laporan praktikum rekayasa jalan raya bab 1

74
1 BAB I PEMERIKSAAN ASPAL KERAS 1.1 Pemeriksaan Penetrasi Aspal 1.1.1 Maksud Percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi aspal, menguji keras atau lembeknya (solid atau semi solid) aspal dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran, beban dan waktu tertentu ke dalam aspal pada suhu tertentu pula (25° C). 1.1.2 Peralatan a. Alat penetrasi b. Cawan perendam c. Beban 50 gram d. Jarum penetrasi e. Tin box f. Bak perendam (water bath) g. Termometer 50° C h. Stopwatch i. Senter j. Kompor listrik k. Panci dan penutup l. Pengaduk bambu m. Kapas + bensin n. Glyserin 1.1.3 Benda Uji 1

Upload: babiluchu

Post on 23-Jun-2015

1.178 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

1

BAB I

PEMERIKSAAN ASPAL KERAS

1.1 Pemeriksaan Penetrasi Aspal

1.1.1 Maksud Percobaan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi aspal, menguji

keras atau lembeknya (solid atau semi solid) aspal dengan memasukkan jarum

penetrasi ukuran, beban dan waktu tertentu ke dalam aspal pada suhu tertentu pula

(25° C).

1.1.2 Peralatan

a. Alat penetrasi

b. Cawan perendam

c. Beban 50 gram

d. Jarum penetrasi

e. Tin box

f. Bak perendam (water bath)

g. Termometer 50° C

h. Stopwatch

i. Senter

j. Kompor listrik

k. Panci dan penutup

l. Pengaduk bambu

m. Kapas + bensin

n. Glyserin

1.1.3 Benda Uji

Benda uji berupa aspal, yang dimasukkan ke dalam panci dan panaskan

hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar

udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang

dalam 3 buah tin box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit

dan direndam dalam bak perendam pada ruang AC bersuhu 25º C selama 60 menit.

1

Page 2: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 2

1.1.4 Prosedur Percobaan

a. Aspal keras kurang lebih cukup untuk mengisi 3 buah tin box dipanaskan

perlahan-lahan sampai mencair dan bisa dituangkan dengan waktu

pemanasan lebih kecil dari 30 menit.

b. Selama pemanasan, aspal diaduk perlahan-lahan supaya udara tidak

masuk ke dalam contoh.

c. Cawan ditutup agar benda uji tidak kena debu. Didiamkan selama 1 – 1,5

jam untuk cawan kecil, 1,5 – 2 jam untuk cawan besar pada ruang

AC/kulkas dengan temperatur 15C - 30C.

d. Jarum penetrasi dipasang pada pluyer head.

e. Pemberat 50 gram diletakkan di atas jarum untuk memperoleh beban 100

gram berikut berat pluyer head.

f. Tempat air beserta benda uji dipindahkan ke bawah alat penetrasi.

g. Jarum diturunkan perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh

permukaan benda uji, kemudian angka dial penetrometer diatur sehingga

jarum penunjuk berimpit dengan angka 0 (nol).

h. Pemegang jarum ditekan secara serentak dengan stop watch selama 5

detik.

i. Dial penetrometer berputar dan angka penetrasi yang berimpit dengan

jarum penunjuk dibaca. Dilakukan pembulatan hingga angka 0.1 mm

terdekat.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 3: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 3

1.1.5 Cara Kerja Sebenarnya

a. Aspal dipanaskan kurang lebih cukup untuk mengisi 2 buah tin box.

Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar udara dapat keluar

dari dalam aspal tersebut. Setelah cair, aspal tersebut dituang ke dalam 2

buah tin box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30

menit.

b. Benda uji direndam di dalam bak perendam di ruang AC dengan suhu air

25º C selama 60 menit.

c. Jarum penetrasi dibersihkan dengan kapas yang telah diberi bensin.

d. Jarum penetrasi dipasang pada pluyer head dan diberi pemberat 50 gram.

e. Benda uji dipindahkan dari bak perendam ke tempat yang telah diberi air

dibawah jarum penetrasi.

f. Jarum penetrasi diturunkan secara perlahan-lahan hingga jarum tersebut

menyentuh permukaan benda uji.

g. Tiang dial diturunkan dan angka yang berimpit dengan jarum penunjuk

pada dial penetrometer dibaca, kemudian hasilnya dicatat (1).

h. Clutch trigger ditekan bersamaan dengan stop watch dinyalakan selama 5

detik, setelah 5 detik penenekan clutch trigger dihentikan.

i. Tiang dial diturunkan dan angka yang berimpit dengan jarum penunjuk

pada dial penetrometer dibaca, kemudian hasilnya dicatat (2).

j. Besar penetrasi adalah hasil (2) dikurangi dengan (1).

k. Pengunci jarum dikendurkan kemudian tiang dial penetrometer diangkat.

l. Jarum penetrometer diangkat dari aspal dengan cara diputar sambil

diangkat perlahan-lahan. Jarum dibersihkan dengan kapas yang telah

dibasahi dengan bensin. Setelah bersih, jarum dipasang kembali.

m. Langkah (d) sampai (j) dilakukan sebanyak 5 kali untuk benda uji yang

sama, dengan ketentuan jarak antartitik pemeriksaan ± 1 cm membentuk

salib sumbu.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 4: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 4

1.1.6 Hasil Percobaan

Penetrasi I II IIIPengamatan 1Pengamatan 2Pengamatan 3Pengamatan 4Pengamatan 5

67 74 7067 72 7765 75 7565 75 7366 73 70

Rata – rata66 73,8 73

70,9333

Jenis Aspal PEN. 40 PEN. 60 PEN. 80Persyaratan Umum Aspal

Keras

min. maks. min. maks. min. maks.

40 59 60 79 80 99

1.1.7 Kesimpulan

Dari hasil pengujian penetrasi aspal diperoleh rata-rata 70,9333. Jadi

termasuk jenis aspal pen 60 dengan syarat minimum 60 dan maksimum 79

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 5: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 5

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 6: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 6

GAMBAR ALAT PENETRASI ASPAL

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 7: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 7

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 8: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 8

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 9: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 9

1.2 Pemeriksaan Kehilangan Berat Aspal

1.2.1 Maksud Percobaan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kehilangan berat aspal

setelah dipanaskan dalam oven bersuhu 160º C.

1.2.2 Peralatan

a. Oven

b. Plat logam (tergantung vertikal dalam oven dan dapat diputar 5 – 6 ppm)

c. Tin box

d. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

e. Kompor listrik

f. Panci dan penutup

g. Pengaduk bambu

1.2.3 Benda Uji

Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan dipanaskan

hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar

udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang

dalam 3 buah tin box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit

dan dimasukkan ke dalam oven yang dilengkapi dengan pemutar plat dengan suhu

163º C selama 5 jam.

1.2.4 Prosedur Percobaan

a. Contoh aspal diaduk serta dipanaskan untuk mendapatkan campuran yang

merata.

b. Dituangkan ke dalam cawan sebanyak ± 50 gram (A).

c. Benda uji ganda (duplo) disiapkan. Benda uji yang diperiksa harus bebas

dari air.

d. Oven dihidupkan dan motor pemutar plat yang berada dalam oven

dijalankan. Termometer dipasang pada tempatnya sehingga terletak pada

jarak 1,9 cm dari pinggir plat. Setelah oven mencapai suhu ± 160° C,

benda uji diletakkan di atas plat logam yang berputar.

e. Benda uji didinginkan pada suhu ruang kemudian ditimbang dengan

ketelitian 0,01 gram (B).

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 10: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 10

f. Persentase kehilangan berat dihitung dengan rumus :

g. Bila digunakan 2 buah benda uji dan hasilnya sama, maka tidak dilakukan

pemeriksaan ulang. Bila tidak sama, perlu diulang.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 11: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 11

1.2.5 Cara Kerja Sebenarnya

a. Tiga buah tin box yang sebelumnya diberi nomor, terlebih dulu

ditimbang.

b. Aspal dipanaskan hingga mencair dan dapat dituang dengan waktu

pemanasan ± 30 menit. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati

agar udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut.

c. Setelah mencair, aspal tersebut dituang ke dalam 3 buah tin box,

kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit.

d. Benda uji dimasukkan ke dalam ruang AC selama 60 menit (1 jam)

dengan suhu 25º C.

e. Benda uji dipindahkan dari ruang AC kemudian ditimbang beratnya.

f. Benda uji dimasukkan ke oven yang dilengkapi dengan pemutar plat pada

suhu 160º C selama 5 jam.

g. Setelah 5 jam benda uji dikeluarkan dan didinginkan di dalam ruang AC

dengan suhu 16º C.

h. Berat masing-masing tin box ditimbang.

i. Persentase kehilangan beratnya dihitung.

j. Benda uji disimpan untuk pemeriksaan penetrasi aspal setelah kehilangan

berat.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 12: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 12

1.2.6 Hasil Percobaan

Nomor cawan I II III

Berat cawan (A)Berat cawan + benda uji (B) Berat benda uji (C) = (A) + (B)Berat cawan + benda uji setelah pemanasan (D)Berat benda uji setelah pemanasan (E) = (D) – (A)Berat yang hilang (F) = (C) – (E)

11,7 11,5 9,7

69,3 69,5 62,857,6 58 53,169,29 69,33 62,6157,6 57,83 52,910,10 0,17 0,19

% Kehilangan 0,174% 0,294% 0,359%

Rata – rata 0,2756

1.2.7 Kesimpulan

Dari pemeriksaan kehilangan berat aspal, diperoleh rata-rata kehilangan berat

sebesar 0,2756 %, sedangkan syarat kehilangan berat maksimum untuk PEN. 60

adalah 0, %, maka aspal tersebut tidak memenuhi syarat dan tidak dapat digunakan

untuk bahan perkerasan jalan.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 13: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 13

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 14: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 14

GAMBAR ALAT PERCOBAAN KEHILANGAN BERAT ASPAL

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 15: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 15

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 16: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 16

1.3 Pemeriksaan Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat

1.3.1 Maksud Percobaan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi aspal setelah

kehilangan berat.

1.3.2 Peralatan

a. Alat penetrasi

b. Pemegang jarum

c. Pemberat dengan berat (50 ± 0,05) gram

d. Jarum penetrasi

e. Tin box

f. Bak perendam (water bath)

g. Termometer 50° C

h. Stopwatch

i. Senter

j. Kompor listrik

k. Panci dan tutup

l. Pengaduk bambu

m. Cawan perendam

n. Kapas + bensin

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 17: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 17

1.3.3 Benda Uji

Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan panaskan

hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar

udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang

dalam 3 buah tin box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30

menit dan dimasukkan ke dalam oven yang dilengkapi dengan pemutar plat dengan

suhu 163º C selama 5 jam. Kemudian direndam dalam bak perendam pada ruang AC

bersuhu 25º C selama 60 menit.

1.3.4 Prosedur Percobaan

a. Aspal keras kurang lebih cukup untuk mengisi 3 buah tin box dipanaskan

secara perlahan sampai mencair dan bisa dituangkan dengan waktu

pemanasan lebih kecil dari 30 menit.

b. Selama pemanasan, aspal diaduk perlahan-lahan supaya udara tidak

masuk kedalam contoh.

c. Cawan ditutup agar benda uji tidak kena debu. Didiamkan selama 1 – 1,5

jam untuk cawan kecil dan 1,5 – 2 jam untuk cawan besar pada ruang

AC/kulkas dengan temperatur 15 C - 30 C.

d. Jarum penetrasi dipasang pada pluyer head.

e. Pemberat 50 gram diletakkan di atas jarum untuk memperoleh beban 100

gram berikut berat pluyer head.

f. Tempat air beserta benda uji dipindahkan ke bawah alat penetrasi.

g. Jarum diturunkan perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh

permukaan benda uji, kemudian angka dial penetrometer diatur sehingga

jarum penunjuk berimpit dengan angka 0 (nol).

h. Pemegang jarum dilipaskan dan stopwatch dijalankan secara serentak

selama 5 detik.

i. Dial penetrometer berputar dan angka penetrasi yang berimpit dengan

jarum penunjuk dibaca.

j. Dilakukan pembulatan hingga angka 0,1 mm terdekat.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 18: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 18

1.3.5 Cara Kerja Sebenarnya

a. Benda uji hasil pemeriksaan kehilangan berat direndam ke dalam bak

perendam dengan suhu air 25º C selama 60 menit.

b. Jarum penetrasi dibersihkan dengan kapas yang telah diberi bensin.

c. Jarum penetrasi dipasang pada pluyer head dan diberi pemberat 50 gram.

d. Benda uji dipindahkan dari bak perendam ke tempat yang telah diberi air

di bawah jarum penetrasi.

e. Jarum penetrasi diturunkan secara perlahan-lahan hingga jarum tersebut

menyentuh permukaan benda uji.

f. Tiang dial diturunkan dan angka yang berimpit dengan jarum penunjuk

pada dial penetrometer dibaca, kemudian hasilnya dicatat (1).

g. Clutch trigger ditekan bersamaan dengan stop watch dinyalakan selama 5

detik. Setelah 5 detik hentikan menekan clutch trigger.

h. Tiang dial diturunkan dan angka yang berimpit dengan jarum penunjuk

pada dial penetrometer dibaca, kemudian hasilnya dicatat (2).

i. Besar penetrasi adalah hasil (2) dikurangi dengan (1).

j. Pengunci jarum dikendurkan kemudian tiang dial penetrometer diangkat.

k. Jarum penetrometer diangkat dari aspal dengan diputar-putar sambil

diangkat perlahan-lahan. Jarum dibersihkan dengan kapas yang telah

dibasahi dengan bensin. Setelah bersih, jarum dipasang kembali.

l. Langkah (d) sampai (j) dilakukan sebanyak 5 kali untuk benda uji yang

sama, dengan ketentuan jarak antar titik pemeriksaan ± 1 cm membentuk

salib sumbu.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 19: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 19

1.3.6 Hasil Percobaan

Penetrasi I II IIIPengamatan 1Pengamatan 2Pengamatan 3Pengamatan 4Pengamatan 5

65 67 6865 72 6567 68 6471 69 7267 66 71

Rata – rata67 68,4 68

67,8

1.3.7 Kesimpulan

Dari hasil pengujian penetrasi aspal setelah kehilangan berat diperoleh rata-rata

67,8. Sehingga benda uji termasuk dalam jenis aspal PEN 60 dengan syarat minimum

60 dan maksimum 79.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 20: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 20

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 21: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 21

GAMBAR ALAT PERCOBAAN PENETRASI ASPAL SETELAH

KEHILANGAN BERAT

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 22: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 22

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 23: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 23

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 24: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 24

1.4 Pemeriksaan Kelarutan dalam CC l 4

1.4.1 Maksud Percobaan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kadar aspal yang dapat larut

dalam CCl4 (karbon tetraklorida). Dalam praktikum digunakan bensin.

1.4.2 Peralatan

a. Cawan Gooch crucible

b. Filter dari serat asbes

c. Labu Erlenmeyer dengan kapasitas 125 ml

d. Gliserin

e. Oven

f. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

g. Gelas beaker kapasitas 200 ml

h. Kompor listrik

i. Tin box

j. Pengaduk bambu

k. Panci dan tutup

l. Statif

m. Akuades

n. Bensin

1.4.3 Benda uji

Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan dipanaskan

hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar

udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang

dalam tin box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit.

Untuk percobaan diambil sebanyak 1 gram aspal tadi secara perlahan, dengan cara

membentuknya menjadi butiran butiran kecil agar memudahkan/mempercepat

pelarutan.

1.4.4 Prosedur Percobaan

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 25: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 25

a. Aspal keras sebanyak kurang lebih 25 gram dipanaskan pada suhu 110 C

sampai mencair.

b. Aspal keras didiamkan pada suhu ruang 25 C.

c. Labu Erlenmeyer kosong ditimbang. Kemudian diisi dengan contoh aspal

sebanyak 1 gram. Dalam pengisian contoh aspal diusahakan jangan

sampai kotor atau melekat pada dinding dalam leher labu Erlenmeyer,

kemudian ditimbang.

d. Bensin sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer sebagai

pengganti larutan karbon tetraklorida, kemudian labu tersebut digoyang

agar aspal cepat larut dan homogen.

e. Didiamkan selama 1 hari.

f. Isi Gooch crucible dengan filter dari serat asbes kering oven secukupnya,

kemudian dipadatkan.

g. Gooch crucible yang berisi filter tadi ditimbang.

h. Cawan diletakkan di atas gelas ukur (untuk menampung larutan).

i. Larutan aspal yang sudah homogen dituang ke dalam cawan Gooch

crucible.

j. Apabila larutan sudah habis, sisi dalam labu Erlenmeyer dibersihkan

sampai betul-betul bersih.

k. Kertas filter didiamkan hingga tidak ada cairan yang keluar dari cawan.

l. Cawan dikeringkan dalam oven pada suhu 110 C selama 20 menit.

m. Kertas filter didinginkan didiamkan dan kemudian ditimbang.

1.4.5 Cara Kerja Sebenarnya

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 26: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 26

a. Aspal dipanaskan sampai mencair dan dapat dituang dengan waktu

pemanasan kurang dari 30 menit. Setelah cair, aspal dituang ke dalam tin

box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27 C selama 30 menit lalu

dipindahkan ke ruang AC dengan suhu 25 C selama minimum 1 jam.

b. Gelas beaker kosong ditimbang.

c. Kertas saring dibentuk kerucut, kemudian ditimbang.

d. Botol akuades ditambahkan bensin sebanyak 200 ml.

e. Aspal yang telah didinginkan dalam ruang AC dikeluarkan, diambil

seberat 1 gram, dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam gelas beaker

dengan cara dibentuk butiran-butiran (bola-bola) kecil.

f. Bensin dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam gelas beaker, aspal

dilarutkan ke dalam bensin tersebut, dicampur sampai homogen dengan

cara gelas beaker digoyang-goyangkan perlahan.

g. Cawan Gooch crucible dipasang pada labu Erlenmeyer, kemudian dijepit

dengan statif untuk menjaga keseimbangannya.

h. Kertas saring yang telah dibentuk kerucut diletakkan pada cawan Gooch

crucible.

i. Larutan bensin dan aspal yang telah homogen dituang ke dalam kertas

saring sedikit demi sedikit.

j. Bensin ditambahkan lagi ke dalam gelas beaker, dicampur lagi sampai

homogen kemudian dituang ke dalam kertas saring. Demikian langkah ini

diulangi samapai bensin habis.

k. Setelah bensin habis kertas saring didiamkan sampai kering dalam suhu

ruang.

l. Setelah kertas saring kering, kertas ditimbang dan dihitung berat endapan,

persen endapan, dan kelarutan aspal.

1.4.6 Hasil Percobaan

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 27: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 27

Pemeriksaan HasilA. Berat tabung Erlenmeyer kosong 332,100 gramB. Berat tabung Erlenmeyer kosong + aspal 333,100 gramC. Berat aspal (B - A) 1,000 gramD. Berat Gooch Crucible + serat 1,06 gramE. Berat Gooch Crucible + serat + endapan 1,12 gramF. Berat endapan (E - D) 0,06 gram

G. Persen endapan = 6 %

H. Rata-rata 6 %I. Kelarutan Aspal 100 – (H) 94 %

1.4.7 Kesimpulan

Dari pemeriksaan kelarutan aspal dalam CCl4 diperoleh hasil kelarutan aspal

sebesar 94%, sedangkan yang diisyaratkan minimal sebesar 99% sehingga aspal tidak

memenuhi syarat kelarutan aspal keras dalam CCl4 dari PEN 60 sehingga aspal tidak

dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 28: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 28

GAMBAR ALAT PERCOBAAN KELARUTAN ASPAL DALAM

TETRA KLORIDA (CCL4)

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 29: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 29

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 30: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 30

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 31: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 31

1.5 Daktilitas

1.5.1 Maksud Percobaan

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 32: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 32

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui panjang aspal berdasarkan

panjangnya aspal yang dapat ditarik sebelum putus dengan mesin daktilitas.

1.5.2 Peralatan

a. Cetakan daktilitas

b. Mesin daktilitas

c. Gliserin dan talc

d. Akuades

e. Kompor listrik

f. Pengaduk bambu

g. Panci + penutup

h. Meteran

1.5.3 Benda uji

Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan dipanaskan

hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar

udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang

dalam 2 buah cetakan daktilitas yang sebelumnya telah diolesi dengan gliserin dan

talc supaya tidak menempel, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama

30 menit.

1.5.4 Prosedur Percobaan

a. Bagian dalam cetakan daktilitas dan bagian atas plat dasar dilapisi dengan

gliserin dan talc.

b. Cetakan daktilitas dipasang di atas plat dasar.

c. Aspal dipanaskan sampai cair dan dapat dituangkan dengan suhu 120 C

di atas titik lembek kedalam cetakan.

d. Cetakan didinginkan dalam suhu ruang selama kurang lebih 30 menit, lalu

pindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam (water heater) di ruang

AC/kulkas yang telah disiapkan pada suhu 25 C selama 60 menit,

kemudian ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang

panas hingga cetakan terisi penuh.

e. Didiamkan dalam ruang AC/kulkas selama 85 – 90 menit, kemudian

dilepaskan dari cetakan.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 33: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 33

f. Bak perendam daktilitas diisi dengan air dan ditambahkan larutan gliserin

untuk merubah berat jenis air.

g. Benda uji dipasang pada mesin daktilitas dan ditarik secara teratur dengan

kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus, dengan kecepatan 5 % masih

diizinkan.

h. Jarak antara penjepit cetakan pada saat benda uji putus (dalam cm)

dibaca. Selama percobaan berlangsung benda uji harus selalu terendam

sekurang kurangnya 2,5 cm dari permukaan air dan suhu harus

dipertahankan 25 C.

i. Jika benda uji menyentuh dasar mesin daktilitas atau terapung di atas

permukaan air, pengujian dianggap tidak normal. Untuk itu, berat jenis air

harus sesuai dengan berat jenis benda uji dengan menambah gliserin.

1.5.5 Cara Kerja Sebenarnya

a. Aspal dipanaskan. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar

udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah cair, aspal tersebut

dituang ke dalam 2 buah cetakan daktilitas (sebelumnya pada bagian

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 34: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 34

samping dan dasar cetakan telah dilapisi gliserin dan talc), kemudian

dinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit.

b. Masukkan benda uji ke dalam ruang AC selama 60 menit dengan suhu

25º C.

c. Benda uji dilepaskan dari cetakan, kemudian benda uji dimasukkan ke

dalam mesin daktilitas (mesin daktilitas harus terisi akuades, sehingga

benda uji dalam keadaan melayang dalam aquades).

d. Posisi awal letak cetakan daktilitas dalam mesin uji dibaca.

e. Benda uji ditarik secara teratur dengan kecepatan mesin 5 cm/menit sampai

benda uji putus, hasil pengamatan dicatat.

f. Jarak antara penjepit cetakan pada saat benda uji putus dibaca.

g. Mesin daktilitas dihentikan jika :

Aspal telah putus.

Aspal telah mencapai panjang minimal 100 cm.

1.5.6 Hasil Percobaan

Daktilitas Pada Temperatur 25° C Pembacaan Pengukuran Pada Alat

Pengamatan > 100 cm > 100 cm

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 35: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 35

Rata-rata > 100 cm

1.5.7 Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan daktilitas diperoleh hasil panjang aspal > 100 cm,

sehingga aspal tersebut memenuhi syarat minimal daktilitas aspal pen 60 yaitu 100

cm sehingga dapat digunakan untuk bahan perkerasan jalan.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 36: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 36

GAMBAR ALAT PERCOBAAN DAKTILITAS

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 37: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 37

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 38: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 38

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 39: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 39

1.6 Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar

1.6.1 Maksud Percobaan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar

dari semua jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang

mempunyai titik nyala open cup kurang dari 79° C dengan Cleveland open cup PA-

0303-76 (AASHTO -48-74 & ASTM D-92-52).

Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas

permukaan aspal. Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-

kurangnya 5 detik pada suatu titik di atas permukaan aspal.

1.6.2 Peralatan

a. Termometer 420° C

b. Cawan kuningan (Cleveland open cup)

c. Plat pemanas (hot plate)

d. Sumber pemanas tabung gas

e. Batang nyala Bunsen

f. Kompor listrik

g. Panci dan penutup

h. Pengaduk bambu

i. Statif

j. Korek api

k. Stopwatch

1.6.3 Benda Uji

Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan dipanaskan

hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar

udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang

ke dalam cawan kuningan kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30

menit dan didiamkan pada ruang AC bersuhu 25º C selama 60 menit.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 40: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 40

1.6.4 Prosedur Percobaan

a. Contoh aspal dipanaskan sampai cukup cair.

b. Cawan kuningan diisi sampai garis dan gelembung udara yang ada di

permukaan dihilangkan dengan cara membakar bagian atas secara

perlahan.

c. Cawan diletakkan di atas pelat pemanas, sumber pemanas diatur sehingga

terletak di bawah titik tengah cawan.

d. Termometer diletakkan tegak lurus di atas benda uji dengan jarak 6,4 mm

di atas dasar cawan, dan terletak pada satu garis yang menghubungkan

titik tengah cawan dan titik poros nyala burner. Kemudian aturlah

sehingga poros termometer terletak pada jarak ¼ diameter cawan dari

tepi.

e. Bunsen dinyalakan dan pemanas diatur sehingga kenaikan suhu teratur

15º C per menit sampai suhu 56º C di bawah titik nyala perkiraan.

f. Kecepatan pemanasan diatur sebesar 5º C - 6º C.

g. Batang nyala Bunsen diputar melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi

cawan) dalam waktu 1 detik. Pekerjaan diulangi tersebut tiap kenaikan

temperatur 2º C.

h. Prosedur (g) sampai (h) diulangi hingga terlihat nyala singkat pada suatu

titik di atas permukaan benda uji. Temperatur dibaca dan dicatat titik

nyalanya.

i. Prosedur (i) dilanjutkan sampai terlihat nyala agak lama kurang lebih

selama 3 detik di atas permukaan benda uji. Temperatur dibaca dan

dicatat titik bakarnya.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 41: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 41

1.6.5 Cara Kerja Sebenarnya

a. Aspal dipanaskan. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar

udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah cair, aspal tersebut

dituang ke dalam cawan Cleveland sampai batas garis kemudian

didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit.

b. Aspal dimasukkan ke dalam ruang AC selama ± 60 menit dengan suhu

25º C.

c. Cawan Cleveland diletakkan di atas plat pemanas dan sumber

pemanasnya diatur.

d. Bunsen diletakkan dengan poros pada 7,5 cm di atas cawan Cleveland.

e. Termometer diletakkan di atas permukaan aspal.

f. Bunsen dinyalakan dan sumber pemanas diatur dengan kenaikan suhu

setiap 15º C/menit, waktunya dicatat.

g. Aspal dipanaskan sampai 50º C di bawah titik nyala perkiraan (350º C)

dibaca setiap kenaikan 15º C.

h. Setelah mencapai 300º C, batang nyala Bunsen dinyalakan.

i. Batang nyala Bunsen diputar melintasi tepi permukaan aspal sesering

mungkin.

j. Pemeriksaan diulangi setiap kenaikan suhu 5º C, waktunya dicatat.

k. Waktu dan termometer dibaca pada suhu titik nyala. Titik nyala ditandai

dengan nyala api di atas aspal jadi biru.

l. Waktu dan termometer dibaca pada suhu titik baker. Titik bakar ditandai

dengan terlihat percikan api di atas aspal.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 42: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 42

1.6.6 Hasil Percobaan

°C di Bawah Titik Nyala Waktu Temperatur ° C310 - 56 12' 05'' 25 255310 - 51 13' 25'' 32 270310 - 46 15' 02'' 55 285310 - 41 17' 11'' 02 300310 - 36 18' 51'' 42 305310 - 31 20' 07'' 06 310310 - 26 21' 13'' 08 315310 - 21310 - 16310 - 11 310 - 6310 - 1

Titik NyalaTemperatur ° C

312

Titik BakarTemperatur ° C

314

1.6.7 Kesimpulan

Dari pemeriksaan titik nyala dan titik bakar aspal keras PEN 60 diperoleh

temperatur titik nyala dan titik bakar masing-masing 312° C dan 314° C, sedangkan

syarat minimum titik nyala dan titik bakar PEN. 60 adalah 210° C, maka aspal yang

diuji memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk perkerasan jalan.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 43: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 43

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 44: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 44

GAMBAR ALAT PERCOBAAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 45: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 45

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 46: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 46

1.7 Pemeriksaan Titik Lembek

1.7.1 Maksud Percobaan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal yang

berkisar antara 51° C sampai 63° C.

Titik lembek adalah suhu pada saat bola-bola baja dengan berat tertentu,

mendesak turun suatu lapisan aspal yang tertekan dalam cincin yang berukuran

tertentu, sehingga aspal tersebut menyentuh plat dasar yang terletak di bawah cincin

pada tinggi tertentu, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu.

1.7.2 Peralatan

a. Termometer 110°C

b. Cincin kuningan

c. Bola baja diameter 9,5 mm; berat 3,45 – 3,55 gram.

d. Alat pengarah bola baja

e. Gelas beaker

f. Dudukan benda uji

g. Penjepit

h. Statif

i. Plat pemanas dan pembakar

j. Kompor listrik

k. Panci dan tutup

l. Pengaduk bambu

m. Stopwatch

n. Batang nyala Bunsen

o. Gliserin & talc

1.7.3 Benda Uji

Benda uji berupa aspal yang dimasukkan panci dan dipanaskan hingga cair

dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar udara dapat

keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang ke dalam

dua buah cincin kuningan dimana sebelumnya telah diolesi dengan gliserin dan talk

supaya tidak menempel, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30

menit dan didiamkan pada ruang AC bersuhu 25º C selama 60 menit.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 47: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 47

1.7.4 Prosedur Percobaan

a. Contoh dipanaskan secara perlahan-lahan sambil diaduk terus hingga cair

merata.

b. Dua buah cincin disiapkan, kedua cincin diletakkan di atas plat kuningan

yang telah diberi lapisan campuran gliserin dan talc.

c. Contoh dituang ke dalam kedua buah cincin, suhu pemanasan tidak

melebihi 56 C di atas titik lembeknya. Waktu pemanasan tidak melebihi

30 menit dan pemanasan aspal tidak melebihi 2 jam.

d. Setelah dingin, permukaan contoh dalam cincin diratakan dengan pisau

yang telah dipanaskan.

e. Kedua benda uji dipasang dan diatur di atas kedudukannya, pengarah bola

diletakkan di atasnya, kemudian seluruh peralatan tersebut dimasukkan ke

dalam bejana gelas.

f. Bejana diisi dengan air suling baru dengan suhu 5 C sehingga tinggi

permukaan air berkisar antara 101,6 mm - 108 mm. Termometer

diletakkan di antara kedua benda uji (12,7 mm dari tiap cincin).

g. Jarak antara permukaan plat dasar dengan dasar benda uji diperiksa dan

diatur sekitar 25,4 mm.

h. Bola baja diletakkan di atas dan di tengah permukaan masing-masing

benda uji dengan menggunakan penjepit, pengarah bola dipasang

kembali.

i. Bejana dipanaskan sehingga kenaikan suhu 5 C per menit. Untuk 3 menit

pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5 C.

j. Suhu dicatat pada saat setiap bola menyentuh plat dasar. Untuk percobaan

duplo hasil pengamatan dicatat saat bola menyentuh plat dasar dan

bulatkan sampai 0,5 C terdekat.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 48: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 48

1.7.5 Cara Kerja Sebenarnya

a. Aspal dipanaskan. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar

udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah cair, aspal tersebut

dituang ke dalam 2 buah cincin kuningan yang telah dialasi dengan tutup

tin box (sebelumnya telah dilapisi gliserin dan talc di dasar alas),

kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit.

b. Aspal dimasukkan ke dalam ruang AC selama ± 60 menit dengan suhu

25º C.

c. Cincin kuningan dipasang di atas dudukan dengan pengarah bola baja di

atasnya. Kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dengan

suhu 5° C, tunggu sampai mencair.

d. Termometer diletakkan di tengah, bola baja diletakkan ditengah-tengah

permukaan benda uji dan pengarah bola baja dipasang.

e. Bejana dipasang di atas Bunsen dan pemanasannya diatur dengan

kenaikan suhu 5° C per menit.

f. Waktu yang dibutuhkan dan suhunya (5° C) dicatat pada saat aspal mulai

lembek karena beban bola baja, hingga aspal menyentuh dasar pelat.

g. Titik lembek sama dengan suhu pada saat aspal menyentuh dasar pelat.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 49: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 49

1.7.6 Hasil Percobaan

No.Pengamatan Waktu

(detik)° C ° F1. 5 41 02. 10 50 48''3. 15 59 01' 42'' 284. 20 68 02' 47'' 565. 25 77 04' 01' 52'6. 30 89,6 05' 35'' 997. 35 95 07' 25'' 838. 40 104 09' 02'' 309. 45 113 10' 19'' 24

Hasil Pemeriksaan Waktu (detik) Titik Lembek (° C)

Pemeriksaan I 10' 19'' 24 45

Pemeriksaan II 10' 28'' 98 45,5

Rata-rata 45,25° C

1.7.7 Kesimpulan

Dari pemeriksaan titik lembek aspal PEN. 60 diperoleh rata–rata temperatur

titik lembek sebesar 45,25° C maka hasil pengujian ini tidak memenuhi syarat titik

lembek PEN.60 yaitu 48° C maksimal 58° C

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 50: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 50

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 51: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 51

GAMBAR ALAT PERCOBAAN TITIK LEMBEK

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 52: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 52

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 53: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 53

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 54: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 54

1.8 Pemeriksaan Berat Jenis Aspal

1.8.1 Maksud Percobaan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis aspal

keras dengan piknometer (AASHTO T-226-28 & ASTM D-70-72).

Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat aspal dan berat air suling

dengan isi yang sama dengan suhu tertentu.

1.8.2 Peralatan

a. Piknometer.

b. Gelas beaker

c. Kompor listrik

d. Panci dan tutup

e. Pengaduk bambu

f. Timbangan ketelitian 0,01 gram

g. Tin box

h. Gliserin

i. Akuades

1.8.3 Benda uji

Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan dipanaskan

hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar

udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang

ke dalam tin box kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit

dan didiamkan pada ruang AC bersuhu 25º C selama 60 menit. Untuk percobaan,

diambil sebanyak 1 gram aspal tresebut secara perlahan, dengan cara membentuknya

menjadi butiran–butiran kecil kemudian masukkan dalam piknometer.

1.8.4 Prosedur Percobaan

a. Contoh aspal keras sebanyak 50 gram dipanaskan sampai cair dan diaduk.

Pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit pada suhu 56 C di atas titik

lembek.

b. Bejana diisi dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas

piknometer yang tidak terendam setinggi 40 mm.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 55: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 55

c. Kemudian bejana tersebut dijepit dan direndam dalam bak perendam

hingga terendam 100 mm suhu bak perendam 25 C (di ruang AC).

d. Piknometer dibersihkan, dikeringkan dan ditimbang dengan ketelitian

0,01 gram (A).

e. Bejana diangkat dari bak perendam dan piknometer diisi dengan air

suling kemudian ditutup tanpa ditekan.

f. Piknometer diletakkan dalam bejana, penutup ditekan hingga rapat,

bejana berisi piknometer dikembalikan ke dalam bak perendam dan

didiamkan selama 30 menit, kemudian piknometer tersebut diangkat dan

dikeringkan dengan lap lalu ditimbang dengan ketelitian 0,01 gram (B).

g. Benda uji dituangkan ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi

¾-nya.

h. Biarkan piknometer + benda uji sampai dingin selama 40 menit,

kemudian ditimbang dengan ketelitian 0,01 gram (C).

i. Piknometer yang berisi benda uji diisi dengan air suling dan ditutup tanpa

ditekan. Didiamkan agar gelembung udaranya keluar.

j. Bejana diangkat dari bak perendam, piknometer diletakkan di dalamnya

dan kemudian penutup ditekan hingga rapat.

k. Bejana dimasukkan dan didiamkan dalam bak perendam selama 30 menit.

Piknometer diangkat, dikeringkan, dan timbang (D).

l. Berat jenis dihitung dengan rumus:

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 56: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 56

1.8.5 Cara Kerja Sebenarnya

a. Piknometer dan penutupnya ditimbang dalam keadaan kosong.

b. Piknometer diisi dengan akuades sampai penuh dan ditutup kembali,

kemudian ditimbang beratnya.

c. Piknometer dikosongkan dan dikeringkan, kemudian aspal dimasukkan

sebanyak 1 gram dengan cara dibentuk menjadi butiran-butiran kecil.

Setelah itu, dimasukkan ke dalam piknometer, selanjutnya piknometer

ditutup, ditimbang beratnya.

d. Piknometer tersebut diisi dengan akuades sampai penuh dan ditutup

kembali, kemudian ditimbang.

e. Berat jenis aspal dihitung.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 57: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 57

1.8.6 Hasil Percobaan

A. Nomor Piknometer I ( gram )B. Berat Piknometer 32,88C. Berat Piknometer+air penuh 82D. Berat air (C - B) 49,12E. Berat Piknometer+Aspal 33,88F. Berat Aspal (E – B) 1G. Berat Piknometer+Aspal+air 82,09H. Isi Air (G – E) 48,21I. Isi Contoh (D – H) 0,91

J. Berat Jenis = 1,0989

1.8.7 Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan berat jenis aspal keras diperoleh berat jenis aspal

keras sebesar 1,0989 gr/cm³ sedangkan syarat berat jenis aspal PEN. 60 pada suhu

min 25° minimal sebesar 1, maka aspal tersebut memenuhi syarat dan dapat

digunakan untuk perkerasan jalan.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 58: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 58

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 59: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 59

GAMBAR ALAT PERCOBAAN BERAT JENIS ASPAL

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Page 60: Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya BAB 1

Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 60

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY