laporan praktikum penelitian studi persepsi asisten …€¦ · laporan praktikum penelitian studi...

42
LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA ANAK MATA KULIAH METODE PENELITIAN KUALITATIF I Kelompok 9: Maulida Afifatu T. 17/409931/SP/27776 Caecilia Krisna W. 17/413244/SP/27961 Sekar Rahmadhila 17/413264/SP/27981 Fatma Nurmawati 17/414952/SP/28079 Ubaidillah al Azka 17/414965/SP/28092 DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2018

Upload: others

Post on 02-Jun-2020

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN

STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP

KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA ANAK

MATA KULIAH METODE PENELITIAN KUALITATIF I

Kelompok 9:

Maulida Afifatu T. 17/409931/SP/27776

Caecilia Krisna W. 17/413244/SP/27961

Sekar Rahmadhila 17/413264/SP/27981

Fatma Nurmawati 17/414952/SP/28079

Ubaidillah al Azka 17/414965/SP/28092

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2018

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPengasuh anak, baik orangtua maupun orang dewasa yang lain seperti asisten

rumah tangga, merupakan agen sosialisasi pada anak yang memiliki peran besar dalam

membentuk pola konsumsi pada anak. Seiring dengan berkembangnya zaman, pola

konsumsi anak menjadi semakin bervariasi. Pada saat ini, makanan yang mengandung

tinggi kalori, lemak, karbohidrat, kolesterol, serta natrium, tetapi rendah serat seperti

makanan cepat saji yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan gizi sudah banyak

dikonsumsi oleh anak. Seperti yang dilansir oleh Hidayah (2012), menurut Guru Besar

Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Hardinsyah MS., ia mengatakan bahwa

makanan cepat saji adalah segala makanan dan minuman yang bisa kita makan dalam

waktu cepat dan singkat (Inovasi, 2013).Makanan cepat saji ala barat bukanlah makanan yang sehat untuk dikonsumsi

karena mengandung kalori dan lemak jenuh yang tinggi serta rendah nutrisi. Oleh karena

itu,makanan cepat saji jika dikonsumsi secara berlebih akan menyebabkan penyakit

seperti stroke, obesitas, serangan jantung, dan gagal ginjal. Pada zaman ini, orang tua

bukan hanya satu-satunya pihak yang dapat mengontrol konsumsi anak terhadap

makanan. Hal ini beriringan dengan keberadaan asisten rumah tangga yang biasanya

diberi kewenangan oleh orang tua untuk mengatur asupan makanan anak selama di

rumah. Oleh karena itu, diperlukan adanya pembahasan mengenai persepsi dari asisten

rumah tangga yang dikaitkan dengan konsumsi makanan cepat saji pada anak, karena

pada saat ini banyak anak yang menghabiskan waktunya bersama asisten rumah tangga

dibandingkan dengan orang tua. Dengan demikian, laporan penelitian ini akan membahas

persepsi asisten rumah tangga yang terkait dengan orang tua, anak, konsumsi dan

makanan cepat saji ala barat.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini ialah:

1. Bagaimana persepsi asisten rumah tangga terhadap konsumsi makanan cepat saji ala

barat pada anak?

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi asisten rumah tangga

terhadap konsumsi makanan cepat saji ala barat pada anak.

D. Metodologi Penelitian1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dimana penelitian bersifat deskriptif yang

memiliki data berupa tulisan dan non-tulisan (wawancara), serta dalam

menganalisisnya menggunakan analisis mendalam terhadap data yang ada. Proses

dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan. Penelitian kualitatif memiliki tujuan

menjelaskan fenomena secara mendalam melalui pengumpulan data yang diambil

secara mendalam. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan

strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di lingkungan Padukuhan Nologaten, Desa Caturtunggal,

Kec. Depok, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta. Sesuai dengan judul penelitian yang ada,

lokasi ini dipilih karena tergolong dekat dengan franchise restoran makanan cepat

saji ala barat.3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama lima hari, mulai pada tanggal 14 April 2018

hingga 19 April 2018.4. Bentuk Penelitian

Penelitian ini memerlukan pendekatan kualitatif deskriptif yang nantinya

mampu untuk menganalisis setiap kejadian, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain

sebagainya untuk kemudian dijelaskan serta diuraikan dalam sebuah data berupa

kalimat.Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2007), penelitian kualitatif

didefinisikan sebagai sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Data

tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, video, foto, dan

dokumentasi pribadi. Hasil penelitian ini berupa kutipan dari transcript hasil

wawancara yang sebelumnya telah diolah, kemudian disajikan secara deskriptif.Dalam penelitian ini, tentu data yang akan diambil oleh peneliti bersumber

dari pihak-pihak yang terkait dalam Studi Persepsi Asisten Rumah Tangga Terhadap

Konsumsi Makanan Cepat Saji Ala Barat Pada Anak. Pengambilan data dilaksanakan

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

dengan melakukan pengamatan setiap kegiatan dan tentunya dari hasil wawancara

kepada asisten rumah tangga yang bekerja dalam rumah di daerah Nologaten.5. Sumber Data Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer, yaitu data

berupa wawancara dan hasil observasi yang kemudian akan dideskripsikan. Data

primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian yang diambil

langsung oleh peneliti dari sumber secara langsung melalui responden. Kata-kata dan

tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama

yang dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tape,

pengambilan foto dan film (Moleong, 2007). Data diperoleh dengan wawancara dan

pengamatan langsung di lapangan, yaitu di lingkungan serta rumah-rumah warga

Nologaten yang memiliki asisten rumah tangga. Sedangkan untuk data tambahan,

peneliti mencari dan mendokumentasikan berbagai data dari sumber lain guna

memperkaya data, baik itu melalui buku, foto, artikel, surat kabar, data statistik, dan

lain sebagainya.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,

2012). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang

meliputi:a) Observasi

Menurut W. Gulo (2004), observasi adalah metode pengumpulan

data, dimana peneliti mencatat hasil informasi sebagaimana yang mereka

saksikan selama penelitian. Observasi melibatkan dua komponen, yaitu si

pelaku observasi atau observan, dan obyek yang diobservasi atau observe.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non-partisipan,

dimana peneliti hanya mengamati secara langsung keadaan obyek, tetapi

peneliti tidak aktif dan ikut terlibat langsung. Beberapa hal yang menjadi

obyek observasi dalam penelitian ini diantaranya mencakup keadaan

geografis dan kehidupan sosial asisten rumah tangga tersebut.b) Wawancara

Moleong (2007) menjelaskan bahwa wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

tersebut. Wawancara secara umum terbagi menjadi dua, yaitu wawancara

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur

memiliki arti bahwa wawancara yang dilakukan telah menetapkan sendiri

masalah-masalah yang akan diajukan sebagai pertanyaan. Sedangkan

wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang memiliki ciri

kurang diinterupsi dan arbiter. Wawancara tersebut digunakan untuk

menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal (Moleong,

2007).Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara secara semi

terstruktur. Maka sebelum melakukan wawancara, peneliti telah

menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan diajukan kepada

informan. Namun, pada pelaksanaannya nanti akan disesuaikan dengan

keadaan informan.c) Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang memiliki arti barang-

barang tertulis (Arikunto, 2002). Dokumentasi dilakukan dengan cara

mengumpulkan pendukung data penelitian yang dibutuhkan. Dalam

penelitian ini, pendukung data dalam hal tertulis atau dokumen diambil

pada saat observasi dan survei.d) Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi yang sesuai

dengan topik atau tema yang diteliti. Studi pustaka ini digunakan untuk

menunjang kelengkapan data dalam penelitian dengan menggunakan

sumber-sumber dari kepustakaan yang relevan.7. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument).

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif dapat dikatakan cukup rumit karena

selain sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, menganalisis, penafsir data,

peneliti tentu juga sebagai pelapor hasil penelitiannya tersebut (Moleong, 2007).

Instrumen sendiri menurut Arikunto (2002) ialah alat pada waktu peneliti

menggunakan suatu metode. Karena dalam penelitian ini menggunakan metode

observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka instrumen yang dibutuhkan antara

lain yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, tape recorder, kamera, serta alat

tulis.

8. Teknik Pemilihan InformanPenelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk pengambilan

sampel dengan tujuan menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

sumber dan bangunannya (Moleong, 2007). Sampel yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah asisten rumah tangga yang bekerja di pemukiman daerah

Nologaten.9. Proses Memperoleh Informan

Dalam proses memperoleh data peneliti menggunakan metode door-to-door

yang berawal dengan menanyakan warga sekitar terkait informan yang sesuai dengan

kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Beberapa warga sekitar memberikan

informasi dan mengantarkan peneliti ke tempat calon informan yang dicari peneliti.

Peneliti mengalami kesulitan dalam memperoleh informan karena mengalami banyak

penolakan dari calon informan sehingga mempersulit jalannya penelitian.10. Validitas Data

Validitas data merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian, dimana dari

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Dalam pemeriksaan keabsahan data ini, peneliti menggunakan

trianggulasi data.Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan atau valid tidaknya data

dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2007).

Sementara itu, dalam penelitian ini digunakan teknik trianggulasi dengan sumber.

Trianggulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif. Menurut Patton dalam Moleong (2007) hal tersebut dapat dicapai melalui:

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara.

b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

c) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang ditakakannya sepanjang waktu.

d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan.

Dalam trianggulasi, sumber ini dilakukan dengan membandingkan informasi

yang diperoleh peneliti dari masing-masing informan. Informasi yang diperoleh dari

anak nantinya akan dibandingkan dengan informasi yang diperoleh melalui

wawancara dengan asisten rumah tangga. Perbandingan tersebut nantinya tentu akan

dijadikan analisis mengenai kesamaan atau perbedaan-perbedaan informasi yang

diperoleh peneliti.

E. Teknik Analisis DataDalam teknik analisis data terdapat empat komponen. Keempat komponen tersebut

diantaranya:1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan oleh peneliti berupa data dari hasil wawancara,

observasi, dokumentasi yang dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari

dua aspek, yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami

yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan, dan

dialami sendiri oleh peneliti (Miles dan Huberman, 1994). Peneliti melakukan

catatan yang biasa disebut catatan refleksi yang dilakukan pada saat proses

wawancara hingga wawancara terlaksana. Catatan refleksi merupakan catatan

yang membuat kesan, komentar, dan tafsiran dari peneliti tentang berbagai

temuan yang dijumpai pada saat melakukan penelitian dan merupakan bahan

rencana pengumpulan data untuk tahap selanjutnya. Catatan ini didapatkan

dengan cara melakukan wawancara dengan berbagai informan (Miles dan

Huberman, 1994).2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan/penyederhanaan data-data

yang diperoleh baik itu dari hasil wawancara, observasi, maupun dokumentasi

yang didasarkan atas fokus permasalahan. Setelah melalui proses pemilihan

data, maka akan ada data yang penting dan data yang tidak digunakan.

Kemudian data diolah dan disajikan dengan bahasa maupun tulisan yang lebih

ilmiah dan lebih bermakna (Miles dan Huberman, 1994).3. Penyajian Data

Penyajian data adalah proses penampilan data dari semua hasil penelitian

dalam bentuk paparan naratif representatif tabular (termasuk dalam format

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

matriks, grafis dan sebagainya) yang nantinya dapat mempermudah peneliti

dalam melihat gambaran hasil penelitian, karena dari banyaknya data dan

informasi tersebut peneliti kesulitan dalam pengambilan kesimpulan dari hasil

penelitian ini (Usman, 2009). Data yang diperoleh perlu disajikan dalam format

yang lebih sederhana sehingga peneliti mudah dalam melakukan analisis dan

membuat tindakan berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari penyajian data

tersebut.4. Penyimpulan Data

Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pembuatan laporan

penelitian. Penarikan kesimpulan adalah usaha guna mencari atau memahami

makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab-akibat. Kesimpulan yang

telah ditarik kemudian diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan

kembali, serta melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang

tepat. Selain itu, juga dapat dengan mendiskusikannya (Usman, 2009).Miles dan Huberman (1994) menjelaskan bahwa pengambilan

kesimpulan harus dilakukan secara teliti dan hati-hati agar kesimpulan yang

diperoleh berkualitas dan sesuai dengan tujuan penelitian. Hal tersebut

dilakukan agar data tersebut mempunyai validitas sehingga kesimpulan yang

ditarik menjadi kuat.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

BAB II

LATAR SOSIAL

Pada tanggal 14 hingga 19 April 2018, peneliti melakukan penelititan di Padukuhan

Nologaten. Nologaten adalah sebuah padukuhan di Desa Caturtunggal yang terletak di

Kabupaten Sleman. Di sana terdapat 4 RW, dan di tiap-tiap RW terdapat 10 RT. Selama

penelitian, peneliti melakukan observasi lingkungan sosial dan juga wawancara pada Asisten

Rumah Tangga.

Gambar 1. Peta daerah Padukuhan Nologaten (menurut Google Maps)

Menurut hasil observasi peneliti di daerah penelitian yakni padukuhan Nologaten,

peneliti menggambarkan lingkungan tempat penelitian sebagai lingkuangan sub-urban

(pinggiran kota) dan banyak dihuni oleh penduduk perumahan dan juga perkampungan.

Beberapa informan kami bekerja di wilayah perumahan, tetapi peneliti juga mendapatkan

informan yang bekerja di wilayah perkampungan. Daerah Nologaten dikenal oleh masyarakat

sebagai daerah yang terletak tepat di belakang salah satu tempat perbelanjaan modern besar

di Yogyakarta, yaitu Plaza Ambarukmo. Selain itu, wilayah Nologaten sendiri memiliki jalan

besar yang melalui beberapa rumah makan cepat saji, seperti Popeye dan D’Ayam Crispy.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Sementara itu, di dalam Plaza Ambarukmo sendiri terdapat beberapa bentuk makanan cepat

saji ala barat seperti KFC, Burger King, dan lain-lain.

Gambar 2. Rumah makan cepat saji di Jl. Nologaten

Gambar 3. Bangunan Plaza Ambarukmo yang berada persis di depan Pasar Tradisional Gowok

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

BAB III

ANALISIS DATA

Dalam penelitian studi persepsi asisten rumah tangga terhadap konsumsi makanan

cepat saji ala barat pada anak, peneliti memperoleh hasil observasi dan beberapa titik fokus

yang dapat menjelaskan bagaimana tugas asisten rumah tangga yang berkaitan dengan

konsumsi makan anak, bagaimana pengertian asisten rumah tangga terkait definisi konsumsi,

bagaimana persepsi asisten terhadap makanan cepat saji ala barat (western fast food),

bagaimana peran orangtua menurut asisten rumah tangga yang berasosiasi dengan konsumsi

anak, dan bagaimana persepsi asisten rumah tangga terkait konsumsi anak.

A. Analisis Data Lapangan1. Tugas dan Kebiasaan Asisten Rumah Tangga Ketika Bekerja

Asisten rumah tangga (ART) merupakan bagian penting dalam keseharian

orang berumah tangga, yang terkadang bahkan menjadi orang kepercayaan dari

pengguna jasa ART untuk mengurus segala keperluan yang ada di dalam rumah

tangga tersebut. Alasan yang seringkali digunakan ketika seseorang memutuskan

untuk menggunakan jasa asisten rumah tangga adalah sibuknya pasangan suami

istri, rasa sepi, kurangnya keterampilan dalam melakukan tugas rumah tangga

(khususnya memasak), rasa malas untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, dan

lain-lain.Peran asisten rumah tangga dianggap penting untuk beberapa kalangan.

Perkembangan ruang lingkup keasistenan, bagi buruh yang bekerja di rumah,

sesuai dengan kemajuan zaman, ternyata ruang lingkupnya semakin luas dan

kompleks. Tugas ART bukan hanya mengurus pekerjaan rumah seperti menyapu,

tetapi dapat mencakup hingga perihal penanganan perangkat berteknologi,

misalnya dalam menangani dan bertanggungjawab atas alat-alat elektronika,

informatika, dan lain sebagainya. Di sisi lain, asisten rumah tangga dituntut untuk

menguasai banyak keterampilan, dari mulai memasak, mencuci, merawat kebun,

keahlian mengendarai kendaraan bermotor untuk keperluan antar-jemput anak,

merawat anak dan orangtua, bahkan mendampingi anak majikan ketika mereka

sedang belajar.Menurut sisi sosial dalam masyarakat, asisten rumah tangga tidak dianggap

sebagai sebuah profesi, sehingga pemenuhan hak-haknya seringkali hanya

berdasarkan rasa belas kasihan atau kemurahan hati majikan. Akronim ART pun

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

lebih dipahami sebagai “Pembantu” daripada “Asisten rumah tangga”. Secara

normatif, ART juga bukan dianggap sebagai sebuah profesi karena aktivitas ART

dianggap jauh dari aktivitas produksi. Penjelasan antara relasi ART dan pengguna

jasa ART (majikan) memang tidak semudah menjelaskan relasi tenaga kerja dan

pemberi tenaga kerja sebagaimana dalam hubungan industrial pada umumnya. Hal

ini dikarenakan relasi ART dan pengguna jasa ART memiliki kekhususan yang

unik dan kompleks. Relasi antara ART dan pengguna jasa banyak dikondisikan

dalam relasi kekeluargaan yang dalam beberapa kondisi dapat mengaburkan

adanya relasi hubungan kerja antara ART dan pengguna jasa. Akibatnya, beban dan

hak-hak ART menjadi tidak terukur, jam kerja seperti tanpa batas, gaji sangat

rendah, serta tidak ada jaminan kesehatan.Asisten rumah tangga bekerja dan hidup tertutup dari pandangan publik

karena sebagian besar dari mereka tinggal di rumah tempatnnya bekerja. Tidak ada

batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dan keasistenan, membuat profesi

asisten rumah tangga menjadi rumit, menuntut curahan waktu, perhatian, energi

dan berbagai keterampilan. Dalam penelitian ini, peneliti telah berhasil

mendapatkan lima informan asisten rumah tangga yang terbagi menjadi dua

kategori yaitu ART yang menetap atau menginap dan ART tidak menetap atau tidak

menginap. Dari informan tersebut, peneliti mendapat informasi terkait dengan studi

persepsi asisten rumah tangga terhadap konsumsi makanan cepat saji ala barat pada

anak. Peneliti akan menjelaskan hasil penelitian berdasarkan pendapat tiap orang

(following people).Dari banyak asisten rumah tangga yang berada di daerah Nologaten,

khususnya RW 02 dan RW 03, peneliti mewawancarai lima asisten rumah tangga.

Lima informan tersebut yaitu Mbak Dinar, Mbak Isna, Ibu Atik, Ibu Sudarini dan

Ibu Ning. Dari kelima informan tersebut, hanya Mbak Dinar dan Mbak Isna yang

bekerja sebagai ART yang menginap atau menetap, sedangkan Ibu Atik, Ibu

Sudarini dan Ibu Ning tidak menginap atau tidak menetap.

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Siang itu pada tanggal 15 April 2018, peneliti mewawancari Mbak Dinar yang

merupakan asisten rumah tangga di salah satu rumah di Padukuhan Nologaten. Mbak Dinar

berusia 34 tahun, ia berasal dari Bantul dan merupakan anak ke lima dari tujuh bersaudara.

Dalam sela-sela wawancara, Mbak Dinar mengatakan bahwa dirinya merasa kasihan

terhadap asisten rumah tangga yang berada di seberang rumah tempatnya bekerja. Pada

kenyataannya, ART yang dimaksud ialah Mbak Mur yang membawa galon, yang ketika

kami temui mengatakan bahwa dirinya bukan seorang asisten rumah tangga.

Story Box 1. Informan Mba Dinar

Wawancara dari informan pertama yaitu Mbak Dinar. Ia berasal dari Bantul

dan sudah bekerja di kediaman Bapak Kuswanto selama tiga tahun. Pendidikan

yang terakhir ditempuh yaitu sekolah dasar. Mbak Dinar memutuskan untuk

melarikan diri dari rumahnya karena ia memiliki masalah keluarga yaitu masalah

dengan suaminya yang sekarang sedang berstatus proses bercerai. Mbak Dinar

dikaruniai dua orang anak, anak yang pertama laki-laki sedang menempuh

pendidikan kelas X SMK dan anak keduanya perempuan sedang menempuh

pendidikan kelas lima SD. Mbak Dinar merupakan anak ke lima dari tujuh

bersaudara. Sebelum Mbak Dinar pergi melarikan diri dari rumah, adik Mbak

Dinar yang ke tujuh meninggal dunia karena komplikasi. Mbak Dinar dalam

kesehariannya bekerja sebagai asisten rumah tangga yang bertanggung jawab atas

semua pekerjaan di rumah, dari mencuci, memasak, menyiram tanaman,

membelikan makanan, dan lain-lain. Sehari-hari pemilik rumah memberikan uang

sebesar Rp 50.000,00 untuk berbelanja keperluan masak. Mbak Dinar mengatakan

bahwa dirinya sering membelikan makanan cepat saji ala barat untuk cucu pemilik

rumah. Makanan cepat saji ala barat yang biasa dikonsumsi yaitu KFC, pisang

keju, makaroni sekotel, ayam ngekos, dan lain-lain. Wawancara dari informan

pertama yaitu Mbak Dinar. Ia berasal dari Bantul dan sudah bekerja di kediaman

Bapak Kuswanto selama tiga tahun. Pendidikan yang terakhir ditempuh yaitu

sekolah dasar. Mbak Dinar memutuskan untuk melarikan diri dari rumahnya karena

ia memiliki masalah keluarga yaitu masalah dengan suaminya yang sekarang

sedang berstatus proses bercerai. Mbak Dinar dikaruniai dua orang anak, anak yang

pertama laki-laki sedang menempuh pendidikan kelas X SMK dan anak keduanya

perempuan sedang menempuh pendidikan kelas lima SD. Mbak Dinar merupakan

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

anak ke lima dari tujuh bersaudara. Sebelum Mbak Dinar pergi melarikan diri dari

rumah, adik Mbak Dinar yang ke tujuh meninggal dunia karena komplikasi. Mbak

Dinar dalam kesehariannya bekerja sebagai asisten rumah tangga yang

bertanggung jawab atas semua pekerjaan di rumah, dari mencuci, memasak,

menyiram tanaman, membelikan makanan, dan lain-lain. Sehari-hari pemilik

rumah memberikan uang sebesar Rp 50.000,00 untuk berbelanja keperluan masak.

Mbak Dinar mengatakan bahwa dirinya sering membelikan makanan cepat saji ala

barat untuk cucu pemilik rumah. Makanan cepat saji ala barat yang biasa

dikonsumsi yaitu KFC, pisang keju, makaroni sekotel, ayam ngekos, dan lain-lain.

Gambar 4. Chat antara peneliti dengan Mbak Dinar

Mbak Isna berusia 19 tahun dan berasal dari Sumpiuh, Kabupaten Banyumas bekerja

sebagai asisten rumah tangga yang menetap di rumah majikannya. Mbak Isna adalah orang

yang sangat pemalu. Bahkan untuk bertemu saja, peneliti harus mengejar Mbak Isna

sampai ke kamarnya. Saking pemalunya, Mbak Isna selalu menolak ketika hendak

diwawancara dan bersembunyi di balik pintu kamarnya. Namun, ketika peneliti berhenti

meminta Mbak Isna untuk wawancara dan langsung melontarkan pertanyaan wawancara,

Mbak Isna dengan santai menjawab dan sedikit demi sedikit keluar dari belakang pintu

kamarnya hingga wawancara selesai.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Story Box 2. Informan Mba Isna

Wawancara yang kedua, informan bernama Mbak Isna yang berumur 19

tahun. Pendidikan terakhir yang di tempuh Mbak Isna adalah SMP, tetapi sayang ia

tidak bersekolah hingga selesai. Alhasil, Mbak Isna merupakan lulusan SD. Mbak

Isna berasal dari daerah Banyumas tepatnya di Sumpiuh. Sudah tiga bulan Mbak

Isna menginap untuk berkerja sebagai asisten rumah tangga.

Gambar 5. Rumah tempat Mbak Isna berkerja

Tugas kesehariannya yaitu membersihkan rumah dan mengasuh anak dari

pemilik rumah tersebut. Anak pemilik rumah sering kali meminta Mbak Isna untuk

membelikan makanan cepat saji ala barat berupa McDonald’s.

Ibu Atik memiliki ciri khas dalam melakukan pekerjaannya sebagai asisten rumah

tangga. Bila pada umumnya mereka yang bekerja sebagai ART hanya berfokus dan berkutat

pada pekerjaan mereka di satu tempat rumah tangga, Ibu Atik melakukan pekerjaannya

sebagai ART dalam sehari harus dapat menjangkau empat rumah tangga yang menjadi

tempat kesehariannya bekerja. Ibu Atik memiliki keistimewaan dalam melakukan

pekerjaannya tersebut, yaitu beliau dapat datang empat rumah tangga tersebut tanpa ada

ketentuan waktu. Karena beliau harus mengerjakan pekerjaan rumah di 4 tempat yang

berbeda, maka setidaknya beliau bekerja di satu rumah tangga masing-masing selama 2

jam.

Story Box 3. Informan Ibu Atik

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Informan yang ke tiga yaitu Ibu Atik yang berusia 42 tahun. Ia sudah bekerja

sebagai asisten rumah tangga selama tiga tahun. Ibu Atik berasal dari daerah

Tempel, Caturtunggal. Pendidikan terakhir Ibu Atik yaitu lulusan SMK Karyarini

yang berkonsentrasi dalam bidang tata busana.

Gambar 6. Peneliti bersama Ibu Atik

Dalam kesehariannya, Ibu Atik memiliki tugas cuci piring, menjemur baju,

dan menyetrika baju. Walau Ibu Atik sudah tergolong lama bekerja di rumah

tersebut, ia tidak menginap bahkan ia memiliki kebebasan untuk memilih waktu

bekerjanya, yang pasti dalam waktu sehari itu Ibu Atik dapat menyelesaikan tugas-

tugasnya.

Ibu Sudarini yang berusia 43 tahun, berasal dari Wonosari, sudah bekerja menjadi

asisten rumah tangga selama 16 tahun. Pendidikan terakhir yang ditempuh ialah SD.

Menurutnya, makanan cepat saji kurang baik untuk dikonsumsi karena sebagai pembeli,

kita tidak tahu bahan apa saja yang diolah untuk menjadi makanan tersebut.

Story Box 4. Informan Ibu Sudarini

Ibu Sudarini yang berasal dari Wonosari telah bekerja selama 16 tahun

sebagai asisten rumah tangga. Diusianya yang ke 43 tahun ia memiliki satu suami

dan dikaruniani dua anak. Ibu Sudarini merupakan seorang yang berhasil

menyelesaikan pendidikan sekolah dasar. Ia dalam sehari menghabiskan waktu

kurang lebih selama tujuh jam, mulai pukul 09.00 hingga pukul 12.30, kemudian

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

kembali bekerja mulai pukul 18.00 hingga pukul 20.00. Tugas keseharian Ibu

Sudarini sebagai asisten rumah tangga ialah mengerjakan semua tugas rumah

seperti memasak, menyapu, mencuci baju dan lain-lain kecuali mengasuh anak. Ibu

Sudarini berpendapat bahwa makanan cepat saji kurang baik untuk dikonsumsi

karena kita tidak dapat mengetahui bahan apa saja serta kualitas bahan yang

digunakan dalam membuat makanan tersebut.

Ibu Ning bekerja setiap hari di rumah Vera, siswi kelas 11 SMK di daerah Nologaten

dan sudah bekerja selama lima tahun dari Vera SD. Ibu Ning selalu mulai datang setiap

pagi dari mulai pukul 06.00 hingga pukul 12.00 setelah menyetrika baju. Tugas Ibu Ning

sebagai asisten rumah tangga yakni memasak makan siang, menyapu, mencuci, dan

menyetrika baju. Hubungan Ibu Ning dengan Vera bisa dikatakan baik karena anak pertama

dari Ibu Ning merupakan kakak kelas Vera sehingga sering menjadi bahan perbincangan di

rumah. Selain itu Ibu Ning juga tinggal tidak jauh dari rumah Vera sehingga dapat

dikatakan mereka merupakan tetangga.

Story Box 5. Informan Ibu Ning

Informan yang terakhir yaitu Ibu Ning. Sudah lima tahun lamanya ia bekerja

sebagai asisten rumah tangga. Rumahnya tidak jauh dari tempat bekerja maka dari

itu ia tidak menginap di tempat kerjanya. Ia bekerja kurang lebih selama enam jam.

Seperti asisten rumah tangga pada umumnya Ibu Ning memiliki tugas untuk

menyapu, mengepel, menyetrika dan memasak.

2. Definisi Konsumsi Menurut Asisten Rumah TanggaPenelitian kualitatif tentang studi persepsi asisten rumah tangga terhadap

konsumsi makanan cepat saji ala barat pada anak memperoleh informasi terkait

pengertian informan tentang definisi dari konsumsi. Mendengar kata konsumsi

tentu masing-masing memiliki pandangan tersendiri tentang definisi konsumsi itu

tersendiri dengan jawaban-jawaban yang bervariasi.Dalam penelitan ini, peneliti memberikan pertanyaan kepada lima informan

asisten rumah tangga dan satu informan anak majikan dari salah satu asisten rumah

tangga tersebut terkait definisi konsumsi. Hasil wawancara dapat dikategorikan

asisten rumah tangga menjadi dua, yakni asisten rumah tangga yang menetap di

rumah majikan sebanyak dua informan dan asisten rumah tangga yang tidak

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

menetap sebanyak tiga informan. Asisten rumah tangga yang menetap di rumah

majikan yakni Mbak Dinar dan Mbak Isna, informan yang tidak menetap di rumah

majikan yakni Mbak Atik, Ibu Sudrini dan Ibu Ning.Dari informan pertama Mbak Dinar, peneliti mendapat penjelasan yakni

konsumsi adalah makanan dan minuman. Mbak Dinar juga menjelaskan contoh

terkait konsumsi yakni sayur lodeh, jus dan sop. Selain itu, penjelasan Mbak Dinar

terkait konsumsi juga menjelaskan bahwa Mbak Dinar membeli bahan makanan

seperti gula dan garam di pasar, sedangkan makanan instan seperti mie instan yang

disebut Mbak Dinar, “indomie’ dibeli oleh majikan di supermarket.Informan kedua yaitu Mbak Isna mendefinisikan konsumsi sebagai “masakan

yang dimasak ibu”. Mbak Isna tidak memiliki tugas untuk memasak di rumah,

tetapi memiliki tugas untuk mengurus kebutuhan rumah tangga lainnya seperti

membersihkan rumah. Majikan dari Mbak Isna biasa memasak sarapan untuk

anaknya, tetapi Mbak Isna lebih sering untuk membelikan makanan cepat saji

untuk anak majikan tersebut ketika ia meminta, seperti McDonald’s.

“Teringatnya ya tentang makanan. Soalnya kan sering dipanggilnya seksi

konsumsi. Dah masuk seksi konsumsi bingung deh, nyari makanan gitu.”

Mba Atik (Nologaten, 15 April 2018)

Dalam kategori asisten rumah tangga yang tidak menetap yaitu Mbak Atik

merupakan asisten rumah tangga yang bekerja pada lebih dari satu rumah. Ketika

ditanya terkait dengan definisi konsumsi, yang terlintas dalam benak informan saat

mendengar kata konsumsi yakni makanan karena ia sering mendengar dalam

sebuah kegiatan terdapat bagian seksi konsumsi atau bagian yang berperan dalam

mengurus makanan. Peneliti mendapat kesempatan mewawancarai anak majikan

Mbak Atik yang juga membahas tentang pengertian konsumsi. Peneliti

menanyakan apa yang dimaksud dengan konsumsi dan anak menjawab dengan

“saya makan”.Informan Ibu Sudarini juga mendefinisikan konsumsi sebagai makanan. Ibu

Sudarini memberikan pengertian tentang konsumsi dengan menyebutkan masakan

rumah yang ia masak sendiri dan menggunakan bahan-bahan masak dari tukang

sayur keliling. Beberapa makanan yang ia sebut sebagai masakan sendiri yaitu

tahu, tempe, lodeh, kangkung, bayam dan sop. Selain mengenai pengertian tentang

konsumsi, Ibu Sudarini juga menyinggung perhatian ibu majikan terkait gizi-gizi

yang terkandung dalam makanan.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Informan Ibu Ning mendefinisikan konsumsi sebagai “makanan-makanan”.

Ibu Ning juga menjelaskan bahwa anak majikan memakan masakan ibunya atau

orang tua dari anak majikan untuk sarapan dan makan siang oleh masakan Ibu

Ning sebagai asisten rumah tangga yang juga bertugas untuk masak sebagai tugas

di rumah majikan. Anak dari majikan Ibu Ning selalu makan masakan dia yang

sudah dia sediakan sehingga Ibu Ning tidak pernah membelikan makanan dari luar

yang juga termasuk makanan cepat saji untuk anak majikan tersebut. Selain anak

majikan, Ibu Ning juga menjelaskan bahwa anak kandungnya juga selalu dia

masakkan makanan sehingga Ibu Ning juga tidak pernah membelikan makanan

dari luar untuk anak kandungnya sendiri.Dari kelima asisten rumah tangga tersebut memiliki kesamaan dalam

menjawab pertanyaan terkait definisi dari kata konsumsi. Masing-masing memiliki

pengertian bahwa konsumsi adalah makanan dan bisa dalam bentuk masakan

rumah dan makanan dari luar seperti makanan cepat saji.

3. Persepsi Asisten Rumah Tangga Terhadap Makanan Cepat Saji Ala BaratMakanan cepat saji sudah menjadi makanan konsumsi yang dapat dinikmati

oleh seluruh lapisan masyarakat. Berbagai bentuk dan jenis, serta berbagai variasi

harga dapat ditemui dimana saja. Namun, esensi dari makanan cepat saji sendiri

bukanlah dari apa yang dikonsumsi, tetapi bagaimana cara kita mengkonsumsi

makanan tersebut (Zhong dan Devoe, 2010). Istilah “cepat saji” dapat diartikan

bahwa makanan tersebut dalam penyajiannya dilakukan secara cepat dan tidak

membutuhkan waktu yang lama.Hasil dari wawancara bersama lima informan di lapangan terkait dengan

persepsi asisten rumah tangga terkait dengan konsumsi makanan cepat saji ala

barat menghasilkan temuan yang berbeda-beda. Ada beberapa informan yang

belum pernah mengkonsumsi makanan cepat saji ala barat, seperti KFC,

McDonald’s, Pizza Hut, dan lain-lain. Namun, ada juga informan yang sering

membelikan makanan cepat saji ala barat untuk majikannya sehingga ia menjadi

tahu dan hafal terhadap jenis-jenis makanan cepat saji ala barat yang ada.Informan yang pertama, atau Ibu Ning, mengatakan bahwa dirinya secara

pribadi tidak pernah mengonsumsi makanan cepat saji ala barat karena dirinya

memasak makanan sendiri. Selain itu, Ibu Ning juga memasak untuk keluarga

majikannya sehingga sejauh sepengetahuannya, anak majikannya juga tidak pernah

mengonsumsi makanan cepat saji ala barat. Dalam hal konsumsi makanan di luar

rumah, informan juga mengatakan ia tidak pernah membeli makanan di burjo atau

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

warung. Ketika peneliti menanyakan mengenai jenis makanan cepat saji ala barat

yang ia ketahui, Ibu Ning menjawab burger dan ayam. Ibu Ning tidak

menyebutkan secara spesifik terkait dengan merk dagang makanan cepat saji ala

barat.Berbeda dengan Ibu Ning, Mbak Dinar justru mengetahui beberapa jenis

makanan cepat saji ala barat beserta dengan merk yang biasa menjadi tempat ia

membeli makanan tersebut. Mbak Dinar biasanya membelikan cucu dari

majikannya makanan cepat saji ala barat, seperti KFC sehingga Mbak Dinar

menjadi hafal tempat-tempat serta jenisnya. Ketika ditanya mengenai makanan

cepat saji, ia menjawab seperti KFC, sarden, sop krim, dan macaroni skotel. Mbak

Dinar dapat mengetahui bahkan hafal dengan nama tersebut karena cucu dari

majikannya sering meminta makanan cepat saji seperi ayam ngekos, Popeye, dan

pisang keju.Mbak Isna mengatakan bahwa ia sering membeli di McDonald’s untuk anak

majikannya. Meskipun majikannya biasanya memasak terlebih dahulu dipagi hari

sebelum berangkat kerja, Mbak Isna biasanya membelikan McDonald’s untuk anak

majikannya ketika dia tidak mau makan masakan rumah. Informan juga bercerita

bahwa beberapa waktu sebelum dilakukan wawancara, anak majikannya tersebut

sakit dan yang dapat ia konsumsi hanya McDonald’s. Ketika ditanya terkait dengan

pendapatnya terkait konsumsi McDonald’s yang dilakukan oleh anak majikannya,

Mbak Isna sebenarnya kurang setuju dengan hal tersebut. Namun, karena ia hanya

disuruh untuk membeli, sehingga ia mau membelikan makanan cepat saji ala barat

tersebut. Namun, secara pribadi, Mbak Isna menganggap makanan cepat saji

tersebut enak, tetapi ia tidak suka. Ia lebih memilih untuk makan masakan rumah.Ibu Atik mendefinisikan makanan cepat saji sebagai makanan yang instant

dan sesuatu yang dibeli di luar rumah. Informan mengatakan ia belum pernah

mengonsumsi maupun membeli makanan cepat saji ala barat. Sementara itu, anak

majikan mengatakan ia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji ala

barat, seperti McDonald’s, Pizza Hut, Popeye, Dirtychicks, dan KFC. Anak

majikan mengonsumsi makanan cepat saji ala barat karena orangtuanya lebih

menyukai masakan yang cepat dalam waktu penyajian. Ibu Atik juga berpendapat

bahwa makanan cepat saji ala barat rasanya enak. Meskipun orangtuanya tidak

melarang untuk mengonsumsi makanan cepat saji, anak tersebut mengatakan

bahwa intensitas makan di rumah lebih tinggi daripada makan makanan cepat saji

ala barat karena ibunya rajin memasak.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Gambar 7. Peneliti bersama Ibu Sudarini

Ketika bertanya mengenai makanan cepat saji ala barat kepada Ibu Sudarini,

ia mengatakan bahwa makanan cepat saji ala barat merupakan makanan yang cepat

untuk dimasak. Selain itu, ketika peneliti menyebutkan beberapa merk makanan

cepat saji ala barat, Ibu Sudarini mengatakan bahwa makanan tersebut merupakan

jenis “makanan orang berduit”. Ketika ditanya mengenai jenis makanan cepat saji,

ia mengatakan seperti mie, telur, dan teriyaki, serta makanan yang ada sumpitnya.

Teriyaki –menurut yang dideskripsikan oleh informan– merupakan daging yang

dimasak seperti semur kemudian ada bawang bombaynya. Secara pribadi, Ibu

Sudarini lebih memilih masakan rumah dibandingkan dengan makanan cepat saji

karena menurutnya, Ibu Suhardini tidak dapat mengetahui kualitas bahan yang

diolah untuk makanan cepat saji ala barat dan juga kurangnya sayuran dalam

makanan tersebut. Sementara itu, untuk masakan yang dimasak sendiri, Ibu

Sudarini dapat memastikan bahwa kualitas bahan merupakan yang terbaik. Di sisi

lain, menurutnya berbelanja di warung lebih menjamin kualitas bahan karena

bahan yang dibeli selalu merupakan barang baru. Ibu Sudarini memiliki tugas

untuk memasak di rumah majikannya setiap hari. Namun, ada saat di mana anak

majikan akan mengonsumsi makanan cepat saji ala barat, yaitu ketika ia sedang

dalam keadaan “mood” untuk memakan makanan cepat saji tersebut, meskipun di

rumah sudah dimasakkan. Informan mengatakan ia hanya memasak apa yang ia

bisa, jika tidak maka anak-anak majikan dapat membeli sendiri makanan yang

mereka inginkan.Dari beberapa keterangan yang diberikan oleh informan-informan asisten

rumah tangga, ada beberapa kesamaan dalam mendefinisikan makanan cepat saji

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

ala barat. Secara spesifik, mereka melihat dari sisi waktu, yaitu makanan cepat saji

ala barat merupakan makanan yang cepat dalam penyajiannya. Hal ini sesuai

dengan tujuan dari franchise makanan cepat saji ala barat, yaitu menyediakan

makanan yang dapat disajikan secara cepat sehingga tidak terlalu mengganggu

rutinitas mereka sehari-hari (Zhong dan Devoe, 2010).Persamaan yang lain dari hasil wawancara tiap-tiap informan ialah mereka

cenderung jarang, bahkan belum pernah mengkonsumsi makanan cepat saji ala

barat. Informan cenderung untuk lebih memilih masakan rumah jika dibandingkan

dengan makanan cepat saji ala barat. Alasannya beragam, yaitu dari segi bahan

makanan yang menurut Ibu Sudarini tidak dapat dipastikan sendiri kualitasnya,

para informan memasak makanan sendiri sehingga mereka jarang –cenderung

hampir tidak pernah– mengkonsumsi makanan cepat saji ala barat. Selain itu,

orangtua memiliki pengaruh yang besar terhadap pilihan konsumsi makanan pada

anak (Grier dkk., 2007). Mayoritas anak dari majikan yang mengkonsumsi

makanan cepat saji ala barat berada dalam pegawasan orangtua atau dalam

pengertian yang lain, mereka mengkonsumsi makanan cepat saji ala barat atas izin

dari orangtua.

“Oh, makanan orang berduit.” - Ibu Sudarini (Nologaten, 19 April 2018)

Satu hal yang menarik dari hasil wawancara di atas ialah ketika Ibu Sudarini

mengatakan bahwa makanan cepat saji ala barat merupakan makanan yang hanya

dikonsumsi oleh “orang yang berduit”. Fenomena ini menjadi menarik karena

menjelaskan bagaimana franchise makanan cepat saji ala barat dipandang sebagai

suatu bagian dari gaya hidup masyarakat, bukan lagi hanya sebagai tempat untuk

memuaskan perut yang kosong.

4. Persepsi Asisten Rumah Tangga Terhadap Peran Orangtua dalam

Mempengaruhi Pola Konsumsi AnakOrangtua merupakan orang yang terdekat dengan anak. Orangtua mengenal

anak sejak lahir dan selalu mengetahui pertumbuhan dan perkembangannya. Segala

hal yang dibutuhkan anak pun orangtua akan selalu berusaha untuk memenuhinya.

Mulai dari kebutuhan sandang, papan maupun pangan, apapun yang dianggap

terbaik dan membuat bahagia untuk anaknya, orangtua akan berusaha untuk

memenuhinya. Namun, tidak sedikit orangtua yang membagi waktu asuhnya

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

dengan asisten rumah tangga. Hal tersebut seringkali terjadi karena alasan

pekerjaan di luar rumah. Orangtua yang bekerja akan memiliki waktu lebih sedikit

untuk dihabiskan bersama anaknya jika dibandingkan dengan orangtua yang tidak

bekerja, atau bekerja di rumah. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba

menganalisis peran orangtua dalam pola konsumsi anak dari perspektif asisten

rumah tangga.Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pada anak, peneliti

golongkan menjadi dua macam, yaitu faktor intern dan ekstern. Yang dimaksud

dengan faktor intern adalah pengaruh dari dalam lingkungan keluarga. Pola

konsumsi yang diajarkan oleh orangtua atau keluarga sejak kecil dapat membentuk

pola konsumsi pada anak yang berkelanjutan bahkan hingga keturunan selanjutnya.

Faktor ekstern yang dimaksud dalam hal ini adalah faktor - faktor yang muncul

dari luar lingkungan rumah atau keluarga, seperti lingkungan sekolah, lingkungan

pertemanan, maupun lingkungan masyarakat. Banyak orangtua yang sangat ketat dalam pemilihan makanan untuk

konsumsi keluarganya seperti melarang konsumsi penyedap rasa seperti

monosodium glutamat atau kaldu instan. Selain itu, makanan yang dimakan pun

harus selalu mempertimbangkan kadar gizi dan nutrisinya sehinga mereka lebih

banyak mengolah atau memasak sendiri makanan yang akan dikonsumsi

keluarganya. Bahan - bahannya pun selalu mengunggulkan kualitas terbaik baik

dari kualitas kebersihan, kesegaran, dan lain - lain. Namun tidak sedikit pula

orangtua yang kurang mempedulikan pola konsumsi anak. Makanan yang

dikonsumsi lebih bervariasi, asalkan rasanya enak dan mudah untuk didapat, hal

tersebut sudah cukup. Seperti makanan cepat saji atau yang lebih kita sering dengar

dengan istilah fastfood. Para orangtua yang mengunggulkan rasa dan kepraktisan

cenderung akan sesekali atau bahkan sering menyediakan makanan cepat saji untuk

anak atau keluarganya.Menurut hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, dari data orangtua yang

kami dapatkan dalam perspektif asisten rumah tangga, peran orangtua dalam pola

konsumsi anak sangat berkaitan dengan kegiatan sehari-harinya. Orangtua yang

banyak menghabiskan waktu untuk bekerja di luar rumah mempunyai

kecenderungan untuk sesekali atau bahkan sering untuk menjadikan makanan cepat

saji sebagai solusi konsumsi keluarga mereka. Sedangkan orangtua yang tidak

bekerja, atau bekerja dalam rumah mempunyai kecenderungan untuk tidak memilih

makanan cepat saji sebagai solusi konsumsi keluarga mereka. Namun disamping

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

kecenderungan - kecenderugan tersebut, kebiasaan memasak di rumah pun bisa

menjadi salah satu faktor dalam pemilihan makanan untuk anak atau keluarga.

“Iya mba, berangkat pagi jam 8 pulang sore paling, saya ketemu kalo sebelum dia

berangkat aja.”

Ibu Ning (Nologaten, 19 April 2018)

Dari kelima data yang peneliti dapatkan, semua orangtua-baik bapak maupun

ibu-bekerja kurang lebih delapan jam perhari selama lima hari dalam sepekan.

Namun, yang membedakan adalah waktu bekerja asisten rumah tangga. Dari data

yang peneliti dapatkan, dua dari lima asisten rumah tangga yang kami wawancarai

menetap tinggal bersama dengan majikannya. Orangtua yang memiliki asisten

rumah tangga yang menetap cenderung tidak sama sekali ikut serta dalam

pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, bersih - bersih, dan lain - lain.

Sedangkan orangtua yang memiliki asisten rumah tangga yang tidak menetap

(hanya bekerja menjadi asisten rumah tangga beberapa jam dalam sehari dan tidak

tinggal bersama dengan majikannya) memiliki kecenderungan untuk ikut serta

dalam melakukan kegiatan rumah tangga, terutama memasak di pagi hari. Kegiatan

orangtua memasak untuk anak dan keluarga inilah yang nantinya akan berpengaruh

pada konsumsi makanan cepat saji. Semakin sering orangtua memasak, semakin

kecil kemungkinan anak untuk makan makanan cepat saji atau fastfood. Berlaku

kebalikannya, orangtua yang tidak memasak untuk anak dan keluarganya maka

semakin besar kemungkinan untuk anak mengonsumsi makanan cepat saji. Seperti

yang diceritakan oleh Mbak Isna (salah satu informan asisten rumah tangga),

orangtua atau majikannya jarang sekali memasak, begitu pula Mbak Isna. Orangtua

lebih mengunggulkan kepraktisan dan rasa. Makanan cepat saji pun menjadi solusi

konsumsi keluarga tersebut karena makanan cepat saji mudah didapat (contoh :

melalui layanan pesan antar ataupun drive-thru yang tersedia di restoran makanan

cepat saji) dan menurut mereka rasanya lebh enak jika dibandingkan dengan

masakan yang mereka buat sendiri.

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Gambar 8. Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Kuswanto

Dua dari lima data orang tua yang peneliti dapatkan dalam perspektif asisten

rumah tangga, orangtua sangat ketat dalam pola konsumsi seperti pertimbangan

gizi dan nutrisi. Pertimbangan tersebut dipengaruhi oleh pekerjaan orangtua dan

juga latar belakang orang tua seperti latar belakang pendidikan, latar belakang

keluarga, dan lain - lain.Dari analisis hasil penelitian peneliti mengenai studi persepsi asisten rumah

tangga terhadap konsumsi makanan cepat saji ala barat pada anak, konsumsi

fastfood pada anak sangat dipengaruh latar belakang orangtuanya. Jika orangtua

ketat akan kandungan gizi dan nutrisi yang terkandung dalam makanan untuk

konsumsi anak dan keluarga, maka akan sedikit kemungkinannya untuk memakan

makanan cepat saji ala barat yang bahkan sering dikenal juga dengan istilah

junkfood atau secara harafiah berarti makanan sampah, atau dengan kata lain

makanan yang kandungan gizi dan nutrisinya sedikit dan melalui banyak sekali

proses pengolahan sebelum menjadi makanan siap saji. Namun jika latar belakang

orangtua seperti lingkungan kerja, sosial, ataupun budaya konsumsi yang

diturunkan dari orangtuanya pula tidak begitu pilih - pilih tentang apa yang

dikonsumsi oleh anak ataupun keluarganya, asalkan anak bisa kenyang dan

bahagia, maka akan besar kemungkinannya untuk sering mengkonsumsi makanan

cepat saji ala barat.5. Persepsi Asisten Rumah Tangga Terhadap Konsumsi Anak

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Perubahan gaya hidup (lifestyle) terjadi seiring dengan masuknya pengaruh

globalisasi di Indonesia. Pola makan saat ini telah menyeret sebagian masyarakat

Indonesia untuk cenderung menyukai makanan fast food ala Barat. Terlebih lagi

masyarakat Indonesia kategori anak, di mana mereka memiliki kecenderungan

yang lebih besar untuk mengonsumsi makanan fast food ala barat. Anak merasakan

sensasi kenikmatan makanan fast food ala barat di lidah mereka. Padahal makanan-

makanan fast food tersebut tidaklah layak untuk dikonsumsi secara masif bagi usia

mereka, karena dapat menurunkan kualitas hidup lebih cepat. Seperti kandungan

lemak yang tinggi pada fast food yang dapat mengakibatkan kegemukan dan

membahayakan kesehatan mereka.Serta banyak faktor yang menyebabkan anak untuk lebih memilih makanan

fast food ala barat sebagai alternatif bahkan menjadi prioritas sebagai makanan

keseharian mereka. Diantaranya adalah makanan fast food lebih cepat & mudah

untuk disediakan. Sesuai dengan namanya yang diambil dari kata bahasa Inggris,

yang memiliki arti cepat (fast) & makanan (food), yang diartikan sebagai makanan

yang cepat, sehingga praktis untuk didapatkan tanpa memerlukan waktu yang

cukup lama.Dan faktor lain yang menyebabkan anak untuk cenderung lebih memilih

makanan fast food ala barat adalah variasi makanan. Tentu tak ada orang yang

tahan jika harus mengonsumsi makanan yang sama dalam kurun waktu yang lama.

Hal ini juga yang menjadi alasan bagi banyak orang tua untuk memilih makanan

fast food ala barat untuk anak mereka, karena varian rasanya lebih banyak dan

menggugah selera, sehingga membuat anak tak jenuh mengonsumsinya. Alasan ini

biasanya diperuntukkan bagi para orangtua yang tidak punya banyak waktu untuk

memasak. Mengapa demikian? Misalnya membeli ikan atau daging ayam, para

orangtua harus pergi ke pasar yang dapat menyita banyak waktu mereka. Jika jarak

pasar tersebut dekat dengan tempat tinggal, tentu tak akan menimbulkan masalah.

Namun, jika sebaliknya? Atau ketika malam-malam, ketika anak merasakan lapar

menghampiri dan tak ada sesuatu di rumah yang bisa diolah. Orangtua cenderung

akan lebih memilih untuk pergi ke gerai fast food ala barat terdekat yang banyak

memiliki jam buka hingga 24 jam dalam satu hari. Ada yang lebih mudah &

praktis, mengapa tidak? Itu juga yang menjadi pola pikir kebanyakan orang saat ini

yang lebih memilih untuk mendapatkan sesuatu secara mudah & praktis.Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk mencari tahu bagaimana pola

konsumsi fast food ala barat pada anak saat ini. Peneliti mencari informan yang

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

diharapkan dapat memberikan informasi berkaitan dengan pola konsumsi fast food

ala barat pada anak. Kami mencari informan anak yang terdapat di daerah

Nologaten, Caturtunggal. Dan hasil wawancara dari informan-informan tersebut

kami kompilasikan sebagaimana di paragraf-paragraf selanjutnya. Informan anak

yang diwawancarai merupakan anak dari pemilik rumah tempat asisten rumah

tangga bekerja.Masing-masing dari peneliti mendapatkan satu informan anak yang dapat

diwawancarai. Maka di kelompok peneliti, peneliti mendapatkan lima informan

anak yang berhasil diwawancarai. Kisaran usia mereka cukup beragam, ada yang

sudah kuliah namun masih dapat dikategorikan ke dalam usia anak. Kemudian ada

yang sudah menginjak tingkatan pendidikan SMK. Dan kemudian ketiga informan

anak lain masih dalam kisaran usia pendidikan SD.Kita mulai dari informasi anak berkaitan dengan kebiasaan mengonsumsi

fast food ala barat mereka. Dimulai oleh informan yang merupakan anak pemilik

rumah tempat Ibu Sudarini bekerja, yang sudah menginjak masa kuliah namun

masih dapat dikategorikan usia anak. Informan tersebut membeberkan bahwa dia

jarang sekali makan sayur dan lebih sering mengonsumsi makanan yang dia pesan

melalui aplikasi berbasis online, yaitu go-food. Dan memiliki kecenderungan untuk

memilih makanan fast food lebih besar daripada makanan yang lebih sehat seperti

makanan yang mengandung sayur. Dan informan hanya menjadikan makanan sehat

seperti sayur-sayuran sebagai variasi saja, dan bukan yang utama sebagai konsumsi

informan setiap hari. Dan informan juga membeberkan bahwa dia malas dengan

makanan atau masakan yang sudah disediakan di rumah.

Informan anak tempat Ibu Ning bekerja merupakan siswi kelas 11 di SMK

Perhotelan Karyrini tidak pernah absen sarapan dirumah. Setiap pagi sarapan yang telah di

masak oleh ibu maupun asisten rumah tangga dirumahnya selalu di santapnya untuk

memulai hari sebelum sekolah. Seusai sekolah, di siang hari informan juga sering langsung

pulang kerumah untuk makan siang yang sudah di sediakan Mba Ning asisten rumah

tangganya.

Story Box 6. Informan anak Vera

Kemudian berlanjut pada informan kedua yang merupakan anak pemilik

rumah tempat Ibu Ning bekerja. Informan ini sudah menginjak tingkatan

pendidikan SMK. Informan memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

tersedia di rumah seperti makanan yang berupa masakan. Informan mengatakan

bahwa dia rutin dalam mengonsumsi makanan di rumah setiap pagi dan siang. Dan

informan mengaku pernah mengonsumsi makanan fast food ala barat.Kemudian informan selanjutnya adalah anak terakhir yang menetap di rumah

tersebut. Tempat dimana Mbak Dinar bekerja. Informan tidak memberikan

informasi pola konsumsi fast food ala barat dia kepada peneliti. Justru informan

memberikan keterangan berkaitan dengan pola konsumsi fast food ala barat pada

anak dari saudara informan yang sudah menikah dan kemudian tinggal di rumah itu

juga. Informan menjelaskan bahwa anak tersebut masih menginjak kelas 4 SD. Dan

dia selalu meminta makanan fast food karena rasa ingin anak tersebut untuk

mengonsumsi makanan fast food ala barat. Dan informan menjelaskan bahwa anak

tersebut selalu dituruti untuk membeli makanan fast food ala barat walaupun di

rumah tersebut terdapat makanan atau pun juga masakan yang sudah disediakan di

rumah tersebut.Kemudian beralih ke informan selanjutnya. Informan merupakan anak dari

pemilik rumah tempat Ibu Atik bekerja. Informan anak masih berusia 9 tahun atau

baru menginjak kelas 3 SD. Informan menjelaskan bahwa di rumah tersebut selalu

tersedia makanan yang berupa masakan yang dapat dikonsumsi setiap jam makan

pada umumnya, yaitu setiap pagi, siang, & malam. Informan mengatakan bahwa

dia lebih sering mengonsumsi makanan yang sudah tersedia di rumah daripada

membeli makanan di luar seperti fast food ala barat. Namun di sisi lain informan

menjelaskan bahwa dia juga memiliki hasrat yang tinggi untuk mengonsumsi

makanan fast food ala barat. Informan juga cukup sering mengonsumsi makanan

fast food ala barat walaupun tidak pada tataran rutin dan menjadikannya sebagai

konsumsi utama. Sebut saja, informan anak dapat menyebutkan gerai fast food

mana saja yang pernah dia datangi untuk memesan makanan dan kemudian dia

konsumsi. Contohnya adalah KFC, McDonald, Pizza Hut, Popeye, & Dirty Chick.

Dan informan menjelaskan bahwa alasan dia mengonsumsi makanan fast food ala

barat adalah karena rasanya yang enak & lezat.Berlanjut ke informan anak yang terakhir, yang merupakan anak dari pemilik

rumah tempat Mbak Isna bekerja. Informan anak ini masih menginjak masa TK.

Informan kadang tidak mau bahkan menolak untuk mengonsumsi makanan yang

sudah disediakan di rumah termasuk juga makanan yang sudah dimasak. Dan

informan anak sering kali hanya ingin mengonsumsi makanan fast food ala barat

yang spesifik, yaitu McDonald. Dan informan anak pun sering kali hanya

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

mengonsumsi makanan fast food ala barat saja daripada harus mengonsumsi

makanan yang sudah disediakan di rumah. Terlebih lagi bila informan anak sedang

sakit, maka mutlak saja bahwa makanan yang mau dia konsumsi hanyalah

makanan fast food ala barat saja, dan yang dia inginkan adalah McDonald saja.

“Ya biasanya mau (makanan masakan). Tapi kalo lagi nggak mau makan ya aku

beliin McD (McDonald’s). Kemarin waktu sakit. Yang bisa masuk cuma McD.

Jadi saya beliin.”

Mba Isna (Nologaten, 15 April 2015)

Dari kelima informan tersebut, dapat dilihat bahwa mereka semua pernah

mengonsumsi makanan fast food ala barat. Berbagai alasan dilontarkan informan

mengapa mereka mengonsumsi makanan fast food ala barat. Dan bisa dimengerti

alasan mereka mengonsumsi makanan fast food ala barat sesuai dengan paparan di

awal analisa, bahwa lidah anak sangatlah menyukai sensasi serta kelezatan yang

ditawarkan oleh makanan fast food ala barat. Mengapa tidak? Selebihnya ada

empat dari lima informan yang diwawancarai menunjukkan hasrat serta

ketertarikan dalam mengonsumsi makanan fast food ala barat. Melihat dari

pernyataan-pernyataan mereka, secara tidak langsung menunjukkan bahwa mereka

menempatkan makanan fast food ala barat sebagai makanan favorit mereka.

Bahkan ada yang malas dalam mengonsumsi makanan yang sudah disediakan di

rumah, dan lebih memprioritaskan untuk mengonsumsi makanan fast food ala

barat.Pun juga ketika salah satu informan menerangkan bahwa saat dia sakit, dia

menolak dan mengabaikan semua makanan yang tersedia di rumah, dan hanya

ingin mengonsumsi makanan fast food ala barat. Sebuah cara untuk mendapatkan

makanan fast food ala barat dengan memanfaatkan keadaan fisiknya yang sedang

sakit, sungguh menarik.Ada informasi yang cukup menarik dari salah satu informan. Bahwa dia

dalam mengonsumsi makanan fast food ala barat pada kebiasaannya selalu

menggunakan dan memanfaatkan aplikasi berbasis online, yaitu go-food. Hal ini

menunjukkan bahwa orang semakin mudah & praktis dalam mendapatkan sesuatu.

Saat orang sudah mendapatkan suatu kepraktisan dalam mendapatkan sesuatu, dia

mencoba untuk mencari sesuatu yang lebih praktis lagi. Sudah praktis, ditambah

praktis lagi. Jadilah orang lebih mudah dalam mengonsumsi makanan fast food ala

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

barat. Kemudian saat orang membuka gadget, dan hendak memesan makanan

melalui aplikasi berbasis online seperti go-food, akan ditemukan bahwa gerai-gerai

yang menjual makanan fast food ala barat akan menampilkan seluruh informasi dan

promosi dengan sebaik-baiknya supaya orang tertarik untuk memesan produk

mereka. Terlebih lagi bahwa gerai-gerai makanan fast food ala barat memiliki akses

dalam menampilkan iklan di seluruh media massa, tak luput juga iklan yang

ditampilkan melalui gadget. Di mana hampir semua orang serta hampir semua

kalangan memiliki gadget, hal inilah yang membuat gerai-gerai fast food ala barat

dapat menjaring banyak sekali orang untuk mengonsumsi produk mereka, tak luput

juga para pengguna gadget kalangan usia anak-anak. Pada akhirnya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa masyarakat kalangan

usia anak cenderung tidak mengetahui dampak negatif dari konsumsi makanan fast

food ala barat. Mereka cenderung mementingkan rasa enak & lezat yang

disuguhkan oleh makanan fast food ala barat dan pola pikir kalangan usia anak

cenderung belum mencapai pada tingkat futuristik yang memiliki kekhawatiran

yang akan dampak buruk yang terjadi di masa depan dengan mengonsumsi fast

food ala barat.

Gambar 9. Peneliti bersama Adik Talenta yang menjadi Informan

B. Kesimpulan Analisis Data Lapangan

Menurut hasil observasi selama di lapangan di atas, daerah penelitian merupakan

daerah sub-urban yang terletak persis di belakang Plaza Ambarukmo yang merupakan

salah satu pusat perbelanjaan besar di Yogyakarta, dimana baik di dalam Plaza

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Ambarukmo maupun daerah sekitar Nologaten terdapat restoran makanan cepat saji ala

barat, seperti KFC, Burger King, Popeye, dan lain-lain.

Jasa Asisten Rumah Tangga semakin banyak yang menggunakan karena semakin

sibuknya masyarakat sehingga lebih memilih untuk menggunakan jasa ART

dibandingkan dengan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Secara tidak langsung,

ketika pengguna jasa Asisten Rumah Tangga memiliki anak, konsekuensi dari

penggunaan jasa Asisten Rumah Tangga ialah konsumsi makanan yang dilakukan oleh

anak juga akan diawasi oleh Asisten Rumah Tangga. Orangtua tetap memiliki peran yang

besar dalam menentukan preferensi apa yang anak konsumsi, tetapi jika hal tersebut

sepenuhnya dibebankan kepada ART, maka tentu hal tersebut menjadi tanggungjawab

ART.

Secara garis besar, ada dua kategori Asisten Rumah Tangga yang tidak menetap di

rumah majikan dan yang menetap. Namun, secara garis besar, persepsi mereka terkait

dengan konsumsi ialah sama, yaitu mengenai makanan yang dapat berbentuk berupa

masakan ibu majikan, masakan ART, dan makanan yang dijual di luar rumah seperti

makanan cepat saji. Para informan ART secara umum mendefinisikan makanan cepat saji

sebagai makanan yang dalam penyajiannya tidak membutuhkan waktu yang lama. Hal

ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Kaushik, Narang dan Parakh (2011) yaitu

terkait dengan istilah fast food yang mengarah kepada makanan yang dapat langsung

dimakan. Para informan juga dapat menyebutkan franchise makanan cepat saji, seperti

Popeye, KFC, McDonald’s, dan lain-lain.

Konsumsi yang dilakukan oleh anak sangat dipengaruhi oleh orangtuanya.

Menurut hasil dari penelitian kami, orangtua yang banyak menghabiskan waktunya di

luar rumah cenderung lebih memilih makanan cepat saji untuk konsumsi mereka. Hal ini

sejalan dengan Kaushik, Narang dan Parakh (2011) yang menjelaskan bahwa kebiasaan

mengkonsumsi makanan cepat saji lebih banyak ditemui pada orangtua yang bekerja

karena keterbatasan waktu mereka untuk mempersiapkan makanan di rumah. Sebaliknya,

orangtua yang lebih sering menghabiskan waktunya di rumah cenderung untuk lebih

memilih masakan rumah untuk konsumsi keluarganya. Selain itu, kebiasaan orangtua

untuk memasak di rumah juga mempengaruhi preferensi anak dalam mengkonsumsi

makanan.

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Pemilihan orangtua terhadap makanan yang dikonsumsi bergantung pada latar

belakang status sosial-ekonomi mereka. Akan tetapi, orangtua yang memiliki jam kerja

cukup tinggi cenderung untuk lebih memilih mengkonsumsi makanan cepat saji karena

alasan waktu. Selain itu, jumlah variasi makanan cepat saji yang begitu banyak dan

terlihat menggugah selera makan juga menjadi salah satu faktor orangtua memilih untuk

mengkonsumsi makanan cepat saji. Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji

memang lebih terkenal dikalangan generasi yang lebih muda karena waktu penyajian

yang tidak lama, rasanya yang enak, dan juga strategi pemasaran yang lebih diarahkan

kepada mereka (Kaushik, Narang dan Parakh, 2011).

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

BAB VI

PENUTUP

Penelitian yang berjudul “Studi Persepsi Asisten Rumah Tangga Terhadap Konsumsi

Makanan Cepat Saji ala Barat Pada Anak” menghasilkan empat poin penting, yaitu yang

pertama terkait dengan pengertian konsumsi menurut Asisten Rumah Tangga diantaranya

adalah bahan makanan, masakan, dan minuman. Poin selanjutnya ialah terkait dengan

konsumsi anak, di mana Asisten Rumah Tangga ada yang bertugas untuk membelikan serta

membuatkan konsumsi anak dan juga deskripsi bahwa “fastfood itu enak”. Poin ketiga ialah

terkait dengan pengaruh orangtua terhadap konsumsi anak. Dalam poin ini, ada orangtua

yang memperhatikan asupan gizi anak, ada juga orangtua yang tidak sempat memasak dan

mengerjakan tugas rumah karena bekerja sehingga kedua hal ini dibebankan kepada ART.

Poin terakhir ialah mengenai pengertian makanan cepat saji ala barat yang digambarkan

dalam empat franchise yang familiar oleh mereka, yaitu McDonald’s, KFC, Pizza Hut, dan

Popeye Fried Chicken

Demikian laporan penelitian kualitatif oleh peneliti dengan judul Studi Persepsi Asisten

Rumah Tangga Terhadap Konsumsi Makanan Cepat Saji ala Barat Pada Anak. Peneliti

menyadari masih banyaknya kekurangan yang terdapat dalam laporan ini, sehingga kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan laporan ini. Peneliti

berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

DAFTAR PUSTAKA

Grier, S. A. dkk. (2007) ‘Fast-Food Marketing and Children’s Fast-Food Consumption:

Exploring Parents’ Influences in an Ethnically Diverse Sample’, Journal of Public

Policy & Marketing, 26(2), pp. 221–235. doi: 10.1509/jppm.26.2.221.

Husaini, U. (2009) ‘Metodologi Penelitian Sosial’ Jakarta: Bumi Aksara.

Kaushik, J. S., Narang, M. dan Parakh, A. (2011) ‘Fast food consumption in children’, Indian

Pediatrics, 48(2), pp. 97–101. doi: 10.1007/s13312-011-0035-8.

Miles dan Huberman (1992) ‘Analisis Data Kualitatif’ Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, L. 1997. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Saraswati, P.S., 2011. PERLINDUNGAN UPAH DAN WAKTU KERJA BAGI PEKERJA

RUMAH TANGGA LULUSAN SEKOLAH PRT RUMPUN TJOET NJAK DIEN DI

KOTA YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, UAJY).

Sari, L. N. (2017) ‘4 Alasan Junk Food Jadi Pilihan Utama’ [Daring] Tersedia di:

https://food.idntimes.com/dining-guide/lely-nurvita-sari/ [Diakses pada: 4 Mei 2018].

W, Gulo. (2004) ‘Metodologi Penelitian’ Jakarta: Grasindo.

Zhong, C. dan Devoe, S. E. (2010) ‘You Are How You Eat: Fast Food and Impatience’,

Psychological Science, 21(5), pp. 619–622. Tersedia di:

http://www.jstor.org/stable/41062259.

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

LAMPIRAN

Daftar Informan

No. Nama Informan Tanggal Wawancara Nama Pewawancara

1. Mbak Dinar 15 April 2018 Maulida Afifatu T.

2. Mbak Isna 15 April 2018 Sekar Rahmadhila

3. Ibu Atik 15 April 2018 Ubaidillah Al Azka

4. Ibu Sudarini 19 April 2018 Fatma Nurmawati

5. Ibu Ning 19 April 2018 Caecilia Krisna W.

Checklist Tugas Individu

No Nama

Tugas Individu

Verbatim

TranscriptIndexing Coding

Reflection

Diary

Mind-

Mapping

1Maulida

Afifatu T.✓ ✓ ✓ ✓ ✓

2Caecilia

Krisna W.✓ ✓ ✓ ✓ ✓

3Sekar

Rahmadhila✓ ✓ ✓ ✓ ✓

4Fatma

Nurmawati✓ ✓ ✓ ✓ ✓

5Ubaidillah al

Azka✓ ✓ ✓ ✓ ✓

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Data Networking Kelompok

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Data Networking Individu

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA
Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA
Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Dokumentasi

Perumahan Puri Kenari yang merupakan salah

satu tempat mendapatkan informan.Di sepanjang Jl. Nologaten dapat

ditemui banyak Burjo.

Selain burjo, juga terdapat banyak tempat

makan seperti sate taichan dan ayam gepuk. Selain di Jl. Nologaten, di dalam gang

sekitar daerah Nologaten juga terdapat

banyak Burjo.

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Rumah Ibu Sudarini, tempat peneliti melakukan

wawancara. Jl. Cermai, salah satu tempat peneliti

mencari informan.

Peneliti di lapangan.

Chat peneliti dengan salah satu

informan.

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN …€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM PENELITIAN STUDI PERSEPSI ASISTEN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI ALA BARAT PADA

Chat peneliti dengan salah satu informan.