kenaikan titik didih suatupolimer,tetapihalinimembutuhkan waktu yang relatif lama dan sulit untuk diterapkan. Sehingga beberapa peneliti ingin meneliti berat molekul polimer, dalam misalnya, polistirenadenganmetodelainyaitu menggunakan metode viskositas yang diharapkan lebih efisien dilakukan dan mendapatkan hasil yang relatif benar. Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat (Maghfiroh, 2014). 3. Metode Percobaana. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah viscometer Ostwald, viscometer Hopler, labu takar 100 mL, labu takar 250 mL, gelas beker 100 mL, dan gelas beker 250 mL. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, larutan PVA 1,6 g/100 mL, dan larutan asam asetat.

b. Cara Kerja

Sebanyak 4 g PVOH kering dilarutkan dengan akuades hingga bagian gelas beker 250 mL. Campuran dipanaskan hingga larut, kemudian didinginkan. Larutan dituang dalam labu ukur 250 mL dan diencerkan hingga tanda batas. Larutan diambil sebanyak 50 mL, dituang dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan hingga batas. Berikutnya dilakukan pembuatan larutan dengan konsentrasi 0,1; 0,2; 0,4; 0,8; dan 1,6 g/100 mL. Selanjutnya, dilakukan pengujian viskositas dengan metode Hopler dan Ostwald. c. Gambar Metode Ostwald dan Metode Hopler

4. Hasil dan Pembahasan

a. Hasil

Metode OstwaldKonsentrasi (g/100 mL)to (s)t PVARspsp / C

0,15275 1,44 0,44 4,42

0,25277 1,48 0,48 2,40

0,45269 1,33 0,33 0,82

0,852123 2,37 1,37 1,71

1,652176 3,38 2,38 1,49

Metode Hopler Konsentrasi (g/100 mL)to (s)t PVARspsp / C

0,13233 1,03 0,03 0,31

0,23236 1,13 0,13 0,63

0,43242 1,31 0,31 0,78

0,83258 1,81 0,81 1,02

1,632111 3,47 2,47 1,54