pengembangan perangkat asesmen praktikum …praktikum anatomi fisiologi tumbuhan di laboratorium...

101
PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Biologi Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh: NURHIDAYAT NIM. 20500113123 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN PRAKTIKUM ANATOMI

    FISIOLOGI TUMBUHAN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS

    JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana

    Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Biologi

    Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Alauddin Makassar

    Oleh:

    NURHIDAYAT

    NIM. 20500113123

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

    2017

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt. Skripsi ini

    dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Pernyataan rasa syukur

    kepada sang khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga

    dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Perangkat

    Pengembangan Perangkat Asesmen PraktikumAnatomi fisiologi Tumbuhan

    Berbasis Keterampilan Proses Sains Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin

    Makassar”.

    Penyusun panjatkan shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada

    junjungan kita umat manusia Nabi Muhammad saw sebagai suri teladan yang

    merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan setiap

    insan termasuk penulis. Aamiin.

    Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

    tidak akan terselesaikan tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,

    tulisan ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Melalui tulisan ini,

    penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada kedua

    orang tua tercinta, Ayahanda Sodding dan Ibunda Sidana, yang tak pernah lelah

    dalam memberikan semangat dan nasehat, karena mereka jualah penyusun dapat

    bertahan serta menyelesaikan pendidikan hingga proses penyusunan skripsi ini dapat

    diselesaikan, kepada beliau penyusun senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt

    mengasihi dan mengampuni dosanya. Ucapan terima kasih pula penyusun patut

    menyampaikan kepada:

  • vi

    1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar,

    Prof, Dr. Mardan, M.Ag. (Wakil Rektor I), Prof, Dr. H. Lomba Sultan, M.A.

    (Wakil Rektor II), Prof, Siti Aisyah, M.Ag, Ph.D. (Wakil Rektor III), dan

    Prof. Hamdan Juhannis M.A., Ph.D. (Wakil Rektor IV) atas segala bantuan

    dan pelayanan yang diberikan kepada penulis, berupa fasisilitas pembelajaran

    selamaselama penulis menempuh pendidikan.

    2. Dr. Muhammad Amri, Lc, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan, Dr. Muljono Damopolii, M. Ag. (Wakil Dekan I), Dr. Misykat

    Malik Ibrahim, M.Si. (Wakil Dekan II), dan Prof. Dr. H. Syahruddin, M. Pd.

    (Wakil Dekan III), karena telah menfasilitasi penyusun selama proses

    perkuliahan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

    3. Jamilah, S.Si., M.Si dan Dr. H. Muh. Rapi, M.Pd., selaku Ketua dan Sekertaris

    Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar, karena atas dorongan

    dan pelayanan dari beliau di Jurusan, proses penyelesaian dari awal

    perkuliahan sampai skripsi jadi lebih mudah.

    4. Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si. dan Dr. Sitti Mania, M.Ag. selaku

    pembimbing I dan II, yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan

    koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap

    penyelesaian.

    5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang

    secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak langsung.

    6. Pihak labolatorium jurusan pendidikan biologi UIN Alauddin Makasar,

    karena telah menerima penyusun untuk meneliti, adik-adik kelas biologi 1,2

    yang telah bersedia menjadi subjek dari penelitian penyusun, terkhusus buat

  • vii

    para asisten praktikum anatomi fisiologi tumbuhan yang telah bersedia

    membantu dalam proses penelitian ini.

    7. Teman-teman Jurusan Pendidikan Biologi Angkatan 2013 terutama Biologi

    5,6 yang selalu memberi motivasi dan semangat serta sahabat-sahabtku

    (Sulkifli, Ikra Safitri, Ummu Kalsum , Reski Paramita, Astina, Sri Yunita,

    Pardi) berperan aktif dalam memberikan masukan, motivasi dan solusi selama

    penyusun melaksanakan penelitian.

    8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah

    banyak memberikan sumbangsih kepada penyusun selama kuliah hingga

    penulisan skripsi ini.

    Segala bantuan yang telah diberikan tidak dapat penyusun balas. Hanya

    Allah swt jualah yang dapat membalas sesuai dengan amal bakti Bapak, Ibu,

    Saudara (i) dengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya, semoga skripsi ini

    bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penyusun sendiri.

    Makassar, November 2017

    Penyusun,

    Nurhidayat

    NIM. 20500113123

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... ii

    PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... iv

    KATA PENGANTAR ...................................................................... v

    DAFTAR ISI ..................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL............................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xii

    ABSTRAK ........................................................................................ xiii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

    Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

    A. Rumusan Masalah .............................................................. 9 B. Tujuan Penelitian .............................................................. 9 C. Manfaat penelitian..................................................... ....... 10 D. Definisi Operasional dan Fokus Penelitian ........................ 11

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 14

    A. Penelitian Pengembangan .................................................. 14 1.Pengertian penelitian pengembangan.......................... 14

    2.Langkah-langkah Penelitian Pengembangan.................. 16

    3. Model-Model Pengembangan..................................... 18

    B. Asesmen ............................................................................. 27 1.PengertiaAsesmen................................................... ....... 27

    2. Fungsi Penelitian..................................................... 31

    3. Jenis-Jenis Penilaian................................................ 33

    C. Psikomotorik.............................................................. ........ 35

    D. Perangkat Asesmen Berbasis Keterampilan (KSP)........... 38

    E. Pelaksanaan Praktikum Biologi..................................... 47

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 49

    A. Jenis Penelitian .................................................................. 49 B. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................. 49 C. Teknik Pengumpulan Data................................................. 49 D. Desain Penelitian dan Teknik Pengolahan Data ................ 50

  • ix

    E. Teknik Analisis Data.................................................. 53

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 60

    A. Hasil Penelitian ................................................................ 60

    1. Deskripsi Tahap Pendefinisian (Define) ....................... 60 2. Deskripsi Hasil Tahap Perancangan (Design) .............. 64 3. Deskripsi Tahap Pengembangan (Develop) .................. 66

    B. Pembahasan ....................................................................... 76

    1. Kevalidan Perangkat Penilaian ..................................... 77 2. Keefektifan Perangkat Penilaian ............................... 78 3. Kepraktisan perangkat penilaian................................... 80

    BAB V PENUTUP ............................................................................. 81

    A. Kesimpulan ....................................................................... 81

    B. Implikasi ........................................................................... 81

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 83

    LAMPIRAN ...................................................................................... 86

    DOKUMENTASI.................................................................... 101

    RIWAYAT HIDUP.......................................................................... 102

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1. Keterampilan Proses Sains yang di Kembangkan.................. 12

    Tabel 2.1. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses Sains...................... 41

    Tabel 3.1. Kriteria Tingkat Kevalidan...................................................... 55

    Tabel 3.2.Kriteria Penilaian Respon Asisten............................................ 58

    Tabel 3.3.Teknik Kategorisasi Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan............................................................................. 59

    Tabel 4.1. Gambaran Instrumen Penilaian Praktikum

    di Laboratorium Pendidikan Biologi

    UIN Alauddin Makassar.................................................... 62

    Tabel 4.2.Desain Pengembangan Perangkat Asesmen/Instrumen

    Penilaian Anatomi Fisiologi Tumbuha.............................. 64

    Tabel 4.3 Desain Isi Lembar Validasi Instrumen............................... 67

    Tabel 4.4. Daftar NamaValidator........................................................... 68

    Tabel 4.5. Analisis Hasil Validasi Perangkat Instrumen Penilaian

    Praktikum........................................................................ 69

    Tabel 4.6. Rata-Rata Hasil Validasi Perangkat Instrumen Penilaian

    Praktikum.................................................................... 71

    Tabel 4.7. Statistik Skor Hasil Keterampilan Proses Sains

    Praktikan Pada Praktikum Anatomi Fisiologi

    Tumbuhan................................................................... 72

    Tabel 4.8. Persentase Ketuntasan Skor Hasil Keterampilan

    Proses Sain Praktikan Pada Praktikum Anatomi

    Fisiologi Tumbuhan....................................................... 74

    Tabel 4.9. Hasil Angket Respon Asisten.......................................... 75

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A1. Lembar Validasi Instrumen Penilaian Praktikum

    Lampiran A1. Desain Pengembangan Format Penilaian Praktikum anatomi

    fisiologi tumbuhan

    Lampiran A2. Lembar validasi instrumen angket respon asisten

    Lampiran A2. Angket respon asisten terhadap Perangkat Penilaian

    Lampiran B1. Hasil validasi 2 ahli terhadap Perangkat asessmen Proses praktikum

    berbasis KPS dan hasil validasi 2 ahli terhadap angket respon asisten

    Lampiran B2. Hasil Angket Respon Asisten

    Lampiran B3.Hasil penilaian keterampilan proses sains menggunakan Perangkat

    asesmen yang dikembangkan

    Lampiran B4. Analisis Data Penilaian Keterampilan Praktikum Mahasiswa

    Lampiran B4. Persuratan

  • xii

    ABSTRAK

    Nama : Nurhidayat

    NIM : 20500113123

    Judul : pengembangan Perangkat Asesmen Praktikum Anatomi

    Fisiologi Tumbuhan Berbasis Keterampilan Proses Sains

    Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar

    Abstrak

    Skripsi ini membahas tentang pengembangan perangkat asesmen

    praktikum anatomi fisiologi tumbuhan berbasis keterampilan proses sains jurusan

    pendidikan biologi UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk

    mendapatkan produk pengembangan penilaian hasil keterampilan pada kegiatan

    praktikum anatomi fisiologi tumbuhan di Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas

    Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang layak digunakan. Jenis

    penelitian ini adalah penelitian R & D (Research and Development), dengan

    menggunakan model pengembangan 4-D dimulai pada tahap define (pendefinisian)

    dengan menganalisis tujuan, tahap design (perencanaan) dengan menyusun

    instrumen penilaian , tahap develop (pengembangan) yang menghasilkan rubrik

    penilaian yang telah direvisi dan tahap disseminate (penyebaran) dengan

    menggunakan perangkat asesmen yang telah dikembangkan dalam skala lebih luas.

    yang dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Subjek

    uji coba pada penelitian ini adalah kelas pendidikan biologi 1-2, Fakultas tarbiayah

    dengan jumlah 38 orang.

    Hasil yang diperoleh pada penilaian dari para ahli/ validator terhadap

    perangkat asesmen pada skor total rata-rata adalah 3,64 dengan kategori sangat valid

    karena berada pada interval 3,5 M 4, hasil uji coba kepraktisan terhadap perangkat

    asesmen diambil dari data respon asisten pada skor rata-rata adalah 3,2 dengan kategori

    positif karena berada pada kategori 2,5 3,5, serta hasil analisis untuk mengukur

    keterampilan proses sains pada praktikum anatomi fisiologi tumbuhan pada skror rata-rata

    80,5% dengan kategori tinggi karena berada pada interval 65-84. Hal ini mengindikasikan

    bahwa perangkat asesmen yang dikembangkan masih belum sempurna namun layak

    untuk digunakan.

    Kata kunci:

    Asesmen, model pengembangan 4-D, sangat valid, efektif,dan praktis

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia No.81A

    tahun 2013 lampiran IV tentang implementasi kurikulum. Implementasi kurikulum

    pembelajaran mencakup kerangka konseptual dan operasional tentang: strategi

    pembelajaran, sistem kredit semester, penilaian hasil belajar, dan layanan bimbingan

    dan konseling. Cakupan pedoman tersebut dikembangkan dalam kerangka

    implementasi kurikulum 2013.1

    Tujuan pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

    dirumuskan dalam Undang- Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3, yang merumuskan

    bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

    watak serta peradaban bangasa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

    kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

    menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

    berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara

    yang demokratis serta bertanggungjawab.2

    1 Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Implementasi Kurikulum

    2013, (Jakarta: Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013), h. 31. 2Wina. Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Cet. IX;

    Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012), h. 65.

  • 2

    Pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas, guru adalah

    pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut

    dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya,yakni

    mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah

    siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan guru sesuai

    dengan tujuan yang dirumuskan.3

    Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan,

    menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan

    informasi/data, analisis dan interpretasi dan tindak lanjut. Instrumen evaluasi hasil

    belajar dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat berbentuk objektif dan uraian,

    sedang non-test dapat berbentuk lembar pengamatan atau kuesioner, skala sikap,

    daftar cocok, dan skala bertingkat. Tes objektif dapat berbentuk jawaban singkat,

    benar-salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi : biasa,

    hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. Untuk tes

    uraian yang juga disebut dengan tes subjektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas

    terbatas, dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes atau nontes,

    seorang guru harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan

    bentuk tes atau non tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen

    3Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi) (Jakarta : PT Bumi

    Aksara, 2010), h. 4.

  • 3

    yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang baik, yaitu valid (sah) dan reliabel

    (dapat dipercaya).4

    Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,

    dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan

    secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna

    dalam pengambilan keputusan.5 Efektivitas sendiri merupakan suatu ukuran sejauh

    mana para guru, dosen, atau pengembangan pembelajaran menyadari tentang

    tanggung jawab mereka. Efektivitas selalu dinilai dari apa yang telah diperoleh siswa

    dalam pembelajaran, apakah telah memenuhi tujuan yang diinginkan atau belum.

    Ketercapaian tujuan menjadi indikator utama dalam menentukan tingkat efektivitas

    suatu pelaksanaan pembelajaran.6

    Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan

    nonpengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan

    tertentu.7 Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik

    (authentic assessment). Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang

    menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan

    4Emi Yiniarti, Pengembangan Instrumen Penilaian Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N 3

    Doplang”, Skripsi (Semarang: Fak. Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2013), h. 19. 5Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progratif Konsep, Landasan, dan

    Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta : Kencana Prenada

    Media Group, 2009), h. 252-253. 6Tisngatun Nurochmah, “Pengaruh Pendekatan Inkuari Terhadap Peningktan Keterampilan

    Proses Sains Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ipa Biologi Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan

    Makanan,” Skripsi ( Yogyakarta: perpustakaan Dgital UIN Sunan Kalijaga, 2014), h. 3. 7Hamsah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran (Jakarta : PT Bumi Aksara,

    2012), h. 2.

  • 4

    berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan ketentuan kompetensi yang

    ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

    (KD).8

    Biologi merupakan suatu ilmu berlandaskan eksperimen untuk

    pengembangan dan aplikasi yang menuntut siswa untuk bekerja dengan standar

    tinggi dalam melakukan eksperimental. Pembelajaran biologi memerlukan

    eksperimen, deskripsi dan teori yang dipadukan dan saling berkaitan satu sama lain.

    Praktikum biologi membantu siswa untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan

    secara teknis dengan menghubungkan pengetahuan teori yang diperoleh sebelumnya.

    Proses pembelajaran sains cenderung menekankan pada pemberian

    pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan menumbuhkan

    kemampuan berpikir. Pembentukan sikap ilmiah seperti ditunjukan oleh para

    ilmuwan sains dapat dikembangkan melalui Keterampilan Proses Sains (KPS).

    Keterampilan proses sains, dapat digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran.

    Proses pembelajaran praktikum di laboratorium dapat memberikan pengalaman bagi

    mahasiswa baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pada ranah

    kognitif, praktikum memberikan manfaat dalam membantu pemahaman mahasiswa

    terhadap materi yang diajarkan di dalam kelas. Pada ranah afektif, praktikum dapat

    8Kunandar, Penilaian Autentik (penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

    Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai Dengan Contoh (Edisi Revisi), h. 35-36.

  • 5

    melatih sikap ilmiah mahasiswa. Pada ranah psikomotorik praktikum dapat melatih

    keterampilan mahasiswa dalam menggunakan alat dan bahan secara tepat.9

    Kurikulum pendidikan tinggi menurut Kepmendiknas Nomor 232/U/2000

    Bab I Pasal 1 (6) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun

    bahan kajian dan pelajaran, serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan

    sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.

    Dokumen kurikulum yang ada pada program studi pendidikan biologi UIN alauddin

    makassar masih terbatas. Salah satu penyebabnya adalah minimnya dosen yang

    melakukan kegiatan perencanaan pembelajaran secara komprehensif. Komprehensif

    yang dimaksud adalah menyusun dan mengembangkan perangkat pembelajaran yang

    sesuai dengan tujuan dan kompetensi pembelajaran yang hendak dicapai, dan hal ini

    juga terjadi pada mata kuliah anatomi fisiologi tumbuhan. Anatomi fisiologi tumbuh

    adalah salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa program studi pendidikan

    biologi UIN alauddin makassar dan memiliki beban 4 sks. 10

    Pada awalnya praktikum dimaksudkan untuk meningkatkan keahlian

    mahasiswa dalam pengamatan, dan meningkatkan keterampilan, serta sebagai sarana

    berlatih dalam menggunakan peralatan. Di samping itu, bekal pengetahuan awal

    sebelum melakukan praktikum adalah penting, oleh karena itu bekal ilmu

    9Saefa Novitasari dan Lisdiana, Pengembangan Instrument Penilaian Ranah Afektif dan

    Psikomotorik Pada Mata Kuliah Praktikum Struktur Tubuh Hewan, Jurusan Pendidikan Biologi,

    FMIPA Universitas Semarang, Unnes Journal Of Biology Education Volume 4, Nomor 1 Februari

    2015, 97-103, http://jurnal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe 10

    Saidatun Ni’mah,”Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisiologi Tumbuhan Berbasis

    Inkuiri Terbimbing”JurnalPendidikan Sains, Vol.2, No.3 ( 2014) : h. 175-183.

  • 6

    pengetahuan sebelumnya yang tidak cukup menyebabkan mahasiswa sulit mengikuti

    proses pembelajaran praktikum di laboratorium. Selain itu hasil-hasil riset yang

    dilaporkan dalam jurnal professional di bidang pendidikan sains dan teknologi serta

    abstrak disertasi atau skripsi menunjukkan efek positif dari praktikum terhadap

    pengajaran sains dan teknologi.

    Penilaian tidak hanya digunakan pada proses belajar yang berada di dalam

    kelas, tetapi juga dapat digunakan pada kegiatan praktikum. Dimana hal ini

    praktikum yang dilakukan dalam laboratorium pendidikan biologi. Dari hasil

    pengamatan di lapangan di laboratorium pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan, penilaian untuk praktikum anatomi fisiologi tumbuhan yaitu hanya berupa

    format penilaian secara umum yang digunakan untuk semua praktikum di jurusan

    pendidikan biologi. Selain itu, adanya keluhan dari asisten terkait format penilaian

    sebelumnya tentang ketidak jelasan petunjuk dari tiap item penilaian. Penelitian ini

    pun mengacu pada hasil penelitian skripsi Faisal Anwar (Pengembangan Instrumen

    Penilaian Mahasiswa pada Praktikum Biologi Umum Laboratorium Pendidikan

    Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar) yang

    menunjukkan bahwa keseluruhan komponen pengembangan peniliaian praktikum

    biologi umum termasuk dalam kategori valid dan reliabel serta layak untuk

    digunakan. Selain itu, diperoleh respons positif terhadap pengembangan perangkat

    penilaian praktikum Biologi Umum. Hal ini ditunjukkan oleh hasil angket yang

    diberikan kepada asisten praktikum Biologi Umum. Berdasarkan hasil analisis data

  • 7

    pada skor akhir kemampuan mahasiswa dengan menggunakan perangkat ini

    menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam praktikum termasuk dalam

    kategori tinggi dengan rata-rata kemampuan praktikum yang dinilai dari semua

    komponen yaitu 77.37.11

    Jika dibandingkan antara praktikum biologi umum dan

    praktikum anatomi fisiologi tumbuhan terdapat perbedaan dari jenis mata kuliah,

    dimana praktikum biologi umum membahas biologi secara umum baik dari hakikat

    biologi, asal-usul kehidupan, struktur sel, metabolisme, dan struktur serta fungsi

    hewan dan tumbuhan yang tiap judul praktikumnya menggunakan alat praktikum,

    misalnya mikroskop. Sedangkan praktikum anatomi fisiologi tumbuhan,

    pembahasannya secara spesifik yaitu meliputi anatomi daun, anatomi batang dan

    akar, tekanan dan eksudasi xilem, perkembangan dan pertumbuhan, imbibisi dan

    dormansi. Praktikum anatomi fisiologi tumbuhan juga menggunakan mikroskop,

    tetapi lebih dikhususkan dalam kemampuan mengamati objek secara langsung,

    dalam hal ini tumbuhan yang dijadikan sebagai bahan praktikum. Oleh karena itu,

    perlu juga diterapkan pengembangan perangkat asesmen praktikum Anatomi

    Fisiologi Tumbuhan sebagai panduan asisten dalam menilai praktikan selama

    praktikum berlangsung.

    11 Faisal Anwar, “Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa pada

    Praktikum Biologi Umum Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Alauddin Makassar ”, Skripsi. (Makassar: UIN, 2014), h. 87-88.

  • 8

    Dari hasil pengamatan laboran, sistem penilaian yang dilakukan hanya

    melihat secara keseluruhan atau secara umum saja sehingga belum bisa mengukur

    keterampilan mahasiswa dengan baik. Selain itu, informasi yang didapatkan dari

    beberapa praktikan masih ada beberapa asisten yang memberikan penilaian tanpa

    memperhatikan keterampilan dari setiap praktikan serta tidak adanya keseragaman

    dalam melakukan penilaian. Penulis melihat permasalahan tersebut muncul karena

    tidak adanya pedoman dan keseragaman dalam penilaian yang dapat menilai secara

    jelas keseluruhan kegiatan proses praktikum.12

    Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan suatu asesmen yang dapat

    mengukur hasil belajar mahasiswa secara menyeluruh, transparan dan objektif.

    Adapun perangkat asesmen yang akan dikembangkan adalah perangkat asesmen

    praktikum anatomi fisiologi tumbuhan berbasis keterampilan proses sains pada

    mahasiswa jurusan pendidikan biologi. Melihat mata kuliah ini memiliki praktikum

    yang menuntut keterampilan dan ketelitian mahasiswa jurusan pendidikan biologi

    merancang penelitian dan mengkomunikasikan hasil praktikum dalam bentuk

    laporan dengan benar. Oleh karena itu, akan diadakan penelitian dengan judul

    “Pengembangan Perangkat Asesmen Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan

    Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Mahasiswa Jurusan pendidikan

    Biologi UIN Alauddin Makassar”.

    12

    Haksani, “ Pengembangan Perangkat Assessment Berbasis Keterampilan Generik Sains Pada Mata Kuliah Praktikum Kimia Dasar Lanjut,” Jurnal Chemica Vol. 14, No. 1 Juni (2013): h.

    27-37.

  • 9

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah

    dalam penelitian:

    1. Bagaimana kevalidan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi

    tumbuhan berbasis keterampilan proses sains?

    2. Bagaimana keefektifan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi

    tumbuhan berbasis keterampilan proses sains?

    3. Bagaimana kepraktisan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi

    tumbuhan berbasis keterampilan proses sains?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan

    penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui kevalidan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi

    tumbuhan berbasis keterampilan proses sains.

    2. Mengetahui keefektifan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi

    tumbuhan berbasis keterampilan proses sains.

    3. Mengetahui kepraktisan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi

    tumbuhan berbasis keterampilan proses sains.

  • 10

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:

    1. Manfaat teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber kajian tentang manfaat

    asesmen (penilaian) keterampilan proses sains pada praktikum anatomi fisiologi

    tumbuhan, memberikan kontribusi pemikiran dalam mengembangkan rubrik

    penilaian keterampilan proses sains pada mahasiswa pendidikan biologi dan dapat

    dijadikan sebagai referensi bagi kegiatan penelitian pengembangan.

    2. Manfaat praktis

    a. Bagi mahasiswa

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi kepada pendidik untuk

    dijadikan dasar dalam melaksanakan penilaian keterampilan proses sains pada

    praktikum anatomi fisiologi tumbuhan yang valid, efektif, dan praktis.

    b. Bagi pihak labolatorium

    Sebagai rujukan untuk melakukan asesmen keterampilan proses sains khususnya

    KPS kepada mahasiswa UIN alauddin makassar. Diharapkan dari hasil penelitian ini

    dapat menghasilkan perangkat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan

    sebagai bahan pertimbangan bagi dosen biologi khususnya asisten praktikum

    anatomi fisiologi tumbuhan untuk dijadikan dasar penilaian dalam praktikum.

  • 11

    c. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti

    selanjutnya dalam melakukan penelitian yang relevan.

    E. Definisi Operasional dan Fokus Penelitian

    1. Definisi Operasional

    Pengertian judul ini dimaksudkan untuk menghindari pemahaman yang

    bermakna ganda atau penafsiran yang keliru terhadap isi skripsi ini, serta untuk

    memberikan pengertian yang lebih terarah sesuai dengan spesifik objek tulisan.

    Dengan demikian makna yang berlebihan dapat dihindari, untuk itu penulis akan

    menjelaskan variabel yang ada pada judul penelitian ini.

    Pelaksanaan penilaian hasil belajar kegiatan praktikum Anatomi Fisiologi

    Tumbuhan yang dimaksud adalah bentuk instrumen pelaksanaan penilaian kegiatan

    praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan yang digunakan sekarang di Pendidikan

    Biologi. Instrumen penilaian yang dimaksud adalah suatu bentuk instrumen penilaian

    hasil pengembangan oleh peneliti, yang berupa rubrik-rubrik penilaian berisikan

    indikator-indikator yang harus dicapai peserta didik dalam pelaksanaan praktikum

    Anatomi Fisiologi Tumbuhan.

    2. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian yang dimaksud dari penelitian ini adalah pengembangan

    instrumen penilaian keterlaksanaan proses praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan,

    yang meliputi pengembangan perangkat asesmen berbasis keterampilan proses sains.

  • 12

    Tabel 1.1 keterampilan proses sains yang dikembangkan dalam

    praktikum anatomi fisiologi tumbuhan

    keterampilan

    Proses Sains

    (KPS)

    Prosedur kerja/aspek praktikum

    anatomi fisiologi tumbuhan

    Bentuk penilaian yang

    dikembangkan

    Mengamati

    Mengecekalat/menggunakan

    sebanyak mungkin alat indra Penilaian keterampilan

    Mengamati jaringan pengangkut

    dantrikoma/menggunakan

    sebanyak mungkin alat indra

    Penilaian keterampilan

    Mengamati cairan metil biru naik

    pada pipa kapilr/menggunakan

    sebanyak mungkin alat indra

    Penilaian keterampilan

    Mengamatibentuk-bentuk stomata

    dantrikoma/menggunakan

    sebanyak mungkin alat indra

    Penilaian keterampilan

    Membuat irisan melintang pada

    batang dan akar/menggunakan

    sebanyak mungkin alat indra

    Penilaian keterampilan

    Mencatat hasil pengamatan/

    menggunakan sebanyak mungkin

    alat indra

    pengetahuan

    Mencatat hasil pengamatan/

    Menyimpulkan Penilaian pengetahuan

    Menafsirkan Mencatathasil

    pengamatan/menyimpulkan Penilaian pengetahuan

    Merencanakan

    percobaan

    Membuat irisan membujur pada

    helaian daun /menentukan apa

    yang akan dilaksanakan berupa

    langkah kerja

    Penilaian keterampilan

    Meletakkan bahan kedalam pipa

    kapiler/menentukan apa yang

    akan dilaksanakan berupa langkah

    kerja

    Penilaian keterampilan

    Penggunakan pipet

    tetes/menentukan alat, bahan dan

    sumber yang akan digunakan

    Penilaian keterampilan

    Membersihkan tanah/menentukan

    apa yang akan dilaksanakan Penilaian keterampilan

  • 13

    keterampilan

    Proses Sains

    (KPS)

    Prosedur kerja/aspek praktikum

    anatomi fisiologi tumbuhan

    Bentuk penilaian yang

    dikembangkan

    berupa langkah kerja

    Menghilangkan kulit pada biji/

    menentukan apa yang akan

    dilaksanakan berupa langkah

    kerja

    Penilaian keterampilan

    Mencatat hasil pengamatan/

    menentukan apa yang akan

    dilaksanakan berupa langkah

    kerja

    Penilaian pengetahuan

    Menggunakan

    alat dan bahan

    Memasukkankedalam gelas

    beaker 250 ml /memakai alat dan

    bahan

    Penilaian keterampilan

    Meletakkan bahan kedalam

    tabung mikroskopi/memakai alat

    dan bahan

    Penilaian keterampilan

    Penggunakan daun /memakai

    alat/bahan Penilaian keterampilan

    Menghomogenkan tanah/

    memakai alat/bahan Penilaian keterampilan

    Memanaskan tabung

    reaksi/memakai alat/bahan Penilaian keterampilan

    Penggunaan silet memakai

    alat/bahan Penilaian keterampilan

  • 14

    BAB II

    TINJAUAN TEORETIS

    A. Penelitian Pengembangan

    1. Pengertian Penelitian Pengembangan

    Secara umum penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

    data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. .1 Penelitian adalah suatu kegiatan untuk

    mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 2

    Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall dalam Setyosari

    adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan menvaldasi produk

    pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Langkah-

    langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan

    penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkaan produk berdasarkan

    temuan-temuan tersebut, melakukam uji coba lapangan susuai dengan latar dimana

    produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. 3

    Penelitian dan pengembangan pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan

    suatu model pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk

    mendesain produk dan prosedur, yang kemudian secara sistematis dilakukan uji

    1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

    (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 3. 2 Narbuko dan Acmadi, Metodologi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 1.

    3 Setyosary, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. (Jakarta: Kencana Media

    Group, 2010), h. 195.

  • 15

    lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas,

    dan standar tertentu. 4

    Menurut Gay, Mills, dan Airasian dalam Emzir, dalam bidang pendidikan

    tujuan utama penelitian dan pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji

    teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di

    sekolah-sekolah. Produk-produk yang dihasilkan oleh penelitian dan pengembangan

    mencakup: materi penelitian guru, materi ajar, seperangkat tujuan perilaku, materi

    media, dan sistem-sistem manajemen. Penelitian dan pengembangan secara umum

    berlaku secara luas pada istilah-istilah tujuan, personal, dan waktu sebagai

    pelengkap. Produk-produk dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan

    tertentu. 5

    Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang relatif masih baru di

    bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dapat dianggap sebagai strategi mencari

    pengetahuan yang kurang lebih bersifat abstrak yang dinamakan teori. Sedangkan

    pengembangan adalah penerapan pengetahuan yang terorganisasi untuk membantu

    memecahkan masalah dalam masyarakat termasuk di bidang pendidikan. 6

    Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

    pengembangan merupakan penelitian yang menghasilkan produk. Dimana produk

    tersebut telah di validasi oleh ahli dan validasi empiris atau telah diujicobakan.

    4 Setyosary, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. (Jakarta: Kencana Media

    Group, 2010), h. 195. 5 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. (Jakarta: PT

    Rajagrafindo Persada, 2007), h. 263. 6 Munawaroh, Isniatun, Urgensi Penelitian dan Pengembangan. Disajikan dalam studi

    ilmiah UKM penelitian UNY (Yogyakarta, 2013) http://staff.uny.ac.id/dosen/isniatun-munawaroh-mpd

    (19 Agustus 2016)

    http://staff.uny.ac.id/dosen/isniatun-munawaroh-mpd

  • 16

    revisi-revisi oleh parah ahli menjadi landasan dasar instrumen sebelum diuji

    cobakan.

    2. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan

    Langkah-langkah pengembangan dari prosedur Borg dan Gall 1983 dalam

    Sugiyono adalah sebagai berikut:

    Gambar 2.1. Langkah-langkah penggunaan metode R & D

    a) Potensi dan Masalah

    Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah

    segala sesuatu yang bila didaya gunakan akan memiliki nilai tambah.

    b) Mengumpulkan informasi

    Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara factual dan uptode, maka

    selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai

    bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah

    tersebut.

    Potensi dan

    Masalah

    Pengumpulan

    data

    Desain

    Produk

    Validasi

    Desain

    Revisi

    Desain

    Revisi

    Desain

    Revisi

    Desain

  • 17

    c) Desain Produk

    Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development

    bermacam-macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat

    dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, menarik,

    harga murah, bobot ringan, ekonomis, dan bermanfaat ganda.

    d) Validasi Desain

    Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan

    produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari

    yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat

    penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.

    Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar

    atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang

    dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga

    selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat

    dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses

    penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikutnya keunggulannya.

    e) Perbaikan Desain

    Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli

    lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya

    dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain, yang bertugas

    memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

  • 18

    f) Uji coba produk

    Produk yang akan diuji cobakan adalah asesmen pembelajaran setelah

    divalidasi dan direvisi, maka selanjutnya asesmen pembelajaran yang dikembangkan

    dapat dibuat dalam bentuk propotipe. Propotipe inilah yang selanjutnya diuji coba.

    3. Model – model Pengembangan

    1) Model Pengembangan Kemp

    Pengembangan perangkat model Kemp merupakan suatu lingkaran yang

    continue. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktifitas

    revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus

    tersebut7. Model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp ditunjukkkan pada

    bagan berikut ini:

    7Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,

    2007), h.81.

  • 19

    Gambar 2.2. Siklus pengembangan model kemp

    Adapun Langkah-langkah pengembangan pembelajarn menurut kemp terdiri

    atas8:

    a) Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah

    mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta

    yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode,

    teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan

    pembelajaran. Bahan kajian yang akan dikembangkan selanjutnya disusun

    alternatif atau cara pembelajarn yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan.

    8Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,

    2007), h.82-86

  • 20

    b) Analisis peserta didik, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal

    dan karakteristik peserta didik yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaman

    baik individu maupun kelompok yang meliputi: tingkah laku awal peserta didik

    dan karakteristik peserta didik.

    c) Analisis tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi

    suatu pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis

    prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan

    tentang tugas-tugas belajar.

    d) Merumuskan indikator, analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain

    kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi

    hasil belajar peserta didik, dan (c) panduan peserta didik dalam belajar.

    e) Penyusunan instrumen evaluasi, bertujuan untuk menilai hasil belajar,

    kriteria penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini

    dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang

    telah dirumuskan.

    f) Strategi pembelajaran, pada tahap ini pemilihan strategi belajar mengajar yang

    sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan,

    metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman

    yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    g) Pemilihan media atau sumber belajar, keberhasilan pembelajaran sangat

    tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika

  • 21

    sumber-sumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat

    memenuhi tujuan pembelajaran.

    h) Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan

    melaksanakan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh atau

    membuat bahan.

    i) Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program.

    j) Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran.setiap langkah rancangan

    pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan

    untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

    2) Model Pengembangan Dick & Carey

    Model pengembangan ini dikemukakan oleh Walter Dick dan Lou

    Carey. Menurut model ini terdapat beberapa komponen yang akan dilewati

    dalam proses pengembangan dan perencanaan. Urutan perencanaan dan

    pengembangan ditunjukkan pada bagan berikut9:

    9 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,

    2007), h.82-86.

  • 22

    Gambar 2.3. Urutan perencanaan dan pengembangan perangkat pembelajaran model

    Dick & Carey

    Menurut Trianto urutan pengembangan Model Dick & Carey dijelaskan

    sebagai berikut10

    :

    a) Identifikasi tujuan (Identity Instruyctional Goals). Tahap awal model ini adalah

    menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka

    10

    Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,

    2007), h.82-86.

    Identifikasi tujuan

    Melakukan analisis

    Pengajaran

    Identifikasi tingkah laku

    awal

    Menulis tujuan kinerja

    Mengembangkan tes

    acuan patokan

    Pengembangan strategi

    pengajaran

    Pengembangan dan

    memilih perangkat

    pengajaran

    Merancang dan

    melaksanakan tes formatif

    Revisi

    pengajaran

    Merancang dan

    melaksanakan tes

    sumatif

  • 23

    telah menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan pengajaran mungkin

    mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan

    sebagai hasil need assessment atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan

    belajar peserta didik di dalam kelas.

    b) Melakukan analisis instruksional (Conducting a goal Analysis). Setelah

    mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar

    yang dibutuhkan peserta didik. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi

    keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan

    menghasilkan carta atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/ konsep dan

    menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep tersebut.

    c) Mengidentifikasi tingkah laku awal/ karakteristik peserta didik (Identity Entry

    Behaviours, Characteristic) Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-

    keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu diewati, juga

    harus dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki peserta didik saat

    mulai mengikuti pengajaran. Yang penting juga untuk diidentifikasi adalah

    karakteristik khusus peserta didik yang mungkin ada hubungannya dengan

    rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran.

    d) Merumuskan tujuan kinerja (Write Performance Objectives). Berdasarkan

    analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal peserta didik,

    selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus

    dilakukan peserta didik setelah menyelesaikan pembelajaran.

  • 24

    e) Pengembangan tes acuan patokan (developing criterian-referenced test items).

    Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan,

    pengebangan butir assesmen untuk mengukur kemampuan peserta didik seperti

    yang diperkirakan dalam tujuan

    f) Pengembangan strategi pengajaran (develop instructional strategy). Informasi

    dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang akan

    digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas

    preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang

    dilakukan lewat aktivitas.

    g) Pengembangan atau memilih pengajaran (develop and select instructional

    materials). Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan

    pengajaran yang meliputi petunjuk untuk peserta didik, bahan pelajaran, tes dan

    panduan guru.

    h) Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (design and conduct formative

    evaluation). Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan

    untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.

    i) Menulis perangkat (design and conduct summative evaluation). Hasil-hasil pada

    tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil

    perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di

    kelas.

    j) Revisi pengajaran (instructional revitions). Tahap ini mengulangi siklus

    pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah

  • 25

    dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan

    untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam mencapai

    tujuan pembelajaran.11

    Jadi, kita sebagai peneliti selanjutnya harus lebih memahami masalah yang

    akan diteliti dengan menggunakan model yang betul-betul kita pamahami pada saat

    melakukan penelitian, mengikuti tahapan-tahapan dengan benar.

    3) Model Pengembangan 4-D

    Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan

    perangkat pembelajaran yang ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S.

    Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap

    utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop

    (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu

    Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran12

    .

    Menurut Trianto secara garis besar keempat tahapan dalam upaya

    pengembangan model 4-D adalah sebagai berikut13

    :

    11

    Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,

    2007), h.82-86. 12

    Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,

    2007), h.82-86. 13

    Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,

    2007), h.82-86.

  • 26

    Gambar 3.1 Urutan perencanaan dan pengembangan model 4-D

    Analisis Awal

    Akhir

    Analisis Perangkat

    Analisis

    Gambaran

    Instrumen

    Analisis

    Kelemahan

    Instrumen

    Penyusunan Tes

    Pemilihan Media

    Pemilihan Format

    Validasi Ahli

    Uji Pengembangan

    Uji Validasi

    Pengemasan

    Penyebaran dan pengadopsian

    PE

    ND

    EF

    INIS

    IAN

    P

    ER

    AN

    CA

    NG

    AN

    P

    EN

    YE

    BA

    RA

    N

    Spesifikasi Tujuan Penilaian

    Rancangan Awal

    PE

    NG

    EM

    BA

    NG

    AN

  • 27

    a. Tahap pendefinisian (define). pada tahap ini peneliti melakukan analisis

    kebutuhan di sekolah.

    b. Tahap perencanaan (Design ). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe

    perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari dua langkah yaitu, (a) Penyusunan

    kisi-kisi instrumen penilaian sikap. (c) Pemilihan format, di dalam pemilihan

    format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat

    yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.

    c. Tahap pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan

    perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar.

    Tahap ini meliputi: (a) validasi ahli yaitu instrumen penilaian sikap divalidasi oleh

    para pakar diikuti dengan revisi, (b) Uji pengembangan yaitu kegiatan

    mengoperasionalkan instrumen penilaian yang telah di validasi ahli (c) uji

    validasi.

    d. Tahap penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan

    instrumen yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas

    lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji

    e. efektivitas penggunaan instrumen di dalam KBM.

    B. Asesmen

    1. Pengertian Asesmen

    Penilaian atau asesmen yang efektif merupakan bagian yang penting dalam

    pembelajaran. Penilaian atau evaluasi adalah suatu proses sistematik yang

    mengetahui tingkat keberhasilan dan efisien suatu program. Dengan melakukan

  • 28

    penilaian, pendidik sebagai pengolah kegiatan pembelajaran di laboratorium dapat

    mengetahui kemampuan yang dimiliki praktikan, ketetapan metode mengajar yang

    digunakan dan keberhasilan mahasiswa dalam meraih kompetensi yang telah

    ditetapkan serta pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan

    langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan

    motivasi kepada praktikan untuk berprestasi lebih baik.

    Asesmen yang benar adalah asesmen yang dapat mengukur dari segala aspek.

    Untuk itu, pengembangan perangkat asesmen perlu dilakukan sehingga perangkat

    asesmen dapat dibuat dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penilaian ini

    didasarkan atas teori bahwa penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk

    mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja mahasiswa, hasilnya akan

    digunakan untuk evaluasi. Penerapan kurikulum 2013 yang menekankan pada

    pendekatan ilmiah, memberikan tanggung jawab kepada mahasiswa untuk

    merancang kegiatan agar mahasiswa dapat melakukan kegiatan ilmiah baik di dalam

    labolatorium maupun di luar labolatorium. Proses pelaksanaan kegiatan ilmiah atau

    praktikum peserta mahasiswa tentunya memerlukan penilaian tersendiri, sehingga

    dapat memberikan informasi yang komprehensif terhadap hasil belajar mahasiswa.

    Aspek yang dapat dijadikan objek penilaian yaitu kemampuan psikomotoriknya saja.

    Untuk menilai kemampuan ini maka, harus digunakan instrumen penilaian yang

    sesuai. Dalam kegiatan penelitian yang dilaksanakan peneliti fokus pada penilaian

    terhadap produk hasil praktikum yang peneliti sebut sebagai kinerja praktikum.

  • 29

    Pengembangan asesmen kinerja praktikum biologi bertujuan untuk menilai

    hasil kinerja praktikum yang dilakukan oleh guru. Pengembangan penilaian kinerja

    praktikum diawali dengan menganalisis materi, yang berkaitan dengan kegiatan

    eksperimen yang akan dilakukan. Selanjutnya menetapkan unit kegiatan praktikum

    yang sesuai dengan SK dan KD dalam kurikulum.14

    Menurut Larson dalam pembelajaran praktikum ada empat tahapan esensial

    yang harus dilakukan oleh seorang dosen untuk mengelola serangkaian tahapan

    secara baik sesuai dengan aspek belajar yang menjadi harapan, yaitu: (a) tahapan

    persiapan, (b) tahapan demonstrasi, (c) tahapan aplikasi, (d) tahapan evaluasi. Dalam

    pembelajaran praktikum, sistem evaluasi atau penilaian merupakan hal yang sangat

    penting. Pembelajaran yang baik tidak akan berhasil tanpa penilaian yang baik.

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 66 Tahun 2013

    menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar mahasiswa mencakup kompetensi

    kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) yang

    dilakukan secara berimbang. Hal ini berarti bahwa penilaian harus mampu mengukur

    ketiga kompetensi tersebut.15

    Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan

    gambaran oleh guru agar bisa memastikan hasil belajar siswa. Gambaran

    perkembangan hasil belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan

    siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Asesmen menekankan proses

    14 Usman, dkk, “Pengembangan Perangkat Penilaian Kinerja Praktikum Fisika Pada Peserta

    Didik SMP Unismu Makassar, Skripsi ( Makass r : FMIPA, 2012), h. 277. 15

    Saefa Novitasari, peng embangan Instrumen Penilaian Ranah Aktif dan PsikomotorikPada Mata Kuliah Praktikum Struktur Tubuh Hewan( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 23.

  • 30

    pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang

    dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.16

    Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap keterampilan siswa

    dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Jadi dalam

    penilaian terdapat dua tahapan penilaian yaitu,

    1.Penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa.

    2. Penilaian tentang kualitas teknis dan estetis hasil kerja siswa.

    Menurut Maertel, performance asesmen mempunyai dua karakterikstik dasar

    yaitu, (1) peserta tes diminta untuk mendemontrasikan kemampuannya dalam

    mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan), misalnya

    melakukan eksperimen, (2) produk dari performance asesmen ebih penting dari pada

    perbuatannya (performance).17

    Pengembangan instrumen dari penilaian kinerja dapat disusun untuk

    mengetahui penguasaan siswa dari segi proses maupun produk. Subali berpendapat

    bahwa hal-hal yang harus diperhatikan saat mengembangkan instrumen ini adalah di

    sesuaikan terlebih dahulu dengan kinerja ataupun produk yang akan dinilai.

    Selanjutnya guru harus menentukan teknik penilaian yang akan digunakan. Guru

    dapat menggunakan tes identifikasi, tes simulasi dan uji kinerja untuk menilai proses

    siswa, sedangkan tes tertulis dan penugasan produk tiga dimensi bisa digunakan guru

    untuk menilai produk dari siswa. Hal penting yang harus dilakukan guru dalam

    16

    Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual, (Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2009), h. 62. 17

    Syamsudduha, Penilaian Berbasis Kelas Konsep dan Aplikasi ( Cet. I ; Yogyakarta: Aynat

    Publishing, 2014), h.74-59.

  • 31

    pengembangan instrumen adalah menyusun rubrik/ pedoman penskoran. Dalam

    penyusunan rubrik ini, guru harus menentukan aspek dari jenis kinerja dan produk

    yang akan dinilai, menentukan model skala yang akan digunakan serta membuat

    rubrik penskoran yang disertai dengan kategori keberhasilan yang telah dicapai

    siswa.18

    Penilaian yang didasarkan atas teori bahwa penilaian yang digunakan untuk

    meningkatkan keefektifan dan kinerja mahasiswa, sehingga dapat memberikan

    komprehensif terhadap hasil belajar mahasiswa. Aspek yang dapat dijadikan objek

    penilaian yaitu kemampuan psikomotorik dan kognitifnya.

    2. Fungsi Penilaian

    Menurut Sudjana dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam,

    yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, diagnostic, penilaian selektif, dan

    penilaian penempatan.

    a) Penilaian formatif adalah peniaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar

    mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar mengajar itu

    sendiri dengan demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar

    mengajar dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program

    pengajaran dan strategi pelaksanaanya.

    b) Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program,

    yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk

    18

    Viki Laeli Zulfatin, Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Dalam Kegiatan

    Praktikum Materi Elastisitas Yang Dinilai Menggunakan Penilaian Kinerja, Skripsi ( FMPDIPA: UPI,

    2014), h. 18.

  • 32

    melihat hasil yang dicapai oleh parah siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan

    kurikulel dikuasi oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan

    kepada proses.

    c) Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-

    kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk

    keperluan bimbingan belajar, pengajaran, remedial (remedial teching),

    menemukan kasus-kasus, ddl. Soal-soal tentunya disusun agar dapat ditemukan

    jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.

    d) Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi,

    misalnya ujian saringan masuk kelembaga tertentu.

    e) Penilaian penetapan adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui

    keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan

    penguasaan belajar seperti yang telah diprogramkan sebelum memulai kegiatan

    belajar untuk program itu dengan kata lain, penilaian ini berorientasi kepada

    persiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar

    dengan kemampuan siswa.19

    Menurutn Haryati fungsi penilaian kelas diantaranya:

    1) Menggambarkan sejauh mana perkembangan peserta didik telah menguasai

    kompetensi.

    19 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. ( Cet.XIII: Bandung:

    PTRosdakarya, 2009), h. 5.

  • 33

    2) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik

    memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, misalnya

    pemilihan program/penjurusan bahkan sekolah jenjang berikutnya.

    3) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan potensi/prestasi yang bisa

    dikembangkan peserta didik dan sebagai alat untuk mendignosa yang dilakukan

    oleh pendidik untuk menentukan apakah peserta didik yang bersangkutan perlu

    diremedial/pengayaan.

    4) Menentukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang

    berlangsung guna perbaikan rencagan proses pembelajaran berikutnya.

    5) Sebagai kontrol bagi pendidik dan sekolah tentang kemajuan perkembangan

    peserta didik.20

    Penilaian ini didasarkan atas teori bahwa penilaian adalah prosedur yang

    digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja mahasiswa,

    hasilnya akan digunakan untuk evaluasi. Proses pelaksanaan kegiatan ilmiah atau

    praktikum peserta mahasiswa tentunya memerlukan penilaian tersendiri, sehingga

    dapat memberikan informasi yang komprehensif terhadap hasil belajar mahasiswa.

    3. Jenis penilaian

    Menurut Arikunto pada model penilaian kelas yang dikeluarkan oleh pusat

    Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pendidikan Nasional,

    terdapat beberapa jenis penilaian, yaitu sebagai berikut:

    1) Kuis, isian atau jawaban singkat yang menanyakan hal-hal prinsip.

    20

    Mimin Haryati. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, ( Jakarta:

    Referensi 2013 ), h. 18.

  • 34

    2) Pertanyaan lisan, untuk mengukur pemahaman terhadap konsep prinsip dan

    teorema.

    3) Ulangan harian, dilakukan oleh guru secara periodik pada akhir semester,

    dilakukan pada akhir pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) tertentu.

    4) Ulangan tegah semester dan akhir semester, dilakukan dengan materi yang

    dinilai dari penggabungan beberapa KD dalam suatu kurun waktu tertentu.

    5) Tegas kelompok, digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik dalam

    bekerja kelompok.

    6) Tugas individu, diberikan dalam waktu-waktu dan kebutuhan tertentu dalam

    berbagai bentuk, misalnya laporan kegiatan, klipping, makalah, dan sebagaianya.

    7) Respons atau ujian praktik, digunakan pada mata pelajaran tertentu yang

    membutuhkan praktikum, meliputi pra kegiatan untuk mengetahui kesiapan

    peserta didik, dan pasca kegiatan, untuk mengetahui pencapaian KD tertentu.

    8) Laporan kerja praktik, dilakukan oleh guru pada mata pelajaran tertentu memang

    membutuhkan praktikum dengan mengamati suatu gejala dan perlu dilaporkan.

    9) Penilaian portofolio, yaitu kumpulan hasil belajar/karya peserta didik (hasil-hasil

    tes, tugas perseorangan, laporan praktikum dan hasil berujud benda laian. Yang

    dinilai adalah proses kemajuannya, baik secara analitik, holostic, atau kombinasi

    dari keduanya.21

    Sebagaimana telah dimaklumi, dalam sejarah pengukuran dan penilaian

    penilaian pendidikan tercatat, bahwa pada kurun waktu tahun empat puluhan,

    21 Suharsimin Arikunto. Dasar –Dasar Evaluasi Pendidikan, h. 241.

  • 35

    beberapa orang pakar pendidikan di Amerika Serikat yaitu Bejamin S. Bloom, M.D.

    Englehart, E. Furst, W.H Hill, daniel R. Krathwohl dan didukung pula oleh Ralph E.

    Jadi, dalam menilai proses pembelajaran hal ini berbeda dengan penilaian

    yang digunakan dalam menilai hasil belajar dengan alat tes. Namun, penilaian yang

    dilakukan yakni dengan teknik mengamati, mengemukakan pendapat, maupun

    berinteraksi baik secara langsung atau pun tidak langsung dalam teknik wawancara.

    C. Psikomotor

    Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

    kemampuan bertindak.22

    Simpson menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor

    tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar

    psikomotor sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil

    belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah

    menunjukkan perilaku tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah

    kognitif dan ranah afektifnya23

    .

    Jika aspek kognitif menggunakan otak (akal), aspek psikomotorik

    menggunakan alat gerak bawah dan atas pada diri peserta didik untuk dinilai.

    Kegiatan tersebut merupakan hasil olahan dari pengetahuan pada aspek kognitif dan

    pada aspek afektif setuju atau tidaknya terhadap tindakan yang akan dilakukan.

    Lebih lanjut Sudjana mengemukakan bahwa ada enam aspek ranah

    psikomotoris yakni, (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c)

    22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. XIII; Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2009), h. 23.

    23 Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran, h. 38.

  • 36

    kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan

    kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.24

    Biasanya suatu keterampilan motorik terdiri atas sejumlah sub komponen

    yang merupakan sub keterampilan atau keterampilan bagian. Misalnya pada

    pembelajaran Fiqh, dalam keterampilan salat dapat dibedakan atas sub keterampilan:

    pengaturan gerakan tangan ketika takbiratul ikhram, i„tidal, ruku, sujud, pengaturan

    gerakan kaki, badan dan kepala. Sub komponen ini harus dikuasai karena merupakan

    inti dalam gerakan shalat. Dalam keterampilan membaca Alquran, dapat dibedakan

    atas sub komponen: keterampilan mengucapkan huruf sesuai dengan makharijul

    huruf dengan tepat, mengucapkan kata (kalimat) sesuai dengan hukum bacaannya

    harus benar-benar dikuasai, karena itu merupakan satu kesatuan. Kadang-kadang sub

    keterampilan itu dilatih tersendiri, kemudian dihubungkan satu sama lain, dan

    kadang-kadang sub keterampilan itu dilatih sambil melatih keseluruhan

    keterampilan25

    .

    Sudjana mengemukakan bahwa seperti halnya hasil belajar kognitif dan

    afektif, hasil belajar psikomotor ini juga berjenjang, yaitu ada enam tingkatan

    keterampilan sebagai berikut:26

    1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

    2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

    24 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 23.

    25 Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran, h.41-42.

    26 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 30-31.

  • 37

    3) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, meembedakan

    auditif, motoris, dan lain-lain.

    4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.

    5) Gerakan-gerakan skill, mulai dengan keterampilan sederhana sampai pada

    keterampilan yang kompleks.

    6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan

    ekspresif dan interpretatif.

    Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri,

    tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang

    yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula

    sikap dan perilakunya.27

    Dari keenam jenjang keterampilan aspek psikomotorik, sama halnya dengan

    jenjang ranah kognitif dan afektif. Aspek psikomotorik pun dimulai dari gerakan

    dasar hingga mampu membentuk gerakan yang dapat mencrminkan diri seseorang.

    Ketiga objek penilaian yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri

    sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan.

    Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah

    berubah pula sikap dan perilakunya.28

    Hal ini akan berdampak pada penilaian yang

    akan dilakukan, meskipun terkadang seorang penilai dihadapkan pada fenomena

    dimana perubahan kognisi tidak dibarengi dengan perubahan sikap dan perilaku.

    27

    Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h.31.

    28 Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran, h. 43.

  • 38

    Fenomena seperti itu, sebenarnya dapat menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah

    dalam proses belajar dan menjadi bahan koreksi dalam proses belajar mengajar yang

    dilaksanakan.

    Masing-masing objek penilaian tersebut di atas, dapat diukur dengan alat

    penilaian yang sesuai. Keberhasilan seorang penilai dalam mengukur kompetensi

    seorang peserta didik, juga ditentukan oleh bagaimana ia menginterpretasi dan

    menjabarkan aspek-aspek yang akan diukur dalam tujuan pembelajaran dengan

    tepat29

    .

    Penilaian kinerja (unjuk kerja) merupakan penilaian yang dilakukan dengan

    mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok

    digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik

    melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olah

    raga, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca

    puisi/ deklamasi dan lain- lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes

    tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang

    sebenarnya.

    D. Perangkat Asesmen Berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS)

    Keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang

    terarah (baik kognitif maupun psikomotorik yang dapat digunakan untuk menemukan

    suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada

    sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan.

    29 Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran, h.44.

  • 39

    Sains atau IPA berdasarkan hakekatnya tidak hanya menyangkut isi atau

    kontennya saja tetapi prosesnya jauh lebih penting. Selain itu, sains memiliki nilai-

    nilai yang tersirat, sikap dan keterkaitan sains, lingkungan, teknologi, dan

    masyarakat (saling temas). Pembelajaran sains yang efektif harus memperhatikan

    dua hal, yaitu hakekat bagaimana siswa belajar dan hakekat materi yang diajarkan.

    Hakekat sains meliputi sains sebagai konten, proses, sikap, nilai, dan saling temas

    harus tercakup dalam proses pembelajaran. Kenyataan yang ada di lapangan,

    pembelajaran sains (Fisika, Kimia, dan Biologi) banyak menekankan kepada konten

    yang berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip,dan hukum-hukum di dalam sains. Oleh

    karena itu, merupakan tanggungjawab para pendidik sains untuk secara cermat

    memilih model ataupun metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa tidak hanya

    menghafal teori tetapi memiliki keterampilan sains.30

    Pelaksanaan pembelajaran di bangku kuliah, sains tidak hanya mencakup

    pengetahuan tentang fakta-fakta, teori, dan konsep, namun juga merupakan proses,

    yaitu berkaitan dengan pemecahan masalah dan proses ilmiah. Proses ilmiah dalam

    sains berkaitan dengan keterampilan-keterampilan, yaitu keterampilan proses sains.

    Mujiati menyatakan keterampilan proses sains merupakan kemampuan siswa untuk

    menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan, dan menemukan

    ilmu pengetahuan. Selanjutnya, Sidiq berpendapat bahwa keterampilan proses sains

    merupakan kumpulan keterampilan kompleks yang dimiliki siswa untuk

    30

    Rahmadani, dkk, ”Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi Dan Instrumen Penilaian

    Kinerja Praktikum Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Dan Efektivitasnya Terhadap

    Kemampuan Berpikir Kritis SMA/MA Kelas XI,” e-Journal Penelitan Pendidikan IPAVol 1, No, 2

    (Mataram: 2015), h. 2.

  • 40

    memecahkan masalah sains. Keterampilan proses sains (KPS) merupakan

    pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada proses IPA. Jadi, keterampilan

    proses sains merupakan keterampilan dalam menerapkan metode ilmiah untuk

    memecahkan masalah dalam sains.

    Collette dan Gega, sebagaimana dikutip oleh Subali membagi keterampilan

    proses sains menjadi dua macam, yaitu keterampilan dasar dan keterampilan

    terintegrasi. Keterampilan dasar meliputi kegiatan observasi, klasifikasi, pengukuran,

    komunikasi, inferensi, dan prediksi, sedangkan keterampilan terpadu meliputi

    kegiatan merumuskan hipotesis, mengontrol variabel, merumuskan masalah, dan

    menginterpretasi data. Subali menyatakan bahwa keterampilan proses sains dasar

    dapat dipecah lagi menjadi dua, yaitu keterampilan dasar (basic skill) dan

    keterampilan mengolah/memproses (proscess skill).31

    Subali menyatakan keterampilan proses sains memuat dua aspek

    keterampilan, yaitu keterampilan dari sisi kognitif (cognitive skill) sebagai

    keterampilan intelektual maupun pengetahuan dasar yang melatarbelakangi

    penguasaan keterampilan proses sains dan ketrampilan dari sisi sensorimotor

    (sensorimotor skill).32

    Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman

    langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung

    seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Pada

    31

    Viki Laedi Zulfatin, “ profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA dalam Kegiatan

    Praktikum Materi Elastisitas yang Dinilai Menggunakan Penilaian Kinerja,” Skripsi (FMPDIPA: UPI,

    2014, h. 10-12. 32

    Santih Anggereni, Mengembangkan Assessment Kinerja Melalui Pembelajaran Berbasisi

    Labolatorium ( Cet I ; Makassar : Alauddin Universiti Press, 2014 ), h. 72-77.

  • 41

    tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub

    indikatornya.

    Tabel 2.1. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub

    indikatornya.

    No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

    1 Mengamati - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera - Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan

    2

    Mengelompokkan/

    Klasifikasi

    - Mencatat setiap pengamatan secara terpisah - Mencari perbedaan, persamaan; Mengontraskan

    ciri-ciri;Membandingkan

    - Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan

    3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan - Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan;

    Menyimpulkan

    4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan - Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada

    keadaan sebelum diamati

    5

    Mengajukan

    pertanyaan

    - Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. - Bertanya untuk meminta penjelasan; Mengajukan

    pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.

    6

    Merumuskan

    hipotesis

    - Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.

    - Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih

    banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.

    7

    Merencanakan

    percobaan

    - Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan

    - Mentukan variabel/ faktor penentu; - Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat; -

    Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa

    langkah kerja

    8

    Menggunakan

    alat/bahan

    - Memakai alat/bahan - Mengetahui alasan mengapa menggunakan

    alat/bahan ;Mengetahui bagaimana menggunakan

    alat/ bahan.

  • 42

    No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

    9

    Menerapkan

    konsep

    - Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

    - Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi

    10 Berkomunikasi

    - Mengubah bentuk penyajian - Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau

    pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram;

    Menyusun dan menyampaikan laporan secara

    Sistematis;Menjelaskan hasil percobaan atau

    penelitian;Membaca grafik atau tabel atau diagram;

    Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu

    masalah atau suatu peristiwa.

    Nopitasari menyatakan bahwa keterampilan proses sains perlu dikembangkan

    karena memiliki beberapa manfaat. Yuniastuti33

    sebagaimana dikutip oleh

    Widyaningrum berpendapat bahwa kegiatan asesmen keterampilan proses sains

    dapat diintegrasikan dalam kegiatan praktikum siswa. Beberapa keterampilan proses

    sains yang digunakan dalam penyusunan asesmen kinerja ini adalah mengamati,

    menafsirkan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan,

    melakukan percobaan, dan berkomunikasi.34

    Funk membagi keterampilan proses menjadi dua tingkatan, yaitu

    keterampilan proses tingkat dasar (Basic Science Process Skill) dan keterampilan

    proses terpadu (Integrated Science Process Skill). Keterampilan tingkat dasar

    meliputi : observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan inferensi.

    Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi : menentukan variabel, menyusun

    34 Siti Nur Suwaibah,” Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja Kimia Berbasis Asesmen

    Otentik Dengan Estimasi Reliabilitasnya Menggunakan Program Genova” Skripsi (Semarang: Fak.

    Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS, 2015), h. 9-13.

  • 43

    tabel data, menyusun grafik, memberikan hubungan variabel, memproses data,

    menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara

    operasional, merencanakan penyelidikan dan melakukan eksperimen.35

    Untuk mengakses keterampilan proses sains dapat digunakan cara non tes

    atau cara tes tertulis. Perolehan keterampilan proses melalui cara non tes digunakan

    lembar observasi. Dalam membuat lembar observasi ada 2 hal yang penting, yaitu:

    (1) Menentukan keterampilan yang akan diamati, dan (2) Membuat kriteria

    penskoran untuk masing-masing keterampilan.36

    Menurut Rustaman keterampilan proses melibatkan keterampilan-

    keterampilan kognitif atau intelektual, manual, sosial. Keterampilan kognitif atau

    intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa

    menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan

    proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,

    penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa

    mereka berinteraksi dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil

    pengamatan.37

    Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan

    pengembangan keterampilan–keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang

    35

    Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian (Cet, Kedua; Bandung: Penerbit

    Alfabeta, 2003), h. 102. 36

    Santih Anggereni, Mengembangkan Assessment Kinerja Melalui Pembelajaran Berbasisi

    Labolatorium ( Cet I ; Makassar : Alauddin Universiti Press, 2014 ), h. 72-77.

    37 Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi ( Jakarta: JICA, 2003)

  • 44

    bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam

    diri siswa. Pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran sains lebih

    menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan

    mengkomunikaskan hasilnya. Mudjiono memuat ulasan pendekatan keterampilan

    proses yang diambil dari pendapat Funk sebagai berikut: (1) Pendekatan

    keterampilan proses dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan siswa. Siswa

    terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena lebih memahami

    fakta dan konsep ilmu pengetahuan; (2) Pembelajaran melalui keterampilan proses

    akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan,

    tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan; (3)

    Keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus

    produk ilmu pengetahuan. Pendekatan Keterampilan Proses sains memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuwan.38

    Dengan penerapan pendekatan keterampilan proses menuntut adanya

    keterlibatan fisik dan mental-intelektual siswa. Hal ini dapat digunakan untuk

    melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan berfikir

    siswa. Selain itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan kemampuan siswa

    untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu atau

    pengetahuan.39

    38 Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi ( Jakarta: JICA, 2003), h. 13.

    39 Ahmad Zaky El Islam, “Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi

    Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan Sekolah Pascasarjana” (Bandung: UPI, 2012), h,10.

  • 45

    Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak terpisahkan ketika siswa

    belajar ilmu sains, salah satu contohnya adalah fisika. Kegiatan praktikum menurut

    pendapat Dahar adalah cara penyampaian materi kepada siswa yang disajikan

    melalui serangkaian kegiatan dari keterampilan proses IPA berupa kegiatan

    mengamati, menafsirkan, menggunakanalat dan bahan, merencanakan percobaan dan

    menarik kesimpulan. Kegiatan praktikum dapat memungkinkan siswa belajar konsep

    secara langsung melalui pengamatan dan bereksperimen, sehingga dapat

    meningkatkan pemahaman konsep siswa.40

    Kegiatan praktikum memberikan pemahaman kepada siswa saat belajar

    tentang sains. Woolnough dan Allsopp mengemukakan empat alasan pentingnya

    pembelajaran melalui kegiatan praktikum yaitu: 1) dapat meningkatkan motivasi

    siswa dalam belajar IPA; 2) dapat mengembangkan keterampilan dasar siswa dalam

    eksperimen; 3) dapat digunakan sebagai sarana belajar pendekatan ilmiah; 4) dapat

    menunjang materi pelajaran. Pendapat lain dari Viyanti menyampaikan bahwa

    kegiatan praktikum di sekolah bisa digunakan untuk memotivasi siswa, memberi

    contoh konkrit dari konsep-konsep yang rumit, meningkatkan pemahaman mengenal

    alat praktikum serta membuktikan perkiraan dan teori yang ada. Selain itu,

    memberikan pendapat bahwa kegiatan praktikum akan membuat siswa makin aktif

    dalam pembelajaran, sehingga pengalaman belajar yang didapatkan oleh siswa akan

    40

    Ahmad Zaky El Islam, “Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi

    Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan Sekolah Pascasarjana” (Bandung: UPI, 2012), h,10.

  • 46

    semakin bermakna, serta siswa akan semakin menghayati sendiri jika dibandingkan

    dengan aktivitas siswa yang hanya mendengarkan penjelasan guru.41

    Bentuk kegiatan praktikum yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran

    sains akan memiliki tujuannya masing-masing. Beberapa bentuk kegiatan praktikum

    menurut Woolnough dan Allsop adalah sebagai berikut:

    a. Praktikum bentuk latihan. Praktikum ini digunakan untuk melatih keterampilan

    dasar.

    b. Praktikum bentuk pengalaman. Praktikum ini digunakan untuk meningkatkan

    materi pelajaran.

    c. Praktikum investigasi. Praktikum ini digunakan untuk mengembangkan

    kemampuan memecahkan permasalahan.42

    Mengamati merupakan keterampilan proses sains yang paling mendasar

    untuk mengobservasi sebuah benda atau zat berarti mengeksplorasi seluruh sifat-

    sifatnya. Benda-benda yang kita amati bisa memiliki berbagai macam sifat seperti

    warna, tekstur, aroma, bentuk, berat volume, dan suhu. Melalui pengamatan, kita

    belajar tentang dunia yang menakjubkan di sekitar kita. Kita mengamati berbagai

    fenomena di lingkungan sekitar menggunakan kelima indera, yaitu penglihatan,

    pembau, perasa, peraba, dan pendengaran.

    41 Santih Anggereni, Mengembangkan Assessment Kinerja Melalui Pembelajaran Berbasisi

    Labolatorium ( Cet I ; Makassar : Alauddin Universiti Press, 2014 ), h. 72-77.

    42

    Viki Laedi Zulfatin, “ profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA dalam Kegiatan

    Praktikum Materi Elastisitas yang Dinilai Menggunakan Penilaian Kinerja,” Skripsi (FMPDIPA: UPI,

    2014, h. 10-12.

  • 47

    E. Pelaksanaan Praktikum Biologi

    Ada empat alasan mengenai pentingnya praktikum IPA. Pertama, praktikum

    membangk