laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

10
LAPORAN PRAKTIKUM TERAPI HEMODIALISA Dosen Pengajar : M. Ridha Mak’ruf, ST, M.Si Sumber, S.ST, MT AKHMAD DZULFIQRI (P27838113005) RIZKY ABDILLAH (P27838113006) FAIZAH FIRDAUS (P27838113007) RAHMAT ZULFIQRI (P27838113008) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 2015

Upload: dzul-fiqri

Post on 11-Aug-2015

155 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

LAPORAN PRAKTIKUM TERAPI

HEMODIALISA

Dosen Pengajar :

M. Ridha Mak’ruf, ST, M.Si

Sumber, S.ST, MT

AKHMAD DZULFIQRI (P27838113005)

RIZKY ABDILLAH (P27838113006)

FAIZAH FIRDAUS (P27838113007)

RAHMAT ZULFIQRI (P27838113008)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK

2015

Page 2: Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

Sumber Referensi https://herodessolution.wordpress.com/2010/12/12/konsep-dasar-

hemodialisa-dan-ckdcrf/

Prinsip Hemodialisa

Proses hemodialisa di antaranya :

A. Akses Vaskuler :

Seluruh dialysis membutuhkan akses ke sirkulasi darah pasien. Kronik biasanya

memiliki akses permanent seperti fistula atau graf sementara. Akut memiliki akses temporer

seperti vascoth.

B. Membran semi permeable

Hal ini ditetapkan dengan dialyser actual dibutuhkan untuk mengadakan kontak

diantara darah dan dialisat sehingga dialysis dapat terjadi.

C. Difusi

Dalam dialisat yang konvesional, prinsip mayor yang menyebabkan pemindahan zat

terlarut adalah difusi substansi. Berpindah dari area yang konsentrasi tinggi ke area dengan

konsentrasi rendah. Gradien konsentrasi tercipta antara darah dan dialisat yang menyebabkan

pemindahan zat pelarut yang diinginkan. Mencegah kehilangan zat yang dibutuhkan.

D. Konveksi

Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan yang dipindahkan akan

mengambil bersama dengan zat terlarut yang tercampur dalam cairan tersebut.

E. Ultrafiltrasi

Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis dikenali sebagai ultrafiltrasi artinya

adalah pergerakan dari cairan akibat beberapa bentuk tekanan. Tiga tipe dari tekanan dapat

terjadi pada membrane :

Tekanan positip merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat cairan dalam

membrane. Pada dialysis hal ini dipengaruhi oleh tekanan dialiser dan resisten vena

terhadap darah yang mengalir balik ke fistula tekanan positip “mendorong” cairan

menyeberangi membrane.

Tekanan negative merupakan tekanan yang dihasilkan dari luar membrane

olehpompa pada sisi dialisat dari membrane tekanan negative “menarik” cairan

keluar darah.

Tekanan osmotic merupakan tekanan yang dihasilkan dalam larutan yang

berhubungan dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan tersebut. Larutan dengan

kadar zat terlarut yang tinggi akan menarik cairan dari larutan lain dengan

konsentrasi yang rendah yang menyebabkan membrane permeable terhadap air.

Page 3: Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

Sumber Referensi http://new-blacklist.blogspot.com/2011/02/prinsip-dasar-

hemodialisa.html

Prinsip hemodialisis

Secara sederhana mesin hemodialisis bekerja memompa darah dan dialisat melalui dialiser.

A. Dialisat

adalah cairan yang terdiri dari air yang telah dimurnikan, natrium, kalium, magnesium,

kalsium, klorida, dextrose dan bikarbonat atau asetat.

B. Darah dialisat

dalam dialiser terpisah oleh membrane semipermeable. Karena dialisat tidak mengandung

bahan sisa metabolisme ( urea, kreatinin dll) akan menyebabkan terjadinya difusi dari

darah ke dialisat.

C. Difusi

dapat dimaksimalkan dengan mempertahankan kecepatan aliran darah yang tinggi

dari darah dan dialisat dan dengan mengalirkan kedua cairan ini (darah dan dialisat)

secara berlawanan arah (countercurrent flow).

D. Klirens konvektiv

dapat ditambahkan dengan membuat TMP dalam dialiser. Pada CRRT prosesnya

mengandalkan pada mekanisme konveksi untuk mengeluarkan zat terlarut dan sering

tanpa memakai dialisat sama sekali. Pada HD konvensional molekul dangan BM rendah

tidak dikeluarkan secara konveksi tapi hamper seluruhnya secara difusi. Sebaliknya

molekul dengan BM tinggi (β2 microglobulin, vit B12,) dikeluarkan lebih efektif dengan

konveksi daripada difusi. Hal ini menyebabkan meningkatnya penggunaan metode UF

pada HD untuk meningkatkan pengeluaran molekul dengan BM yang lebih tinggi

(hemodiafiltrasi atau high volume hemofiltrasi).

Sebuah mesin HD dibuat lebih kompleks dengan penambahan beberapa alat pengaman,

pump controller, monitor tekanan dan aliran, detector kebocoran udara, monitor tekanan

darah pasien, kemampuan mengubah komposisi dialisat dan semakin canggih dapat

memantau kimia darah, aliran akses pembuluh darah dan memberikan dosis dialysis dan

menyediakan data untuk remote controllers dan database.

Page 4: Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

Sumber Referensi https://hemodialisa.wordpress.com/2010/08/24/19/

Prinsip Hemodialisis

Dialisis berkesinambungan merupakan terapi pengganti (replacement treatment)

pada pasien CRF stadium terminal. Dialysis digunakan untuk mengeluarkan cairan dan

produk-produk sampah dari dalam tubuh saat ginjal tidak dapat melakukanya lagi. Prinsip

hemodialisis adalah menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat yang

dipisahkan oleh suatu membrane (selaput tipis) yang disebut membrane semi permeable.

Membrane hanya dapat dilalui oleh air dan zat tertentu (zat sampah) dengan BM kecil

sampai sedang.

Ada 3 prinsip dasar dalam HD yang bekerja pada saat yang sama yaitu :

A. Proses Difusi

Merupakan proses berpindahnya suatu zat terlarut yang disebabkan karena adanya

perbedaan konsentrasi zat-zat terlarut dalam darah dan dialisat. Perpindahan molekul

terjadi dari zat yang berkonsentrasi tinggi ke yang berkonsentrasi lebih rendah. Pada

HD pergerakan molekul / zat ini melalui suatu membrane semi permeable yang

membatasi kompartemen darah dan kompartemen dialisat.

Proses difusi dipengaruhi oleh :

1. Perbedaan konsentrasi

2. Berat molekul (makin kecil BM suatu zat, makin cepat zat itu keluar)

3. QB (Blood Pump)

4. Luas permukaan membrane

5. Temperatur cairan

6. Proses konvektik

7. Tahanan / resistensi membrane

8. Besar dan banyaknya pori pada membrane

9. Ketebalan / permeabilitas dari membrane

Factor-faktor di atas menentukan klirens dialiser

Klirens suatu dializer adalah kemampuan dializer untuk mengeluarkan zat-zat yaitu

jumlah atau banyaknya darah yang dapat dibersihkan dari suatu zat secara komplit

oleh suatu dializer yang dinyatakan dalam ml/mnt.

Page 5: Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

RUMUS

Klirens (K) =

K : klirens solute

Qb : kecepatan aliran darah (ml/mnt)

Cbi : Konsentrasi darah arteri (masuk ke dalam dializer)

Cbo : konsentrasi darah vena (keluar dari dializer)

Qf : Laju ultrafiltrasi (ml/mnt)

Laju aliran dialisat + 2 – 2,5 x Qb.

B. Proses Ultrafiltrasi

Berpindahnya zat pelarut (air) melalui membrane semi permeable akibat perbedaan

tekanan hidrostatik pada kompartemen darah dan kompartemen dialisat.

Tekanan hidrostatik / ultrafiltrasi adalah yang memaksa air keluar dari kompartemen

darah ke kompartemen dialisat. Besar tekanan ini ditentukan oleh tekanan positif

dalam kompartemen darah (positive pressure) dan tekanan negative dalam

kompartemen dialisat (negative pressure) yang disebut TMP (trans membrane

pressure) dalam mmHg.

Perpindahan & kecepatan berpindahnya dipengaruhi oleh :

1. TMP

2. Luas permukaan membrane

3. Koefisien Ultra Filtrasi (KUF)

4. Qd & Qb

5. Perbedaan tekanan osmotic

TMP =

Pbi : Tekanan di blood inlet

Pdi : Tekanan di dialisat inlet

Pbo : Tekanan di blood outlet

Pdo : Tekanan di dialisat outlet

KUF (koefisien ultra filtrasi) dalam ml/jam /mmHg merupakan karakteristik dari

dializer yang menyatakan kemampuan atau koefisien untuk mengeluarkan air dan luas

permukaan dializer.

Page 6: Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

C. Proses Osmosis

Perpindahnya air karena tenaga kimiawi yang terjadi karena adanya perbedaan

tekanan osmotic (osmolalitas) darah dan dialisat.

Proses osmosis ini lebih banyak ditemukan pada peritoneal dialysis.

Sumber Referensi https://sites.google.com/site/kuliahstikes/hemodialisis

Prinsip hemodialisis terdiri dari dua tindakan :

A. Dialisis : membuang kelebihan elektrolit dan toksin dari tubuh. Menggunakan cara difusi

B. Ultrafiltrasi: membuang kelebihan air dari tubuh.Menggunakan cara konveksi

Dengan cara bagaimana hemodialisis bisa membuang kelebihan air, elektrolit, dan sisa

metabolisme?

Difusi :

perpindahan molekul dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan

konsetrasi rendah

Konveksi

larutan berpindah dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Ini

prinsip dari ultrafiltrasi

Ultrafiltrasi

produksi kelebihan air dari tubuh dengan menggunakan cara konveksi:

perpindahan zat pelarut (sbgn zat terlarut terbawa), melalui membran, akibat

energi hidrostatik yg bekerja pada membran

Proses ini dilakukan dgn membuat tekanan positif pada kompartemen darah dan

tekanan negatif pada kompartemen dialisat, sehingga air didorong menuju cairan dialisat.

Ultrafiltrasi bisa diatur tergantung kebutuhan, sesuai kelebihan volume penderita

Page 7: Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

Sumber Referensi http://sembada-hemo.blogspot.com

PRINSIP & ISTILAH DALAM HEMODIALISA

Hemodialisa berasal dari kata :

"Hemo" = Darah

"Dialisis" = Proses pemisahan

Jadi,Hemodialisis adalah proses pemisahan zat-zat tertentu dari darah melalui membran

semipermiabel.

Prinsip hemodialisis

A. proses difusi

yaitu proses pengeluaran solut dan solvent karena perbedaan konsentrasi dari konsentrasi

yang tinggi ke konsentrasi yang rendah.

B. Proses ultrafiltrasi

yaitu proses perpindahan solvent,terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik.

C. Proses konveksi

yaitu berpindahnya solut dan solvent karena proses ultrafiltrasi.

Istilah-istilah tambahan dalam hemodialisa

a. Dialisis

yaitu proses difusi melalui mambran semipermiabel

b. Dializer

Suatu alat dimana terjadi suatu proses dialisis,disebut juga Artificial kidney.

Pada dializer terdapat dua ruangan,yaitu untuk kompartemen darah dan kompartemen

dialisat, keduanya dipisahkan oleh membran semipermiabel.

c. Membran semipermiabel

Suatu selaput yang tipis dan mempunyai lubang-lubang (pori-pori) dengan ukuran

tertentu sehingga bila ukuran suatu zat yang lebih besar tidak dapat melaluinya.

d. Dialisat

Cairan yang dipakai pada hemodialisis,terdiri dari campuran elektrolit dengan konsentrasi

tertentu, menyerupai serum normal.Pada sirkulasi dialisis dikenal dua macam aliran,yaitu

inlet/to kidney

(aliran yang menuju ke dializer),dan outlet/from kidney (aliran yang dari dializer).

Page 8: Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

e. Blood lines

yaitu selang-selang yang mengalirkan darah dari pasien ke dializer dan dari dializer ke

pasien.

Terdiri dari dua yaitu :

*onlet/arterial line;yang mengalirkan darah dari pasien ke dializer,warna merah

*outlet/venous line;yang mengalirkan darah dari dializer ke pasien,warna biru

f. Blood pump

Suatu alat yang menyebabkan darah dapat mengalir dalam sirkulasi darah.

g. Pump segment

Bagian inlet yang ditempatkan ndalam blood pump.

h. Bubble trap/trap air

yaitu suatu ruangan yang berfungsi menahan gelembung udara dalam sirkulasi

darah,sehingga tidak masuk ke pasien.

i. Primming

yaitu pengisian cairan fisiologis yang pertama kali dalam sirkulasi darah,jumlahnya

disebut primming volume.

j. Conductivity

Kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik,makin pekat konsentrasi

elektrolitnya, makin tinggi kemampuan untuk menghantarkan arus listrik.

Page 9: Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

Sumber Referensi http://rudialyst-hemodialisis.blogspot.com/2011/11/hemodialisis.html

Prinsip Dasar Hemodialisa

Terdapat dua mekanisme dalam hemodialisis yaitu difusi dan konveksi. Kedua mekanisme ini

terjadi di dalam dializer (ginjal buatan) yang diatur dan dimonitor oleh mesin hemodialisis

melalui proses dialisis dan ultra filtrasi.

1) Dialisis

Dialisis adalah proses transport zat terlarut melalui mekanisme difusi. Difusi adalah proses

transport spontan dan pasif dari zat terlarut (solute) dari kompartemen darah ke kompartemen

dialisat (dan sebaliknya, misalnya backdifussion) melalui membran dializer.

Kecepatan transport difusi tergantung dari beberapa faktor :

a) Koefisien difusi zat terlarut dalam darah, dialisat dan membran.

b) Luas permukaan membran.

c) Perbedaan konsentrasi zat terlarut yang melewati membran.

2) Ultra Filtrasi

Ultra filtrasi adalah proses perpindahan zat dengan mekanisme konveksi. Dalam hemodialisis

dikenal sebagai proses penarikan cairan dari darah pasien. Konveksi adalah proses transport

simultan pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute) dari kompartemen darah ke kompartemen

dialisat (dan sebaliknya yaitu backfiltration) melalui membran dializer.

Kecepatan transport konveksi tergantung dari beberapa faktor :

a) Permeabilitas hidrolik.

b) Sieving coefficient dari zat terlarut (solute) dan luas permukaan membran.

c) Konsentrasi zat terlarut (solute) dalam darah dan perbedaan tekanan (pressure

gradient) di antara membran.

Koefisien permeabilitas hidrolik dan sieving coefficient merupakan karakteristik dari membran

dan tergantung dari diameter pori membran serta jumlah pori per unit luas permukaan membran.

Pada saat ini membran mempunyai permeabilitas tinggi disertai sieving coefficient yang

menyerupai barrier glomerulus ginjal alamiah. Sieving coefficient suatu zat terlarut (solute)

adalah rasio konsentrasi filtrat terhadap air plasma.

Efektivitas tekanan transmembran adalah perbedaan tekanan hidrostatik dan onkotik terutama

ditentukan tekanan onkotik protein darah yang tidak dapat melewati membran dialisis.

Page 10: Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa

Untuk melakukan ultra filtrasi, pasien hemodialisis dilakukan penimbangan berat badan sebelum

dilakukan cuci darah rutin. Berat badan yang didapat dikurangi berat badan kering. Selisih yang

didapatkan ditambah perkiraan normal salin yang masuk (sekitar 200 cc) dan makan-minum

selama dialisis.

Berat badan kering adalah berat badan yang dirasakan secara subjektif enak oleh pasien. Data

objektif berat badan kering adalah tidak adanya overhidrasi seperti oedema, peningkatan vena

jugularis, ronchi dan pada saat dilakukan penarikan cairan (ultra filtrasi) tidak terjadi hipotensi,

kram, muntah.

Sumber Referensi https://talita04.wordpress.com/2009/04/18/5/

Prinsip Dasar Hemodialisa

Ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisis: yaitu difusi, osmosis, ultrafiltrasi. Toksin

dan zat limbah didalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah,

yang memiliki konsentrasi tinggi, kecairan dialisat dengan konsentrasi yang lebih rendah. Cairan

dialisat tersusun dari semua elektrolit yang penting dengan konsentrasi ekstrasel yang ideal.

Kadar elektrolit darah dapat dikendalikan dengan mengatur rendaman dialisat (dialisate bath)

secara tepat.(pori-pori kecil dalam membrane semipermeable tidak memungkinkan lolosnya sel

darah merah dan protein)

Air yang berlebihan dikeluarkan dalam tubuh melalui proses osmosis. Pengeluaran air dapat

dikendalikan dengan menciptakan gradient tekanan; dengan kata lain, air bergerak dari daerah

dengan tekanan yang lebih tinggi (ubuh pasien) ke tekanan yang lebih rendah (cairan dialisat).

Gradient ini dapat ditingkatkan melalui penambahan tekanan negative yang dikenal sebagai

ultrafiltrasi pada mesin dialysis. Tekanan negative diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan

penghisap pada membrane dan memfasilitasi pengeluaran air. Karena pasien tidak dapat

mengeksresikan air, kekuatan ini diperlukan untuk mengeluarkan cairan hingga tercapai

isovolemia (keseimbangan cairan)