laporan praktikum bioteknologi hutan (kultur pucuk)

7
TINJAUAN PUSTAKA “Kultur Pucuk” Kultur meristem (meristem culture) adalah kultur jaringan tanaman dengan menggunakan eksplan berupa jaringan-jaringan meristematik. Jaringan meristem yang digunakan dapat berupa meristem pucuk terminal atau meristem tunas aksilar. Dalam kultur meristem, perkembangan diarahkan untuk mendapatkan tanaman sempurna dari jaringan meristem tersebut dan dapat sekaligus diperbanyak. (Gunawan, 2000) Kultur meristem sudah secara luas diterapkan untuk tujuan perbanyakan tanaman, terutama pada tanaman hortikultura. Sel-sel meristem pada umumnya stabil, karena mitosis pada sel meristem terjadi bersama mericloreengan pembelahan sel yang berkesinambungan, sehingga ekstra duplikasi DNA dapat dihindarkan. Hal ini menyebabkan tanaman yang dihasilkan identik dengan tanaman donornya. (Sriyanti, 2004) Kultur pucuk (Shoot Culture) adalah teknik mikropropagasi yang dilakukan dengan cara mengkulturkan eksplan yang mengandung meristem pucuk (apikal dan lateral). Hal ini ditujukan untuk perangsangan dan perbanyakan tunas-tunas atau cabang-cabang aksillar. Tunas-tunas aksilar tersebut selanjutnya diperbanyak melalui prosedur yang sama seperti eksplan awalnya dan

Upload: jharz-nagh-smataygcalucheerfuleveryday

Post on 26-Jan-2016

376 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

qweww

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Bioteknologi Hutan (Kultur Pucuk)

TINJAUAN PUSTAKA

“Kultur Pucuk”

Kultur meristem (meristem culture) adalah kultur jaringan tanaman dengan

menggunakan eksplan berupa jaringan-jaringan meristematik. Jaringan meristem

yang digunakan dapat berupa meristem pucuk terminal atau meristem tunas

aksilar. Dalam kultur meristem, perkembangan diarahkan untuk mendapatkan

tanaman sempurna dari jaringan meristem tersebut dan dapat sekaligus

diperbanyak. (Gunawan, 2000)

Kultur meristem sudah secara luas diterapkan untuk tujuan perbanyakan

tanaman, terutama pada tanaman hortikultura. Sel-sel meristem pada umumnya

stabil, karena mitosis pada sel meristem terjadi bersama mericloreengan

pembelahan sel yang berkesinambungan, sehingga ekstra duplikasi DNA dapat

dihindarkan. Hal ini menyebabkan tanaman yang dihasilkan identik dengan

tanaman donornya. (Sriyanti, 2004)

Kultur pucuk (Shoot Culture) adalah teknik mikropropagasi yang dilakukan

dengan cara mengkulturkan eksplan yang mengandung meristem pucuk (apikal

dan lateral). Hal ini ditujukan untuk perangsangan dan perbanyakan tunas-tunas

atau cabang-cabang aksillar. Tunas-tunas aksilar tersebut selanjutnya diperbanyak

melalui prosedur yang sama seperti eksplan awalnya dan selanjutnya diakarkan

dan ditumbuhkan dalam kondisi in vitro. (Luri, 2009)

Kultur pucuk (Shoot Tip Culture) adalah teknik pengkulturan menggunakan

bagian tanaman ujung tunas lateral atau terminal. Pengaruh dominansi meristem

apikal dapat dihilangkan dengan menambah zat pengaruh tumbuh sitokinin ke

dalam medium. Hasil yang diperoleh adalah tunas dengan jumlah cabang yang

banyak. (Hardini, 2009)

BAP merupakan salah 1 produk hormon buatan untuk sitokinin.Sitokinin

sendiri merupakan turunan dari adenine, dan golongan ini penting dalam

pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Pemberian BAP sendiri dapat

meningkatkan pertumbuhan tunas, mempercepat penambahan jumlah daun,

Page 2: Laporan Praktikum Bioteknologi Hutan (Kultur Pucuk)

memperbanyak anakan dan menghambat penuaan organ tanaman.

(Tanamaninvitro, 2012)

Istilah Auksin diberikan pada sekelompok senyawa kimia yang memiliki

fungsi utama mendorong pemanjangan kuncup yang sedang berkembang. Selain

itu juga pemberian auksin pada tanaman juga dapat mempengaruhi pertambahan

panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar. Auksin yang

dihasilkan alami dari tumbuhan, salah satu contohnya yaitu IBA dan Auksin

sintetik contohnya NAA. (Dewi, 2008)

Page 3: Laporan Praktikum Bioteknologi Hutan (Kultur Pucuk)

DATA PENGAMATAN

PERLAKUA

N ZPT PADA

MEDIA

TANAM

NO.

BOTOL

DAN

NAMA

SAAT

INISIASI

SAAT

MUNCUL

NYA

TUNAS

GAMBAR

MS

NAA

0,3 mg/l

1.Laila Jamur

(26-11-

2015)

2.Riza Media

Rusak

(26-11-

2015)

3.Chyntia Bakteri

(26-11-

2015)

4.Rani

Page 4: Laporan Praktikum Bioteknologi Hutan (Kultur Pucuk)

BAP 1

mg/l

(P2H3)

5.Asrul Jamur

(7-12-

2015)

6.Racha Jamur

(7-12-

2015)

7.Ade Jamur

(7-12-

2015)

8.Ayu Bakteri

(7-12-

2015)

9.Ali

Page 5: Laporan Praktikum Bioteknologi Hutan (Kultur Pucuk)

10.Fajar Jamur

(26-11-

2015)

11.Rinda

12.Nanto

% Berkalus:

Juml .TanamanBerkalus13

X100%

% Kontaminasi:

Juml .T anamanKontam13

X100%

812

X100%= 66,7%

Page 6: Laporan Praktikum Bioteknologi Hutan (Kultur Pucuk)

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini mempelajari tentang bagaimana pertumbuhan dari

tanaman. Kultur ini sendiri memiliki

Page 7: Laporan Praktikum Bioteknologi Hutan (Kultur Pucuk)

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Intan Ratna. 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan

Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran.Bandung

Gunawan, L.W. 2009. Teknik   Kultur   Jaringan   Tumbuhan. Laboratorium Kultur

Jaringan, Pusat Antar Universitas (PAU) Institut Pertanian Bogor. Bogor.

P. 304

Hardini, Yunita. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Online,

http://dinhardini.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 21 november 2015

Luri, Sepdian. 2009. Macam Macam Mikropropagasi. Online, http://kultur-

jaringan.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 21 november 2015

Sriyanti, D.P. dan  A.Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Yayasan

Kansius.Yogyakarta. Hal. 18, 54, 57, 63, 67, 69, 82-83.

Tanamaninvitro. 2012. Zat Pengatur Tumbuh. Onine,

http://tanamaninvitro.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 21 November 2015