pengembangan perangkat asesmen praktikum …praktikum anatomi fisiologi tumbuhan di laboratorium...
TRANSCRIPT
-
PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN PRAKTIKUM ANATOMI
FISIOLOGI TUMBUHAN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Biologi
Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
NURHIDAYAT
NIM. 20500113123
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2017
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt. Skripsi ini
dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Pernyataan rasa syukur
kepada sang khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Perangkat
Pengembangan Perangkat Asesmen PraktikumAnatomi fisiologi Tumbuhan
Berbasis Keterampilan Proses Sains Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin
Makassar”.
Penyusun panjatkan shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita umat manusia Nabi Muhammad saw sebagai suri teladan yang
merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan setiap
insan termasuk penulis. Aamiin.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini
tidak akan terselesaikan tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,
tulisan ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Melalui tulisan ini,
penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada kedua
orang tua tercinta, Ayahanda Sodding dan Ibunda Sidana, yang tak pernah lelah
dalam memberikan semangat dan nasehat, karena mereka jualah penyusun dapat
bertahan serta menyelesaikan pendidikan hingga proses penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan, kepada beliau penyusun senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt
mengasihi dan mengampuni dosanya. Ucapan terima kasih pula penyusun patut
menyampaikan kepada:
-
vi
1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar,
Prof, Dr. Mardan, M.Ag. (Wakil Rektor I), Prof, Dr. H. Lomba Sultan, M.A.
(Wakil Rektor II), Prof, Siti Aisyah, M.Ag, Ph.D. (Wakil Rektor III), dan
Prof. Hamdan Juhannis M.A., Ph.D. (Wakil Rektor IV) atas segala bantuan
dan pelayanan yang diberikan kepada penulis, berupa fasisilitas pembelajaran
selamaselama penulis menempuh pendidikan.
2. Dr. Muhammad Amri, Lc, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Dr. Muljono Damopolii, M. Ag. (Wakil Dekan I), Dr. Misykat
Malik Ibrahim, M.Si. (Wakil Dekan II), dan Prof. Dr. H. Syahruddin, M. Pd.
(Wakil Dekan III), karena telah menfasilitasi penyusun selama proses
perkuliahan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
3. Jamilah, S.Si., M.Si dan Dr. H. Muh. Rapi, M.Pd., selaku Ketua dan Sekertaris
Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar, karena atas dorongan
dan pelayanan dari beliau di Jurusan, proses penyelesaian dari awal
perkuliahan sampai skripsi jadi lebih mudah.
4. Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si. dan Dr. Sitti Mania, M.Ag. selaku
pembimbing I dan II, yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan
koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap
penyelesaian.
5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang
secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak langsung.
6. Pihak labolatorium jurusan pendidikan biologi UIN Alauddin Makasar,
karena telah menerima penyusun untuk meneliti, adik-adik kelas biologi 1,2
yang telah bersedia menjadi subjek dari penelitian penyusun, terkhusus buat
-
vii
para asisten praktikum anatomi fisiologi tumbuhan yang telah bersedia
membantu dalam proses penelitian ini.
7. Teman-teman Jurusan Pendidikan Biologi Angkatan 2013 terutama Biologi
5,6 yang selalu memberi motivasi dan semangat serta sahabat-sahabtku
(Sulkifli, Ikra Safitri, Ummu Kalsum , Reski Paramita, Astina, Sri Yunita,
Pardi) berperan aktif dalam memberikan masukan, motivasi dan solusi selama
penyusun melaksanakan penelitian.
8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan sumbangsih kepada penyusun selama kuliah hingga
penulisan skripsi ini.
Segala bantuan yang telah diberikan tidak dapat penyusun balas. Hanya
Allah swt jualah yang dapat membalas sesuai dengan amal bakti Bapak, Ibu,
Saudara (i) dengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penyusun sendiri.
Makassar, November 2017
Penyusun,
Nurhidayat
NIM. 20500113123
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
A. Rumusan Masalah .............................................................. 9 B. Tujuan Penelitian .............................................................. 9 C. Manfaat penelitian..................................................... ....... 10 D. Definisi Operasional dan Fokus Penelitian ........................ 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 14
A. Penelitian Pengembangan .................................................. 14 1.Pengertian penelitian pengembangan.......................... 14
2.Langkah-langkah Penelitian Pengembangan.................. 16
3. Model-Model Pengembangan..................................... 18
B. Asesmen ............................................................................. 27 1.PengertiaAsesmen................................................... ....... 27
2. Fungsi Penelitian..................................................... 31
3. Jenis-Jenis Penilaian................................................ 33
C. Psikomotorik.............................................................. ........ 35
D. Perangkat Asesmen Berbasis Keterampilan (KSP)........... 38
E. Pelaksanaan Praktikum Biologi..................................... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 49
A. Jenis Penelitian .................................................................. 49 B. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................. 49 C. Teknik Pengumpulan Data................................................. 49 D. Desain Penelitian dan Teknik Pengolahan Data ................ 50
-
ix
E. Teknik Analisis Data.................................................. 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 60
A. Hasil Penelitian ................................................................ 60
1. Deskripsi Tahap Pendefinisian (Define) ....................... 60 2. Deskripsi Hasil Tahap Perancangan (Design) .............. 64 3. Deskripsi Tahap Pengembangan (Develop) .................. 66
B. Pembahasan ....................................................................... 76
1. Kevalidan Perangkat Penilaian ..................................... 77 2. Keefektifan Perangkat Penilaian ............................... 78 3. Kepraktisan perangkat penilaian................................... 80
BAB V PENUTUP ............................................................................. 81
A. Kesimpulan ....................................................................... 81
B. Implikasi ........................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 83
LAMPIRAN ...................................................................................... 86
DOKUMENTASI.................................................................... 101
RIWAYAT HIDUP.......................................................................... 102
-
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Keterampilan Proses Sains yang di Kembangkan.................. 12
Tabel 2.1. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses Sains...................... 41
Tabel 3.1. Kriteria Tingkat Kevalidan...................................................... 55
Tabel 3.2.Kriteria Penilaian Respon Asisten............................................ 58
Tabel 3.3.Teknik Kategorisasi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan............................................................................. 59
Tabel 4.1. Gambaran Instrumen Penilaian Praktikum
di Laboratorium Pendidikan Biologi
UIN Alauddin Makassar.................................................... 62
Tabel 4.2.Desain Pengembangan Perangkat Asesmen/Instrumen
Penilaian Anatomi Fisiologi Tumbuha.............................. 64
Tabel 4.3 Desain Isi Lembar Validasi Instrumen............................... 67
Tabel 4.4. Daftar NamaValidator........................................................... 68
Tabel 4.5. Analisis Hasil Validasi Perangkat Instrumen Penilaian
Praktikum........................................................................ 69
Tabel 4.6. Rata-Rata Hasil Validasi Perangkat Instrumen Penilaian
Praktikum.................................................................... 71
Tabel 4.7. Statistik Skor Hasil Keterampilan Proses Sains
Praktikan Pada Praktikum Anatomi Fisiologi
Tumbuhan................................................................... 72
Tabel 4.8. Persentase Ketuntasan Skor Hasil Keterampilan
Proses Sain Praktikan Pada Praktikum Anatomi
Fisiologi Tumbuhan....................................................... 74
Tabel 4.9. Hasil Angket Respon Asisten.......................................... 75
-
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A1. Lembar Validasi Instrumen Penilaian Praktikum
Lampiran A1. Desain Pengembangan Format Penilaian Praktikum anatomi
fisiologi tumbuhan
Lampiran A2. Lembar validasi instrumen angket respon asisten
Lampiran A2. Angket respon asisten terhadap Perangkat Penilaian
Lampiran B1. Hasil validasi 2 ahli terhadap Perangkat asessmen Proses praktikum
berbasis KPS dan hasil validasi 2 ahli terhadap angket respon asisten
Lampiran B2. Hasil Angket Respon Asisten
Lampiran B3.Hasil penilaian keterampilan proses sains menggunakan Perangkat
asesmen yang dikembangkan
Lampiran B4. Analisis Data Penilaian Keterampilan Praktikum Mahasiswa
Lampiran B4. Persuratan
-
xii
ABSTRAK
Nama : Nurhidayat
NIM : 20500113123
Judul : pengembangan Perangkat Asesmen Praktikum Anatomi
Fisiologi Tumbuhan Berbasis Keterampilan Proses Sains
Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar
Abstrak
Skripsi ini membahas tentang pengembangan perangkat asesmen
praktikum anatomi fisiologi tumbuhan berbasis keterampilan proses sains jurusan
pendidikan biologi UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan produk pengembangan penilaian hasil keterampilan pada kegiatan
praktikum anatomi fisiologi tumbuhan di Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang layak digunakan. Jenis
penelitian ini adalah penelitian R & D (Research and Development), dengan
menggunakan model pengembangan 4-D dimulai pada tahap define (pendefinisian)
dengan menganalisis tujuan, tahap design (perencanaan) dengan menyusun
instrumen penilaian , tahap develop (pengembangan) yang menghasilkan rubrik
penilaian yang telah direvisi dan tahap disseminate (penyebaran) dengan
menggunakan perangkat asesmen yang telah dikembangkan dalam skala lebih luas.
yang dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Subjek
uji coba pada penelitian ini adalah kelas pendidikan biologi 1-2, Fakultas tarbiayah
dengan jumlah 38 orang.
Hasil yang diperoleh pada penilaian dari para ahli/ validator terhadap
perangkat asesmen pada skor total rata-rata adalah 3,64 dengan kategori sangat valid
karena berada pada interval 3,5 M 4, hasil uji coba kepraktisan terhadap perangkat
asesmen diambil dari data respon asisten pada skor rata-rata adalah 3,2 dengan kategori
positif karena berada pada kategori 2,5 3,5, serta hasil analisis untuk mengukur
keterampilan proses sains pada praktikum anatomi fisiologi tumbuhan pada skror rata-rata
80,5% dengan kategori tinggi karena berada pada interval 65-84. Hal ini mengindikasikan
bahwa perangkat asesmen yang dikembangkan masih belum sempurna namun layak
untuk digunakan.
Kata kunci:
Asesmen, model pengembangan 4-D, sangat valid, efektif,dan praktis
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia No.81A
tahun 2013 lampiran IV tentang implementasi kurikulum. Implementasi kurikulum
pembelajaran mencakup kerangka konseptual dan operasional tentang: strategi
pembelajaran, sistem kredit semester, penilaian hasil belajar, dan layanan bimbingan
dan konseling. Cakupan pedoman tersebut dikembangkan dalam kerangka
implementasi kurikulum 2013.1
Tujuan pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila
dirumuskan dalam Undang- Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3, yang merumuskan
bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangasa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.2
1 Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Implementasi Kurikulum
2013, (Jakarta: Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013), h. 31. 2Wina. Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Cet. IX;
Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012), h. 65.
-
2
Pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas, guru adalah
pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut
dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya,yakni
mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah
siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan guru sesuai
dengan tujuan yang dirumuskan.3
Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan,
menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan
informasi/data, analisis dan interpretasi dan tindak lanjut. Instrumen evaluasi hasil
belajar dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat berbentuk objektif dan uraian,
sedang non-test dapat berbentuk lembar pengamatan atau kuesioner, skala sikap,
daftar cocok, dan skala bertingkat. Tes objektif dapat berbentuk jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi : biasa,
hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. Untuk tes
uraian yang juga disebut dengan tes subjektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas
terbatas, dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes atau nontes,
seorang guru harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan
bentuk tes atau non tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen
3Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi) (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2010), h. 4.
-
3
yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang baik, yaitu valid (sah) dan reliabel
(dapat dipercaya).4
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan.5 Efektivitas sendiri merupakan suatu ukuran sejauh
mana para guru, dosen, atau pengembangan pembelajaran menyadari tentang
tanggung jawab mereka. Efektivitas selalu dinilai dari apa yang telah diperoleh siswa
dalam pembelajaran, apakah telah memenuhi tujuan yang diinginkan atau belum.
Ketercapaian tujuan menjadi indikator utama dalam menentukan tingkat efektivitas
suatu pelaksanaan pembelajaran.6
Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan
nonpengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan
tertentu.7 Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik
(authentic assessment). Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang
menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan
4Emi Yiniarti, Pengembangan Instrumen Penilaian Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N 3
Doplang”, Skripsi (Semarang: Fak. Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2013), h. 19. 5Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progratif Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 252-253. 6Tisngatun Nurochmah, “Pengaruh Pendekatan Inkuari Terhadap Peningktan Keterampilan
Proses Sains Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ipa Biologi Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan
Makanan,” Skripsi ( Yogyakarta: perpustakaan Dgital UIN Sunan Kalijaga, 2014), h. 3. 7Hamsah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2012), h. 2.
-
4
berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan ketentuan kompetensi yang
ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).8
Biologi merupakan suatu ilmu berlandaskan eksperimen untuk
pengembangan dan aplikasi yang menuntut siswa untuk bekerja dengan standar
tinggi dalam melakukan eksperimental. Pembelajaran biologi memerlukan
eksperimen, deskripsi dan teori yang dipadukan dan saling berkaitan satu sama lain.
Praktikum biologi membantu siswa untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan
secara teknis dengan menghubungkan pengetahuan teori yang diperoleh sebelumnya.
Proses pembelajaran sains cenderung menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan menumbuhkan
kemampuan berpikir. Pembentukan sikap ilmiah seperti ditunjukan oleh para
ilmuwan sains dapat dikembangkan melalui Keterampilan Proses Sains (KPS).
Keterampilan proses sains, dapat digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran praktikum di laboratorium dapat memberikan pengalaman bagi
mahasiswa baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pada ranah
kognitif, praktikum memberikan manfaat dalam membantu pemahaman mahasiswa
terhadap materi yang diajarkan di dalam kelas. Pada ranah afektif, praktikum dapat
8Kunandar, Penilaian Autentik (penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai Dengan Contoh (Edisi Revisi), h. 35-36.
-
5
melatih sikap ilmiah mahasiswa. Pada ranah psikomotorik praktikum dapat melatih
keterampilan mahasiswa dalam menggunakan alat dan bahan secara tepat.9
Kurikulum pendidikan tinggi menurut Kepmendiknas Nomor 232/U/2000
Bab I Pasal 1 (6) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun
bahan kajian dan pelajaran, serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.
Dokumen kurikulum yang ada pada program studi pendidikan biologi UIN alauddin
makassar masih terbatas. Salah satu penyebabnya adalah minimnya dosen yang
melakukan kegiatan perencanaan pembelajaran secara komprehensif. Komprehensif
yang dimaksud adalah menyusun dan mengembangkan perangkat pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan dan kompetensi pembelajaran yang hendak dicapai, dan hal ini
juga terjadi pada mata kuliah anatomi fisiologi tumbuhan. Anatomi fisiologi tumbuh
adalah salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa program studi pendidikan
biologi UIN alauddin makassar dan memiliki beban 4 sks. 10
Pada awalnya praktikum dimaksudkan untuk meningkatkan keahlian
mahasiswa dalam pengamatan, dan meningkatkan keterampilan, serta sebagai sarana
berlatih dalam menggunakan peralatan. Di samping itu, bekal pengetahuan awal
sebelum melakukan praktikum adalah penting, oleh karena itu bekal ilmu
9Saefa Novitasari dan Lisdiana, Pengembangan Instrument Penilaian Ranah Afektif dan
Psikomotorik Pada Mata Kuliah Praktikum Struktur Tubuh Hewan, Jurusan Pendidikan Biologi,
FMIPA Universitas Semarang, Unnes Journal Of Biology Education Volume 4, Nomor 1 Februari
2015, 97-103, http://jurnal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe 10
Saidatun Ni’mah,”Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisiologi Tumbuhan Berbasis
Inkuiri Terbimbing”JurnalPendidikan Sains, Vol.2, No.3 ( 2014) : h. 175-183.
-
6
pengetahuan sebelumnya yang tidak cukup menyebabkan mahasiswa sulit mengikuti
proses pembelajaran praktikum di laboratorium. Selain itu hasil-hasil riset yang
dilaporkan dalam jurnal professional di bidang pendidikan sains dan teknologi serta
abstrak disertasi atau skripsi menunjukkan efek positif dari praktikum terhadap
pengajaran sains dan teknologi.
Penilaian tidak hanya digunakan pada proses belajar yang berada di dalam
kelas, tetapi juga dapat digunakan pada kegiatan praktikum. Dimana hal ini
praktikum yang dilakukan dalam laboratorium pendidikan biologi. Dari hasil
pengamatan di lapangan di laboratorium pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, penilaian untuk praktikum anatomi fisiologi tumbuhan yaitu hanya berupa
format penilaian secara umum yang digunakan untuk semua praktikum di jurusan
pendidikan biologi. Selain itu, adanya keluhan dari asisten terkait format penilaian
sebelumnya tentang ketidak jelasan petunjuk dari tiap item penilaian. Penelitian ini
pun mengacu pada hasil penelitian skripsi Faisal Anwar (Pengembangan Instrumen
Penilaian Mahasiswa pada Praktikum Biologi Umum Laboratorium Pendidikan
Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar) yang
menunjukkan bahwa keseluruhan komponen pengembangan peniliaian praktikum
biologi umum termasuk dalam kategori valid dan reliabel serta layak untuk
digunakan. Selain itu, diperoleh respons positif terhadap pengembangan perangkat
penilaian praktikum Biologi Umum. Hal ini ditunjukkan oleh hasil angket yang
diberikan kepada asisten praktikum Biologi Umum. Berdasarkan hasil analisis data
-
7
pada skor akhir kemampuan mahasiswa dengan menggunakan perangkat ini
menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam praktikum termasuk dalam
kategori tinggi dengan rata-rata kemampuan praktikum yang dinilai dari semua
komponen yaitu 77.37.11
Jika dibandingkan antara praktikum biologi umum dan
praktikum anatomi fisiologi tumbuhan terdapat perbedaan dari jenis mata kuliah,
dimana praktikum biologi umum membahas biologi secara umum baik dari hakikat
biologi, asal-usul kehidupan, struktur sel, metabolisme, dan struktur serta fungsi
hewan dan tumbuhan yang tiap judul praktikumnya menggunakan alat praktikum,
misalnya mikroskop. Sedangkan praktikum anatomi fisiologi tumbuhan,
pembahasannya secara spesifik yaitu meliputi anatomi daun, anatomi batang dan
akar, tekanan dan eksudasi xilem, perkembangan dan pertumbuhan, imbibisi dan
dormansi. Praktikum anatomi fisiologi tumbuhan juga menggunakan mikroskop,
tetapi lebih dikhususkan dalam kemampuan mengamati objek secara langsung,
dalam hal ini tumbuhan yang dijadikan sebagai bahan praktikum. Oleh karena itu,
perlu juga diterapkan pengembangan perangkat asesmen praktikum Anatomi
Fisiologi Tumbuhan sebagai panduan asisten dalam menilai praktikan selama
praktikum berlangsung.
11 Faisal Anwar, “Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa pada
Praktikum Biologi Umum Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar ”, Skripsi. (Makassar: UIN, 2014), h. 87-88.
-
8
Dari hasil pengamatan laboran, sistem penilaian yang dilakukan hanya
melihat secara keseluruhan atau secara umum saja sehingga belum bisa mengukur
keterampilan mahasiswa dengan baik. Selain itu, informasi yang didapatkan dari
beberapa praktikan masih ada beberapa asisten yang memberikan penilaian tanpa
memperhatikan keterampilan dari setiap praktikan serta tidak adanya keseragaman
dalam melakukan penilaian. Penulis melihat permasalahan tersebut muncul karena
tidak adanya pedoman dan keseragaman dalam penilaian yang dapat menilai secara
jelas keseluruhan kegiatan proses praktikum.12
Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan suatu asesmen yang dapat
mengukur hasil belajar mahasiswa secara menyeluruh, transparan dan objektif.
Adapun perangkat asesmen yang akan dikembangkan adalah perangkat asesmen
praktikum anatomi fisiologi tumbuhan berbasis keterampilan proses sains pada
mahasiswa jurusan pendidikan biologi. Melihat mata kuliah ini memiliki praktikum
yang menuntut keterampilan dan ketelitian mahasiswa jurusan pendidikan biologi
merancang penelitian dan mengkomunikasikan hasil praktikum dalam bentuk
laporan dengan benar. Oleh karena itu, akan diadakan penelitian dengan judul
“Pengembangan Perangkat Asesmen Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan
Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Mahasiswa Jurusan pendidikan
Biologi UIN Alauddin Makassar”.
12
Haksani, “ Pengembangan Perangkat Assessment Berbasis Keterampilan Generik Sains Pada Mata Kuliah Praktikum Kimia Dasar Lanjut,” Jurnal Chemica Vol. 14, No. 1 Juni (2013): h.
27-37.
-
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian:
1. Bagaimana kevalidan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi
tumbuhan berbasis keterampilan proses sains?
2. Bagaimana keefektifan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi
tumbuhan berbasis keterampilan proses sains?
3. Bagaimana kepraktisan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi
tumbuhan berbasis keterampilan proses sains?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kevalidan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi
tumbuhan berbasis keterampilan proses sains.
2. Mengetahui keefektifan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi
tumbuhan berbasis keterampilan proses sains.
3. Mengetahui kepraktisan perangkat asesmen praktikum anatomi fisiologi
tumbuhan berbasis keterampilan proses sains.
-
10
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber kajian tentang manfaat
asesmen (penilaian) keterampilan proses sains pada praktikum anatomi fisiologi
tumbuhan, memberikan kontribusi pemikiran dalam mengembangkan rubrik
penilaian keterampilan proses sains pada mahasiswa pendidikan biologi dan dapat
dijadikan sebagai referensi bagi kegiatan penelitian pengembangan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi kepada pendidik untuk
dijadikan dasar dalam melaksanakan penilaian keterampilan proses sains pada
praktikum anatomi fisiologi tumbuhan yang valid, efektif, dan praktis.
b. Bagi pihak labolatorium
Sebagai rujukan untuk melakukan asesmen keterampilan proses sains khususnya
KPS kepada mahasiswa UIN alauddin makassar. Diharapkan dari hasil penelitian ini
dapat menghasilkan perangkat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
sebagai bahan pertimbangan bagi dosen biologi khususnya asisten praktikum
anatomi fisiologi tumbuhan untuk dijadikan dasar penilaian dalam praktikum.
-
11
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya dalam melakukan penelitian yang relevan.
E. Definisi Operasional dan Fokus Penelitian
1. Definisi Operasional
Pengertian judul ini dimaksudkan untuk menghindari pemahaman yang
bermakna ganda atau penafsiran yang keliru terhadap isi skripsi ini, serta untuk
memberikan pengertian yang lebih terarah sesuai dengan spesifik objek tulisan.
Dengan demikian makna yang berlebihan dapat dihindari, untuk itu penulis akan
menjelaskan variabel yang ada pada judul penelitian ini.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar kegiatan praktikum Anatomi Fisiologi
Tumbuhan yang dimaksud adalah bentuk instrumen pelaksanaan penilaian kegiatan
praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan yang digunakan sekarang di Pendidikan
Biologi. Instrumen penilaian yang dimaksud adalah suatu bentuk instrumen penilaian
hasil pengembangan oleh peneliti, yang berupa rubrik-rubrik penilaian berisikan
indikator-indikator yang harus dicapai peserta didik dalam pelaksanaan praktikum
Anatomi Fisiologi Tumbuhan.
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian yang dimaksud dari penelitian ini adalah pengembangan
instrumen penilaian keterlaksanaan proses praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan,
yang meliputi pengembangan perangkat asesmen berbasis keterampilan proses sains.
-
12
Tabel 1.1 keterampilan proses sains yang dikembangkan dalam
praktikum anatomi fisiologi tumbuhan
keterampilan
Proses Sains
(KPS)
Prosedur kerja/aspek praktikum
anatomi fisiologi tumbuhan
Bentuk penilaian yang
dikembangkan
Mengamati
Mengecekalat/menggunakan
sebanyak mungkin alat indra Penilaian keterampilan
Mengamati jaringan pengangkut
dantrikoma/menggunakan
sebanyak mungkin alat indra
Penilaian keterampilan
Mengamati cairan metil biru naik
pada pipa kapilr/menggunakan
sebanyak mungkin alat indra
Penilaian keterampilan
Mengamatibentuk-bentuk stomata
dantrikoma/menggunakan
sebanyak mungkin alat indra
Penilaian keterampilan
Membuat irisan melintang pada
batang dan akar/menggunakan
sebanyak mungkin alat indra
Penilaian keterampilan
Mencatat hasil pengamatan/
menggunakan sebanyak mungkin
alat indra
pengetahuan
Mencatat hasil pengamatan/
Menyimpulkan Penilaian pengetahuan
Menafsirkan Mencatathasil
pengamatan/menyimpulkan Penilaian pengetahuan
Merencanakan
percobaan
Membuat irisan membujur pada
helaian daun /menentukan apa
yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja
Penilaian keterampilan
Meletakkan bahan kedalam pipa
kapiler/menentukan apa yang
akan dilaksanakan berupa langkah
kerja
Penilaian keterampilan
Penggunakan pipet
tetes/menentukan alat, bahan dan
sumber yang akan digunakan
Penilaian keterampilan
Membersihkan tanah/menentukan
apa yang akan dilaksanakan Penilaian keterampilan
-
13
keterampilan
Proses Sains
(KPS)
Prosedur kerja/aspek praktikum
anatomi fisiologi tumbuhan
Bentuk penilaian yang
dikembangkan
berupa langkah kerja
Menghilangkan kulit pada biji/
menentukan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah
kerja
Penilaian keterampilan
Mencatat hasil pengamatan/
menentukan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah
kerja
Penilaian pengetahuan
Menggunakan
alat dan bahan
Memasukkankedalam gelas
beaker 250 ml /memakai alat dan
bahan
Penilaian keterampilan
Meletakkan bahan kedalam
tabung mikroskopi/memakai alat
dan bahan
Penilaian keterampilan
Penggunakan daun /memakai
alat/bahan Penilaian keterampilan
Menghomogenkan tanah/
memakai alat/bahan Penilaian keterampilan
Memanaskan tabung
reaksi/memakai alat/bahan Penilaian keterampilan
Penggunaan silet memakai
alat/bahan Penilaian keterampilan
-
14
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Penelitian Pengembangan
1. Pengertian Penelitian Pengembangan
Secara umum penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. .1 Penelitian adalah suatu kegiatan untuk
mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 2
Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall dalam Setyosari
adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan menvaldasi produk
pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Langkah-
langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan
penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkaan produk berdasarkan
temuan-temuan tersebut, melakukam uji coba lapangan susuai dengan latar dimana
produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. 3
Penelitian dan pengembangan pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan
suatu model pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk
mendesain produk dan prosedur, yang kemudian secara sistematis dilakukan uji
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 3. 2 Narbuko dan Acmadi, Metodologi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 1.
3 Setyosary, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. (Jakarta: Kencana Media
Group, 2010), h. 195.
-
15
lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas,
dan standar tertentu. 4
Menurut Gay, Mills, dan Airasian dalam Emzir, dalam bidang pendidikan
tujuan utama penelitian dan pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji
teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di
sekolah-sekolah. Produk-produk yang dihasilkan oleh penelitian dan pengembangan
mencakup: materi penelitian guru, materi ajar, seperangkat tujuan perilaku, materi
media, dan sistem-sistem manajemen. Penelitian dan pengembangan secara umum
berlaku secara luas pada istilah-istilah tujuan, personal, dan waktu sebagai
pelengkap. Produk-produk dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan
tertentu. 5
Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang relatif masih baru di
bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dapat dianggap sebagai strategi mencari
pengetahuan yang kurang lebih bersifat abstrak yang dinamakan teori. Sedangkan
pengembangan adalah penerapan pengetahuan yang terorganisasi untuk membantu
memecahkan masalah dalam masyarakat termasuk di bidang pendidikan. 6
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan merupakan penelitian yang menghasilkan produk. Dimana produk
tersebut telah di validasi oleh ahli dan validasi empiris atau telah diujicobakan.
4 Setyosary, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. (Jakarta: Kencana Media
Group, 2010), h. 195. 5 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2007), h. 263. 6 Munawaroh, Isniatun, Urgensi Penelitian dan Pengembangan. Disajikan dalam studi
ilmiah UKM penelitian UNY (Yogyakarta, 2013) http://staff.uny.ac.id/dosen/isniatun-munawaroh-mpd
(19 Agustus 2016)
http://staff.uny.ac.id/dosen/isniatun-munawaroh-mpd
-
16
revisi-revisi oleh parah ahli menjadi landasan dasar instrumen sebelum diuji
cobakan.
2. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
Langkah-langkah pengembangan dari prosedur Borg dan Gall 1983 dalam
Sugiyono adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Langkah-langkah penggunaan metode R & D
a) Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didaya gunakan akan memiliki nilai tambah.
b) Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara factual dan uptode, maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut.
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Revisi
Desain
Revisi
Desain
-
17
c) Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development
bermacam-macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, menarik,
harga murah, bobot ringan, ekonomis, dan bermanfaat ganda.
d) Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari
yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar
atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang
dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga
selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat
dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses
penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikutnya keunggulannya.
e) Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli
lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya
dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain, yang bertugas
memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
-
18
f) Uji coba produk
Produk yang akan diuji cobakan adalah asesmen pembelajaran setelah
divalidasi dan direvisi, maka selanjutnya asesmen pembelajaran yang dikembangkan
dapat dibuat dalam bentuk propotipe. Propotipe inilah yang selanjutnya diuji coba.
3. Model – model Pengembangan
1) Model Pengembangan Kemp
Pengembangan perangkat model Kemp merupakan suatu lingkaran yang
continue. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktifitas
revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus
tersebut7. Model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp ditunjukkkan pada
bagan berikut ini:
7Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,
2007), h.81.
-
19
Gambar 2.2. Siklus pengembangan model kemp
Adapun Langkah-langkah pengembangan pembelajarn menurut kemp terdiri
atas8:
a) Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah
mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta
yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode,
teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Bahan kajian yang akan dikembangkan selanjutnya disusun
alternatif atau cara pembelajarn yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan.
8Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,
2007), h.82-86
-
20
b) Analisis peserta didik, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal
dan karakteristik peserta didik yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaman
baik individu maupun kelompok yang meliputi: tingkah laku awal peserta didik
dan karakteristik peserta didik.
c) Analisis tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi
suatu pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis
prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan
tentang tugas-tugas belajar.
d) Merumuskan indikator, analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain
kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi
hasil belajar peserta didik, dan (c) panduan peserta didik dalam belajar.
e) Penyusunan instrumen evaluasi, bertujuan untuk menilai hasil belajar,
kriteria penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini
dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang
telah dirumuskan.
f) Strategi pembelajaran, pada tahap ini pemilihan strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan,
metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman
yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
g) Pemilihan media atau sumber belajar, keberhasilan pembelajaran sangat
tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika
-
21
sumber-sumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat
memenuhi tujuan pembelajaran.
h) Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan
melaksanakan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh atau
membuat bahan.
i) Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program.
j) Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran.setiap langkah rancangan
pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
2) Model Pengembangan Dick & Carey
Model pengembangan ini dikemukakan oleh Walter Dick dan Lou
Carey. Menurut model ini terdapat beberapa komponen yang akan dilewati
dalam proses pengembangan dan perencanaan. Urutan perencanaan dan
pengembangan ditunjukkan pada bagan berikut9:
9 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,
2007), h.82-86.
-
22
Gambar 2.3. Urutan perencanaan dan pengembangan perangkat pembelajaran model
Dick & Carey
Menurut Trianto urutan pengembangan Model Dick & Carey dijelaskan
sebagai berikut10
:
a) Identifikasi tujuan (Identity Instruyctional Goals). Tahap awal model ini adalah
menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka
10
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,
2007), h.82-86.
Identifikasi tujuan
Melakukan analisis
Pengajaran
Identifikasi tingkah laku
awal
Menulis tujuan kinerja
Mengembangkan tes
acuan patokan
Pengembangan strategi
pengajaran
Pengembangan dan
memilih perangkat
pengajaran
Merancang dan
melaksanakan tes formatif
Revisi
pengajaran
Merancang dan
melaksanakan tes
sumatif
-
23
telah menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan pengajaran mungkin
mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan
sebagai hasil need assessment atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan
belajar peserta didik di dalam kelas.
b) Melakukan analisis instruksional (Conducting a goal Analysis). Setelah
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar
yang dibutuhkan peserta didik. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi
keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan
menghasilkan carta atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/ konsep dan
menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep tersebut.
c) Mengidentifikasi tingkah laku awal/ karakteristik peserta didik (Identity Entry
Behaviours, Characteristic) Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-
keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu diewati, juga
harus dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki peserta didik saat
mulai mengikuti pengajaran. Yang penting juga untuk diidentifikasi adalah
karakteristik khusus peserta didik yang mungkin ada hubungannya dengan
rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran.
d) Merumuskan tujuan kinerja (Write Performance Objectives). Berdasarkan
analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal peserta didik,
selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus
dilakukan peserta didik setelah menyelesaikan pembelajaran.
-
24
e) Pengembangan tes acuan patokan (developing criterian-referenced test items).
Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan,
pengebangan butir assesmen untuk mengukur kemampuan peserta didik seperti
yang diperkirakan dalam tujuan
f) Pengembangan strategi pengajaran (develop instructional strategy). Informasi
dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas
preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang
dilakukan lewat aktivitas.
g) Pengembangan atau memilih pengajaran (develop and select instructional
materials). Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan
pengajaran yang meliputi petunjuk untuk peserta didik, bahan pelajaran, tes dan
panduan guru.
h) Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (design and conduct formative
evaluation). Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan
untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.
i) Menulis perangkat (design and conduct summative evaluation). Hasil-hasil pada
tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil
perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di
kelas.
j) Revisi pengajaran (instructional revitions). Tahap ini mengulangi siklus
pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah
-
25
dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan
untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran.11
Jadi, kita sebagai peneliti selanjutnya harus lebih memahami masalah yang
akan diteliti dengan menggunakan model yang betul-betul kita pamahami pada saat
melakukan penelitian, mengikuti tahapan-tahapan dengan benar.
3) Model Pengembangan 4-D
Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan
perangkat pembelajaran yang ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap
utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop
(Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu
Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran12
.
Menurut Trianto secara garis besar keempat tahapan dalam upaya
pengembangan model 4-D adalah sebagai berikut13
:
11
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,
2007), h.82-86. 12
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,
2007), h.82-86. 13
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: Pustaka Ilmu,
2007), h.82-86.
-
26
Gambar 3.1 Urutan perencanaan dan pengembangan model 4-D
Analisis Awal
Akhir
Analisis Perangkat
Analisis
Gambaran
Instrumen
Analisis
Kelemahan
Instrumen
Penyusunan Tes
Pemilihan Media
Pemilihan Format
Validasi Ahli
Uji Pengembangan
Uji Validasi
Pengemasan
Penyebaran dan pengadopsian
PE
ND
EF
INIS
IAN
P
ER
AN
CA
NG
AN
P
EN
YE
BA
RA
N
Spesifikasi Tujuan Penilaian
Rancangan Awal
PE
NG
EM
BA
NG
AN
-
27
a. Tahap pendefinisian (define). pada tahap ini peneliti melakukan analisis
kebutuhan di sekolah.
b. Tahap perencanaan (Design ). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe
perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari dua langkah yaitu, (a) Penyusunan
kisi-kisi instrumen penilaian sikap. (c) Pemilihan format, di dalam pemilihan
format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat
yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.
c. Tahap pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar.
Tahap ini meliputi: (a) validasi ahli yaitu instrumen penilaian sikap divalidasi oleh
para pakar diikuti dengan revisi, (b) Uji pengembangan yaitu kegiatan
mengoperasionalkan instrumen penilaian yang telah di validasi ahli (c) uji
validasi.
d. Tahap penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan
instrumen yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas
lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji
e. efektivitas penggunaan instrumen di dalam KBM.
B. Asesmen
1. Pengertian Asesmen
Penilaian atau asesmen yang efektif merupakan bagian yang penting dalam
pembelajaran. Penilaian atau evaluasi adalah suatu proses sistematik yang
mengetahui tingkat keberhasilan dan efisien suatu program. Dengan melakukan
-
28
penilaian, pendidik sebagai pengolah kegiatan pembelajaran di laboratorium dapat
mengetahui kemampuan yang dimiliki praktikan, ketetapan metode mengajar yang
digunakan dan keberhasilan mahasiswa dalam meraih kompetensi yang telah
ditetapkan serta pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan
langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan
motivasi kepada praktikan untuk berprestasi lebih baik.
Asesmen yang benar adalah asesmen yang dapat mengukur dari segala aspek.
Untuk itu, pengembangan perangkat asesmen perlu dilakukan sehingga perangkat
asesmen dapat dibuat dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penilaian ini
didasarkan atas teori bahwa penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja mahasiswa, hasilnya akan
digunakan untuk evaluasi. Penerapan kurikulum 2013 yang menekankan pada
pendekatan ilmiah, memberikan tanggung jawab kepada mahasiswa untuk
merancang kegiatan agar mahasiswa dapat melakukan kegiatan ilmiah baik di dalam
labolatorium maupun di luar labolatorium. Proses pelaksanaan kegiatan ilmiah atau
praktikum peserta mahasiswa tentunya memerlukan penilaian tersendiri, sehingga
dapat memberikan informasi yang komprehensif terhadap hasil belajar mahasiswa.
Aspek yang dapat dijadikan objek penilaian yaitu kemampuan psikomotoriknya saja.
Untuk menilai kemampuan ini maka, harus digunakan instrumen penilaian yang
sesuai. Dalam kegiatan penelitian yang dilaksanakan peneliti fokus pada penilaian
terhadap produk hasil praktikum yang peneliti sebut sebagai kinerja praktikum.
-
29
Pengembangan asesmen kinerja praktikum biologi bertujuan untuk menilai
hasil kinerja praktikum yang dilakukan oleh guru. Pengembangan penilaian kinerja
praktikum diawali dengan menganalisis materi, yang berkaitan dengan kegiatan
eksperimen yang akan dilakukan. Selanjutnya menetapkan unit kegiatan praktikum
yang sesuai dengan SK dan KD dalam kurikulum.14
Menurut Larson dalam pembelajaran praktikum ada empat tahapan esensial
yang harus dilakukan oleh seorang dosen untuk mengelola serangkaian tahapan
secara baik sesuai dengan aspek belajar yang menjadi harapan, yaitu: (a) tahapan
persiapan, (b) tahapan demonstrasi, (c) tahapan aplikasi, (d) tahapan evaluasi. Dalam
pembelajaran praktikum, sistem evaluasi atau penilaian merupakan hal yang sangat
penting. Pembelajaran yang baik tidak akan berhasil tanpa penilaian yang baik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 66 Tahun 2013
menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar mahasiswa mencakup kompetensi
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) yang
dilakukan secara berimbang. Hal ini berarti bahwa penilaian harus mampu mengukur
ketiga kompetensi tersebut.15
Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran oleh guru agar bisa memastikan hasil belajar siswa. Gambaran
perkembangan hasil belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan
siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Asesmen menekankan proses
14 Usman, dkk, “Pengembangan Perangkat Penilaian Kinerja Praktikum Fisika Pada Peserta
Didik SMP Unismu Makassar, Skripsi ( Makass r : FMIPA, 2012), h. 277. 15
Saefa Novitasari, peng embangan Instrumen Penilaian Ranah Aktif dan PsikomotorikPada Mata Kuliah Praktikum Struktur Tubuh Hewan( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 23.
-
30
pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang
dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.16
Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap keterampilan siswa
dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Jadi dalam
penilaian terdapat dua tahapan penilaian yaitu,
1.Penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa.
2. Penilaian tentang kualitas teknis dan estetis hasil kerja siswa.
Menurut Maertel, performance asesmen mempunyai dua karakterikstik dasar
yaitu, (1) peserta tes diminta untuk mendemontrasikan kemampuannya dalam
mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan), misalnya
melakukan eksperimen, (2) produk dari performance asesmen ebih penting dari pada
perbuatannya (performance).17
Pengembangan instrumen dari penilaian kinerja dapat disusun untuk
mengetahui penguasaan siswa dari segi proses maupun produk. Subali berpendapat
bahwa hal-hal yang harus diperhatikan saat mengembangkan instrumen ini adalah di
sesuaikan terlebih dahulu dengan kinerja ataupun produk yang akan dinilai.
Selanjutnya guru harus menentukan teknik penilaian yang akan digunakan. Guru
dapat menggunakan tes identifikasi, tes simulasi dan uji kinerja untuk menilai proses
siswa, sedangkan tes tertulis dan penugasan produk tiga dimensi bisa digunakan guru
untuk menilai produk dari siswa. Hal penting yang harus dilakukan guru dalam
16
Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual, (Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2009), h. 62. 17
Syamsudduha, Penilaian Berbasis Kelas Konsep dan Aplikasi ( Cet. I ; Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2014), h.74-59.
-
31
pengembangan instrumen adalah menyusun rubrik/ pedoman penskoran. Dalam
penyusunan rubrik ini, guru harus menentukan aspek dari jenis kinerja dan produk
yang akan dinilai, menentukan model skala yang akan digunakan serta membuat
rubrik penskoran yang disertai dengan kategori keberhasilan yang telah dicapai
siswa.18
Penilaian yang didasarkan atas teori bahwa penilaian yang digunakan untuk
meningkatkan keefektifan dan kinerja mahasiswa, sehingga dapat memberikan
komprehensif terhadap hasil belajar mahasiswa. Aspek yang dapat dijadikan objek
penilaian yaitu kemampuan psikomotorik dan kognitifnya.
2. Fungsi Penilaian
Menurut Sudjana dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam,
yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, diagnostic, penilaian selektif, dan
penilaian penempatan.
a) Penilaian formatif adalah peniaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar
mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar mengajar itu
sendiri dengan demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar
mengajar dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program
pengajaran dan strategi pelaksanaanya.
b) Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program,
yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk
18
Viki Laeli Zulfatin, Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Dalam Kegiatan
Praktikum Materi Elastisitas Yang Dinilai Menggunakan Penilaian Kinerja, Skripsi ( FMPDIPA: UPI,
2014), h. 18.
-
32
melihat hasil yang dicapai oleh parah siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan
kurikulel dikuasi oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan
kepada proses.
c) Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-
kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk
keperluan bimbingan belajar, pengajaran, remedial (remedial teching),
menemukan kasus-kasus, ddl. Soal-soal tentunya disusun agar dapat ditemukan
jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.
d) Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi,
misalnya ujian saringan masuk kelembaga tertentu.
e) Penilaian penetapan adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui
keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan
penguasaan belajar seperti yang telah diprogramkan sebelum memulai kegiatan
belajar untuk program itu dengan kata lain, penilaian ini berorientasi kepada
persiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar
dengan kemampuan siswa.19
Menurutn Haryati fungsi penilaian kelas diantaranya:
1) Menggambarkan sejauh mana perkembangan peserta didik telah menguasai
kompetensi.
19 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. ( Cet.XIII: Bandung:
PTRosdakarya, 2009), h. 5.
-
33
2) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, misalnya
pemilihan program/penjurusan bahkan sekolah jenjang berikutnya.
3) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan potensi/prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik dan sebagai alat untuk mendignosa yang dilakukan
oleh pendidik untuk menentukan apakah peserta didik yang bersangkutan perlu
diremedial/pengayaan.
4) Menentukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan rencagan proses pembelajaran berikutnya.
5) Sebagai kontrol bagi pendidik dan sekolah tentang kemajuan perkembangan
peserta didik.20
Penilaian ini didasarkan atas teori bahwa penilaian adalah prosedur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja mahasiswa,
hasilnya akan digunakan untuk evaluasi. Proses pelaksanaan kegiatan ilmiah atau
praktikum peserta mahasiswa tentunya memerlukan penilaian tersendiri, sehingga
dapat memberikan informasi yang komprehensif terhadap hasil belajar mahasiswa.
3. Jenis penilaian
Menurut Arikunto pada model penilaian kelas yang dikeluarkan oleh pusat
Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pendidikan Nasional,
terdapat beberapa jenis penilaian, yaitu sebagai berikut:
1) Kuis, isian atau jawaban singkat yang menanyakan hal-hal prinsip.
20
Mimin Haryati. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, ( Jakarta:
Referensi 2013 ), h. 18.
-
34
2) Pertanyaan lisan, untuk mengukur pemahaman terhadap konsep prinsip dan
teorema.
3) Ulangan harian, dilakukan oleh guru secara periodik pada akhir semester,
dilakukan pada akhir pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) tertentu.
4) Ulangan tegah semester dan akhir semester, dilakukan dengan materi yang
dinilai dari penggabungan beberapa KD dalam suatu kurun waktu tertentu.
5) Tegas kelompok, digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik dalam
bekerja kelompok.
6) Tugas individu, diberikan dalam waktu-waktu dan kebutuhan tertentu dalam
berbagai bentuk, misalnya laporan kegiatan, klipping, makalah, dan sebagaianya.
7) Respons atau ujian praktik, digunakan pada mata pelajaran tertentu yang
membutuhkan praktikum, meliputi pra kegiatan untuk mengetahui kesiapan
peserta didik, dan pasca kegiatan, untuk mengetahui pencapaian KD tertentu.
8) Laporan kerja praktik, dilakukan oleh guru pada mata pelajaran tertentu memang
membutuhkan praktikum dengan mengamati suatu gejala dan perlu dilaporkan.
9) Penilaian portofolio, yaitu kumpulan hasil belajar/karya peserta didik (hasil-hasil
tes, tugas perseorangan, laporan praktikum dan hasil berujud benda laian. Yang
dinilai adalah proses kemajuannya, baik secara analitik, holostic, atau kombinasi
dari keduanya.21
Sebagaimana telah dimaklumi, dalam sejarah pengukuran dan penilaian
penilaian pendidikan tercatat, bahwa pada kurun waktu tahun empat puluhan,
21 Suharsimin Arikunto. Dasar –Dasar Evaluasi Pendidikan, h. 241.
-
35
beberapa orang pakar pendidikan di Amerika Serikat yaitu Bejamin S. Bloom, M.D.
Englehart, E. Furst, W.H Hill, daniel R. Krathwohl dan didukung pula oleh Ralph E.
Jadi, dalam menilai proses pembelajaran hal ini berbeda dengan penilaian
yang digunakan dalam menilai hasil belajar dengan alat tes. Namun, penilaian yang
dilakukan yakni dengan teknik mengamati, mengemukakan pendapat, maupun
berinteraksi baik secara langsung atau pun tidak langsung dalam teknik wawancara.
C. Psikomotor
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak.22
Simpson menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor
tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar
psikomotor sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil
belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah
menunjukkan perilaku tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah
kognitif dan ranah afektifnya23
.
Jika aspek kognitif menggunakan otak (akal), aspek psikomotorik
menggunakan alat gerak bawah dan atas pada diri peserta didik untuk dinilai.
Kegiatan tersebut merupakan hasil olahan dari pengetahuan pada aspek kognitif dan
pada aspek afektif setuju atau tidaknya terhadap tindakan yang akan dilakukan.
Lebih lanjut Sudjana mengemukakan bahwa ada enam aspek ranah
psikomotoris yakni, (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c)
22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. XIII; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 23.
23 Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran, h. 38.
-
36
kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan
kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.24
Biasanya suatu keterampilan motorik terdiri atas sejumlah sub komponen
yang merupakan sub keterampilan atau keterampilan bagian. Misalnya pada
pembelajaran Fiqh, dalam keterampilan salat dapat dibedakan atas sub keterampilan:
pengaturan gerakan tangan ketika takbiratul ikhram, i„tidal, ruku, sujud, pengaturan
gerakan kaki, badan dan kepala. Sub komponen ini harus dikuasai karena merupakan
inti dalam gerakan shalat. Dalam keterampilan membaca Alquran, dapat dibedakan
atas sub komponen: keterampilan mengucapkan huruf sesuai dengan makharijul
huruf dengan tepat, mengucapkan kata (kalimat) sesuai dengan hukum bacaannya
harus benar-benar dikuasai, karena itu merupakan satu kesatuan. Kadang-kadang sub
keterampilan itu dilatih tersendiri, kemudian dihubungkan satu sama lain, dan
kadang-kadang sub keterampilan itu dilatih sambil melatih keseluruhan
keterampilan25
.
Sudjana mengemukakan bahwa seperti halnya hasil belajar kognitif dan
afektif, hasil belajar psikomotor ini juga berjenjang, yaitu ada enam tingkatan
keterampilan sebagai berikut:26
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
24 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 23.
25 Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran, h.41-42.
26 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 30-31.
-
37
3) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, meembedakan
auditif, motoris, dan lain-lain.
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.
5) Gerakan-gerakan skill, mulai dengan keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan
ekspresif dan interpretatif.
Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri,
tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang
yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula
sikap dan perilakunya.27
Dari keenam jenjang keterampilan aspek psikomotorik, sama halnya dengan
jenjang ranah kognitif dan afektif. Aspek psikomotorik pun dimulai dari gerakan
dasar hingga mampu membentuk gerakan yang dapat mencrminkan diri seseorang.
Ketiga objek penilaian yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri
sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan.
Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah
berubah pula sikap dan perilakunya.28
Hal ini akan berdampak pada penilaian yang
akan dilakukan, meskipun terkadang seorang penilai dihadapkan pada fenomena
dimana perubahan kognisi tidak dibarengi dengan perubahan sikap dan perilaku.
27
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h.31.
28 Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran, h. 43.
-
38
Fenomena seperti itu, sebenarnya dapat menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah
dalam proses belajar dan menjadi bahan koreksi dalam proses belajar mengajar yang
dilaksanakan.
Masing-masing objek penilaian tersebut di atas, dapat diukur dengan alat
penilaian yang sesuai. Keberhasilan seorang penilai dalam mengukur kompetensi
seorang peserta didik, juga ditentukan oleh bagaimana ia menginterpretasi dan
menjabarkan aspek-aspek yang akan diukur dalam tujuan pembelajaran dengan
tepat29
.
Penilaian kinerja (unjuk kerja) merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olah
raga, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca
puisi/ deklamasi dan lain- lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes
tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang
sebenarnya.
D. Perangkat Asesmen Berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS)
Keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarah (baik kognitif maupun psikomotorik yang dapat digunakan untuk menemukan
suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan.
29 Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran, h.44.
-
39
Sains atau IPA berdasarkan hakekatnya tidak hanya menyangkut isi atau
kontennya saja tetapi prosesnya jauh lebih penting. Selain itu, sains memiliki nilai-
nilai yang tersirat, sikap dan keterkaitan sains, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat (saling temas). Pembelajaran sains yang efektif harus memperhatikan
dua hal, yaitu hakekat bagaimana siswa belajar dan hakekat materi yang diajarkan.
Hakekat sains meliputi sains sebagai konten, proses, sikap, nilai, dan saling temas
harus tercakup dalam proses pembelajaran. Kenyataan yang ada di lapangan,
pembelajaran sains (Fisika, Kimia, dan Biologi) banyak menekankan kepada konten
yang berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip,dan hukum-hukum di dalam sains. Oleh
karena itu, merupakan tanggungjawab para pendidik sains untuk secara cermat
memilih model ataupun metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa tidak hanya
menghafal teori tetapi memiliki keterampilan sains.30
Pelaksanaan pembelajaran di bangku kuliah, sains tidak hanya mencakup
pengetahuan tentang fakta-fakta, teori, dan konsep, namun juga merupakan proses,
yaitu berkaitan dengan pemecahan masalah dan proses ilmiah. Proses ilmiah dalam
sains berkaitan dengan keterampilan-keterampilan, yaitu keterampilan proses sains.
Mujiati menyatakan keterampilan proses sains merupakan kemampuan siswa untuk
menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan, dan menemukan
ilmu pengetahuan. Selanjutnya, Sidiq berpendapat bahwa keterampilan proses sains
merupakan kumpulan keterampilan kompleks yang dimiliki siswa untuk
30
Rahmadani, dkk, ”Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi Dan Instrumen Penilaian
Kinerja Praktikum Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Dan Efektivitasnya Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis SMA/MA Kelas XI,” e-Journal Penelitan Pendidikan IPAVol 1, No, 2
(Mataram: 2015), h. 2.
-
40
memecahkan masalah sains. Keterampilan proses sains (KPS) merupakan
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada proses IPA. Jadi, keterampilan
proses sains merupakan keterampilan dalam menerapkan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah dalam sains.
Collette dan Gega, sebagaimana dikutip oleh Subali membagi keterampilan
proses sains menjadi dua macam, yaitu keterampilan dasar dan keterampilan
terintegrasi. Keterampilan dasar meliputi kegiatan observasi, klasifikasi, pengukuran,
komunikasi, inferensi, dan prediksi, sedangkan keterampilan terpadu meliputi
kegiatan merumuskan hipotesis, mengontrol variabel, merumuskan masalah, dan
menginterpretasi data. Subali menyatakan bahwa keterampilan proses sains dasar
dapat dipecah lagi menjadi dua, yaitu keterampilan dasar (basic skill) dan
keterampilan mengolah/memproses (proscess skill).31
Subali menyatakan keterampilan proses sains memuat dua aspek
keterampilan, yaitu keterampilan dari sisi kognitif (cognitive skill) sebagai
keterampilan intelektual maupun pengetahuan dasar yang melatarbelakangi
penguasaan keterampilan proses sains dan ketrampilan dari sisi sensorimotor
(sensorimotor skill).32
Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman
langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung
seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Pada
31
Viki Laedi Zulfatin, “ profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA dalam Kegiatan
Praktikum Materi Elastisitas yang Dinilai Menggunakan Penilaian Kinerja,” Skripsi (FMPDIPA: UPI,
2014, h. 10-12. 32
Santih Anggereni, Mengembangkan Assessment Kinerja Melalui Pembelajaran Berbasisi
Labolatorium ( Cet I ; Makassar : Alauddin Universiti Press, 2014 ), h. 72-77.
-
41
tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub
indikatornya.
Tabel 2.1. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub
indikatornya.
No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
1 Mengamati - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera - Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
2
Mengelompokkan/
Klasifikasi
- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah - Mencari perbedaan, persamaan; Mengontraskan
ciri-ciri;Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan - Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan;
Menyimpulkan
4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan - Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan sebelum diamati
5
Mengajukan
pertanyaan
- Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. - Bertanya untuk meminta penjelasan; Mengajukan
pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6
Merumuskan
hipotesis
- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
7
Merencanakan
percobaan
- Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
- Mentukan variabel/ faktor penentu; - Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat; -
Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja
8
Menggunakan
alat/bahan
- Memakai alat/bahan - Mengetahui alasan mengapa menggunakan
alat/bahan ;Mengetahui bagaimana menggunakan
alat/ bahan.
-
42
No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
9
Menerapkan
konsep
- Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
- Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
10 Berkomunikasi
- Mengubah bentuk penyajian - Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram;
Menyusun dan menyampaikan laporan secara
Sistematis;Menjelaskan hasil percobaan atau
penelitian;Membaca grafik atau tabel atau diagram;
Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu
masalah atau suatu peristiwa.
Nopitasari menyatakan bahwa keterampilan proses sains perlu dikembangkan
karena memiliki beberapa manfaat. Yuniastuti33
sebagaimana dikutip oleh
Widyaningrum berpendapat bahwa kegiatan asesmen keterampilan proses sains
dapat diintegrasikan dalam kegiatan praktikum siswa. Beberapa keterampilan proses
sains yang digunakan dalam penyusunan asesmen kinerja ini adalah mengamati,
menafsirkan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan,
melakukan percobaan, dan berkomunikasi.34
Funk membagi keterampilan proses menjadi dua tingkatan, yaitu
keterampilan proses tingkat dasar (Basic Science Process Skill) dan keterampilan
proses terpadu (Integrated Science Process Skill). Keterampilan tingkat dasar
meliputi : observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan inferensi.
Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi : menentukan variabel, menyusun
34 Siti Nur Suwaibah,” Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja Kimia Berbasis Asesmen
Otentik Dengan Estimasi Reliabilitasnya Menggunakan Program Genova” Skripsi (Semarang: Fak.
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS, 2015), h. 9-13.
-
43
tabel data, menyusun grafik, memberikan hubungan variabel, memproses data,
menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara
operasional, merencanakan penyelidikan dan melakukan eksperimen.35
Untuk mengakses keterampilan proses sains dapat digunakan cara non tes
atau cara tes tertulis. Perolehan keterampilan proses melalui cara non tes digunakan
lembar observasi. Dalam membuat lembar observasi ada 2 hal yang penting, yaitu:
(1) Menentukan keterampilan yang akan diamati, dan (2) Membuat kriteria
penskoran untuk masing-masing keterampilan.36
Menurut Rustaman keterampilan proses melibatkan keterampilan-
keterampilan kognitif atau intelektual, manual, sosial. Keterampilan kognitif atau
intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan
proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,
penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa
mereka berinteraksi dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil
pengamatan.37
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan
pengembangan keterampilan–keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang
35
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian (Cet, Kedua; Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2003), h. 102. 36
Santih Anggereni, Mengembangkan Assessment Kinerja Melalui Pembelajaran Berbasisi
Labolatorium ( Cet I ; Makassar : Alauddin Universiti Press, 2014 ), h. 72-77.
37 Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi ( Jakarta: JICA, 2003)
-
44
bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam
diri siswa. Pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran sains lebih
menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikaskan hasilnya. Mudjiono memuat ulasan pendekatan keterampilan
proses yang diambil dari pendapat Funk sebagai berikut: (1) Pendekatan
keterampilan proses dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan siswa. Siswa
terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena lebih memahami
fakta dan konsep ilmu pengetahuan; (2) Pembelajaran melalui keterampilan proses
akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan,
tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan; (3)
Keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus
produk ilmu pengetahuan. Pendekatan Keterampilan Proses sains memberikan
kesempatan kepada siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuwan.38
Dengan penerapan pendekatan keterampilan proses menuntut adanya
keterlibatan fisik dan mental-intelektual siswa. Hal ini dapat digunakan untuk
melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan berfikir
siswa. Selain itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan kemampuan siswa
untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu atau
pengetahuan.39
38 Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi ( Jakarta: JICA, 2003), h. 13.
39 Ahmad Zaky El Islam, “Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi
Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan Sekolah Pascasarjana” (Bandung: UPI, 2012), h,10.
-
45
Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak terpisahkan ketika siswa
belajar ilmu sains, salah satu contohnya adalah fisika. Kegiatan praktikum menurut
pendapat Dahar adalah cara penyampaian materi kepada siswa yang disajikan
melalui serangkaian kegiatan dari keterampilan proses IPA berupa kegiatan
mengamati, menafsirkan, menggunakanalat dan bahan, merencanakan percobaan dan
menarik kesimpulan. Kegiatan praktikum dapat memungkinkan siswa belajar konsep
secara langsung melalui pengamatan dan bereksperimen, sehingga dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.40
Kegiatan praktikum memberikan pemahaman kepada siswa saat belajar
tentang sains. Woolnough dan Allsopp mengemukakan empat alasan pentingnya
pembelajaran melalui kegiatan praktikum yaitu: 1) dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar IPA; 2) dapat mengembangkan keterampilan dasar siswa dalam
eksperimen; 3) dapat digunakan sebagai sarana belajar pendekatan ilmiah; 4) dapat
menunjang materi pelajaran. Pendapat lain dari Viyanti menyampaikan bahwa
kegiatan praktikum di sekolah bisa digunakan untuk memotivasi siswa, memberi
contoh konkrit dari konsep-konsep yang rumit, meningkatkan pemahaman mengenal
alat praktikum serta membuktikan perkiraan dan teori yang ada. Selain itu,
memberikan pendapat bahwa kegiatan praktikum akan membuat siswa makin aktif
dalam pembelajaran, sehingga pengalaman belajar yang didapatkan oleh siswa akan
40
Ahmad Zaky El Islam, “Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi
Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan Sekolah Pascasarjana” (Bandung: UPI, 2012), h,10.
-
46
semakin bermakna, serta siswa akan semakin menghayati sendiri jika dibandingkan
dengan aktivitas siswa yang hanya mendengarkan penjelasan guru.41
Bentuk kegiatan praktikum yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran
sains akan memiliki tujuannya masing-masing. Beberapa bentuk kegiatan praktikum
menurut Woolnough dan Allsop adalah sebagai berikut:
a. Praktikum bentuk latihan. Praktikum ini digunakan untuk melatih keterampilan
dasar.
b. Praktikum bentuk pengalaman. Praktikum ini digunakan untuk meningkatkan
materi pelajaran.
c. Praktikum investigasi. Praktikum ini digunakan untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan permasalahan.42
Mengamati merupakan keterampilan proses sains yang paling mendasar
untuk mengobservasi sebuah benda atau zat berarti mengeksplorasi seluruh sifat-
sifatnya. Benda-benda yang kita amati bisa memiliki berbagai macam sifat seperti
warna, tekstur, aroma, bentuk, berat volume, dan suhu. Melalui pengamatan, kita
belajar tentang dunia yang menakjubkan di sekitar kita. Kita mengamati berbagai
fenomena di lingkungan sekitar menggunakan kelima indera, yaitu penglihatan,
pembau, perasa, peraba, dan pendengaran.
41 Santih Anggereni, Mengembangkan Assessment Kinerja Melalui Pembelajaran Berbasisi
Labolatorium ( Cet I ; Makassar : Alauddin Universiti Press, 2014 ), h. 72-77.
42
Viki Laedi Zulfatin, “ profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA dalam Kegiatan
Praktikum Materi Elastisitas yang Dinilai Menggunakan Penilaian Kinerja,” Skripsi (FMPDIPA: UPI,
2014, h. 10-12.
-
47
E. Pelaksanaan Praktikum Biologi
Ada empat alasan mengenai pentingnya praktikum IPA. Pertama, praktikum
membangk