laporan praktikum pengamatan drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

15
Laporan Praktikum Genetika PENGAMATAN DROSOPHILA MELANOGASTER NORMAL DAN MUTAN-MUTANNYA Anggun Aiyla Nova*, A.P. Pridyantari, A.N. Sasangka, C. Guslyani, D.J. Carlos, I. Murdyanto, N.A Rikmawati, R. Julia, S. Listiani, A.D. Gazali, A.A. Alwie, A.N. Putri Universitas Indonesia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Biologi Februari 2014 Abstrak Mutasi merupakan perubahan turun-temurun pada susunan basa nukloetida dari genom DNA (deoxyribonucleic acid) atau pada urutan angka dari gen atau kromosom pada sebuah sel, dapat terjadi secara spontan atau dengan melalui media lain. Organisme yang mengalami mutasi disebut dengan mutan. Suatu agen yang menyebabkan satu perubahan permanen turun temurun ke dalam DNA (deoxyribonucleic acid) dari satu organisme disebut mutagen. Pemahaman lebih lanjut mengenai mutasi dapat dilakukan melalui pengamatan Drosophila melanogaster normal dan mutan-mutannya. Ciri- ciri Drosophila melanogaster normal adalah memiliki mata berwarna merah bata, tubuh berwarna cokelat keabu-abuan, dan panjang sayap melebihi panjang ukuran tubuhnya. Drosophila melanogaster jantan dan betina memiliki perbedaan fenotip yang dapat diamati dengan jelas yaitu, perbedaan ukuran tubuh, pola pita abdomen posterior, bentuk ujung abdomen, dan ada atau tidaknya sex comb Pengamatan mutan-mutan *) Kelompok 1A 1

Upload: anggun-aiyla-nova

Post on 29-Dec-2015

1.250 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Genetika Biologi FMIPA UI 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

Laporan Praktikum Genetika

PENGAMATAN DROSOPHILA MELANOGASTER NORMAL DAN MUTAN-

MUTANNYA

Anggun Aiyla Nova*, A.P. Pridyantari, A.N. Sasangka, C. Guslyani, D.J. Carlos, I. Murdyanto, N.A

Rikmawati, R. Julia, S. Listiani, A.D. Gazali, A.A. Alwie, A.N. Putri

Universitas Indonesia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Departemen Biologi

Februari 2014

Abstrak

Mutasi merupakan perubahan turun-temurun pada susunan basa nukloetida dari genom DNA (deoxyribonucleic

acid) atau pada urutan angka dari gen atau kromosom pada sebuah sel, dapat terjadi secara spontan atau dengan melalui

media lain. Organisme yang mengalami mutasi disebut dengan mutan. Suatu agen yang menyebabkan satu perubahan

permanen turun temurun ke dalam DNA (deoxyribonucleic acid) dari satu organisme disebut mutagen. Pemahaman lebih

lanjut mengenai mutasi dapat dilakukan melalui pengamatan Drosophila melanogaster normal dan mutan-mutannya.

Ciri-ciri Drosophila melanogaster normal adalah memiliki mata berwarna merah bata, tubuh berwarna cokelat keabu-

abuan, dan panjang sayap melebihi panjang ukuran tubuhnya. Drosophila melanogaster jantan dan betina memiliki

perbedaan fenotip yang dapat diamati dengan jelas yaitu, perbedaan ukuran tubuh, pola pita abdomen posterior, bentuk

ujung abdomen, dan ada atau tidaknya sex comb Pengamatan mutan-mutan Drosophila melanogaster dilakukan pada

beberapa jenis mutan yaitu, white, sepia, eyemissing, carlot, taxi, curly, miniature, ebony, yellow- white, dan black.

Kata kunci: Drosophila melanogaster normal; mutan; mutasi; Drosophila melanogaster mutan.

I. Pendahuluan

Penelitian-penelitian pada Drosophila

melanogaster dimulai pada tahun 1911 yang dipelopori

oleh Thomas Hunt Morgan seorang sarjana Amerika. Ia

mendapatkan hadiah Nobel atas jasanya yang sangat

*) Kelompok 1A 1

Page 2: Laporan Praktikum Pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

berharga bagi kemajuan ilmu genetika. (Suryo 2010:

178--179).

Mutasi merupakan perubahan turun-temurun

pada susunan basa nukloetida dari genom DNA

(Deoxyribonucleic Acid) atau pada urutan angka dari

gen atau kromosom pada sebuah sel, dapat terjadi secara

spontan atau dengan melalui media lain. (Rittner &

Timothy 2004: 254). Suatu agen yang menyebabkan satu

perubahan permanen turun temurun ke dalam DNA

(deoxyribonucleic acid) dari satu organisme disebut

mutagen (Rittner & Timothy 2004: 253).

Agen-agen tersebut dapat berupa bahan kimiawi

atau fisik yang berinteraksi dengan DNA sehingga

menyebabkan mutasi (Campbell dkk 2002: 335).

Organisme yang mengalami mutasi sehingga berbeda

dari tipe liar (wild-type)-nya disebut mutan. (Rifai

2004 : 309).

Berdasarkan sel-sel yang mengalami mutasi,

terdapat beberapa macam jenis –jenis mutasi. Pertama

yaitu, mutasi berdasarkan tingkat terjadinya yaitu mutasi

kromosom dan mutasi gen.

Mutasi kromosom adalah perubahan pada

pengaturan susunan kromosom. Mutasi dalam tingkat

gen disebut pula mutagenesis. (Rifai 2004 : 309).

Mutasi diklasifikasikan dalam beberapa jenis.

Pertama adalah mutasi berdasarkan ukuran yang terbagi

menjadi mutasi titik (point) dan mutasi besar (gross).

mutasi titik merupakan perubahan pada segmen DNA

yang sangat kecil, sedangkan mutasi besar merupakan

perubahan yang melibatkan beberapa nukleotida DNA.

(Elrod & Stansfield 2007: 68)

Kedua adalah mutasi berdasarkan sel yang

mengalaminya. Mutasi tersebut terdiri dari, mutasi

somatik dan mutasi lini nutfah (gametik). Mutasi

somatik terjadi pada semua sel tubuh, seringkali

menghasilkan fenotipe mutan hanya pada satu sektor

organisme (mosaik atau kimera) namun karakteristik

mutannya tidak diturunkan kepada generasi berikutnya.

Sedangkan mutasi gametik terjadi pada sel-sel kelamin

sehingga dapat diturunkan kepada generasi berikutnya.

(Elrod & Stansfield 2007: 69)

Ketiga, mutasi berdasarkan peranan mutagen.

Mutasi berikut terdiri dari mutasi induksi dan mutasi

spontan. Mutasi induksi terjadi sebagai akibat perlakuan

dengan agen mutagenik atau lingkungan antara lain

dengan bahan-bahan kimia, radiasi sinar ultraviolet,

radiasi sinar α, radiasi sinar β, radiasi sinar γ, dan

radiasi sinar x. (Elrod & Stansfield 2007: 68-69)

Mutasi spontan merupakan mutasi yang terjadi

diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan DNA selama

replikasi, perbaikan, atau rekombinasi DNA dapat

mengarah pada terjadinya substitusi, insersi, atau delesi

pasangan basa, sama seperti terjadinya mutasi yang

memepengaruhi rentangan DNA yang panjang

(Campbell dkk. 2002: 335).

Drosophila melanogaster normal (wild type)

memiliki tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala, toraks

dan abdomen. Toraks disusun dari tiga segmen, yaitu

T1, T2 dan T3. Pada setiap segmen toraks terdapat

sepasang kaki sehingga totalnya mempunyai enam buah

kaki. Segmen ketiga dari dada, yaitu T3, ditemukan

sepasang organ keseimbangan yang disebut haltere yang

bentuknya seperti sayap permulaan. (Miller 2000 : 1;

Kimball 2001 : 1). (Campbell dkk. 2008: 335).

Drosophila melanogaster tipe liar memiliki

warna tubuh cokelat keabu-abuan dengan ukuran sayap

melebihi panjang tubuhnya sendiri. (Campbell dkk.

2002: 282). Drosophila melanogaster memiliki mata

berwarna merah (Tamarin 2001: 24).

Drosophila melanogaster jantan dan betina

Page 3: Laporan Praktikum Pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

memiliki fenotip yang dapat dibedakan, yaitu ukuran

tubuh Drosophila melanogaster jantan lebih kecil

daripada betinanya, ujung abdomen Drosophila

melanogaster jantan lebih tumpul dan terdapat warna

hitam yang berfusi, sedangkan Drosophila melanogaster

betina memiliki ujung abdomen yang runcing dengan

garis hitam yang tidak berfusi. Hal spesifik lain yang

membedakan Drosophila melanogaster jantan dengan

betina adalah adanya sex comb pada Drosophila

melanogaster jantan. Sex comb adalah alat perkawinan

yang berfungsi untuk melekatkan diri pada Drosophila

melanogaster betina saat proses kopulasi berlangsung

(Suryo 2010: 177--179).

Mutasi Drosophila melanogaster dapat terjadi di

beberapa bagian tubuh yaitu pada keadaan mata,

keadaan sayap, dan warna tubuh. Mutasi pada mata

terdiri dari beberapa macam, yaitu pertama white (w)

merupakan mutan dengan warna mata putih karena tidak

memiliki pigmen pteridin dan ommochrome. Mutasi

terjadi pada kromosom nomor 1, lokus 1,5. Kedua, yaitu

brown (bw) merupakan mutan dengan mata warna

cokelat. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 2, lokus

104. (Gompel & Chype 2013: 104-161).

Ketiga, yaitu sepia (se) merupakan mutan

dengan mata warna cokelat tua agak kehitaman, hal

tersebut karena mutan kelebihan pigmen sepiapterin.

Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus 26.

Keempat, yaitu scarlet (sc) merupakan mutan dengan

mata warna merah tua. Mutasi terjadi pada kromosom

nomor 3, lokus 44. Kelima, rough (roi) merupakan

mutan dengan permukaan mata yang agak kasar dan

faset abnormal. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3,

lokus 91,1 (Gompel & Chype 2013: 104-161).

Keenam yaitu, carlot (ca) merupakan mutan

dengan mata berwarna merah anggur atau merah delima

(ruby). Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus

100,7. Selanjutnya yaitu mutan eyemissing (eym)

merupakan mutan yang tidak mempunyai organ mata.

Mutasi terjadi pada kromosom nomor 4, lokus 2,0.

(Gompel & Chype 2013: 104-161).

Mutasi yang terjadi pada sayap Drosophila

melanogaster adalah sebagai berikut:

Pertama yaitu, miniature (m) merupakan mutan dengan

panjang sayapnya sama dengan panjang tubuhnya.

Mutasi terjadi pada kromosom nomor 1, lokus 36,1.

Ketiga yaitu, curly (cy) merupakan mutan

dengan sayap melengkung ke atas, baik pada saat

terbang mahupun hinggap. Mutasi terjadi pada

kromosom nomor 3, lokus 50,0. Keempat yaitu, taxi (tx)

merupakan mutan dengan sayap yang terentang, baik

ketika terbang mahupun hinggap. Mutasi terjadi pada

kromosom nomor 3, lokus 91,0 (Gompel & Chype 2013:

64).

Mutasi pada warna tubuh Drosophila

melanogaster adalah sebagai berikut:

Pertama yaitu, yellow (y) merupakan mutan dengan

warna tubuh kuning. Mutasi terjadi pada kromosom

nomor 1, lokus 0,0. Kedua yaitu, black (b) merupakan

mutan dengan warna tubuh hitam pekat. Mutasi terjadi

pada kromosom nomor 2, lokus 48,5.

Ketiga yaitu, ebony (e) merupakan mutan dengan warna

tubuh gelap. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3,

lokus 70,7 (Gompel & Chype 2013: 166).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

pengamatan Drosophila melanogaster normal dan

mutan-mutannya adalah jenis kelamin, keadaan mata,

keadaan sayap, warna tubuh, serta bagian tubuh lain

pada Drosophila melanogaster tersebut seperti Bristle

dan Haltere. Bristle adalah rambut halus yang terdapat

pada ujung posterior dari mesotoraks Drosophila

Page 4: Laporan Praktikum Pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

melanogaster yang berfungsi sebagai sensor mekanis.

Haltere berbentuk seperti sayap belakang yang belum

sempurna untuk menjaga keseimbangan sewaktu terbang

(sayap tereduksi) yang terdapat pada segmen metatoraks.

(Gompel & Chype 2013: 14&26).

Penulisan notasi pada Drosophila melanogaster

mempunyai aturan khusus. Urutan penulisannya adalah

jenis kelamin, keadaan mata, keadaan sayap, dan warna

tubuh dengan tanda ++ dan notasi huruf. Huruf kapital

diberikan pada sifat yang dominan sedangkan resesif

ditandai dengan huruf kecil. Misalnya ditemukan lalat

buah dengan jenis kelamin jantan, mata berwarna merah,

sayap lebih panjang dari ukuran tubuh, dan warna

tubuhnya cokelat keabu-abuan. Maka penulisan notasi

lalat buah tersebut adalah ♂ w+w + m+m+ e+e+. Contoh

pada mutan adalah sebagai berikut, ditemukan lalat buah

jantan, mata cokelat, sayap lebih panjang dari ukuran

tubuh, dan warna tubuh cokelat keabu-abuan. Maka

penulisan notasi lalat buah tersebut adalah ♂ SeSe m+m+

e+e+ (King dkk. 2001: 200).

II. Metodologi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum

pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-

mutannya adalah botol etherizer, busa penutup, botol

spesimen, cawan petri, kuas nomor 6, lup, pipet tetes,

dan mikroskop stereo.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum

pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-

mutannya adalah sediaan Drosophila melanogaster

normal, Drosophila melanogaster mutan (eyemissing,

white, sepia, taxi, black, yellow-white, ebony, miniature,

curly, dan carlot) serta larutan dietileter.

Cara kerja pada praktikum pengamatan

Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya yang

pertama adalah Drosophila melanogaster dikeluarkan

dari botol asalnya dengan cara botol tersebut digoyang-

goyangkan agar Drosophila melanogaster yang hinggap

di sekitar dinding botol bagian atas turun ke permukaan

bawah botol. Setelah Drosophila melanogaster berada di

permukaan bawah, maka Drosophila melanogaster telah

siap untuk dipindahkan. Kedua, Drosophila

melanogaster dipindahkan ke botol etherizer setelah

dipastikan bahwa Drosophila melanogaster tersebut

berada di permukaan bawah botol asalnya, dan dengan

gerakan cepat busa penutup botol dibuka.

Langkah ketiga adalah, kedua mulut botol tersebut

segera ditempelkan setelah busa penutup dibuka dan

dipastikan bahwa tidak ada celah sedikit pun antara

kedua mulut botol. Keempat, tisu ditetesi larutan

dietileter secukupnya dan dimasukkan ke dalam botol

lalu tunggu sebentar hingga Drosophila melanogaster di

dalamnya pingsan.

Kelima, penutup botol dibuka, kemudian

Drosophila melanogaster tersebut dipindahkan ke dalam

cawan petri dengan menggunakan kuas untuk diamati di

bawah lup dan mikroskop stereo. Langkah terakhir,

Drosophila melanogaster yang telah diamati kemudian

dicatat ciri-cirinya untuk mempermudah

pengidentifikasian.

III. Hasil dan Pembahasan

Hasil pengamatan yang dilakukan praktikan pada

praktikum Drosophila melanogaster normal dan mutan-

mutannya terlihat Drosophila melanogaster normal

jantan memiliki ciri-ciri terdapat pola garis hitam di

Page 5: Laporan Praktikum Pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

sepanjang abdomen dorsalnya dengan pola garis yang

berfusi di bagian ujung abdomennya.

Bentuk ujung abdomen Drosophila

melanogaster jantan agak membulat dan tumpul,

sedangkan pada pengamatan ujung abdomen Drosophila

melanogaster betina berbentuk lebih lancip dan

menajam bila dibandingkan dengan ujung abdomen

Drosophila melanogaster jantan. Hal tersebut sesuai

dengan literatur yang mengatakan bahwa ukuran tubuh

Drosophila melanogaster jantan lebih kecil daripada

betinanya, ujung abdomen Drosophila melanogaster

jantan lebih tumpul dan terdapat warna hitam yang

berfusi, sedangkan Drosophila melanogaster betina

memiliki ujung abdomen yang runcing dengan garis

hitam yang tidak berfusi. (Suryo 2010: 177--179).

Praktikan mengamati beberapa macam Drosophila

melanogaster mutan. Pertama, merupakan Drosophila

melanogaster mutan yellowwhite betina. Mutan tersebut

memiliki warna badan secara keseluruhan kuning

dengan mata berwarna putih. Artinya, Drosophila

melanogaster tersebut mengalami dua mutasi. Keadaan

sayap pada mutan tersebut taxi (tx). Hal tersebut sesuai

dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila

melanogaster mutan white (w) memiliki warna mata

putih dan mutan yellow (y) memiliki warna tubuh

kuning secara keseluruhan (Gompel & Chype 2013:

160) (Gompel & Chype 2013: 174).

Kedua, praktikan mengamati Drosophila

melanogaster mutan black (b). Drosophila melanogaster

tersebut memiliki warna tubuh hitam pekat dengan

warna mata dan bentuk sayap normal. Hal tersebut

sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa

Drosophila melanogaster mutan black memiliki warna

tubuh hitam pekat (Gompel & Chype 2013: 164).

Ketiga, praktikan mengamati Drosophila

melanogaster mutan taxi (tx), sayap Drosophila

melanogaster tersebut merentang ke arah kanan dan kiri

bagian tubuhnya. Hal tersebut sesuai dengan literatur

yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster

mutan taxi (tx) memiliki sayap yang selalu merentang

baik ketika terbang mahupun hinggap (Gompel & Chype

2013: 68).

Keempat, praktikan mengamati Drosophila

melanogaster mutan curly, sayap Drosophila

melanogaster tersebut melengkung ke atas. Hal tersebut

sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa

Drosophila melanogaster mutan curly memiliki sayap

yang melengkung ke atas saat terbang atau hinggap.

(Gompel & Chype 2013: 64).

Kelima, praktikan mengamati Drosophila

melanogaster mutan eyemissing (eym) jantan,

Drosophila melanogaster tersebut tidak memiliki organ

mata, matanya hanya terlihat seperti titik. Keadaan sayap

dan warna tubuh normal. Hal tersebut sesuai dengan

literatur yang mengatakan bahwa Drosophila

melanogaster mutan eyemissing (eym) tidak mempunyai

organ mata. (Gompel & Chype 2013: 118).

Keenam, praktikan juga mengamati Drosophila

melanogaster mutan ebony (e), Drosophila

melanogaster tersebut memiliki warna tubuh coklat

gelap, mata normal, dan sayap normal. Hal tersebut

sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa

Drosophila melanogaster mutan tubuh gelap. (Gompel

& Chype 2013: 166).

Ketujuh, praktikan mengamati Drosophila

melanogaster mutan carlot, mata mutan tersebut

berwarna merah agak pekat. Hal tersebut sesuai dengan

literatur yang mengatakan bahwa Drosophila

melanogaster mutan carlot mutan dengan mata

Page 6: Laporan Praktikum Pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

berwarna merah anggur atau merah delima (ruby).

(Gompel & Chype 2013: 156).

Kedelapan, praktikan mengamati Drosophila

melanogaster mutan sepia, mata mutan tersebut

berwarna coklat. Hal tersebut sesuai dengan literatur

yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster

merupakan mutan dengan mata warna cokelat tua agak

kehitaman, hal tersebut karena mutan kelebihan pigmen

sepiapterin. (Gompel & Chype 2013: 154).

Kesembilan, praktikan mengamati Drosophila

melanogaster mutan miniature, sayap mutan tersebut

sepanjang tubuh. Hal tersebut sesuai dengan literatur

yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster

mutan miniature merupakan mutan dengan panjang

sayapnya sama dengan panjang tubuhnya (Gompel &

Chype 2013: 72).

Kesepuluh, praktikan mengamati Drosophila

melanogaster mutan white, warna mata mutan tersebut

putih. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang

mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan

white merupakan mutan dengan panjang sayapnya sama

dengan panjang tubuhnya (Gompel & Chype 2013: 160).

Pembiusan Drosophila melanogaster dengan

menggunakan larutan dietileter bertujuan untuk menjaga

Drosophila melanogaster tetap berada dalam keadaan

pasif atau diam ketika diamati di bawah mikroskop

stereo. Penggunaan kuas bertujuan agar morfologi

Drosophila melanogaster tidak rusak sedikitpun ketika

dipindahkan karena permukaan bulu kuas yang lembut.

Penggunaan gelas arloji berfungsi sebagai wadah untuk

Drosophila melanogaster ketika diamati di bawah

mikroskop. Penggunaan mikroskop stereo berfungsi agar

spesimen yang diamati di bawah mikroskop dapat

terlihat lebih jelas bila dibandingkan dengan pengamatan

menggunakan lup. Hal tersebut dilakukan karena

mikroskop stereo memiliki medan kerja yang lebih

besar. (King dkk. 2001: 251-252).

Alasan penggunaan Drosophila melanogaster untuk

mempelajari genetika karena memiliki keuntungan,

diantaranya; Drosophila melanogaster mudah dipelihara

pada media makanan yang sederhana, pada suhu kamar

dan di dalam botol berukuran sedang ( Suryo 2010:

172). Kedua, Drosophila melanogaster juga memiliki

siklus hidup yang pendek yaitu sekitar 10-12

hari,sehingga dalam waktu satu tahun dapat diperoleh 25

generasi (Suryo 2010: 172). Ketiga, Drosophila

melanogaster dapat dikembangbiakkan setiap dua

minggu dan dari satu perkawinan dapat menghasilkan

ratusan keturunan (Campbell dkk. 2002: 281).

Keempat, Drosophila melanogaster mempunyai

tanda-tanda kelamin sekunder yang dapat dibedakan

dengan mudah (Suryo 2010: 172). Alasan terakhir,

Drosophila melanogaster hanya memiliki delapan

kromosom saja, Delapan buah kromosom tersebut

dibedakan atas: tiga pasang kromosom autosom yang

disingkat A, dan satu pasang kromosom seks.

Kromosom kelamin dibedakan atas ; kromosom X yang

berbentuk batang lurus dan dimiliki oleh Drosophila

melanogaster betina dan kromosom Y yang lebih

pendek daripada kromosom X dan ujungnya sedikit

membengkok. Kromosom Y dimiliki oleh Drosophila

melanogaster jantan ( Suryo 2010: 174).

VI. Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum pengamatan

Drosophila melanogaster normal dan mutan-mutannya,

terdapat perbedaan morfologi antara Drosophila

melanogaster jantan dengan Drosophila melanogaster

betina antara lain ukuran tubuh, pola garis hitam pada

Page 7: Laporan Praktikum Pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

abdomen dorsal, ada atau tidaknya sex comb, serta

bentuk ujung abdomen.

Perbedaan antara Drosophila melanogaster

normal dengan Drosophila melanogaster mutan terlihat

pada bagian mata, keadaan sayap, dan warna tubuh

sesuai dengan tempat dimana biasanya mutasi pada

Drosophila melanogaster terjadi. Drosophila

melanogaster normal memiliki sayap yang melebihi

panjang tubuh, tubuh berwarna coklat keabu-abuan, dan

mata berwarna merah bata.

Penulisan notasi sifat pada Drosophila

melanogaster mempunyai urutan penulisan, yaitu jenis

kelamin, keadaan mata, keadaan sayap, dan warna

tubuh. Penulisan notasi untuk Drosophila melanogaster

normal menggunakan tanda + atau +.

V. Daftar Pustaka

Animal Diversity Web (=ADW). 2000. Drosophila

melanogaster. 1 hlm. http://animaldiversity.

ummz.umich.edu/accounts/Drosophila_melanogas

ter/,diakses 4 Maret 2014, pk. 22.34 WIB.

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2002.

Biologi. Edisi kelima-Jilid-1. Terj. dari Biology

oleh Lestari, R. Erlangga, Jakarta: xxi + 438

hlm.

Elrod, S. L & W. D. Stansfield. 2007. Schaum’s Outlines

Teori dan Soal-Soal Genetika. Edisi Keempat.

Terj dari Schaum’s Outlines of Theory and

Problems of Genetics, Fourth edition oleh

Wulandari, D. T. Erlangga, Jakarta : vi+431hlm.

Gompel, N. & S. Chype. 2013. Atlas of Drosophila

melanogaster Wild-type and classical mutant.

Elsevier Inc. London : xviii+224 hlm.

Kimball's Biology Pages. 2001. Drosophila

melanogaster. 1hlm. http://users.rcn.com/jkimball

.ma.ultranet/BiologyPages/D/Drosophila.html,diak

ses 4 Maret 2014, pk. 17.40 WIB.

King, T.J, M.Reiss & M.B.V. Roberts. 2001. Practical

Advanced Biology. Nelson Thornes. United

Kingdom: ix+326hlm.

Miller, C. 2000. Drosophila melanogaster. 1 hlm.

http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/

Drosophila_melanogaster/,diakses 4 Maret 2014,

pk. 22.34 WIB.

Rifai, Mien A. 2004. Kamus Biologi. Balai Pustaka,

Jakarta : xvi+512hlm.

Suryo. 2010. Genetika. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta: xvi + 344 hlm.

Tamarin, Robert H. 2001. Principles of Genetics, 7th ed.

The McGraw-Hill companies, Inc., New York :

xvi+609hlm.

Page 8: Laporan Praktikum Pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

VI. Lampiran

Gambar 1. Drosophila melanogaster jantan wildtype, (♂

w+w + m+m+ e+e+), perbesaran 2x10,

Keterangan: abdomen posterior tumpul, pola pita abdomen

posterior berfusi, warna tubuh

Gambar 2. Drosophila melanogaster betina wildtype

(♀ w+w+ m+m+ e+e+ ), perbesaran 4x10,

Keterangan: abdomen posterior lancip, pola pita abdomen

posterior tidak berfusi

Gambar 3. Drosophila melanogaster mutan taxi (♂ w+w+

txtx e+e+), perbesaran 2x10,

Keterangan : sayap terentang menjauhi tubuh saat terbang

atau hinggap

Gambar 4. Drosophila melanogaster mutan curly

(♂ w+w + cycy e+e+), perbesaran 2x10,

Keterangan : sayap melengkung ke atas saat terbang atau

hinggap

Page 9: Laporan Praktikum Pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

Gambar 5. Drosophila melanogaster mutan miniature

(♂ w+w + m+m+ e+e+),perbesaran 2x10,

Keterangan: sayap sepanjang tubuh

Gambar 6. Drosophila melanogaster mutan carlot

(♂ caca m+m+ e+e+), perbesaran 2x10,

Keterangan: mata berwarna merah terang

Gambar 7. Drosophila melanogaster mutan sepia

(♀ sese m+m+ e+e+), perbesaran 2x10,

Keterangan: mata berwarna cokelat kehitaman

Gambar 8. Drosophila melanogaster mutan eyemissing

(♂ eymeym m+m+ e+e+), perbesaran 4x10,

Keterangan: tidak memiliki mata

Gambar 9. Drosophila melanogaster mutan ebony

(♀ w+w + m+m+ ee), perbesaran 4x10

Keterangan: tubuh berwarna gelap

Gambar 10. Drosophila melanogaster mutan white

(♀ ww m+m+ e+e+), perbesaran 4x10

Keterangan: mata berwarna putih

Page 10: Laporan Praktikum Pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya

Gambar 11. Drosophila melanogaster mutan yellow-white

(♀ ww txtx yy), perbesaran 4x10

Keterangan: tubuh berwarna kuning, mata berwarna putih,

dan sayap terentang menjauhi tubuh

Gambar 12. Drosophila melanogaster mutan black

(♂ w+w + m+m+ BB) perbesaran 4x10

Keterangan: tubuh berwarna hitam pekat