laporan perekonomian...kata pengantar puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa,...
TRANSCRIPT
LAPORANPEREKONOMIANProvinsi�Kalimantan�Tengah
AGUSTUS2019
Pindai�kode�ini�untuk�akses�cepat�LPP�via�web
KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat-Nya Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan
Tengah Agustus 2019 ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Laporan ini disusun sebagai upaya Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dalam memberikan informasi
terkait perkembangan ekonomi, moneter, perbankan, sistem
pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan
masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah, baik untuk stakeholders
internal Bank Indonesia maupun eksternal.
Dalam penyusunan kajian ini, Bank Indonesia memanfaatkan data dan
informasi yang diperoleh dari berbagai pihak, seperti perbankan dan
instansi di lingkungan pemerintah daerah, BUMN maupun swasta,
serta pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan
data dan informasi dimaksud. Harapan kami, hubungan kemitraan
yang terjalin baik selama ini dapat dijaga dan ditingkatkan di masa
yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran agar
dapat lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan
manfaat yang maksimal bagi seluruh stakeholders.
Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk
dan kemudahan kepada kita semua dalam upaya mendukung
kegiatan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah.
RihandoDeputi Direktur
Palangka Raya, 10 September 2019
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL & GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
TABEL INDIKATOR
RINGKASAN UMUM
Daftar Isii
ii
v
vi
ix
x
1.1 Kondisi Umum
1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
1.2.1 Konsumsi
1.2.2 Investasi
1.2.3 Ekspor
1.2.4 Impor
1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
1.3.1 Pertanian
1.3.2 Industri Pengolahan
1.3.3 Perdagangan
1.3.4 Pertambangan
BAB IPERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL
2
3
3
5
7
8
10
10
11
12
13
BAB IIKEUANGAN PEMERINTAH
2.1 Realisasi APBD Pemerintah Daerah
Kalimantan Tengah Triwulan II 2019
2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi
Triwulan II 2019
2.3 R e a l i s a s i A P B D P e m e r i n t a h
Kabupaten/Kota Triwulan II 2019
16
17
20
BAB IVSTABILITAS KEUANGAN DAERAHDAN PENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN UMKM
4.1 Kondisi Umum
4.2 Asesmen Sektor Perbankan
4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum
4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan
4.2.4 Suku Bunga Perbankan
4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan
4.3 Asesmen Sektor Korporasi
4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi
4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi
4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga
4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga
4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah
Tangga
4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada
UMKM
4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM
4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM
BOKS 1. Regional Financial Account Balance Sheet
Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan Iv 2018
34
34
34
34
35
36
36
37
37
37
39
39
40
41
41
42
43
BAB IIIPERKEMBANGAN INFLASI
3.1 Perkembangan Inflasi Secara Umum
3.2 I n f l a s i B e r d a s a r k a n K e l o m p o k
Pengeluaran
3.2.1 Kelompok Bahan Makanan
3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan
Jasa Keuangan
3.2.3 Kelompok Lainnya
3.3 Inflasi Berdasarkan Kota
3.4 Tantangan Implementasi Pengendalian
Inflasi Daerah
3.5 Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah
24
25
26
27
27
28
30
30
iiiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019ii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL & GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
TABEL INDIKATOR
RINGKASAN UMUM
Daftar Isii
ii
v
vi
ix
x
1.1 Kondisi Umum
1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
1.2.1 Konsumsi
1.2.2 Investasi
1.2.3 Ekspor
1.2.4 Impor
1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
1.3.1 Pertanian
1.3.2 Industri Pengolahan
1.3.3 Perdagangan
1.3.4 Pertambangan
BAB IPERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL
2
3
3
5
7
8
10
10
11
12
13
BAB IIKEUANGAN PEMERINTAH
2.1 Realisasi APBD Pemerintah Daerah
Kalimantan Tengah Triwulan II 2019
2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi
Triwulan II 2019
2.3 R e a l i s a s i A P B D P e m e r i n t a h
Kabupaten/Kota Triwulan II 2019
16
17
20
BAB IVSTABILITAS KEUANGAN DAERAHDAN PENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN UMKM
4.1 Kondisi Umum
4.2 Asesmen Sektor Perbankan
4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum
4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan
4.2.4 Suku Bunga Perbankan
4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan
4.3 Asesmen Sektor Korporasi
4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi
4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi
4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga
4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga
4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah
Tangga
4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada
UMKM
4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM
4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM
BOKS 1. Regional Financial Account Balance Sheet
Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan Iv 2018
34
34
34
34
35
36
36
37
37
37
39
39
40
41
41
42
43
BAB IIIPERKEMBANGAN INFLASI
3.1 Perkembangan Inflasi Secara Umum
3.2 I n f l a s i B e r d a s a r k a n K e l o m p o k
Pengeluaran
3.2.1 Kelompok Bahan Makanan
3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan
Jasa Keuangan
3.2.3 Kelompok Lainnya
3.3 Inflasi Berdasarkan Kota
3.4 Tantangan Implementasi Pengendalian
Inflasi Daerah
3.5 Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah
24
25
26
27
27
28
30
30
iiiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019ii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
BAB VIIPROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH
7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan
Nasional
7.2 Prospek Ekonomi Kalimantan Tengah
7.2.1 Prospek Sisi Permintaan
7.2.2 Prospek Sisi Penawaran
7.3 Prospek Inflasi Daerah
66
67
67
67
68
BAB VIKETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN
6.1 Ketenagakerjaan
6.1.1 Partisipasi Angkatan Kerja
6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka
6.2 Kesejahteraan
6.2.1 Kemiskinan
6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
6.2.3 Daya Beli Masyarakat
6.2.4 Nilai Tukar Petani
58
58
59
60
60
61
62
62
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan
Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah
Sisi Penawaran (%)
Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Tw II 2018, dan Tw I, II
2019
Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan
Tengah Tw II 2018 dan Tw I, II 2019
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan II 2019
Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan II 2019
Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan II 2019
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok
Tabel 3.2 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok
Bahan Makanan
Tabel 3.3 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi
Kalimantan Tengah
Tabel 5.1 Perkembangan Inflow Outflow
Tabel 5.2 Kegiatan Kas Keliling
Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut
Jenis Kegiatan Utama
Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral
Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis
Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
Tabel 7.1 Perkembangan Ekonomi Dunia
Daftar Tabel3
10
18
19
20
21
21
26
26
31
50
51
51
58
58
59
61
66
BAB VSISTEM PEMBAYARAN DANPENGELOLAAN UANG RUPIAH
5.1 Kondisi Umum
5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai
5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI)
5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS)
5.2.3 Layanan Keuangan Digital
5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non
Tunai dan Elektronifikasi
5.3 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai
5.3.1 Aliran Uang Kartal
5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar
5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak
Layak Edar (UTLE)
5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu
5.3.5 Upaya Menjaga Uang Layak Edar dan Menekan
Peredaran Uang Palsu
BOKS 2. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di
Kabupaten Kotawaringin Barat
48
48
48
48
49
49
49
51
52
52
53
54
vLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019iv LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
BAB VIIPROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH
7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan
Nasional
7.2 Prospek Ekonomi Kalimantan Tengah
7.2.1 Prospek Sisi Permintaan
7.2.2 Prospek Sisi Penawaran
7.3 Prospek Inflasi Daerah
66
67
67
67
68
BAB VIKETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN
6.1 Ketenagakerjaan
6.1.1 Partisipasi Angkatan Kerja
6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka
6.2 Kesejahteraan
6.2.1 Kemiskinan
6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
6.2.3 Daya Beli Masyarakat
6.2.4 Nilai Tukar Petani
58
58
59
60
60
61
62
62
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan
Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah
Sisi Penawaran (%)
Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Tw II 2018, dan Tw I, II
2019
Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan
Tengah Tw II 2018 dan Tw I, II 2019
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan II 2019
Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan II 2019
Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan II 2019
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok
Tabel 3.2 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok
Bahan Makanan
Tabel 3.3 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi
Kalimantan Tengah
Tabel 5.1 Perkembangan Inflow Outflow
Tabel 5.2 Kegiatan Kas Keliling
Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut
Jenis Kegiatan Utama
Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral
Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis
Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
Tabel 7.1 Perkembangan Ekonomi Dunia
Daftar Tabel3
10
18
19
20
21
21
26
26
31
50
51
51
58
58
59
61
66
BAB VSISTEM PEMBAYARAN DANPENGELOLAAN UANG RUPIAH
5.1 Kondisi Umum
5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai
5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI)
5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS)
5.2.3 Layanan Keuangan Digital
5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non
Tunai dan Elektronifikasi
5.3 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai
5.3.1 Aliran Uang Kartal
5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar
5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak
Layak Edar (UTLE)
5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu
5.3.5 Upaya Menjaga Uang Layak Edar dan Menekan
Peredaran Uang Palsu
BOKS 2. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di
Kabupaten Kotawaringin Barat
48
48
48
48
49
49
49
51
52
52
53
54
vLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019iv LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
Daftar GrafikGrafik 1.22 Perkembangan Volume Impor Kalimantan
Tengah (ribu ton)
Grafik 1.23 Perkembangan Negara Asal Impor LN (%)
Grafik 1.24 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)
Grafik 1.25 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)
Grafik 1.26 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)
Grafik 1.27 Perkembangan Curah Hujan (mm)
Grafik 1.28 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)
Grafik 1.29 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)
Grafik 1.30 Kredit LU Perdagangan
Grafik 1.31 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini
Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batu Bara
Kalimantan Tengah
Grafik 1.33 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju
Jepang (Juta USD)
Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan
Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah
Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)
Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah
Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan
Tengah Triwulan II 2019 (%)
Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan II
2019 (Rp Miliar)
Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan II
2019 (%)
Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 -
2019 (Rp Miliar)
Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah
Triwulan II 2019
Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap
Nasional
2
2
2
4
4
4
4
5
5
5
6
6
6
6
7
7
8
8
8
8
9
9
9
9
11
11
11
12
12
12
12
13
13
16
16
17
17
18
18
19
19
25
Daftar GrafikGrafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi
Kalimantan
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan
Tengah dan Nasional
Grafik 1.3 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan
Triwulan II 2019
Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen
Grafik 1.5 Indeks Pendapatan Rumah Tangga
Grafik 1.6 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 1.8 Indeks Ekspektasi Konsumen
Grafik 1.9 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan
Tengah
Grafik 1.10 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah
Grafik 1.11 Likert Scale Investasi
Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi
Grafik 1.13 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)
Grafik 1.14 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan
Tengah (Juta USD)
Grafik 1.16 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan
Tengah (Ton)
Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (%)
Grafik 1.18 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor
Utama (%)
Grafik 1.19 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang
Utama (%)
Grafik 1.20 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor
Negara Mitra Dagang (%)
Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Impor Kalimantan
Tengah (Juta USD)
Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah
Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan
(PIHPS)
Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Kota Sampel
Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok
Komoditas Triwulan II 2019
Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan
Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan
Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan
Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)
Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan
Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan
Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan
Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan
Penggunaan
Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro,
Tabungan, dan Deposito)
Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha
Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya
Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)
Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan
Grafik 4.15 Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)
Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang
akan datang
Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen
Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT
Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT
Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.22 DPK Perseorangan
Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan
Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM
Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)
Grafik 5.1 Transaksi Kliring
Grafik 5.2 Transaksi RTGS
Grafik 5.3 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang
Bertransaksi Melalui Agen LKD di Kalteng
Grafik 5.4 Transaksi Uang Kartal
Grafik 5.5 Tren Net Outflow
Grafik 5.6 Perkembangan Inflow Uang Kartal
Grafik 5.7 Transaksi Outflow Uang Kartal
Grafik 5.8 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan
Tengah
Grafik 5.9 Perkembangan Temuan Uang Palsu
Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan
Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan
Tenaga Kerja
Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason
Bank Indonesia
Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan
dan Kondisi Usaha
Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah
Secara Spasial
Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank
Indonesia
Grafik 6.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 6.7 Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 6.8 Indeks Kondisi Ekonomi Provinsi Kalimantan
Tengah
Grafik 6.9 Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 6.10 NTP Kalimantan Tengah
Grafik 6.11 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya
42
42
48
48
49
50
50
50
50
52
53
53
59
59
59
59
61
61
61
62
62
63
63
25
26
29
29
30
30
34
35
35
35
36
36
36
37
37
38
38
38
39
39
40
40
40
40
40
41
41
41
41
viiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019vi LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
Daftar GrafikGrafik 1.22 Perkembangan Volume Impor Kalimantan
Tengah (ribu ton)
Grafik 1.23 Perkembangan Negara Asal Impor LN (%)
Grafik 1.24 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)
Grafik 1.25 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)
Grafik 1.26 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)
Grafik 1.27 Perkembangan Curah Hujan (mm)
Grafik 1.28 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)
Grafik 1.29 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)
Grafik 1.30 Kredit LU Perdagangan
Grafik 1.31 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini
Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batu Bara
Kalimantan Tengah
Grafik 1.33 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju
Jepang (Juta USD)
Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan
Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah
Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)
Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah
Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan
Tengah Triwulan II 2019 (%)
Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan II
2019 (Rp Miliar)
Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan II
2019 (%)
Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 -
2019 (Rp Miliar)
Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah
Triwulan II 2019
Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap
Nasional
2
2
2
4
4
4
4
5
5
5
6
6
6
6
7
7
8
8
8
8
9
9
9
9
11
11
11
12
12
12
12
13
13
16
16
17
17
18
18
19
19
25
Daftar GrafikGrafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi
Kalimantan
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan
Tengah dan Nasional
Grafik 1.3 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan
Triwulan II 2019
Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen
Grafik 1.5 Indeks Pendapatan Rumah Tangga
Grafik 1.6 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 1.8 Indeks Ekspektasi Konsumen
Grafik 1.9 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan
Tengah
Grafik 1.10 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah
Grafik 1.11 Likert Scale Investasi
Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi
Grafik 1.13 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)
Grafik 1.14 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan
Tengah (Juta USD)
Grafik 1.16 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan
Tengah (Ton)
Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (%)
Grafik 1.18 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor
Utama (%)
Grafik 1.19 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang
Utama (%)
Grafik 1.20 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor
Negara Mitra Dagang (%)
Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Impor Kalimantan
Tengah (Juta USD)
Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah
Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan
(PIHPS)
Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Kota Sampel
Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok
Komoditas Triwulan II 2019
Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan
Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan
Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan
Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)
Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan
Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan
Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan
Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan
Penggunaan
Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro,
Tabungan, dan Deposito)
Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha
Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya
Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)
Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan
Grafik 4.15 Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)
Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang
akan datang
Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen
Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT
Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT
Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.22 DPK Perseorangan
Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan
Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM
Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)
Grafik 5.1 Transaksi Kliring
Grafik 5.2 Transaksi RTGS
Grafik 5.3 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang
Bertransaksi Melalui Agen LKD di Kalteng
Grafik 5.4 Transaksi Uang Kartal
Grafik 5.5 Tren Net Outflow
Grafik 5.6 Perkembangan Inflow Uang Kartal
Grafik 5.7 Transaksi Outflow Uang Kartal
Grafik 5.8 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan
Tengah
Grafik 5.9 Perkembangan Temuan Uang Palsu
Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan
Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan
Tenaga Kerja
Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason
Bank Indonesia
Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan
dan Kondisi Usaha
Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah
Secara Spasial
Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank
Indonesia
Grafik 6.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 6.7 Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 6.8 Indeks Kondisi Ekonomi Provinsi Kalimantan
Tengah
Grafik 6.9 Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 6.10 NTP Kalimantan Tengah
Grafik 6.11 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya
42
42
48
48
49
50
50
50
50
52
53
53
59
59
59
59
61
61
61
62
62
63
63
25
26
29
29
30
30
34
35
35
35
36
36
36
37
37
38
38
38
39
39
40
40
40
40
40
41
41
41
41
viiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019vi LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
PEREKONOMIAN DAERAH
INDIKATORI II
2018
MAKRO EKONOMI REGIONAL
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (%, YOY)
BERDASARKAN SEKTORAL
1 . PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
2 . PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
3 . INDUSTRI PENGOLAHAN
4 . PENGADAAN LISTRIK DAN GAS
5 . PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG
6 . KONSTRUKSI
7 . PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
8 . TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
9 . PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM
10 . INFORMASI DAN KOMUNIKASI
11 . JASA KEUANGAN DAN ASURANSI
12 . REAL ESTATE
13 . JASA PERUSAHAAN
14 . ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
15 . JASA PENDIDIKAN
16 . JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
17 . JASA LAINNYA
BERDASARKAN PERMINTAAN
1 . PENGELUARAN KONSUMSI RT
2 . PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT
3 . PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH
4 . PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
5 . PERUBAHAN INVENTORI
6 . EKSPOR LUAR NEGERI
7 . IMPOR LUAR NEGERI
INFLASI (%, YOY)
1. KOTA PALANGKA RAYA
2 . KOTA SAMPIT
6,72
4,52
5,82
5,29
8,27
6,38
8,88
5,45
4,21
4,46
(18,86)
4,47
4,21
5,26
1,54
5,82
2,88
4,50
2,30
2,32
5,57
(15,58)
738,22
2,23
2017III
6,40
14,28
11,52
11,86
5,56
186,85
5,57
IV2018
6,32
1,33
1,58
8,56
5,56
4,48
8,89
5,50
1,27
122,29
8,21
1,48
11,30
8,50
6,87
8,28
8,57
8,38
1,83
165,57
I
6,03
5,33
6,31
(0,07)
9,58
5,86
7,12
10,56
10,28
7,38
8,23
3,42
9,93
8,76
6,54
7,80
7,85
5,98
3,69
11,26
(1,63)
4,43
0,97
32,26
86,18
3,83
3,47
4,47
2019
II
7,67
6,26
16,11
(1,24)
9,40
6,81
9,36
7,93
9,63
7,11
6,66
1,61
7,49
5,90
12,35
9,19
7,45
8,55
4,92
6,73
3,85
0,64
(4,93)
66,35
(83,41)
2,89
2,76
3,11
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
INDIKATORIII IV
2016
I II III IV
2017
I II
2018
PERBANKAN
DANA PIHAK KETIGA (%, YOY)
1 . GIRO
2 . TABUNGAN
3 . DEPOSITO
KREDIT (%, YOY)
1 . MODAL KERJA
2 . INVESTASI
3 . KONSUMSI
KREDIT UMKM (%, YOY)
NON PERFORMING LOAN (NPL) GROSS - (%)
SISTEM PEMBAYARAN
TRANSAKSI TUNAI (%, YOY)
0,04
-12,37
13,71
-10,02
-3,61
8,42
-16,07
7,04
20,47
2,72
-20,77
11,91
11,39
10,83
15,21
0,91
15,47
-11,86
9,40
19,94
2,86
2,92
9,48
-1,04
12,39
16,97
21,61
18,70
31,37
9,39
20,83
2,58
16,80
16,65
23,96
12,09
17,85
23,72
19,41
35,51
10,24
22,84
2,28
11,03
18,90
34,12
48,79
16.33
22,25
11,95
37,02
11,60
23,63
1,42
1,45
12,66
9,78
12,16
16,49
38,42
45,15
51,78
13,93
19,95
1,12
15,63
7,84
6,39
14,38
-3,82
15,62
51,76
-4,00
17,02
19,13
0,94
-2,02
4,07
(7,60)
10,86
4,87
21,89
63,42
3,12
15,30
13,42
1,25
25,81
III
6,89
(14,32)
13,20
19,54
22,56
55,12
7,19
17,18
7,62
1,18
16,64
IV I
12,40
(5,94)
5,25
51,88
16,90
7,46
28,03
11,90
10,59
1,71
18,27
2019
II
7,87
(8,40)
0,73
44,00
8,49
(2,28)
15,96
11,32
9,37
1,95
(12,12)
ixLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
Tabel Indikator
PEREKONOMIAN DAERAH
INDIKATORI II
2018
MAKRO EKONOMI REGIONAL
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (%, YOY)
BERDASARKAN SEKTORAL
1 . PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
2 . PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
3 . INDUSTRI PENGOLAHAN
4 . PENGADAAN LISTRIK DAN GAS
5 . PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG
6 . KONSTRUKSI
7 . PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
8 . TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
9 . PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM
10 . INFORMASI DAN KOMUNIKASI
11 . JASA KEUANGAN DAN ASURANSI
12 . REAL ESTATE
13 . JASA PERUSAHAAN
14 . ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
15 . JASA PENDIDIKAN
16 . JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
17 . JASA LAINNYA
BERDASARKAN PERMINTAAN
1 . PENGELUARAN KONSUMSI RT
2 . PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT
3 . PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH
4 . PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
5 . PERUBAHAN INVENTORI
6 . EKSPOR LUAR NEGERI
7 . IMPOR LUAR NEGERI
INFLASI (%, YOY)
1. KOTA PALANGKA RAYA
2 . KOTA SAMPIT
6,72
4,52
5,82
5,29
8,27
6,38
8,88
5,45
4,21
4,46
(18,86)
4,47
4,21
5,26
1,54
5,82
2,88
4,50
2,30
2,32
5,57
(15,58)
738,22
2,23
2017III
6,40
14,28
11,52
11,86
5,56
186,85
5,57
IV2018
6,32
1,33
1,58
8,56
5,56
4,48
8,89
5,50
1,27
122,29
8,21
1,48
11,30
8,50
6,87
8,28
8,57
8,38
1,83
165,57
I
6,03
5,33
6,31
(0,07)
9,58
5,86
7,12
10,56
10,28
7,38
8,23
3,42
9,93
8,76
6,54
7,80
7,85
5,98
3,69
11,26
(1,63)
4,43
0,97
32,26
86,18
3,83
3,47
4,47
2019
II
7,67
6,26
16,11
(1,24)
9,40
6,81
9,36
7,93
9,63
7,11
6,66
1,61
7,49
5,90
12,35
9,19
7,45
8,55
4,92
6,73
3,85
0,64
(4,93)
66,35
(83,41)
2,89
2,76
3,11
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
INDIKATORIII IV
2016
I II III IV
2017
I II
2018
PERBANKAN
DANA PIHAK KETIGA (%, YOY)
1 . GIRO
2 . TABUNGAN
3 . DEPOSITO
KREDIT (%, YOY)
1 . MODAL KERJA
2 . INVESTASI
3 . KONSUMSI
KREDIT UMKM (%, YOY)
NON PERFORMING LOAN (NPL) GROSS - (%)
SISTEM PEMBAYARAN
TRANSAKSI TUNAI (%, YOY)
0,04
-12,37
13,71
-10,02
-3,61
8,42
-16,07
7,04
20,47
2,72
-20,77
11,91
11,39
10,83
15,21
0,91
15,47
-11,86
9,40
19,94
2,86
2,92
9,48
-1,04
12,39
16,97
21,61
18,70
31,37
9,39
20,83
2,58
16,80
16,65
23,96
12,09
17,85
23,72
19,41
35,51
10,24
22,84
2,28
11,03
18,90
34,12
48,79
16.33
22,25
11,95
37,02
11,60
23,63
1,42
1,45
12,66
9,78
12,16
16,49
38,42
45,15
51,78
13,93
19,95
1,12
15,63
7,84
6,39
14,38
-3,82
15,62
51,76
-4,00
17,02
19,13
0,94
-2,02
4,07
(7,60)
10,86
4,87
21,89
63,42
3,12
15,30
13,42
1,25
25,81
III
6,89
(14,32)
13,20
19,54
22,56
55,12
7,19
17,18
7,62
1,18
16,64
IV I
12,40
(5,94)
5,25
51,88
16,90
7,46
28,03
11,90
10,59
1,71
18,27
2019
II
7,87
(8,40)
0,73
44,00
8,49
(2,28)
15,96
11,32
9,37
1,95
(12,12)
ixLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
Tabel Indikator
PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONALKinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tumbuh
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju perekonomian
didorong oleh kinerja lapangan usaha pertanian dan pertambangan. Di sisi
permintaan, pertumbuhan permintaan domestik dan kinerja ekspor menjadi
faktor utama pendorong pertumbuhan.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III 2019 diprakirakan akan
mengalami perlambatan, disebabkan oleh penurunan kinerja lapangan usaha
pertambangan dan lapangan usaha perdagangan seiring dengan pelemahan
permintaan negara mitra dagang utama dan normalisasi permintaan domestik.
Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga akan melambat sejalan dengan normalisasi
konsumsi masyarakat pasca HBKN, dan ekspor juga diprakirakan melambat
sebagai dampak dari pelemahan permintaan global.
Ringkasan UmumPerekonomian Kalimantan
Tengah tumbuh meningkat
pada triwulan II 2019.
Namun, pada triwulan III
2019 ekonomi Kalimantan
Tengah diprakirakan akan
melambat, disebabkan oleh
pelemahan permintaan
domestik dan ekspor.
Kinerja perbankan pada
triwulan II 2019 mengalami
peningkatan di ikuti dengan
penurunan kualitas kredit,
namun masih terjaga di level
yang aman.
Kinerja intermediasi perbankan di Kalimantan Tengah meningkat secara nominal
pada triwulan II 2019 dari sisi aset, DPK dan kredit meskipun memiliki pertumbuhan
yang melambat. Di sisi lain, risiko kredit bermasalah perbankan di Kalimantan
Tengah mengalami peningkatan yang tercermin dari tren rasio NPL yang
meningkat namun masih terjaga pada level yang aman di bawah threshold 5%. Sementara itu, peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan
Tengah telah melampaui ketentuan minimal 20% dari total kredit perbankan
Kalimantan Tengah.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHRealisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019
mengalami peningkatan, didorong oleh peningkatan komponen pendapatan
transfer.
Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah daerah mengalami kontraksi pada triwulan
II 2019, disebabkan rendahnya realisasi komponen belanja modal.
Realisasi pendapatan
daerah meningkat. Namun
di sisi lain terjadi
penurunan realisasi belanja
pemerintah daerah.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAHLaju inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, didorong oleh meredanya tekanan
kelompok volatile food, dampak terkendalinya harga pangan pada bulan Ramadan
dan Hari Raya Idul Fitri. Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019
diprakirakan akan menurun seiring dengan normalisasi harga komoditas volatile
food pasca HBKN serta pengurangan tekanan inflasi administered price sebagai
dampak dari penerapan kebijakan tarif angkutan udara oleh pemerintah.
Realisasi inflasi Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019
lebih rendah dibandingkan
dengan triwulan
sebelumnya, terkendalinya
harga pangan menjelang
HBKN menjadi penyebab
rendahnya realisasi.
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, DAN UMKM
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAHVolume transaksi pembayaran non tunai pada triwulan II 2019 melalui kliring
menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sejalan
dengan peningkatan realisasi belanja pemerintah daerah dan konsumsi rumah
tangga di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019.
Di sisi lain, aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih melanjutkan tren net
outflow pada triwulan I 2019 dan menunjukan peningkatan sejalan dengan
meningkatnya aliran outflow pada bulan Ramadan dan Hari Raya idul Fitri.
Transaksi sistem
pembayaran non tunai dan
tunai menunjukkan
peningkatan, sejalan dengan
bulan Ramadhan dan Hari
Raya Idul Fitri.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAANKondisi ketenagakerjaan Kalimantan Tengah sampai dengan Februari 2019
mengalami penurunan, tercermin dari peningkatan angka Tingkat Pengangguran
Terbuka dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, tingkat
kemiskinan Kalimantan Tengah sampai dengan bulan Maret 2019 mengalami
penurunan dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kondisi ketenagakerjaan
mengalami penurunan,
sementara kondisi
kesejahteraan Kalimantan
Tengah membaik.
xiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019x LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONALKinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tumbuh
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju perekonomian
didorong oleh kinerja lapangan usaha pertanian dan pertambangan. Di sisi
permintaan, pertumbuhan permintaan domestik dan kinerja ekspor menjadi
faktor utama pendorong pertumbuhan.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III 2019 diprakirakan akan
mengalami perlambatan, disebabkan oleh penurunan kinerja lapangan usaha
pertambangan dan lapangan usaha perdagangan seiring dengan pelemahan
permintaan negara mitra dagang utama dan normalisasi permintaan domestik.
Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga akan melambat sejalan dengan normalisasi
konsumsi masyarakat pasca HBKN, dan ekspor juga diprakirakan melambat
sebagai dampak dari pelemahan permintaan global.
Ringkasan UmumPerekonomian Kalimantan
Tengah tumbuh meningkat
pada triwulan II 2019.
Namun, pada triwulan III
2019 ekonomi Kalimantan
Tengah diprakirakan akan
melambat, disebabkan oleh
pelemahan permintaan
domestik dan ekspor.
Kinerja perbankan pada
triwulan II 2019 mengalami
peningkatan di ikuti dengan
penurunan kualitas kredit,
namun masih terjaga di level
yang aman.
Kinerja intermediasi perbankan di Kalimantan Tengah meningkat secara nominal
pada triwulan II 2019 dari sisi aset, DPK dan kredit meskipun memiliki pertumbuhan
yang melambat. Di sisi lain, risiko kredit bermasalah perbankan di Kalimantan
Tengah mengalami peningkatan yang tercermin dari tren rasio NPL yang
meningkat namun masih terjaga pada level yang aman di bawah threshold 5%. Sementara itu, peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan
Tengah telah melampaui ketentuan minimal 20% dari total kredit perbankan
Kalimantan Tengah.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHRealisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019
mengalami peningkatan, didorong oleh peningkatan komponen pendapatan
transfer.
Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah daerah mengalami kontraksi pada triwulan
II 2019, disebabkan rendahnya realisasi komponen belanja modal.
Realisasi pendapatan
daerah meningkat. Namun
di sisi lain terjadi
penurunan realisasi belanja
pemerintah daerah.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAHLaju inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, didorong oleh meredanya tekanan
kelompok volatile food, dampak terkendalinya harga pangan pada bulan Ramadan
dan Hari Raya Idul Fitri. Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019
diprakirakan akan menurun seiring dengan normalisasi harga komoditas volatile
food pasca HBKN serta pengurangan tekanan inflasi administered price sebagai
dampak dari penerapan kebijakan tarif angkutan udara oleh pemerintah.
Realisasi inflasi Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019
lebih rendah dibandingkan
dengan triwulan
sebelumnya, terkendalinya
harga pangan menjelang
HBKN menjadi penyebab
rendahnya realisasi.
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, DAN UMKM
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAHVolume transaksi pembayaran non tunai pada triwulan II 2019 melalui kliring
menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sejalan
dengan peningkatan realisasi belanja pemerintah daerah dan konsumsi rumah
tangga di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019.
Di sisi lain, aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih melanjutkan tren net
outflow pada triwulan I 2019 dan menunjukan peningkatan sejalan dengan
meningkatnya aliran outflow pada bulan Ramadan dan Hari Raya idul Fitri.
Transaksi sistem
pembayaran non tunai dan
tunai menunjukkan
peningkatan, sejalan dengan
bulan Ramadhan dan Hari
Raya Idul Fitri.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAANKondisi ketenagakerjaan Kalimantan Tengah sampai dengan Februari 2019
mengalami penurunan, tercermin dari peningkatan angka Tingkat Pengangguran
Terbuka dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, tingkat
kemiskinan Kalimantan Tengah sampai dengan bulan Maret 2019 mengalami
penurunan dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kondisi ketenagakerjaan
mengalami penurunan,
sementara kondisi
kesejahteraan Kalimantan
Tengah membaik.
xiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019x LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAHPertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berada pada
kisaran 6,46% - 6,86% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah pada tahun 2019 akan didorong oleh konsumsi rumah tangga,
dan ekspor. Sementara dari sisi penawaran, membaiknya kinerja lapangan usaha
pertambangan pasca mengalami tekanan pada tahun 2018, dan kinerja lapangan
usaha pertanian dan perdagangan yang tetap kuat akan menjadi faktor pendorong
pertumbuhan.
Secara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan Tengah tahun 2019 akan
berada pada rentang 2,02% - 2,42% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas
bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan menurun dibandingkan
dengan realisasi inflasi tahun 2018. Baseline effect tingginya realisasi inflasi pada
tahun 2018, dan normalisasi harga akan mendorong capaian inflasi Provinsi
Kalimantan Tengah lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Di samping itu,
upaya pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID) Kalimantan Tengah dalam mengendalikan harga, khususnya
komoditas daging ayam ras, diprakirakan akan meredam tekanan inflasi pada
tahun 2019.
Ringkasan UmumEkonomi Kalimantan
Tengah pada tahun 2019
diprakirakan akan tumbuh
positif, sementara inflasi
diprakirakan cenderung
lebih rendah dari tahun
sebelumnya.
PERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL01
Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan II 2019 tumbuh meningkat sebesar 7,67% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 6,03% (yoy).
Di sisi penawaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tumbuh lebih meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Di sisi permintaan, peningkatan konsumsi RT serta kinerja ekspor yang tetap kuat ditopang oleh peningkatan kinerja ekspor luar negeri menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.
Memasuki triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah diprakirakan melambat disebabkan oleh normalisasi konsumsi RT pasca HBKN serta pelemahan kinerja ekspor akibat pelemahan harga dan permintaan batubara dunia. Di sisi lapangan usaha, penurunan permintaan global menyebabkan pelemahan lapangan usaha pertambangan, dan lapangan usaha perdagangan mengalami perlambatan akibat normalisasi konsumsi pasca hari besar keagamaan nasional.
xii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAHPertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berada pada
kisaran 6,46% - 6,86% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah pada tahun 2019 akan didorong oleh konsumsi rumah tangga,
dan ekspor. Sementara dari sisi penawaran, membaiknya kinerja lapangan usaha
pertambangan pasca mengalami tekanan pada tahun 2018, dan kinerja lapangan
usaha pertanian dan perdagangan yang tetap kuat akan menjadi faktor pendorong
pertumbuhan.
Secara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan Tengah tahun 2019 akan
berada pada rentang 2,02% - 2,42% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas
bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan menurun dibandingkan
dengan realisasi inflasi tahun 2018. Baseline effect tingginya realisasi inflasi pada
tahun 2018, dan normalisasi harga akan mendorong capaian inflasi Provinsi
Kalimantan Tengah lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Di samping itu,
upaya pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID) Kalimantan Tengah dalam mengendalikan harga, khususnya
komoditas daging ayam ras, diprakirakan akan meredam tekanan inflasi pada
tahun 2019.
Ringkasan UmumEkonomi Kalimantan
Tengah pada tahun 2019
diprakirakan akan tumbuh
positif, sementara inflasi
diprakirakan cenderung
lebih rendah dari tahun
sebelumnya.
PERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL01
Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan II 2019 tumbuh meningkat sebesar 7,67% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 6,03% (yoy).
Di sisi penawaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tumbuh lebih meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Di sisi permintaan, peningkatan konsumsi RT serta kinerja ekspor yang tetap kuat ditopang oleh peningkatan kinerja ekspor luar negeri menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.
Memasuki triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah diprakirakan melambat disebabkan oleh normalisasi konsumsi RT pasca HBKN serta pelemahan kinerja ekspor akibat pelemahan harga dan permintaan batubara dunia. Di sisi lapangan usaha, penurunan permintaan global menyebabkan pelemahan lapangan usaha pertambangan, dan lapangan usaha perdagangan mengalami perlambatan akibat normalisasi konsumsi pasca hari besar keagamaan nasional.
xii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
1.1 KONDISI UMUM
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
0
8
16
24
32
0
2
4
6
8
10
12RP. TRILIUN %YOY
PDRB (ADHK) - KI G. KALTENG - KA G. NASIONAL - KA
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Kalimantan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
%YOY
KALTENG KALBAR KALSEL KALTARA KALTIM KALIMANTAN
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
Q1 2019 Q2 2019
6,03
5,07
4,08
7,13
5,36 5,33
7,67
5,08
4,24
7,87
5,43 5,65
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Kinerja ekonomi regional Kalimantan mengalami
peningkatan. Pada triwulan II 2019, ekonomi regional
Kalimantan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar
5,65% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan I
2019 yang tumbuh sebesar 5,33% (yoy). Tingkat
pertumbuhan ekonomi di seluruh provinsi di Kalimantan
tercatat mengalami peningkatan dibanding triwulan
sebelumnya (Grafik 1.1). Secara umum, peningkatan
ekonomi di Kalimantan dipengaruhi oleh peningkatan
kinerja lapangan usaha utama yang masih terjaga di
tengah penurunan permintaan global. Lapangan usaha
pertambangan di Kalimantan meningkat didorong oleh
peningkatan produksi batubara untuk memenuhi
permintaan ekspor dari negara mitra dagang di ASEAN dan
Tiongkok yang meningkat. Di sisi lain, perlambatan pada
sektor pertanian akibat harga komoditas karet dan TBS
yang relatif rendah menjadi penahan pertumbuhan
ekonomi Kalimantan pada triwulan ini. Berdasarkan
pangsanya, ekonomi Kalimantan T imur tetap
mendominasi perekonomian regional Kalimantan dengan
pangsa ekonomi tertinggi sebesar 51,15%, sedangkan
pangsa ekonomi Kalimantan Tengah tercatat sebesar
11,60%, sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sebesar 11,61% (Grafik 1.3).
Kinerja ekonomi Kalimantan Tengah selama triwulan
II 2019 menunjukkan peningkatan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya, sejalan dengan
perkembangan regional. Laju perekonomian
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sebesar 7,67%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan capaian triwulan I
2019 sebesar 6,03% (yoy), dan rata-rata pertumbuhan lima
tahun ke belakang periode yang sama sebesar 6,48% (yoy)
(Grafik 1.2). Dari sisi permintaan, pertumbuhan didorong
oleh meningkatnya permintaan domestik seiring dengan
peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga menjelang
HBKN dan konsumsi pemerintah terkait dengan kegiatan
Pemilu, serta tetap kuatnya kinerja ekspor yang ditopang
oleh peningkatan kinerja eskpor luar negeri, terutama
komoditas batubara. Sementara itu dari sisi penawaran,
meningkatnya produksi batubara mendorong kinerja
sektor pertambangan, dan meningkatnya produktivitas TBS
seiring dengan usia tanaman yang semakin produktif
mendorong pertumbuhan sektor pertanian.
Kinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada
triwulan III 2019 diprakirakan melambat, dampak
melemahnya permintaan domestik. Kinerja
perekonomian yang melambat diprakirakan bersumber
dari melambatnya kinerja lapangan usaha utama, yaitu
Grafik 1.3 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan Triwulan II 2019
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
pertambangan dan perdagangan yang dipengaruhi oleh
penurunan permintaan global untuk komoditas
pertambangan, dan pelemahan permintaan domestik.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga
diprakirakan melambat sejalan dengan normalisasi
aktivitas konsumsi masyarakat pasca HBKN.
Kinerja ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 mengalami peningkatan, utamanya didorong
oleh permintaan domestik dan ekspor. Peningkatan
kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,
dan kinerja ekspor mendorong laju pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 (Tabel 1.1).
Peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga menjelang
hari raya Idul Fitri, peningkatan realisasi belanja
pemerintah pada awal tahun terkait dengan kegiatan
Pemilu, serta ekspor komoditas batubara yang meningkat
menjadi faktor pendorong laju ekonomi Kalimantan
Tengah triwulan II 2019.
Memasuki triwulan III 2019, perekonomian
Kalimantan Tengah diprakirakan akan mengalami
perlambat disebabkan oleh pelemahan permintaan
domestik. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah
triwulan III 2019 diprakirakan akan mengalami
perlambatan yang bersumber dari penurunan kinerja
lapangan usaha pertambangan dan lapangan usaha
perdagangan seiring dengan pelemahan permintaan
1.2 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PERMINTAAN
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)
KOMPONEN PERMINTAANI II
2018
KONSUMSI RT
KONSUMSI LNPRT
KONSUMSI PEMERINTAH
PMTB
PERUBAHAN INVENTORI
EKSPOR
EKSPOR LN
EKSPOR AD
IMPOR
IMPOR LN
IMPOR AD
PDRB
4,50 4,91
12,38
(15,58)
13,30
738,22
III
4,75
5,56
186,85
IV
4,46
(18,86)
11,43
5,28
5,53
4,48
8,89
5,50
1,27
122,29
12,36
1,83
165,57
6,83
4,72
7,09
(2,33)
5,25
4,41
10,31
(5,93)
20,52
4,73
55,51
3,89
6,35
2018
TOTAL
2017
TOTAL
2016
TOTAL I
3,69
11,26
(1,63)
4,43
0,14
15,72
46,70
(9,68)
11,84
(4,46)
21,40
6,03
2019
II
4,92
6,73
3,85
0,64
(4,93)
12,28
66,35
(19,16)
2,78
(83,41)
12,51
7,67
negara mitra dagang utama dan normalisasi permintaan
domestik. Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga akan
melambat sejalan dengan normalisasi konsumsi
masyarakat pasca HBKN, dan ekspor juga diprakirakan
melambat sebagai dampak dari pelemahan permintaan
global.
Pada triwulan II 2019, pertumbuhan konsumsi
meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Komponen konsumsi pada triwulan II 2019
mengalami pertumbuhan, didorong oleh peningkatan
konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
Konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019 tumbuh
sebesar 4,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan I 2019 sebesar 3,69% (yoy). Meningkatnya
pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II
2019 terkonfirmasi dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) .
Indikator ITK mengindikasikan adanya kenaikan level
indeks yaitu dari 102,39 pada triwulan I 2019 menjadi
131,65 (Grafik 1.4). Peningkatan ITK didorong oleh
peningkatan volume konsumsi baik bahan makanan dan
non-makanan terutama seiring peningkatan konsumsi
pada hari raya Idul Fitri. Peningkatan konsumsi tersebut
didukung oleh peningkatan pendapatan rumah tangga
yang tercermin dari indeks pendapatan rumah tangga
yang membaik dari 103,26 pada triwulan I 2019, menjadi
120,49 pada triwulan II 2019 (Grafik 1.5).
1.2.1 Konsumsi
1
Indeks Tendensi Konsumen merupakan indeks yang menggambarkan kondisi
ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan prakiraan triwulan mendatang.
Indikator ini dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui survei tendensi konsumen.
1.
3LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20192 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
1.1 KONDISI UMUM
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
0
8
16
24
32
0
2
4
6
8
10
12RP. TRILIUN %YOY
PDRB (ADHK) - KI G. KALTENG - KA G. NASIONAL - KA
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Kalimantan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
%YOY
KALTENG KALBAR KALSEL KALTARA KALTIM KALIMANTAN
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
Q1 2019 Q2 2019
6,03
5,07
4,08
7,13
5,36 5,33
7,67
5,08
4,24
7,87
5,43 5,65
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Kinerja ekonomi regional Kalimantan mengalami
peningkatan. Pada triwulan II 2019, ekonomi regional
Kalimantan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar
5,65% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan I
2019 yang tumbuh sebesar 5,33% (yoy). Tingkat
pertumbuhan ekonomi di seluruh provinsi di Kalimantan
tercatat mengalami peningkatan dibanding triwulan
sebelumnya (Grafik 1.1). Secara umum, peningkatan
ekonomi di Kalimantan dipengaruhi oleh peningkatan
kinerja lapangan usaha utama yang masih terjaga di
tengah penurunan permintaan global. Lapangan usaha
pertambangan di Kalimantan meningkat didorong oleh
peningkatan produksi batubara untuk memenuhi
permintaan ekspor dari negara mitra dagang di ASEAN dan
Tiongkok yang meningkat. Di sisi lain, perlambatan pada
sektor pertanian akibat harga komoditas karet dan TBS
yang relatif rendah menjadi penahan pertumbuhan
ekonomi Kalimantan pada triwulan ini. Berdasarkan
pangsanya, ekonomi Kalimantan T imur tetap
mendominasi perekonomian regional Kalimantan dengan
pangsa ekonomi tertinggi sebesar 51,15%, sedangkan
pangsa ekonomi Kalimantan Tengah tercatat sebesar
11,60%, sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sebesar 11,61% (Grafik 1.3).
Kinerja ekonomi Kalimantan Tengah selama triwulan
II 2019 menunjukkan peningkatan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya, sejalan dengan
perkembangan regional. Laju perekonomian
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sebesar 7,67%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan capaian triwulan I
2019 sebesar 6,03% (yoy), dan rata-rata pertumbuhan lima
tahun ke belakang periode yang sama sebesar 6,48% (yoy)
(Grafik 1.2). Dari sisi permintaan, pertumbuhan didorong
oleh meningkatnya permintaan domestik seiring dengan
peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga menjelang
HBKN dan konsumsi pemerintah terkait dengan kegiatan
Pemilu, serta tetap kuatnya kinerja ekspor yang ditopang
oleh peningkatan kinerja eskpor luar negeri, terutama
komoditas batubara. Sementara itu dari sisi penawaran,
meningkatnya produksi batubara mendorong kinerja
sektor pertambangan, dan meningkatnya produktivitas TBS
seiring dengan usia tanaman yang semakin produktif
mendorong pertumbuhan sektor pertanian.
Kinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada
triwulan III 2019 diprakirakan melambat, dampak
melemahnya permintaan domestik. Kinerja
perekonomian yang melambat diprakirakan bersumber
dari melambatnya kinerja lapangan usaha utama, yaitu
Grafik 1.3 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan Triwulan II 2019
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
pertambangan dan perdagangan yang dipengaruhi oleh
penurunan permintaan global untuk komoditas
pertambangan, dan pelemahan permintaan domestik.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga
diprakirakan melambat sejalan dengan normalisasi
aktivitas konsumsi masyarakat pasca HBKN.
Kinerja ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 mengalami peningkatan, utamanya didorong
oleh permintaan domestik dan ekspor. Peningkatan
kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,
dan kinerja ekspor mendorong laju pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 (Tabel 1.1).
Peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga menjelang
hari raya Idul Fitri, peningkatan realisasi belanja
pemerintah pada awal tahun terkait dengan kegiatan
Pemilu, serta ekspor komoditas batubara yang meningkat
menjadi faktor pendorong laju ekonomi Kalimantan
Tengah triwulan II 2019.
Memasuki triwulan III 2019, perekonomian
Kalimantan Tengah diprakirakan akan mengalami
perlambat disebabkan oleh pelemahan permintaan
domestik. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah
triwulan III 2019 diprakirakan akan mengalami
perlambatan yang bersumber dari penurunan kinerja
lapangan usaha pertambangan dan lapangan usaha
perdagangan seiring dengan pelemahan permintaan
1.2 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PERMINTAAN
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)
KOMPONEN PERMINTAANI II
2018
KONSUMSI RT
KONSUMSI LNPRT
KONSUMSI PEMERINTAH
PMTB
PERUBAHAN INVENTORI
EKSPOR
EKSPOR LN
EKSPOR AD
IMPOR
IMPOR LN
IMPOR AD
PDRB
4,50 4,91
12,38
(15,58)
13,30
738,22
III
4,75
5,56
186,85
IV
4,46
(18,86)
11,43
5,28
5,53
4,48
8,89
5,50
1,27
122,29
12,36
1,83
165,57
6,83
4,72
7,09
(2,33)
5,25
4,41
10,31
(5,93)
20,52
4,73
55,51
3,89
6,35
2018
TOTAL
2017
TOTAL
2016
TOTAL I
3,69
11,26
(1,63)
4,43
0,14
15,72
46,70
(9,68)
11,84
(4,46)
21,40
6,03
2019
II
4,92
6,73
3,85
0,64
(4,93)
12,28
66,35
(19,16)
2,78
(83,41)
12,51
7,67
negara mitra dagang utama dan normalisasi permintaan
domestik. Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga akan
melambat sejalan dengan normalisasi konsumsi
masyarakat pasca HBKN, dan ekspor juga diprakirakan
melambat sebagai dampak dari pelemahan permintaan
global.
Pada triwulan II 2019, pertumbuhan konsumsi
meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Komponen konsumsi pada triwulan II 2019
mengalami pertumbuhan, didorong oleh peningkatan
konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
Konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019 tumbuh
sebesar 4,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan I 2019 sebesar 3,69% (yoy). Meningkatnya
pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II
2019 terkonfirmasi dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) .
Indikator ITK mengindikasikan adanya kenaikan level
indeks yaitu dari 102,39 pada triwulan I 2019 menjadi
131,65 (Grafik 1.4). Peningkatan ITK didorong oleh
peningkatan volume konsumsi baik bahan makanan dan
non-makanan terutama seiring peningkatan konsumsi
pada hari raya Idul Fitri. Peningkatan konsumsi tersebut
didukung oleh peningkatan pendapatan rumah tangga
yang tercermin dari indeks pendapatan rumah tangga
yang membaik dari 103,26 pada triwulan I 2019, menjadi
120,49 pada triwulan II 2019 (Grafik 1.5).
1.2.1 Konsumsi
1
Indeks Tendensi Konsumen merupakan indeks yang menggambarkan kondisi
ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan prakiraan triwulan mendatang.
Indikator ini dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui survei tendensi konsumen.
1.
3LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20192 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 1.9 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DATA DIOLAH
BELANJA PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN BELANJA PEMERINTAH (% YOY) - KA
0
4000
8000
12000
16000
20000
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
Grafik 1.10 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah
SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN DEPOSITO PEMERINTAH (% YOY) - KA
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
Grafik 1.8 Indeks Ekspektasi Konsumen
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
IEK KONDISI PENGHASILAN KONDISI EKONOMI KETERSEDIAAN LAP.KERJA 6 BLN Y.A.D
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
PENJUALAN LISTRIK RT (JUTA KWH) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-
40
80
120
160
200
240
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Grafik 1.6 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
T. PERKEBUNAN RAKYAT GABUNGAN
INDEKS
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
80
85
90
95
100
105
110
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
0
20
40
60
80
100
120
140
160
TINGKAT KONSUMSI BAHAN MAKANAN LEVEL OPTIMISME ITK
Grafik 1.5 Indeks Pendapatan Rumah Tangga
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
PENDAPATAN LEVEL OPTIMISME
INDEKS INDEKS
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
130
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Peningkatan nilai tukar petani dan konsumsi listrik
mengkonfirmasi peningkatan pertumbuhan
konsumsi rumah tangga. Nilai tukar petani di
Kalimantan Tengah menunjukkan peningkatan dari 95,56
pada triwulan I 2019, menjadi 96,09 pada triwulan II 2019
sejalan dengan peningkatan kinerja sektor pertanian,
perhutanan, dan perikanan. Kenaikan nilai tukar petani
menggambarkan adanya peningkatan daya beli petani di
Kalimantan Tengah, sehingga konsumsi rumah tangga
mengalami peningkatan. Sejalan dengan kondisi tersebut,
konsumsi listrik segmen rumah tangga di Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 menunjukkan kenaikan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. (Grafik 1.7).
Memasuki triwulan III 2019, konsumsi rumah tangga
diprakirakan mengalami perlambatan. Perlambatan ini
didorong oleh normalisasi aktivitas konsumsi pasca bulan
Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Perlambatan konsumsi
rumah tangga terkonfirmasi dari hasil survei konsumen
Bank Indonesia. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Kalimantan Tengah menurun dari 125,17 pada triwulan I
2019 menjadi 123,44 di triwulan II 2019 (Grafik 1.8).
Menurunnya IEK pada triwulan II 2019 menunjukkan lebih
rendahnya ekspektasi konsumsi masyarakat dalam
beberapa bulan kedepan. Penurunan ekspektasi konsumen
didorong oleh perilaku masyarakat yang cenderung
mengurangi konsumsi pasca HBKN.
Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan II 2019
mengalami peningkatan. Konsumsi pemerintah pada
triwulan II 2019 tumbuh sebesar 3,85% (yoy) dari
sebelumnya tercatat mengalami kontraksi sebesar -1,63%
(yoy) (Tabel 1.1). Meningkatnya konsumsi pemerintah
ditunjukkan dari perbaikan realisasi belanja pemerintah
daerah pada triwulan II 2019 yang meskipun mengalami
kontraksi sebesar 4,15% (yoy), tidak sedalam kontraksi
pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,72%
(yoy). Secara nominal, total belanja pemerintah daerah
pada triwulan II 2019 sebesar Rp6,09 triliun atau mencapai
31,04% dari pagu belanja APBD 2019, dengan penyerapan
belanja operasi dan modal masing-masing sebesar 34,95%
dan 19,93% dari pagu belanja (Grafik 1.9).
Sejalan dengan tumbuhnya realisasi belanja
pemerintah daerah, penempatan deposito
pemerintah di perbankan mengalami perlambatan.
Pertumbuhan deposito pemerintah daerah pada triwulan II
2019 tercatat sebesar 46,11% (yoy), melambat dari
triwulan I 2019 sebesar 54,11% (yoy) (Grafik 1.10). Total
deposito pemerintah daerah Kalimantan Tengah di
perbankan pada triwulan II 2019 mencapai Rp1.215 miliar.
Melambatnya pertumbuhan deposito pemerintah pada
triwulan II 2019 disebabkan oleh realisasi belanja
pemerintah daerah Kalimantan Tengah khususnya belanja
operasional terkait dengan kegiatan Pemilu.
Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan III 2019
diprakirakan akan meningkat. Akselerasi pertumbuhan
konsumsi pemerintah diprakirakan akan didorong oleh
peningkatan belanja operasional didorong oleh pencairan
gaji ke-13 ASN daerah di bulan Juli 2019. Hal ini juga
sejalan dengan tren percepatan realisasi di paruh kedua
tahun berjalan untuk mengejar realisasi menjelang akhir
tahun.
Kinerja komponen investasi pada triwulan II 2019
tercatat lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
yang merupakan indikator dari kegiatan investasi tumbuh
sebesar 0,64% (yoy), menurun dibandingkan dengan
triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 4,43% (yoy) (Tabel
1.1). Deselerasi pertumbuhan investasi didorong oleh
melambatnya realisasi investasi dan aktivitas perusahaan
pada Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, proyek
infrastruktur pemerintah yang sudah memasuki tahap
penyelesaian juga menyebabkan belanja modal
pemerintah pada triwulan II 2019 tidak sebesar triwulan I
2019 saat sebagian besar proyek masih berjalan.
Seiring dengan menurunnya kondisi perekonomian
global, optimisme korporasi di Kalimantan Tengah
ikut mengalami penurunan. Hal ini terkonfirmasi dari
penurunan likert scale investasi korporasi hasil survei
liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dan perlambatan
pertumbuhan kredit investasi perbankan di Kalimantan
Tengah ( 11). Kredit investasi mengalami perlambatan dari
tumbuh sebesar 28,03% (yoy) pada triwulan I 2019,
menjadi sebesar 16,44% (yoy) pada triwulan II 2019
sejalan dengan berkurangnya kebutuhan pendanaan
investasi korporasi sawit di Kalimantan Tengah.
Berdasarkan hasil survei liaison, beberapa korporasi sawit
cenderung tidak melakukan investasi bernilai signifikan
pada triwulan II 2019 karena sebagian besar investasi
1.2.2 Investasi
5LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20194 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 1.9 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DATA DIOLAH
BELANJA PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN BELANJA PEMERINTAH (% YOY) - KA
0
4000
8000
12000
16000
20000
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
Grafik 1.10 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah
SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN DEPOSITO PEMERINTAH (% YOY) - KA
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
Grafik 1.8 Indeks Ekspektasi Konsumen
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
IEK KONDISI PENGHASILAN KONDISI EKONOMI KETERSEDIAAN LAP.KERJA 6 BLN Y.A.D
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
PENJUALAN LISTRIK RT (JUTA KWH) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-
40
80
120
160
200
240
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Grafik 1.6 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
T. PERKEBUNAN RAKYAT GABUNGAN
INDEKS
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
80
85
90
95
100
105
110
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
0
20
40
60
80
100
120
140
160
TINGKAT KONSUMSI BAHAN MAKANAN LEVEL OPTIMISME ITK
Grafik 1.5 Indeks Pendapatan Rumah Tangga
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
PENDAPATAN LEVEL OPTIMISME
INDEKS INDEKS
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
130
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Peningkatan nilai tukar petani dan konsumsi listrik
mengkonfirmasi peningkatan pertumbuhan
konsumsi rumah tangga. Nilai tukar petani di
Kalimantan Tengah menunjukkan peningkatan dari 95,56
pada triwulan I 2019, menjadi 96,09 pada triwulan II 2019
sejalan dengan peningkatan kinerja sektor pertanian,
perhutanan, dan perikanan. Kenaikan nilai tukar petani
menggambarkan adanya peningkatan daya beli petani di
Kalimantan Tengah, sehingga konsumsi rumah tangga
mengalami peningkatan. Sejalan dengan kondisi tersebut,
konsumsi listrik segmen rumah tangga di Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 menunjukkan kenaikan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. (Grafik 1.7).
Memasuki triwulan III 2019, konsumsi rumah tangga
diprakirakan mengalami perlambatan. Perlambatan ini
didorong oleh normalisasi aktivitas konsumsi pasca bulan
Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Perlambatan konsumsi
rumah tangga terkonfirmasi dari hasil survei konsumen
Bank Indonesia. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Kalimantan Tengah menurun dari 125,17 pada triwulan I
2019 menjadi 123,44 di triwulan II 2019 (Grafik 1.8).
Menurunnya IEK pada triwulan II 2019 menunjukkan lebih
rendahnya ekspektasi konsumsi masyarakat dalam
beberapa bulan kedepan. Penurunan ekspektasi konsumen
didorong oleh perilaku masyarakat yang cenderung
mengurangi konsumsi pasca HBKN.
Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan II 2019
mengalami peningkatan. Konsumsi pemerintah pada
triwulan II 2019 tumbuh sebesar 3,85% (yoy) dari
sebelumnya tercatat mengalami kontraksi sebesar -1,63%
(yoy) (Tabel 1.1). Meningkatnya konsumsi pemerintah
ditunjukkan dari perbaikan realisasi belanja pemerintah
daerah pada triwulan II 2019 yang meskipun mengalami
kontraksi sebesar 4,15% (yoy), tidak sedalam kontraksi
pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,72%
(yoy). Secara nominal, total belanja pemerintah daerah
pada triwulan II 2019 sebesar Rp6,09 triliun atau mencapai
31,04% dari pagu belanja APBD 2019, dengan penyerapan
belanja operasi dan modal masing-masing sebesar 34,95%
dan 19,93% dari pagu belanja (Grafik 1.9).
Sejalan dengan tumbuhnya realisasi belanja
pemerintah daerah, penempatan deposito
pemerintah di perbankan mengalami perlambatan.
Pertumbuhan deposito pemerintah daerah pada triwulan II
2019 tercatat sebesar 46,11% (yoy), melambat dari
triwulan I 2019 sebesar 54,11% (yoy) (Grafik 1.10). Total
deposito pemerintah daerah Kalimantan Tengah di
perbankan pada triwulan II 2019 mencapai Rp1.215 miliar.
Melambatnya pertumbuhan deposito pemerintah pada
triwulan II 2019 disebabkan oleh realisasi belanja
pemerintah daerah Kalimantan Tengah khususnya belanja
operasional terkait dengan kegiatan Pemilu.
Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan III 2019
diprakirakan akan meningkat. Akselerasi pertumbuhan
konsumsi pemerintah diprakirakan akan didorong oleh
peningkatan belanja operasional didorong oleh pencairan
gaji ke-13 ASN daerah di bulan Juli 2019. Hal ini juga
sejalan dengan tren percepatan realisasi di paruh kedua
tahun berjalan untuk mengejar realisasi menjelang akhir
tahun.
Kinerja komponen investasi pada triwulan II 2019
tercatat lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
yang merupakan indikator dari kegiatan investasi tumbuh
sebesar 0,64% (yoy), menurun dibandingkan dengan
triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 4,43% (yoy) (Tabel
1.1). Deselerasi pertumbuhan investasi didorong oleh
melambatnya realisasi investasi dan aktivitas perusahaan
pada Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, proyek
infrastruktur pemerintah yang sudah memasuki tahap
penyelesaian juga menyebabkan belanja modal
pemerintah pada triwulan II 2019 tidak sebesar triwulan I
2019 saat sebagian besar proyek masih berjalan.
Seiring dengan menurunnya kondisi perekonomian
global, optimisme korporasi di Kalimantan Tengah
ikut mengalami penurunan. Hal ini terkonfirmasi dari
penurunan likert scale investasi korporasi hasil survei
liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dan perlambatan
pertumbuhan kredit investasi perbankan di Kalimantan
Tengah ( 11). Kredit investasi mengalami perlambatan dari
tumbuh sebesar 28,03% (yoy) pada triwulan I 2019,
menjadi sebesar 16,44% (yoy) pada triwulan II 2019
sejalan dengan berkurangnya kebutuhan pendanaan
investasi korporasi sawit di Kalimantan Tengah.
Berdasarkan hasil survei liaison, beberapa korporasi sawit
cenderung tidak melakukan investasi bernilai signifikan
pada triwulan II 2019 karena sebagian besar investasi
1.2.2 Investasi
5LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20194 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 1.11 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison Bank Indonesia)
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
INVESTASI PERKIRAAN INVESTASI
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi
SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
KREDIT INVESTASI (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60%
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
sudah dilakukan di triwulan sebelumnya serta belum
kondusifnya kondisi pasar global CPO yang masih
mengalami oversupply yang menyebabkan beberapa
pengusaha mengambil sikap wait and see. Beberapa
perusahaan hanya melakukan perawatan rutin untuk
mesin tanpa menambah kapasitas produksi.
Perlambatan kredit investasi mengkonfirmasi
pelemahan investasi. Pada triwulan II 2019, penyaluran
kredit investasi tumbuh sebesar 16,44% (yoy), melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 28,03% (yoy) (Grafik 1.12). Nominal kredit
investasi pada triwulan II 2019 adalah sebesar Rp23,95
triliun. Perlambatan penyaluran kredit perdagangan
mengindikasikan bahwa kebutuhan perusahaan untuk
membiayai kegiatan investasi mengalami pelemahan. Hal
ini sejalan dengan upaya pelaku usaha yang cenderung
hanya melakukan perawatan rutin dan tidak melakukan
kegiatan investasi yang signifikan dikarenakan sebagian
besar investasi sudah direalisasikan pada triwulan
sebelumnya.
Grafik 1.13 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH
IMPOR BARANG INDUSTRI (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Grafik 1.14 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH
IMPOR BARANG INDUSTRI (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-200
200
400
600
800
0
%
-
20
40
60
80
100
120
-
5
10
15
20
25
30
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Pelemahan investasi juga terkonfirmasi dari
kontraksi impor barang industri. Berdasarkan
nominalnya, impor barang industri mengalami kontraksi
sebesar -91,07% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun
dibandingkan triwulan I 2019 yang mengalami
pertumbuhan sebesar 17,90% (yoy) (Grafik 1.13). Impor
barang industri di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019
mencapai US$9,4 juta, menurun dari triwulan I 2019
sebesar US$105,8 juta. Selain itu, berdasarkan volumenya,
impor barang industri mengalami kontraksi sebesar
43,55% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun
dibandingkan triwulan I 2019 yang mengalami
pertumbuhan sebesar 17,90%(yoy) (Grafik 1.14).
Kinerja investasi pada triwulan III 2019 diprakirakan
akan meningkat. Pertumbuhan investasi pada triwulan III
2019 akan mengalami peningkatan didorong oleh
percepatan realisasi belanja modal pemerintah daerah
yang hingga triwulan II 2019 baru terealisasi 19,93%. Hal
ini sejalan dengan tren percepatan realisasi di paruh kedua
tahun berjalan untuk mengejar realisasi menjelang akhir
tahun. Pembentukan modal tetap bruto bangunan akan
meningkat seiring dengan realisasi beberapa proyek
infrastruktur di Kalimantan Tengah, beberapa
pembangunan berskala kecil lainnya oleh pemerintah
kabupaten/kota.
Kinerja ekspor Kalimantan Tengah masih tumbuh
positif, meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan ekspor Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 tercatat sebesar 12,28% (yoy), lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
15,72% (yoy) (Tabel 1.1). Perlambatan kinerja ekspor pada
triwulan II 2019 bersumber dari komponen ekspor antar
daerah yang mengalami kontraksi sebesar -19,68% (yoy),
turun lebih dalam dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi sebesar -9,68% (yoy). Di sisi
lain, ekspor luar negeri mengalami percepatan
pertumbuhan menahan kinerja ekspor keseluruhan
melambat lebih dalam. Ekspor luar negeri tumbuh sebesar
66,35% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya
sebesar 46,70% (yoy). Kenaikan ekspor luar negeri
terutama dikontribusi dari peningkatan ekspor batubara.
Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai, nominal
ekspor luar negeri Kalimantan Tengah mengalami
peningkatan pertumbuhan. Nominal ekspor luar negeri
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat
mengalami pertumbuhan sebesar 40,87% (yoy),
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 32,58% (yoy) (Grafik 1.15). Namun,
1.2.3 Ekspor
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Tengah (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL EKSPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-50
-25
0
25
50
75
100
125
150
175
0
75
150
225
300
375
450
525
600
675
750
Grafik 1.16 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Tengah (Ton)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
VOLUME EKSPOR LN (JUTA TON) PERTUMBUHAN (% YOY)
-150
0
150
0
2
4
6
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
pertumbuhan volume ekspor luar negeri Kalimantan
Tengah tercatat mengalami sedikit penurunan sebesar
37,19% (yoy), dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 37,34% (yoy) (grafik 1.16). Total
volume ekspor luar negeri Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019 mencapai 4,89 juta ton.
Komoditas batubara menjadi pendorong utama
meningkatnya pertumbuhan kinerja ekspor luar
negeri pada triwulan II 2019. Nilai ekspor luar negeri
batubara selama triwulan II 2019 mencapai US$387 juta,
atau tumbuh sebesar 36,82% (yoy), meningkat dibanding
triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 21,51%.
Pertumbuhan ini dipicu oleh peningkatan permintaan
batubara dari Jepang, Tiongkok, dan negara-negara
ASEAN. Peningkatan permintaan batubara dari Jepang
dan Tiongkok sejalan dengan peningkatan kebutuhan
bahan bakar untuk beberapa pembangkit listrik yang baru
selesai dibangun oleh negara tersebut. Sementara itu,
peningkatan ekspor batubara menuju negara ASEAN,
terutama Vietnam, didorong oleh kebutuhan batubara
kualitas rendah oleh negara tersebut sebagai bahan bakar
pembangkit untuk memenuhi kebutuhan industri
domestiknya yang sedang berkembang pesat.
Selain batubara, komoditas CPO turut berkontribusi
terhadap peningkatan kinerja ekspor luar negeri
Kalimantan Tengah. Ekspor luar negeri komoditas CPO
mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebesar
75,59% (yoy) pada triwulan I 2019, menjadi sebesar
106,45% (yoy) pada triwulan II 2019. Peningkatan ekspor
luar negeri CPO dikontribusi oleh peningkatan permintaan
7LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20196 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 1.11 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison Bank Indonesia)
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
INVESTASI PERKIRAAN INVESTASI
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi
SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
KREDIT INVESTASI (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60%
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
sudah dilakukan di triwulan sebelumnya serta belum
kondusifnya kondisi pasar global CPO yang masih
mengalami oversupply yang menyebabkan beberapa
pengusaha mengambil sikap wait and see. Beberapa
perusahaan hanya melakukan perawatan rutin untuk
mesin tanpa menambah kapasitas produksi.
Perlambatan kredit investasi mengkonfirmasi
pelemahan investasi. Pada triwulan II 2019, penyaluran
kredit investasi tumbuh sebesar 16,44% (yoy), melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 28,03% (yoy) (Grafik 1.12). Nominal kredit
investasi pada triwulan II 2019 adalah sebesar Rp23,95
triliun. Perlambatan penyaluran kredit perdagangan
mengindikasikan bahwa kebutuhan perusahaan untuk
membiayai kegiatan investasi mengalami pelemahan. Hal
ini sejalan dengan upaya pelaku usaha yang cenderung
hanya melakukan perawatan rutin dan tidak melakukan
kegiatan investasi yang signifikan dikarenakan sebagian
besar investasi sudah direalisasikan pada triwulan
sebelumnya.
Grafik 1.13 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH
IMPOR BARANG INDUSTRI (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Grafik 1.14 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH
IMPOR BARANG INDUSTRI (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-200
200
400
600
800
0
%
-
20
40
60
80
100
120
-
5
10
15
20
25
30
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Pelemahan investasi juga terkonfirmasi dari
kontraksi impor barang industri. Berdasarkan
nominalnya, impor barang industri mengalami kontraksi
sebesar -91,07% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun
dibandingkan triwulan I 2019 yang mengalami
pertumbuhan sebesar 17,90% (yoy) (Grafik 1.13). Impor
barang industri di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019
mencapai US$9,4 juta, menurun dari triwulan I 2019
sebesar US$105,8 juta. Selain itu, berdasarkan volumenya,
impor barang industri mengalami kontraksi sebesar
43,55% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun
dibandingkan triwulan I 2019 yang mengalami
pertumbuhan sebesar 17,90%(yoy) (Grafik 1.14).
Kinerja investasi pada triwulan III 2019 diprakirakan
akan meningkat. Pertumbuhan investasi pada triwulan III
2019 akan mengalami peningkatan didorong oleh
percepatan realisasi belanja modal pemerintah daerah
yang hingga triwulan II 2019 baru terealisasi 19,93%. Hal
ini sejalan dengan tren percepatan realisasi di paruh kedua
tahun berjalan untuk mengejar realisasi menjelang akhir
tahun. Pembentukan modal tetap bruto bangunan akan
meningkat seiring dengan realisasi beberapa proyek
infrastruktur di Kalimantan Tengah, beberapa
pembangunan berskala kecil lainnya oleh pemerintah
kabupaten/kota.
Kinerja ekspor Kalimantan Tengah masih tumbuh
positif, meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan ekspor Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 tercatat sebesar 12,28% (yoy), lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
15,72% (yoy) (Tabel 1.1). Perlambatan kinerja ekspor pada
triwulan II 2019 bersumber dari komponen ekspor antar
daerah yang mengalami kontraksi sebesar -19,68% (yoy),
turun lebih dalam dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi sebesar -9,68% (yoy). Di sisi
lain, ekspor luar negeri mengalami percepatan
pertumbuhan menahan kinerja ekspor keseluruhan
melambat lebih dalam. Ekspor luar negeri tumbuh sebesar
66,35% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya
sebesar 46,70% (yoy). Kenaikan ekspor luar negeri
terutama dikontribusi dari peningkatan ekspor batubara.
Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai, nominal
ekspor luar negeri Kalimantan Tengah mengalami
peningkatan pertumbuhan. Nominal ekspor luar negeri
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat
mengalami pertumbuhan sebesar 40,87% (yoy),
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 32,58% (yoy) (Grafik 1.15). Namun,
1.2.3 Ekspor
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Tengah (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL EKSPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-50
-25
0
25
50
75
100
125
150
175
0
75
150
225
300
375
450
525
600
675
750
Grafik 1.16 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Tengah (Ton)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
VOLUME EKSPOR LN (JUTA TON) PERTUMBUHAN (% YOY)
-150
0
150
0
2
4
6
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
pertumbuhan volume ekspor luar negeri Kalimantan
Tengah tercatat mengalami sedikit penurunan sebesar
37,19% (yoy), dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 37,34% (yoy) (grafik 1.16). Total
volume ekspor luar negeri Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019 mencapai 4,89 juta ton.
Komoditas batubara menjadi pendorong utama
meningkatnya pertumbuhan kinerja ekspor luar
negeri pada triwulan II 2019. Nilai ekspor luar negeri
batubara selama triwulan II 2019 mencapai US$387 juta,
atau tumbuh sebesar 36,82% (yoy), meningkat dibanding
triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 21,51%.
Pertumbuhan ini dipicu oleh peningkatan permintaan
batubara dari Jepang, Tiongkok, dan negara-negara
ASEAN. Peningkatan permintaan batubara dari Jepang
dan Tiongkok sejalan dengan peningkatan kebutuhan
bahan bakar untuk beberapa pembangkit listrik yang baru
selesai dibangun oleh negara tersebut. Sementara itu,
peningkatan ekspor batubara menuju negara ASEAN,
terutama Vietnam, didorong oleh kebutuhan batubara
kualitas rendah oleh negara tersebut sebagai bahan bakar
pembangkit untuk memenuhi kebutuhan industri
domestiknya yang sedang berkembang pesat.
Selain batubara, komoditas CPO turut berkontribusi
terhadap peningkatan kinerja ekspor luar negeri
Kalimantan Tengah. Ekspor luar negeri komoditas CPO
mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebesar
75,59% (yoy) pada triwulan I 2019, menjadi sebesar
106,45% (yoy) pada triwulan II 2019. Peningkatan ekspor
luar negeri CPO dikontribusi oleh peningkatan permintaan
7LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20196 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Sumber : ditjend bea dan cukai, data diolah
SINGAPURA
16,00
TIONGKOK
24,59
MALAYSIA
48,67
Grafik 1.23 Perkembangan Negara Asal Impor LN (%)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
Grafik 1.24 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)
BAHAN KIMIA ORGANIK
10,64
PUPUK
25,34
MESIN DAN PESAWAT MEKANIK
45,69
LAINNYA
-
BERBAGAI PRODUK KIMIA
8,26
LAINNYA
10,74
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL IMPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-300
0
300
600
900
1200
1500
1800
0
20
40
60
80
100
120
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
VOLUME IMPOR LN (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
Grafik 1.22 Perkembangan Volume Impor Kalimantan Tengah (ribu ton)
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
02468
101214161820222426
Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Impor Kalimantan Tengah (Juta USD)
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
JEPANG INDIA TIONGKOK
Grafik 1.19 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang Utama (%)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
KAYU
LAINNYA
2,10
17,78
KARET
4,62
BATU BARA
65,28
CPO
10,21
Grafik 1.20 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Negara Mitra Dagang (%)
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Grafik 1.18 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Utama (%)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
PAKISTAN
MALAYSIA
0,50
27,62
TIONGKOK
23,62
INDIA
10,53
JEPANG
35,29
Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (%)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
CPO BATU BARA KARET
-150-75
075
150225300375450525600675750825900
LAINNYA
-
EROPA
-
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
CPO menuju Tiongkok. Berdasarkan hasil survei liaison
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan
Tengah terhadap beberapa korporasi sawit di Kalimantan
Tengah, peningkatan ekspor ini juga didorong oleh ekspor
produk olahan CPO yang baru mulai diproduksi pada
tahun ini, yaitu olein, stearin, dan PFAD ke Tiongkok.
(Grafik 1.17).
Ekspor Kalimantan Tengah diprakirakan mengalami
perlambatan di triwulan III 2019 disebabkan oleh
perlambatan ekspor luar negeri. Pertumbuhan ekspor
luar negeri diprakirakan akan mengalami perlambatan
seiring dengan pelemahan ekonomi negara mitra dagang
utama, terutama Jepang, serta menurunnya harga
komoditas utama. Tren kontraksi harga CPO dan batubara
dunia sampai dengan Juni 2019 menjadi sentimen negatif
terhadap perkembangan ekspor luar negeri Kalimantan
Tengah. Lebih lanjut, rencana pemangkasan impor
batubara oleh pemerintah India untuk disubstitusi dengan
batubara produksi domestik juga berpotensi
menyebabkan penurunan ekspor batubara ke negara
tersebut.
Kinerja impor Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 mengalami perlambatan. Pertumbuhan impor
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sebesar 2,78%
(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode
sebelumnya sebesar 11,84% (yoy) (Tabel 1.1).
Menurunnya pertumbuhan impor di triwulan II 2019
disebabkan oleh komponen impor barang luar negeri yang
mengalami kontraksi sebesar -83,41% (yoy), turun lebih
dalam dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang
terkontraksi sebesar -4,46% (yoy). Di sisi lain, komponen
impor antardaerah mengalami pertumbuhan sebesar
12,51% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
I 2019 sebesar 21,40% (yoy). Lebih dominannya
komponen impor antardaerah dalam struktur impor
Kalimantan Tengah menyebabkan perlambatan impor
secara keseluruhan tidak terlalu dalam.
Nilai impor barang luar negeri mengalami
penurunan, sejalan dengan melambatnya komponen
impor. Berdasarkan data Ditjend Bea dan Cukai, nilai
1.2.4 Impor
impor barang luar negeri Kalimantan Tengah pada triwulan
II 2019 mencapai sebesar US$9,7 juta, turun dari triwulan
sebelumnya sebesar US$20,2 juta. Capaian ini mengalami
kontraksi sebesar -90,86% (yoy), dibandingkan dengan
triwulan I 2019 yang mengalami kontraksi sebesar -
10,92% (yoy) (Grafik 1.21). Di sisi lain, pertumbuhan
volume impor luar negeri Kalimantan Tengah secara
tahunan mengalami penurunan, yaitu dari tumbuh sebesar
4,86% (yoy) di triwulan I 2019 menjadi terkontraksi
sebesar -43,54% (yoy) (Grafik 1.22). Aktivitas impor luar
negeri Kalimantan Tengah selama triwulan II 2019
terkontraksi akibat rendahnya investasi yang dilakukan
oleh pihak swasta pada periode tersebut yang
terkonfirmasi dari penurunan impor mesin/pesawat
mekanik dari sebesar US$16,3 juta di triwulan I 2019
menjadi sebesar US$4,4 juta di triwulan II 2019.
Berdasarkan jenis komoditasnya, mesin/pesawat
mekanik masih menjadi komoditas impor terbesar
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 (Grafik
1.24). Meskipun demikian, pangsa impor mesin/pesawat
mekanik menurun dari sebesar 80,68% triwulan I 2019
menjadi sebesar 45,69% di triwulan II 2019. Pada urutan
kedua, impor pada triwulan II 2019 didominasi oleh
komoditas pupuk dengan pangsa sebesar 25,34%. Impor
pupuk meningkat didorong oleh meningkatnya
kebutuhan pupuk pada perkebunan kelapa sawit
menjelang musim panen TBS. Berdasarkan negara asalnya,
sebagian besar mesin/pesawat mekanik diimpor dari
Malaysia, dan sebagian besar pupuk diimpor dari Laos.
Impor Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019
diprakirakan mengalami peningkatan. Akselerasi
kinerja impor Kalimantan Tengah di triwulan II 2019 sejalan
dengan outlook perrcepatan realisasi investasi di triwulan
III 2019. Kinerja impor pada triwulan III 2019 akan
mengalami peningkatan seiring dengan realisasi beberapa
proyek infrastruktur di Kalimantan Tengah, beberapa
pembangunan berskala kecil lainnya oleh pemerintah
kabupaten/kota yang mendorong permintaan bahan baku
yang berasal dari luar daerah.
9LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20198 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Sumber : ditjend bea dan cukai, data diolah
SINGAPURA
16,00
TIONGKOK
24,59
MALAYSIA
48,67
Grafik 1.23 Perkembangan Negara Asal Impor LN (%)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
Grafik 1.24 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)
BAHAN KIMIA ORGANIK
10,64
PUPUK
25,34
MESIN DAN PESAWAT MEKANIK
45,69
LAINNYA
-
BERBAGAI PRODUK KIMIA
8,26
LAINNYA
10,74
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL IMPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-300
0
300
600
900
1200
1500
1800
0
20
40
60
80
100
120
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
VOLUME IMPOR LN (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
Grafik 1.22 Perkembangan Volume Impor Kalimantan Tengah (ribu ton)
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
02468
101214161820222426
Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Impor Kalimantan Tengah (Juta USD)
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
JEPANG INDIA TIONGKOK
Grafik 1.19 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang Utama (%)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
KAYU
LAINNYA
2,10
17,78
KARET
4,62
BATU BARA
65,28
CPO
10,21
Grafik 1.20 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Negara Mitra Dagang (%)
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Grafik 1.18 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Utama (%)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
PAKISTAN
MALAYSIA
0,50
27,62
TIONGKOK
23,62
INDIA
10,53
JEPANG
35,29
Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (%)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
CPO BATU BARA KARET
-150-75
075
150225300375450525600675750825900
LAINNYA
-
EROPA
-
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
CPO menuju Tiongkok. Berdasarkan hasil survei liaison
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan
Tengah terhadap beberapa korporasi sawit di Kalimantan
Tengah, peningkatan ekspor ini juga didorong oleh ekspor
produk olahan CPO yang baru mulai diproduksi pada
tahun ini, yaitu olein, stearin, dan PFAD ke Tiongkok.
(Grafik 1.17).
Ekspor Kalimantan Tengah diprakirakan mengalami
perlambatan di triwulan III 2019 disebabkan oleh
perlambatan ekspor luar negeri. Pertumbuhan ekspor
luar negeri diprakirakan akan mengalami perlambatan
seiring dengan pelemahan ekonomi negara mitra dagang
utama, terutama Jepang, serta menurunnya harga
komoditas utama. Tren kontraksi harga CPO dan batubara
dunia sampai dengan Juni 2019 menjadi sentimen negatif
terhadap perkembangan ekspor luar negeri Kalimantan
Tengah. Lebih lanjut, rencana pemangkasan impor
batubara oleh pemerintah India untuk disubstitusi dengan
batubara produksi domestik juga berpotensi
menyebabkan penurunan ekspor batubara ke negara
tersebut.
Kinerja impor Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 mengalami perlambatan. Pertumbuhan impor
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sebesar 2,78%
(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode
sebelumnya sebesar 11,84% (yoy) (Tabel 1.1).
Menurunnya pertumbuhan impor di triwulan II 2019
disebabkan oleh komponen impor barang luar negeri yang
mengalami kontraksi sebesar -83,41% (yoy), turun lebih
dalam dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang
terkontraksi sebesar -4,46% (yoy). Di sisi lain, komponen
impor antardaerah mengalami pertumbuhan sebesar
12,51% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
I 2019 sebesar 21,40% (yoy). Lebih dominannya
komponen impor antardaerah dalam struktur impor
Kalimantan Tengah menyebabkan perlambatan impor
secara keseluruhan tidak terlalu dalam.
Nilai impor barang luar negeri mengalami
penurunan, sejalan dengan melambatnya komponen
impor. Berdasarkan data Ditjend Bea dan Cukai, nilai
1.2.4 Impor
impor barang luar negeri Kalimantan Tengah pada triwulan
II 2019 mencapai sebesar US$9,7 juta, turun dari triwulan
sebelumnya sebesar US$20,2 juta. Capaian ini mengalami
kontraksi sebesar -90,86% (yoy), dibandingkan dengan
triwulan I 2019 yang mengalami kontraksi sebesar -
10,92% (yoy) (Grafik 1.21). Di sisi lain, pertumbuhan
volume impor luar negeri Kalimantan Tengah secara
tahunan mengalami penurunan, yaitu dari tumbuh sebesar
4,86% (yoy) di triwulan I 2019 menjadi terkontraksi
sebesar -43,54% (yoy) (Grafik 1.22). Aktivitas impor luar
negeri Kalimantan Tengah selama triwulan II 2019
terkontraksi akibat rendahnya investasi yang dilakukan
oleh pihak swasta pada periode tersebut yang
terkonfirmasi dari penurunan impor mesin/pesawat
mekanik dari sebesar US$16,3 juta di triwulan I 2019
menjadi sebesar US$4,4 juta di triwulan II 2019.
Berdasarkan jenis komoditasnya, mesin/pesawat
mekanik masih menjadi komoditas impor terbesar
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 (Grafik
1.24). Meskipun demikian, pangsa impor mesin/pesawat
mekanik menurun dari sebesar 80,68% triwulan I 2019
menjadi sebesar 45,69% di triwulan II 2019. Pada urutan
kedua, impor pada triwulan II 2019 didominasi oleh
komoditas pupuk dengan pangsa sebesar 25,34%. Impor
pupuk meningkat didorong oleh meningkatnya
kebutuhan pupuk pada perkebunan kelapa sawit
menjelang musim panen TBS. Berdasarkan negara asalnya,
sebagian besar mesin/pesawat mekanik diimpor dari
Malaysia, dan sebagian besar pupuk diimpor dari Laos.
Impor Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019
diprakirakan mengalami peningkatan. Akselerasi
kinerja impor Kalimantan Tengah di triwulan II 2019 sejalan
dengan outlook perrcepatan realisasi investasi di triwulan
III 2019. Kinerja impor pada triwulan III 2019 akan
mengalami peningkatan seiring dengan realisasi beberapa
proyek infrastruktur di Kalimantan Tengah, beberapa
pembangunan berskala kecil lainnya oleh pemerintah
kabupaten/kota yang mendorong permintaan bahan baku
yang berasal dari luar daerah.
9LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20198 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 1.26 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)
SUMBER : GAPKINDO KALSELTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI KARET (TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
5
10
15
20
25
30
35
0
10
20
30
40
-40
-50
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Grafik 1.27 Perkembangan Curah Hujan (mm)
SUMBER : BMKG KALTENG, DATA DIOLAH
CURAH HUJAN (MM)
0
75
150
225
300
375
450
Grafik 1.25 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)
SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI TBS (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
1
2
3
4
5
6
7
-20
-10
0
10
20
30
40
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
1.3
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Sisi Penawaran (%)
KOMPONEN PENAWARAN
PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
PENGADAAN LISTRIK DAN GAS
PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
JASA KEUANGAN DAN ASURANSI
REAL ESTATE
JASA PERUSAHAAN
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
JASA PENDIDIKAN
JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
JASA LAINNYA
PDRB
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
I II
2018
III IV
2018
TOTAL
2017
TOTAL I
5,33
6,31
(0,07)
9,58
5,86
7,12
10,56
10,28
7,38
8,23
3,42
9,93
8,76
6,54
7,80
7,85
5,98
6,03
2019
4,52
8,75
9,06
5,82
0,12
5,29
8,02
8,27
5,42
6,38
8,88
4,24
5,45
4,21
3,69
5,64
4,11
6,72
4,21
(0,34)
5,26
9,97
5,77
8,79
7,84
1,54
5,51
7,02
6,16
6,92
5,82
2,88
7,27
7,23
8,78
4,47
9,85
(0,25)
6,42
9,75
6,41
(3,90)
9,54
5,61
5,71
6,94
3,18
6,14
7,99
7,89
9,61
7,53
9,16
5,57
7,56
(0,77)
8,05
9,11
10,80
(0,10)
14,28
2,91
8,71
9,75
0,08
11,52
8,10
11,86
10,61
10,94
10,19
6,40
6,32
1,33
0,50
7,33
9,82
1,58
13,37
26,61
7,50
9,33
(0,62)
9,89
9,18
7,34
7,42
8,56
5,56
6,12
6,94
-0,02
5,03
9,01
8,21
1,48
11,30
8,50
6,87
8,28
2,14
8,66
7,79
7,54
8,71
8,57
8,38
5,64
II
6,26
16,11
(1,24)
9,40
6,81
9,36
7,93
9,63
7,11
6,66
1,61
7,49
5,90
12,35
9,19
7,45
8,55
7,67
PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENAWARAN
Peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha
utama mendorong laju pertumbuhan ekonomi
triwulan II 2019. Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Tengah meningkat seiring dengan perbaikan kinerja
beberapa lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha
pertanian dan Pertambangan. Beberapa faktor yang
menjadi pendorong laju kinerja lapangan usaha utama di
Kalimantan Tengah, meliputi: (i) produksi TBS yang
meningkat seiring dengan usia tanaman yang memasuki
usia produktif; (ii) peningkatan produksi dan ekspor
batubara. Di sisi lain, kinerja lapangan usaha industri
pengolahan mengalami kontraksi yang lebih dalam
dibandingkan triwulan sebelumnya. Kontraksi kinerja
industri pengolahan disebabkan oleh melambatnya harga
CPO global, akibat terjadinya oversupply, sehingga
menimbulkan perilaku wait and see pelaku usaha dalam
menjual olahan produknya. Sementara lapangan usaha
perdagangan tumbuh melambat terkonfirmasi dari
perlambatan kredit perdagangan (Tabel 1.2).
Memasuki triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah diprakirakan melambat.
Perlambatan kinerja ekspor batubara akibat menurunnya
permintaan seiring dengan pelemahan perekonomian
negara mitra dagang akan menyebabkan penurunan
kinerja lapangan usaha pertambangan selama triwulan III
2019. Lebih lanjut, kinerja lapangan usaha perdagangan
diprakirakan akan melambat disebabkan oleh normalisasi
aktivitas perdagangan pasca hari besar keagamaan
nasional. Di sisi lain, perbaikan kinerja lapangan usaha
pertanian dan industri pengolahan akan menjadi faktor
penahan laju perlambatan ekonomi Kalimantan Tengah
pada triwulan III 2019.
Kinerja lapangan usaha pertanian tumbuh
meningkat pada triwulan II 2019. Lapangan usaha
pertanian tumbuh sebesar 6,26% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 5,33% (yoy). Produksi TBS tercatat mengalami
pertumbuhan sebesar 1,54% (yoy), sedikit meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
0,82% (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan siklus panen
TBS yang mulai mengalami peningkatan pada triwulan II,
dan mengalami puncak panennya pada triwulan III 2019.
(Grafik 1.25).
1.3.1 PertanianSelain itu, komoditas karet juga mengalami
perbaikan produksi di triwulan II 2019. Produksi karet
tercatat mengalami kontraksi sebesar -18,40% (yoy),
membaik dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar -18,43% (yoy). Pertumbuhan
produksi yang membaik searah dengan proyeksi harga
karet global yang diprakirakan mulai mengalami perbaikan
memasuki semester II. Namun, pertumbuhan produksi
tersebut masih belum terlalu kuat, sehingga masih
mengalami kontraksi, sejalan dengan masih rendahnya
harga karet global (Grafik 1.26).
Kinerja lapangan usaha pertanian pada triwulan III
2019 diprakirakan akan meningkat. Peningkatan
lapangan usaha pertanian pada triwulan III 2019
diprakirakan akan didorong oleh dimulainya periode
puncak panen TBS serta kondusifnya curah hujan pada
triwulan III 2019 (Grafik 1.27). Selain itu, peningkatan
produksi tabama yang masih dalam periode panen hingga
awal triwulan III 2019 juga akan menjadi faktor pendorong
perbaikan kinerja lapangan usaha pertanian.
Lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan
II 2019 masih mengalami kontraksi. Kinerja lapangan
usaha industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar -
1,24% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi sebesar -0,07% (yoy).
Turunnya kinerja lapangan usaha industri pengolahan
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 dipengaruhi oleh
rendahnya harga CPO global akibat oversupply serta
penerapan bea masuk produk sawit oleh India yang
memberikan dampak negatif terhadap kinerja korporasi
kelapa sawit di Kalimantan Tengah.
Melemahnya harga CPO global pada triwulan II 2019
menjadi faktor utama terkontraksinya pertumbuhan
kinerja industri pengolahan. Harga CPO pada triwulan I
2019 terkontraksi sebesar -20,68% (yoy), sedikit lebih
rendah baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang mengalami kontraksi sebesar -21,87% (yoy). Harga
CPO global pada triwulan II 2019 tercatat masih berada di
level yang rendah yaitu sebesar US$476,94 /mt, lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang
tercatat sebesar US$490,91 /mt (Grafik 1.29). Rendahnya
harga CPO global dipengaruhi oleh beberapa hal, meliputi:
(i) penurunan permintaan CPO dari Tiongkok seiring
dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi negara
tersebut sebagai dampak dari perang dagang dengan
Amerika Serikat; (ii) meningkatnya ketersediaan pasokan
subsitusi yaitu minyak kedelai dan minyak biji bunga
matahari; (iii) kondisi oversupply CPO dunia seiring dengan
1.3.2 Industri Pengolahan
11LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201910 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 1.26 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)
SUMBER : GAPKINDO KALSELTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI KARET (TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
5
10
15
20
25
30
35
0
10
20
30
40
-40
-50
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Grafik 1.27 Perkembangan Curah Hujan (mm)
SUMBER : BMKG KALTENG, DATA DIOLAH
CURAH HUJAN (MM)
0
75
150
225
300
375
450
Grafik 1.25 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)
SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI TBS (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
1
2
3
4
5
6
7
-20
-10
0
10
20
30
40
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
1.3
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Sisi Penawaran (%)
KOMPONEN PENAWARAN
PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
PENGADAAN LISTRIK DAN GAS
PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
JASA KEUANGAN DAN ASURANSI
REAL ESTATE
JASA PERUSAHAAN
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
JASA PENDIDIKAN
JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
JASA LAINNYA
PDRB
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
I II
2018
III IV
2018
TOTAL
2017
TOTAL I
5,33
6,31
(0,07)
9,58
5,86
7,12
10,56
10,28
7,38
8,23
3,42
9,93
8,76
6,54
7,80
7,85
5,98
6,03
2019
4,52
8,75
9,06
5,82
0,12
5,29
8,02
8,27
5,42
6,38
8,88
4,24
5,45
4,21
3,69
5,64
4,11
6,72
4,21
(0,34)
5,26
9,97
5,77
8,79
7,84
1,54
5,51
7,02
6,16
6,92
5,82
2,88
7,27
7,23
8,78
4,47
9,85
(0,25)
6,42
9,75
6,41
(3,90)
9,54
5,61
5,71
6,94
3,18
6,14
7,99
7,89
9,61
7,53
9,16
5,57
7,56
(0,77)
8,05
9,11
10,80
(0,10)
14,28
2,91
8,71
9,75
0,08
11,52
8,10
11,86
10,61
10,94
10,19
6,40
6,32
1,33
0,50
7,33
9,82
1,58
13,37
26,61
7,50
9,33
(0,62)
9,89
9,18
7,34
7,42
8,56
5,56
6,12
6,94
-0,02
5,03
9,01
8,21
1,48
11,30
8,50
6,87
8,28
2,14
8,66
7,79
7,54
8,71
8,57
8,38
5,64
II
6,26
16,11
(1,24)
9,40
6,81
9,36
7,93
9,63
7,11
6,66
1,61
7,49
5,90
12,35
9,19
7,45
8,55
7,67
PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENAWARAN
Peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha
utama mendorong laju pertumbuhan ekonomi
triwulan II 2019. Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Tengah meningkat seiring dengan perbaikan kinerja
beberapa lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha
pertanian dan Pertambangan. Beberapa faktor yang
menjadi pendorong laju kinerja lapangan usaha utama di
Kalimantan Tengah, meliputi: (i) produksi TBS yang
meningkat seiring dengan usia tanaman yang memasuki
usia produktif; (ii) peningkatan produksi dan ekspor
batubara. Di sisi lain, kinerja lapangan usaha industri
pengolahan mengalami kontraksi yang lebih dalam
dibandingkan triwulan sebelumnya. Kontraksi kinerja
industri pengolahan disebabkan oleh melambatnya harga
CPO global, akibat terjadinya oversupply, sehingga
menimbulkan perilaku wait and see pelaku usaha dalam
menjual olahan produknya. Sementara lapangan usaha
perdagangan tumbuh melambat terkonfirmasi dari
perlambatan kredit perdagangan (Tabel 1.2).
Memasuki triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah diprakirakan melambat.
Perlambatan kinerja ekspor batubara akibat menurunnya
permintaan seiring dengan pelemahan perekonomian
negara mitra dagang akan menyebabkan penurunan
kinerja lapangan usaha pertambangan selama triwulan III
2019. Lebih lanjut, kinerja lapangan usaha perdagangan
diprakirakan akan melambat disebabkan oleh normalisasi
aktivitas perdagangan pasca hari besar keagamaan
nasional. Di sisi lain, perbaikan kinerja lapangan usaha
pertanian dan industri pengolahan akan menjadi faktor
penahan laju perlambatan ekonomi Kalimantan Tengah
pada triwulan III 2019.
Kinerja lapangan usaha pertanian tumbuh
meningkat pada triwulan II 2019. Lapangan usaha
pertanian tumbuh sebesar 6,26% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 5,33% (yoy). Produksi TBS tercatat mengalami
pertumbuhan sebesar 1,54% (yoy), sedikit meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
0,82% (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan siklus panen
TBS yang mulai mengalami peningkatan pada triwulan II,
dan mengalami puncak panennya pada triwulan III 2019.
(Grafik 1.25).
1.3.1 PertanianSelain itu, komoditas karet juga mengalami
perbaikan produksi di triwulan II 2019. Produksi karet
tercatat mengalami kontraksi sebesar -18,40% (yoy),
membaik dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar -18,43% (yoy). Pertumbuhan
produksi yang membaik searah dengan proyeksi harga
karet global yang diprakirakan mulai mengalami perbaikan
memasuki semester II. Namun, pertumbuhan produksi
tersebut masih belum terlalu kuat, sehingga masih
mengalami kontraksi, sejalan dengan masih rendahnya
harga karet global (Grafik 1.26).
Kinerja lapangan usaha pertanian pada triwulan III
2019 diprakirakan akan meningkat. Peningkatan
lapangan usaha pertanian pada triwulan III 2019
diprakirakan akan didorong oleh dimulainya periode
puncak panen TBS serta kondusifnya curah hujan pada
triwulan III 2019 (Grafik 1.27). Selain itu, peningkatan
produksi tabama yang masih dalam periode panen hingga
awal triwulan III 2019 juga akan menjadi faktor pendorong
perbaikan kinerja lapangan usaha pertanian.
Lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan
II 2019 masih mengalami kontraksi. Kinerja lapangan
usaha industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar -
1,24% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi sebesar -0,07% (yoy).
Turunnya kinerja lapangan usaha industri pengolahan
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 dipengaruhi oleh
rendahnya harga CPO global akibat oversupply serta
penerapan bea masuk produk sawit oleh India yang
memberikan dampak negatif terhadap kinerja korporasi
kelapa sawit di Kalimantan Tengah.
Melemahnya harga CPO global pada triwulan II 2019
menjadi faktor utama terkontraksinya pertumbuhan
kinerja industri pengolahan. Harga CPO pada triwulan I
2019 terkontraksi sebesar -20,68% (yoy), sedikit lebih
rendah baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang mengalami kontraksi sebesar -21,87% (yoy). Harga
CPO global pada triwulan II 2019 tercatat masih berada di
level yang rendah yaitu sebesar US$476,94 /mt, lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang
tercatat sebesar US$490,91 /mt (Grafik 1.29). Rendahnya
harga CPO global dipengaruhi oleh beberapa hal, meliputi:
(i) penurunan permintaan CPO dari Tiongkok seiring
dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi negara
tersebut sebagai dampak dari perang dagang dengan
Amerika Serikat; (ii) meningkatnya ketersediaan pasokan
subsitusi yaitu minyak kedelai dan minyak biji bunga
matahari; (iii) kondisi oversupply CPO dunia seiring dengan
1.3.2 Industri Pengolahan
11LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201910 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH SUMBER : BLOOMBERG, DATA DIOLAH
Grafik 1.28 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)
PRODUKSI CPO (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
Grafik 1.29 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)
HARGA CPO (USD/MT) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0
-30
-20
-10
10
20
30
40
-
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
peningkatan produksi CPO Indonesia dan Malaysia; dan
(iv) serangkaian kampanye negatif yang dilakukan oleh
Eropa dan Amerika terhadap produk kelapa sawit.
Sejalan dengan pelemahan harga CPO, produksi CPO
Kalimantan Tengah selama triwulan II 2019
mengalami kontraksi. Sejalan dengan penurunan
produksi CPO, pertumbuhan produksi CPO pada triwulan II
2019 secara tahunan mengalami penurunan dari tumbuh
sebesar 3,58% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi
terkontraksi sebesar -9,27% (yoy) pada triwulan II 2019
(Grafik 1.28).
Kinerja lapangan usaha industri pengolahan
diprakirakan akan mulai menunjukkan perbaikan
pada triwulan III 2019. Produksi CPO diprakirakan akan
mengalami peningkatan pada triwulan III 2019 seiring
dengan masa panen TBS pada bulan September 2019.
Selain itu, penyerapan CPO domestik diprakirakan akan
mengalami peningkatan seiring dengan terlihatnya kinerja
positif dari uji coba implementasi kebijakan mandatory
biofuel kendaraan oleh pemerintah. Lebih lanjut, harga
Grafik 1.30 Kredit LU Perdagangan
SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH
KREDIT PERDAGANGAN (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Grafik 1.31 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
INDEKS KONDISI EKONOMI
PENGHASILAN
PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA
KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
CPO di triwulan III 2019 diprakirakan akan mengalami
peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
dikarenakan oleh peningkatan permintaan dari Tiongkok
yang mensubstitusikan minyak nabati berbahan kedelai
dari Amerika Serikat dengan minyak kelapa sawit akibat
dari adanya perang dagang antara kedua negara tersebut.
Kinerja lapangan usaha perdagangan selama
triwulan II 2019 tumbuh positif, meskipun tidak
sekuat triwulan sebelumnya. Pertumbuhan lapangan
usaha perdagangan pada triwulan II 2019 tercatat sebesar
7,93% (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,56% (yoy).
Perlambatan ini disebabkan oleh normalisasi aktivitas
konsumsi lembaga non-profit dan rumah tangga (LNPRT),
terutama partai politik, pasca masa kampanye untuk
Pemilihan Presiden dan Legislatif pada awal tahun 2019.
Hal ini terkonfirmasi dari laju komponen konsumsi LNPRT
yang mengalami perlambatan di sisi permintaan (Tabel 1.3).
1.3.3 Perdagangan
Perlambatan laju kinerja lapangan usaha
perdagangan terkonfirmasi dari perlambatan
penyaluran kredit lapangan usaha perdagangan
Penyaluran kredit lapangan usaha perdagangan tumbuh
sebesar 3,51% (yoy), melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,63% (yoy)
(Grafik 1.30). Nominal kredit perdagangan pada triwulan II
2019 adalah sebesar Rp6,28 triliun. Perlambatan ini sesuai
dengan tren tiga tahun terakhir dimana terjadi
perlambatan penyaluran kredit dari triwulan I ke triwulan II.
Hal ini sejalan dengan perilaku kredit pelaku usaha
perdagangan yang cenderung front-loading di triwulan I
untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi masyarakat
menjelang bulan Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri
yang jatuh pada triwulan II 2019.
Pada triwulan III 2019, pertumbuhan lapangan usaha
perdagangan diprakirakan melambat. Pertumbuhan
lapangan usaha perdagangan diprakirakan melambat
disebabkan oleh normalisasi aktivitas konsumsi rumah
tangga serta LNPRT, terutama organisasi keagamaan,
pasca bulan Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri.
Selain itu, penurunan ekspektasi pendapatan masyarakat
pada survei konsumen Bank Indonesia yang dilakukan
pada bulan Juni 2019 juga mengonfirmasi prakiraan
perlambatan pertumbuhan lapangan usaha perdagangan.
Grafik 1.33 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju Jepang (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL EKSPOR (JUTA USD) GROWTH (% YOY)
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
-100
-200
250
200
150
100
50
0
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Kinerja lapangan usaha pertambangan pada
triwulan II 2019 mengalami akselerasi. Lapangan
usaha pertambangan mengalami akselerasi pertumbuhan
dari triwulan I 2019 sebesar 6,31% (yoy), meningkat
1.3.4 Pertambangan
menjadi sebesar 16,11% (yoy). Akselerasi didorong oleh
perbaikan kinerja ekspor korporasi pertambangan sejalan
dengan permintaan global yang masih kuat selama
triwulan II 2019 (Grafik 1.32). Menurut hasil survei yang
dilakukan oleh Bank Indonesia pada salah satu perusahaan
batubara yang beroperasi di Kalimantan Tengah,
peningkatan produksi pada triwulan II 2019 juga didorong
oleh permintaan domestik dari industri baja di Indonesia
yang sedang berkembang untuk memenuhi kebutuhan
energinya.
Kinerja ekspor luar negeri batubara Kalimantan
Tengah tumbuh meningkat pada triwulan II 2019.
Nominal ekspor luar negeri batubara Kalimantan Tengah
tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan dari
21,51% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 36,82% pada
triwulan II 2019. Ekspor luar negeri batubara Kalimantan
Tengah didorong oleh permintaan Jepang dan Tiongkok
seiring dengan penggunaan batubara kualitas rendah
untuk pembangkit listrik sejumlah industri. Secara khusus,
ekspor luar negeri batubara Kalimantan Tengah menuju
Jepang mengalami peningkatan untuk memenuhi
kebutuhan pembangkit listrik baru di negara tersebut.
Tercatat nilai ekspor batubara menuju Jepang tumbuh dari
sebesar 4,50% (yoy) pada triwulan II 2019, menjadi
sebesar USD417,2 juta (Grafik 1.33).
Kinerja lapangan usaha pertambangan pada
triwulan III 2019 diprakirakan mengalami
perlambatan. Pertumbuhan lapangan usaha
pertambangan ditahan oleh kontraksi harga batubara
global akibat pelemahan ekonomi global. Permintaan
Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batubara Kalimantan Tengah
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL EKSPOR (JUTA USD) GROWTH (% YOY)
400
350
300
250
200
150
100
50
0
-50
-100
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
13LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201912 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH SUMBER : BLOOMBERG, DATA DIOLAH
Grafik 1.28 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)
PRODUKSI CPO (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
Grafik 1.29 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)
HARGA CPO (USD/MT) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0
-30
-20
-10
10
20
30
40
-
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
peningkatan produksi CPO Indonesia dan Malaysia; dan
(iv) serangkaian kampanye negatif yang dilakukan oleh
Eropa dan Amerika terhadap produk kelapa sawit.
Sejalan dengan pelemahan harga CPO, produksi CPO
Kalimantan Tengah selama triwulan II 2019
mengalami kontraksi. Sejalan dengan penurunan
produksi CPO, pertumbuhan produksi CPO pada triwulan II
2019 secara tahunan mengalami penurunan dari tumbuh
sebesar 3,58% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi
terkontraksi sebesar -9,27% (yoy) pada triwulan II 2019
(Grafik 1.28).
Kinerja lapangan usaha industri pengolahan
diprakirakan akan mulai menunjukkan perbaikan
pada triwulan III 2019. Produksi CPO diprakirakan akan
mengalami peningkatan pada triwulan III 2019 seiring
dengan masa panen TBS pada bulan September 2019.
Selain itu, penyerapan CPO domestik diprakirakan akan
mengalami peningkatan seiring dengan terlihatnya kinerja
positif dari uji coba implementasi kebijakan mandatory
biofuel kendaraan oleh pemerintah. Lebih lanjut, harga
Grafik 1.30 Kredit LU Perdagangan
SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH
KREDIT PERDAGANGAN (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Grafik 1.31 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
INDEKS KONDISI EKONOMI
PENGHASILAN
PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA
KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
CPO di triwulan III 2019 diprakirakan akan mengalami
peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
dikarenakan oleh peningkatan permintaan dari Tiongkok
yang mensubstitusikan minyak nabati berbahan kedelai
dari Amerika Serikat dengan minyak kelapa sawit akibat
dari adanya perang dagang antara kedua negara tersebut.
Kinerja lapangan usaha perdagangan selama
triwulan II 2019 tumbuh positif, meskipun tidak
sekuat triwulan sebelumnya. Pertumbuhan lapangan
usaha perdagangan pada triwulan II 2019 tercatat sebesar
7,93% (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,56% (yoy).
Perlambatan ini disebabkan oleh normalisasi aktivitas
konsumsi lembaga non-profit dan rumah tangga (LNPRT),
terutama partai politik, pasca masa kampanye untuk
Pemilihan Presiden dan Legislatif pada awal tahun 2019.
Hal ini terkonfirmasi dari laju komponen konsumsi LNPRT
yang mengalami perlambatan di sisi permintaan (Tabel 1.3).
1.3.3 Perdagangan
Perlambatan laju kinerja lapangan usaha
perdagangan terkonfirmasi dari perlambatan
penyaluran kredit lapangan usaha perdagangan
Penyaluran kredit lapangan usaha perdagangan tumbuh
sebesar 3,51% (yoy), melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,63% (yoy)
(Grafik 1.30). Nominal kredit perdagangan pada triwulan II
2019 adalah sebesar Rp6,28 triliun. Perlambatan ini sesuai
dengan tren tiga tahun terakhir dimana terjadi
perlambatan penyaluran kredit dari triwulan I ke triwulan II.
Hal ini sejalan dengan perilaku kredit pelaku usaha
perdagangan yang cenderung front-loading di triwulan I
untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi masyarakat
menjelang bulan Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri
yang jatuh pada triwulan II 2019.
Pada triwulan III 2019, pertumbuhan lapangan usaha
perdagangan diprakirakan melambat. Pertumbuhan
lapangan usaha perdagangan diprakirakan melambat
disebabkan oleh normalisasi aktivitas konsumsi rumah
tangga serta LNPRT, terutama organisasi keagamaan,
pasca bulan Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri.
Selain itu, penurunan ekspektasi pendapatan masyarakat
pada survei konsumen Bank Indonesia yang dilakukan
pada bulan Juni 2019 juga mengonfirmasi prakiraan
perlambatan pertumbuhan lapangan usaha perdagangan.
Grafik 1.33 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju Jepang (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL EKSPOR (JUTA USD) GROWTH (% YOY)
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
-100
-200
250
200
150
100
50
0
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Kinerja lapangan usaha pertambangan pada
triwulan II 2019 mengalami akselerasi. Lapangan
usaha pertambangan mengalami akselerasi pertumbuhan
dari triwulan I 2019 sebesar 6,31% (yoy), meningkat
1.3.4 Pertambangan
menjadi sebesar 16,11% (yoy). Akselerasi didorong oleh
perbaikan kinerja ekspor korporasi pertambangan sejalan
dengan permintaan global yang masih kuat selama
triwulan II 2019 (Grafik 1.32). Menurut hasil survei yang
dilakukan oleh Bank Indonesia pada salah satu perusahaan
batubara yang beroperasi di Kalimantan Tengah,
peningkatan produksi pada triwulan II 2019 juga didorong
oleh permintaan domestik dari industri baja di Indonesia
yang sedang berkembang untuk memenuhi kebutuhan
energinya.
Kinerja ekspor luar negeri batubara Kalimantan
Tengah tumbuh meningkat pada triwulan II 2019.
Nominal ekspor luar negeri batubara Kalimantan Tengah
tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan dari
21,51% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 36,82% pada
triwulan II 2019. Ekspor luar negeri batubara Kalimantan
Tengah didorong oleh permintaan Jepang dan Tiongkok
seiring dengan penggunaan batubara kualitas rendah
untuk pembangkit listrik sejumlah industri. Secara khusus,
ekspor luar negeri batubara Kalimantan Tengah menuju
Jepang mengalami peningkatan untuk memenuhi
kebutuhan pembangkit listrik baru di negara tersebut.
Tercatat nilai ekspor batubara menuju Jepang tumbuh dari
sebesar 4,50% (yoy) pada triwulan II 2019, menjadi
sebesar USD417,2 juta (Grafik 1.33).
Kinerja lapangan usaha pertambangan pada
triwulan III 2019 diprakirakan mengalami
perlambatan. Pertumbuhan lapangan usaha
pertambangan ditahan oleh kontraksi harga batubara
global akibat pelemahan ekonomi global. Permintaan
Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batubara Kalimantan Tengah
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL EKSPOR (JUTA USD) GROWTH (% YOY)
400
350
300
250
200
150
100
50
0
-50
-100
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
13LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201912 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
negara mitra dagang utama diprakirakan menurun
terutama dari Tiongkok dan Jepang sebagai dampak dari
pelemahan ekonomi negara tersebut. Lebih lanjut,
rencana pemangkasan impor batubara oleh pemerintah
India untuk disubstitusi dengan batubara produksi
domestik juga berpotensi menyebabkan penurunan
ekspor batubara ke negara tersebut.
KEUANGANPEMERINTAH 02
Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 mengalami
perlambatan, disebabkan oleh komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mengalami
perlambatan.
Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah masih mengalami kontraksi pada
triwulan II 2019, meskipun tidak sedalam kontraksi pada triwulan I 2019.
14 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
negara mitra dagang utama diprakirakan menurun
terutama dari Tiongkok dan Jepang sebagai dampak dari
pelemahan ekonomi negara tersebut. Lebih lanjut,
rencana pemangkasan impor batubara oleh pemerintah
India untuk disubstitusi dengan batubara produksi
domestik juga berpotensi menyebabkan penurunan
ekspor batubara ke negara tersebut.
KEUANGANPEMERINTAH 02
Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 mengalami
perlambatan, disebabkan oleh komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mengalami
perlambatan.
Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah masih mengalami kontraksi pada
triwulan II 2019, meskipun tidak sedalam kontraksi pada triwulan I 2019.
14 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
2.1
Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah
Kalimantan Tengah, baik Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Kabupaten tumbuh melambat
pada triwulan II 2019. Tercatat realisasi pendapatan
Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 sebesar Rp10,57 triliun atau tumbuh sebesar 8,34%
(yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan I 2019
yang tumbuh sebesar 9,04% (yoy) (Grafik 2.1).
Perlambatan pertumbuhan realisasi pendapatan
pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 disebabkan oleh komponen pendapatan asli daerah
yang tercatat mengalami perlambatan. Secara wilayah,
perlambatan pertumbuhan pendapatan Pemerintah
Daerah Kalimantan Tengah utamanya disebabkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang Pisau, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau. Tercatat sampai
dengan triwulan II 2019, realisasi pendapatan telah
mencapai 48,03% dari pagu yang dianggarkan.
Di sisi lain, komponen pendapatan transfer tumbuh
meningkat dibandingkan triwulan I 2019, Realisasi
Pendapatan Transfer pada triwulan II 2019 tercatat sebesar
Rp8,89 triliun, atau tumbuh sebesar 6,96% (yoy),
meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan di
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,33% (yoy).
Peningkatan komponen pendapatan transfer ini utamanya
disebabkan oleh peningkatan transfer dana pemerintah
pusat pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil
REALISASI APBD PEMERINTAH DAERAH KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II 2019
Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
2,35%
PENDAPATAN TRANSFER
84,06%
PAD
13,59%
Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
PENDAPATAN TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
4000
8000
12000
16000
20000
24000
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
%
Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
BELANJA TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
4000
8000
12000
16000
20000
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
BELANJA MODAL
16,32%
BELANJA NON MODAL
83,68%
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Sumber Daya Alam. Secara keseluruhan, realisasi
pendapatan transfer mencapai 48,89% dari pagu yang
dianggarkan.
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) tumbuh
melambat pada triwulan II 2019. Realisasi PAD pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp1,46 triliun, atau
tumbuh sebesar 15,48% (yoy), melambat dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh
sebesar 48,22% (yoy). Pertumbuhan PAD didorong oleh
realisasi komponen pendapatan pajak daerah dan PAD lain
yang sah. Secara keseluruhan, realisasi PAD mencapai
47,51% dari pagu yang dianggarkan.
Pendapatan transfer masih menjadi komponen
pendapatan daerah dengan pangsa terbesar.
Pendapatan transfer pada triwulan II 2019 mendominasi
realisasi pendapatan daerah di Kalimantan Tengah dengan
pangsa sebesar 84,06%. Selanjutnya PAD dan pendapatan
lain-lain menyusul dengan pangsa masing-masing sebesar
13,59% dan 2,35% terhadap total pendapatan daerah di
Kalimantan Tengah (Grafik 2.2).
Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah, baik Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten, masih mengalami kontraksi
pada triwulan II 2019. Tercatat realisasi belanja
Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 sebesar Rp6,09 triliun atau terkontraksi sebesar -
4,15% (yoy), tidak sedalam kontraksi triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar -11,72% (yoy) (Grafik 2.3). Kontraksi
belanja modal menjadi faktor utama terkontraksinya
belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019. Secara wilayah, kontraksi belanja
Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah utamanya
disebabkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang
Pisau, Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur. Tercatat pada
triwulan II 2019, realisasi belanja baru mencapai sebesar
31,04% dari pagu yang dianggarkan.
Komponen belanja modal mengalami kontraksi pada
triwulan II 2019. Realisasi belanja modal pada triwulan II
2019 tercatat sebesar Rp954,81 miliar, atau terkontraksi
sebesar -7,75% (yoy), menurun signifikan dibandingkan
dengan capaian triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar
47,76% (yoy). Menurunnya kinerja belanja modal
disebabkan oleh komponen belanja gedung dan
bangunan serta belanja tanah yang mengalami kontraksi
sebesar -45,53% (yoy) pada triwulan II 2019. Tercatat pada
triwulan II 2019, realisasi belanja modal secara keseluruhan
baru mencapai sebesar 19,93% dari pagu yang
dianggarkan.
Di sisi lain, komponen belanja operasional
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sedikit
mengalami perbaikan. Realisasi belanja operasional
pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp5,10 triliun, atau
terkontraksi sebesar -3,33% (yoy), tidak sedalam kontraksi
triwulan I 2019 yang tercatat sebesar -17,52% (yoy).
Kontraksi belanja operasional disebabkan oleh pelemahan
komponen hibah dan bantuan keuangan. Tercatat pada
triwulan II 2019, realisasi belanja operasional baru
mencapai 34,95% dari pagu yang dianggarkan.
Belanja non modal masih menjadi komponen belanja
daerah dengan pangsa terbesar pada triwulan II
2019. Belanja non modal (belanja operasional dan belanja
tak terduga) Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019
memiliki pangsa mencapai 83,68% dari total belanja
daerah Kalimantan Tengah. Besarnya belanja non modal
pada triwulan II 2019 ditopang oleh aktivitas belanja
pegawai dan belanja barang yang mendominasi
komponen belanja non modal. Di sisi lain, belanja modal
menyusul dengan pangsa sebesar 16,32% terhadap total
belanja daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019
(Grafik 2.4).
Pertumbuhan realisasi pendapatan Pemerintah
P rov ins i Ka l imantan Tengah men ingkat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Realisasi
pendapatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp2,49 triliun atau
tumbuh sebesar 26,10% (yoy), meningkat dibandingkan
dengan capaian triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 9,78% (yoy) (Tabel 2.1). Meningkatnya realisasi
transfer dana dari pemerintah pusat menjadi penyebab
peningkatan pertumbuhan pendapatan Pemerintah
2.2 REALISASI APBD PEMERINTAH PROVINSI TRIWULAN II 2019
17LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201916 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
2.1
Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah
Kalimantan Tengah, baik Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Kabupaten tumbuh melambat
pada triwulan II 2019. Tercatat realisasi pendapatan
Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 sebesar Rp10,57 triliun atau tumbuh sebesar 8,34%
(yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan I 2019
yang tumbuh sebesar 9,04% (yoy) (Grafik 2.1).
Perlambatan pertumbuhan realisasi pendapatan
pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 disebabkan oleh komponen pendapatan asli daerah
yang tercatat mengalami perlambatan. Secara wilayah,
perlambatan pertumbuhan pendapatan Pemerintah
Daerah Kalimantan Tengah utamanya disebabkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang Pisau, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau. Tercatat sampai
dengan triwulan II 2019, realisasi pendapatan telah
mencapai 48,03% dari pagu yang dianggarkan.
Di sisi lain, komponen pendapatan transfer tumbuh
meningkat dibandingkan triwulan I 2019, Realisasi
Pendapatan Transfer pada triwulan II 2019 tercatat sebesar
Rp8,89 triliun, atau tumbuh sebesar 6,96% (yoy),
meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan di
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,33% (yoy).
Peningkatan komponen pendapatan transfer ini utamanya
disebabkan oleh peningkatan transfer dana pemerintah
pusat pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil
REALISASI APBD PEMERINTAH DAERAH KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II 2019
Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
2,35%
PENDAPATAN TRANSFER
84,06%
PAD
13,59%
Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
PENDAPATAN TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
4000
8000
12000
16000
20000
24000
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
%
Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
BELANJA TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
4000
8000
12000
16000
20000
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
BELANJA MODAL
16,32%
BELANJA NON MODAL
83,68%
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Sumber Daya Alam. Secara keseluruhan, realisasi
pendapatan transfer mencapai 48,89% dari pagu yang
dianggarkan.
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) tumbuh
melambat pada triwulan II 2019. Realisasi PAD pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp1,46 triliun, atau
tumbuh sebesar 15,48% (yoy), melambat dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh
sebesar 48,22% (yoy). Pertumbuhan PAD didorong oleh
realisasi komponen pendapatan pajak daerah dan PAD lain
yang sah. Secara keseluruhan, realisasi PAD mencapai
47,51% dari pagu yang dianggarkan.
Pendapatan transfer masih menjadi komponen
pendapatan daerah dengan pangsa terbesar.
Pendapatan transfer pada triwulan II 2019 mendominasi
realisasi pendapatan daerah di Kalimantan Tengah dengan
pangsa sebesar 84,06%. Selanjutnya PAD dan pendapatan
lain-lain menyusul dengan pangsa masing-masing sebesar
13,59% dan 2,35% terhadap total pendapatan daerah di
Kalimantan Tengah (Grafik 2.2).
Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah, baik Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten, masih mengalami kontraksi
pada triwulan II 2019. Tercatat realisasi belanja
Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 sebesar Rp6,09 triliun atau terkontraksi sebesar -
4,15% (yoy), tidak sedalam kontraksi triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar -11,72% (yoy) (Grafik 2.3). Kontraksi
belanja modal menjadi faktor utama terkontraksinya
belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019. Secara wilayah, kontraksi belanja
Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah utamanya
disebabkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang
Pisau, Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur. Tercatat pada
triwulan II 2019, realisasi belanja baru mencapai sebesar
31,04% dari pagu yang dianggarkan.
Komponen belanja modal mengalami kontraksi pada
triwulan II 2019. Realisasi belanja modal pada triwulan II
2019 tercatat sebesar Rp954,81 miliar, atau terkontraksi
sebesar -7,75% (yoy), menurun signifikan dibandingkan
dengan capaian triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar
47,76% (yoy). Menurunnya kinerja belanja modal
disebabkan oleh komponen belanja gedung dan
bangunan serta belanja tanah yang mengalami kontraksi
sebesar -45,53% (yoy) pada triwulan II 2019. Tercatat pada
triwulan II 2019, realisasi belanja modal secara keseluruhan
baru mencapai sebesar 19,93% dari pagu yang
dianggarkan.
Di sisi lain, komponen belanja operasional
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sedikit
mengalami perbaikan. Realisasi belanja operasional
pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp5,10 triliun, atau
terkontraksi sebesar -3,33% (yoy), tidak sedalam kontraksi
triwulan I 2019 yang tercatat sebesar -17,52% (yoy).
Kontraksi belanja operasional disebabkan oleh pelemahan
komponen hibah dan bantuan keuangan. Tercatat pada
triwulan II 2019, realisasi belanja operasional baru
mencapai 34,95% dari pagu yang dianggarkan.
Belanja non modal masih menjadi komponen belanja
daerah dengan pangsa terbesar pada triwulan II
2019. Belanja non modal (belanja operasional dan belanja
tak terduga) Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019
memiliki pangsa mencapai 83,68% dari total belanja
daerah Kalimantan Tengah. Besarnya belanja non modal
pada triwulan II 2019 ditopang oleh aktivitas belanja
pegawai dan belanja barang yang mendominasi
komponen belanja non modal. Di sisi lain, belanja modal
menyusul dengan pangsa sebesar 16,32% terhadap total
belanja daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019
(Grafik 2.4).
Pertumbuhan realisasi pendapatan Pemerintah
P rov ins i Ka l imantan Tengah men ingkat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Realisasi
pendapatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp2,49 triliun atau
tumbuh sebesar 26,10% (yoy), meningkat dibandingkan
dengan capaian triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 9,78% (yoy) (Tabel 2.1). Meningkatnya realisasi
transfer dana dari pemerintah pusat menjadi penyebab
peningkatan pertumbuhan pendapatan Pemerintah
2.2 REALISASI APBD PEMERINTAH PROVINSI TRIWULAN II 2019
17LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201916 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan II 2019 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
0,52%
PENDAPATAN TRANSFER
64,89%
PAD
34,59%
Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
-20
-10
0
10
20
30
40
50
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
PAD (RP. MILIAR) - KI DANA PERIMBANGAN (RP. MILIAR) - KI
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019. Secara
keseluruhan, pada triwulan II 2019 realisasi pendapatan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tercatat sebesar
48,47% dari pagu yang dianggarkan.
Meskipun realisasi pendapatan tumbuh meningkat
secara keseluruhan, komponen Pendapatan Asli
Daerah (PAD) tumbuh melambat pada triwulan II
2019. Tercatat realisasi PAD Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah sebesar Rp862,20 miliar pada triwulan
II 2019, atau tumbuh sebesar 20,39% (yoy), melambat
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 42,93% (yoy). Komponen pajak
tumbuh sebesar 15,30% (yoy) atau tercatat sebesar
Rp668,57 miliar (Grafik 2.5), dan menjadi penyumbang
utama PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II 2018, dan Triwulan I, II 2019 (Rp Miliar)
KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH REALISASI II 2018
(Rp. MILIAR)
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK
RETRIBUSI DAERAH
HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN
LAIN-LAIN PAD YANG SAH
PENDAPATAN TRANSFER
DANA BAGI HASIL PAJAK/ BUKAN PAJAK
DANA BAGI HASIL SDA
DANA ALOKASI UMUM
DANA ALOKASI KHUSUS
DANA PENYESUAIAN
LAIN-LAIN
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
HIBAH
DANA INSENTIF DAERAH
PENDAPATAN LAINNYA
1976,81
716,16
579,87
4,75
63,81
67,73
1250,03
39,37
126,42
668,39
349,95
65,90
-
10,62
3,24
-
7,38
REALISASI I 2019 (Rp. MILIAR)
REALISASI II 2019 (RP. MILIAR)
% PERUBAHAN I 2019
% PERUBAHAN II 2019
1087,86
352,99
304,95
1,89
0,00
46,14
731,53
15,84
75,46
534,54
0,00
105,69
7,31
3,34
1,92
-
1,41
2492,69
862,20
668,57
5,22
78,76
109,65
1617,43
31,68
167,65
935,45
475,35
6,82
0,49
13,06
3,61
-
9,45
9,78
42,93
50,51
6,16
-
8,38
(1,32)
(19,55)
19,39
1,86
(100,00)
194,05
-
25,73
8,62
-
59,98
26,10
20,39
15,30
9,94
23,42
61,89
29,39
(19,54)
32,61
39,96
35,83
-
-
22,96
11,27
-
28,09
Komponen Pendapatan Transfer tumbuh meningkat
pada triwulan II 2019. Tercatat komponen pendapatan
transfer terealisasi sebesar Rp1,62 triliun, atau tumbuh
sebesar 29,39% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -1,32%
(yoy). Penyaluran Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil
Pajak/Bukan Pajak menjadi pendorong pertumbuhan
pendapatan transfer Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019.
Pendapatan transfer masih menjadi komponen
pendapatan daerah dengan pangsa terbesar. Pangsa
realisasi pendapatan terbesar masih berasal dari
komponen pendapatan transfer sebesar Rp1,62 triliun,
dengan pangsa sebesar 64,89%. Di sisi lain, komponen
PAD pada pendapatan pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah tercatat sebesar Rp862,20 miliar, atau 34,59% dari
total pendapatan pemerintah Provinsi Kalteng pada
triwulan II 2019. (Grafik 2.6).
Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
mengalami pertumbuhan positif, meskipun tidak
tumbuh sekuat triwulan sebelumnya. Realisasi belanja
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 tercatat sebesar Rp1,79 triliun atau mengalami
pertumbuhan sebesar 19,28% (yoy), melambat
dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 35,29% (yoy) (Grafik 2.7). Pertumbuhan
realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 utamanya didorong oleh komponen
belanja operasional, sedangkan komponen belanja modal
mengalami perlambatan (Tabel 2.2). Sampai dengan akhir
triwulan II 2019, realisasi belanja Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah mencapai sebesar 37,79% dari pagu
yang dianggarkan.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II 2018 dan Triwulan I, II 2019 (Rp Miliar)
KOMPONEN BELANJA DAERAH
TOTAL BELANJA + TRANSFER
SUBSIDI
REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)
REALISASI I 2019 (Rp. MILIAR)
REALISASI II 2019 (RP. MILIAR)
% PERUBAHAN I 2019
% PERUBAHAN II 2019
10,89
19,28
2,81
9,82
4,04
-0,48
-5,83
-94,96
-
74,96
-24,24
-28,28
-
1859,17
1500,93
1158,35
601,69
238,15
0,63
298,12
19,76
-
342,58
358,24
341,74
16,50
633,89
587,66
367,31
228,23
47,79
0,00
91,29
0,00
-
220,35
46,23
46,23
0,00
2061,72
1790,32
1190,93
660,81
247,77
0,63
280,73
1,00
-
599,40
271,40
245,10
26,30
12,08
35,29
-8,98
-15,68
-16,64
-
20,86
-
-
614,72
-64,76
-64,76
-
Komponen belanja operasional Pemerintah Provinsi
pada triwulan II 2019 mengalami pertumbuhan.
Belanja operasional pada triwulan II 2019 tercatat tumbuh
sebesar 2,81% (yoy) atau sebesar Rp1,19 triliun,
meningkat dibandingkan dengan capaian triwulan I 2019
yang terkontraksi sebesar -8,98% (yoy). pertumbuhan
tersebut bersumber dari belanja pegawai dan belanja
barang yang masing-masing tumbuh sebesar 9,82% (yoy),
dan 4,04% (yoy), atau terealisasi sebesar Rp247,77 miliar
dan Rp660,81 miliar. Secara keseluruhan, sampai dengan
triwulan II 2019 realisasi belanja operasional Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah mencapai sebesar 36,35%
dari pagu yang dianggarkan.
Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah Triwulan II 2019
BELANJA TAK TERDUGA
0.00%
BELANJA MODAL
33,48%
BELANJA OPERASIONAL
66,52%
Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 - 2019 (Rp Miliar)
-20
-10
0
10
20
30
40
50
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAHSUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
-30
BELANJA TAK TERDUGA (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
BELANJA OPERASI (RP. MILIAR) - KI BELANJA MODAL (RP. MILIAR) - KI
0
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
19LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201918 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan II 2019 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
0,52%
PENDAPATAN TRANSFER
64,89%
PAD
34,59%
Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
-20
-10
0
10
20
30
40
50
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
PAD (RP. MILIAR) - KI DANA PERIMBANGAN (RP. MILIAR) - KI
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019. Secara
keseluruhan, pada triwulan II 2019 realisasi pendapatan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tercatat sebesar
48,47% dari pagu yang dianggarkan.
Meskipun realisasi pendapatan tumbuh meningkat
secara keseluruhan, komponen Pendapatan Asli
Daerah (PAD) tumbuh melambat pada triwulan II
2019. Tercatat realisasi PAD Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah sebesar Rp862,20 miliar pada triwulan
II 2019, atau tumbuh sebesar 20,39% (yoy), melambat
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 42,93% (yoy). Komponen pajak
tumbuh sebesar 15,30% (yoy) atau tercatat sebesar
Rp668,57 miliar (Grafik 2.5), dan menjadi penyumbang
utama PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II 2018, dan Triwulan I, II 2019 (Rp Miliar)
KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH REALISASI II 2018
(Rp. MILIAR)
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK
RETRIBUSI DAERAH
HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN
LAIN-LAIN PAD YANG SAH
PENDAPATAN TRANSFER
DANA BAGI HASIL PAJAK/ BUKAN PAJAK
DANA BAGI HASIL SDA
DANA ALOKASI UMUM
DANA ALOKASI KHUSUS
DANA PENYESUAIAN
LAIN-LAIN
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
HIBAH
DANA INSENTIF DAERAH
PENDAPATAN LAINNYA
1976,81
716,16
579,87
4,75
63,81
67,73
1250,03
39,37
126,42
668,39
349,95
65,90
-
10,62
3,24
-
7,38
REALISASI I 2019 (Rp. MILIAR)
REALISASI II 2019 (RP. MILIAR)
% PERUBAHAN I 2019
% PERUBAHAN II 2019
1087,86
352,99
304,95
1,89
0,00
46,14
731,53
15,84
75,46
534,54
0,00
105,69
7,31
3,34
1,92
-
1,41
2492,69
862,20
668,57
5,22
78,76
109,65
1617,43
31,68
167,65
935,45
475,35
6,82
0,49
13,06
3,61
-
9,45
9,78
42,93
50,51
6,16
-
8,38
(1,32)
(19,55)
19,39
1,86
(100,00)
194,05
-
25,73
8,62
-
59,98
26,10
20,39
15,30
9,94
23,42
61,89
29,39
(19,54)
32,61
39,96
35,83
-
-
22,96
11,27
-
28,09
Komponen Pendapatan Transfer tumbuh meningkat
pada triwulan II 2019. Tercatat komponen pendapatan
transfer terealisasi sebesar Rp1,62 triliun, atau tumbuh
sebesar 29,39% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -1,32%
(yoy). Penyaluran Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil
Pajak/Bukan Pajak menjadi pendorong pertumbuhan
pendapatan transfer Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019.
Pendapatan transfer masih menjadi komponen
pendapatan daerah dengan pangsa terbesar. Pangsa
realisasi pendapatan terbesar masih berasal dari
komponen pendapatan transfer sebesar Rp1,62 triliun,
dengan pangsa sebesar 64,89%. Di sisi lain, komponen
PAD pada pendapatan pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah tercatat sebesar Rp862,20 miliar, atau 34,59% dari
total pendapatan pemerintah Provinsi Kalteng pada
triwulan II 2019. (Grafik 2.6).
Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
mengalami pertumbuhan positif, meskipun tidak
tumbuh sekuat triwulan sebelumnya. Realisasi belanja
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 tercatat sebesar Rp1,79 triliun atau mengalami
pertumbuhan sebesar 19,28% (yoy), melambat
dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 35,29% (yoy) (Grafik 2.7). Pertumbuhan
realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 utamanya didorong oleh komponen
belanja operasional, sedangkan komponen belanja modal
mengalami perlambatan (Tabel 2.2). Sampai dengan akhir
triwulan II 2019, realisasi belanja Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah mencapai sebesar 37,79% dari pagu
yang dianggarkan.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II 2018 dan Triwulan I, II 2019 (Rp Miliar)
KOMPONEN BELANJA DAERAH
TOTAL BELANJA + TRANSFER
SUBSIDI
REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)
REALISASI I 2019 (Rp. MILIAR)
REALISASI II 2019 (RP. MILIAR)
% PERUBAHAN I 2019
% PERUBAHAN II 2019
10,89
19,28
2,81
9,82
4,04
-0,48
-5,83
-94,96
-
74,96
-24,24
-28,28
-
1859,17
1500,93
1158,35
601,69
238,15
0,63
298,12
19,76
-
342,58
358,24
341,74
16,50
633,89
587,66
367,31
228,23
47,79
0,00
91,29
0,00
-
220,35
46,23
46,23
0,00
2061,72
1790,32
1190,93
660,81
247,77
0,63
280,73
1,00
-
599,40
271,40
245,10
26,30
12,08
35,29
-8,98
-15,68
-16,64
-
20,86
-
-
614,72
-64,76
-64,76
-
Komponen belanja operasional Pemerintah Provinsi
pada triwulan II 2019 mengalami pertumbuhan.
Belanja operasional pada triwulan II 2019 tercatat tumbuh
sebesar 2,81% (yoy) atau sebesar Rp1,19 triliun,
meningkat dibandingkan dengan capaian triwulan I 2019
yang terkontraksi sebesar -8,98% (yoy). pertumbuhan
tersebut bersumber dari belanja pegawai dan belanja
barang yang masing-masing tumbuh sebesar 9,82% (yoy),
dan 4,04% (yoy), atau terealisasi sebesar Rp247,77 miliar
dan Rp660,81 miliar. Secara keseluruhan, sampai dengan
triwulan II 2019 realisasi belanja operasional Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah mencapai sebesar 36,35%
dari pagu yang dianggarkan.
Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah Triwulan II 2019
BELANJA TAK TERDUGA
0.00%
BELANJA MODAL
33,48%
BELANJA OPERASIONAL
66,52%
Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 - 2019 (Rp Miliar)
-20
-10
0
10
20
30
40
50
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAHSUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
-30
BELANJA TAK TERDUGA (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
BELANJA OPERASI (RP. MILIAR) - KI BELANJA MODAL (RP. MILIAR) - KI
0
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
19LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201918 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)
PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
645,66
736,51
598,47
429,81
534,97
275,08
620,28
429,35
622,28
554,74
494,73
806,12
520,54
513,48
REALISASI II 2019 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN
646,69
895,38
568,11
398,34
516,49
341,73
627,49
494,43
625,61
540,62
485,99
889,49
477,67
572,64
0,16
21,57
-5,07
-7,32
-3,45
24,23
1,16
15,16
0,53
-2,55
-1,77
10,34
-8,24
11,52
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)
BELANJA KABUPATEN/ KOTA
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)
361,25
432,25
375,07
311,02
279,45
190,88
343,01
325,88
368,06
346,94
308,68
537,97
319,32
357,85
REALISASI II 2019 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN
383,80
531,40
329,68
211,40
251,43
167,38
293,03
233,23
312,29
287,28
303,63
494,87
208,65
296,26
6,24
22,94
-12,10
-32,03
-10,03
-12,31
-14,57
-28,43
-15,15
-17,20
-1,64
-8,01
-34,66
-17,21
kabupaten dengan rasio kemandirian terendah di
Kalimantan Tengah yakni sebesar 3,61%. Rendahnya
realisasi komponen pendapatan pajak daerah dan
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019
KABUPATEN/ KOTAREALISASI ANGGARAN (RP MILIAR)
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
PENDAPATAN TOTALRASIO KEMANDIRIAN
88,34
104,54
64,58
23,02
41,33
16,67
34,84
23,11
43,77
21,41
18,19
55,29
17,23
22,90
646,69
895,38
568,11
398,34
516,49
341,73
627,49
494,43
625,61
540,62
485,99
889,49
477,67
572,64
13,66
11,68
11,37
5,78
8,00
4,88
5,55
4,67
7,00
3,96
3,74
6,22
3,61
4,00
PAD
REALISASI PAD S/D II 2019
43,13%
39,94%
56,20%
33,33%
45,54%
68,31%
26,13%
61,05%
24,99%
47,48%
50,46%
36,22%
39,09%
38,96%
pendapatan PAD lainnya menahan realisasi PAD
Kabupaten Pulang Pisau pada angka sebesar 36,22% dari
total pendapatan.
21LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201920 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
2.3
Rata-rata realisasi pendapatan pemerintah
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah tumbuh pada
triwulan II 2019. Rata - rata pendapatan kabupaten/kota
di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat
tumbuh sebesar 4,02% (yoy) (Tabel 2.3). Kabupaten
Sukamara menjadi kabupaten yang mengalami
pertumbuhan pendapatan tertinggi di Kalimantan Tengah
sebesar 24,23% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh
peningkatan pendapatan transfer dari pemerintah pusat
berupa Dana Alokasi Umum (DAU). Sementara itu,
Kabupaten Pulang Pisau tercatat menjadi kabupaten
dengan kontraksi realisasi pendapatan tertinggi di
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 yakni sebesar -
8,24% (yoy). Penurunan pendapatan transfer dari
pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK) menjadi faktor pendorong
penurunan.
Dari sisi belanja, sebagian besar pertumbuhan
belanja kabupaten/kota di Kalimantan Tengah
mengalami kontraksi. Rata-rata pertumbuhan belanja
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 terkontraksi sebesar -12,44% (yoy), tidak sedalam
rata-rata kontraksi belanja kabupaten/kota di Kalimantan
Tengah pada triwulan sebelumnya sebesar -19,06% (yoy)
(Tabel 2.4). Kabupaten Pulang Pisau menjadi kabupaten
REALISASI APBD PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA TRIWULAN II 2019
dengan kontraksi realisasi belanja tertinggi pada triwulan II
2019 yakni sebesar -34,66% (yoy). Penurunan realisasi
belanja operasional khususnya belanja hibah dan bantuan
sosial pada triwulan II 2019 menyebabkan realisasi
pertumbuhan belanja Kabupaten Pulang Pisau tercatat
lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Di sisi lain,
realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten Kotawaringin
Timur menjadi yang tertinggi di Kalimantan Tengah
dengan pertumbuhan sebesar 22,94% (yoy), utamanya
bersumber dari meningkatnya realisasi belanja operasional
khususnya bantuan keuangan.
Rasio kemandirian kabupaten/kota di Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 mengalami
pen ingkatan . Ra ta - ra ta r a s io kemand i r i an
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 adalah sebesar 6,72%, meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,99%
(Tabel 2.5). Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi
kabupaten dengan rasio kemandirian tertinggi hingga
pada triwulan II 2019 sebesar 13,66%. Tingginya realisasi
komponen pendapatan yaitu komponen pendapatan
pajak daerah dan PAD lainnya yang sah mendorong
realisasi pendapatan Kabupaten Kotawaringin Barat
mencapai sebesar 38,96% dari pagu yang dianggarkan.
Sementara itu, Kabupaten Pulang Pisau menjadi
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)
PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
645,66
736,51
598,47
429,81
534,97
275,08
620,28
429,35
622,28
554,74
494,73
806,12
520,54
513,48
REALISASI II 2019 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN
646,69
895,38
568,11
398,34
516,49
341,73
627,49
494,43
625,61
540,62
485,99
889,49
477,67
572,64
0,16
21,57
-5,07
-7,32
-3,45
24,23
1,16
15,16
0,53
-2,55
-1,77
10,34
-8,24
11,52
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)
BELANJA KABUPATEN/ KOTA
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)
361,25
432,25
375,07
311,02
279,45
190,88
343,01
325,88
368,06
346,94
308,68
537,97
319,32
357,85
REALISASI II 2019 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN
383,80
531,40
329,68
211,40
251,43
167,38
293,03
233,23
312,29
287,28
303,63
494,87
208,65
296,26
6,24
22,94
-12,10
-32,03
-10,03
-12,31
-14,57
-28,43
-15,15
-17,20
-1,64
-8,01
-34,66
-17,21
kabupaten dengan rasio kemandirian terendah di
Kalimantan Tengah yakni sebesar 3,61%. Rendahnya
realisasi komponen pendapatan pajak daerah dan
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019
KABUPATEN/ KOTAREALISASI ANGGARAN (RP MILIAR)
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
PENDAPATAN TOTALRASIO KEMANDIRIAN
88,34
104,54
64,58
23,02
41,33
16,67
34,84
23,11
43,77
21,41
18,19
55,29
17,23
22,90
646,69
895,38
568,11
398,34
516,49
341,73
627,49
494,43
625,61
540,62
485,99
889,49
477,67
572,64
13,66
11,68
11,37
5,78
8,00
4,88
5,55
4,67
7,00
3,96
3,74
6,22
3,61
4,00
PAD
REALISASI PAD S/D II 2019
43,13%
39,94%
56,20%
33,33%
45,54%
68,31%
26,13%
61,05%
24,99%
47,48%
50,46%
36,22%
39,09%
38,96%
pendapatan PAD lainnya menahan realisasi PAD
Kabupaten Pulang Pisau pada angka sebesar 36,22% dari
total pendapatan.
21LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201920 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
2.3
Rata-rata realisasi pendapatan pemerintah
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah tumbuh pada
triwulan II 2019. Rata - rata pendapatan kabupaten/kota
di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat
tumbuh sebesar 4,02% (yoy) (Tabel 2.3). Kabupaten
Sukamara menjadi kabupaten yang mengalami
pertumbuhan pendapatan tertinggi di Kalimantan Tengah
sebesar 24,23% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh
peningkatan pendapatan transfer dari pemerintah pusat
berupa Dana Alokasi Umum (DAU). Sementara itu,
Kabupaten Pulang Pisau tercatat menjadi kabupaten
dengan kontraksi realisasi pendapatan tertinggi di
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 yakni sebesar -
8,24% (yoy). Penurunan pendapatan transfer dari
pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK) menjadi faktor pendorong
penurunan.
Dari sisi belanja, sebagian besar pertumbuhan
belanja kabupaten/kota di Kalimantan Tengah
mengalami kontraksi. Rata-rata pertumbuhan belanja
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 terkontraksi sebesar -12,44% (yoy), tidak sedalam
rata-rata kontraksi belanja kabupaten/kota di Kalimantan
Tengah pada triwulan sebelumnya sebesar -19,06% (yoy)
(Tabel 2.4). Kabupaten Pulang Pisau menjadi kabupaten
REALISASI APBD PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA TRIWULAN II 2019
dengan kontraksi realisasi belanja tertinggi pada triwulan II
2019 yakni sebesar -34,66% (yoy). Penurunan realisasi
belanja operasional khususnya belanja hibah dan bantuan
sosial pada triwulan II 2019 menyebabkan realisasi
pertumbuhan belanja Kabupaten Pulang Pisau tercatat
lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Di sisi lain,
realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten Kotawaringin
Timur menjadi yang tertinggi di Kalimantan Tengah
dengan pertumbuhan sebesar 22,94% (yoy), utamanya
bersumber dari meningkatnya realisasi belanja operasional
khususnya bantuan keuangan.
Rasio kemandirian kabupaten/kota di Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 mengalami
pen ingkatan . Ra ta - ra ta r a s io kemand i r i an
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan II
2019 adalah sebesar 6,72%, meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,99%
(Tabel 2.5). Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi
kabupaten dengan rasio kemandirian tertinggi hingga
pada triwulan II 2019 sebesar 13,66%. Tingginya realisasi
komponen pendapatan yaitu komponen pendapatan
pajak daerah dan PAD lainnya yang sah mendorong
realisasi pendapatan Kabupaten Kotawaringin Barat
mencapai sebesar 38,96% dari pagu yang dianggarkan.
Sementara itu, Kabupaten Pulang Pisau menjadi
PERKEMBANGANINFLASI03
Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan
triwulan I 2019, triwulan II 2018, rerata inflasi 3 tahun terakhir, maupun capaian inflasi nasional
pada triwulan II 2019.
Rendahnya inflasi pada triwulan II 2019 disebabkan oleh terjaganya harga bahan pangan pada
Ramadhan dan Idul Firtri.
PERKEMBANGANINFLASI03
Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan
triwulan I 2019, triwulan II 2018, rerata inflasi 3 tahun terakhir, maupun capaian inflasi nasional
pada triwulan II 2019.
Rendahnya inflasi pada triwulan II 2019 disebabkan oleh terjaganya harga bahan pangan pada
Ramadhan dan Idul Firtri.
Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
% (YOY)
KALTENG
NASIONAL
0
1
2
3
4
5
6
Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
%, YTD
2015 2016 2017 2018
-1
0
1
2
3
4
5
6
FEB MAR APR MEI SEP OKT DESI II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
4,57 3,13 3,18 2,11 4,10 4,97 3,81 3,18 2,31 3,08 3,72 4,52 3,83
4,45 3,45 3,07 3,02 4,17 4,37 3,72 3,71 3,40 3,12 2,88 3,13 2,48 2019
II
2,89
3,28
3.1 PERKEMBANGAN INFLASI SECARA UMUMInflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019
tercatat sebesar 2,89% (yoy), mengalami penurunan
dibandingan triwulan sebelumnya, dan berada pada
rentang sasaran inflasi 2019. Capaian inflasi ini lebih
rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 3,83% (yoy) dan
lebih rendah dari capaian pada periode yang sama pada
tahun sebelumnya sebesar 3,08% (yoy), serta lebih rendah
dari rerata inflasi selama 3 tahun terakhir sebesar 3,73%
(yoy). Secara tahun kalender, laju inflasi di Kalimantan
Tengah hingga triwulan II 2019 adalah sebesar 1,51%
(ytd), lebih rendah dibanding periode yang sama pada
2018 sebesar 3,13% (ytd). Tertahannya laju inflasi pada
periode ini disebabkan oleh menurunnya laju inflasi volatile
food dan administered price. Untuk inflasi volatile food,
capaiannya turun dari sebesar 3,39% (yoy) pada triwulan I
2019 menjadi 2,95% (yoy) pada triwulan II 2019.
Terkendalinya harga pada periode HBKN menjadi
faktor yang menyebabkan cukup terkendalinya
harga komoditas di Kalimantan Tengah selama
triwulan II 2019. Komoditas penahan inflasi volatile food
pada periode ini adalah beras, daging ayam ras, mie kering
instan, daging sapi, dan daging ayam kampung. Untuk
inflasi administered price, penurunan terjadi dari sebesar
8,86% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 4,49% (yoy)
pada triwulan II 2019. Andil terbesar pada inflasi
administered price adalah komoditas angkutan udara, di
mana harganya sepanjang bulan Juni mengalami
penurunan dan cukup mempengaruhi laju inflasi nasional,
termasuk di Kalimantan Tengah. Meskipun inflasi
administered price mengalami penurunan, porsinya
terhadap inflasi umum masih cukup besar dan merupakan
kelompok yang tingkat inflasinya tertinggi dibandingkan
kelompok lainnya. Sementara itu, inflasi core pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar 2,38% (yoy), sedikit lebih
tinggi dibandingnkan triwulan I 2019 sebesar 2,35% (yoy).
Komoditas kelompok core yang memiliki andil inflasi
terbesar pada triwulan II 2019 adalah mobil, tukang bukan
mandor, sate, obat dengan resep, dan sepeda motor.
Capaian inflasi Kalimantan tengah pada triwulan II
2019 lebih rendah daripada capaian nasional pada
periode yang sama. Inflasi Kalimantan Tengah tercatat
sebesar 2,89% (yoy), lebih rendah daripada capaian
nasional pada periode yang sama, yang tercatat sebesar
3,28% (yoy). Capaian nasional pada triwulan II 2019 ini
pun tercatat naik dibandingkan capaian nasional pada
triwulan I 2019 sebesar 2,48% (yoy) (Grafik 3.1). Cukup
kontras dengan capaian nasional, inflasi di Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 tercatat turun dibandingkan
capaian triwulan I 2019 sebesar 3,83% (yoy). Secara tahun
kalender dan bulanan, inflasi di Kalimantan Tengah yang
tercatat sebesar 1,51% (ytd) dan 0,14% (mtm), lebih
rendah dari capaian nasional sebesar 2,05% (ytd) dan
0,55% (mtm).
Berdasarkan jenis komoditasnya, beras dan
angkutan udara masing-masing menjadi komoditas
dengan andil inflasi tertinggi di Palangka Raya dan
Sampit. Komoditas utama dengan andil inflasi tertinggi di
Kota Palangka Raya secara berurutan adalah beras (andil
inflasi sebesar 0,42% yoy), angkutan udara (0,29% yoy),
bawang merah (0,16% yoy), dan sate (0,14% yoy).
Sementara, komoditas-komoditas dengan andil inflasi
tertinggi di Kota Sampit adalah angkutan udara (andil
inflasi sebesar 0,86% yoy), mobil (0,37% yoy), rokok
kretek filter (0,26% yoy), dan tukang bukan mandor
(0,23% yoy). Tingginya andil inflasi komoditas beras pada
triwulan ini didorong oleh kenaikan harga Gabah Kering
Panen (GKP) dan harga beras medium di penggilingan
pada bulan Juni. Harga GKP di level petani meningkat
sebesar 4,5%, dan harga beras medium di penggilingan
meningkat sebesar 0,26%. Sementara itu, meskipun mulai
mengalami penurunan, harga tiket pesawat yang masih
tinggi, terutama apabila dibandingkan secara tahunan
pada tahun 2018, masih memberikan tekanan inflasi yang
cukup tinggi di Sampit.
Secara spasial, tekanan inflasi tercatat menurun pada
seluruh kota sampel inflasi, yaitu Palangka Raya dan
Sampit. Inflasi pada triwulan II 2019 di Palangka Raya
tercatat sebesar 2,76% (yoy), menurun dibandingkan
capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 3,57% (yoy).
Sementara itu, di Sampit, inflasi pada triwulan II 2019
tercatat sebesar 3,11% (yoy), menurun dibandingkan
tingkat inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,47%
(yoy). Penurunan tingkat inflasi di Palangka Raya terjadi
paling besar pada inflasi administered price, yang turun
dari sebesar 7,24% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi
sebesar 3,36% (yoy) pada triwulan II 2019. Sementara itu,
di Kota Sampit, penurunan inflasi terjadi paling besar pada
inflasi volatile food, yang turun dari sebesar 3,38% (yoy)
pada triwulan I 2019 menjadi deflasi sebesar -0,54% (yoy)
pada triwulan II 2019. Apabila dibandingkan dengan kota
sampel inflasi lain di Kalimantan, Sampit merupakan kota
yang memiliki tingkat inflasi tertinggi ketiga, setelah
Banjarmasin dan Pontianak, sedangkan capaian Palangka
Raya relatif normal.
Inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019
diperkirakan akan menurun sesuai dengan pola
historisnya. Pada Juli 2019, Kalimantan Tengah tercatat
mengalami deflasi sebesar -0,25% (mtm), lebih rendah
dibandingkan bulan Juni 2019 yang mengalami inflasi
sebesar 0,14% (mtm). Sampai dengan Juli 2019, inflasi di
Kalimantan Tengah tercatat sebesar 1,26% (ytd), atau
secara tahunan sebesar 2,62% (yoy). Capaian ini lebih
rendah dibandingkan tahun 2018, yang sebesar 3,10%
(yoy). Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III
2019 tertahan oleh normalisasi harga komoditas setelah
periode HBKN di triwulan II 2019, meskipun masih
terdapat potensi tekanan harga dari komoditas cabai yang
panen di sentra produksinya mulai terganggu pada
triwulan II 2019. Meski demikian, komponen volatile food
secara umum pada triwulan III 2019 diprakirakan cukup
terkendali, meski harga cabai diprakirakan cukup
memberikan tekanan. Berdasarkan informasi harga di
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada
minggu ke-IV Agustus 2019, beberapa harga pangan
seperti daging ayam ras, beras, bawang merah, dan
bawang putih mengalami penurunan. Inflasi administered
price diprakirakan sedikit menurun, salah satunya akibat
diberlakukannya kebijakan harga tiket pesawat jangka
pendek yang dirilis bulan Juli 2019. Meksipun kebijakan
jangka pendek ini akan dicabut dalam waktu dekat, kabar
akan diberlakukannya kebijakan jangka panjang terkait
tiket pesawat pada bulan September 2019 diprakirakan
cukup membantu menahan laju inflasi administered prices.
Hampir seluruh kelompok komoditas mengalami
penurunan tingkat inflasi pada triwulan II 2019.
Penurunan tingkat inflasi terjadi paling besar pada
kelompok komoditas transportasi, komunikasi, dan jasa
keuangan, dari sebesar 8,86% (yoy) pada triwulan I 2019
menjadi sebesar 5,29% (yoy) pada triwulan II 2019.
Pemberlakuan kebijakan penurunan tarif batas atas
pesawat udara pada bulan Mei 2019 cukup memberikan
andil yang besar terhadap penurunan tekanan inflasi
kelompok ini pada triwulan II 2019. Selain itu, penurunan
3.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK PENGELUARAN
25LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201924 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
% (YOY)
KALTENG
NASIONAL
0
1
2
3
4
5
6
Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
%, YTD
2015 2016 2017 2018
-1
0
1
2
3
4
5
6
FEB MAR APR MEI SEP OKT DESI II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
4,57 3,13 3,18 2,11 4,10 4,97 3,81 3,18 2,31 3,08 3,72 4,52 3,83
4,45 3,45 3,07 3,02 4,17 4,37 3,72 3,71 3,40 3,12 2,88 3,13 2,48 2019
II
2,89
3,28
3.1 PERKEMBANGAN INFLASI SECARA UMUMInflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019
tercatat sebesar 2,89% (yoy), mengalami penurunan
dibandingan triwulan sebelumnya, dan berada pada
rentang sasaran inflasi 2019. Capaian inflasi ini lebih
rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 3,83% (yoy) dan
lebih rendah dari capaian pada periode yang sama pada
tahun sebelumnya sebesar 3,08% (yoy), serta lebih rendah
dari rerata inflasi selama 3 tahun terakhir sebesar 3,73%
(yoy). Secara tahun kalender, laju inflasi di Kalimantan
Tengah hingga triwulan II 2019 adalah sebesar 1,51%
(ytd), lebih rendah dibanding periode yang sama pada
2018 sebesar 3,13% (ytd). Tertahannya laju inflasi pada
periode ini disebabkan oleh menurunnya laju inflasi volatile
food dan administered price. Untuk inflasi volatile food,
capaiannya turun dari sebesar 3,39% (yoy) pada triwulan I
2019 menjadi 2,95% (yoy) pada triwulan II 2019.
Terkendalinya harga pada periode HBKN menjadi
faktor yang menyebabkan cukup terkendalinya
harga komoditas di Kalimantan Tengah selama
triwulan II 2019. Komoditas penahan inflasi volatile food
pada periode ini adalah beras, daging ayam ras, mie kering
instan, daging sapi, dan daging ayam kampung. Untuk
inflasi administered price, penurunan terjadi dari sebesar
8,86% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 4,49% (yoy)
pada triwulan II 2019. Andil terbesar pada inflasi
administered price adalah komoditas angkutan udara, di
mana harganya sepanjang bulan Juni mengalami
penurunan dan cukup mempengaruhi laju inflasi nasional,
termasuk di Kalimantan Tengah. Meskipun inflasi
administered price mengalami penurunan, porsinya
terhadap inflasi umum masih cukup besar dan merupakan
kelompok yang tingkat inflasinya tertinggi dibandingkan
kelompok lainnya. Sementara itu, inflasi core pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar 2,38% (yoy), sedikit lebih
tinggi dibandingnkan triwulan I 2019 sebesar 2,35% (yoy).
Komoditas kelompok core yang memiliki andil inflasi
terbesar pada triwulan II 2019 adalah mobil, tukang bukan
mandor, sate, obat dengan resep, dan sepeda motor.
Capaian inflasi Kalimantan tengah pada triwulan II
2019 lebih rendah daripada capaian nasional pada
periode yang sama. Inflasi Kalimantan Tengah tercatat
sebesar 2,89% (yoy), lebih rendah daripada capaian
nasional pada periode yang sama, yang tercatat sebesar
3,28% (yoy). Capaian nasional pada triwulan II 2019 ini
pun tercatat naik dibandingkan capaian nasional pada
triwulan I 2019 sebesar 2,48% (yoy) (Grafik 3.1). Cukup
kontras dengan capaian nasional, inflasi di Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 tercatat turun dibandingkan
capaian triwulan I 2019 sebesar 3,83% (yoy). Secara tahun
kalender dan bulanan, inflasi di Kalimantan Tengah yang
tercatat sebesar 1,51% (ytd) dan 0,14% (mtm), lebih
rendah dari capaian nasional sebesar 2,05% (ytd) dan
0,55% (mtm).
Berdasarkan jenis komoditasnya, beras dan
angkutan udara masing-masing menjadi komoditas
dengan andil inflasi tertinggi di Palangka Raya dan
Sampit. Komoditas utama dengan andil inflasi tertinggi di
Kota Palangka Raya secara berurutan adalah beras (andil
inflasi sebesar 0,42% yoy), angkutan udara (0,29% yoy),
bawang merah (0,16% yoy), dan sate (0,14% yoy).
Sementara, komoditas-komoditas dengan andil inflasi
tertinggi di Kota Sampit adalah angkutan udara (andil
inflasi sebesar 0,86% yoy), mobil (0,37% yoy), rokok
kretek filter (0,26% yoy), dan tukang bukan mandor
(0,23% yoy). Tingginya andil inflasi komoditas beras pada
triwulan ini didorong oleh kenaikan harga Gabah Kering
Panen (GKP) dan harga beras medium di penggilingan
pada bulan Juni. Harga GKP di level petani meningkat
sebesar 4,5%, dan harga beras medium di penggilingan
meningkat sebesar 0,26%. Sementara itu, meskipun mulai
mengalami penurunan, harga tiket pesawat yang masih
tinggi, terutama apabila dibandingkan secara tahunan
pada tahun 2018, masih memberikan tekanan inflasi yang
cukup tinggi di Sampit.
Secara spasial, tekanan inflasi tercatat menurun pada
seluruh kota sampel inflasi, yaitu Palangka Raya dan
Sampit. Inflasi pada triwulan II 2019 di Palangka Raya
tercatat sebesar 2,76% (yoy), menurun dibandingkan
capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 3,57% (yoy).
Sementara itu, di Sampit, inflasi pada triwulan II 2019
tercatat sebesar 3,11% (yoy), menurun dibandingkan
tingkat inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,47%
(yoy). Penurunan tingkat inflasi di Palangka Raya terjadi
paling besar pada inflasi administered price, yang turun
dari sebesar 7,24% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi
sebesar 3,36% (yoy) pada triwulan II 2019. Sementara itu,
di Kota Sampit, penurunan inflasi terjadi paling besar pada
inflasi volatile food, yang turun dari sebesar 3,38% (yoy)
pada triwulan I 2019 menjadi deflasi sebesar -0,54% (yoy)
pada triwulan II 2019. Apabila dibandingkan dengan kota
sampel inflasi lain di Kalimantan, Sampit merupakan kota
yang memiliki tingkat inflasi tertinggi ketiga, setelah
Banjarmasin dan Pontianak, sedangkan capaian Palangka
Raya relatif normal.
Inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019
diperkirakan akan menurun sesuai dengan pola
historisnya. Pada Juli 2019, Kalimantan Tengah tercatat
mengalami deflasi sebesar -0,25% (mtm), lebih rendah
dibandingkan bulan Juni 2019 yang mengalami inflasi
sebesar 0,14% (mtm). Sampai dengan Juli 2019, inflasi di
Kalimantan Tengah tercatat sebesar 1,26% (ytd), atau
secara tahunan sebesar 2,62% (yoy). Capaian ini lebih
rendah dibandingkan tahun 2018, yang sebesar 3,10%
(yoy). Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III
2019 tertahan oleh normalisasi harga komoditas setelah
periode HBKN di triwulan II 2019, meskipun masih
terdapat potensi tekanan harga dari komoditas cabai yang
panen di sentra produksinya mulai terganggu pada
triwulan II 2019. Meski demikian, komponen volatile food
secara umum pada triwulan III 2019 diprakirakan cukup
terkendali, meski harga cabai diprakirakan cukup
memberikan tekanan. Berdasarkan informasi harga di
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada
minggu ke-IV Agustus 2019, beberapa harga pangan
seperti daging ayam ras, beras, bawang merah, dan
bawang putih mengalami penurunan. Inflasi administered
price diprakirakan sedikit menurun, salah satunya akibat
diberlakukannya kebijakan harga tiket pesawat jangka
pendek yang dirilis bulan Juli 2019. Meksipun kebijakan
jangka pendek ini akan dicabut dalam waktu dekat, kabar
akan diberlakukannya kebijakan jangka panjang terkait
tiket pesawat pada bulan September 2019 diprakirakan
cukup membantu menahan laju inflasi administered prices.
Hampir seluruh kelompok komoditas mengalami
penurunan tingkat inflasi pada triwulan II 2019.
Penurunan tingkat inflasi terjadi paling besar pada
kelompok komoditas transportasi, komunikasi, dan jasa
keuangan, dari sebesar 8,86% (yoy) pada triwulan I 2019
menjadi sebesar 5,29% (yoy) pada triwulan II 2019.
Pemberlakuan kebijakan penurunan tarif batas atas
pesawat udara pada bulan Mei 2019 cukup memberikan
andil yang besar terhadap penurunan tekanan inflasi
kelompok ini pada triwulan II 2019. Selain itu, penurunan
3.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK PENGELUARAN
25LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201924 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok
KELOMPOKII III IV
2017
I II
2018
BAHAN MAKANAN
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, & TEMBAKAU
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI , & OLAH RAGA
TRANSPOR, KOMUNIKASI, & JASA KEUANGAN
UMUM/TOTAL
0,52
2,38
10,54
2,33
3,07
4,40
9,15
4,97
0,74
2,79
9,20
2,08
2,22
2,61
3,89
3,81
-1,09
2,16
9,12
3,07
2,00
2,38
3,70
3,18
-0,49
1,75
5,84
4,92
2,89
2,73
1,16
2,31
5,63
2,05
2,06
4,72
4,22
3,09
1,08
3,08
SUMBER: BPS, DATA DIOLAH
III
4,78
2,23
2,87
4,16
4,30
3,14
5,16
3,72
IV
2,25
3,25
4,43
3,45
8,88
I
3,84
2,66
2,30
2,80
2,44
2,64
8,86
3,83
2019
II
3,16
2,76
1,66
2,36
2,74
2,07
5,29
2,89
3.2.1 Kelompok Bahan MakananInflasi kelompok bahan makanan mengalami
penurunan dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan II
2019, kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar
3,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 3,84% (yoy). Penurunan tingkat
inflasi pada kelompok komoditas ini merupakan imbas dari
terjaganya pasokan komoditas bahan makanan pada
triwulan II 2019, terutama saat momen HBKN yang cukup SUMBER: BPS, DATA DIOLAH
Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok BahanMakanan
Beras
Bawang Merah
Bawang Putih
Jeruk
Gabus
5,94
17,42
43,02
9,12
17,88
0,27
0,12
0,10
0,08
0,06
Daging Ayam Ras
Layang/benggol
Garam
Telur Ayam Ras
Pepaya
(15,22)
(5,31)
(7,46)
(1,37)
(10,39)
(0,32)
(0,02)
(0,01)
(0,01)
(0,01)
RP/KG %, WTW
Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan (PIHPS)
RP/KG %, WTW
RP/KG %, WTW RP/KG %, WTW
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA CABAI RAWIT (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BAWANG MERAH (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA DAGING AYAM RAS (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BERAS MEDIUM (SKALA KIRI)
BERAS MEDIUM
CABAI RAWIT
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000 DAGING AYAM RAS
BAWANG MERAH
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
SUMBER: PIHPS, DATA DIOLAH
3 4 5 6 7 8 9
-5,00
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
12.400
12.600
12.800
13.000
13.200
13.400
13.600
13.800
14.000
14.200
14.400
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
3 4 5 6 7 8 9
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
3 4 5 6 7 8 9
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
3 4 5 6 7 8 9
-40,00
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
Laju inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan
jasa keuangan menurun pada triwulan II 2019.
Kelompok komoditas ini tercatat mengalami inflasi sebesar
5,29% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun dibandingkan
periode sebelumnya sebesar 8,86% (yoy) (Tabel 3.1). Pada
triwulan II 2019, penurunan andil inflasi terbesar kelompok
ini terjadi pada komoditas angkutan udara, dari sebesar
1,40% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 0,46% (yoy)
pada triwulan II 2019. Inflasi angkutan udara pada triwulan
II 2019 sebesar 31,95% (yoy), lebih rendah dibadingkan
dengan 102,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Penurunan tekanan inflasi dari komoditas ini dipengaruhi
oleh kebijakan penurunan tarif batas atas tiket pesawat
sebesar 12%-16% yang diberlakukan pada bulan Mei
2019. Meskipun begitu, komoditas ini masih menjadi
komoditas dengan andil inflasi tertinggi di kelompok ini
pada triwulan II 2019. Di sisi lain, andil inflasi komoditi
mobil cukup tinggi, naik dari 0,06% (yoy) pada triwulan I
2019 menjadi 0,13% pada triwulan II 2019. Kenaikan
harga ini mengikuti pola historis kenaikan harga mobil
pada momen HBKN. Pada triwulan II 2019, komoditas ini
mengalami inflasi sebesar 4,89% (yoy), naik dari 2,44%
(yoy) pada triwulan I 2019.
Tekanan inflasi kelompok transportasi, komunikasi,
dan jasa keuangan pada triwulan III 2019
diperkirakan menurun. Tekanan inflasi pada kelompok
ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait
harga tiket pesawat. Pada 11 Juli 2019, pemerintah
kembali memberlakukan kebijakan penurunan batas atas
harga tiket pesawat hingga 50%, dan harga tiket pesawat
3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
murah ini berlaku pada pembelian di hari Selasa, Kamis, dan
Sabtu pukul 10.00-14.00. Kebijakan ini dinilai akan cukup
mendorong penurunan tekanan inflasi pada triwulan III
2019. Pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan baru
terkait tiket pesawat, dan harapannya akan menjadi
kebijakan jangka panjang. Oleh karena itu, harga tiket
pesawat diprakirakan akan turun dan lebih stabil setelah
dikeluarkannya kebijakan ini.
Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas &
bahan bakar menurun dari triwulan sebelumnya.
Kelompok komoditas ini mengalami inflasi sebesar 1,66%
(yoy) pada triwulan II 2019, turun dari triwulan sebelumnya
sebesar 2,30% (yoy) (Tabel 3.1). Penurunan laju inflasi pada
kelompok komoditas ini di triwulan II 2019 didorong oleh
meredanya tekanan inflasi subkelompok bahan bakar,
penerangan, dan air, dari sebesar 2,94% (yoy) pada triwulan
I 2019 menjadi sebesar 0,30% (yoy) pada triwulan II 2019.
Komoditas bahan bakar rumah tangga mengalami
penurunan tingkat inflasi terbesar pada subkelompok bahan
bakar, penerangan, dan air, dari sebesar 12,40% (yoy) pada
triwulan I 2019 menjadi sebesar 4,26% (yoy) pada triwulan II
2019. Terjaganya pasokan LPG pada momen HBKN di
triwulan II 2019 turut menyumbang penurunan tingkat
inflasi pada komoditas kelompok ini. Tekanan inflasi kelompok sandang sedikit menurun
pada triwulan II 2019 dibandingkan triwulan
sebelumnya. Kelompok sandang tercatat mengalami inflasi
sebesar 2,36% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit menurut
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
2,80% (yoy). Menurunnya tekanan inflasi pada kelompok
komoditas ini didorong oleh penurunan tingkat inflasi pada
subkelompok barang pribadi dan sandang lain, yang turun
menjadi sebesar 1,67% (yoy) pada triwulan II 2019, dari
sebesar 2,70% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Dari sisi
andil inflasi, komoditas dengan andil inflasi tertinggi pada
kelompok ini adalah emas perhiasan, dengan andil inflasi
sebesar 0,30% (yoy), dan cenderung tetap dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Tren kenaikan harga emas
dunia memberikan tekanan pada subkelompok ini.
3.2.3 Kelompok Lainnya
berada pada level yang terjaga. Potensi peningkatan
tekanan inflasi ini utamanya didorong oleh komoditas
cabai merah dan cabai rawit, yang pasokan dari sentra
produksinya sedang mengalami gangguan. Hal ini
tercermin pada pantauan harga di Pusat Informasi Harga
Pangan Strategis (PIHPS), yang mana kedua komoditas ini
telah mengalami kenaikan harga yang cukup konsisten
sejak pertengahan triwulan II 2019.
capaian inflasi pada triwulan II 2019 juga disumbangkan
oleh kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas, dan
bahan bakar, yang tercatat sebesar 1,66% (yoy) pada
triwulan II 2019, menurun dari capaian triwulan I 2019
sebesar 2,30% (yoy).
menahan tekanan inflasi di Kalimantan Tengah. Komoditas
yang memiliki andil terbesar dalam penurunan tingkat
inflasi pada periode ini adalah daging ayam ras,
laying/benggol, garam, telur ayam ras, dan papaya.
Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan III
2019 diperkirakan akan sedikit meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya, namun masih
27LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201926 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok
KELOMPOKII III IV
2017
I II
2018
BAHAN MAKANAN
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, & TEMBAKAU
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI , & OLAH RAGA
TRANSPOR, KOMUNIKASI, & JASA KEUANGAN
UMUM/TOTAL
0,52
2,38
10,54
2,33
3,07
4,40
9,15
4,97
0,74
2,79
9,20
2,08
2,22
2,61
3,89
3,81
-1,09
2,16
9,12
3,07
2,00
2,38
3,70
3,18
-0,49
1,75
5,84
4,92
2,89
2,73
1,16
2,31
5,63
2,05
2,06
4,72
4,22
3,09
1,08
3,08
SUMBER: BPS, DATA DIOLAH
III
4,78
2,23
2,87
4,16
4,30
3,14
5,16
3,72
IV
2,25
3,25
4,43
3,45
8,88
I
3,84
2,66
2,30
2,80
2,44
2,64
8,86
3,83
2019
II
3,16
2,76
1,66
2,36
2,74
2,07
5,29
2,89
3.2.1 Kelompok Bahan MakananInflasi kelompok bahan makanan mengalami
penurunan dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan II
2019, kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar
3,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 3,84% (yoy). Penurunan tingkat
inflasi pada kelompok komoditas ini merupakan imbas dari
terjaganya pasokan komoditas bahan makanan pada
triwulan II 2019, terutama saat momen HBKN yang cukup SUMBER: BPS, DATA DIOLAH
Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok BahanMakanan
Beras
Bawang Merah
Bawang Putih
Jeruk
Gabus
5,94
17,42
43,02
9,12
17,88
0,27
0,12
0,10
0,08
0,06
Daging Ayam Ras
Layang/benggol
Garam
Telur Ayam Ras
Pepaya
(15,22)
(5,31)
(7,46)
(1,37)
(10,39)
(0,32)
(0,02)
(0,01)
(0,01)
(0,01)
RP/KG %, WTW
Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan (PIHPS)
RP/KG %, WTW
RP/KG %, WTW RP/KG %, WTW
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA CABAI RAWIT (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BAWANG MERAH (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA DAGING AYAM RAS (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BERAS MEDIUM (SKALA KIRI)
BERAS MEDIUM
CABAI RAWIT
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000 DAGING AYAM RAS
BAWANG MERAH
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
SUMBER: PIHPS, DATA DIOLAH
3 4 5 6 7 8 9
-5,00
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
12.400
12.600
12.800
13.000
13.200
13.400
13.600
13.800
14.000
14.200
14.400
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
3 4 5 6 7 8 9
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
3 4 5 6 7 8 9
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
3 4 5 6 7 8 9
-40,00
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
Laju inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan
jasa keuangan menurun pada triwulan II 2019.
Kelompok komoditas ini tercatat mengalami inflasi sebesar
5,29% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun dibandingkan
periode sebelumnya sebesar 8,86% (yoy) (Tabel 3.1). Pada
triwulan II 2019, penurunan andil inflasi terbesar kelompok
ini terjadi pada komoditas angkutan udara, dari sebesar
1,40% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 0,46% (yoy)
pada triwulan II 2019. Inflasi angkutan udara pada triwulan
II 2019 sebesar 31,95% (yoy), lebih rendah dibadingkan
dengan 102,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Penurunan tekanan inflasi dari komoditas ini dipengaruhi
oleh kebijakan penurunan tarif batas atas tiket pesawat
sebesar 12%-16% yang diberlakukan pada bulan Mei
2019. Meskipun begitu, komoditas ini masih menjadi
komoditas dengan andil inflasi tertinggi di kelompok ini
pada triwulan II 2019. Di sisi lain, andil inflasi komoditi
mobil cukup tinggi, naik dari 0,06% (yoy) pada triwulan I
2019 menjadi 0,13% pada triwulan II 2019. Kenaikan
harga ini mengikuti pola historis kenaikan harga mobil
pada momen HBKN. Pada triwulan II 2019, komoditas ini
mengalami inflasi sebesar 4,89% (yoy), naik dari 2,44%
(yoy) pada triwulan I 2019.
Tekanan inflasi kelompok transportasi, komunikasi,
dan jasa keuangan pada triwulan III 2019
diperkirakan menurun. Tekanan inflasi pada kelompok
ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait
harga tiket pesawat. Pada 11 Juli 2019, pemerintah
kembali memberlakukan kebijakan penurunan batas atas
harga tiket pesawat hingga 50%, dan harga tiket pesawat
3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
murah ini berlaku pada pembelian di hari Selasa, Kamis, dan
Sabtu pukul 10.00-14.00. Kebijakan ini dinilai akan cukup
mendorong penurunan tekanan inflasi pada triwulan III
2019. Pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan baru
terkait tiket pesawat, dan harapannya akan menjadi
kebijakan jangka panjang. Oleh karena itu, harga tiket
pesawat diprakirakan akan turun dan lebih stabil setelah
dikeluarkannya kebijakan ini.
Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas &
bahan bakar menurun dari triwulan sebelumnya.
Kelompok komoditas ini mengalami inflasi sebesar 1,66%
(yoy) pada triwulan II 2019, turun dari triwulan sebelumnya
sebesar 2,30% (yoy) (Tabel 3.1). Penurunan laju inflasi pada
kelompok komoditas ini di triwulan II 2019 didorong oleh
meredanya tekanan inflasi subkelompok bahan bakar,
penerangan, dan air, dari sebesar 2,94% (yoy) pada triwulan
I 2019 menjadi sebesar 0,30% (yoy) pada triwulan II 2019.
Komoditas bahan bakar rumah tangga mengalami
penurunan tingkat inflasi terbesar pada subkelompok bahan
bakar, penerangan, dan air, dari sebesar 12,40% (yoy) pada
triwulan I 2019 menjadi sebesar 4,26% (yoy) pada triwulan II
2019. Terjaganya pasokan LPG pada momen HBKN di
triwulan II 2019 turut menyumbang penurunan tingkat
inflasi pada komoditas kelompok ini. Tekanan inflasi kelompok sandang sedikit menurun
pada triwulan II 2019 dibandingkan triwulan
sebelumnya. Kelompok sandang tercatat mengalami inflasi
sebesar 2,36% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit menurut
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
2,80% (yoy). Menurunnya tekanan inflasi pada kelompok
komoditas ini didorong oleh penurunan tingkat inflasi pada
subkelompok barang pribadi dan sandang lain, yang turun
menjadi sebesar 1,67% (yoy) pada triwulan II 2019, dari
sebesar 2,70% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Dari sisi
andil inflasi, komoditas dengan andil inflasi tertinggi pada
kelompok ini adalah emas perhiasan, dengan andil inflasi
sebesar 0,30% (yoy), dan cenderung tetap dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Tren kenaikan harga emas
dunia memberikan tekanan pada subkelompok ini.
3.2.3 Kelompok Lainnya
berada pada level yang terjaga. Potensi peningkatan
tekanan inflasi ini utamanya didorong oleh komoditas
cabai merah dan cabai rawit, yang pasokan dari sentra
produksinya sedang mengalami gangguan. Hal ini
tercermin pada pantauan harga di Pusat Informasi Harga
Pangan Strategis (PIHPS), yang mana kedua komoditas ini
telah mengalami kenaikan harga yang cukup konsisten
sejak pertengahan triwulan II 2019.
capaian inflasi pada triwulan II 2019 juga disumbangkan
oleh kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas, dan
bahan bakar, yang tercatat sebesar 1,66% (yoy) pada
triwulan II 2019, menurun dari capaian triwulan I 2019
sebesar 2,30% (yoy).
menahan tekanan inflasi di Kalimantan Tengah. Komoditas
yang memiliki andil terbesar dalam penurunan tingkat
inflasi pada periode ini adalah daging ayam ras,
laying/benggol, garam, telur ayam ras, dan papaya.
Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan III
2019 diperkirakan akan sedikit meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya, namun masih
27LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201926 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Tekanan inflasi kelompok kesehatan sedikit
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi sebesar
2,74% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,44% (yoy).
Subkelompok dengan kenaikan tingkat inflasi tertinggi
adalah subkelompok obat-obatan, yang mengalami inflasi
sebesar 6,26% (yoy) pada triwulan II 2019, meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,40% (yoy).
Kenaikan inflasi tertinggi pada subkelompok tersebut
adalah komoditas obat dengan resep, yang naik dari
0,73% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 8,29% (yoy)
pada triwlan II 2019. Komoditas obat dengan resep juga
merupakan komoditas dengan andil terbesar dari
kelompok komoditas kesehatan yaitu sebesar 0,60% (yoy)
pada triwulan II 2019, yang juga naik dari triwulan
sebelumnya sebesar 0,10% (yoy). Meski demikian, inflasi
kelompok ini diperkirakan akan tetap terkendali, sesuai
dengan pola historis pergerakan tingkat inflasi kelompok
ini dalam 5 tahun terakhir.
Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga
pada triwulan II tercatat lebih rendah dibandingkan
triwulan sebelumnya. Kelompok ini tercatat mengalami
inflasi sebesar 2,07% (yoy) pada triwulan II 2019, lebih
rendah dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 2,64% (yoy). Penurunan laju inflasi
didorong oleh penurunan tingkat inflasi subkelompok
rekreasi, yang menurun dari sebesar 3,04% (yoy) pada
triwulan I 2019 menjadi sebesar 0,77% (yoy) pada triwulan
Gambar 3.3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Nasional September 2019
SUMBER : BMKG
II 2019. Pada subkelompok ini, komoditas dengan
penurunan tingkat inflasi terbesar adalah komoditas
televisi berwarna, dari sebesar -1,73% (yoy) pada triwulan I
2019 menjadi sebesar -8,94% (yoy) pada triwulan II 2019.
Dari sisi andil, komoditas yang memiliki andil inflasi
terbesar pada kelompok ini adalah sekolah dasar, dengan
andil inflasi sebesar 0,04% (yoy) pada triwulan II 2019, dan
cenderung tetap dibandingkan triwulan I 2019. Tekanan
inflasi kelompok komoditas ini diprakirakan menurun pada
triwulan III 2019 setelah berakhirnya musim tahun ajaran
baru sekolah.
Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau sedikit mengalami
peningkatan di triwulan II 2019. Inflasi pada kelompok
komoditas ini tercatat sedikit meningkat, dari sebesar
2,66% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi sebesar 2,76%
(yoy) pada triwulan II 2019. Peningkatan ini didorong oleh
peningkatan tingkat inflasi subkelompok minuman yang
tidak beralkohol, dari sebesar 0,03% (yoy) pada triwulan I
2019 menjadi sebesar 1,02% (yoy) pada triwulan II 2019.
Secara andil, komoditas-komoditas yang memberikan
andil inflasi terbesar pada triwulan II 2019 adalah rokok
kretek filter (0,16% yoy), sate (0,10% yoy), dan rokok
kretek (0,04% yoy).
Palangka Raya (bobot kota : 0,65) dan kota Sampit (bobot
kota : 0,35) pada triwulan II 2019 masing-masing sebesar
2,76% (yoy) dan 3,11% (yoy). Capaian inflasi kedua kota
ini masih berada dalam sasaran inflasi nasional, dan lebih
rendah dibanding triwulan sebelumnya yang masing-
masing tercatat sebesar 3,47% (yoy) untuk Palangka Raya
dan 4,47% (yoy) untuk Sampit. Pergerakan inflasi di kedua
kota sampel inflasi di Kalimantan Tengah ini mengalami
penurunan, sesuai dengan tren yang terjadi pada hampir
seluruh kota sampel inflasi di pulau Kalimantan. Capaian
inflasi di Palangka Raya adalah salah satu yang terendah di
Kalimantan, setelah Tanjung, Samarinda, dan Singkawang.
Sementara itu, capaian inflasi di Sampit merupakan yang
tertinggi ketiga di Kalimantan, setelah Banjarmasin dan
Pontianak. Penurunan tingkat inflasi ini didorong oleh
pengendalian pasokan dan harga yang lebih baik pada
momen HBKN di triwulan II 2019.
Penurunan tingkat inflasi di Palangka Raya pada
triwulan II 2019 didorong oleh kelompok
transportasi dan perumahan. Hampir seluruh kelompok
komoditas di Palangka Raya mengalami penurunan tingkat
inflasi kecuali kelompok komoditas bahan makanan yang
sedikit naik (Grafik 3.5). Kelompok transportasi di Palangka
Raya pada triwulan II 2019 mengalami penurunan tingkat
inflasi terbesar, di mana pada triwulan II 2019, terjadi inflasi
sebesar 3,24% (yoy), menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 6,84% (yoy). Menurunnya inflasi pada
kelompok transportasi didorong oleh penurunan tingkat
inflasi pada komoditas angkutan udara dari sebesar
46,59% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 13,10% (yoy)
pada triwulan II 2019. Selain kelompok transportasi,
Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Kota Sampel
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
%, YOY
KALIMANTAN TENGAH PALANGKA RAYA SAMPIT
Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok Komoditas Triwulan II 2019
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
DEFLASI
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
PALANGKA RAYASAMPIT
(%,YOY)
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
2,24
1,03
3,03
2,28
2,35
3,24
0,49
3,51
2,88
1,08
3,65
1,66
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
INFLASI
4,80
8,66
6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
kelompok perumahan juga mengalami penurunan tingkat
inflasi menjadi sebesar 1,03% (yoy), lebih rendah dari
capaian triwulan sebelumnya sebesar 2,13% (yoy).
Penurunan tingkat inflasi ini didorong oleh berkurangnya
tekanan inflasi pada kelompok komoditas bahan bakar,
penerangan, dan air, yang tingkat inflasinya menurun dari
3,05% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 0,34% (yoy).
Komoditas sewa rumah merupakan komoditas dengan
andil inflasi terbesar pada kelompok perumahan, dengan
andil sebesar 0,40% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit
naik dibandingkan triwulan I 2019 dengan andil sebesar
0,30% (yoy). Selain sewa rumah, komoditas dengan andil
inflasi tertinggi pada triwulan II 2019 berturut-turut adalah
tarip listrik (0,34% yoy), tukang bukan mandor (0,26%
yoy), dan kontrak rumah (0,24% yoy).
Berbeda dengan Palangka Raya, penurunan tingkat
inflasi di Kota Sampit didorong oleh penurunan di
kelompok bahan makanan dan sandang. Inflasi
kelompok bahan makanan pada triwulan II 2019 tercatat
sebesar 0,49% (yoy), jauh menurun dibandingkan capaian
pada triwulan sebelumnya sebesar 5,89% (yoy) (Grafik
3.5). Penurunan tingkat inflasi pada kelompok bahan
makanan terjadi pada subkelompok daging dan hasil-
hasilnya, yang turun dari sebesar 12,39% (yoy) pada
triwulan I 2019 menjadi sebesar -11,35% (yoy) pada
triwulan II 2019. Penurunan tingkat inflasi pada komoditas
daging ayam ras dan daging ayam kampung cukup
memberikan dorongan terhadap penurunan tingkat inflasi
pada kelompok bahan makanan, yang masing-masing
turun dari sebesar 17,02% (yoy) dan 2,64% (yoy) pada
triwulan I menjadi sebesar -15,69% (yoy) dan -0,52% (yoy)
Pada triwulan II 2019, tekanan inflasi di kedua kota
sampel inflasi di Kalimantan Tengah, Palangka Raya
dan Sampit, mengalami penurunan. Inflasi di kota
3.3 INFLASI BERDASARKAN KOTA
29LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201928 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Tekanan inflasi kelompok kesehatan sedikit
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi sebesar
2,74% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,44% (yoy).
Subkelompok dengan kenaikan tingkat inflasi tertinggi
adalah subkelompok obat-obatan, yang mengalami inflasi
sebesar 6,26% (yoy) pada triwulan II 2019, meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,40% (yoy).
Kenaikan inflasi tertinggi pada subkelompok tersebut
adalah komoditas obat dengan resep, yang naik dari
0,73% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 8,29% (yoy)
pada triwlan II 2019. Komoditas obat dengan resep juga
merupakan komoditas dengan andil terbesar dari
kelompok komoditas kesehatan yaitu sebesar 0,60% (yoy)
pada triwulan II 2019, yang juga naik dari triwulan
sebelumnya sebesar 0,10% (yoy). Meski demikian, inflasi
kelompok ini diperkirakan akan tetap terkendali, sesuai
dengan pola historis pergerakan tingkat inflasi kelompok
ini dalam 5 tahun terakhir.
Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga
pada triwulan II tercatat lebih rendah dibandingkan
triwulan sebelumnya. Kelompok ini tercatat mengalami
inflasi sebesar 2,07% (yoy) pada triwulan II 2019, lebih
rendah dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 2,64% (yoy). Penurunan laju inflasi
didorong oleh penurunan tingkat inflasi subkelompok
rekreasi, yang menurun dari sebesar 3,04% (yoy) pada
triwulan I 2019 menjadi sebesar 0,77% (yoy) pada triwulan
Gambar 3.3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Nasional September 2019
SUMBER : BMKG
II 2019. Pada subkelompok ini, komoditas dengan
penurunan tingkat inflasi terbesar adalah komoditas
televisi berwarna, dari sebesar -1,73% (yoy) pada triwulan I
2019 menjadi sebesar -8,94% (yoy) pada triwulan II 2019.
Dari sisi andil, komoditas yang memiliki andil inflasi
terbesar pada kelompok ini adalah sekolah dasar, dengan
andil inflasi sebesar 0,04% (yoy) pada triwulan II 2019, dan
cenderung tetap dibandingkan triwulan I 2019. Tekanan
inflasi kelompok komoditas ini diprakirakan menurun pada
triwulan III 2019 setelah berakhirnya musim tahun ajaran
baru sekolah.
Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau sedikit mengalami
peningkatan di triwulan II 2019. Inflasi pada kelompok
komoditas ini tercatat sedikit meningkat, dari sebesar
2,66% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi sebesar 2,76%
(yoy) pada triwulan II 2019. Peningkatan ini didorong oleh
peningkatan tingkat inflasi subkelompok minuman yang
tidak beralkohol, dari sebesar 0,03% (yoy) pada triwulan I
2019 menjadi sebesar 1,02% (yoy) pada triwulan II 2019.
Secara andil, komoditas-komoditas yang memberikan
andil inflasi terbesar pada triwulan II 2019 adalah rokok
kretek filter (0,16% yoy), sate (0,10% yoy), dan rokok
kretek (0,04% yoy).
Palangka Raya (bobot kota : 0,65) dan kota Sampit (bobot
kota : 0,35) pada triwulan II 2019 masing-masing sebesar
2,76% (yoy) dan 3,11% (yoy). Capaian inflasi kedua kota
ini masih berada dalam sasaran inflasi nasional, dan lebih
rendah dibanding triwulan sebelumnya yang masing-
masing tercatat sebesar 3,47% (yoy) untuk Palangka Raya
dan 4,47% (yoy) untuk Sampit. Pergerakan inflasi di kedua
kota sampel inflasi di Kalimantan Tengah ini mengalami
penurunan, sesuai dengan tren yang terjadi pada hampir
seluruh kota sampel inflasi di pulau Kalimantan. Capaian
inflasi di Palangka Raya adalah salah satu yang terendah di
Kalimantan, setelah Tanjung, Samarinda, dan Singkawang.
Sementara itu, capaian inflasi di Sampit merupakan yang
tertinggi ketiga di Kalimantan, setelah Banjarmasin dan
Pontianak. Penurunan tingkat inflasi ini didorong oleh
pengendalian pasokan dan harga yang lebih baik pada
momen HBKN di triwulan II 2019.
Penurunan tingkat inflasi di Palangka Raya pada
triwulan II 2019 didorong oleh kelompok
transportasi dan perumahan. Hampir seluruh kelompok
komoditas di Palangka Raya mengalami penurunan tingkat
inflasi kecuali kelompok komoditas bahan makanan yang
sedikit naik (Grafik 3.5). Kelompok transportasi di Palangka
Raya pada triwulan II 2019 mengalami penurunan tingkat
inflasi terbesar, di mana pada triwulan II 2019, terjadi inflasi
sebesar 3,24% (yoy), menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 6,84% (yoy). Menurunnya inflasi pada
kelompok transportasi didorong oleh penurunan tingkat
inflasi pada komoditas angkutan udara dari sebesar
46,59% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 13,10% (yoy)
pada triwulan II 2019. Selain kelompok transportasi,
Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Kota Sampel
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
%, YOY
KALIMANTAN TENGAH PALANGKA RAYA SAMPIT
Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok Komoditas Triwulan II 2019
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
DEFLASI
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
PALANGKA RAYASAMPIT
(%,YOY)
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
II
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
2,24
1,03
3,03
2,28
2,35
3,24
0,49
3,51
2,88
1,08
3,65
1,66
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
INFLASI
4,80
8,66
6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
kelompok perumahan juga mengalami penurunan tingkat
inflasi menjadi sebesar 1,03% (yoy), lebih rendah dari
capaian triwulan sebelumnya sebesar 2,13% (yoy).
Penurunan tingkat inflasi ini didorong oleh berkurangnya
tekanan inflasi pada kelompok komoditas bahan bakar,
penerangan, dan air, yang tingkat inflasinya menurun dari
3,05% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 0,34% (yoy).
Komoditas sewa rumah merupakan komoditas dengan
andil inflasi terbesar pada kelompok perumahan, dengan
andil sebesar 0,40% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit
naik dibandingkan triwulan I 2019 dengan andil sebesar
0,30% (yoy). Selain sewa rumah, komoditas dengan andil
inflasi tertinggi pada triwulan II 2019 berturut-turut adalah
tarip listrik (0,34% yoy), tukang bukan mandor (0,26%
yoy), dan kontrak rumah (0,24% yoy).
Berbeda dengan Palangka Raya, penurunan tingkat
inflasi di Kota Sampit didorong oleh penurunan di
kelompok bahan makanan dan sandang. Inflasi
kelompok bahan makanan pada triwulan II 2019 tercatat
sebesar 0,49% (yoy), jauh menurun dibandingkan capaian
pada triwulan sebelumnya sebesar 5,89% (yoy) (Grafik
3.5). Penurunan tingkat inflasi pada kelompok bahan
makanan terjadi pada subkelompok daging dan hasil-
hasilnya, yang turun dari sebesar 12,39% (yoy) pada
triwulan I 2019 menjadi sebesar -11,35% (yoy) pada
triwulan II 2019. Penurunan tingkat inflasi pada komoditas
daging ayam ras dan daging ayam kampung cukup
memberikan dorongan terhadap penurunan tingkat inflasi
pada kelompok bahan makanan, yang masing-masing
turun dari sebesar 17,02% (yoy) dan 2,64% (yoy) pada
triwulan I menjadi sebesar -15,69% (yoy) dan -0,52% (yoy)
Pada triwulan II 2019, tekanan inflasi di kedua kota
sampel inflasi di Kalimantan Tengah, Palangka Raya
dan Sampit, mengalami penurunan. Inflasi di kota
3.3 INFLASI BERDASARKAN KOTA
29LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201928 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
pada triwulan II 2019. Daging ayam ras pun memiliki andil
deflasi terbesar di Kota Sampit untuk kelompok bahan
makanan, deflasi sebesar -0,46% (yoy) pada triwulan II
2019. Selain subkelompok ini, subkelompok bahan
makanan lainnya juga tercatat mengalami penurunan yang
cukup dalam, dari sebesar 9,05% (yoy) pada triwulan I 2019
menjadi sebesar 1,63% (yoy) pada triwulan II 2019.
Capaian inflasi Palangka Raya dan Sampit pada
periode ini berada di bawah rata-rata capaian inflasi
periode yang sama dalam tiga tahun terakhir. Pada
triwulan II 2019, capaian inflasi di Palangka Raya dan Sampit
lebih rendah dari rata-rata capaian inflasi triwulan II sejak
2016, yaitu masing-masing sebesar 3,12% (yoy) dan 4,23%
(yoy) (Grafik 3.6). Namun, capaian inflasi pada triwulan II
2019 ini tercatat sebagai capaian tertinggi ketiga di antara
kota-kota sampel inflasi di pulau Kalimantan, setelah
Banjarmasin dan Pontianak. Pada level provinsi, capaian
inflasi Kalimantan Tengah merupakan yang terendah kedua
setelah Provinsi Kalimantan Timur yang mengalami inflasi
sebesar 2,71% (yoy). Adapun pada triwulan II 2019, seluruh
provinsi di Kalimantan mencatatkan tingkat inflasi yang
lebih rendah dari capaian nasional yakni sebesar 3,28%
(yoy), kecuali Kalimantan Selatan yang tercatat mengalami
inflasi sebesar 4,00% (yoy).
Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
RATA-RATA TW-II (2016-2019) II-19
(%,YOY)
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
Palangka Raya
Sampit
Pontianak
Singkawang
Banjarmasin
Tanjung
Balikpapan
Samarinda
Tarakan
Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
RATA-RATA TW-II (2016-2019) II-19
(%,YOY)
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Kalimantan
Nasional
Pengendalian inflasi pada triwulan II 2019
mengalami tantangan utama dalam memenuhi
permintaan komoditas yang masih dipasok dari luar
3.4 TANTANGAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAH
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan
Tengah telah melakukan berbagai upaya untuk
mengendalikan harga komoditas. Beberapa kegiatan
pengendalian inflasi yang telah dilakukan oleh TPID
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 antara lain rapat
rutin dan press release bulanan yang dilakukan untuk
memberikan respons dan stance TPID Kalimantan Tengah
terhadap hasil capaian inflasi bulanan yang dirilis oleh BPS.
Kedua kegiatan ini secara langsung mendiskusikan hal-hal
yang mendorong kenaikan harga beberapa komoditas
bulan lalu, memetakan langkah-langkah strategis yang
perlu diambil untuk mengantisipasi kenaikan harga
komoditas pada bulan selanjutnya, serta sebagai sarana
pengendalian ekspektasi publik melalui publikasi dengan
media di Kalimantan Tengah. Selain itu, dilakukan juga
high level meeting sebelum momentum HBKN untuk
mendiskusikan langkah yang perlu diambil dalam
mengantisipasi lonjakan harga komoditas pada Hari Raya
Idul Fitri. Program capacity building juga dilakukan untuk
3.5 KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAH
High Level Meeting TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Membahas kesiapan Kalimantan Tengah dalam mengantisipasi lonjakan
harga pada momen Hari Raya Idul Fitri
Membahas langkah-langkah yang harus diambil TPID dalam
mengendalikan komoditas selama Hari Raya Idul Fitri
LOKASI TANGGAL
Hotel Swiss-belinn
Palangka Raya
28 Mei 2019
Tabel 3.3 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan
KEGIATAN
1.
Asisten Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah, Anggota TPID Provinsi
Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya, dan Kabupaten Kotawaringin Timur
Peserta
Rapat Teknis Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan
Kantor Pemerintah
Provinsi Kalimantan
Tengah
1 April 2019
1 Mei 2019
10 Juni 2019
2.
Paparan capaian inflasi Kalimantan Tengah periode bulan sebelumnya
beserta analisa komoditas penyumbang andil inflasi tertinggi atau andil
deflasi terdalam.
Paparan capaian kota Inflasi IHK dan agregat provinsi Kalimantan tengah
dibandingkan dengan capaian inflasi regional.
Paparan event atau kejadian yang dapat menjadi potensi
peningkatan/penurunan inflasi selama sebulan kedepan.
Pembahasan upaya yang akan dilakukan oleh masing-masing anggota
TPID selama periode kedepan.
Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Peserta
daerah. Ketergantungan Kalimantan Tengah terhadap
daerah lain dalam pemenuhan beberapa komoditas,
terutama beras medium, cukup menjadi faktor pendorong
tingginya andil inflasi komoditas beras pada triwulan II
2019. Selain itu, permintaan yang tinggi terhadap tiket
pesawat selama HBKN cukup menjadi pendorong tingkat
inflasi di Kalimantan Tengah, meskipun tidak setinggi
periode sebelumnya berkat intervensi kebijakan tiket
pesawat oleh pemerintah pusat.
memberikan pembelajaran kepada TPID Kalimantan
Tengah tentang pengendalian inflasi di daerah yang
menjadi TPID terbaik tingkat nasional tahun 2018, Jawa
Tengah.
31LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201930 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
pada triwulan II 2019. Daging ayam ras pun memiliki andil
deflasi terbesar di Kota Sampit untuk kelompok bahan
makanan, deflasi sebesar -0,46% (yoy) pada triwulan II
2019. Selain subkelompok ini, subkelompok bahan
makanan lainnya juga tercatat mengalami penurunan yang
cukup dalam, dari sebesar 9,05% (yoy) pada triwulan I 2019
menjadi sebesar 1,63% (yoy) pada triwulan II 2019.
Capaian inflasi Palangka Raya dan Sampit pada
periode ini berada di bawah rata-rata capaian inflasi
periode yang sama dalam tiga tahun terakhir. Pada
triwulan II 2019, capaian inflasi di Palangka Raya dan Sampit
lebih rendah dari rata-rata capaian inflasi triwulan II sejak
2016, yaitu masing-masing sebesar 3,12% (yoy) dan 4,23%
(yoy) (Grafik 3.6). Namun, capaian inflasi pada triwulan II
2019 ini tercatat sebagai capaian tertinggi ketiga di antara
kota-kota sampel inflasi di pulau Kalimantan, setelah
Banjarmasin dan Pontianak. Pada level provinsi, capaian
inflasi Kalimantan Tengah merupakan yang terendah kedua
setelah Provinsi Kalimantan Timur yang mengalami inflasi
sebesar 2,71% (yoy). Adapun pada triwulan II 2019, seluruh
provinsi di Kalimantan mencatatkan tingkat inflasi yang
lebih rendah dari capaian nasional yakni sebesar 3,28%
(yoy), kecuali Kalimantan Selatan yang tercatat mengalami
inflasi sebesar 4,00% (yoy).
Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
RATA-RATA TW-II (2016-2019) II-19
(%,YOY)
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
Palangka Raya
Sampit
Pontianak
Singkawang
Banjarmasin
Tanjung
Balikpapan
Samarinda
Tarakan
Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
RATA-RATA TW-II (2016-2019) II-19
(%,YOY)
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Kalimantan
Nasional
Pengendalian inflasi pada triwulan II 2019
mengalami tantangan utama dalam memenuhi
permintaan komoditas yang masih dipasok dari luar
3.4 TANTANGAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAH
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan
Tengah telah melakukan berbagai upaya untuk
mengendalikan harga komoditas. Beberapa kegiatan
pengendalian inflasi yang telah dilakukan oleh TPID
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 antara lain rapat
rutin dan press release bulanan yang dilakukan untuk
memberikan respons dan stance TPID Kalimantan Tengah
terhadap hasil capaian inflasi bulanan yang dirilis oleh BPS.
Kedua kegiatan ini secara langsung mendiskusikan hal-hal
yang mendorong kenaikan harga beberapa komoditas
bulan lalu, memetakan langkah-langkah strategis yang
perlu diambil untuk mengantisipasi kenaikan harga
komoditas pada bulan selanjutnya, serta sebagai sarana
pengendalian ekspektasi publik melalui publikasi dengan
media di Kalimantan Tengah. Selain itu, dilakukan juga
high level meeting sebelum momentum HBKN untuk
mendiskusikan langkah yang perlu diambil dalam
mengantisipasi lonjakan harga komoditas pada Hari Raya
Idul Fitri. Program capacity building juga dilakukan untuk
3.5 KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAH
High Level Meeting TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Membahas kesiapan Kalimantan Tengah dalam mengantisipasi lonjakan
harga pada momen Hari Raya Idul Fitri
Membahas langkah-langkah yang harus diambil TPID dalam
mengendalikan komoditas selama Hari Raya Idul Fitri
LOKASI TANGGAL
Hotel Swiss-belinn
Palangka Raya
28 Mei 2019
Tabel 3.3 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan
KEGIATAN
1.
Asisten Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah, Anggota TPID Provinsi
Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya, dan Kabupaten Kotawaringin Timur
Peserta
Rapat Teknis Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan
Kantor Pemerintah
Provinsi Kalimantan
Tengah
1 April 2019
1 Mei 2019
10 Juni 2019
2.
Paparan capaian inflasi Kalimantan Tengah periode bulan sebelumnya
beserta analisa komoditas penyumbang andil inflasi tertinggi atau andil
deflasi terdalam.
Paparan capaian kota Inflasi IHK dan agregat provinsi Kalimantan tengah
dibandingkan dengan capaian inflasi regional.
Paparan event atau kejadian yang dapat menjadi potensi
peningkatan/penurunan inflasi selama sebulan kedepan.
Pembahasan upaya yang akan dilakukan oleh masing-masing anggota
TPID selama periode kedepan.
Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Peserta
daerah. Ketergantungan Kalimantan Tengah terhadap
daerah lain dalam pemenuhan beberapa komoditas,
terutama beras medium, cukup menjadi faktor pendorong
tingginya andil inflasi komoditas beras pada triwulan II
2019. Selain itu, permintaan yang tinggi terhadap tiket
pesawat selama HBKN cukup menjadi pendorong tingkat
inflasi di Kalimantan Tengah, meskipun tidak setinggi
periode sebelumnya berkat intervensi kebijakan tiket
pesawat oleh pemerintah pusat.
memberikan pembelajaran kepada TPID Kalimantan
Tengah tentang pengendalian inflasi di daerah yang
menjadi TPID terbaik tingkat nasional tahun 2018, Jawa
Tengah.
31LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201930 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
STABILITAS KEUANGAN DAERAHPENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN DAN UMKM
04
Ketahanan sistem keuangan relatif terjaga, meskipun fungsi intermediasi yang tercermin dari
pertumbuhan kredit dan DPK mengalami perlambatan disertai dengan peningkatan risiko kredit.
Penyaluran kredit pada sektor korporasi, rumah tangga dan UMKM mengalami perlambatan.
Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah telah memenuhi target
minimal 20% dari total kredit perbankan yang disalurkan.
Secara umum, kondisi stabilitas keuangan Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 relatif terjaga, meskipun fungsi intermediasi perbankan mengalami perlambatan.
LOKASI TANGGALKEGIATAN
Press Release Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan
Kantor Pemerintah
Provinsi Kalimantan
Tengah
2 April 2019
2 Mei 2019
11 Juni 2019
3.
Menyampaikan poin-poin hasil pembahasan pada rapat teknis bulanan
kepada media, dalam rangka mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat
Kalimantan Tengah.
Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah dan Wartawan media lokal
Kalimantan Tengah
Peserta
Capacity Building TPID Se-Kalimantan Tengah di Semarang dan Magelang
Semarang dan
Magelang
6-9 Agustus 20194.
Tujuan Kegiatan
Memberikan exposure dan pembelajaran kepada TPID Kalimantan Tengah
terkait kiat-kiat sukses pengendalian inflasi di Jawa Tengah sebagai TPID
terbaik nasional tahun 2018.
Memberikan inspirasi tentang teknologi-teknologi yang dapat diadopsi
untuk mengendalikan ketersediaan pasokan dan tingkat harga komoditas
Perwakilan TPID se-Kalimantan Tengah
Peserta
32 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
STABILITAS KEUANGAN DAERAHPENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN DAN UMKM
04
Ketahanan sistem keuangan relatif terjaga, meskipun fungsi intermediasi yang tercermin dari
pertumbuhan kredit dan DPK mengalami perlambatan disertai dengan peningkatan risiko kredit.
Penyaluran kredit pada sektor korporasi, rumah tangga dan UMKM mengalami perlambatan.
Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah telah memenuhi target
minimal 20% dari total kredit perbankan yang disalurkan.
Secara umum, kondisi stabilitas keuangan Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 relatif terjaga, meskipun fungsi intermediasi perbankan mengalami perlambatan.
LOKASI TANGGALKEGIATAN
Press Release Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan
Kantor Pemerintah
Provinsi Kalimantan
Tengah
2 April 2019
2 Mei 2019
11 Juni 2019
3.
Menyampaikan poin-poin hasil pembahasan pada rapat teknis bulanan
kepada media, dalam rangka mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat
Kalimantan Tengah.
Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah dan Wartawan media lokal
Kalimantan Tengah
Peserta
Capacity Building TPID Se-Kalimantan Tengah di Semarang dan Magelang
Semarang dan
Magelang
6-9 Agustus 20194.
Tujuan Kegiatan
Memberikan exposure dan pembelajaran kepada TPID Kalimantan Tengah
terkait kiat-kiat sukses pengendalian inflasi di Jawa Tengah sebagai TPID
terbaik nasional tahun 2018.
Memberikan inspirasi tentang teknologi-teknologi yang dapat diadopsi
untuk mengendalikan ketersediaan pasokan dan tingkat harga komoditas
Perwakilan TPID se-Kalimantan Tengah
Peserta
32 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
4.1 KONDISI UMUMSecara umum, pada triwulan II 2019, stabilitas sistem
keuangan Kalimantan Tengah relatif terjaga
meskipun disertai dengan pertumbuhan yang
melambat. Kinerja intermediasi perbankan di Kalimantan
Tengah meningkat secara nominal pada triwulan II 2019
dari sisi asset, DPK dan kredit meskipun memiliki
pertumbuhan yang melambat. Di sisi lain, risiko kredit
bermasalah perbankan di Kalimantan Tengah mengalami
peningkatan yang tercermin dari tren rasio NPL yang
meningkat namun masih terjaga pada level yang aman.
Penyaluran kredit perbankan kepada korporasi
mengalami pertumbuhan melambat. Pertumbuhan
penyaluran kredit korporasi melambat cukup signifikan
terjadi pada sektor pertambangan yang mengalami
kontraksi sejalan dengan menurunnya kinerja sektor
pertambangan yang tercermin dari menurunnya kualitas
kredit pada sektor tersebut. Hal ini terindikasi dari
peningkatan rasio NPL yang mencapai sebesar 2,69%, dari
sebesar 2,31% pada triwulan I 2019. Meskipun
meningkat, rasio NPL korporasi masih terjaga pada level
yang aman, terjaga di bawah threshold 5%. Penyaluran kredit perbankan ke sektor rumah
tangga meningkat sejalan dengan peningkatan
kinerja konsumsi rumah tangga. Rumah tangga
diindikasikan mendorong kegiatan konsumsinya pada
triwulan II 2019. Tendensi ini tercermin dari peningkatan
kinerja konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, kualitas kredit
ke rumah tangga mengalami penurunan hampir pada
seluruh jenis kredit rumah tangga, seperti KPR, kendaraan
bermotor, maupun multiguna. Akan tetapi, kualitas kredit
kepada sektor rumah tangga masih terjaga di bawah
threshold.
Penyaluran kredit kepada UMKM melambat pada
triwulan II 2019. Penyaluran kredit UMKM mengalami
pertumbuhan melambat dari triwulan sebelumnya sejalan
dengan pertumbuhan kredit yang melambat secara
umum. Perbankan di Kalimantan Tengah telah berupaya
untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai
rasio penyaluran kredit UMKM minimum sebesar 20%. Hal
ini tercermin dari rasio penyaluran kredit UMKM di
Kalimantan Tengah hingga triwulan II 2019 tercatat
sebesar 20,79%.
Intermediasi perbankan tumbuh melambat pada
triwulan II 2019. Perlambatan ini terjadi disebabkan oleh
penyaluran kredit maupun penghimpunan Dana Pihak
Ketiga (DPK) yang tumbuh melambat pada triwulan II
2019. Pertumbuhan kredit yang melambat pada triwulan II
2019 secara sektoral terutama dipengaruhi oleh kredit di
lapangan usaha pertanian dan perdagangan. Selain itu,
perlambatan kredit tersebut disertai dengan penurunan
kualitas kredit yang tercermin dari tren rasio NPL yang
meningkat.
Pada triwulan II 2019, total aset perbankan tumbuh
melambat. Total aset bank umum pada triwulan II 2019
tercatat sebesar Rp37,80 triliun atau tumbuh sebesar
14,99% (yoy), melambat dibandingkan triwulan I 2019
tercatat sebesar Rp36,80 triliun atau tumbuh sebesar
24,11% (yoy) (Grafik 4.1).
4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum4.2 ASESMEN SEKTOR PERBANKAN
Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
ASET-LHS G.ASET-RHS
RP TRILIUN %, YOY
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
0
5
10
15
20
25
30
35
40
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
G.DPK G.GIRO G.TABUNGAN G.DEPOSITO
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
II 2019
29,44%48,20%22,37%DEPOSITOTABUNGANGIRO
I 2019
29,02%49,04%21,94%DEPOSITOTABUNGANGIRO
Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
G.TOTAL-RHS G.MODAL KERJA G.INVESTASI G.KONSUMSI
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
DPK pada triwulan II 2019 tumbuh melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. DPK
perbankan pada triwulan II 2019 tumbuh sebesar
4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
7,87% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan DPK pada triwulan I 2019 yang tercatat
sebesar 11,90% (yoy). Perlambatan DPK pada triwulan II
2019 disebabkan oleh perlambatan pada deposito dan
tabungan, serta giro yang terkontraksi lebih dalam.
Deposito tumbuh sebesar 44,00% (yoy), melambat
dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 50,08%
(yoy) (Grafik 4.2). Sementara tabungan melambat dari
sebelumnya sebesar 5,28% (yoy) menjadi sebesar 0,73%
(yoy) pada triwulan II 2019. Di sisi lain, giro tercatat
mengalami kontraksi lebih dalam sebesar -8,40% (yoy)
dibandingkan triwulan I 2019 sebesar -5,94% (yoy),
menahan laju pertumbuhan DPK untuk tumbuh lebih
tinggi lagi. Berdasarkan komposisinya, tabungan masih
mendominasi total keseluruhan DPK perbankan dengan
pangsa sebesar 48,20% (Grafik 4.3).
Deselerasi pertumbuhan DPK perbankan terjadi baik
di level korporasi maupun rumah tangga.
Terkontraksinya simpanan tabungan dan giro pada
korporasi menahan pertumbuhan DPK perbankan untuk
tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Selain itu,
perlambatan tabungan rumah tangga karena
meningkatnya belanja rumah tangga dalam rangka
perayaan HBKN bulan puasa dan Idul Fitri juga
memberikan kontribusi pada perlambatan DPK tersebut.
Penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 tumbuh melambat.
Pertumbuhan kredit di Kalimantan Tengah tercatat
4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan
tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya sebesar
10,67% (yoy), menjadi sebesar 8,49% (yoy) (Grafik 4.4).
Secara nominal, penyaluran kredit di Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp55,19 triliun.
Berdasarkan jenisnya, perlambatan kredit Kalimantan
Tengah utamanya disumbang oleh kredit investasi yang
tumbuh sebesar 15,93% (yoy), menurun dibandingkan
triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 28,03% (yoy). Kredit
investasi memiliki pangsa tertinggi dalam penyaluran
kredit perbankan di Kalimantan Tengah yang mencapai
sebesar 43,21% (Grafik 4.5).
Berdasarkan jenis lapangan usaha, pertumbuhan
kredit melambat didorong oleh sektor pertanian, dan
perdagangan. Penyaluran kredit pada sektor pertanian
dan perdagangan masing-masing tumbuh melambat dari
sebesar 13,13% (yoy) dan 5,63% (yoy) di triwulan I 2019,
melambat menjadi sebesar 11,56% (yoy) dan 3,51% (yoy)
di triwulan II 2019. Perlambatan penyaluran kredit di sektor
pertanian sejalan dengan penurunan harga CPO global.
Selain itu, perlambatan kredit di sektor perdagangan
35LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201934 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
4.1 KONDISI UMUMSecara umum, pada triwulan II 2019, stabilitas sistem
keuangan Kalimantan Tengah relatif terjaga
meskipun disertai dengan pertumbuhan yang
melambat. Kinerja intermediasi perbankan di Kalimantan
Tengah meningkat secara nominal pada triwulan II 2019
dari sisi asset, DPK dan kredit meskipun memiliki
pertumbuhan yang melambat. Di sisi lain, risiko kredit
bermasalah perbankan di Kalimantan Tengah mengalami
peningkatan yang tercermin dari tren rasio NPL yang
meningkat namun masih terjaga pada level yang aman.
Penyaluran kredit perbankan kepada korporasi
mengalami pertumbuhan melambat. Pertumbuhan
penyaluran kredit korporasi melambat cukup signifikan
terjadi pada sektor pertambangan yang mengalami
kontraksi sejalan dengan menurunnya kinerja sektor
pertambangan yang tercermin dari menurunnya kualitas
kredit pada sektor tersebut. Hal ini terindikasi dari
peningkatan rasio NPL yang mencapai sebesar 2,69%, dari
sebesar 2,31% pada triwulan I 2019. Meskipun
meningkat, rasio NPL korporasi masih terjaga pada level
yang aman, terjaga di bawah threshold 5%. Penyaluran kredit perbankan ke sektor rumah
tangga meningkat sejalan dengan peningkatan
kinerja konsumsi rumah tangga. Rumah tangga
diindikasikan mendorong kegiatan konsumsinya pada
triwulan II 2019. Tendensi ini tercermin dari peningkatan
kinerja konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, kualitas kredit
ke rumah tangga mengalami penurunan hampir pada
seluruh jenis kredit rumah tangga, seperti KPR, kendaraan
bermotor, maupun multiguna. Akan tetapi, kualitas kredit
kepada sektor rumah tangga masih terjaga di bawah
threshold.
Penyaluran kredit kepada UMKM melambat pada
triwulan II 2019. Penyaluran kredit UMKM mengalami
pertumbuhan melambat dari triwulan sebelumnya sejalan
dengan pertumbuhan kredit yang melambat secara
umum. Perbankan di Kalimantan Tengah telah berupaya
untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai
rasio penyaluran kredit UMKM minimum sebesar 20%. Hal
ini tercermin dari rasio penyaluran kredit UMKM di
Kalimantan Tengah hingga triwulan II 2019 tercatat
sebesar 20,79%.
Intermediasi perbankan tumbuh melambat pada
triwulan II 2019. Perlambatan ini terjadi disebabkan oleh
penyaluran kredit maupun penghimpunan Dana Pihak
Ketiga (DPK) yang tumbuh melambat pada triwulan II
2019. Pertumbuhan kredit yang melambat pada triwulan II
2019 secara sektoral terutama dipengaruhi oleh kredit di
lapangan usaha pertanian dan perdagangan. Selain itu,
perlambatan kredit tersebut disertai dengan penurunan
kualitas kredit yang tercermin dari tren rasio NPL yang
meningkat.
Pada triwulan II 2019, total aset perbankan tumbuh
melambat. Total aset bank umum pada triwulan II 2019
tercatat sebesar Rp37,80 triliun atau tumbuh sebesar
14,99% (yoy), melambat dibandingkan triwulan I 2019
tercatat sebesar Rp36,80 triliun atau tumbuh sebesar
24,11% (yoy) (Grafik 4.1).
4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum4.2 ASESMEN SEKTOR PERBANKAN
Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
ASET-LHS G.ASET-RHS
RP TRILIUN %, YOY
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
0
5
10
15
20
25
30
35
40
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
G.DPK G.GIRO G.TABUNGAN G.DEPOSITO
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
II 2019
29,44%48,20%22,37%DEPOSITOTABUNGANGIRO
I 2019
29,02%49,04%21,94%DEPOSITOTABUNGANGIRO
Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
G.TOTAL-RHS G.MODAL KERJA G.INVESTASI G.KONSUMSI
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
DPK pada triwulan II 2019 tumbuh melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. DPK
perbankan pada triwulan II 2019 tumbuh sebesar
4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
7,87% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan DPK pada triwulan I 2019 yang tercatat
sebesar 11,90% (yoy). Perlambatan DPK pada triwulan II
2019 disebabkan oleh perlambatan pada deposito dan
tabungan, serta giro yang terkontraksi lebih dalam.
Deposito tumbuh sebesar 44,00% (yoy), melambat
dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 50,08%
(yoy) (Grafik 4.2). Sementara tabungan melambat dari
sebelumnya sebesar 5,28% (yoy) menjadi sebesar 0,73%
(yoy) pada triwulan II 2019. Di sisi lain, giro tercatat
mengalami kontraksi lebih dalam sebesar -8,40% (yoy)
dibandingkan triwulan I 2019 sebesar -5,94% (yoy),
menahan laju pertumbuhan DPK untuk tumbuh lebih
tinggi lagi. Berdasarkan komposisinya, tabungan masih
mendominasi total keseluruhan DPK perbankan dengan
pangsa sebesar 48,20% (Grafik 4.3).
Deselerasi pertumbuhan DPK perbankan terjadi baik
di level korporasi maupun rumah tangga.
Terkontraksinya simpanan tabungan dan giro pada
korporasi menahan pertumbuhan DPK perbankan untuk
tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Selain itu,
perlambatan tabungan rumah tangga karena
meningkatnya belanja rumah tangga dalam rangka
perayaan HBKN bulan puasa dan Idul Fitri juga
memberikan kontribusi pada perlambatan DPK tersebut.
Penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 tumbuh melambat.
Pertumbuhan kredit di Kalimantan Tengah tercatat
4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan
tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya sebesar
10,67% (yoy), menjadi sebesar 8,49% (yoy) (Grafik 4.4).
Secara nominal, penyaluran kredit di Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp55,19 triliun.
Berdasarkan jenisnya, perlambatan kredit Kalimantan
Tengah utamanya disumbang oleh kredit investasi yang
tumbuh sebesar 15,93% (yoy), menurun dibandingkan
triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 28,03% (yoy). Kredit
investasi memiliki pangsa tertinggi dalam penyaluran
kredit perbankan di Kalimantan Tengah yang mencapai
sebesar 43,21% (Grafik 4.5).
Berdasarkan jenis lapangan usaha, pertumbuhan
kredit melambat didorong oleh sektor pertanian, dan
perdagangan. Penyaluran kredit pada sektor pertanian
dan perdagangan masing-masing tumbuh melambat dari
sebesar 13,13% (yoy) dan 5,63% (yoy) di triwulan I 2019,
melambat menjadi sebesar 11,56% (yoy) dan 3,51% (yoy)
di triwulan II 2019. Perlambatan penyaluran kredit di sektor
pertanian sejalan dengan penurunan harga CPO global.
Selain itu, perlambatan kredit di sektor perdagangan
35LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201934 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%) NPL TOTAL (%)
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
TOTAL PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro, Tabungan, dan Deposito)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, SUKU BUNGA
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
DPK GIRO TABUNGAN DEPOSITO
Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, SUKU BUNGA
KREDIT MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
4
6
8
10
12
14
16
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
KONSUMSI
25,63%INVESTASI
43,21%MODAL KERJA
31,16%
II 2019
KONSUMSI
25,76%INVESTASI
43,89%MODAL KERJA
30,36%
I 2019
sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah di sektor perdagangan. Selain itu,
kredit sektor pertambangan mengalami penurunan dari
triwulan sebelumnya sebesar 99,74% (yoy) menjadi
terkontraksi sebesar -12,35% (yoy). Terkontraksinya kredit
sektor pertambangan merupakan dampak menurunnya
kualitas kredit pada sektor ini sehingga perbankan lebih
berhati-hati untuk menyalurkan kredit pada sektor ini.
4.2.4 Suku Bunga PerbankanRata-rata tingkat suku bunga kredit menunjukkan
relatif stabil sejalan dengan stabilnya suku bunga BI
7-Days Reverse Repo Rate (7-DRR). Suku bunga kredit
tercatat sebesar 9,79% di triwulan II 2019, relatif stabil
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
9,81%. Berdasarkan jenis penggunaannya, suku bunga
jenis kredit konsumsi dan kredit modal kerja mengalami
perlambatan relatif kecil yaitu masing-masing dari sebesar
12,11% dan 8,96% menjadi sebesar 12,03% dan 8,93%
di triwulan II 2019 (Grafik 4.6). Di sisi lain, suku bunga jenis
kredit investasi mengalami sedikit kenaikan dari sebesar
9,05% menjadi sebesar 9,09% di triwulan II 2019.
Rata-rata suku bunga DPK pada triwulan II 2019
mengalami kenaikan. Suku bunga DPK tercatat sebesar
2,91%, meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 2,85%. Peningkatan ini
terjadi pada suku bunga deposito sebesar 6,22%, lebih
tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 6,10% (Grafik
4.7). Selama triwulan II 2019, suku bunga acuan BI 7-DRR
tetap berada di angka 6,00%. Keputusan ini konsisten
dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal
perekonomian dan mendorong momentum pertumbuhan
ekonomi. Suku bunga acuan ini merupakan salah satu
langkah pre-emptive lanjutan Bank Indonesia untuk
menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap
perubahan kebijakan moneter sejumlah negara dan
ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Lebih lanjut, kebijakan tersebut merupakan salah satu
langkah yang perlu dilakukan untuk memperkuat stabilitas
nilai tukar Rupiah di tengah defisit transaksi berjalan
Indonesia.
Kualitas kredit perbankan di Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 mengalami penurunan, namun
masih terjaga pada level yang aman. Rasio NPL pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar 1,95%, lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 1,71%.
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan risiko kredit
terjadi pada kredit modal kerja, investasi dan konsumsi
yang masing-masing tercatat sebesar 3,17%, 1,67% dan
0,94%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya 2,62%, 1,59% dan 0,85% (Grafik 4.8).
4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan
Sektor pertambangan menjadi sektor dengan rasio NPL
tertinggi di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019,
dengan tren meningkat dari sebesar 11,07% pada
triwulan I 2019, menjadi sebesar 16,16% pada triwulan II
2019. Di sisi lain, NPL sektor pertanian dan sektor industri
pengolahan terjaga di level yang rendah (Grafik 4.9).
Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
TOTAL MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
Kinerja korporasi Kalimantan Tengah dipengaruhi
oleh perkembangan dari sisi eksternal maupun dari
domestik. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekonomi
global lebih rendah dari prakiraan dengan ketidakpastian
pasar keuangan yang kembali meningkat. Pertumbuhan
ekonomi dunia menunjukkan pertumbuhan yang semakin
konvergen melambat didorong oleh revisi ekonomi
Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.
Perkembangan ini berdampak kepada volume
perdagangan dan harga komoditas global yang menurun.
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan dunia yang
meningkat dipengaruhi oleh eskalasi perang dagang AS
dan Tiongkok, sehingga kembali memicu peralihan modal
dari negara berkembang ke negara maju. Hal ini
memberikan tantangan dalam upaya menjaga stabilitas
eksternal baik untuk mendorong ekspor maupun menarik
modal asing.
Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama
Kalimantan Tengah yakni Jepang, Tiongkok, dan
India mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi
Jepang diprakirakan tumbuh moderat seiring dengan
4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi4.3 ASESMEN SEKTOR KORPORASI
kinerja ekspor yang masih tertahan karena terimbas
eskalasi ketegangan perdagangan AS-Tiongkok. Di
Tiongkok, perlambatan ekonomi diprakirakan akan terus
berlanjut, terutama disebabkan oleh perlambatan kinerja
investasi seiring dengan kebijakan deleveraging, dan
ekskalasi trade war dengan AS. Sementara, perekonomian
India diprakirakan belum tumbuh sekuat prakiraan, yang
disebabkan oleh pelemahan konsumsi dan penurunan net
ekspor.
Perlambatan ekonomi dunia berpengaruh pada
penurunan volume perdagangan dan harga
komoditas global. Harga komoditas ekspor utama
Kalimantan Tengah, yakni batubara dan CPO tumbuh
melambat pada triwulan II 2019. Penurunan harga
batubara disebabkan oleh menurunnya permintaan energi
Tiongkok, dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi
akibat perang dagang. Di samping itu, kebijakan Tiongkok
untuk mengurangi penggunaan batubara dari luar
Tiongkok secara bertahap memberikan tekanan pada
harga batubara dunia. Di sisi lain, harga CPO diprakirakan
masih tumbuh melambat dipengaruhi tekanan penurunan
harga soybean, dan kondisi pasar CPO yang masih
oversupply dengan inventori yang sangat tinggi.
Perkembangan intermediasi perbankan kepada
korporasi tumbuh melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Penyaluran kredit kepada
korporasi mengalami perlambatan yang disertai dengan
penurunan kualitas kredit, tercermin dari peningkatan
4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi
37LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201936 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%) NPL TOTAL (%)
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
TOTAL PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro, Tabungan, dan Deposito)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, SUKU BUNGA
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
DPK GIRO TABUNGAN DEPOSITO
Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, SUKU BUNGA
KREDIT MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
4
6
8
10
12
14
16
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
KONSUMSI
25,63%INVESTASI
43,21%MODAL KERJA
31,16%
II 2019
KONSUMSI
25,76%INVESTASI
43,89%MODAL KERJA
30,36%
I 2019
sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah di sektor perdagangan. Selain itu,
kredit sektor pertambangan mengalami penurunan dari
triwulan sebelumnya sebesar 99,74% (yoy) menjadi
terkontraksi sebesar -12,35% (yoy). Terkontraksinya kredit
sektor pertambangan merupakan dampak menurunnya
kualitas kredit pada sektor ini sehingga perbankan lebih
berhati-hati untuk menyalurkan kredit pada sektor ini.
4.2.4 Suku Bunga PerbankanRata-rata tingkat suku bunga kredit menunjukkan
relatif stabil sejalan dengan stabilnya suku bunga BI
7-Days Reverse Repo Rate (7-DRR). Suku bunga kredit
tercatat sebesar 9,79% di triwulan II 2019, relatif stabil
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
9,81%. Berdasarkan jenis penggunaannya, suku bunga
jenis kredit konsumsi dan kredit modal kerja mengalami
perlambatan relatif kecil yaitu masing-masing dari sebesar
12,11% dan 8,96% menjadi sebesar 12,03% dan 8,93%
di triwulan II 2019 (Grafik 4.6). Di sisi lain, suku bunga jenis
kredit investasi mengalami sedikit kenaikan dari sebesar
9,05% menjadi sebesar 9,09% di triwulan II 2019.
Rata-rata suku bunga DPK pada triwulan II 2019
mengalami kenaikan. Suku bunga DPK tercatat sebesar
2,91%, meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 2,85%. Peningkatan ini
terjadi pada suku bunga deposito sebesar 6,22%, lebih
tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 6,10% (Grafik
4.7). Selama triwulan II 2019, suku bunga acuan BI 7-DRR
tetap berada di angka 6,00%. Keputusan ini konsisten
dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal
perekonomian dan mendorong momentum pertumbuhan
ekonomi. Suku bunga acuan ini merupakan salah satu
langkah pre-emptive lanjutan Bank Indonesia untuk
menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap
perubahan kebijakan moneter sejumlah negara dan
ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Lebih lanjut, kebijakan tersebut merupakan salah satu
langkah yang perlu dilakukan untuk memperkuat stabilitas
nilai tukar Rupiah di tengah defisit transaksi berjalan
Indonesia.
Kualitas kredit perbankan di Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 mengalami penurunan, namun
masih terjaga pada level yang aman. Rasio NPL pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar 1,95%, lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 1,71%.
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan risiko kredit
terjadi pada kredit modal kerja, investasi dan konsumsi
yang masing-masing tercatat sebesar 3,17%, 1,67% dan
0,94%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya 2,62%, 1,59% dan 0,85% (Grafik 4.8).
4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan
Sektor pertambangan menjadi sektor dengan rasio NPL
tertinggi di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019,
dengan tren meningkat dari sebesar 11,07% pada
triwulan I 2019, menjadi sebesar 16,16% pada triwulan II
2019. Di sisi lain, NPL sektor pertanian dan sektor industri
pengolahan terjaga di level yang rendah (Grafik 4.9).
Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
TOTAL MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
Kinerja korporasi Kalimantan Tengah dipengaruhi
oleh perkembangan dari sisi eksternal maupun dari
domestik. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekonomi
global lebih rendah dari prakiraan dengan ketidakpastian
pasar keuangan yang kembali meningkat. Pertumbuhan
ekonomi dunia menunjukkan pertumbuhan yang semakin
konvergen melambat didorong oleh revisi ekonomi
Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.
Perkembangan ini berdampak kepada volume
perdagangan dan harga komoditas global yang menurun.
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan dunia yang
meningkat dipengaruhi oleh eskalasi perang dagang AS
dan Tiongkok, sehingga kembali memicu peralihan modal
dari negara berkembang ke negara maju. Hal ini
memberikan tantangan dalam upaya menjaga stabilitas
eksternal baik untuk mendorong ekspor maupun menarik
modal asing.
Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama
Kalimantan Tengah yakni Jepang, Tiongkok, dan
India mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi
Jepang diprakirakan tumbuh moderat seiring dengan
4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi4.3 ASESMEN SEKTOR KORPORASI
kinerja ekspor yang masih tertahan karena terimbas
eskalasi ketegangan perdagangan AS-Tiongkok. Di
Tiongkok, perlambatan ekonomi diprakirakan akan terus
berlanjut, terutama disebabkan oleh perlambatan kinerja
investasi seiring dengan kebijakan deleveraging, dan
ekskalasi trade war dengan AS. Sementara, perekonomian
India diprakirakan belum tumbuh sekuat prakiraan, yang
disebabkan oleh pelemahan konsumsi dan penurunan net
ekspor.
Perlambatan ekonomi dunia berpengaruh pada
penurunan volume perdagangan dan harga
komoditas global. Harga komoditas ekspor utama
Kalimantan Tengah, yakni batubara dan CPO tumbuh
melambat pada triwulan II 2019. Penurunan harga
batubara disebabkan oleh menurunnya permintaan energi
Tiongkok, dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi
akibat perang dagang. Di samping itu, kebijakan Tiongkok
untuk mengurangi penggunaan batubara dari luar
Tiongkok secara bertahap memberikan tekanan pada
harga batubara dunia. Di sisi lain, harga CPO diprakirakan
masih tumbuh melambat dipengaruhi tekanan penurunan
harga soybean, dan kondisi pasar CPO yang masih
oversupply dengan inventori yang sangat tinggi.
Perkembangan intermediasi perbankan kepada
korporasi tumbuh melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Penyaluran kredit kepada
korporasi mengalami perlambatan yang disertai dengan
penurunan kualitas kredit, tercermin dari peningkatan
4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi
37LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201936 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO
53.15%TABUNGAN
9.06%GIRO
37,79%
I 2019 II 2019
DEPOSITO
50,35%TABUNGAN
10,76%GIRO
38,88%
Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-100,00
-50,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
G. DPK G. GIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
TOTAL KREDIT PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
rasio NPL korporasi khususnya di sektor pertambangan.
Selain itu, DPK korporasi tercatat mengalami perlambatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Pada triwulan II 2019, pertumbuhan kredit kepada
debitur korporasi mengalami perlambatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kredit
korporasi tercatat tumbuh sebesar 6,10% (yoy), melambat
dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan I 2019
sebesar 19,10% (yoy). Deselerasi terjadi pada kredit
investasi sebesar 19,16% (yoy), lebih rendah dari triwulan
sebelumnya sebesar 32,17% (yoy). Selain itu, kredit modal
kerja tercatat mengalami kontraksi dan menjadi penahan
laju pertumbuhan untuk tumbuh lebih tinggi. Kredit modal
kerja terkontraksi sebesar -9,38% (yoy), menurun dari
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,98% (yoy)
(Grafik 4.10). Besarnya pangsa kredit investasi
dibandingkan kredit modal kerja dalam struktur kredit
korporasi Kalimantan Tengah menyebabkan kredit
korporasi secara keseluruhan masih bisa tumbuh positif.
Kredit investasi memiliki pangsa mencapai sebesar
61,01% dalam struktur kredit korporasi Kalimantan
Tengah, diikuti kredit modal kerja sebesar 38,96%, dan
kredit konsumsi sebesar 0,03%.
Perlambatan penyaluran kredit korporasi utamanya
terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan
lapangan usaha industri pengolahan. Penyaluran
kredit kepada sektor pertambangan mengalami kontraksi
dari tumbuh sebesar 104,38% (yoy), menjadi sebesar -
12.91% (yoy), terutama disebabkan oleh meningkatnya
kredit bermasalah pada sektor pertambangan sehingga
perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit
pada sektor ini. Sementara kredit lapangan usaha industri
pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 41,32%
(yoy), melambat signifikan dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 136,04% (yoy).
Melambatnya kredit industri pengolahan ini sejalan
dengan penurunan harga CPO pada triwulan II 2019.
Selain itu, kredit debitur korporasi pertanian juga
mengalami pertumbuhan melambat dengan penyaluran
kredit sebesar 13,59% (yoy), sedikit melambat
dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang mengalami
pertumbuhan sebesar 13,93% (yoy). (Grafik 4.11).
Berdasarkan komposisinya, sektor pertanian masih tercatat
sebagai sektor ekonomi utama dengan pangsa kredit
korporasi terbesar di Kalimantan Tengah yaitu mencapai
sebesar 69,28% dari total penyaluran kredit korporasi
perbankan, diikuti oleh pertambangan, industri
pengolahan, dan perdagangan dengan pangsa masing-
masing sebesar 8,59%, 6,44% dan 4,80%.
Kualitas kredit perbankan menurun ditunjukkan oleh
NPL kredit korporasi yang lebih tinggi dari triwulan I
Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
2019. Rasio NPL korporasi Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar 2,69%, meningkat
dibandingkan triwulan I 2019 yang tercatat sebesar
2,31%. Kenaikan rasio NPL terutama didorong oleh
penurunan kualitas kredit korporasi pertambangan
khususnya pertambangan batubara. Rasio NPL korporasi
pertambangan naik dari sebesar 8,74% di triwulan I 2019
menjadi sebesar 14,19% di triwulan II 2019 (Grafik 4.12).
Berdasarkan komposisinya, pangsa kredit korporasi
bermasalah didominasi dari sektor pertambangan yang
mencapai sebesar 45,26% terhadap total kredit korporasi
bermasalah, diikuti oleh sektor perdagangan sebesar
13,67%, sektor pertanian sebesar 6,10%, dan sektor
industri pengolahan sebesar 0,29%.
Penghimpunan DPK korporasi pada triwulan II 2019
tercatat tumbuh melambat. Kinerja DPK korporasi
mengalami pertumbuhan yang melambat pada triwulan II
2019, yakni sebesar 8,87% (yoy), lebih rendah dari
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 32,66% (yoy).
Perlambatan ini terjadi pada jenis simpanan tabungan dan
giro yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar -
53,92% (yoy) dan -12.36% (yoy), menurun dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya sebesar -24,84% (yoy) dan
5,56% (Grafik 4.13). Di sisi lain, jenis simpanan deposito
mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 82,86%
(yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 107,83% (yoy). Berdasarkan
komposisinya, deposito mendominasi jenis simpanan
korporasi yang mencapai 53,15%, diikuti oleh giro sebesar
37,79% dan tabungan sebesar 9,06%.
Konsumsi rumah tangga berperan sebagai salah satu
sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Pada
triwulan II 2019, konsumsi rumah tangga memiliki pangsa
sebesar 40,95% dari total perekonomian Kalimantan
Tengah di sisi permintaan. Kinerja konsumsi rumah tangga
dipengaruhi oleh keyakinan rumah tangga terhadap
kondisi ekonomi saat ini dan yang akan datang. Dari hasil
Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah,
ditunjukkan bahwa secara umum keyakinan rumah tangga
terhadap kondisi ekonomi saat ini masih cukup optimis
terutama indeks keyakinan terhadap penghasilan (Grafik
4.15 dan 4.16).
Kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019
meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh
sebesar 4,92% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 3,69% (yoy). Kondisi ini juga 2terkonfirmasi dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang
mengalami kenaikan, didorong oleh peningkatan tingkat
konsumsi masyarakat (Grafik 4.17). Peningkatan kinerja
konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh kenaikan
konsumsi rumah tangga selama bulan ramadhan dan hari
raya Idul Fitri.
4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga4.4 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA
39LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201938 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi
konsumen pada triwulan berjalan dan prakiraan triwulan mendatang. Indeks ini
dihasilkan Badan Pusat Statistik.
2.
Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO
53.15%TABUNGAN
9.06%GIRO
37,79%
I 2019 II 2019
DEPOSITO
50,35%TABUNGAN
10,76%GIRO
38,88%
Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-100,00
-50,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
G. DPK G. GIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
TOTAL KREDIT PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I
2019
III II
2015
III IV
rasio NPL korporasi khususnya di sektor pertambangan.
Selain itu, DPK korporasi tercatat mengalami perlambatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Pada triwulan II 2019, pertumbuhan kredit kepada
debitur korporasi mengalami perlambatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kredit
korporasi tercatat tumbuh sebesar 6,10% (yoy), melambat
dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan I 2019
sebesar 19,10% (yoy). Deselerasi terjadi pada kredit
investasi sebesar 19,16% (yoy), lebih rendah dari triwulan
sebelumnya sebesar 32,17% (yoy). Selain itu, kredit modal
kerja tercatat mengalami kontraksi dan menjadi penahan
laju pertumbuhan untuk tumbuh lebih tinggi. Kredit modal
kerja terkontraksi sebesar -9,38% (yoy), menurun dari
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,98% (yoy)
(Grafik 4.10). Besarnya pangsa kredit investasi
dibandingkan kredit modal kerja dalam struktur kredit
korporasi Kalimantan Tengah menyebabkan kredit
korporasi secara keseluruhan masih bisa tumbuh positif.
Kredit investasi memiliki pangsa mencapai sebesar
61,01% dalam struktur kredit korporasi Kalimantan
Tengah, diikuti kredit modal kerja sebesar 38,96%, dan
kredit konsumsi sebesar 0,03%.
Perlambatan penyaluran kredit korporasi utamanya
terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan
lapangan usaha industri pengolahan. Penyaluran
kredit kepada sektor pertambangan mengalami kontraksi
dari tumbuh sebesar 104,38% (yoy), menjadi sebesar -
12.91% (yoy), terutama disebabkan oleh meningkatnya
kredit bermasalah pada sektor pertambangan sehingga
perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit
pada sektor ini. Sementara kredit lapangan usaha industri
pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 41,32%
(yoy), melambat signifikan dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 136,04% (yoy).
Melambatnya kredit industri pengolahan ini sejalan
dengan penurunan harga CPO pada triwulan II 2019.
Selain itu, kredit debitur korporasi pertanian juga
mengalami pertumbuhan melambat dengan penyaluran
kredit sebesar 13,59% (yoy), sedikit melambat
dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang mengalami
pertumbuhan sebesar 13,93% (yoy). (Grafik 4.11).
Berdasarkan komposisinya, sektor pertanian masih tercatat
sebagai sektor ekonomi utama dengan pangsa kredit
korporasi terbesar di Kalimantan Tengah yaitu mencapai
sebesar 69,28% dari total penyaluran kredit korporasi
perbankan, diikuti oleh pertambangan, industri
pengolahan, dan perdagangan dengan pangsa masing-
masing sebesar 8,59%, 6,44% dan 4,80%.
Kualitas kredit perbankan menurun ditunjukkan oleh
NPL kredit korporasi yang lebih tinggi dari triwulan I
Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
2019. Rasio NPL korporasi Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar 2,69%, meningkat
dibandingkan triwulan I 2019 yang tercatat sebesar
2,31%. Kenaikan rasio NPL terutama didorong oleh
penurunan kualitas kredit korporasi pertambangan
khususnya pertambangan batubara. Rasio NPL korporasi
pertambangan naik dari sebesar 8,74% di triwulan I 2019
menjadi sebesar 14,19% di triwulan II 2019 (Grafik 4.12).
Berdasarkan komposisinya, pangsa kredit korporasi
bermasalah didominasi dari sektor pertambangan yang
mencapai sebesar 45,26% terhadap total kredit korporasi
bermasalah, diikuti oleh sektor perdagangan sebesar
13,67%, sektor pertanian sebesar 6,10%, dan sektor
industri pengolahan sebesar 0,29%.
Penghimpunan DPK korporasi pada triwulan II 2019
tercatat tumbuh melambat. Kinerja DPK korporasi
mengalami pertumbuhan yang melambat pada triwulan II
2019, yakni sebesar 8,87% (yoy), lebih rendah dari
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 32,66% (yoy).
Perlambatan ini terjadi pada jenis simpanan tabungan dan
giro yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar -
53,92% (yoy) dan -12.36% (yoy), menurun dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya sebesar -24,84% (yoy) dan
5,56% (Grafik 4.13). Di sisi lain, jenis simpanan deposito
mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 82,86%
(yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 107,83% (yoy). Berdasarkan
komposisinya, deposito mendominasi jenis simpanan
korporasi yang mencapai 53,15%, diikuti oleh giro sebesar
37,79% dan tabungan sebesar 9,06%.
Konsumsi rumah tangga berperan sebagai salah satu
sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Pada
triwulan II 2019, konsumsi rumah tangga memiliki pangsa
sebesar 40,95% dari total perekonomian Kalimantan
Tengah di sisi permintaan. Kinerja konsumsi rumah tangga
dipengaruhi oleh keyakinan rumah tangga terhadap
kondisi ekonomi saat ini dan yang akan datang. Dari hasil
Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah,
ditunjukkan bahwa secara umum keyakinan rumah tangga
terhadap kondisi ekonomi saat ini masih cukup optimis
terutama indeks keyakinan terhadap penghasilan (Grafik
4.15 dan 4.16).
Kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019
meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh
sebesar 4,92% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 3,69% (yoy). Kondisi ini juga 2terkonfirmasi dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang
mengalami kenaikan, didorong oleh peningkatan tingkat
konsumsi masyarakat (Grafik 4.17). Peningkatan kinerja
konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh kenaikan
konsumsi rumah tangga selama bulan ramadhan dan hari
raya Idul Fitri.
4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga4.4 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA
39LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201938 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi
konsumen pada triwulan berjalan dan prakiraan triwulan mendatang. Indeks ini
dihasilkan Badan Pusat Statistik.
2.
Pertumbuhan kredit perbankan kepada sektor
UMKM melambat sejalan dengan perlambatan kredit
secara umum. Kredit UMKM pada triwulan II 2019
tumbuh sebesar 9,37% (yoy), melambat dibandingkan
dengan triwulan I 2019 sebesar 10,59% (yoy). Adapun
kredit UMKM pada triwulan II 2019 mencapai sebesar
Rp11,48 triliun (Grafik 4.24). Berdasarkan jenis
penggunaannya, deselerasi pertumbuhan kredit UMKM
terjadi pada kredit modal kerja sebesar 8,08%, melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
10,79%. Di sisi lain, kredit investasi tumbuh sebesar
11,82%, meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sebesar 10,24% (Grafik 4.25). Berdasarkan
4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM
Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
50
100
150
200
250
EKSPEKTASI HARGA 3BLN YAD EKSPEKTASI HARGA 6BLN YAD
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DATA DIOLAH
INDEKS
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
110,00
115,00
120,00
125,00
ITK PENDAPATAN PENGARUH INFLASI TINGKAT KONSUMSI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Keyakinan konsumen meningkat di tengah kenaikan
konsumsi rumah tangga. Keyakinan konsumen akan
kondisi ekonomi saat ini maupun yang akan datang
memengaruhi pola belanja rumah tangga. Dari hasil Survei
Konsumen Bank Indonesia, optimisme konsumen saat ini
maupun 6 bulan yang akan datang terhadap kondisi
perekonomian menunjukkan peningkatan sehingga
tingkat kerentanan pada rumah tangga tergolong
membaik (Grafik 4.18).
Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
RP TRILIUN
KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%) RP TRILIUN
TOTAL KREDIT NPL (%)
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
0
2
4
6
8
10
12
14
16
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Kredit perbankan ke sektor rumah tangga meningkat
sejalan dengan peningkatan kinerja konsumsi rumah
tangga. Penyaluran kredit rumah tangga mengalami
peningkatan pada triwulan II 2019, yaitu tumbuh sebesar
11,52% (yoy), lebih tinggi dari triwulan I 2019 sebesar
11,43% (yoy). Peningkatan terjadi seiring dengan
meningkatnya konsumsi rumah tangga. Peningkatan kredit
rumah tangga utamanya bersumber dari kredit properti
(KPR). Meskipun pertumbuhan kredit rumah tangga
meningkat, kualitas kredit rumah tangga pada triwulan II
4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga
Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
TOTAL KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
peningkatan. Rasio NPL kredit rumah tangga terjaga
pada level di bawah threshold sebesar 5%, yaitu 0,94%,
meningkat dari triwulan I 2019 sebesar 0,85%.
Peningkatan NPL terjadi hampir pada seluruh jenis kredit
rumah tangga (Grafik 4.21). Berdasarkan komposisi,
pangsa kredit bermasalah sektor rumah tangga mayoritas
berasal dari kredit properti (KPR dan Ruko) sebesar
46,33% dari total kredit bermasalah rumah tangga, diikuti
oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor yang
masing-masing sebesar 29,05% dan 19,84%.
DPK rumah tangga pada triwulan II 2019 tumbuh
melambat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Total DPK rumah tangga pada triwulan II
2019 tercatat tumbuh 10,06% (yoy), melambat
dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang tercatat
tumbuh sebesar 12,42% (yoy). Secara nominal, total DPK
pada triwulan II 2019 mencapai sebesar Rp18,04 triliun.
Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK rumah tangga
utamanya didorong oleh simpanan giro. Giro tercatat
tumbuh sebesar 0,75% (yoy), lebih tinggi dari triwulan I
2019 yang mengalami kontraksi sebesar -8,18% (yoy)
I 2019 II 2019
Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO
26,73%TABUNGAN
68,07%GIRO
5,20%DEPOSITO
26,77%TABUNGAN
68,72%GIRO
4,51%
Grafik 4.22 DPK Perseorangan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
% YOY RP TRILIUN
DPK PERSEORANGAN G. DPK PERSEORANGAN G.KIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
-20
-10
0
10
20
30
40
50
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
4.5 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN KEPADA UMKM
41LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201940 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang akan datang
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
40
80
120
160
200
KONDISI PENGHASILANEKSPEKTASI KONDISI PENGHASILAN 6 BLN YAD
EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAP KERJA 6 BLN YAD
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 4.15 Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
40
80
120
160
200
IKE PENGHASILAN
PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
2019 mengalami penurunan tercermin dari rasio NPL kredit
rumah tangga yang mengalami peningkatan (Grafik 4.19).
Pertumbuhan kredit rumah tangga didorong oleh
kredit KPR/KPA. Jenis kredit KPR/KPA mengalami
pertumbuhan sebesar 15,99% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 13,56%
(yoy) (Grafik 4.20). Pertumbuhan ini sejalan dengan
meningkatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan II
2019.
Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level
yang aman, meskipun tren rasio NPL mengalami
(Grafik 4.22). Adapun pangsa DPK rumah tangga
didominasi oleh tabungan yang mencapai sebesar 68,07%
diikuti oleh deposito dan giro sebesar 26,73% dan 5,20%
(Grafik 4.23).
Pertumbuhan kredit perbankan kepada sektor
UMKM melambat sejalan dengan perlambatan kredit
secara umum. Kredit UMKM pada triwulan II 2019
tumbuh sebesar 9,37% (yoy), melambat dibandingkan
dengan triwulan I 2019 sebesar 10,59% (yoy). Adapun
kredit UMKM pada triwulan II 2019 mencapai sebesar
Rp11,48 triliun (Grafik 4.24). Berdasarkan jenis
penggunaannya, deselerasi pertumbuhan kredit UMKM
terjadi pada kredit modal kerja sebesar 8,08%, melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
10,79%. Di sisi lain, kredit investasi tumbuh sebesar
11,82%, meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sebesar 10,24% (Grafik 4.25). Berdasarkan
4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM
Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
50
100
150
200
250
EKSPEKTASI HARGA 3BLN YAD EKSPEKTASI HARGA 6BLN YAD
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DATA DIOLAH
INDEKS
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
110,00
115,00
120,00
125,00
ITK PENDAPATAN PENGARUH INFLASI TINGKAT KONSUMSI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Keyakinan konsumen meningkat di tengah kenaikan
konsumsi rumah tangga. Keyakinan konsumen akan
kondisi ekonomi saat ini maupun yang akan datang
memengaruhi pola belanja rumah tangga. Dari hasil Survei
Konsumen Bank Indonesia, optimisme konsumen saat ini
maupun 6 bulan yang akan datang terhadap kondisi
perekonomian menunjukkan peningkatan sehingga
tingkat kerentanan pada rumah tangga tergolong
membaik (Grafik 4.18).
Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
RP TRILIUN
KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%) RP TRILIUN
TOTAL KREDIT NPL (%)
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
0
2
4
6
8
10
12
14
16
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Kredit perbankan ke sektor rumah tangga meningkat
sejalan dengan peningkatan kinerja konsumsi rumah
tangga. Penyaluran kredit rumah tangga mengalami
peningkatan pada triwulan II 2019, yaitu tumbuh sebesar
11,52% (yoy), lebih tinggi dari triwulan I 2019 sebesar
11,43% (yoy). Peningkatan terjadi seiring dengan
meningkatnya konsumsi rumah tangga. Peningkatan kredit
rumah tangga utamanya bersumber dari kredit properti
(KPR). Meskipun pertumbuhan kredit rumah tangga
meningkat, kualitas kredit rumah tangga pada triwulan II
4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga
Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
TOTAL KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
peningkatan. Rasio NPL kredit rumah tangga terjaga
pada level di bawah threshold sebesar 5%, yaitu 0,94%,
meningkat dari triwulan I 2019 sebesar 0,85%.
Peningkatan NPL terjadi hampir pada seluruh jenis kredit
rumah tangga (Grafik 4.21). Berdasarkan komposisi,
pangsa kredit bermasalah sektor rumah tangga mayoritas
berasal dari kredit properti (KPR dan Ruko) sebesar
46,33% dari total kredit bermasalah rumah tangga, diikuti
oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor yang
masing-masing sebesar 29,05% dan 19,84%.
DPK rumah tangga pada triwulan II 2019 tumbuh
melambat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Total DPK rumah tangga pada triwulan II
2019 tercatat tumbuh 10,06% (yoy), melambat
dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang tercatat
tumbuh sebesar 12,42% (yoy). Secara nominal, total DPK
pada triwulan II 2019 mencapai sebesar Rp18,04 triliun.
Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK rumah tangga
utamanya didorong oleh simpanan giro. Giro tercatat
tumbuh sebesar 0,75% (yoy), lebih tinggi dari triwulan I
2019 yang mengalami kontraksi sebesar -8,18% (yoy)
I 2019 II 2019
Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO
26,73%TABUNGAN
68,07%GIRO
5,20%DEPOSITO
26,77%TABUNGAN
68,72%GIRO
4,51%
Grafik 4.22 DPK Perseorangan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
% YOY RP TRILIUN
DPK PERSEORANGAN G. DPK PERSEORANGAN G.KIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
-20
-10
0
10
20
30
40
50
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
4.5 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN KEPADA UMKM
41LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201940 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang akan datang
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
40
80
120
160
200
KONDISI PENGHASILANEKSPEKTASI KONDISI PENGHASILAN 6 BLN YAD
EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAP KERJA 6 BLN YAD
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 4.15 Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
40
80
120
160
200
IKE PENGHASILAN
PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
2019 mengalami penurunan tercermin dari rasio NPL kredit
rumah tangga yang mengalami peningkatan (Grafik 4.19).
Pertumbuhan kredit rumah tangga didorong oleh
kredit KPR/KPA. Jenis kredit KPR/KPA mengalami
pertumbuhan sebesar 15,99% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 13,56%
(yoy) (Grafik 4.20). Pertumbuhan ini sejalan dengan
meningkatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan II
2019.
Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level
yang aman, meskipun tren rasio NPL mengalami
(Grafik 4.22). Adapun pangsa DPK rumah tangga
didominasi oleh tabungan yang mencapai sebesar 68,07%
diikuti oleh deposito dan giro sebesar 26,73% dan 5,20%
(Grafik 4.23).
Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-20
-10
0
10
20
30
40
50
G. MODAL KERJA G. INVESTASI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
% YOY, NPL RP TRILIUN
0
5
10
15
20
25
30
K. UMKM G. UMKM NPL. UMKM
0
2
4
6
8
10
12
14
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
komposisinya, kredit UMKM Kalimantan Tengah utamanya
disalurkan untuk sektor perdagangan yang mencapai
sebesar Rp5,06 triliun, dengan pangsa sebesar 44,13%,
diikuti oleh sektor pertanian sebesar Rp3,01 triliun, dengan
pangsa sebesar 26,21%.
Kualitas kredit UMKM mengalami penurunan namun
masih terjaga di level yang aman. Pada triwulan II 2019,
rasio NPL UMKM tercatat sebesar 2,27%, meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
2,09%. Peningkatan rasio NPL terutama disumbang oleh
sektor perdagangan, konstruksi, dan pertanian. Kredit
UMKM bermasalah mayoritas berasal dari sektor
perdagangan dengan pangsa sebesar 54,77% terhadap
total kredit UMKM bermasalah, diikuti sektor pertanian
dan keuangan, masing-masing sebesar 10,34% dan
10,10%. Namun, ketahanan sektor UMKM dari sisi
keuangan masih terjaga dengan baik, dengan tolak ukur
tingkat NPL yang masih di bawah 5%.
4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMDalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan
dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil,
berkelanjutan dan inklusif, Bank Indonesia
senantiasa mendorong peningkatan akses
keuangan, di antaranya kepada UMKM. Untuk
mendukung tujuan tersebut, Bank Indonesia telah
mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Bank Indonesia
No.17/12/PBI/2015 mengenai ketentuan penyaluran kredit
atau pembiayaan UMKM oleh bank umum. Kebijakan ini
mensyaratkan bank umum untuk menjaga rasio penyaluran
kredit UMKM secara bertahap, yaitu sejak tahun 2015
sebesar 5%, tahun 2016 sebesar 10%, tahun 2017 sebesar
15%, dan tahun 2018 sebesar 20%. Peningkatan akses
keuangan UMKM terhadap layanan jasa keuangan
perbankan ini ditujukan untuk mengatasi penyedia jasa
keuangan perbankan. Perbankan memiliki keterbatasan
informasi perihal kelayakan UMKM, sedangkan pelaku
UMKM memiliki keterbatasan informasi mengenai produk-
produk bank, terutama prosedur dan persyaratan yang
harus dipenuhi dalam mengakses layanan perbankan.
Sampai dengan triwulan II 2019, rasio penyaluran kredit
atau pembiayaan UMKM di Kalimantan Tengah mencapai
20,79%, di atas batas rasio penyaluran kredit UMKM yang
ditentukan sebesar 20%.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah untuk meningkatkan
akses keuangan dan daya saing UMKM di Kalimantan
Tengah telah ditempuh melalui berbagai macam cara,
antara lain melalui penyelenggaraan pertemuan UMKM
yang mempertemukan penyedia jasa keuangan perbankan
dengan pelaku UMKM, pembentukan klaster pengendalian
inflasi, memfasilitasi UMKM binaan pada berbagai
pameran berskala nasional, membantu pemasaran UMKM
binaan melalui berbagai kanal, memfasilitasi studi banding
kerajinan rotan untuk meningkatkan daya saing produk,
dan membentuk Sekolah Lapang Peternak Rakyat sebagai
bentuk pengembangan komoditas sapi yang terintegrasi
dengan sawit.
REGIONAL FINANCIAL ACCOUNT BALANCE SHEETPROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV 2018
Boks 1
Regional Financial Account Balance Sheet (RFABS)
menyajikan data posisi dan arus/transaksi (flows) aset
finansial yang menggambarkan keterkaitan finansial antar
unit institusi dalam perekonomian baik regional, luar
regional (Rest of Indonesia) maupun internasional (Rest of
The World), antara sektor finansial dan non-finansial guna
mengetahui konsistensi kegiatan antar berbagai sektor.
Penyusunan RFABS merupakan upaya untuk mengisi gap
ketersediaan kerangka data regional yang mampu
menggambarkan sistem keuangan regional secara
komprehensif serta mampu mengidentifikasi adanya
imbalances.
Berdasarkan analisis RFABS Provinsi Kalimantan Tengah,
diketahui bahwa pada triwulan IV 2018 aset Kalimantan
Tengah didominasi oleh aset non finansial dengan pangsa
sebesar 82,72%, diikuti dengan aset finansial dengan
pangsa sebesar 17,28%. Meskipun masih didominasi oleh
aset non finansial, aset finansial menunjukkan
peningkatan pangsa pada triwulan IV 2018, dari posisi
sebelumnya sebesar 16,2% pada triwulan III 2018.
Meningkatnya pangsa ini didorong oleh tumbuhnya aset
finansial sebesar 9,04% (qtq) pada triwulan IV 2018, lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan liabilitasnya
sebesar 3,78% (qtq). Kuatnya pertumbuhan aset
keuangan didorong oleh sektor rumah tangga, perbankan,
dan korporasi yang masing-masing tumbuh sebesar
9,11% (qtq), 9,03% (qtq) dan 14,16% (qtq). Di sisi lain,
pertumbuhan liabilitas utamanya didorong oleh sektor
perbankan dan RT yang masing-masing tumbuh sebesar
10,11% (qtq) dan 3,92% (qtq). Hal ini menyebabkan
nominal net liabilities Kalimantan Tengah mengalami
penurunan menjadi Rp17,67 tril iun, membaik
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
Rp21,53 triliun.
Tabel 1. Neto Posisi Keuangan Kalteng
ASET NON KEUANGAN
ASET KEUANGAN
TOTAL LABILITAS (UTANG+EKUITAS)
UTANG
EKUITAS
NET POSISI KEUANGAN
463,537
96,813
114,492
90,349
24,143
-17,678
1,06%
9.04%
3.78%
4.82%
0.06%
-17.92%
NERACANOMINAL
(RP. M)
PERTUMBUHAN
(QTQ)
Grafik 1 Pertumbuhan Ekonomi Kalteng (%qtq)
3,01%
-2,18%
3,13%
1,31%
2,22%
-1,15%
3,94%
1,05%
Grafik 2 Pertumbuhan Aset Keuangan dan Liabilitas Per Sektor (%qtq)
KORPORASI BANK IKNB PEMDA RT
14,16%
0,63%
9,03% 10,11%
13,55%
4,95%
-3,15%
6,93%9,11%
3,92%
ASET KEUANGAN LIABILITAS
Grafik 3 Komposisi Aset Keuangan dan Liabilitas
ASET KEUANGAN LIABILITAS
8,10%
30,15%
11,57%
6,72%
43,46%
48,03%
24,82%2,40%0,57%
24,18%
KORPORASI BANK IKNB PEMDA RT
43LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201942 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-20
-10
0
10
20
30
40
50
G. MODAL KERJA G. INVESTASI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
% YOY, NPL RP TRILIUN
0
5
10
15
20
25
30
K. UMKM G. UMKM NPL. UMKM
0
2
4
6
8
10
12
14
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
komposisinya, kredit UMKM Kalimantan Tengah utamanya
disalurkan untuk sektor perdagangan yang mencapai
sebesar Rp5,06 triliun, dengan pangsa sebesar 44,13%,
diikuti oleh sektor pertanian sebesar Rp3,01 triliun, dengan
pangsa sebesar 26,21%.
Kualitas kredit UMKM mengalami penurunan namun
masih terjaga di level yang aman. Pada triwulan II 2019,
rasio NPL UMKM tercatat sebesar 2,27%, meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
2,09%. Peningkatan rasio NPL terutama disumbang oleh
sektor perdagangan, konstruksi, dan pertanian. Kredit
UMKM bermasalah mayoritas berasal dari sektor
perdagangan dengan pangsa sebesar 54,77% terhadap
total kredit UMKM bermasalah, diikuti sektor pertanian
dan keuangan, masing-masing sebesar 10,34% dan
10,10%. Namun, ketahanan sektor UMKM dari sisi
keuangan masih terjaga dengan baik, dengan tolak ukur
tingkat NPL yang masih di bawah 5%.
4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMDalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan
dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil,
berkelanjutan dan inklusif, Bank Indonesia
senantiasa mendorong peningkatan akses
keuangan, di antaranya kepada UMKM. Untuk
mendukung tujuan tersebut, Bank Indonesia telah
mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Bank Indonesia
No.17/12/PBI/2015 mengenai ketentuan penyaluran kredit
atau pembiayaan UMKM oleh bank umum. Kebijakan ini
mensyaratkan bank umum untuk menjaga rasio penyaluran
kredit UMKM secara bertahap, yaitu sejak tahun 2015
sebesar 5%, tahun 2016 sebesar 10%, tahun 2017 sebesar
15%, dan tahun 2018 sebesar 20%. Peningkatan akses
keuangan UMKM terhadap layanan jasa keuangan
perbankan ini ditujukan untuk mengatasi penyedia jasa
keuangan perbankan. Perbankan memiliki keterbatasan
informasi perihal kelayakan UMKM, sedangkan pelaku
UMKM memiliki keterbatasan informasi mengenai produk-
produk bank, terutama prosedur dan persyaratan yang
harus dipenuhi dalam mengakses layanan perbankan.
Sampai dengan triwulan II 2019, rasio penyaluran kredit
atau pembiayaan UMKM di Kalimantan Tengah mencapai
20,79%, di atas batas rasio penyaluran kredit UMKM yang
ditentukan sebesar 20%.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah untuk meningkatkan
akses keuangan dan daya saing UMKM di Kalimantan
Tengah telah ditempuh melalui berbagai macam cara,
antara lain melalui penyelenggaraan pertemuan UMKM
yang mempertemukan penyedia jasa keuangan perbankan
dengan pelaku UMKM, pembentukan klaster pengendalian
inflasi, memfasilitasi UMKM binaan pada berbagai
pameran berskala nasional, membantu pemasaran UMKM
binaan melalui berbagai kanal, memfasilitasi studi banding
kerajinan rotan untuk meningkatkan daya saing produk,
dan membentuk Sekolah Lapang Peternak Rakyat sebagai
bentuk pengembangan komoditas sapi yang terintegrasi
dengan sawit.
REGIONAL FINANCIAL ACCOUNT BALANCE SHEETPROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV 2018
Boks 1
Regional Financial Account Balance Sheet (RFABS)
menyajikan data posisi dan arus/transaksi (flows) aset
finansial yang menggambarkan keterkaitan finansial antar
unit institusi dalam perekonomian baik regional, luar
regional (Rest of Indonesia) maupun internasional (Rest of
The World), antara sektor finansial dan non-finansial guna
mengetahui konsistensi kegiatan antar berbagai sektor.
Penyusunan RFABS merupakan upaya untuk mengisi gap
ketersediaan kerangka data regional yang mampu
menggambarkan sistem keuangan regional secara
komprehensif serta mampu mengidentifikasi adanya
imbalances.
Berdasarkan analisis RFABS Provinsi Kalimantan Tengah,
diketahui bahwa pada triwulan IV 2018 aset Kalimantan
Tengah didominasi oleh aset non finansial dengan pangsa
sebesar 82,72%, diikuti dengan aset finansial dengan
pangsa sebesar 17,28%. Meskipun masih didominasi oleh
aset non finansial, aset finansial menunjukkan
peningkatan pangsa pada triwulan IV 2018, dari posisi
sebelumnya sebesar 16,2% pada triwulan III 2018.
Meningkatnya pangsa ini didorong oleh tumbuhnya aset
finansial sebesar 9,04% (qtq) pada triwulan IV 2018, lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan liabilitasnya
sebesar 3,78% (qtq). Kuatnya pertumbuhan aset
keuangan didorong oleh sektor rumah tangga, perbankan,
dan korporasi yang masing-masing tumbuh sebesar
9,11% (qtq), 9,03% (qtq) dan 14,16% (qtq). Di sisi lain,
pertumbuhan liabilitas utamanya didorong oleh sektor
perbankan dan RT yang masing-masing tumbuh sebesar
10,11% (qtq) dan 3,92% (qtq). Hal ini menyebabkan
nominal net liabilities Kalimantan Tengah mengalami
penurunan menjadi Rp17,67 tril iun, membaik
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
Rp21,53 triliun.
Tabel 1. Neto Posisi Keuangan Kalteng
ASET NON KEUANGAN
ASET KEUANGAN
TOTAL LABILITAS (UTANG+EKUITAS)
UTANG
EKUITAS
NET POSISI KEUANGAN
463,537
96,813
114,492
90,349
24,143
-17,678
1,06%
9.04%
3.78%
4.82%
0.06%
-17.92%
NERACANOMINAL
(RP. M)
PERTUMBUHAN
(QTQ)
Grafik 1 Pertumbuhan Ekonomi Kalteng (%qtq)
3,01%
-2,18%
3,13%
1,31%
2,22%
-1,15%
3,94%
1,05%
Grafik 2 Pertumbuhan Aset Keuangan dan Liabilitas Per Sektor (%qtq)
KORPORASI BANK IKNB PEMDA RT
14,16%
0,63%
9,03% 10,11%
13,55%
4,95%
-3,15%
6,93%9,11%
3,92%
ASET KEUANGAN LIABILITAS
Grafik 3 Komposisi Aset Keuangan dan Liabilitas
ASET KEUANGAN LIABILITAS
8,10%
30,15%
11,57%
6,72%
43,46%
48,03%
24,82%2,40%0,57%
24,18%
KORPORASI BANK IKNB PEMDA RT
43LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201942 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Tabel 2 Persentase Sektoral Terhadap PDRB
PEMEGANG UTANG (DEBITUR)
TOTAL NFC HH ODC OFC
NFC
HH
ODC
OFC
LG
ROI
ROW
-33.98%
10.38%
0.56%
6.09%
4.21%
6.48%
6.27%
7.54%
1.50%
6.42%
0.97%
11.29%
6.27%
-7.54%
0.79%
0.11%
0.05%
-3.78%
0.00%
-1.50%
-0.79%
0.85%
2.99%
-2.10%
-0.01%
-6.42%
-0.11%
-0.85%
0.00%
1.28%
0.00%
LG
-0.97%
-0.05%
-2.99%
0.00%
-0.21%
0.00%
ROI
PE
ME
GA
NG
AS
ET
(KR
ED
ITU
R)
ROW
-6.27%
0.00%
0.01%
0.00%
0.00%
-6.27%
3.78%
2.10%
-1.28%
0.21%
Grafik 4 Neto Aset Keuangan dan Kewajiban Sektoral
KORPORASI RT BANK IKNB PEMDA
Q3 Q4
ROI ROW
-35,30%-33,98%
8,81% 10,38%
0,71% 0,56%
5,36%6,09%
4,51% 4,21%9,29%
6,48%6,62%
6,27%
Grafik 5 Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit (%qtq)
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IVI II
2014
III IV I II
2015
III IV
DPK KREDIT ASET
Berdasarkan BSA Matrix, korporasi memiliki net kewajiban
terbesar, yaitu 33,98% terhadap PDRB. Sementara net aset
keuangan tertinggi dimiliki oleh rumah tangga, yaitu
10,38% terhadap PDRB. Pangsa net kewajiban korporasi
terhadap PDRB mengalami penurunan pada triwulan IV
2018. Di sisi lain, net aset keuangan rumah tangga
meningkat dari triwulan III 2018. Menurunnya net
kewajiban korporasi didorong oleh peningkatan aset
keuangan yang cukup signifikan dibandingkan
peningkatan kewajiban. Sedangkan kenaikan net aset
keuangan rumah tangga terkonfirmasi oleh pertumbuhan
DPK perbankan yang tetap kuat.
Neto kewajiban korporasi mengalami penurunan dari -
35,30% menjadi -33,98%, sejalan dengan meningkatnya
pertumbuhan aset keuangan dan melambatnya
pertumbuhan liabilitas. Aset keuangan korporasi tercatat
tumbuh sebesar 14,16%, lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan kewajibannya sebesar 0,63%.Tumbuhnya
aset keuangan disinyalir merupakan dampak income
korporasi yang meningkat pada akhir tahun sejalan
dengan puncak produksi komoditas kelapa sawit,
Tabel 3 Neto Kewajiban Korporasi (% PDRB)
TOTAL
RT
BANK
IKNB
PEMDA
ROI
LN
-35.30%
-7.72%
-1.04%
-6.58%
-0.99%
-12.33%
-6.64%
-33.98%
-7.54%
-1.50%
-6.42%
-0.97%
-11.29%
-6.27%
SEKTOR 2018Q3 2018Q4
KORPORASI
Grafik 6 Realisasi PMA
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IVI II
2014
III IV I II
2015
III IV
PMA (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% QTQ) - KA
sementara tertahannya pertumbuhan liabilitas disebabkan
oleh ekspansi bisnis yang melambat. Ekspansi yang
melambat terkonfirmasi dari rendahnya pertumbuhan PMA
di Kalimantan Tengah, yang menyebabkan neto kewajiban
LN korporasi menurun dari -6,64% pada triwulan
sebelumnya, menjadi -6,27% pada triwulan IV 2018.
Grafik 7 Pertumbuhan Aset Keuangan dan Liabilitas (%qtq)
ASET KEUANGAN LIABILITAS
14,16%
0,03%
Grafik 8 Realisasi PMDN
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IVI II
2014
III IV I II
2015
III IV
PMDN (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% QTQ) - KA
Gambar 1 Pola Transaksi Keuangan Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018
Secara umum net aliran transaksi keuangan pada triwulan
IV 2018 didominasi oleh adanya peningkatan uang kartal
pada sektor rumah tangga dan korporasi. Dari network
posisi, nampak bahwa korporasi memiliki interkoneksi
liabilitas yang tinggi yang berasal dari sektor domestik (luar
provinsi) dan sektor Perbankan. Kepemilikan sektor
korporasi di Kalimantan Tengah yang didominasi oleh
pihak-pihak eksternal menyebabkan tingginya
interkoneksi liabilitas korporasi dengan pihak dari
eksternal. Disamping itu tingginya aliran transaksi dari ROI
menuju RT dan korporasi didorong oleh adanya
penambahan uang kartal pada triwulan IV 2019.
Peningkatan uang kartal sejalan dengan data kenaikan
perputaran uang provinsi Kalimantan Tengah di triwulan IV
2019. Di sisi lain, aliran transaksi antara perbankan dan
korporasi berasal dari penyaluran kredit ke sektor
korporasi. Pada triwulan IV 2018, sektor IKNB lebih banyak
menempatkan dana di perbankan di Kalimantan Tengah
yang menyebabkan tingginya aliran transaksi dari IKNB ke
sektor perbankan.
Tingginya interkoneksi sektor korporasi terhadap pihak
eksternal menyebabkan korporasi di Kalimantan Tengah
memiliki risiko terekspos oleh kondisi ekonomi nasional
dan global. Meningkatnya ketidakpastian global
sepanjang tahun 2019 menyebabkan kondisi stabilitas
sistem keuangan Kalimantan Tengah pada khususnya, dan
perekonomian Kalimantan Tengah pada umumnya
memiliki risiko terhadap gejolak dinamika yang tengah
terjadi, dan menjadi hal yang harus diperhatikan bersama.
Kedepan, perlu diwaspadai sumber-sumber kerentanan
baik dari eksternal maupun internal yang berpotensi
menjadi shocks pembiayaan. Dari eksternal perlu
diperhatikan dampak dinamika perekonomian global
terhadap nilai tukar yang berimplikasi pada kinerja
korporasi di Kalimantan Tengah. Korporasi di Kalimantan
Tengah yang didominasi oleh produsen bahan mentah
yang berasal dari sumber daya alam menyebabkan kinerja
perdagangan perusahaan sangat bergantung terhadap
kondisi global. Dari sisi domestik, perlu diperhatikan
dukungan sektor keuangan terhadap sektor riil yang masih
terbatas.
45LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201944 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
Tabel 2 Persentase Sektoral Terhadap PDRB
PEMEGANG UTANG (DEBITUR)
TOTAL NFC HH ODC OFC
NFC
HH
ODC
OFC
LG
ROI
ROW
-33.98%
10.38%
0.56%
6.09%
4.21%
6.48%
6.27%
7.54%
1.50%
6.42%
0.97%
11.29%
6.27%
-7.54%
0.79%
0.11%
0.05%
-3.78%
0.00%
-1.50%
-0.79%
0.85%
2.99%
-2.10%
-0.01%
-6.42%
-0.11%
-0.85%
0.00%
1.28%
0.00%
LG
-0.97%
-0.05%
-2.99%
0.00%
-0.21%
0.00%
ROI
PE
ME
GA
NG
AS
ET
(KR
ED
ITU
R)
ROW
-6.27%
0.00%
0.01%
0.00%
0.00%
-6.27%
3.78%
2.10%
-1.28%
0.21%
Grafik 4 Neto Aset Keuangan dan Kewajiban Sektoral
KORPORASI RT BANK IKNB PEMDA
Q3 Q4
ROI ROW
-35,30%-33,98%
8,81% 10,38%
0,71% 0,56%
5,36%6,09%
4,51% 4,21%9,29%
6,48%6,62%
6,27%
Grafik 5 Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit (%qtq)
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IVI II
2014
III IV I II
2015
III IV
DPK KREDIT ASET
Berdasarkan BSA Matrix, korporasi memiliki net kewajiban
terbesar, yaitu 33,98% terhadap PDRB. Sementara net aset
keuangan tertinggi dimiliki oleh rumah tangga, yaitu
10,38% terhadap PDRB. Pangsa net kewajiban korporasi
terhadap PDRB mengalami penurunan pada triwulan IV
2018. Di sisi lain, net aset keuangan rumah tangga
meningkat dari triwulan III 2018. Menurunnya net
kewajiban korporasi didorong oleh peningkatan aset
keuangan yang cukup signifikan dibandingkan
peningkatan kewajiban. Sedangkan kenaikan net aset
keuangan rumah tangga terkonfirmasi oleh pertumbuhan
DPK perbankan yang tetap kuat.
Neto kewajiban korporasi mengalami penurunan dari -
35,30% menjadi -33,98%, sejalan dengan meningkatnya
pertumbuhan aset keuangan dan melambatnya
pertumbuhan liabilitas. Aset keuangan korporasi tercatat
tumbuh sebesar 14,16%, lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan kewajibannya sebesar 0,63%.Tumbuhnya
aset keuangan disinyalir merupakan dampak income
korporasi yang meningkat pada akhir tahun sejalan
dengan puncak produksi komoditas kelapa sawit,
Tabel 3 Neto Kewajiban Korporasi (% PDRB)
TOTAL
RT
BANK
IKNB
PEMDA
ROI
LN
-35.30%
-7.72%
-1.04%
-6.58%
-0.99%
-12.33%
-6.64%
-33.98%
-7.54%
-1.50%
-6.42%
-0.97%
-11.29%
-6.27%
SEKTOR 2018Q3 2018Q4
KORPORASI
Grafik 6 Realisasi PMA
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IVI II
2014
III IV I II
2015
III IV
PMA (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% QTQ) - KA
sementara tertahannya pertumbuhan liabilitas disebabkan
oleh ekspansi bisnis yang melambat. Ekspansi yang
melambat terkonfirmasi dari rendahnya pertumbuhan PMA
di Kalimantan Tengah, yang menyebabkan neto kewajiban
LN korporasi menurun dari -6,64% pada triwulan
sebelumnya, menjadi -6,27% pada triwulan IV 2018.
Grafik 7 Pertumbuhan Aset Keuangan dan Liabilitas (%qtq)
ASET KEUANGAN LIABILITAS
14,16%
0,03%
Grafik 8 Realisasi PMDN
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IVI II
2014
III IV I II
2015
III IV
PMDN (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% QTQ) - KA
Gambar 1 Pola Transaksi Keuangan Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018
Secara umum net aliran transaksi keuangan pada triwulan
IV 2018 didominasi oleh adanya peningkatan uang kartal
pada sektor rumah tangga dan korporasi. Dari network
posisi, nampak bahwa korporasi memiliki interkoneksi
liabilitas yang tinggi yang berasal dari sektor domestik (luar
provinsi) dan sektor Perbankan. Kepemilikan sektor
korporasi di Kalimantan Tengah yang didominasi oleh
pihak-pihak eksternal menyebabkan tingginya
interkoneksi liabilitas korporasi dengan pihak dari
eksternal. Disamping itu tingginya aliran transaksi dari ROI
menuju RT dan korporasi didorong oleh adanya
penambahan uang kartal pada triwulan IV 2019.
Peningkatan uang kartal sejalan dengan data kenaikan
perputaran uang provinsi Kalimantan Tengah di triwulan IV
2019. Di sisi lain, aliran transaksi antara perbankan dan
korporasi berasal dari penyaluran kredit ke sektor
korporasi. Pada triwulan IV 2018, sektor IKNB lebih banyak
menempatkan dana di perbankan di Kalimantan Tengah
yang menyebabkan tingginya aliran transaksi dari IKNB ke
sektor perbankan.
Tingginya interkoneksi sektor korporasi terhadap pihak
eksternal menyebabkan korporasi di Kalimantan Tengah
memiliki risiko terekspos oleh kondisi ekonomi nasional
dan global. Meningkatnya ketidakpastian global
sepanjang tahun 2019 menyebabkan kondisi stabilitas
sistem keuangan Kalimantan Tengah pada khususnya, dan
perekonomian Kalimantan Tengah pada umumnya
memiliki risiko terhadap gejolak dinamika yang tengah
terjadi, dan menjadi hal yang harus diperhatikan bersama.
Kedepan, perlu diwaspadai sumber-sumber kerentanan
baik dari eksternal maupun internal yang berpotensi
menjadi shocks pembiayaan. Dari eksternal perlu
diperhatikan dampak dinamika perekonomian global
terhadap nilai tukar yang berimplikasi pada kinerja
korporasi di Kalimantan Tengah. Korporasi di Kalimantan
Tengah yang didominasi oleh produsen bahan mentah
yang berasal dari sumber daya alam menyebabkan kinerja
perdagangan perusahaan sangat bergantung terhadap
kondisi global. Dari sisi domestik, perlu diperhatikan
dukungan sektor keuangan terhadap sektor riil yang masih
terbatas.
45LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201944 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
SISTEM PEMBAYARANDAN PENGELOLAANUANG RUPIAH
05
Aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 mengalami peningkatan, hal ini
didorong oleh tingginya total aliran uang keluar (outflow) yang disebabkan oleh meningkatnya
konsumsi LNPRT pada momen Pemilu, dan meningkatnya konsumsi masyarakat selama
periode Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.
Jumlah transaksi pembayaran non tunai melalui kliring menunjukkan peningkatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.
Pada triwulan II 2019 tidak terdapat temuan maupun laporan uang rupiah yang diragukan
keasliannya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan, baik dari temuan
masyarakat yang diterima oleh perbankan, maupun hasil pengelolaan uang rupiah yang
dilakukan oleh Bank Indonesia.
SISTEM PEMBAYARANDAN PENGELOLAANUANG RUPIAH
05
Aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 mengalami peningkatan, hal ini
didorong oleh tingginya total aliran uang keluar (outflow) yang disebabkan oleh meningkatnya
konsumsi LNPRT pada momen Pemilu, dan meningkatnya konsumsi masyarakat selama
periode Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.
Jumlah transaksi pembayaran non tunai melalui kliring menunjukkan peningkatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.
Pada triwulan II 2019 tidak terdapat temuan maupun laporan uang rupiah yang diragukan
keasliannya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan, baik dari temuan
masyarakat yang diterima oleh perbankan, maupun hasil pengelolaan uang rupiah yang
dilakukan oleh Bank Indonesia.
5.1 KONDISI UMUMSejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Tengah, perputaran uang pada triwulan II 2019
meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Total perputaran uang kartal melalui Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 tercatat meningkat dibandingkan
dengan triwulan I 2019. Perkembangan kinerja transaksi
uang kartal masih mengalami net outflow, dengan
peningkatan yang signifikan 229,77% (qtq) dibandingkan
dengan triwulan I 2019. Sejalan dengan peningkatan
perputaran uang, transaksi pembayaran non tunai melalui
kliring juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI
Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
5.2.1
5.2
3Transaksi pembayaran non tunai melalui SKNBI
menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2019, transaksi
melalui SKNBI meningkat baik secara nominal maupun
volume. Perputaran kliring secara nominal pada triwulan II
2019 mencapai sebesar Rp1,73 triliun, naik dibandingkan
triwulan sebelumnya yang mencapai sebesar Rp1,68
triliun. Sejalan dengan kenaikan nominal transaksi, volume
transaksi juga menunjukkan peningkatan pada triwulan II
2019, yaitu tercatat sebanyak 52.275 lembar, naik
dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang mencapai
SKNBI merupakan sarana transfer dana non tunai secara ritel selain RTGS dengan
nominal transaksi sampai dengan Rp500 juta.
3. BI RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap
transaksinya dilakukan dalam waktu seketika (real-time), khususnya untuk
memproses transaksi pembayaran yang dikategorikan High Value Payment System
atau bernilai besar, di atas Rp100 juta.
4.
JML. PEMEGANG REK. JML. AGEN
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
45.000
40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0
Grafik 5.3 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng
5,000
4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
-
II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 5.2 Transaksi RTGS
VOLUME (LEMBAR) NILAI RTGS (RP MILIAR)
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 5.1 Transaksi Kliring
VOLUME (LEMBAR) - RHS NOMINAL KLIRING (RP MILIAR)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
500
1000
1500
2000
2500
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
frekuensi transaksi sebanyak 412.596 kali. Capaian pada
triwulan II 2019 meningkat dibandingkan dengan
frekuensi transaksi pada triwulan I 2019 yang tercatat
sebesar Rp7,61 miliar, dengan frekuensi transaksi sebanyak
143.723 kali. Peningkatan transaksi tersebut didorong oleh
semakin luasnya cakupan layanan keuangan digital yang
ditandai dengan adanya kenaikan jumlah agen LKD yang
terbentuk. Selain itu, kemajuan teknologi dan
perkembangan instrumen pembayaran non tunai di tahun
2019 yang semakin pesat, serta pengetahuan masyarakat
mengenai kemudahan yang dirasakan dengan
pembayaran secara non tunai juga ikut mendorong
peningkatan tersebut. Agen LKD di Kalimantan Tengah
sampai dengan triwulan II 2019 tercatat sebanyak 4.321
agen, meningkat dibandingkan dengan jumlah agen LKD
pada triwulan I 2019 sebanyak 3.664 agen (Grafik 5.3).
Program pengembangan Layanan Keuangan Non
Tunai dan Elektronifikasi merupakan upaya
melakukan sinergi kebijakan keuangan inklusif dan
elektronifikasi. Adapun tujuan dari program tersebut
adalah meningkatkan akses masyarakat kepada layanan
keuangan formal, mendorong masyarakat menggunakan
sistem pembayaran dan instrumen pembayaran non tunai
dalam melakukan transaksi pembayaran, dan mengubah
kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi yang
sebelumnya tunai menjadi non tunai – dari yang sifatnya
manual menjadi elektronik. Kegiatan tersebut mencakup
juga transaksi di lingkungan Pemerintah Daerah khususnya
pada transaksi pengeluaran atau pembelanjaan daerah.
5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan Elektronifikasi
Pengembangan layanan keuangan non tunai dan
elektronifikasi telah dilakukan melalui koordinasi
dengan Pemerintah Daerah terhadap transaksi
Pengeluaran dan Penerimaan Daerah. Saat ini telah
diterbitkan peraturan daerah untuk menerapkan transaksi
non tunai di lingkungan Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah. Sampai dengan triwulan II 2019, Pemerintah
Daerah telah menerapkan transaksi non tunai untuk
pembayaran gaji pegawai, pembayaran proyek,
pembayaran kepada pihak ketiga, pembayaran honor,
serta memaksimalkan aplikasi CMS dari BPD Kalteng untuk
mendukung transaksi non tunai tersebut.
Total transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 mengalami
peningkatan. Total perputaran uang kartal melalui Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp4,86 triliun, atau
lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2019 sebesar Rp3,45
triliun (Grafik 5.4). Meningkatnya perputaran uang kartal
seiring dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi
kalimantan Tengah. Peningkatan perputaran uang kartal
pada triwulan II 2019 juga mengikuti pola historis
triwulanan yang didorong oleh beberapa faktor antara lain
: (1) meningkatnya konsumsi pada komponen LNPRT
(Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga) dalam
periode Pemilihan Umum Presiden 2019 pada bulan April
2019, (2) meningkatnya pola konsumsi masyarakat selama
periode Ramadhan dan perayaan HBKN (Hari Besar
Keagamaan Nasional) yaitu Idul Fitri dan Waisak, (3)
adanya pembayaran THR (Tunjangan Hari Raya) pada bulan
Mei dan Juni 2019.
Perkembangan kinerja transaksi uang kartal pada
triwulan II 2019 masih mengikuti pola yang sama
dengan periode tahun-tahun sebelumnya, yaitu net
outflow. Kondisi net outflow KPwBI Provinsi Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp2,58
triliun, masih mengikuti pola yang sama pada periode
5.3.1 Aliran Uang Kartal
5.3 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI
49LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201948 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
sebanyak 49.805 lembar (Grafik 5.1). Kenaikan aktivitas
sistem pembayaran non tunai di Kalimantan Tengah terjadi
seiring dengan meningkatnya realisasi belanja pemerintah
daerah dan aktivitas ekonomi masyarakat pada triwulan II
2019. Penyelenggaraan kegiatan kliring provinsi
Kalimantan Tengah dilaksanakan di Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah untuk Kota
Palangka Raya, serta oleh bank umum yang ditunjuk oleh
Bank Indonesia untuk wilayah Sampit dan Pangkalan Bun.
Transaksi pembayaran non tunai RTGS pada triwulan
II 2019 menunjukkan penurunan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2019,
nominal transaksi RTGS mencapai sebesar Rp9,62 triliun,
turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar Rp13,65 triliun. Sejalan dengan nominal
transaksi, volume transaksi juga menunjukkan penurunan.
Volume transaksi pada triwulan II 2019 tercatat sebanyak
445 lembar, menurun dibandingkan dengan triwulan I
2019 yang mencapai sebanyak 1.073 lembar (Grafik 5.2).
5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) 4
5.2.3 Layanan Keuangan Digital Frekuensi transaksi non tunai di Kalimantan Tengah
melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) mengalami
peningkatan pada triwulan II 2019. Nominal transaksi
yang dilakukan di agen LKD Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp28,39 miliar, dengan
5.1 KONDISI UMUMSejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Tengah, perputaran uang pada triwulan II 2019
meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Total perputaran uang kartal melalui Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 tercatat meningkat dibandingkan
dengan triwulan I 2019. Perkembangan kinerja transaksi
uang kartal masih mengalami net outflow, dengan
peningkatan yang signifikan 229,77% (qtq) dibandingkan
dengan triwulan I 2019. Sejalan dengan peningkatan
perputaran uang, transaksi pembayaran non tunai melalui
kliring juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI
Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
5.2.1
5.2
3Transaksi pembayaran non tunai melalui SKNBI
menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2019, transaksi
melalui SKNBI meningkat baik secara nominal maupun
volume. Perputaran kliring secara nominal pada triwulan II
2019 mencapai sebesar Rp1,73 triliun, naik dibandingkan
triwulan sebelumnya yang mencapai sebesar Rp1,68
triliun. Sejalan dengan kenaikan nominal transaksi, volume
transaksi juga menunjukkan peningkatan pada triwulan II
2019, yaitu tercatat sebanyak 52.275 lembar, naik
dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang mencapai
SKNBI merupakan sarana transfer dana non tunai secara ritel selain RTGS dengan
nominal transaksi sampai dengan Rp500 juta.
3. BI RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap
transaksinya dilakukan dalam waktu seketika (real-time), khususnya untuk
memproses transaksi pembayaran yang dikategorikan High Value Payment System
atau bernilai besar, di atas Rp100 juta.
4.
JML. PEMEGANG REK. JML. AGEN
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
45.000
40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0
Grafik 5.3 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng
5,000
4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
-
II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 5.2 Transaksi RTGS
VOLUME (LEMBAR) NILAI RTGS (RP MILIAR)
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 5.1 Transaksi Kliring
VOLUME (LEMBAR) - RHS NOMINAL KLIRING (RP MILIAR)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
500
1000
1500
2000
2500
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
frekuensi transaksi sebanyak 412.596 kali. Capaian pada
triwulan II 2019 meningkat dibandingkan dengan
frekuensi transaksi pada triwulan I 2019 yang tercatat
sebesar Rp7,61 miliar, dengan frekuensi transaksi sebanyak
143.723 kali. Peningkatan transaksi tersebut didorong oleh
semakin luasnya cakupan layanan keuangan digital yang
ditandai dengan adanya kenaikan jumlah agen LKD yang
terbentuk. Selain itu, kemajuan teknologi dan
perkembangan instrumen pembayaran non tunai di tahun
2019 yang semakin pesat, serta pengetahuan masyarakat
mengenai kemudahan yang dirasakan dengan
pembayaran secara non tunai juga ikut mendorong
peningkatan tersebut. Agen LKD di Kalimantan Tengah
sampai dengan triwulan II 2019 tercatat sebanyak 4.321
agen, meningkat dibandingkan dengan jumlah agen LKD
pada triwulan I 2019 sebanyak 3.664 agen (Grafik 5.3).
Program pengembangan Layanan Keuangan Non
Tunai dan Elektronifikasi merupakan upaya
melakukan sinergi kebijakan keuangan inklusif dan
elektronifikasi. Adapun tujuan dari program tersebut
adalah meningkatkan akses masyarakat kepada layanan
keuangan formal, mendorong masyarakat menggunakan
sistem pembayaran dan instrumen pembayaran non tunai
dalam melakukan transaksi pembayaran, dan mengubah
kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi yang
sebelumnya tunai menjadi non tunai – dari yang sifatnya
manual menjadi elektronik. Kegiatan tersebut mencakup
juga transaksi di lingkungan Pemerintah Daerah khususnya
pada transaksi pengeluaran atau pembelanjaan daerah.
5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan Elektronifikasi
Pengembangan layanan keuangan non tunai dan
elektronifikasi telah dilakukan melalui koordinasi
dengan Pemerintah Daerah terhadap transaksi
Pengeluaran dan Penerimaan Daerah. Saat ini telah
diterbitkan peraturan daerah untuk menerapkan transaksi
non tunai di lingkungan Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah. Sampai dengan triwulan II 2019, Pemerintah
Daerah telah menerapkan transaksi non tunai untuk
pembayaran gaji pegawai, pembayaran proyek,
pembayaran kepada pihak ketiga, pembayaran honor,
serta memaksimalkan aplikasi CMS dari BPD Kalteng untuk
mendukung transaksi non tunai tersebut.
Total transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 mengalami
peningkatan. Total perputaran uang kartal melalui Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp4,86 triliun, atau
lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2019 sebesar Rp3,45
triliun (Grafik 5.4). Meningkatnya perputaran uang kartal
seiring dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi
kalimantan Tengah. Peningkatan perputaran uang kartal
pada triwulan II 2019 juga mengikuti pola historis
triwulanan yang didorong oleh beberapa faktor antara lain
: (1) meningkatnya konsumsi pada komponen LNPRT
(Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga) dalam
periode Pemilihan Umum Presiden 2019 pada bulan April
2019, (2) meningkatnya pola konsumsi masyarakat selama
periode Ramadhan dan perayaan HBKN (Hari Besar
Keagamaan Nasional) yaitu Idul Fitri dan Waisak, (3)
adanya pembayaran THR (Tunjangan Hari Raya) pada bulan
Mei dan Juni 2019.
Perkembangan kinerja transaksi uang kartal pada
triwulan II 2019 masih mengikuti pola yang sama
dengan periode tahun-tahun sebelumnya, yaitu net
outflow. Kondisi net outflow KPwBI Provinsi Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp2,58
triliun, masih mengikuti pola yang sama pada periode
5.3.1 Aliran Uang Kartal
5.3 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI
49LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201948 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
sebanyak 49.805 lembar (Grafik 5.1). Kenaikan aktivitas
sistem pembayaran non tunai di Kalimantan Tengah terjadi
seiring dengan meningkatnya realisasi belanja pemerintah
daerah dan aktivitas ekonomi masyarakat pada triwulan II
2019. Penyelenggaraan kegiatan kliring provinsi
Kalimantan Tengah dilaksanakan di Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah untuk Kota
Palangka Raya, serta oleh bank umum yang ditunjuk oleh
Bank Indonesia untuk wilayah Sampit dan Pangkalan Bun.
Transaksi pembayaran non tunai RTGS pada triwulan
II 2019 menunjukkan penurunan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2019,
nominal transaksi RTGS mencapai sebesar Rp9,62 triliun,
turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar Rp13,65 triliun. Sejalan dengan nominal
transaksi, volume transaksi juga menunjukkan penurunan.
Volume transaksi pada triwulan II 2019 tercatat sebanyak
445 lembar, menurun dibandingkan dengan triwulan I
2019 yang mencapai sebanyak 1.073 lembar (Grafik 5.2).
5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) 4
5.2.3 Layanan Keuangan Digital Frekuensi transaksi non tunai di Kalimantan Tengah
melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) mengalami
peningkatan pada triwulan II 2019. Nominal transaksi
yang dilakukan di agen LKD Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp28,39 miliar, dengan
2015 2016I II III IV
2017
I II
2018
10
22
12,54
9
14
8,57
1
6
1,58
10
6
5,81
III
8
11
5,85
IV
6
8
3,85
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I
13
5
4,07
2019
II
3
5
2,29
Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan
NAMA KAS TITIPAN
SAMPIT
MUARA TEWEH
PANGKALAN BUN
BUNTOK
NANGA BULIK
PURUK CAHU
KUALA KAPUAS
TOTAL
TW I 2019 TW II 2019
TOTAL
1.070.373
144.174
756.520
136.292
112.216
92.758
204.053
2.516.385
1.104.130
202.927
654.554
287.692
319.727
219.457
269.186
3.057.672
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
TW I 2019 TW II 2019
OUTFLOW
580.310
92.738
296.260
114.304
78.155
75.943
156.986
1.394.696
650.532
193.883
318.850
283.523
231.893
213.398
228.030
2.120.107
TW I 2019 TW II 2019
INFLOW
490.063
51.437
460.260
21.988
34.061
16.815
47.067
1.121.690
453.598
9.044
335.704
4.169
87.835
6.060
41.156
937.565
TW III 2018 TW IV 2018
TOTAL
1.166.445
182.678
818.190
235.037
114.010
170.749
177.389
2.864.497
1.306.705
248.559
686.222
266.663
193.256
256.469
322.714
3.280.588
Grafik 5.5 Tren Net Outflow
RP MILIAR
(4.000)
(3.500)
(3.000)
(2.500)
(2.000)
(1.500)
(1.000)
(500)
-
500 Net Inflow
Net Outflow
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 5.4 Transaksi Uang Kartal
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
INFLOW TOTALOUTFLOW
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
tahun-tahun sebelumnya. Net outflow pada triwulan II
2019 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar
229,77% (qtq) dibandingkan dengan triwulan I 2019
sebesar Rp783,20 miliar (Tabel 5.1). Jika dibandingkan
dengan triwulan II tahun 2018, terjadi penurunan net
outflow sebesar Rp743,30 miliar atau sebesar 22,35%
(yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan outflow dari
Rp4,43 triliun pada triwulan II 2018 menjadi Rp3,72 triliun
pada triwulan II 2019 atau sebesar 15,96% (yoy).
Sementara itu, kondisi inflow cenderung meningkat dari
Rp1,10 triliun pada triwulan II 2018 menjadi Rp1,14 triliun
pada triwulan II 2019 atau tumbuh sebesar 3,35% (yoy).
Peningkatan inflow tersebut disebabkan oleh pergeseran
hari Raya Idul Fitri pada tahun 2019 dan 2018. Idul Fitri
yang jatuh pada minggu pertama Juni di tahun 2019
menyebabkan pola musiman inflow pasca Idul Fitri terjadi
sejak minggu ketiga. Hal ini menjadi faktor pendorong
Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)
INDIKATORII III IV
2017
INFLOW
OUTFLOW
NET INFLOW/OUTFLOW
613,996
3778,220
-3164,224
1185,552
2094,885
-909,333
662,060
4072,026
-3409,966
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II III IV
2018
I
2019
1099,438
1817,517
-718,079
1099,929
4426,031
-3326,102
1078,421
2747,921
-1669,500
805,924
4133,611
-3327,687
1333,340
2116,542
-783,202
II
1136,786
3719,587
-2582,801
G. OUTFLOWOUTFLOW
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
Grafik 5.7 Transaksi Outflow Uang Kartal
RP MILIAR YOY (%)
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
G. INFLOW (KANAN)INFLOW (KIRI)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
Grafik 5.6 Perkembangan Inflow Uang Kartal
RP MILIAR YOY (%)
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
-40,00
-20,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
inflow yang lebih tinggi pada triwulan II tahun 2019,
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Akselerasi pertumbuhan net outflow uang kartal di
Kalimantan Tengah didorong oleh peningkatan total
aliran uang keluar (outflow) triwulan II 2019. Secara
triwulan nominal outflow pada triwulan II 2019 mencapai
Rp3.719,59 miliar atau meningkat sebesar 75,74% (qtq),
lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2019 sebesar
Rp2.116,54 miliar. Sementara itu tingkat nominal
penyetoran (inflow) pada triwulan II 2019 tercatat sebesar
Rp1.136,79 miliar atau lebih rendah dibandingkan
triwulan I 2019 yang mencapai Rp1.333,34 miliar. Dengan
demikian, posisi aliran uang kartal pada triwulan II 2019
tercatat sebesar Rp2.582,80 miliar (net outflow), lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
mengalami net out flow sebesar Rp783,20 miliar.
Kegiatan pendistribusian Uang Layak Edar (ULE)
dilaksanakan di dalam maupun di luar kota Provinsi
Kalimantan Tengah. Kegiatan pengelolaan dan
pendistribusian yang telah dilakukan KPwBI Provinsi
Kalimantan Tengah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup, jenis
pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat, dan dalam
kondisi yang layak edar. Distribusi ULE dilaksanakan
dengan mekanisme penukaran uang di loket Bank
Indonesia dan perbankan di wilayah Kalimantan Tengah,
kas keliling dalam dan luar kota, serta pelaksanaan kas
titipan di sejumlah kabupaten.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah melakukan kegiatan kas keliling
untuk memenuhi kebutuhan uang kartal yang
berkualitas baik dan layak edar di masyarakat. Salah
satu layanan kas luar kantor yang dilakukan oleh KPwBI
Prov. Kalteng adalah kegiatan kas keliling, yaitu layanan
penukaran uang oleh unit kerja pengelolaan uang rupiah
kepada masyarakat. Kegiatan kas keliling dilaksanakan di
tempat keramaian masyarakat seperti pasar tradisional dan
pasar modern, serta kantor layanan masyarakat, baik di
dalam kota maupun luar kota Palangka Raya. Pada
triwulan II 2019, telah dilakukan 8 kali kegiatan kas
keliling, dengan rincian 5 kegiatan kas keliling dalam kota
5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar(KKDK) dan 3 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK). Selain
itu, modal kerja yang dikeluarkan untuk pelaksanaan
kegiatan kas keliling pada triwulan II 2019 adalah sebesar
Rp2,29 miliar.
Selain dalam bentuk kegiatan kas keliling, distribusi
uang di luar kantor juga dilakukan dalam bentuk Kas
Titipan. Penyelenggaraan kas titipan merupakan salah
satu implementasi kebijakan Bank Indonesia dalam
menyediakan layanan kas, dan menjamin bahwa uang
yang beredar dalam kondisi layak bagi wilayah yang
memilik keterbatasan akses dan jarak dari Kantor
Perwakilan Bank Indonesia. Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah hingga triwulan II
2019 telah memiliki 7 (tujuh) lokasi kas titipan, yakni di
Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit), Kabupaten
Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun), Kabupaten Barito
Selatan (Buntok), Kabupaten Barito Utara (Muara Teweh),
Kabupaten Lamandau (Nanga Bulik), Kabupaten Murung
Raya (Puruk Cahu), dan Kabupaten Kapuas (Kuala Kapuas).
Kas Titipan ini dilakukan melalui pola kerja sama dengan
perbankan setempat da lam pelaksanaannya.
Pada triwulan II 2019 total perputaran uang kartal
yang disalurkan melalui Kas Titipan yang tersebar di
7 (tujuh) lokasi mengalami peningkatan. Total
perputaran uang kartal pada triwulan II 2019 tercatat
51LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201950 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
2015 2016I II III IV
2017
I II
2018
10
22
12,54
9
14
8,57
1
6
1,58
10
6
5,81
III
8
11
5,85
IV
6
8
3,85
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I
13
5
4,07
2019
II
3
5
2,29
Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan
NAMA KAS TITIPAN
SAMPIT
MUARA TEWEH
PANGKALAN BUN
BUNTOK
NANGA BULIK
PURUK CAHU
KUALA KAPUAS
TOTAL
TW I 2019 TW II 2019
TOTAL
1.070.373
144.174
756.520
136.292
112.216
92.758
204.053
2.516.385
1.104.130
202.927
654.554
287.692
319.727
219.457
269.186
3.057.672
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
TW I 2019 TW II 2019
OUTFLOW
580.310
92.738
296.260
114.304
78.155
75.943
156.986
1.394.696
650.532
193.883
318.850
283.523
231.893
213.398
228.030
2.120.107
TW I 2019 TW II 2019
INFLOW
490.063
51.437
460.260
21.988
34.061
16.815
47.067
1.121.690
453.598
9.044
335.704
4.169
87.835
6.060
41.156
937.565
TW III 2018 TW IV 2018
TOTAL
1.166.445
182.678
818.190
235.037
114.010
170.749
177.389
2.864.497
1.306.705
248.559
686.222
266.663
193.256
256.469
322.714
3.280.588
Grafik 5.5 Tren Net Outflow
RP MILIAR
(4.000)
(3.500)
(3.000)
(2.500)
(2.000)
(1.500)
(1.000)
(500)
-
500 Net Inflow
Net Outflow
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 5.4 Transaksi Uang Kartal
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
INFLOW TOTALOUTFLOW
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
tahun-tahun sebelumnya. Net outflow pada triwulan II
2019 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar
229,77% (qtq) dibandingkan dengan triwulan I 2019
sebesar Rp783,20 miliar (Tabel 5.1). Jika dibandingkan
dengan triwulan II tahun 2018, terjadi penurunan net
outflow sebesar Rp743,30 miliar atau sebesar 22,35%
(yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan outflow dari
Rp4,43 triliun pada triwulan II 2018 menjadi Rp3,72 triliun
pada triwulan II 2019 atau sebesar 15,96% (yoy).
Sementara itu, kondisi inflow cenderung meningkat dari
Rp1,10 triliun pada triwulan II 2018 menjadi Rp1,14 triliun
pada triwulan II 2019 atau tumbuh sebesar 3,35% (yoy).
Peningkatan inflow tersebut disebabkan oleh pergeseran
hari Raya Idul Fitri pada tahun 2019 dan 2018. Idul Fitri
yang jatuh pada minggu pertama Juni di tahun 2019
menyebabkan pola musiman inflow pasca Idul Fitri terjadi
sejak minggu ketiga. Hal ini menjadi faktor pendorong
Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)
INDIKATORII III IV
2017
INFLOW
OUTFLOW
NET INFLOW/OUTFLOW
613,996
3778,220
-3164,224
1185,552
2094,885
-909,333
662,060
4072,026
-3409,966
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II III IV
2018
I
2019
1099,438
1817,517
-718,079
1099,929
4426,031
-3326,102
1078,421
2747,921
-1669,500
805,924
4133,611
-3327,687
1333,340
2116,542
-783,202
II
1136,786
3719,587
-2582,801
G. OUTFLOWOUTFLOW
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
Grafik 5.7 Transaksi Outflow Uang Kartal
RP MILIAR YOY (%)
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
G. INFLOW (KANAN)INFLOW (KIRI)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
Grafik 5.6 Perkembangan Inflow Uang Kartal
RP MILIAR YOY (%)
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
-40,00
-20,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
inflow yang lebih tinggi pada triwulan II tahun 2019,
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Akselerasi pertumbuhan net outflow uang kartal di
Kalimantan Tengah didorong oleh peningkatan total
aliran uang keluar (outflow) triwulan II 2019. Secara
triwulan nominal outflow pada triwulan II 2019 mencapai
Rp3.719,59 miliar atau meningkat sebesar 75,74% (qtq),
lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2019 sebesar
Rp2.116,54 miliar. Sementara itu tingkat nominal
penyetoran (inflow) pada triwulan II 2019 tercatat sebesar
Rp1.136,79 miliar atau lebih rendah dibandingkan
triwulan I 2019 yang mencapai Rp1.333,34 miliar. Dengan
demikian, posisi aliran uang kartal pada triwulan II 2019
tercatat sebesar Rp2.582,80 miliar (net outflow), lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
mengalami net out flow sebesar Rp783,20 miliar.
Kegiatan pendistribusian Uang Layak Edar (ULE)
dilaksanakan di dalam maupun di luar kota Provinsi
Kalimantan Tengah. Kegiatan pengelolaan dan
pendistribusian yang telah dilakukan KPwBI Provinsi
Kalimantan Tengah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup, jenis
pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat, dan dalam
kondisi yang layak edar. Distribusi ULE dilaksanakan
dengan mekanisme penukaran uang di loket Bank
Indonesia dan perbankan di wilayah Kalimantan Tengah,
kas keliling dalam dan luar kota, serta pelaksanaan kas
titipan di sejumlah kabupaten.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah melakukan kegiatan kas keliling
untuk memenuhi kebutuhan uang kartal yang
berkualitas baik dan layak edar di masyarakat. Salah
satu layanan kas luar kantor yang dilakukan oleh KPwBI
Prov. Kalteng adalah kegiatan kas keliling, yaitu layanan
penukaran uang oleh unit kerja pengelolaan uang rupiah
kepada masyarakat. Kegiatan kas keliling dilaksanakan di
tempat keramaian masyarakat seperti pasar tradisional dan
pasar modern, serta kantor layanan masyarakat, baik di
dalam kota maupun luar kota Palangka Raya. Pada
triwulan II 2019, telah dilakukan 8 kali kegiatan kas
keliling, dengan rincian 5 kegiatan kas keliling dalam kota
5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar(KKDK) dan 3 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK). Selain
itu, modal kerja yang dikeluarkan untuk pelaksanaan
kegiatan kas keliling pada triwulan II 2019 adalah sebesar
Rp2,29 miliar.
Selain dalam bentuk kegiatan kas keliling, distribusi
uang di luar kantor juga dilakukan dalam bentuk Kas
Titipan. Penyelenggaraan kas titipan merupakan salah
satu implementasi kebijakan Bank Indonesia dalam
menyediakan layanan kas, dan menjamin bahwa uang
yang beredar dalam kondisi layak bagi wilayah yang
memilik keterbatasan akses dan jarak dari Kantor
Perwakilan Bank Indonesia. Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah hingga triwulan II
2019 telah memiliki 7 (tujuh) lokasi kas titipan, yakni di
Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit), Kabupaten
Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun), Kabupaten Barito
Selatan (Buntok), Kabupaten Barito Utara (Muara Teweh),
Kabupaten Lamandau (Nanga Bulik), Kabupaten Murung
Raya (Puruk Cahu), dan Kabupaten Kapuas (Kuala Kapuas).
Kas Titipan ini dilakukan melalui pola kerja sama dengan
perbankan setempat da lam pelaksanaannya.
Pada triwulan II 2019 total perputaran uang kartal
yang disalurkan melalui Kas Titipan yang tersebar di
7 (tujuh) lokasi mengalami peningkatan. Total
perputaran uang kartal pada triwulan II 2019 tercatat
51LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201950 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
sebesar Rp3,52 triliun, meningkat dibandingkan dengan
total perputaran uang kartal kas titipan pada triwulan I
2019 yang tercatat sebesar Rp2,52 triliun atau mengalami
peningkatan sebesar 21,51% (qtq). Adapun total
perputaran uang kartal terbesar terjadi di Kas Titipan Kota
Sampit yang tercatat sebesar Rp1,10 triliun pada triwulan II
2019, yang mengalami peningkatan dari periode yang
sama sebelumnya sebesar Rp1,07 triliun pada triwulan I
2019, dengan pangsa mencapai 36,11% dari total
perputaran uang di 7 (tujuh) Kas Titipan KPwBI Prov.
Kalimantan Tengah.
5.3.3
Bank Indonesia terus menjalankan kebijakan clean
money policy untuk menjaga kualitas uang kartal
yang beredar di tengah masyarakat. Selain
pengelolaan aliran uang kartal yang masuk dan keluar,
Bank Indonesia juga memiliki tugas memelihara kualitas
uang kartal yang diedarkan kepada masyarakat atau
dikenal dengan clean money policy. Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah selalu
melakukan berbagai upaya bersama stakeholder lainnya
dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas uang
rupiah di masyarakat. Pelaksanaan kebijakan clean money
policy yang dilakukan secara rutin adalah melakukan
pemusnahan terhadap uang UTLE, yang dilakukan secara
governed sehingga dapat dipertanggungjawabkan. UTLE
yang diterima Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat
sebanyak 2,24 juta lembar dengan jumlah nominal
mencapai Rp41,68 miliar.
Berdasarkan indikator rasio perbandingan UTLE
terhadap inflow, tingkat kualitas uang kartal yang
beredar di masyarakat mengalami peningkatan pada
triwulan II 2019. Rasio perbandingan UTLE terhadap
inflow Provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan
dari sebesar 7,14% pada triwulan I 2019 menjadi sebesar
3,66% pada triwulan II 2019. Menurunnya rasio
perbandingan UTLE terhadap uang yang masuk ke Bank
Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak Layak Edar (UTLE)
Grafik 5.8 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan Tengah
RP MILIAR %
0
10
20
30
40
50
PTTB RASIO PTTB THD INFLOWINFLOW
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1000,00
1200,00
1400,00
1600,00
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Indonesia (inflow) memiliki dua makna penting, yaitu Bank
Indonesia pada periode yang dimaksud berhasil menjaga
kualitas tingkat kelayakan uang kartal yang beredar di
masyarakat semakin membaik. Makna lainnya adalah
dengan masih layaknya kualitas uang yang masuk ke Bank
Indonesia pada kurun waktu triwulan II 2019, sebagian
masih dapat diproses dan diedarkan kembali untuk
dipergunakan sebagai alat traksaksi yang berkualitas.
Tingginya kebutuhan masyarakat akan uang
menyebabkan uang rupiah kerap dipalsukan dan
diedarkan kepada masyarakat, hal itu menyebabkan
kerugian bagi Negara dan juga masyarakat.
Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-
Undang, Bank Indonesia merupakan lembaga Negara yang
berwenang untuk menentukan keaslian uang rupiah. Oleh
karena itu, masyarakat harus meminta klarifikasi kepada
Bank Indonesia terkait dengan uang rupiah yang
diragukan keasliannya.
Sepanjang triwulan II 2019, Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah tidak memperoleh temuan dan
laporan uang rupiah yang diragukan keasliannya
(uang yang tidak sesuai dengan ciri-ciri keaslian uang
rupiah). Pada periode triwulan II 2019 di Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
tidak terdapat temuan maupun laporan uang rupiah yang
diragukan keasliannya, baik dari temuan masyarakat yang
diterima oleh perbankan maupun hasil pengelolaan Mesin
Sortir Uang Kertas (MSUK). Sepanjang tahun 2015 sampai
5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu
dengan periode laporan dibuat temuan uang palsu terus
mengalami tren penurunan yang signifikan. Hal ini
mencerminkan bahwa upaya yang telah dilakukan oleh
Bank Indonesia berkerjasama dengan pihak penegak
hukum (kepolisian) dalam menangani kasus pembuatan
dan pengedaran uang palsu di Provinsi Kalimantan Tengah
memberikan hasil yang optimal. Meskipun demikian,
masih ada peluang peredaran uang palsu di masyarakat
sehingga diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian saat
melakukan transaksi pembayaran. Sebagai bentuk mitigasi
resiko, Bank Indonesia akan tetap melaksanakan kegiatan
sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah (CIKUR) ke berbagai
lapisan masyarakat secara intensif dan berkala untuk terus
menekan peredaran uang palsu di masyarakat.
Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan
LEMBAR
0
5
10
15
20
25
30
35
100000 50000 20000 5000
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
2000
29
3
21
7
18
2 1
28
8
1
16
1
6
1
57
24
12
1
12
1 1 1
TWI-2017 TWII-2017 TWIII-2017 TWIV-2017 TWI-2018
TWII-2018 TWIII-2018 TWI-2019 TWI-2019
Grafik 5.9 Perkembangan Temuan Uang Palsu
LEMBAR
0
100
200
300
400
500
600
700
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
611
138
211
132 108
42
175
333 28 21 37 17 7 12
38 150
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah terus berusaha
untuk menjaga tingkat kelayakan uang yang beredar
di masyarakat dan juga menekan peredaran uang
palsu dan uang tiruan melalui kegiatan sosialisasi
dan bersinergi dengan pihak terkait. Sebagai upaya
untuk menjaga tingkat kelayakan uang yang beredar
dimasyarakat (soil level) serta menanggulangi peredaran
uang palsu di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, KPwBI
Provinsi Kalimantan Tengah terus meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam menjaga uang rupiah dan
pengetahuan serta kewaspadaan terhadap peredaran
uang palsu. Dalam berbagai kesempatan dan acara Bank
Indonesia melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi
mengenai cara merawat uang rupiah dengan 5J (uang
5.3.5 Upaya Menjaga Uang Layak Edar dan Menekan Peredaran Uang Palsu
rupiah Jangan di lipat, Jangan di coret, Jangan di stapler,
Jangan di remas dan Jangan di basahi) serta sosialisasi ciri-
ciri keaslian uang rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba dan
Diterawang). Pada triwulan II 2019, KPwBI Provinsi
Kalimantan Tengah telah melakukan kegiatan edukasi,
sosialisasi 5J dan 3D - ciri-ciri keaslian uang Rupiah di 7
(tujuh) kas titipan bersama dengan bank pengelola kas
titipan serta bank peserta kas titipan. Di lain kesempatan
edukasi dan sosialisasi juga dilakukan kepada masyarakat
umum, pedagang, instansi, pelajar, serta mahasiswa.
KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah juga bersinergi dengan
para penegak hukum dalam rangka mengawal proses
hukum dan bekerja sama dengan kepolisian dalam
mempercepat proses klarifikasi uang palsu maupun
penyerahan bukti uang palsu untuk mempercepat
penyelesaian perkara di pengadilan.
53LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201952 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
sebesar Rp3,52 triliun, meningkat dibandingkan dengan
total perputaran uang kartal kas titipan pada triwulan I
2019 yang tercatat sebesar Rp2,52 triliun atau mengalami
peningkatan sebesar 21,51% (qtq). Adapun total
perputaran uang kartal terbesar terjadi di Kas Titipan Kota
Sampit yang tercatat sebesar Rp1,10 triliun pada triwulan II
2019, yang mengalami peningkatan dari periode yang
sama sebelumnya sebesar Rp1,07 triliun pada triwulan I
2019, dengan pangsa mencapai 36,11% dari total
perputaran uang di 7 (tujuh) Kas Titipan KPwBI Prov.
Kalimantan Tengah.
5.3.3
Bank Indonesia terus menjalankan kebijakan clean
money policy untuk menjaga kualitas uang kartal
yang beredar di tengah masyarakat. Selain
pengelolaan aliran uang kartal yang masuk dan keluar,
Bank Indonesia juga memiliki tugas memelihara kualitas
uang kartal yang diedarkan kepada masyarakat atau
dikenal dengan clean money policy. Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah selalu
melakukan berbagai upaya bersama stakeholder lainnya
dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas uang
rupiah di masyarakat. Pelaksanaan kebijakan clean money
policy yang dilakukan secara rutin adalah melakukan
pemusnahan terhadap uang UTLE, yang dilakukan secara
governed sehingga dapat dipertanggungjawabkan. UTLE
yang diterima Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat
sebanyak 2,24 juta lembar dengan jumlah nominal
mencapai Rp41,68 miliar.
Berdasarkan indikator rasio perbandingan UTLE
terhadap inflow, tingkat kualitas uang kartal yang
beredar di masyarakat mengalami peningkatan pada
triwulan II 2019. Rasio perbandingan UTLE terhadap
inflow Provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan
dari sebesar 7,14% pada triwulan I 2019 menjadi sebesar
3,66% pada triwulan II 2019. Menurunnya rasio
perbandingan UTLE terhadap uang yang masuk ke Bank
Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak Layak Edar (UTLE)
Grafik 5.8 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan Tengah
RP MILIAR %
0
10
20
30
40
50
PTTB RASIO PTTB THD INFLOWINFLOW
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1000,00
1200,00
1400,00
1600,00
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Indonesia (inflow) memiliki dua makna penting, yaitu Bank
Indonesia pada periode yang dimaksud berhasil menjaga
kualitas tingkat kelayakan uang kartal yang beredar di
masyarakat semakin membaik. Makna lainnya adalah
dengan masih layaknya kualitas uang yang masuk ke Bank
Indonesia pada kurun waktu triwulan II 2019, sebagian
masih dapat diproses dan diedarkan kembali untuk
dipergunakan sebagai alat traksaksi yang berkualitas.
Tingginya kebutuhan masyarakat akan uang
menyebabkan uang rupiah kerap dipalsukan dan
diedarkan kepada masyarakat, hal itu menyebabkan
kerugian bagi Negara dan juga masyarakat.
Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-
Undang, Bank Indonesia merupakan lembaga Negara yang
berwenang untuk menentukan keaslian uang rupiah. Oleh
karena itu, masyarakat harus meminta klarifikasi kepada
Bank Indonesia terkait dengan uang rupiah yang
diragukan keasliannya.
Sepanjang triwulan II 2019, Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah tidak memperoleh temuan dan
laporan uang rupiah yang diragukan keasliannya
(uang yang tidak sesuai dengan ciri-ciri keaslian uang
rupiah). Pada periode triwulan II 2019 di Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
tidak terdapat temuan maupun laporan uang rupiah yang
diragukan keasliannya, baik dari temuan masyarakat yang
diterima oleh perbankan maupun hasil pengelolaan Mesin
Sortir Uang Kertas (MSUK). Sepanjang tahun 2015 sampai
5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu
dengan periode laporan dibuat temuan uang palsu terus
mengalami tren penurunan yang signifikan. Hal ini
mencerminkan bahwa upaya yang telah dilakukan oleh
Bank Indonesia berkerjasama dengan pihak penegak
hukum (kepolisian) dalam menangani kasus pembuatan
dan pengedaran uang palsu di Provinsi Kalimantan Tengah
memberikan hasil yang optimal. Meskipun demikian,
masih ada peluang peredaran uang palsu di masyarakat
sehingga diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian saat
melakukan transaksi pembayaran. Sebagai bentuk mitigasi
resiko, Bank Indonesia akan tetap melaksanakan kegiatan
sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah (CIKUR) ke berbagai
lapisan masyarakat secara intensif dan berkala untuk terus
menekan peredaran uang palsu di masyarakat.
Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan
LEMBAR
0
5
10
15
20
25
30
35
100000 50000 20000 5000
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
2000
29
3
21
7
18
2 1
28
8
1
16
1
6
1
57
24
12
1
12
1 1 1
TWI-2017 TWII-2017 TWIII-2017 TWIV-2017 TWI-2018
TWII-2018 TWIII-2018 TWI-2019 TWI-2019
Grafik 5.9 Perkembangan Temuan Uang Palsu
LEMBAR
0
100
200
300
400
500
600
700
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
611
138
211
132 108
42
175
333 28 21 37 17 7 12
38 150
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah terus berusaha
untuk menjaga tingkat kelayakan uang yang beredar
di masyarakat dan juga menekan peredaran uang
palsu dan uang tiruan melalui kegiatan sosialisasi
dan bersinergi dengan pihak terkait. Sebagai upaya
untuk menjaga tingkat kelayakan uang yang beredar
dimasyarakat (soil level) serta menanggulangi peredaran
uang palsu di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, KPwBI
Provinsi Kalimantan Tengah terus meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam menjaga uang rupiah dan
pengetahuan serta kewaspadaan terhadap peredaran
uang palsu. Dalam berbagai kesempatan dan acara Bank
Indonesia melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi
mengenai cara merawat uang rupiah dengan 5J (uang
5.3.5 Upaya Menjaga Uang Layak Edar dan Menekan Peredaran Uang Palsu
rupiah Jangan di lipat, Jangan di coret, Jangan di stapler,
Jangan di remas dan Jangan di basahi) serta sosialisasi ciri-
ciri keaslian uang rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba dan
Diterawang). Pada triwulan II 2019, KPwBI Provinsi
Kalimantan Tengah telah melakukan kegiatan edukasi,
sosialisasi 5J dan 3D - ciri-ciri keaslian uang Rupiah di 7
(tujuh) kas titipan bersama dengan bank pengelola kas
titipan serta bank peserta kas titipan. Di lain kesempatan
edukasi dan sosialisasi juga dilakukan kepada masyarakat
umum, pedagang, instansi, pelajar, serta mahasiswa.
KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah juga bersinergi dengan
para penegak hukum dalam rangka mengawal proses
hukum dan bekerja sama dengan kepolisian dalam
mempercepat proses klarifikasi uang palsu maupun
penyerahan bukti uang palsu untuk mempercepat
penyelesaian perkara di pengadilan.
53LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201952 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUSDI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
Boks 2
Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan salah satu
penggerak perekonomian sektor industri Provinsi
Kalimantan Tengah. Hal ini tercermin dari fakta bahwa
ekspor CPO kalimantan tengah utamanya berasal dari
Kabupaten Kotawaringin Barat, di mana ekspor ini
didominasi oleh 12 eksportir aktif yang ada di Kabupaten
Kotawaringin Barat. Secara umum, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Kotawaringin Barat cukup baik, dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang konsisten berada di
atas rata-rata nasional dan di atas rata-rata provinsi selama
5 tahun terakhir. Pada tahun 2018, pertumbuhan
ekonominya tercatat sebesar 6,46% (yoy), lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% (yoy) dan
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah sebesar 5,64%
(yoy) pada periode yang sama. Secara struktur,
perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat didorong
oleh sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, yang
masing-masing berkontribusi sebesar 25,3% dan 25,23%
pada PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2018.
Melihat potensi ini, Kabupaten Kotawaringin Barat
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) tahun 2017-2022 yang mencakup
rencana pembangunan strategis Kabupaten Kotawaringin
Barat untuk mendorong pengembangan sektor
industrinya. Terdapat 6 program pembangunan strategis
yang tercantum pada rencana pembangunan strategis.
Bersamaan dengan rencana strategis Pemerintah
Kabupaten tersebut, Kementerian Perindustrian juga
menaruh perhatian khusus kepada Kabupaten
Kotawaringin Barat, dengan mengikutsertakan kabupaten
ini dalam Kajian Kompetensi Industri Inti Daerah (KIID)
yang merekomendasikan untuk memfokuskan
pengembangan industri di sektor kelapa sawit dan
hilirisasinya.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kotawaringin Barat
mulai diwacanakan sejak tahun 2012, saat salah satu
perusahaan industri kelapa sawit, PT. Citra Borneo Indah,
mengusulkan pengembangan KEK yang masuk dalam
agenda KEK Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus di
Kotawaringin Barat langsung kepada Pemerintah Provinsi.
Penetapan ini diamanatkan dalam RPJMD Provinsi
Kalimantan Tengah 2016-2021. Setelah menyediakan
lahan seluas 8.000 hektar, Pemerintah Kabupaten
Kotawaringin Barat pun memasukkan agenda
pengembangan daerah KEK ini ke dalam Rencana Tata
Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin
Barat melalu Perda Kab. Kotawaringin Barat No. 1 Tahun
2018.
Akan tetapi, belum terdapat regulasi integratif yang secara
khusus mengatur tentang pengembangan KEK di
Kabupa ten Ko tawa r i ng i n Ba r a t . S eh i ngga ,
pengembangannya kini tersendat. Terdapat beberapa
tantangan yang menghambat pengembangan KEK di
kotawaringin barat seperti kendala perizinan dan tata
ruang wilayah.Gambar 1 Rencana Pembangunan Strategis Kabupaten Kotawaringin Barat
Kawasan Industri Terpadu
Tanjung Kalap Seluas
4000 Ha
Pembangunan Waterfront
City
Pembangunan Jalan
Akses Ke Kecamatan
Kotawaringin LamaRencana Pembangunan Outer Rind
Road Yang Terkoneksi Dengan Jalan
Trans Nasional
Rencana Pembangunan
Pelabuhan Samudera
Rencana Pembangunan
Bandara Baru
PEMBANGUNAN
STRATEGIS
1
2
34
5
6
Gambar 2 Inisiasi Usulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Kotawaringin Barat
PENETAPAN KAB. KOBAR MENJADI
WILAYAH PENGEMBANGAN KAWASAN
EKONOMI KHUSUS SMELTER BIJIH
BESI DI KECAMATAN KUMAI DS. SEBUAI
SELUAS 20.000 HA
(RPJMD PRO. 2016-2021)
P E R T E M U A N D E N G A N T I M
P E R C E P A T A N P E M B A N G U N A N
KALTENG, MENGALOKASIKAN LAHAN
UNTUK KEK 8.000 HA DENGAN
BERBAGAI PERUNTUKAN (HP)
PEMPROV KALTENG (GUBERNUR) PEMKAB. KOBAR (BUPATI)USULAN OLEH BADAN USAHA
KE PEMPROV (CBI KOBAR)
I II III
Berlandaskan Perda tentang RTRW Kabupaten di tahun
2018, Kabupaten Kotawaringin Barat kini berfokus untuk
menyiapkan kawasan-kawasan industri di luar konsep KEK
yang dinaungi oleh Dewan Nasional Kawasan Ekonomi
Khusus. Pada RTRW tersebut, dijelaskan bahwa salah satu
kawasan yang akan dikembangkan di Kotawaringin Barat
adalah kawasan peruntukan industri, yang terdiri dari
kawasan industri kecil dan menengah (IKM) dan kawasan
industri. Kawasan Industri yang kini tengah digarap oleh
Kabupaten Kotawaringin barat adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Industri Tanjung Kalap
- Lahan seluas 4000 hektar telah dialokasikan oleh
Pemerintah Kabupaten sebagai Kawasan Industri
Terpadu. Kawasan ini akan menyediakan fungsi
utama kawasan pelabuhan dan pergudangan yang
terintegrasi dengan kawasan industri menengah,
perdagangan, jasa, wisata, serta kawasan
pemukiman.
- Saat ini, sebagian wilayah KIT Tanjung Kalap terlah
beroperasi dan digunakan beberapa perusahaan
(industri kelapa sawit dan pulp) untuk kegiatan
pengiriman barang melalui pelabuhan, bongkar
muat barang, serta penyimpanan barang pada
tangki timbun CPO.
2. Kawasan Industri Natai Peramuan
3. Kawasan Industri Tempenek
4. Kawasan Ekonomi Khusus di Sebuai, Kecamatan
Kumai.
Selain kawasan-kasawan industri ini, Kotawaringin Barat
juga berencana untuk membangun bandar udara
internasional baru dan pelabuhan laut dalam. Adapun
pemerintah juga mengalokasikan lahan seluas 2.500
hektar untuk bandar udara baru, dan seluas 2.228 hektar
untuk pelabuhan laut dalam (773 hektar di Desa Sebuai
dan 1.455 hektar di Tanjung Pandan).
55LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201954 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUSDI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
Boks 2
Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan salah satu
penggerak perekonomian sektor industri Provinsi
Kalimantan Tengah. Hal ini tercermin dari fakta bahwa
ekspor CPO kalimantan tengah utamanya berasal dari
Kabupaten Kotawaringin Barat, di mana ekspor ini
didominasi oleh 12 eksportir aktif yang ada di Kabupaten
Kotawaringin Barat. Secara umum, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Kotawaringin Barat cukup baik, dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang konsisten berada di
atas rata-rata nasional dan di atas rata-rata provinsi selama
5 tahun terakhir. Pada tahun 2018, pertumbuhan
ekonominya tercatat sebesar 6,46% (yoy), lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% (yoy) dan
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah sebesar 5,64%
(yoy) pada periode yang sama. Secara struktur,
perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat didorong
oleh sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, yang
masing-masing berkontribusi sebesar 25,3% dan 25,23%
pada PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2018.
Melihat potensi ini, Kabupaten Kotawaringin Barat
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) tahun 2017-2022 yang mencakup
rencana pembangunan strategis Kabupaten Kotawaringin
Barat untuk mendorong pengembangan sektor
industrinya. Terdapat 6 program pembangunan strategis
yang tercantum pada rencana pembangunan strategis.
Bersamaan dengan rencana strategis Pemerintah
Kabupaten tersebut, Kementerian Perindustrian juga
menaruh perhatian khusus kepada Kabupaten
Kotawaringin Barat, dengan mengikutsertakan kabupaten
ini dalam Kajian Kompetensi Industri Inti Daerah (KIID)
yang merekomendasikan untuk memfokuskan
pengembangan industri di sektor kelapa sawit dan
hilirisasinya.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kotawaringin Barat
mulai diwacanakan sejak tahun 2012, saat salah satu
perusahaan industri kelapa sawit, PT. Citra Borneo Indah,
mengusulkan pengembangan KEK yang masuk dalam
agenda KEK Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus di
Kotawaringin Barat langsung kepada Pemerintah Provinsi.
Penetapan ini diamanatkan dalam RPJMD Provinsi
Kalimantan Tengah 2016-2021. Setelah menyediakan
lahan seluas 8.000 hektar, Pemerintah Kabupaten
Kotawaringin Barat pun memasukkan agenda
pengembangan daerah KEK ini ke dalam Rencana Tata
Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin
Barat melalu Perda Kab. Kotawaringin Barat No. 1 Tahun
2018.
Akan tetapi, belum terdapat regulasi integratif yang secara
khusus mengatur tentang pengembangan KEK di
Kabupa ten Ko tawa r i ng i n Ba r a t . S eh i ngga ,
pengembangannya kini tersendat. Terdapat beberapa
tantangan yang menghambat pengembangan KEK di
kotawaringin barat seperti kendala perizinan dan tata
ruang wilayah.Gambar 1 Rencana Pembangunan Strategis Kabupaten Kotawaringin Barat
Kawasan Industri Terpadu
Tanjung Kalap Seluas
4000 Ha
Pembangunan Waterfront
City
Pembangunan Jalan
Akses Ke Kecamatan
Kotawaringin LamaRencana Pembangunan Outer Rind
Road Yang Terkoneksi Dengan Jalan
Trans Nasional
Rencana Pembangunan
Pelabuhan Samudera
Rencana Pembangunan
Bandara Baru
PEMBANGUNAN
STRATEGIS
1
2
34
5
6
Gambar 2 Inisiasi Usulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Kotawaringin Barat
PENETAPAN KAB. KOBAR MENJADI
WILAYAH PENGEMBANGAN KAWASAN
EKONOMI KHUSUS SMELTER BIJIH
BESI DI KECAMATAN KUMAI DS. SEBUAI
SELUAS 20.000 HA
(RPJMD PRO. 2016-2021)
P E R T E M U A N D E N G A N T I M
P E R C E P A T A N P E M B A N G U N A N
KALTENG, MENGALOKASIKAN LAHAN
UNTUK KEK 8.000 HA DENGAN
BERBAGAI PERUNTUKAN (HP)
PEMPROV KALTENG (GUBERNUR) PEMKAB. KOBAR (BUPATI)USULAN OLEH BADAN USAHA
KE PEMPROV (CBI KOBAR)
I II III
Berlandaskan Perda tentang RTRW Kabupaten di tahun
2018, Kabupaten Kotawaringin Barat kini berfokus untuk
menyiapkan kawasan-kawasan industri di luar konsep KEK
yang dinaungi oleh Dewan Nasional Kawasan Ekonomi
Khusus. Pada RTRW tersebut, dijelaskan bahwa salah satu
kawasan yang akan dikembangkan di Kotawaringin Barat
adalah kawasan peruntukan industri, yang terdiri dari
kawasan industri kecil dan menengah (IKM) dan kawasan
industri. Kawasan Industri yang kini tengah digarap oleh
Kabupaten Kotawaringin barat adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Industri Tanjung Kalap
- Lahan seluas 4000 hektar telah dialokasikan oleh
Pemerintah Kabupaten sebagai Kawasan Industri
Terpadu. Kawasan ini akan menyediakan fungsi
utama kawasan pelabuhan dan pergudangan yang
terintegrasi dengan kawasan industri menengah,
perdagangan, jasa, wisata, serta kawasan
pemukiman.
- Saat ini, sebagian wilayah KIT Tanjung Kalap terlah
beroperasi dan digunakan beberapa perusahaan
(industri kelapa sawit dan pulp) untuk kegiatan
pengiriman barang melalui pelabuhan, bongkar
muat barang, serta penyimpanan barang pada
tangki timbun CPO.
2. Kawasan Industri Natai Peramuan
3. Kawasan Industri Tempenek
4. Kawasan Ekonomi Khusus di Sebuai, Kecamatan
Kumai.
Selain kawasan-kasawan industri ini, Kotawaringin Barat
juga berencana untuk membangun bandar udara
internasional baru dan pelabuhan laut dalam. Adapun
pemerintah juga mengalokasikan lahan seluas 2.500
hektar untuk bandar udara baru, dan seluas 2.228 hektar
untuk pelabuhan laut dalam (773 hektar di Desa Sebuai
dan 1.455 hektar di Tanjung Pandan).
55LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201954 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN06
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan Februari 2019
sebesar 3,33% meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah pada Maret 2019 membaik dibandingkan periode yang
sama tahun 2018.
Pada bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin Kalimantan Tengah adalah sebanyak 134.594
jiwa, atau 4,98% dari jumlah penduduk Kalimantan Tengah.
KETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN06
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan Februari 2019
sebesar 3,33% meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah pada Maret 2019 membaik dibandingkan periode yang
sama tahun 2018.
Pada bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin Kalimantan Tengah adalah sebanyak 134.594
jiwa, atau 4,98% dari jumlah penduduk Kalimantan Tengah.
6.1 KetenagakerjaanData terbaru pada bulan Februari 2019 menunjukkan
terjadi penunurunan kondisi ketenagakerjaan
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kondisi ketenagakerjaan yang menurun ini ditandai
dengan meningkatnya jumlah penduduk yang
menganggur, dari 44 ribu jiwa pada Februari 2018,
menjadi 47 ribu jiwa pada Februari 2019. Hal ini juga diikuti
dengan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Februari 2019 yang meningkat menjadi 3,33%, dari
3,18% pada Februari 2018, serta angka Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) yang menurun menjadi 72,23%
pada Februari 2019, dari sebesar 72,97% pada Agustus
2018 (Tabel 6.1).
Sejalan dengan penurunan kondisi ketenagakerjaan,
pada triwulan II 2019 hasil Survei Konsumen (SK)
Bank Indonesia menunjukkan pelemahan kondisi
ketenagakerjaan. Indeks ketersediaan lapangan kerja SK
Bank Indonesia pada triwulan II 2019 berada pada angka
106,25, melemah dibandingkan triwulan sebelumnya
yang sebesar 109,50. Meskipun demikian, angka ini masih
menunjukkan optimisme ketenagakerjaan yang cukup
baik terhadap perekonomian Kalimantan Tengah.
Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB
2018
ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)
GROWTH ANGKATAN KERJA (%)
SERAPAN TENAGA KERJA (RIBU JIWA)
GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA (%)
1.397.187
1,93
1.352.803
1,88
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
FEB AGS
2017
1.370.766
6,60
1.327.871
7,20
1.276.669
(2,65)
1.222.707
(2,04)
FEB AGS
2016
1.285.916
(0,17)
1.238.677
(0,72)
1.311.427
3,06
1.248.189
2,76
AGS
1.355.400
6,17
1.301.000
6,40
FEB
1.416.200
1,36
1.369.000
1,20
2019
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama
STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB
2018
PENDUDUK USIA KERJA (RIBU JIWA)
ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)
BEKERJA (RIBU JIWA)
PENGANGGURAN (RIBU JIWA)
BUKAN ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) (%)
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%)
BEKERJA TIDAK PENUH (RIBU JIWA)
SETENGAH MENGANGGUR (RIBU JIWA)
PARUH WAKTU (RIBU JIWA)
1.915
1.397
1.353
44
518
72,97
3,18
422
99
323
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
FEB AGS
2017
1.862
1.371
1.328
43
491
73,64
3,13
403
116
287
1.885
1.277
1.223
54
608
67,74
4,23
376
112
264
FEB AGS
2016
1.812
1.286
1.239
47
526
70,97
3,67
378
130
248
1.839
1.311
1.248
63
528
71,30
4,82
394
112
282
AGS
1.935
1.355
1.301
54
580
70,03
4,01
400
94
306
FEB
1.961
1.416
1.369
47
544
72,23
3,33
367
92
275
2019
6.1.1 Partisipasi Angkatan KerjaTingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Ka l imantan Tengah pada Februar i 2019
menunjukkan penurunan dibandingkan periode
yang sama pada tahun 2018. Angka TPAK Kalimantan
Tengah pada Februari tercatat sebesar 72,23%, yang
menurun dari angka pada Februari 2018 yang tercatat
sebesar 72,29%. Sejalan dengan penurunan tingkat
partisipasi angkatan kerja, pertumbuhan angkatan kerja
pada Februari 2019 sebesar 1,36% (yoy) juga melambat
dibandingkan Februari 2018 yang tercatat sebesar 1,93%
(yoy). Pertumbuhan serapan tenaga kerja pun menurun
pada Februari 2019, menjadi sebesar 1,20% (yoy) dari
sebesar 1,88% (yoy) pada Februari 2018 (Tabel 6.2).
Hasil Liaison Bank Indonesia pada triwulan II 2019
menunjukkan adanya perbaikan ketersediaan
lapangan pekerjaan, namun belum begitu signifikan.
Angka Likert Scale penggunaan tenaga kerja pada triwulan
II 2019 tercatat sebesar 0,00, membaik dibandingkan
triwulan I 2019 yang terkontraksi pada angka -0,64 (Grafik
6.2). Angka likert scale sebesar 0,00 menunjukkan kondisi
penggunaan tenaga kerja yang relatif normal, namun lebih
baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami
pelemahan.
Sektor pertanian masih menjadi sektor penyerap
tenaga kerja tertinggi di Kalimantan Tengah. Hingga
Februari 2019, total tenaga kerja yang bekerja pada sektor
pertanian mencapai 454.234 orang atau sebesar 33,18%
dari total tenaga kerja di Kalimantan Tengah. Kemudian,
sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar kedua dan
ketiga adalah sektor jasa dan perdagangan dengan pangsa
masing-masing 28,31% dan 16,86% (Tabel 6.3).
Tingginya tingkat serapan tenaga kerja pada lapangan
usaha perdagangan dan pertanian masih tercermin pada
capaian pertumbuhan kedua sektor tersebut pada triwulan
II 2019 yang masing-masing sebesar 6,26% (yoy), dan
Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral
SEKTORAGS
2018
PERTANIAN
INDUSTRI
PERDAGANGAN
PERTAMBANGAN
JASA
LAINNYA
TOTAL
521.915
66.288
228.896
102.408
249.729
183.577
1.352.812
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
FEB AGS
2017
554.126
51.466
250.492
83.405
244.187
144.195
1.327.871
490,428
53,310
240,384
77,520
218,375
142,690
1,222,707
FEB AGS
2016
506.976
57.255
247.881
78.010
216.835
132.170
1.239.127
451.873
62.230
247.390
128.708
216.664
141.324
1.248.189
SHARE
FEB 2019
33,18%
5,34%
16,86%
7,01%
28,31%
9,30%
100,00%
FEB
499.194
71.945
230.797
81.703
280.626
136.735
1.301.000
454.234
73.105
230.813
95.967
387.564
127.317
1.369.000
FEB
2018
Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
SUMBER : BPS, DIOLAH
(4,00)
(2,00)
-
2,00
4,00
6,00
8,00
GROWTH ANGKATAN KERJA GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA
FEB AGS
2013
FEB AGS
2014
FEB AGS
2015
FEB AGS
2016
FEB AGS
2017
FEB
2018
AGS FEB
2019
Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason Bank Indonesia
SUMBER : LIASON BANK INDONESIA, DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah Secara Spasial
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
KOTA KOTADESA KOTA+DESA DESA KOTA+DESA
ANGKA KEMISKINAN
2013 2014 2015 2016 2017
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
2018
MAR SEP MAR
2019
Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dan Kondisi Usaha Survei Konsumen Bank Indonesia
SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH
0,00
40,00
80,00
120,00
160,00
200,00
KEGIATAN USAHA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
7,93%(yoy). Serapan tenaga kerja yang tinggi di sektor
jasa juga sejalan dengan pertumbuhan sektor jasa pada
triwulan II 2019 yang cukup tinggi pula.
Pada Februari 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) Kalimantan Tengah mengalami peningkatan.
Tingkat pengangguran pada Februari 2019 tercatat
meningkat menjadi sebesar 3,33%, dari sebesar 3,18%
pada Februari 2018. Jumlah pengangguran juga meningkat
pada Februari 2019, menjadi sebesar 47 ribu jiwa, dari
sebelumnya sebesar 44 ribu jiwa pada Februari 2018.
6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka
59LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201958 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
6.1 KetenagakerjaanData terbaru pada bulan Februari 2019 menunjukkan
terjadi penunurunan kondisi ketenagakerjaan
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kondisi ketenagakerjaan yang menurun ini ditandai
dengan meningkatnya jumlah penduduk yang
menganggur, dari 44 ribu jiwa pada Februari 2018,
menjadi 47 ribu jiwa pada Februari 2019. Hal ini juga diikuti
dengan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Februari 2019 yang meningkat menjadi 3,33%, dari
3,18% pada Februari 2018, serta angka Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) yang menurun menjadi 72,23%
pada Februari 2019, dari sebesar 72,97% pada Agustus
2018 (Tabel 6.1).
Sejalan dengan penurunan kondisi ketenagakerjaan,
pada triwulan II 2019 hasil Survei Konsumen (SK)
Bank Indonesia menunjukkan pelemahan kondisi
ketenagakerjaan. Indeks ketersediaan lapangan kerja SK
Bank Indonesia pada triwulan II 2019 berada pada angka
106,25, melemah dibandingkan triwulan sebelumnya
yang sebesar 109,50. Meskipun demikian, angka ini masih
menunjukkan optimisme ketenagakerjaan yang cukup
baik terhadap perekonomian Kalimantan Tengah.
Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB
2018
ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)
GROWTH ANGKATAN KERJA (%)
SERAPAN TENAGA KERJA (RIBU JIWA)
GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA (%)
1.397.187
1,93
1.352.803
1,88
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
FEB AGS
2017
1.370.766
6,60
1.327.871
7,20
1.276.669
(2,65)
1.222.707
(2,04)
FEB AGS
2016
1.285.916
(0,17)
1.238.677
(0,72)
1.311.427
3,06
1.248.189
2,76
AGS
1.355.400
6,17
1.301.000
6,40
FEB
1.416.200
1,36
1.369.000
1,20
2019
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama
STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB
2018
PENDUDUK USIA KERJA (RIBU JIWA)
ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)
BEKERJA (RIBU JIWA)
PENGANGGURAN (RIBU JIWA)
BUKAN ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) (%)
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%)
BEKERJA TIDAK PENUH (RIBU JIWA)
SETENGAH MENGANGGUR (RIBU JIWA)
PARUH WAKTU (RIBU JIWA)
1.915
1.397
1.353
44
518
72,97
3,18
422
99
323
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
FEB AGS
2017
1.862
1.371
1.328
43
491
73,64
3,13
403
116
287
1.885
1.277
1.223
54
608
67,74
4,23
376
112
264
FEB AGS
2016
1.812
1.286
1.239
47
526
70,97
3,67
378
130
248
1.839
1.311
1.248
63
528
71,30
4,82
394
112
282
AGS
1.935
1.355
1.301
54
580
70,03
4,01
400
94
306
FEB
1.961
1.416
1.369
47
544
72,23
3,33
367
92
275
2019
6.1.1 Partisipasi Angkatan KerjaTingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Ka l imantan Tengah pada Februar i 2019
menunjukkan penurunan dibandingkan periode
yang sama pada tahun 2018. Angka TPAK Kalimantan
Tengah pada Februari tercatat sebesar 72,23%, yang
menurun dari angka pada Februari 2018 yang tercatat
sebesar 72,29%. Sejalan dengan penurunan tingkat
partisipasi angkatan kerja, pertumbuhan angkatan kerja
pada Februari 2019 sebesar 1,36% (yoy) juga melambat
dibandingkan Februari 2018 yang tercatat sebesar 1,93%
(yoy). Pertumbuhan serapan tenaga kerja pun menurun
pada Februari 2019, menjadi sebesar 1,20% (yoy) dari
sebesar 1,88% (yoy) pada Februari 2018 (Tabel 6.2).
Hasil Liaison Bank Indonesia pada triwulan II 2019
menunjukkan adanya perbaikan ketersediaan
lapangan pekerjaan, namun belum begitu signifikan.
Angka Likert Scale penggunaan tenaga kerja pada triwulan
II 2019 tercatat sebesar 0,00, membaik dibandingkan
triwulan I 2019 yang terkontraksi pada angka -0,64 (Grafik
6.2). Angka likert scale sebesar 0,00 menunjukkan kondisi
penggunaan tenaga kerja yang relatif normal, namun lebih
baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami
pelemahan.
Sektor pertanian masih menjadi sektor penyerap
tenaga kerja tertinggi di Kalimantan Tengah. Hingga
Februari 2019, total tenaga kerja yang bekerja pada sektor
pertanian mencapai 454.234 orang atau sebesar 33,18%
dari total tenaga kerja di Kalimantan Tengah. Kemudian,
sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar kedua dan
ketiga adalah sektor jasa dan perdagangan dengan pangsa
masing-masing 28,31% dan 16,86% (Tabel 6.3).
Tingginya tingkat serapan tenaga kerja pada lapangan
usaha perdagangan dan pertanian masih tercermin pada
capaian pertumbuhan kedua sektor tersebut pada triwulan
II 2019 yang masing-masing sebesar 6,26% (yoy), dan
Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral
SEKTORAGS
2018
PERTANIAN
INDUSTRI
PERDAGANGAN
PERTAMBANGAN
JASA
LAINNYA
TOTAL
521.915
66.288
228.896
102.408
249.729
183.577
1.352.812
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
FEB AGS
2017
554.126
51.466
250.492
83.405
244.187
144.195
1.327.871
490,428
53,310
240,384
77,520
218,375
142,690
1,222,707
FEB AGS
2016
506.976
57.255
247.881
78.010
216.835
132.170
1.239.127
451.873
62.230
247.390
128.708
216.664
141.324
1.248.189
SHARE
FEB 2019
33,18%
5,34%
16,86%
7,01%
28,31%
9,30%
100,00%
FEB
499.194
71.945
230.797
81.703
280.626
136.735
1.301.000
454.234
73.105
230.813
95.967
387.564
127.317
1.369.000
FEB
2018
Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
SUMBER : BPS, DIOLAH
(4,00)
(2,00)
-
2,00
4,00
6,00
8,00
GROWTH ANGKATAN KERJA GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA
FEB AGS
2013
FEB AGS
2014
FEB AGS
2015
FEB AGS
2016
FEB AGS
2017
FEB
2018
AGS FEB
2019
Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason Bank Indonesia
SUMBER : LIASON BANK INDONESIA, DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah Secara Spasial
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
KOTA KOTADESA KOTA+DESA DESA KOTA+DESA
ANGKA KEMISKINAN
2013 2014 2015 2016 2017
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
2018
MAR SEP MAR
2019
Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dan Kondisi Usaha Survei Konsumen Bank Indonesia
SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH
0,00
40,00
80,00
120,00
160,00
200,00
KEGIATAN USAHA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
7,93%(yoy). Serapan tenaga kerja yang tinggi di sektor
jasa juga sejalan dengan pertumbuhan sektor jasa pada
triwulan II 2019 yang cukup tinggi pula.
Pada Februari 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) Kalimantan Tengah mengalami peningkatan.
Tingkat pengangguran pada Februari 2019 tercatat
meningkat menjadi sebesar 3,33%, dari sebesar 3,18%
pada Februari 2018. Jumlah pengangguran juga meningkat
pada Februari 2019, menjadi sebesar 47 ribu jiwa, dari
sebelumnya sebesar 44 ribu jiwa pada Februari 2018.
6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka
59LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201958 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Perlambatan ekonomi pada triwulan I 2019 menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan peningkatan angka TPT
pada Februari 2019. Namun, tingkat penggunaan tenaga
kerja berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia yang
menunjukkan mengalami perbaikan berpotensi menjadi
faktor pendorong berkurangnya TPT pada periode
mendatang. Indeks Kondisi Usaha pada triwulan II 2019
yang menunjukkan peningkatan juga menjadi sinyal
perbaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
kedepannya (Grafik 6.3).
6.2.1 KemiskinanBerdasarkan data terbaru pada bulan Maret 2019,
tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah membaik
dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.
Hingga bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin di
Kalimantan Tengah adalah sebanyak 134.594 jiwa, atau
sebanyak 4,98% dari jumlah penduduk Kalimantan
Tengah. Angka ini lebih baik dibandingkan bulan Maret
2018, di mana penduduk miskin tercatat sebanyak
136.928 jiwa atau 5,17% dari jumlah penduduk
Kalimantan Tengah. Membaiknya tingkat kemiskinan di
Kalimantan Tengah ini sejalan dengan membaiknya tingkat
kemiskinan di level nasional, dan sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan
II 2019. Disamping itu, meningkatnya Upah Minimum
Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 8,03% pada tahun
2019 juga turut menjadi faktor penyebab membaiknya
tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah.
Pada bulan Maret 2019, tingkat kemiskinan di
Kalimantan Tengah juga membaik secara spasial, di
mana jumlah penduduk miskin di perkotaan dan
pedesaan menurun. Jumlah penduduk miskin di
perkotaan dan pedesaan pada Maret 2019 turun
dibandingkan Maret 2018 sebanyak 581 jiwa, atau sebesar
-1,70% (yoy). Jumlah penduduk miskin di perkotaan pada
bulan Maret 2019 tercatat sebesar 4,47%, atau lebih baik
dari jumlah penduduk miskin di perkotaan pada bulan
Maret 2018 sebesar 4,70%. Di pedesaaan, jumlah
6.2 KESEJAHTERAAN
penduduk miskinnya juga turun dari sebesar 5,47% pada
bulan Maret 2018 menjadi 5,33% pada bulan Maret 2019.
Hingga Maret 2019, jumlah penduduk miskin di pedesaan
di Kalimantan Tengah adalah 63,92% dari total penduduk
miskin di Kalimantan Tengah, atau membaik dari angka
pada Maret 2018 sebesar 64,96% (Grafik 6.4).
Terjadi peningkatan garis kemiskinan di Kalimantan
Tengah pada Maret 2019. Pada bulan Maret 2019, garis
kemiskinan di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan
sebesar 5,97% (yoy) menjadi sebesar Rp438.284,00 per
kapita per bulan, dibandingkan dengan bulan Maret 2018
sebesar Rp413.529,00 per kapita per bulan. Garis
kemiskinan di perkotaan meningkat lebih tinggi
dibandingkan di pedesaan pada periode Maret 2019. Garis
kemiskinan di perkotaan meningkat sebesar 7,97% (yoy)
pada Maret 2019 menjadi sebesar Rp418.029,00 per
kapita per bulan. Sementara, garis kemiskinan di pedesaan
mengalami peningkatan sebesar 5,29% (yoy) pada Maret
2019 menjadi sebesar Rp449.184,00 per kapita per bulan.
Peningkatan garis kemiskinan bersamaan dengan
membaiknya tingkat kemiskinan pada Maret 2019, dan
menunjukkan terjadinya perbaikan kesejahteraan dan
pendapatan di Kalimantan Tengah dibandingkan periode
yang sama yang tahun sebelumnya.
Pada Maret 2019, kelompok komoditas makanan
merupakan kelompok yang memberikan sumbangan
terbesar pada garis kemiskinan. Kelompok komoditas
makanan pada perkotaan dan pedesaan masing-masing
menyumbangkan porsi yang besar terhadap garis
kemiskinan pada Maret 2019, masing-masing sebesar
75,88% dan 80,91%. Komoditas beras menjadi
komoditas penyumbang garis kemiskinan di perkotaan
dan pedesaan pada Maret 2019, masing-masing sebesar
20,67% dan 23,65%. Untuk kelompok komoditas bukan
makanan, perumahan menjadi komoditas penyumbang
garis kemiskinan terbesar di perkotaan dan pedesaan pada
periode yang sama, masing-masing sebesar 7,25% dan
6,72% (Tabel 6.4).
Daftar Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
MAKANAN
BERAS
ROKOK KRETEK FILTER
DAGING AYAM RAS
TELUR AYAM RAS
GULA PASIR
MIE INSTAN
KUE BASAH
KOPI BUBUK (SACHET)
BAWANG MERAH
SUSU KENTAL MANIS
LAINNYA
BUKAN MAKANAN
PERUMAHAN
BENSIN
LISTRIK
PENDIDIKAN
PERLENGKAPAN MANDI
LAINNYA
75,88
20,67
13,62
6,13
5,08
3,34
3,24
2,89
1,75
1,61
1,61
15,96
24,12
7,25
4,23
3,52
1,62
1,10
6,41
MAKANAN
BERAS
ROKOK KRETEK FILTER
TELUR AYAM RAS
GULA PASIR
DAGING AYAM RAS
MIE INSTAN
KUE BASAH
KOPI BUBUK (SACHET)
BAWANG MERAH
SUSU KENTAL MANIS
LAINNYA
BUKAN MAKANAN
PERUMAHAN
BENSIN
LISTRIK
PERLENGKAPAN MANDI
PENDIDIKAN
LAINNYA
80,91
23,65
16,86
4,27
3,99
3,98
3,87
2,80
2,08
1,85
1,37
16,19
19,09
6,72
3,60
1,88
0,95
0,94
5,00
KOMODITI % KOMODITI %
PERKOTAAN PERDESAAN
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Tabel 6.4
Angka indeks penghasilan survei konsumen Bank
Indonesia masih terpantau kuat. Indeks penghasilan
survei konsumen Bank Indonesia, yang merupakan salah
satu indikator dalam mengukur kondisi kesejahteraan,
pada triwulan II 2019 tercatat kuat pada angka 113,00.
Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank Indonesia
SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Indeks Kedalaman Kemiskinan di perkotaan dan
pedesaan pada Maret 2019 menurun bersamaan
dengan membaiknya tingkat kemiskinan secara
umum. Indeks kedalaman kemiskinan di perkotaan dan
pedesaan Kalimantan Tengah turun menjadi 0,70
dibandingkan dengan periode yang sama di tahun
sebelumnya sebesar 0,80. Indeks kedalaman kemiskinan
yang turun mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran
penduduk miskin di Kalimantan Tengah mulai mendekati
angka garis kemiskinan (Grafik 6.6).
Sejalan dengan hal tersebut, Indeks Keparahan
Kemiskinan pada Maret 2019 juga mengalami
penurunan. Kalimantan Tengah mencatatkan Indeks
keparahan kemiskinan di perkotaan dan pedesaan pada
Maret 2019 sebesar 0,14, lebih rendah dari angka pada
periode yang sama di tahun 2018 sebesar 0,21. Hal ini
semakin mengindikasikan terjadinya perbaikan
kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah seiring
dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik pada
triwulan II 2019 (Grafik 6.7).
6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
Grafik 6.7 Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
2013 2014 2015 2016 2017
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
KOTA + DESA
INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN
2018
MAR SEP MAR
2019
0,000
0,050
0,100
0,150
0,200
0,250
0,300
0,350
Grafik 6.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
2013 2014 2015 2016 2017
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
KOTA + DESA
INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN
2018
MAR SEP MAR
2019
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
Angka ini lebih baik dibandingkan indeks penghasilan pada
triwulan II tahun 2018 yang tercatat sebesar 112,33, atau
meningkat sebesar 0,59% (yoy). Terjadinya peningkatan
indeks tersebut menunjukkan mulai membaiknya
optimisme masyarakat terhadap perbaikan pendapatan di
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019. Hal ini dapat
menjadi faktor pendorong membaiknya tingkat kemiskinan
Kalimantan Tengah pada rilis tingkat kemiskinan periode
September 2019 mendatang (Grafik 6.5).
61LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201960 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Perlambatan ekonomi pada triwulan I 2019 menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan peningkatan angka TPT
pada Februari 2019. Namun, tingkat penggunaan tenaga
kerja berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia yang
menunjukkan mengalami perbaikan berpotensi menjadi
faktor pendorong berkurangnya TPT pada periode
mendatang. Indeks Kondisi Usaha pada triwulan II 2019
yang menunjukkan peningkatan juga menjadi sinyal
perbaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
kedepannya (Grafik 6.3).
6.2.1 KemiskinanBerdasarkan data terbaru pada bulan Maret 2019,
tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah membaik
dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.
Hingga bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin di
Kalimantan Tengah adalah sebanyak 134.594 jiwa, atau
sebanyak 4,98% dari jumlah penduduk Kalimantan
Tengah. Angka ini lebih baik dibandingkan bulan Maret
2018, di mana penduduk miskin tercatat sebanyak
136.928 jiwa atau 5,17% dari jumlah penduduk
Kalimantan Tengah. Membaiknya tingkat kemiskinan di
Kalimantan Tengah ini sejalan dengan membaiknya tingkat
kemiskinan di level nasional, dan sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan
II 2019. Disamping itu, meningkatnya Upah Minimum
Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 8,03% pada tahun
2019 juga turut menjadi faktor penyebab membaiknya
tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah.
Pada bulan Maret 2019, tingkat kemiskinan di
Kalimantan Tengah juga membaik secara spasial, di
mana jumlah penduduk miskin di perkotaan dan
pedesaan menurun. Jumlah penduduk miskin di
perkotaan dan pedesaan pada Maret 2019 turun
dibandingkan Maret 2018 sebanyak 581 jiwa, atau sebesar
-1,70% (yoy). Jumlah penduduk miskin di perkotaan pada
bulan Maret 2019 tercatat sebesar 4,47%, atau lebih baik
dari jumlah penduduk miskin di perkotaan pada bulan
Maret 2018 sebesar 4,70%. Di pedesaaan, jumlah
6.2 KESEJAHTERAAN
penduduk miskinnya juga turun dari sebesar 5,47% pada
bulan Maret 2018 menjadi 5,33% pada bulan Maret 2019.
Hingga Maret 2019, jumlah penduduk miskin di pedesaan
di Kalimantan Tengah adalah 63,92% dari total penduduk
miskin di Kalimantan Tengah, atau membaik dari angka
pada Maret 2018 sebesar 64,96% (Grafik 6.4).
Terjadi peningkatan garis kemiskinan di Kalimantan
Tengah pada Maret 2019. Pada bulan Maret 2019, garis
kemiskinan di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan
sebesar 5,97% (yoy) menjadi sebesar Rp438.284,00 per
kapita per bulan, dibandingkan dengan bulan Maret 2018
sebesar Rp413.529,00 per kapita per bulan. Garis
kemiskinan di perkotaan meningkat lebih tinggi
dibandingkan di pedesaan pada periode Maret 2019. Garis
kemiskinan di perkotaan meningkat sebesar 7,97% (yoy)
pada Maret 2019 menjadi sebesar Rp418.029,00 per
kapita per bulan. Sementara, garis kemiskinan di pedesaan
mengalami peningkatan sebesar 5,29% (yoy) pada Maret
2019 menjadi sebesar Rp449.184,00 per kapita per bulan.
Peningkatan garis kemiskinan bersamaan dengan
membaiknya tingkat kemiskinan pada Maret 2019, dan
menunjukkan terjadinya perbaikan kesejahteraan dan
pendapatan di Kalimantan Tengah dibandingkan periode
yang sama yang tahun sebelumnya.
Pada Maret 2019, kelompok komoditas makanan
merupakan kelompok yang memberikan sumbangan
terbesar pada garis kemiskinan. Kelompok komoditas
makanan pada perkotaan dan pedesaan masing-masing
menyumbangkan porsi yang besar terhadap garis
kemiskinan pada Maret 2019, masing-masing sebesar
75,88% dan 80,91%. Komoditas beras menjadi
komoditas penyumbang garis kemiskinan di perkotaan
dan pedesaan pada Maret 2019, masing-masing sebesar
20,67% dan 23,65%. Untuk kelompok komoditas bukan
makanan, perumahan menjadi komoditas penyumbang
garis kemiskinan terbesar di perkotaan dan pedesaan pada
periode yang sama, masing-masing sebesar 7,25% dan
6,72% (Tabel 6.4).
Daftar Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
MAKANAN
BERAS
ROKOK KRETEK FILTER
DAGING AYAM RAS
TELUR AYAM RAS
GULA PASIR
MIE INSTAN
KUE BASAH
KOPI BUBUK (SACHET)
BAWANG MERAH
SUSU KENTAL MANIS
LAINNYA
BUKAN MAKANAN
PERUMAHAN
BENSIN
LISTRIK
PENDIDIKAN
PERLENGKAPAN MANDI
LAINNYA
75,88
20,67
13,62
6,13
5,08
3,34
3,24
2,89
1,75
1,61
1,61
15,96
24,12
7,25
4,23
3,52
1,62
1,10
6,41
MAKANAN
BERAS
ROKOK KRETEK FILTER
TELUR AYAM RAS
GULA PASIR
DAGING AYAM RAS
MIE INSTAN
KUE BASAH
KOPI BUBUK (SACHET)
BAWANG MERAH
SUSU KENTAL MANIS
LAINNYA
BUKAN MAKANAN
PERUMAHAN
BENSIN
LISTRIK
PERLENGKAPAN MANDI
PENDIDIKAN
LAINNYA
80,91
23,65
16,86
4,27
3,99
3,98
3,87
2,80
2,08
1,85
1,37
16,19
19,09
6,72
3,60
1,88
0,95
0,94
5,00
KOMODITI % KOMODITI %
PERKOTAAN PERDESAAN
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Tabel 6.4
Angka indeks penghasilan survei konsumen Bank
Indonesia masih terpantau kuat. Indeks penghasilan
survei konsumen Bank Indonesia, yang merupakan salah
satu indikator dalam mengukur kondisi kesejahteraan,
pada triwulan II 2019 tercatat kuat pada angka 113,00.
Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank Indonesia
SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Indeks Kedalaman Kemiskinan di perkotaan dan
pedesaan pada Maret 2019 menurun bersamaan
dengan membaiknya tingkat kemiskinan secara
umum. Indeks kedalaman kemiskinan di perkotaan dan
pedesaan Kalimantan Tengah turun menjadi 0,70
dibandingkan dengan periode yang sama di tahun
sebelumnya sebesar 0,80. Indeks kedalaman kemiskinan
yang turun mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran
penduduk miskin di Kalimantan Tengah mulai mendekati
angka garis kemiskinan (Grafik 6.6).
Sejalan dengan hal tersebut, Indeks Keparahan
Kemiskinan pada Maret 2019 juga mengalami
penurunan. Kalimantan Tengah mencatatkan Indeks
keparahan kemiskinan di perkotaan dan pedesaan pada
Maret 2019 sebesar 0,14, lebih rendah dari angka pada
periode yang sama di tahun 2018 sebesar 0,21. Hal ini
semakin mengindikasikan terjadinya perbaikan
kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah seiring
dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik pada
triwulan II 2019 (Grafik 6.7).
6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
Grafik 6.7 Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
2013 2014 2015 2016 2017
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
KOTA + DESA
INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN
2018
MAR SEP MAR
2019
0,000
0,050
0,100
0,150
0,200
0,250
0,300
0,350
Grafik 6.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
2013 2014 2015 2016 2017
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
KOTA + DESA
INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN
2018
MAR SEP MAR
2019
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
Angka ini lebih baik dibandingkan indeks penghasilan pada
triwulan II tahun 2018 yang tercatat sebesar 112,33, atau
meningkat sebesar 0,59% (yoy). Terjadinya peningkatan
indeks tersebut menunjukkan mulai membaiknya
optimisme masyarakat terhadap perbaikan pendapatan di
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019. Hal ini dapat
menjadi faktor pendorong membaiknya tingkat kemiskinan
Kalimantan Tengah pada rilis tingkat kemiskinan periode
September 2019 mendatang (Grafik 6.5).
61LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201960 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
6.2.3 Daya Beli Masyarakat
Daya beli masyarakat Kalimantan Tengah terpantau
mengalami peningkatan pada triwulan II 2019.
Peningkatan ini tercermin dari tumbuhnya konsumsi
rumah tangga (RT) dalam komponen PDRB secara tahunan
pada triwulan II 2019. Konsumsi RT tercatat tumbuh
sebesar 4,92% (yoy), lebih baik dibandingkan
pertumbuhan konsumsi RT pada triwulan I 2019 yang
tercatat sebesar 3,69% (yoy). Meningkatnya konsumsi
masyarakat ini sejalan dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan
II, dan dampak pola historis pada momen HBKN.
Daya beli masyarakat yang tumbuh di Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 tercermin dari kuatnya
hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia. Indeks
Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) pada triwulan II 2019
tercatat tetap kuat di angka 111,33. Hal ini juga
terkonfirmasi dari kuatnya nilai komponen IKE pada
triwulan ini, yaitu kondisi penghasilan, pembelian barang
tahan lama, dan ketersediaan lapangan kerja, yang
masing-masing berada pada angka 113,00; 121,17; dan
104,33 (Grafik 6.8).
Sejalan dengan kuatnya kondisi ekonomi
masyarakat saat ini, ekspektasi masyarakat selama
enam bulan kedepan juga kuat. Hal ini tercermin dari
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berasal dari hasil
Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia, di mana pada
triwulan II, IEK Kalimantan Tengah tercatat sebesar 123,44.
Komponen-komponen penyusun IEK, yang terdiri dari
Grafik 6.9 Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
IEK KONDISI PENGHASILAN KONDISI EKONOMI KETERSEDIAAN LAP. KERJA 6 BLN Y.A.D
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 6.8 Indeks Kondisi Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
IKE PENGHASILAN PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAP. KERJA
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
kondisi penghasilan, kondisi ekonomi, dan ketersediaan
lapangan pekerjaan 6 bulan yang akan datang juga kuat,
masing-masing sebesar 129,00; 125,25; dan 124,50
(Grafik 6.9).
Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah pada
Triwulan I I 2019 mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya. NTP gabungan
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat sebesar
96,54, atau meningkat dibandingkan NTP gabungan pada
triwulan I 2019 sebesar 95,45. Peningkatan NTP ini juga
seiring dengan peningkatan indeks dibayar petani (IB) yang
pada triwulan II meningkat menjadi 133,27 dari sebesar
131,73 pada triwulan I 2019 (Grafik 6.10).
Meningkatnya NTP Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019 ini didorong oleh peningkatan pada
NTP subsektor perkebunan. Seluruh subsektor NTP,
kecuali subsektor tanaman pangan, mengalami
peningkatan pada triwulan II 2019. Subsektor perkebunan
mengalami peningkatan yang tertinggi dibandingkan
subsektor lainnya pada triwulan II 2019, menjadi sebesar
89,55 dari sebesar 86,46 pada triwulan I 2019, atau terjadi
peningkatan sebesar 3,58% (qtq). Subsektor lainnya yang
mengalami peningkatan, yaitu subsektor hortikultura,
peternakan, dan perikanan, masing-masing tumbuh
sebesar 0,98% (qtq), 0,26% (qtq), dan 1,11% (qtq) (Grafik
6.11).
6.2.4 Nilai Tukar Petani
Grafik 6.11 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
110,00
115,00
I II
2019
Grafik 6.10 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
0
20
40
60
80
100
120
140
160
INDEKS DIBAYAR PETANI (IB) NTP
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
63LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201962 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
6.2.3 Daya Beli Masyarakat
Daya beli masyarakat Kalimantan Tengah terpantau
mengalami peningkatan pada triwulan II 2019.
Peningkatan ini tercermin dari tumbuhnya konsumsi
rumah tangga (RT) dalam komponen PDRB secara tahunan
pada triwulan II 2019. Konsumsi RT tercatat tumbuh
sebesar 4,92% (yoy), lebih baik dibandingkan
pertumbuhan konsumsi RT pada triwulan I 2019 yang
tercatat sebesar 3,69% (yoy). Meningkatnya konsumsi
masyarakat ini sejalan dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan
II, dan dampak pola historis pada momen HBKN.
Daya beli masyarakat yang tumbuh di Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019 tercermin dari kuatnya
hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia. Indeks
Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) pada triwulan II 2019
tercatat tetap kuat di angka 111,33. Hal ini juga
terkonfirmasi dari kuatnya nilai komponen IKE pada
triwulan ini, yaitu kondisi penghasilan, pembelian barang
tahan lama, dan ketersediaan lapangan kerja, yang
masing-masing berada pada angka 113,00; 121,17; dan
104,33 (Grafik 6.8).
Sejalan dengan kuatnya kondisi ekonomi
masyarakat saat ini, ekspektasi masyarakat selama
enam bulan kedepan juga kuat. Hal ini tercermin dari
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berasal dari hasil
Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia, di mana pada
triwulan II, IEK Kalimantan Tengah tercatat sebesar 123,44.
Komponen-komponen penyusun IEK, yang terdiri dari
Grafik 6.9 Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
IEK KONDISI PENGHASILAN KONDISI EKONOMI KETERSEDIAAN LAP. KERJA 6 BLN Y.A.D
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
Grafik 6.8 Indeks Kondisi Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
IKE PENGHASILAN PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAP. KERJA
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
kondisi penghasilan, kondisi ekonomi, dan ketersediaan
lapangan pekerjaan 6 bulan yang akan datang juga kuat,
masing-masing sebesar 129,00; 125,25; dan 124,50
(Grafik 6.9).
Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah pada
Triwulan I I 2019 mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya. NTP gabungan
Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat sebesar
96,54, atau meningkat dibandingkan NTP gabungan pada
triwulan I 2019 sebesar 95,45. Peningkatan NTP ini juga
seiring dengan peningkatan indeks dibayar petani (IB) yang
pada triwulan II meningkat menjadi 133,27 dari sebesar
131,73 pada triwulan I 2019 (Grafik 6.10).
Meningkatnya NTP Kalimantan Tengah pada
triwulan II 2019 ini didorong oleh peningkatan pada
NTP subsektor perkebunan. Seluruh subsektor NTP,
kecuali subsektor tanaman pangan, mengalami
peningkatan pada triwulan II 2019. Subsektor perkebunan
mengalami peningkatan yang tertinggi dibandingkan
subsektor lainnya pada triwulan II 2019, menjadi sebesar
89,55 dari sebesar 86,46 pada triwulan I 2019, atau terjadi
peningkatan sebesar 3,58% (qtq). Subsektor lainnya yang
mengalami peningkatan, yaitu subsektor hortikultura,
peternakan, dan perikanan, masing-masing tumbuh
sebesar 0,98% (qtq), 0,26% (qtq), dan 1,11% (qtq) (Grafik
6.11).
6.2.4 Nilai Tukar Petani
Grafik 6.11 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
110,00
115,00
I II
2019
Grafik 6.10 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
0
20
40
60
80
100
120
140
160
INDEKS DIBAYAR PETANI (IB) NTP
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2019
63LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201962 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
PROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH07
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan akan berada pada
kisaran 6,46% - 6,86% (yoy).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 akan didorong
oleh konsumsi rumah tangga, dan ekspor. Sementara dari sisi penawaran, membaiknya kinerja
lapangan usaha pertambangan pasca mengalami tekanan pada tahun 2018, dan kinerja lapangan
usaha pertanian dan perdagangan yang tetap kuat akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan.
PROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH07
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan akan berada pada
kisaran 6,46% - 6,86% (yoy).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 akan didorong
oleh konsumsi rumah tangga, dan ekspor. Sementara dari sisi penawaran, membaiknya kinerja
lapangan usaha pertambangan pasca mengalami tekanan pada tahun 2018, dan kinerja lapangan
usaha pertanian dan perdagangan yang tetap kuat akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan.
7.1
Ketegangan hubungan dagang yang berlanjut terus
menekan volume perdagangan dunia, dan
memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Perekonomian AS diprakirakan tumbuh melambat akibat
ekspor yang menurun sebagai dampak ketegangan
hubungan dagang, stimulus fiskal yang terbatas, serta
keyakinan pelaku ekonomi yang belum kuat (Tabel 7.1).
Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa juga melambat
dipengaruhi penurunan kinerja ekspor, dan permasalahan
struktural terkait aging population, yang kemudian
berpengaruh pada permintaan domestik. Kinerja ekspor
yang menurun, serta permintaan domestik yang melambat
juga terjadi di Tiongkok dan India. Sejumlah bank sentral di
negara maju dan berkembang merespons dinamika
ekonomi yang bergejolak dengan menempuh kebijakan
moneter yang lebih longgar, termasuk bank sentral AS
yang diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan
moneter. Respons kebijakan tersebut mengurangi
ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong
aliran masuk modal asing ke negara berkembang.
Perlambatan ekonomi global berpengaruh pada
penurunan volume perdagangan dan harga
komoditas global, termasuk harga minyak. Indikator
perdagangan mengindikasikan perlambatan World Trade
Volume (WTV) terus berlanjut pada triwulan II 2019. Hal
tersebut terkonfirmasi dari World Trade Outlook (WTO)
dan PMI manufaktur berbagai negara yang menurun.
Kendati terjadi peralihan hubungan mitra dagang (trade
diversion) di dunia akibat eskalasi ketegangan hubungan
dagang AS-Tiongkok, namun penurunan ekspor global
tetap terjadi. Beberapa negara yang memiliki kemiripan
komoditas ekspor dengan Tiongkok, seperti Vietnam,
Taiwan, India, dan Korea Selatan terindikasi mendapatkan
positif dari perang dagang, dengan peran baru mereka
dalam menyuplai komoditas-komoditas yang sebelumnya
disuplai oleh Tiongkok ke AS. Namun, nilai peningkatan
ekspor dari shifting supply chain tersebut tidak sebesar
PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA DAN NASIONAL
penurunan ekspor Tiongkok pada kelompok komoditas
yang sama. Ekspor negara-negara tersebut ke AS masih
lebih kecil dibandingkan dengan ekspor Tiongkok ke AS.
Harga minyak kembali berada dalam tren menurun.
Pada pertengahan Juni 2019, harga minyak sempat
menyentuh level USD61,17 per barel. Penurunan harga
minyak dipengaruhi oleh sentimen pasar yang negatif
terkait ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang
berlanjut dan pelemahan ekonomi global. Sementara itu,
kondisi permintaan dan penawaran minyak global tidak
banyak mengalami perubahan. Penurunan pasokan
minyak global akibat perpanjangan oil cuts negara-negara
OPEC+ diimbangi dengan penurunan permintaan dunia
seiring pelemahan ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan tetap
kuat. Konsumsi diprakirakan tetap baik didukung
keyakinan konsumen yang tetap terjaga, dan investasi
bangunan yang juga tetap tumbuh stabil. Sementara itu
ekspor diprakirakan melemah dipengaruhi terbatasnya
permintaan dunia dan turunnya harga komoditas akibat
berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok.
Kedepan, upaya untuk mendorong permintaan domestik,
termasuk investasi perlu ditingkatkan untuk memitigasi
dampak negatif perlambatan ekonomi dunia. Secara
keseluruhan, Bank Indonesia memprakirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 akan berada
pada kisaran 5,00-5,40%, dengan kecenderungan bias
bawah dari kisarannya. Bank Indonesia akan menempuh
bauran kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait
untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
SUMBER : WORLD ECONOMIC OUTLOOK, IMF APRIL 2019
Tabel 7. 1 Perkembangan Ekonomi Dunia
KATEGORI
DUNIA
AMERIKA SERIKAT
EROPA
JEPANG
TIONGKOK
INDIA
2018 2019
PROYEKSI
3..60
2.90
1.80
0.80
6.60
7.10
3.20
2.60
1.30
0.90
6.20
7.00
2020
3.50
1.90
1.60
0.40
6.00
7.20
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada
tahun 2019 diprakirakan mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berada
pada kisaran 6,46% - 6,86% (yoy). Dari sisi permintaan,
pertumbuhan konsumsi rumah tangga, dan ekspor
diprakirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019. Sementara
itu dari sisi penawaran, membaiknya kinerja lapangan
usaha pertambangan yang mengalami normalisasi pasca
mengalami tekanan pada tahun sebelumnya, dan tetap
kuatnya kinerja lapangan usaha pertanian dan
perdagangan diprakirakan menjadi faktor pendorong
utama pertumbuhan.
7.2 PROSPEK EKONOMI KALIMANTAN TENGAH
Konsumsi RT diprakirakan tetap kuat pada tahun
2019. Konsumsi RT akan didukung oleh perbaikan
pendapatan, dan meningkatnya keyakinan konsumsi
masyarakat. Perbaikan pendapatan akan didukung oleh
naiknya UMP Kalimantan Tengah pada tahun 2019 sebesar
8,43% (yoy). Di samping itu, pagu anggaran bantuan
sosial (bansos) di Provinsi Kalimantan Tengah yang
meningkat sebesar 63,09% (yoy) diprakirakan juga
memberikan dampak positif terhadap perbaikan
pendapatan masyarakat. Meningkatnya keyakinan
konsumsi masyarakat terindikasi dari Indeks Keyakinan
Konsumsi (IKK) hasil Survei Konsumen Bank Indonesia
yang tetap kuat pada nilai 118,32 pada tahun 2019 hingga
bulan Juni. Nilai IKK yang berada di atas 100 menunjukkan
konsumsi masyarakat yang masih berada pada level
optimis.
Konsumsi pemerintah diprakirakan akan tumbuh
lebih tinggi pada tahun 2019. Pagu anggaran belanja
Pemerintah Provinsi pada tahun 2019 tercatat sebesar
±Rp4,73 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2018
yang tercatat sebesar ±Rp3,98. Meningkatnya pagu
anggaran belanja Pemerintah Provinsi diprakirakan akan
memberikan dampak positif terhadap tumbuhnya
konsumsi pemerintah pada tahun 2019. Di samping itu,
7.2.1 Prospek Sisi Permintaan
penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Presiden pada
pertengahan tahun diprakirakan juga akan memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan.
Kinerja investasi diprakirakan meningkat, didukung
oleh sejumlah proyek infrastruktur pemerintah pada
tahun 2019. Proyek infrastruktur pemerintah yang telah
rampung seperti Bandara Tjilik Riwut, dan adanya
perluasan dermaga pelabuhan Bagendang di Sampit, dan
Bumiharjo di Pangkalan Bun yang masih berjalan
diprakirakan akan memberikan sentimen positif terhadap
aktivitas investasi di Kalimantan Tengah di tahun 2019.
Kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat pada tahun
2019. Membaiknya kinerja lapangan usaha pertambangan
batubara pada tahun 2019, dampak kembali normalnya
debit air hulu Sungai Barito diprakirakan menjadi faktor
yang mendorong ekspor luar negeri batubara Kalimantan
Tengah. Di samping itu, terdapatnya kebijakan B20 oleh
Pemerintah dalam campuran bahan bakar domestik,
diprakirakan akan mendorong ekspor antar daerah
komoditas CPO. Peran Kalimantan Tengah sebagai salah
satu sentra produksi CPO nasional diprakirakan akan
mendorong ekspor antar daerah CPO, untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku B20 di Sumatera dan Jawa.
Lapangan usaha pertanian diprakirakan tetap
tumbuh kuat pada tahun 2019. Meningkatnya produksi
TBS Kalimantan Tengah sebesar 27,03% (yoy) pada tahun
2018 diprakirakan masih dapat meningkat pada tahun
2019. Rata-rata umur tanam kelapa sawit di Provinsi
Kalimantan Tengah yang memasuki masa produktif akan
menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan .
Lapangan usaha industri pengolahan diprediksi
mengalami perlambatan pada tahun 2019. Harga CPO
global yang melemah pada tahun 2019 memberikan
pengaruh negatif terhadap pertumbuhan lapangan usaha
industri pengolahan di Kalimantan Tengah. Di samping itu,
terdapatnya black campaign Eropa terhadap produk
turunan kelapa sawit, dan masih tingginya ketidakpastian
7.2.2 Prospek Sisi Penawaran
Hasil liaison Bank Indonesia5.
5
67LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201966 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
7.1
Ketegangan hubungan dagang yang berlanjut terus
menekan volume perdagangan dunia, dan
memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Perekonomian AS diprakirakan tumbuh melambat akibat
ekspor yang menurun sebagai dampak ketegangan
hubungan dagang, stimulus fiskal yang terbatas, serta
keyakinan pelaku ekonomi yang belum kuat (Tabel 7.1).
Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa juga melambat
dipengaruhi penurunan kinerja ekspor, dan permasalahan
struktural terkait aging population, yang kemudian
berpengaruh pada permintaan domestik. Kinerja ekspor
yang menurun, serta permintaan domestik yang melambat
juga terjadi di Tiongkok dan India. Sejumlah bank sentral di
negara maju dan berkembang merespons dinamika
ekonomi yang bergejolak dengan menempuh kebijakan
moneter yang lebih longgar, termasuk bank sentral AS
yang diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan
moneter. Respons kebijakan tersebut mengurangi
ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong
aliran masuk modal asing ke negara berkembang.
Perlambatan ekonomi global berpengaruh pada
penurunan volume perdagangan dan harga
komoditas global, termasuk harga minyak. Indikator
perdagangan mengindikasikan perlambatan World Trade
Volume (WTV) terus berlanjut pada triwulan II 2019. Hal
tersebut terkonfirmasi dari World Trade Outlook (WTO)
dan PMI manufaktur berbagai negara yang menurun.
Kendati terjadi peralihan hubungan mitra dagang (trade
diversion) di dunia akibat eskalasi ketegangan hubungan
dagang AS-Tiongkok, namun penurunan ekspor global
tetap terjadi. Beberapa negara yang memiliki kemiripan
komoditas ekspor dengan Tiongkok, seperti Vietnam,
Taiwan, India, dan Korea Selatan terindikasi mendapatkan
positif dari perang dagang, dengan peran baru mereka
dalam menyuplai komoditas-komoditas yang sebelumnya
disuplai oleh Tiongkok ke AS. Namun, nilai peningkatan
ekspor dari shifting supply chain tersebut tidak sebesar
PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA DAN NASIONAL
penurunan ekspor Tiongkok pada kelompok komoditas
yang sama. Ekspor negara-negara tersebut ke AS masih
lebih kecil dibandingkan dengan ekspor Tiongkok ke AS.
Harga minyak kembali berada dalam tren menurun.
Pada pertengahan Juni 2019, harga minyak sempat
menyentuh level USD61,17 per barel. Penurunan harga
minyak dipengaruhi oleh sentimen pasar yang negatif
terkait ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang
berlanjut dan pelemahan ekonomi global. Sementara itu,
kondisi permintaan dan penawaran minyak global tidak
banyak mengalami perubahan. Penurunan pasokan
minyak global akibat perpanjangan oil cuts negara-negara
OPEC+ diimbangi dengan penurunan permintaan dunia
seiring pelemahan ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan tetap
kuat. Konsumsi diprakirakan tetap baik didukung
keyakinan konsumen yang tetap terjaga, dan investasi
bangunan yang juga tetap tumbuh stabil. Sementara itu
ekspor diprakirakan melemah dipengaruhi terbatasnya
permintaan dunia dan turunnya harga komoditas akibat
berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok.
Kedepan, upaya untuk mendorong permintaan domestik,
termasuk investasi perlu ditingkatkan untuk memitigasi
dampak negatif perlambatan ekonomi dunia. Secara
keseluruhan, Bank Indonesia memprakirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 akan berada
pada kisaran 5,00-5,40%, dengan kecenderungan bias
bawah dari kisarannya. Bank Indonesia akan menempuh
bauran kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait
untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
SUMBER : WORLD ECONOMIC OUTLOOK, IMF APRIL 2019
Tabel 7. 1 Perkembangan Ekonomi Dunia
KATEGORI
DUNIA
AMERIKA SERIKAT
EROPA
JEPANG
TIONGKOK
INDIA
2018 2019
PROYEKSI
3..60
2.90
1.80
0.80
6.60
7.10
3.20
2.60
1.30
0.90
6.20
7.00
2020
3.50
1.90
1.60
0.40
6.00
7.20
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada
tahun 2019 diprakirakan mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berada
pada kisaran 6,46% - 6,86% (yoy). Dari sisi permintaan,
pertumbuhan konsumsi rumah tangga, dan ekspor
diprakirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019. Sementara
itu dari sisi penawaran, membaiknya kinerja lapangan
usaha pertambangan yang mengalami normalisasi pasca
mengalami tekanan pada tahun sebelumnya, dan tetap
kuatnya kinerja lapangan usaha pertanian dan
perdagangan diprakirakan menjadi faktor pendorong
utama pertumbuhan.
7.2 PROSPEK EKONOMI KALIMANTAN TENGAH
Konsumsi RT diprakirakan tetap kuat pada tahun
2019. Konsumsi RT akan didukung oleh perbaikan
pendapatan, dan meningkatnya keyakinan konsumsi
masyarakat. Perbaikan pendapatan akan didukung oleh
naiknya UMP Kalimantan Tengah pada tahun 2019 sebesar
8,43% (yoy). Di samping itu, pagu anggaran bantuan
sosial (bansos) di Provinsi Kalimantan Tengah yang
meningkat sebesar 63,09% (yoy) diprakirakan juga
memberikan dampak positif terhadap perbaikan
pendapatan masyarakat. Meningkatnya keyakinan
konsumsi masyarakat terindikasi dari Indeks Keyakinan
Konsumsi (IKK) hasil Survei Konsumen Bank Indonesia
yang tetap kuat pada nilai 118,32 pada tahun 2019 hingga
bulan Juni. Nilai IKK yang berada di atas 100 menunjukkan
konsumsi masyarakat yang masih berada pada level
optimis.
Konsumsi pemerintah diprakirakan akan tumbuh
lebih tinggi pada tahun 2019. Pagu anggaran belanja
Pemerintah Provinsi pada tahun 2019 tercatat sebesar
±Rp4,73 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2018
yang tercatat sebesar ±Rp3,98. Meningkatnya pagu
anggaran belanja Pemerintah Provinsi diprakirakan akan
memberikan dampak positif terhadap tumbuhnya
konsumsi pemerintah pada tahun 2019. Di samping itu,
7.2.1 Prospek Sisi Permintaan
penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Presiden pada
pertengahan tahun diprakirakan juga akan memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan.
Kinerja investasi diprakirakan meningkat, didukung
oleh sejumlah proyek infrastruktur pemerintah pada
tahun 2019. Proyek infrastruktur pemerintah yang telah
rampung seperti Bandara Tjilik Riwut, dan adanya
perluasan dermaga pelabuhan Bagendang di Sampit, dan
Bumiharjo di Pangkalan Bun yang masih berjalan
diprakirakan akan memberikan sentimen positif terhadap
aktivitas investasi di Kalimantan Tengah di tahun 2019.
Kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat pada tahun
2019. Membaiknya kinerja lapangan usaha pertambangan
batubara pada tahun 2019, dampak kembali normalnya
debit air hulu Sungai Barito diprakirakan menjadi faktor
yang mendorong ekspor luar negeri batubara Kalimantan
Tengah. Di samping itu, terdapatnya kebijakan B20 oleh
Pemerintah dalam campuran bahan bakar domestik,
diprakirakan akan mendorong ekspor antar daerah
komoditas CPO. Peran Kalimantan Tengah sebagai salah
satu sentra produksi CPO nasional diprakirakan akan
mendorong ekspor antar daerah CPO, untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku B20 di Sumatera dan Jawa.
Lapangan usaha pertanian diprakirakan tetap
tumbuh kuat pada tahun 2019. Meningkatnya produksi
TBS Kalimantan Tengah sebesar 27,03% (yoy) pada tahun
2018 diprakirakan masih dapat meningkat pada tahun
2019. Rata-rata umur tanam kelapa sawit di Provinsi
Kalimantan Tengah yang memasuki masa produktif akan
menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan .
Lapangan usaha industri pengolahan diprediksi
mengalami perlambatan pada tahun 2019. Harga CPO
global yang melemah pada tahun 2019 memberikan
pengaruh negatif terhadap pertumbuhan lapangan usaha
industri pengolahan di Kalimantan Tengah. Di samping itu,
terdapatnya black campaign Eropa terhadap produk
turunan kelapa sawit, dan masih tingginya ketidakpastian
7.2.2 Prospek Sisi Penawaran
Hasil liaison Bank Indonesia5.
5
67LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201966 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
global dampak perang dagang antara AS dan Tiongkok
juga memberikan tekanan terhadap harga CPO global, dan
berpotensi menghambat pertumbuhan industri
pengolahan di Kalimantan Tengah.
Kinerja lapangan usaha pertambangan dan
penggalian diprakirakan mengalami peningkatan
pada tahun 2019, didorong oleh pertambangan
batubara. Produksi komoditas batubara diprakirakan
membaik, setelah pada tahun sebelumnya mengalami
kontraksi dampak rendahnya pemotongan kuota produksi
di awal tahun, surutnya debit air hulu Sungai Barito, dan
baseline effect berakhirnya operasional salah satu
perusahaan PKP2B batubara pada akhir tahun 2017.
Kinerja lapangan usaha perdagangan diprakirakan
tetap kuat. Peningkatan daya beli masyarakat seiring
dengan adanya perbaikan pendapatan masyarakat dan
keyakinan konsumsi yang tetap kuat akan mendorong
pertumbuhan lapangan usaha perdagangan.
7.3 Prospek Inflasi DaerahSecara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan
Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,02%
- 2,42% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas
bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan
menurun dibandingkan dengan realisasi inflasi tahun
2018. Baseline effect tingginya realisasi inflasi pada tahun
2018, dan normalisasi harga akan mendorong capaian
inflasi Provinsi Kalimantan Tengah lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya. Di samping itu, upaya
pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah
dalam mengendalikan harga, khususnya komoditas
daging ayam ras, diprakirakan akan meredam tekanan
inflasi pada tahun 2019.
Kelompok Bahan MakananDibandingkan dengan tahun sebelumnya, inflasi
kelompok bahan makanan diprakirakan relatif
terkendali pada tahun 2019. Relatif terjaganya pasokan
komoditas bahan makanan, khususnya daging ayam ras
sampai dengan pertengahan tahun, akan menahan laju
inflasi kelompok ini untuk tumbuh lebih tinggi.
Terdapatnya program inovasi TPID Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah, berupa penambahan suplai daging
ayam ras dalam bentuk daging ayam beku yang telah
dilakukan pada akhir tahun 2018, diprakirakan
memberikan dampak positif terhadap menurunnya
tekanan inflasi dari kelompok ini di tahun 2019.
Inflasi kelompok transportasi dan bahan bakar
diprakirakan mereda pada tahun 2019. Pemberlakuan
kebijakan penurunan tarif batas atas angkutan udara low
cost carrier (LCC) oleh Pemerintah, dan penyesuaian tarif
yang telah dilakukan oleh angkutan udara full service
carrier (FSC) diprakirakan akan menurunkan tekanan
inflasi kelompok ini pada tahun 2019. Di samping itu, tidak
adanya rencana kenaikan harga BBM sampai dengan
pertengahan tahun juga memberikan sentimen positif
terhadap inflasi dari kelompok ini yang akan tetap terjaga
di tahun 2019.
Kelompok Transportasi dan Bahan Bakar
Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat,
namun relatif terkendali pada tahun 2019. Tekanan
inflasi kelompok ini diprakirakan dipengaruhi oleh
prakiraan meningkatnya daya beli, dan masih kuatnya
keyakinan konsumsi masyarakat di tahun 2019. Namun
pengaruhnya diprakirakan akan relatif terkendali, seiring
dengan prospek ketatnya kebijakan moneter pada tahun
2019.
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
68 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
global dampak perang dagang antara AS dan Tiongkok
juga memberikan tekanan terhadap harga CPO global, dan
berpotensi menghambat pertumbuhan industri
pengolahan di Kalimantan Tengah.
Kinerja lapangan usaha pertambangan dan
penggalian diprakirakan mengalami peningkatan
pada tahun 2019, didorong oleh pertambangan
batubara. Produksi komoditas batubara diprakirakan
membaik, setelah pada tahun sebelumnya mengalami
kontraksi dampak rendahnya pemotongan kuota produksi
di awal tahun, surutnya debit air hulu Sungai Barito, dan
baseline effect berakhirnya operasional salah satu
perusahaan PKP2B batubara pada akhir tahun 2017.
Kinerja lapangan usaha perdagangan diprakirakan
tetap kuat. Peningkatan daya beli masyarakat seiring
dengan adanya perbaikan pendapatan masyarakat dan
keyakinan konsumsi yang tetap kuat akan mendorong
pertumbuhan lapangan usaha perdagangan.
7.3 Prospek Inflasi DaerahSecara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan
Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,02%
- 2,42% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas
bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan
menurun dibandingkan dengan realisasi inflasi tahun
2018. Baseline effect tingginya realisasi inflasi pada tahun
2018, dan normalisasi harga akan mendorong capaian
inflasi Provinsi Kalimantan Tengah lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya. Di samping itu, upaya
pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah
dalam mengendalikan harga, khususnya komoditas
daging ayam ras, diprakirakan akan meredam tekanan
inflasi pada tahun 2019.
Kelompok Bahan MakananDibandingkan dengan tahun sebelumnya, inflasi
kelompok bahan makanan diprakirakan relatif
terkendali pada tahun 2019. Relatif terjaganya pasokan
komoditas bahan makanan, khususnya daging ayam ras
sampai dengan pertengahan tahun, akan menahan laju
inflasi kelompok ini untuk tumbuh lebih tinggi.
Terdapatnya program inovasi TPID Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah, berupa penambahan suplai daging
ayam ras dalam bentuk daging ayam beku yang telah
dilakukan pada akhir tahun 2018, diprakirakan
memberikan dampak positif terhadap menurunnya
tekanan inflasi dari kelompok ini di tahun 2019.
Inflasi kelompok transportasi dan bahan bakar
diprakirakan mereda pada tahun 2019. Pemberlakuan
kebijakan penurunan tarif batas atas angkutan udara low
cost carrier (LCC) oleh Pemerintah, dan penyesuaian tarif
yang telah dilakukan oleh angkutan udara full service
carrier (FSC) diprakirakan akan menurunkan tekanan
inflasi kelompok ini pada tahun 2019. Di samping itu, tidak
adanya rencana kenaikan harga BBM sampai dengan
pertengahan tahun juga memberikan sentimen positif
terhadap inflasi dari kelompok ini yang akan tetap terjaga
di tahun 2019.
Kelompok Transportasi dan Bahan Bakar
Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat,
namun relatif terkendali pada tahun 2019. Tekanan
inflasi kelompok ini diprakirakan dipengaruhi oleh
prakiraan meningkatnya daya beli, dan masih kuatnya
keyakinan konsumsi masyarakat di tahun 2019. Namun
pengaruhnya diprakirakan akan relatif terkendali, seiring
dengan prospek ketatnya kebijakan moneter pada tahun
2019.
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
68 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.
Terdiri dari rekening giro masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam Rupiah pada sistem moneter.
Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.
Singkatan dari Non Performing Loans disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibilitas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.
Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.
Singkatan dari Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 juta s/d Rp5 miliar.
Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartal yang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.
Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.
Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.
Selisih antara outflow dan inflow.
Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalam kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.
Uang Giral
NIM
NPLs
Restrukturisasi kredit
UMKM
UYD
Inflow
Outflow
Netflow
PTTB
Uang Kartal
Daftar Istilah dan Singkatan
Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.
month to month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya.
quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.
year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.
Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100.
Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100.
Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.
Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.
Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.
PDRB
mtm
yoy
Indeks KeyakinanKonsumen (IKK)
Indeks Harga Konsumen(IHK)
Indeks Kondisi Ekonomi
Indeks EkspektasiKonsumen
Pendapatan Asli Daerah(PAD)
Dana Perimbangan
Indeks PembangunanManusia (IPM)
Inflasi
Volatile Foods
Administered Price
qtq
71LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201970 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019
Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.
Terdiri dari rekening giro masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam Rupiah pada sistem moneter.
Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.
Singkatan dari Non Performing Loans disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibilitas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.
Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.
Singkatan dari Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 juta s/d Rp5 miliar.
Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartal yang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.
Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.
Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.
Selisih antara outflow dan inflow.
Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalam kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.
Uang Giral
NIM
NPLs
Restrukturisasi kredit
UMKM
UYD
Inflow
Outflow
Netflow
PTTB
Uang Kartal
Daftar Istilah dan Singkatan
Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.
month to month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya.
quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.
year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.
Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100.
Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100.
Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.
Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.
Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.
PDRB
mtm
yoy
Indeks KeyakinanKonsumen (IKK)
Indeks Harga Konsumen(IHK)
Indeks Kondisi Ekonomi
Indeks EkspektasiKonsumen
Pendapatan Asli Daerah(PAD)
Dana Perimbangan
Indeks PembangunanManusia (IPM)
Inflasi
Volatile Foods
Administered Price
qtq
71LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201970 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019