laporan praktikum ekofisipar hubungan inter dan intra spesies parasit

Upload: rinny-ardina

Post on 11-Mar-2016

37 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Ekologi Fisiologi ParasitMahasiswa S2 Biologi UnsoedRinny Ardina

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI FISIOLOGI PARASIT

HUBUNGAN INTER DAN INTRA SPESIES PARASIT YANG MENGINFEKSI USUS AYAM KAMPUNG

Disusun Oleh:

Hyeronimus Rayi P. (P2BA14005)Rinny Ardina (P2BA14007)Asmawati (P2BA14016)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGIPURWOKERTO2015BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangTerdapat sekitar 20 milyar unggas yang ada di dunia (Food and Agriculture Organization (FAO), 2007) dan sekitar 75% dari total jumlah tersebut terdapat di negara-negara berkembang. Meskipun ayam kampung (Gallus gallus) memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat, namun ayam-ayam ini merupakan aset yang sangat penting bagi perekonomian dan sumber makanan bagi petani di pedesaan (Mwale and Masika, 2011).Unggas domestik di sebagian besar dunia secara umum dipelihara di halaman belakang rumah atau dapat juga melalui sistem pemeliharaan produksi komersial. Unggas domestik merupakan salah satu hewan domestik yang paling umum dan sangat luas pemanfaatannya, karena dapat menghasilkan berbagai produk diantaranya adalah daging, telur, bulu dan pupuk organik. Protein merupakan salah satu sumber energi utama bagi manusia yang didapat dari unggas. Parasitisme memunculkan ancaman besar terhadap produksi unggas pedesaan dan menyebabkan kerugian ekonomi yang berat dalam produksi daging dan telur (Dar and Tanveer, 2013).Parasit gastrointestinal adalah parasit yang paling umum dan paling efektif dalam mempengaruhi produktivitas ayam kampung. Ayam kampung dapat dibesarkan di bawah sistem produksi dengan cara angon, secara parsial atau tanpa adanya pemeliharaan rumahan sehingga hal ini dapat menjadi faktor predisposisi terhadap penyakit dan infeksi parasit terutama cacing bagi ayam kampung tersebut unggas (Mwale and Masika, 2011).Infeksi parasit yang paling umum menyerang ayam kampung adalah infeksi dari cacing cestoda dan juga nematoda dimana ayam kampung yang terinfeksi cestoda menunjukkan retardasi pertumbuhan, penurunan produksi telur, mengurangi berat badan dan depresi hemoglobin yang signifikan. Ayam yang terinfeksi cestoda juga menunjukkan atrofi villi, catarrhal enteritis, pembentukan granuloma di duodenum, desquousmation vili dan kongesti kelenjar submukosa, reaksi inflamasi dan vacoulation dari sel epitel (Dar and Tanveer, 2013). Sedangkan infeksi dari nematoda pada ayam kampung biasanya paling umum adalah oleh spesies Ascaridia galli, dimana peradangan pada usus halus ayam yang diakibatkan larva maupun cacing dewasa A. galli dapat menyebabkan kerusakan pada vili dan sel-sel epitel usus. Kerusakan vili dapat mengurangi luas permukaan pada mukosa usus halus sehingga menurunkan kemampuan penyerapan zat-zat makanan. Pada ayam dara yang mati akibat infeksi akut dalam kandang dengan alas litter bekas ditemukan adanya enteritis hemoragi dan larva A. galli dalam jumlah besar di mukosa usus. Pada ayam yang berumur 21 hari yang diinfeksi 300 telur A. galli menunjukkan penurunan bobot hidup. Setiap ekor cacing A. galli diperkirakan menyebabkan penurunan bobot hidup sebesar 1,39 g dalam kurun waktu 3 minggu pengamatan. Perlambatan pertumbuhan ini diduga akibat penghisapan nutrisi oleh cacing di dalam lumen usus serta gangguan penyerapan pakan pada usus (Zalizar, L., dkk, 2006).

B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam praktikum ekologi parasit tentang hubungan inter dan intra spesies parasit yang menginfeksi usus ayam kampung ini antara lain:1. Berapa jumlah spesies parasit dan spesies parasit apa saja yang menginfeksi usus ayam kampung?2. Bagaimana gambaran hubungan inter spesies parasit yang ditemukan di dalam usus ayam kampung berdasarkan posisi cacing tersebut di dalam usus?3. Bagaimana gambaran hubungan intra spesies parasit yang ditemukan di dalam usus ayam kampung dalam bentuk kurva regresi linier?

C. TujuanTujuan praktikum ekologi fisiologi parasit tentang hubungan inter dan intra spesies parasit yang menginfeksi usus ayam kampung antara lain adalah:1. Menghitung jumlah spesies parasit dan menentukan spesies-spesies parasit yang menginfeksi usus ayam kampung.2. Memberikan gambaran hubungan inter spesies parasit yang ditemukan di dalam usus ayam kampung berdasarkan posisi cacing tersebut di dalam usus.3. Memberikan gambaran hubungan intra spesies parasit yang ditemukan di dalam usus ayam kampung dalam bentuk kurva regresi linier.

D. ManfaatManfaat praktikum ekologi fisiologi parasit tentang hubungan inter dan intra spesies parasit yang menginfeksi usus ayam kampung antara lain adalah:1. Dapat mengetahui spesies-spesies parasit yang menginfeksi usus dan juga mengetahui jumlah spesies parasit yang menginfeksi usus ayam kampung.2. Mampu menggambarkan hubungan inter spesies parasit yang ditemukan di dalam usus ayam kampung berdasarkan posisi cacing tersebut di dalam usus.3. Mampu menggambarkan hubungan intra spesies parasit yang ditemukan di dalam usus ayam kampung dalam bentuk kurva regresi linier.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

BAB IIIMATERI DAN METODE

A. Alat dan Bahan1. Usus ayam kampung2. Gunting bedah3. Pinset4. Penggaris5. Tali rafia6. Nampan

B. Cara Kerja1. Menghitung jumlah cacing.a) Usus ayam kampung dibentangkan di atas nampan.b) Panjang usus ayam kampung diukur dengan menggunakan penggaris.c) Usus ayam kampung dibagi menjadi tiga bagian sama panjang dan diberi tanda menggunakan tali rafia dengan ketentuan: bagian pertama adalah bagian anterior, bagian kedua adalah bagian midgut, dan bagian ketiga adalah bagian posterior.d) Usus ayam kampung kemudian dipotong memanjang hingga ujung usus agar ususnya terbuka dan dapat diamati ada/tidaknya cacing di dalam usus.e) Apabila terdapat cacing, maka mulai lakukan perhitungan jumlah cacing yang terdapat di dalam usus, kategorikan cacing apa saja yang ditemukan, dan menentukan hubungan apa yang terjadi pada spesies cacing tersebut.2. Membuat gambaran hubungan inter spesies antara nematoda dan cestoda berdasarkan posisi cacing tersebut di dalam usus.a) Mengukur posisi cacing dimulai dari bagian anterior (0 cm) hingga posisi cacing tersebut.b) Menentukan ada/tidaknya perebutan sumber daya nutrisi dan posisi yang dominan terjadinya kompetisi antar spesies serta mengamati morfologi cacing-cacing tersebut berkenaan dengan hubungan inter spesies dalam perebutan nutrisi.3. Membuat gambaran hubungan intra spesies dalam bentuk kurva regresi linier.a) Penentuan hubungan intra spesies diutamakan pada cacing cestoda karena jumlahnya yang banyak di dalam usus.b) Mengukur panjang tubuh cacing (dalam cm), pada 30 ekor cacing dengan menggunakan penggaris.c) Jumlah cacing disimbolkan sebagai X dan panjang tubuh (dalam cm) disimbolkan sebagai Y, kemudian dibuat kurva regresi linier untuk menentukan gambaran hubungan intra spesies pada cacing cestoda tersebut.

BAB IIIHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil PengamatanSetelah dilakukan pembedahan pada usus ayam kampung, diperoleh temuan adanya cacing dewasa cestoda dan nematoda (dimungkinkan Ascaridia galii) yang menginfeksi ayam kampung tersebut. Adapun hasil pengamatan secara terperinci dalam mengamati hubungan inter dan intra spesies pada cacing tersebut adalah sebagai berikut:1. Perhitungan jumlah cacing (Cestoda dan Nematoda) di dalam usus.Panjang usus ayam kampung adalah 180 cm, kemudian dibagi menjadi tiga bagian (anterior, midgut, posterior) masing-masing mempunyai panjang 60 cm dengan temuan jumlah cacing cestoda dan nematoda seperti pada tabel 1 di bawah ini:Tabel 1. Perhitungan jumlah cacing cestoda dan nematoda di dalam ususNo.CacingAnteriorTotalMidgutTotalPosteriorTotal

Panjang (cm)JumlahcacingPanjang (cm)JumlahcacingPanjang (cm)Jumlah cacing

1.Nematoda102030405060------0708090100110120---68317130140150160170180-24---6

2.Cestoda102030 405060--1--457080901001101202812352578013014015016017018027645---78

Berdasarkan data dari tabel 1 diketahui bahwa usus ayam kampung terinfeksi oleh cacing nematoda sebanyak 23 ekor dan cestoda sebanyak 163 ekor dengan total jumlah cacing yang menginfeksi ialah 186 ekor, dengan rincian bahwa pada bagian anterior usus: tidak terdapat cacing nematoda, namun terdapat cacing cestoda sebanyak 5 ekor, pada bagian midgut: terdapat cacing nematoda sebanyak 17 ekor dan cacing cestoda sebanyak 80 ekor, dan pada bagian posterior usus: terdapat cacing nematoda sebanyak 6 ekor dan cacing cestoda sebanyak 78 ekor.2. Gambaran hubungan inter spesies antara nematoda dan cestoda berdasarkan posisi cacing tersebut di dalam usus.Berdasarkan perhitungan jumlah cacing nematoda dan cestoda yang ditemukan pada bagian anterior, midgut, dan posterior usus dapat ditentukan bahwa terdapat hubungan inter spesies antara cacing nematoda dan cestoda di dalam usus ayam kampung tersebut. Hubungan inter spesies antara nematoda dan cestoda dapat dilihat pada bagian midgut dan posterior dimana cacing nematoda dan cestoda banyak terdapat di bagian usus ini dan mereka saling bersaing dalam memperebutkan nutrisi host (ayam kampung). Cacing cestoda mendominasi daerah midgut dan posterior dibandingkan cacing nematoda, dengan perbandingan jumlah cacing nematoda dan cestoda pada bagian midgut adalah 17 : 80 dan pada bagian 6 : 78. Perbandingan jumlah antara cacing cestoda dengan nematoda yang menunjukkan bahwa cacing nematoda kalah dalam hal jumlah dengan cestoda, terlihat pada bagian posterior usus ayam kampung dimana jumlah cacing nematoda hanya berjumlah 6 ekor, sedangkan cacing cestoda sebanyak 78 ekor. Perbandingan dominasi nitch/wilayah perolehan nutrisi dalam usus ayam kampung oleh cacing cestoda dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

3. Gambaran hubungan intra spesies dalam bentuk kurva regresi linier.Hubungan intra spesies diutamakan pada cacing cestoda karena jumlahnya yang lebih banyak sehingga memudahkan untuk melihat gambaran hubungan intra spesiesnya dalam bentuk kurva regresi linier.Setelah dilakukan pengukuran panjang tubuh cacing cestoda (disimbolkan sebagai X) dan dihitung jumlah cacing yang diukur (disimbolkan sebagai Y), data yang diperoleh kemudian dibuat dalam bentuk kurva regresi linier untuk mengetahui hubungan intra spesies cacing cestoda yang ditemukan pada usus, berikut data hasil pengukuran yang dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:Cacing ke-1234567891011121314151617181920

Panjang tubuh (cm)11117643624020281098201211910

Keterangan : X = jumlah cacingY = panjang tubuh cacing (cm)

YXB. PembahasanBerdasarkan hasil pengamatan terhadap hubungan intra spesies cacing cestoda yang disajikan dalam bentuk kurva regresi linier pada diagram 1, menunjukkan bahwa kurva regresi linier adalah gambaran linier negatif dimana ukuran panjang tubuh cacing cestoda dari anterior hingga posterior semakin kecil. Selain itu selama pengamatan juga diketahui bahwa bentuk tubuh cacing pada bagian anterior yang hanya dihuni oleh cacing cestoda memiliki bentuk tubuh yang lebih gemuk, menuju ke bagian midgut bentuk tubuh cacing semakin kurus/langsing, dan terakhir pada bagian posterior bentuk tubuh cacing cestoda jauh lebih kurus/langsing dibandingkan pada bagian midgut. Hal ini dikarenakan cacing cestoda mendominasi bagian anterior, untuk bagian midgut jumlah cacing cestoda mendominasi sebanyak 80 ekor dibandingkan dengan cacing nematoda, dan pada bagian posterior pun jumlah cacing cestoda mendominasi sebanyak 78 ekor dibandingkan dengan cacing nematoda.Pada bagian anterior yang hanya dihuni oleh cacing cestoda, cacing cestoda memiliki bentuk tubuh yang gemuk karena tidak ada persaingan dalam perolehan nutrisi, untuk bagian midgut dan posterior diketahui adanya hubungan inter spesies dimana terjadi perebutan nutrisi, kompetisi yang didominasi cestoda, dan perebutan ruangan dalam perolehan nutrisi.Kompetisi untuk sumber daya dan /atau konflik atas rute transmisi cenderung mempengaruhi pola hubungan antara spesies dan strategi hidup masing-masing spesies tersebut, dimana dalam hal ini terjadi pada cacing Ascaridia galli dan juga cacing cestoda yang sama-sama menginfeksi usus ayam kampung sebagai host mereka. Di dalam usus ayam kampung terjadi kompetisi yang membentuk hubungan intra spesies dan inter spesies, dimana kedua kompetisi baik intra spesies dan inter spesies ini dapat mempengaruhi strategi kehidupan, ukuran dan fekunditas bagi cacing Ascaridia galli maupun cacing cestoda, selain itu intensitas persaingan intra spesies yang terjadi untuk masing-masing spesies tersebut ternyata menyebabkan keterbatasan baik dalam hal pertumbuhan dan juga produksi telur. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi hidup yang diadopsi oleh suatu spesies dapat dipengaruhi oleh spesies lain yang berbagi host yang sama (Lagrue and Poulin, 2008).Kompetisi untuk ruang dan makanan di antara dan di dalam spesies yang hidup bebas yang berbagi habitat yang sama merupakan faktor penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan juga reproduksi, terbukti bahwa pada hubungan inter spesies antara cacing Ascaridia galli dan cacing cestoda, meskipun cacing cestoda mempunyai jumlah yang banyak mulai dari bagian anterior, midgut, dan juga posterior usus ayam kampung, tetapi karena adanya kompetisi ruang dan makanan pada bagian midgut dan juga posterior dengan cacing Ascaridia galli, menyebabkan ukuran tubuh cacing cestoda semakin kurus dan lebih pendek dari pada cacing cestoda yang mendominasi daerah anterior tanpa kehadiran cacing Ascaridia galli. Selain itu, keberadaan dominasi cacing cestoda terhadap cacing Ascaridia galli menyebabkan Ascaridia galli sangat terbatas dalam hal ukuran, pertumbuhan, reproduksi (jumlah nya sangat sedikit), dan juga fekunditasnya (Lagrue and Poulin, 2008).Prevalensi tertinggi dari spesies Raillietina dapat berasal dari kemudahan akses dari intermediet host (kumbang kotoran atau semut) ke ayam kampung. Infeksi cestoda pada unggas diketahui dapat menyebabkan retardasi pertumbuhan, diare, enteritis, hemoragik dan hipovitaminosis B. Selain itu efek merusak dari infeksi berat juga dapat menyebabkan kematian pada ayam dan penurunan bahkan kehilangan produksi telur pada ayam ras petelur. Kebanyakan prevalens parasit cestoda pada penelitian Dar and Tanveer (2013) adalah infeksi oleh spesies Raillietina tetragona. 78 dari 120 ayam yang diteliti terinfeksi Raillietina tetragona (65%), dengan intensitas berkisar dari 1 hingga 5 dan intensitas rata-rata adalah 2,93. Prevalensi tinggi dari Raillietin tetragona mungkin disebabkan ketersediaan jumlah host internediet yang cukup banyak dan kondisi lingkungan yang menguntungkan untuk melengkapi siklus hidupnya (Dar and Tanveer, 2013). Studi terkini mengindikasikan bahwa ayam kampung dianggap sebagai reservoir potensial untuk infeksi cestoda dan dengan demikian dapat menimbulkan resiko kontaminasi ke peternakan unggas komersial modern (Dar and Tanveer, 2013).Infeksicacing Ascaridia galli (A. galli) dapatmenyebabkan kerugian ekonomi yang besarsetiap tahun. Ayamayamyangterinfeksi ataudiinfeksi buatan dengan cacing tersebutmenyebabkan perlambatan pertumbuhan dan penurunan pertambahan bobot badan dan penurunan produksi telur. Infeksi cacing A. gallimenyebabkan luas permukaan vili usus halus ayam starter 20% lebih kecil daripada kelompok tanpa infeksi dan terjadi perlambatanpertumbuhan sebesar 12.31%. Hasil penelitian Zalizar et al. (2007),infeksicacing A. galli menyebabkan kualitas telur menjadi rendah akibat penurunan berat telur mencapai 5.35%, kerabang telur lebih tipis dengan persentase penurunan tebal kerabangsebesar 5.55%danpenurunan kadar kalsium di serum sebesar 36.26%. Ternak yang sedang mengalami infeksi cacing A. galli dengan derajat infeksi yang berat tidak dapat memberikan respon kebal yang baik terhadap vaksinasi (titer antibodi rendah) dan dapat menyebabkan kegagalan vaksinasi (Balqis, dkk., 2014).Selain itu kerugian lain yang disebabkan oleh infeksi Ascaridia galli ialah kerusakan histopatologis dimana adanya deskuamasi epitel villi, infiltrasi sel radang, ukuran lapisan submukosa yang lebih besar dari normal dan proliferasi dari kripta. Kripta berfungsi untuk menghasilkan sel Goblet. Infeksi A. galli menyebabkan sel Goblet masuk ke dalam lumen sehingga laju pergantian sel Goblet juga terjadi sangat cepat. Adanya hiperemi, hemoragi, dan sel radang pada pembuluh darah usus halus yang diinfeksi oleh Ascaridia galli. Menurut Balqis (2014), hemoragi terjadi akibat cacing A. galli berintegrasi dengan jaringan mukosa inang sedangkan, hiperemi terjadi akibat larva A. galli yang menginvasi jaringan sehingga memengaruhi fisiologis buluh darah. Hiperemi membawa sel radang dari darah ke mukosa jaringan sehingga terjadinya infiltrasi sel radang (Balqis, dkk., 2014).Menurut Zalizar et al. (2006), infeksi A. galli pada usus halus menyebabkan infiltrasi sel radang yang terdiri atas sel limfosit, eosinofil, dan makrofag. Infiltrasi sel radang disebabkan oleh usaha tubuh yang berusaha mengeluarkan antigen. Sel leukosit berfungsi menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap patogen yang masuk dalam tubuh (Guyton, 1996). Menurut pengamatan Riwidiharso (1989), infeksi berulang dari A. galli menimbulkan kekebalan pada ayam yang ditandai dengan peningkatan jumlah leukosit terutama limfosit (Balqis, dkk., 2014).

BAB VKESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Balqis, U., dkk. 2014. Gambaran Histopatologis Usus Halus Ayam Kampung (Gallus domesticus) yang terinfeksi Ascaridia Galli secara Alami. 8 (2) : 132-125.

Dar, J. A., and Tanveer, S. 2013. Prevalence of Cestode Parasites in Free-Range Backyard Chickens (Gallus gallus domestics) of Kashmir, India. Agriculture And Biology Journal Of North America, 4 (1) : 67-70.

Lagrue, C., and Poulin, R. 2008. Intra-and Interspecic Competition among Helminth Parasites: Eects on Coitocaecum parvum Life History Strategy, Size and Fecundity. International Journal for Parasitology, 38 (2008) : 14351444.

Mwale, M., and Masika, P. J. 2011. Point Prevalence Study of Gastro-Intestinal Parasites in Village Chickens of Centane district, South Africa. African Journal of Agricultural Research, 6 (9) : 2033-2038.

Zalizar, L.,dan Satrija, F. 2006. Dampak Infeksi Ascaridia galli Terhadap Gambaran Histopatologi dan Luas Permukaan Vili Usus Halus serta Penurunan Bobot Hidup Starter. JITV 11(3) : 222-228.

LAMPIRAN

Sampel usus ayam kampungUsus ayam kampung dibentangkan di atas nampan

Usus ayam kampung dipotong memanjangMelakukan pengamatan, pengukuran panjang posisi cacing, panjang tubuh cacing serta menentukan hubungan spesies tersebut