laporan praktikum penyehatan udara
DESCRIPTION
ASDTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN UDARA
LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN UDARA
PENGUKURAN KUALITAS UDARA AMBIEN DI KAWASAN INDUSTRI
FALCATA JL. RAYA KALIBENDA BANJARNEGARA
Disusun Oleh :
Setiya Dewi Megasari
B0903048
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
POLITEKNIK BANJARNEGARA
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
BANJARNEGARA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Usaha peningkatan kualitas hidup manusia sejak revolosi industri pada pertengahan
abad ke 19 hingga sekarang masih terus berkembang. Dalam usahanya untuk meningkatkan
kualitas hidup, manusia berupaya dengan segala daya untuk mengolahdan memanfaatkan
kekayaan alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang diinginkan. Manusia
menciptakan peralatan baru yang berupa mesin-mesin dan alat bantu lainnya yang
berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan produk yang melimpah dalam waktu yang
singkat. Pemakaian mesin dan peralatan baru dalam bidang industri serta pemanfaatan
teknologiuntuk mendapatkan produk yang tinggi diharapkan akan dapat mencapai sasaran
kualitas hidup manusia yang lebih baik.
Di daerah industri banyak beroperasi berbagai pabrik seperti kimia, semen, kayu lapis,
pembangkit listrik maupun yang lainnya. Kegiatan industri tersebut potensial dalam
menghasilkan bahan pencemar udara. Pencemaran udara adalah bertaambahnya bahan atau
subtrat fisik atau kimia kedalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,
sehingga dapat di diteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat
memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi, dan material.
Bahan pencemar udara yang dapat dikeluarkan oleh industri maupun pembangkit
listrik antara lain adalah partikel debu, gas SO2 (sulfur diaoksida), gas NO2 (nitrogen
dioksida), gas CO (karbon monoksida), gas NH3 (amoniak), dan gas HC (hodro karbon).
Perubahan kualitas udara ambien, biasanya mencakup parameter-parameter seperti
gas SO2, NO2, CO, NH3, O3, H2S, HC, dan partikel debu. Apabila terjadi peningkatan kadar
bahan-bahan tersebut diudara ambien yang melebihi nilai baku mutu udara ambien yang telah
ditetapkan, dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
B. Tujuan
1. Mengetahui kualitas udara ambien di kawasan industri Jalan Raya Kalibenda.
2. Mengetahui macam sumber pencemaran di kawasan industri Jalan Raya Kalibenda.
C. Manfaat
Praktikum ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang :
1. Cara pengukuran kualitas udara ambien di kawasan industri Jalan Raya Kalibenda
2. Kadar masing-masing udara ambien di kawasan industry Jalan Raya Kalibenda
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Jalan Raya Kali Benda merupakan jalur utama yang berada di wilayah tengah yang
menghubungkan antara kota Banjarnegara dengan Wonosobo. Oleh karena itu jalur tersebut
sangat padat, terlebih pada jam pagi dan sore hari karena berada pada kawasan industri kayu
lapis dan terdapat Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU).
Sumber pencemar yang terdapat di kawasan industri PT Falcata Jalan Raya Kali Benda
yaitu :
1. Asap pabrik kayu lapis
2. Asap kendaraan bermotor
3. Asap kegiatan dapur warung makan
4. Debu dari jalan
5. Pabrik pemotongan batu
6. SPBU
B. Perhitungan
Pengukuran kualitas udara ambien yang dilakukan pada tanggal 18 mei 2011 di depan
SPBU Hiu Jalan Raya Kali Benda dengan titik koordinat S= 070 23’31,3” dan E= 1090
43’55,3” pada jam 09:14, pada kondisi cuaca cerah dan suhu 30,50C didapatkan hasil pada
tabel berikut ini :
No Parameter Satuan Metode Uji Hasil Uji Baku Mutu
1 SOx µg/m3 Portable
Analisator
1,9 900 μg / Nm3
2 NOx µg/m3 Portable 0,0 400 μg / Nm3
Analisator
3 O2 µg/m3 Portable
Analisator
20,8 -
4 H2S µg/m3 Portable
Analisator
0,0 -
5 Karbon Monoksida
(CO)
µg/m3 Portable
Analisator
0,0 30.000 μg /
Nm3
6 Nitrogen Dioksida
(NO2)
µg/m3 Portable
Analisator
0,0 400 μg / Nm3
Berbeda dengan hasil pengukuran kualitas udara ambien yang di lakukan di depan
pabrik Falcata Jalan Raya Kali Benda pada hari yang sama pada jam yang berbeda yaitu pada
pukul 09:45 pada titik koordinat S= 070 23’30,9” dan E= 1090 43’59,3” pada kondisi cuaca
cerah dan suhu 29,90C, didapatkan hasil sebagai berikut :
No Parameter Satuan Metode Uji Hasil Uji Baku Mutu
1 SOx µg/m3 Portable
Analisator
0,6 900 μg / Nm3
2 NOx µg/m3 Portable
Analisator
0,0 400 μg / Nm3
3 O2 µg/m3 Portable
Analisator
20,7 -
4 H2S µg/m3 Portable
Analisator
0,0 -
5 Karbon Monoksida
(CO)
µg/m3 Portable
Analisator
4,5 30.000 μg/
Nm3
6 Nitrogen Dioksida
(NO2)
µg/m3 Portable
Analisator
0,05 400 μg / Nm3
Pencemaran udara oleh gas SO2, NO2, CO, NH3, O3, H2S, HC, dan partikel debu selain
di sebabkan oleh limbah asap industri juga di pengaruhi oleh padatnya lalu lintas. Dari hasil
pengukuran kepadatan lalu lintas di depan PT Falcata dari arah Wonosobo ke arah
Banjarnegara, begitu juga sebaliknya didapatkan hasil pada tebel berikut ini :
Waktu Arah Truk Bus Mini
Bus
Angkot Station Sepeda
Motor
09:45-
10:12
Wonosobo
Banjarnegara
52 4 3 23 32 227
09:42-
10:12
Banjarnegara
Wonosobo
31 6 3 21 44 217
Adanya industri dan pemakaian kendaraan bermotor berbahan bakar fosil
memberikan efek terhadap manusia dan lingkungan yaitu mengakibatkan pencemaran udara
dari gas-gas buangan hasil pembakaran. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat
merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau
gas yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Udara bersih merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna dan berasa.
Akan tetapi kini udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, teutama di areal
industry dan wilayah yang padat lalu lintasnya. Berikut ini dijelaskan karakteristik beberapa
gas yang terkandung di dalam udara:
1. SOx
SOx atau belerang mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaituSO2 dan
SO3. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar sedangkan gas SO3 bersifat sangat
reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti
proses pengkaratan (korosi) dan proses kimia lainnya. Pada gas buangan hasil pembakaran
pada umumnyamengandung gas SO2 lebih banyak dari pada gas SO3. Pemakaian batubara
sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industry menyebabkan kadar gas SOx di uadara
meningkat. Reaksi antar SOx dan uap air yang ada di udara akan membentuk asam sulfit
ataupun asam sulfat apabila turun ke bumi akan mengakibatkan hujan asam. Efek hujan asam
adalah dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada manusia dan hewan SOx akan
menyebabkan gangguan pada system pernafasannya. Hal ini terjadi karena gas SOx yang
mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lender pada hidung, tenggorokan, dan
saluran nafas yang lain sampai paru-paru.
2. NOx
NOx atau Nitrogen Oksida mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu
gas NO2 dan NO. sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak
berwarna dan berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam sangat
menyengat hidung. Kandungan jumlah NOx di masing-masing wilayah berbeda tergantung
keberadaan sumber pencemar seperti banyaknya kendaraan bermotor, generator pembangkit
listrik, pembuangan sampah, industry, dan lain- lain. Sifat toksisitas gas NO2 empat kali lebih
kuat daripada toksisitas gas NO. NO2 sangat berbahaya karena apabila masuk ke dalam paru-
paru akan mengakibatkan pembengkakan sehingga penderita akan sulit bernafas yang dapat
menyebabkan kematian. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada
system syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bial keracunan ini berlanjut akan
menyababkan kelumpuhan. Selain berbahaya bagi manusia dan hewan NOx juga berbahaya
bagi tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada
permukaan daun, menyebabkan nekrosis atau keruasakan pada jaringan daun sehingga
tanaman tidak mampu melakukan fotosintesis.
3. O2
Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini. Atmosfer atau udara
merupakan campuran berbagai macam gas yang bersifat homogen. Susunan utama dari udara
kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% gas-gas mulia dan 0,03% karbon
dioksida dan beberapa gas lainnya dalam jumlah yang sangat kecil (renik). Oksigen atmosfer
berperan penting selain untuk bernafas bagi manusia, oksigen juga berperan dalam reaksi
yang menghasilkan energi seperti pada pembakaran bahan bakar fosil dan digunakan oleh
orgaisme aerobic dalam proses degradasi bahan organic. Pembakaran dari bahan bakar fosil
membutuhkan banyak oksigen akan tetapi hal tersebut tidak membahayakan kontinuitas
oksigen karena semua oksigen dalam bentuk molekul yang sekarang ada dalam atmosfer
merupakan hasil dari kegiatan fotosintesis oleh organisme.
4. H2S
Gas H2S adalah rumus kimia dari gas Hidrogen Sulfida yang terbentuk dari 2 unsur
Hidrogen dan 1 unsur Sulfur. Satuan ukur gas H2S adalah PPM ( part per milion ). Gas H2S
disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang atau uap bau. Gas H2S terbentuk akibat
adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri. Oleh karena itu gas ini dapat ditemukan di
dalam operasi pengeboran minyak / gas dan panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri,
peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah.
Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain :
Tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah
sehingga sering disebut sebagai gas telur busuk.
Merupakan jenis gas beracun.
Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower Explosive Limit) 4.3% (43000
PPM) sampai UEL (Upper Explosive Limite) 46% (460000 PPM) dengan nyala api berwarna
biru pada temperature 5000 F (2600C).
Berat jenis gas H2S lebih berat dari udara sehingga gas H2S akan cenderung terkumpul di
tempat / daerah yang rendah. Berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan
perbandingan berat jenis H2S : 1.2 atm dan berat jenis udara : 1 atm.
H2S dapat larut (bercampur) dengan air (daya larut dalam air 437 ml/100 ml air pada 0 0 C;
186 ml/100 ml air pada 400 C).
H2S bersifat korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan logam.
Pada kondisi normal, seseorang bernafas dengan menghirup udara yang terkandung
oksigen sebagai salah satu bagian udara bebas, selain nitrogen dan unsur-unsur lainnya.
Oksigen sangat dibutuhkan manusia untuk proses oksidasi di dalam tubuh. Oksigen yang
masuk ke dalam paru-paru akan dibawa oleh darah ke seluruh tubuh termasuk ke otak. Jika
seseorang menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H2S maka komposisi oksigen
yang masuk kedalam tubuh akan berkurang, sehingga kinerja otakpun akan terganggu.
Tingkat konsentrasi gas H2S di otak yang semakin tinggi akan mengakibatkan lumpuhnya
saraf pada indera penciuman dan hilangnya fungsi kontrol otak pada paru-paru. Akibat
fatalnya adalah paru-paru akan melemah dan berhenti bekerja, sehingga seseorang dapat
hilang kesadaran dan meninggal dalam ukuran waktu tertentu.
5. CO (Karbon Monoksida)
CO atau karbonmonoksida adalah gs yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa. Gas ini dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -192 0C. Sumber gas CO berasal
dari gas buang kendaraan bermotor berbahan bakar fosil, proses industry, hasil kegiatan
gunung berapi proses biologi dan lain- lain. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat
konsentrasi gas CO akan lebih tinggi. Dalam konsentrasi yang tinggi gas CO dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Keracuanan gas
CO dapat ditandai dari keadaan yang ringan berupa pusing, sakit kepala dan mual. Sedangkan
untuk keadaan yang lebih berat dapat berupa menurunnya kemampuan gerak tubuh,
gangguan pada sisem kardiovaskuler, serangan jantung bahkan sampai pada kematian.
6. NO2 (Nitrogen Dioksida)
Nitrogen merupakan salah satu pengukur atmosfer dengan kandungan yang paling
tinggi. Tidak seperti oksigen yang mengalami disosiasi hampir sempurna menjadi mono atom
di daerah atmosfer dengan altitude yang lebih tinggi, molekul nitrogen terdisosiasi secara
langsung oleh radiasi ultra violet. Senyawa NO2 terbuang langsung ke udara bebas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Nitrogen dioksida (NO2) merupakan gas yang berwarna coklat
kemerahan dan berbau tajam. Senyawa NOx ini sangat tidak stabil dan bila terlepas ke udara
bebas, akan berikatan dengan oksigen untuk membentuk NO2. Inilah yang amat berbahaya
karena senyawa ini amat beracun dan bila terkena air akan membentuk asam nitrat. NO
merupakan gas yang berbahaya karena mengganggu saraf pusat. reaksi kimia antara berbagai
oksida nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang
dapat menyebabkan asap awan fotokimi (photochemical smog).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan:
1. Kualitas udara ambien di kawasan industri Jalan Raya Kalibenda antara lain : pada titik
koordinat S= 070 23’31,3” dan E= 1090 43’55,3” pada jam 09:14, pada kondisi cuaca cerah
dan suhu 30,50C didapatkan hasil SOx 0,9 µg/m3; NOx 0,0 µg/m3; O2 2,8 µg/m3; H2S 0,0
µg/m3 ; CO 0,0 µg/m3 ; NO2 0,0 µg/m3. Sedangkan pada titik koordinat S= 070 23’30,9” dan
E= 1090 43’59,3” pada jam 09:45, pada kondisi cuaca cerah dan suhu 29,90C, didapatkan
hasil SOx 0,6 µg/m3; NOx 0,0 µg/m3; O2 20,7 µg/m3; H2S 0,0 µg/m3; CO 4,5 µg/m3; NO2 0,05
µg/m3.
2. Sumber pencemaran di kawasan industri Jalan Raya Kalibenda antara lain berasal dari asap
pabrik kayu lapis, asap kendaraan bermotor, asap kegiatan dapur warung makan, debu dari
jalan, pabrik pemotongan batu, dan SPBU.
B. Saran
Untuk mengurangi pencemaran udara hendaknya kita memakai bahan bakar
kendaraan bermotor yang ramah lingkungan, bukan bahan bakar kendaraan bermotor dari
bahan bakar fosil. Selain itu gas buang yang di hasilkan oleh sebuah industri hendaknya
terlebih dahulu di lakukan proses pengolahan untuk mengurangi resiko pencemaran udara
langsung dari hasil buangan limbah gas industri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pengetahuan Umum Tentang Gas H2s. Di Akses Tanggal 24 Mei 2011.
Anonim. 2011. Emisi Gas Buang Mobil Yang Berbahan Bakar Bensin. Di Akses Tanggal 24 Mei
2011.
Mukono, H. J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
Mulia, R. M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Ridho, A. 2010. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Polutan Gas H2s Pada Lokasi Manifestasi
Geothermal Gedung Songo Menggunakan Sensor Tgs 2602. Semarang : Undip.
Rukaesih, A. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta : Andi Offset.
Wardhana, W. A. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi.