laporan pompa sentrifugal
DESCRIPTION
ab3 teknik konversi energi polbanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di dalam dunia industri, pompa memegang peranan yang sangat penting,
dimana pompa digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Penggunaan dan pemilihan jenis pompa disesuaikan dengan kebutuhan
yang
diperlukan. Di dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap terdapat banyak sekali
jenis pompa yang digunakan, salah satunya adalah pompa yang digunakan untuk
mengalirkan air yang berasal dari pengembunan atau pendinginan uap di kondensor
atau yang disebut dengan air kondensat menuju ke deaerator yang berguna untuk
menghilangkan oksigen terlarut di dalam air kondensat. Pompa yang digunakan
untuk mengalirkan air kondensat dari kondensor menuju ke dalam deaerator disebut
dengan pompa air kondensat. Pompa air kondensat biasanya beroperasi secara
periodik dan mempunyai suatu tank untuk menampung air kondensat, pompa ini
akan beroperasi apabila air kondensat telah mencapai titik tertinggi tank kemudian
pompa akan mengalirkan air kondensat hingga mencapai titik terendah dari tank.
Pompa air kondensat harus mempunyai tekanan yang mencukupi agar dapat
mengalirkan air kondensat dari kondensor ke deaerator. Dengan demikian, dapat
digunakan pompa dengan jenis pompa sentrifugal, hal ini dikarenakan pompa
sentrifugal mempunyai aliran yang konstan dan dapat dinaikkan headnya dengan
menyusun pompa secara seri atau dengan pompa bertingkat.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah dapat
dirumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah sebenarnya pompa itu ?
2. Bagaimanakah karakteristik pompa?
3. Apa saja klasifikasi pompa?
4. Bagaimana prisip kerja dari pompa sentifugal?
1.3. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mencapai beberapa tujuan,diantaranya:
1. Memahami detail tentang pompa sentifugal.
2. Mengetahui karakteristik pompa.
3. Memahami klasifikasi pompa.
4. Memahami prinsip kerja dari pompa sentrifugal.
1.4. Manfaat Penulisan
Kami berharap dari penulisan laporan ini dapat membantu kita semua mengenal dan memahami pompa
sentrifugal, serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.5. Metodelogi Penulisan
Penulis menggunakan metode kepustakaan dan internet untuk mendapatkan data dan informasi
yang diperlukan. Adapun teknik yang dipergunakan pada penelitian ini adalah studi pustaka, dalam
metode ini, penulis membaca buku-buku, artikel yang ada di internet, dan literatur yang
berhubungandengan laporan ini.
1.6. Sistematika Penulisan
Laporan ini terdiri dari tiga bab, yakni bab I berupa pendahuluan, bab 2 merupakan bagian isi dan bab 3 berupa
penutup. Bab pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,
metodelogi penulisan dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi pokok-pokok bahasan yang terdiri
dari informasi detail tentang pompa sentifugal, karakteristik pompa, klasifikasi pompa, dan
prinsip kerja dari pompa sentrifugal. Bab ketiga berupa kesimpulan.
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Pompa
Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin
kerja. Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran
fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan
mengatasi tahanan- tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui. Pada umumnya
pompa digunakan untuk menaikan fluida sebuah reservoir, pengairan, pengisi katel,
dan sebagainya. Dalam hal ini pelaksanaan operasionalnya dapat bekerja secara
tunggal, seri, dan peralel yang tergantung pada kebutuhan serta yang peralatan yang
ada. Dalam perancanaan instalasi pompa, harus dapat diketahui karakteristik pompa
tersebut untuk mendapatkan sistem yang optimum.
Pompa berfungsi untuk memindahkan zat cair dari tempat yang rendah ke
tempat yang lebih tinggi karena adanya perbedaan tekanan dan sebagai penguat laju
aliran pada suatu sistem jaringan pemipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu
tekanan yang rendah pada sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada
sisi keluar atau discharge dari pompa.
Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan
tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan -
peralatan berat. Dalam operasi, mesin - mesin peralatan berat membutuhkan
tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang
rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu,
sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa fluida untuk
naik sampai pada ketinggian yang diinginkan.
2.2. Karakteristik pompa
Beberapa hal penting pada karakteristik pompa adalah:
a. Head (H)
Head adalah energi angkat atau dapat digunakan sebagai perbandingan
antara suatu energi pompa per satuan berat fluida. Pengukuran dilakukan dengan
mengukur beda tekanan antara pipa isap dengan pipa tekan, satuannya adalah
meter.
b. Kapasitas (Q), satuannya adalah m3/s.
Kapasitas adalah jumlah fluida yang dialirkan persatuan waktu.
c. Putaran (n), satuan rpm
Putaran adalah dinyatakan dalam rpm dan diukur dengan tachometer.
d. Daya (P), satuan Watt
Daya dibedakan atas 2 macam, yaitu daya dengan poros yang diberikan motor listrik
dan daya air yang dihasilkan pompa.
e. Momen Puntir (T), satuan N/m.
Momen puntir diukur dengan memakai motor listrik arus searah, dilengkapi
dengan pengukur momen.
f. Efisiensi ( η), satuan %
Efisiensi pompa adalah perbandingan antara daya air yang dihasilkan pompa
dengan daya poros dari motor listrik
2.3. Klasifikasi Pompa
Menurut prinsip perubahan bentuk energi yang terjadi, pompa dibedakan menjadi :
Pompa Tekanan Statis atau Positive Displacement Pump
Pompa jenis ini bekerja dengan menggunakan prinsip memberi tekanan secara periodik pada
fluida yang terkurung dalam rumahpompa. Pada pompa jenis ini dihasilkan head yang tinggi tetapi
kapasitas yang dihasilkan rendah. Pompa ini dibagi menjadi dua jenis.
Pompa Putar ( rotary pump )
“Pada pompa putar, fluida masuk melalui sisi isap, kemudian dikurung di antara ruangan rotor,
sehingga tekanan statisnya naik dan fluida akan dikeluarkan melalui sisi tekan. Contoh naik dan
fluida akan dikeluarkan melalui sisi tekan. Contoh tipe pompa ini adalah : screw pump, gear pump
dan vane pump
Pompa Torak ( Reciprocating Pump )
Pompa torak ini mempunyai bagian utama berupa torak yang bergerak bolak-balik
dalam silinder. Fluida masuk melalui katup isap (Suction valve) ke dalam silinder dan
kemudian ditekan oleh torak sehingga tekanan statis fluida naik dan sanggup mengalirkan
fluida keluar melalui katup tekan (discharge valve). Pompa torak mengeluarkan cairan dalam
jumlah yang terbatas selama pergerakan piston sepanjang langkahnya. Volume cairan yang
dipindahkan selama 1 langkah piston akan sama dengan perkalian luas piston dengan
panjang langkah. Contoh tipe ini adalah : pompa diafragma dan pompa plunyer.
Pompa sentrifugal atau Dinamis
Pompa ini terdiri dari satu atau lebih impeller yang dilengkapi dengan sudu-
sudu pada poros yang berputar dan diselubungi chasing. Fluida diisap pompa melalui sisi
isap, akibat berputarnya impeller yang menghasilkan tekanan vakum. Pada sisi isap
selanjutnya fluida yang telah terisap kemudian terlempar ke luar impeller akibat gaya
sentrifugal yang dimiliki oleh fluida.
2.1 Pompa Sentrifugal
a. Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal
Bagian-bagian pompa sentrifugal adalah sebagai berikut:
1. Casing (rumah keong)
Fungsinya untuk merubah atau mengkonversikan energi cairan menjadi
energi tekanan statis.
2. Impeller
Fungsinya untuk merubah energi kinetik atau memberikan energy kinetik
pada zat cair, kemudian di dalam casing diubah menjadi energi tekanan.
3. Pons Pompa
Fungsinya untuk meneruskan energi mekanik dari mesin penggerak (prime
over) kepada impeller.
4. Inlet
Fungsinya untuk saluran masuk cairan ke dalam impeller.
5. Outlet
Fungsinya untuk saluran saluran keluar dari impeller.
6. Nozzle
Fungsinya untuk merubah energi kinetik menjadi energi tekanan
7. Sudu
Bagian impeller yang berfungsi untuk menggerakkan fluida sehingga
menghasilkan gaya sentrifugal pada fluida.
BAGIAN BAGIAN POMPA SENTRIFUGAL
2.4. Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah energi mekanis dari luar diberikan pada
poros untuk memutar impeler. Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor
diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros
tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena dorongan sudu‐
sudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeler
keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan yang
tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir
melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi
perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari
flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah
zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudu sudu menjadi vakum sehingga ‐
zat cair akan terisap masuk.
Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar
(tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa.
b. Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara yaitu :
1. Menurut jenis aliran dalam impeler
Pompa aliran radial
Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair yang
keluar dari impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).
Gambar pompa sentrifugal aliran radial
Pompa aliran campur
Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan
bergerak sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga komponen
kecepatannya berarah radial dan aksial
Pompa aliran aksial
Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang
permukaan silinder (arah aksial).
Gambar Pompa Aliran Aksial
2. Menurut jenis impeler
Impeler tertutup
Sudu sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan,‐
digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit mengandung kotoran.
Impeler setengah terbuka
Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di
sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit mengandung
kotoran misalnya: air yang mengandung pasir, zat cair yang mengauskan, slurry, dll
Impeler terbuka
Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang. Bagian
belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat sudu. Jenis ini
banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak mengandung kotoran.
3. Menurut bentuk rumah
Pompa volut
Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga
kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan.
Pompa diffuser
Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti rumah
keong. Konstruksi ini dilengkapi dengan sudu pengarah (diffuser) di sekeliling saluran
impeler. Pemakain diffuser ini akan memperbaiki efisiensi pompa. Difuser ini sering
digunakan pada pmopa bertingkat banyak dengan head yang tinggi.
Pompa Vortex
Pompa ini mempunyai impeler jenis aliran campur dan sebuah rumah volut.
Pompa ini tidak menggunakan difuser,namun memakai saluran yanglebar. Dengan
demikian pompa ini tidak mudah tersumbat dan cocok untuk pemakaian pada
pengolahan cairan limbah.
4. Menurut jumlah tingkat
Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang ditimbulka
hanya berasal dari satu impeler, jadi relatif rendah.
Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler yang dipasang berderet
pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler tingkat pertama akan diteruskan ke
impeler tingkat kedua dan seterusnya hingga tingkat terakhir. Head total pompa
merupakan penjumlahan head yang dihasilkan oleh masing -masing impeler. Dengan
demikian head total pompa ini relatif tinggi dibanding dengan pompa satu tingkat ini
relatif tinggi dibanding dengan pompa satu tingkat, namun konstruksinya lebih rumit
dan besar.
Pompa bertingkat banyak
5. Menurut letak poros
Pompa poros mendatar
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi horizontal, pompa jenis ini
memerlukan tempat yang relatif lebih luas.
Pompa jenis poros tegak
Poros pompa ini berada pada posisi vertikal. Poros ini dipegang di beberapa
tempat sepanjang pipa kolom utama bantalan. Pompa ini memerlukan tempat
bantalan. Pompa ini memerlukan tempat yang relatif kecil dibandingkan dengan
pompa poros mendatar. Penggerak pompa umumnya diletakkan di atas pompa
umumnya diletakkan di atas pompa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Karakteristik Pompa
Daya Output Listrik 2200 Watt (3HP)
Daya Input Start
Daya Hisap 4 Meter (Max)
Daya Dorong 185 M (max), Rated: 140 M
Total Head 189 meter
Debit Air 4.5 m3/jam (Max), Rated: 3 m3/jam
Pressure 18.5 Bar (max)
Inlet 1 atau 1 ½
Outlet 1 atau 1 ½
Otomatis Tidak
3.2. Karakteristik Pompa Seri Dan Paralel
Berbagai rangkaian dapat digunakan memenuhi suatu keadaan tertentu.
Yaitu sistem parallel dan seri.
Gambar 2.18: Operasi seri dan parallel dari pompa karakteristik sama
Sumber : Sularso,Tahara. Pompa dan kompresor.1983.hal 96
Gambar di atas menunjukkan karakteristik sama dari pompa yang dipasang secara
seri dan parallel. Dimana untuk pompa tunggal diberi tanda (1), pompa seri (2),
dan pompa parallel (3). Untuk rangkaian seri menghasilkan head yang 2 kali lebih
besar dibandingkan pompa tunggal, tapi headnya sama atau tetap. Jadi rangkaian
seri digunakan untuk menaikkan head, sedangkan parallel untuk menaikkan
kapasitas aliran.
Gambar 2.19: Operasiseri dan paralel pompa dengan karakteristik beda.
Sumber : Sularso, Tahara. Pompa dan Kompresor.1983.hal 95
Dua pompa dengan karakteristik berbeda yang disusun secara seri dapat dilihat
dari gambar di atas. Pompa (1) dengan karakteristik kurva (1), Pompa (2) dengan
karakteristik pompa (2), Pompa (3) dengan kurva karakteristik seri. Di sinilah
terlihat bahwa pompa (1) bekerja pada titik nol (0) sedangkan pompa U bekerja
pada titik B dan pompa dengan susunan seri beroperasi di titik c. Ternyata head
total pompa dengan susunan seri adalah jumlah head pompa I dan pompa II.
Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa saja,
maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara seri atau paralel.
Bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani oleh satu pompa, maka dapat
digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri.
Penyusunan pompa secara seri dapat digambarkan sebagai berikut :
Susunan Paralel
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang tidak dapat
dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa cadangan yang akan
dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki.
Penyusunan pompa secara paralel dapat digambarkan sebagai berikut :
3.3 Pembahasan soal NPSH
Contoh Soal
Instalasi air pada sebuah kantor menggunakan pompa ( S = 1200)
dengan kondisi efisiensi maksimum mempunyai debit (QN) 1 m
3/menit, HN= 20 m pada putaran 2500 rpm. Air yang dipompa pada kondisi 200
C 1 atm, posisi lubang hisap pompa terletak 5 meter di atas permukaan air.
Apabila kerugian head pada sisi hisap pompa adalah 0,5 m, selidiki
apakah pompa bekerja dengan aman tanpa kavitasi ?
Diketahui :
QN = 1 m3/menit
HN = 20 m
n = 2500 rpm
T/p air = 200
C ;1 atm ( 1atm =10332 kgf/m2)
γ = 998,3 kgf/m3
puapjenuh= 238,3 kgf/m2(200C ;1 atm)
Hsatati hisap = 5 m
Hlosshisap = 0,5 m
Karena persyaratan terpenuhi yaitu :
NPSH tersedia ≥NPSH yang diperlukan
4,6 m ≥2,8 m
pompa beroperasi aman tanpa kavitasi.