laporan praktikum gula pembuatan marshmallow (soft candy)
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)TRANSCRIPT
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 1/13
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Marshmallow atau manisan kenyal adalah makanan ringan bertekstur seperti busa yang
lembut dalam berbagai bentuk, aroma dan warna. Marshmallow bila dimakan meleleh di
dalam mulut karena merupakan hasil dari campuran gula atau sirup jagung, putih telur,
gelatin, gom arab, dan bahan perasa yang dikocok hingga mengembang. Marshmallow
merupakan makanan ringan yang sering dimakan setelah dipanggang di atas api unggun. Bila
dipanggang di atas api, bagian luar marshmallow mengalami karamelisasi sedangkan bagian
dalam sedikit mencair. Lama pemanggangan bergantung pada selera, mulai dari sedikit
berubah warna hingga manisan kenyal menyala dan sedikit gosong. Resep untuk membuatmanisan kenyal ada lebih dari 1.000 cara yang berbeda.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu melaksanakan proses pembuatan marshmallow
2. Mahasiswa dapat membedakan karakteristik gula semut yang dihasilkan
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 2/13
II. TINJAUAN PUSTAKA
Marshmallow diproduksi pertama kali di Perancis di bawah nama Fate de Gulmauve.
Dulu marshmallow merupakan sari buah pekat yang berasal dari akar Althaea officinalis yang
dicampur dengan telur dan gula menjadi seperti foam ringan. Namun seiring dengan
perkembangan jaman, sekarang ini marshmallow bertekstur lebih lembut dan mempunyai
masa simpan yang lebih lama. Whipping dan gelling agent yang dipakai dalam pembuatan
marshmallow juga mengalami perubahan. Sekarang, gelatin biasanya dipakai dengan putih
telur. Sebagai alternatif, ditambahkan pula gum arabic atau pati untuk meningkatkan tekstur
marshmallow (Lees & Jackson, 1973).
Marshmallow diberi nama sesuai dengan tanaman marshmallow, tetapi marshmallow
modern adalah buih yang telah distabilkan dengan gelling agent . Bahan tradisional dari
marshmallow adalah putih telur yang berfungsi sebagai foaming dan gelling agent . Putih telur
ini akan memberi warna dan gel yang lunak. Pada masa sekarang, gelatin lebih banyak
digunakan dan tetap berfungsi sebagai whipping dan gelling agent . Marshmallow dari gelatin
memiliki tekstur lembut dan elastis atau kenyal, tetapi massanya lebih berat dari yang
menggunakan putih telur. Gelling agent yang lain ialah pektin, agar, dan pati. Semuanya
memberi tekstur yang halus dan kenyal seperti gel (Edward, 2000).
Komposisi utama dalam marshmallow adalah udara dan kandungan air (kelembapan).
Marshmallow mempunyai kandungan air akhir sebesar 12-18%. Fungsi kelembaban dan
udara ini adalah unuk mengontrol kekentalan produk. Udara yang tercampur digunakan untuk
meningkatkan volume dan memperbaiki tekstur. Kandungan air yang tinggi memungkinkan
banyak volume udara yang tercampur dan juga mengendalikan kekentalan produk. Karena
kandungan airnya yang tinggi, marshmallow rentan terhadap pertumbuhan jamur (Lees &
Jackson, 1973).
Marshmallow mempunyai beragam variasi, tapi ini semua berdasarkan formula biasa
yang ada pada nougat tapi dengan kandungan air lebih tinggi dan tanpa penambahan fat .
Gula atau glukosa sirup diaerasi dengan gelatin, putih telur, Hyofama atau whipping agent
lainnya dan dikocok menjadi foam dan akan dibuat menjadi seperti permen jeli lenting
berudara. Tekstur marshmallow yang baik adalah agak keras dan elastis serta mempunyai
tekstur yang lembut. Tekstur dari marshmallow ini dipengaruhi oleh kandungan air akhir,
jumlah gelatin yang digunakan, dan kehadiran dari whipping agent yang lain seperti putih
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 3/13
telur. Teksturnya tergantung pada kandungan airnya dan jumlah dari penambahan gelatin atau
whipping agent lainnya (Minifie & Chem, 1982).
Marshmallow dibuat dengan proses dingin. Sirup dasarnya disiapkan dengan pemasakan
dengan konsentrasi yang telah ditentukan. Larutan whipping agent harus ditambahkan setelah
sirup didinginkan pada suhu normal. Karena proses pemasakan yang tidak cukup untuk
mensterilkan bahan, maka diperlukan perhatian khusus pada kebersihan peralatan (Lees &
Jackson, 1973).
Pada saat pemasakan, suhu harus benar-benar dijaga. Hal ini dikarenakan suhu yang
terlalu rendah menyebabkan kembang gula menjadi lengket, tetapi suhu yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan karamelisasi yang akan berpengaruh pada warna dasar kembang gula.
Tahap perebusan yang terlalu tinggi membuat tekstur kembang gula keras dan mudah hancur
(Lees & Jackson, 1980). Suhu yang tinggi dapat merusak karakteristik dari glukosa sehingga
mudah menggumpal (Meiners et al ., 1984).
Metode yang biasa digunakan dalam pembuatan marshmallow :
Metode batch
Gula, sirup glukosa, dan gula invert lainnya dididihkan sampai suhu ± 100°C.
Kemudian campuran didinginkan dan larutan gelling agent ditambahkan. Campuran dari
keduanya dikocok seperlunya sampai agak mengental dan kemudian dicetak dalam bubuk
pati.
Metode continious manufacture
Campuran gula, sirup glukosa, dan gula invert harus dididihkan sebelum didinginkan
(66°C), gelling dan whipping agent ditambahkan dan campuran tersebut kemudian
dimasukkan ke mesin continious whipping dimana produk akan diaerasi, diwarnai, dan
ditambah flavor (Edward, 2000).
Marshmallow mempunyai tekstur yang mungkin keras dan kenyal, lunak dan tidak
lentur, atau lentur dan menjadi panjang ketika ditarik. Marshmallow dapat dibuat dengan
ditaburi pati, dengan dimampatkan atau dialirkan melalui penyalur. Kealamian dari produk
harus diperhatikan pada resep dan proses, di sisi lain ini akan menjadi subjek akan cacat pada
penyimpanan. Graining , fermentasi, kekeringan, dan kerusakan rasa pada aksi mikrobiologi
muncul dari telur dan gelatin (Minifie & Chem, 1982).
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 4/13
Air merupakan komponen penting dalam pembuatan kembang gula, karena air
mempengaruhi penampakan tekstur dan citarasa. Air berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan
lainnya. Air yang berlebihan menyebabkan waktu pemasakan menjadi lama, sehingga akan
menurunkan kualitas dan menyebabkan peningkatan biaya energi. Air yang terlalu sedikit
menyebabkan rekristalisasi dalam waktu singkat. Kadar air yang rendah memberikan
chewing characteristics yang rendah (Meiners et al ., 1984). Dalam pembuatan marshmallow,
perlu diperhatikan untuk menambahkan jumlah air yang tepat ke dalam formula. Jika terlalu
banyak akan menyebabkan produk menjadi lengket dan jika terlalu sedikit air yang tersedia
maka akan menghasilkan produk yang chewy, brittle atau kering. Air yang digunakan adalah
satu pertiga bagian dari gula yang digunakan (Hardman, 1989).
Glucose syrup digunakan untuk mengontrol rekristalisasi larutan gula super jenuh dan
memberikan viskositas pada massa kembang gula. Jika jumlah glukosa yang ditambahkan
makin banyak, maka hasil akhir dari produk akan makin lengket dan liat. Hal ini
menyebabkan boiling temperature harus dikurangi untuk mengontrol tekstur yang liat.
Variasi jenis sirup glukosa yang digunakan dalam membuat marshmallow akan
mempengaruhi viskositas, pembentukan warna, dan kehalusan ( firmness) produk.
Peningkatan kadar padatan dalam sirup glukosa akan menyebabkan peningkatan kekenyalan
( stretch properties) pada produk, tetapi juga akan menurunkan daya simpan (Lees & Jackson,1973). Glukosa yang sering digunakan dalam pembuatan marshmallow adalah sirup glukosa
DE 42. Kemampuan glukosa sirup DE 42 yaitu dapat memberikan ‘skin’ pada permukaan
luar kembang gula, dimana mampu menghindarkan penetrasi air ke dalam kembang gula.
Komposisi gula dan glukosa ini membentuk tekstur, kemanisan, body, dan bentuk kembang
gula (Meiners et al., 1984).
Gula pasir berperan sebagai filler atau pengisi dimana gula pasir ini dapat memberikan
tingkat kemanisan yang diperlukan dan mengurangi viskositas atau kekentalan pada tekstur
akhir. Jumlah gula reduksi yang tinggi menyebabkan kualitas menjadi rendah. Peningkatan
jumlah sukrosa akan meningkatkan kekerasan (toughness) dan menyebabkan graining selama
penyimpanan. Selain itu, gula juga berfungsi untuk menentukan “body” kembang gula
tersebut (Meiners et al ., 1984). Gula dan glukosa dilarutkan dalam massa kembang gula
dengan menggunakan air. Dengan meningkatnya suhu maka kelarutan gula juga akan
meningkat yang pada akhirnya juga akan meningkatkan titik jenuh dan konsentrasinya. Gula
dan glukosa sangat mudah mengeras saat perebusan. Jika gula tidak larut sempurna, maka
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 5/13
dapat terjadi graining setelah proses pemasakan selesai. Hal ini dapat dicegah dengan
melakukan perebusan secepat mungkin (Lees & Jackson, 1980).
Jenis whipping agent dan konsentrasinya merupakan faktor utama yang mempengaruhi
pembuatan marshmallow. Whipping agent berfungsi untuk menahan udara yang masuk
menjadi sebuah produk, menghasilkan keseragaman dispersi dari sel udara pada kembang
gula menuju pada berat spesifik yang lebih rendah, dan menambah modifikasi pada tekstur.
Dan hasil dari whipping agent ini menjadi sifat penting dari kembang gula seperti
marshmallow, angel, coklat batang, dan beragam jenis bahan foam termasuk frappes, yang
terkadang disebut mazettas. Foam yang stabil tidak bisa didapatkan dengan pengocokan
larutan gula dengan konsentrasi tinggi tanpa adanya surface active agent. Dalam industri
permen, ada berbagai macam whipping agent yang digunakan, antara lain putih telur, gelatin,
susu skim, kasein , whey, protein kedelai (Lees & Jackson, 1973).
Whipping agent yang paling sering dipakai adalah putih telur, karena mempunyai sifat
aerasi yang baik bersama dengan suhu yang stabil berhubungan dengan kemampuannya
untuk membeku. Pembekuan ini dapat diperlambat maupun dicegah ketika dipakai pada
larutan gula dengan konsentrasi tinggi. Putih telur yang terlarut pada sirup gula dengan
konsentrasi 40% tidak membeku sampai mencapai suhu 65oC yang dapat dicapai ketika putih
telur dilarutkan pada sirup 60% akan mencapai suhu 75oC (Lees & Jackson, 1973). Putih
telur mengandung seyawa obalalbumen, yaitu protein yang bersifat mampu membentuk busa
( foaming ). Pembusaan ini dapat terjadi apabila ada udara atau gas yang terperangkap di
dalamnya. Semakin banyak udara atau gas yang terperangkap, pembusaan juga akan semakin
hebat dan hal ini akan ditunjukkan oleh pengembangan volume dan kekakuan tekstur putih
telur. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengocokan putih telur adalah pemisahan kuning
telur, jenis wadah serta alat pengocok (mixer ), kecepatan pengocokkan, dan suhu selama
proses pengocokan (Kasmidjo, 2004). Pengocokan putih telur harus diperhatikan.
Pengocokan yang tidak sempurna membuat gula tidak larut sempurna. Jika gula tidak larut
sempurna terjadi graining setelah proses pemasakan selesai. Graining ialah proses
terbentuknya gelembung-gelembung udara pada akhir proses (Lees & Jackson, 1973).
Pada marshmallow, gelatin yang digunakan harus mempunyai kualitas yang paling baik
sehingga menghasilkan larutan yang viskositasnya rendah. Kekuatan gel dari gelatin dapat
ditentukan dengan berbagai cara, tapi yang sering digunakan dalam industri confectionery
adalah Bloom Geometer. Semakin tinggi nomor bloomnya, semakin kuat gel yang terbentuk
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 6/13
dari gelatin. Derajat bloom gelatin yang rendah biasanya akan menghasilkan produk dengan
tekstur yang sangat elastik. Tipe yang direkomendasikan untuk gelatin adalah dengan derajat
bloom 200-250, yang mempunyai viskositas rendah dan gelling agent tinggi. Dalam
pembuatan produk yang diaerasi, kekuatan bloom yang tinggi memungkinkan persentase
gelatin yang digunakan rendah sehingga akan mengurangi viskositas (Lees & Jackson, 1973).
Dalam pembentukan marshmallow, jumlah normal gelatin yang digunakan kira-kira 2%.
Gelatin harus ditim sebelum digunakan, sekurangnya 4 bagian air dingin untuk tiap 1 bagian
gelatin. Air yang lebih banyak mungkin digunakan bila sesuai dengan formula. Selama
penggelatinan, gelatin bisa ditambahkan langsung ke batch jika temperatur larutan gula 60°C
(140°F) (Lees & Jackson, 1973).
Penambahan gelatin pada massa kembang gula berfungsi untuk meningkatkan tekstur
dan chewing ability. Kekuatan gelling strength pada gelatin ditunjukkan dengan derajat
bloom. Semakin tinggi derajat bloom maka gelling strength makin kuat, viskositas makin
tinggi. Secara komersial biasanya digunakan gelatin 180-260oBloom. Tingginya konsentrasi
gula yang terlarut dalam massa kembang gula akan mengurangi kemampuan gelatin untuk
mengembang. Oleh karena itu gelatin tidak ditambahkan dalam bentuk bubuk secara
langsung ke dalam larutan gula (Meiners et al ., 1984).
Gelatin tidak boleh dididihkan bersama larutan gula. Hal ini dilakukan agar
kemampuannya membentuk gel tidak hilang karena gelatin memiliki kemampuan untuk
meningkatkan chewing ability. Penambahan gelatin dilakukan dalam bentuk campuran atau
larutan setelah proses pendidihan selesai. Oleh karena itu, ada sedikit resiko di mana masih
ada kontaminasi mikrobia. Keunggulan gelatin dibanding dengan gelling agent yang lain
adalah gelatin merupakan gel yang heat reversible. Selain mempengaruhi chewing quality,
gelatin juga berperan penting sebagai stabilizer untuk mencegah kristalisasi dan pemisahan
emulsi. Gelatin akan menghasilkan kembang gula yang bertekstur lembut cenderung kenyal
seperti karet. Penggunaan gelatin dapat diganti dengan senyawa pengental ( gelling
substances) yang berasal dari tumbuhan, seperti pektin dan agar, yang sering kali
memberikan ketahanan yang lebih baik bagi produk (Minifie & Chem, 1982).
Gelling agent bisa dikombinasikan untuk memperoleh tekstur yang bervariasi. Yaitu bila
gelatin dikombinasikan dengan pektin akan memberi tekstur yang sort dan brittle. Bila
gelatin dikombinasikan dengan pati, akan diperoleh tekstur yang tidak elastik. Dan bila
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 7/13
gelatin dikombinasikan dengan gum arab, maka akan diperoleh tekstur keras dan kompak
(Lees & Jackson, 1973).
Tekstur dan densitas dari marshmallow dapat divariasi dengan penyesuaian dari jumlah
putih telur dan gelatin termasuk gelatinizing agent yang lain atau gum. Gelatinizing agent
yang mungkin digunakan untuk memberi tekstur yang berbeda dari marshmallow adalah:
Agar, dilarutkan dalam air mendidih. Kemudian larutan tersebut didinginkan
dan ditambahkan pada larutan putih telur. Agar ini memberi tekstur yang keras pada
marshmallow.
Gum Arabic, dilarutkan dalam air dingin dengan merendam dan menggerak-
gerakannya kemudian disaring. Gum arabic akan menghasilkan marshmallow yang
memiliki tekstur yang liat dan berserabut (Minifie & Chem, 1982).
Flavor adalah bahan yang memberi rasa dan aroma yang menyenangkan. Flavor yang
ditambahkan biasanya dicampurkan dalam massa kembang gula yang masih panas sambil
terus diaduk dengan cepat. Karena sifatnya yang volatile, maka dengan adanya penambahan
bubuk dektrose murni kurang lebih 100-150 per batch, dapat mencegah terjadinya penguapan
flavor. Flavor ini dapat ditambahkan setelah proses pemasakan berakhir. Flavor bisa terdapat
dalam bentuk terlarut dalam solven seperti pada flavor cair; atau menempel pada bahan padat
dengan dikeringkan dengan spray dryer dalam bentuk flavor padat; atau seperti lemak yang
terdapat di dalam susu di mana flavor terdispersi dalam bentuk butiran dalam cairan yang
tidak dapat tercampur sebagai flavor emulsi. Bisa dikatakan juga bahwa ekstrak flavor dapat
ditambahkan ketika larutan telah cukup dingin untuk diaduk. Flavor yang ditambahkan terasa
kuat dikarenakan waktu pemberian flavor yang tepat, yaitu di mana massa kembang gula
sudah tidak terlalu panas sehingga flavor tidak menguap akibat panas, sebab flavor
mempunyai sifat volatil (Meiners et al ., 1984).
Bahan pemberi rasa lain yang juga ditambahkan adalah asam sitrat. Penambahan asam
sitrat ini bertujuan untuk memperkaya flavor marshmallow. Penambahan asam dapat
melemahkan kekuatan pembentukkan gel pada gelatin. Hal ini dikarenakan keberadaan asam
yang meningkatkan suhu larutan. Untuk mencegah hal ini, penambahan asam dilakukan pada
saat terakhir setelah pemasakan yang idealnya dilakukan sebelum pencetakkan untuk
mencegah inversi tambahan yang mengakibatkan kelengketan pada kembang gula.
Penggunaan satu atau beberapa jenis asam tergantung dari rasa asam yang dibutuhkan, tapi
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 8/13
pada umumnya tidak boleh digunakan lebih dari 8-10 gram per kg massa gula walau untuk
rasa jeruk (Meiners et al., 1984).
Asam sitrat memiliki rasa asam yang lembut (mild ) dan kembang gula yang
menggunakan asam ini memiliki flavor yang lebih lembut ( smoother ), selain itu asam jenis
ini dianggap aman karena seluruhnya diserap oleh tubuh (Lees & Jackson, 1973). Pati
digunakan sebagai gelling agent dari beberapa jenis jellies/ gums atau sebagai zat pengental
atau dapat pula memberikan body pada sebuah produk (Minifie & Chem, 1982).
Selain bentuk dan tekstur, warna adalah hal yang amat penting dalam mendukung
penampilan kembang gula. Warna harus menunjukkan atau mengindikasikan rasa dari
produk. Sebagian besar bahan pewarna bersifat larut dalam air. Bahan pewarna biasanya
dijual dalam bentuk bubuk kering, namun juga terdapat dalam bentuk cairan dan pasta. Pada
saat pembuatan kembang gula, bahan pewarna ditambahkan dengan komposisi yang
dibutuhkan ke dalam tempat pendidihan gula. Kualitas pewarna cair pada umumnya tidak
dipengaruhi oleh temperatur selama proses (Meiners et al., 1984).
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 9/13
III. METODELOGI
3.1 Bahan dan alat – alat :
3.1.1 Bahan :
Gelatin 25gr
Air Dingin 125ml
Air Panas 175ml
Sirup Jagung / HFS 250gr
Gula Pasir 475gr
Gula Halus 125gr
Essens Vanili secukupnya
3.1.2 Alat – alat :
Wajan
Kompor
Mixer
Loyang
3.2 Prosedur pelaksanaan :
1. Gelatin dilarutkan dengan air dingin .
2. ½ Bagian sirup fruktosa ditambah gula pasir dan air panas dipanaskan hingga
mendidih (115°C) .
3. Tambahkan sisa sirup fruktosa dan aduk .
4. Masukkan gelatin sedikit demi sedikt sambil terus di mixer dengan kecepatan tinggi
selama 10 menit .
5. Masukkan ke dalam loyang yang telah dilapisi aluminium foil. Diamkan selama 3 jam
lalu potong dan tambahkan gula halus .
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 10/13
Diagram proses pembuatan :
½ BAGIAN SIRUP
FRUKTOSA + GULA
PASIR+ AIR PANAS
DIPANASKAN
(115°C)
DIMIXER
DIMASUKAN KE
LOYANG
DIAMKAN 3
JAM
DIPOTONG -
POTONG
DITABURI GULA
HALUS
GELATIN+
AIR DINGIN
DILARUTKAN
MARSHMELLOW
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 11/13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari uji organoleptik diperoleh data sebagai berikut :
PANELIS AROMA TEKSTUR WARNA RASAPENERIMAAN
KESELURUHAN
Hugo 3 3 4 4 4
Ariesta 2 2 3 2 3
Arif 3 3 3 4 3
Wira 3 3 3 4 3
Vinanta 3 4 4 3 4
TOTAL 14 15 17 17 17
RATA2 2,8 3 3,4 3,4 3,4
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil uji organoleptik terhadap marshmallow yang kami hasilkan,
Parameter yang paling digemari adalah warna, rasa, dan penerimaan keseluruhan. Warna
marshmallow yang dihasilkan putih susu. Rasa yang dihasilkan manis. Parameter berikutnya
yang digemari adalah tekstur. Tekstur marshmallow ini kenyal dan sedikit lengket. Aroma
marshmallow ini memiliki aroma yang menyerupai aroma gula. Marshmallow ini sedikit
berongga karena ada proses pengadukan sehingga udara masuk ke adonan.
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 12/13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tabel hasil uji organoleptik terhadap marshmallow yang kami hasilkan,
Parameter yang paling digemari adalah warna, rasa, dan penerimaan keseluruhan. Tekstur
marshmallow ini kenyal dan sedikit lengket. Aroma marshmallow ini memiliki aroma yang
menyerupai aroma gula.
7/15/2019 Laporan Praktikum Gula Pembuatan Marshmallow (Soft Candy)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-gula-pembuatan-marshmallow-soft-candy 13/13
DAFTAR PUSTAKA
Moerdokusumo. (1993). Pengawasan Kualitas dan Teknologi Kembang Gula di Indonesia.
Trubus Agrisana. Surabaya.
Minifie, B. W. & C. Chem. (1982). Chocolate, Cocoa and Confectionery : Science and
Technology 2nd ed. AVI Publishing Company, Inc. USA.
Lees, R. & E. B. Jackson. (1973). Sugar Confectionery and Chocolate Manufacture. Leonard
Hill. Glasgow.
Lee, R. & E. B. Jackson. (1980). Sugar Confectionery and Chocolate Manufacture. Leonard
Hill. Glasgow.
Meiners, A.; K. Kreiten & H. Joike. (1984). Silesia Confiserie Manual No. 3. Silesia-
Essenzenfabrik Gerhard Hanke, Abt. West Germany.