laporan praktikum anatomi tumbuhan 2

10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan “ S E L Part 2 ” Disusun Oleh : Shofy Septiana (3425092331) Biologi/2009

Upload: shofy-septiana

Post on 30-Jun-2015

1.840 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2

Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan

“ S E L Part 2 ”

Disusun Oleh :

Shofy Septiana (3425092331)

Biologi/2009

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2011

Page 2: Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2

“KRISTAL”

I. Tujuan :

Mengamati dan mengenal berbagai macam bentuk kristal yang terdapat di dalam

sel, serta bahan pembentuknya.

II. Landasan Teori

Berbagai tipe kristal mineral terdapat pada tumbuhan. Mereka berada dalam

rongga sel atau dinding sel. Kristal bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran.

Biasanya kristal tersusun dari kalsium karbonat, kalsium oksalat, atau siikat.

a. Kristal mineral

Kristal ini biasanya disebut sistolit. Biasanya terdapat pada sel epidermis

daun banyak tumbuhan bunga, misalnya pada tumbuhan yang termasuk suku

Moraceae, Urticaceae, Acanthaceae. Dan Cucurbitaceae. Penyusun utama

sistolit adalah selilosa penjuluran dinding kalsium karbonat dalam bentuk

granula.

b. Kristal kalsium oksalat

Diduga asam oksalat yang banyak dapat bersifat racun bagi tumbuhan

karena itu terjadi pengendapan garam oksalat. Kristal ini merupakan hasil

akhir atau hasil rekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di dalam

sitoplsma. Ada yang menduga bahwa asam oksalat bebas merupakan racun

bagi tumbuhan, karena diendapkan berupa garam kalsium oksalat. Daun dan

organ lain dari kebanyakan tumbuhan mengandung kristal kalsium oksalat

yang nyata. Kristal kalsium oksalat terdapat di dalam plasma sel atau di

dalam vakuola. Kristal kalsium oksalat ini tidak larut dalam asam lemah, tetapi

larut dalam asam kuat. Kristal kalsium oksalat mempunyai berbagai bentuk,

berikut dijelaskan variasi bentuk kristal kalsium oksalat.

Rafida

Rafida adalah kristal bentuk jarum atau sapu lidi, biasanya tersusun

sejajar dan membentuk berkas. Kadang-kadang berkas kristal bentuk

jarum ini berada dalam kantung dan apabila kantung ini rusak maka kristal

tersebut dapat meluncur meninggalkan kantung. Rafida umumnya

Page 3: Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2

terdapat pada Alocasia sp., Colocasia sp., Pistia sp., juga terdapat pada

daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa), batang dan akar lidah buaya

(Aloe vera), dan daun nanas (Ananas comosus). Rafida tertentu dapat

menimbulkan rasa sangat gatak sehingga dapat melindungi tanaman dari

hewan. Rafida menjadi rusak karena perebusan karena itu

makanan/sayuran yang mengandung rafida tidak menimbulkan rasa gatal

apabila direbus.

Idioblas

Idioblas adalah kristal kalsium oksalat bentuk bintang, biasanya terdapat

dalam aerenkim tumbuhan air dan menjadi penguat jaringan tersebut.

Idioblas dapat ditemukan misalnya pada teratai, Trapa. Idioblas kristal

juga mempunyai arti bahwa sel tempat kristal tersebut berbeda bentuk

(umumnya berbeda ukuran) maupun isinya dari sel-sel yang berasa

disekelilingnya.

Kristal roset druse atau kristal kluster

Kristal ini berupa kristal majemuk berbentuk roset atau bintang. Kristal

druse dapat ditemukan misalnya pada Eucaluptus, Nerium, Ixora, korteks

batang melinjo (Gnetum gnemon), tangkai daun begonia (Begonia sp.),

daun kecubung (Datura metel), korteks batang delima (Punica granatum),

dan batang jarak (Ricinus communis)

Kristal bentuk prisma

Kristal kalsium ini merupakan karistal tunggal disebut juga kristal tunggal

besar. Kristal bentuk prisma dapat berbangun segiempat, belahketupat,

menyerupai piramid atau poliedris. Kristal ini misalnya terdapat pada daun

jeruk (Citrus sp.) dan korteks Gnetum indicum.

Kristal pasir

Kristal bentuk pasir biasanya berbangun piramid-piramid yang kecil,

mislanya terdapat pada daun dan akar tumbuhan tertentu dalam suku

Solanaceae, tangkai daun bayam (Amaranthus sp.), tangkai daun

tembakau (Nicotiana tabacum), dan Begonia sp.

Kristal sferit

Bentuk kristal sferit tersusun atas bagian-bagian yang teratur secara

radier, misalnya terdapat pada batang Phyllocactus sp.

III. Alat dan Bahan :

Page 4: Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2

Batang/tangkai daun

Amaranthus sp.

Daun Citrus sp.

Tangkai daun Eichornia

crassipe

Umbi akar Dahlia variabilis

Daun Mirabilis jalapa

Tangkai daun Carica papaya

Daun Ficus sp.

Umbi lapis yang sudah kering

dari Allium cepa

IV. Cara Kerja :

1. Membuat preparat melintang dari masing-masing bahan tersebut diatas,

(kecuali pada umbi lapis bawang)

2. Menggunakan medium air

3. Mengamati dan menggambar masing-masing bentuk kristal

“LETAK DAN SIFAT ANTOSIANIN”

Page 5: Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2

I. Tujuan :

Mengamati dan mengenal antosianin (sifat dan letaknya)

II. Landasan Teori :

Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas

dalam tumbuhan. Secara kimia antosianin merupakan turunan suatu struktur

aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini

dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi.

Antosianin tidak mantap dalam larutan netral atau basa. Karena itu antosianin harus

diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut yang mengandung asam asetat atau asam

hidroklorida (misalnya metanol yang mengandung HCl pekat 1%) dan larutannya

harus disimpan di tempat gelap serta sebaiknya didinginkan. Antosianidin ialah

aglikon antosianin yang terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam.

Antosianidin terdapat enam jenis secara umum, yaitu : sianidin, pelargonidin,

peonidin, petunidin, malvidin dan delfinidin.

Antosianidin adalah senyawa flavonoid secara struktur termasuk kelompok flavon.

Glikosida antosianidin dikenal sebagai antosianin. Nama ini berasal dari bahasa

Yunani antho-, bunga dan kyanos-, biru. Senyawa ini tergolong pigmen dan

pembentuk warna pada tanaman yang ditentukan oleh pH dari lingkungannya.

Senyawa paling umum adalah antosianidin, sianidin yang terjadi dalam sekitar 80

persen dari pigmen daun tumbuhan, 69 persen dari buah-buahan dan 50 persen dari

bunga.

Kebanyakan warna bunga merah dan biru disebabkan antosianin. Bagian

bukan gula dari glukosida itu disebut suatu antosianidin dan merupakan suatu tipe

garam flavilium. Warna tertentu yang diberikan oleh suatu antosianin, sebagian

bergantung pada pH bunga. Warna biru bunga cornflower dan warna merah bunga

mawar disebabkan oleh antosianin yang sama, yakni sianin. Dalam sekuntum

mawar merah, sianin berada dalam bentuk fenol. Dalam cornflower biru, sianin

berada dalam bentuk anionnya, dengan hilangnya sebuah proton dari salah satu

gugus fenolnya. Dalam hal ini, sianin serupa dengan indikator asam-basa.

Istilah garam flavilium berasal dari nama untuk flavon, yang merupakan senyawa

tidak berwarna. Adisi gugus hidroksil menghasilkan flavonol, yang berwarna kuning.

Page 6: Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2

Dalam pengidentifikasian antosianin atau flavonoid yang kepolarannya rendah,

daun segar atau daun bunga jangan dikeringkan tetapi harus digerus dengan MeOH.

Ekstraksi hampir segera terjadi seperti terbukti dari warna larutan. Flavonoid yang

kepolarannya rendah dan yang kadang-kadang terdapat pada bagian luar

tumbuhan, paling baik diisolasi hanya dengan merendam bahan tumbuhan segar

dalam heksana atau eter selama beberapa menit.

Stabilitas Antosianin

Antosianin secara umum mempunyai stabilitas yang rendah. Pada

pemanasan yang tinggi, kestabilan dan ketahanan zat warna antosianin akan

berubah dan mengakibatkan kerusakan. Selain mempengaruhi warna antosianin, pH

juga mempengaruhi stabilitasnya, dimana dalam suasana asam akan berwarna

merah dan suasana basa berwarna biru. Antosianin lebih stabil dalam suasana

asam daripada dalam suasana alkalis ataupun netral. Zat warna ini juga tidak stabil

dengan adanya oksigen dan asam askorbat. Asam askorbat kadang melindungi

antosianin tetapi ketika antosianin menyerap oksigen, asam askorbat akan

menghalangi terjadinya oksidasi. Pada kasus lain, jika enzim menyerang asam

askorbat yang akan menghasilkan hydrogen peroksida yang mengoksidasi sehingga

antosianin mengalami perubahan warna.

Warna pigmen antosianin merah, biru, violet, dan biasanya dijumpai pada

bunga, buah-buahan dan sayur-sayuran. Dalam tanaman terdapat dalam bentuk

glikosida yaitu membentuk ester dengan monosakarida (glukosa, galaktosa,

ramnosa dan kadang-kadang pentosa). Sewaktu pemanasan dalam asam mineral

pekat, antosianin pecah menjadi antosianidin dan gula. Pada pH rendah (asam)

pigmen ini berwarna merah dan pada pH tinggi berubah menjadi violet dan

kemudian menjadi biru. Pada umumnya, zat-zat warna distabilkan dengan

penambahan larutan buffer yang sesuai. Jika zat warna tersebut memiliki pH sekitar

4 maka perlu ditambahkan larutan buffer asetat, demikian pula zat warna yang

memiliki pH yang berbeda maka harus dilakukan penyesuaian larutan buffer.

Warna merah bunga mawar dan biru pada bunga jagung terdiri dari pigmen yang

sama yaitu sianin. Perbedaannya adalah bila pada bunga mawar pigmennya berupa

garam asam sedangkan pada bunga jagung berupa garam netral. Konsentrasi

pigmen juga sangat berperan dalam menentukan warna. Pada konsentrasi yang

encer antosianin berwarna biru, sebaliknya pada konsentrasi pekat berwarna merah

dan konsentrasi biasa berwarna ungu. Adanya tanin akan banyak mengubah warna

Page 7: Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2

antosianin. Dalam pengolahan sayur-sayuran adanya antosianin dan keasaman

larutan banyak menentukan warna produk tersebut. Misalnya pada pemasakan bit

atau kubis merah. Bila air pemasaknya mempunyai pH 8 atau lebih (dengan

penambahan soda) maka warna menjadi kelabu violet tetapi bila ditambahkan cuka

warna akan mejadi merah terang kembali. Tetapi jarang makanan mempunyai pH

yang sangat tinggi. Dengan ion logam, antosianin membentuk senyawa kompleks

yang berwarna abu-abu violet. Karena itu pada pengalengan bahan yang

mengandung antosianin, kalengnya perlu mendapat lapisan khusus (lacquer).

III. Alat dan bahan :

Rhoeo discolor

Larutan H2SO4 dan NaOH

IV. Cara Kerja :

1. Membuat preparat dari lapisan bagian bawah daun Rhoeo discolor

2. Memberikan medium air

3. Memperhatikan warna di dalam lumen sel

4. Meneteskan pada preparat larutan H2SO4 dan membuat satu lagi dengan

ditetesi larutan NaOH

5. Menggambarkan beberapa sel epidermis dengan daerah-daerah yang

mempunyai kadar kesamaan (pH) berbeda.