laporan penelitian tingkat suku bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang...

66
1 LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai Pemoderasi Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur Investasi dan Struktur Pendanaan terhadap Kinerja Perusahaan Oleh : Anang Subardjo, SE, MM. Mia Ika Rahmawati, SE, M.Com, Ak. Prof. Ir. Hening Widi Oetomo, MM, PhD. LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA ) SURABAYA - 2017

Upload: phamxuyen

Post on 03-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

1

LAPORAN PENELITIAN

Tingkat Suku Bunga sebagai Pemoderasi PengaruhPerputaran Modal Kerja, Struktur Investasi dan

Struktur Pendanaan terhadap Kinerja Perusahaan

Oleh :

Anang Subardjo, SE, MM.

Mia Ika Rahmawati, SE, M.Com, Ak.

Prof. Ir. Hening Widi Oetomo, MM, PhD.

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADAMASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA )SURABAYA - 2017

Page 2: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

2

i

Page 3: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

3

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ......................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................ ii

BAB 1 : PENDAHULUAN ........................................................... 1

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 8

BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 27

BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 37

BAB 5 : SIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................ 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 57

ii

Page 4: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Smit (1973:51) menyatakan bahwa sejumlah besar kegagalan bisnis

disebabkan ketidakmampuan manajer keuangan dalam merencanakan dan

mengontrol aktiva lancar dan hutang lancarnya. Dilema dalam pengelolaan

modal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan

harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan Likuiditas (Raheman dan

Nasr, 2007). Modal kerja yang optimal diharapkan dapat memberikan

kontribusi positif terhadap Nilai Perusahaan (Deloof, 2003).

Perusahaan dengan aktiva lancar terlalu sedikit dapat mengalami

kesulitan dalam menjaga kelancaran operasional, modal kerja yang efisien

melibatkan perencanaan dan pengendalian aktiva lancar dan hutang lancar

supaya terjadi keseimbangan untuk mengurangi resiko ketidakmampuan

memenuhi kewajiban jangka pendek dan menghindari investasi yang

berlebihan (Eljelly, 2004).

Selain faktor internal, kondisi ekonomi makro sebagai faktor eksternal

dapat mempengaruhi Kinerja Perusahaan. Banyak peneliti percaya bahwa

beberapa variabel ekonomi makro, seperti suku bunga (Charitou et al., 2004;

Gallardo et al., 2001; Demir, 2007; Kanwal dan Muhammad, 2013), fluktuasi

nilai tukar (Rachmawati, 2012; Manoori dan Joriah, 2012:16-17; Suardani,

2009), dan Inflasi (Sitorus, 2004; Schmeling dan Schrimpf, 2008) akan

mempengaruhi kemampuan daya beli baik individu maupun perusahaan.

Penelitian Siklus Konversi Kas berpengaruh negatif signifikan terhadap

kinerja perusahaan adalah hasil beberapa penelitian: Ogundipe et al., (2012)

mengenai 54 perusahaan bukan keuangan yang terdaftar di bursa efek

Nigeria; Sadiamajeed et al., (2013) di Pakistan pada 32 perusahaan yang

dipilih secara acak; Al-Debie, (2011) di Jordan periode 2001-2010 mengenai

perusahaan industri yang terdaftar di bursa efek Amman; Nzioki et al., (2013)

di bursa efek Nairobi. Sedangkan penelitian yang menyatakan berpengaruh

positif signifikan terhadap kinerja perusahaan dilakukan Akoto (2013) pada

Page 5: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

5

13 perusahaan manufaktur di bursa efek Ghana; Abuzayed (2011) di bursa

efek Jordan periode 200-2008, Shin dan Soenen (1998) dan hasil penelitian

Toro dan Hartono, (2014) pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia periode 2006-2009. Berbeda dengan penelitian Attari dan

Kashif (2012); Gill et al., (2010) pada 88 perusahaan yang tercatat di bursa

efek New York periode 2005-2007, yang menyatakan Siklus Konversi Kas

tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Penelitian Raheman et al., (2010) menyatakan Perputaran Modal Kerja

berpengaruh positif signifikan terhadap NOP di 204 perusahaan manufaktur

yang tercatat di bursa efek Karachi Pakistan, hasil tersebut senada dengan

penelitian Mashady dan Ahmad (2014); Kaddumi dan Ramadan (2012) yang

meneliti pengaruhnya terhadap ROI pada 49 perusahaan industri yang tercatat

di bursa efek Amman periode 2005-2009. Namun hasil tersebut bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan Azam dan Heider, (2011) pada 21

perusahaan tergabung dalam KSE-30 Index dan tercatat di bursa efek Karachi

periode 2001-2010, menyatakan Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh

terhadap ROA dan ROE.

Penelitian Mohammad dan Saad, (2010) pada 172 perusahaan yang

tercatat di bursa efek Malaysia periode 2003-2007, menyatakan Struktur

Investasi modal kerja berpengaruh positif signifikan terhadap NOP. Berbeda

dengan penelitian Azam dan Heider, (2011) pada 21 perusahaan yang

tergabung dalam kelompok KSE-30 Index di bursa efek Karachi periode

2001-2010 menemukan bahwa Struktur Investasi modal kerja tidak

berpengaruh terhadap ROE.

Penelitian Struktur Pendanaan dilakukan beberapa peneliti, Nazir dan

Afza, (2009); Qayyum et al., (2010), membuktikan Struktur Pendanaan

berpengaruh negatif signifikan terhadap NOP. Berbeda dengan hasil

penelitian Mashady dan Husaini, (2014) menyatakan Struktur Pendanaan

tidak berpengaruh terhadap ROI.

Penelitian yang dilakukan Alghifari et al., (2013); Huzaini (2012);

Ulupui (2007); Sudiyanto (2010) menemukan ROA berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian Ogundipe et al.,

Page 6: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

6

(2012); Wijaya dan Linawati (2015) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2008-2013 menyatakan bahwa ROA tidak

berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

Hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh manajemen modal kerja

dan faktor ekonomi makro terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan masih

saling bertentangan, maka topik tersebut masih relevan untuk diteliti hal

tersebut senada dengan hasil penelitian Rozari, (2014).

Penelitian ini difokuskan pada industri tekstil karena, menurut laporan

kementrian perindustrian (2014):

1. Industri tekstil merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang

masih menerapkan strategi padat karya sehingga memiliki kontribusi riil

terhadap distribusi pendapatan masyarakat. Tenaga kerja terserap industri

tekstil selama lima tahun dari tahun 2010-2014 sebagai berikut: 2.959.399

orang; 3.153.708 orang; 3.486.086 orang; 3.570.963 orang; 3.660.459 orang;

3.939.412 orang. Di sektor industri pengolahan non-migas penyerapan tenaga

kerja industri tekstil menduduki peringkat kedua setelah industri makanan,

minuman dan tembakau. Menurut ketua umum Asosiasi Pertekstilan

Indonesia (API) Ade Sudradjat setiap pertumbuhan 1% industri tekstil akan

menyerap 10.000 tenaga kerja. Tahun 2016 API memproyeksikan

pertumbuhan industri tekstil mencapai 5%, sehingga 50.000 tenaga kerja

dapat terserap (Bisnis Indonesia, 17/02/2016).

2. Total populasi penduduk di ASEAN kurang lebih sekitar 600 juta

jiwa, sementara Indonesia memiliki 240 juta. Sandang merupakan kebutuhan

pokok kedua setelah pangan, tentu ini merupakan peluang pasar yang besar.

Sehingga industri tekstil Indonesia diharapkan mampu menjadi tuan rumah di

negeri sendiri, sekaligus dapat bersaing secara kompetitif menembus pasar

ekspor minimal pada sepuluh negara ASEAN. Kekhawatiran lainnya adalah

serbuan produk tekstil impor asal China. Indonesia, yang memiliki jumlah

penduduk setengah dari populasi ASEAN, dapat menjadi pasar bagi China.

Bahkan, tidak mustahil apabila pasar ekspor Indonesia yang potensial seperti

Jepang dan Korea Selatan direbut China.

Page 7: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

7

3. Sumbangan industri tekstil terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) selama lima tahun 2010-2014 adalah: 9,21%; 9,19%; 8,97%; 9,23%

dan 9,11%. Sumbangan industri tekstil terhadap PDB cukup besar karena

menduduki peringkat keempat setelah: sektor makanan, minuman dan

tembakau; sektor alat angkutan mesin dan peralatan; sektor pupuk kimia dan

barang dari karet.

4. Berdasarkan laporan kementrian perindustrian perkembangan

ekspor dan impor tekstil tahun 2010-2014 ditunjukkan pada tabel 1:

Tabel 1

Ekspor dan Impor Tekstil Tahun 2010-2014 (Juta US $)

Tahun Ekspor Impor Surplus (Defisit)

2010 12.445,9 6.735,1 5.710.8

2011 13.234,1 6.735,2 6.498,9

2012 12.446,5 6.805,5 5.641

2013 12.661,7 7.116,2 5.545.5

2014 12.720,3 7.154,3 5.566

Sumber: laporan kementrian perindustrian 2014, 2015

Berdasarkan Tabel 1 di atas terlihat, selama lima tahun jumlah ekspor lebih

besar dari impor ini mengindikasi bahwa industri tekstil memberikan

sumbangan positif terhadap neraca perdagangan, tekstil di Indonesia memang

bukan yang terbesar, namun masuk dalam jajaran 10 besar dunia.

5. Merupakan industri strategis karena industri tekstil hulu (benang) dan hilir

(garmen) terus mengalami peningkatan, otomatis produksi tekstil akan naik,

benang lokal masih kalah saing dengan produk serupa asal Vietnam, padahal

industri serat buatannya masih kalah dibandingkan dengan Indonesia.

6. Menurut Wirakusumah (2014) daya saing industri tekstil Indonesia unggul

terhadap lima negara ASEAN yaitu: Philipina, Singapura, Vietnam, Kamboja

dan Myanmar sedangkan untuk sektor garmen, Indonesia unggul terhadap

tujuh negara ASEAN yaitu: Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina,

Singapura, Kamboja, Myanmar dan Laos.

7. Memiliki proporsi modal kerja diatas 40% terhadap total aktiva, sehingga

sesuai diangkat dalam penelitian ini yang berasumsi bahwa modal kerja harus

Page 8: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

8

dikelola secara efisien karena memiliki proporsi yang cukup besar, untuk

dapat memenangkan persaingan terutama mengadapi MEA pada akhir tahun

2015 dimana anggotanya 10 negara ASEAN. Proporsi modal kerja bila

dibandingan dengan negara penghasil tesktil no 1 dan 2 dunia yaitu China dan

India nampak pada tabel 2:

Tabel 2:Proporsi Modal Kerja Terhadap Total Aktiva

NO NAMA PERUSAHAAN2013 2012 2011

(%) (%) (%)

I PERUSAHAAN INDONESIA

1 Polychem 43 42 40

2 Argo Pantes 27 22 18

3 Century 24 40 41

4 Eratex 40 42 37

5 Ever Shine 51 54 56

6 Panasia 28 29 30

7 Indo Rama 43 41 42

8 Apac Citra 24 24 25

9 Pan Brather 73 71 70

10 Asia Pasifik 67 59 57

11 Ricky Putra 75 71 73

12 SunSon 48 53 56

13 Tifico Fiber 29 29 27

14 Nusantara Inti 19 21 23

15 Unitex 47 46 52

Rata-rata 42 43 40

II PERUSAHAAN CHINA

1 Lu Thai Textile Ltd 70 66 62

2 Jingwei Textile Ltd 76 72 32

3 Weiqiao Textile Ltd 55 47 66

4 Eclat Textile Ltd 54 59 57

5 Li & Fung Ltd 36 44 51

Rata-rata 58 57 54

III PERUSAHAAN INDIA

1 Century Textiles ltd 23 23 26

2 Reliance textile Ltd 45 45 23

Page 9: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

9

3 Vardhman textile Ltd 49 46 50

4 Alok Industries Limited 51 47 41

5 Bombay Dyeing Ltd 49 68 54

Rata-rata 43 46 39

Sumber: Indonesia Capital Directory Market, Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), Shanghai

Stock Exchange dan Bombay Stock Exchange

Tabel di atas menunjukkan proporsi modal kerja terhadap total aktiva dari

tahun 2011, 2012 dan 2013 sebesar 40%, 43% dan 42%. Kalau dibandingkan

dengan dua negara yang mempunyai pangsa pasar yang besar yaitu (1) China

proporsi modal kerja terhadap total aktiva dari tahun 2011, 2012, 2013

sebesar 54%, 57% dan 58% (2) India selama tiga tahun mempunyai proporsi

sebesar 39%, 46% dan 43%, melihat besarnya proporsi tersebut memberi

sinyal bahwa modal kerja memiliki peran yang sangat strategis dalam

meningkatkan Kinerja dan Nilai Perusahaan.

Penelitian dalam bidang manajemen modal kerja bermanfaat untuk

membangun teori modal kerja. Teori tersebut dibangun dari riset empiris guna

menjawab fenomena yang terjadi dan berkembang di dunia bisnis. Oleh

karena itu, kegiatan-kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaan merupakan

implementasi kebijakan manajemen yang dapat bermanfaat menjaga

eksistensi perusahaan.

Dari fenomena diatas maka penelitian ini akan mengambil judul “Tingkat

Suku Bunga sebagai pemoderasi pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur

Investasi dan Struktur Pendanaan terhadap Kinerja Perusahaan”.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

2. Apakah struktur investasi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

3. Apakah struktur pendanaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

4. Apakah Tingkat suku bunga memoderasi pengaruh perputaran modal

kerja, struktur investasi dan struktur pendanaan terhadap kinerja

perusahaan ?

Page 10: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

10

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

2. Apakah struktur investasi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

3. Apakah struktur pendanaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

4. Apakah Tingkat suku bunga memoderasi pengaruh perputaran modal

kerja, struktur investasi dan struktur pendanaan terhadap kinerja

perusahaan ?

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis pertama, jika Perputaran Modal Kerja, Struktur Investasi

dan Struktur Pendanaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan maka

hasil penelitian merupakan pembenaran ilmiah terhadap teori yang ada dan

memberikan penguatan bukti empiris dari penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya.

2. Manfaat teoritis kedua, jika faktor tingkat suku bunga memoderasi

pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur Investasi dan Struktur

Pendanaan terhadap kinerja perusahaan maka hasil penelitian merupakan

pembenaran ilmiah terhadap teori yang ada, dan memberikan penguatan

bukti empiris dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka

Struktur Modal

Teori struktur modal Modigliani dan Miller (1958) mengajukan preposisi

tidak relevannya keputusan financing memberikan implikasi yang penting. Haris

dan Raviv (1991) mempertanyakan pada kondisi bagaimana keputusan tersebut

menjadi relevan. Menurut Modigliani dan Miller (1963) setelah melonggarkan

asumsinya yaitu adanya pajak penghasilan maka keputusan financing menjadi

relevan. Trade-off theory Myers (1977; 1984) memprediksi bahwa dalam mencari

hubungan antara struktur modal dengan Nilai Perusahaan terdapat satu tingkat

leverage (debt ratio) yang optimal. Penggunaan hutang akan meningkatkan Nilai

Perusahaan sampai batas leverage tertentu, dan sesudahnya penggunaan hutang

akan menurunkan Nilai Perusahaan, karena penggunaan hutang setelah leverage

optimal akan menimbulkan biaya kebangkrutan.

Bagi sebuah perusahaan yang bersifat profit oriented keputusan pencarian

sumber pendanaan dalam rangka memperkuat struktur modal menjadi keputusan

penting yang harus diuji dengan mendalam serta berbagai dampak yang mungkin

terjadi dimasa datang. Menurut Fahmi (2011) struktur modal bertujuan

memadukan sumber dana permanen yang selanjutnya digunakan perusahaan

dengan cara yang diharapkan akan mampu memaksimumkan Nilai Perusahaan.

Bagi perusahaan dirasa sangat penting untuk memperkuat kestabilan keuangan

yang dimiliki, karena perubahan dalam struktur modal dapat menyebabkan

perubahan Nilai Perusahaan. Fahmi (2010) juga berpendapat untuk memperkuat

struktur modal suatu perusahaan kita dapat melihat dari segi sumber-sumber dana

perusahaan. Jika kebutuhan dana perusahaan untuk membiayai aktivitas yang

bersifat jangka pendek maka akan lebih baik jika berasal dari pendanaan jangka

pendek, dan sebaliknya membiayai aktivitas jangka panjang akan lebih baik jika

diambil dari pendanaan jangka panjang. Menurut Ambarwati (2010) struktur

Page 12: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

12

modal sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut kebijakan penggunaan

sumber dana yang paling menguntungkan. Dalam mendanai kebutuhan

perusahaan dapat menggunakan modal sendiri dan modal asing atau hutang. Jika

mengunakan hutang maka perusahaan akan menanggung biaya tetap.

Struktur modal kerja adalah sebuah keputusan yang diambil oleh

manajemen perusahaan. Menurut Brigham dan Daves (2010) struktur modal kerja

adalah menyangkut keputusan yang berkaitan dengan investasi aktiva lancar dan

pendanaannya. Besar kecilnya modal kerja yang disediakan oleh perusahaan

tergantung sikap manajemen terhadap laba dan risiko. Struktur modal kerja adalah

bagian dari manajemen modal kerja yang merupakan salah satu aspek penting dari

keseluruhan manajemen perusahaan. Aktiva lancar harus cukup untuk dapat

menutup hutang lancar sehingga menggambarkan tingkat keamanan (margin of

safety) yang memuaskan.

Modal Kerja

Pemahaman konsep modal kerja (working capital) sangat erat kaitannya

dengan keberhasilan mengelola modal kerja. Konsep modal kerja yang berbeda

akan menyebabkan perhitungan dan pengelolaan modal kerja berbeda. Pada

hakekatnya modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar disebut modal kerja

bruto, sedangkan modal kerja bersih merupakan selisih aktiva lancar dengan

hutang lancar (Horne dan Wachowicz, 2012:308; Brealey et al., 2007; Weston

dan Copeland, 2008; Keown et al., 2010:190). Pentingnya modal kerja: (1) Hasil

surve menunjukkan hampir semua manajer keuangan mencurahkan sebagian besar

waktunya untuk operasi internal sehari-hari perusahaan (2) Aktiva lancar

merupakan bagian yang cukup besar, untuk perusahaan manufaktur berkisar 40%

dari total aktiva dan hutang lancar berkisar 25 % dari total pendanaan.

Menurut Gitman dan Lawrence (2009) sekitar 60% dari waktu manajer

keuangan dicurahkan untuk mengelola modal kerja. Modal kerja melibatkan dua

pertanyaan mendasar:

1. Berapa jumlah aktiva lancar harus dimiliki baik secara total maupun

untuk masing-masing akun tertentu?

2. Bagaimana aktiva lancar harus dibiayai?

Page 13: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

13

Dua pertanyaan besar itulah yang akan menghabiskan waktu dan tenaga dari

manajer keuangan (Brigham dan Houston, 2010). Dalam penentuan modal kerja

efisien, perusahaan dihadapkan pada masalah adanya trade-off antara faktor

Likuiditas dan profitabilitas (Horne dan Wachowicz, 2012:127)

- Perputaran Modal Kerja

Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) adalah kemampuan

modal kerja berputar dalam satu siklus kas perusahaan dan sebagai pengukur

efektifitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan (Riyanto,

2011:55). Perputaran Modal Kerja diukur dengan Working Capital Turnover

Ratio yaitu perbandingan penjualan dengan aktiva lancar. Semakin tinggi rasio

Perputaran Modal Kerja maka semakin efisien penggunaan modal kerja kemudian

berdampak positif pada kinerja perusahaan. Perputaran Modal Kerja menunjukkan

banyaknya penjualan yang diperoleh perusahaan untuk setiap rupiah modal kerja

yang diinvestasikan. Meningkatnya Perputaran Modal Kerja, berdampak positif

pada kinerja perusahaan, hal tersebut hasil penelitian Kaddumi dan Ramadan,

(2012); Mashady dan Husaini, (2014).

Menurut Sawir (2005); Emery et al., (1999) dapat di formulasikan sebagai

berikut:

Perputaran Modal Kerja = (5)

- Struktur Investasi

Menurut Syamsudin (2007:215); Weston dan Copeland (2008); Riyanto

(2011) Struktur Investasi modal kerja adalah penentuan berapa besar alokasi

masing-masing komponen aktiva lancar. Semakin besar rasio semakin baik karena

menunjukkan tersedianya kas, piutang dan persediaan yang merupakan harta

lancar paling likuid dibanding dengan keseluruhan aktiva dimiliki perusahaan.

Adanya aktiva likuid dapat digunakan sewaktu-waktu untuk membiayai

kebutuhan operasional perusahaan dalam menghasilkan laba. Hasil penelitian

Mohammad dan Saad (2010); Wijaya (2012) menemukan struktur modal kerja

berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan manufaktur mengandalkan aktiva lancar menghasilkan laba. Hasil

Page 14: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

14

tersebut diperkuat dengan penemuan Ogundipe et al., (2012); Azam dan Heider

(2011); Kaddumi dan Ramadan (2012).

Formulasi Struktur Investasi meliputi:

1. Struktur Investasi modal kerja = (6)

2. Struktur Investasi dalam kas = (7)

3. Struktur Investasi dalam piutang = (8)

4. Struktur Investasi dalam persediaan = (9)

- Struktur Pendanaan

Pendanaan modal kerja menurut Riyanto (2011:138) menunjukkan

besarnya rasio hutang jangka pendek, terhadap total aktiva yang dimiliki

perusahaan. Struktur hutang menjelaskan komposisi hutang yang dipergunakan

perusahaan, baik jangka pendek, menengah, ataupun jangka panjang, dan

dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang tersebut (Riyanto, 2011:139). Hutang

jangka pendek akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun, dan

sebaliknya hutang jangka panjang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun.

Hutang jangka panjang lebih fleksibel jika dibandingkan dengan hutang

jangka pendek, tetapi konsekuensinya biaya hutang jangka panjang lebih besar

dibandingkan biaya hutang jangka pendek (Brigham dan Houston, 2010).

Kombinasi biaya hutang minimal dengan manfaat pinjaman menjadikan

komposisi pendanaan modal kerja perusahaan optimal. Pendanaan modal kerja

menjelaskan berapa besar jumlah pinjaman jangka pendek digunakan untuk

meningkatkan profitabilitas.

Menurut Brigham dan Houston (2010); Sawir (2005); Nazir dan Afza

(2009), formulasi Struktur Pendanaan modal kerja terdiri dari:

1. Struktur Pendanaan dengan hutang:

Debt Ratio = (10)

Debt to Equity Ratio = (11)

2. Pendanaan dengan hutang lancar =

(12)

Page 15: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

15

3. Struktur Pendanaan dengan hutang jangka panjang =

(13)

4. Struktur Pendanaan dengan modal sendiri =

(14)

Tingkat Suku Bunga.

Menurut Dornbusch et al., (2008:43); Subagyo et al., (2002); Tingkat

Suku Bunga merupakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau investasi lain,

yang dinyatakan persentase tahunan. Sedangkan Reilly dan Brown, (1997)

menyatakan suku bunga adalah harga atas dana yang dipinjam. Menurut

Tandelilin (2010:212) Tingkat Suku Bunga yang meningkat akan menyebabkan

peningkatan suku bunga yang disyaratkan atas investasi pada suatu saham. Di

samping itu Tingkat Suku Bunga yang meningkat menyebabkan investor menarik

investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan

ataupun deposito.

Suku bunga berlaku dipasar keuangan dan yang digunakan dalam transaksi

keuangan adalah suku bunga nominal yang didalamnya terkandung premi Inflasi

(Utami dan Rahayu, 2003). Menurut Agustina dan Sumartio (2014) Tingkat Suku

Bunga sektor keuangan sering digunakan sebagai panduan atau acuan investor

untuk menilai kemampuan pasar uang dalam menghasilkan keuntungan optimal

adalah Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tingkat Suku Bunga

SBI adalah tingkat pengembalian sejumlah investasi surat berharga diterbitkan BI

sebagai bentuk imbalan yang diberikan investor. Tingkat Suku Bunga SBI tinggi

merupakan sinyal negatif bagi kinerja perusahaan. Seorang investor akan mencari

tempat berinvestasi yang lebih menguntungkan. Jika Tingkat Suku Bunga naik

maka kinerja perusahaan akan turun dan sebaliknya.

Tingkat Suku Bunga mempengaruhi laba perusahaan dalam dua cara yaitu:

1) Karena merupakan biaya, maka makin tinggi Tingkat Suku Bunga, makin

rendah laba perusahaan apabila hal lain konstan. 2) Tingkat Suku Bunga

mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi sehingga mempengaruhi laba

perusahaan. Suku bunga dapat dikelompokan mejadi suku bunga tetap dan suku

bunga mengambang. Suku bunga tetap adalah suku bunga pinjaman dan tidak

Page 16: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

16

berubah sepanjang masa kredit. Sedangkan suku bunga mengambang adalah suku

bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan mengikuti kurs

referensi tertentu, kenaikan tingkat bunga pinjaman memiliki dampak negatif

terhadap setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan

menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih mengakibatkan laba per lembar

saham menurun dan akhirnya berakibat turunnya harga saham di pasar. Di sisi

lain, naiknya suku bunga deposito mendorong investor untuk menjual saham yang

kemudian menabungnya dalam bentuk deposito. Penjualan saham besar-besaran

akan menjatuhkan harga saham di pasar. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga

pinjaman atau suku bunga deposito akan mengakibatkan turunnya harga saham.

Sebaliknya, penurunan tingkat bunga pinjaman atau tingkat bunga deposito akan

menaikkan harga saham di pasar dan laba bersih per saham, sehingga mendorong

harga saham meningkat. Penurunan bunga deposito akan mendorong investor

mengalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal, sehingga harga saham

akan terdorong naik akibat meningkatnya permintaan saham.

Kinerja Perusahaan

- Konsep Kinerja Perusahaan

Menilai kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis dampak keuangan

kumulatif dengan menggunakan ukuran komparatif (Helfert, 1997). Baik

buruknya kinerja perusahaan tercermin dari rasio keuangan yang secara rutin

diterbitkan oleh perusahaan. Pada umumnya perusahaan go public diwajibkan

dengan peraturan yang dikeluarkan Bapepam untuk menerbitkan laporan

keuangan. Rasio keuangan dapat dianalisis, tetapi tidak semua rasio dibutuhkan

investor. Beberapa rasio keuangan penting bagi manajemen tetapi kurang penting

bagi investor. Rasio Likuiditas dan rasio aktivitas sangat penting bagi manajemen

karena besar kecilnya keuntungan yang diperoleh tergantung pada pengelolaan

kas, piutang serta persediaan. Investor tertarik pada hasil pengelolaan tersebut dan

bukan pada cara pengelolaannya.

- Pengukuran Kinerja Perusahaan

Pengukuran kinerja perusahaan antara lain dengan profitabilitas.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bagi investor

Page 17: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

17

jangka panjang memiliki kepentingan atas profitabilitas, karena dapat melihat

besarnya keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden

(Sartono, 2010:130). Menurut Brigham dan Houston (2010:107) rasio

profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek dari

Likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi. Beberapa jenis

rasio dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas atau kinerja

perusahaan yaitu: Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit

Margin, Total Asset Turnover, Return on Assets, dan Return On Equity. Penelitian

mengenai kinerja perusahaan telah dilakukan Raheman et al., (2010);

Sadiamajeed et al., (2013); Akoto et al.. (2013); Abuzayed (2011); Kaddumi dan

Ramadan (2012); Mumtaz et al., (2011); Karadagli (2012); Attari dan kashif

(2012); Charitou dan Santoso (2012); Huzaini (2012). Adapun Formula untuk

mengukur kinerja perusahaan menurut Weston dan Copeland (2008:240); Palepu

et al., (1990, 9.3-9.4); Syamsudin (2007:59); Sawir (2005:18) sebagai berikut:

1. Gross Profit Margin = (18)

2.Operating Profit

Margin=

−(19)

3. Net Profit Margin =+ ℎ

(20)

4. Total Asset Turnover = (21)

5. Return on Assets = (22)

6. Return On Equity =ℎ

(23)

Menurut Dodd dan Chen (1996) pengukuran kinerja lebih baik

menggunakan Return on Assets (ROA) karena lebih mempresentasikan

kepentingan stakeholders.

Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Kinerja Perusahaan

Riyanto (2011:55) menyatakan Perputaran Modal Kerja menunjukkan

kemampuan modal kerja berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan.

Perputaran Modal Kerja mengukur efektifitas penggunaan aktiva lancar dalam

Page 18: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

18

menghasilkan penjualan. Diukur dengan menggunakan rasio penjualan terhadap

aktiva lancar (Working Capital Turnover Ratio). Semakin tinggi tingkat

perputaran tersebut semakin efektif penggunaan modal kerja. Hal tersebut

menunjukkan banyaknya penjualan yang diperoleh perusahaan. Penjualan yang

tinggi meningkatkan profitabilitas perusahaan sebaliknya tingkat perputaran yang

rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja. Penggunaan modal kerja

yang tidak efektif menurunkan profitabilitas perusahaan. Jadi dapat dikatakan

pengaruh Perputaran Modal Kerja searah dengan profitabilitas. Penelitian yang

dilakukan oleh Raheman dan Nasr (2007) menyatakan bahwa working capital

turnover ratio berpengaruh positif signifikan pada profitabilitas perusahaan di

Pakistan. Hasil yang sama ditemukan Falope dan Ajilore (2009) di Negeria;

Hanun (2008); Nugraha (2009); dan Yuliati (2013) di Indonesia.

- Pengaruh Struktur Investasi terhadap Kinerja Perusahaan

Struktur Investasi adalah penggolongan aktiva menjadi berbagai macam

aktiva seperti aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain (Weston dan

Copeland, 2008:304; Syamsudin, 2007:410). Struktur Investasi diukur dengan

Current Assets to Total Aseets Ratio adalah perbandingan jumlah aktiva lancar

dengan total aktiva (Syamsudin, 2007:415). Semakin besar rasio ini semakin baik

karena menunjukkan tersedianya kas, piutang dan persediaan yang digunakan

sewaktu-waktu untuk kelancaran operasional perusahaan dalam mengasilkan laba.

Pada dasarnya perusahaan menggunakan kas untuk memenuhi kebutuhan dan

mendapatkan profit. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:105), kas merupakan

bentuk aktiva paling likuid, yang segera dipergunakan untuk memenuhi

kewajiban.

Menurut Sutrisno (2003:63), piutang adalah tagihan perusahaan kepada

pihak lain sebagai akibat dari penjualan kredit. Pada dasarnya makin besar jumlah

piutang, makin besar pula resikonya, tetapi bersamaan akan meningkatkan

profitabilitas. Pengaruh piutang pada profitabilitas menurut Husnan dan

Pudjiastuti (2004:117) bahwa: Piutang merupakan proses penjualan barang hasil

produksi secara kredit. Penjualan secara kredit merupakan upaya untuk

meningkatkan penjualan. Penjualan yang meningkat, diharapkan profit juga

Page 19: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

19

meningkat. Artinya, kenaikan piutang suatu perusahaan akan berdampak pada

kinerja kinerja perusahaan.

Persediaan diperlukan perusahaan untuk menopang kegiatan operasional

agar berjalan secara kontinu. Menurut Sartono (2010:44), bagi perusahaan

persediaan sangat penting karena kesalahan dalam investasi persediaan akan

mengganggu kelancaran operasi perusahaan. Dengan persediaan yang cukup,

perusahaan akan memenuhi pesanan dengan cepat, Dari uraian di atas, maka dapat

disimpulkan jika persediaan semakin meningkat maka kinerja perusahaan akan

meningkat.

Penelitian Lazaridis dan Tryfonidis, (2006); Filbeck, (2005); Gill, et al.,

(2010); Anand dan Gupta, (2002) menemukan adanya pengaruh positif signifikan

Struktur Investasi pada profitabilitas.

- Pengaruh Struktur Pendanaan terhadap Kinerja Perusahaan

Pendanaan modal kerja menurut Riyanto (2011:139) menunjukkan

besarnya hutang jangka pendek, untuk membiayai total aktiva. Semakin besar

rasio ini mengindikasi bahwa terdapat aktiva tetap yang dibiayai hutang jangka

pendek, hal tersebut tentu beresiko terhadap keuangan perusahaan. Aktiva tetap

akan tetanam dalam jangka yang panjang sedangkan hutang jangka pndek harus

dilunasi jangka pendek. Hutang jangka pendek dipergunakan untuk membiayai

aktiva tetap karena biaya hutang jangka pendek lebih murah dari pada biaya

jangka panjang. Sumber-sumber pendanaan aktiva lancar dapat berasal dari modal

jangka pendek berupa hutang-hutang lancar dan modal jangka panjang berupa

pinjaman jangka panjang atau modal sendiri. Rasio ini menekankan pentingnya

pendanaan hutang bagi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas. Semakin

besar persentase pendanaan berasal dari ekuitas pemegang saham maka dari sudut

kreditur bermakna makin besar perlindungan bagi pemberi pinjaman. Semakin

tinggi rasio ini maka semakin besar risiko keuangan yang dapat mengganggu

pencapaian profitabilitas perusahaan. Semakin kecil rasio ini maka semakin baik

atau semakin kecil risiko keuangan yang menyebabkan semakin besar

profitabilitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Danuletiu (2010); Mathuva (2009);

Anuchitworawong (2004); Aivazian et al., (2005); Raheman et al., (2010);

Page 20: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

20

Kaddumi dan Ramadan (2012), menemukan bahwa Struktur Pendanaan

berpengaruh negatif signifikan pada profitabilitas.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu mengenai Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja, merupakan isu penting dalam upaya menjaga

Likuiditas perusahaan agar operasional berjalan baik sedangkan disisi lain

perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Zariyawati et al.,

2009). Menurut Dong dan Su (2010) salah satu keputusan keuangan penting bagi

perusahaan adalah manajemen modal kerja, dimana tujuannya adalah memberikan

dukungan yang memadai terhadap jalannya bisnis. Hasil penelitian Qayyum et al.,

(2010) perusahaan dapat memiliki modal kerja rendah dengan tujuan

meningkatkan laba. Artinya terdapat hubungan negatif antara modal kerja dan

probabilitas perusahaan. Menurut Appuhami (2008); Dash dan Ravipati (2009)

Efisiensi modal kerja dapat tercapai dengan pemantauan secara terus menerus dari

komponen modal kerja seperti: kas atau setara kas, piutang, persediaan serta

hutang. Sedangkan hasil penelitian pada 204 perusahaan manufaktur di Pakistan

tahun 1998 sampai 2007 yang dilakukan Raheman et al., (2010) Hasil penelitian

menunjukkan: (1) Current Assets to Total Assets ratio, Gross Working capital

Turnover rasio, Current assets/Current Liabilities, Sales Growth berpengaruh

positif signifikan terhadap Net Operating Profitability. (2) Average Collection

Period, Inventory Turnover in Days, Average Payment Period,Cash Conversion

Cycle, Net Trade Cycle, Current Liabilities to Total Assets Ratio, Financial Debt

Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap Net Operating Profitability.

Temuan dari penelitian perusahaan harus mempercepat Siklus Konversi Kas, ini

hanya dapat dilakukan apabila komponen-komponen modal kerja ditangani secara

efektif dan optimal. Cara-cara yang dapat ditempuh, mempercepat penagihan

piutang, memperlambat pembayaran hutang, mengurangi konversi persediaan.

Hasilnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Pembiayaan modal kerja yang

efisien (aktiva lancar dan kewajiban lancar) dapat meningkatkan profitabilitas.

Penelitian Sadiamajeed et al., (2012) tentang manajemen modal kerja

menggunakan pearson correlation moment. Sampel yang digunakan sebanyak 32

Page 21: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

21

perusahaan manufaktur, dipilih secara acak dari tiga sektor yaitu: kimia, mobil

dan konstruksi untuk periode 2006-2010. Hasil penelitian menunjukan: cash

conversion cycle, average receivable collection period berpengaruh negatif

signifikan terhadap ROA, ROE dan Operating Profit. Sedangkan average

conversion inventory period berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE

dan operating profit tetapi tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil lebih lanjut

menunjukan average payment period tidak berpengaruh terhadap ROA, ROE dan

Operating Profit dan size of the company berpengaruh positif signifikan terhadap

ROA, ROE dan Operating Profit. Kontribusi penelitian ini, (1) keberhasilan

pengelolaan modal kerja akan meningkatkan nilai bagi pemegang saham, (2)

investor tidak peduli dengan operasi sehari-hari, efisiensi modal kerja

diterjemahkan ke dalam laba masa depan dan profitabilitas, (3) menjelaskan

pengaruh masing-masing variabel Siklus Konversi Kas terhadap kinerja.

Penelitian masa depan harus menyelidiki generalisasi dari temuan diluar sektor

manufaktur.

Penelitian Azam dan Heider (2011) meneliti pengaruh manajemen modal

kerja terhadap kinerja perusahaan. Jumlah sampel 21 perusahaan metode analisa

yang digunakan korelasi multivariate pada periode 2001-2010. Hasil penelitian

menunjukkan: (1) current assets to total assets ratio dan current assets to current

liabilities, berpengaruh positf signifikan terhadap ROA. (2) inventory turnover

berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. (3) average payment period, cash

conversion cycle, net trading cycle, gross working capital turnover ratio current

liabilities to total assets ratio, tidak berpengaruh terhadap ROA. (4) average

payment period, berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. (5) inventory

turnover, cash conversion cycle, dan net trading cycle berpengaruh negatif

signifikan terhadap ROE. (6) gross working capital turnover, current assets to

total assets ratio, current assets to current liabilities dan current assets to current

liabilities tidak berpengaruh terhadap ROE.

Penelitian Kaddumi dan Ramadan (2012) memprediksi pengaruh

manajemen modal kerja terhadap profitabilitas. Jumlah sampel data tahun 2005-

2009 sebanyak 49 perusahaan di Jordania. Analisa yang digunakan regressi

berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) average payment periode, gross

Page 22: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

22

working capital turnover, investing policy of working capital, size firm,

investment growth opportunities, liquidity berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ROA dan NOP. (2) average collection period, average age of inventory,

cash conversion cycle, Net trading Cycle, financing policy of working capital.

Berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA dan NOP. Pengaruh negatif periode

penarikan piutang, periode konversi persediaan dan pengaruh positif periode

pembayaran hutang terhadap profitabilitas menyiratkan menjaga persediaan yang

kecil dan memperpendek Siklus Konversi Kas dan bersamaan dengan

memperpanjang periode pembayaran hutang akan meningkatkan profitabilitas.

Pengaruh positif signifikan dari kebijakan investasi modal kerja terhadap

profitabilitas menunjukkan bahwa perusahaan secara umum menganut kebijakan

modal kerja konservatif, pengaruh negatif signifikan dari kebijakan pendanaan

modal kerja terhadap profitabilitas menunjukkan kebijakan pendanaan modal

kerja kurang agresif.

Penelitian Mumtaz, et al., (2011) mengenai pengaruh manajemen modal

kerja terhadap kinerja perusahaan. Data yang diteliti tahun 2005-2010 sebanyak

132 observasi dari 22 perusahaan manufaktur (chemical) yang termasuk dalam

KSE-100 Index, terdaftar di bursa efek Karachi Pakistan (KSE). Hasil penelitian

menunjukkan manajemen modal kerja berpengaruh negatif terhadap ROA

sedangkan size berpengaruh positif terhadap ROA.

Karadagli (2012) meneliti tentang efek manajemen modal kerja terhadap

probabilitas. Data yang digunakan tahun 2002-2010 sebanyak 648 observasi dari

72 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Turkish (SMEs). Hasil penelitian

menunjukkan Siklus Konversi Kas, siklus perdagangan, leverage, pertumbuhan

GDB, mempunyai efek negatif terhadap profit dan harga saham. Sedangkan size

mempunyai efek positif terhadap profit dan harga saham

Penelitian Attari dan Kashif (2012) tentang hubungan Siklus Konversi

Kas, size terhadap profitabilitas perusahaan. Data yang diambil tahun

2006-2010 dengan jumlah 155 observasi dari 31 perusahaan manufaktur, yang

terdiri dari 4 jenis: automobiles and part, cement, chemical, and food producers

yang terdaftar di bursa efek Karachi Pakistan (KSE). Hasil penelitian

menunjukkan: 1) Siklus Konversi Kas mempunyai hubungan positif signifikan

Page 23: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

23

terhadap ROA tetapi tidak dengan ROE, 2). Siklus Konversi Kas mempunyai

hubungan yang negatif signifikan terhadap size.

Penelitian Charitou et al., (2012) tentang hubungan antara manajemen

modal kerja dan kinerja perusahaan. Data yang digunakan tahun

1989-2007 sebanyak 718 observasi dari sektor industri yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Tehnik pengambilan sampel yang digunakan purposive

sampling. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Siklus Konversi Kas, siklus

perdagangan mempunyai hubungan positif signifikan terhadap ROA, 2) debt ratio

mempunyai hubungan negatif signifikan pada ROA.

Penelitian Terdahulu mengenai Kinerja Perusahaan

Penelitian Abuzayed (2011) membahas pengaruh manajemen modal kerja

terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan data panel dan fixed and

random effects and generalized methods moment. Sampel yang diambil 52

perusahaan manufaktur di Aman pada periode 2000-2008. Hasil penelitian

menunjukkan:1) cash conversion cycle, number of days account receivable,

number of days inventory, size, fixed financial assets to total assets, berpengaruh

positif signifikan terhadap gross operating profit. (2) number of days account

payable, leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap gross operating profit.

(3) sales growth, growth in gross domestic product tidak berpengaruh terhadap

gross operating profit. (4) size, sales growth, growth in gross domestic product,

berpengaruh positif terhadap Tobin’s q. (5) cash conversion cycle, dan number of

days inventory berpengaruh negatif signifikan terhadap Tobin’s q. (6) number of

days account receivable, number of days account payable, variability of net

operating income tidak berpengaruh terhadap Tobin’s q. Karena krisis keuangan

menyebabkan perusahaan harus mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.

Dalam kondisi ini yang penting difokuskan pada pendanaan jangka panjang,

investasi jangka panjang, Likuiditas dan investasi jangka pendek perusahaan.

Perusahaan harus menjaga keseimbangan antaran profitabilitas dan Likuiditas.

Likuiditas merupakan prasyarat untuk memastikan perusahaan mampu memenuhi

kewajiban jangka pendek dan kelanjutan alirannya untuk dapat menjamin usaha

yang menguntungkan.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

24

Penelitian Al-Debi’e (2011) tentang Manajemen modal kerja dan

profitabilitas: kasus ini terjadi di Jordan. Penelitian ini menggunakan data tahun

2001-2010 sebanyak 552 observasi dari 77 perusahaan sektor industri yang

tercatat di bursa efek Amman Jordan (ASE). Hasil penelitian menunjukkan: 1)

Siklus Konversi Kas, periode penagihan piutang, periode konversi persediaan,

periode pembayaran hutang dan leverage berpengaruh negatif signifikan pada

GOI; 2) size berpengaruh positif signifikan pada GOI dan yang terakhir

menunjukkan bahwa Pertumbuhan GDB tidak berpengaruh terhadap GOI.

Penelitian Ngwenya (2012) mengenai hubungan manajemen modal kerja

dengan profitabilitas. Sampel yang digunakan 69 perusahaan yang terdaftar di

bursa efek Johannesburg (JSE), dengan jumlah observasi 690 Hasil penelitian

menunjukkan: 1) periode penagihan piutang, Siklus Konversi Kas berpengaruh

negatif signifikan terhadap Gross Profit; 2) Periode konversi persediaan, periode

pembayaran hutang berpengaruh positif signifikan terhadap Gross Profit.

Napompech (2012) meneliti tentang efek manajemen modal kerja pada

profitabilitas. Menggunakan data sebanyak 765 observasi dari 255 perusahaan (7

industri) yang terdaftar di bursa efek Thailand. Hasil penelitian menunjukkan: 1)

periode penagihan piutang, periode konversi persediaan, periode pembayaran

hutang, dan Siklus Konversi Kas mempunyai efek negatif signifikan pada Gross

Profit, 2) Karakteristik industri juga mempunyai efek pada Gross Profit.

Nzioki et al., (2013) menguji apakah manajemen modal kerja tidak ada

pengaruh positif signifikan terhadap profitability. Penelitian ini menggunakan

sampel 9 perusahaan manufaktur yang tercatat di Nairobi Securities Exchange

Kenya. Hasil penelitian menunjukan: (1) ACP berpengaruh positif signifikan

terhadap GOP (2) ITID tidak berpengaruh terhadap GOP, (3) APP berpengaruh

positif signifikan terhadap GOP sehingga (4) CCC berpengaruh negatif signifikan

terhadap GOP. Penelitian telah menunjukkan profitabilitas perusahaan manufaktur

tergantung pada pengelolaan modal kerja yang efektif. Periode penagihan piutang

dan periode pembayaran hutang berpengaruh positif pada GOP. Oleh karena itu

menguntungkan untuk menunda hutang dan menginvestasikan uang dalam

berbagai usaha yang menguntungkan. Di sisi lain, perusahaan harus

mengumpulkan piutang secepat mungkin karena lebih baik menerima arus kas

Page 25: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

25

lebih cepat. GOP berkorelasi negatif dengan Siklus Konversi Kas ini berarti

dengan memperpendek Siklus Konversi Kas, profitabilitas perusahaan akan

membaik. Semakin lama Siklus Konversi Kas, semakin besar perusahaan harus

berinvestasi pada modal kerja. Oleh karena itu penelitian menyimpulkan ada

pengaruh yang besar antara berbagai komponen modal kerja pada profitabilitas.

Penelitian Makori dan Ambrose (2013) tentang manajemen modal kerja

dan profitabilitas perusahaan, jumlah observasi 100 dari 10 Perusahaan

manufaktur dan konstruksi yang terdaftar di bursa efek Nairobi (NSE). Hasil

penelitian menunjukkan: 1) periode penagihan piutang dan Siklus Konversi Kas,

mempunyai hubungan negatif signifikan terhadap ROA; 2) periode konversi

persediaan, periode pembayaran hutang mempunyai hubungan positif signifikan

pada ROA; 3) size, sales growth, leverage, dan Likuiditas juga mempunyai

hubungan signifikan pada ROA.

Penelitian Gill et al., (2010) menguji pengaruh manajemen modal kerja

terhadap Profit. Sampel yang diambil sebanyak 88 perusahaan dengan jumlah

observasi 264. Hasil penelitian menunjukkan: (1) accounts receivables (AR)

berpengaruh negatif signifikan terhadap gross operating profit (GOP). (2) variabel

Accounts Payable (AP), Inventory (INV), Cash Conversion Cycle (CCC); (3)

variable control firm size (LnS), Financial Debt ratio (FD), Fixed Financial

Assets ratio (FFA) tidak berpengaruh terhadap gross operating profit (GOP).

Temuan penelitian menunjukkan bahwa manajer dapat meningkatkan nilai bagi

pemegang saham dengan mengurangi periode penagihan piutang. Selain itu

pengaruh negatif antara periode penarikan piutang dan profitabilitas menunjukkan

bahwa perusahaan kurang berusaha menurunkan periode penarikan piutang dalam

upaya mengurangi kesenjangan kas dalam Siklus Konversi Kas. Berdasarkan

temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas dapat ditingkatkan jika

perusahaan mengelola modal kerja dengan cara lebih efisien.

Penelitian Lotfinia et al., (2012), tentang hubungan antara manajemen

modal kerja dan karakteristik perusahaan. Menggunakan observasi sebanyak 400

dari 80 Perusahaan yang terdaftar di bursa efek Tehran (TSE) Tehnik

pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian

menunjukkan: manajemen modal kerja mempunyai hubungan positif dengan size,

Page 26: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

26

tetapi dengan leverage mempunyai hubungan negatif sedangkan dengan Tobin’s q

tidak ada hubungan.

Mohammad dan Saad (2010), meneliti tentang Efek manajemen modal

kerja pada harga pasar dan profitabilitas. Sampel sebanyak 172 perusahaan yang

tercatat di bursa efek Malaysia Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan

metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan. ROA, ROI, kebijakan

investasi, kebijakan pendanaan dan rasio hutang berpengaruh positif signifikan

pada Tobin’s q, sedangkan Siklus Konversi Kas berpengaruh negatif signifikan

pada Tobin’s q dan Likuiditas tidak berpengaruh pada Tobin’s q.

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5: Kerangka Konseptual Penelitian

PerputaranModal Kerja

StrukturInvestasi

StrukturPendanaan

Tingkat SukuBunga

KinerjaPerusahaan

Page 27: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

27

2.3. Hipotesis

Hipotesis Penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perputaran Modal Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja

Perusahaan.

2. Struktur Investasi berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Perusahaan.

3. Struktur Pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja

Perusahaan Tingkat Suku Bunga memoderasi pengaruh perputaran modal kerja,

struktur investasi dan struktur pendanaan terhadap Kinerja Perusahaan.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

28

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi, Tehnik Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel Populasi

Menurut Ferdinand (2013:171), populasi adalah gabungan dari seluruh

elemen berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik serupa dan

menjadi pusat perhatian, elemen populasi adalah setiap anggota populasi yang

diamati. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan tekstil

yang berjumlah 18, dimana perusahaan tekstil merupakan kelompok perusahaan

manufaktur dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perusahaan tekstil

yang sudah berdiri minimal sepuluh tahun dan selalu membuat laporan keuangan

secara berurutan setiap tanggal 31 Desember serta mempunyai modal sendiri yang

positif. Demi kepentingan penelitian maka perlu dibuat kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak

mengalami delisting selama periode 2005-2014.

2. Perusahaan tekstil mempublikasikan laporan keuangan yang telah

diaudit secara berurutan dengan menggunakan tahun buku berakhir

tanggal 31 Desember 2005 sampai dengan 31 Desember 2014.

3. Perusahaan tekstil selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun

2014 mempunyai modal sendiri positif.

Berdasarkan kriteria di atas maka perusahaan tekstil yang dapat menjadi

populasi adalah 10 perusahaan dengan proses pemilihan seperti pada Tabel 3.1.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

29

Tabel 3.1

Proses Pemilihan Populasi Berdasarkan Kriteria

Kriteria Jml

Perusahaan tekstil di Bursa Efek ndonesia 18

Perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diatas tahun 2005 (3)

Perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengalami

delisting selama periode 2005-2014

(2)

Perusahaan tekstil terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan membuat laporan

keuangan tahun 2005 sampai tahun 2014 dengan modal sendiri negatif

(3)

Perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kriteria 10

Sumber: Situs Bursa Efek Indonesia/diolah

Tehnik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini 10 perusahaan, karena data yang diambil

adalah data sekunder diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id),

Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan situs resmi Bank Indonesia

(http://www.bi.go.id) dan dimungkinkan untuk mendapatkan data yang diperlukan

maka sampel dalam penelitian ini adalah populasi. Tehnik pengambilan sampel

dalam penelitian ini, seluruh populasi diambil sebagai sampel maka sering disebut

sebagai sampling jenuh. Menurut Sugiyono, (2012:85) Sampling jenuh adalah

tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Jumlah Sampel

Jumlah sampel adalah 10 perusahaan, sesuai dengan jumlah populasi

karena teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh atau

sensus. Perusahaan sampel adalah sebagai berikut :

1. PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG)

2. PT Argo Pantes Tbk (ARGO)

3. PT Century Textile Industry Tbk (CNTX)

4. PT Eratex Djaya Tbk (ERTX)

5. PT Indo Rama Synthetics Tbk (INDR)

6. PT Apac Citra Centertex Tbk (MYTX)

7. PT Pan Brothers Tbk (PBRX)

Page 30: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

30

8. PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)

9. PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM)

10. PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT)

Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Teknik Analisis Data Variabel

Penelitian

Variabel merupakan karakteristik dari obyek kajian yang relevan dengan

permasalahan penelitian, dimana data diamati atau diukur (Solimun 2012:3).

Sedangkan menurut Rangkuti (2011:45) variabel penelitian adalah konsep yang

mempunyai variasi nilai, maka nilai variabel dapat dibedakan menjadi empat

tingkatan skala, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah spesifikasi kegiatan penelitian dalam

mengukur variabel. Manajemen modal kerja penelitian ini diproksi dengan Siklus

Konversi Kas, Perputaran Modal Kerja, Struktur Investasi, Struktur Pendanaan

dan Likuiditas. Untuk memperjelas variabel yang diteliti, maka definisi

operasional masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

Perputaran Modal Kerja

Perputaran Modal Kerja menunjukkan banyaknya penjualan (dalam

rupiah) yang diperoleh perusahaan untuk setiap rupiah modal kerja yang

diinvestasikan. Menurut Sawir, (2005) Perputaran Modal Kerja dapat

diformulasikan sebagai berikut:

Perputaran Modal Kerja = (31)

Struktur Investasi

Struktur Investasi modal kerja merupakan perbandingan antara aktiva

lancar dan total aktiva perusahaan. Struktur Investasi modal kerja menurut

Riyanto, (2011); Syamsuddin, (2007); Nazir dan Afza, (2009) dapat

diformulasikan sebagai berikut

Struktur Investasi modal kerja = (32)

Page 31: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

31

Struktur Pendanaan

Struktur Pendanaan modal kerja menurut Riyanto, (2011) menunjukkan

besarnya hutang jangka pendek terhadap total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Hutang jangka pendek biasanya akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu

tahun, dan biayanya lebih murah dari pada hutang jangka panjang (Brigham dan

Houston, 2010). Pendanaan modal kerja menjelaskan berapa besar jumlah

pinjaman jangka pendek yang digunakan untuk meningkatkan profitabilitas

perusahaan.

Menurut Riyanto, (2011); Brigham dan Houston, (2010) formulasi

Struktur Pendanaan modal kerja

= (33)

Tingkat Suku Bunga

Tingkat Suku Bunga merupakan harga yang menghubungkan masa kini

dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka Tingkat Suku Bunga

ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Tingkat Suku Bunga

merupakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau investasi. (Dornbusch et al.

2008:43). Penelitian ini Tingkat Suku Bunga diwakili Tingkat Suku Bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bulanan, kemudian dirata-rata untuk mendapatkan

Tingkat Suku Bunga tahunan.

Suku Bunga dapat diformulasikan sebagai berikut:

Suku Bunga tahunan = (36)

Kinerja Perusahaan

Pengukuran kinerja perusahaan diproksikan melalui Return on Assets

(ROA). ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

operasi (EBIT) dari total aktiva yang diinvestasikan satu periode. Rasio ini

merupakan ukuran kinerja dari sudut pandang pemegang saham. Semakin tinggi

rasio ini merupakan sinyal positif bagi investor dalam melakukan investasi.

Menurut Weston dan Copeland, (2008:240); Emery et al., (1999: 92); Palepu et

al., (1990: 9.3-9.4) formulasi kinerja perusahaan sebagai berikut:

ROA =( )

(37)

Page 32: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

32

Definisi operasional, indikator pengukuran variabel dan skala pengukuran

variabel tersebut dapat disajikan pada tebel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2.

Definisi Operasional, Indikator Pengukuran Variabel

dan Skala Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Operasional Indikator pengukuran

variabel

Skala

pengukuran

01 Perputaran

Modal Kerja

Perputaran Modal Kerja

menunjukkan banyaknya

penjualan (dalam rupiah)

yang dapat diperoleh

perusahaan untuk setiap

rupiah modal kerja yang

diinvestasikan. (Sawir,

2005)

Perputaran Modal Kerja (PM)

=

Rasio

02 Struktur

Investasi

Struktur Investasi modal

kerja dalam piutang

tercermin dari

perbandingan jumlah

piutang terhadap total

aktiva yang terdapat di

perusahaan (Syamsuddin,

2007).

Struktur Investasi (SI)

=

Rasio

03 Struktur

Pendanaan

Struktur Pendanaan

modal kerja yang

menunjukkan seberapa

besar total aktiva dibiayai

oleh hutang lancar

(Riyanto, 2011).

Struktur Pendanaan (SP)

=

Rasio

04 Tingkat Suku

Bunga

Tingkat Suku Bunga

adalah tingkat

pembayaran atas

pinjaman atau investasi

lain dengan perjanjian

pembayaran kembali

(Dornbusch et al.,

2008:43)

Tingkat Suku Bunga (SB)

= SBI bulanan selama

setahun/12

Rata-rata

bulanan setiap

tahun

Page 33: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

33

05 Kinerja

perusahaan

Kinerja perusahaan

diproksikan melalui

Return on Assets (ROA).

ROA menunjukkan

kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba

operasi (EBIT) dari total

aktiva yang

diinvestasikan (Weston

dan Copeland 2008:240;

Emery et al.,1999;

Palepu et al.,1990: 9.3-

9.4)

Kinerja Perusahaan (KP)

ROA

=

Rasio

Instrumen Penelitian

Tehnik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

menggunakan tehnik dokumenter berupa: laporan keuangan tahunan, harga

saham, Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi periode 2005 sampai

dengan 2014. Instrumen penelitian disajikan pada tebel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Instrumen Penelitian

No Variabel Pengukuran Sumber

01 Perputaran

Modal

Kerja (PM)

PM = Penjualan / Modal kerja ICMD

(Indonesian Capital Market Directory)

tahun 2005 s/d 2008

Website resmi BEI

tahun 2009 s/d 2014

02 Struktur

Investasi

(SI)

SI = Aktiva lancar / Total aktiva ICMD

(Indonesian Capital Market Directory)

tahun 2005 s/d 2008

Website resmi BEI

tahun 2009 s/d 2014

03 Struktur

Pendanaan

(SP)

SP = Hutang Lancar / Total aktiva ICMD

(Indonesian Capital Market Directory)

tahun 2005 s/d 2008

Website resmi BEI

tahun 2009 s/d2014

Page 34: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

34

04 Tingkat

Suku

Bunga

(SB)

SB = Nilai SBI bulanan selama

setahun / 12

Data bulanan

tahun 2005 s/d 2014

Bank Indonesia (www.bi.go.id)

05 Kinerja

Perusahaan

(KP)

ROA = Laba bersih sebelum bunga

dan pajak / Total aktiva

ICMD

(Indonesian Capital Market Directory)

tahun 2005 s/d 2008

Website resmi BEI

tahun 2009 s/d 2014

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini, perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI), Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan situs resmi

Bank Indonesia.

Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah dokumentasi

yaitu mempelajari catatan-catatan perusahaan yang diperlukan t dalam laporan

keuangan untuk menghitung rasio keuangan dari ICMD, data mengenai harga

saham diperoleh dari jejaring resmi Bursa Efek Indonesia dengan alamat

http://www.idx.co.id. dan https://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock Data

juga diambil dari situs resmi Bank Indonesia http://www.bi.go.id mengenai

perkembangan Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga dan Inflasi.

Tehnik Analisis Data

Analisa Statistik Deskriptif

Adapun pengukurannya, menggunakan statistik deskriptif dengan menghitung

nilai minimum, nilai maksimum, range, mean dan standar deviasi.

Analisa Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan/diinferensialkan kepada populasi

dimana sampel diambil. Statistik inferensial terdiri dari statistik Parametrik dan

Non-Parametrik.

Uji Kecukupan Sampel

Menurut Ferdinand, (2013:225) besarnya sampel sangat dipengaruhi oleh

banyak factor antara lain tujuan penelitian. Bila penelitian bersifat deskriptif,

Page 35: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

35

maka umumnya membutuhkan sampel besar, tetapi bila penelitiannya untuk

menguji hipotesis, dibutuhkan sampel yang lebih sedikit. Semakin besar sampel

akan semakin besar kemungkinan untuk membuat keputusan yang tepat dalam

menolak hipotesis nol atau yang dikenal sebagai statistical power. Semakin besar

sampel maka semakin besar statistical power, walaupun sampel yang besar

membutuhkan biaya dan pengorbanan yang besar juga. Menurut Sekaran, 2003

dalam Ferdinand (2013:226), pedoman ukuran sampel yang dapat dipakai oleh

peneliti untuk menentukan jumlah sampel agar memperoleh model keputusan

yang baik adalah apabila N populasi 100 maka sampel sebaiknya 80. Menurut

Arikunto (2006:134) Jika jumlah populasi penelitian dibawah 100 maka

sebaiknya diambil semua, tetapi jika jumlah populasi diatas 100 maka jumlah

sampel dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih tergantung kesediaan

waktu, tenaga dan dana serta kemampuan peneliti termasuk sempit atau luasnya

penelitian.

Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013:29) Screening terhadap normalitas data merupakan

langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya

apabila tujuannya adalah inferensi. Jika terdapat normalitas, maka residual akan

terdistribusi secara normal. Yaitu perbedaan antara nilai prediksi dengan skore

yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara simetri disekitar nilai

means sama dengan nol. Jadi salah satu cara mendeteksi normalitas adalah

melalui pengamatan nilai residual. Normalitas Suatu variabel umumnya dideteksi

dengan grafik atau uji statistik, sedangkan normalitas nilai residual dideteksi

dengan grafik histogram.

Untuk mendeteksi normalitas dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov.

Caranya dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian dengan α = 5%

sebagai berikut:

Hipotesis Nol (H0) : data terdistribusi secara

normal

Hipotesis alternative (HA) : data tidak terdistribusi

secara normal

Page 36: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

36

Uji Outlier

Outlier adalah data yang memiliki data yang memiliki karakteristik unik

yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul

dalam bentuk ekstrim. Deteksi terhadap univariate outlier dapat dilakukan dengan

menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan

cara mengkonversi nilai kedalam skor standardized atau biasa disebut z-score,

yang memiliki nilai means (rata-rata) sama dengan nol dan standar deviasi sama

dengan satu. Menurut Hair (1998) dalam Ghozali, (2013:41) untuk sampel kecil

(kurang dari 80), maka standar skor dengan nilai ≥ 2,5 dinyatakan outlier. Untuk

sampel besar lebih dari 80, standar skor dinyatakan outlier jika nilainya kisaran 3

sampai 4. Menurut Ghozali, (2013:43) secara filosofi seharusnya outlier tetap

dipertahankan jika outlier memang representasi dari populasi yang diteliti.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas dilihat dari nilai

tolerance atau Variance Inflation Factor (VIF). Jika ada tolerance >10% atau <10

maka dapat dikatakan tidak ada gejala multikolinearitas.

Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit)

Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual

dapat diukur dari Goodness of Fit-nya (Ghozali, 2013:97). Secara Statistik

Goodness of Fit dapat diukur dari nilai koefisien determinasi dan nilai statistik F.

Kriteria kelayakan adalah sebagai berikut :

1. Apabila signifikansi uji F lebih kecil 0,05 maka model dinyatakan

layak untuk digunakan.

2. Apabila signifikansi uji F lebih besar atau sama dengan 0,05 maka

model dinyatakan tidak layak untuk digunakan.

Uji Hipotesis

1. Hipotesis pertama yaitu perputaran modal kerja terhadap Kinerja

Perusahaan menggunakan Uji t

Page 37: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

37

2. Hipotesis kedua yaitu Struktur Investasi terhadap Kinerja Perusahaan

menggunakan Uji t

3. Hipotesis ketiga yaitu Struktur Pendanaan terhadap Kinerja Perusahaan

menggunakan Uji t

4. Hipotesis keempat yaitu Tingkat Suku Bunga memoderasi pengaruh

perputaran modal kerja, struktur investasi, struktur pendanaan terhadap

Kinerja Perusahaan menggunakan uji residual.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 38: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

38

Gambaran Obyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan tekstil yang

memenuhi kriteria dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi atau sering disebut sebagai

sampel jenuh yaitu perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2005-2014. Berdasarkan proses pemilihan pada perusahaan tekstil yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejumlah 18 perusahaan dengan periode

pengamatan selama 10 (sepuluh) tahun. Sedangkan yang memenuhi kriteria

menjadi populasi dan seluruhnya diambil sebagai sampel penelitian sejumlah 10

perusahaan.

Deskripsi Obyek Penelitian

Sejarah pertekstilan Indonesia dimulai dari industri rumahan tahun 1929

dimulai dari sub-sektor pertenunan (weaving) dan perajutan (knitting) dengan

menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dengan produk seperti sarung,

kain panjang, lurik, stagen (sabuk), dan selendang. Penggunaan ATBM mulai

tergeser oleh Alat Tenun Mesin (ATM) tahun 1939 di Majalaya-Jawa Barat. Sejak

itu industri TPT Indonesia mulai memasuki era teknologi dengan menggunakan

ATM. Tahun 1974 berdirilah Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).

Page 39: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

39

Perkembangan Industri Tekstil Di Indonesia:

Diawali pada tahun 1970-an industri TPT Indonesia mulai berkembang

dengan masuknya investasi dari Jepang di sub-sektor industri hulu

(spinning dan man-made fiber making). Adapun fase

perkembangannya sebagai berikut:

Periode 1970-1985, industri tekstil Indonesia tumbuh lamban serta

terbatas dan hanya mampu memenuhi pasar domestik (substitusi

impor) dengan segment pasar menengah-rendah.

Tahun 1986, industri TPT Indonesia mulai tumbuh pesat dengan faktor

utamanya adalah: (1) iklim usaha kondusif, seperti regulasi pemerintah

yang efektif yang difokuskan pada ekspor non-migas, dan (2)

industrinya mampu memenuhi standard kualitas tinggi untuk

memasuki pasar ekspor di segmen pasar atas-fashion.

Periode 1986-1997 kinerja ekspor industri TPT Indonesia terus

meningkat dan membuktikan sebagai industri yang strategis dan

sekaligus sebagai andalan penghasil devisa negara sektor non-migas.

Pada periode ini pakaian jadi sebagai komoditi primadona.

Periode 1998-2002 merupakan masa paling sulit. Kinerja ekspor tekstil

nasional fluktuatif. Pada periode ini dapat dikatakan periode chaos,

rescue, dan survival.

Periode 2003-2006 merupakan outstanding rehabilitation,

normalization, dan expansion (quo vadis?). Upaya revitalisasi stagnant

yang disebabkan multi-kendala, yang antara lain dan merupakan yang

utama: (1) sulitnya sumber pembiayaan, dan (2) iklim usaha yang tidak

kondusif.

Periode 2007-2014 dimulainya restrukturisasi permesinan industri TPT

Indonesia.

Menghadapi MEA 201, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbilang

kalah dengan sejumlah negara di ASEAN seperti India dan Singapura, namun di

beberapa sektor ekonomi Indonesia memiliki peluang yang lebar dalam

menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Pertumbuhan

industri tekstil di Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Pasalnya industri

Page 40: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

40

tekstil saat ini membuka peluang pada ekspor tekstil Indonesia yang akan merajai

tingkat ASEAN. Ini dibuktikan dengan nilai ekspor tekstil dari tahun ke tahun

yang menunjukkan sintemen positif. Dari catatan Kementerian Perindustrian RI

dan Enciety Business and Consult tahun 2014, total nilai ekspor tekstil Indonesia

pada 2012 mencapai USD 12,4 miliar. Pada tahun yang sama nilai impor tekstil

hanya USD 6,8 miliar. Artinya industri tekstil Indonesia sudah mampu menopang

kebutuhan tekstil di dunia. Tren ekspor tekstil terlihat stabil pada tahun-tahun

berikutnya. Tahun 2013 nilai ekspor Indonesia naik menjadi USD 12,6 miliar.

Kebutuhan impor tekstil pada 2013 mengalami peningkatan menjadi USD 7,1

miliar. Artinya banyak kebutuhan pokok khususnya sandang masih banyak

bergantung dengan negara lain. Ini sangat mengkhawatirkan, mengingat kran

pasar bebas pada awal tahun 2016 resmi dibuka. Semua perdagangan akan keluar-

masuk Indonesia secara bebas. Jika sumber daya tidak disiapkan secara maksimal,

khususnya pada peluang ekspor tekstil maka bisa dimungkinkan kebutuhan tekstil

Indonesia juga akan ditopang negara lain. Hal ini tentunya membutuhkan peran

semua pihak untuk bersinergi mengola sumber daya yang ada untuk menghadapi

pasar bebas ASEAN. Meskipun begitu, sentimen positif terhadap peluang menjadi

pemasok tekstil di tingkat ASEAN masih terbuka lebar. Pasalnya, dalam kurun

waktu tiga bulan saja yakni Januari hingga Maret nilai ekspor tekstil Indonesia

mencapai USD 3,1 miliar. Sedangkan untuk impor tekstil pada kurun waktu yang

sama hanya USD 1,6 miliar saja. Tentunya untuk mendukung kesiapan

menghadapi MEA , Indonesia juga memerlukan pematangan kualitas dan

kuantitas produksi. Untuk mewujudkan itu, pemerintah juga harus mendorong

industri untuk berani melakukan terobosan-terobosan pasar.

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang

dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan

memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif

difokuskan kepada nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar

deviasi. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, diperoleh 10 perusahaan

Page 41: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

41

selama tahun 2005-2014 dengan 100 pengamatan, hasil uji statistik deskriptif

nampak pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif (Descriptive Statistic)

N Minimum Maximum Mean Std Deviation

Perputaran Modal Kerja (PM) 100 0,2400 5,1900 2,1503 1,04005

Struktur Investasi (SI) 100 2.79 75.77 41.6783 18.44123

Struktur Pendanaan (SP) 100 1.21 73.52 39.6591 15.62203

Tingkat Suku Bunga (SB) 100 5.77 11.83 7.9660 1.86411

Kinerja Perusahaan (KP) 100 -41.32 13.18 0.2331 7.73207

Valid N 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah pengamatan pada perusahaan

tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2005-2014 dalam penelitian ini sebanyak 100 data.

Perputaran Modal Kerja

Perputaran Modal Kerja (PM) merupakan rasio antara penjualan dengan modal

kerja.

Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata Perputaran Modal Kerja

perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2014 sebesar 2,1503 dan

standar deviasi 1,04005, dimana standar deviasi lebih kecil dari rata-ratanya. Hal

ini menunjukkan fluktuasi Perputaran Modal Kerja yang kecil pada perusahaan

tekstil yang menjadi sampel dengan nilai minimum 0,24 dan nilai maksimum

5,19. Nilai minimum sebesar 0.24, pada PT Nusantara Inti Corpora Tbk tahun

2007, sedangkan nilai maksimum sebesar 5.19 pada PT Eratex Djaya Tbk tahun

2009.

Struktur Investasi

Struktur Investasi (SI) merupakan rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva.

Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata Struktur Investasi modal kerja

perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2014 sebesar 41.6763 dan

standar deviasi sebesar 18.44123 dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai

Page 42: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

42

rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi Struktur Investasi modal kerja yang

kecil pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel dengan nilai minimum 2.79

dan nilai maksimum 75.77. Nilai minimum sebesar 2.79 pada PT Nusantara Inti

Corpora Tbk tahun 2006, sedangkan nilai maksimum sebesar 75.77 pada PT Pan

Brothers Tbk tahun 2006.

Struktur Pendanaan

Struktur Pendanaan (SP) merupakan rasio antara hutang lancar dengan total

aktiva.

Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata Struktur Pendanaan modal kerja

perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2014 sebesar 39,6591 dan

standar deviasi sebesar 15.62203, dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari

nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi Struktur Pendanaan modal kerja

yang kecil pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel, dengan nilai minimum

1,21 dan nilai maksimum 73,52. Nilai minimum sebesar 1.21, pada PT Nusantara

Inti Corpora Tbk tahun 2005, sedangkan nilai maksimum sebesar 73.52 pada PT

Pan Brothers Tbk tahun 2008.

Tingkat Suku Bunga

Tingkat Suku Bunga (SB) merupakan tingkat bunga yang ditentukan oleh Bank

Indonesia (BI rate) yang ditentukan setiap bulan, jadi Tingkat Suku Bunga yang

digunakan merupakan rata-rata bunga dalam satu tahun.

Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata Tingkat Suku Bunga tahun 2005-

2014 sebesar 7,9660 dan standar deviasi sebesar 1,86411 dimana nilai standar

deviasi lebih kecil dari rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi Tingkat Suku

Bunga yang kecil pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel dengan nilai

minimum 5.77 dan nilai maksimum 11.83. Tingkat Suku Bunga yang berlaku

selama tahun 2005-2014, berada di bawah rata-rata industri enam tahun berturut-

turut tahun 2009-2014 sedangkan empat tahun selanjutnya dari tahun 2005-2008

diatas rata-rata industri.

Kinerja Perusahaan

Kinerja Perusahaan (KP) variabel ini diukur dengan ROA, dimana ROA

merupakan rasio antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva

yang dimiliki perusahaan.

Page 43: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

43

Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata ROA tahun 2005-2014 sebesar

0,2331 dan standar deviasi sebesar 7.73207 dimana nilai standar deviasi lebih

besar dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi yang besar dari

perusahaan tekstil yang menjadi sampel, dengan nilai minimal -41,23 dan nilai

maksimal 13,18. Nilai minimum sebesar -41.23, pada PT Eratex Djaya Tbk tahun

2005, sedangkan nilai maksimum sebesar 13.18 pada PT Ricky Putra Globalindo

Tbk tahun 2014.

Uji Asumsi

Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang harus dilakukan adalah

uji kecukupan sampel selanjutnya dilakukan screening terhadap data yang akan

diolah (Ghozali, 2013:103). Penggunaan statistik parametrik dengan asumsi

multivariate normality yaitu setiap variabel dan semua kombinasi linear dari

variabel berdistribusi normal. Setelah melakukan transformasi untuk mendapatkan

normalitas data langkah screening berikutnya adalah mendeteksi adanya data

outlier dan selanjutnya pengujian tidak terdapat multikolinearitas.

Uji Kecukupan Sampel

Penelitian ini jumlah populasinya 100, dan semuanya diambil sebagai

sampel. Menurut Sekaran, 2003 dalam Ferdinand (2013:226), pedoman ukuran

sampel yang dapat dipakai oleh peneliti untuk menentukan jumlah sampel agar

memperoleh model keputusan yang baik adalah apabila N populasi 100 maka

sampel sebaiknya 80. Menurut Arikunto (2006:134) Jika jumlah populasi

penelitian dibawah 100 maka sebaiknya semuanya diambil nsebagai sampel, dari

kedua pendapat tertsebut maka dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian

ini dikategorikan sudah cukup.

Uji Normalitas

Uji Normalitas dalam penelitian ini dideteksi dengan grafik dan uji

statistik. Uji statistik untuk mendeteksi normalitas dilakukan dengan Uji

Kolmogorov-Smirnov dengan α = 5% sebagai berikut:

1. Perputaran Modal Kerja

Tabel 4. di bawah ini adalah hasil uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk

Perputaran Modal Kerja memberikan nilai 0,083 dengan probabilitas 0,088 diatas

Page 44: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

44

α = 0.05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis Nol diterima yang berarti data

variabel Perputaran Modal Kerja berdistribusi normal.

Tabel 4.2

Uji Normalitas Variabel Perputaran Modal Kerja

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

sqrtPM

N 100

Normal Parametersa,bMean 1.4202

Std. Deviation .36704

Most Extreme

Differences

Absolute .083

Positive .083

Negative -.080

Test Statistic .083

Asymp. Sig. (2-tailed) .088c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction

2. Struktur Investasi

Tabel 4.3 bawah ini adalah hasil uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk

Struktur Investasi memberikan nilai 0,093 dengan probabilitas 0,064 diatas α =

0.05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis Nol diterima yang berarti data

variabel Struktur Investasi berdistribusi normal.

Tabel 4.3

Uji Normalitas Variabel Struktur Investasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

sqrtSI

N 100

Normal Parametersa,bMean .6276

Std. Deviation .15200

Most Extreme

Differences

Absolute .093

Positive .087

Negative -.093

Test Statistic .093

Asymp. Sig. (2-tailed) .064c

Page 45: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

45

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction

3. Struktur Pendanaan

Tabel 4.4 di bawah ini adalah hasil uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk

Struktur Pendanaan memberikan nilai 0,115 dengan probabilitas 0,052 diatas α =

0.05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis Nol diterima yang berarti data

variabel Struktur Pendanaan berdistribusi normal.

Tabel 4.4

Uji Normalitas Variabel Struktur Pendanaan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

sqrtSP

N 100

Normal Parametersa,bMean .6141

Std. Deviation .14003

Most Extreme

Differences

Absolute .115

Positive .041

Negative -.115

Test Statistic .115

Asymp. Sig. (2-tailed) .052c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction

4. Tingkat Suku Bunga

Tabel di bawah ini adalah hasil uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk

Tingkat Suku Bunga probabilitas 0,055 diatas α = 0.05 jadi dapat disimpulkan

bahwa hipotesis Nol diterima yang berarti data variabel Tingkat Suku Bunga

berdistribusi normal.

Page 46: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

46

Tabel 4.5

Uji Normalitas Variabel Tingkat Suku Bunga

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SB

N 100

Normal Parametersa,bMean .0797

Std. Deviation .01864

Most Extreme

Differences

Absolute .190

Positive .190

Negative -.119

Test Statistic .190

Asymp. Sig. (2-tailed) .055c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction

5. Kinerja Perusahaan

Tabel di bawah ini adalah hasil uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk Kinerja

Perusahaan memberikan nilai 0,097 dengan probabilitas 0,061 diatas α = 0.05

jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis Nol diterima yang berarti data variabel

Kinerja Perusahaan berdistribusi normal.

Tabel 4.6

Uji Normalitas Variabel Kinerja Perusahaan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

TransKP

N 100

Normal Parametersa,bMean .3455

Std. Deviation .10091

Most Extreme

Differences

Absolute .097

Positive .097

Negative -.096

Test Statistic .097

Asymp. Sig. (2-tailed) .061c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction

Page 47: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

47

6. Uji Outlier

Pada data editor menghasilkan data Zscore Siklus Konversi Kas, Zscore

Perputaran Modal Kerja, Zscore Struktur Investasi, Zscore Struktur Pendanaan,

Zscore Likuiditas, Zscore Nilai Tukar Rupiah, Zscore Tingkat Suku Bunga,

Zscore Inflasi. Dari data Zscore apabila nilainya lebih dari 3 maka data tersebut

adalah outlier (Ghozali 2013:43). Hasil pengamatan terhadap data Zscore dapat

disimpulkan pada Tabel 4.7. di bawah ini:

Page 48: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

48

Tabel 4.7

Nilai Skor Outlier

ObsevasiZscore Siklus

Konversi KasObsevasi

Zscore Kinerja

PerusahaanObsevasi

Zscore Nilai

Perusahaan

63 4,24319 31 5,36249 79 5,56179

32 4,38991 80 5,6812

Dari Tabel 4.7 dapat diketahui terdapat 5 observasi yang dinyatakan

outlier yaitu Zscore Siklus Konversi Kas 1 observasi, Zscore Kinerja Perusahaan

2 observasi dan Zscore Nilai Perusahaan 2 observasi. Data outlier dalam

penelitian ini tetap dipertahankan karena representasi dari populasi yang sekaligus

menjadi sampel, hal tersebut secara filosofi dimungkinkan (Ghozali 2013:43).

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan korelasi antar variabel eksogen (Ghozali, 2013:105). Multikolinearitas

terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai Variance Inflation factor

(VIF) lebih besar dari 10. Jika nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai Variance

Inflation factor (VIF) kurang dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi

multikolinearitas.

Hasil pengujian multikolinearitas model 1 pada Tabel 4.8 menunjukkan

bahwa semua variabel eksogen mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan

nilai VIF lebih kecil 10, artinya terbebas dari multikolinearitas.

Page 49: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

49

Tabel 4.8

Uji Multikolinearitas Model 1

Coefficients

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Perputaran Modal Kerja (PM) 0,614 1,628

Struktur Investasi (SI) 0,362 2,761

Struktur Pendanaan (SP) 0,249 4.021

Tingkat Suku Bunga (SB) 0,179 5,591

Kinerja Perusahaan (KP) 0,704 1,421

a. Endogen Variabel: Kinerja Perusahaan (KP)

Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit)

Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang

digunakan fit. Model yang digunakan fit jika lebih kecil dari

0,05 (α = 5%), artinya variabel eksogen dalam penelitian ini

mampu menjelaskan variabel endogen (Ghozali, 2013:98).

Dari hasil uji F pada Tabel 4.9, didapat adalah 3,533

dengan tingkat signifikansi 0,018 lebih kecil dari 0,05 maka model

regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel Kinerja

Perusahaan.

Tabel 4.9

Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 588,454 3 196,151 3,533 ,018b

Residual 5330,245 96 55,523

Total 5918,699 99

a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

b. Predictors: (Constant), Struktur Pendanaan, Perputaran Modal Kerja, Struktur Investasi

Page 50: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

50

Uji Hipotesis

1. Pengaruh Perputaran Modal Kerja pada Kinerja Perusahaan

Secara teori semakin besar Perputaran Modal Kerja maka semakin tinggi

Kinerja Perusahaan yang di proksi dengan ROA. Perputaran Modal Kerja yang

semakin besar membuktikan modal kerja yang ditanam menghasilkan kenaikkan

penjualan, ini mengindikasikan perusahaan mampu mengelola komponen modal

kerja yang terdiri kas, piutang dan persediaan secara efisien, keberhasilan tersebut

tentu berdampak positif pada profitabilitas dan Kinerja Perusahaan.

Hasil pengujian variabel Perputaran Modal Kerja (PM) diukur dengan

rasio penjualan dengan modal kerja (gross working capital) yang digunakan

perusahaan dari perhitungan statistik deskriptif menghasilkan nilai rata-rata

2,1503. Berdasarkan hasil pengujian Tabel 4.8 menunjukkan koefisien sebesar -

0.042 dengan nilai signifikansi 0,686 lebih besar dari α = 5%. Hal ini

membuktikan Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja Perusahaan, artinya bahwa variabel PM tidak mendukung pada

peningkatan Kinerja Perusahaan. Hasil perhitungan statistik deskriptif nilai

maksimum Perputaran Modal Kerja sebesar 5,19 artinya penjualan terjadi setelah

70,33 hari padahal seharusnya penjualan terjadi setiap bulan atau 30 hari, posisi

ini mengakibatkan Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh pada Kinerja

Perusahaan.

Ditinjau dari nilai rata-rata, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

perusahaan tekstil mempunyai rata-rata Perputaran Modal Kerja sebesar 2,1503

selama satu tahun. Penelitian ini mengindikasikan bahwa nilai rata-rata Perputaran

Modal Kerja sangat lambat yaitu 169,74 hari, artinya setelah 169,74 hari modal

kerja yang ditanam baru menghasilkan penjualan, hal ini menunjukkan bahwa

komponen modal kerja yang ditanam pada perusahaan tidak berdampak pada

kenaikkan penjualan secara signifikan. Hasil penelitian tidak signifikan terjadi

karena Perputaran Modal Kerja dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam

komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas sangat lambat. Rata-rata

Perputaran Modal Kerja 2,1503 berarti modal kerja yang tertanam pada

perusahaan hanya menghasilkan penjualan sebesar 2,1503 kali, hal tersebut

membuktikan perusahaan dalam menggunakan modal kerja untuk kegiatan

Page 51: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

51

operasionalnya tidak efisien Penelitian ini mendukung penelitian Siswanto (2010)

terhadap perusahaan Real estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia; Azam dan Haider (2011) pada perusahaan manufaktur di Pakistan

dengan koefisien -0,118 dan signifikan 0,12.

2. Pengaruh Struktur Investasi pada Kinerja Perusahaan

Secara teori semakin besar Struktur Investasi semakin baik karena

menunjukkan tersedianya kas, piutang dan persediaan yang merupakan harta

lancar yang likuid dibanding dengan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan.

Adanya aktiva yang likuid dapat digunakan sewaktu-waktu untuk membiayai

kebutuhan operasional perusahaan dalam menghasilkan laba. Struktur Investasi

merupakan Rasio jumlah aktiva lancar terhadap total aktiva merupakan

perbandingan jumlah aktiva lancar terhadap total aktiva yang terdapat

diperusahaan yang dinyatakan dalam persen (Sawir, 2005:144). Semakin besar

rasio semakin baik karena menunjukkan tersedianya kas, piutang dan persediaan

yang merupakan harta lancar yang paling likuid dibanding dengan keseluruhan

aktiva yang dimiliki perusahaan. Adanya aktiva yang likuid dapat digunakan

sewaktu-waktu dapat membiayai kebutuhan operasional perusahaan dalam rangka

menghasilkan laba. Syamsudin (2001:209) mengemukakan bahwa rasio aktiva

lancar terhadap total aktiva adalah rasio yang menunjukkan berapa bagian dari

total aktiva yang tertanam dalam pos-pos yang lancar. Rasio aktiva lancar atas

total aktiva yang tinggi menunjukkan bahwa baik profitabilitas maupun resiko

yang dihadapi akan menurun.

Hasil pengujian variabel Struktur Investasi (SI) perusahaan tekstil

menghasilkan nilai rata-rata 41,6763. Berdasarkan hasil pengujian Ta

menunjukkan koefisien sebesar 0,081 dengan nilai signifikansi 0,032 lebih kecil

dari α = 5%. Hal ini membuktikan Struktur Investasi modal kerja berpengaruh

positif signifikan pada Kinerja Perusahaan. Artinya semakin besar rasio aktiva

lancar terhadap total aktiva maka semakin besar Kinerja Perusahaan. Kenaikan

Kinerja Perusahaan didasarkan pada besarnya jumlah perusahaan yang memiliki

Struktur Investasi diatas 40%, dari data 100 pengamatan, ternyata 65 pengamatan

yang memiliki Struktur Investasi diatas 40%. Kondisi ini menunjukkan bahwa

perusahaan tekstil mampu membiayai semua kebutuhan operasional dan peluang

Page 52: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

52

yang ada sehingga dapat meningkatkan laba, posisi ini dapat mengakibatkan

pengaruh yang positif antara Struktur Investasi dan Kinerja Perusahaan.

Ditinjau dari nilai rata-rata, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-

rata Struktur Investasi perusahaan tekstil sebesar 41,6763, hasil tersebut sesuai

dengan pendapat Brealey et al. (2007); Weston dan Copeland (2008) yang

menyatakan komposisi modal kerja perusahaan manufaktur, berkisar 40% dari

total aktiva. Penelitian ini mengindikasi bahwa Struktur Investasi yang

mempunyai nilai rata-rata diatas 40%, berperan dalam peningkatan Kinerja

Perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan di Pakistan oleh

Raheman et al. (2010) dengan koefisien 0,217; Azam dan Haider (2011) dengan

koefisien 0,275 dan hasil penelitian di Malaysia oleh Mohammad dan Saad (2010)

dengan koefisien lebih rendah sebesar 0,293, menyatakan Struktur Investasi

modal kerja berpengaruh signifikan pada Kinerja Perusahaan.

3. Pengaruh Struktur Pendanaan pada Kinerja Perusahaan

Semakin besar persentase pendanaan berasal dari ekuitas atau pemegang

saham maka dari sudut kreditur bermakna makin besar perlindungan bagi pemberi

pinjaman. Semakin tinggi struktur pendaan ini maka semakin besar resiko

keuangan yang dapat mengganggu capaian profitabilitas perusahaan. Semakin

kecil rasio ini maka semakin baik karena akan meningkatkan profit atau semakin

kecil resiko keuangan.

Berdasarkan hasil pengujian pada variabel Struktur Pendanaan (SP) yang

diukur dengan rasio hutang lancar dengan total aktiva dengan nilai rata-rata

39,6591, pada Tabel 4.8 menunjukkan koefisien sebesar -0.112 dengan nilai

signifikansi 0,048 lebih kecil dari α = 5%. Hal ini membuktikan Struktur

Pendanaan berpengaruh negatif signifikan pada Kinerja Perusahaan. Struktur

Pendanaan berpengaruh pada Kinerja Perusahaan karena dari 100 amatan pada

perusahaan tekstil 63 amatan (63%) atau lebih dari 50% yang berada dibawah

rata-rata. Sundjaja dan Barlian, (2001:78) mengemukakan rasio jumlah hutang

lancar terhadap total aktiva merupakan perbandingan jumlah hutang lancar

terhadap total aktiva yang terdapat diperusahaan dan dinyatakan dalam persentase.

Rasio ini menekankan pentingnya pengaturan pendanaan hutang bagi perusahaan

Page 53: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

53

dengan jalan menunjukkan besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai dengan

hutang jangka pendek. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Ogundipe et al.

(2012) di Nigeria dan Mohammad dan Saad (2010) di Malaysia dan Roheman et

al. (2010) di Pakistan, dengan koefisien yang lebih kecil, -0,194.dan tingkat

signifikansi 0,000 yang menyatakan Struktur Pendanaan berpengaruh signifikan

pada Kinerja Perusahaan.

4. Tingkat Suku Bunga memoderasi pengaruh perputaran modal kerja,

struktur investasi dan struktur pendanaan terhadap Kinerja Perusahaan.

Uji moderasi dengan Uji residual mempunyai 2 langkah, langkah pertama mencariResidual regresi Tingkat Suku Bunga sebagai fungsi dari Perputaran Modal Kerja,Struktur Investasi dan Struktur Pendanaan yang hasilnya ditunjukkan pada tabel4.10.

PerputaranModal Kerja

StrukturInvestasi

StrukturPendanaan

Tingkat SukuBunga

KinerjaPerusahaan

Page 54: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

54

Tabel 4.10

Suku Bunga sebagai fungsi dari Perputaran Modal Kerja, Struktur Investasi danStruktur Pendanaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 8,150 ,693 11,763 ,000

Perputaran Modal Kerja -,135 ,204 -,075 -,664 ,508

Struktur Investasi -,015 ,012 -,144 -1,259 ,211

Struktur Pendanaan ,018 ,014 ,151 1,278 ,204

a. Dependent Variable: Suku Bunga

Regresi kedua yaitu absolut residual regresi pertama sebagai fungsi dari Kinerjaperusahaan yang ditunjukkan pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Absolut Residual Regresi pertama sebagai fungsi dari Kinerja Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 1,526 ,097 15,714 ,000

Kinerja Perusahaan -,050 ,013 -,369 -3,927 ,000

a. Dependent Variable: abs_res

Dari tabel 4.11 maka persamaan regresi adalah sebagai berikut :

Abs_res = 1,526 – 0,05 Kinerja Perusahaan

Parameter Kinerja Perusahaan adalan negatif dan signifikan, sehingga dapatdisimpulkan bahwa Tingkat Suku Bunga memoderasi pengaruh perputaran modalkerja, struktur investasi dan struktur pendanaan terhadap kinerja perusahaan.

Page 55: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

55

BAB 5

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

SIMPULAN

Berdasarkan hipotesis penelitian maka simpulan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Perputaran Modal Kerja

berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Perusahaan adalah ditolak.

2. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Struktur Investasi berpengaruh

positif signifikan terhadap Kinerja Perusahaan adalah diterima.

3. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Struktur Pendanaan berpengaruh

positif signifikan terhadap Kinerja Perusahaan adalah ditolak.

4. Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Tingkat Suku Bunga

memoderasi pengaruh perputaran modal kerja, struktur investasi dan

struktur pendanaan terhadap Kinerja Perusahaan adalah diterima.

REKOMENDASI

Berdasarkan Simpulan Penelitian maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Struktur Investasi merupakan hal yang penting sehingga penempatan

Sumber Daya Manusia dalam mengoptimalkan portofolio merupakan hal

utama pada perusahaan.

2. Tingkat Suku Bunga memoderasi pengaruh perputaran modal kerja,

struktur investasi dan struktur pendanaan terhadap Kinerja Perusahaan

sehingga dalam setiap pengambilan keputusan diperlukan monitoring

fluktuasi suku bunga yang terjadi.

Page 56: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

56

DAFTAR PUSTAKA

Abuzayed, B (2011) Working Capital Management And Firms’ Performance in

Emerging Markets, Emerald International Journal of Managerial Finance

Vol. 8 No. 2, 2011 pp. 155-179 Emerald Group Publishing Limited1743-

9132 DOI 0.1108/17439131211216620

Agustina dan F. Sumartio (2014) Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pergerakan Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan. Jurnal Wira

Ekonomi Mikroskil Volume 4, Nomor 01, April 2014

Aivazian,V.A., Y.Ge., dan J.Qiu (2005) The Impact of Leverage on Firm

Investment: Canadian Evidence, Journal Of Corporate Finance 11 (2005):

pg 277-291

Akoto R K., D.A Vitor dan P. L Angmor (2013) Working Capital Management

And Profitability: Evidence from Ghanaian Listed manufacturing Firms.

Journal of Economics and International Finance Vol 5 (9). Pp. 373-379,

December, 2013. DOI: 10.5897/ JEIF2013.0539. ISSN 2141-6672@ 2013

Academic Journals. Http:// www.academicjournals.org/JEIF

Al-Debi’e, M. M. (2011) Working Capital Management and Profitability:The

Case of Industrial Firms in Jordan.European Journal of Economics, Finance

and administrative Sciences ISSN 1450-2275 Issue 36 @EuroJournals,Inc

2011. http://www.eurojournals.com

Alghifari, E.S., Sigi dan Y.S Juhaeni (2013) Effect of Return on Assets (ROA)

Against Tobin's Q: Studies in Food and Beverage Company in Indonesia

Stock Exchange Years 2007-2011 International Journal of Science and

Research (IJSR), India Online ISSN: 2319-7064

Ambarwati, S.D. Ari (2010) Manajemen Keuangan Lanjut. Edisi Pertama, Graha

Ilmu Yogyakarta

Anand dan Gupta (2002) Working Capital Performance of Corporate India: An

Empirical Survey for the Year 2000-2001, Journal of Finance Management,

Available From:URL:http://www.Ssrn.Com

Page 57: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

57

Anuchitworawong. C (2004) Ownership-based Internal Corporate Risk and Firm

Performance. Institute of Economic Research Hitotsubhasi University 2-1

Naka, Kunitachi,186-8603, Tokyo, Email: cei*[email protected]*u.ac.jp,.

Appuhami, B.A.R (2008). The impactof firms’ capital expenditure on working

capital management: An empirical study. Int. Manage. Rev.4.1

Arikunto, S (2006) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta

Jakarta.

Attari, A.M. dan Kashif R (2012) The Optimal Relationship of Cash Conversion

Cycle with Firm Size and Profitability. International Journal of Academic

Researh in Business and Social Sciences, April 2012, Vol.2, No 4 ISSN:

2222-6990.www.hrmars.com/journal

Awan, M. R. (2014) Impact of liquidity, leverage, inflation on firm profitability

an empirical analysis of food sector of Pakistan. Journal of Business and

Management (IOSR-JBM) e – ISSN: 2278-487X,p – ISSN:2319-7668

Volume 16, Issue 1 Ver VII (Feb. 2014) pp 104-112 www. Iosrjournals.org

Azam, M dan S.I Haider (2011) Impact of Working Capital Management on

Firms’ Performance, Evidence From Non-Financial Institutions of KSE-30

Index. Interdiciplinary Journal of Contemporary Research in Business,

September 2011vol 3, no 5. Ijcrb.webs.com

Brealey, R. A., S.C Myers; Alan J. Marcus (2007), Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan Perusahaan Terjemahan oleh Bob Sabran 2008 Edisi kelima Jilid

Dua Erlangga, Jakarta

Brigham, E.F dan J.F. Houston (2010). Manajemen Keuangan . Buku 2 Edisis 11.

Salemba Empat.

Brigham, E. F dan Daves P (2010). Intermediate Financial Management. Tenth

Edition. Cengage Learning. South-Western

Bursa Efek Indonesia, https://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock Minggu

28 Februari 2015 Jam 18.00

Charitou, A., G. Gascon, dan F. Woo.C (2004) Predicting Corporate failure:

Empirical Evidance For The UK” Europian Accounting Review, Vol 13,

No 3

Page 58: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

58

Charitou, M.P.L dan H.B Santoso. (2012), The Relationship between Working

Capital Management and Firm’s Profitability: An Emperical Investigation

for An Emerging Asian country. International Business & Economics

Research Journal, vol 11, Number 8, pp 74-86

Chen N.F, Roll dan Ross,S.A, (1986).Economic Forces and The Stock, Journal of

Finance 59:383-403

Danuletiu, A. E (2010) Working Capital Management and Profitability: Case of

Alba Country Companies, Reasearch Journal of Businees Management,

Available From: URL:http://www.Ssrn.Com

Dash M.dan R.A. Ravipati, (2009). Liquidity-profitability trade-off model for

working capital management. Working paper, Alliance Business School

Deloof M. (2003). Does working capital management affect profitability of

Belgian firms, J. Bus. Finance. Account. 30 (3-4): 573-588

Demir, F (2007) Determinants of Manufacturing Firm Profitability under

Uncertainty and Macroeconomic Volatility: Evidence From an Emerging

Market. White paper of Departement of Economics, University of

Oklahoma

Dodd, J.L dan S.Chen, (1996), EVA: A New Panacea, B & E Review/ July –

Sept.1996, pg 26-28

Dong, H.P. dan J. Su (2010) The Relationship Between Working Capital

Management and Profitability: A Vietnam Case. International Research

Journal of Finance and Economics, Vol. 49.

Dornbusch, R., S. Fische.r, dan R. Starz (2008) Makro Ekonomi. Terjemahan oleh

Roy Indra Mirazudin Jakarta PT Media Global Edukasi

Eljelly, A.M, (2004) Liquidity-profitability trade-off: An empirical investigation

in an emerging market. Int. J Commer. Manage. 14(2): 48-61

Emery, D.R., J.D.Finnerty dan J..D Stowe, (1999). Principles of Financial

Management Prentice Hall, A Simon & Schuster Company Upper Saddle

River, New Jersey 07458

Page 59: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

59

Enyi, E.P. (2006) Applying Relative Solvency to Working Capital Management

Journal of Financial Management, available From:

URL:http://www.Ssm.Com

Fahmi, (2011) Analisis Kinerja Keuangan. Panduan bagi akademi, Manajer, dan

Investor untuk Menilai Menganalisis Bisnis dari aspek Keuangan. Edisi

Pertama, CV Alfabeta, Bandung.

Falope, O dan O.T Ajilore (2009) Working Capital Management and Corporate

Profitability: Evidance From Panel Data Analysis of Selected Quoted

Companies at Nigeria. Reseacrh Journal of Business Management Vol 3,

73-84

Ferdinand, A (2013) Metode Penelitian Manajemen, Pedoman Penelitian untuk

Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi Ilmu Manajemen. Edisi 2 . Badan

penerbit Universitas Diponegoro. CV Indoprint Semarang ISBN 979-704-

254-5

Gallardo., J. Lopez., Anyul., M. Puchet., Hernandez dan J. Sanchez (2001) Profit

Margin in Mexico’s Manufacturing Industry: An Econometric Study

Metroeconomica Vol 51, Issue I

Ghozali, I. (2008), Model Persamaan Struktural; Konsep Dan Aplikasi Dengan

Program Amos 16.0. Semarang, BP UNDIP

-----------. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, cetakan

ke VII, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Gill A., N. Biger., dan N. Mathur (2010) The Relationship Between Working

Capital Management And Profitability: Evidence From United State.

Business and Economics Journal 2010: BEJ-10.

http://astonjournals.com/bej

Gitman, dan J.Lawrence (2009). Principles of Managerial Finance, Twelfth

Edition, Pearson Education, Inc, United States of America

Gitman., J.Lawrence dan C.J. Zutter, (2012), Principles of managerial Finance,

Thirteen Edition, Pearson Education, Inc, United States of America.

Page 60: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

60

Gupta,J P; A Chevalier dan F. Sayekt (2000). The Causality Between Interest

Rate, Exchange Rate And Stock Price in Emerging Markets: The Case Of

The Jakarta Stock Exchange. Working Paper Series. EFMA 2000. Athens

Hanafi, M. dan H.Abdul (2008) Analisa Laporan Keuangan. Edisi ketiga

Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Hanun,.E.L. (2008) Pengaruh Kebijakan Modal Kerja terhadap Return On

Investment pada Industri Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tesis Program Sarjana USU

Haris, M. dan A. Raviv (1990) Capital Structure and The Information Role and

Debt, The Journal of Finance,46, pg 297-355

Helfert, A.E. (1997) Tehnik Analisis Keuangan, Petunjuk Praktis Untuk

Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan, Terjemahan Herman

Wibowo Edisi kedelapan, Erlangga Jakarta

Horne, J.C. dan J. M. Wachowicz (2012) Financial Management, Terjemahan

Quratul’ain Mubarakah, Edisi Ketigabelas, Salemba Empat, Jakarta

Husnan, S dan E. Pudjiastuti (2012) Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi

Keenam . Yogyakarta, UPP STIM YKPN

Huzaini, A (2012). Pengaruh Variabel Return On Asset, Return On Equity, Net

Profit Margin dan Earing Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan

Makanan go public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Profit Vol 6, No 1

Indonesia Capital Market Directory (ICMD), (2005). Indonesia Stock Exchange, Jakarta

-----------------------------------------------------, (2006). Indonesia Stock Exchange, Jakarta

-----------------------------------------------------, (2007). Indonesia Stock Exchange, Jakarta

Kaddumi, A.T. dan I.Z. Ramadan (2012) Profitability and Working Capital

Management The Jordanian Case. International Journal of Economics and

Finance Vol4, No 4, pp 217-226. 4 April 2012. www.ccsenet.org/ijef

Kanwal, S. dan M. Nadeem (2013). The Impact Of Macroeconomic Variables On

The Profitability Of Listed Commercial Banks in Pakistan.European

Journal of Business and Social Science, Vol 2 No 9, pp 186-201. December

P.P 186-201 URL:http://www.ejbss.com/recent.aspx ISSN: 2235-367X

Page 61: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

61

Karadagli, C.E. (2012) The Effect of Working Capital Management on the

Profitability of Turkish SMEs. British Journal of Economics Finance and

Management Sciences September 2012, Vol. 5(2)

Keown, A.J., J.D. Martin., J.W Petty, dan D.F.Scoot Jr.(2010), Manajemen

Keuangan dan Penerapannya. Edisi Kesepuluh, Jilid 2, Indeks Jakarta

Lotfinia E., Z.Mousavi dan A.Jari (2012) The Relationship Between Working

Capital Management and Firm Characteristics: Evidence From Tehran

Stock Exchange (TSE). International Journal of Business and social

Science Vol.3 No 14 ( Special Issue-july 2012)

Makori, D.M. dan J.Ambrose (2013) Working Capital Management and Firm

Profitability: Empirical Evidence from Manufacturing and Construction

Firms Listed on Nairobi SecuritiesExchange Kenya. International Journal

of Accounting and Taxation Vol 1 No 1 December 2013 /

www.aripd.org/ijat.

Manoori, E. and M. D. Joriah (2012). Determinants Of Working Capital

Management: Case Of Singapore Firms, Research Journal of Applied

Finance and Accounting, Vol 3, No 11 pp 15-23

Mashady, D. Darminto dan A. Husaini (2014) Pengaruh Working capital

Turnover (WCT), Current Ratio (CR) Dan Debt To Total Assets (DTA)

Terhadap Return On Investment (ROI). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)

Vol 7 No:1

Mathuva, D.M. (2009) The Influence of Working Capital Management

Components on Corporate Profitability, Journal Economic Sciences Series,

I (36), Pages 272-277, Available from: URL: http://www.ssm.Com

Myers, S. C. (1977,1984) The Capital Structure Puzzle, Journal of Finance, 39: 3,

Juli pg 575-592.

Modigliani, F. and M. Miller (1958). The Cost of Capital, Corporation Finance,

And The Theory Of Investmen, American Economic Review 48(3)

Mohammad, N.E., B. Azhar. dan .B.M Saad (2010) Working Capital

Management: The effect of Market Valuation and Profitability in Malaysia.

International Journal of Bussines and management Vol 5 No 11

Page 62: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

62

Mumtaz A., M. Rehan., M. Rizwan., F. Murtaza., A. Jahanger dan H. A. Khan

(2011) Impact of Working Capital Management on Firms’ Performance;

evidence from Chemical sector listed firms in KSE-100 Index. JOSR.

Journal of Business and Management (JOSR-JBM) e-ISSN:2278-487X,p-

ISSN:2319-7668,PP 93-100, www.iosrjournals.org

Napompech (2012) Effeect of working capital management on the Profitability of

Thai Listed Firm. International Journal of Trade, Economics and Finance.

Vol 3 No 3 Juni 2012

Nazir, M.S dan T Afza (2009). Impact of Aggressive Working Capital

Management policy on Firms’ Profitability. The IUP Journal of Applied

Finance. Vol 15 no.8

Ngwenya, S (2012) The Relationship Between Working Capital Management and

Profitability of Companies Listed on the Johannesburg Stock Exchange.

Journal of Modern accounting and auditing, ISSN 1548-6583 August 2012,

vol 8 No 8, 1204-1213.

Nugraha, M. (2009) Analisis Kebijakan Modal Kerja dan Pengaruhnya Terhadap

Profitabilitas Hotel Dyana Pura Denpasar, Tesis Program Pascasarjana

Universitas Udayana

Nzioki, P.M., S. K Kimeli., M. R Abudho dan J. M. Nthiwa (2013) Manajemen of

working capital and its effect on profitability of manufacturing companies

listed on Nairobi securitiesexchange (NSE), Kenya. International Journal of

Business and Finance Management Research ISSN 2053-1842. /IJBFMR 1

( 2013) 35-42

Ogundipe, E. S., I. Abiola dan L.O.Ogundipe (2012) Working Capital

Management, Firms’ Performance and Market Valuation in Nigeria.

International Journal Of Social, Human Science and Engineering Vol:6

No:1

Palepu, G. K., P. M. Healy dan V. L Bernard (1990) Business Analysis &

Valuation Using Financial statements, Second Edition. South Western

College Publising.

Page 63: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

63

Qayyum, A.A Raheman, T Afza dan M.A. Bodla (2010) Sector-Wise Analysisof

Working Capital Management and Firm Performance in Manufacturing

Sector of Pakistan. Interdiciplinary Journal of Contemporary Research in

Business Vol 2 No 7

Rachmawati, R (2012) Analisis Variabel Mikro dan Makro Terhadap kesulitan

Keuangan Pada Perusahaan Tekstil dan produk Tekstil di Bursa Efek

Indonesia http://elibrary.ub.ac.id/handle/123456789/33081/mode=full

(1Desember 22,26)

Raheman A dan M.Nasr (2007). Working capital management and profitability.A

case study of Pakistan firms. International Review of Business. Research

Paper, Vol.3 N0 1 Pp:279-300

Raheman A., T. Afna., A. Qayyum dan M.A Bodla (2010) Working Capital

Management and Corporate Performance of Manufacturing sector in

Pakistan, International Research Journal of Finance and Economics ISSN

1450-2887 Issue 47 (2010) @ Eurojournals Publishing, Inc, 2010

http://www.eurojournals.com/finance.htm

Rangkuti, F (2011) Riset Pemasaran, Cetakan kesepuluh, PT Gramedia Jakarta

Reilly, F.K., (1992) Invesment, The Dryden Press International Edition, Third

Edition, USA

Riyanto, B. (2011) Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat

cetakan kesebelas. Yogyakarta, BPFE Universitas Gajah Mada.

Rozari, P.E. (2014) Efisiensi Modal Kerja: Apakah Relevan? Belajar Hasil-Hasil

Penelitian Dari Seluruh Dunia. 22 Februari 2015, 10.10

http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/292/297

Sadiamajeed., M.A.M Makki., S Saba dan A.Tariq (2013) The Relationship of

Cash Conversion Cycle and Firm’s Profitability: Evidence from Pakistan

Firms, Journal of Emerging Issues in Economics, Finance and

Banking(JEIEFB) An Online International Monthly Journal (ISSN: 2306

367X) Volume:1No.1

Sartono, R. A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat

Yogyakarta. BPFE Yogyakarta

Page 64: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

64

Sawir, A. (2005) Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama

Shin, H.H.and L Soenen (1998) Efficiency of Working Capital and Corporate

Profitability. Journal of Financial and Education. Vol.8 No 2. Pp37-45

Singh, J.P dan S. Pandey (2008) Impact of Working Capital Management in the

Profitability of Hindalco Industries Limited. The ICFAI University Journal

of Financial Economics. Vol 6 No 4

Singh, P (2008) Inventory and Working Capital Management: An Empirical

Analysis. The IUP. Journal of Accounting Research and Audit Practices Vol

VII, Issue 2 page 53-73

Sitorus, M (2004) Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Kinerja saham

Pertambangan Minyak dan gas Bumi Di Bursa Efek Indonesia,

www.yai.ac.id

Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Alfabeta,

Bandung

Syamsuddin, L. (2007) Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi

dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Edisi Baru.

Cetakan kesembilan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Smit, K.V. (1973), State of The Art of Working Capital Management. Financial

Management Autumn, pp 50-55

Solimun,(2012) Structural Equation Modeling (SEM). Surabaya. Program

Pascasarjana STIESIA. Tanggal 2-3 Juni 2012

Suardani, A.A.P. (2009) Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro Terhadap

Kinerja Keungan dan Return saham Perusahaan Pada Industri Manufaktur di

Pasar Modal “ Sarathi Vol 16 No 2 tahun 2009

Subagyo., F.Sri., B.Rudy., P Astuti dan algifari (2002) Bank dan Lembaga

Keuangan Lainnya. Edisi 2. Yogyakarta, Yayasan Keluarga Pahlawan

Negara.

Sudiyanto, B, (2010), Pengaruh Kebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Dengan Kinerja Perusahaan Sebagai Variabel Intervening (Studi kasus

perusahaan manufaktur di BEI), Dinamika keuangan dan Perbankan Mei

2010, Hal: 1-22 ISSN: 1979-4878.

Page 65: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

65

Summers, B dan Wilson, N.(2000), Trade credit management and the decision to

use factoring: an empirical study, Journal of business Finance &

Accounting, Vol 27 NO1, pp.37-68

Sutrisno. (2003) Manajemen Keuangan (Teori ,Konsep dan Aplikasi), Yogyakarta

Ekonesia

Tandelilin, E. (2010) Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi 1

Yogyakarta: Kanisius

Toro, M.J.S., D.D Hartono (2014) Siklus Konversi Kas: Alternatif Rasio

Likuiditas Yang Lebih Baik Dalam Memprediksi Profitabilitas, Jurnal

Bisnis dan Manajemen Vol 14, No 1: 31-46

Ukaegbu, 2014 The Significance of Working Capital Management in Determining

Firm Profitability: Evidence from Developing Economies in Africa.

Research in International Business and Finance 31,1-16

Ulupui, I. G. K. A.(2007). Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,

Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan

Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di

Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 2 No. 1, Januari: 88

Utami, M. dan M Rahayu (2003), Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi Dan

Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis

Ekonomi, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol.5. No 2 September

2003: 123-131

Uyar, A (2009) The Relationship of Cash Conversion Cycle with Firm Size and

Profitability: An Empirical Investigation in Turkey. International Research

Journal of Finance and Economics 24, 186-192

Weston, J. F. dan T. Copeland. (2008). Manajemen Keuangan. Edisi kesembilan,

Binarupa Aksara, Jakarta,

Wijaya, A.L. (2012), Pengaruh Komponen Working Capital Terhadap

Profitabilitas perusahaan, Jurnal Dinamika Akuntansi (JDA) Vol 4, No 1

Maret 2012, pp 20-26

Page 66: LAPORAN PENELITIAN Tingkat Suku Bunga sebagai … filemodal kerja, untuk mencapai modal kerja yang optimal, manajer perusahaan harus mengontrol trade-off antara profitabilitas dan

66