laporan praktikum ekologi tumbuhan-pemetaan
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
“PEMETAAN SEDERHANA”
Disusun Oleh:
RIFKI MUHAMMAD IQBAL (1211702067)
BIOLOGI IV B
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Peta adalah suatu gambaran atau lukisan yang digambarkan pada pemukaan bidang datar
dengan menggunakan skala tertentu. Karena peta ini merupakan sebuah media komnikasi
antara manusia dan kodisi lapangan yang dibutuhkan sebagai linformasi lokasi lapangan, dan
posisi objek-objek di lapangan.
Pemetaan ada dua yaitu, pemetaan metode intersection dan resection. Resection yaitu cara
untuk menentukan tempatatau kedudukan sendiri di medan ke titik di peta dengan
menggunakan titik pertolongan yang berada di peta dan di medan. Intersection ialah cara
untuk menentukan tempat atau kedudukan di medan atau lapangan yang belum diketahui di
peta dengan pertolongan titik atau benda yang berada di medan atau lapangan atau di peta
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah membuat peta daerah suatu komunitas (daerah).
BAB II
Tinjauan Pustaka
Di alam jarang sekali ditemukan kehidupan yang secara individu terisolasi, biasanya suatu
kehidupan lebih suka mengelompok atau membentuk koloni. Kumpulan berbagai jenis
organisme disebut komunitas biotik yang terdiri atas komunitas tumbuhan (vegetasi),
komunitas hewan dan komunitas jasad renik. Ketiga macam komunitas itu berhubungan erat
dan saling bergantung. Ilmu untuk menelaah komunitas (masyarakat) ini disebut sinekologi.
Di dalam komunitas percampuran jenis-jenis tidak demikian saja terjadi, melainkan setiap
spesies menempati ruang tertentu sebagai kelompok yang saling mengatur di antara mereka.
Kelompok ini disebut populasi sehingga populasi merupakan kumpulan individu - individu
dari satu macam spesies. (Heddy, 1994).
Karena ada hubungan yang khas antara lingkungan dan organisme, maka komunitas di
suatu lingkungan bersifat spesifik. Dengan demikian pola vegetasi di permukaan bumi
menunjukkan pola diskontinyu. Seringkali suatu komunitas bergabung atau tumpang tindih
dengan komunitas lain. Karena tanggapan setiap spesies terhadap kondisi fisik, kimia maupun
biotik di suatu habitat berlainan maka perubahan di suatu habitat cenderung mengakibatkan
perubahan komposisi komunitas. Untuk itu perlu dilakukan suatu analisis yang dapat
menentukan bagaimana penyebaran suatu jenis vegetasi agar dapat dipelajari dengan
mudah (Sugianto, 1994).
Dalam mempelajari suatu komunitas tumbuhan sering diperlukan suatu gambaran dari
suatu wilayah dimana pengamatan dilakukan untuk tujuan tersebut diperlukan keterampilan
dalam membuat peta. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran
permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu
sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor
maupun raster. (Setiadi, 1989).
Berikut Prinsip Pemetaan dengan pengukuran secara sederhana seperti : kerja Lapangan,
unsur yang Perlu di ukur dalam pembuatan peta sederhana adalah Pengukuran
Jarak, Pengukuran Sudut Arah, Pengelolaan Data dan Penyajian Data. Selain dengan
pengukuran, peta dapat di buat dengan menggunakan yang sudah ada. Berikut ini langkah
Umum dalam membuat peta dari peta yang sudah ada ialah: menentukan daerah yang akan di
petakan, memilih peta dasar yang tepat, membuat peta dasar baru, yaitu peta yang belum di
beri simbol, mencari dan mengklasifikasikan data sesuai kebutuhan, membuat simbol-simbol
yang mewakili data, menempatkan simbol pada peta dasar,melengkapi peta dengan
komponen yang lain (Hartana, 2009).
BAB III
Metode
3.1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Kompas Lapangan 360° Kertas grafik
Meteran Dengan Panjang 100 M
Tali
Busur Derajat dan Penggaris
3.2. Cara Kerja
3.3. Objek Penelitian
Pada praktikum/ penelitian ini objek yang diamati adalah kebun/ daerah yang berada
di lapangan Perumahan Pertamina, Cibiru.
Titik-titik pada batas luar dari daerah yang akan dipetakan (A, B, C, D, E,F, G)
Ditentukan dan tandai dengan patok atau orang dan ukur panjangnya
Ditentukan
Titik-titik itu (A, B, C, D, E, F, dan G)
Dua titik konstan (P dan Q) diluar lokasi
Tentukan derajat/kedudukannya dari dua titik konstan dengan menggunakan kompas dan di ukur jaraknya
Hasil data pengamatan
Dicatat pada tabel dan digambarkan grafiknya pada kertas grafik dengan skala 1:2 (1 cm = 2.5 meter)
Hasil dan gambar grafik
BAB IV
Hasil Dan Pembahasan
4.1. Hasil Pengamatan
Titik
Kedudukan Terhadap Titik Konstan
P Q
Azimut Jarak (m) Azimut Jarak (m)
A 2500 23,8 2600 28,9
B 2200 26,7 2410 100
C 2190 27 2000 30
D 1900 22,8 2200 25,1
E 1900 21,1 1950 21,4
F 1550 25,3 1650 23,6
G 1330 18,1 1650 14,9
4.2. Pembahasan
Pemetaan ini digunakan untuk mengetahui letak suatu jenis tumbuhan dan pola
penyebarannya dalam suatu wilayah (komunitas). Untuk melakukan analisis vegetasi ada
beberapa metode yang digunakan, selain ada metode yang digunakan untuk menganalisis
kualitatif dari vegetasi dan ada pula anilisis kuantitatif terhadap vegetasi. Analisis kualitatif
meliputi jumlah, kerapatan, luas penutupan dan lain sebagainya. Sedangkan analisisis yang
bersifat kualitatif biasanya digunakan untuk mengetahui penyebaran jenis tumbuhan tertentu
di dalam suatu komunitas. Untuk melakukan analisis kualitatif ini dapat digunakan cara
pemetaan, yaitu pemetaan dengan mengukur jarak dan arah dan pemetaan dengan
menggunakan 2 titik konstan.
Pemetaan dilakukan untuk menentukan letak suatu jenis tumbuhan di suatu area dan
mempelajari pola penyebaran vegetasi atau tumbuhan di wilayah tersebut misalnya hutan
tropis. Ada 3 macam pola penyebaran vegetasi dalam komunitas yaitu :
1. Pola penyebaran secara acak (random distribution) yaitu pola penyebaran dimana
individu-individu menyebar pada beberapa tempat dan mengelompok pada tempat
tertentu. Pada tumbuhan pola penyebaran acak ini dapat terjadi karena penghamburan
benih oleh angin.
2. Pola penyebaran Seragam (uniform distribution) yaitu pola penyebaran dimana individu-
individu terdapat pada tempat tempat tertentu dalam komunitasnya dengan jarak yang
relatif sama. Penyebaran seperti ini dapat terjadi karena adanya persaingan yang keras
antar individu (jenis tumbuhan) untuk memperoleh komponen pemenuh kebutuhan
tumbuhan seperti cahaya, nutrisi, air dan sebagainya, serta adanya antagonisme positif
yang mendorong pembagian ruang yang sama.
3. Pola penyebaran kelompok (clumped dispertion) yaitu pola penyebaran dimana individu-
individu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat terpisah atau
sendiri. Pengelompokan ini terjadi karena pola reproduksi vegetatif, susunan benih lokal
dan fenimena lain dimana benihbanih cenderung tersusun mengelompok.
Metode pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah dilakukan dengan menentukan titik
awal pada daerah yang akan dibuat petanya, sehingga susunan titik-titik tersebut
menggambarkan bentuk penyebaran tumbuhan di daerah tersebut. Tiap titik merupakan letak
dari suatu jenis tumbuhan, kemudian diukur jarak dari satu titik ke tititk yang berikutnya yang
berdekatan hingga bertemu kembali ke titik awal.
Selain dilakukan pengukuran jarak juga dilakukan penentuan kedudukan atau arah antar
titik-titik tersebut, sehingga kita dapat menentukan tumbuhan mana saja yang merupakan
sampel dari analisis yang akan dilakukan yang biasanya berada di suatu hutan yang luas dan
pengamatan dilakukan secara berkala. Dengan titik-titik tersebut kita dapat menemukan
tumbuhan sama yang mana yang merupakan sampel analisis.
Tetapi pada praktikum ini tidak ditemukan hasil yang sesuai, mungkin karena diakibatkan
oleh kesalahan pada metode atau mungkin human error yang mengakibatkan tidak didapatkan
hasil yang sesuai dan benar. Pada praktikum ini kesalahan yang mungkin berpengaruh
terhadap hasil yaitu kesalahan pada pengukuran derajat yang tidak benar, arah yang tidak
sesuai dengan ketentuan, dan penggunaan kompas yang mungkin belum begitu dimengerti.
BAB V
Kesimpulan
Pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah dilakukan dengan menentukan titik awal
pada daerah yang akan dibuat petanya, sehingga susunan titik-titik tersebut menggambarkan
bentuk penyebaran tumbuhan di daerah tersebut. Tiap titik merupakan letak dari suatu jenis
tumbuhan, kemudian diukur jarak dari satu titik ke tititk yang berikutnya yang berdekatan
hingga bertemu kembali ke titik awal.
Metode pemetaan berdasarkan dua titik konstan dilakukan dengan menentukan dua titik
tertentu dimana dari kedua titik tersebut dapat terlihat seluruh daerah yang hendak dipetakan,
selanjutnya dari kedua titik tersebut diambil titik-titik yang merupakan letak dari masing-
masing pada arah tembaktersebut. Kemudian dilakukan pengukuran jarak dan arah masing-
masing titik terhadap titik konstan.
Dari beberapa hasil arah tembak yang didapatkan, kebanyakan tidak menemukan titik
temunya, mungkin ini diakibatkan oleh kesalahan yang dilakukan pada saat pengukuran
derajat dengan menggunakan kompas.
Daftar Pustaka
Hartana, Isdi Hadi. 2009. Peta. Jakarta : Rineka Cipta.
Heddy, Suasono dan Metikurniati, 1994. Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi. Malang : Raja
Grafindo Persada.
Setiadi, D. I. Muhadjono, dan A. Yusron. 1989. Ekologi. Bogor: Depdikbud Dirjen DIKTI
PAU IPB.
Sugianto, A. 1994. Ekologi Kwantitatif, Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Surabaya:
Usaha Nasional.