laporan praktikum desain tekstil 1

39
Laporan Praktikum Desain Tekstil 1 Dekomposisi Kain “Anyaman Polos. Anyaman Keper, Anyaman Satin, dan Anyaman Cele” Disusun oleh: Nama : Gina Puspitasari NRP : 13020039 Grup/Jurusan : K 2/Kimia Tekstil Dosen/Asisten : Dra. Ae Kusna A.I Makki, S.ST.,M.T. Elika M.I. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG 2014

Upload: ghinna-puspita

Post on 15-Jan-2016

298 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

laporan tentang desain tekstil

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Dekomposisi Kain

“Anyaman Polos. Anyaman Keper, Anyaman Satin, dan Anyaman Cele”

Disusun oleh:

Nama : Gina Puspitasari

NRP : 13020039

Grup/Jurusan : K 2/Kimia Tekstil

Dosen/Asisten : Dra. Ae Kusna

A.I Makki, S.ST.,M.T.

Elika M.I.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2014

Page 2: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

I.Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah

1. Untuk mengetahui jenis-jenis anyaman.

2. Untuk mengetahui arah lusi dan pakan pada masing-masing anyaman.

3. Untuk mengetahui tetal lusi dan pakan pada masing-masing anyaman.

4. Untuk mengetahui mengkeret lusi dan pakan pada masing-masing anyaman.

5. Untuk mengetahui nomor benang lusi dan pakan pada masing-masing anyaman.

6. Untuk mengetahui berat kain.

7. Untuk mengetahui selisih berat hasil penimbangan dengan hasil perhitungan.

II.TEORI DASAR

2.1 Kain Tenun

Kain tenun salah satu jenis tekstil yang tertua di dalam sejarah pakaian manusia. Bahkan

kata “tekstil” sendiri, berasal dari kata kerja bahasa Latin, “texere”, yang artinya

menenun. Kata “tekstil” menurut arti sekarang adalah berarti “kain” (fabric).

Arti kata “design” yang digunakan dalam tekstil, mempunyai perbedaan sedikit dengan

arti umum yang biasa digunakan untuk istilah itu. Dalam tekstil, arti “design” adalah

sama dengan pattern atau pola atau figure, pola mana senantiasa diulangi baik ke arah

vertikal maupun ke arah horizontal didalam kain.

Tekstil design dapat dibagi jadi 2 golongan yaitu :

1. structural design

2. surface design, untuk design ini ada juga yang menyebutnya “applied

2.2 Anyaman

Anyaman kain tenun adalah silangan antara benang lusi dan benang pakan sehingga terbentuk

kain tenun. sedangkan kain lusi adalah benang yang sejajar dengan panjang kain tenun dan

biasanya digambarkan ke arah vertikal, dan benang pakan adalah benang yang sejajar dengan

lebar kain digambarkan horizontal. ada beberapa anyaman kain tenun mulai kain tenun polos,

Page 3: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

anyaman keper (twill) dan anyaman satin (satine). Untuk membedakan jenis-jenis kain tenun

ini cukup mudah

Kain Tenun Anyaman Polos

1. kain tenun polos memiliki pola 1×1, untuk melihat kain tersebut

tenun polos atau tidak tinggaal melihat secara terawang apakah kain tersebut berpola 1×1,

atau 2×2, dan seterusnya

Kain Anyaman Keper

2. kain Keper berpola 2×1, 3×2 dan seterusnya oleh karenanya

terlihat struktur benang miring kekiri jika dilihat kainnya, hal

ini menimbulkan efek pada kain lebih bertampak mengkilat

Kain Tenun Anyaman Satin

3.Satin adalah jenis kain yang ditenun dengan dengan

menggunakan teknik serat filamen sehingga memiliki ciri khas

permukaan yang mengkilap dan licin. Bagian dalam atau

belakang permukaan satin sebaliknya tidak licin dan tidak

mengkilap,kain ini biasanya dipakai pada kain-kasin tipis,

karena serat yang digunakan adalah serat filamen sama halnya

dengan keper polanya

Page 4: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

ANYAMAN POLOS

Nama lain yang biasanya digunakan adalah anyaman blacu, plat, tabby, taffeta, plain.

Ciri-ciri dan karakteristik anyaman polos

- Anyaman polos adalah anyaman yang paling sederhana, paling tua dan paling

banyak dipakai.

- Mempunyai raport yang paling kacil dari semua jenis anyaman.

- Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling sederhana, yaitu 1-naik, 1-

turun.

- Ulangan raport; kearah horizontal (lebar kain) atau kearah pakan, diulangi

sesudah 2 helai pakan. Kearah vertikal atau kearah lusi, diulangi sesudah 2 helai lusi.

- Jumlah silangan paling banyak diantara jenis anyaman yang lain.

- Jika faktor-faktor lainnya sama, maka anyaman polos mengakibatkan kain

menjadi; paling kuat daripada dengan anyaman lain dan letak benang lebih teguh atau tak

mudah berubah tempat.

- Anyaman polos paling sering dikombinasikan dengan faktor-faktor kontruksi

kain yang lain daripada jenis anyaman yang lainnya.

- Tetal lusi dan pakan mempunyai pencaran (range) yang lebih besar daripada

dalam anyaman lain(10 hl/” – 200 hl/”). Demikianpum perpencaran berat kain adalah

lebih besar daripada dalam anyaman lain (0,25 oz/yds2 – 52 oz/yds2).

- Anyaman polos lebih sesuai untuk diberi rupa yang lain dengan jalan

mengadakan ubahan-ubahan desain, baik struktur maupun surface desain dibanding

dengan anyaman lainnya.

- Pada umumnya penutupan kainnya (fabric cover) berkisar pada 25%-75%

- Dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis dengan hasil yang memuaskan

daripada pakai anyaman lain.

- Anyaman polos untuk kain padat biasanya menggunakan benang pakan yang lebih besar

daripada benang lusinya.

Page 5: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

ANYAMAN KEPER

Nama lain dari anyaman keper yang banyak digunakan yaitu; twill (USA), drill (inggris),

koper (jerman).

Ciri-ciri dan karakteristik anyaman keper

- Anyaman keper adalah anyaman dasar yang kedua

- Pada permukaan kain terlihat garis miring atau rips miring tidak putus-putus.

- Jika arah garis miring berjalan dari kanan bawah kekiri atas, disebut keper kiri.

Sedangkan jika sebaliknya maka disebut keper kanan.

- Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi disebut keper efek lusi atau keper

lusi. Sedangkan sebaliknya disebut efek pakan.

- Garis miring membentuk sudut 45o terhadap garis horizontal.

- Appearance kain pada pada permukaan atas dan bawah berlainan.

- Jika raport terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai pakan, disebut

keper 3 gun.

- Biasanya dibuat dalam kontruksi padat.

- Dalam kondisi sama, kekuatan kain dengan anyaman polos lebih besar dari

pada kekuatan kain dengan anyaman keper.

- Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripada dalam anyaman

polos.

- Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan garis miring.

- Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan

pakan.

- Garis miring dengan sudut >45o, disebut keper curam (steep twill).

ANYAMAN SATIN

Nama lain biasanya disebut sateen, istilah umum untuk kain katun dengan anyaman satin

5 gun atau 8 gun disebut satin pakan.

Page 6: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Satinet istilah yang dipakai untuk kain imitasi sutera misalnya dari bahan katun yang

dimerser. Satin istilah yang umum dipakai pada kain-kain satin yang dibuat dari sutera

filamen atau benang sintetis filamen. Satinettes, dibuat dari benang lusi kapas dan benang

pakan wol. Satijn de chine, dibuat dari benang sutera alam dengan tetal sedang, belakangan

dibuat juga dari benang rayon.

Ciri-ciri dan karakteristik anyaman satin

- Adalah anyaman dasar ketiga

- Dalam 1 raport anyaman, banyak benang lusi = banyak pakan

- Hanya menonjolkan salah satu efek baik itu lusi atau pakan pada permukaan

kain

- Pada anyaman satin dengan efek lusi disebut satin lusi dengan jumlah tetal lusi

> dari pada tetal pakan. Dan berlaku sebaliknya untuk satin pakan

- Suatu garis tidak begitu tampak menonjol seperti pada anyaman keper

- Anyaman satin dapat digolongkan dalan 2 golongan yaitu satin teratur (paling

sedikit 5 gun) dan satin tak teratur (paling sedikit 4 gun)

- Anyaman sating kurang baik untuk kain dengan kontruksi terbuka dan jarang

- Untuk kain padat anyaman satin lebih sesuai daripada keper

- Kombinasi faktor-faktor kontruksi kain lebih sedikit digunakan dalam

anyaman satin daripada dalam anyaman keper

- Setiap benang lusi dalam satu raport hanya mempunyai satu titik silang.

ANYAMAN CELE KOTAK-KOTAK

Merupakan turunan dari anyaman polos tak langsung. Turunan anyaman polos adalah

anyaman polos yang diperpanjang efek lusinya atau pakannya, atau diperpanjang kedua –

duanya. Untuk arah perpanjangannya benang ke arah vertikal disebut perpanjangan efek lusi,

sedangkan perpanjangan benang ke arah horizontal disebut perpanjangan efek pakan.

Turunan anyaman polos mencakup dua bagian, yaitu :

1. Turunan anyaman polos langsung

Yang termasuk turunan anyaman polos langsung adalah :

a. Perpanjangan efek lusi

Page 7: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Anyaman disebut rusak lusi, cannele lusi, atau rib lusi.

Perpanjangan teratur. Perpanjangan efek lusi ini terjadi karena pada setiap mulut lusi

diluncurkan dua atau lebih benang pakan.

Perpanjangan tidak teratur. Anyaman ini sama seperti yang telahdiuraikan diatas,

tetapi perpanjangan efek lusi tidak tetap besarnya.

Rusak lusi (cannele lusi) diperkuat. Untuk menghindari tertumpuknya benang –

benang pakan yang terletak bebas, maka cannele dapat diperkuat. Dikatakan

diperkuat karena rusak lusi yang terlalu lebar akan mengakibatkan letak benang

kurang teguh.

b. Perpanjangan efek pakan

Anyaman disebut rusak pakan, cannele pakan, inslag ribs, inslag cannele atau weft

ribs.

c. Perpanjangan efek lusi dan efek pakan

Anyaman jenis ini mempunyai beberapa nama yaitu anyaman natte, anyaman

panama, anyaman metting, anyaman polos rangkap, anyaman basket, anyaman

hopsack.

d. Anyaman panama tidak teratur

Jika kotak – kotak pada anyaman panama tidak sama besar, maka anyaman disebut

anyaman tidak teratur. Anyaman ini diperoleh dengan perpanjangan efek lusi dan

efek pakan.

e. Anyaman panama diperkuat

f. Anyaman panama diperkuat dengan ubanan design.

Anyaman panama diperkuat mempunyai tujuan :

Mengubah design

Untuk memperoleh susunan kain yang lebih teguh jika dibandingkan

dengan anyaman panama yang biasa.

g. Hopsack tiruan

2. Turunan anyaman polos tidak langsung

Yang termasuk turunan anyaman polos tisak langsung

Cannele selang – seling

Cannele pakan selang – seling

Ayaman cannele kotak – kotak

Anyaman huckback

Page 8: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Kombinasi panama cannele

Anyaman biji jelai (barley corn weaves)

Anyaman berlubang (ajour)

Anyaman berbutir (crepe)

III. ALAT DAN BAHAN

1. Kain Contoh dengan anyaman Polos, Keper, Satin dan Cele2. Lup3. Gunting4. Penggaris5. Timbangan6. Jarum

IV. CARA KERJA

I. Anyaman pada kain polos, keper dan satin1. Tentukan arah lusi dan arah pakan. Beri tanda panah ke arah lusi.2. Hitung tetal Lusi dan tetal Pakan dengan menggunakan Lup.3. Kain contoh ditimbang 10 x 10 cm lalu timbang.4. Ambil 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan, lalu timbang 10 helai

benang lusi dan pakan tersebut.5. Hitung panjang 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan tersebut.6. Hitung mengkeret Lusi dan Pakan

M= Pb−PkPb

x100 %

7. Hitung nomor Lusi dan Pakan.

Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)

Ne1 = 0,59 x Nm

Tex=1000Nm

Td=9000Nm

8. Hitung berat kain secara teoritis/m2 a. Dengan penimbangan

Berat kain/m2 = Berat contoh x 100 = B1

b. Dengan perhitungan1. Panjang seluruh benang lusi dalam 1 m2 kain dibagi dengan Nm lusi

Page 9: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Tetal( hl

cm )x 100 x100

100−MLx 100

Nm Lusi x100=B 2

2. Idem untuk benang pakan = B33. Berat kain/m2 = B2 + B3 = B4

c. Hitung selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil perhitungan (Bb)

Bb−Bk

Bbx 100 %

9. Gambar anyaman dan rencana tenun

II. Anyaman pada kain cele1. Tentukan arah lusi dan pakan. Beri tanda panah ke arah lusi.2. Hitung banyaknya benang/rapot dengan menggunakan lup.3. Hitung tetal lusi dan pakan dengan menggunakan lup.4. Hitung jumlah lusi/meter = 100 x tetal lusi/cm = …hl/meter

Jumlah pakan/meter = idem5. Hitung jumlah rapot lusi dan pakan.

Jumlahbenang Lusi /meter

Jumlah benang /rapot=…rapot

Idem untuk pakan

6. Hitung sisa benang lusi dan pakan.

Sisa Benang Lusi = Jumlah benang lusi/meter – (∑ benang lusi/rapot x rapot utuh)

Sisa benang pakan = idem

7. Hitung jumlah masing-masing warna/meter lusi dan pakan.8. Hitung berat kain 10 x 10 cm9. Ambil 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan lalu timbang. Hitung

panjang masing-masing helai benang lusi dan pakan tersebut.10. Hitung mengkeret lusi dan pakan

M= Pb−PkPb

x100 %

11. Hitung nomor benang lusi dan pakan.

Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)

Ne1 = 0,59 x Nm

Page 10: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Tex=1000Nm

Td = 9 x Tex12. Hitung berat masing-masing warna arah lusi/m2.

∑ Warnahlm

x 100 x100

100−MLNm Lusi x100

=… gram

Idem untuk pakan

13. Hitung berat benang lusi seluruhnya.A+B+C = X gram/mIdem untuk pakan = Y gram/m

14. Hitung berat kain.X+Y=…gram/m2

15. Hitung selisih berat

Bb−Bk

Bbx 100 %

16. Gambar anyaman dan rencana tenun.

V. DATA PRAKTIKUM DAN PERHITUNGAN

ANYAMAN PADA KAIN POLOS

1. Tetal

Tetal Lusi ( helai/inchi ) Tetal Pakan ( helai /inchi)102 52100 52101 52101 52100 52

∑ 504 260x 100,8 52

2. Berat kain contoh 10x10 cm = 1,07 gram3. Berat 10 helai lusi = 15 mg = 0,015 gram

Berat 10 helai pakan = 22,5 mg = 0,0225 gram

Page 11: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

4. Panjang benang diluruskan

Lusi1. 10,2 cm2. 10,2 cm3. 10,3 cm4. 10,3 cm5. 10,2 cm6. 10,3 cm7. 10,3 cm8. 10,3 cm9. 10,3 cm10. 10,3 cm∑= 102,6 cm = 1,026 m

X=102,610

= 10,26 cm

Pakan1. 10,4 cm2. 10,5 cm3. 10,4 cm4. 10,5 cm5. 10,6 cm6. 10,5 cm7. 10,5 cm8. 10,5 cm9. 10,7 cm10. 10,6 cm∑= 105,2 cm = 1,052 m

X=105,210

= 10,52 cm

5. Mengkeret Benang

Lusi

M= Pb−PkPb

x100 %

¿10,26−10

10,26x100 %

= 2,53 %

Pakan

M= Pb−PkPb

x100 %

¿10,52−10

10,52x 100 %

= 4,94 %

6. Penomoran Benang

Lusi

Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)

¿1,0260,015

= 68,4

Ne1 = 0,59 x Nm Lusi = 0,59 x 68,4 = 40,35

Tex= 1000Nm Lusi

¿100068,4

= 14,61

Pakan

Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)

¿1,052

0,0225 = 46,75

Ne1 = 0,59 x Nm Pakan = 0,59 x 46,75 = 27,58

Tex= 1000Nm Pakan

¿100046,75

= 21,39

Page 12: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Td= 9000Nm Lusi

¿ 900068,4

= 131,57

Td= 9000NmPakan

¿ 900046,75

= 192,51

7. Gramasi Penimbangan

Berat kain/m2 = 1,07 x 100 = 107 gram/m2

8. Gramasi Perhitungan1. Lusi

Tetal( hlcm )x 100 x

100100−ML

x 100

Nm Lusi x 2,54 x100=B 2

100,8 x 100 x100

100−2,53x100

68,4 x2,54 x100=B 2

1034164,35817373,6

=59,52=B 2

1. Pakan

Tetal( hlcm )x 100 x

100100−Mp

x100

Nm Pakan x2,54 x 100=B 3

52 x 100 x100

100−4,94x 100

46,75 x 2,54 x100=B 3

547022,911874,5

=B 3

46,06 = B3

2. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 59,52 + 46,06 = 105,58 gram (B4)

9. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil perhitungan (Bb)Bb−Bk

Bbx 100 %

107−105,58107

x100 %

= 1,327 %

Page 13: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

10. Gambar anyaman ( 1 / 1 )

1

Keterangan:

= benang lusi

= benang pakan

11. Sample kain

ANYAMAN PADA KAIN KEPER1. Tetal

Tetal Lusi ( helai/inchi ) Tetal Pakan ( helai /inchi)

Page 14: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

68 4469 4468 4468 4467 44

∑ 340 220x 68 44

2. Berat kain contoh 10x10 cm = 3,90 gram3. Berat 10 helai lusi = 90 mg = 0,09gram

Berat 10 helai pakan = 89 mg = 0,089 gram

4. Panjang benang diluruskan

Lusi1. 11,3 cm2. 11,5 cm3. 11,4 cm4. 11,3 cm5. 11,3 cm6. 11,4 cm7. 11,3 cm8. 11,3 cm9. 11,3 cm10. 11,4 cm∑= 113,5 cm = 1,135 m

X=113,510

= 11,35 cm

Pakan1. 10,8 cm2. 10,9 cm3. 10,8 cm4. 10,8 cm5. 10,8 cm6. 10,9 cm7. 10,7 cm8. 10,8 cm9. 10,8 cm10. 10,9 cm∑= 108,2 cm = 1,082 m

X=108,210

= 10,82 cm

5. Mengkeret Benang

Lusi

M= Pb−PkPb

x100 %

¿11 ,35−10

11 ,35x 100 %

= 11,89%

Pakan

M= Pb−PkPb

x100 %

¿10,82−10

10,82x 100 %

= 7,57 %

6. Penomoran Benang

Lusi Pakan

Page 15: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)

¿1,1350,09

= 12,61

Ne1 = 0,59 x Nm Lusi = 0,59 x 12,61 = 7,43

Tex= 1000Nm Lusi

¿100012,61

= 79,3

Td= 9000Nm Lusi

¿ 900012,61

= 713,7

Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)

¿1,0820,089

= 12,15

Ne1 = 0,59 x Nm Pakan = 0,59 x 12,15 = 7,16

Tex= 1000Nm Pakan

¿100012,15

=82,3

Td= 9000NmPakan

¿ 900012,15

= 740,74

7. Gramasi Penimbangan

Berat kain/m2 = 3,90 x 100 = 390 gram/m2

8. Gramasi Perhitungana. Lusi

Tetal( hlcm )x 100 x

100100−ML

x 100

Nm Lusi x 2,54 x100=B 2

Page 16: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

68 x 100 x100

100−11,89x100

12,61 x 2,54 x100=B 2

771762,563202,94

=240,9=B 2

b. Pakan

Tetal( hlcm )x 100 x

100100−Mp

x100

Nm Pakan x2,54 x 100=B 3

44 x 100 x100

100−7,57x100

12,15 x 2,54 x100=B 3

476035,93086,1

=154,2=B 3

c. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 240,9 + 154,2 = 395,1 gram (B4)

9. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil perhitungan (Bb)Bb−Bk

Bbx 100 %

395,1−390395,1

x 100 %

= 1,29 %

10. Anyaman

11. Sample kain

Page 17: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

ANYAMAN PADA KAIN SATIN

1. Tetal

Tetal Lusi ( helai/inchi ) Tetal Pakan ( helai /inchi)268 95269 96268 96270 95269 96

∑ 1344 478x 268,8 95,6

2. Berat kain contoh 10x10 cm = 1,06 gram3. Berat 10 helai lusi = 8,5 mg = 0,0085 gram

Berat 10 helai pakan = 14 mg = 0,014 gram

4. Panjang benang diluruskan

Lusi1) 10,3 cm2) 10,2 cm3) 10,2 cm4) 10,3 cm5) 10,3 cm6) 10,3 cm7) 10,4 cm8) 10,2 cm9) 10,4 cm10) 10,4 cm∑= 103 cm = 1,03 m

X=10310

= 10,3 cm

Pakan1. 10,3 cm2. 10,4 cm3. 10,4 cm4. 10,2 cm5. 10,2 cm6. 10,3 cm7. 10,4 cm8. 10,3 cm9. 10,4 cm10. 10,2 cm∑= 103,1 cm = 1,031 m

X=103,110

= 10,31 cm

Page 18: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

5. Mengkeret Benang

Lusi

M= Pb−PkPb

x100 %

¿10,3−10

10,3x 100 %

= 2,91 %

Pakan

M= Pb−PkPb

x100 %

¿10,31−10

10,31x 100 %

= 3,006 %

6. Penomoran Benang

Lusi

Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)

¿1,03

0,0085 = 121,17

Ne1 = 0,59 x Nm Lusi = 0,59 x 121,17 = 71,49

Tex= 1000Nm Lusi

¿1000

121,17 = 8,25

Td= 9000Nm Lusi

¿ 9000121,17

= 74,27

Pakan

Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)

¿1,0310,014

= 73,64

Ne1 = 0,59 x Nm Pakan = 0,59 x 73,64 = 43,44

Tex= 1000Nm Pakan

¿100073,64

= 13,57

Td= 9000NmPakan

¿ 900073,64

= 122,21

7. Gramasi Penimbangan

Berat kain/m2 = 1,06 x 100 = 106 gram/m2

8. Gramasi Perhitungana. Lusi

Page 19: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Tetal( hlcm )x 100 x

100100−ML

x 100

Nm Lusi x 2,54 x100=B 2

268,8 x 100 x100

100−2,91x 100

121,17 x2,54 x 100=B 2

2768565,230777,2

=89,95=B 2

b. Pakan

Tetal( hlcm )x 100 x

100100−Mp

x100

Nm Pakan x2,54 x 100=B 3

95,6 x100 x100

100−3,006x 100

73,64 x 2,54 x100=B 3

985627,9718704,56

=52,69=B 3

c. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 89,95 + 52,69 = 142,64 gram (B4)

9. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil perhitungan (Bb)Bb−Bk

Bbx 100 %

142,64−106142,64

x100 %

= 25,68 % %

10. Anyaman5 gun v 2

Page 20: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

11. Sample Kain

ANYAMAN KAIN CELE/KOTAK-KOTAK

1. Tetal

Tetal Lusi ( helai/inchi ) Tetal Pakan ( helai /inchi)73 5572 5473 5472 5572 53

∑ 363 271x 72,6 54,2

2. Berat kain contoh 10x10 cm = 1,02 gram3. Berat 10 helai lusi = 19,5 mg = 0,0195 gram

Berat 10 helai pakan = 20 mg = 0,020 gram

4. Panjang benang diluruskan

Lusi10,2 cm10,3 cm10,2 cm10,2 cm10,3 cm

Pakan10,4 cm10,3 cm10,3 cm10,4 cm10,4 cm

Page 21: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

10,3 cm10,3 cm10,4 cm10,2 cm10,3 cm∑= 102,7 cm = 1,027 m

X=102,710

= 10,27 cm

10,4 cm10,4 cm10,3 cm10,4 cm10,3 cm∑= 103,6 cm = 1,036 m

X=103,610

= 10,36 cm

5. Mengkeret Benang

Lusi

M= Pb−PkPb

x100 %

¿10,27−10

10,27x100 %

= 2,62 %

Pakan

M= Pb−PkPb

x100 %

¿10,36−10

1 0,36x100 %

= 3,47 %

6. Penomoran Benang

Lusi

Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)

¿1,027

0,0195 = 52,67

Ne1 = 0,59 x Nm Lusi = 0,59 x 52,67 = 31,07

Tex= 1000Nm Lusi

¿100052,67

= 18,98

Td= 9000Nm Lusi

¿ 900052,67

= 170,87

Pakan

Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)

¿1,0360,020

= 51,8

Ne1 = 0,59 x Nm Pakan = 0,59 x 51,8 = 30,56

Tex= 1000Nm Pakan

¿100051,8

= 19,3

Td= 9000NmPakan

¿ 900051,8

= 173,74

7. Gramasi Penimbangan

Page 22: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Berat kain/m2 = 1,02 x 100 = 102 gram/m2

8. Gramasi Perhitungand. Lusi

Tetal( hlcm )x 100 x

100100−ML

x 100

Nm Lusi x 2,54 x100=B 2

72,6 x100 x100

100−2,62x100

52,67 x2,54 x 100=B 2

745532,9613378,18

=55,72=B 2

e. Pakan

Tetal( hlcm )x 100 x

100100−Mp

x100

Nm Pakan x2,54 x 100=B 3

54,2 x 100 x100

100−3,47x100

51,8 x2,54 x 100=B 3

561483,4713157,2

=42,67=B 3

f. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 55,72 + 42,67 = 98,39 gram (B4)

9. Selisih berat hasil penimbangan dengan hasil perhitungan Bb−Bk

Bbx 100 %

102−98,39102

x100 %

= 3,61 %

10. Anyaman

Page 23: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

11. Sample Kain

1. Menentukan rapot corak warnaLusi

Page 24: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Pakan

Putih 2 hlCoklat 6 hlPutih 2 hlCoklat 2 hlPutih 2 hlHijau 10 hlPutih 6 hlCoklat 4 hlPutih 6 hlhijau 10 hl∑ 50 helai

Susunan corak lusi = 66 helai / raport

Susunan corak pakan = 50 helai / raport

2. Jumlah helai benang per meter

Jumlah benang lusi per meter = 72,6

0,0254

= 2858 helai/m

Jumlah benang pakan per meter = 54,2

0,0254

Putih 2 hlKuning 2 hlBiru 4 hlKuning 4 hlPutih 2 hlKuning 2 hlPutih 2 hlkuning 4 hlBiru 4 hlKuning 2 hlPutih 2 hlHijau tua 12 hlPutih 7 hlKuning 3 hlPutih 1 hlKuning 1 hlHijau tua 12 hl

∑ 66 helai

Page 25: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

= 2134 helai/m

3. Jumlah raport benang per meter

Jumlah raport benang lusi per meter = jumlahhelai benang lusi/m

jumlah helai1 rapot

= 2858

66 = 43,3

Jumlah raport benang pakan per meter =jumlahhelai benang pakan /m

jumlahhelai pakan1 rapot

= 2134

50 = 42,68

4. Sisa benang

Benang lusi = 2858 - (66 x 43) = 2858 – 2838 = 20 helai

Benang pakan = 2134 - (50 x 42) = 2134 – 2100 = 34 helai

5. Jumlah masing-masing warna/m

Benang lusi : Putih = (16 x 43 ) + 6 helai = 694 helai

Kuning= (18 x 43) + 10helai = 784 helai

Biru = (8 x 43) + 4 helai = 348 helai

Hijau tua = ( 24 x 43 ) = 1032

Benang pakan : Putih = (18 x 42) + 12 helai = 768 helai

Coklat= (12x 42) + 12 helai = 516 helai

Hijau = (20x 42) + 10 helai = 850helai

6. Berat

Page 26: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Berat masing-masing warna arah lusi/m2

∑ Warnahlm

x 100 x100

100−MLNm Lusi x100

=… gram

Putih : 694 x100 x

100100−2,54

52,67 x 100=

71208,75267

= 13,51 gram (A)

Kuning: 784 x100 x

100100−2,54

52,67 x 100=

80443,258775267

= 15,27 gram (B)

Biru: 348 x 100 x

100100−2,54

52,67 x 100=

35706,95267

567 = 6,77 gram (C)

Hijau tua: 1032 x 100 x

100100−2,54

52,67 x100=

105889,55267

= 19,98 gram (D)

Berat masing-masing warna arah pakan/m2

∑ Warnahlm

x 100 x100

100−MpNm Pakan x100

=…gram

Putih : 768 x 100 x

100100−3,47

51,8 x100=

10400 x 1,032854

= 3,75 gram (A)

Coklat : 516 x 100 x

100100−3 , 47

51,8 x100=

80600 x1,032854

= 29,08 gram (B)

Hijau : 850 x100 x

100100−3 , 47

51,8 x 100=

30000 x1,032854

= 10,82 gram (C)

Page 27: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

VI. DISKUSI

Dari hasil percobaan, terdapat beberapa hal yang dapat didiskusikan, yaitu:

1. Praktikan harus teliti saat menghitung tetal lusi dan tetal pakan pada kain.

2. Pada saat pemotongan dan penirasan harus hati-hati agar mendapatkan kain dengan

ukuran tepat 10 x 10 cm.

3. Menghitung panjang benangpun harus teliti agar mendapatkan hasil yang akurat pada

perhitungan.

4. Dalam menghitung tetal lusi dan tetal pakan harus teliti dan jangan sampai tertukar

antara lusi dan pakannya.

5. Pada anyaman cele yang mempunyai warna beragam, sangat dibutuhkan ketelitian

dalam membedakan warna baik itu warna muda maupun tua agar tidak didapatkan

perhitungan yang tidak tepat.

6. Dalam menentukan arah lusi kita bisa melakukannya dengan beberapa cara yang

salah satunya dengan melihat arah sisiran kain dan pinggir kain, atau dengan meraba

permukaan kain yang terhalus, bisa juga dengan melihat sudut kemiringan anyaman

yang < 450, atau jika bahan itu merupakan kain cele maka kita melihatnya dari garis

kotak yang terpanjang.

7. Selisih berat antara perhitungan dengan penimbangan yang terlalu besar, maka hal itu

berarti ada beberapa hal yang kurang tepat. Semisalnya dalam penimbangan yang

kurang teliti, perhitungan tetal yang tidak tepat, dalam memotong bahan ukuran

10x10 cm yang tidak tepat, dan ketika menghitung panjang benang setelah pelurusan

yang kurang teliti, sehingga akibatnya dalam perhitungan selisih berat akan

menghasilkan selisih yang cukup besar.

8. Untuk mempermudah menggambar anyaman satin maka kita harus mengetahui

dahulu angka loncatnya, sehingga setelah diketahui angka loncatnya maka

menggambar anyaman satin dapat dengan mudah dilakukan. Sedangkan untuk

menggambar anyaman keper maka untuk mempermudah menggambarnya kita

terlebih dahulu harus mengetahui arah kemiringannya, setelah arah kemiringan

diketahui maka kita bisa dengan mudah membentuk anyamannya.

Page 28: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

VII. KESIMPULAN

Dari hasil yang telah didapat, maka dapat diambil sebuah kesimpulan atas data

pengamatan tentang dekomposisi kain, antara anyaman polos, anyaman keper, anyaman

satin, maupun anyaman cele.

1. Anyaman Polos

• Massa kain 10x10 cm = 1,07 gram

• Rata-rata tetal: lusi = 100,8 helai/inch

pakan = 52 helai/inch

• Mengkeret: lusi = 2,53% dan pakan = 4,94%

• Nomor benang lusi: Nm = 68,4 dan Ne1 = 40,35

Nomor benang pakan: Nm = 46,75 dan Ne1 = 27,58

• Cara penimbangan = 107 gram

• Cara perhitungan = 105,58 gram

• Selisih Berat = 1,327%

2. Anyaman Keper

• Massa kain 10x10 cm = 3,90 gram

• Rata-rata tetal: lusi = 68 helai/inch

pakan = 44 helai/inch

• Mengkeret: lusi = 11,89% dan pakan = 7,57%

• Nomor benang lusi: Nm = 12,61 dan Ne1 = 7,43

Nomor benang pakan: Nm = 12,15 dan Ne1 = 7,16

Page 29: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

• Cara penimbangan = 390 gram

• Cara perhitungan = 395,1 gram

• Selisih Berat = 1,29 %

3. Anyaman Satin

• Massa kain 10x10 cm = 1,06 gram

• Rata-rata tetal: lusi = 268,8 helai/inch

pakan = 95,6 helai/inch

• Mengkeret: lusi = 2,91% dan pakan = 3,006%

• Nomor benang lusi: Nm = 121,17 dan Ne1 = 71,49

Nomor benang pakan: Nm = 73,64 dan Ne1 = 43,44

• Cara penimbangan = 106 gram

• Cara perhitungan = 142,64 gram

• Selisih Berat = 25,68%

4. Anyaman Cele

• Massa kain 10x10 cm = 1,02 gram

• Susunan corak: lusi = 66 helai/raport

Pakan = 50 helai/raport

• Rata-rata tetal: lusi = 72,6 helai/inch

pakan = 54,2 helai/inch

• Mengkeret: lusi = 2,62% dan pakan = 3,47%

• Nomor benang lusi: Nm = 52,67 dan Ne1 = 31,07

Page 30: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Nomor benang pakan: Nm = 51,8 dan Ne1 = 30,56

• Cara penimbangan = 102 gram

• Cara perhitungan = 98,39 gram

• Selisih Berat = 3,61%

Page 31: Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

DAFTAR PUSTAKA

http://nadyalestari.blogspot.com/2011/04/anyaman-tekstil.html . Diunduh tanggal 28 Desember 2014.

http://fiktea-taufik.blogspot.com/2011/07/jenis-anyaman-pada-kain-tenun.html . Diunduh tanggal 28 Desember 2014 .