laporan portofolio vsd
DESCRIPTION
asdTRANSCRIPT
LAPORAN PORTOFOLIO
Topik : Ventricular Septal Defect + Hipertensi Pulmonal Sedang
Tanggal Kasus : 14 April 2014 – 20 April 2014
Presenter : dr. Kartika Achmad
Pembimbing : dr. Arief Fadhilah, Sp.JP
: dr. Zukhrida A.F., M.KK
Obyektif Presentasi :
√ Keilmuan □ Keterampilan √ Penyegaran √ Tinjauan Pustaka
√ Diagnostik √ Manajemen √ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja √ Dewasa □ Lansia
Deskripsi : Perempuan berusia 21 tahun dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas dialami
sejak kecil dan memberat satu bulan terakhir, DOE (+), PND (+), pasien
merasa nyaman jika membungkuk untuk mengurangi rasa sesak napas. Pasien
merasa nyaman tidur dengan 1-2 bantal. Nyeri dada (+) dirasakan ketika sesak
dan batuk. Batuk (+) sejak 5 bulan SMRS lendir (+) warna putih (+) dan
darah (+). Riwayat demam (+) hilang timbul. Penurunan berat badan (+),
Riwayat dirawat dengan muntah darah (+). Riwayat penyakit jantung tidak
diketahui. Riwayat OAT disangkal.
Tujuan : Menambah pengetahuan tentang VSD beserta komplikasinya serta tatalaksana
dan evaluasinya selama perawatan di rumah sakit.
Bahan Bahasan : √Tinjauan Pustaka □ Riset √ Kasus □ Audit
Cara Membahas : √ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ Email □ Pos
Data Pasien :
Nama : Nn. EV
Umur : 21 tahun
No Register : 25 49 94
MRS : 14 April 2014 – 20 April 2014
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
VSD dengan Hipertensi Pulmonal. Pasien perempuan 21 tahun dengan keluhan sesak
nafas yang dialami sejak kecil dan memberat satu bulan terakhir. DOE (+), PND (+),
pasien merasa nyaman jika membungkuk untuk mengurangi rasa sesak napas, pasien
merasa nyaman tidur 1-2 bantal di kepala. Nyeri dada (+) dirasakan ketika sesak dan
batuk, batuk (+) sejak 5 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit dan disertai dengan
lendir berwarna putih (+) dan darah (+). Riwayat demam (+) hilang timbul. Penurunan
berat badan (+), Riwayat dirawat dengan muntah darah (+). Riwayat penyakit jantung
tidak diketahui. Riwayat OAT disangkal. Keadaan Umum Sedang, GCS 15. TD : 130/90
mmHg N : 80x/I RR : 20x/i T : 36,6 C. Cyanosis (-), JVP R+1 cmH2O. Thorax :
Bronkovesikuler ki = ka, Rh +/+ di basal, Wh -/-. Cor : Perkusi batas jantung kiri 2 cm
lateral garis midclavicula sinistra, batas jantung kanan linea parasternalis dextra.
Auskultasi cor : BJ I/II reguler, murmur pansistolik (+), thrill (+), gallop (-). Udem
ekstremitas (-), Clubbing finger (-).
2. Riwayat Pengobatan :
Di Rumah Sakit :
- Furosemide 40 mg 1-0-0
- Propanolol 10 mg 1-0-1
- Beraprost Natrium (Dorner®) 20 mg 1-0-1
- Lansoprazole 30 mg 0-0-1
- Neurodex tab 2x1
- Asam Transanexamat 3x500 mg
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
a. 1997 : Riwayat dirawat dengan Pneumonia
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung, hipertensi dan DM disangkal.
5. Riwayat Pekerjaan :
Pasien bekerja wiraswasta.
Daftar Pustaka :
1. Baumgartner, H., Bonhoeffer, P., De Groot, N., et all. (2010). ESC Guidelines for the
management of grown-up congenital heart disease (new version 2010): The Task Force
on the Management of Grown-up Congenital Heart Disease of the European Society of
Cardiology (ESC). European Heart Journal, [online] 31(23), pp.2915-2957. Available at:
http://dx.doi.org/10.1093/eurheartj/ehq249 [Accessed 11 Jul. 2014].
2. Warnes, C., Williams, R., Bashore, T., et all. (2008). ACC/AHA 2008 Guidelines for the
Management of Adults With Congenital Heart Disease: Executive Summary: A Report of
the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice
Guidelines (Writing Committee to Develop Guidelines for the Management of Adults
With Congenital Heart Disease): Developed in Collaboration With the American Society
of Echocardiography, Heart Rhythm Society, International Society for Adult Congenital
Heart Disease, Society for Cardiovascular Angiography and Interventions, and Society of
Thoracic Surgeons. Circulation, [online] 118(23), pp.2395-2451. Available at:
http://dx.doi.org/10.1161/circulationaha.108.190811 [Accessed 11 Jul. 2014].
3. Taylor, M. and Berger, S. (2014). Medscape: Medscape Access. [online]
Emedicine.medscape.com. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/899999-
overview [Accessed 11 Jul. 2014].
4. Minette, M. and Sahn, D. (2006). Ventricular Septal Defects. Circulation, [online]
114(20), pp.2190-2197. Available at: http://dx.doi.org/10.1161/circulationaha.106.
618124 [Accessed 11 Jul. 2014].
5. Gabriel, H., Heger, M., Innerhofer, P., Zehetgruber, M., Mundigler, G., Wimmer, M.,
Maurer, G. and Baumgartner, H. (2002). Long-term outcome of patients with ventricular
septal defect considered not to require surgical closure during childhood. Journal of the
American College of Cardiology, [online] 39(6), pp.1066-1071. Available at:
http://dx.doi.org/10.1016/s0735-1097(02)01706-0 [Accessed 11 Jul. 2014].
6. Soto, B., Becker, A., Moulaert, A., Lie, J. and Anderson, R. (1980). Classification of
ventricular septal defects. Heart, [online] 43(3), pp.332-343. Available at:
http://dx.doi.org/10.1136/hrt.43.3.332 [Accessed 11 Jul. 2014].
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis VSD
2. Patomekanisme VSD dengan Hipertensi pulmonal
3. Temuan pemeriksaan fisis
4. Pemeriksaan penunjang diagnosis
5. Tatalaksana Farmakologi dan Non Farmakologi
6. Komplikasi dan Edukasi pasien
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subyektif :
Sesak nafas yang dialami sejak kecil dan memberat satu bulan terakhir.
Sesak nafas saat beraktifitas.
Sesak di malam hari, dan kadang terbangun karena sesak.
Nyeri dada bila sesak dan batuk.
Batuk-batuk sejak 5 bulan SMRS, lendir (+) warna putih disertai darah.
Seing demam hilang timbul.
Berat badan dirasakan menurun.
Riwayat dirawat dengan muntah darah.
Riwayat OAT diasangkal.
2. Objektif
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum Sedang,
GCS 15.
TD : 130/90 mmHg, N : 80x/i, RR : 20x/I, T : 36,6ºC.
JVP R+1 cmH2O. Cyanosis (-)
Thorax : Bronkovesikuler ki = ka, Rh +/+ di basal, Wh -/-.
Cor : Perkusi batas jantung kiri 2 cm lateral garis midclavicula sinistra, batas
jantung kanan linea parasternalis dextra. Auskultasi cor : BJ I/II reguler, murmur
pansistolik (+), thrill (+), gallop (-).
Ekstremitas : Udem ekstremitas (-). Clubbing finger (-)
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thorax
Cor membesar (CTI=0,96), conus pulmonalis menonjol apex tertanam
(RVE). Hal ini sesuai dengan gambaran Left to Right Shunt.
EKG
Sinus Rhytm, HR 80x/minute, RAD, P mitral (+), T inverted in II, III, aVF,
V1-V4, Q wave (pathology) in I, aVL
Echo
Dimensi ruang jantung dalam batas normal, RVH (+), RAE (+),
Kontraktilitas LV baik, EF 63%, Global normokinetik, Katup mitral
normal, PH severe, TR severe, PR mild, VSD perimembran, E/A > 1,
TAPSE 1,4 cm.
Lab
Hb : 16,7 gr/dl, WBC : 6000, PLT : 212.000, Na/K/Cl : 135/5,2/114
3. Assessment (Penalaran Klinis):
Ventricular septal defect (VSD) adalah penyakit jantung bawaan yang umum
ditemukan baik pada anak maupun dewasa. Pada VSD terdapat defect pada septum
ventrikel dan diklasifikasikan berdasarkan lokasinya, sehingga secara morfologi akan
dibagi menjadi dua yaitu VSD pada septum membran dan VSD pada septum muskularis.
VSD septum membran ukurannya kecil dan berlokasi pada basis dari jantung diantara
komponen inlet dan outlet dari septum muskularis dan juga dibawah cusp non koroner
sebelah kanan dari katup aorta. Bagian septal leaflet katup trikuspid membagi septum
membran menjadi dua komponen yaitu pars atrioventricularis dan pars intraventricularis,
sehingga defect sempurna pada septum membran dikelilingi oleh jaringan fibrosa tanpa
perlekatan ke septum muskularis. Defect yang melibatkan septum membran dan meluas
hingga 1 dari 3 komponen muskularis disebut dengan perimembran, paramembran atau
infracristal. Pada pasien ini melalui echo didapatkan bahwa VSD nya terletak pada
perimembran. Semua defect harus diketahui lokasi, ukuran dan jumlahnya. Serta
hubungan defect dengan katup atrioventricular, septum infundibular, dan arteri besar.
Selain itu kita perlu mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi
hemodinamik seperti ukuran VSD, tekanan pada bilik kana dan kiri jantung serta
resistensi pulmonal. VSD mungkin tidak muncul saat dilahirkan seperti pada kasus ini
munculnya saat dewasa dikarenakan hampir samanya tekanan dalam ventrikel kanan dan
kiri dan kurangnya terjadi pirau. Pada saat terjadinya peningkatan pirau akan
menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan antara ventrikel dan defect ini sehingga
semakin jelas. Volume pirau pada VSD ditentukan dari besarnya ukuran defect dan
resisten vaskular pulmoner. Tanpa adanya hipertensi pulmonal atau obstruksi pada
ventrikel kanan, arah pirau adalah kiri ke kanan dengan korespondensi arteri pulmonal,
atrium kiri dan overload dari ventrikel kiri. Apabila terjadi peningkatan resistensi
pulmoner, ventrikel kanan menjadi obstruksi akibat muscle bundle atau stenosis pulmonal
sehingga volume pirau terbatas dan akan terjadi pirau dari kanan ke kiri. Pada sindrom
Eisenmenger merupakan hasil dari long term pirau kiri ke kanan, biasanya pada volume
pirau yang tinggi. Peningkatan tekanan arteri pulmonal yang terjadi ireversibel dan
menyebabkan terjadinya pirau terbalik pada ventrikel, desaturasi, sianosis dan
eritrositosis sekunder.
VSD sendiri dapat dideteksi dari pemeriksaan fisis yaitu auskultasi. Didapatkan
adanya murmur yaitu murmur holosistolik atau pansistolik seperti pada pasien ini juga
ditemukan adanya murmur pansistolik. Grading murmur tergantung pada velocity of flow,
lokasi murmur dan lokasi dari defect itu sendiri. Defect berukuran kecil menghasilkan
suara yang lebih keras dan dapat teraba thrill. Defect muskularis dapat didengar di
sepanjang bawah pinggir sternum kiri dan mungkin bervariasi pad intensitasnya
sebagaimana ukuran defect berubah dengan kontraksi muskuler pada saat sistolik. Defect
perimembran seperti pada pasien ini mungkin memiliki hubungan dengan sistolik click
dari aneurisma katup trikuspid. Sedangkan pada resistensi vaskuler pulmo, defect
berukuran besar mempunyai murmur yang kualitasnya konstan dan juga thrill.
Pada pemeriksaan penunjang EKG kebanyakan didapatkan hasil normal pada
VSD defect kecil. Dengan adanya peningkatan pirau, akan terjadi ventrikel kiri overload
dan hipertrofi. Selain itu juga menyebabkan atrium kiri membesar. Pada kasus dimana
terjadi peningkatan tekanan pulmoner seperti pada pasien ini, akan didapatkan RAD,
RVH dan RAE pada gambaran EKG nya. Sedangkan pada pemeriksaan foto thorax,
defect yang kecil tidak akan terlihat di rontgent ini. Sedangkan defect berukuran besar
akan menyebabkan bilik membesar sehingga dapat terlihat sebagai kardiomegali pada
foto thorax. Pada sindrom Eisenmenger dengan peningkatan resistensi pulmoner maka
didapatkan pembesaran jantung kanan dan dilatasi dari arteri pulmonalis.
Pemeriksaan echocardiografi merupakan pemeriksaan noninvasif yang secara
akurat menentukan morfologi hubungan dari defect yang terjadi. Dpaat dilakukan
evaluasi hemodinamik dari defect, adanya peningkatan tekanan arteri pulmoner, obstruksi
pada flow atrium kanan serta insufisiensi katup aorta dan distorsi dari katup-katup
tersebut. Sedangkan pemeriksaan kateterisasi jantung dapat memberikan pengukuran
akurat dari resistensi vaskuler pulmo, reaktivitas pulmoner, dan volume pirau. Respon
pada vasodilator pulmoner dapat ditentukan dan dapat memandu terapi. Angiografi dapat
memberikan informasi lokasi dari defect, jumlahnya, serta derajat insufisiensi aorta.
Katup aorta pun dapat dievaluasi intergritasnya.
Menejemen terapi medis pada bayi dan anak-anak tergantung pada gejala yang
ada. Defect yang kecil tidak memerlukan intervensi medis atau jarang memerlukan terapi
intervensi. Defect berukuran sedang-besar memerlukan berbagai derajat terapi medis dan
mungkin operasi untuk penutupan defectnya. Congestive heart failure pada bayi diterapi
dengan diuretik, digoxin, dan pengurangan afterload. Sedangkan pada orang dewasa
dengan VSD yang tidak dilakukan perbaikan biasanya memili defect berukuran kecil
tanpa adanya bukti overload volume ventrikel kiri atau alterasi dari struktur-struktur yang
melekat. Pasien dengan bukti adanya overload volume LV atau penyakit katup aorta yang
progresif membutuhkan terapi bedah untuk penutupan defectnya.
Pasien dengan sindrom Eisenmenger membutuhkan lebih banyak perhatian karena
memiliki bermacam problem medis. Aritmia, endokarditis, gallstones, atritis gout,
hemoptisis, pulmonary arteri trombosis, dan simptomatik hipertrofi osteoartropati
biasanya ditemukan pada pasien dengan sindrom Eisenmenger. Selain itu, kehamilan
tidak ditoleransi dengan baik dimana pirau dari kiri ke kanan akan meningkat seiring
dengan peningkatan cardiac output selama kehamilan, efek ini berkebalikan dengan
timbulnya penurunan dari resistensi perifer sehingga wanita dengan pirau besar dan PAH
dapat tercetus aritmia, disfungsi ventrikel dan PAH yang progresif sehingga dapat
menyebabkan kematian janin dan ibu maka banyak literatur mencetuskan sebagai
kontraindikasi pada pasien ini.
Terapi vasodilator sangat penting pada pasien ini selain untuk menejemen dapat
juga meningkatkan fungsi jantung itu sendiri. Dan berdasarkan penelitian, pulmoner
vasodilator terapi memang dipertimbangkan untuk diberikan pada pasien dewasa dengan
VSD progresif atau penyakit vaskular pulmoner sedang-berat seperti sindrom
Eisenmenger.
Terapi penutupan defect dengan bedah tergantung dari posisi defect itu serta
derajat pirau yang terjadi pada defect VSD tersebut. Dan berdasarkan penelitian,
penutupan defect VSD tidak direkomendasikan pada pasien dengan PAH ireversibel
sedang-berat.
Prognosis pasien ini dubia et malam. Karena gejala gagal jantung harus diatasi,
sehingga pasien perlu diobservasi ketat untuk menilai apakah terjadi perburukan penyakit
vskuler paru. Selain itu pasien mengalami gejala sindrom Eisenmenger sehingga
kemungkinan kondisi pasien untuk tidak dapat dioperasi semakin besar, dan terapi yang
diberikan hanya bersifat suportif saja tetapi saat ini perlunya dijaga agar kondisi pasien
tidak jatuh dalam sindrom eisenmenger dengan pirau kanan ke kiri (karena pasien masih
pirau kiri ke kanan) dengan PH yang progresif (menjadi derajat berat).
Edukasi dan motivasi perlu diberikan kepada pasien dan keluarganya mengingat
kondisi pasien dapat mengalami perburukan sehhingga kemungkinan untuk bisa
dilakukan operasi untuk menutup defect semakin kecil. Perlu diingatkan juga bila kelak
pasien menikah kemungkinan untuk hamil dengan penyakitnya harus ditunda, karena
kehamilan adalah kontraindikasi pada pasien VSD terutama dengan sindrom
eisenmenger.
4. Plan :
a. Diagnosis
Upaya diagnosis pada pasien ini maksimal. Dari anamnesis, pemeriksaan fisis dan
penunjang pun dapat ditegakkan bahwa pasien menderita VSD perimembran dengan
hipertensi pulmonal sedang.
b. Pengobatan
Pengobatan pada pasien ini sudah sesuai mengobati simptom yang muncul serta
sebagai tatalaksana VSD dengan adanya hipertensi pulmonal sehingga mencegah
perburukan gejala hipertensi pulmonal sehingga dapat mencegah pasien jatuuh pada
kondisi sindrom Eisenmenger dengan pirau kanan ke kiri.
c. Pendidikan
Diberikan pengarahan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita
serta kondisi dan kemungkinan perburukan dari penyakit pasien dan perlunya pasien
untuk kontrol ketat penyakitnya pada dokter spesialis untuk mencegah perburukan
gejalanya. Selain itu perlu diedukasikan bahwa kelak bila menikah, kehamilan
merupakan kontraindikasi pada pasien dengan kondisi seperti yang dialami terutama
bila gejala pasien tidak terkontrol dan mengalami perburukan.
d. Konsultasi
Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi (kontrol) kepada dokter spesialis
jantung dan penyakit dalam untuk keluahn lain yang menyertai untuk memonitoring
gejala/keluhan yang timbul serta penggunaan obat-obatan pada pasien tiap bulannya.