laporan praktik pengalaman lapangan ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv...

29
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN PERBANKAN SYARIAH ANALISIS KONSTRIBUSI KSPPS BMT PETA TERHADAP PENGEMBNGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PADA BUDIDAYA IKAN GURAMI BAPAK AHMAD CHOIRI DI DESA SOBONTORO KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung Oleh HABIB MUSA AMIN NIM. 12401173419 Dosen Pembimbing Lapangan ELOK FITRIANI RAFIKASARI, M.Si NIP. 198909212018012001 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG 2020

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

ANALISIS KONSTRIBUSI KSPPS BMT PETA TERHADAP

PENGEMBNGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

PADA BUDIDAYA IKAN GURAMI BAPAK AHMAD CHOIRI DI

DESA SOBONTORO KECAMATAN BOYOLANGU

KABUPATEN TULUNGAGUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung

Oleh

HABIB MUSA AMIN

NIM. 12401173419

Dosen Pembimbing Lapangan

ELOK FITRIANI RAFIKASARI, M.Si

NIP. 198909212018012001

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

IAIN TULUNGAGUNG

2020

Page 2: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

Laporan Akhir Praktik Pengalaman Lapangan Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui dan disahkan pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 05 November 2020

Di : Tulungagung

Judul Laporan : Analisis Kontribusi KSPPS BMT PETA Terhadap

Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pada

Budidaya Ikan Gurami Bapak Ahmad Choiri Di Desa

Sobontoro Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung

MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN

Elok Fitriani Rafikasari, M.Si

NIP. 198909212018012001

Page 3: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

iii

MENGESAHKAN

a.n DEKAN

KEPALA LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Siswahyudianto, M.M. NIDN. 2015068402

Page 4: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan Syariah yang

dilaksanakan di UMKM Buidaya Ikan Gurami Bapak Amad Chiri desa Sobontoro

dengan judul “Analisis Konstribusi KSPPS BMT PETA Terhadap

Pengembngan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pada Budidaya Ikan

Gurami Bapak Ahmad Choiri Di Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu

Kabupaten Tulungagung”.

Sholawat serta salam semoga selalu teriring untuk baginda Rasul Muhammad

SAW, dengan selalu mengikuti dan menjalankan ajaran beliau, semoga kita

termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’atul ‘udzma fi yaum al

makhsyar.

Penyusunan laporan akhir ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1) Bapak Prof. Dr. Maftuhin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Tulungagung.

2) Bapak Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung.

3) Muhammad Aqim Adlan, S.Ag., S,Pd., M.E.I., selaku Ketua Jurusan

Perbankan Syariah

4) Siswahyudianto, M.M., selaku Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam.

5) Ibu Elok Fitriani Rafikasari, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Lapangan

(PPL) IAIN Tulungagung yang telah memberikan pengarahan dan koreksi

sehingga penulisan laporan ini dapat selesai.

6) Bapak Ahmad Choiri, selaku pemilik UMKM budidaya Ikan Gurami di desa

Sobontoro.

7) Seluruh pihak yang terkait dalam proses pelaksanaan Praktik Pengalaman

Page 5: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

v

Lapangan Baik pihak Lembaga kampus maupun lembaga UMKM tersebut.

8) Teman-teman yang ikut serta dalam menyumbangkan pemikiran dan

penyemangat akan terselesaikannya laporan ini.

Penulis berharap semoga Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini dapat

berguna dan bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang

membutuhkannya untuk pengembangan di masa-masa yang akan datang. Penulis

menyadari bahwa Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh Karena itu kritik dan saran diharapkan demi sempurnanya

Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Tulungagung, 05 November 2020

Penulis

HABIB MUSA AMIN

NIM. 12401173419

Page 6: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN/PENGESAHAN ................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. Dasar Pemikiran .................................................................................................... 1

B. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................................... 2

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................................... 4

BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK ...........................................................................

A. Profil Lembaga ...................................................................................................... 5

B. Pelaksanaan Praktik .............................................................................................. 7

C. Permasalahan di Lapangan .................................................................................... 8

D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik .................................................. 9

BAB III PEMBAHASAN ...............................................................................................

A. Kajian Teori .......................................................................................................... 10

B. Analisa Temuan Studi ........................................................................................... 18

C. Solusi ............................................................................................................................... 19

BAB IV PENUTUP .........................................................................................................

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 20

B. Saran ...................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 22

Page 7: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Kekurangan modal selalu menjadi masalah klasik bagi sebagian besar pelaku

usaha, termasuk pembudidya ikan lele. Sementara itu, masih banyak potensi dana di

perbankan yang belum banyak dimanfaatkan untuk sektor UMKM. Karakteristik sektor

usaha pembudidayaan seperti ini yang kiranya berisiko tinggi dan dipandang rendah

diduga kuat menjadi penyebab rendahnya minat lembaga pembiayaan untuk mendanai

sektor ini. pngusaha umumnya tidak dapat mengakses lembaga pembiayaan komersial

yang menyediakan bunga rendah, seperti BRI Unit Desa, Bank Perkreditan Rakyat, dan

koperasi. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki agunan sertifikat tanah dan

pengembalian kredit bulanan sehingga tidak sesuai dengan pola penerimaan usaha

mereka dan prosedur pengajuan kredit yang rumit. Pengusaha juga sulit mengakses

Koperasi Unit Desa karena kinerjanya lemah, putaran uang lambat, dan modal sulit

berkembang.1 Sektor usaha seperti ini menurut saya yang merupakan basis

pertumbuhan ekonomi pedesaan, sangat strategis dalam meningkatkan pendapatan

masyrkat pedesaan dan mengurangi kemiskinan. Akan tetapi, sampai saat ini para

pelaku usaha masih dihadapkan pada kesulitan pembiayaan untuk pengembangan

usahanya.

Modal merupakan salah satu kunci penting dalam melakukan kegiatan bisnis,

tanpa adanya modal yang cukup, maka bisnis tidak dapat berjalan dengan baik. Bahkan

terkadang kecukupan modal merupakan syarat mutlak bagi sebuah bisnis, baik bisnis

besar maupun kecil agar dapat memperoleh hasil seperti yang diinginkan. Demikian

halnya dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk dapat membangun,

menjalankan, dan mengembangkan usahanya, UMKM memerlukan modal tertentu.

1 Ade Supriatna, “Pola Pelayanan Pembiayaan Sistem Kredit Mikro Usaha Tani di Tingkat Pedesaan”,

dalam Jurnal Litbang Pertanian (28 Februari 2009), hlm.111.

Page 8: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

2

Masalah permodalan memang merupakan masalah klasik bagi UMKM, tetapi

masalah ini kerapkali muncul bahkan menjadi salah satu penyebab kegagalan usaha

yang dilakukan. pada kenyatannya permasalahan utama yang dihadapi oleh sektor

UMKM adalah masalah permodalan. Sektor UMKM mengalami kesulitan dalam

memperoleh modal dari pemerintah mapun dari bank. Salah satu penyebabnya adalah

tingkat suku bunga kredit yang tinggi dan diharuskan adanya jaminan kebendaan

(collateral minded) dalam memperoleh kredit yang sulit dipenuhi. melihat ruang

lingkup kegiatan usahanya dapat dinyatakan bahwa produk KSPPS BMT PETA lebih

variatif dibandingkan dengan produk bank konvensional. Hal ini memungkinkan

produk Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) memberi peluang yang lebih luas dalam

rangka memenuhi kebutuhan nasabah deposan maupun debitur sesuai dengan

kebutuhan nyata mereka. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan

judul “Analisis Konstribusi KSPPS BMT PETA Terhadap Pengembngan Usaha Mikro

Kecil Dan Menengah Pada Budidaya Ikan Gurami Bapak Ahmad Choiri Di Desa

Sobontoro Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung”. Untuk sementara ini data

diambil melalui wawancara dengan Bapak Ahmad Choiri selaku pemilik UMKM Di

Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.

B. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penyusunan laporan penelitian ini yang berjudul “Analisis

Konstribusi KSPPS BMT PETA Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan

Menengah desa Sobontoro” yaitu, untuk mengetahui bagaimana peran pembiyaan dari

desa serta konstribusi prbankan syariah terhadap pengembangan Usaha Mikro Kecil

dan Menengaah di desa Sobontoro.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Laporan hasil Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini diharapkan dapat

dijadikan salah satu sumber pengetahuan bagi para pelajar maupun mahasiswa

dalam memahami bagaimana peran KSPPS BMT PETA terhaap pengembangan

UMKM. Dan dapat menambah literatur atau referensi dan menambah wawasan

bagi para pembaca.

Page 9: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

3

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi Mahasiswa

Diharapkan menambah wawasan keilmuan dan dapat dijadikan sumber

referensi untuk tulisan-tulisan selanjutnya, dan yang pasti dapat menambah

pengalaman khususnya bagi penulis. Diharapkan mahasiswa tidak hanya

memahami secara teori saja, namun juga mengetahui secara langsung secara

praktik. Sebagai sarana untuk mengetahui secara langsung tentang lembaga

keuangan syariah terutama BMT ketika menerapkan rangkap jabatan dalam

peningkatan kinerja karyawan, serta mengetahui cara kerja profesional

untuk bekal ketika terjun langsung ke dalam dunia kerja yang

sesungguhnya.

2) Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran, pengetahuan dan penilaian terhadap manajemen

pemeliharaan harta yang sesuai dengan fakta dilapangan. Selain itu

diharapkan dapat menambah literatur di lingkungan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Tulungagung, khususnya pada jurusan Perbankan

Syariah. Selain itu, sebagai salah satu media penyerapan informasi yang

bermanfaat untuk penyelarasan kurikulum dengan perkembangan

kebutuhan di lapangan dan sebagai media sosialisasi untuk penyebarluasan

informasi kepada masyarakat.

3) Bagi BMT KSPPS PETA Cabang Bandung Tulungagung

Sebagai masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki dan

meningkatkan pemasaran produk simpanan pinjam guna mencapai

kesejahteraan semua anggota

4) Untuk Mahasiswa

Menambah wawasan keilmuan dan tidak hanya memahmi secara teori

Page 10: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

4

saja, namun juga mengetahui secara langsung bagaimana praktek yang

diterapkan lembaga keuangan terutama KSPPS BMT PETA dalam

membantu membangan Usaha Mikro Kecil dan Menengaah, serta

mengetahui cara kerja professional untuk bekal ketika terjun langsung ke

dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1. Waktu Pelaksanaan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan IAIN Tulungagung gelombang III ini di

dilaksanakan pada hari Senin, 05 Oktober 2020 sampai dengan Kamis, 05

November 2020. Kegiatan PPL berlangsung setiap hari Senin s/d Minggu.

2. Tempat Pelaksanaan

Tempat atau lokasi pelasanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini di

Kantor KSPPS BMT PETA Cabang Tulungagung

Page 11: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

5

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Profil Lembaga

1. Sejarah Berdirinya KSPPS BMT PETA Tulungagung

Di zaman sekarang ini pengembangan usaha jasa keuangan sudah samakin

maju, tidak terkecuali dengan perkembangan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), BMT

kian maju terus menerus dengan bertambah jumlahnya, khususnya didaerah jawa

timur yang hampir tidak terhitung jumlahnya. Hal ini membuktikan bahwa nasabah

sudah mulai mengenal tentang keberadaan BMT, Dimana bahwa kita banyak

ketahui bahwa sebagian masyarakat hanya mengenal dan tau bahwa Bank lah yang

dapat melayani mereka didalam melakukan transaksi keuangan baik menyimpan

atau pembiayaan. Kegiatan operasional Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) yaitu

menghimpun dana dari masyarakat, kemudian kemudian menyalurkannya kembali

kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.

Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan

ekonomi masyarakat, sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan

langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan

ataupun materi maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengembangkan misi

keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat.

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah yaitu baitul maal dan

baitul tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan

penyaluran dana no-profit, seperti : zakat, infaq, shadaqoh. Sedangkan Baitul

Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha

tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga

pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.

Lahirnya produk simpanan di KSPPS BMT PETA karena kurang terkontrolnya

masyarakat dalam menggunakan keuangan dan mengingat pesaing yang semakin

banyak, maka dari itu KSPPS BMT PETA juga menciptakan produk-produk baru,

dengan tujuan ingin memberikan pelayanan pelayanan yang bisa menarik nasabah,

Page 12: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

6

dan bermanfaat sesuai dengan kebutuhan. KSPPS BMT PETA memberikan

ketentuan bagi anggota penyimpan, yaitu :

a. Dana simpanan anda aman dan terpelihara di KSPPS BMT PETA, karena

tidak dibebani biaya tambahan dan dikelola secara amanah.

b. Memberikan ketenangan lahir batin bagi anda karena dikelola dengan

prinsip bagi hasil yang sesuai syari’at islam.

c. Terhindar praktek ribawi.

d. Disalurkan untuk mendukung berbagai kegiatan usaha produktif yang halal

dari jamaah PETA dan masyarakat sekitar KSPPS BMT PETA yang

terpercaya. Didirikannya KSPPS BMT PETA ini, kita bisa memperkuat

Ukhuwah Islamiyah menggunakan hukum syariat dengan benar dan

menghindarkan umat islam dari riba. KSPPS BMT PETA merupakan

sebuah lembaga keuangan Mikro Syariah yang dioperasikan dengan sistem

yang sesuai dengan syariat islam. Pengembangan produk simpanan di

KSPPS BMT PETA Tulungagung terus mengalami pengembangan setiap

tahunnya, dari anggota (nasabah) dan masyarakat. Dalam menghimpun dana

mempunyai berbagai macam produk simpanan yaitu Simpanan Tabaruk

(Simpanan Umum), Simpanan Taburi (Simpanan Idul Fitri), Simpanan

Tafakur (Simpanan Qurban), Simpanan Tadabur (Simpanan Berlibur), dan

Simpanan Tahajud (Simpanan Haji dan Umrah Terwujud).

Penyaluran dana mempunyai macam pembiayaan yaitu murabahah, ijarah, dan qordul

hasan. Pembiayaan yang dilakukan di KSPPS BMT PETA Tulungagung antara lain yaitu:

a. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan atas jual beli, dimana penetapan harga jual didasarkan pada

harga perolehan barang yang diketahui bersama ditambahi keuntungan

untuk BMT. Keuntungan ini adalah selisih harga jual barang dengan harga

perolehanyang disepakati bersama.

b. Pembiayaan Ijarah

Pembiayaan sistem jual beli yang pembayarannya dilakukan secara

angsuran. Kewajiban dalam sistem pembayaran jasa sebesar jumlah harga

barang dan keuntungan yang telah disepakati.

Page 13: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

7

c. Pembiayaan Qordul Hasan

Pembiayaan berupa pinjaman hanya dibebani biaya administrasi, bagi kaum

dhuafa yang ingin memulaiusaha kecil-kecilan. Anggota hanya diwajibkan

mengembalikan pinjaman pokoknya saja pada kesepakan waktu yang telah

disepakati sebelumnya. Syarat dan ketentuannya itu semua boleh

mengajukan asal masuk survey yang diutamakan adalah anggota KSPPS

BMT PETA Tulungagung. Persyaratannya seperti Foto Copy KTP, Kartu

Keluarga, Buku Nikah, STNK dalam rangka jaminan. Didalam KSPPS

BMT PETA memiliki batasannya seperti jaminan yang sudah lama itu

maksimal 70 % sedangkan kalau masih baru 30%.

2. Visi dan Misi KSPPS BMT PETA Tulungagung

a. Visi KSPPS BMT PETA

Menjadikan Koperasi Syariah terbaik yang bermanfaat bagi kesejahteraan

anggota dan masyarakat islami yang berekonomi mandiri.

b. Misi KSPPS BMT PETA

1) Mengembangkan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Baitul

Maal Wa Tamwil Perekonomian Tasyrikah Agung (KSPPS BMT PETA)

sebagai wadah gerakan pemberdayaan anggota.

2) Menjadikan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Baitul Maal

Wa Tamwil Perekonomian Tasyrikah Agung (KSPPS BMT PETA) sebagai

pusat transaksi bagi seluru anggota.

3) Menjadikan koperasi yang sehat dan mendapatkan kepercayaan anggota dan

masyarakat sekitar.

4) Mempunyai asset yang terus meningkat dengan cabang-cabang baru untuk

memperluas pelayanan pada anggota.

B. Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan di UMKM budidaya ikan gurami

milik bapak Ahmad Choiri

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Gelombang III yang diselenggarakan

IAIN Tulungagung untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam berlangsung mulai hari

Senin, tanggal 05 Oktober 2020 sampai tanggal 05 November 2020. Praktik

Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan seluruh kegiatan yang harus dilakukan oleh

mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. Dengan sebuah Institusi atau

Page 14: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

8

lembaga sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa dimana mahasiswa dituntut

mempunyai kemampuan dasar yaitu empat kemampuan dasar yang harus dimiliki

adalah pengetahuan, ketrampilan, kreatifitas, dan sikap.

Namun pada masa pandemic seperti ini kegiatan PPL kali ini berbeda dengan

tahun tahun sebelumnya, PPL dilaksanakan di desa masing-masing jadi sangat jauh

berbeda dengan apa yang diangan angankan sebelumnya untuk itu saya memutuskan

untuk menjalankan PPL ini disalah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah di desa

kesemen yaitu budidaya ikan gurami.

Usaha Miko Kecil dan Menengah milik bapak Ahmad Choiri ini merupakan

salah satu usaha yang cukup berkembang di desa saya. Banyak warga yang mendirikan

usaha serupa tetapi selang beberapa waktu gulung tikar. Berbeda dengan usaha bapak

Ahmad Choiri yang mulai merintis usahanya sejak tahun 2016 sampai dengan sekarang

ini masih berkembang dengan modal awal meminjam dana dari bank dan dana pribadi

bapak Ahmad Choiri mulai merintis usahanya.

Kegiatan yang kami kerjakan selama PPL di UMKM budidaya ikan lele ini

kami lakukan dengan obervasi dan wawancara. Untuk PPL era pandemic ini berbeda

dengan PPL tahu tahun seelumnya yang setiap hari mengabdi pada lembaga diPPL kali

ini kami diberi kesempatan minimal melakukan empat kali observasi ke lembaga. Data

data lainnya bisa dilakukan melalui wawancara online via watshapp ataupun telefon.

C. Permasalahan di Lapangan

Permasalah yang ditemukan dan dihadapi selama kegiatan Praktik Pekerjaan

Lapangan (PPL) berlangsung, khususnya dalam kegiatan di lapangan untuk mencari

modal bagi UMKM guna mengembangkan usahanya. Pihak lembaga sangat

mempunyai niat besar untuk mengembangkan usahanya apalagi usha milik bapak

Ahmad Choiri ini, beliau tidak hanya mempunyai usaha budidaya ikan gurami saja

melainkan istrinya juga pelaku usaha telur asin.selain itu usaha lain yang mulai di rintis

beliau yakni budidaya bebek petelur.

Potensi untuk berkembangnya UMKM milik bapak Ahmad Choiri ini

sebenarnya sangat besar unntk membantu memajukan perekonomian daerah setempat.

Namun dari pihak lembaga mengalami kesulitan dalam perolehan modal untuk

mengembangkan usahanya tersebut. permasalahan utama yang dihadapi oleh sektor

UMKM milik bapak Ahmad Choiri ini masalah permodalan. Sektor UMKM

mengalami kesulitan dalam memperoleh modal dari pemerintah mapun dari bank. Salah

Page 15: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

9

satu penyebabnya adalah tingkat suku bunga kredit yang tinggi oleh bank dan

diharuskan adanya jaminan kebendaan (collateral minded) dalam memperoleh kredit

yang sulit dipenuhi sehingga beliau tidak berani mengabil keputusan untuk meminjam

dana lagi di bank guna mengembangkan usahanya walaupn unuk pinjaman di awal

modal berdirinya UMKM selain dari dana pribadi beliau juga meminjam dana dari

bank.

D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik

Tanggapan dari tempat praktik pengalaman lapangan sangat terbuka dengan

kami yang ingin mengetahui mengenai bagaiana cara menjalankan usahanya apasaja

kesulitan yang dialami dalam menjalankan usahanya dan banyak sekali ilmu yang saya

dapat dari pemilik lembaga walaupun pelaksanaan PPL masa pandemic ini sangat jauh

dari ekspektasi atau angan angan saya di semester semester sebelumnya. dari awal

melakukan kegiatan pemilik lembaga menyambut dengan baik meskipun beliau tidak

punya banyak waktu untuk diwawancarai nmun sealu menyemptkan karena memang

bnyak pekerjaan yang harus dlakukan beliau. Mengenai permasalahan yang ada pihak

UMKM memang menyadari permasalahan tersebut memang benar adanya. Dan

mahasiswapun juga diberi penjelasan sedetail mungkin mengenai permasalahan

tersebut.

Page 16: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

10

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kajian Teori

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Di Indonesia, definisi dari Usaha Mmikro Kecil dan Menengah (UMKM) diatur

dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM.

Dalam Pasal 1 dari UU terebut, dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah usaha

produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki

kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha kecil adalah

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha yang buka merupakan anak perusahan atau bukan

anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun

tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.2

Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri

yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usah kecil atau

usaha besar yangmemenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam UU

tersebut.3

UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Usaha ini merupakan

sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih

paling banyak Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan

usaha yang berdiri sendiri.

2 Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009), hlm.16 3 Ibid, hlm.17

Page 17: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

11

b. Peran UMKM dalam Perekonomian

Banyak diakui bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai

peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di

negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Di negara

maju, UMKM sangat penting, tidak hanya kelompok usaha tersebut menyerap

paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar, seperti halnya di negara

sedang berkembang, tetapi juga kontribusinya terhadap pembentukan atau

pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi

dari usaha besar.

Peranan pemerintah sangat penting untuk mengeluarkan kebijakan mendorong

pengembangan UMKM di Indonesia.. Tujuan Usaha Mikro Kecil dan Menegah

(UMKM), yaitu :

a. Memberdayakan masyarakat tingkat menengah kebawah supaya kehidupan

perekonomian mereka meningkat.

b. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam membangun

perekonomian nasional yang berdasarkan demokrasi ekonomi berkeadilan.

c. Menciptakan struktur ekonomi nasional yang seimbang, berkeadilan dan

berkembang.

d. Mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan UMKM menjadi suatu

usaha yang kuat dan mandiri

e. Meningkatkan peranan UMKM untuk pembangunan daerah, pertumbuhan

perekonomian dan penuntasan rakyat dari kemiskinan.4

c. Masalah Pendanaan Sektor Perekonomian UMKM

Terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan kuatnya perekonomian di

Indonesia, bukan hanya ditentukan karena strategi pembangunan perekonomian

yang dianut dan dilaksanakan oleh pemerintah, dan juga ditentukan karena

berperannya pelaku usaha atau pengusaha yang tangguh, ulet, kreatif dan dinamis.

Supaya perekonomian UMKM tetap berjalan dan berkembang tentunya harus

didukung terutama dengan tersedianya sistem keuangan dan perbankan yang dapat

memenuhi kepentingan para pelaku usaha. Oleh karena itu, perlu mengulas

masalah mendasar dari sistem perekonomian rakyat UMKM yaitu yang paling

utama pendanaan atau dalam hal permodalan. Dalam hal pendanaan atau

4 Marsuki, Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM di Indonesia, (Jakarta: Edisi Asli, 2006), hlm. 118

Page 18: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

12

permodalan ada kaitanya dengan peranan lembaga keuangan atau perbankan.5.

2. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

a. Pengetian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan yang

kegiatannya utamanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan

(simpanan) maupun deposito dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat

dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang

lazim dalam dunia perbankan.6 Pendapat lain mengatakan bahwa BMT adalah

lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syariah),

menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro kecil dalam rangka mengangkat

derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Secara

konseptual BMT memiliki dua dua fungsi yaitu baitul tamwil (bait = ‘rumah’,

at tamwil = ‘pengembangan harta’) yang artinya melakukan kegiatan

pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan

kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dalam mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Baitul

maal (bait = ‘rumah’, maal = ‘harta’) yaitu menerima titipan dana zakat,

infak, shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan

dan amanahnya.7

Baitul Maal Wat Tamwil (BTM) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal

dan baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan

dan penyaluran dana yang non-profit, seperti zaka, infaq, dan shodaqoh (ZIS).

Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana

komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan

berlandaskan syariah yaitu berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Al-

Quran dan Sunnah Rasul-Nya. Karena berorientasi sosial agama, maka tidak

dapat dimanipulasi untuk kepentingan bisnis atau mencari laba (profit). Secara

kelembagaan BMT didampingi atau dilindungi pusat inkubasi bisnis usaha kecil

(PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang

5 Marsuki,Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM di Indonesia,…hlm.120 6 Makhalul Ilmi SM, Teori dan Praktik Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2002), hal. 67 7 Muhammad Sholahuddin, Lembaga Keuangan dan Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Ombak (Anggota IKAPI,

2014), hal. 143

Page 19: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

13

lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil. Dalam prakteknya, PINBUK

menetaskan BMT dan pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil.

Keberadaan BMT merupakan reperesentasi dari kehidupan masyarakat di mana

BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu mengakomodir kepentingan

ekonomi masyarakat.8

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Baitul Maal adalah

lembaga ekonomi berorientasikan sosial keagamaan yang kegiatan utamanya

menampung harta masyarakat dari berbagai sumber termasuk (terutama) zakat,

dan menyalurkannya untuk tujuan mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa

dalam arti seluas-luasnya. Adapan Baitul Maal BMT adalah jenis lain dari

Baitul Maal kontemporer yang memiliki cakupan keiatan yang lebih sempit,

yakni sebatas menghimpun dana zakat, infaq dan shadaqah yang dimungkinkan

dalam kerangka manajemen BMT.

3. Landasan Hukum Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

Menurut keputusan Nomor 90/Kep/M. KuKm/IX/2004, pengertian koperasi,

KJKS, dan UJKS adalah sebagai berikut: koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi

rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi Jasa Keuangan Syariah

(KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan,

investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).

Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) adalah unit koperasi yang bergerak

dibidang usaha pembiayaan investasi dan simpanan dengan pola bagi hasil (syariah)

sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.9

8 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2007),

hal. 107 9 Fitri Nurhartati dan Ika Saniyati Rahmaniyah, Koperasi Syariah, (Surakarta: PT Era Adicitra Intermedia,

2012), hal. 58

Page 20: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

14

Kebersamaan

atau ukhuwah

Islamiah

Prinsip BMT

Dari, untuk,

dan kepada

anggota

Mandiri,

swadaya dan

musyawarah

4. Prinsip dan Produk Pembiayaan Syariah

Skema Prinsip BMT

Sumber: Muhammad Sholahuddin, Lembaga Keuangan dan Ekonomi Islam,

(Yogyakarta: Ombak (Anggota IKAPI, 2014)

Manusia bisa melakukan aktivitas produksi seperti pertanian, perkebunan,

peternakan, pengolahan makanan dan minuman. Ia juga dapat melakukan aktivitas

distribusi seperti perdagangan atau dalam bidang jasa seperti transportasi dan

kesehatan.10 Peran institusi keuangan dalam hal ini menjadi sangat penting, karena

dapat menyediakan modal bagi orang yang ingin berusaha. Dalam Islam, hubungan

pinjam meminjam tidak dilarang, bahkan dianjurkan agar terjadi hubungan saling

menguntungkan, yang pada gilirannya berakibat kepada hubungan persaudaraan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah apabila hubungan itu tidak mengikuti aturan

yang diajarkan oleh Islam. Karena itu, pihak-pihak yang berhubungan harus

mengikuti etika yang digariskan oleh Islam.

Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar adalah keadilan, pembiayaan saling

menguntungkan baik pihak yang menggunakan dana maupun pihak yang

menyediakan dana, dan kepercayaan. Hal ini merupakan landasan dalam

menentukan persetujuan pembiayaan maupun dalam menghitung margin

10 Ibid,.Antonio, Bank Syariah, hlm. 169.

Semangat jihad,

istiqomah dan

profesional

Menjiwai

muamalat

Islamiah

Page 21: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

15

keuntungan maupun bagi hasil yang menyertai pembiayaan tersebut. Perbankan

Syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan

berdasarkan syariah Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasarkan pada larangan

dalam Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut

dengan riba. Serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram

seperti usaha yang berkaitan dengan produksi makanan dan minuman haram, serta

usaha media yang tidak Islami, di mana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem

perbankan konvensional.

Usaha pembudidayaan yang penuh resiko membutuhkan pembiayaan yang

lebih fleksibel terutama dalam pembagian keuntungan atau kerugian dalam

berusaha. Selain sistem bagi hasil, lembaga keuangan syariah juga menawarkan

produk dengan sistem jual beli, sewa maupun gadai. Produk pembiayaan syariah

yang dapat diterapkan pada usaha ini antara lain mudharabah, musyârakah,

muzâra’ah, musaqoh, bai’ murâbahah, bai’ istishna, bai’ al-salâm, dan gadai

(rahn).11 Berdasarkan pembiayaan usaha pertanian yang sesuai dengan prinsip dasar

pembiayaan syariah antara lain bagi hasil (profit sharing), dan jual beli (sale and

payment sale).

5. Kekuatan dan Kelemahan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Untuk Usaha

Mikro Kecil dan Menengah

Adanya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan peraturan pendukungnya,

yang memberi peluang sangat besar bagi perkembangan Baitul Maal Wat Tamwil

(BMT) di Indonesia, kuatnya dukungan pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia,

bagi pendirian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan proses penyehatan industri

perbankan nasional merupakan momentum yang lebih baik bagi lahirnya generasi

kedua Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di Indonesia. Agar lebih berhasil menjadi

pendorong terwujudnya perekonomian Indonesia yang kokoh, Baitul Maal Wat

Tamwil (BMT) harus menjadi perekat nasionalisme baru, berpihak pada ekonomi

kerakyatan, beroperasi secara transparan, berfungsi sebagai pendorong

peningkatan efisiensi mobilisasi dana masyarakat, dan menjadi contoh teladan bagi

praktik usaha berlandaskan moral dan etika Islam.12 Kehadiran Baitul Maal Wat

11 Ashari dan Saptana, “Prospek Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Pertanian,” dalam

Forum Penelitian Agro Ekonomi, vol. XXIII, No. 2 (Desember 2005), hlm. 138. 12 Neuneung Ratna Hayati,“Perbankan Syariah Nasional: Peranan, Peluang, Permasalahan, Prospek serta

Strategi Pengembangannya”, dalam Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi, vol. VII, No. 3 (Februari 2006),

hlm. 871.

Page 22: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

16

Tamwil (BMT) sangat tepat untuk mengembangkan sektor bisnis atau usaha, baik

bank umum syari’ah maupun Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah. Hal ini

dikarenakan, Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) menggunakan skema bagi hasil

(mudharabah, muzâra’ah, dan musyârakah), di samping skema lainnya seperti jual

beli salam dan murâbahah. Konsep bagi hasil sebenarnya bukan transaksi baru

dalam masyarakat Indonesia. Tradisi ini telah lama dikenal dalam berbagai kegiatan

ekonomi. Jika diidentifikasi ada beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam

proses pengembangan bank syariah saat ini, yakni:13

a. Pemahaman masyarakat yang belum tepat terhadap kegiatan operasional

bank syariah.

b. Peraturan Perbankan yang berlaku belum sepenuhnya mengakomodasi

operasional bank syariah.

c. Jaringan kantor bank syariah yang belum luas.

d. Sumber daya manusia yang memiliki keahlian bank syariah masih sedikit.

Pembiayaan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) telah tampak dalam sistem

keuangan syariah di Indonesia yang masih dalam tahap pertumbuhan (infant

industry) yang masih banyak memiliki kelemahan di berbagai hal antara lain:

kelemahan-kelemahan operasional, seperti masih rendahnya pembiayaan berbasis

bagi hasil (equity based), seperti mudharabah dan musyârakah (bagi hasil), dan

masih mendominasinya pembiayaan berbasis hutang (debt based), seperti

murâbahah (jual-beli), yang membuat Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) mirip

sifatnya dengan perbankan konvensional.14

6. Peluang dan Tantangan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) untuk Pembiayaan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Tidak di pungkiri bahwa peranan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) untuk

pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah akan menghadapi berapa tantangan

dalam implementasinya. Tantangan tersebut dapat bersifat intenal maupun

eksternal.Tantangan eksternalnya lebih banyak tekait dengan keberadaan lembaga

pembiayaan syariah, sumber daya manusia (SDM), serta sosialisasinya. Sebagai

lembaga yang relatif baru, pangsa dan volume Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

belum begitu besar sehingga akan mempengaruhi kemampuan serta skala prioritas

13 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,2001), hlm. 224-226. 14 Ascarya, “Peranan Perbankan Syariah dalam Transmisi Kebijakan Moneter Ganda,” dalam Jurnal Ekonomi

Islam Republika (26 Agustus 2010), hlm. 5.

Page 23: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

17

dalam pembiayaan yang dilakukan.

Demikian juga dari sisi SDM, masih harus disiapkan SDM yang mumpuni

dalam bidang pembiayaan syariah sehingga tidak kesulitan pada taraf

implementasinya. Selain itu kurang gencarnya sosialisasi tentang lembaga

pembiayaan syariah terutama mengenai visi, misi, maupun produk yang ditawarkan

juga menjadi kendala yang dapat menghambat perkembangan model pembiayaan

ini. Salah satu tantangan yang cukup serius dan mempengaruhi operasional Baitul

Maal Wat Tamwil (BMT) dalam pembiayaan usaha adalah ketidaksesuaian antara

aturan syariah dengan aturan yang berlaku dengan hukum positif menimbulkan

kesan yang negatif dari kalangan masyarakat luas. Anggapan masyarakat bahwa

label- label Islam yang melekat dalam nama bank dan produk-produknya dianggap

sebagai suatu strategi untuk membangkitkan emosi keagamaan umat Islam yang

dalam realitas praktisnya tidak berbeda dari bank konvensional.15

Pada sisi lain, isu sentral yang sering didengar adalah bahwa pemahaman

masyarakat mengenai sistem, prinsip pelayanan dan produk perbankan yang

berdasarkan syariah Islam sebagian besar masih kurang tepat. Hal demikian bukan

hanya terdapat pada masyarakat awam, tetapi juga terjadi pada ulama, kiai dan

tokoh masyarakat lainnya.Meskipun sistem ekonomi Islam telah jelas dan mudah

dipahami, yaitu melarang menggandakan uang secara tidak produktif dan

konsentrasi kekayaan pada satu pihak dan secara tidak adil. Namun secara praktis

bentuk produk dan pelayanan jasa, prinsip prinsip dasar hubungan antara Baitul

Maal Wat Tamwil (BMT) dengan nasabah, serta cara-cara berusaha yang halal

dalam Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) masih terasa awam dan belum dipahami

secara benar.

Sebagai sebuah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang didasarkan kepada

syariah Islam, Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) dalam opersionalnya harus tunduk

kepada hukum yang berlaku. Bank Islam sebagai bank komersial yang merupakan

bagian integral dari sistem perbankan di Indonesia harus tunduk pada hukum atau

aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia.16

Pengetahuan dan persepsi yang positif dari pihak Baitul Maal Wat Tamwil

15 Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm. 31 16 Akhmad Mujahidin, “Penguatan Usaha Ekonomi Umat Melalui Perbankan

Syariah”, Makalah disampaikan pada Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) Ke-10, Banjarmasin, 1-4

November 2010

Page 24: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

18

(BMT) terhadap sektor UMKM akan mendorong Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

untuk memberikan alokasi kredit yang memadai atau sebaliknya. Di sisi lain

pengetahuan dan persepsi pelaku usaha pertanian terhadap Baitul Maal Wat Tamwil

(BMT) akan menentukan perilaku para pelaku usaha. Ada beberapa dugaan sebab

kelambanan pertumbuhan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) saat ini, di antaranya

adalah penerapan aturan kehati-hatian (prudential) pada Baitul Maal Wat Tamwil

(BMT) yang sama dengan yang diterapkan pada perbankan konvensional. Padahal,

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) pada prinsipnya harus bersedia menanggung

resiko pembiayaan yang tinggi karena mengandalkan akad bagi hasil. Dipaksa oleh

aturan kehati-hatian yang ketat, Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) pada praktiknya

lebih banyak menggunakan akad jual beli yang mirip dengan kredit konvensional.

Kemiripan ini menimbulkan masalah kedua di atas, di mana masyarakat yang peduli

syariah menjadi tidak peduli terhadap Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).17

B. Analisis Temuan Studi

Usaha budidaya ikan gurami Bapak Ahmad Choiri dimulai sejak tahun 2016,

usaha ini dimulai Bapak Ahmad Choiri dengan meminjam modal di bank sebesar

Rp.10.000.000. Dengan meminjam modal dari bank dan modal pribadi Bapak

Ahmad Choiri memulai usahanya. Pinjman Bapak Ahmad Choiri kepada bank

dilunasi dalam tempo 1 tahun setelah itu beliau sudah tidak meminjm dana dari

bank lagi karena menurutnya tingkat suku bunga kredit yang tinggi dan diharuskan

adanya jaminan kebendaan (collateral minded) dalam memperoleh kredit bank sulit

dipenuhi. Maka dari itu meskipun beliau memliki niat dan tekad untuk

mengembangkan usahanya namun beliau tidak berminat atau tidak berinisiatif

meminjam dana dari bank. Meskipun beliau sebenarnya membutuhkan modal untuk

mengembangkan usahanya.

Selain hal itu faktor eksternal lain yang menyebabkan usahanya tidak kunjung

berkembang yaitu dukungan dari lingkungan sekitar misalnya dari desa tidak ada

pembiayaan sepeserpun yang beliau dapatkan dari desa, padahal dalam peraturan

dijelaskan Untuk mencukupi modal yang di butuhkan, pemerintah melalui program

kerjanya berupaya membantu dengan menetapkan berbagai kebijakan yang

berpihak pada UMKM. Kebijakan tersebut dibuat dengan tujuan memberi

kesempatan kepada UMKM untuk dapat bertahan dan mengembangkan usahanya.

17 Muhamad Said Fathurrohman. “Memacu Pertumbuhan Bank Syariah”, dalam http:// ekisopini.

blogspot.com/2009/12/memacu-pertumbuhan-bank-syariah.html diunduh padatanggal 26 Desember 2010.

Page 25: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

19

Pemberian modal melalui pemerintah diberikan dalam bentuk pinjaman lunak bagi

UMKM. Pemerintah bekerja sama dengan seluruh instansi keuangan seperti

lembaga keuangan bank, Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), perusahaan BUMN,

lembaga swadaya masyarakat, dan koperasi membuka kesempatan bagi UMKM

untuk meminjam dengan bunga yang rendah. Program untuk membantu UMKM

dalam hal permodalan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga oleh

lembaga swadaya masyarakat seperti Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), LSM

microfinance, dan sebagainya.

C. Solusi

Banyaknya lembaga yang memberikan pembiayaan kepada UMKM seharusnya

dapat menyelesaikan atau meminimalisir permasalahan UMKM seputar

permodalan atau pembiayaan. Tetapi, pembiayaan yang diperoleh dari lembaga

pembiayaan tersebut, belum tentu dapat dipergunakan secara optimal oleh UMKM

untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Untuk itu tetap diperlukan

peranan lembaga pembiayaan selain sebagai sarana penyedia dana, juga sebagai

fasilitator usaha misalnya dalam bank manajemen, pasar, pemasaran, dan keuangan.

Peranan sebagai sarana penyedia dana, akan lebih mudah dijalankan bila

dibandingkan dengan peran sebagai fasilitator bagi UMKM. Untuk itu dapat kita

lihat bagaimana peran lembaga pembiayaan dalam mengembangkan UMKM.

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) perlu untuk meningkatkan strategi yang

dijalankan Lembaga Syariah Non-Bank seharusnya dapat memberi manfaat yang

optimal bagi masyarakat dan tanggung jawab Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

selaku lembaga keuangan Islam tidak hanya terbatas pada kebutuhan keuangan dari

berbagai pihak, tetapi yang paling penting adalah kepastian seluruh kegiatan yang

dijalankan oleh Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) sesuai dengan prinsip syariah,

dapat diketahui bahwa terdapat beberapa aspek yang membantu Lembaga Syariah

Non-Bank untuk berkembang dan mampu untuk menjadi penggerak ekonomi

nasional.

Page 26: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

20

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha dalam bidang

ekonomi yang memiliki peran penting sebagai dasar perekonomian nasional. Dengan

adanya UMKM ini menghasilkan beragam produksi hasil dari potensi berbagai wilayah

yang berbeda. Sumber Selain itu dengan adanya usaha ini, pemerintah dan lembaga

keuangan khususnya bank mapun non bank dapat berperan dalam kelangsungan usaha.

Yang paling terpenting adalah pemberian modal kerja ini sehingga pelaku usaha dapat

memperluas dan mengembangkan usaha yang didirikan. Dengan berkembangnya

Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini akan berkembang pula perekonomian yang ada

di desa dan juga akan berdampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.P

ada operasionalnya, masalah yang ditemukan adalah permodalan, penurunan minat, dan

pengelolaan keuangan. Sedangkan hal yang sangat berpengaruh dalam suatu usaha

yaitu kelangsung permodalan harus tetap stabil. Atau bisa dikatakan modal adalah salah

satu kunci berdirinya suatu usaha. Maka dari itu, pelaku usaha mikro kecil menengah

dapat memanfaatkan pembiayaan dari Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Kerjasama ini

akan saling menguntungkan kedua pihak baik penyedia pembiayaan mupun pelaku

usaha, sehingga akan dapat mengembangkan usahanya.

Sebenarnya prinsip dan jenis pembiayaan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

banyak yang sesuai untuk mengatasi masalah pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) mempunyai peranan yang sangat penting

untuk mendukung pembangunan nasional, khususnya pada sektor UMKM. Saat ini

akses pembiayaan UMKM yang lebih banyak diperoleh dari bank umum dibandingkan

dengan lembaga pembiayaan seperti koperasi dan lembaga pembiayaan non bank.

Persaingan antar lembaga pembiayaan menjadikan lembaga pembiayaan non bank yang

kurang populer mengalami penurunan jumlah debitur. Meskipun demikian pangsa

UMKM bagi lembaga pembiayaan masih besar. Dalam hal ini sudah saatnya Baitul

Maal Wat Tamwil (BMT) menunjukkan atau memperkenalkan pembiayaan

pembiayaannya terhadap sektor UMKM karena tidak dapat dipunkiri lagi mengingat

banyaknya penduduk Indonesia yang kurang tau ataupun kurang memahami mengenai

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Makadari itu peran Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

Page 27: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

21

sangat diharapkan agar bisa memajukan pereknomian di Indonesia melalui sektor

UMKM.

B. SARAN

1. Bagi Pihak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung / Pihak

Laboratorium Sebagai Pelaksana Praktik Pengalaman Lapangan.

a. Sebaiknya pihak fakultas atau pihak laboratorium lebih memperhatikan peserta PPL

dengan baik, sehingga pada saat kegiatan PPL berlangsung pihak fakultas

mengetahui apa saja yang dilakukan di tempat PPL.

b. Seharusnya pihak pelaksana PPL dapat menambah kerjasama dengan berbagai

instansi terkait dan memberikan kesempatan bagi peserta PPL untuk menempati

lembaga atau instansi yang diinginkan dengan memberikan fasilitas dengan sebaik

mungkin. Sehingga dengan kemudahan ini peserta PPL dapat berproses dengan

sebaik mungkin.

2. Bagi Pihak KSPPS BMT PETA Tulungagung

a. Perlu adanya pengembangan produk sehingga dapat meningkatkan minat

masyarakat untuk menabung atau mengajukan pembiayaan.

b. Membuat fitur-fitur berbasis teknologi, website lembaga agar bisa mempromosikan

produk-produk BMT ke masyarakat luas.

3. Bagi Mahasiswa Sebagai Peserta Praktik Pengalaman Lapangan

a. Untuk mahasiswa sebagai peserta praktik sebaiknya lebih banyak untuk

bersosialisasi dengan teman dan juga instansi atau lembaga agar memudahkan

dalam setiap pelaksanaan kegiatan PPL maupun kegiatan bekerja di lokasi PPL.

b. Untuk penelitian berikutnya, laporan ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam

proses penulisan laporan yang berkaitan dengan Peran BMT dalam UMKM.

Page 28: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

22

DAFTAR PUSTAKA

Ade Supriatna, “Pola Pelayanan Pembiayaan Sistem Kredit Mikro Usaha

Tani di Tingkat Pedesaan”, dalam Jurnal Litbang Pertanian (28

Februari 2009)

Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia,

2009)

Marsuki. 2006. Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM

diIndonesia. Jakarta: Edisi Asli.

Hayati, Neuneung Ratna. “Perbankan Syariah Nasional: Peranan, Peluang

Permasalahan, Prospek Serta Strategi Pengembangannya,” dalam

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi, vol. VII, No. 3, Februari

2006.

Marsuki. 2006. Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM diIndonesia.

Jakarta: Edisi Asli.

Makhalul Ilmi SM, Teori dan Praktik Mikro Keuangan Syariah,

(Yogyakarta: UII Press, 2002)

Muhammad Sholahuddin, Lembaga Keuangan dan Ekonomi Islam,

(Yogyakarta: Ombak (Anggota IKAPI, 2014)

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta:

Ekonosia, 2007)

Fitri Nurhartati dan Ika Saniyati Rahmaniyah, Koperasi Syariah,

(Surakarta: PT Era Adicitra Intermedia, 2012)

Ashari dan Saptana, “Prospek Pembiayaan Syariah Untuk Sektor

Pertanian,” dalam Forum Penelitian Agro Ekonomi, vol. XXIII, No.

2 (Desember 2005)

Neuneung Ratna Hayati,“Perbankan Syariah Nasional: Peranan, Peluang,

Permasalahan, Prospek serta Strategi Pengembangannya”, dalam

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi, vol. VII, No. 3 (Februari

2006)

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta:

Gema Insani,2001)

Ascarya, “Peranan Perbankan Syariah dalam Transmisi Kebijakan

Moneter Ganda,” dalam Jurnal Ekonomi Islam Republika (26

Agustus 2010)

Page 29: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

23

Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007)

Akhmad Mujahidin, “Penguatan Usaha Ekonomi Umat Melalui

Perbankan Syariah”, Makalah disampaikan pada Annual

Conference on Islamic Studies (ACIS) Ke-10, Banjarmasin, 1-4

November 2010

Muhamad Said Fathurrohman. “Memacu Pertumbuhan Bank Syariah”,

dalam http:// ekisopini. blogspot.com/2009/12/memacu-

pertumbuhan-bank-syariah.html diunduh padatanggal 26 Desember

2010