laporan praktikum pertanian ramah lingkungan

6
LAPORAN PRAKTIKUM PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN “KASCING, PUPUK DAN PESTISIDA NABATI” OLEH : KELOMPOK 9 ANGGAR RETNO ULUPI 0905105058 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

Upload: hendra-dwi-prasetyo

Post on 03-Jul-2015

320 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Pertanian Ramah Lingkungan

LAPORAN PRAKTIKUM PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

“KASCING, PUPUK DAN PESTISIDA NABATI”

OLEH :

KELOMPOK 9

ANGGAR RETNO ULUPI

0905105058

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2011

Page 2: Laporan Praktikum Pertanian Ramah Lingkungan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KASCING

“Kascing merupakan kepanjangan dari kata “Bekas Cacing” yang bisa diartikan juga

sebagai kotoran cacing Lumbricus rubellus, kascing merupakan kompos yang penguraiannya

sangat sempurna”, kata Bu Kartini yang merupakan salah satu pengelola Kascing (Bekas Cacing)

“Yayasan BOA”. Kascing merupakan salah satu jenis pupuk organik yang saat ini dah sering

dipakai oleh petani dan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, karena pupuk organik

kascing merupakan salah satu pupuk organik yang cukup lengkap kandungan unsur haranya.

Menurut beliau tahap-tahap dalam pebutan kascing ini adalah pembuatan medium, persiapan

benih, penebaran benih, pemeliharaan dan penen. Sedangkan bahannya adalah limbah dalam hal

ini adalah limbah sayuran ataupun buah – buah busuk.

Kascing berasal dari kotoran hewan yang diurai oleh cacing. Cacing akan memakan habis

seluruh kotoran yang tersedia. Lumbricus rubellus mampu meningkatkan kadar unsur hara pada

kotoran sapi jauh melebihi hasil penguraian dengan bakteri. Sebagai contoh hasil uji lab

menunjukkan kadar N sebesar 1,79 % jauh dibandingkan kompos yang hanya 0,09 %.Dengan

kandungan yang terdapat dalam kascing, Bu Kartini sangat percaya diri untuk mengembangkan

pemasaran pupuk ini.  

Kascing juga mempunyai kelebihan lain yaitu kandungan hormon dan antibiotik. Kedua

kandungan ini berasal dari tubuh cacing. Hormon dalam kascing sangat baik untuk pertumbuhan

tanaman. Antibiotik berfungsi membunuh jamur dan bakteri penyebab penyakit. Pengalaman Bu

Kartini bahwa beliau belum pernah menghadapi keluhan yang menimbulkan masalah.

Sedangkan kompos yang belum sempurna masih ditumbuhi jamur. Mengingat terdapat antibiotik

yang membunuh jamur, pertumbuhan menjadi lebih baik dan belum pernah diserang penyakit.

Pembuatan medium; medium yang dipakai untuk tempat hidup cacing sebaiknya

merupakan kompos setengah matang, oleh karena itu limbah dapur berupa sayuran dan buah –

Page 3: Laporan Praktikum Pertanian Ramah Lingkungan

buah busuk, sebaiknya di komposkan dulu selama 15 hari. Selanjutnya di atur dalam bentuk

bedengan.

Pemilihan dan penebaran benih; cacing yang digunakan harus sehat dengan ciri panjang

7-15 cm, diamater 4-6 mm dan warna kemerah-merahan hingga ungu tua. Selanjutnya ditebar

secara merata.

Pemeliharaan; pertama beri cacing makan, itu penting agar cacingnya tidak mati,

makanannya sama seperti medium dan dihaluskan (ditumbuk halus/diblender) dengan

perbandingan pakan dan air adalah 1:1. hal ini berfungsi untuk menjaga kelembaban medium

serta di aduk tiap 3 hari agar aerasinya juga terjaga. Mengaduknya jangan pakai sekop, tapi

menggunakan tangan atau garpu yg sebesar sekop, ini dimaksudkan agar tubuh cacing tidak

terbelah – belah. Ada hal yg penting yg harus di ingat, cacing memakan makanan seberat

badannya sendiri tiap hari. Jadi pemberian makanan tiap hari harus sebanyak berat cacing yg

ditebar.

Panen; sebelum panen ada baiknya mengetahui cirri - ciri kascing yang siap panen.

Menurut pengalaman Bu Kartini kascing yang siap panen itu mempunyai warna kehitam -

hitaman dengan serpihan - serpihan yang lembut menyerupai tanah. Untuk memisahkan cacing

dan kascing, kita tipu cacingnya dengan makanan, cacing sangat sensitif terhadap makanan.

Caranya dengan menumpuk makanan di atas gundukan kascing agar cacing naik dan memakan

makanan tersebut, setelah itu kita ambil kascing bagian atas yang telah terpenuhi banyak cacing.

Hal ini kita lakukan sebanyak 3 kali dan dapat dipastikan, kascing yang kita buat telah bersih

dari cacing, dan siap diaplikasikan untuk tanaman.

3.2 Pestisida Nabati

Seperti halnya dengan manusia, tanaman juga akan mengalami sakit atau terserang hama

maupun penyakit, bila kondisi fisiknya tidak baik. Dikarenakan adanya perubahan iklim /cuaca

atau memang sejak awal menggunakan benih /bibit yang tidak baik jadi mudah terserang , bisa

juga dari kondisi tanahnya, dan lain-lain.

Page 4: Laporan Praktikum Pertanian Ramah Lingkungan

Banyak kendala-kendala yang mempengaruhinya. Untuk mengatasinya tentu saja dapat

menggunakan obat-obatan yang pilihannya banyak di pasaran. Tergantung dari tanamannya

menderita apa dan kejelian serta kecerdasan kita untuk dapat memulihkan tanaman agar dapat

sehat kembali.

Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang

ditawarkan yaitu menggunakan “BAHAN-BAHAN ALAMI” untuk mengusir atau menghalau

musuh-musuh alami yang menyerang tanaman , tanpa harus mematikannya, sehingga siklus

EKOSISTEM masih tetap terjaga. Adapun bahan-bahan INSEKTISIDA ALAMI itu adalah

sebagai berikut: Tembakau, Kenikir, Pandan, Kemangi, Cabe Rawit, Kunyit , Bawang Putih,

Gadung , Peterseli, E babi, Sereh dan masih banyak lagi yang dapat di pakai sebagai bahan-

bahan pembuat insektisida alami . Bila melihat bahan-bahan tersebut , semua ada di lingkungan

kita, mudah di dapat dan murah, yang pasti juga aman karena tidak beracun.

Namun tersdapat beberapa tumbuhan yang pertumbuhannya tidak akan optimal jika

diberi asupan berupa pupuk organic, seperti paprika, tomat dan kentang. Hasil yang diperoleh

jika menggunakan asupan organic adalah hasil (sink) kecil – kecil dan mudah terserang penyakit.

Dalam praktikum, Bu Kartini mengatakan bahwa hampir semua jenis rempah (misal:

bawang, kunyit), merupakan pestisida nabati dan sekaligus dapat dijadikan sebagai kompos.

Berikut dapat diuraikan cara pembuatan pupuk organic cair.

Pertama, E babi ditumbuk bersama sisa sayuran dan atau buah busuk sampai halus.

Kedua, 1 kg bahan campuran tersebut ditambahkan 4 lt air, air ini dapat berupa air cucian beras,

air kelapa, darah ikan/ ayam, atau kencing sapi. Ketiga, semua bahan ini kemudian didiamkan

selama 24 jam kemudian ditambahkan 1% gula sebagai sumber energy bagi MO dan disaring.

Keempat, bahan – bahan ini kemudian didiamkan 1 minggu setelah gelembungnya hilang,

biarkan raginya mengalami dorman dan ini langsung dapat digunakan sebagai starter

pertumbuhan tanaman. Kelima, dalam pengaplikasiannya 1 botol pupuk cair organic ditambah

10 botol air, agar tanaman tidak mati karena pupuk cair ini bersifat panas.