laporan proyek perubahan optimalisasi peran …

59
i | Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN BADAN INTELIJEN NEGARA DALAM RANGKA DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI TERHADAP ANCAMAN BIOLOGIS (BIO-THREAT) MELALUI PEMBENTUKAN SENTRA INTELIJEN MEDIKA (MEDICAL INTELLIGENCE CENTER) OLEH: NAMA : YAYAT POPON RUHIAT, S.H., S.IK. NRP : 72040515 INSTANSI : BADAN INTELIJEN NEGARA DIKLAT KEPEMIMPINAN TK I TAHUN 2020 BADAN INTELIJEN NEGARA

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

i |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

LA

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

OPTIMALISASI PERAN BADAN INTELIJEN NEGARA

DALAM RANGKA

DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI

TERHADAP ANCAMAN BIOLOGIS (BIO-THREAT)

MELALUI PEMBENTUKAN SENTRA INTELIJEN MEDIKA

(MEDICAL INTELLIGENCE CENTER)

OLEH: NAMA : YAYAT POPON RUHIAT, S.H., S.IK. NRP : 72040515 INSTANSI : BADAN INTELIJEN NEGARA

DIKLAT KEPEMIMPINAN TK I TAHUN 2020

BADAN INTELIJEN NEGARA

Page 2: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

i |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

LEMBAR PENGESAHAN

OPTIMALISASI PERAN BADAN INTELIJEN NEGARA DALAM RANGKA

DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI TERHADAP ANCAMAN BIOLOGIS

(BIO-THREAT) MELALUI PEMBENTUKAN SENTRA INTELIJEN MEDIKA

(MEDICAL INTELLIGENCE CENTER)

Disusun oleh:

Nama : YAYAT POPON RUHIAT, S.I.K.

NRP : 72040515

Mentor,

Gede Agung Patra Wicaksana, S.H., M.H. 196602251993021001

Coach,

Ir. Setia Budhy Algamar, MURP. 195310221981121001

Penguji/Narasumber,

Prof. Dr. Ir. Winarni Monoarfa, MS

Jakarta, Juni 2020

Sekretaris Utama BIN,

Drs. Bambang Sunarwibowo, S.H., M.Hum. Komisaris Jenderal Polisi

Page 3: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

ii |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena atas nikmat

dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan rancangan

aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Peran Badan Intelijen Negara

Dalam Rangka Deteksi Dini Dan Peringatan Dini Terhadap Ancaman

Biologis (Bio-Threat) Melalui Pembentukan Sentra Intelijen Medika

(Medical Intelligence Center)”. Penulisan Laporan Proyek Perubahan ini

merupakan syarat untuk menyelesaikan pelaksanaan Pendidikan dan

Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I.

Dalam menyelesaikan penulisan Laporan Proyek Perubahan, penulis

tidak lepas dari bantuan beberapa pihak dan berbagai bentuk dukungan

sehingga penulis dapat terus semangat untuk menyelesaikan Laporan Proyek

Perubahan ini dengan baik. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis

ucapkan terimakasih kepada:

1. Jenderal Polisi (P) Prof. Dr. Budi Gunawan, S.H., M.Si., selaku Kepala

Badan Intelijen Negara, yang telah memberikan dukungan dan

kesempatan sebesar-besarnya kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan tugas dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Nasional

Tingkat I (PKN I) yang diselenggarakan Lembaga Administrasi Negara

2. Komjen Pol Drs. Bambang Sunarwibowo, M.Hum., selaku Sekretaris

Utama Badan Intelijen Negara, yang telah memberikan dukungan kepada

penulis untuk menyelesaikan Laporan Proyek Perubahan ini.

3. Bapak Gede Agung Patra Wicaksana, S.H., M.H. selaku mentor rancangan

aktualisasi yang telah memberikan kritik dan saran terhadap penulisan

Proyek Perubahan ini sehingga penulis dapat memperbaiki Laporan

Proyek Perubahan menjadi lebih baik.

4. Bapak Ir. Setia Budhy Algamar, MURP selaku coach dalam Laporan

Proyek Perubahan yang senantiasa memberikan bimbingan dalam

pelaksanaan Proyek Perubahan ini.

5. Seluruh personel Biro Hukum, Organisasi dan Tatalaksana yang

senantiasa memberikan dukungan dan saran dalam pelaksanaan Proyek

Page 4: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

iii |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Perubahan ini, sehingga pelaksanaan Proyek Perubahan ini dapat

berjalan dengan optimal.

6. Seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyelesaian

Laporan Proyek Perubahan ini yang penulis tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Penulis sangat sadar bahwa penyusunan Laporan Proyek Perubahan

ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan begitu, penulis berharap

masukan saran dan kritik yang membangun dari seluruh pihak sehingga

kemudian dapat membuat tulisan yang lebih baik lagi.

Jakarta, 2020

Penulis

Page 5: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

iv |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Permasalahan ................................................................................. 4

C. Tujuan .......................................................................................... 10

D. Manfaat ........................................................................................ 10

E. Ruang Lingkup ............................................................................. 12

F. Dasar Hukum ............................................................................... 13

BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN .............................................. 15

A. Rencana Tahapan ......................................................................... 15

B. Struktur Organisasi Proyek Perubahan ......................................... 17

C. Sumber Daya ................................................................................ 19

D. Stakeholders ................................................................................. 19

E. Identifikasi Potensi Masalah dan Mitigasi ...................................... 22

F. Kriteria Keberhasilan .................................................................... 23

G. Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan .......................................... 23

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN .......................................... 31

A. Capaian Proyek Perubahan ........................................................... 31

B. Peta Stakeholders .......................................................................... 38

C. Kendala dalam Pelaksanaan Proyek Perubahan ............................. 39

Page 6: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

v |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

D. Upaya Mengatasi Kendala ............................................................. 40

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 41

B. Kesimpulan ................................................................................... 41

C. Tindak Lanjut ............................................................................... 42

D. Lesson Learned ............................................................................. 42

LAMPIRAN ................................................................................................ 44

Page 7: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

vi |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisa USG (Urgency, Seriousness, Growth) ............................... 5

Tabel 1.2 Keterangan Analisa USG (Urgency, Seriousness, Growth) ............. 5

Tabel 2.1 Rencana Tahapan Jangka Pendek ............................................. 15

Tabel 2.2 Rencana Tahapan Jangka Menengah ......................................... 16

Tabel 2.3 Rencana Tahapan Jangka Panjang ............................................ 17

Tabel 2.4 Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan Proyek Perubahan ......... 19

Tabel 2.5 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Pendek .............. 25

Tabel 2.6 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Menengah ......... 28

Tabel 2.7 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Panjang ............. 29

Tabel 3.1 Realisasi Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Pendek ............ 39

Tabel 3.2 Prosedur Pembahasan Draft Peraturan Kepala BIN .................... 41

Page 8: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

vii |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Analisis Fishbone .................................................................... 9

Gambar 3.1 Peta Stakeholders .................................................................. 38

Page 9: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

viii |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Perintah Kepala Badan Intelijen Negara Tentang Pembentukan

Tim Efektif Penyusunan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara

Tentang Kelembagaan Intelijen Medik (Medical Intelligence) BIN.

2. Surat Perintah Kepala Badan Intelijen Negara Tentang Pembentukan

Tim Pokja Penyusunan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara

Tentang Kelembagaan Intelijen Medik (Medical Intelligence) BIN.

3. Rencana Kerja Tim Efektif Proyek Perubahan.

4. Rapat Focus Group Discussion Rancangan Peraturan Kepala Badan

Intelijen Negara Tentang Sentra Intelijen Medik.

5. Rapat Focus Group Discussion Terkait Strategi Pendirian Rumah Sakit

Khusus (Rumkitsus) Infeksi dan Laboratorium Riset Intelijen Medik

Badan Intelijen Negara.

6. Rencana Pembangunan Medical Intelligence Center.

7. Lapran Kegiatan Pelatihan Perancangan Peraturan Perundang-

undangan.

8. Rapat Rancangan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Tentang

Sentra Intelijen Medik Badan Intelijen Negara.

9. Workshop Peningkatan Kemampuan Personel BIN Di Bidang Nuklir,

Biologi, Dan Kimia (NUBIKA) Terkait Penanganan Bio-Threat.

10. Progres Pembentukan Program Studi S2 Intelijen Medik STIN.

11. Draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Sentra Intelijen Medika.

12. Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara

Tentang Sentra Intelijen Medik Badan Intelijen Negara.

13. Surat Permohonan Persetujuan Restukturisasi Organisasi BIN Kepada

Kemenpan-RB.

14. Naskah Urgensi Restrukturisasi Organisasi BIN.

15. Matriks Restrukturisasi Organisasi BIN.

16. Rancangan Peraturan Badan Intelijen Negara tentang Struktur

Organisasi dan Tata Laksana BIN.

Page 10: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

1 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) mengumumkan kasus COVID-19

sebagai pandemik global pada 11 Maret 2020. Hingga 5 September 2020,

jumlah kasus infeksi COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai lebih dari

26,4 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 870.286 jiwa tercatat meninggal

dunia. Sementara, pandemik COVID-19 di Indonesia telah menginfeksi

190.665 orang, yang 7.940 jiwa di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Banyaknya korban jiwa akibat virus ini disebabkan penyebarannya yang

sangat cepat dan masif sehingga banyak negara termasuk Indonesia tidak

siap dalam penanganan serta penanggulangan pandemik ini.

Pandemik COVID-19 tidak hanya menimbulkan ancaman dan kerugian

pada sektor kesehatan, tetapi juga telah mengarah ke multi dimensi dan

menimbulkan multiplier effect ke berbagai sektor ekonomi secara global.

Dalam rangka meminimalisasi bertambahnya jumlah infeksi, beberapa

negara memberlakukan kebijakan lockdown, sementara negara lainnya

termasuk Indonesia lebih memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB) kepada warganya. Kedua kebijakan tersebut berdampak pada

perubahan pola aktivitas masyarakat karena pergerakan yang cenderung

dibatasi sehingga menjadi kurang produktif. Secara riil, pembatasan yang

diterapkan mengakibatkan banyak pabrik berhenti beroperasi yang

kemudian memicu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran,

sehingga gelombang pengangguran sulit dihindarkan.

Dengan kondisi demikian, maka diprediksi akan terjadi pelemahan

ekonomi secara signifikan, terutama di negara-negara berkembang. Di sisi

lain, kekhawatiran terkait dampak virus Corona secara global juga akan

menghambat investasi karena para investor masih berpikir ulang untuk

menanamkan modalnya. Bloomberg Economics memprediksi proses

pemulihan ekonomi akibat pandemik virus Corona membutuhkan waktu

yang lama untuk kembali ke titik normal.

Page 11: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

2 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Mencermati kasus virus Corona yang berdampak besar terhadap

stabilitas sebuah negara, maka tidak menutup kemungkinan kasus tersebut

dapat menjadi inspirasi dan guidance bagi kelompok kepentingan untuk

melakukan ancaman biologis (bio-threat) melalui penyebaran virus atau

organisme biologi secara sengaja. Bio-threat didefinisikan sebagai ancaman

yang ditimbulkan oleh agen biologis berbahaya, seperti bakteri, jamur, virus

patogen dan racun yang dihasilkan oleh berbagai organisme. The National

Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) US, menyatakan bahwa

dampak paling serius dari bio-threat adalah timbulnya angka kematian,

terganggunya perekonomian, kepanikan masyarakat, bahkan gangguan

keamanan nasional. Contoh bio-threat yang pernah terjadi di Indonesia

antara lain wabah Sapi Gila yang disebabkan oleh virus spongiform

encephalopathy pada 2012, Polio pada 2014, Difteri di Jawa Timur pada

2016, DBD (Demam Berdarah Dengue) setiap pergantian musim, serta wabah

Cikungunya sejak 1982 hingga saat ini.

Guru Besar Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom menyatakan

bahwa wabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu wabah alami (natural outbreak

of diseases) dan wabah tidak alami (un-natural outbreak of diseases).

Karakter wabah alami dapat dijelaskan secara epidemiologi dan hubungan

sebab-akibat, sedangkan karakteristik wabah tidak alami menunjukan

indikasi sebaliknya, yang umumnya sengaja diciptakan untuk tujuan

tertentu (intentional outbreak of diseases). Oleh karena itu, analisis terhadap

timbulnya sebuah penyakit di Indonesia tidak hanya dipandang sebagai

kejadian alami, tetapi juga perlu dilakukan pengkajian dari sudut pandang

lain untuk mengidentifikasi tindakan bio-terrorism.

Indonesia masih kesulitan dalam mengidentifikasi wabah alami atau

wabah tidak alami. Wabah yang menjangkit di Indonesia perlu ditelaah dari

berbagai sisi, baik kesehatan maupun aspek yang dapat mengancam

ketahanan nasional. Mengacu pada negara lain, Amerika Serikat memiliki

unit khusus yang dinamakan National Center for Medical Intelligence (NCMI).

NCMI merupakan bagian dari Defense Intelligence Agency (DIA) atau Intelijen

Militer AS dengan bertugas memberikan penilaian serta analisa intelijen

Page 12: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

3 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

terkait ancaman kesehatan asing dan masalah kesehatan lainnya yang

memiliki keterkaitan dengan Amerika Serikat di seluruh dunia.

Bercermin dari NCMI, kebutuhan akan unit intelijen yang berkualitas

merupakan konsekuensi logis dalam menghadapi bio-threat. Indonesia perlu

mengambil langkah sedini mungkin untuk mengantisipasi munculnya wabah

kembali, seperti mengamankan target yang mungkin menjadi objek

serangan, mengidentifikasi indikator secara dini, membangun biosecurity,

dan analisis kuman patogen penyakit masyarakat dan vetiriner. Dengan

demikian, antisipasi dini terhadap wabah sebagai potensi ancaman bio-

terrorism sangat penting, mengingat senjata biologi dapat berdampak buruk

pada berbagai aspek kehidupan Bangsa Indonesia.

Kehadiran BIN menjadi sebuah keniscayaan untuk melakukan deteksi

dini dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan

penanggulangan setiap hakikat ancaman yang mungkin timbul dan

mengancam kepentingan dan keamanan nasional, sebagaimana

diamanatkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang

Intelijen Negara. Ancaman diartikan sebagai setiap upaya, pekerjaan,

kegiatan, dan tindakan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang

dinilai dan/atau dibuktikan dapat membahayakan keselamatan bangsa,

keamanan, kedaulatan, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan kepentingan nasional di berbagai aspek, baik ideologi, politik,

ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan. Dalam hal ini,

serangan biologis yang merupakan salah satu ancaman negara di era modern

perlu diantisipasi melalui hasil analisis intelijen berupa early detection, early

warning, dan forecasting sebagai dasar pengambilan keputusan strategis oleh

Presiden selaku single user.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 Tahun

2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 90 Tahun 2012 tentang

Badan Intelijen Negara, yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Kepala

Badan Intelijen Negara Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan atas

Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Nomor 10 Tahun 2017 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Intelijen Negara, BIN telah memiliki unit

organisasi yang berkaitan dengan bio-threat yaitu pada Direktorat Rekayasa,

Page 13: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

4 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

yang membawahi Sub Direktorat Nuklir, Biologi dan Kimia (NUBIKA) yang

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana,

pelaksanaan kegiatan dan operasi intelijen, pengoordinasian dan

penyelenggaraan kerjasama, pengamanan dan pengembangan

penganalisaan, pemberian dukungan, pengelolaan, pemeliharaan, inventaris,

penyiapan pengusulan pengadaan serta penyiapan bahan evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan kegiatan dan operasi intelijen pada rekayasa

NUBIKA.

Namun, seiring berkembangnya potensi ancaman biologis, diperlukan

penguatan kemampuan intelijen pada aspek medis atau kesehatan guna

mengoptimalkan peran BIN melalui Intelijen Medika (Medical Intelligence).

Medical Intelligence dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan informasi,

evaluasi, analisis medis dan bio-scientific, yang berkaitan dengan aspek

pertahanan maupun kepentingan strategis nasional. Dalam hal ini, perlu

dibentuk sebuah unit baru untuk mengakomodir kegiatan Medical

Intelligence berupa Sentra Intelijen Medika (Medical Intelligence Center) yang

dibagi dalam 3 (tiga) bidang, yakni Bidang Perencanaan, Bidang Surveillance

Penyakit/Laboratorium dan Bidang Kesehatan Masyarakat/Rumah Sakit.

Sentra Intelijen Medika ini berkedudukan langsung di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Badan Intelijen Negara melalui Sekretaris

Utama.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menggunakan analisa USG

(Urgency, Seriousness, Growth) terhadap isu-isu yang telah ditemukan

sebelumnya sehingga kemudian diperoleh tingkatan yang menentukan

prioritas permasalahan utama yang akan diangkat. Metode USG

dimaksudkan untuk memperhatikan urgensi masalah terkait keseriusan

masalah yang dihadapi, serta kemungkinan semakin berkembangnya

masalah tersebut. Urgensi dilihat dari ketersediaan waktu (mendesak atau

tidak masalah tersebut untuk diselesaikan). Kemudian tingkat keseriusan

dari masalah dengan melihat dampak yang timbul dari masalah terhadap

produktifitas kerja atau tingkat keberhasilan. Selanjutnya adalah tingkat

Page 14: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

5 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

perkembangan masalah dengan melihat atau menentukan apakah masalah

yang dihadapi akan berkembang lebih besar dan rumit sehingga sulit untuk

dicegah. Pada tabel USG berikut akan diukur tingkat prioritas permasalahan

yang akan diangkat berdasarkan identifikasi terhadap permasalahan yang

ada.

Tabel 1.1 Analisa USG (Urgency, Seriousness, Growth)

No. Masalah Penilaian

Total Peringkat U S G

1.

Belum adanya unit yang

bertugas menyelenggarakan

kegiatan Intelijen Medika

(Medical Intelligence).

4 4 4 12 I

2.

Belum adanya standar

kompetensi tenaga medis

terkait bio-threat.

4 3 4 11 II

3.

Belum adanya kerjasama

dengan

Kementerian/Lembaga terkait

penangan bio-threat.

4 3 3 10 III

Tabel 1.2 Keterangan Analisa USG (Urgency, Seriousness, Growth)

Urgency Seriousness Growth

5 = Sangat Penting 5 = Sangat Gawat 5 = Sangat Cepat

4 = Penting 4 = Gawat 4 = Cepat

3 = Cukup Penting 3 = Cukup Gawat 3 = Cukup Cepat

2 = Kurang Penting 2 = Kurang Gawat 2 = Kurang Cepat

1 = Tidak Penting 1 = Tidak Gawat 1 = Tidak Cepat

Berdasarkan analisis USG di atas, maka menjadi permasalah

pokok yang akan dibahas dalam Proyek Perubahan ini adalah Belum

adanya unit yang bertugas menyelenggarakan kegiatan Intelijen

Page 15: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

6 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Medika (Medical Intelligence). Hal tersebut didasarkan atas analisa

hasil USG yaitu:

1. Urgency

Dari sisi urgensi, pembentukan unit khusus yang bertugas untuk

menyelenggarakan kegiatan Intelijen Medika dipandang sangat

penting dan perlu untuk segera dibentuk. Hal ini disebabkan karena

semakin berkembangnya ancaman yang semakin multidimensional

dan berbahaya, khususnya ancaman biologis atau bio-threat.

Bercermin dari efek yang ditimbulkan oleh wabah COVID-19 ini,

BIN harus memiliki sistem biosecurity sedini mungkin dalam rangka

mengantisipasi munculnya gelombang wabah susulan dapat terjadi

sewaktu-waktu. Dengan demikian, antisipasi dini terhadap wabah

sebagai potensi ancaman sangat penting, mengingat bio-threat

dapat berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan Bangsa

Indonesia.

2. Seriousness

Dari penilaian secara seriousness, permasalahan tersebut

dipandang sangat gawat karena jika tidak segera dibentuk unit

khusus yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan Intelijen

Medika maka dapat berpengaruh pada sistem keamanan dan

ketahanan nasional. Dampak yang ditimbulkan oleh bio-threat ini

tidak kalah berbahayanya dengan dampak yang ditimbulkan oleh

ancaman siber (cyber-threat). Sebagaimana efek yang ditimbulkan

pandemik COVID-19, bio-threat ini menimbulkan multiplier effect ke

berbagai sektor ekonomi selain dari pada sektor kesehatan. Hal ini

disebabkan karena dalam rangka meminimalisasi bertambahnya

jumlah infeksi, pemerintah terpaksa membatasai pergerakan

masyarakat sehingga masyarakat menjadi kurang produktif dan

berimbas pada roda perekonomian negara.

3. Growth

Telah disebutkan sebelumnya bahwa bio-threat ini menimbulkan

multiplier effect ke berbagai sektor. Tidak hanya sektor kesehatan,

sektor sosial dan sektor ekonomi pun ikut terdampak. Bio-threat ini

Page 16: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

7 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

harus direspon secara cepat dan tepat karena akan menjadi

gangguan (disruption) pada sistem keamanan nasional. Serangan

biologis yang merupakan salah satu ancaman negara di era modern

perlu diantisipasi melalui hasil analisis intelijen berupa early

detection, early warning, dan forecasting sebagai dasar pengambilan

keputusan strategis oleh Presiden selaku single user. Sejalan

dengan hal tersebut, antisipasi dini terhadap wabah sebagai

potensi ancaman bio-terrorism sangat penting, mengingat dampak

senjata biologi dapat berkembang menjadi lebih buruk pada

berbagai aspek kehidupan Bangsa Indonesia apabila tidak segera

diatasi.

Berdasarkan uraian di atas, terdapat empat faktor penyebab

kurang optimalnya peran BIN dalam melaksanakan early detection, early

warning, dan forecasting terhadap Intelijen Medika, yang dapat

dijabarkan pada aspek man, methods, machine, dan materials yaitu:

1. Man

a. Belum adanya personel yang berkompetensi di bidang Intelijen

Medika.

b. Belum adanya personel BIN yang berlatar belakang pendidikan

medis (kedokteran, MIPA, dan keperawatan).

2. Methods

a. Belum adanya standar kompetensi terkait Intelijen Medika.

b. Belum adanya pendidikan khusus terkait Intelijen Medika.

3. Machines

a. Belum adanya laboratoriun yang mumpuni terkait Intelijen

Medika.

b. Dibutuhkan satu unit khusus yang melaksanakan tugas dan

fungsi Intelijen Medika.

4. Materials

a. Luasnya pengertian, tugas dan fungsi Direktorat Rekayasa BIN

yang mana tidak spesifik menangani masalah penyakit

berpotensi pandemik atau bio-threat.

Page 17: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

8 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

b. Perlunya Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara terkait

Sentra Intelijen Medika

Analisis faktor penyebab isu tersebut di atas dapat terlihat pada metode

fishbone sebagaimana pada gambar 1.1 berikut:

Page 18: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

9 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Perlunya Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara terkait Sentra Intelijen Medika

Belum adanya standar kompetensi terkait Intelijen Medika

Belum adanya pendidikan khusus terkait Intelijen Medika

Luasnya pengertian, tugas dan fungsi Direktorat Rekayasa BIN yang tidak spesifik menangani masalah penyakit berpotensi pandemik atau bio-threat.

Belum adanya laboratoriun yang mumpuni terkait Intelijen Medika

Dibutuhkan satu unit khusus yang melaksanakan tugas dan fungsi Intelijen Medika

Belum adanya personel BIN yang berlatar belakang pendidikan medis (kedokteran, MIPA, dan keperawatan)

Belum adanya personel yang berkompetensi di bidang Intelijen Medika

Belum adanya unit yang bertugas menyelenggarakan kegiatan Intelijen Medika (Medical Intel l igence).

Methods Man

Machines Materials

Gambar 1.1 Analisis Fishbone

Page 19: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

10 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

C. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya Proyek Perubahan ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Jangka Pendek (sampai dengan berakhirnya PKN Tingkat I)

Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kinerja

Organisasi Badan Intelijen Negara dalam menyusun rumusan

tujuan, sasaran dan strategi serta rencana implementasi startegis

pembentukan Sentra Intelijen Medika (Medical Intelligence Center)

Badan Intelijen Negara dalam rangka menghadapi serta

menanggulangi ancaman biologis (bio-threat). Menyempurnakan

rumusan strategi dan menyusun rencana aksi dalam rangka

percepatan pembentukan Sentra Intelijen Medika

2. Tujuan Jangka Menengah (enam bulan)

Menyusun rencana strategis dan pengembangan sumber daya

pendukung Sentra Intelijen Medika yang meliputi dukungan

anggaran, sumber daya manusia dan sarana prasarana Sentra

Intelijen Medika.

3. Tujuan Jangka Panjang (satu sampai dengan 3 tahun)

Meningkatkan kemampuan Sentra Intelijen Medika dan

terbentuknya jejaring dalam rangka optimalisasi peran Badan

Intelijen Negara sebagai lini terdepan sistem keamanan nasional

dalam menghadapi setiap perkembangan ancaman khususnya

terhadap ancaman biologis (bio-threat) dalam rangka menjaga

keamanan nasional dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Selain itu, BIN dapat memberikan informasi maupun

analisa intelijen yang semakin berkualitas kepada Presiden dalam

mengambil kebijakan strategis negara.

D. Manfaat

Melalui inovasi yang diusulkan dalam Proyek Perubahan ini, diharapkan

ke depannya Badan Intelijen Negara memiliki Sentra Intelijen Medika yang

siap merespon terhadap segala bentuk ancaman biologis sehingga Badan

Intelijen Negara dapat lebih optimal dalam melaksanakan deteksi dan

peringatan dini terhadap ancaman biologis yang berpotensi mengancam

Page 20: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

11 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

keselamatan negara. Adapun Rincian Manfaat Proyek Perubahan ini antara

lain:

1. Manfaat Bagi Pelaksana

a. Meningkatkan kompetensi, efektivitas sinergi dan kolaborasi, serta

kemampuan memitigasi risiko dalam perencanaan dan

pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang intelijen medika

(Medical Intelligence);

b. Menghasilkan rekomendasi rumusan kebijakan strategis guna

mewujudkan terbentuknya Sentra Intelijen Medika dalam rangka

optimilisasi peran BIN terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh

virus, bakteri maupun organisme biologi lainnya yang dapat

digunakan sebagai senjata biologi guna membunuh, melukai atau

melemahkan musuh;

c. Meningkatkan agility pribadi dan tim di unit kerja agar dapat terus

mengikuti perkembangan ancaman global dan nasional yang

sangat dinamis;

d. Memperkuat jejaring dengan Kementerian/Lembaga (K/L) lain

sebagai penyelenggara Intelijen Negara lainnya.

2. Manfaat Bagi Organisasi

a. Badan Intelijen Negara memiliki acuan dalam rangka penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Indeks Kinerja Utama (IKU)

guna peningkatan kinerja organisasi dalam rangka optimalisasi

peran Badan Intelijen Negara sebagai koordinator Penyelenggara

Intelijen Negara sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen.

b. Badan Intelijen Negara akan memiliki unit organisasi yang

kompeten di bidang ancaman biologis sehingga mampu merespon

perkembangan dinamika permasalahan bangsa yang semakin

kompleks khususnya pada ancaman biologis (bio-threat).

c. Mendapatkan value added dalam upaya mewujudkan Badan

Intelijen Negara yang memiliki kemampuan dan kualitas berkelas

dunia sesuai dengan visi Badan Intelijen Negara untuk menjadi

World Class Intelligence.

Page 21: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

12 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

3. Manfaat Bagi Pemangku Kepentingan Terkait (Stakeholders)

a. Presiden akan mendapatkan laporan serta analisis intelijen yang

lebih komprehensif dan menyeluruh dalam penanggulangan

ancaman biologis (bio-threat) yang mengglobal sehingga mampu

merespon dengan kebijakan yang cepat, tepat, terukur dan

implementatif.

b. Bagi Penyelenggara Intelijen Negara lain, Badan Intelijen Negara

dapat menjadi barometer dalam meningkatkan kolaborasi dan

kemampuan Sumber Daya Manusia dan Kinerja Organisasi.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam Proyek Perubahan ini

antara lain:

1. Pengumpulan Data dan Informasi mengenai tren ancaman biologis,

selanjutnya melaksanakan identifikasi, inventarisasi dan analisis

permasalahan guna menemukan alternatif kebijakan dan langkah

strategis penanggulangannya

2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman SDM serta stakeholders

tentang tujuan, kemanfaatan dan urgensitas dibentuknya Sentra

Intelijen Medika Badan Intelijen Negara guna optimalisasi peran BIN

dalam rangka deteksi dini dan cegah dini terhadap ancaman biologis

(bio-threat).

3. Melaksanakan koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan seluruh

stakeholders guna membangun komitmen bersama untuk dapat

bersinergi dalam pembentukan dan pembinaan Sentra Intelijen Medika

sehingga dapat mengoptimalkan peran Badan Intelijen Negara sebagai

lini terdepan dalam sistem keamanan nasional.

4. Menyusun kajian tentang pembentukan Sentra Intelijen Medika pada

Badan Intelijen Negara.

5. Menyusun regulasi dalam bentuk Peraturan Kepala Badan Intelijen

Negara tentang Sentra Intelijen Medika sebagai dasar hukum

pembentukan serta pelaksanaan tugas dan fungsi Sentra Intelijen

Medika.

Page 22: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

13 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

6. Menginventarisasi kebutuhan pembentukan Sentra Intelijen Medika

(Medical Intelligence Center) baik dari segi material maupun imaterial

agar Sentra Intelijen Medika dapat beroperasi secara efektif.

7. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan

tugas Sentra Intelijen Medika untuk meningkatkan sarana dan

prasarana Sentra Intelijen Medika guna optimalisasi peran Badan

Intelijen Negara dalam rangka deteksi dini dan cegah dini terhadap

ancaman biologis.

F. Dasar Hukum

Dalam menyusun Proyek Perubahan ini, penulis tetap berpedoman pada

Peraturan Perundang-Undangan yang terkait dengan Intelijen Medika.

Adapun Peraturan Perundang-Undangan tersebut antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaga

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaga

Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 105,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5249);

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 20l4 tentang Keperawatan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 20l4 Nomor 307, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan

Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Page 23: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

14 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3447);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2019 tentang Pengelolaan

Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019

Nomor 173, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

6391);

9. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2012 tentang Badan Intelijen

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 220)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 73 tahun

2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 168);

10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana

Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/MENKES/PER/2010 tentang

Laboratorium Klinik; dan

12. Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Nomor 10 Tahun 2017 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Intelijen Negara, sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Nomor 04

Tahun 2019.

Page 24: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

15 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

BAB II

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

A. Rencana Tahapan

Proyek Perubahan ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu Jangka

Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang. Adapun rencana tahapan

tersebut tergambar pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Rencana Tahapan Jangka Pendek

JANGKA PENDEK NO TAHAPAN OUTPUT

1. Menggalang dukungan dan komitmen atasan.

Surat dukungan penuh pimpinan/ atasan.

2. Pembentukan, penyusunan Rencana Kerja dan pembagian tugas tim efektif.

Surat Perintah dan rencana kerja

tim efektif.

3.

Pengumpulan data dan

informasi terkait skema

pembentukan Sentra

Intelijen Medika, melalui

Forum Group Discusion

melibatkan stakeholders

internal dan eksternal

Data informasi tentang

permasalahan dan skema

pembentukan Sentra Intelijen

Medika, dalam bentuk dokumen,

kegiatan, data dan draft MoU

4.

Perumusan strategi

pendirian Sentra Intelijen

Medika pada Badan Intelijen

Negara melalui Focus Group

Discussion (FGD) melibatkan

stakeholders internal dan

eksternal.

Rumusan strategi pendirian Sentra

Intelijen Medik, didukung Laporan

kegiatan FGD

5.

Workshop atau FGD

melibatkan stakeholders

terkait peningkatan

kompetensi SDM di bidang

bio-scientific.

Meningkatnya kemampuan SDM

BIN di bidang bio-scientific.

Page 25: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

16 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

JANGKA PENDEK NO TAHAPAN OUTPUT

6.

Penyusunan konsep dasar

atau blueprint Sentra Intelijen

Medika melalui Rapat Pokja.

Draft awal tentang Sentra Intelijen

Medika.

7.

Penyusunan draft awal

Peraturan Kepala Badan

Intelijen Negara tentang

Sentra Intelijen Medika

melalui rapat Tim Pokja Biro

Hukum dan Ortala, DAS, Staf

Ahli Kumham dan Stafsus.

Dokumen/data

masukan/petunjuk/arahan

pimpinan.

8.

Pengusulan draft awal

Peraturan Kepala Badan

Intelijen Negara dan

menerima feedback dari

Pimpinan

Mendapatkan feedeback/masukan

dari Pimpinan terkait Draft awal

Peraturan Kepala BIN tentang Sentra

Intelijen Medika

9.

Penyusunan draft akhir Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika BIN oleh Pokja Biro Hukum Ortala dan stakeholders terkait.

Dokumen Revisi draft Peraturan

kepala BIN tentang Sentra Intelijen

Medika BIN.

10.

Finalisasi draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara dan mengupayakan pengesahan draft menjadi Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika.

Draft akhir Peraturan Kepala BIN

tentang Sentra Intelijen Medika

Tabel 2.2 Rencana Tahapan Jangka Menengah

JANGKA MENENGAH NO TAHAPAN OUTPUT

1.

Pengesahan draft menjadi Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika

Dokumen Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika

2. Penyusunan rencana kebutuhan dan

Dokumen Rencana pelaksanaan rekruitmen dan pendidikan sumber

Page 26: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

17 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

JANGKA MENENGAH NO TAHAPAN OUTPUT

pengembangan kompetensi sumber daya manusia serta rencana pengadaan fasilitas laboratorium Sentra Intelijen Medika

daya manusia Sentra Intelijen Medika

Tabel 2.3 Rencana Tahapan Jangka Panjang

JANGKA PANJANG NO TAHAPAN OUTPUT

1.

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran dengan memasukkan program kegiatan Sentra Intelijen Medika.

Dokumen Rencana Kerja dan

Anggaran yang mengindikasikan

kegiatan dan dukungan anggaran

Sentra Intelijen Medika

2.

Penyusunan Indikator

Kinerja Utama Sentra

Intelijen Medika.

Indikator Kinerja Utama Sentra

Intelijen Medika

3.

Membangung jejaring guna

mengoptimalkan kinerja

Sentra Intelijen Medika.

Jejaring dan optimalnya peran BIN

dalam rangka deteksi dini dan

peringatan dini terhadap ancaman

biologis (bio-threat) melalui

pembentukan Sentra Intelijen

Medika (Medical Intelligence Center).

B. Struktur Organisasi Proyek Perubahan

Dalam melaksanakan Proyek Perubahan, Project Leader didukung oleh

Tim Efektif dalam mempercepat Perwujudan Sentra Intelijen Medika. Adapun

susunan Tim Efektif sebagai berikut:

1. Sponsor : Komjen Pol Drs. Bambang Sunarwibowo,

M.Hum. (Sekretaris Utama BIN)

2. Mentor : Gede Agung Patra Wicaksana, S.H., M.H.

(Karo Hukum, Organisasi dan Tata laksana)

3. Coach : Ir. Setia Budhy Algamar, MURP.

4. Project Leader : Yayat Popon Ruhiat, S.I.K.

Page 27: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

18 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

5. Tim Kelompok Kerja :

a) Tim Penyusun Naskah

b) Tim Penyiapan dan Pengumpulan Evidence

Berdasarkan pembagian peran di atas, maka dapat diuraikan tugas

masing-masing personel adalah sebagai berikut:

1. Sponsor bertugas memberikan dukungan kepada Project Leader dalam

pelaksanaan Proyek Perubahan.

2. Mentor ialah atasan langsung dari Project Leader memberikan bimbingan

atau arahan kepada Project Leader dalam pelaksanaan Proyek

Perubahan.

3. Coach adalah widyaiswara/pegawai lainnya yang memiliki kompetensi

dalam menggali potensi peserta untuk melaksanakan proyek perubahan.

4. Project Leader: Kepala Seksi Tata Operasional, bertugas dalam

mengkoordinir dan mengarahkan pelaksanaan proyek perubahan kepada

seluruh tim;

5. Tim kelompok Kerja merupakan seluruh staf lingkup Biro Hukum,

Organisasi dan Tata laksana yang dilibatkan dalam Tim Efektif serta

bertugas mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dan evidence

dalam pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan.

Selanjutnya, mekanisme kerja Tim Efektif berupa hubungan kerja

berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing. Secara berkala tim melakukan

evaluasi pada ketepatan prosedur kecepatan dan kepastian pelayanan

pengujian, jadwal serta tugas yang telah ditetapkan dibawah pemantauan

Project Leader, Mentor dan Coach. Dalam rangka kelancaran pelaksanaan

Proyek Perubahan maka perlu diatur mekanisme kerja Tim Efektif sebagai

berikut:

1. Mekanisme kerja tim diatur oleh Project Leader sesuai dengan pembagian

tugasnya dan harus saling berkoordinasi antara tim satu dengan tim

lainnya serta melaksanakan tugas berdasarkan tahapan pekerjaan sesuai

kepentingannya, dan

2. Masa kerja tim efektif adalah sampai selesainya pelaksanaan Proyek

Perubahan dan dapat diperpanjang untuk mencapai tujuan jangka

menengah dan jangka panjang.

Page 28: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

19 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

C. Sumber Daya

1. Sumber Pembiayaan

Pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan dibiayai oleh APB melalui

DIPA Badan Intelijen Negara Tahun 2020. Rencana Anggaran Biaya

pelaksanaan Proyek Perubahan dapat tergambar pada tabel berikut.

Tabel 2.4 Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan Proyek Perubahan

NO. URAIAN KEGIATAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH

1. Biaya Rapat/ Pembahasan dan Konsumsi

40 Orang Rp2.000.000 Rp80.000.000

2. Biaya Pelatihan 30 Orang Rp2.500.000 Rp75.000.000

3. Biaya Penyiapan Bahan/Materi 1 Pkt Rp5.000.000 Rp5.000.000

4. Biaya Pembuatan Laporan dan Dokumentasi

1 Pkt Rp3.000.000 Rp3.000.000

TOTAL Rp163.000.000

2. Peralatan

Kebutuhan peralatan dalam penyelesaian proyek perubahan ini

memanfaatkan peralatan yang telah ada di antaranya, komputer,

laptop, printer dan proyektor.

D. Stakeholders

Stakeholders adalah pihak pemangku kepentingan atau beberapa

kelompok orang yang memiliki kepentingan di dalam organisasi yang dapat

mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari sebuah kegiatan secara

keseluruhan. Stakeholders dikelompokkan menjadi dua yaitu stakeholders

internal dan stakeholders eksternal.

1. Stakeholders Eksternal

Page 29: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

20 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Stakeholders Eksternal adalah para pemangku kepentingan yang berada

di luar Badan Intelijen Negara, antara lain yaitu:

a. Kementerian Kesehatan.

b. Kementerian Hukum dan HAM.

c. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi.

d. Kementerian Keuangan.

e. Badan Pemeriksa Keuangan.

f. Komite Intelijen Pusat (Kominpus).

g. Eijkman Institute.

h. Universitas Airlangga.

i. Universitas Gajah Mada.

j. Institut Teknologi Bandung.

2. Stakeholders Internal

Stakeholders Internal adalah para pemangku kepentingan yang berada

di dalam Badan Intelijen Negara, antara lain yaitu:

a. Kepala Badan Intelijen Negara

b. Sestama BIN

c. Dewan Analisis Strategis BIN

d. Deputi Bidang Intelijen Teknologi BIN

e. Deputi Bidang Intelijen Siber BIN

f. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia BIN

g. Sekolah Tinggi Intelijen Negara

h. Kepala Biro Keuangan BIN

i. Kepala Biro Sumber Daya Manusia BIN

j. Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana BIN

k. Kepala Biro Logistik BIN

l. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BIN

m. Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan BIN

n. Staf Khusus Kepala BIN/Wakil Kepala BIN

Secara umum, stakeholders dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan,

posisi, dan pengaruhnya. Klasifikasi stakeholders adalah sebagai berikut:

1. Stakeholders Utama (Primer)

Page 30: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

21 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Stakeholders Utama ini terkait langsung dengan pembuatan kebijakan,

program, dan proyek. Pihak tersebut adalah penentu utama dalam

kegiatan pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut yang

termasuk Stakeholder Utama yaitu:

a. Deputi Bidang Intelijen Teknologi BIN

b. Deputi Bidang Intelijen Siber BIN

c. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia BIN

d. Sekolah Tinggi Intelijen Negara

e. Kepala Biro Keuangan BIN

f. Kepala Biro Sumber Daya Manusia BIN

g. Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana BIN

h. Kepala Biro Logistik BIN

i. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BIN

j. Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan BIN

k. Staf Khusus Kepala BIN/Wakil Kepala BIN

2. Stakeholders Pendukung (Sekunder)

Stakeholders Pendukung adalah pihak-pihak yang tidak terkait

langsung dengan kebijakan, program, dan proyek. Namun, para

Stakeholders Pendukung memiliki urgensi dalam berkontribusi

terhadap menyuarakan pendapat yang dapat mempengaruhi sikap para

Stakeholders Utama dan keputusan hukum pemerintah. Berdasarkan

hal tersebut yang termasuk Stakeholder Pendukung yaitu:

a. Kementerian Kesehatan.

b. Kementerian Hukum dan HAM.

c. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi.

d. Kementerian Keuangan.

e. Badan Pemeriksa Keuangan.

f. Komite Intelijen Pusat (Kominpus).

g. Eijkman Institute.

h. Universitas Airlangga.

i. Universitas Gajah Mada.

j. Institut Teknologi Bandung.

3. Stakeholders Kunci

Page 31: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

22 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Stakeholders Kunci adalah elemen eksekutif berdasarkan level (legislatif

dan instansi) yang memiliki otoritas hukum untuk mengambil

keputusan. Adapun Stakeholder Kunci yaitu:

a. Kepala Badan Intelijen Negara.

b. Sestama BIN.

c. Dewan Analisis Strategis BIN.

E. Identifikasi Potensi Masalah dan Mitigasi

Sebuah organisasi didirikan dengan memiliki tugas dan fungsi masing-

masing. Dalam mengoptimalkan tugas dan fungsinya maka organisasi harus

berani melakukan perubahan atau inovasi sesuai dengan perkembangan

lingkungan dan menanamkan kepercayaan bahwa melakukan sesuatu yang

berbeda bukan berarti melawan tatanan yang sudah ada tapi justru

merupakan salah satu upaya memenuhi kebutuhan user yang senantiasa

berkembang dan berubah.

Organisasi yang efektif seharusnya tidak menghindari perubahan.

Sebaliknya, mereka harus mengantisipasi dan menyesuaikan kegiatan

operasional sehari-hari dalam upaya untuk menyelaraskan dengan

perubahan yang sangat cepat. Oleh karena itu dalam menyusun sebuah

Proyek Perubahan tidak lepas dari masalah dan hambatan. Berkaitan dengan

hal tersebut penulis dan Tim Efektif telah mengidentifikasi potensi masalah

dan cara untuk mengatasinya. Adapun hasil identifikasi tersebut yaitu:

1. Resistensi dari stakeholders dan keengganan menerima proyek

perubahan dapat disikapi dengan dilakukannya sosialisasi,

penggalangan dukungan maupun forum group discussion dengan

stakeholders.

2. Belum adanya Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi di

bidang ancaman biologis yang dapat disikapi dengan cara sharing

knowledge dan benefit melibatkan seluruh stakeholders tentang

pembentukan Sentra Intelijen Medika

3. Masih biasnya batasan kewenangan dari Sentra Intelijen Medika ini. Hal

ini dapat diatasi dengan diadakannya forum group discussion kajian-

Page 32: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

23 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

kajian ilmiah, rapat koordinas dengan melibatkan berbagai pihak

(stakeholders).

4. Belum terdapat regulasi tentang pembentukan Sentra Intelijen Medika.

Hal ini dapat diatasi dengan melakukan kajian-kajian hukum dengan

melibatkan stakeholders terkait dan merumuskan peraturan yang

dibutuhkan.

F. Kriteria Keberhasilan

Dalam melaksanakan Proyek Perubahan ini, yang menjadi standard

atau kriteria keberhasilan dalam pelaksanaan Proyek Perubahan adalah

sebagai berikut:

1. Tersusunnya dokumen inventarisasi permasalahan / tantangan dalam

mewujudkan Sentra Intelijen Medika.

2. Terlaksananya peningkatan kapasitas dengan melakukan workshop,

Focus Group Discussion, rapat koordinasi yang melibatkan stakeholdrsr

terkait.

3. Tersusunnya dokumen kajian pembentukan Sentra Intelijen Medika.

4. Adanya kesamaan visi dan persepsi dengan seluruh stakeholders.

5. Adanya komitmen bersama stakeholders untuk membentuk Sentra

Intelijen Medika.

6. Terbitnya Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra

Intelijen Medika.

7. Terbentuknya Sentra Intelijen Medika, didukung sumberdaya manusia

yang kompeten.

8. Tersedianya sarana dan prasana pendukung Sentra Intelijen Medika

yang lengkap dan moderen.

9. Terselenggaranya kegiatan Sentra Intelijen Medika secara optimal.

10. Terbentuknya jejaring untuk mengoptimalkan Sentra Intelijen Medika.

G. Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan

Page 33: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

24 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Dalam rangka tercapainya Proyek Perubahan, penulis membuat rincian

rencana dan jadwal kegiatan agar pelaksanaan Proyek Perubahan ini dapat

terselenggara secara lebih terarah, terstruktur dan fokus pada target yang

akan dicapai. Adapun rincian rencana dan jadwal kegiatan dapat dilihat pada

tabel berikut.

Page 34: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

25 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Tabel 2.5 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Pendek JANGKA PENDEK TA. 2020

NO. KEGIATAN BULAN

OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT

PERAN PROJECT LEADER

Juni Juli Agustus September III IV I II III IV I II III IV I II

1. Menggalang dukungan dan komitmen atasan

Surat Perintah Tim Efktif dan Surat Perintah Poka Pembentukan Sentra Intelijen Medika

Sponsor dan Mentor

Membuat konsep Surat Perintah dan mengusulkan kepada Mentor.

2. Penyusunan Rencana Kerja dan pembagian tugas tim efektif.

Rencana kerja tim efektif

Mentor Menyiapkan dan memaparkan ide Rancangan Proyek Perubahan.

3. FGD terkait skema pembentukan Sentra Intelijen Medika

Dokumen dan dokumentasi kegiatan FGD tentang permasalahan dan skema pembentukan Sentra Intelijen Medika

Tim Efektif Memimpin diskusi dalam menginvetarisasi permasalahan dan skema pembentukan Sentra Intelijen Medika

4. FGD terkait perumusan strategi pendirian Sentra Intelijen Medika pada Badan Intelijen Negara

Dokumentasi dan rumusan strategi pendirian Intelijen Medik

Tim Efektif, perwakilan Kemenkes dan KemenPan-RB

Memimpin FGD terkait strategi Pendirian Intelijen Medik

Page 35: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

26 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

JANGKA PENDEK TA. 2020

NO. KEGIATAN BULAN

OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT

PERAN PROJECT LEADER

Juni Juli Agustus September III IV I II III IV I II III IV I II

5. Pelatihan, Workshop/FGD melibatkan stakeholders dlm rangka peningkatan kompetensi SDM di bidang bio-scientific.

Dokumentsi kegiatan Workshop atau FGD terkait bio-scientific.

Tim Efektif, perwakilan Eijkman Institute, perwakilan Pusdiklat, STIN dan Puslitbang BIN

Memastikan ketersediaan narasumber yang berkompeten di bidang bio-scientific.

6. Penyusunan konsep dasar Sentra Intelijen Medika melalui Rapat Pokja.

Draft awal tentang Sentra Intelijen Medika

Tim Efektif dan Pokja pembentukan Sentra Intelijen Medika

Memimpin penyusunan konsep pembentukan Sentra Intelijen Medika

7. Penyusunan draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika

Draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika dan Notulensi

Tim Efektif dan Pokja Penyusunan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Sentra Intelijen Medika

Memimpin penyusunan draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika

8. Pengusulan draft awal Peraturan Kepala Badan

Saran dan masukan dari Pimpinan

Tim Efektif dan Pokja Penyusunan

Mengusulkan draft awal Peraturan

Page 36: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

27 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

JANGKA PENDEK TA. 2020

NO. KEGIATAN BULAN

OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT

PERAN PROJECT LEADER

Juni Juli Agustus September III IV I II III IV I II III IV I II

Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika

Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Sentra Intelijen Medika

Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika

9. Penyusunan Draft akhir Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika

Dokumen revisi dan notulensi terkait penyusunan draft akhir Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika

Tim Efektif dan Pokja Penyusunan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Sentra Intelijen Medika

Memimpin penyusunan draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika

10. Finalisasi draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara dan mengupayakan pengesahan draft menjadi Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika

Draft akhir Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika dan Notulensi

Tim Efektif, Pokja Penyusunan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Sentra Intelijen

Memimpin harmonisasi Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika dan mengupayakan pengesahan

Page 37: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

28 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

JANGKA PENDEK TA. 2020

NO. KEGIATAN BULAN

OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT

PERAN PROJECT LEADER

Juni Juli Agustus September III IV I II III IV I II III IV I II

Medika dan Tim harmonisasi Kemenkumham

Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tersebut.

Tabel 2.6 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Menengah JANGKA MENENGAH TA. 2020

NO. KEGIATAN BULAN

OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT

PERAN PROJECT LEADER September Oktober November Desember

1. Pengesahan draft menjadi Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika

Dokumen Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika

Sponsor dan Kepala BIN

Mengajukan rancangan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika

Page 38: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

29 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

JANGKA MENENGAH TA. 2020

NO. KEGIATAN BULAN

OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT

PERAN PROJECT LEADER September Oktober November Desember

2. Penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia

Dokumen Rencana pelaksanaan rekruitmen dan pendidikan sumber daya manusia Sentra Intelijen Medika

Tim Efektif, Tim Pokja Rekrutmen SDM Sentra Intelijen Medika, Pusdiklat BIN dan STIN

Memimpin penyususnan rencana kebutuhan dan pengembangan kompetensi SDM untuk Sentra Intelijen Medika

3. Penyusunan rencana pengadaan fasilitas laboratorium Sentra Intelijen Medika

Dokumen rencana pengadaan fasilitas laboratorium Sentra Intelijen Medika

Tim Efektif, Biro Keuangan, Biro Logistik, Biro Umum, Puslitbang, dan Kementerian Kesehatan

Memimpin penyususnan rencana pengadaan fasilitas laboratorium Sentra Intelijen Medika

Tabel 2.7 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Panjang

Page 39: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

30 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

JANGKA PANJANG 2021-2023

NO. KEGIATAN TAHUN

OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT

PERAN PROJECT LEADER

2021 2022 2023 I II I II I II

1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran dengan memasukkan program kegiatan Sentra Intelijen Medika.

Rencana Kerja dan Anggaran kegiatan Sentra Intelijen Medika.

Tim Efektif, Biro Keuangan, Direktorat Rekayasa, Puslitbang dan Biro Umum

Memimpin penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran kegiatan Sentra Intelijen Medika

2. Penyusunan Indikator Kinerja Utama Sentra Intelijen Medika

Dokumen Indikator Kinerja Utama Sentra Intelijen Medika

Tim Efektif dan Tim Pokja penyusunan Indikator Kinerja Utama Sentra Intelijen Medika

Memimpin penyusunan Indikator Kinerja Utama Sentra Intelijen Medika

3. Membangung jejaring guna mengoptimalkan kinerja Sentra Intelijen Medika.

Terbangunnya jejaring Intelijen Medika

Seluruh stakeholders

Membentuk dan membina jejaring kerjasama dalam bidang bio-threat

Page 40: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

31 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

A. Capaian Proyek Perubahan

Pembentukan unit khusus yang bertugas untuk menyelenggarakan

kegiatan Intelijen Medika dipandang sangat penting dan perlu untuk segera

dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya ancaman

yang bersifat multidimensional dan berbahaya, khususnya ancaman biologis

atau bio-threat. Oleh karena itu, dalam Proyek Perubahan ini, diharapkan ke

depannya Badan Intelijen Negara memiliki Sentra Intelijen Medika yang siap

terhadap segala bentuk ancaman biologis sehingga Badan Intelijen Negara

dapat lebih optimal dalam melaksanakan deteksi dan peringatan dini

terhadap ancaman biologis yang berpotensi mengancam keselamatan negara.

Pada bagian ini, penggagas Proyek Perubahan bermaksud untuk

menguraikan dua hal, yaitu (1) capaian Proyek Perubahan Jangka Pendek

yang berisi hal-hal yang berhasil dicapai dalam dua bulan terakhir (setelah

Seminar RPP 11 Juni 2020); dan (2) tanggapan atas masukan dari

Narasumber dan Coach yang disampaikan pada Seminar RPP 11 Juni 2020.

Adapun Pelaksanaan proyek perubahan tersebut disesuaikan berdasarkan

10 (sepuluh) tahapan atau milestones yang telah direncanakan pada

rancangan proyek perubahan sebagaimana telah disajikan pada Tabel 3.1

terkait waktu pelaksanaannya. Capaian pelaksanaan proyek perubahan pada

tiap-tiap tahapan selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Menggalang dukungan dan komitmen atasan

Pada tahap awal pelaksanaan proyek perubahan ini, komitmen dan

dukungan pimpinan, baik secara moril maupun materiil sangat

diperlukan, oleh karena memberikan dorongan positif baik secara moril

maupun materiil sehingga merasa aman dan nyaman secara psikologis

dalam bekerja yang nantinya akan mendorong pelaksanaan proyek

perubahan ini secara berkesinambungan. Hal pertama yang dilakukan

adalah konsultasi internal dengan Sekretaris Utama Badan Intelijen

Negara, yang juga Project Sponsor terkait rencana kegiatan proyek

Page 41: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

32 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

perubahan. Konsultasi awal dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2020 di

ruangan Sekretaris Utama BIN. Pada dasarnya Project Sponsor mendukung

terhadap pelaksanaan proyek perubahan tersebut karena akan membawa

dampak positif bagi Badan Intelijen Negara dalam melaksanakan deteksi

dan peringatan dini terhadap ancaman biologis. Pada pertemuan ini,

Sekretaris Utama memberi petunjuk untuk membentuk Tim Efektif Proyek

Perubahan dalam rangka mempercepat perwujudan Sentra Intelijen

Medika melalui Proyek Perubahan Diklatpim I Angkatan XLV yang

diwujudkan dalam surat perintah tim kerja. Selain itu, konsultasi internal

dilakukan dengan Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Tatalaksana Badan

Intelijen Negara, yang juga mentor terkait rencana kegiatan proyek

perubahan ini. Pada pertemuan ini, Kepala Biro Hukum, Organisasi dan

Tatalaksana meminta untuk menunjuk Tim Pokja tentang Penyusunan

Rancangan Kelembagaan Intelijen Medik dan yang diwujudkan dalam

surat perintah tim kerja. Bukti capaian berupa notulensi pertemuan,

dokumentasi dan draft surat perintah disajikan pada Lampiran Laporan

Proyek Perubahan ini.

2. Penyusunan Rencana Kerja dan pembagian tugas tim efektif.

Tahapan ini merupakan tindak lanjut dari adanya Surat Perintah Kepala

Badan Intelijen Negara tanggal 26 Mei 2020, dimana pada Surat Perintah

Perintah Kepala Badan Intelijen Negara Nomor SPRINT-251/V/2020

tentang Tim Pokja tentang Penyusunan Rancangan Kelembagaan Intelijen

Medik belum dijelaskan deskripsi terkait tugas lingkup tim kerja. Pada

pertemuan tanggal 19 Juni 2020 yang dihadiri oleh Kepala Biro Hukum,

Organisasi, dan Tatalaksana dan tim pokja dijelaskan terkait tugas

masing-masing tim kerja. Selain itu, menyampaikan maksud dan tujuan

sekaligus dalam rangka penyamaan persepsi dari pelaksanaan proyek

perubahan. Bukti capaian berupa notulensi pertemuan dan dokumentasi

disajikan pada Lampiran Laporan Proyek Perubahan ini.

3. Pelaksanaan FGD terkait skema pembentukan Sentra Intelijen Medika.

Pembahasan dalam bentuk forum diskusi dan pertemuan dengan

beberapa stakeholders terkait bertujuan untuk menggalang informasi dan

masukan dari para pemangku kepentingan terkait. Pemangku kepentingan

Page 42: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

33 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

yang diundang disesuaikan dengan output yang ingin yang ingin dicapai

untuk membahas pembentukan Sentra Intelijen Medika.

Adapun dalam pelaksanaan FGD ini menghasilkan beberapa konsep,

antara lain:

a. Sentra Intelijen Medik berbentuk Unit Pelaksana Tugas (UPT), sehingga

Direktur Utama dapat diisi kalangan profesional melalui open bidding.

b. Struktur Organisasi Sentra Intelijen Medik berpedoman pada

Organisasi dan Tata Kerja UPT di Lingkungan Badan dan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan.

c. Bahwa rumah sakit ini fokus pada emerging dan re-emerging pathogen.

Selanjutnya, bukti capaian berupan notulensi pertemuan dan

dokumentasi disajikan pada Lampiran Laporan Proyek Perubahan ini.

4. Pelaksanaan FGD terkait strategi pendirian Sentra Intelijen Medika pada

Badan Intelijen Negara.

Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan masukan dan untuk

membahas tindak lanjut dari rapat/ diskusi sebelumnya dan/ atau hanya

untuk mendapatkan informasi tambahan untuk memperkaya substansi

yang nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan keluaran yang

ingin dicapai dalam pelaksanaan proyek perubahan ini. Kegiatan ini

dilaksanakan pada 26 Juni 2020. Adapun kesimpulan dari kegiatan FGD

ini ialah bahwa Konsep Strategi Pendirian Rumkitsus dan Lab. Riset

Intelijen Medik BIN harus lebih dipertajam, khususnya dikaitkan dengan

kebutuhan dan tupoksi BIN, serta ekosistem RS dan Lab. di Indonesia,

sehingga terwujud struktur yang kecil, compact, namun efektif dan efisien

dalam mendukung tupoksi BIN. Berkaitan dengan hal tersebut, agar

segera disusun dokumen perencanaan yang runtun dan komprehensif,

lengkap dengan detail design pembangunan, timeline serta kebutuhan

anggarannya.

5. Penyusunan konsep dasar Sentra Intelijen Medika melalui tim kecil Pokja.

Tahapan ini dilakukan setelah mendapatkan masukan dari tindak lanjut

rapat/ diskusi/Workshop sebelumnya. Selanjutnya tim pokja menyusun

konsep dasar Peraturan Rancangan Kelembagaan Intelijen Medik dan

dilakukan pembahasan mengenai substansi Peraturan Kepala Badan

Page 43: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

34 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika dengan tim pokja agar

mendapat masukan dan saran mengenai subtansi peraturan tersebut.

Bukti capaian berupa notulensi pertemuan dan dokumentasi disajikan

pada Lampiran Laporan Proyek Perubahan ini.

6. Pelaksanaan Workshop melibatkan stakeholders terkait peningkatan

kompetensi SDM di bidang bio-scientific.

Pembahasan dalam bentuk forum diskusi ini, terkait pengembangan SDM

di bidang bio-scientific yang dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan,

baik secara formal maupun informal, yang dilaksanakan secara simultan

berkelanjutan. Pengembangan dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan moral SDM sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan/jabatan. Dalam workshop tersebut juga dibahas

mengenai senjata biologis sebagai efek samping dari semakin

berkembangnya bidang bio-scientific. Senjata biologis adalah senjata yang

menggunakan patogen (bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit

lainnya) sebagai alat pembunuh atau melukai. Dalam pengertian yang

lebih luas, senjata biologi tidak hanya berupa organisme patogen, tetapi

juga toksin berbahaya yang dihasilkan oleh organisme tertentu. Oleh

karena itu pembentukan Sentra Intelijen Medika merupakan sebuah

kebutuhan.

Selain itu, dalam rangka menyediakan sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi di bidang Intelijen Medik maka penulis memberikan

saran kepada pimpinan untuk membentuk Program Studi Strata 2

Intelijen Medik di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN). Selanjutnya, STIN

juga akan membuka kerjasama dengan berbagai institusi akademik dan

praktis yaitu ITB serta Pusat Sains dan Teknologi Nukllir Terapan (PSTNT)

BATAN. Hal ini dipandang perlu sebagai salah satu persyaratan

pembukaan Program Studi Intelijen Medik STIN. Adapun perkembangan

kegiatan pembentukan Prodi S2 Intelijen Medik STIN antara lain:

a. Proses penyusunan pengajuan izin masih dalam tahap penyiapan

syarat pendirian Prodi yang dilaksanakan oleh STIN.

b. Proses penyusunan persyaratan pengajuan izin Prodi S2 Intelijen

Medik sampai saat ini masig berjalan sesuai rencana.

Page 44: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

35 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

c. Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana BIN melakukan advokasi

dan pendampingan hukum terkait pengajuan izin program studi baru

melalui koordinasi secara berkesinambungan dengan Biro Umum

sebagai Tim Pengajuan Izin Program Studi baru dan STIN.

7. Penyusunan draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang

Sentra Intelijen Medika.

Penyusunan draf awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang

Sentra Intelijen Medika dilakukan oleh Tim Pokja. Selanjutnya, draft awal

Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tersebut dilakukan pembahasan

dalam bentuk forum diskusi mengenai subtansi draft Peraturan Kepala

Badan Intelijen Negara tersebut bersama dengan Tim Pokja. Selain itu,

dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di bidang

legal drafting, penulis juga menginisiasi kegiatan Pelatihan Perancangan

Perundang-undangan. Bukti capaian berupa draft awal disajikan pada

Lampiran Laporan Proyek Perubahan ini.

8. Pembahasan draft awal Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen

Medika.

Tahapan ini dilakukan setelah pembahasan dengan tim pokja serta

dilakukan beberapa kali revisi terhadap draf Peraturan Kepala Badan

Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika. Adapun kesimpulan dari

pembahasan draft awal ini antara lain:

a. Menyepakati perubahan frasa “Medika” menjadi “Medik”.

b. Menyepakati Bidang Perencanaan diubah menjadi Bidang Teknologi

Intelijen Medik.

c. Perlu adanya penambahan unsur teknologi dan resiko lingkungan

global karena merupakan bagian dari Medical Intelligence.

d. Menyepakati untuk mengubah judul menjadi “Organisasi dan Tata

Kerja Pusat Intelijen Medik”.

Selanjutnya draft akhir Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen

Medika dikirimkan kepada Pejabat Eselon I di lingkungan Badan Intelijen

Negara untuk mendapatkan masukan dan saran. Bukti capaian berupa

notulensi pertemuan dan dokumentasi disajikan pada Laporan Proyek

Perubahan ini.

Page 45: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

36 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Setelah capaian Milestone Pembahasan draft awal Peraturan Kepala Badan

Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medik, maka capaian Milestone

selanjutnya ialah Penyusunan draft akhir dan finalisasi draft. Namun pada

perkembanganya, terbit Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2020 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2012 tentang

Badan Intelijen Negara. Berdasarkan hal tersebut, sebagai tindak lanjut

lahirnya Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2020, maka BIN melakukan

restrukturisasi organisasi yang dilaksanakan dengan cara merevisi

peraturan mengenai struktur organisasi dan tata laksana BIN. Adapun

restrukturisasi organisasi BIN diarahkan antara lain pada:

a. Penggabungan Pusat Pengolahan, Penyajian Data Personel Aparatur

Pemerintahan dan Non-Aparatur Pemerintah serta Sub Direktorat

Pengamanan Personel menjadi Deputi Pengaman Aparatur

Pemerintahan dan Non-Aparatur Pemerintah. Kedeputian ini

dimaksdkan untuk melakukan clearance atau penyaringan yang

cepat dan akurat terhadap calon pejabat Eselon I dan Eselon II

Aparatur Pemerintahan maupun Non-Aparatur Pemerintah.

b. Pembentukan Pusat Intelijen Medik untuk menggantikan Pusat

Pengolahan, Penyajian Data Personel Aparatur Pemerintahan dan

Non-Aparatur Pemerintah. Diperlukan penguatan kemampuan

intelijen pada aspek medis atau kesehatan guna mengoptimalkan

peran BIN melalui Intelijen Medika seiring berkembangnya potensi

ancaman biologis.

Sebagaimana diuraikan di atas, restrukturisasi organisasi tersebut akan

berpengaruh pada pelaksanaan Proyek Perubahan ini. Pada awalnya goal

atau capaian dari Proyek Perubahan ini adalah optimalisasi peran Badan

Intelijen Negara dalam rangka deteksi dini dan peringatan dini terhadap

ancaman biologis (bio-threat) melalui pembentukan Sentra Intelijen Medika

(medical intelligence center), dimana pembentukan Sentra Intelijen Medika

ini didasari oleh Peraturan Kepala BIN. Dengan adanya restrukturisasi

organisasi maka pembentuka Sentra Intelijen Medik akan diakomodasi

pada Peraturan Badan Intelijen Negara tentang Struktur Organisasi BIN

sebagai Pusat Intelijen Medik yang mana menggantikan tempat dari Pusat

Page 46: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

37 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Pengolahan, Penyajian Data Personel Aparatur Pemerintahan dan Non-

Aparatur Pemerintah.

9. Penyunan Naskah Urgensi Restrukturisasi Organisasi BIN.

Pengaturan tentang Pusat Intelijen Medik tidak lagi diatur dalam Peraturan

Kepala Badan Intelijen Negara namun akan diatur dalam Peraturan Badan

Intelijen Negara tentang Struktur Organisasi Badan Intelijen Negara.

Naskah urgensi ini merupakan salah satu syarat Peraturan Badan Intelijen

Negara ini untuk diundangkan. Bukti capaian berupa Naskah urgensi yang

disajikan pada Lampiran Proyek Perubahan ini.

10. Penyusunan draft awal Peraturan Badan Intelijen Negara tentang Struktur

Organisasi BIN yang di dalamnya mengatur tentang Pusat Intelijen Medik.

Pada tahapan ini setelah melakukan revisi, finalisasi, serta pengecekan

terhadap subtansi dan penulisan terhadap draft Peraturan Kepala BIN

tentang Sentra Intelijen Medika, selanjutnya draf Peraturan Kepala Badan

Intelijen Negara tersebut dimintakan penandatanganan/pengesahan paraf

oleh stakeholders terkait. Bukti capaian berupa draft awal disajikan pada

Lampiran Proyek Perubahan ini.

Dari urain kegiatan di atas dapat terlihat bahwa goal atau target jangka

pendek dari Proyek Perubahan ini telah terpenuhi. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan dimasukkanya Pusat Intelijen Medik yang awalnya Sentra

Intelijen Medika ke dalam struktur organisasi dan tata laksana BIN yang

baru. Selain itu, capaian dari Proyek Perubahan ini telah melebihi target

awal. Pada awal pelaksanaan Proyek Perubahan ini penulis menargetkan

untuk membuat Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara (Peraturan Kepala

Badan Intelijen Negara) yang mengatur secara khusus mengenai Pusat

Intelijen Medik namun dalam perjalanannya BIN melakukan restrukturisasi

organisasi melalui penyusunan Peraturan Badan Intelijen Negara (Perbin)

Struktur Organisasi dan Tata Laksana BIN yang di dalamnya akan

mengakomodasi Pusat Intelijen medik sebagai tindak lanjut lahirnya

Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2012 tentang Badan Intelijen Negara.

Selanjutnya, menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Page 47: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

38 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Badan memiliki

hierarki yang lebih tinggi dibanding Peraturan Kepala Badan.

Komitmen pimpinan juga terlihat dengan disetujuinya pembentukan

Program Studi Strata 2 Intelijen Medik STIN sebagai salah satu upaya untuk

menyediakan sumber daya manusia BIN yang memiliki kompetensi di bidang

intelijen medik di masa mendatang. Oleh karena itu, penulis dapat dikatakan

telah melampaui target jangka menengah Proyek Perubahan ini.

Page 48: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

39 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Tabel 3.1 Realisasi Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Pendek T.A 2020 JANGKA PENDEK TA.2020

DATA PENDUKUNG KETERANGAN NO KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN OUTPUT RENCANA REALISASI 1 Menggalang

dukungan dan komitmen atasan

Minggu III Bulan Juni 2020

17 Juni 2020

Surat Perintah Tim Efktif dan Surat Perintah Poka Pembentukan Sentra Intelijen Medika

Naskah Urgensi dan Surat Perintah

2 Penyusunan Rencana Kerja dan pembagian tugas tim efektif.

Minggu III – IV bulan Juni 2020

19 Juni 2020

Rencana kerja tim efektif

Notulen dan dokumentasi

3 FGD terkait skema pembentukan Sentra Intelijen Medika

Minggu I – II bulan Juli 2020

22 Juni 2020

Dokumen dan dokumentasi kegiatan FGD tentang permasalahan dan skema pembentukan Sentra Intelijen Medika

Notulen dan dokumentasi

4 FGD terkait strategi pendirian Sentra Intelijen Medika pada Badan Intelijen Negara

Minggu I – II

Bulan Juli 2020

26 Juni 2020

Dokumentasi dan rumusan strategi pendirian Intelijen Medik

Notulen dan dokumentasi

5 Penyusunan konsep dasar Sentra Intelijen Medika melalui Rapat Pokja.

Minggu III - IV Bulan Juli 2020

9 Juli 2020 Draft awal tentang Sentra Intelijen Medika

Notulen dan dokumentasi

Pada 01 s.d. 03 Juli 2020 telah diselenggarakan Kegitan Pelatihan Perancangan Perundang-undangan yang diinisiasi oleh Penulis.

6 Workshop atau FGD melibatkan stakeholders terkait peningkatan

Minggu I – II

Agustus 2020

23 Juli 2020

Dokumentsi kegiatan Workshop atau FGD terkait bio-scientific.

Notulen dan dokumentasi

Selain FGD/workshop terkait bio-scientific, penulis juga mengusulkan untuk membentuk

Page 49: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

40 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

JANGKA PENDEK TA.2020 DATA PENDUKUNG KETERANGAN NO KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN OUTPUT RENCANA REALISASI

kompetensi SDM di bidang bio-scientific.

Program Studi Strata 2 Intelijen Medik di STIN

7 Penyusunan draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika

Minggu III Agustus 2020

03 Agustus 2020

Draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika dan Notulensi

Draft awal

8 Pembahasan draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika

Minggu IV Agustus 2020

11 Agustus 2020

Saran dan masukan dari Pimpinan

Notulen dan dokumentasi

Menyepakati mengubah judul peraturan menjadi “Organisasi dan Tata Kerja Pusat Intelijen Medik”.

9 Penyusunan Draft akhir Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika

Minggu I

September 2020

Penyunan Naskah Urgensi Restrukturisasi Organisasi BIN

Naskah Urgensi penyusunan

Notulen dan dokumentasi

Dengan lahirnya Perpres 79 Tahun 2020 tentang BIN, maka OTK Pusat Intelijen Medik akan dicantumkan dalam Perbin tentang Strukur OTK BIN, tidak lagi diakomodasi dalam Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara.

10 Finalisasi draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara dan mengupayakan pengesahan draft menjadi Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika

Minggu II September 2020

Penyusunan draft awal Struktur OTK BIN baru sesuai dengan Perpres 79 Tahun 2020 tentang BIN

Draft awal Struktur OTK BIN baru sesuai dengan Perpres 79 Tahun 2020 tentang BIN

Draft awal

Page 50: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

41 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Tabel 3.2 Prosedur Pembahasan Draft Peraturan Kepala BIN (SOP 008/KA/SOP/IX/2019)

NO. Kegiatan Pelaksana Mutu Buku

Keterangan Sesma Karo-03 Tim Penyusun

SA Hukum dan HAM Kelengkapan Waktu Output

1. Memerintahkan Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana untuk mengagendakan rapat Tim Penyusunan Peraturan Kepala BIN untuk membahas rancangan peraturan Kepala BIN.

Disposisi, Sprint Tim

15 menit Laporan

2. Melakukan koordinasi dengan Tim Penyusun Pembentukan Peraturan Kepala BIN dalam rangka penyelenggaraan rapat penyusunan draft Peraturan Kepala BIN.

Sprint Tim, Laporan 1 hari Laporan

3. Menyelenggarakan rapat pembahasan draft Peraturan Kepala BIN.

Sprint Tim, Konsep Perka

BIN Tentatif Draft

Perka BIN

4. Membuat notulensi hasil rapat dan pembahasan draft Peraturan Kepala BIN yang diparaf oleh Tim Penyusun.

Sprint Tim, Konsep Perka

BIN 5 Jam

Draft Perka BIN,

notulen rapat

5. Menyampaikan draft Peraturan Kepala BIN kepada staf ahli Kumham.

Draft Perka BIN

15 menit

Draft Perka BIN

6. Memberi masukan terkait draft Peraturan Kepala BIN dan menyampaikan kepada Biro

Draft Perka BIN 2 hari

Masukan Draft

Perka BIN

Page 51: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

42 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Hukum, Organisasi dan Tata laksana

7. Melaporkan hasil rapat final draft Peraturan Kepala BIN kepada sekretaris utama.

Draft Final Perka BIN

30 menit

Draft Final Perka BIN

Page 52: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

38 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

B. Peta Stakeholders

Stakeholders didefinisikan sebagai perorangan maupun kelompok-

kelompok yang tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar

organisasi, yang berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan-tujuan dan

tindakan-tindakan sebuah Tim. Hubungan kerja dengan stakeholders

internal lainnya adalah berupa koordinasi). Alur hubungan kerja antara

Project Leader dengan stakeholders eksternal mayoritas bersifat koordinasi

baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui mentor). Proyek

Perubahan ini disusun dan dilaksanakan secara bersama dan menyeluruh

antar stakeholders. Sinergi dan kolaborasi yang efisien menjadi faktor kunci

suksesnya Proyek Perubahan ini.

Gambar 3.1 Peta Stakeholders

Page 53: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

39 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

Dalam menempatkan masing-masing stakeholders ke dalam analisis

kuadran, dilakukan dengan mempertimbangkan ciri-ciri keempat kelompok

stakeholders sebagai berikut:

1. Promoters memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga

kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau

menggagalkannya).

2. Defenders memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan

dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk

mempengaruhi kegiatan.

3. Latents tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam

kegiatan, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi program

jika mereka menjadi tertarik.

4. Apathetics kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan

mungkin tidak mengetahui adanya kegiatan.

C. Kendala dalam Pelaksanaan Proyek Perubahan

Dalam melaksanakan sebuah Proyek Perubahan tentu saja tidak akan

lepas dari kendala yang terjadi baik kendala internal mapun eksternal.

Kendala-kendala tersebut dapat berpotensi menghambat pelaksanaan,

namun kendala yang terjadi tersebut dapat diantisipasi dan ditanggulangi

dengan baik oleh Tim Efektif sehingga tidak berdampak signifikan pada

pelaksanaan Proyek Perubahan. Adapun kendala yang terjadi antara lain

sebagai berikut:

1. Kendala Internal

a) Masih terbatasnya personel BIN yang berkompetensi di bidang bio-

scientifik khususnya bio-threat.

b) Masih minimnya pemahaman beberapa stakeholders internal

mengenai pengertian dan urgensi dari bio-threat dalam mengancam

keamanan nasional.

2. Kendala Eksternal

a) Masih kurangnya narasumber yang berkompetensi di bidang bio-

scientifik khususnya bio-threat.

Page 54: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

40 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

b) Biasnya batas kewenangan Sentra Intelijen Medika dengan

kementerian Kesehatan dan Lembaga lainnya di bidang Medik.

c) Adanya conflict of interest antar Lembaga dalam menyikapi

permasalahan bio-threat dan bio-terrorism.

D. Upaya Mengatasi Kendala

Telah disebutkan di atas bahwa setiap kendala yang terjadi Proyek

Perubahan dapat diantisipasi dan ditanggulangi dengan baik oleh Tim Efektif

sehingga tidak berdampak signifikan pada pelaksanaan Proyek Perubahan.

Hal ini disebabkan karena kendala-kendala tersebut di atas telah diprediksi

sebelumnya sehingga Tim Efektif telah mempersiapkan upaya-upaya untuk

menanggulangi kendala-kendala tersebut. Adapun beberapa upaya yang

telah dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi sebagai berikut:

1. Upaya Untuk Mengatasi Kendala Internal

a) Merekrut Tim ahli di bidang bio-threat serta mengadakan workshop

atau seminar terkait bio-scientifik khususnya bio-threat.

b) Menyelenggarakan forum group discussion antar stakeholders internal

tentang urgensi dari bio-threat dalam mengancam keamanan

nasional.

c) Membuat jurnal kajian tentang bio-threat yang diterbitkan oleh

Puslitbang BIN.

2. Upaya Untuk Mengatasi Kendala Eksternal

a) Mencari narasumber baik dari kalangan praktisi atau akademisi yang

berkompetensi di bidang bio-scientifik khususnya bio-threat untuk

menjadi narasumber dalam kegiatan seminar maupun forum group

discussion.

b) Menyelenggarakan forum group discussion antar stakeholders ekternal

terkait peran Kementerian/Lembaga dalam menghadi ancaman yang

ditimbulkan oleh bio-threat dan bio-terrorism.

Page 55: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

41 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

BAB IV

PENUTUP

B. Kesimpulan

Proyek Perubahan ini bermaksud agar Badan Intelijen Negara memiliki

unit khusus yang siap terhadap segala bentuk ancaman biologis sehingga

Badan Intelijen Negara dapat lebih optimal dalam melaksanakan deteksi dan

peringatan dini terhadap ancaman biologis yang berpotensi mengancam

keselamatan.

Adapun kesimpulan penting yang dapat ditarik dalam pelaksanaan

proyek perubahan tersebut, di antaranya adalah:

1. Perlu dibentuknya sebuah unit baru untuk mengakomodasi kegiatan

Medical Intelligence berupa Sentra Intelijen Medika dimana dalam rapat

pembahasan kelembagaan, nomenklaturnya diubah menjadi “Pusat

Intelijen Medik yang dibagi dalam 3 (tiga) bidang, yakni Bidang

Perencanaan, Bidang Surveillance Penyakit dan Bidang Kesehatan

Masyarakat.

2. Target jangka pendek dan jangka menengah dari Proyek Perubahan ini

telah terpenuhi yang dibuktikan dengan masuknya Pusat Intelijen Medik

yang awalnya Sentra Intelijen Medika ke dalam struktur organisasi dan

tata laksana BIN yang baru.

3. Dasar hukum pembentukan Pusat Intelijen Medik bukan lagi Peraturan

Kepala BIN, namun Peraturan Badan Intelijen Negara memiliki hierarki

yang lebih tinggi dibanding Peraturan Kepala Badan untuk selanjutnya

pengaturan mengenai Pusat Intelijen Medik dimasukkan pada Peraturan

Badan Intelijen Negara tentang Struktur Organisasi dan Tata Laksana

Badan Intelijen Negara.

4. Pembentukan Program Studi Strata 2 Intelijen Medik di STIN yang

merupakan inisisasi dari Penulis merupakan salah satu upaya dalam

rangka menyediakan sumber daya manusia BIN yang memiliki

kompetensi di bidang intelijen medik.

Page 56: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

42 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

5. Perlu menginventarisasi kebutuhan Pusat Intelijen Medik baik dari segi

material maupun imaterial agar Pusat Intelijen Medik dapat beroperasi

secara efektif.

C. Tindak Lanjut

Secara keseluruhan proses pelaksanaan proyek perubahan dapat

berjalan dengan baik dengan beberapa rekomendasi yang perlu diperhatikan

dan dilakukan tindak lanjut agar hasilnya dapat lebih maksimal, di

antaranya adalah:

1. Evaluasi perlu segera dilakukan terhadap keseluruhan proses

pelaksanaan proyek perubahan pada jangka pendek baik yang terkait

dengan substansi teknis maupun hal-hal yang bersifat administratif.

2. Persiapan untuk pelaksanaan proyek perubahan untuk periode jangka

menengah dan jangka panjang perlu segera dilakukan.

3. Melaksanakan koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan seluruh

stakeholders guna membangun komitmen bersama untuk dapat

bersinergi dalam pembentukan dan pembinaan Sentra Intelijen Medika

sehingga dapat mengoptimalkan peran Badan Intelijen Negara sebagai lini

terdepan dalam sistem keamanan nasional.

4. Melaksankan kegiatan workshop dan seminar terkait dengan bio-

scientifik, bio-threat, dan bio-terrorism bagi personel Badan Intelijen

Negara.

5. Membentuk Program Studi Strata 2 Intelijen Medik STIN.

6. Koordinasi dengan Bagian Hukum dan Organisasi Tata Laksana, untuk

menyusun regulasi Peraturan Badan Intelijen Negara terkait pengaturan

Pusat Intelijen Medik.

D. Lesson Learned

Beberapa hal yang dapat diambil sebagai pelajaran dalam pelaksanaan

proyek perubahan adalah sebagai berikut:

1. Pentingnya hubungan baik dalam rangka koordinasi dan sinergitas antar

Kementerian/Lembaga dalam menyuseskan Proyek Perubahan ini.

Page 57: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

43 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

2. Pentingnya pengetahuan tentang bio-scientifik dan bio-threat dalam

rangka pembentukan Sentra Intelijen Medika.

3. Perlunya transfer of knowledge dan transfer of technology antar

Kementerian/Lembaga di bidang bio-scientifik dan bio-threat.

4. Kemampuan dalam bekerja dalam tim dan memimpin sebuah tim dalam

hal ini tim efektif sehingga terjadi koordinasi dan kolaborasi yang baik

dan pada akhirnya proyek perubahan dapat diselesaikan dengan baik

dan sesuai dengan tujuan akhir yang ingin dicapai.

5. Kesamaan visi antar stakeholders merupakan faktor kunci keberhasilan

dalam suksesnya Proyek Perubahan ini.

Page 58: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

44 |

Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence

LAMPIRAN

Page 59: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …

A

SETIA, LOYAL, SOLID, SEMANGAT