buku penuntun praktikum kimia anorganik ii

Upload: elen

Post on 07-Aug-2018

276 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    1/38

     

    BUKU PENUNTUN

    PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

    OLEH :

    Dr. EMRIZAL M. TAMBOESAI, M.Si, M.H

    LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS RIAU

    2016

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    2/38

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas limpahan

    rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penyusunan PenuntunPraktikum Kimia Anorganik II. Buku penuntun praktikum ini merupakan literatur

    acuan bagi praktikan yang mengikuti perkuliahan Praktikum Kimia Anorganik II

    di Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau.

    Pada buku penuntun praktikum ini terdapat 9 (sembilan) objek percobaan.

    Buku penuntun praktikum ini memuat sedikit paparan teoritis tentang objek

     percobaan dan beberapa aturan serta petunjuk dalam mengikuti perkuliahan

    Praktikum Kimia Anorganik II.

    Penulis menyadari bahwa buku penuntun praktikum ini belum sempurna.

    Oleh karena itu, penulis menerima berbagai kritik dan saran dari pembaca yang

     bersifat membangun. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

     pihak yang telah membantu demi terselesainya buku penuntun ini dan berharap

    semoga buku penuntun ini dapat memberi arti positif dalam memantapkan

     perkuliahan di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau.

    Pekanbaru, Februari 2016

    Penulis

    Tim Labor Kimia Anorganik

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    3/38

    ii

    TIM PELAKSANA PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

    JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS RIAU T.A 2015/2016

    A. 

    Kepala Lab./Penanggung Jawab : Pepi Helza Yanti, M.SiB.  Dosen Pembimbing : 1. Halida Sophia, M.Si

    2. Drs. Akmal Mukhtar, MS

    3. Dr. Emrizal M. Tamboesai, M.Si, M.H

    C.  Laboran : Zul Aprisna

    D.  Koordinator Asisten : Rizki Rilda Aulia

    E.  Asisten Praktikum : 1. Sari Kurniawati

    2. 

    Abdi Kaumiyah

    3.  Enggal Satrio

    4.  Dede Suhendra

    5. 

    Syahri Kasiani

    6.  Mutia Agustina

    7.  Indah Puspita Sari

    8. 

     Nia

    9.  Zerly Marseliza

    10. 

    Merry Siska Yanti

    11. 

    Dewi Puspita

    12. Titin Kasriani

    13. Karmila

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    4/38

    iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR  .................................................................................... i

    TIM PELAKSANA PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II ................. iiDAFTAR ISI ................................................................................................... iii

    TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II ........................ iv

    PERCOBAAN I Stabilitas dan Isolasi Senyawa Tembaga (1) ............... 1

    PERCOBAAN II Meneliti Kesadahan Air ............................................... 5

    PERCOBAAN III Penetapan Rumus Molekul Senyawa Kompleks .......... 7

    PERCOBAAN IV Pembuatan Natrium Peroksoborat ................................ 10

    PERCOBAAN V Mengendapkan Garam, Melarutkan dan Menelitinya . 12

    PERCOBAAN VI Pembuatan Soda Kostik Preparatif .............................. 14

    PERCOBAAN VII Pembuatan dan Pemurnian Kalium Iodat .................... 16

    PERCOBAAN VIII Senyawa Kompleks dari Na2C2O4 dan H2C2O4 ............ 19

    PERCOBAAN IX Pembuatan Zeolit ......................................................... 21

    PANDUAN PENULISAN JURNAL DAN LAPORAN PRAKTIKUM ... 25 

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    5/38

    iv

    TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

    I.  Pelaksanaan Praktikum

    1. 

    Praktikan harus mempelajari buku penuntun sebelumnya dan bersiap untukdiresponsi tentang percobaan yang akan dilakukan.

    2. 

    Praktikan harus datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.

    3.  Praktikan tidak diperkenankan memasuki ruang laboratorium sebelum diberi

    izin oleh asisten.

    4.  Pratikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum jika tidak membuat jurnal

     praktikum tentang percobaan yang akan dilakukan dan tidak membuat

    laporan praktikum dari percobaan sebelumnya.

    5.  Keterlambatan lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum.

    6.  Tas ditinggalkan di tempat yang sudah disediakan, jangan lupa amankan

     barang –  barang anda.

    7.  Praktikan wajib mengikuti instruksi asisten praktikum, bekerja dalam

    kelompok dengan tenang, dan mengerjakan laporan secara individual.

    8. 

    Catat semua hasil pada lembar data segera setelah percobaan selesai dan

    serahkan data hasil percobaan kepada asisten kelompok (Format data hasil

     pengamatan sementara terlampir, wajib difotokopi).

    9. 

    Hanya praktikan yang tidak hadir karena sakit (surat ijin dari dokter) dan

    tugas dari jurusan/fakultas/universitas, yang diperkenankan untuk mengikuti

     praktikum susulan, pada kelas yang lain.

    10. 

    Sanksi akan diberikan apabila praktikan melanggar instruksi ataupun

    melakukan kegiatan di luar aktifitas praktikum contoh mengerjakan tugas

    kuliah lain selama kegiatan praktikum, melakukan kegiatan yang

    membahayakan diri sendiri maupun praktikan lainnya, dll.

    11.  Praktikan yang tidak masuk 2 kali berturut-turut atau 3 kali tidak masuk

    dianggap mengundurkan diri.

    II.  Alat dan Reagenesia

    1.  Praktikan harus menyediakan sendiri jas labor yang dipakai sewaktu

     praktikum.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    6/38

    v

    2.  Semua alat yang dipakai harus dipinjam dengan bon dan dikembalikan

    kembali dalam keadaan bersih serta lengkap.

    3. 

    Peralatan-peralatan besar untuk pemakaian bersama terletak di luar meja

    kerja, di dalam ruang laboratorium. Harap dipergunakan dengan

     bertanggungjawab.

    4. 

    Botol-botol reagen harus diletakkan ditempat yang telah ditentukan dan tidak

     boleh dibawa ke meja masing-masing.

    5.  Botol reagen yang kosong/habis harus segera diberitahukan kepada asisten.

    6.  Sebelum praktikum dimulai, kelompok praktikan harap memeriksa

    kesesuaian jumlah alat dengan daftar yang telah dipersiapkan oleh laboran.

    Bila ada ketidaksesuaian harus segera dilaporkan kepada asisten.

    7.  Jika ada alat yang hilang atau pecah selama praktikum, maka harus diganti

    secepatnya atau paling lambat sebelum akhir semester oleh kelompok

    mahasiswa yang bersangkutan. Bila lalai menggantikan alat akan dinyatakan

    gagal dan nilai tidak akan dikeluarkan.

    III. Keselamatan Kerja

    Laboratorium kimia adalah wilayah kerja yang berbahaya. Tidak dibenarkan

     bekerja seorang diri di laboratorium.

    1. 

    Setiap aktifitas dan selama berada di laboratorium, wajib berpakaian

    sewajarnya, memakai jas laboratorium sebagaimana mestinya, bersepatu, dan

     bila perlu menggunakan sarung tangan dan masker.

    2. 

    Rambut panjang atau jilbab harus dijepit rapi sehingga tidak mengganggu

     pekerjaan anda, menjerat peralatan atau terbakar api.

    3.  Mengetahui letak kotak P3K, pintu keluar/darurat dan pemadam kebakaran di

    area sekitar laboratorium. Jangan paksakan diri anda bekerja apabila kondisi

    fisik anda tidak sehat.

    4.  Bila bahan kimia jatuh mengenai kulit, segera bilas kulit dengan air mengalir

    dan laporkan ke asisten. Bila bahan kimia jatuh mengenai pakaian, lepaskan

    dan cuci kulit di bawahnya dengan air.

    5.  Jangan membaui campuran reaksi secara langsung. Kurangi keterpaparan diri

    anda oleh uap bahan kimia secara langsung. Jika ingin membaui sesuatu uap

    kipaslah uap tersebut dengan tangan ke muka anda.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    7/38

    vi

    6.  Bekerjalah di lemari asam bila menggunakan konsentrasi yang pekat dan

     bahan berbahaya. Jebak uap beracun yang keluar dari reaksi ke dalam air atau

     bahan yang sesuai atau lakukan percobaan dalam lemari asam.

    7. 

    Untuk mengencerkan asam, tuang asam pekat ke dalam air, tidak sebaliknya.

    8.  Jangan menggosok-gosok mata atau anggota badan lain dengan tangan yang

    mungkin sudah terkontaminasi bahan kimia.

    9.  Dilarang menggunakan HP/laptop, makan, minum dan merokok di dalam

    laboratorium. 

    IV.  Kebersihan Laboratorium

    1.  Tidak diperkenankan membuang sampah di tempat cucian, sampah harus

    dibuang di tempat yang telah disediakan.

    2. 

    Jika ada zat yang tumpah harus segera disiram/dibersihkan dengan pencuci

    yang sesuai.

    3.  Jika terjadi kecelakaan harus segera beritahu asisten.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    8/38

    1

    PERCOBAAN I

    STABILITAS DAN ISOLASI SENYAWA TEMBAGA (I)

    TUJUANMempelajari cara isolasi senyawa tembaga (I) melalui pembentukan

    senyawa kompleks tris (tiourea) tembaga (I) sulfat.

    PENDAHULUAN

    Dalam larutan berair, suatu unsur dapat ada dalam beberapa keadaan

    oksidasi. Tiap-tiap keadaan oksidasi mempunyai stabilitas termodinamika yang

     berbeda. Stabilitas relatif suatu unsur pada dua keadaan oksidasi yang berbeda

    dapat dinyatakan sebagai potensial elektroda berikut:

    Ma+  + (a-b) e-  →  M b+  b>a

    Potensial elektroda reaksi ini dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

    E = Eo +

    ln

    [+]

    [+] 

    Dengan

    n = jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi

    F = bilangan Faraday

    E = potensial eleketroda larutan

    Eo = potensial elektroda standar

    [Ma+] = aktivitas ion Ma+ dalam larutan

    [M b+] = aktivitas ion M b+ dalam larutan

    Oleh karena itu, setiap spesies yang ditambahkan ke dalam larutan yang

    menurunkan konsentrasi Ma+  atau M b+  akan menyebabkan perubahan potensial

    elektroda karena perubahan rasio [Ma+]/[M b+]. Potensial elektroda dari reaksi di

    atas menunjukkan apakah stabilitas keadaan oksidasi yang lebih tinggi bertambah

    atau berkurang dengan adanya pembentukan suatu senyawa. Namun demikian, hal

    itu tidak memberikan informasi tentang bagaimana kenaikan atau penurunan

    stabilitas keadaan oksidasi yang tidak biasa dari logam.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    9/38

    2

    Tembaga (3d10  4s1) mempunyai keadaan oksidasi +1 dan +2. Keadaan

    oksidasi yang normal dari tembaga ada +2, tetapi senyawa yang mengandung

    Cu(I) yang sudah distabilkan dapat juga dibuat dalam suatu larutan berair.

    1.  Stabilitas Melalui Pembentukan Suatu Senyawa Tak Larut

    Potensial elektroda standar untuk reaksi reduksi Cu(I) dan Cu(II) ada di

     bawah ini:

    Cu+  + e-  ↔  Cu E = 0,52 V

    Cu2+  + e-  ↔  Cu+  E = 0,153 V

    Dengan demikian ion Cu(I) dalam larutan berair adalah tidak stabil dengan

    kecenderungan berubah menjadi Cu(I) dan Cu(II).

    2 Cu →  Cu+  + Cu2+  E = 0,357 V

    Dari persamaan:

    E = Eo +

    ln

    [+]

    [+] 

    Setiap spesies yang ditambahkan ke dalam larutan yang menurunkan

    konsentrasi Cu(I) akan menyebabkan naiknya harga potensial ion yang dapat

    membentuk garam tidak larut dengan Cu(I) tetapi tidak dengan Cu(II).

    2.  Stabilisasi Molekul Pembentukan Suatu Senyawa Larut

    Selain melalui pembentukan suatu senyawa tak larut, stabilisasi Cu(I)

    dapat juga dilakukan dengan cara pembentukan senyawa kompleks yang terbentuk

    cukup stabil, maka konsentrasi Cu(I) yang tereduksi cukup berarti.

    Dalam senyawa kompleks, di samping terjadi ikatan sigma antara logam

     pusat dengan ligan juga akan terjadi pemanfaatan elektron ion logam untuk

     pembentukan ikatan phi. Jika ion logam mempunyai kerapatan elektron yang

    tinggi, maka ion logam akan lebih siap untuk menyumbangkan elektron dalam

     pembentukan ikatan phi dengan ligan. Dengan adanya ikatan phi ini akan

    menyebabkan naiknya stabilitas ion kompleks. Dengan demikian suatu jenis ion

    logam dengan keadaan oksidasi yang lebih rendah akan lebih siap berpartisipasi

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    10/38

    3

    dalam pembentukan ikatan phi. Untuk keperluan stabilisasi Cu(I) dalam larutan,

    tiourea merupakan ligan yang cocok. Senyawa kompleks yang terbentuk adalah

    tris (tiourea) tembaga (I) dengan ikatan koordinasi terjadi antara ion Cu(I) dengan

    atom S dari tiourea.

    ALAT-ALAT

    1.  Gelas ukur 10 mL

    2.  Gelas ukur 25 mL

    3.  Gelas piala 100 mL

    4.  Batang pengaduk

    5. 

    Kertas saring

    6.  Pembakar bunsen

    7.  Termometer

    8.  Timbangan

    9.  Pipet tetes

    BAHAN-BAHAN

    1. 

    Tiourea

    2.  Akuades

    3.  Tembaga (II) sulfat pentahidrat

    4. 

    Es Batu

    5. 

    Asam Sulfat 1 M

    6.  Alkohol

    7.  Bubuk tembaga

    8. 

    HCl 1 M

    CARA KERJA1.  Buat larutan tiourea (2,5 g) dalam 15 mL akuades dan larutan Tembaga (II)

    sulfat pentahidrat (2,5 g) dalam 15 mL akuades, kemudian dinginkan kedua

    larutan itu dalam tempat yang berisi es.

    2.  Tambahkan perlahan-lahan larutan Tembaga (II) sulfat penta hidrat ke dalam

    larutan tiourea sambil diaduk terus-menerus.

    3.  Setelah larutan Tembaga (II) sulfat penta hidrat habis ditambahkan, diamkan

    larutan campuran hingga terbentuk kristal putih pada dinding gelas piala.

    4.  Siapkan larutan tiourea dingin (0,1 g) dalam 10 mL akuades dan tambahkan

    ke dalam campuran reaksi.

    5. 

    Aduk campuran reaksi secara cepat kemudian dinginkan.

    6.  Setelah jumlah kristal putih terbentuk maksimum, lakukan penyaringan untuk

    memisahkan kristal dari campuran reaksi.

    7. 

    Rekristalisai dilakukan dengan cara melarutkan kristal yang diperoleh

    kedalam larutan tiurea (0,1g) dalam 30 mL yang mengandung beberapa tetes

    asam sulfat 1 M.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    11/38

    4

    8.  Pelarutan dapat dipercepat dengan cara memanaskan larutan pada suhu

    maksimum 75 oC.

    9. 

    Dinginkan larutan dan saring kristal putih yang terbentuk.

    10. 

    Cuci kristal yang diperoleh dengan 5 mLakuades, kemudian dengan 5 mL

    alkohol.

    11. 

    Keringkan dan timbang.

    TUGAS

    1.  Gambarkan orbital-orbital ligan yang digunakan untuk stabilisasi keadaan

    oksidasi Cu(I) melalui ikatan phi!

    2. 

    Buat larutan tiourea (1 g) dalam 10 mL larutan HCl 1 M. Tambahkan sedikit

     bubuk tembaga dan hangatkan campuran itu perlahan-lahan. Ulangi

     percobaan ini dengan tanpa tiourea. Apa yang terjadi?

    3. 

    Perkirakan struktur ion kompleks yang dihasilkan pada percobaan!

    4.  Apa manfaat senyawa yang dihasilkan pada percobaan ini?

    5.  Jelaskan sifat-sifat kimia dan fisika tembaga (I)!

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    12/38

    5

    PERCOBAAN II

    MENELITI KESADAHAN AIR

    TUJUANMahasiswa dapat membedakan air lunak dan air keras. Mahasiswa dapat

    melunakkan air sadah dan menghitung derajat kesadahan.

    PENDAHULUAN

    Air yang mengandung ion Kalsium atau ion Magnesium disebut air

    sadah.Kesadahan sementara disebabkan oleh garam-garam Bikarbonat dari Ca dan

    Mg,Sedangkan kesadahan tetap oleh garam Sulfat dan Klorida dari Ca dan Mg.

    Besarnya kesadahan air dapat diukur antara lain dengan derajat kesadahan jerman

    yaitu jumlah gram CaO yang terdapat dalam 1 liter air. Air sadah dapat

    menimbulkan kerak pada ketel. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan

     pemanasan atau penambahan air kapur, sedangkan kesadahan tetap dengan lindi

    soda.

    ALAT-ALAT

    1.  Tabung reaksi

    2. 

    Rak tabung

    3.  Gelas ukur 100 mL

    4.  Gelas ukur 10 mL

    5.  Gelas piala 250 mL

    6.  Erlenmeyer 250 mL

    7.  Batang pengaduk

    8. 

    Bunsen

    9.  Pipet tetes

    10.  Kaca arloji

    11.  Timbangan

    BAHAN-BAHAN

    1. 

     Natrium klorida 2.  Kalium nitrat 

    3. 

     Natrium sulfat 

    4.  Besi (II) sulfat 

    5.  Magnesium klorida 

    6. 

    Magnesium sulfat 

    7. 

    Kalsium klorida 8.  Akuades 

    9. 

    Sabun 

    10.  Natrium karbonat 

    11.  Asam klorida 

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    13/38

    6

    CARA KERJA

    1.  Ambil 7 buah tabung reaksi, masukkan ke dalam masing- masing tabung:

     Natrium Klorida, Kalium Nitrat, Natrium Sulfat, Besi (II) Sulfat, Magnesium

    Klorida, Magnesium Sulfat, Kalsium Klorida sebanyak 0,4 g dilarutkan

    dalam 5 mL akuades.

    2. 

    Buatlah larutan sabun dari 1 g sabun lemak dilarutkan dalam 100 mLakuades

    dan alkohol dengan volume yang sama.

    3.  Tuangi larutan larutan sabun ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan

    volume yang sama, lalu kocoklah tabung-tabung reaksi tersebut.

    4.  Masukkan 25 ml air sadah sementara ke dalam erlenmeyer, lalu panaskan.

    5. 

    Buanglah filtratnya, kemudian pada sisa endapan tuangi Asam Klorida.

    6.  Periksalah gas yang keluar dengan batang pengadukyang telah dicelupkan

    dalam air kapur.

    TUGAS

    1.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesadahan karbonat dan kesadahan non-

    karbonat?

    2.  Mengapa kesadahan air yang tinggi dapat merugikan?

    3. 

    Amati tabung- tabung reaksi. Tentukan tabung reaksi yang tidak

    menunjukkan busa/buih! Jelaskan penyebabnya!

    4.  Tulislah persamaan reaksi cara kerja no 4-6. Kesimpulan apa yang kamu

     peroleh dari percobaan ini?

    5. 

    Tambahkan 1 g Na2CO3  pada 20 mL air sadah, lalu kocok- kocoklah,

    kemudian tuangi beberapa mL sabun, Bagaimana pembentukan busa/buih

    sekarang?

    6. 

    Hitunglah air sadah dalam percobaan no. 1-3 dengan derajat kesadahan

    Jerman!

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    14/38

    7

    PERCOBAAN III

    PENETAPAN RUMUS MOLEKUL SENYAWA KOMPLEKS

    TUJUANMempelajari pembuatan dan penentuan rumus molekul senyawa kompleks

     besi (II) oksalat.

    PENDAHULUAN

    Reaksi antara dua molekul stabil atau lebih dapat menghasilkan produk

    reaksi yang stabil dengan sifat yang karakteristik. Sebagai contoh, kompleks

    amina akan terbentuk jika amina direaksikan dengan Kobalt (II) Klorida. Dalam

     beberapa hal kompleks tidak memberikan reaksi dalam larutan yang karakteristik

     pada ion logam atau ligan tidak kompleks. Tetapi stabilitas termodinamika dan

    kinetika bervariasi sehingga hal ini bukan merupakan kriteria pembentukan

    senyawa koordinasi.

    Hakekat struktur senyawa koordinasi adalah transfer elektron yang terjadi

    anatara ligan dengan ion pusat (ion logam). Dalam bentuk yang paling sederhana,

    ikatan koordinasi terbentuk oleh transfer pasangan elektron dari ligan (molekul)

    ke ion pusat. Molekul netral atau ion-ion yang bertindak sebagai ligan harusmemiliki pasangan elektron sumyi (elektron bebas) seperti NH3, Cl, C2O4, dan

    Lain-lain. Senyawa koordinasi paling sederhana akan terbentuk dengan ikatan

    sigma antara suatu ligan dan suatu molekul atau ion logam. Beberapa kompleks

    dikenal dimana ikatan sigma atau iatan phi keduanya dapat terjadi. Kompleks

    yang terjadi pada ion oksalat memungkinkan ikatan phi dari orbital 2p  pada

    oksigen mengkonstribusi sluruh ikatan. Dalam ligan yang lain seperti Karbon

    Monoksida (CO) dan Nitrosida (NO), kontribusi dari orbital ikatan phi berperandalam seluruh ikatan. Gugus CO bereaksi dengan suatu logam yang mempunyai

    orbital kosong dan dua orbital d   terisi untuk memberikan ikatan resultan dengan

    ikatan phi antara logam dan karbon. Sedangkan untuk NO memerlukan suatu

    logam yang mempunyai orbital sigma dan dua orbital d  yang hanya mengandung

    tiga elektron. Hal ini dapat dikatakan bahwa derajat sumbangan elektron dapat

    diharapkan bervariasi terhadap sifat alamiah logam keadaan oksidasi, dan ligan-

    ligan lain dalam molekul.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    15/38

    8

    ALAT-ALAT

    1.  Gelas piala 100 mL

    2. 

    Gelas ukur 10 mL

    3. 

    Bunsen

    4.  Corong Buchner

    5. 

    Kertas saring

    6.  Buret 50 mL

    7. 

    Termometer

    8. 

    Erlenmeyer 50 mL

    9.  Kaca arloji

    10. 

    Timbangan

    BAHAN-BAHAN

    1.  Ammonia besi (II) sulfat

    2. 

    Asam oksalat

    3.  Asam sulfat 2 M

    4.  Akuades

    5.  Aseton

    6. 

    Kalium Permanganat

    7.  Serbuk Seng

    8.  Larutan tiosulfat

    CARA KERJA

    1.  Buatlah larutan ammonia besi (II) sulfat dan larutan asam oksalat dengan cara

    melarutkan 8 g ammonia besi (II) sulfat dalam 25 mL akuades yang telah

    diasamkan dengan 1 mL asam sulfat 2 M, larutan asam oksalat dibuat dengan

    melarutkan 5 g asam oksalat dalam 30 mL akuades.

    2. 

    Campurkan larutan asam oksalat tersebut ke dalam larutan ammonia besi (II)

    sulfat, kemudian didihkan.

    3.  Saring endapan kuning yang terbentuk dengan corong buchner dan cuci

    endapan dengan air panas, lalu cuci kembali dengan Aseton dan keringkan.

    4. 

    Setelah endapan dikeringkan tentukan rendemen dan komposisihasil sintesis.

    Penentuan komposisi hasil sintesis

    a. 

    Larutkan0,2-0,3 g hasil sintesis yang didapat dalam asam sulfat 2 M,

    kemudian dititrasi dengan larutan standar kalium permanganat. Jika

    warna kalium permanganat memucat, panaskan larutan sampai suhu

    60oC dan lanjutkan titrasi sampai tercapai titik ekivalen.

     b.  Didihkan larutan dengan 2 g serbuk seng selama 10 menit. Tes larutan

    dengan satu tetes larutan Tiosulfat, jika muncul warna merah jambu

    hentikan titrasi. Tetapi jika tidak ada warna merah jambu teruskan

     pendidihan selama 5 menit.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    16/38

    9

    c.  Saring larutan dengan kertas saring dan cuci serbuk seng dengan asam

    sulfat 2 M.

    d. 

    Titrasi campuran filtrat Ammonia Besi (II) Sulfat dan hasil cucian

    dengan larutan standar kalium permanganat, dari hasil tersebut tentukan

    kadar oksalat dan kadar airnya. Tentukan pula rumus empirisnya.

    TUGAS

    1.  Apa yang dimaksud dengan senyawa kompleks?

    2.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan ikatan sigma dan ikatan phi pada

    senyawa kompleks!

    3. 

    Buatlah reaksi kimia antara ammonia besi (II) sulfat dengan asam oksalat?

    4.  Buatlah struktur kimia senyawa kompleks yang dihasilkan pada percobaan

    ini!

    5. 

    Jelaskan manfaat/kegunaan dari senyawa kompleks yang dihasilkan pada

     percobaan ini!

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    17/38

    10

    PERCOBAAN IV

    PEMBUATAN NATRIUM PEROKSOBORAT

    TUJUANMempelajari pembuatan natrium peroksoborat dan manfaatnya di dalam

    kehidupan sehari-hari.

    PENDAHULUAN

     Natrium peroksoborat atau yang lebih dikenal natrium perborat adalah

    senyawa putih, tidak berbau, larut dalam air dengan rumus kimia NaBO3.

    Senyawa ini mengkristal sebagai monohidrat, NaBO3.H2O, trihidrat,

     NaBO3.3H2O, dan tetrahidrat, NaBO3.4H2O. monohidrat dan tetrahidrat adalah

     bentuk komersial penting dari senyawa ini.Natrium perborat di dalam dunia tekstil

    digunakan sebagai zat pengelantang yang bersifat oksidator, yaitu menghilangkan

    warna kekuning-kuningan yang ada pada bahan tekstil yang disebabkan oleh

     pigmen-pigmen alam.

    ALAT-ALAT

    1.  Gelas piala 100 mL

    2. 

    Gelas piala 1000 mL

    3.  Gelas ukur 10 mL

    4.  Batang pengaduk

    5.  Pipet tetes

    6.  Corong buchner

    7. 

    Kertas saring

    8.  Kaca arloji

    9.  Spatula

    10.  Timbangan

    BAHAN-BAHAN

    1. 

     Natrium tetra boraks dekahidrat

    2.   Natrium hidroksida 3,3 %

    3.  Es Batu

    4.  Hidrogen Peroksida 6 %

    5.  Larutan KI 10 %

    6. 

    Alkohol

    7.  Akuades

    8.  H2SO4 2 M

    9.  KMnO4 0,02 M

    CARA KERJA

    1. 

    Larutkan 6 g boraks dalam 30 mL larutan NaOH 3,3 %.

    2.  Dinginkan larutan dalam bak es dan perlahan-lahan tambahkan 40 mL

    hidrogen peroksida 6 %.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    18/38

    11

    3.  Aduk kira-kira 20 menit atau sampai kristal terbentuk dengan sempurna.

    4.  Saring dengan alat penghisap.

    5. 

    Cuci dengan dengan alkohol, kemudian keringkan.

    Pengujian hasil

    Gunakan 5 mL larutan segar dalam akuades dari zat tersebut, lalukan reaksi

     berikut!

    a.  Tambahkan H2SO4 2 M dan KMnO4 0,02 M, lalu amati apa yang terjadi!

     b.  Tambahkan H2SO4 2 M dan larutan KI 10 %, lalu amati apa yang terjadi!

    TUGAS

    1. 

    Tuliskan reaksi kimia pembuatan natrium peroksoborat!

    2.  Buatlah struktur kimia natrium peroksoborat!

    3.  Sebutkan manfaat lainnya dari natrium peroksobat di dalam kehidupan sehari-

    hari!

    4.  Mengapa natrium peroksoborat pada percobaan perlu dilakukan pengujian

    hasil? Jelaskan kegunaannya!

    5. 

    Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada pengujian hasil bagian a dan b pada

     percobaan di atas!

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    19/38

    12

    PERCOBAAN V

    MENGENDAPKAN GARAM, MELARUTKAN DAN MENELITINYA

    TUJUANMengenal sifat-sifat bahan kimia dan mempelajari cara mengendapkan zat,

    menyaring endapan serta menuliskan persamaan reaksi penggaraman bersyarat.

    PENDAHULUAN

    Garam-garam Nitrat semua dapat larut, kecuali garam dari logam Alkali.

    Maka garam-garam karbonat, fosfat, tiosianat dan sulfat dari Ca, Ba dan Sr tidak

    dapat larut. Endapan-endapan itu biasanya mempunyai warna tertentu. Bila dari

    suatu reaksi kimia terjadi endapan maka endapan itu dapat diteliti dari warna

    endapan.

    ALAT-ALAT

    1.  Tabung reaksi

    2. 

    Pipet tetes

    3.  Spatula

    4.  Kertas saring

    5.  Corong

    6. 

    Gelas ukur 10 mL

    7.  Lakmus merah

    8.  Kaca arloji

    BAHAN-BAHAN

    1.  Barium klorida

    2. 

    Akuades

    3.   Natrium karbonat 0,1 N

    4.  Besi (III) nitrat

    5.  Asam klorida

    6. 

    Asam sulfat

    7.  Ammonium hidroksida

    8.   Natrium Tiosianat

    CARA KERJA

    1.  Masukkan 1 g barium klorida ke dalam tabung reaksi, lalu larutkan dalam 5

    mL akuades, tambahkan setetes demi setetes larutan natrium karbonat 0,1 N.

    2.  Bila terjadi endapan saringlah endapan itu.

    3.  Periksa endapan itu dengan memasukkannya sedikit ke dalam tabung reaksi,

    lalu tuangkan 2 tetes asam klorida, kemudian kocok. Sedikit endapan yang

    lain diperiksa dengan 2 tetes asam sulfat.

    4.  Larutkan 1 g besi (III) nitrat ke dalam 5 mL akuades.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    20/38

    13

    5.  Tambahkan ammonium hidroksida berlebihkan sehingga lakmus merah yang

    dicelupkan kedalam reaktan menjadi biru.

    6. 

    Saring endapan yang diperoleh, sebagian diperiksa dengan menambahkan

    Asam Klorida dan sebagian yang lain dilarutkan dengan asam sulfat,

    kemudian ditambahkan larutan Natrium tiosianat.

    TUGAS

    1.  Tuliskan semua persamaan reaksi percobaan-percobaan di atas!

    2.  Apa yang dimaksud dengan reaksi penetralan!

    3.  Catatlah warna endapan yang terjadi!

    4. 

    Apa yang dimaksud dengan reaksi penggaraman bersyarat?

    5.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan rekristalisasi!

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    21/38

    14

    PERCOBAAN VI

    PEMBUATAN SODA KOSTIK PREPARATIF

    TUJUANMempelajari cara pembuatan soda kostik sesuai dengan teori dan

    mengenal sifat-sifat fisika dan kimia dari soda kostik.

    PENDAHULUAN

     NaOH ini dapat diperoleh melalui reaksi penggaraman antara garam

    karbonat dan basa. Reaksi penggaraman adalah suatu reaksi bersyarat dimana

    harus terjadi endapan sesudah reaksi. Basa yang digunakan diperoleh dengan

    kapur hidup dalam air dan selanjutnya direaksikan dengan larutan natrium

    karbonat. Reaksi yang terjadi adalah:

    CaO + H2O →  Ca(OH)2  + Kalori

    Ca(OH)2  + Na2CO3  →  2 NaOH + CaCO3 

    ALAT-ALAT

    1.  Timbangan

    2.  Kaca arloji

    3. 

    Spatula

    4.  Gelas piala 100 mL

    5.  Batang pengaduk

    6.  Bunsen

    7.  Kertas saring

    8. 

    Corong buchner

    9.  Gelas ukur 10 mL

    10.  Gelas ukur 50 mL

    BAHAN-BAHAN

    1.  Kalsium oksida

    2. 

    Akuades

    3.   Natrium karbonat

    (Na2CO3.10H2O)

    CARA KERJA

    1.  Timbang 5,6 g CaO dan larutkan dalam 50 ml akuades dan aduk sampai

    menjadi bubur.

    2.  Panaskan dalam oven (105oC), 20 g NaC03.10 H20 selama 1 jam.

    3.  Dinginkan dan kemudian timbanglah 10,6 g dari padanya untuk dilarutkan

    dalam 100 ml air. Agar lebih cepat dan mudah melarutkan perlu dipanaskan

    sampai mendidih dan diaduk.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    22/38

    15

    4.  Kemudian campurkan kedua larutan di atas, aduk lalu didihkan lagi selama

     beberapa lama.

    5. 

    Setelah dingin, saring dengan kertas saring yang telah ditimbang dulu untuk

    mengetahui beratnya. Maka filtrat yang diperoleh adalah larutan soda kostik,

    dan ditampung untuk disimpan, sedangkan endapan yang terjadi dikeringkan

    dalam oven pada suhu 105 oC di atas kaca arloji selama 1 jam.

    6.  Periksalah filtrat yang diperoleh dengan kertas lakmus merah.

    7.  Setelah dingin, timbang endapan untuk mengetahui beratnya.

    TUGAS

    1. 

    Buatlah reaksi kimia pembuatan soda kostik pada percobaan ini!

    2.  Menurut percobaan di atas, berapa CaCO3  yang diperoleh? Bandingkan

    dengan hasil teoritis menurut perhitungan reaksi di atas! Mengapa terjadi

     perbedaan?

    3.  Mengapa reaksi di atas harus dilakukan dalam bentuk cairan. Syarat-syarat

    apa yang harus dipenuhi supaya reaksi seperti dalam percobaan itu bisa

    terjadi?

    4.  Jelaskan apa yang dimaksud preparatif pada percobaan ini!

    5. 

    Sebutkan manfaat soda kostik dalam kehidupan sehari-hari!

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    23/38

    16

    PERCOBAAN VII

    PEMBUATAN DAN PEMURNIAN KALIUM IODAT

    TUJUANMengenal salah satu pembuatan kalium iodat, memurnikan dan

    menganalisanya. Mendapatkan latihan untuk teknik-teknik dasar yang sering

    digunakan dalam pembuatan preparat maupun pekerjaan analisa.

    PENDAHULUAN

    Banyak cara untuk membuat dan menganalisa suatu preparat. Pemilihan

    cara pembuatan yang tepat banyak, tergantung kepada bahan baku dan alat yang

    tersedia, hasil yang dicapai, biaya, dan pada syarat-syarat yang diperlukan pada

     proses pembuatannya. Begitu pula cara menganalisa zat sangat tergantung kepada

    2 (dua) faktor terakhir. Salah satu cara pembuatan dan analisa akan kita kerjakan

     pada percobaan ini.

    Pembuatan dan Pemurnian Preparatif

    Tahap I. Iodat dioksidasi oleh kalium klorat yang dilakukan pada suasana asam

    yang sedang dalam keadaan panas.

    Tahap II. Karena pada pendinginan, campuran reaksi selain kalium iodat juga

    terbentuk kalium hidroiodat, maka sebelum didinginkan larutan harus

    dinetralkan dulu dengan KOH. Pada pendinginan, kalium iodat akan

    mengendap.

    Reaksi-reaksi yang berlangsung sebagai berikut:

    Tahap I

    6 H2O + H

    2O →  2 IO

    3

    -  + 12 H+  + 10 e- 

    6 H+  + ClO3  + 6 e-  → Cl-  + 3 H2O

    Tahap II

    K +  + H+  + 2 IO3-  →  KH(IO3)2

    H+  + OH-  →  H2O

    Reaksi samping yang mungkin terjadi adalah:

    2 ClO3-  + 12 H+  + 10 e-  → Cl2  + 6 H2O

    2 Cl + 2 e-

      → Cl2 

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    24/38

    17

    Pemurnian produk yang terjadi dikerjakan melalui pengkristalan kembali dan

     pengeringan.

    Sifat-sifat bahan baku dan preparatIodium : zat berkristal ungu kehitaman, titik leleh 113,7 oC, kelarutan

    dalam air kecil

    Kalium klorat : zat berkristal putih, kelarutan dalam air sedang, 7 g/100 mL pada

    suhu 200 oC dan 57 g/100 mL pada 100 oC.

    Kalium iodat : zat berkristal putih, kelarutan dalam air, 5 g/100 mL pada 0 oC

    dan 32g/100 mL pada 100 oC.

    ALAT-ALAT

    1.  Statif

    2. 

    Ring besi

    3.  Kasa

    4.  Kaki tiga

    5.  Labu bulat

    6.  Timbangan

    7. 

    Spatula8.

     

    Kaca arloji

    9.  Bunsen

    10.  Corong

    11. 

    Akuades

    12.  Gelas piala 500 mL

    13.  Pipet tetes

    14.  Kertas indikator

    15.  Corong buchner

    16. 

    Buret17.

     

    Kertas saring

    18.  Gelas ukur 50 mL

    BAHAN-BAHAN

    1.  Kalium klorat

    2.  Iodium

    3. 

    Akuades

    4.  Asam nitrat 6 M

    5.  KOH

    CARA KERJA

    1.  Pasang ring besi (10 cm) pada statif, letakkan kasa di bawahnya. Pasang labu

     bulat 500 mL pada statif sehingga dasar labu tepat menyentuh kawat kasa.

    Tinggi pemasangan hendaknya sedemikian rupa hingga dapat diletakkan

     pembakar di bawahnya.

    2. 

    Timbang 31 g KCIO3 dan 36 g I2.

    3.  Masukkan 31 g KCIO3  beserta 100 mL akuades ke dalam labu bulat,

     panaskan campuran ini hingga semua kalium klorat larut.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    25/38

    18

    4.  Singkirkan pembakar, kemudian tambahkan 36 g I2 dan 1 ml HNO3 6 M.

    5.  Tutup mulut labu dengan suatu corong (penyaring kualitatif).

    6. 

    Bila uap iodin ada keluar maka dinginkan labu tadi dalam bak berisi air

    dingin. Untuk menyempurnakan reaksinya labu dipanaskan dengan api kecil

    sambil kadang- kadang di goyang- goyang perlahan- lahan agar sisa iodin

    yang masih menempel di dinding labu terkena larutan kloratnya.

    7.  Masukkan akuades bebas ion ke dalamnya.

    8.  Ambil corong dari mulut labu, didihkan larutan tadi selama 10 menit.

    9.  Tuangkan isi labu ke dalam gelas piala 500 ml. Letakkan gelas piala ini pada

    kawat kasa di atas kaki tiga, panaskan larutan agar tetap mendidih.

    10. 

    Sementara larutan tetap mendidih dengan tambahkan KOH tetes demi tetes

    sampai larutan netral. Periksa dengan kertas indikator.

    11.  Biarkan pada suhu kamar sampai larutan dingin, kumpulkan kristal yang

    terbentuk dalam penyaring buchener. Larutan berubah menjadi tidak

     bewarna.

    12.  Ulangi titrasi sampai 3 kali hingga selisih ketiga harga tersebut maksimum

    0,05 mL.

    13. 

    Hitung kadar iodat tersebut.

    TUGAS

    1.  Sebutkan manfaat kalium iodat dalam kehidupan sehari-hari!

    2.  Tuliskan rumus molekul dari senyawa-senyawa berikut ini! Kalium klorat,

    iodium, akuades, asam nitrat, kalium hidroksida.

    3.  Mengapa pada cara kerja no 10 harus ditambahkan KOH sampai lautan

    netral?

    4. 

    Jelaskan apa yang dimaksud dengan preparat dan preparatif?

    5.  Sebutkan faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa?

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    26/38

    19

    PERCOBAAN VIII

    SENYAWA KOMPLEKS DARI Na2C2O4 dan H2C2O4 

    TUJUANMempelajari pembuatan dan penentuan stoikiometri senyawa kompleks

    dari Na2C2O4 dan H2C2O4.

    PENDAHULUAN

    Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion

    logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan

    elektron bebasnya kepada ion logam. Semua senyawa kompleks atau senyawa

    koordinasi adalah senyawa yang terjadi karena adanya ikatan kovalen koordinasi

    antara logam transisi dengan satu atau lebih ligan.

    ALAT-ALAT

    1.  Kaca arloji

    2. 

    Spatula

    3.  Timbangan

    4.  Gelas piala 50 mL

    5. 

    Gelas piala 1000 mL

    6.  Gelas ukur 50 mL

    7.  Batang pengaduk

    8.  Termometer

    9. 

    Es batu

    10.  Kertas saring

    11.  Corong

    12. 

    Pipet tetes

    13.  pH meter

    14.  buret 50 mL

    BAHAN-BAHAN

    1.   Natrium oksalat

    2. 

    Akuades

    3.  Asam oksalat

    4.  Alkohol

    5.   NaOH

    6. 

    Es Batu

    7.  KmnO4 

    CARA KERJA

    1.  Siapkan larutan I yang mengandung 1,84 g (0,01 mol) Na₂C₂O₄ dalam 10 mL

    akuades.

    2.  Siapkan larutan II yang mengandung 4,50 g (0,036 mol) H₂C₂O₄.2H₂O dalam

    40 mL air panas.

    3. 

    Tambahkan larutan I ke dalam larutan II sambil diaduk.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    27/38

    20

    4.  Dinginkan larutan sampai mendekati 0 ˚C dengan menempatkan bejana ke

    dalam wadah yang berisi es batu.

    5. 

    Setelah didinginkan selama 20 menit, dekantasi larutan jenuh (supernatan)

    melalui kertas saring yang kasar.

    6.  Buang filtrat, larutkan kembali endapan yang tertinggal dalam bejana dan

     pada kertas saring dalam air 50 mL yang mendidih.

    7.  Dinginkan kembali bejana gelas dalam pendinginan selama 20 menit.

    8.  Pindahkan endapan ke dalam kertas saring dan buang larutannya. Cuci hasil

    endapan 3 kali dengan 10 mL alkohol secara bertahap untuk menghilangkan

    air yang melekat (terikat) pada kristal. Setelah hasil dibersihkan dengan hati-

    hati dari filtrate ke kaca arloji, hasil disebarkan sedemikian rupa untuk

    mempercepat penguapan alkohol. Jika hasil sudah tampak kering, timbang.

    9.  Keringkan kembali dalam oven pada 105 oC selam 30 menit untuk

    menghilangkan air yang terhidrat dan timbang kembali.

    10. 

    Catat pH terhadap volume NaOH standar dan harus diperoleh 2 titik akhir

    yang berbeda, liat perbandingan dari kedua titik akhir.

    11.  Dari data yang didapat, tentukan RM senyawa tersebut. Sebagai kenyataan

    hasil tersebut mengandung H⁺  , Na⁺, C₂O₄⁻2

     dalam Na₂H₂(C₂O₄) dengan x,y

    dan z adalah bilangan bulat, simpulkan rumus senyawa dengan tepat sesuai

    dengan RM yang telah ditentukan sebelumnya.

    12. Tentukan berapa mol air per mol senyawa tersebut setelah dikeringkan di

    udara. Kemungkinan lain: anion oksalat dapat ditentukan dengan titrasi

    memakai KMnO₄ sebagai standar.

    Reaksi : 16 H⁺ + 5 C₂O₄⁻ + 2 MnO₄ → 10 CO₂ + 2Mn2+  + 8 H₂O

    TUGAS

    1.  Apa yang dimaksud dengan senyawa kompleks?

    2.  Jelaskan pengertian ligan!

    3.  Jelaskan tentang pembagian ligan berdasarkan jumlah elektron yang dapat

    disumbangkan pada atom logam!

    4.  Berikan contoh manfaat senyawa kompleks dalam kehidupan sehari-hari!

    5.  Sebutkan syarat-syarat terbentuknya senyawa kompleks!

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    28/38

    21

    PERCOBAAN IX

    PEMBUATAN ZEOLIT

    TUJUANMempelajari pembuatan zeolit dan mengetahui sifat-sifat kimia dan

    fisikanya.

    PENDAHULUAN

    Mineral zeolit telah dikenal sejak Tahun 1756 oleh Baron Freiherr Axel

    Cronsted ketika menemukan stilbit yang bila dipanaskan seperti batuan mendidih

    (boiling stone). Hal ini disebabkan karena dehidrasi molekul air yang

    dikandungnya. Istilah zeolit sendiri berasal dari bahasa Yunani  Zein  yang

     berartimembuih dan lithos  yang berarti batu, sehingga zeolit berarti batu yang

     berbuih.

    Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal alumina silika terhidrasi

    yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi,

    dimana kationnya dapat diganti oleh kation lain tanpa menyebabkan perubahan

     pada struktur zeolit dan dapat menyerap air secara reversibel. Zeolit mempunyai

    rongga dan celah dengan luas permukaan dalam yang jauh lebih besar dari padaluas permukaan kristal bagian luarnya.

    Struktur kimia sel zeolit dengan sisa aktifnya dapat digambarkan sebagai

     berikut :

    Gambar 1. Struktur kerangka zeolit

    Tipe-tipe zeolit dapat dikarakterisasi berdasarkan topologi tertentu dalam

    kerangka. Sisi aktif inilah yang dapat menyebabkan zeolit memiliki kemampuan

    sebagai penukar ion, adsorben dan katalis.

    Pada struktur zeolit di atas atom Al yang berbentuk tetrahedral yang

    menyebabkan atom Al tersebut akan bermuatan negatif karena berkoordinasi

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    29/38

    22

    dengan empat atom oksigen dan selalu dinetralkan oleh kation alkali dan alkali

    tanah untuk mencapai senyawa yang stabil.

    Rumus empiris zeolit yaitu :

    (Mx/n[(AlO2)x(SiO2)v]mH2O

    Keterangan:

    M : Kation logam yang dapat saling ditukarkan

    n : Valensi kation M

    m : Jumlah molekul air perunit

    x,y : Menyatakan banyaknya atom Al dan Si

    Struktur kristal zeolit merupkan gabungan dari sejumlah unit pembangun

    sekunder yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk rongga-rongga dan

    saluran. Rongga-ronga dan saluran ini berisi kation dan molekul air. Kation-kation

    tersebut tidak terikat pada posisi yang tepat melainkan dapat digantikan dengan

    kation lain tanpa merusak struktur zeolit, karena molekul air juga dapat bergerak

     bebas dalam rongga, maka zeolit dapat menyerap air secara reversibel. Posisi

    kation dan molekul air dalam rongga zeolit dapat ditunjukkan pada gambar di

     bawah ini :

    Gambar 2. Posisi kation dan molekul air dalam rongga zeolit.

    ALAT-ALAT

    1. 

    Spatula

    2.  Kursibel

    3.  Furnace

    4. 

    Desikator

    5. 

    Gelas piala 50 mL

    6. 

    Gelas piala 100 mL

    7.  Gelas ukur 50 mL

    8.  Gelas ukur 10 mL

    9. 

    Labu ukur 250 mL

    10. 

    Bunsen

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    30/38

    23

    11.  Batang pengaduk

    12.  Timbangan

    13.  Kertas saring

    14.  Oven

    BAHAN-BAHAN

    1.  Abu layang

    2. 

     NaOH

    3.  Akuades

    4. 

    Al(OH)3 

    CARA KERJA

    Peleburan Abu Layang dengan NaOH

    1.  Leburkan 25 g abu layang dengan 20 g NaOH dalam furnace pada suhu

    500oC selama 15 menit.

    2. 

    Dinginkan campuran dalam desikator.

    Pembuatan larutan Natrium Silikat

    1. 

    Setelah dingin, Larutkan campuran leburan dengan akuades secukupnya lalu

    dibiarkan selama 1 malam agar larut sempurna.

    2.  Saring larutan yang terbentuk dan encerkan dengan akuades hingga volume

    250 mL.

    Pembuatan Larutan Natrium Aluminat

    1. 

    Larutan aluminat dibuat dengan melarutkan 30,5 g NaOH dalam 100 mL

    akuades.

    2.  Panaskan agar larut sempurna, campuran diaduk.

    3.  Secara perlahan-lahan tambahkan 21,65 g Al(OH)3  sambil diaduk hingga

    terbentuk larutan bening.

    4.  Setelah semua Al(OH)3 melarut kemudian encerkan hingga volume 250 mL

    dengan akuades.

    Mensintesis Zeolit

    1.  Zeolit disintesis dengan menambahkan larutan natrium aluminat secara

     perlahan-lahan ke dalam larutan natrium silikat sambil diaduk hingga

    homogen selama 3 jam,

    2.  Lalu terbentuk gel berwarna putih.

    3.  Saring gel yang terbentuk kemudian panaskan pada suhu 80oC selama 8 jam.

    4.  Kristal yang terbentuk dicuci dengan akuades.

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    31/38

    24

    TUGAS

    1.  Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis zeolit!

    2. 

    Sebutkan dan jelaskan karakteristik zeolit!

    3. 

    Sebutkan metode apa saja yang digunakan untuk menentukan karakteristik

    zeolit!

    4. 

    Sebutkan dan jelaskan aplikasi penggunaan zeolit dalam kehidupan sehari-

    sehari maupun dalam industri!

    5.  Termasuk jenis apakah yang disintesis pada percobaan ini?

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    32/38

    25

    PANDUAN PENULISAN JURNAL DAN LAPORAN PRAKTIKUM

    I.  Jurnal Praktikum

    1. 

    Setiap praktikum wajib membuat jurnal praktikum tentang percobaan yang

    akan dilakukan. Praktikan yang tidak membuat jurnal praktikum tidak

    diperkenankan mengikuti praktikum.

    2. 

    Jurnal praktikum ditulis menggunakan buku disampul hitam.

    3.  Penulisan jurnal praktikum mengikuti format berikut ini:

    Judul

    I.  Tujuan Percobaan

    1.1.… 

    1.2. Dan seterusnya

    II.  Landasan Teori

    III.  Alat dan Bahan

    3.1.Alat yang diperlukan

    1. 

    … 

    2.  Dan seterusnya

    3.2.Bahan yang diperlukan

    1.  …. 

    2.  Dan seterusnya

    IV. 

    Skema Kerja

    V.  Tugas

    1.  … 

    2.  Dan seterusnya

    VI. 

    Daftar Pustaka (minimal 5

    dari jurnal/buku)

    II.  Laporan Praktikum

    1. 

    Setiap percobaan yang dilakukan, praktikan diwajibkan membuat laporan

     praktikum pada kertas A4 sesuai format yang disediakan.

    2. 

    Penulisan laporan praktikum mengikuti format berikut ini (penulisan poin

    disesuaikan dengan jurnal praktikum):

    Cover (Contoh terlampir)

    Judul

    I.  Tujuan Percobaan

    II. 

    Landasan Teori

    III.  Alat dan Bahan

    3.1.  Alat yang digunakan

    3.2.  Bahan yang digunakan

    IV.  Skema Kerja

    V.  Data Hasil Pengamatan

    (diusahakan dalam bentuk

    tabel)

    VI. 

    Perhitungan/Reaksi Kimia

    VII.  Pembahasan

    VIII. Tugas

    IX.  Kesimpulan

    1.  … 

    2.  Dan seterusnya

    X.  Daftar Pustaka

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    33/38

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    34/38

    27

    DATA HASIL PENGAMATAN SEMENTARA

    Judul Percobaan :Hari, Tanggal Percobaan :

    Kelas/Kelompok :

     Nama Anggota :

    Mengetahui,

    Asisten Percobaan

    ( )

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    35/38

    28

    LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

    JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS RIAU

    LEMBARAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

    Judul Praktikum/ No Percobaan :

    Hari/Tanggal :

    Kelas/Kelompok :

    Nama Asisten :

    No Alat Jumlah Keterangan

    No Bahan Jumlah Keterangan

    Pekanbaru,…………2016

    Praktikan Asisten

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    36/38

    29

    Respon Praktikum Kimia Anorganik II

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Riau

    Judul Percobaan :

    Hari/Tanggal :

    Kelas/Kelompok :

    Nama Asisten :

    Praktikan Asisten

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    37/38

     

    Contoh Cover

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

    STABILITAS DAN ISOLASI SENYAWA TEMBAGA (I)

    OLEH :

    NAMA : MEGA WATY

    NIM : 1303112413

    KELAS/KELOMPOK : C/VII (TUJUH)

    TANGGAL PERCOBAAN : 05 DESEMBER 2014

    ASISTEN : ASTARINA ATIK P.

    LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS RIAU

    2016

    3 cm

    3 spasi

    Font 12,

    1,5spasi, Bold

    Font 12,

    1,5spasi, Bold

    Font 12,

    1,5 spasi, Bold

    3 cm

    3 cm

    3 cm

    4 spasi

    ± 5 x 5 cm

    Berwarna

    3 spasi

  • 8/19/2019 Buku Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II

    38/38

     

    Laporan Praktikum Kimia Anorganik II