laporan refleksi kasus komuda

3
REFLEKSI KASUS KOMUDA Nama / NIM : Rizki Februamina Yanti / 20100310090 Tempat Komuda : Puskesmas Sedayu 2 1. Pengalaman Di Puskesmas Sedayu 2 telah berjalan program untuk kesehatan lingkungan yang berbentuk STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Puskesmas Sedayu 2 dalam menjalankan program STBM lebih berfokus pada Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dengan metode pemicuan. 2. Masalah yang Dikaji Mengapa Puskesmas hanya berfokus pada 1 masalah saja (BABS)? Apakah strategi (strategi pemicuan) yang digunakan Puskesmas dalam STBM cukup efektif? 3. Analisa Kritis Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene, dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. Konsep berpikir STBM : a. Pilar I Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) b. Pilar II CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) c. Pilar III PAM-RT (Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga) d. Pliar IV Pengelolaan Sampah Rumah Tangga e. Pilar V Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga Fokus Puskesmas Sedayu 2 dalam program STBM ini adalah pilar I, yaitu Stop BABS karena berdasarkan survei, masalah yang paling serius dan menonjol di daerah tersebut adalah rumah tanpa jamban sehingga membuat BABS. Tetapi meskipun begitu seluruh pilar STBM harus tetap ditegakkan untuk mencapai tujuan dari STBM itu sendiri. Dalam hal ini Puskesmas tetap melakukan kontrol terhadap pilar II-V. Pemicuan merupakan kegiatan sekelompok orang baik berupa tindakan atau ucapan untuk menggugah atau membangkitkan

Upload: rizki

Post on 09-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

health

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUS KOMUDANama / NIM: Rizki Februamina Yanti / 20100310090Tempat Komuda: Puskesmas Sedayu 2

1. PengalamanDi Puskesmas Sedayu 2 telah berjalan program untuk kesehatan lingkungan yang berbentuk STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Puskesmas Sedayu 2 dalam menjalankan program STBM lebih berfokus pada Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dengan metode pemicuan.

2. Masalah yang DikajiMengapa Puskesmas hanya berfokus pada 1 masalah saja (BABS)? Apakah strategi (strategi pemicuan) yang digunakan Puskesmas dalam STBM cukup efektif?

3. Analisa KritisSanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene, dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. Konsep berpikir STBM :a. Pilar I Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan)b. Pilar II CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)c. Pilar III PAM-RT (Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga)d. Pliar IV Pengelolaan Sampah Rumah Tanggae. Pilar V Pengelolaan Limbah Cair Rumah TanggaFokus Puskesmas Sedayu 2 dalam program STBM ini adalah pilar I, yaitu Stop BABS karena berdasarkan survei, masalah yang paling serius dan menonjol di daerah tersebut adalah rumah tanpa jamban sehingga membuat BABS. Tetapi meskipun begitu seluruh pilar STBM harus tetap ditegakkan untuk mencapai tujuan dari STBM itu sendiri. Dalam hal ini Puskesmas tetap melakukan kontrol terhadap pilar II-V.Pemicuan merupakan kegiatan sekelompok orang baik berupa tindakan atau ucapan untuk menggugah atau membangkitkan atau mendorong seseorang mau melaksanakan sesuatu dengan kemauan/kesadaran sendiri tanpa paksaan. Pemicuan yang dilakukan oleh Puskesmas ini adalah berupa demo air, yaitu dengan mengoleskan tinja yang diambil dari sungai dengan sehelai rambut peserta ke dalam aqua gelas lalu ditawarkan kepada masyarakat adakah yang mau minum? Hal ini dilakukan untuk menimbulkan rasa jijik masyarakat dan memicu mereka berpikir kerugian-kerugian jika tidak mempunyai jamban terhadap diri mereka dan tetangga sekitar.Cara ini bisa dikatakan cukup efektif, karena segala sesuatu yang dikerjakan dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan akan dapat merubah perilaku lebih baik legi dibanding yang dipaksa. Adanya perubahan perilaku masyarakat setempat terbukti dari data di bawah (dokumentasi).

4. DokumentasiAngka kesakitan diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II tahun 2012 sebanyak 555 kasus, yang semua kasus sudah tertangani. Jika dibandingkan dengan angka kesakitan pada tahun 2011, yang berjumlah 600 kasus, terdapat penurunan yang cukukp banyak. Sedangkan angka kesakitan diare pada tahun-tahun sebelumnya sebesar: tahun 2010 sebanyak 106 kasus, tahun 2009 sebanyak 463 kasus, sedangkan tahun 2008 sebanyak 445 kasus.

Gambar 7. Grafik Jumlah Kasus Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II Tahun 2008 2012

Jumlah rumah yang dilakukan pemeriksaan kesehatan lingkungannya pada tahun 2012 sebanyak 2.861 rumah dengan 6289 jumlah rumah yang ada. Dari pemeriksaan didapatkan 62.6% dari jumlah rumah yang diperiksa dinyatakan sebagai rumah yang sehat. Prosentase rumah sehat mengalami kenaikan dibanding dengan tahun 2011. Pada tahun 2011, rumah sehat sebesar 61.7% dan pada tahun 2010 sebesar 62.37%.Jumlah keluarga di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II tahun 2012 yang diperiksa air bersih dan air minumnya dilaporkan sebanyak 2.454 keluarga. Untuk air bersih rinciannya sebagai berikut : air ledeng : 33.2%; SGL : 64.6%; mata air : 0.1%; totalnya : 97.9%. Untuk air minum dengan rincian : leding meteran : 33.2%; pompa : 0.3%; sumur terlindung : 35.5%; mata air terlindung : 64.6%; sumur tak terlindung : 0.6%; dengan jumlah total : 133.6 %. Total pemeriksaan air minum melebihi 100% dikarenakan banyak keluarga yang menggunakan sumber air minum lebih dari 1. Pemeriksaan dari sektor kepemilikan sarana sanitasi dasar pada keluarga di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II pada tahun 2012 meliputi jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah. Keluarga yang diperiksa untuk kepemilikan sarana sanitasi dasar tersebut sejumlah 2.861 keluarga. Jumlah keluarga yang diperiksa meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 2.579 keluarga. Hasil pemeriksaannya, didapatkan : 80.8% keluarga memiliki jamban dan 92.7%-nya dinyatakan memenuhi kriteria jamban sehat. 100% keluarga memiliki tempat pembuangan sampah dan 94.4% dinyatakan memenuhui kriteria tempat sampah sehat. Dan yang terakhir, 100% keluarga memiliki pengelolaan air limbah dan 90.4%-nya dinyatakan memenuhui kriteria sehat.

5. ReferensiProfil Puskesmas Sedayu 2 Tahun 2013http://www.depkes.go.id/downloads/pedoman_stbm.pdf

Dosen Pembimbing Refleksi

dr. Seshy Tinartayu