analisis pelaksanaan praktikum dan …digilib.unila.ac.id/27462/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PERMASALAHANNYAPADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DI SMP
(Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum se-KecamatanTanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2016/2017)
(Skripsi)
Oleh
MEZZA MONICA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ii
ABSTRAK
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PERMASALAHANNYAMATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DI SMP
(Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum se-Kecamatan Tanjungkarang PusatKotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)
Oleh
MEZZA MONICA
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil pelaksanaan praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan di SMP se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan
desain riset eksploratori. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive
sampling yaitu guru IPA kelas VII yang melaksanakan praktikum materi
organisasi kehidupan di SMP se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kotamadya
Bandar Lampung sebanyak lima orang. Data penelitian berupa data deskriptif
mengenai gambaran: (1) pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan;
(2) motivasi guru dan siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi
kehidupan; (3) evaluasi laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh
guru; dan (4) pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan
oleh siswa. Teknik pengambilan data menggunakan triangulasi instrumen berupa
angket, daftar wawancara, dan observasi yang kemudian dianalisis secara
deskriptif.
iii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan guru terhadap pelaksanaan
praktikum, tanggapan siswa terhadap pelaksanaan praktikum, tahapan
pelaksanaan praktikum, dan LKS-praktikum yang disusun guru secara berturut-
turut memperoleh skor 75,21%, 76,10%, 69,91%, dan 49,73%. Simpulan
penelitian ini adalah pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan di SMP
kelas VII se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung pada
tahun pelajaran 2016/2017 yang dilakukan oleh guru dan siswa memiliki kriteria
baik, tahapan pelaksanaan praktikum memiliki kriteria baik, dan LKS-praktikum
yang disusun guru memiliki kriteria cukup baik. Permasalahan yang muncul
dalam kegiatan praktikum yaitu keterbatasan; (1) sarana laboratorium, (2) jumlah
mikroskop cahaya, dan (3) jumlah preparat awetan sel hewan dan sel tumbuhan.
Kata kunci: guru IPA, lks praktikum, organisasi kehidupan, pelaksanaanpraktikum, permasalahan praktikum
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PERMASALAHANNYAPADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DI SMP
(Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum se-KecamatanTanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2016/2017)
Oleh
MEZZA MONICA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Tengah, 15 Mei 1995, yang
merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan
Bapak Sungkawa dengan Ibu Sri Murni. Alamat penulis
yaitu Perumahan VI PT. Gunung Madu Plantations, Desa
Mataram Udik, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten
Lampung Tengah. Nomor HP 085279542976.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Satya Dharma Sudjana GMP (1999-
2001), SD Negeri 04 GMP (2001-2007), SMP Satya Dharma Sudjana GMP
(2007-2010), SMA Negeri 9 Bandar Lampung (2010-2013). Pada tahun 2013,
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN).
Penulis pernah aktif sebagai wakil divisi seni dan tari Formandibula (2013/2014),
dan Asisten Praktikum Mata kuliah Biologi Dasar (2015/2016). Penulis
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Seputih
Mataram dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Pajar Mataram,
Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah (Tahun 2016).
MOTTO
“….Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, boleh jadi pulakamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah yang mengetahui sedang
kamu tidak mengetahuinya.”(QS. Al-Baqarah : 126)
“Sesungguhnya dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan.”(QS. Al-Insyirah: 6)
“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.”(Umar bin Khattab)
“Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat.”(Imam Syafi’i)
“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akanmemudahkan baginya jalan ke surga.”
(HR Muslim)
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirrobbil’alamin, segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT,atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan, serta kekuatan, kesehatan, dan
kesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini.Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada orang-orang yang selalu berharga dan berarti dalam hidupku:
Sungkawa dan Sri Murni, S.Pd.
Papa dan Mama yang telah mendidik dan membesarkanku dengan segala doaterbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku,
memotivasiku, dan mendukung segala langkahku menuju kesuksesan dankebahagian.
Rezza Afgan Al-Ghaffari
Adikku, yang selalu memberikan semangatnya ketika aku dalam kesulitan, danmenyayangiku; serta keluarga besarku di Lampung Tengah yang selalu
kurindukan.
Guru dan dosen atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan.
Almamater tercinta, Kampus Hijau Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul “ANALISIS PELAKSANAAN
PRAKTIKUM DAN PERMASALAHANNYA PADA MATERI ORGANISASI
KEHIDUPAN DI SMP (Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung;
3. Berti Yolida S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
sekaligus Pembimbing I dan pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan
motivasi yang sangat berharga;
xii
6. Seluruh kepala sekolah, guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII yang ada di
SMP Fransiskus Bandar Lampung, SMP Kartika II-2 Bandar Lampung, SMP
Perintis 2 Bandar Lampung, dan SMP Swadaya Bandar Lampung atas
kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu yang telah
diberikan kepada penulis;
8. Rekan-rekan Formandibula (Forum Mahasiswa Pendidikan Biologi), kakak
dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang
kalian berikan;
9. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan syukur yang sebesarnya karena telah mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi ini semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, Juli 2017
Penulis
Mezza Monica
xiv
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 9F. Kerangka Pikir ........................................................................................ 10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA ................................................................................... 13B. Metode Praktikum .................................................................................. 18
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................. 27B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 27C. Desain Penelitian .................................................................................... 28D. Prosedur penelitian ................................................................................. 28E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 32F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 38
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 52B. Pembahasan ............................................................................................ 57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................. 71B. Saran ....................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73
xiv
LAMPIRAN
1. Angket Tanggapan Guru ....................................................................... 782. Angket Tanggapan Siswa ...................................................................... 833. Wawancara kepada Guru ....................................................................... 874. Wawancara kepada Siswa ..................................................................... 925. Lembar Observasi Permasalahan Praktikum pada Materi
Organisasi Kehidupan ........................................................................... 986. Biodata Guru IPA ................................................................................. 1017. Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan ............................................................................................ 1038. Perhitungan Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan ............................................................................................ 1059. Penilaian Penyusunan LKS-praktikum Materi Organisasi
Kehidupan oleh Guru ........................................................................... 10610. Perhitungan Penyusunan LKS-praktikum Materi Organisasi
Kehidupan oleh Guru ........................................................................... 10711. Pengolahan Data Angket Tanggapan Guru di SMP se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung ............................ 10812. Data Gabungan dari Angket Tanggapan Guru di SMP
se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung .... 11013. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa di SMP se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung ............................ 11114. Data Gabungan dari Angket Tanggapan Siswa di SMP
se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung .... 12615. LKS-praktikum Guru di SMP se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat
Kotamadya Bandar Lampung .............................................................. 12816. Foto-foto Dokumentasi Penelitian ....................................................... 132
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Persebaran Populasi dan Sampel Guru dalam Penelitian ....................... 282. Sampel Perwakilan Siswa ...................................................................... 303. Kisi-kisi Angket Tanggapan Kepada Guru ............................................ 344. Kisi-kisi Angket Tanggapan Kepada Siswa ........................................... 355. Kisi-kisi Wawancara kepada Guru ......................................................... 366. Kisi-kisi Wawancara kepada Siswa ..................................................... 377. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Guru Sampel mengenai
Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan .......................... 408. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Guru terhadap Pelaksanaan
Praktikum Materi Organisasi Kehidupan ............................................... 419. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan
Praktikum Materi Organisasi Kehidupan ............................................... 4410. Lembar Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi
Organisasi Kehidupan ............................................................................ 4611. Lembar Penilaian Penyusunan LKS-Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan .............................................................................................. 4912. Hasil Persentase Skor Angket Tanggapan Guru terhadap
Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan se-KecamatanTanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung .............................. 53
13. Hasil Persentase Skor Angket Tanggapan Siswa terhadapPelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan se-KecamatanTanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung .............................. 54
14. Hasil Penilaian Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi OrganisasiKehidupan yang dilakukan oleh Guru se-Kecamatan TanjungkarangPusat Kotamadya Bandar Lampung ....................................................... 55
15. Hasil Penilaian Penyusunan LKS-Praktikum Materi OrganisasiKehidupan yang dilakukan oleh Guru se-Kecamatan TanjungkarangPusat Kotamadya Bandar Lampung ....................................................... 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................................ 122. Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan Oleh Guru 1 ... 1323. Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan Oleh Guru 2 ... 1334. Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan Oleh Guru 3 ... 1345. Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan Oleh Guru 4 ... 1356. Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan Oleh Guru 5 ... 136
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sains atau IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan ilmu dasar yang
diperlukan oleh siswa untuk belajar mengenai alam dan juga segala
aktivitasnya. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 IPA
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Sebagaimana diungkapkan Mulyasa dalam Indriastuti,
Herlina dan Widyaningrum (2013: 125), pendidikan IPA menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
siswa menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Proses pembelajaran IPA menitikberatkan pada suatu proses penelitian. IPA
mampu meningkatkan proses berpikir siswa untuk memahami fenomena-
fenomena alam. Hal ini disebabkan karena IPA berawal dari suatu proses
penemuan para ahli, misalnya Archimedes mampu menemukan hukum
Archimedes ketika beliau diminta Raja untuk mengetahui berat emas pada
mahkotanya (Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 10).
2
Salah satu cakupan IPA adalah pelajaran Biologi yang membahas mengenai
mahluk hidup dan lingkungan, dimana pembelajaran sangat erat dengan
dilakukannya suatu percobaan atau praktikum. Sebagaimana diungkapkan
Munandar (2016: 13), melalui pembelajaran IPA-Biologi dapat dibangun
berbagai keterampilan berpikir tingkat tinggi salah satunya dengan
merumuskan hipotesis, yang dapat memacu dikembangkannya berbagai
kemampuan berpikir siswa. Kemampuan berpikir ini kurang dapat
berkembang pada pembelajaran IPA-Biologi apabila dilakukan tanpa
eksperimen atau praktikum.
Kegiatan laboratorium/praktikum merupakan kegiatan yang melibatkan
seluruh aktivitas, kreativitas, dan intelektualitas siswa. Salah satu
keterampilan dan kreativitas yang diperlukan dan harus dikuasai siswa adalah
merencanakan suatu percobaan, meliputi keterampilan menentukan alat dan
bahan, menentukan variabel, menentukan hal-hal yang perlu diamati dan
dicatat, menentukan langkah kerja, serta cara pengolahan data untuk menarik
kesimpulan sementara (Ottander dan Grelsson dalam Maknun dkk., 2012:
142).
Kesiapan laboratorium diperlukan untuk terlaksananya kegiatan praktikum
yang ideal, diantaranya kesiapan sarana prasarana laboratorium Biologi,
kesiapan pengelolaan penyelenggaraan praktikum Biologi, dan juga kesiapan
dalam membelajarkan keterampilan praktikum. Ketersediaan laboratorium
untuk kegiatan praktikum di sekolah sebagaimana Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana
3
SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA, maka seluruh sekolah wajib memiliki
laboratorium IPA (termasuk Biologi). Kemudian didukung pula oleh
Permendikbud No. 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal
(SPM) disetiap SMP harus tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk siswa dan minimal satu set
peralatan praktik IPA untuk mendemonstrasikan dan eksperimen.
Pengertian laboratorium menurut Munandar (2016: 3), merupakan tempat
proses belajar dengan aktivitas praktikum yang melibatkan interaksi antara
siswa, peralatan, dan bahan. Melalui kegiatan praktikum di laboratorium
diharapkan siswa dapat mempelajari, memperoleh pemahaman, dan
pengalaman langsung mengenai sifat, rahasia, dan gejala-gejala alam
kehidupan yang tidak dapat dijelaskan secara verbal. Tezcan dan Bilgin
dalam Demircioglu dan Yadigoroglu (2011: 514), mengungkapkan bahwa
pembelajaran berbasis praktikum lebih membantu siswa dalam
menghilangkan kekeliruan dalam memahami materi yang dipelajari.
Pengelolaan penyelenggaraan praktikum juga merupakan salah satu indikator
kesiapan laboratorium Biologi dalam menunjang pelaksanaan kegiatan
praktikum, sebagaimana diungkapkan Rahmiati dalam Indriastuti, Herlina,
dan Widiyaningrum (2013: 128), bahwa kemampuan guru dalam
menggunakan alat dan bahan, ketersedian/kelengkapan sarana dan prasarana
dan teknisi pengelolaan laborotorium yang efektif merupakan aspek-aspek
yang penting dalam memanfaatkan laboratorium di sekolah menengah. Selain
itu menurut Hofstein dan Rachel dalam Indriastuti, Herlina, dan
4
Widiyaningrum (2013: 130), kegiatan belajar melalui praktikum di
laboratorium dikatakan bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk
memanipulasi peralatan dan bahan dalam rangka untuk membangun
pengetahuan siswa tentang fenomena dan konsep-konsep ilmiah yang
berkaitan dengan apa yang dipelajari. Kertiasa dalam Indriastuti, Herlina, dan
Widiyaningrum (2013: 129), juga mengungkapkan bahwa, memahami
petunjuk kerja merupakan salah satu hal yang terpenting dalam melaksanakan
kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum tidak akan berjalan dengan lancar
tanpa memahami petunjuk kerja yang akan dilakukan. Sama halnya dengan
tata tertib laboratorium yaitu untuk menjaga kelancaran, keselamatan dan
keamanan pengguna laboratorium.
Hasil penelitian terdahulu mengenai kesiapan dalam memanipulasi
keterampilan laboratorium oleh Indriastuti, Herlina, dan Widiyaningrum
(2013: 30), menunjukkan bahwa kemampuan sebagian besar siswa SMA
Negeri di Kabupaten Brebes memahami dengan baik bagian-bagian dan
penggunaan mikroskop. Hal ini dikarenakan sebelum kegiatan praktikum
dimulai guru selalu memberikan contoh pemakaian alat praktikum dengan
benar kepada siswa, siswa mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam
menggunakan peralatan praktikum (mikroskop dan alat bantunya).
Pengelolaan serta kesiapan laboratorium untuk menunjang kegiatan
praktikum yang ideal masih kurang cukup apabila tidak dilakukan
evaluasi/penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran yang
dilakukan telah tercapai. Penilaian dalam kegiatan praktikum dapat berupa
5
penilaian performa (performance assessment). Menurut Mislevy dan Knowles
dalam Abidin (2016: 245), bahwa penilaian praktik yakni penilaian yang
digunakan untuk menguji siswa mendemonstrasikan secara aktif
keterampilan-keterampilan tertentu yang ditugaskan guru. Penilaian ini
digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
realistis matematis. Contoh penilaian ini dapat berupa penugasan kepada
siswa untuk melakukan penelitian atau eksperimen.
Materi organisasi kehidupan merupakan materi yang abstrak apabila tidak
dilakukan praktikum, sehingga diperlukan adanya praktikum agar siswa tidak
memiliki perbedaan persepsi mengenai bentuk sel hewan dan sel tumbuhan
yang ditemukan melalui pengamatan menggunakan mikroskop. Observasi
kegiatan praktikum IPA pada materi organisasi kehidupan di SMP se-
Kecamatan Tanjungkarang Pusat dilakukan dengan wawancara pada guru dan
siswa. Hasil wawancara kepada guru menunjukkan bahwa terdapat beberapa
sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan praktikum pada materi organisasi
kehidupan. Kendala yang dihadapi oleh guru di beberapa sekolah yang tidak
melakukan kegiatan praktikum pada materi tersebut dikarenakan keterbatasan
akan sarana laboratorium dan juga kurangnya ketersediaan alat dan bahan
yang digunakan dalam kegiatan praktikum, contohnya mikroskop hanya
tersedia dalam jumlah yang terbatas dan tidak layak guna. Selain itu latar
belakang pendidikan beberapa guru IPA yang ada bukan merupakan lulusan
pendidikan Biologi, sehingga kesulitan dalam memahami materi Biologi dan
mengintegrasikannya dengan kegiatan praktikum yang dilakukan.
6
Hasil wawancara dengan beberapa siswa bahwa praktikum pada materi
organisasi kehidupan membantu mereka dalam mengetahui bentuk dari sel
hewan dan sel tumbuhan juga memahami fungsinya. Pengalaman-
pengalaman baru yang didapatkan siswa ketika mengamati sel tumbuhan
sebagai contoh sayatan daun Rhoe discolor melalui mikroskop merangsang
rasa ingin tahu siswa dikarenakan mereka dapat mencoba dan mengamati
tidak hanya mengimajinasikan melalui gambar yang ada dalam materi buku
ataupun penjelasan yang disampaikan oleh guru. Dengan dilakukannya
kegiatan praktikum siswa juga mengungkapkan bahwa mereka lebih paham
dibandingkan jika hanya dilakukan pembelajaran melalui teori di dalam kelas.
Hasil penelitian terdahulu mengenai pelaksanaan praktikum sudah diteliti
oleh peneliti sebelumnya antara lain: (1) Paramita (2016: 8), bahwa
pelaksanaan praktikum Biologi di SMA Negeri 1 Kartasura dengan
presentase 66,8%, artinya pelaksanaan praktikum sudah terlaksana dengan
baik. Pelaksanaan praktikum ini meliputi beberapa indikator yaitu kesesuaian
materi praktikum, jumlah pelaksanaan praktikum, minat siswa terhadap
pelaksanaan praktikum, persiapan dan pelaksanaan praktikum, serta kendala
dalam pelaksanaan praktikum; (2) Saraswati (2016: 8-10), kemampuan
menggunakan mikroskop siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sidoharjo Wonogiri
semester genap tahun ajaran 2015/2016 sudah baik dengan persentase
(80,51%), kemampuan menggunakan mikroskop tertinggi pada aspek
membawa mikroskop (100%) sedangkan terendah pada aspek menggambar
hasil pengamatan hanya (61,75%). Kemampuan siswa dalam membuat
preparat sendiri dari Allium cepa dan Rhoe discolor memperoleh persentase
7
yang cukup rendah sebesar (62,3%), siswa mengalami kesulitan dalam
membuat irisan Allium cepa dan juga kesulitan menyayat daun Rhoe discolor
dengan tipis, sehingga pada saat pengamatan di bawah mikroskop sel
epidermis Alium cepa dan daun Rhoe discolor tidak terlihat jelas.
Berdasarkan uraian di atas, pelaksanaan praktikum pada materi organisasi
kehidupan yang diharapkan dan kenyataan yang ada di lapangan terdapat
ketimpangan dalam prosesnya, sebagai evaluasi atau bahan rujukan demi
pelaksanaan praktikum yang sesuai dan meningkatkan pembelajaran IPA-
Biologi yang berkualitas peneliti menganggap perlu untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pelaksanaan Praktikum dan
Permasalahannya pada Materi Organisasi Kehidupan di SMP (Studi
Deskriptif Pelaksanaan Praktikum se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat
Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan
di SMP pada kelas VII se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kotamadya
Bandar Lampung?
2. Bagaimanakah permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan praktikum
pada materi organisasi kehidupan di SMP pada kelas VII se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung?
8
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisis:
1. Pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan di SMP pada
kelas VII se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar
Lampung.
2. Permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan praktikum pada materi
organisasi kehidupan di SMP pada kelas VII se-Kecamatan Tanjungkarang
Pusat Kotamadya Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Peneliti, yaitu memberikan bekal pengetahuan, wawasan, dan pengalaman
baru mengenai pelaksanaan praktikum, penilaian dalam pelaksanaan
praktikum sehingga mampu berproses menjadi guru Biologi yang
profesional dalam melaksanakan praktikum di sekolah.
2. Guru, yaitu memberikan gambaran mengenai analisis pelaksanaan
praktikum, penilaian yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum
sehingga dapat dijadikan evaluasi untuk meningkatkan pembelajaran IPA
materi Biologi pada siswa.
3. Sekolah, yaitu memberikan informasi mengenai pelaksanaan praktikum
pada pembelajaran Biologi di sekolah dalam upaya peningkatan mutu
sekolah dan kualitas pembelajaran.
9
E. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini agar tidak terlalu luas dan menyimpang dari tujuan awal
diadakannya penelitian ini, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian
sebagai berikut:
1. Analisis pelaksanaan praktikum merupakan kegiatan untuk menyelidiki
suatu objek tertentu secara sistematis, untuk memperoleh informasi yang
jelas yang bertujuan untuk melatih kompetensi tertentu dengan
menggunakan fasilitas laboratorium ataupun di luar laboratorium. Aspek
dalam pelaksanaan praktikum yang akan dianalisis pada materi organisasi
kehidupan di kelas VII yaitu: (1) pelaksanaan praktikum oleh guru dan
siswa; (2) motivasi guru dan siswa terhadap pelaksanaan praktikum;
(3) evaluasi laporan hasil praktikum oleh guru; dan (4) pembuatan laporan
hasil praktikum oleh siswa.
2. Permasalahan praktikum merupakan kendala yang dihadapi pada saat
pelaksanaan praktikum. Ditinjau dari beberapa indikator, kemungkinan
permasalahan yang dihadapai pada saat kegiatan praktikum materi
organisasi kehidupan antara lain: (1) ketersediaan sarana laboratorium; (2)
kelengkapan alat untuk melaksanakan praktikum; (3) kelengkapan bahan
untuk melaksanakan praktikum; (4) ketersedian LKS-praktikum.
3. Materi Biologi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari siswa mengenai makhluk hidup dan kehidupannya untuk
memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Materi Biologi yang
diamati dalam penelitian ini yaitu materi organisasi kehidupan di SMP
10
kelas VII tahun pelajaran 2016/2017 yaitu pada KTSP: KD 6.3
mendeskripsikan keragaman pada organisasi kehidupan.
4. Subjek penelitian merupakan keseluruhan objek dalam penelitian. Dalam
penelitian ini subjek penelitian yaitu seluruh guru IPA yang melakukan
praktikum pada materi organisasi kehidupan di SMP se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2016/2017.
F. Kerangka Pikir Penelitian
Pembelajaran IPA khususnya pada materi Biologi tidak terlepas dari kegiatan
praktikum. Praktikum berperan dalam memberikan pengalaman secara
langsung untuk mengembangkan keterampilan proses, kemampuan berpikir,
dan juga kompetensi siswa. Dengan adanya kegiatan praktikum akan
melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif ketika mereka mencoba dan
membuktikan konsep-konsep Biologi yang akan dipelajari melalui metode
ilmiah.
Pelaksanaan praktikum yang ideal dapat dilakukan di ruang laboratorium
maupun di alam sekitar. Pelaksanaan praktikum pada materi organisasi
kehidupan akan efektif jika memperhatikan pengelolaan dan juga kesiapan
laboratorium terhadap ketersediaan peralatan laboratorium, ketersediaan
bahan yang akan digunakan, motivasi guru dalam merencanakan hingga
melaksanakan kegiatan praktikum, motivasi siswa dalam memahami tata
tertib praktikum, petunjuk kerja praktikum, serta memahami Kesehatan dan
11
Keselamatan Kerja (K3) dalam menggunakan alat dan bahan pada saat
kegiatan praktikum berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan praktikum melibatkan peran guru dan juga siswa. Peran
guru dalam pelaksanaan praktikum sebagai fasilitator, motivator dan juga
evaluator. Dalam hal ini guru yang memimpin dan mengelola kegiatan
praktikum sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan dengan kondusif.
Pelaksanaan praktikum oleh guru pada materi organisasi kehidupan
dijabarkan kedalam beberapa deskripsi aspek, berupa: (1) pelaksanaan
praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan; (2)
motivasi guru terhadap pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada
materi organisasi kehidupan; dan (3) evaluasi laporan hasil praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan oleh guru.
Pelaksanaan praktikum membantu siswa dalam mengamati suatu masalah,
kemudian mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Kegiatan
praktikum pada materi organisasi kehidupan dapat memberikan pengetahuan
secara nyata kepada siswa dan dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman konsep dan keterampilan proses, sehingga siswa tidak hanya
paham akan materi ataupun teori yang didapatkan ketika pembelajaran di
kelas tetapi juga didukung dengan adanya keterampilan proses seperti
pengamatan langsung, observasi ataupun percobaan yang dilakukan di
laboratorium. Pelaksanaan praktikum oleh siswa pada materi organisasi
kehidupan dijabarkan kedalam beberapa deskripsi aspek: (1) pelaksanaan
praktikum dan permasalahannya; (2) motivasi siswa terhadap pelaksanaan
12
praktikum dan permasalahannya; dan (3) pembuatan laporan hasil praktikum
dan permasalahannya oleh siswa.
Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dapat
menghambat keterlaksanaan kegiatan praktikum. Pada pelaksanaan praktikum
materi organisasi kehidupan, permasalahan yang dihadapi seperti:
(1) ketersediaan sarana laboratorium; (2) kelengkapan alat untuk
melaksanakan praktikum; (3) kelengkapan bahan untuk melaksanakan
praktikum; dan (4) ketersedian LKS-praktikum.
Kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Pelaksanaan Praktikum
Analisis Pelaksanaan Praktikum dan Permasalahannya
Guru Siswa
1. Pelaksanaan
praktikum pada materi
organisasi kehidupan.
2. Motivasi siswa
terhadap pelaksanaan
praktikum pada materi
organisasi kehidupan.
3. Pembuatan laporan
hasil praktikum pada
materi organisasi
kehidupan oleh siswa.
1. Pelaksanaan
praktikum materi
organisasi kehidupan.
2. Motivasi guru
terhadap pelaksanaan
praktikum pada materi
organisasi kehidupan.
3. Evaluasi laporan hasil
praktikum pada materi
organisasi kehidupan
oleh guru.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan rumpun ilmu, memiliki
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual),
baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-
akibatnya (Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 22). Munandar (2016: 11)
mengungkapkan bahwa, IPA merupakan ilmu dasar (basic science) yang
membekali siswa belajar tentang alam dengan segala aktivitasnya dan
mendasari ilmu-ilmu terapannya, seperti kedokteran, pertanian, peternakan,
teknik, astronomi, dan sebagainya. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006, IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu IPA merupakan ilmu
dasar yang diperlukan oleh siswa untuk belajar mengenai alam dan juga
segala aktivitasnya.
Konsep IPA merupakan suatu konsep yang memerlukan penalaran dan proses
mental yang kuat pada seorang siswa. Proses mental siswa dalam
mempelajari IPA merupakan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan atau
14
skema kognitif siswa yang tersusun dari atribut-atribut dalam bentuk
keterampilan dan nilai untuk mempelajari fenomena alam. Konsep IPA untuk
sebagian besar siswa merupakan konsep yang sulit. Sehingga seorang guru
dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran IPA jika dia mampu mengubah
pembelajaran yang semula sulit menjadi mudah, yang semula tidak menarik
menjadi menarik, yang semula tidak bermakna menjadi bermakna sehingga
siswa menjadikan belajar IPA adalah kebutuhan bukan karena keterpaksaan
(Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 10-11).
Pembelajaran IPA ditunjang melalui proses-proses ilmiah sehingga ber-
hubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA
merupakan suatu proses penemuan bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip.
Pembelajaran IPA diharapkan mampu menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan model
pembelajaran inkuiri sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi dalam mengenali alam sekitar secara
ilmiah. IPA membantu siswa dalam proses mengidentifikasi masalah dan cara
memecahkan masalah yang ia hadapi (BSNP, 2006: 113).
Pembelajaran IPA sangat erat hubungannya dengan eksperimen atau
praktikum. Kegiatan praktikum biasanya dapat dilakukan dalam ruang
laboratorium ataupun pengamatan langsung di lapangan. Menurut Munandar
(2016: 4), pembelajaran IPA-Biologi dapat menggunakan laboratorium
15
melalui praktikum ataupun percobaan, eksperimen, maupun pembuktian. Hal
ini sesuai sebagaimana diungkapkan oleh Koretsky, Christine, dan Gummer
dalam Subamia, Wahyuni, dan Widiasih (2015: 685), kegiatan laboratorium
memberi peran yang sangat besar terutama dalam membangun pemahaman
konsep, verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep, menumbuhkan kete-
rampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah dan kemampuan afektif
siswa), dan menumbuhkan “rasa suka” terhadap pelajaran IPA.
Proses pembelajaran IPA tidak bisa dilepaskan dari ciri siswa karena dalam
perkembangan proses berpikir, siswa menempuh berbagai tingkat kognitif.
Oleh karena itu, dalam menyampaikan bahan pelajaran guru harus
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Dalam proses
pembelajaran IPA diperlukan kegiatan nyata yang rasional atau dapat
dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial (Agustiana dan
Tika, 2013: 276). Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA
diarahkan untuk mencari tahu dan melakukan sesuatu sehingga dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar (Suwanto, 2010: 191-192).
Pembelajaran IPA-Biologi sebagaimana diungkapkan Haigh dalam Maknun
dkk., (2012: 142), bahwa seorang guru harus mampu melibatkan konsep-
konsep siswa, mengembangkan keterampilan esensial (observasi, klasifikasi,
mengukur, komunikasi, manipulasi, menyimpulkan, prediksi, dan
16
kemampuan kerja sama), seperangkat proses ilmiah, dan identifikasi,
relevansi, dan penerapan konsep-konsep. Selain itu juga perlu melibatkan
ranah afektif yang perlu dikembangkan, mencakup minat, keterlibatan, dan
aplikasi. Sehingga dalam pembelajaran IPA-Biologi menurut Munandar
(2016: 10), sebaiknya dilaksanakan secara scientific inquiry (inkuiri ilmiah)
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Hal ini
mendukung yang diungkapkan oleh Hanafiah dan Suhana dalam Aldilla,
Marianingsih, dan Nulhakim (2016: 3), bahwa pembelajaran berbasis guided
inquiry melibatkan secara maksimal kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat
menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud
adanya perubahan perilaku.
Pada pembelajaran IPA, siswa secara utuh harus aktif mengembangkan
sendiri kemampuan kognitif, afektif, serta psikomotoriknya melalui proses
mentalnya untuk mengasimilasi dan mengakomodasi segala sesuatu yang
ditemukan dalam interaksinya dengan lingkungan sekitar. Siswa tidak lagi
belajar hanya berorientasi pada penghafalan mengenai produk IPA (konsep,
prinsip, hukum, dan sebagainya), tetapi beralih pada penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan produk-produk IPA. Di samping itu, siswa
dituntut mampu mengembangkan metode ilmiah dalam melakukan proses-
proses mentalnya (Agustiana dan Tika, 2013: 276).
17
Mempelajari IPA sebagaimana diungkapkan Munandar (2016: 11-12), siswa
akan belajar mengenai alam dengan segala aktivitasnya dengan cara antara
lain:
1) IPA berkaitan dengan cara mencari tahu melalui inquiry tentang alam
secara sitematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penugasan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip
saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
2) IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari.
3) IPA menekankan pada pemberian langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah.
4) IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat membantu
siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
dirinya dan alam sekitar.
5) IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep
dan proses sains.
6) Keterampilan proses dalam IPA meliputi: keterampilan mengamati,
mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar
dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja,
mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta
mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan
18
memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan
atau memecahkan masalah sehari-hari.
7) IPA dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan
deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa
alam sekitar.
8) Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan
dengan menggunakan pemahaman dalam bidang Matematika, Biologi,
Fisika, Kimia, dan pengetahuan pendukung lainnya.
B. Metode Praktikum
Kegiatan eksplorasi merupakan kunci utama dalam inkuiri ilmiah, tanpa
proses eksplorasi, siswa tidak dapat secara langsung merumuskan hipotesis.
Peneliti membangun wawasan disiplin ilmu dari pengalaman yang kaya akan
fenomena, dimana siswa juga harus terlibat dalam praktiknya. Dengan
meningkatkan pengetahuan siswa tentang fenomena Biologi pada organisme
dan juga tingkat sistem, kegiatan eksplorasi menjadi dasar utama untuk
interpretasi dalam pembelajaran itu lebih bermakna (Puttick, Dryton, dan
Cohen, 2015: 16). Dalam hal ini kegiatan eksplorasi dalam pembelajaran
siswa berupa praktikum yang dilakukan di dalam ruang laboratorium ataupun
pengamatan dan observasi secara langsung di lapangan. Sebagaimana
diungkapkan oleh Munandar (2016: 4-5), bahwa praktikum merupakan
strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mempraktikkan
secara empiris dalam belajar IPA (Biologi, Fisika, Kimia), mengintegrasikan
19
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik menggunakan sarana
laboratorium.
Kegiatan laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam
pembelajaran Biologi dan sains. Kegiatan laboratorium berfungsi
menghubungkan teori/konsep dan praktik, meningkatkan daya tarik atau
minat siswa (Ottander dan Grelsson dalam Maknun dkk., 2012: 142).
Kegiatan laboratorium adalah cara aktif, dan interaktif mengajar dan metode
pembelajaran yang menuntut siswa untuk terlibat dalam mengamati atau
memanipulasi alat dan bahan, memiliki peran khusus terhadap pengembangan
siswa dalam memahami konsep-konsep ilmu pengetahuan, meningkatkan
keterampilan kognitif mereka, mengembangkan sikap positif serta
merangsang siswa untuk upaya pencapaian prestasi yang lebih tinggi (Hunt,
Koenders, dan Gynnild dalam Gobaw, 2016: 35).
Kegiatan praktikum sangat dimungkinkan adanya penerapan beragam
keterampilan proses sains sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang
mendukung proses perolehan pengetahuan (produk keilmuan) dalam diri
siswa. Disinilah tampak betapa praktikum memiliki kedudukan yang amat
penting dalam pembelajaran IPA, karena melalui praktikum siswa memiliki
peluang mengembangkan dan menerapkan keterampilan proses sains, sikap
ilmiah dalam rangka memperoleh pengetahuannya (Subiantoro dalam
Chodijah, 2016: 20).
Pentingnya keterampilan laboratorium ditekankan oleh Watson, Prieto, dan
Dillon dalam Maknun dkk., (2012: 142), bahwa pendekatan keterampilan
20
laboratorium dapat memberikan pengalaman langsung, pengalaman pertama
kepada siswa, sehingga mampu mengubah persepsi siswa tentang hal-hal
penting. Oleh karena itu selama proses pembelajaran perlu dilatihkan
keterampilan esensial laboratorium. Beasly dalam Maknun dkk., (2012: 142),
menyatakan bahwa ragam keterampilan laboratorium yang harus dimiliki
siswa adalah: (1) memilih, memasang, mengoperasikan, membuka,
membersihkan, dan mengembalikan peralatan; (2) mencocokkan peralatan;
(3) membaca alat ukur dengan teliti; (4) menangani, menyiapkan, dan
menyadari bahaya bahan kimia; (5) mendeteksi, mengkalibrasi, dan
memperbaiki kesalahan dalam mengatur peralatan; (6) menggambar peralatan
dengan akurat.
Tiga bentuk praktikum di sekolah sebagaimana diungkapkan Rustaman dalam
Munandar (2016: 6):
1) Latihan, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dasar, seperti
menggunakan indera mata untuk melakukan observasi mikroskopis,
bekerja secara aman di laboratorium, menggunakan peralatan dengan
tepat, dan melaksanakan praktikum dengan benar.
2) Penyelidikan, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah. Siswa bekerja seperti ilmuwan, mengidentifikasi
masalah, merumuskan masalah, merancang cara terbaik untuk
memecahkan masalah, menerapkannya dalam kegiatan praktikum,
menganalisis dan mengevaluasi hasilnya. Dengan praktikum ini memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar divergent thinking dan
memanipulasi variabel.
21
3) Pengalaman belajar, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi
pelajaran. Praktikum jenis ini dapat terwujud apabila siswa diberi
kesempatan untuk memahami fenomena alam menggunakan inderanya
(peraba, pengecap, pembau, penglihat, dan pendengar).
Secara garis besar praktikum sering dikaitkan dengan beberapa tujuan: (1)
untuk memotivasi siswa sebab kegiatan praktikum pada umumnya menarik
bagi siswa sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar sains; (2) untuk
mengajarkan keterampilan dasar ilmiah; (3) untuk meningkatkan pemahaman
konsep; (4) untuk memahami dan menggunakan metode ilmiah; dan (5) untuk
mengembangkan sikap-sikap ilmiah (Rustaman dalam Hasruddin dan Rezeqi,
2012: 18).
Terdapat lima kategori keterampilan yang dapat diperoleh siswa setelah
belajar IPA dengan praktikum menurut Maknun dkk., (2012: 148) yakni; (1)
keterampilan memperoleh (acquisative skills), (2) keterampilan
mengorganisasi (organizational skills), (3) keterampilan kreatif (creative
skills), (4) keterampilan manipulasi (manipulative skills), dan (5)
keterampilan komunikasi (communicative skills).
Penelitian yang terkait kegiatan praktikum sudah pernah diteliti oleh peneliti
sebelumnya oleh Litasari, Setiati, dan Herlina (2014: 174), menyatakan
bahwa siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran Biologi berbasis
laboratorium dalam kegiatan belajar di sekolah. Siswa menganggap bahwa
pembelajaran berbasis laboratorium lebih menyenangkan dan tidak
membosankan. Hal ini sesuai dengan Wisudawati dan Sulistyorini (2015: 41),
22
bahwa peran guru dalam proses pembelajaran IPA sebagaimana dalam teori
behaviorisme adalah untuk membuat suatu stimulus yang mampu
menciptakan respons siswa agar tertarik dengan konsep IPA. Stimulus yang
dimaksud dapat berupa penyajian materi yang menarik, pengembangan
eksperimen-eksperimen IPA yang menarik, aplikasi dalam kehidupan sehari-
hari siswa, dan mengoptimalkan siswa agar terlibat aktif. Ihejiamaizu dan
Ochui (2016: 68), mengungkapkan bahwa penggunaan peralatan laboratorium
Biologi secara langsung dapat meningkatkan keterampilan kinerja siswa,
karena penggunaan peralatan laboratorium membuat belajar sains begitu
nyata bagi siswa. Pembelajaran Biologi tidak dapat efektif dalam kondisi
dimana peralatan tidak digunakan atau kurang dimanfaatkan.
Kegiatan praktikum membutuhkan sumber belajar atau rujukan objek dan
bahan yang digunakan untuk kegiatan praktikum. Sumber belajar yang
penting dapat berupa buku ajar berisi materi wajib yang digunakan oleh siswa
maupun LKS (Lembar Kerja Siswa), sebagaimana diungkapkan Trianto
dalam Sari (2016: 42) menyatakan bahwa LKS adalah panduan yang
digunakan oleh siswa untuk melakukan penyelidikan ataupun mengembang-
kan kemampuan baik dari aspek kognitif atau yang lainnya. LKS memuat
sekumpulan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan
kemampuannya sesuai indikator yang sudah ditetapkan.
LKS-praktikum merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembang-
kan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran untuk
membantu siswa belajar secara terarah. LKS-praktikum dapat menunjang
23
kegiatan praktikum dan berfungsi sebagai alat evaluasi dalam proses
pembelajaran (Widjajanti dalam Pratiwi, Saputro, dan Nugroho, 2015: 33).
Hal ini mendukung hasil penelitian oleh Wulandari dalam Putri dan
Widiyatmoko (2013: 103) yang menyatakan bahwa siswa merasa senang
apabila LKS digunakan dalam pembelajaran karena membuat mereka
mengerti cara merancang percobaan IPA dengan langkah percobaan
sederhana, mudah dipahami, dan dilaksanakan.
LKS sangat baik dipakai untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam
belajar, baik digunakan dalam strategi heuristik maupun strategi ekspositorik.
Dalam strategi heuristik, LKS dipakai dalam penerapan metode terbimbing,
sedangkan strategi ekspositorik, LKS dipakai untuk memberikan latihan
pengembangan (Hamdani dalam Norhasanah dan Fanani, 2016: 308). Hasil
penelitian oleh Purnaningtyas dalam Putri dan Widiyatmoko (2013: 105),
bahwa penggunaan LKS IPA berbasis inkuiri pada proses pembelajaran IPA
di kelas mampu menarik siswa untuk mengembangkan keterampilan proses
sains. Sumiati dan Asra dalam Norhasanah dan Fanani (2016: 307), juga
menyatakan LKS dapat menjadi sarana umpan balik dalam mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran. Pemberian umpan balik yang dilakukan
secara terus menerus akan mendorong motivasi belajar yang bersifat
instrinsik dan keefektifan belajar. Sebaliknya siswa yang belum memahami
materi pelajaran cenderung akan kesulitan dalam mengerjakan LKS.
Pelaksanaan praktikum tentunya memerlukan penilaian untuk mengukur
sejauh mana tujuan pembelajaran yang dilakukan telah tercapai. Penilaian
24
dalam kegiatan praktikum yaitu penilaian kinerja yang memadukan produk
dan kinerja, berupa penilaian kemampuan bereksperimen atau meneliti
(Abidin, 2016: 242). Menurut Popham dalam Uno dan Koni (2014: 2),
penilaian merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses
yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan mengenai siswa, kurikulum, program-
program, dan kebijakan pendidikan, metode, organisasi atau institusi resmi
yang menyelenggarakan aktivitas tersebut.
Pengukuran aktivitas pembelajaran praktikum yang tepat menurut Syahrul
dalam Suryawan, Binadja, dan Sulistyorini (2015: 7), adalah asesmen yang
berbasis kinerja yang dikenal sebagai asesmen autentik/penilaian kinerja.
Sedangkan menurut Rouf dalam Suryawan, Binadja, dan Sulistyorini (2015:
7), penilaian langsung dalam meningkatkan kemampuan kognitif yang baik
dalam pembelajaran praktik. Mueller dalam Irsyad dan Sukaesih (2015: 900),
menyatakan bahwa penilaian seharusnya menunjukkan dimana siswa dapat
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan di dunia nyata melalui tugas-
tugas autentik, sehingga penugasan, soal, dan daftar kemampuan siswa
disusun sesuai dengan kebutuhan siswa di dunia nyata. Menurut Rustaman
dalam Yolida (2010: 24), dalam penilaian kinerja, siswa diminta melakukan
aktivitas yang menunjukkan keterampilan tertentu dan/atau membuat produk
tertentu. Hasilnya metode penilaian ini membuat kita dapat menangkap
banyak hasil pendidikan yang bersifat kompleks dan tidak dapat
diterjemahkan dalam ujian tertulis.
25
Penilaian kinerja menggambarkan beberapa hal menurut Abidin (2016: 241-
254) yaitu: (l) kebebasan siswa menentukan tugas yang akan dilakukan; (2)
tugas yang menuntut siswa mengelaborasikan penggunaan proses belajar
sebagai kunci dalam memahami materi inti pembelajaran; (3) tugas yang
dirancang tidak hanya dapat dinilai oleh guru melainkan dinilai orang lain
(teman, orang tua, dan masyarakat); (4) sistem penilaian yang eksplisit; dan
(5) proses pengukuran yang akurat sejalan dengan tugas yang dibuat. Metode-
metode yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja menurut Lincoln dan
Guba (2011: 245) meliputi: (1) observasi; (2) interview; (3) portofolio; (4)
penilaian essay; (5) ujian praktik; (6) paper; (7) penilaian proyek; (8)
kuesioner; (9) inventori; (10) daftar cek (checklist); (11) penilaian sebaya
(peer rating); (12) diskusi; (13) jurnal kerja ilmiah siswa; (14) kegiatan
bermain peran; dan (15) peta konsep. Kemampuan kerja ilmiah dalam
praktikum dapat dinilai dengan beberapa metode antara lain: dokumen atau
catatan kinerja, interview, dan observasi kinerja.
Penilaian kinerja memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penerapannya.
Menurut Airasian dkk., dalam Wulan (2007: 382) keunggulan dari penilaian
kinerja yaitu: (1) siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses; (2) proses
yang didemonstrasikan dapat diobservasi langsung; (3) menyediakan evaluasi
lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam penalaran, kemampuan
lisan, dan keterampilan-keterampilan fisik; (4) adanya kesepakatan antara
guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas-tugas yang akan
dikerjakan; (5) menilai outcomes pembelajaran dan keterampilan-
keterampilan kompleks; (6) memberi motivasi yang besar bagi siswa; dan (7)
26
mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata. Selain
memiliki keunggulan, penilaian kinerja memiliki beberapa kelemahan,
menurut Gronlund dan Zainul dalam Wulan (2007: 382) yaitu: (1) sangat
menuntut waktu dan usaha; (2) pertimbangan (judgement) dan scoring
sifatnya subjektif; (3) membebani; dan (4) mempunyai reliabilitas randah.
Penilaian kinerja idealnya dilakukan melalui metode direct observation yang
dapat dijadikan sebagai benchmark. Metode alternatif lain, sebagai pengganti
observasi langsung adalah melalui metode: notebooks, simulasi komputer,
dan paper and pencil test. Paper and pencil test merupakan salah satu metode
yang ideal diterapkan pada penilaian kinerja (Ruiz-Primo dan Shavelson
dalam Supahar dan Prasetyo, 2015: 98).
27
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2017 di SMP
Kecamatan Tanjungkarang Pusat yaitu di SMP Fransiskus Bandar Lampung,
SMP Perintis 2 Bandar Lampung, SMP Swadaya Bandar Lampung, dan SMP
Kartika II-2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017.
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru IPA kelas VII SMP se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung yang melaksanakan
praktikum pada materi organisasi kehidupan yaitu di SMP Fransiskus sebagai
SMP A, SMP Perintis 2 sebagai SMP B, SMP Swadaya sebagai SMP C, dan
SMP Kartika II-2 sebagai SMP D. Total sampel guru dalam penelitian ini
berjumlah lima guru. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh
peneliti yaitu purposive sampling. Penggunaan teknik ini didasarkan atas
pertimbangan pelaku riset sesuai dengan tujuan dilakukannya riset, hasil riset
dengan menggunakan teknik purposive sampling tidak tepat untuk
digeneralisasi, melainkan berupa deskripsi tentang berbagai hal yang
28
ditemukan dari penelaah kasus (Ali dan Asrori, 2014: 247). Teknik ini juga
cocok digunakan dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2008: 68).
Tabel 1. Persebaran Populasi dan Sampel Penelitian Guru
Kode
Sekolah Nama Sekolah Populasi Sampel Kurikulum
A SMP Fransiskus Bandar Lampung 1 1 KTSP
B SMP Perintis 2 Bandar Lampung 1 1 KTSP
C SMP Swadaya Bandar Lampung 1 1 KTSP
D SMP Kartika II-2 Bandar Lampung 2 2 KTSP
Total 5 5
Keterangan: KTSP= Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
C. Desain Penelitian
Peneliti menggunakan desain penelitian riset eksploratori sebagai riset awal
yang berfungsi untuk menjelaskan serta mendefinisikan suatu masalah. Riset
bersifat awal tidak untuk mencari kesimpulan akhir. Desain ini digunakan
untuk survei yang dilakukan oleh ahli, studi kasus, analisis data sekunder dan
riset yang menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif hanya
bersifat mendeskripsikan makna data atau fenomena yang dapat ditangkap
oleh peneliti, dengan didukung adanya bukti. Penelitian dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara jelas mengenai profil pelaksanaan praktikum
pada materi organisasi kehidupan dan permasalahannya di SMP Kecamatan
Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung.
D. Prosedur penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu prapenelitian dan
pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah:
29
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian sebagai berikut:
a. Melakukan pendataan SMP yang ada di Kecamatan Tanjungkarang
Pusat Kotamadya Bandar Lampung.
b. Membuat surat izin observasi dari pihak dekanat sebagai surat
pengantar ke sekolah tempat dilaksanakan penelitian.
c. Melakukan observasi ke sekolah yang dipilih sebagai tempat
berlangsungnya penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai data
sekolah berupa kurikulum yang digunakan, dan jumlah guru IPA kelas
VII yang melakukan kegiatan praktikum materi organisasi kehidupan
untuk menetapkan jumlah populasi. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah lima guru.
d. Melakukan penetapan sampel guru IPA kelas VII yang melakukan
kegiatan praktikum pada materi organisasi kehidupan. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah lima guru.
e. Menetapkan jumlah perwakilan siswa kelas VII dari setiap sekolah.
Perwakilan siswa merupakan siswa yang diajar oleh guru sampel.
Jumlah perwakilan siswa yang ditetapkan sebagai sampel sebanyak
30% dari jumlah keseluruhan siswa kelas VII untuk mengisi angket dan
10% dari jumlah keseluruhan siswa kelas VII untuk wawancara.
Penetapan jumlah sampel siswa didasarkan pada teknik two stage
cluster sampling, yaitu penarikan sampel melalui dua tahap. Sampling
tahap pertama yaitu mengambil sampel dari total populasi, kemudian
sampling kedua yaitu mengambil sampel kembali dari total sampel di
30
tahap pertama (Nazir, 2005: 315). Sehingga diperoleh perwakilan siswa
yang diberi angket dan diwawancara pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Sampel Perwakilan Siswa
Kode
Sekolah Nama Sekolah AG WW
A SMP Fransiskus Bandar Lampung 42 4
B SMP Perintis 2 Bandar Lampung 45 5
C SMP Swadaya Bandar Lampung 26 3
D SMP Kartika II-2 Bandar Lampung 53 5
Total 166 17
Keterangan: AG = Perwakilan siswa yang diberi angket, WW=
Perwakilan siswa yang diwawancara.
f. Merancang kisi-kisi wawancara dan angket tanggapan guru dan siswa
mengenai pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi
organisasi kehidupan.
g. Merancang instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan untuk
wawancara guru dan siswa, serta angket tanggapan guru dan siswa
mengenai pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi
organisasi kehidupan.
h. Melakukan konsultasi mengenai instrumen penelitian yang telah
dirancang kepada dosen pembimbing sebelum diujikan kepada guru
sampel dan perwakilan siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa langkah, sebagai berikut:
a. Melakukan dokumentasi berupa foto kegiatan persiapan praktikum,
keadaan ruang laboratorium IPA di sekolah, dan pelaksanaan kegiatan
praktikum pada materi organisasi kehidupan yang dilakukan oleh guru
dan siswa.
31
b. Mengisi lembar observasi tahapan pelaksanaan praktikum dengan
melihat kesesuaian terhadap praktikum yang dilakukan oleh guru
sampel dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, hingga tahap
penutup tercantum dalam Tabel 10 halaman 46-48.
c. Mengamati permasalahan yang ditemukan pada saat pelaksanaan
praktikum materi organisasi kehidupan berlangsung dengan melihat
kesesuaian dengan lembar observasi permasalahan praktikum (terlampir
pada Lampiran 5 halaman 98-100).
d. Memberikan instrumen penelitian dalam bentuk angket tanggapan
mengenai pelaksanaan praktikum dan permasalahannya kepada guru
IPA SMP kelas VII yang dijadikan sampel dan perwakilan siswa.
Perwakilan siswa sebanyak 30% dari jumlah keseluruhan siswa yang
diberi angket dari SMP Fransiskus berjumlah 42 siswa, SMP Perintis 2
berjumlah 45 siswa, SMP Swadaya berjumlah 26 siswa, dan SMP
Kartika II-2 berjumlah 53 siswa.
e. Mewawancarai guru IPA SMP kelas VII yang dijadikan sampel dan
perwakilan siswa mengenai pelaksanaan praktikum dan
permasalahannya. Perwakilan siswa sebanyak 10% dari jumlah
keseluruhan siswa yang diwawancari dari SMP SMP Fransiskus
berjumlah empat siswa, SMP Perintis 2 berjumlah lima siswa, SMP
Swadaya berjumlah tiga siswa, dan SMP Kartika II-2 berjumlah lima
siswa.
32
f. Meminta kepada guru IPA yang dijadikan sampel perangkat
pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum materi
organisasi kehidupan, dan biodata guru IPA SMP kelas VII.
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
1. Jenis Data
Data pada penelitian ini berupa data deskriptif mengenai: (a) pelaksanaan
praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan; (b)
motivasi guru dan siswa terhadap pelaksanaan praktikum dan per-
masalahannya pada materi organisasi kehidupan, (c) evaluasi laporan hasil
praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan oleh
guru, (d) pembuatan laporan hasil praktikum dan permasalahannya pada
materi organisasi kehidupan oleh siswa. Jenis data berupa data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di
lapangan melalui angket tanggapan dan wawancara guru dan angket
tanggapan dan wawancara siswa. Data sekunder diperoleh dari
dokumentasi berupa foto pelaksanaan kegiatan praktikum yang diambil
ketika observasi langsung di ruang laboratorium IPA. Data sekunder
berikutnya berupa perangkat pembelajaran seperti, lembar observasi
permasalahan praktikum materi organisasi kehidupan, lembar observasi
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, dan lembar penilaian
penyusunan LKS-praktikum oleh guru.
33
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data dilakukan menggunakan triangulasi instrumen,
yaitu penggunaan beberapa instrumen berupa angket, daftar wawancara,
dan dilengkapi dengan data hasil dokumentasi sekolah untuk
mengumpulkan data dalam penelitan. Teknik pengambilan data yang
digunakan yaitu:
a. Angket.
Angket yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini berupa angket
tipe tertutup. Pada angket tipe ini responden hanya perlu memilih
alternatif jawaban yang telah disediakan dari setiap pertanyaan. Angket
tanggapan guru bertujuan untuk mengetahui; (a) pelaksanaan praktikum
dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan, (b) motivasi
guru terhadap pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi
organisasi kehidupan, serta (c) evaluasi laporan hasil praktikum dan
permasalahannya materi organisasi kehidupan oleh guru. Angket
tanggapan guru diberikan kepada guru IPA SMP kelas VII yang
dijadikan sampel. Sedangkan angket tanggapan siswa bertujuan untuk
mengetahui; (a) pelaksanaan praktikum dan permasalahannya materi
organisasi kehidupan, (b) motivasi siswa terhadap pelaksanakan
praktikum dan permasalahannya materi organisasi kehidupan, serta (c)
pembuatan laporan hasil praktikum dan permasalahannya materi
organisasi kehidupan oleh siswa. Angket tanggapan siswa ini diberikan
kepada perwakilan siswa sejumlah 30% dari keseluruhan siswa di
34
sekolah. Tabel kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian dapat
dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4, sebagai berikut:
Tabel 3. Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru
No. AS DA BP
TS S (+) (-)
1. Pelaksanaan
praktikum dan
permasalahan-
nya materi
organisasi
kehidupan
a. Waktu
pelaksanaan
praktikum
1, 8, 22 11, 26, 21 6 6
b. Bahan ajar 23, 18, 27 4, 7, 19 6 6
c. Tata cara atau
panduan
pelaksanaan
praktikum
6 24 2 2
d. Peran guru
dalam
pelaksanaan
praktikum
5, 10 31, 13 4 4
e. Ketersediaan
alat dan
bahan
12, 16 9, 32 4 4
f. Kesesuaian
praktikum
dengan materi
14, 28 2, 17 4 4
g. Penilaian
pelaksanaan
praktikum
25, 29, 30 3, 20, 15 6 6
2. Motivasi guru
terhadap
pelaksanaan
praktikum dan
permasalahan-
nya pada
materi
organisasi
kehidupan.
a. Keinginan
dari dalam
diri guru
8 2 2 2
b. Keinginan
dari dalam
diri siswa
4 7 2 2
c. Keinginan
dari
lingkungan 1, 5 3, 6 4 4
3. Evaluasi
laporan hasil
praktikum dan
permasalahan-
nya pada
materi
organisasi
kehidupan.
a. Waktu
pengumpulan
laporan
19 13 2 2
b. Isi laporan
siswa 11, 9 6, 16 4 4
c. Peran guru
IPA 1, 3, 4, 5, 15
12, 8, 18,
17, 20 10 10
d. Penulisan
laporan 7 14 2 2
e. Pemahaman
guru dalam
pembuatan
penilaian
10 2 2 2
Total 30 30 60 60
Keterangan: AS= Aspek yang diamati, DA= Deskripsi aspek, BP= Butir
pernyataan, (+)= Pernyataan positif, (-)= Pernyataan negatif,
TS= Total soal, S= Skor. Sumber: dimodifikasi dari
Widoyoko (2012: 203-205).
35
Tabel 4. Kisi-kisi Angket tanggapan siswa
No. AS DA BP
TS S (+) (-)
1. Pelaksanaan
praktikum dan
permasalahan-
nya materi
organisasi
kehidupan.
a. Waktu
pelaksanaan
praktikum
1 12 2 2
b. Peran guru
dalam
pelaksanaan
praktikum
2, 9, 11 8, 14, 20 6 6
c. Ketersedia-
an alat dan
bahan
3, 13, 15 10, 7, 19 6 6
d. Kesesuaian
praktikum
dengan
materi ajar
4, 5 17, 16 4 4
e. Tempat
pelaksanaan
praktikum
6 18 2 2
2. Motivasi
siswa
terhadap
pelaksanaan
praktikum dan
permasalahan-
nya materi
organisasi
kehidupan.
a. Keinginan
dari dalam
diri siswa
1, 5 9, 2 4 4
b. Keinginan
dari
lingkungan
10, 12 3, 6 4 4
c. Rasa ingin
tahu siswa 4, 8 14, 13 4 4
d. Kesiapan
siswa 7, 15 11, 16 4 4
3. Pembuatan
laporan hasil
praktikum dan
permasalahan-
nya materi
organisasi
kehidupan.
a. Pembuatan
laporan 3, 6, 7 5, 12, 9 6 6
b. Penilaian
laporan 1, 10, 11 13, 8, 14 6 6
c. Kendala
pembuatan
laporan
15, 16 2, 4 4 4
Total 26 26 52 52
Keterangan: AS= Aspek yang diamati, DA= Deskripsi aspek, BP= Butir
pernyataan, (+)= Pernyataan positif, (-)= Pernyataan negatif,
TS= Total soal, S= Skor. Sumber: dimodifikasi dari
Widoyoko (2012: 203-205).
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru sampel dan perwakilan siswa
digunakan sebagai teknik pengumpulan data pendukung terhadap
angket yang diberikan. Wawancara guru bertujuan untuk mengetahui;
(a) pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi
36
kehidupan, (b) motivasi guru terhadap pelaksanaan praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan, serta (c) evaluasi
laporan hasil praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi
kehidupan, sedangkan wawancara siswa dilakukan pada perwakilan
siswa sejumlah 10% dari jumlah siswa yang telah diberi angket ber-
tujuan untuk mengetahui; (a) pelaksanaan praktikum dan permasalahan-
nya pada materi organisasi kehidupan, (b) motivasi siswa terhadap
pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi
kehidupan, (c) serta pembuatan laporan hasil praktikum dan per-
masalahannya pada materi organisasi kehidupan oleh siswa. Per-
masalahan yang terdapat dalam teknik wawancara mencakup empat
indikator yaitu: (1) kelengkapan bahan praktikum; (2) kelengkapan alat
praktikum; (3) ketepatan waktu praktikum; (4) ketersediaan LKS-
praktikum atau penuntun praktikum. Tabel kisi-kisi wawancara yang
digunakan pada penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6,
sebagai berikut:
Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Wawancara Guru
No. AS DA NS T
1. Pelaksanaan praktikum
dan permasalahnnya
materi organisasi
kehidupan
a. Waktu Pelaksanaan
Praktikum 5, 6, 7, 8, 9
17
b. Bahan ajar 11, 12
c. Tata cara atau panduan
pelaksanaan praktikum 10
d. Peran guru dalam
pelaksanaan praktikum 13
e. Ketersediaan alat dan
bahan 1, 2, 3, 4
f. Kesesuaian praktikum
dengan materi 14
g. Penilaian pelaksanaan
praktikum 15, 16, 17
37
No. AS DA NS T
2. Motivasi guru terhadap
pelaksanaan praktikum
materi organisasi
kehidupan
a. Keinginan dari dalam diri
guru 18
2 b. Keinginan dari
lingkungan 19
3. Evaluasi laporan hasil
praktikum materi
organisasi kehidupan
oleh guru
a. Isi laporan siswa 23, 24
8 b. Peran guru IPA 20, 21, 22
c. Pemahaman guru dalam
pembuatan penilaian 25, 26, 27
Total 27
Keterangan: AS= Aspek yang diamati, DA= Deskripsi aspek, NS=
Nomor soal pertanyaan T= Total soal. Sumber: dimodifikasi
dari Widoyoko (2012: 108-109).
Tabel 6. Kisi-kisi Lembar Wawancara Siswa
No. AS DA NS T
1. Pelaksanaan praktikum
dan permasalahnnya
materi organisasi
kehidupan
a. Waktu pelaksanaan
praktikum 1,
10
b. Peran guru dalam
pelaksanaan praktikum 2, 3, 4,
c. Ketersediaan alat dan
bahan 7, 8,
d. Kesesuaian praktikum
dengan materi ajar 9, 10,
e. Tempat pelaksanaan
praktikum 5, 6,
2. Motivasi siswa terhadap
pelaksanaan praktikum
materi organisasi
kehidupan
a. Keinginan dari dalam
diri 11, 12, 16, 19
10
b. Keinginan dari
lingkungan 13,
c. Rasa ingin tahu siswa 14, 17, 18
d. Kesiapan siswa 15, 20
3. Pembuatan laporan
hasil praktikum materi
organisasi kehidupan
a. Pembuatan laporan 21, 23, 27, 30
11 b. Penilaian laporan 22, 24, 25, 26,
28, 29, 31
Total 31
Keterangan: AS= Aspek yang diamati, DA= Deskripsi aspek, NS=
Nomor soal pertanyaan T= Total soal. Sumber: dimodifikasi
dari Widoyoko (2012: 108-109).
38
c. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati dan mendokumentasikan
pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi
kehidupan yang berlangsung di sekolah. Kemudian mengumpulkan data
pendukung berupa: (1) data hasil dokumentasi pelaksanaan praktikum
pada materi organisasi kehidupan dalam bentuk foto; (2) lembar
observasi tahapan pelaksanaan praktikum materi organiasi kehidupan;
(3) lembar observasi permasalahan praktikum materi organiasi
kehidupan; dan (4) lembar penilaian penyusunan LKS-praktikum materi
organisasi kehidupan oleh guru.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari angket tanggapan guru dan siswa, wawancara
kepada guru dan siswa, lembar observasi tahapan pelaksanaan praktikum
materi organisasi kehidupan, lembar observasi permasalahan praktikum
materi organisasi kehidupan, dan lembar penilaian penyusunan LKS-
praktikum materi organisasi kehidupan oleh guru kemudian dianalisis secara
deskriptif. Berikut ini prosedur teknik analisis data:
1. Angket
a. Angket Tanggapan Guru
1. Pengolahan Data
Angket tanggapan guru diberikan kepada guru IPA SMP kelas VII
yang diajadikan sampel, dan kemudian dikumpulkan kembali setelah
selesai diisi untuk dianalisis.
39
Hasil angket tanggapan guru terhadap pelaksanaan praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan berisi 32
pernyataan yang terdiri dari 16 pernyataan bersifat positif dan 16
pernyataan bersifat negatif, motivasi guru terhadap pelaksanaan
praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan
berisi 8 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan bersifat positif dan
4 pernyataan bersifat negatif, serta evaluasi laporan hasil praktikum
dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan berisi 20
pernyataan yang terdiri dari 10 pernyataan bersifat positif dan 10
pernyataan bersifat negatif (item pernyataan pada angket tanggapan
guru terlampir pada Lampiran 1 halaman 78-82)
2. Skor Angket tanggapan guru
Pernyataan yang terdapat pada angket tanggapan guru memiliki skor
masing-masing. Skor angket pada pernyataan yang bersifat positif
bernilai 1 sedangkan pada pernyataan yang bersifat negatif bernilai
0. Sehingga skor maksimum yang dapat diperoleh dari pernyataan
guru terhadap pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada
materi organisasi kehidupan adalah 16 skor. Skor maksimum pada
pernyataan guru terhadap motivasi guru dalam pelaksanaan
praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan
adalah 4 skor. Dan skor maksimum pada pernyataan guru terhadap
evaluasi laporan hasil praktikum dan permasalahannya pada materi
organisasi kehidupan adalah 10 skor.
40
3. Perhitungan Skor
Setelah mengetahui bobot skor dari masing-masing pernyataan,
selanjutnya dilakukan perhitungan persentase skor angket tanggapan
guru dengan menggunakan rumus:
Keterangan: n = skor yang diperoleh guru sampel; N = skor total
yang seharusnya diperoleh guru sampel; dan % = persentase kegiatan
praktikum yang dilaksanakan oleh guru sampel. (Sumber:
dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256).
Kemudian, persentase yang diperoleh dari masing-masing responden
akan dirata-ratakan dengan menggunakan rumus berikut ini:
Rata-rata persentase =
x 100%
Sumber: dimodifikasi dari Sudjana (2005: 205).
4. Penentuan Kriteria
Setelah dilakukan perhitungan skor dan didapatkan rata-rata
persentase angket tanggapan guru selanjutnya dideskripsikan
kedalam bentuk kriteria untuk mengetahui gambaran pelaksanaan
praktikum yang dilakukan guru.
Tabel 7. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Guru mengenai
Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan
No. Persentase (%) Kriteria
1. 81 – 100 Sangat baik
2. 61 – 80 Baik
3. 41 – 60 Cukup baik
4. 21– 40 Kurang baik
5. 0-20 Sangat kurang baik
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 111-115).
41
5. Tabulasi Data
Hasil angket tanggapan guru ditabulasikan ke dalam tabel yang
dibuat berdasarkan klasifikasi pada Tabel 3. Dilakukannya tabulasi
ini untuk memberi gambaran frekuensi jawaban guru sampel,
persentase yang diperoleh dari setiap jawaban, dan juga penentuan
kriteria berdasarkan persentase skor angket tanggapan guru.
Tabel 8. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Guru terhadap
Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan
Responden
(Guru)
Persentase Deskripsi Aspek
(%) X Kr
1 2 3 Dst.
1 +
-
2 +
-
3 +
-
4 +
-
Dst. +
-
Keterangan: (+)= pernyataan positif; (-)= pernyataan negatif,
X = Rata-rata, Kr= Kriteria (dimodifikasi dari Rahayu
dalam Nurmala, 2014: 37).
b. Angket Tanggapan Siswa
1. Angket tanggapan siswa diberikan kepada perwakilan siswa yaitu
sejumlah 30% dari keseluruhan siswa di sekolah, lalu dikumpulkan
kembali setelah selesai diisi untuk dianalisis secara deskriptif.
Hasil angket tanggapan siswa terhadap pelaksanaan praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan berisi 20
pernyataan yang terdiri dari 10 pernyataan bersifat positif dan 10
pernyataan bersifat negatif, motivasi siswa terhadap pelaksanaan
42
praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan
berisi 16 pernyataan yang terdiri dari 8 pernyataan bersifat positif
dan 8 pernyataan bersifat negatif, dan pembuatan laporan hasil
praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan
yang berisi 16 pernyataan yang terdiri dari 8 pernyataan bersifat
positif dan 8 pernyataan bersifat negatif (item pernyataan pada
angket tanggapan siswa terlampir pada Lampiran 2 halaman 83-86).
2. Skor Angket Tanggapan Siswa
Pernyataan yang terdapat pada angket tanggapan siswa memiliki
skor dari setiap pernyataannya. Skor angket pada pernyataan yang
bersifat positif yaitu bernilai 1 sedangkan pernyataan yang bersifat
negatif bernilai 0. Skor maksimum yang diperoleh pada pernyataan
siswa terhadap pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada
materi organisasi kehidupan sebesar 10 skor. Skor maksimum yang
diperoleh pada pernyataan siswa terhadap motivasi siswa terhadap
pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi
kehidupan adalah 8 skor. Dan skor maksimum pada pernyataan
siswa terhadap pembuatan laporan hasil praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan yaitu 8 skor.
3. Perhitungan Skor
Setelah mengetahui bobot skor dari masing-masing pernyataan,
selanjutnya dilakukan perhitungan persentase skor angket tanggapan
siswa dengan menggunakan rumus:
43
Keterangan: n = skor yang diperoleh perwakilan siswa; N = skor
total yang seharusnya diperoleh perwakilan siswa; dan % =
persentase kegiatan praktikum yang dilaksanakan oleh siswa
(dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256).
Kemudian, persentase yang diperoleh dari masing-masing responden
akan dirata-ratakan dengan menggunakan rumus berikut ini:
Rata-rata persentase =
x 100%
Sumber: dimodifikasi dari Sudjana (2005: 205).
4. Penentuan Kriteria.
Setelah dilakukan perhitungan skor dan didapatkan rata-rata
persentase angket tanggapan siswa selanjutnya dideskripsikan
kedalam bentuk kriteria untuk mengetahui gambaran pelaksanaan
praktikum yang dilakukan siswa (merujuk pada Tabel 7 halaman 40)
5. Tabulasi Data
Hasil angket tanggapan siswa ditabulasikan ke dalam tabel yang
dibuat berdasarkan klasifikasi pada Tabel 4. Dilakukannya tabulasi
ini untuk memberi gambaran frekuensi jawaban perwakilan siswa,
persentase yang diperoleh dari setiap jawaban, dan juga penentuan
kriteria berdasarkan persentase skor angket tanggapan siswa.
44
Tabel 9. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap
Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan
Responden
(Siswa)
Persentase Deskripsi Aspek
(%) X Kr
1 2 3 Dst.
1 +
-
2 +
-
3 +
-
4 +
-
Dst. +
-
Keterangan: (+)= pernyataan positif; (-)= pernyataan negatif,
X = Rata-rata, Kr= Kriteria (dimodifikasi dari Rahayu
dalam Nurmala, 2014: 37).
2. Wawancara
Hasil wawancara akan dianalisis secara deskriptif melalui pencocokan
(crosscheck) dengan hasil yang telah diperoleh dari angket tanggapan guru
dan angket tanggapan siswa. Dilakukannya wawancara bertujuan untuk
menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis pada
angket.
a. Wawancara guru
1. Pengolahan Data
Hasil wawancara guru mengenai pelaksanaan praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan, motivasi guru
terhadap pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi
organisasi kehidupan, serta evaluasi laporan hasil praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan akan dideskripsi-
45
kan dan disesuaikan (croshcheck) berdasarkan hasil angket
tanggapan guru.
Pada wawancara terdapat 27 daftar pertanyaan yang diberikan
kepada guru. Penilaian wawancara dibagi menjadi tiga aspek yaitu:
(1) pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi
organisasi kehidupan yang terdiri dari 17 pertanyaan, (2) motivasi
guru terhadap pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada
materi organisasi kehidupan yang terdiri dari 2 pertanyaan, serta (3)
evaluasi laporan hasil praktikum dan permasalahannya pada materi
organisasi kehidupan yang terdiri dari 8 pertanyaan (item pertanyaan
terlampir pada Lampiran 3 halaman 87-91).
b. Wawancara siswa
1. Pengolahan Data
Hasil wawancara siswa mengenai pelaksanaan praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan, motivasi siswa
terhadap pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi
organisasi kehidupan, serta pembuatan laporan hasil praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan akan dideskripsi-
kan dan disesuaikan (croshcheck) berdasarkan hasil angket
tanggapan siswa.
Terdapat 31 daftar pertanyaan wawancara yang diberikan kepada
siswa. Penilaian wawancara dibagi menjadi tiga aspek yaitu: (1)
pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi
46
kehidupan terdiri dari 10 pertanyaan, (2) motivasi siswa terhadap
pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi
kehidupan terdiri dari 10 pertanyaan, serta (3) pembuatan laporan
hasil praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi
kehidupan yang terdiri dari 11 pertanyaan (item pertanyaan terlampir
pada Lampiran 4 halaman 92-97).
3. Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan
Pelaksanaan kegiatan praktikum diamati dengan melihat kompetensi dasar
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada materi organiasi
kehidupan, untuk selanjutnya diobservasi menggunakan lembar observasi
tahapan pelaksanaan praktikum berisi aspek-aspek pelaksanaan praktikum
pada materi organisasi kehidupan. Observasi dilakukan secara langsung
pada saat pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan sedang
dilakukan.
a. Lembar Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan.
Tabel 10. Lembar Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum
Materi Organisasi Kehidupan
No. Tahapan Langkah-langkah Terlaksana
(1)
Tidak
(0)
1. Persiapan a. Guru mempersiapkan
tempat pelaksanaan
praktikum
b. Guru mempersiapkan alat
praktikum
c. Guru mempersiapkan
bahan praktikum
d. Guru memberikan intruksi
penggunaan alat praktikum
47
No. Tahapan Langkah-langkah Terlaksana
(1)
Tidak
(0)
e. Guru memberikan intruksi
penggunaan bahan
praktikum
f. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai
instruksi yang telah
disampaikan
g. Guru menjelaskan tujuan
praktikum kepada siswa
h. Guru memberikan
motivasi kepada siswa
i. Guru memberikan LKS-
praktikum kepada siswa
Jumlah
2. Pelaksanaan a. Siswa menggunakan alat
yang disediakan
b. Siswa menggunakan bahan
yang disediakan
c. Siswa melaksanakan
kegiatan praktikum,
seperti:
a) mengamati
b) mengumpulkan data
c) mendiskusikan
d) mengerjakan LKS-
praktikum yang telah
diberikan oleh guru
e) menyimpulkan hasil
praktikum
d. Guru melakukan observasi
untuk menilai pelaksanaan
praktikum yang dilakukan
siswa
Jumlah
3. Penutup a. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
LKS-praktikum yang telah
dikerjakan
b. Guru dan siswa
mendiskusikan masalah-
masalah yang terjadi
selama kegiatan praktikum
c. Guru dan siswa membuat
kesimpulan dari kegiatan
praktikum yang telah
dilaksanakan
48
No. Tahapan Langkah-langkah Terlaksana
(1)
Tidak
(0)
d. Guru memeriksa
kebersihan dan kondisi alat
e. Guru menyimpan kembali
semua perlengkapan yang
telah digunakan
f. Guru meminta siswa untuk
membuat laporan
praktikum materi
organisasi kehidupan
Jumlah
Sumber: dimodifikasi dari Byarlina dalam Hidayati (2012: 11-12).
b. Perhitungan persentase skor
Menghitung persentase skor tahapan pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan yang dilakukan oleh guru dan siswa yaitu setiap
langkah yang terlaksana mendapat skor 1 dan jika langkah tidak
terlaksana mendapat skor 0 dengan skor maksimal = 22.
Kemudian dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
%
%
Keterangan: % = persentase keterlaksanaan tahapan praktikum oleh
guru dan siswa, n = skor yang diperoleh guru dan siswa dalam
pelaksanaan tahapan praktikum, N = skor maksimal dalam
pelaksanaan tahapan praktikum oleh guru dan siswa (dimodifikasi dari
Trianto, 2015: 256).
c. Kriteria Penilaian
Setelah diperoleh hasil perhitungan persentase skor tahapan
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan oleh guru dan
siswa, selanjutnya dideskripsikan dalam kriteria (merujuk pada Tabel
7 halaman 40).
49
4. Lembar Observasi Permasalahan Praktikum pada Materi Organisasi
Kehidupan
Lembar observasi permasalahan praktikum digunakan untuk mengetahui
permasalahan apa saja yang terjadi ketika dilakukan praktikum materi
organisasi kehidupan. Lembar observasi dianalisis secara deskriptif.
Kemungkinan permasalahan praktikum pada materi organisasi kehidupan
yang dijumpai oleh guru terdiri dari beberapa indikator yaitu: (1)
kelengkapan bahan praktikum; (2) kelengkapan alat praktikum; (3)
ketepatan waktu praktikum; dan (4) ketersediaan LKS praktikum atau
penuntun praktikum (terlampir pada Lampiran 5 halaman 98-100).
5. Lembar Kerja Siswa Praktikum (LKS-praktikum) Materi Organisasi
Kehidupan
Dianalisis secara deskriptif melalui pencocokan (crosscheck) dengan
Lembar Kerja Siswa Praktikum (LKS-praktikum) materi organisasi
kehidupan yang dibuat oleh guru. LKS-praktikum berguna untuk untuk
menyertai dan melengkapi gambaran pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan.
a. Lembar Penilaian Penyusunan LKS-Praktikum Oleh Guru.
Tabel 11. Lembar Penilaian Penyusunan LKS-praktikum oleh Guru
No Aspek yang dinilai Penilaian
Ya (1) Tidak (0)
1 Format penyusunan
a. Menuliskan Judul
b. Menuliskan Tujuan
c. Mencantumkan Petunjuk pengerjaan
d. Mencantumkan Kolom identitas siswa
e. Mencantumkan Alat
f. Mencantumkan Bahan
g. Mencantumkan Prosedur Percobaan
50
No Aspek yang dinilai Penilaian
Ya (1) Tidak (0)
h. Menyediakan ruang yang cukup pada
LKS sehingga siswa dapat menulis
atau menggambar sesuatu
i. Menyediakan ruang untuk siswa
menulis kesimpulan
Jumlah
2
Keterbacaan
a. Menggunakan tata bahasa yang sesuai
dengan EYD
b. Menggunakan kalimat yang tidak
menimbulkan ambiguitas
c. Menggunakan susunan kalimat yang
efektif
d. Menggunakan font dan ukuran huruf
yang mudah dibaca
e. Mengusahakan keserasian
perbandingan besarnya huruf dengan
gambar/grafik/tabel
Jumlah
3. Kemenarikan
a. Tata letak bagian-bagian LKS teratur
dan padu
b. Jarak antar bagian LKS proporsional
c. Menggunakan variasi jenis dan ukuran
font secara serasi
Jumlah
4.
Isi
a. Materi pada LKS sesuai dengan KD
b. Kegiatan dalam LKS sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai pada
KD
c. Kegiatan dalam LKS sesuai dengan
strategi pembelajaran dalam RPP
d. Gambar/tabel/grafik/ yang
dicantumkan bermakna/berfungsi
Jumlah
5.
Kegiatan dalam LKS mampu mengakomodasi proses belajar IPA
yang sesuai dengan keterampilan proses sains terpadu, yaitu
mengarahkan siswa untuk:
a) Merumuskan hipotesis
b) Menentukan variabel
c) Melakukan eksperimen/
penyelidikan
d) Mengintepretasikan data
Jumlah
Sumber: dimodifikasi dari Winsi (2014: 38).
51
b. Perhitungan Skor:
Penilaian LKS- praktikum jika sesuai dengan aspek yang dinilai
(jawaban “ya”) maka mendapat skor 1 dan yang tidak sesuai (jawaban
“tidak”) dengan aspek mendapat skor 0. Persentase skor LKS dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
%
%
Keterangan: % = persentase kemampuan guru dalam menyusun LKS-
praktikum), n = skor yang diperoleh guru dalam menyusun LKS-
praktikum, N = skor maksimal dalam menyusun LKS-praktikum yang
dilakukan oleh guru (dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256).
c. Kriteria Penilaian
Hasil perhitungan persentase skor kemampuan guru dalam menyusun
LKS-praktikum dideskripsikan kedalam kriteria (merujuk pada Tabel 7
halaman 40).
6. Biodata Guru IPA SMP
Biodata Guru IPA SMP yang dikumpulkan ialah biodata guru IPA yang
menjadi sampel dalam penelitian. Biodata tersebut memuat tentang jenjang
pendidikan sarjana yang pernah ditempuh, pengalaman mengajar, dan juga
pelatihan yang pernah diikuti. Biodata Guru IPA SMP dianalisis secara
deskriptif. Biodata ini merupakan data pendukung dalam penelitian untuk
melengkapi deskripsi dari data utama yang berasal dari angket tanggapan
dan wawancara (item pertanyaan terlampir pada Lampiran 6 halaman 101-
102).
71
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan berikut kesimpulan yang
dapat diambil oleh peneliti:
1. Pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan di kelas VII se-
Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kotamadya Bandar Lampung pada
tahun pelajaran 2016/2017 yang dilakukan oleh guru dan siswa memiliki
kriteria baik, tahapan pelaksanaan praktikum yang dilakukan oleh guru
dan siswa memiliki kriteria baik,
2. Penyusunan LKS-Praktikum materi organisasi kehidupan oleh guru
memiliki kriteria cukup baik.
3. Permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan di kelas VII se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat
Kotamadya Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2016/2017 yaitu
keterbatasan; sarana laboratorium, jumlah mikroskop cahaya, dan jumlah
preparat awetan sel hewan dan sel tumbuhan.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Untuk menanggulangi keterbatasan alat dan bahan praktikum, perlu ada
perhatian sunguh-sungguh dari pihak pengelola laboratorium, guru IPA,
72
maupun kepala sekolah dalam hal penyesuaian alokasi dana anggaran
pengadaan sarana kegiatan praktikum untuk mengoptimalisasi
pembelajaran IPA, kepada guru perlu untuk meningkatkan pemahaman
mengenai pelaksanaan praktikum dan kepada peneliti lainnya untuk dapat
meneliti pada sekolah yang tidak melaksanakan praktikum agar dapat
diketahui permasalahan apa saja yang terjadi sehingga praktikum tidak
terlaksana pada sekolah tersebut dan juga diperlukan komunikasi yang
baik dengan guru untuk menetapkan jadwal pelaksanaan praktikum
sehingga tidak memerlukan durasi lama dalam melakukan penelitian.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2016. Revitalisasi Penilaian Pembelajaran dalam Konteks Pendidikan
Multiliterasi Abad Ke-21. PT Refika Aditama. Bandung. 294 hlm.
Agustiana, I. G. A. T., dan I. N. Tika. 2013. Konsep Dasar IPA. Penerbit Ombak.
Yogyakarta. 348 hlm.
Aldilla, S. B., P. Marianingsih.,dan L. Nulhakim. 2016. Profil Kecakapan
Akademik Siswa Melalui Praktikum Berbasis Guided Inquiry pada
Konsep Sistem Pernapasan. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA
2(1): 1-17. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang. 17 hlm. Ali, M. dan M. Asrori. 2014. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bumi
Aksara. Jakarta. 354 hlm.
Anggraeni A., Retnoningsih A., dan Herlina L. 2013. Pengelolaan Laboratorium
Biologi untuk Menunjang Kinerja Pengguna dan Pengelola
Laboratorium Biologi SMA Negeri 2 Wonogiri. Unnes Journal of
Biology Education 2(1): 303-311. Universitas Negeri Semarang.
Semarang. 9 hlm.
Arafah, S. F., S. Ridlo, dan B. Priyono. 2012. Pengembangan LKS Berbasis
Berpikir Kritis pada Materi Animalia. Unnes Journal of Biology
Education 1(1): 47-53. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 7
hlm.
Astuti, Y. dan B. Setiawan. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran
Kooperatif pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 2(1):
88-92. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 5 hlm.
BSNP. 2006. Buku Panduan Penyusunan KTSP. BSNP. Jakarta. 175 hlm.
Chodijah, S. 2016. Analisis Pelaksanaan Praktikum pada Pembelajaran Biologi
Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Seputih Raman Kabupaten
Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016. (Skripsi). Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar
Lampung. 85 hlm.
74
Demircioglu, G. dan M. Yadigaroglu. 2011. The Effect of Laboratory Method on
High School Students’ Understanding of The Reaction Rate. Western
Anatolia Journal of Educational Science: 509-516. Dokuz Eylul
University Institute. Turkey. 8 hlm.
Gobaw, G. F. 2016. Analysis of Undergraduate Biology Laboratory Manuals.
International Journal of Biology Education 5(1): 34-49. Ambo
University. Ethiophia. 16 hlm.
Hasruddin dan S. Rezeqi. 2012. Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan
Permasalahannya di SMA Negeri SeKabupaten Karo. Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED 9(1): 17-32. Universitas Negeri Medan.
Medan. 16 hlm.
Hidayati, N. 2012. Penerapan Metode Praktikum dalam Pembelajaran Kimia
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
pada Materi Pokok Keseimbangan Kimia Kelas XI SMK Diponegoro
Banyuputih. (Skripsi). Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
Semarang. 133 hlm.
Ihejiamaizu dan I. O. Ochui. 2016. Utilization of Biology Laboratory Equipment
and Students’ Academic in Cross River State, Nigeria. British Journal
of Education 4(9): 63-71. University of Calabar. Calabar Nigeria. 9
hlm.
Indriastuti., L. Herlina., dan P. Widyaningrum. 2013. Kesiapan Laboratorium
Biologi dalam Menunjang Kegiatan Praktikum SMA Negeri di
Kabupaten Brebes. Unnes Journal of Biology Education 2(2): 124-
132. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 8 hlm.
Irsyad, M. Dan S. Sukaesih. 2015. Pengembangan Asesmen Autentik Pada Materi
Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Unnes Science Education Journal
4(2): 898-904. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 7 hlm.
Lincoln, Y. S dan Guba, E. G. 2011. Naturalistic Inquiry. Journal of Teacher
Education 47(4): 245-252. Sage Publication. Beverly Hills. 368 hlm.
Litasari, K. N., N. Setiati, dan L. Herlina. 2014. Profil Pembelajaran Biologi
Berbasis Praktikum dan Implikasinya Terhadap Hasil Belajar Siwa di
SMA Negeri se-Kabupaten Semarang. Unnes Journal of Biology
Education 3(2): 172-179. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 8
hlm. Maknun, D., R. R. H. K. Surtikanti, A. Munandar, dan T. S. Subahar. 2012.
Keterampilan Esensial dan Kompetensi Motorik Laboratorium
Mahasiswa Calon Guru Biologi dalam Kegiatan Praktikum Ekologi.
75
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 1(2): 141-148. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung. 8 hlm.
Masithussyifa R. K., Ibrahim M., Ducha N. 2012. Pengembangan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) Berorientasi Keterampilan Proses pada Pokok
Bahasan Sistem Pernapasan Manusia. Jurnal BioEdu 1(1): 7-10.
Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. 4 hlm. Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi Sekolah. PT. Refika
Aditama. Bandung. 168 hlm.
Nazir Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 544 hlm.
Norhasanah dan Fanani, M. 2016. Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (Hand on
Activity) dalam Pembelajaran Biologi untuk Menggali Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SMA. Proceeding Biology Education
Conference 13(1): 307-311. FKIP UNS. Surakarta. 5 hlm.
Nurmala. 2014. Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles disertai Media
Gambar Terhadap Aktivitas dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Pada Mater Pokok Pencemaran Lingkungan. (Skripsi). Universitas
Lampung. Bandar Lampung. 57 hlm.
Nurnawati, E., D. Yulianti, dan H. Susanto. 2012. Peningkatan Kerja Sama Siswa
SMP melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Think
Pair Share. Unnes Physics Education Journal 1(1): 1-7. Universitas
Negeri Semarang. Semarang. 7 hlm.
Paramita, A. 2016. Profil Laboratorium dan Pelaksanaan Praktikum Biologi di
SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/2016 . Publikasi Ilmiah.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. 14 hlm.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 175 hlm.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA . Permendikbud. 2013. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
60 hlm.
Pratiwi D. M., Saputro S., Dan Nugroho C. S. A. 2015. Pengembangan LKS
Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Pokok Bahasan Larutan
Penyangga Kelas XI IPA SMA. Jurnal Pendidikan Kimia 4(2): 32-37.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 6 hlm.
Putra A. H. I., Widoretno S., dan Prayitno B. A. 2015. Peningkatan Keterampilan
Proses Sains (KPS) Dasar Siswa melalui Penerapan Model Learning
76
Cycle 5E di Kelas VIII G SMP Negeri 22 Surakarta Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Pendidikan BiologI 7(1): 89-100. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta. 12 hlm.
Putri, B. K., dan Widiyatmoko A. 2013. Pengembangan LKS IPA Terpadu
Berbasis Inkuiri Tema Darah di SMP N 2 Tengaran. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia 2(2): 102-106. Universitas Negeri
Semarang. Semarang. 5 hlm.
Puttick, G., B. Dryton., and E. Cohen. 2015. A Study of the Literature on Lab-
Based Instruction in Biology. The American Biology Teacher 77(1):
12-18. University of California. Amerika. 7 hlm.
Saraswati, P. M. 2016. Kemampuan Menggunakan Mikroskop Siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Sidoharjo Wonogiri Semester Genap Tahun Ajaran
2015/2016. Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta. 12 hlm.
Sari, A. P. P. 2016. Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Scientific Approach Siswa SMA Kelas X pada Materi Fungi.
Jurnal Pendidikan Biologi 7(1): 41-48. Universitas Muhammadiyah
Metro. Metro. 8 hlm.
Subamia, I. D. P., I. G. A. N. S. Wahyuni., N.N. Widiasih. 2015. Pengembangan
Perangkat Paraktikum Berorientasi Lingkungan Penunjang
Pembelajaran IPA SMP sesuai Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan
Indonesia 4(2): 684-696. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja.
13 hlm.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. PT Tarsito. Bnadung. 508 hlm.
Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. 390 hlm.
Supahar dan Z. K. Prasetyo. 2015. Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja
Kemampuan Inkuiri Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fisika SMA.
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 1(19): 96-108. Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 13 hlm.
Suryawan, A., A. Binadja, dan S. Sulistyorini. 2015. Pengembangan Instrumen
Performance Assessment Praktikum Bervisi SETS untuk Mengukur
Keterampilan Proses SAINS. Journal of Primary Education 4(1): 1-9.
Universitas Negeri Semarang. Semarang. 9 hlm. Suwanto, K. 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA-Fisika Melalui
Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Siswa
Kelas VII di MTsN. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan 3(2).
Universitas Negeri Semarang. Surakarta. 204 hlm.
77
Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta. 289 hlm.
Trisnayanti, L., E. Sukarsih, dan Y. Hamdiyati. 2009. Pembelajaran Materi
Tingkat Organisasi Kehidupan Melalui Kegiatan Praktikum di SMP
Negeri 2 Paseh Kabupaten Sumedang (Pengalaman Lesson Study di
Wilayah Paseh). Jurnal. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
11 hlm. Uno, H. B., dan S. Koni. 2014. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.
236 hlm.
Widoyoko, E. P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta. 254 hlm.
Winsi, A. 2014. Profil Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam
Membuat LKS IPA Jenjang SMP. (Skripsi). Universitas Lampung.
Bandar Lampung. 76 hlm.
Wisudawati, A. W. dan E. Sulistyowati. 2015. Metodologi Pembelajaran IPA.
Bumi Aksara. Jakarta. 279 hlm.
Wulan, A. R. 2007. Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran Biologi.
Seminar Nasional Biologi: Perkembangan Biologi dan Pendidikan
Biologi untuk Menunjang Profesionalisme : 381-383. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung. 3 hlm.
Yolida, B. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum pada Konsep Metabolisme
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah
Mahasiswa. (Tesis). Universitas Pendidkan Indonesia. Bandung. 96
hlm.