laporan praktikum analisis karbohidrat

31
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR ANALISIS SIFAT KARBOHIDRAT NAMA : RAHMAYANTI NIM : H31112278 GOL/KEL : H5B/14 HARI/TGL : SELASA/02 APRIL 2013 ASISTEN : AYUSTI DIRGA

Upload: rahma-phi-jasmine-amoramicitiae

Post on 05-Dec-2014

1.390 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

this is free

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ORGANIK DASAR

ANALISIS SIFAT KARBOHIDRAT

NAMA : RAHMAYANTI

NIM : H31112278

GOL/KEL : H5B/14

HARI/TGL : SELASA/02 APRIL 2013

ASISTEN : AYUSTI DIRGA

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang paling banyak terdapat di

alam. Hampir seluruh tanaman dan hewan mensintesis dan memetabolisme

karbohidrat. Karbohidrat disintesis dalam tanaman selama fotosintesis.

Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di

bumi atau senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.

Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida (bahasa arab:gula), dan karbohidrat

sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Karbohidrat

merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam

bentuk serat (Fiber) seperti selulosa, pentin, serta lignin. Selain sebagai sumber

energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai untuk menjaga keseimbangan asam

basa dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolism dalam tubuh, dan

penbetukan struktur sel dengan mengikat protein dan lemak. Karbohidrat

memiliki rumus senyawa (Cn(H2O)n.

Pada tumbuhan yang berklorofil, karbohidrat dibentuk melalui reaksi

antara karbon dioksida dan molekul airdengan bantuan sinar matahari disebut

fotosintesis.

Sebagian besar mikroorganisme mengoksidasi glukosa menjadi karbon

dioksida, air, dan energi yang diperlukan oleh sel-selnya. Senyawa karbohidrat

seperti gula dan pati (starch) berada dalam makanan, sedangkan selulosa terdapat

dalam kayu, kertas, dan katun.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Mempelajari beberapa sifat golongan karbohidrat berdasarkan reaksi

kimia.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Mempelajari penggolongan karbohidrat berdasarkan struktur

pembentuknya.

Mempelajari sifat-sifat karbohidrat.

Mempelajari beberapa struktur dari karbohidrat golongan monosakarida

dan disakarida.

Mempelajari reaksi yang terjadi dalam percobaan.

1.3 Prinsip Percobaan

Pada monosakarida, glukosa direaksikan dengan larutan perak

beramoniak, glukosa direaksikan dengan larutan fehling, dan dilakukan uji

benedict pada glukosa. Pada disakarida, sukrosa direaksikan dengan larutan perak

beramoniak, dan dilakukan uji benedict pada sukrosa. Pada polisakarida, amilum

direaksikan dengan yodium, dan dilakukan hidrolisis amilum.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat banyak terdapat di alam, di antaranya dalam bentuk pati,

kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau

keton. Nama karbohidrat atau ‘hidrat dari karbon’ adalah istilah yang dilontarkan

pada masa awal dipelajarinya kimia karbohidrat. Banyak dari senyawa ini

mempunyai bobot molekul kelipatan CH2O, misalnya C6H10O5 (Wilbraham,1992).

Sebagian besar mikroorganisme mengoksidasi glukosa menjadi karbon

dioksida, air, dan energi yang diperlukan oleh sel-selnya. Senyawa karbohidrat

seperti gula dan pati (starch) berada dalam makanan, sedangkan selulosa terdapat

dalam kayu, kertas, dan katun. Semuanya merupakan karbohidrat yang

mempunyai kemurnian relatif tinggi (Riswiyanto,2002).

Karena karbohidrat sangat berlimpah dalam dunia biologi, mereka

dikenal dengan sejumlah nama. Dengan demikian, molekul yang kita sebut

karbohidrat termasuk gula seperti glukosa (gula darah), sukrosa (gula meja), pati,

dan selulosa. Banyak karbohidrat dengan struktur yang sangat kompleks

ditemukan dalam akar, batang, dan daun dari semua tanaman. Molekul ini dibuat

dalam reaksi sumber energi utama yang adalah matahari (Oullette, 1994).

Karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga kelas struktural besar ~

monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Karbohidrat yang tidak dapat

dihidrolisis menjadi molekul yang lebih kecil adalah monosakarida. Contohnya

adalah glukosa dan fruktosa. Karbohidrat yang dibuat dari "beberapa"

monosakarida ~ biasanya 2 sampai 10 atau lebih ~ adalah oligosakarida.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

Oligosakarida yang disebut disakarida, trisakarida, dan sebagainya, tergantung

pada jumlah unit monosakarida terkait. Laktosa disakarida, juga disebut "gula

susu", mengandung satu molekul glukosa dan satu galaktosa. Maltosa, disakarida

lain, berisi dua unit glukosa. Polisakarida berisi ribuan monosakarida kovalen

terkait. Contohnya termasuk pati dan selulosa yang dibuat oleh tanaman (Oullette,

1994).

Monosakarida adalah polihidroksi~ aldehida atau keton, umumnya

dengan rantai C- bercabang. Contoh terkenal adalah glukosa, fruktosa dan

galaktosa. Oligosakarida adalah karbohidrat yang secara formal polimerisasi dari

monosakarida dengan penghapusan air untuk memberikan asetal penuh. Dalam

polisakarida, yang terdiri dari monosakarida n, jumlah n sebagai aturan > 10. Oleh

karena itu, kandungan dari berat molekul polimer yang tinggi sangat berbeda dari

karbohidrat lainnya. Dengan demikian, polisakarida seringkali jauh kurang larut

dalam air dibandingkan dengan mono-dan oligosakarida. Mereka tidak memiliki

rasa manis dan pada dasarnya invert (Belitz dkk, 2009).

Monosakarida juga dapat dikelompokkan menurut jumlah atom karbon

yang dimilikinya. Bila mengandung tiga atom karbon maka monosakarida

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

tersebut disebut triosa; sedangkan bila mengandung empat atom karbon maka

disebut tetrosa; pentosa untuk yang mengandung lima atom karbon; heksosa

untuk yang mengandung enam atom karbon; dan seterusnya (Ngili, 2009).

Disakarida adalah suatu karbohidrat yang jika dihidrolisis menghasilkan

dua molekul monosakarida. Beberapa contoh disakarida adalah sebagai berikut

(Riswiyanto, 2002).

1. Maltosa

2. Sukrosa

Maltosa dapat diperoleh sebanyak 81% dari hidrolisis pati (starch)

dengan menggunakan enzil amilase. Maltosa dengan rumus struktur C12H22O11

dapat mereduksi pereaksi Fehling/Tollens, oleh karena itu disebut juga gula

pereduksi. Maltosa juga dapat bereaksi dengan fenilhidrazina menghasilkan

osazon. Selain itu, jika direaksikan dengan Br2/H2O akan membentuk asam

monokarboksilat. Maltosa dapat mengalami mutarotasi, jika dihidrolisis

menghasilkan molekul α- dan β-D-glukopiranosa. Tingkat kemanisan β-maltosa

adalah sepertiga dari gula pasir, sedangkan α-maltosa merupakan bahan

pembuatan minuman bir (Riswiyanto,2002).

Sukrosa biasa dikenal dengan gula meja, dapat diperoleh dari tanaman

sugar cane dan sugar beet (kentang/umbi manis). Di indonesia dapat juga

diperoleh dari tanaman aren (air nira). Sukrosa mempunyai rumus molekul

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

C12H22O11. Sukrosa tidak dapat mereduksi Tollens/Fehling/Benedict dan juga tidak

dapat membentuk osazon. Selain itu, sukrosa tidak dapat melakukan mutarotasi,

ini menunjukkan bahwa sukrosa tidak mengandung C-anomer pada ujungnya.

Dengan kata lain, ujung molekul sukrosa bukanlah suatu hemiasetal, tidak

mempunyai gugus –OH bebas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sukrosa

dibentuk oleh dua molekul monosakarida yang membentuk ikatan 1-α → 2-β-

glikosida

pada

kedua

atom C-

anomernya (Riswiyanto, 2002).

Polisakarida merupakan senyawa polimer yang terdiri dari ratusan

bahkan ribuan molekul monosakarida. Polisakarida merupakan polimer yang

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

terbentuk di alam. Ada tiga jenis polisakarida yang paling banyak ditemukan,

yaitu selulosa, pati (starch), dan glikogen (Riswiyanto, 2002).

Selulosa merupakan komponen utama kayu dan serat tanaman,

sedangkan katun yang berasal dari kapas merupakan selulosa murni. Selulosa

tidak larut dalam air, dan bukan merupakan karbohidrat pereduksi. Jika

dihidrolisis dalam suasana asam makan akan menghasilkan banyak molekul D-

glukosa. Pati (starch) berbeda dengan selulosa. Pada selulosa monomer D-glukosa

terhubung satu dengan yang lain secara β, sedangkan pada tepung (pati) monomer

D-glukosanya terhubung secara α. Molekul pati umumnya terdiri dari 20%

amilosa dan 80% amilopektin. Molekul amilosa terdiri dari ratusan monomer α-D-

glukosapiranosa, berbentuk spiral (heliks), serta mempunyai massa molar 60.000-

6000.000 g/mol. Sebaliknya amilopektin berbentuk rantai cabang, di mana

cabangnya dengan pita polimer yang lain terletak pada atom C-6. Setiap 20 hingga

25 satuan α-D-glukosapiranosa baru terdapat percabangan. Massa molar

amilopektin adalah 200.000 hingga 2.000.000 g/mol. Glikogen merupakan jenis

polisakarida yang strukturnya mirip dengan amilopektin, tetapi dengan tingkat

percabangan yang lebih tinggi daripada percabangan yang terdapat pada

amilopektin, yaitu setiap 10 satuan α-D-glukosapiranosa terdapat satu

percabangan pada atom C-6, sedangkan pada amilopektin setiap 20 atau 25 satuan

α-D-glukosapiranosa baru terdapat percabangan pada atom C-6. Glikogen

mempunyai massa molar hingga 100.000.000 g/mol. Glikogen berfungsi sebagai

cadangan atau simpanan energi bagi tubuhnya. Glikogen banyak disimpan pada

hati dan jaringan otot yang jarang diguanakan untuk bergerak atau beraktivitas

(Riswiyanto, 2002).

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain larutan glukosa

10%, larutan amilum 2%, larutan ammonium hidroksida (NH4OH) 1M, larutan

sukrosa 10%, larutan yodium (I2) 0,1 M, NaOH 10%, HCL pekat, larutan

benedict, serta larutan Fehling A dan B.

3.2. Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain tabung reaksi,

rak tabung, pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia, kaki tiga, kasa, gegep, dan lampu

spiritus.

3.3. Prosedur Percobaan

Pada monosakarida dilakukan 3 perlakuan yaitu reaksi glukosa dengan

larutan perak beramoniak, reaksi glukosa dengan larutan fehling, dan uji benedict.

Pada reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak, pertama-tama tabung

reaksi diisi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M. kemudian ditambahkan dengan

NH4OH sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi (NH4OH berlebih).

Dalam larutan tadi dimasukkan 1 ml larutan glukosa 10% dan dikocok. Tabung

reaksi ini kemudian di panaskan dalam penanangas air lalu diamati perubahan

yang terjadi. Pada glukosa dengan larutan fehling, pertama-tama tabung reaksi

diisi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml fehling B dan dikocok. Kemudian

ditambahkan 1 ml larutan glukosa 10% dan dikocok. Tabung reaksi ini kemudian

di panaskan dalam penangas air lalu diamati perubahan yang terjadi. Pada uji

benedict, tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan benedict. Lalu ditambahkan 1 ml

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

larutan glukosa 10%, kemudian tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air dan

diamati perubahan yang terjadi.

Pada disakarida dilakukan 2 perlakuan yaitu reaksi sukrosa dengan

larutan perak beramoniak dan uji benedict. Pada reaksi glukosa dengan larutan

dengan larutan perak beramoniak, pertama-tama tabung reaksi diisi dengan 2 ml

larutan AgNO3 0,1 M. kemudian ditambahkan dengan NH4OH sampai endapan

yang terbentuk tepat melarut lagi (NH4OH berlebih). Dalam larutan tadi

dimasukkan 1 ml larutan sukrosa 10% dan dikocok. Tabung reaksi ini kemudian

di panaskan dalam penangas air lalu diamati perubahan yang terjadi. Pada uji

benedict, tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan benedict. Lalu ditambahkan 1 ml

larutan sukrosa 10%, kemudian tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air dan

diamati perubahan yang terjadi.

Pada polisakarida dilakukan 2 perlakuan yaitu reaksi amilum dengan

yodium dan hidrolisis amilum. Pada reaksi amilum dengan yodium, tabung reaksi

diisi dengan 3 ml larutan amilum 2%. Lalu ditambahkan 5 tetes larutan yodium

0,1 M dan kocok. Tabung reaksi kemudian dipanaskan dalam penangas air selama

beberapa menit, didinginkan dan diamati perubahan yang terjadi. Pada hidrolisis

amilum, tabung reaksi diisi dengan 5 ml larutan amilum 2%. Lalu ditambahkan 3-

5 tetes HCL pekat. Tabung reaksi ini kemudian dipanaskan dalam penangas air

sampai larutan mendidih selama beberapa menit. Setelah itu ditambahkan

beberapa tetes larutan NaOH 10% hingga larutan tersebut bersifat basa. Kemudian

3 ml dari larutan ini diambil dan di masukkan ke dalam tabung reaksi lain dan

ditambahkan 2 ml larutan benedict. Tabung reaksi ini kemudian dipanaskan dalam

penangas air selama 5 menit dan diamati perubahan yang terjadi.

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Tabel Pengamatan Monosakarida

1. Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

AgNO3 + sedikit NaOH

AgNO3 + kelebihan NaOH

AgNO3 + NH4OH + glukosa

Keruh

Endapan putih

Terbentuk cermin perak

2. Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

Fehling A + Fehling B

Fehling + Glukosa

Biru

Endapan merah

3. Uji Benedict

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

Benedict + Glukosa Endapan dan larutan berwarna orange

4.1.2 Tabel Pengamatan Disakarida

1. Reaksi Sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

Larutan perak beramoniak + sukrosa Perak/ larutan abu-abu

2. Uji Benedict

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

Benedict + sukrosa Endapan orange /larutan jingga

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

4.1.3 Tabel Pengamatan Polisakarida

1. Reaksi amilum dengan yodium

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

Larutan amilum

Amilum + I2

Amilum + I2 + pemanasan

Setelah didinginkan

Putih keruh

Ungu pekat

Hitam

Hitam

2. Hidrolisis Amilum

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

Larutan amilum

Amilum + HCL panas

Amilum + HCL + NaOH +

Benedict

Keruh

Bening

Keruh/ 1 fase

4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi Monosakarida

1. Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak

2AgNO3 + 2NH4 OH Ag2O(s) + 2NH4NO3 (aq) + H2O

Ag2O + R-CHO R-COOH + 2Ag (gugus aldehid (cermin perak)

pada glukosa)

2.Reaksi glukosa dengan Fehling

R-CHO + 2CuO R-COOH + Cu2O

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

(aldehid pada glukosa) (endapan merah bata)

3. Uji Benedict

Benedict + R-CHO endapan merah bata (glukosa)

4.2.2 Reaksi Disakarida

1. Reaksi sukrosa dengan larutan perak amoniak

2AgNO3 + 2NH4 OH Ag2O(s) + 2NH4NO3 (aq) + H2O

Ag2O + R-CHO R-COOH + 2Ag(sukrosa)

2.Uji benedict

Benedict + R-CHO endapan merah bata (sukrosa)

4.2.3 Reaksi polisakarida

1. Reaksi amilum dan yodium

Amilum + I2 larutan berwarna biru

2.Hidrolisis amilum

3I2 + 6NaOH 5NaI + NaIO + 3H2O (suasana basa)

5NaI + NaIO3 + 6HCl 3I2 + 6NaCl + 3H2O

4.3 Pembahasan

a. Monosakarida

Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak

Pada percobaan ini, 1 ml AgNO3 0,1 M dicampurkan dengan NH4OH berlebih,

hingga endapan yang telah terbentuk melarut kembali. Lalu menambahkan 1 ml

larutan glukosa 10% kemudian dikocok. Setelah dikocok larutan berwarna keruh

dan terdapat endapan berwarna putih, endapan ini berasal dari perak nitrat yang

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

mengalami inonisasi dalam larutan. Kemudian tabung reaksi dipanaskan selama

beberapa menit dan menghasilkan endapan cermin perak. Endapan ini berasal dari

hasil reduksi Ag+ menjadi Ag.

Reaksi glukosa dengan larutan fehling

Fehling A dan fehling B setah dicampurkan berwarna biru. Setelah dicampurkan

glukosa warnanya menjadi hijau tua. Namun setelah dipanaskan terdapat endapan

berwarna merah bata. Hal ini disebabkan oleh larutan fehling yang mengandung

cupri sulfat, Kalium tartat, dan Natrium hidroksida. Warna endapan pada larutan

tergantung pada jenis gula reduksinya. Endapan CuO yang terbentuk, adalah hasil

reduksi ion Cu2+ dari kupri menjadi Cu+.

Uji benedict

Sebelum dipanaskan, larutan glukosa yang telah direaksikan dengan benedict

menghasilkan warna biru. Seelah dipanaskan, terbentuk endapan dan larutan

berwarna orange. Hal ini disebabkan oleh hasil reaksi antara benedict dengangula

reduksi yang menghasilkan endapan yang berasal dari kupro oksida (Cu2O) yang

merupakan salah satu komponen dari larutan benedict.

b. Disakarida

Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak

Setelah larutan AgNO3 direaksikan dengan NH4OH berlebih, warna larutan

menjadi keruh. Setelah larutan ditambahkan dengan sukrosa, larutan berwarna

abu-abu agak hitam. Setelah dipanaskan terdapat endapan cermin perak padat,

meski masih terdapat sedikit cairan. Hal ini disebabkan karena AgNO3 dan

NH4OH berlebih mengandung perak nitrat yang bereaksi positif dengan sukrosa,

dan mereduksi Ag+ menjadi Ag.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

Uji benedict

Setelah benedict direaksikan dengan sukrosa 10%, warna larutan menjadi biru.

Setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna orange yang disebabkan oleh

reaksi benedict dengan gula reduksi akan terjadi proses oksidasi yang

menghasilkan endapan Cu2O atau kupro oksida yang berwarna orange.

c. polisakarida

Reaksi amilum dengan yodium

Larutan amilum yang berwarna putih keruh setelah direaksikan dengan I2

menghasilkan warna ungu pekat. Hal ini menunjukkan bahwa amilum yang

digunakan adalah jenis amilopeptin, yang jika direaksikan dengan yodium

menghasikan warna ungu. Setelah dipanaskan larutan berwarna hitam.

Hidrolisis amilum

Larutan amilum yang berwarna keruh direaksikan dengan HCl panas berubah

warna menjadi bening. Setelah direaksikan dengan NaOH larutan menjadi keruh

kembali. Setelah ditambahkan benedict dan dipanaskan , larutan berwarna coklat

kekuningan. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa dalam suasana

asam amilum menjadi bening, sedangkan pada suasana basa (setelah dicampur

dengan NaOH) amilum berubah warna menjadi keruh kembali.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

5.1. Kesimpulan

Karbohidrat terbagi atas tiga kelas struktural yaitu monosakarida,

disakarida, dan polisakarida. Dalam percobaan yang dilakukan monosakarida

yang diambil sebagai sampel adalah glukosa, disakarida yang dijadikan sampel

adalah sukrosa, sedangkan polisakarida yang dijadikan sampel percobaan adal

amilum. Monosakarida dan disakarida jika direaksikan dengan larutan perak

beramoniak akan menghasilkan endapan cermin perak yang disebabkan adanya

reduksi Ag+ menjadi Ag.

5.2. Saran

Bahan yang digunakan untuk praktikum sebaiknya diperiksa terlebih

dahulu. Misalnya pada amilum, terdapat kekurangan sampel. Begitu juga

beberapa sampel yang lainnya. Sebaiknya praktikan juga dikurangi. Karena

laboratorium terasa sesak ketika praktikum sedang berlangsung, karena

banyaknya praktikan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

Belitz, H.D, Grosch, W, dan Schieberle, P. 2009. Food Chemistry. Verlag Berlin Heidelberg : Berlin.

Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia: Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graha Ilmu : Jakarta

Ouellette, J. Robert. 1994. Organic Chemistry. York graphic services : New York

Riswiyanto. 2002. Kimia Organik. Erlangga : Jakarta

Wilbraham, C. Antony, dan Matta S. Michael. 1992. Pengantar Kimia Organik

dan Hayati. ITB : Bandung

LEMBAR PENGESAHAN

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

Asisten

AYUSTI DIRGA

Makassar, 02 April 2013Praktikan

RAHMAYANTILampiran

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

BAGAN KERJA

a. Monosakarida

Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak

- Isi tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M.

- Tambahkan (NH4OH) berlebih

- Masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml larutan glukosa 10% dan

kocok

- Panaskan di dalam penangas air

Reaksi glukosa dengan larutan fehling

- Isi tabung reaksi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml fehling B

dan kocok

- Tambahkan 1 ml larutan glukosa 10% dan kocok

- Panaskan dalam penangas air.

Uji benedict

- Isi tabung dengan 2 ml larutan Benedict

- Tambahkan 1 ml larutan glukosa 10%

- Panaskan dalam penangas air.

Glukosa

Endapan cermin perak

Glukosa

Endapan merah bata

Glukosa

Endapan orange

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

b. Disakarida

Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak

- Isi tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M.

- Tambahkan (NH4OH) berlebih

- Masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml larutan sukrosa 10% dan

kocok

- Panaskan di dalam penangas air

Uji benedict

- Isi tabung dengan 2 ml larutan Benedict

- Tambahkan 1 ml larutan glukosa 10%

- Panaskan dalam penangas air.

c. Polisakarida

Reaksi amilum dengan yodium

- Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2%.

- Tambahkan 5 tetes larutan yodium 0,1 M dan kocok

- Panaskan tabung dalam penangas air

Sukrosa

Endapan cermin perak

Sukrosa

Endapan orange

Polisakarida

Hitam

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM analisis karbohidrat

Hidrolisis amilum

- Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2%

- Tambahkan 3-5 tetes HCl pekat

- Panaskan tabung reaksi sampai larutan mendidih selama beberapa

menit.

- Tambahkan beberapa tetes larutan 10 NaOH 10%, sampai larutan

bersifat basa.

- Ambil 3 ml larutan ini dan masukkan ke dalam tabung reaksi lain

dan tambahkan 2 ml larutan benedict

- Panaskan dalam penangas air.

Polisakarida

Coklat kekuningan