laporan rekayasa lalulintas.docx

Upload: qykio-harazuku

Post on 14-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANI.1 Latar Belakang

Sebagai mahasiswa Politeknik Negeri Medan khususnya program studi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan, kami mempelajari mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas. Dalam mata kuliah ini kami membahas tentang bagian dari jalan yaitu simpang.Pada laporan ini kami ditugaskan untuk mengukur beberapa simpang yang ada di Kecamatan Medan Selayang. Berikut adalah beberapa simpang yang telah kami ukur langsung ke lapangan, yaitu: Simpang Pemda, Simpang Setiabudi, Simpang Pasar Dua Setia Budi, Simpang Pasar Tiga Setia Budi, dan Simpang Pertambangan. Selain itu pengukuran simpang ini juga salah satu pelengkap tugas akhir Rekayasa Lalu Lintas pada semester tiga. Pengukuran simpang ini dilakukan untuk mendapatkan data awal yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menghitung parameter lalulintas yang ada di simpang tersebut.I.2 Tujuan Untuk memperoleh data geometri suatu simpang, Sebagai acuan untuk memperoleh parameter lalulintas di simpang, Untuk memperoleh nilai dari mata kuliah ini.I.3 Manfaat Menambah wawasan, Mengetahui peraturan tentang simpang, Mengetahui keadaan simpang yang sebenarnya

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Simpang

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), simpang adalah tempat berbelok atau bercabang dari yang lurus. Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau lebih ruas jalan bertemu, disini arus lalu lintas mengalami konflik. Untuk mengendalikan konflik ini ditetapkan aturan lalu lintas untuk menetapkan siapa yang mempunyai hak terlebih dahulu untuk menggunakan persimpangan (http://id.wikipedia.org/wiki/persimpangan). Menurut Hendarto, dkk., (2001), persimpangan adalah daerah dimana dua atau lebih jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Menurut Hobbs (1995), persimpangan jalan merupakan simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat dimana arus kendaraan dari beberapa pendekat tersebut bertemu dan memencar meninggalkan persimpangan. 2.2. Jenis simpang Menurut Direktorat Jendral Bina Marga dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), pemilihan jenis simpang untuk suatu daerah sebaiknya berdasarkan pertimbangan ekonomi, pertimbangan keselamatan lalu lintas, dan pertimbangan lingkungan. Menurut Morlok (1988), jenis simpang berdasarkan cara pengaturannya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : 1. simpang jalan tanpa sinyal, yaitu simpang yang tidak memakai sinyal lalu lintas. Pada simpang ini pemakai jalan harus memutuskan apakah mereka cukup aman untuk melewati simpang atau harus berhenti dahulu sebelum melewati simpang tersebut, 2. simpang jalan dengan sinyal, yaitu pemakai jalan dapat melewati simpang sesuai dengan pengoperasian sinyal lalu lintas. Jadi pemakai jalan hanya boleh lewat pada saat sinyal lalu lintas menunjukkan warna hijau pada lengan simpangnya.

2.3. Macam-macam simpang Menurut Hariyanto (2004), dilihat dari bentuknya ada 2 (dua) macam jenis persimpangan, yaitu :1. pertemuan atau persimpangan jalan sebidang, merupakan pertemuan dua ruas jalan atau lebih secara sebidang (tidak saling bersusun). Pertemuan jalan sebidang ada 4 (empat) macam, yaitu :a. pertemuan atau persimpangan bercabang 3 (tiga), b. pertemuan atau persimpangan bercabang 4 (empat), c. pertemuan atau persimpangan bercabang banyak, d. bundaran (rotary intersection). 2. pertemuan atau persimpangan jalan tidak sebidang, merupakan persimpangan dimana dua ruas jalan atau lebih saling bertemu tidak dalam satu bidang tetapi salah satu ruas berada di atas atau di bawah ruas jalan yang lain.

2.4. Karakteristik simpang Menurut Hariyanto (2004), dalam perencanaan suatu simpang, kekurangan dan kelebihan dari simpang bersinyal dan simpang tak bersinyal harus dijadikan suatu pertimbangan. Adapun karakteristik simpang bersinyal dibandingkan simpang tak bersinyal adalah sebagai berikut : 1. kemungkinan terjadinya kecelakaan dapat ditekan apabila tidak terjadi pelanggaran lalu lintas, 2. lampu lalu lintas lebih memberi aturan yang jelas pada saat melalui simpang,3. simpang bersinyal dapat mengurangi konflik yang terjadi pada simpang, terutama pada jam sibuk, 4. pada saat lalu lintas sepi, simpang bersinyal menyebabkan adanya tundaan yang seharusnya tidak terjadi.2.5. Pengendalian simpang Menurut Wibowo, dkk., (cit., Atisusanti, 2009), sesuai dengan kondisi lalu lintasnya, dimana terdapat pertemuan jalan dengan arah pergerakan yang berbeda, simpang sebidang merupakan lokasi yang potensial untuk menjadi titik pusat konflik lalu lintas yang bertemu, penyebab kemacetan, akibat perubahan kapasitas, tempat terjadinya kecelakaan, konsentrasi para penyeberang jalan atau pedestrian. Masalah utama yang saling mengkait di persimpangan adalah : 1. volume dan kapasitas, yang secara langsung mempengaruhi hambatan, 2. desain geometrik, kebebasan pandangan dan jarak antar persimpangan, 3. kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan, 4. pejalan kaki, parkir, akses dan pembangunan yang sifatnya umum.

BAB IIIHASIL PENGUKURAN

3.1 Simpang Bersinyal 1.Simpang Kampus USU

2.Simpang Barat (Sei Wampu)

3.Simpang Pattimura

4.Simpang Jalan Iskandar Muda-Jalan Hasanuddin

3.2 Simpang Prioritas1.Simpang Pintu 2 USU

2.Simpang Jalan Almamater-Jalan Alumni

3. Simpang Jalan Alumni-Jalan Sivitas Akademika, USU.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KesimpulanBahwa simpang-simpang yang ada di Kecamatan Medan Baru memiliki simpang bersinyal dan simpang prioritas. Setiap simpang memiliki jumlah arus yang berbeda-beda. Maka setiap simpang memiliki ukuran dan kegunaan masing-masing. Simpang juga memiliki rambu-rambu yang berbeda sesuai dengan keadaan arus yang ada di simpang itu sendiri. Oleh karena itu, jika kita merencanakan suatu simpang harus dengan perencanaan yang benar-benar sesuai dengan keadaan dan jumlah arus yang akan ditampung oleh simpang tersebut maka perencanaan dan desain harus benar-benar sempuran agar tidak ada masalah yang timbul di simpang tersebut.

4.2 Saran Mengetahui fungsi simpang yang akan diukur Pengukuran dilakukan langsung di lapangan agar diperoleh perencanaan yang optimal. Mengamati lokasi pengukuran yang akan dilakukan Membawa perlengkapan yang dibutuhkan Data pengukuran diupayakan sedetail mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

1.Direktorat Jenderal Bina Marga,Peraturan Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar KotaNo 038/T/BM/1997.2.Direktorat Jendral Bina Marga dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997),3.Fachrurrozy.(2001),Keselamatan Lalu Lintas ( Traffic Safety ), Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.4.Hamirhan Saodang ., (2004),Geometrik Jalan, Nova, Bandung.5. Shirley L. Hendarsin, 2000, Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negeri Bandung, Bandung

LAMPIRAN FOTO

A. SIMPANG BERSINYAL

1. Simpang Kampus USU

2. Simpang Sei Wampu

3. Simpang Pattimura

4. Simpang Jalan Iskandar Muda-Jalan Hasanuddin

B. SIMPANG PRIORITAS

1. Simpang Jalan Almamater-Jalan Alumni

2. Simpang Jalan Alumni-Jalan Sivitas Akademika, USU.

3. Simpang Pintu Dua Usu

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,rahmad dan hidayahNya penulis mampu menyelesaikan LAPORAN REKAYASA LALULINTAS ini. Laporan ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu dan diharapkan dapat berguna bagi yang membutuhkannya. Penulis telah menumpahkan segenap fikirannya untuk menyelesaikan laporan ini.Laporan ini dibuat sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan selama pengukuran jalan.Penulis sadar masih banyak kesalahan dan kekurangan pada laporan ini,oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu,dan pembaca.Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, guna perbaikan dimasa-masa mendatang.Semoga LAPORAN REKAYASA LALULINTASini dapat berguna bagi pembaca dan semua orang. Atas perhatian dari pembaca kami ucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2015Penulis,

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR................iDAFTAR ISI ................iiBAB I Pendahuluan................1I.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1I.2. Tujuan................1I.3. Manfaat................1BAB IITinjauan Pustaka................6II.1. Defenisi Jalan...........................................................................................6II.2.Klasifikasi Jalan...............6II.3.Bagian-Bagian Jalan..............12II.4.Arah ..............13BAB III Hasil dan Pembahasan..................................................................................14III.1Tampak Atas...........................................................................................14III.2 Potongan Melintang..............................................................................15BAB IV Kesimpulan dan Saran.............16IV.1.Kesimpulan .............16 IV.2. Saran .....................................................................................................16Lampiran Foto............................................................................................................2Lampiran Gambar

23