Laporan Praktikum Genetika
PENGAMATAN DROSOPHILA MELANOGASTER NORMAL DAN MUTAN-
MUTANNYA
Anggun Aiyla Nova*, A.P. Pridyantari, A.N. Sasangka, C. Guslyani, D.J. Carlos, I. Murdyanto, N.A
Rikmawati, R. Julia, S. Listiani, A.D. Gazali, A.A. Alwie, A.N. Putri
Universitas Indonesia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Departemen Biologi
Februari 2014
Abstrak
Mutasi merupakan perubahan turun-temurun pada susunan basa nukloetida dari genom DNA (deoxyribonucleic
acid) atau pada urutan angka dari gen atau kromosom pada sebuah sel, dapat terjadi secara spontan atau dengan melalui
media lain. Organisme yang mengalami mutasi disebut dengan mutan. Suatu agen yang menyebabkan satu perubahan
permanen turun temurun ke dalam DNA (deoxyribonucleic acid) dari satu organisme disebut mutagen. Pemahaman lebih
lanjut mengenai mutasi dapat dilakukan melalui pengamatan Drosophila melanogaster normal dan mutan-mutannya.
Ciri-ciri Drosophila melanogaster normal adalah memiliki mata berwarna merah bata, tubuh berwarna cokelat keabu-
abuan, dan panjang sayap melebihi panjang ukuran tubuhnya. Drosophila melanogaster jantan dan betina memiliki
perbedaan fenotip yang dapat diamati dengan jelas yaitu, perbedaan ukuran tubuh, pola pita abdomen posterior, bentuk
ujung abdomen, dan ada atau tidaknya sex comb Pengamatan mutan-mutan Drosophila melanogaster dilakukan pada
beberapa jenis mutan yaitu, white, sepia, eyemissing, carlot, taxi, curly, miniature, ebony, yellow- white, dan black.
Kata kunci: Drosophila melanogaster normal; mutan; mutasi; Drosophila melanogaster mutan.
I. Pendahuluan
Penelitian-penelitian pada Drosophila
melanogaster dimulai pada tahun 1911 yang dipelopori
oleh Thomas Hunt Morgan seorang sarjana Amerika. Ia
mendapatkan hadiah Nobel atas jasanya yang sangat
*) Kelompok 1A 1
berharga bagi kemajuan ilmu genetika. (Suryo 2010:
178--179).
Mutasi merupakan perubahan turun-temurun
pada susunan basa nukloetida dari genom DNA
(Deoxyribonucleic Acid) atau pada urutan angka dari
gen atau kromosom pada sebuah sel, dapat terjadi secara
spontan atau dengan melalui media lain. (Rittner &
Timothy 2004: 254). Suatu agen yang menyebabkan satu
perubahan permanen turun temurun ke dalam DNA
(deoxyribonucleic acid) dari satu organisme disebut
mutagen (Rittner & Timothy 2004: 253).
Agen-agen tersebut dapat berupa bahan kimiawi
atau fisik yang berinteraksi dengan DNA sehingga
menyebabkan mutasi (Campbell dkk 2002: 335).
Organisme yang mengalami mutasi sehingga berbeda
dari tipe liar (wild-type)-nya disebut mutan. (Rifai
2004 : 309).
Berdasarkan sel-sel yang mengalami mutasi,
terdapat beberapa macam jenis –jenis mutasi. Pertama
yaitu, mutasi berdasarkan tingkat terjadinya yaitu mutasi
kromosom dan mutasi gen.
Mutasi kromosom adalah perubahan pada
pengaturan susunan kromosom. Mutasi dalam tingkat
gen disebut pula mutagenesis. (Rifai 2004 : 309).
Mutasi diklasifikasikan dalam beberapa jenis.
Pertama adalah mutasi berdasarkan ukuran yang terbagi
menjadi mutasi titik (point) dan mutasi besar (gross).
mutasi titik merupakan perubahan pada segmen DNA
yang sangat kecil, sedangkan mutasi besar merupakan
perubahan yang melibatkan beberapa nukleotida DNA.
(Elrod & Stansfield 2007: 68)
Kedua adalah mutasi berdasarkan sel yang
mengalaminya. Mutasi tersebut terdiri dari, mutasi
somatik dan mutasi lini nutfah (gametik). Mutasi
somatik terjadi pada semua sel tubuh, seringkali
menghasilkan fenotipe mutan hanya pada satu sektor
organisme (mosaik atau kimera) namun karakteristik
mutannya tidak diturunkan kepada generasi berikutnya.
Sedangkan mutasi gametik terjadi pada sel-sel kelamin
sehingga dapat diturunkan kepada generasi berikutnya.
(Elrod & Stansfield 2007: 69)
Ketiga, mutasi berdasarkan peranan mutagen.
Mutasi berikut terdiri dari mutasi induksi dan mutasi
spontan. Mutasi induksi terjadi sebagai akibat perlakuan
dengan agen mutagenik atau lingkungan antara lain
dengan bahan-bahan kimia, radiasi sinar ultraviolet,
radiasi sinar α, radiasi sinar β, radiasi sinar γ, dan
radiasi sinar x. (Elrod & Stansfield 2007: 68-69)
Mutasi spontan merupakan mutasi yang terjadi
diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan DNA selama
replikasi, perbaikan, atau rekombinasi DNA dapat
mengarah pada terjadinya substitusi, insersi, atau delesi
pasangan basa, sama seperti terjadinya mutasi yang
memepengaruhi rentangan DNA yang panjang
(Campbell dkk. 2002: 335).
Drosophila melanogaster normal (wild type)
memiliki tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala, toraks
dan abdomen. Toraks disusun dari tiga segmen, yaitu
T1, T2 dan T3. Pada setiap segmen toraks terdapat
sepasang kaki sehingga totalnya mempunyai enam buah
kaki. Segmen ketiga dari dada, yaitu T3, ditemukan
sepasang organ keseimbangan yang disebut haltere yang
bentuknya seperti sayap permulaan. (Miller 2000 : 1;
Kimball 2001 : 1). (Campbell dkk. 2008: 335).
Drosophila melanogaster tipe liar memiliki
warna tubuh cokelat keabu-abuan dengan ukuran sayap
melebihi panjang tubuhnya sendiri. (Campbell dkk.
2002: 282). Drosophila melanogaster memiliki mata
berwarna merah (Tamarin 2001: 24).
Drosophila melanogaster jantan dan betina
memiliki fenotip yang dapat dibedakan, yaitu ukuran
tubuh Drosophila melanogaster jantan lebih kecil
daripada betinanya, ujung abdomen Drosophila
melanogaster jantan lebih tumpul dan terdapat warna
hitam yang berfusi, sedangkan Drosophila melanogaster
betina memiliki ujung abdomen yang runcing dengan
garis hitam yang tidak berfusi. Hal spesifik lain yang
membedakan Drosophila melanogaster jantan dengan
betina adalah adanya sex comb pada Drosophila
melanogaster jantan. Sex comb adalah alat perkawinan
yang berfungsi untuk melekatkan diri pada Drosophila
melanogaster betina saat proses kopulasi berlangsung
(Suryo 2010: 177--179).
Mutasi Drosophila melanogaster dapat terjadi di
beberapa bagian tubuh yaitu pada keadaan mata,
keadaan sayap, dan warna tubuh. Mutasi pada mata
terdiri dari beberapa macam, yaitu pertama white (w)
merupakan mutan dengan warna mata putih karena tidak
memiliki pigmen pteridin dan ommochrome. Mutasi
terjadi pada kromosom nomor 1, lokus 1,5. Kedua, yaitu
brown (bw) merupakan mutan dengan mata warna
cokelat. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 2, lokus
104. (Gompel & Chype 2013: 104-161).
Ketiga, yaitu sepia (se) merupakan mutan
dengan mata warna cokelat tua agak kehitaman, hal
tersebut karena mutan kelebihan pigmen sepiapterin.
Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus 26.
Keempat, yaitu scarlet (sc) merupakan mutan dengan
mata warna merah tua. Mutasi terjadi pada kromosom
nomor 3, lokus 44. Kelima, rough (roi) merupakan
mutan dengan permukaan mata yang agak kasar dan
faset abnormal. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3,
lokus 91,1 (Gompel & Chype 2013: 104-161).
Keenam yaitu, carlot (ca) merupakan mutan
dengan mata berwarna merah anggur atau merah delima
(ruby). Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus
100,7. Selanjutnya yaitu mutan eyemissing (eym)
merupakan mutan yang tidak mempunyai organ mata.
Mutasi terjadi pada kromosom nomor 4, lokus 2,0.
(Gompel & Chype 2013: 104-161).
Mutasi yang terjadi pada sayap Drosophila
melanogaster adalah sebagai berikut:
Pertama yaitu, miniature (m) merupakan mutan dengan
panjang sayapnya sama dengan panjang tubuhnya.
Mutasi terjadi pada kromosom nomor 1, lokus 36,1.
Ketiga yaitu, curly (cy) merupakan mutan
dengan sayap melengkung ke atas, baik pada saat
terbang mahupun hinggap. Mutasi terjadi pada
kromosom nomor 3, lokus 50,0. Keempat yaitu, taxi (tx)
merupakan mutan dengan sayap yang terentang, baik
ketika terbang mahupun hinggap. Mutasi terjadi pada
kromosom nomor 3, lokus 91,0 (Gompel & Chype 2013:
64).
Mutasi pada warna tubuh Drosophila
melanogaster adalah sebagai berikut:
Pertama yaitu, yellow (y) merupakan mutan dengan
warna tubuh kuning. Mutasi terjadi pada kromosom
nomor 1, lokus 0,0. Kedua yaitu, black (b) merupakan
mutan dengan warna tubuh hitam pekat. Mutasi terjadi
pada kromosom nomor 2, lokus 48,5.
Ketiga yaitu, ebony (e) merupakan mutan dengan warna
tubuh gelap. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3,
lokus 70,7 (Gompel & Chype 2013: 166).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pengamatan Drosophila melanogaster normal dan
mutan-mutannya adalah jenis kelamin, keadaan mata,
keadaan sayap, warna tubuh, serta bagian tubuh lain
pada Drosophila melanogaster tersebut seperti Bristle
dan Haltere. Bristle adalah rambut halus yang terdapat
pada ujung posterior dari mesotoraks Drosophila
melanogaster yang berfungsi sebagai sensor mekanis.
Haltere berbentuk seperti sayap belakang yang belum
sempurna untuk menjaga keseimbangan sewaktu terbang
(sayap tereduksi) yang terdapat pada segmen metatoraks.
(Gompel & Chype 2013: 14&26).
Penulisan notasi pada Drosophila melanogaster
mempunyai aturan khusus. Urutan penulisannya adalah
jenis kelamin, keadaan mata, keadaan sayap, dan warna
tubuh dengan tanda ++ dan notasi huruf. Huruf kapital
diberikan pada sifat yang dominan sedangkan resesif
ditandai dengan huruf kecil. Misalnya ditemukan lalat
buah dengan jenis kelamin jantan, mata berwarna merah,
sayap lebih panjang dari ukuran tubuh, dan warna
tubuhnya cokelat keabu-abuan. Maka penulisan notasi
lalat buah tersebut adalah ♂ w+w + m+m+ e+e+. Contoh
pada mutan adalah sebagai berikut, ditemukan lalat buah
jantan, mata cokelat, sayap lebih panjang dari ukuran
tubuh, dan warna tubuh cokelat keabu-abuan. Maka
penulisan notasi lalat buah tersebut adalah ♂ SeSe m+m+
e+e+ (King dkk. 2001: 200).
II. Metodologi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum
pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-
mutannya adalah botol etherizer, busa penutup, botol
spesimen, cawan petri, kuas nomor 6, lup, pipet tetes,
dan mikroskop stereo.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum
pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-
mutannya adalah sediaan Drosophila melanogaster
normal, Drosophila melanogaster mutan (eyemissing,
white, sepia, taxi, black, yellow-white, ebony, miniature,
curly, dan carlot) serta larutan dietileter.
Cara kerja pada praktikum pengamatan
Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya yang
pertama adalah Drosophila melanogaster dikeluarkan
dari botol asalnya dengan cara botol tersebut digoyang-
goyangkan agar Drosophila melanogaster yang hinggap
di sekitar dinding botol bagian atas turun ke permukaan
bawah botol. Setelah Drosophila melanogaster berada di
permukaan bawah, maka Drosophila melanogaster telah
siap untuk dipindahkan. Kedua, Drosophila
melanogaster dipindahkan ke botol etherizer setelah
dipastikan bahwa Drosophila melanogaster tersebut
berada di permukaan bawah botol asalnya, dan dengan
gerakan cepat busa penutup botol dibuka.
Langkah ketiga adalah, kedua mulut botol tersebut
segera ditempelkan setelah busa penutup dibuka dan
dipastikan bahwa tidak ada celah sedikit pun antara
kedua mulut botol. Keempat, tisu ditetesi larutan
dietileter secukupnya dan dimasukkan ke dalam botol
lalu tunggu sebentar hingga Drosophila melanogaster di
dalamnya pingsan.
Kelima, penutup botol dibuka, kemudian
Drosophila melanogaster tersebut dipindahkan ke dalam
cawan petri dengan menggunakan kuas untuk diamati di
bawah lup dan mikroskop stereo. Langkah terakhir,
Drosophila melanogaster yang telah diamati kemudian
dicatat ciri-cirinya untuk mempermudah
pengidentifikasian.
III. Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan yang dilakukan praktikan pada
praktikum Drosophila melanogaster normal dan mutan-
mutannya terlihat Drosophila melanogaster normal
jantan memiliki ciri-ciri terdapat pola garis hitam di
sepanjang abdomen dorsalnya dengan pola garis yang
berfusi di bagian ujung abdomennya.
Bentuk ujung abdomen Drosophila
melanogaster jantan agak membulat dan tumpul,
sedangkan pada pengamatan ujung abdomen Drosophila
melanogaster betina berbentuk lebih lancip dan
menajam bila dibandingkan dengan ujung abdomen
Drosophila melanogaster jantan. Hal tersebut sesuai
dengan literatur yang mengatakan bahwa ukuran tubuh
Drosophila melanogaster jantan lebih kecil daripada
betinanya, ujung abdomen Drosophila melanogaster
jantan lebih tumpul dan terdapat warna hitam yang
berfusi, sedangkan Drosophila melanogaster betina
memiliki ujung abdomen yang runcing dengan garis
hitam yang tidak berfusi. (Suryo 2010: 177--179).
Praktikan mengamati beberapa macam Drosophila
melanogaster mutan. Pertama, merupakan Drosophila
melanogaster mutan yellowwhite betina. Mutan tersebut
memiliki warna badan secara keseluruhan kuning
dengan mata berwarna putih. Artinya, Drosophila
melanogaster tersebut mengalami dua mutasi. Keadaan
sayap pada mutan tersebut taxi (tx). Hal tersebut sesuai
dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila
melanogaster mutan white (w) memiliki warna mata
putih dan mutan yellow (y) memiliki warna tubuh
kuning secara keseluruhan (Gompel & Chype 2013:
160) (Gompel & Chype 2013: 174).
Kedua, praktikan mengamati Drosophila
melanogaster mutan black (b). Drosophila melanogaster
tersebut memiliki warna tubuh hitam pekat dengan
warna mata dan bentuk sayap normal. Hal tersebut
sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa
Drosophila melanogaster mutan black memiliki warna
tubuh hitam pekat (Gompel & Chype 2013: 164).
Ketiga, praktikan mengamati Drosophila
melanogaster mutan taxi (tx), sayap Drosophila
melanogaster tersebut merentang ke arah kanan dan kiri
bagian tubuhnya. Hal tersebut sesuai dengan literatur
yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster
mutan taxi (tx) memiliki sayap yang selalu merentang
baik ketika terbang mahupun hinggap (Gompel & Chype
2013: 68).
Keempat, praktikan mengamati Drosophila
melanogaster mutan curly, sayap Drosophila
melanogaster tersebut melengkung ke atas. Hal tersebut
sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa
Drosophila melanogaster mutan curly memiliki sayap
yang melengkung ke atas saat terbang atau hinggap.
(Gompel & Chype 2013: 64).
Kelima, praktikan mengamati Drosophila
melanogaster mutan eyemissing (eym) jantan,
Drosophila melanogaster tersebut tidak memiliki organ
mata, matanya hanya terlihat seperti titik. Keadaan sayap
dan warna tubuh normal. Hal tersebut sesuai dengan
literatur yang mengatakan bahwa Drosophila
melanogaster mutan eyemissing (eym) tidak mempunyai
organ mata. (Gompel & Chype 2013: 118).
Keenam, praktikan juga mengamati Drosophila
melanogaster mutan ebony (e), Drosophila
melanogaster tersebut memiliki warna tubuh coklat
gelap, mata normal, dan sayap normal. Hal tersebut
sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa
Drosophila melanogaster mutan tubuh gelap. (Gompel
& Chype 2013: 166).
Ketujuh, praktikan mengamati Drosophila
melanogaster mutan carlot, mata mutan tersebut
berwarna merah agak pekat. Hal tersebut sesuai dengan
literatur yang mengatakan bahwa Drosophila
melanogaster mutan carlot mutan dengan mata
berwarna merah anggur atau merah delima (ruby).
(Gompel & Chype 2013: 156).
Kedelapan, praktikan mengamati Drosophila
melanogaster mutan sepia, mata mutan tersebut
berwarna coklat. Hal tersebut sesuai dengan literatur
yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster
merupakan mutan dengan mata warna cokelat tua agak
kehitaman, hal tersebut karena mutan kelebihan pigmen
sepiapterin. (Gompel & Chype 2013: 154).
Kesembilan, praktikan mengamati Drosophila
melanogaster mutan miniature, sayap mutan tersebut
sepanjang tubuh. Hal tersebut sesuai dengan literatur
yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster
mutan miniature merupakan mutan dengan panjang
sayapnya sama dengan panjang tubuhnya (Gompel &
Chype 2013: 72).
Kesepuluh, praktikan mengamati Drosophila
melanogaster mutan white, warna mata mutan tersebut
putih. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang
mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan
white merupakan mutan dengan panjang sayapnya sama
dengan panjang tubuhnya (Gompel & Chype 2013: 160).
Pembiusan Drosophila melanogaster dengan
menggunakan larutan dietileter bertujuan untuk menjaga
Drosophila melanogaster tetap berada dalam keadaan
pasif atau diam ketika diamati di bawah mikroskop
stereo. Penggunaan kuas bertujuan agar morfologi
Drosophila melanogaster tidak rusak sedikitpun ketika
dipindahkan karena permukaan bulu kuas yang lembut.
Penggunaan gelas arloji berfungsi sebagai wadah untuk
Drosophila melanogaster ketika diamati di bawah
mikroskop. Penggunaan mikroskop stereo berfungsi agar
spesimen yang diamati di bawah mikroskop dapat
terlihat lebih jelas bila dibandingkan dengan pengamatan
menggunakan lup. Hal tersebut dilakukan karena
mikroskop stereo memiliki medan kerja yang lebih
besar. (King dkk. 2001: 251-252).
Alasan penggunaan Drosophila melanogaster untuk
mempelajari genetika karena memiliki keuntungan,
diantaranya; Drosophila melanogaster mudah dipelihara
pada media makanan yang sederhana, pada suhu kamar
dan di dalam botol berukuran sedang ( Suryo 2010:
172). Kedua, Drosophila melanogaster juga memiliki
siklus hidup yang pendek yaitu sekitar 10-12
hari,sehingga dalam waktu satu tahun dapat diperoleh 25
generasi (Suryo 2010: 172). Ketiga, Drosophila
melanogaster dapat dikembangbiakkan setiap dua
minggu dan dari satu perkawinan dapat menghasilkan
ratusan keturunan (Campbell dkk. 2002: 281).
Keempat, Drosophila melanogaster mempunyai
tanda-tanda kelamin sekunder yang dapat dibedakan
dengan mudah (Suryo 2010: 172). Alasan terakhir,
Drosophila melanogaster hanya memiliki delapan
kromosom saja, Delapan buah kromosom tersebut
dibedakan atas: tiga pasang kromosom autosom yang
disingkat A, dan satu pasang kromosom seks.
Kromosom kelamin dibedakan atas ; kromosom X yang
berbentuk batang lurus dan dimiliki oleh Drosophila
melanogaster betina dan kromosom Y yang lebih
pendek daripada kromosom X dan ujungnya sedikit
membengkok. Kromosom Y dimiliki oleh Drosophila
melanogaster jantan ( Suryo 2010: 174).
VI. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum pengamatan
Drosophila melanogaster normal dan mutan-mutannya,
terdapat perbedaan morfologi antara Drosophila
melanogaster jantan dengan Drosophila melanogaster
betina antara lain ukuran tubuh, pola garis hitam pada
abdomen dorsal, ada atau tidaknya sex comb, serta
bentuk ujung abdomen.
Perbedaan antara Drosophila melanogaster
normal dengan Drosophila melanogaster mutan terlihat
pada bagian mata, keadaan sayap, dan warna tubuh
sesuai dengan tempat dimana biasanya mutasi pada
Drosophila melanogaster terjadi. Drosophila
melanogaster normal memiliki sayap yang melebihi
panjang tubuh, tubuh berwarna coklat keabu-abuan, dan
mata berwarna merah bata.
Penulisan notasi sifat pada Drosophila
melanogaster mempunyai urutan penulisan, yaitu jenis
kelamin, keadaan mata, keadaan sayap, dan warna
tubuh. Penulisan notasi untuk Drosophila melanogaster
normal menggunakan tanda + atau +.
V. Daftar Pustaka
Animal Diversity Web (=ADW). 2000. Drosophila
melanogaster. 1 hlm. http://animaldiversity.
ummz.umich.edu/accounts/Drosophila_melanogas
ter/,diakses 4 Maret 2014, pk. 22.34 WIB.
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2002.
Biologi. Edisi kelima-Jilid-1. Terj. dari Biology
oleh Lestari, R. Erlangga, Jakarta: xxi + 438
hlm.
Elrod, S. L & W. D. Stansfield. 2007. Schaum’s Outlines
Teori dan Soal-Soal Genetika. Edisi Keempat.
Terj dari Schaum’s Outlines of Theory and
Problems of Genetics, Fourth edition oleh
Wulandari, D. T. Erlangga, Jakarta : vi+431hlm.
Gompel, N. & S. Chype. 2013. Atlas of Drosophila
melanogaster Wild-type and classical mutant.
Elsevier Inc. London : xviii+224 hlm.
Kimball's Biology Pages. 2001. Drosophila
melanogaster. 1hlm. http://users.rcn.com/jkimball
.ma.ultranet/BiologyPages/D/Drosophila.html,diak
ses 4 Maret 2014, pk. 17.40 WIB.
King, T.J, M.Reiss & M.B.V. Roberts. 2001. Practical
Advanced Biology. Nelson Thornes. United
Kingdom: ix+326hlm.
Miller, C. 2000. Drosophila melanogaster. 1 hlm.
http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/
Drosophila_melanogaster/,diakses 4 Maret 2014,
pk. 22.34 WIB.
Rifai, Mien A. 2004. Kamus Biologi. Balai Pustaka,
Jakarta : xvi+512hlm.
Suryo. 2010. Genetika. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta: xvi + 344 hlm.
Tamarin, Robert H. 2001. Principles of Genetics, 7th ed.
The McGraw-Hill companies, Inc., New York :
xvi+609hlm.
VI. Lampiran
Gambar 1. Drosophila melanogaster jantan wildtype, (♂
w+w + m+m+ e+e+), perbesaran 2x10,
Keterangan: abdomen posterior tumpul, pola pita abdomen
posterior berfusi, warna tubuh
Gambar 2. Drosophila melanogaster betina wildtype
(♀ w+w+ m+m+ e+e+ ), perbesaran 4x10,
Keterangan: abdomen posterior lancip, pola pita abdomen
posterior tidak berfusi
Gambar 3. Drosophila melanogaster mutan taxi (♂ w+w+
txtx e+e+), perbesaran 2x10,
Keterangan : sayap terentang menjauhi tubuh saat terbang
atau hinggap
Gambar 4. Drosophila melanogaster mutan curly
(♂ w+w + cycy e+e+), perbesaran 2x10,
Keterangan : sayap melengkung ke atas saat terbang atau
hinggap
Gambar 5. Drosophila melanogaster mutan miniature
(♂ w+w + m+m+ e+e+),perbesaran 2x10,
Keterangan: sayap sepanjang tubuh
Gambar 6. Drosophila melanogaster mutan carlot
(♂ caca m+m+ e+e+), perbesaran 2x10,
Keterangan: mata berwarna merah terang
Gambar 7. Drosophila melanogaster mutan sepia
(♀ sese m+m+ e+e+), perbesaran 2x10,
Keterangan: mata berwarna cokelat kehitaman
Gambar 8. Drosophila melanogaster mutan eyemissing
(♂ eymeym m+m+ e+e+), perbesaran 4x10,
Keterangan: tidak memiliki mata
Gambar 9. Drosophila melanogaster mutan ebony
(♀ w+w + m+m+ ee), perbesaran 4x10
Keterangan: tubuh berwarna gelap
Gambar 10. Drosophila melanogaster mutan white
(♀ ww m+m+ e+e+), perbesaran 4x10
Keterangan: mata berwarna putih
Gambar 11. Drosophila melanogaster mutan yellow-white
(♀ ww txtx yy), perbesaran 4x10
Keterangan: tubuh berwarna kuning, mata berwarna putih,
dan sayap terentang menjauhi tubuh
Gambar 12. Drosophila melanogaster mutan black
(♂ w+w + m+m+ BB) perbesaran 4x10
Keterangan: tubuh berwarna hitam pekat