laporan prakerin stm perbengkelan

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN DAN TUJUAN PSG Pendidikan system ganda (PSG) merupakan implementasi dari kebijakan “Link and match” Link berarti peraturan ketertarikan / hubungan interaktif. Sedangkan match juga berarti kecocokan, kesesuaian, keserasian, kesepadanan. Jadi pendidikan sistem ganda (PSG) merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan disekolah dengan program penyesuaian keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung didunia kerja, terarah untuk mencapai keahlian tertentu, dengan tujuan : a. Mengahasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. b. Memperkokoh link and match antara dunia kerja dan sekolah. c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas professional. d. Memberi pengetahuan dan penghargaan pengalaman kerja sebagai kajian dan proses pendidikan. 1

Upload: fisher-sandos-darmi

Post on 26-Jun-2015

2.148 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan prakerin STM Perbengkelan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. PENGERTIAN DAN TUJUAN PSG

Pendidikan system ganda (PSG) merupakan implementasi dari kebijakan

“Link and match”

Link berarti peraturan ketertarikan / hubungan interaktif. Sedangkan match

juga berarti kecocokan, kesesuaian, keserasian, kesepadanan.

Jadi pendidikan sistem ganda (PSG) merupakan suatu bentuk

penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara

sistematis dan sinkron program pendidikan disekolah dengan program

penyesuaian keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung

didunia kerja, terarah untuk mencapai keahlian tertentu, dengan tujuan :

a. Mengahasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu tenaga

kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang

sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

b. Memperkokoh link and match antara dunia kerja dan sekolah.

c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang

berkualitas professional.

d. Memberi pengetahuan dan penghargaan pengalaman kerja sebagai kajian dan

proses pendidikan.

1.2. INFORMASI TENTANG TEMPAT KERJA

1.2.1. Bergerak dibidang jasa dan perbaikan kendaraan roda 4

1.2.2. Data perusahaan :

a. Banyaknya karyawan : 2 orang

b. Lingkup usaha : menengah

c. Besar omset : rata-rata 710 mobil pertahun

1

Page 2: laporan prakerin STM Perbengkelan

1.2.3. Hal-hal yang paling menonjol didunia usaha / dunia industry

a. Over hole mesin

b. Tune up mesin bensin

c. Perawatan dan perbaikan chasis

d. Perawatan dan perbaikan sistem bensin dan solar.

1.2.4. Macam-macam latihan kerja yang diperoleh :

a. Tune up mesin bensin

b. Perawatan dan perbaikan sistem rem

2

Page 3: laporan prakerin STM Perbengkelan

BAB II

LAPORAN KEGIATAN PRAKERIN

2.1. TUNE UP MESIN BENSIN 4 LANGKAH 4 SILINDER

Jenis kendaraan yang ditune up adalah Toyota kijang tipe mesin 5K tahun

kendaraan 1989

2.2. LATAR BELAKANG

Penulis memeilih judul diatas karena kegiatan tersebut memiliki frekuensi

yang lebih dibandingkan dengan kegiatan yang lain.

2.3. ALAT DAN BAHAN

a. Kunci ring 10, 12, 13, 14, 19

b. Obeng min (-) dan plus (+)

c. Alat tes tutup radiator

d. Sikat baja

e. Hydrometer

f. Compressor udara

g. Pembuka saringan OU

h. Multi tester

i. Fuller

j. Dual tester

k. Timing light

l. Tang

m. Kertas gosok 1 lembar

n. Air jernih

2.4. LANGKAH KERJA

2.4.1. Sistem pendingin

a. Memeriksa tinggi air dingin

- Hasil pemeriksaan

3

Page 4: laporan prakerin STM Perbengkelan

Air pendingin kurang ada dibatas low

- Standart

Air pendingin sampai batas full

- Kesimpulan

Menambah jumlah air sampai batas full

b. Memeriksa kualitas air dingin

- Hasil pemeriksaan :

Air pendingin masih baik

- Standart :

Air harus bersih, tidak boleh bercampur dengan bahan-bahan lain.

- Kesimpulan :

Tidak perlu mengganti air pendingin.

2.4.2. Saringan bahan bakar

Memeriksa saringan apakah tersumbat dari kotoran atau tidak.

- Hasil pemeriksaaan :

Kotoran yang masuk tidak terlalu banyak

- Standart :

Saluran tidak tersumbat

- Kesimpulan :

Membersihkan kotoran yang masuk tidak perlu mengganti saringan

bahan bakar.

2.4.3. Saringan udara

Memeriksa elemen saringan udara

- Hasil pemeriksaan :

Elemen saringan udara kotor / berdebu

- Standart :

Elemen harus bersih

4

Page 5: laporan prakerin STM Perbengkelan

- Kesimpulan :

Membersihkan elemen saringan udara dengan menghembuskan udara

bertekanan dari bagian dalam.

2.4.4. Batrai

a. Memeriksa secara visual

- Memeriksa kutub-kutubnya beserta pullnya sudah longgar atau

berkarat.

- Memeriksa hubungan terminal (harus kencang)

- Memeriksa baterai rusak atau bocor.

- Hasil pemeriksaan :

Baterai masih baik kutub baterai kotor

- Standart :

Baterai harus bersih dari kotoran

- Kesimpulan :

Membersihkan kutub baterai menggunakan sikat baja.

b. Memeriksa kualitas air dingin

- Memeriksa berat jenis elektrolit menggunakan hydrometer.

- Memeriksa jumlah elektrolit (menambah jumlahnya jika elektrolitnya

kurang)

- Hasil pemeriksaan :

Jumlah elektrolit kurang

- Hasil pengukuran : 1,26

I II III IV V VI

1,26 1,26 1,25 1,26 1,26 1,25

- Standart : 1,25 – 1,27

- Kesimpulan :

Menambah jumlah elektrolit sampai botol full

5

Page 6: laporan prakerin STM Perbengkelan

2.4.5. Tali Kapas

Memeriksa secara visual apakah :

- Retak, berubah bentuk, terlalu kencang atau aus

- Terkena oli atau gemuk

- Persinggungan yang tidak sempurna antara tali dengan pull

- Hasil pemeriksaan :

Diukur dengan menggunakan jari jempol 20 mm, tali kipas masih baik

tetapi tali kipas kendor

- Standart : 10-15 mm

- Kesimpulan

Tali kipas harus lebih dikencangkan dan tidak perlu mengganti tali kipas.

2.4.6. Busi

- Memeriksa keadaan busi dan menyetel celah busi

- Hasil pemeriksaan :

Busi kotor

- Hasil pengukuran :

Celah busi memenuhi standart

- Standart :

Busi harus bersih dan celah harus pas

- Celah busi : 0,7 – 1,00 mm

- Kesimpulan :

- Membersihkan celah busi dengan amplas dan sikat baja.

2.4.7. Oli Mesin

a. Memeriksa kualitas oli mesin

- Memeriksa oli apakah oli sudah kotor, kemasukan air atau berubah warna

- Hasil pemeriksaan :

Oli masih baik

- Kesimpulan :

Tidak perlu mengganti oli karena kualitasnya masih baik.

6

Page 7: laporan prakerin STM Perbengkelan

b. Memeriksa tinggi oli mesin

- Catatan :

Tinggi oli harus berada diantara tanda L dan F apabila lebih rendah

kemungkinan ada kebocoran pada sistem pelumasan, setelh itu menambah oli

hingga tanda F menggunakan Oli AD Service.

- Hasil pemeriksaan :

Oli masih penuh

- Kesimpulan :

Oli tidak perlu ditambah

2.4.8. Kabel Tegangan Tinggi

Memeriksa tahanan kabel menggunakan multi tester

Catatan :

- Pada waktu melepas kabel busi, menarik bagian ujung kabelnya

- Tahanan kabel kurang dari 25 KΩ / kabel

- Hasil pengukuran tahanan kabel :

I : 24 KΩ / Kabel

II : 24 KΩ / Kabel

III : 24 KΩ / Kabel

IV : 24 KΩ / Kabel

V : 24 KΩ / Kabel

- Standart :

Tahanan < 25 KΩ / Kabel

- Kesimpulan :

Kabel busi masih baik

- Saran :

Sebaiknya kabel busi diganti karena sudah mendekati standart

pengukuran.

7

Page 8: laporan prakerin STM Perbengkelan

2.4.9. Distributor

a. Memeriksa tutup distributor apakah ?

- Retak, pecah, berkarat, terbakar atau lubang, kabel kotor.

- Terminal elektroda terbakar.

- Pegas bagian tengah lemah.

- Hasil pemeriksaan :

Tutup distributor masih baik, tidak cacat

- Kesimpulan :

Tidak perlu mengganti tutup distributor

b. Memeriksa dan menyetel platina :

- Catatan :

Apabila platina terbakar parah dan berlubang, platina harus diganti.

Celah platina : 0,45 mm

- Hasil pemeriksaan :

Platina masih baik

- Hasil pengukuran :

Celah tidak memenuhi ketentuan atau standart.

- Kesimpulan :

Menyetel kembali celah platina.

c. Memeriksa sudut Dwell :

- Hasil pengukuran :

Sudut Dwellnya 54 derajat

- Standart : 52 56 derajat

- Kesimpulan

Sudut Dwellnya masih memenuhi syarat

8

Page 9: laporan prakerin STM Perbengkelan

d. Memeriksa saat pengapian : Mencocokkan tanda-tanda waktu pengapian

dengan memutar distributor dan keadaan mesin atau torak berada pada 10o

sebelum TMA, setelah tepat kencangkan kembali baut distributor.

2.5.1. Katub

- Hasil pemeriksaan :

Katub berbunyi dan terlalu kendor

- Hasil pengukuran :

I II III IV

IN 0,25 0,25 0,25 0,25

EX 0,35 0,30 0,35 0,35

- Standart penyetelan :

Katub isap : 0,20 mm

Katub buang : 0,30 mm

- Kesimpulan :

Katub harus disetel sesuai standart

- Menyetel katub :

Memanaskan mesin sekitar 10-15 menit

Menempatkan silinder Nomor 1 pada TMA (kompressi) atau TOP 1

Mengencangkan baut-baut penumpu atau pengikat camshat

Menyetel katub sesuai dengan standartnya

Menyetel silinder No. 4 pada TMA (kompressi) atau TOP 4

Menyetel katub sesuai dengan standartnya

2.5.2. Karburator

a. Katub trotel

- Hasil pemeriksaan :

Katub trotel kurang membuka penuh pada saat pedal gas diinjak penuh.

- Standart :

Katub trotel harus terbuka penuh saat pedal gas diinjak sampai habis

- Kesimpulan :

9

Page 10: laporan prakerin STM Perbengkelan

Katub trotel harus disetel terbuka penuh sampai pedal gas diinjak sammpai

habis.

- Catatan untuk menyetel :

Menyetel baut gas pada pedal gas, saat penyetelan harus dilakukan sampai

katub trotel benar-benar terbuka penuh bila pedal gas diinjak sampai habis.

b. Pompa akselerasi

- Bensin harus muncul keluar dari main jet waktu katub trotel terbuka

- Hasil pemeriksaan :

Bensin menyembur dari main jet saat katub trotel terbuka

- Kesimpulan :

Pompa akselerasi masih baik

c. Cuk

- Katub cuk harus tertutup penuh apabila tombol cuk ditarik sampai habis.

- Hasil pemeriksaan :

Katub cuk tertutup penuh apabila tombil cuk ditarik sampai habis.

- Catatan :

Katub cuk harus terbuka penuh pada saat cuk dikembalikan ke posisi

semula.

- Hasil pemeriksaan :

Saat tombol cuk dikembalikan ke posisi semula, katub cuk terbuka penuh.

- Kesimpulan :

Sistem cuk masih berfungsi penuh.

d. Memeriksa putaran idle dengan melihat pada meter kombinasi

- Hasil pemeriksaan :

Putaran idle : 800 rpm

- Standart : 750 50 rpm

- Kesimpulan :

Putaran idlenya masih memenuhi standart.

10

Page 11: laporan prakerin STM Perbengkelan

2.5.3. Rencana anggaran biaya

No Bahan yang digunakan Nilai / Biaya

1 Air accu Rp. 1.500.000

2 Kertas gosok Rp. 2.000.000

3 Penyusun alat Rp. 5.000.000

4 Ongkos kerja Rp. 45.000.000

5 PPN 10 % Rp. 4.500.000

6 Jumlah Rp. 58.000.000

2.5.4. Bagi pengguna yang akan menggunakan jasa/sasaran pasar sebagai penjual

jasa, dibengkel dimana penulis melaksanakan kegiatan prakerin menyediakan jasa

tune-up untuk Toyota Kijang dengan type mesin 5K.

2.6. Memperbaiki rem tromol untuk kendaraan Toyota Kijang dengan Type 5K

tahun 1989

2.7. Alat-alat

- Kunci roda

- Kunci 10, 12 (kunci nida)

- Tang kombinasi

- Kunci inggris

- Obeng (+) (-)

- Kertas gosok

- Dongkrak

- Jack stand

2.7.1. Rem tromol

- Hasil pemeriksaan :

Sistem rem masuk angin, pengereman kurang maksimal

11

Page 12: laporan prakerin STM Perbengkelan

- Standart :

Sistem rem tidak boleh masuk angin dan harus bisa mengerem dengan

maksimal.

- Kesimpulan :

Sistem rem harus disetel kembali dengan membleding

- Catatan :

Cara membleding yaitu dengan menginjak-injak pedal rem, setelah terasa

berat kemudian baut bidel dibuka maka udara yang ada akan keluar.

Lakukan berulang kali sampai udara bersih.

12

Page 13: laporan prakerin STM Perbengkelan

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari hasil penulisan laporan yang ditulis oleh penulis dapat disimpulkan

bahwa kegiatan yang sederhana dan tidak terlalu berat tetapi apabila kita

meremehkan tune up ini maka ada sesuatu akibat yang fatal. Contohnya apabila

sistem pelumasan tidak diperhatikan maka akan mengakibatkan rusaknya

komponen-komponen inti dalam mesin tersebut.

Oleh karena itu untuk melakukan tune up diperlukan ketelitian perhitungan

dan pengalaman yang lebih dari pikiran siswa-siswa yang sering latihan

dibengkel, jadi penulis menjalani kegiatan prakerin selama 3 bulan dibengkel

menara surya motor. Penulis mulai makin mengerti dan mulai merubah pola piker

terhadap latihan-katihan dibengkel terutama tune up.

3.2. SARAN-SARAN

Saran penulis untuk siswa yang akan melaksanakan kegiatan prakerin

selanjutnya adalah supaya lebih teliti untuk memilih tempat praktek kerja industry

(prakerin), agar tidak mengalami problem-problem dalam melaksanakan kegiatan

prakerin seperti yang dialami oleh penulis yaitu kesulitan transportasi karena itu

akan menghambat siswa dalam melaksanakan prakerin. Untuk pihak sekolah

penulis menyarankan supaya pihak sekolah mengadakan program menabung,

khusus bagi siswa yang melaksanakan kegiatan prakerin agar siswa yang kurang

mampu tidak kesulitan dalam membiayai kegiatan tersebut, karena setiap

bulannya biaya prakerin akan makin tinggi.

13