laporan pestisida (autosaved)

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pestisida pada umumnya merupakan bahan berbahaya, oleh karena itu untuk memperoleh manfaat maksimal dengan dampak negatif minimal maka pestisida perlu dikelola dengan sebaik- baiknya dan digunakan secara bijaksana. Penggunaan secara bijaksana mengandung pengertian antara lain memenuhi kriteria 6 (enam) tepat, yaitu tepat jenis, mutu, sasaran dan organisme pengganggu, konsentrasi dan dosisnya, cara dan aplikasinya, serta waktu, dimana teknik ini dilakukan sedemikian rupa sehingga relatif kurang berbahaya terhadap manusia dan lingkungan hidup. Pestisida tentunya bukan sesuatu yang asing bagi para pelaku budidaya tanaman, khususnya petani. Meskipun demikian, para petani seringkali mengartikan pestisida hanya sebagai racun untuk membunuh serangga. Tentunya pengertian ini tidak sepenuhnya benar, meskipun asal kata dari pestisida (pesticide) yaitu -icide mengandung pengertian “untuk membunuh”, karena tidak semua pestisida dapat membunuh organisme pengganggu tanaman (OPT) sasarannya. Ada pestisida yang hanya ditujukan untuk melemahkan OPT sasarannya sehingga tidak dapat menimbulkan kerusakan terhadap tanaman. Organisme sasaran dari pestisida juga bukan hanya serangga, namun mencakup makhluk hidup lainnya seperti jamur, bakteri, siput, tikus dan lain- lain, yang mengganggu kegiatan budidaya tanaman atau kegiatan lainnya di luar budidaya tanaman.

Upload: hendra-setiawan-pangaribuan

Post on 19-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan Pestisida (Autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pestisida pada umumnya merupakan bahan berbahaya, oleh karena itu untuk memperoleh

manfaat maksimal dengan dampak negatif minimal maka pestisida perlu dikelola dengan

sebaik-baiknya dan digunakan secara bijaksana.  Penggunaan secara bijaksana mengandung

pengertian antara lain memenuhi kriteria 6 (enam) tepat, yaitu tepat jenis, mutu, sasaran dan

organisme pengganggu, konsentrasi dan dosisnya, cara dan aplikasinya, serta waktu, dimana

teknik ini dilakukan sedemikian rupa sehingga relatif kurang berbahaya terhadap manusia

dan lingkungan hidup.

Pestisida tentunya bukan sesuatu yang asing bagi para pelaku budidaya tanaman,

khususnya petani. Meskipun demikian, para petani seringkali mengartikan pestisida hanya

sebagai racun untuk membunuh serangga. Tentunya pengertian ini tidak sepenuhnya benar,

meskipun asal kata dari pestisida (pesticide) yaitu -icide mengandung pengertian “untuk

membunuh”, karena tidak semua pestisida dapat membunuh organisme pengganggu tanaman

(OPT) sasarannya. Ada pestisida yang hanya ditujukan untuk melemahkan OPT sasarannya

sehingga tidak dapat menimbulkan kerusakan terhadap tanaman. Organisme sasaran dari

pestisida juga bukan hanya serangga, namun mencakup makhluk hidup lainnya seperti jamur,

bakteri, siput, tikus dan lain-lain, yang mengganggu kegiatan budidaya tanaman atau kegiatan

lainnya di luar budidaya tanaman.

Pestisida masih menjadi salah satu komponen penting dalam industri agribisnis.

Meskipun demikian, pestisida harus digunakan secara bijaksana karena selain mempunyai

beberapa keunggulan dalam hal mengendalikan OPT sasarannya, pestisida juga mempunyai

potensi yang dapat membahayakan kesehatan pengguna, mencemari lingkungan dan

membunuh organisme bukan sasaran. Untuk mengoptimalkan daya kerja pestisida dan

memperkecil dampak negatif dari penggunaannya, maka bagaimana cara penanganan dan

penggunaan pestisida secara aman harus dipahami dan dilaksanakan dengan baik.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6/1995 tentang Perlindungan Tanaman, yang

dimaksud dengan pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur tumbuh dan

perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk

melakukan perlindungan tanaman.

Page 2: laporan Pestisida (Autosaved)

Pestisida dapat digolongkan ke dalam berbagai jenis berdasarkan kriteria tertentu,

misalnya berdasarkan OPT sasarannya, asal zat atau senyawa kimia yang menyusunnya, cara

kerjanya, dan sebagainya.

Ada berbagai jenis pestisida berdasarkan OPT sasarannya, yaitu insektisida (untuk

mengendalikan hama serangga), fungisida (untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan

jamur), bakterisida (untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh bakteri), herbisida

(untuk mengendalikan gulma), rodentisida (untuk mengendalikan tikus), nematisida (untuk

mengendalikan nematoda), dan lain-lain.

1.2 Tujuan

Membandingkan bentuk, warna, formulasi, isi, kelengkapan wadah/label, dan

jenis pestisida.

Page 3: laporan Pestisida (Autosaved)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas

peredaran, penyi panan dan penggunaan pestisida , pestisida adalah semua zat kima dan

bahan lain serta jasad renik dan virus yang di pergunakan untuk :

a. Memberantas atau mencegah hama -hama dan penyakit- penyakit yang merusak tanaman,

bagian -bagian tanaman atau hasil -hasil pertanian

b. Memberantas rerumputan

c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan

d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian –bagian tanaman tidak

termasuk pupuk.

Bagaimanapun pestisida adalah racun yang sangat berbahaya bagi manusia. Karenanya,

factor keamanan dalam memakai peestisida perlu mendapatkan prioritas. Sangat

disayangkan, di Indonesia kesadaran akan keselamatan kerja bagi pengguna pestisida masih

sangat rendah. Barangkali hal ini disebabkan dampak keracunan pestisida baru akan terlihat

dalam jangka panjang. Data yang dikumpulkan WHO menunjukan 500.000 hingga 1.000.000

orang pertahun di seluruh dunia telah mengalami keracunan pestisida. Sekitar 5.000 – 10.000

orang per tahun diantaranya mengalami dampak yang sangat fatal,seperti kanker, cacat,

kemandulan, dan liver. Pesticide Action Network (PAN) melaporkan bahwa seluruh pekerja

wanita pada sebuah perkebunan di Malaysia telah mengidap penyakit kulit akibat sering

bersentuhan dengan pestisida (Surabaya Pos, 14 April 1994).

Beberapa hal yang wajib dicantumkan pada label keterangan adalah berikut (Direktorat

Pupuk dan Pestisida, 2011) :

1. Nama dagang formula;

2. Jenis pestisida;

3. Nama dan kadar bahan aktif;

4. Isi atau berat bersih dalam kemasan;

5. Peringatan keamanan;

6. Klasifikasi dan simbol bahaya;

7. Petunjuk keamanan;

8. Gejala keracunan;

Page 4: laporan Pestisida (Autosaved)

9. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K);

10. Perawatan medis;

11. Petunjuk penyimpanan;

12. Petunjuk penggunaan;

13. Piktogram;

14. Nomor pendaftaran;

15. Nama dan alamat serta nomor telepon pemegang, nomor pendaftaran;

16. Nomor produksi, bulan dan tahun produksi (batch number) serta bulan dan tahun

kadaluwarsa;

17. Petunjuk pemusnahan.

Pestisida yang pertama kali disentesis oleh suatu ahli kimia atau laboratorium akan diberi

kode. Kode dapat berupa angka saja ataupun gabungan huruf dan angka (alfanumerik).

Rumus struktur merupakan hasil identifikasi khemis terhadap senyawa pestisida . nama kimia

mengikuti nomenklatur yang disusun oleh IUPAC. Nama umum yang sering juga disebut

nama bahan aktif harus ada guna menghindari kekacauan yang dikarenakan banyaknya

perusahaan yang menjual pestisida dengan bahan sama, meski nama dagangnya berbeda.

Nama dagang atau merek dagang dibuat oleh pabrik atau formulatornya (Penuntun,2011 )

Menurut The Unit ed States Environmental Pestici de Contr ol Act , pestisida adalah

sebagai berikut:

Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan,

mencegah , atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat , nematoda,gulm ,

virus, bakteri , jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri atau jasad

renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang.

Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman

atau pengering tanaman (Djojosumarto, 2 004) .

Page 5: laporan Pestisida (Autosaved)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Bahan : 15 macam kemasan merek dagang pestisida yang ada di pasaran .

Alat : buku tulis dan pena.

3.2 Cara kerja

1. amati sebanyak 15 macam pestisida yang mudah ditemukan di pasaran.

Buatlah catatan dalam bentuk tabel yang meliputi : nama dagang, bahan aktif,

kandungan bahan aktif, bentuk formulasi, warna, jenis wadah, dosis,

konsentrasi, sasaran, manufacture date dan axpired date, serta nama

perusahaan formulatornya.

2. Bandingkan setiap label atau wadah pesstisida dan beri keterangan

kelengkapan kemasan apa saja yang tidak tertera. Bagaimana label yang baik

menurut saudara?

Page 6: laporan Pestisida (Autosaved)

HASIL DAN PEMBAHASAN

N

o

N.Dagan

g

B.A % Warn

a

Formula

si

J.Wada

h

Dosis /

Kosentra

si

Sasaran Tgl.

Bua

t

Tgl.

Kedaluwar

sa

N.

Perusahaa

n

1 DMA*6 2,4 D-

metil

amina

865g/l

Cokla

t

2,4 D Botol

plastik

Karet :

Gulma

daun

lebar

1,5-3,0

l/ha

Gulma

daun

lebar

- - PT.Pacific

cemicals

Indonesia

2 Agroxon

e-4

Kalium

MCPA

400g/l

coklat - Botol

plastik

Jagung:

Gulama

daun

lebar

1,5-2,5 l

dalam

450 l

air/ha

Gulma

daun

lebar

Agt

199

8

- PT.Zeneca

Agri

Products

Indonesia

3 Akodan

35 EC

Endosulfa

n 350g/l

kunin

g

35 EC Botol

kaleng

Bawang

merah:

11/2-

3ml/air

Ulat

grayak

- - PT.Saudar

a Tani

Agrolestar

i Medan-

2012 Indo

4 Dursban Klorpirofi

s 200g/l

kunin

g

20EC Botol

kaleng

0,75-1,5

ml/liter

air

Hama

bawang

merah

- - PT.Pacific

cemicals

Indonesia

5 Regent* Firponil

50 g/l

putih 50EC Botol

palstik

- Hama

kentang

- - PT.BASF

Indonesia

6 Kleenup Isopropil

amina

glifosfat

480g/l

Cokla

t

muda

480SL Botol

palstik

Karet:

3,6 l/ha

dan v.air

200- 400

l/ha

Alang –

alang

pada

karet

- Meret 2019 PT.Nufar

m

Indonesia

7 Green- Microbial coklat CM Botol 1 tutup Fungi - - PT.Moiss

Page 7: laporan Pestisida (Autosaved)

Nature System plastik botol

CM daun

1l air

on

Makmur

8 Matador Lamda

sihalotrin

25g/l

Putih

susu

25CS Botol

plastik

Cabai :

1-2 ml/l

Hama

buah

Sep

200

3

- -

9 Exocet Sipermetr

in 50g/l

Kunin

g

coklat

50EC Botol

kaca

0,5-1

ml/l

Hama

bawang

merah

- - PT.Petro

kimia

kayaku

10 Sidazino

n

Diazinon

600g/l

Kunin

g

pekat

600 EC Botol

kaleng

- - - - PT.Petro

sida gresik

11 Baycarb Bpmc 485

g/l

coklat EC Botol

kaleng

2l/ha serangg

a

PT.Bayer

Indonesia

12 Dipel Bacillus

thuringien

s

Kunin

g

coklat

WP Plastik

sachet

500 l/ha serangg

a

PT.Abbot

Indonesia

13 Mipcin Mipc 50

%

Kunin

g

putih

50WP Kotak

kertas

700 l/ha Serangg

a padi

PT.Petro

kimia

kayaku

14 Selvin Karbonil putih S Kotak

kertas

2kg/ha Serangg

a

PT.Agro

carb

Indonesia

15 Indodan Endosulfa

n 353 g/l

Kunin

g

coklat

EC Botolo

kaleng

1ml/m ulat

4.1 Hasil

Page 8: laporan Pestisida (Autosaved)

4.2 pembahasan

Bahan Aktif adalah bahan kimia dan atau bahan lain yang terkandung dalam Pestisida

dan pada umumnya merupakan bahan yang berdaya racun. Bahan aktif ini umumnya selektif

digunakan untuk jenis OPT tertentu. Kesalahan pembelian pestisida menyebabkan

ketidaktepatan bahan aktif yang dipergunakan untuk membasmi. Bisa jadi OPT yang

disemprot dapat mati mengingat hakekat bahan aktif yang terkandung adalah racun. Misalkan

werengpun jika disemprot dengan obat nyamuk juga dapat mati. Namun biasanya

memberikan dampak negatif susulan yang justru lebih merugikan semisal resistensi dan

resurjensi. Resistensi adalah menurunnya kepekaan hama, penyebab penyakit dan /atau gulma

Page 9: laporan Pestisida (Autosaved)

terhadap Pestisida tertentu (Kebal). Sedang Resurjensi adalah peningkatan populasi

organisme sasaran setelah perlakuan dengan Pestisida.

Dalam merumuskan OPT dikenal istilah ambang ekonomi hama, yaitu batasan jumlah

tertentu dari populasi OPT yang cukup membuat kerusakan tanaman dan secara ekonomi

mulai merugikan. Nilai ambang ekonomi ini menjadi garis pemisah antara OPT dan OPT

yang dikendalikan. Tindakan pengendalian OPT perlu di lakukan hanya jika OPT mulai

bergerak di atas nilai ambang ekonomi tersebut.

            OPT dikelompok menjadi tiga golongan. Pertama, hama atau binatang perusak

tanaman, seperti serangga, moluska, dan mamalia. Kedua, penyakit yang di sebabkan oleh

jasad mikro,seperti jamur, bakteri , dan virus. Ketiga, gulma, yaitu tumbuhan yang tidak

diharapkan tumbuh, sehinggga bersaing dengan tanaman utama. Gulma sering disebut

sebagai tumbuhan salah tempat. Berdasarkan tiga golongan ini, OPT sering disebut sebagai

HPG (Hama, Penyakit, dan Gulma).

            Tindakan pengendalian OPT dikenal sejak manusia bercocok tanam. Pengendalian

hama adalah tindakan pengendalian yang paling awal dikenal manusia dengan mengusir

hama melalui tindakan fisik, seperti pengasapan. Sementara itu, kerusakan akibat penyakit

baru diketahui penyebabnya setelah abad ke-19. Sebelumnya, kerusakan yang disebabkan

oleh penyakit tidak diketahui dan selalu dikaitkan dengan mitos-mitos yang berkembang di

masyarakat.

BAB V

PENUTUP

5.1 kesimpulan

Pestisida berasal dari kata “pest” yang berarti pengganggu “cide” yang berarti

racun.

Nama kimia mengikuti nomenklatur yang disusun oleh international union of pure

and apllied chemistry (IUPAC).

Page 10: laporan Pestisida (Autosaved)

Nama umum yang sering juga disebut nama bahan aktif harus ada guna

menghindari kekacauan yang dikarenakan banyaknya perusahaan yang menjual

pestisida dengan bahan sama meski nama dagangnya berbeda.

Label harus dalam bahasa indonesia, mudah dibaca, tahan terhadap pestisida,

tidak mudah terhapus, tidak mudah robek/rusak dan tertempel kuat atau dicetak

pada wadah.

DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Direktorat Pupuk dan Pestisida. 2011. Petunjuk Teknis Pengawasan Pupuk dan Pestisida

2011. http://pla.deptan.go.id/pdf/Pengawasan.pdf. Diakses tanggal 30 September 2011

Page 11: laporan Pestisida (Autosaved)

Zarkani,agustin.dkk. 2011.pengenalan pestisida dan kemasan/label. Bengkulu: pertanian

universitas bengkulu.

Indra ,deden. 2008. Penggunaan pestisida yang aman. Jakarta : Erlangga