laporan pestisida (autosaved)
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pestisida pada umumnya merupakan bahan berbahaya, oleh karena itu untuk memperoleh
manfaat maksimal dengan dampak negatif minimal maka pestisida perlu dikelola dengan
sebaik-baiknya dan digunakan secara bijaksana. Penggunaan secara bijaksana mengandung
pengertian antara lain memenuhi kriteria 6 (enam) tepat, yaitu tepat jenis, mutu, sasaran dan
organisme pengganggu, konsentrasi dan dosisnya, cara dan aplikasinya, serta waktu, dimana
teknik ini dilakukan sedemikian rupa sehingga relatif kurang berbahaya terhadap manusia
dan lingkungan hidup.
Pestisida tentunya bukan sesuatu yang asing bagi para pelaku budidaya tanaman,
khususnya petani. Meskipun demikian, para petani seringkali mengartikan pestisida hanya
sebagai racun untuk membunuh serangga. Tentunya pengertian ini tidak sepenuhnya benar,
meskipun asal kata dari pestisida (pesticide) yaitu -icide mengandung pengertian “untuk
membunuh”, karena tidak semua pestisida dapat membunuh organisme pengganggu tanaman
(OPT) sasarannya. Ada pestisida yang hanya ditujukan untuk melemahkan OPT sasarannya
sehingga tidak dapat menimbulkan kerusakan terhadap tanaman. Organisme sasaran dari
pestisida juga bukan hanya serangga, namun mencakup makhluk hidup lainnya seperti jamur,
bakteri, siput, tikus dan lain-lain, yang mengganggu kegiatan budidaya tanaman atau kegiatan
lainnya di luar budidaya tanaman.
Pestisida masih menjadi salah satu komponen penting dalam industri agribisnis.
Meskipun demikian, pestisida harus digunakan secara bijaksana karena selain mempunyai
beberapa keunggulan dalam hal mengendalikan OPT sasarannya, pestisida juga mempunyai
potensi yang dapat membahayakan kesehatan pengguna, mencemari lingkungan dan
membunuh organisme bukan sasaran. Untuk mengoptimalkan daya kerja pestisida dan
memperkecil dampak negatif dari penggunaannya, maka bagaimana cara penanganan dan
penggunaan pestisida secara aman harus dipahami dan dilaksanakan dengan baik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6/1995 tentang Perlindungan Tanaman, yang
dimaksud dengan pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur tumbuh dan
perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk
melakukan perlindungan tanaman.
Pestisida dapat digolongkan ke dalam berbagai jenis berdasarkan kriteria tertentu,
misalnya berdasarkan OPT sasarannya, asal zat atau senyawa kimia yang menyusunnya, cara
kerjanya, dan sebagainya.
Ada berbagai jenis pestisida berdasarkan OPT sasarannya, yaitu insektisida (untuk
mengendalikan hama serangga), fungisida (untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan
jamur), bakterisida (untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh bakteri), herbisida
(untuk mengendalikan gulma), rodentisida (untuk mengendalikan tikus), nematisida (untuk
mengendalikan nematoda), dan lain-lain.
1.2 Tujuan
Membandingkan bentuk, warna, formulasi, isi, kelengkapan wadah/label, dan
jenis pestisida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas
peredaran, penyi panan dan penggunaan pestisida , pestisida adalah semua zat kima dan
bahan lain serta jasad renik dan virus yang di pergunakan untuk :
a. Memberantas atau mencegah hama -hama dan penyakit- penyakit yang merusak tanaman,
bagian -bagian tanaman atau hasil -hasil pertanian
b. Memberantas rerumputan
c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian –bagian tanaman tidak
termasuk pupuk.
Bagaimanapun pestisida adalah racun yang sangat berbahaya bagi manusia. Karenanya,
factor keamanan dalam memakai peestisida perlu mendapatkan prioritas. Sangat
disayangkan, di Indonesia kesadaran akan keselamatan kerja bagi pengguna pestisida masih
sangat rendah. Barangkali hal ini disebabkan dampak keracunan pestisida baru akan terlihat
dalam jangka panjang. Data yang dikumpulkan WHO menunjukan 500.000 hingga 1.000.000
orang pertahun di seluruh dunia telah mengalami keracunan pestisida. Sekitar 5.000 – 10.000
orang per tahun diantaranya mengalami dampak yang sangat fatal,seperti kanker, cacat,
kemandulan, dan liver. Pesticide Action Network (PAN) melaporkan bahwa seluruh pekerja
wanita pada sebuah perkebunan di Malaysia telah mengidap penyakit kulit akibat sering
bersentuhan dengan pestisida (Surabaya Pos, 14 April 1994).
Beberapa hal yang wajib dicantumkan pada label keterangan adalah berikut (Direktorat
Pupuk dan Pestisida, 2011) :
1. Nama dagang formula;
2. Jenis pestisida;
3. Nama dan kadar bahan aktif;
4. Isi atau berat bersih dalam kemasan;
5. Peringatan keamanan;
6. Klasifikasi dan simbol bahaya;
7. Petunjuk keamanan;
8. Gejala keracunan;
9. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K);
10. Perawatan medis;
11. Petunjuk penyimpanan;
12. Petunjuk penggunaan;
13. Piktogram;
14. Nomor pendaftaran;
15. Nama dan alamat serta nomor telepon pemegang, nomor pendaftaran;
16. Nomor produksi, bulan dan tahun produksi (batch number) serta bulan dan tahun
kadaluwarsa;
17. Petunjuk pemusnahan.
Pestisida yang pertama kali disentesis oleh suatu ahli kimia atau laboratorium akan diberi
kode. Kode dapat berupa angka saja ataupun gabungan huruf dan angka (alfanumerik).
Rumus struktur merupakan hasil identifikasi khemis terhadap senyawa pestisida . nama kimia
mengikuti nomenklatur yang disusun oleh IUPAC. Nama umum yang sering juga disebut
nama bahan aktif harus ada guna menghindari kekacauan yang dikarenakan banyaknya
perusahaan yang menjual pestisida dengan bahan sama, meski nama dagangnya berbeda.
Nama dagang atau merek dagang dibuat oleh pabrik atau formulatornya (Penuntun,2011 )
Menurut The Unit ed States Environmental Pestici de Contr ol Act , pestisida adalah
sebagai berikut:
Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan,
mencegah , atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat , nematoda,gulm ,
virus, bakteri , jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri atau jasad
renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang.
Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman
atau pengering tanaman (Djojosumarto, 2 004) .
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan : 15 macam kemasan merek dagang pestisida yang ada di pasaran .
Alat : buku tulis dan pena.
3.2 Cara kerja
1. amati sebanyak 15 macam pestisida yang mudah ditemukan di pasaran.
Buatlah catatan dalam bentuk tabel yang meliputi : nama dagang, bahan aktif,
kandungan bahan aktif, bentuk formulasi, warna, jenis wadah, dosis,
konsentrasi, sasaran, manufacture date dan axpired date, serta nama
perusahaan formulatornya.
2. Bandingkan setiap label atau wadah pesstisida dan beri keterangan
kelengkapan kemasan apa saja yang tidak tertera. Bagaimana label yang baik
menurut saudara?
HASIL DAN PEMBAHASAN
N
o
N.Dagan
g
B.A % Warn
a
Formula
si
J.Wada
h
Dosis /
Kosentra
si
Sasaran Tgl.
Bua
t
Tgl.
Kedaluwar
sa
N.
Perusahaa
n
1 DMA*6 2,4 D-
metil
amina
865g/l
Cokla
t
2,4 D Botol
plastik
Karet :
Gulma
daun
lebar
1,5-3,0
l/ha
Gulma
daun
lebar
- - PT.Pacific
cemicals
Indonesia
2 Agroxon
e-4
Kalium
MCPA
400g/l
coklat - Botol
plastik
Jagung:
Gulama
daun
lebar
1,5-2,5 l
dalam
450 l
air/ha
Gulma
daun
lebar
Agt
199
8
- PT.Zeneca
Agri
Products
Indonesia
3 Akodan
35 EC
Endosulfa
n 350g/l
kunin
g
35 EC Botol
kaleng
Bawang
merah:
11/2-
3ml/air
Ulat
grayak
- - PT.Saudar
a Tani
Agrolestar
i Medan-
2012 Indo
4 Dursban Klorpirofi
s 200g/l
kunin
g
20EC Botol
kaleng
0,75-1,5
ml/liter
air
Hama
bawang
merah
- - PT.Pacific
cemicals
Indonesia
5 Regent* Firponil
50 g/l
putih 50EC Botol
palstik
- Hama
kentang
- - PT.BASF
Indonesia
6 Kleenup Isopropil
amina
glifosfat
480g/l
Cokla
t
muda
480SL Botol
palstik
Karet:
3,6 l/ha
dan v.air
200- 400
l/ha
Alang –
alang
pada
karet
- Meret 2019 PT.Nufar
m
Indonesia
7 Green- Microbial coklat CM Botol 1 tutup Fungi - - PT.Moiss
Nature System plastik botol
CM daun
1l air
on
Makmur
8 Matador Lamda
sihalotrin
25g/l
Putih
susu
25CS Botol
plastik
Cabai :
1-2 ml/l
Hama
buah
Sep
200
3
- -
9 Exocet Sipermetr
in 50g/l
Kunin
g
coklat
50EC Botol
kaca
0,5-1
ml/l
Hama
bawang
merah
- - PT.Petro
kimia
kayaku
10 Sidazino
n
Diazinon
600g/l
Kunin
g
pekat
600 EC Botol
kaleng
- - - - PT.Petro
sida gresik
11 Baycarb Bpmc 485
g/l
coklat EC Botol
kaleng
2l/ha serangg
a
PT.Bayer
Indonesia
12 Dipel Bacillus
thuringien
s
Kunin
g
coklat
WP Plastik
sachet
500 l/ha serangg
a
PT.Abbot
Indonesia
13 Mipcin Mipc 50
%
Kunin
g
putih
50WP Kotak
kertas
700 l/ha Serangg
a padi
PT.Petro
kimia
kayaku
14 Selvin Karbonil putih S Kotak
kertas
2kg/ha Serangg
a
PT.Agro
carb
Indonesia
15 Indodan Endosulfa
n 353 g/l
Kunin
g
coklat
EC Botolo
kaleng
1ml/m ulat
4.1 Hasil
4.2 pembahasan
Bahan Aktif adalah bahan kimia dan atau bahan lain yang terkandung dalam Pestisida
dan pada umumnya merupakan bahan yang berdaya racun. Bahan aktif ini umumnya selektif
digunakan untuk jenis OPT tertentu. Kesalahan pembelian pestisida menyebabkan
ketidaktepatan bahan aktif yang dipergunakan untuk membasmi. Bisa jadi OPT yang
disemprot dapat mati mengingat hakekat bahan aktif yang terkandung adalah racun. Misalkan
werengpun jika disemprot dengan obat nyamuk juga dapat mati. Namun biasanya
memberikan dampak negatif susulan yang justru lebih merugikan semisal resistensi dan
resurjensi. Resistensi adalah menurunnya kepekaan hama, penyebab penyakit dan /atau gulma
terhadap Pestisida tertentu (Kebal). Sedang Resurjensi adalah peningkatan populasi
organisme sasaran setelah perlakuan dengan Pestisida.
Dalam merumuskan OPT dikenal istilah ambang ekonomi hama, yaitu batasan jumlah
tertentu dari populasi OPT yang cukup membuat kerusakan tanaman dan secara ekonomi
mulai merugikan. Nilai ambang ekonomi ini menjadi garis pemisah antara OPT dan OPT
yang dikendalikan. Tindakan pengendalian OPT perlu di lakukan hanya jika OPT mulai
bergerak di atas nilai ambang ekonomi tersebut.
OPT dikelompok menjadi tiga golongan. Pertama, hama atau binatang perusak
tanaman, seperti serangga, moluska, dan mamalia. Kedua, penyakit yang di sebabkan oleh
jasad mikro,seperti jamur, bakteri , dan virus. Ketiga, gulma, yaitu tumbuhan yang tidak
diharapkan tumbuh, sehinggga bersaing dengan tanaman utama. Gulma sering disebut
sebagai tumbuhan salah tempat. Berdasarkan tiga golongan ini, OPT sering disebut sebagai
HPG (Hama, Penyakit, dan Gulma).
Tindakan pengendalian OPT dikenal sejak manusia bercocok tanam. Pengendalian
hama adalah tindakan pengendalian yang paling awal dikenal manusia dengan mengusir
hama melalui tindakan fisik, seperti pengasapan. Sementara itu, kerusakan akibat penyakit
baru diketahui penyebabnya setelah abad ke-19. Sebelumnya, kerusakan yang disebabkan
oleh penyakit tidak diketahui dan selalu dikaitkan dengan mitos-mitos yang berkembang di
masyarakat.
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Pestisida berasal dari kata “pest” yang berarti pengganggu “cide” yang berarti
racun.
Nama kimia mengikuti nomenklatur yang disusun oleh international union of pure
and apllied chemistry (IUPAC).
Nama umum yang sering juga disebut nama bahan aktif harus ada guna
menghindari kekacauan yang dikarenakan banyaknya perusahaan yang menjual
pestisida dengan bahan sama meski nama dagangnya berbeda.
Label harus dalam bahasa indonesia, mudah dibaca, tahan terhadap pestisida,
tidak mudah terhapus, tidak mudah robek/rusak dan tertempel kuat atau dicetak
pada wadah.
DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Direktorat Pupuk dan Pestisida. 2011. Petunjuk Teknis Pengawasan Pupuk dan Pestisida
2011. http://pla.deptan.go.id/pdf/Pengawasan.pdf. Diakses tanggal 30 September 2011
Zarkani,agustin.dkk. 2011.pengenalan pestisida dan kemasan/label. Bengkulu: pertanian
universitas bengkulu.
Indra ,deden. 2008. Penggunaan pestisida yang aman. Jakarta : Erlangga