laporan praktikum kimia anorganik
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
LOGAM-LOGAM ALKALI
Nama : Handariatul MasrurohNIM : 121810301003Jur/Fak : Kimia/MIPAKelompok : 10Nama Asisten : Agus Wahyudi
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIKJURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS JEMBER
2014
I. Judul Percobaan
Logam-logam Alkali
II. Tujuan
Mempelajari teknik pemurnian NaCl dan karakterisasi kristalnya
III. Metodologi Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
- Gelas piala 250 mL
- Gelas erlenmeyer 250 mL
- Pipa Bengkok
- Selang
- Statif
- Corong panjang
- Corong pemisah
- Kaki tiga dan Kasa
- Pembakar spirtus
- Pipet tetes
- Pengaduk gelas
III.1.2 Bahan
- NaCl
- H2SO4 pekat
- Aquades
- Spirtus
- Korek api
III.2 Skema Kerja
- dimasukkan ke dalam botol sebesar 50 gr
- ditambahkan aquades 200mL
- dikocok kuat – kuat sekitar 10 menit
- diset alat sesuai gambar 1
- dimasukkan 50 gram garam dapur kasar yang lain ke dalam
erlenmeyer
- ditambahkan sedikit demi sedikit H2SO4 p.a melalui corong
pemisah
- dipanaskan
- dialirkan gas yang dihasilkan melalui selang
- ditahan dengan corong yang berada di atas permukaan larutan
NaCl jenuh
- dihentikan aliran gas ketika kristal tidak terbentuk lagi
- disaring kristal yang terbentuk
- dioven
- ditimbang
- ditentukan randemen
- dibandingkan dengan literatur
III.3 Skema Alat
Garam dapur Kasar
Hasil
IV. Pembahasan
IV.1 Hasil pengamatan
No. Sampel Perlakuan Hasil pengamatan
1. Garam dapur kasar Diletakkan dalam
erlenmeyer, dipanaskan
dan ditetesi H2SO4
Tebentuk busa dan
dihasilkan gas yang
melalui selang
2. Larutan jenuh Dialiri gas yang
dihasilkan dari garam
dapur + H2SO4
Terbentuk endapan
putih
3. Endapan putih Disaring Dihasilkan :
- Residu = kristal putih
- Filtrat = larutan
kuning kehijauan
4. Residu Dikeringkan dalam oven
dan ditimbang
Dihasilkan kristal
dengan massa 27,588
gram dan rendemen
sebesar 55,18%
IV.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah tentang logam-logam
alkali dengan tujuan mempelajari teknik pemurnian NaCl. NaCl atau natrium dalam
kehidupan sehari-hari disebut garam dapur. Senyawa Natrium klorida yang dikenal
sebagai garam dapur merupakan zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi.
Kemampuan tingkat osmotik yang tinggi ini apabila NaCl yang terlarut didalam air
maka air tersebut akan mempunyai nilai atau tingkat konsentrasi yang tinggi, yang
dapat mengimbibisi kandungan air (konsentrasi rendah). Kelarutan senyawa ionik
NaCl dalam molekul air dapat terjadi karena terbentuknya interaksi ion-dipol antara
senyawa ion dengan molekul air. Jika interaksi ion dipol lebih kuat daripada jumlah
gaya tarik antar ion dan gaya antar molekul air, maka proses pelarutan akan dapat
berlangsung. Garam dapur tidak hanya mengandung NaCl sebagai penyusunnya,
namun juga terdapat pengotor-pengotor (impuritis) yang terkandung di dalamnya.
Pengotor-pengotor yang umum yaitu ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-, I- dan Br-
yang kesemuanya mudah larut dalam air. NaCl merupakan komponen utama dari
garam dapur yang akan dimurnikan dari pengotor-pengotor tersebut.
Pemurnian NaCl di dalam percobaan ini berdasarkan prinsip rekristalisasi.
Rekristalisasi adalah pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Metode ini merupakan metode untuk
memurnikan padatan-padatan organik yang mempunyai kecenderungan membentuk
kisi-kisi kristal melalui penggabungan molekul-molekul yang ukuran, bentuk dan
gaya-gaya ikatannya sama. Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan
antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau
pencemarnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan
zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya. Peristiwa
rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan
zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan
terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan
suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. Kelarutan
bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam
larutan dan komposisi pelarutnya (Paryanto, 2007).
Tahap pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah pembuatan larutan
NaCl jenuh. Larutan jenuh merupakan larutan yang memiliki komposisi zat terlarut
sama dengan komposisi pelarut sehingga tidak dapat melarutkan kembali zat
terlarut. Pembuatan larutan jenuh NaCl dilakukan dengan cara melarutkan padatan
NaCl pada aquades hingga tidak ada lagi garam NaCl yang larut. Penggunaan
larutan jenuh merupakan salah satu syarat proses rekristalisasi dimana dengan
penggunaan larutan jenuh ini akan mempermudah pembentukan endapan atau
kristal. Proses pemurnian NaCl ini dilakukan secara sederhana dengan merangkai
alat seperti pada skema. Garam NaCl kasar dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang
kemudian ditetesi sedikit demi sedikit dengan larutan H2SO4 p.a sambil dipanaskan
sesuai dengan skema gambar 4.1. Reaksi yang terjadi saat garam kasar NaCl
ditetesi H2SO4 p.a sambil dipanaskan adalah sebagai berikut:
2NaCl(s) + H2SO4(l) 2HCl(g) + Na2SO4(l)
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut dapat diketahui bahwa reaksi tersebut
menghasilkan gas HCl. Gas HCl yang terbentuk dialirkan ke beaker glass yang telah
berisi larutan NaCl jenuh melalui selang yang dihubungkan dengan corong. Gas HCl
yang dialirkan pada larutan jenuh NaCl ini menyebabkan terbentuk kristal pada
larutan jenuh tersebut. Kristal yang terbentuk merupakan kristal NaCl. Terbentuknya
kristal NaCl ini berdasarkan prinsip bahwa kelarutan bergantung pada sifat dan
konsentrasi zat-zat lain, terutama ion-ion dalam campuran. Terbentuknya
kristal NaCl berdasarkan prinsip kelarutan suatu zat akan sangat berkurang
jika ditambahkan reagensia yang mengandung ion sekutunya (suatu ion yang
sama dan merupakan bahan endapan). Kristal-kristal ini membentuk suatu
endapan yang terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan
jenuhnya. Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang
terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya. Selama suhu saat percobaan
dianggap tetap, maka tetapan kelarutan (s) juga akan tetap. Tetapan kelarutan
analog dengan tetapan kesetimbangan, sehingga adanya perubahan komposisi
setiap spesi zat dalam reaksi hanya akan menggeser kesetimbangan
(Bernaseoni,1995). Penambahan gas HCl ke dalam larutan lewat jenuh NaCl
mengakibatkan penambahan ion Cl- yang merupakan ion sekutu dari NaCl. Kelarutan
NaCl akan berkurang karena ditambahkan gas HCl, artinya ion Cl- akan menggeser
kesetimbangan NaCl. Konsentrasi gas HCl yang dihasilkan sangat tinggi karena
terbentuk dari reaksi NaCl dan asam pekat. Sehingga penambahan konsentrasi
ion Cl- mengakibatkan suatu pergeseran kesetimbangan kearah NaCl. Kelebihan
ion Cl-akan dikeluarkan dari larutan jenuh sebagai kristal NaCl,dengan cara
menekan kelarutan NaCl. HCl yang dialirkan ke dalam larutan jenuh NaCl berwujud
gas agar bisa bereaksi dengan larutan jenuh NaCl untuk membentuk kristal. Na+ dari
larutan jenuh bereaksi dengan Cl- dari gas HCl membentuk NaCl kristal murni.
Reaksi yang terjadi adalah:
NaCl(aq) + HCl(g) NaCl(s) + HCl(aq)
HCl yang digunakan dalam pembentukan kristal merupakan HCl dalam bentuk
gas. Hal ini bertujuan agar tidak mempengaruhi volume larutan jenuh yang nantinya
akan mempengaruhi kejenuhan larutan tersebut sehingga menyulitkan dalam
pembentukan kristal. Jika menggunakan HCl larutan maka volume NaCl jenuh akan
terpengaruh atau bertambah, hal ini akan mengurangi tingkat kerapatan ion-ion NaCl
jenuh sehingga akan sulit untuk berikatan membentuk kristal karena untuk
membentuk kristal harus terjadi tarik menarik antara kation dan anionnya yang
kemudian akan memperkecil jarak antar ionnya. Proses pemurnian NaCl ini dengan
mengalirkan gas HCl ini dihentikan ketika kristal tidak lagi terbentuk.
Kristal yang terbentuk kemudian disaring menggunakan kertas saring. Residu
yang dihasilkan dari proses penyaringan berupa kristal berukuran kecil dan filtratnya
berupa larutan berwana kehijauan. Residu yang didapatkan merupakan kristal NaCl
dan filtratnya adalah larutan HCl. Kristal yang didapatkan kemudian dikeringkan
didalam oven. Kristal yang diadapatkan berupa kristal berwarna putih dengan massa
sebesar...... Rendemen yang dihasilkan sebesar .... Randemen yang didapat sangat
kecil kemungkinan karena penghentian aliran gas HCl dilakukan terlalu cepat.
Kemungkinan pada saat penghentian pengaliran gas, larutan NaCl jenuh masih bisa
bereaksi dengan gas HCl.
V. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
- Pemurnian NaCl dilakukan dengan prinsip rekristalisasi yang berdasarkan pada
perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat pengotornya
pada suatu pelarut tertentu.
- Rendemen yang dihasilkan dalam percobaan kali ini sebesar.....
DAFTAR PUSTAKA
Bernaseoni, G.1995.Teknologi Kimia.Jakarta:PT Padya Pranita.
Paryanto, I. 2007. Pengaruh Penambahan Garam Halus Pada Proses Kristalisasi
Garam Farmasetis. Jakarta : UI Press.
Tim Penyusun. 2014. Petunjuk Melaksanakan Percobaan Praktikum Kimia
Anorganik. Jember : Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA UNEJ.
LAMPIRAN
1. Perhitungan Rendemen
- Massa kertas saring = 1,658 gram
- Massa kristal percobaan =27,588
- Massa Kristal teoritis = 50 gram
Rendemen =massa krisal percobaanmassa kristal teoritis
×100 %
=27 ,58850
×100 %
=55 ,18 %
2. Gambar
No. Gambar Keterangan
1. Rangkaian alat
2. Pembuatan larutan jenuh NaCl
3. Hasil penetesan H2SO4 pada
Garam dapur kasar. Terbentuk
busa
4. Hasil pengaliran gas HCl pada
larutan jenuh NaCl, terbentuk
endapan putih
5. Hasil penyaringan, residu berupa
kristal, filtrat berupa larutan
berwarna kehijauan.