laporan penelitian tahun anggaran 2018 …

44
Tema : Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Sub Tema : Pengelolaan Lingkungan LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 PENELITIAN BIDANG ILMUAN PENERAPAN PERSAMAAN LIKU KALIBRASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN AIR PERIKANAN PADA BENDUNG BATANG SAMO KABUPATEN ROKAN HULU Tim Peneliti Ketua : Joleha, ST, MM NIDN : 0020077001 Anggota 1 : Nurdin, ST., MT NIDN : 0018026503 Anggota 2 : Ir. Siswanto, MT NIDN : 0014076205 Mahasiswa: 1. Mhd. Sidiq Dwi Saputra Nim: 1407034508 2. Khairunisa Nim: 1407039785 Sumber Dana : DIPA Universitas Riau Nomor Kontrak: 712/UN.19.5.1.3/PP/2018 Tanggal 22 Maret 2018 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS RIAU OKTOBER 2018

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

Tema : Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Sub Tema : Pengelolaan Lingkungan

LAPORAN PENELITIAN

TAHUN ANGGARAN 2018

PENELITIAN BIDANG ILMUAN

PENERAPAN PERSAMAAN LIKU KALIBRASI

MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI UNTUK

MENDUKUNG KETERSEDIAAN AIR PERIKANAN PADA

BENDUNG BATANG SAMO KABUPATEN ROKAN HULU

Tim Peneliti

Ketua : Joleha, ST, MM NIDN : 0020077001

Anggota 1 : Nurdin, ST., MT NIDN : 0018026503

Anggota 2 : Ir. Siswanto, MT NIDN : 0014076205

Mahasiswa:

1. Mhd. Sidiq Dwi Saputra Nim: 1407034508

2. Khairunisa Nim: 1407039785

Sumber Dana : DIPA Universitas Riau

Nomor Kontrak: 712/UN.19.5.1.3/PP/2018 Tanggal 22 Maret 2018

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS RIAU

OKTOBER 2018

Page 2: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

i

HALAMAN PENGEAHAN

Page 3: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

ii

RINGKASAN PENELITIAN

Menurunnya debit air di Bendung Batang Samo Kabupaten Rokan Hulu sebesar 30,05%

disebabkan adanya pengambilan air di sepanjang saluran primer irigasi untuk keperluan mengairi

kolam-kolam ikan milik masyarakat yang ada di sepanjang saluran tersebut. Untuk mengurangi

kehilangan air di saluran primer, maka air yang melimpas di atas mercu bendung dianggap perlu

dialih fungsikan dan dibuat saluran intake baru untuk pengembangan daerah perikanan di hilir

sungai Batang Samo, mengingat industri perikanan juga sangat potensial di Rokan Hulu. Tujuan

umum penelitian ini adalah mendukung analisis ketersediaan air dalam upaya mengurangi

kehilangan air di saluran primer irigasi untuk kebutuhan irigasi pertanian dan memanfaatkan

kelebihan air limpasan di mercu bendung dengan pembuatan saluran intake baru untuk

pengembangan daerah perikanan di hilir sungai Batang Samo. Mengingat tidak diketahuinya

rumus konversi data data pengukuran ketinggian air di mercu menjadi debit sedangkan analisis

ketersediaan air sangat diperlukan untuk pengembangan sumber daya air. Sehingga tujuan utama

dari penelitian ini adalah membentuk model rating curve (liku kalibrasi) untuk memprediksi

persamaan liku kalibrasi bendung Batang Samo menggunakan data debit harian dari tahun 2015-

2016. Hasil dari penelitian ini memiliki tingkat korelasi sangat baik, diperoleh nilai parameter a =

21,675 dan b = 1,5 sehingga didapat Persamaan liku kalibrasi yaitu Q=21,675 H1,5

dengan faktor

korelasi R=1.00

Page 4: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah

Subhanawataallah yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada

kami Tim Penelitian Penerapan Persamaan Liku Kalibrasi Menggunakan

Pendekatan Regresi Untuk Mendukung Ketersediaan Air Perikanan Pada

Bendung Batang Samo Kabupaten Rokan Hulu, sehingga penelitian ini dapat

di selesaikan tepat pada waktunya.

Penelitian ini telah terlaksana dengan baik, pengolahan dan pembahasan

telah dilaksanakan, luaran wajib dan luaran tambahan sudah dipenuhi.

Pelaksanaan penelitian didukung dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam

kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan terimakasih kepada;

1. Rektor Universitas Riau

2. Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP sebagai ketua Lembaga Pengabdian pada

Masyarakat (LPPM) Universitas Riau

3. Dr. Imam Suprayogi, ST., MT selaku Ketua Prodi Teknik Sipil D3.

Smoga hasil luaran dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa,

terutama mahasiswa teknik Sipil D3 Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau.

Pekanbaru, 5 Oktober 2018

Tim Peneliti,

Joleha, ST., MM

Page 5: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

iv

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Ringkasan Penelitian ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian …………………………………………1

1.2. Perumusan Masalah ……………………………………………….2

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ……………………………………2

1.4. Luaran dan Manfaat Penelitian ……………………………………3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori yang Relevan ………………………………………………..4

2.2. Penelitian Terdahulu .............................................................……12

2.3. Kerangka Pemikiran.……………………………………………..13

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian .................... …………………………………..15

3.2. Prosedur Penelitian.....………………....…………………………15

3.3. Studi Literatur ….……………………………………15

3.4. Pengumpulan Data dan Alat ……………………………………

15

3.5. Langkah-langkah Penelitian ……………………………………..16

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Persiapan Data dan Pembuatan Model …………………………………18

4.2. Hasil Data Model Analisa Regresi

....………….....………………...........18

4.2.1. Tahap Kalibrasi .............................................................................

19

4.2.2. Tahap Verifikasi ........................................................................... 24

4.2.3. Tahap Simulasi ............................................................................ 27

4.2.4. Tahap Implementasi .................................................................... 29

4.3. Analisa Debit Andalan Bendung Batang Samo .…………….….........…31

4.4. Analisa Debit Andalan di atas Mercu Bendung ...…………..……......... 34

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

……………………...………………..35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN :

1. Draf Artikel pada Jurnal MKTS terindek Arjuna 2

2. Proseding

3. Materi Ajar

Page 6: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

v

4. Executive Summary

Page 7: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Bendung Batang Samo didirikan pada tahun 1985 yang berlokasi di Desa

Suka Maju Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu, yang merupakan

bendung irigasi teknis dengan luas areal layanan 400 ha. Bendung ini pada awal

pembangunannya ditujukan untuk mengairi sawah memproduksi beras, namun

dalam perjalananya berkembang pengambilan air secara langsung di sepanjang

saluran primer irigasi untuk keperluan kolam ikan masyarakat sekitar saluran

irigasi. Hal ini dibuktikan menurunnya debit air irigasi sebesar 30,05% dalam

penelitian Abror, 2014.

Sejalan dengan reformasi pemerintah tahun 1998 dengan otonomi daerah

dan lahirnya Instruksi Presiden (Inpres) RI Nomor 3 tahun 1999 tentang

Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi, yang diperkuat dengan Undang-

Undang Sumberdaya Air Nomor 7 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah tentang

irigasi Nomor 20 tahun 2006 telah berdampak pada ketidak pastian untuk

mendapatkan air bagi petani yang terkumpul pada Perkumpulan Petani Pengelola

Air (P3A). Dengan hal tersebut maka masyarakat dapat menggunakan air tanpa

izin sesuai kebutuhannya.

Pengembangan usaha perikanan sangat potensial dilakukan di Bendung

Batang Samo dengan menggunakan aliran irigasi saluran primer yang senantiasa

menyediakan air irigasi ke petak-petak sawah. Untuk mendukung usaha perikanan

di daerah sekitar bendung tersebut, maka ada baiknya melakukan perhitungan

keperluan air untuk irigasi maupun perikanan. Sehingga kebutuhan air irigasi

tidak terganggu akibat pengambilan air untuk perikanan.

Dalam upaya mendukung analisis ketersediaan air diperlukan liku

kalibrasi debit di mercu Bendung. Mengingat tidak diketahuinya rumus konversi

data data pengukuran ketinggian air di mercu menjadi debit. Analisis

ketersediaan air sangat diperlukan untuk pengembangan daerah perikanan. Grafik

antara tinggi muka air dan debit serta garis lurus menunjukkan data hubungan

Page 8: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

2

tinggi muka air dan debit yang disebut Liku Kalibrasi. Liku kalibrasi merupakan

teknik dasar yang digunakan dalam perhitungan debit seperti perencanaan sumber

daya air, penanganan sedimen dan model hidrologi (Ghimie dan Reddy, 2010).

Persamaan Regresi (regression equation) adalah suatu persamaan

matematis yang mendefenisikan hubungan antara dua variabel. Sifat hubungan

antar variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat

(causal relationship) (Hosmer dan Lemeshow, 2011). Pengolahan data liku

kalibrasi di Bendung Batang Samo selama ini belum berjalan dengan maksimal

karena sejak tahun 2014 hingga sekarang persamaan liku kalibrasi tidak

tersedia dan hanya terdapat data tinggi muka air dan debit pada mercu bendung.

Pengolahan data liku kalibrasi menggunakan metode konvensional

memerlukan waktu yang relatif lama dan membutuhkan banyak data. Oleh

karena itu, bisa digunakan alternatif lain untuk mengatasi permasalahan tersebut

yaitu menggunakan pendekatan analisis regresi.

1.2. Perumusan Masalah

Merujuk dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk liku kalibrasi (Rating Curve) menggunakan pendekatan

analisis regresi yang diuji dengan koefisien korelasi, sehingga dapat

digunakan untuk perhitungan debit Bendung Batang Samo Desa Suka Maju

Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu guna pemenuhan kebutuhan air

perikanan.

2. Berapa debit andalan yang tersedia pada Bendung Batang Samo Desa Suka

Maju Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu untuk pengembangan

daerah irigasi, terutama untuk pengembangan bidang perikanan?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk persamaan liku kalibrasi pada

Bendung Batang Samo Tahun 2015-2016 dengan menggunakan pendekatan

Page 9: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

3

analisis regresi dan menentukan debit andalan untuk pengembangan daerah

perikanan.

1.4. Luaran dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini dapat dijadikan metode

alternatif dalam menentukan liku kalibrasi yang lebih cepat dan akurat.

Kemudian dapat memberi informasi kepada para perencana dalam menganalisis

debit jika akan melakukan pengembangan daerah perikanan di masa yang akan

datang dan membantu surveyor dalam mengukur debit lapangan.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Teori yang Relevan

Pengukuran Tinggi Muka Air

Pengukuran tinggi muka air dimaksudkan untuk mengetahui posisi muka

air (atau kedalaman aliran) suatu sungai di lokasi stasiun hidrometri pada

waktu tertentu. Pengertian waktu dalam hal ini terkait dengan periode

pengukuran/pencatatan muka air. Pengukuran dapat dilakukan pada jam-jam

tertentu atau secara terus menerus (kontinyu). Untuk hal pertama dapat

digunakan papan duga berskala atau sering disebut sebagai alat pengukur

manual, sedangkan pendataan kontinu digunakan alat pengukur muka air

otomatis (AWLR). Data muka air dapat diperoleh dengan cara membaca

posisi muka air pada papan duga berskala pada saat pengukuran atau dengan

membaca grafik fluktuasi muka air hasil perekaman oleh alat AWLR.

Konsep Pemodelan Hidrologi

Menurut Sri Harto (1993), bahwa model hidrologi adalah sebuah

sajian sederhana (Simple Representation) dari sebuah sistem hidrologi yang

kompleks. Dimana dalam sebuah model hidrologi dibutuhkan sebuah data seperti

data jumlah, waktu, tempat, probabilitas dan runtun waktu (Time Series).

Suatu model adalah replikasi sistem dengan perbandingan tertentu, suatu

konsep, sesuatu yang mengandung hubungan empiris, atau suatu seri persamaan

matematis atau statistik yang menggambarkan sistem.Tujuan dari model

hidrologi adalah untuk mempelajari siklus air yang ada di alam dan meramalkan

outputnya. Model hidrologi dapat digunakan untuk peramalan banjir,

perencanaan bendungan, pengaturan bendungan, pengelolaan, dan

pengembangan DAS. Hal ini tergantung dari tujuan pembuatan model

tersebut (Indarto, 2010).

Liku Kalibrasi (Rating Curve)

Debit merupakan volume yang mengalir per satuan waktu melewati suatu

penampang melintang palung sungai, pipa, pelimpah, akuifer dan

sebagainya (Soemarto, 1987). Menurut Rahmani (2015), liku kalibrasi

Page 11: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

5

merupakan grafik hubungan antara tinggi muka air dengan debit aliran sungai di

lokasi tertentu dimana pembacaan rekaman AWLR diubah menjadi hidrograf

aliran. Data yang dibutuhkan untuk pembuatan liku kalibrasi adalah pengukuran

kecepatan aliran, tinggi muka air pada saat pengukuran, dan tampang melintang

sungai dimana pengukuran dilakukan.

Menurut Goel (2011), prediksi liku kalibrasi (Rating Curve) saat ini

penting dalam membangun sebuah proyek sumber daya air. Dalam memprediksi

liku kalibrasi dibutuhkan catatan debit yang berasal dari konversi tinggi

muka air menjadi debit dengan suatu hubungan fungsional. Dimana hubungan

fungsional tersebut ditentukan dalam sebuah persamaan antara tinggi muka air

dan debit ditentukan melalui analisa persamaan regresi linier (Atiaa, 2015).

Menurut Sobriyah (2004), membuat liku kalibrasi (Rating Curve) dari

data pengukuran debit sesaat. Liku kalibrasi diasumsikan bahwa tampang

melintang sungai dimana pengukuran debit dilakukan dianggap tidak

berubah. Menurut Sri Harto (1993), liku kalibrasi (Rating Curve) diperoleh

dengan mengkorelasikan dua variabel yaitu tinggi muka air dan debit di

stasiun hidrometri menggunakan hubungan grafis. Hubungan grafis antara

variabel tinggi muka air dan debit dapat dilakukan dengan menghubungkan titik-

titik pengukuran dengan garis lengkung di atas kertas logaritmik. Persamaan liku

kalibrasi dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut (Soewarno, 2013):

Q = cHn ................................................................................................. (1)

Dengan :

Q = debit (m3/detik),

c,n = konstanta

H = tinggi muka air (m),

Hubungan antara liku kalibrasi merupakan hal yang penting didalam

model hidrologi karena keandalan data debit sangat tinggi tergantung pada

saat pengukuran (Braca, 2008). Cara termudah dalam mengumpulkan informasi

debit adalah mengukur tinggi muka air dan menggunakan hubungan

debit dan tinggi muka air untuk menghitung debit dapat dilihat pada Gambar

2. 1.

Page 12: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

6

Pengertian Regresi

Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat

digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel.

Istilah regresi yang berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir

Francis Galton pada tahun 1877, sehubungan dengan penelitiannya terhadap

tinggi manusia, yaitu antara tinggi anak dan tinggi orang tuanya. Dalam

penelitiannya, Galton menemukan bahwa tinggi anak dan tinggi orang tuanya

cenderung meningkat atau menurun dari berat rata-rata populasi. Garis yang

menunjukkan hubungan tersebut disebut garis regresi (Haryono dan

Wardoyo, 2013).

Gambar 2.1 Contoh Hubungan Debit dan Tinggi Muka Air

Sumber : Fahmi, 2016

Analisis regresi lebih akurat dalam melakukan analisis korelasi,

karena pada analisis itu kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat perubahan

suatu variabel terhadap variabel lainnya dapat ditentukan). Jadi dengan

analisis regresi, peramalan atau perkiraan nilai variabel terikat pada nilai variabel

bebas lebih akurat pula. Karena merupakan suatu prediksi, maka nilai

prediksi tidak selalu tepat dengan nilai riilnya, semakin kecil tingkat

penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai riilnya, maka semakin tepat

persamaan regresi yang dibentuk.

Dapat disimpulkan bahwa analisis regresi adalah metode statistika

yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara

variabel-variabel, dengan tujuan pokok dalam penggunaan metode ini adalah

untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari suatu variabel lain yang

Page 13: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

7

diketahui.

Persamaan Regresi

Persamaan Regresi (regression equation) adalah suatu persamaan

matematis yang mendefenisikan hubungan antara dua variabel. Persamaan

regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel dependen

disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang

menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang

nilainya sudah diketahui dengan satu variabel yang nilainya belum diketahui.

Sifat hubungan antar variabel dalam persamaan regresi merupakan

hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum

menggunakan persamaan regresi dalam mejelaskan hubungan antara dua atau

lebih variabel, maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis atau

perkiraan sebelumnya, dua atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab

akibat. Variabel yang nilainya akan mempengaruhi nilai variabel lain disebut

dengan variabel bebas (independent variabel), sedangkan variabel yang

nilainya dipengaruhi oleh nilai variabel lain disebut variabel terikat

(dependent variabel) (Hosmer dan Lemeshow, 2011).

Ada dua jenis Persamaan Regresi Linier, yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Sederhana (simple analisis regresi)

2. Analisis Regresi Berganda (multiple analisis regresi)

Analisis Regresi Sederhana (simple analisis regresi)

Regresi linier sederhana merupakan suatu proses untuk mendapatkan hubungan

matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal

dengan variabel bebas tunggal (Kholisah,1996) atau dengan kata lain, regresi

linier yang hanya melibatkan satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan

satu peubah tak bebas Y. Bentuk umum model regresi linier sederhana yaitu:

.......................................................................................... (2)

Di mana :

Y = variabel tak bebas (dependen)

a = Koefisien regresi yang merupakan koefisien dari arah regresi

b = koefisien yang merupakan titik potong dari regresi

= variabel bebas (independen)

Page 14: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

8

Besarnya nilai koefisien a, b dapat dihitung persamaannya sebagai

berikut :

.......................................................................... (3)

Persamaan pada uraian di atas masih menuntut kita untuk mengurangi

setiap skor dengan nilai rata-rata masing-masing peubah X dan peubah Y. Jadi

kita masih harus berhubungan dengan skor simpangan. Untuk menghindari hal

ini, pers tsb dapat dijabarkan lagi menjadi :

∑ ∑ ∑

∑ ∑ .......................................................................... (4)

.......................................................................................... (5)

Berdasarkan rumus persamaan 1 rumus debit liku kalibrasi adalah;

Q = cHn

untuk menyelaraskan rumus debit liku kalibrasi dengan persamaan regresi linear,

maka rumus persamaan regresi disesuaikan dengan men-logkan ruas kanan dan

kiri menggunakan sifat logaritma seperti berikut :

Rumus Liku kalibrasi, Q = cHn

logQ = log.c + log.Hn ........................................................................... (6)

logQ = log.c + n.log.H .......................................................................... (7)

nilai c dan n dapat diketahui dengan :

c = ................................................................................................ (8)

n = b ..................................................................................................... (9)

Regresi Linier Berganda

Disamping hubungan linier dua variabel, hubungan linier lebih dari

dua variabel dapat juga terjadi. Pada hubungan ini, perubahan satu variabel

dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel lain. Maka regresi linier berganda

adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon

(variable dependent) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu

predaktor (variable independent).

Page 15: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

9

Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas

hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi/perkiraan nilai Y

atas nilai X. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yang mencakup dua

atau lebih variabel, yaitu :

...........................(10)

Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi adalah suatu angka yang menunjukkan tinggi

rendahnya derajat hubungan antara dua variabel atau lebih. Koefisien korelasi

besarnya sudah tertentu, yaitu variasi antara 1 dan + 1 (Kholisah, 1996).

Setelah mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel di mana

persamaan regresinya telah ditentukan dan telah melakukan pengujian maka

persoalan berikutnya yang perlu dirasakan yaitu, jika data hasil pengamatan

terdiri dari banyak variabel adalah seberapa kuat hubungan antara variabel-

variabel itu. Dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel-

variabel tersebut.

Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel-variabel tersebut

dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui

derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi.

Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yag lain

dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “r” yang

besarnya adalah akar koefisien determinasi.

Menurut Sugiyono (2005) pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui

kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan

koefisien korelasi Pearson dengan rumus :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑

∑ ...............................................(11)

Di mana:

= Koefisien Korelasi Antara X Dan Y

X = Variabel bebas (independen)

Y = Variabel terikat (dependen)

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan

menggunakan koefisien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolut

Page 16: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

10

dari koefisien tersebut. Besarnya koefisien korelasi (r) antara dua variabel adalah

nol sampai dengan 1. Apabila dua buah variabel mempunyai nilai r = 0, berarti

antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua buah

variabel mempunyai r = ± 1, maka dua buah variabel tersebut mempunyai

hubungan yang sempurna. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi antara dua

buah variabel (semakin mendekati 1), maka tingkat keeratan hubungan antara

dua variabel tersebut semakin tinggi. Dan sebaliknya semakin rendah

koefisien korelasi antara dua buah variabel (semakin mendekati 0), maka tingkat

keeratan hubungan antara dua variabel tersebut semakin lemah. Interpretasi harga

R akan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

R Interpretasi

R = 1 Hubungan Positif

Sempurna. 0,6 ˂ R ˂ 1 Hubungan Langsung

Positif Baik. 0 ˂ R ˂ 0,6 Hubungan Langsung

Positip Lemah R = 0 Tidak Terdapat Hubungan

Linier -0,6 ˂ R ˂ 1 Hubungan Langsung

Negatif Lemah -1 ˂ R ˂ - 0,6 Hubungan Langsung

Negatif Baik R = -1 Hubungan Negatip

Semptrrna Sumber : Soewarno, 1995

a. Korelasi Positif

Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu

diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama (berbanding

lurus). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan

peningkatan variabel lain.

b. Korelasi Negatif

Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti

dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan

(berbanding terbalik). Artinya apabila variabel yag satu meningkat, maka akan

diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

11

c. Korelasi Nihil

Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti

perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak), artinya

apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada

variabel yang lain dan kadang diikuti dengan penurunan ada variabel yang lain.

Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan variabel lain, maka

dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang

positif. Tetapi jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti oleh penurunan di

dalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai

korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun

variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedaua variabel tersebut tidak

mempunyai hubungan.

Debit Andalan

Debit andalan adalah debit minimum sungai dengan besaran tertentu yang

mempunyai kemungkinan terpenuhi yang dapat digunakan untuk keperluan

irigasi. Debit aliran sungai harus diketahui sebelum menentukan debit andalan

sungai. Untuk mengetahui debit aliran sungai yang tidak diketahui datanya maka

dilakukan perhitungan dengan metode tertentu.

Debit Andalan Metode Weibull

Debit andalan adalah besarnya debit yang tersedia untuk memenuhi

kebutuhan air dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Dalam

perencanaan proyek–proyek penyediaan air terlebih dahulu harus dicari debit

andalan (dependable discharge), yang tujuannya adalah untuk menentukan debit

perencanaan yang diharapkan selalu tersedia di sungai (Soemarto, 1987).

Debit tersebut digunakan sebagai patokan ketersediaan debit yang masuk

ke waduk pada saat pengoperasiannya. Untuk menghitung debit andalan tersebut,

dihitung peluang 90 % dari debit inflow sumber air pada pencatatan debit pada

periode tertentu. Dalam menentukan besarnya debit andalan dengan peluang 90

% digunakan probabilitas Metode Weibull, dengan rumus :

Page 18: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

12

P =

x 100%................................................................................. .......(12)

Keterangan :

P= Peluang (%),

m = Nomor urut data,

n = Jumlah data.

2. Penelitian Terdahulu

Supadi, (2006) telah melakukan penelitian berhubungan dengan Model

Regresi Rating Curve Stasiun AWLR Jurug Antara Tinggi Muka Air dan Debit

Pada Sungai Bengawan Solo. Sungai Bengawan Solo telah dipasang alat

pemantau debit yang berlokasi di hilir bendung Colo tepatnya ± 200 m di hulu

jembatan Jurug dan pos tersebut terletak paling hulu didirikan pada tahun 1969

serta merupakan bangunan permanen yang disebut AWLR (Automatic Water

Level Recorder), sehingga perlu mengetahui hasil lengkung debit yang di buat

dari tahun ke tahun. Pembuatan Rating curve di Pos Jurug (Surakarta) sungai

Bengawan Solo merupakan model dalam pembuatan lengkung debit. Hasil

pengamatan pengukuran antara tinggi muka air dengan debit sangat bervariasi

sejak tahun 1977 – 2000 (34 data) diakibatkan kerena adanya perubahan palung

sungai yang dipengaruhi oleh degradasi maupun agradasi pada dasar sungai. Oleh

karenanya perlu dilakukan analisa / kajian rating curve pada pos Jurug sebelum

dan sesudah adanya waduk Wonogiri. Lengkung debit yang berbeda-beda

membutuhkan pengamatan dan pengukuran yang panjang. Data pengukuran yang

terus menerus dari tahun ke tahun serta diadakan pengukuran debit secara

kontinyu dan mendapatkan hasil debit yang berbeda-beda. Kegunaan lengkung

aliran cukup jelas yaitu untuk mengetahui aliran debit yang melewati lokasi

tersebut dari adanya perubahan waktu ke waktu.

Tujuan utama penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dan

menganalisis perubahan lengkung debit dari tahun ke tahun di Pos Jurug sungai

Bengawan Solo dan pengaruh hubungan tinggi muka air dengan debit akibat

adanya perubahan dasar sungai sebelum dan sesudah adanya waduk Wonogiri.

Kegunaan kajian ini sangat bermanfaat dan berguna baik secara teoritis maupun

Page 19: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

13

praktis untuk mengetahui aliran debit yang melewati lokasi pos AWLR Jurug dari

waktu ke waktu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rating curve pos AWLR Jurug

sungai Bengawan Solo sebelum waduk wonogiri Y = 0.043 X 0.8025

dan setelah

waduk Wonogiri dibangun dengan Y=0.039 X 0.7523

. Berdasarkan persamaan

regresi tersebut maka terjadi kenaikan debit untuk tinggi muka air pada posisi 4

meter, maka debit yang melewati pos AWLR Jurug sungai Bengawan Solo

sebesar 402,54 m3/dt sedangkan sebelumnya hanya sebesar 283,84 m3/dt

sehingga terjadi kenaikan debit sebesar ± 41,82 %. Hal ini disebabkan adanya

degradasi pada dasar

sungai akibat dibangunnya waduk Wonogiri sehingga merubah kemiringan dasar

sungai sehingga debit yang melewati pos AWLR Jurug sungai Bengawan Solo

lebih terjal dibandingkan dengan sebelum waduk Wonogiri dibangun. Pemantauan

untuk sistem dini peringatan banjir akan lebih mendekati kondisi aliran air banjir

sebenarnya sehingga apabila terjadi bahaya banjir maka akan memberikan

informasi yang bermanfaat bagi penduduk yang bermukim di hilirnya dalam

rangka menyelamatkan nyawa, harta benda dan surat berharga termasuk data luas

genangan banjir yang akurat. Kemudian pada musim kemarau pos AWLR Jurug

sungai Bengawan Solo juga berfungsi untuk mengantisipasi debit andalan yang

diperuntukkan untuk memenuhi air irigasi di bagian hilirnya.

Selain itu Saleh (2010), melakukan penelitian tentang Studi Konflik Air

Irigasi dan Alternatif Penyelesaiannya di Daerah Irigasi Kelingi Sumatera Selatan,

Guna memecahkan masalah konflik kepentingan antara produksi beras dan ikan

kolam air deras serta menjaga kelestarian dan keberlanjutan sistem irigasi. maka

diperlukan suatu kajian akademis dan praktis lapangan. Hal ini disebabkan oleh

perubahan fungsi irigasi yang semula hanya diperuntukkan untuk sawah

bekembang menjadi produksi perikanan.

Penelitian ini menjadi sangat relevan untuk penerapan persamaan liku

kalibrasi menggunakan pendekatan regresi sehigga diketahui perhitungan debit

yang dibutukan untuk keperluan irigasi dan perikanan.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

14

Parameter yang

diinginkan tercapai?

Koefisien Korelasi (R) >

0,75?

2. 3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini selanjutnya disajikan seperti pada Gambar

2.

Mulai

Pembuatan Model Regresi

dan Tahap Kalibrasi

Simulasi Model Persamaan

Liku Kalibrasi

Implementasi Model

Memodifikasi

parameter pelatihan

Ya

Memverifikasi

Persamaan liku kalibrasi

Hasil kalibrasi

Tidak

Pengumpulan Data

Sekunder (Ketinggian

Muka Air dan Debit)

Page 21: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

15

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi studi penelitian berada di Desa Suka Maju Kecamatan Rambah,

Pasir Pengaraian, Provinsi Riau.

Gambar 3.1. Lokasi Penelitian

3.2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari studi literatur, pengumpulan data, proses

pemodelan dan analisis hasil pemodelan, serta aplikasi dari model yang diperoleh.

Bagan alir metodologi penyelesaian penelitian ini digambarkan dalam bagan alir

yang disajikan seperti pada Gambar 3.1.

Lokasi Penelitian

Kesimpulan

Selesai

Analisis Debit Andalan

Page 22: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

16

3.3. Studi Literatur

Dilakukan studi literatur yaitu studi yang dilakukan dengan cara menelaah

kajian-kajian ilmiah untuk mendapatkan dasar-dasar teori yang berkaitan dengan

topik yang diangkat dalam penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai

sumber seperti jurnal, buku, prosiding ataupun skripsi/thesis yang berkaitan hasil

penelitian dan publikasi yang berkenaan dengan rating curve dan perikanan.

3.4. Pengumpulan Data dan Alat

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan dua cara yaitu survei lapangan dan survei instansional. Survei

lapangan dilakukan dengan pengamatan langsung kondisi Bendung Batang Samo.

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa data

ketinggian air pada mercu bendung Batang Samo yang dikonversi menjadi debit

dari tahun 2015 s/d 2016. Sumber data diambil dari Dinas Pekerjaan Umum Kab.

Rokan Hulu. Adapun distribusi data yaitu:

1. 70 % dari total data tahun 2015 s/d 2016 digunakan untuk Kalibrasi

model.

2. 30 % dari Total data tahun 2015 s/d 2016 digunakan sebagai Verifikasi

model.

3. Seluruh data tahun 2015 s/d 2016 digunakan sebagai data Simulasi

model.

4. Data Januari s/d Maret 2017 digunakan sebagai Implementasi model.

3.5. Langkah – langkah Penelitian

Secara sederhana, skema penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3. Sistem Model liku Kalibrasi Menggunakan Pendekatan Analisis

Regresi

Dari gambar di atas, H dan Q sebagai data input, merupakan tinggi muka

air dan debit yang mengalir pada Mercu Bendung Batang Samo. Dengan

Hubungan

H dan Q

Analisis Regresi Persamaan

Liku Kalibrasi

Page 23: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

17

menggunanakan analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara H sebagai

variabel bebas dan Q sebagai variabel terikat sehingga diperoleh persamaan liku

kalibrasi (Rating Curve). Adapun tahapan-tahapan membentuk model liku

kalibrasi (Rating Curve) tersebut yaitu tahap kalibrasi model, tahap verifikasi, dan

simulasi.

1. Tahap Kalibrasi

Tahap ini merupakan tahap yang digunakan untuk menentukan nilai

parameter aliran di atas mercu bendung yang belum diketahui. Dalam proses

kalibrasi, nilai-nilai awalnya dianggap berlaku untuk semua parameter dan

periode alirannya disimulasikan serta dibandingkan dengan debit-debit terukur.

Bila memang diperlukan, maka parameter-parameternya diubah dan

pembandingnya diulangi sampai didapat kesesuaian yang memuaskan antara data

pengamatan dan data hasil kalibrasi.

Proses pembuatan model persamaan liku kalibrasi dilakukan dengan

menggunakan model hasil kalibrasi yang kemudian diplot ke dalam excel dalam

bentuk grafik hubungan debit dan tinggi muka air. Tinggi muka air diperoleh dari

data eksisting yang tersedia dari pengukuran langsung oleh juru ukur Penjaga

Bendung Batang Samo.

2. Tahap Verifikasi

Setelah melakukan proses kalibrasi selanjuntya adalah melakukan proses

verifikasi. Tujuan dari melakukan proses verifikasi adalah mengetahui apakah

model Liku Kalibrasi (Rating Curve) yang dibuat masih bisa diaplikasikan untuk

data lainnya atau hanya untuk data kalibrasi saja.

Adapun langkah-langkah melakukan proses verifikasi adalah hampir sama

dengan langkah-langkah melakukan proses kalibrasi cuma perbedaannya terletak

dari jumlah data yang kita gunakan. Data untuk proses verifikasi menggunakan

30% data debit dan data tinggi muka air dari tahun 2015-2016 Bendung Batang

Samo.

3. Tahap Simulasi

Tahap simulasi merupakan proses terakhir setelah proses kalibrasi dan

verifikasi dilaksanakan. Dalam tahap ini keseluruhan data ketinggian muka air di

atas mercu Bendung dan debit observed digunakan untuk menguji keandalan

Page 24: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

18

persamaan liku kalibrasi yang sudah didapat. Ketelitian simulasi tergantung pada

tiga faktor, yaitu ketelitian data masukannya, keefektivitasan dari penilaian

parameternya dan kesalahan-kesalahan yang melekat pada model.

4. Tahap Implementasi

Tahap Implementasi merupakan penerapan model di lapangan dan

berfungsi untuk meyakinkan apakah persamaan liku kalibrasi yang sudah

terbentuk benar-benar bisa digunakan untuk menghitung debit air di atas mercu

bendung Batang Samo.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Data dan Pembuatan Model

Data debit dan data tinggi muka air yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data tahun 2015-2016 pada mercu Bendung Batang Samo. Data ini

dugunakan untuk membuat Kalibrasi, Verifikasi dan Simulasi model untuk

mendapatkan persamaan liku kalibrasi sedangkan untuk implementasi dari

persamaan Liku Kalibrasi yang didapat digunakan data tahun 2017.

Pembuatan model ini menggunakan metode pendekatan Analisis Regresi.

Untuk membuat model Regresi ini menggunakan skema variasi antara data debit

dan tinggi muka air untuk mendapatkan liku kalibrasi pada mercu Bendung

Batang Samo. Susunan data yang digunakan dalam membuat model Analisis

Regresi ini ialah untuk proses kalibrasi menggunakan 70% dari data debit tahun

2015-2016, Proses verifikasi menggunakan 30% dan untuk proses simulasi

menggunakan 100% data. Adapun jumlah data yang digunakan dalam

membangun model dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Jumlah Data Model Analisis Regresi

Proses Data Debit ( n )

Dan

Data Tinggi Muka

Air ( n )

Page 25: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

19

Kalibrasi (70%) 512

Verifikasi (30%) 219

Simulasi (100%) 731

Sumber: Hasil perhitungan

4.2 Hasil Data Model Analisis Regresi

Hasil data yang diperoleh dari Model Analisis Regresi ini merupakan

hasil yang didapat dari proses Kalibrasi, Verifikasi Dan Simulasi. Dalam proses

membuat model membutuhkan variasi antara nilai nilai a dan b yang merupakan

parameter Analisis Regresi yang bertujuan untuk memberikan nilai korelasi (R)

terbaik.

4.2.1 Tahap Kalibrasi

Tahap ini merupakan tahap yang digunakan untuk menentukan nilai

parameter aliran di atas mercu bendung yang belum diketahui. Dalam proses

kalibrasi, nilai-nilai awalnya dianggap berlaku untuk semua parameter dan

dibandingkan dengan debit-debit terukur. Bila memang diperlukan, maka

parameter-parameternya diubah dan pembandingnya diulangi sampai didapat

kesesuaian yang memuaskan antara data pengamatan dan data hasil kalibrasi.

Data yang digunakan untuk proses kalibrasi ini adalah 70% dari data

masukan berupa data tinggi muka air (Ht) dan data keluaran berupa data debit

(Qt) tahun 2015-2016 dimana data untuk tahapan pelatihan ini menggunakan

data ke-1 hingga ke-512.

Data yang disajikan berikut ini merupakan data yang akan

dimasukkan ke dalam Regresi Linear menggunakan program Microsoft Excel.

Adapun pada tahap kalibrasi dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Data yang digunakan Pada Tahap Kalibrasi

No H(m)

Q

(m3/det)

X=log(H) Y=log(Q) X.Y X2 Y

2

1 0,05 0,2423 -1,3010 -0,6156 0,8009 1,6927 0,378946

2 0,05 0,2423 -1,3010 -0,6156 0,8009 1,6927 0,378946

3 0,04 0,1734 -1,3979 -0,7610 1,0638 1,9542 0,579046

4 0,04 0,1734 -1,3979 -0,7610 1,0638 1,9542 0,579046

Page 26: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

20

5 0,06 0,3186 -1,2218 -0,4968 0,6070 1,4929 0,246824

.. ... ... ... ... ... ...

507 0,04 0,1734 -1,3979 -0,7610 1,0638 1,9542 0,5790

508 0,04 0,1734 -1,3979 -0,7610 1,0638 1,9542 0,5790

509 0,03 0,1126 -1,5229 -0,9484 1,4442 2,3192 0,8994

510 0,03 0,1126 -1,5229 -0,9484 1,4442 2,3192 0,8994

511 0,04 0,1734 -1,3979 -0,7610 1,0638 1,9542 0,5790

512 0,04 0,1734 -1,3979 -0,7610 1,0638 1,9542 0,5790

∑ 25,49 126,7569 -675,506 -329,248 445,4589 898,6049 228,3265

Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan perhitungan data debit aliran di atas mercu Bendung dan

tinggi muka air harian untuk tahap kalibrasi, maka akan mendapatkan nilai

masing-masing parameter statistik. Besaran parameter statistik dapat dilihat di

bawah ini :

=

=

= -1.3193 = -0.6430

∑X = -675,506 ∑Y = -329,248

∑X2

= 898,6049 ∑Y2 = 228,3265

(∑X)2 = 456308,4 (∑Y)2 = 108404,2

∑X.Y = 445,4589 n= 512

Dengan harga-harga parameter tersebut, koefisien regresi b dapat dicari

menggunakan persamaan 4 berikut ini:

∑ ∑ ∑

∑ ∑

=

b= 1,5

Kemudian mencari a menggunakan persamaan 5 :

= - 0.6430 – (1,5)( -1.3193)

= 1.335

Page 27: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

21

Berdasarkan rumus persamaan 1 rumus debit liku kalibrasi adalah Q = cHn,

untuk menyelaraskan rumus debit liku kalibrasi dengan persamaan regresi linear,

maka koefisien regresi disesuaikan seperti persamaan 6 dan 7 berikut :

Rumus Liku kalibrasi, Q = cHn

logQ = log.c + log.Hn

logQ = log.c + n.log.H

Dari persamaan di atas, sudah menyerupai bentuk umum persamaan Regresi

Linear, Y = a + bX, nilai c dan n dapat diketahui menggunakan persamaan 8 dan

9.

c = 10a

= 101,335

= 21,675

n = b = 1,5

Dari nilai a dan b di atas, maka didapatlah persamaan liku kalibrasi yaitu

Q =21,675.H.1,5

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel pada tahap

kalibrasi ini, maka dilakukan analisis korelasi. Nilai korelasi (R) didapat dari

bantuan program Microsoft Excel dengan menggunakan persamaan 11 adapun

rincian perhitungan dapat dilihat sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑

}

=

√{ }{ }

= 1

Langkah selanjutnya ialah memplot data debit kalibrasi dan data ketinggian

air di atas mercu bendung ke dalam Grafik Excel untuk mendapatkan grafik liku

kalibrasi. Persamaan liku kalibrasi yang digunakan pada penelitian ini adalah

persamaan power dikarenakan bentuk dari persamaan ini mendekati persamaan

liku kalibrasi pada data Bendung Batang Samo. Adapun hubungan antara debit

dan tinggi muka air untuk data kalibrasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

22

Gambar 4.1 Hubungan Antara Debit dan Tinggi Muka Air Untuk Data Kalibrasi

Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan Gambar 4.1 diperoleh persamaan liku kalibrasi

menggunakan metode Pendekatan Regresi Linear adalah Q = 21,675H1,5

dengan

nilai korelasi 1. Nilai korelasi ini termasuk kedalam tingkat korelasi yang

sempurna.

Hasil dari tahap kalibrasi menggunakan persamaan liku kalibrasi Metode

pendekatan analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Data yang digunakan pada tahap Kalibrasi

No

Data Observed Q model Hasil

Kalibrasi X.Y X2 Y

2

H (m) Q (m3/dt)

1 0,05 0,2423 0,2423 0,0587 0,0587 0,0587

2 0,05 0,2423 0,2423 0,0587 0,0587 0,0587

3 0,04 0,1734 0,1734 0,0300 0,0300 0,0300

4 0,04 0,1734 0,1734 0,0300 0,0300 0,0300

5 0,06 0,3185 0,3185 0,1014 0,1014 0,1014

... ... ... ... ... ... ...

508 0,04 0,1734 0,1734 0,0300 0,0300 0,0300

509 0,03 0,1126 0,1126 0,0126 0,0126 0,0126

Q= 21,675.H.1,5

R = 1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

Deb

it (

m3/d

t)

Ketinggian Muka Air (m)

Page 29: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

23

510 0,03 0,1126 0,1126 0,0126 0,0126 0,0126

511 0,04 0,1734 0,1734 0,0300 0,0300 0,0300

512 0,04 0,1734 0,1734 0,0300 0,0300 0,0300

∑ 25,49 126,7569 126,7569 36,83605 36,83605 36,83605

Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan perhitungan data debit observed di atas mercu Bendung dan

debit hasil pemodelan untuk tahap kalibrasi, maka akan mendapatkan nilai

masing-masing parameter statistik. Besaran parameter statistik dapat dilihat di

bawah ini :

=

=

= 0,247572 = 0,247572

∑X’ = 126,7569 ∑Y’ = 126,7569

∑X’2 = 36,83605 ∑Y’

2 = 181,0255

(∑X’)2 = 16067,32 (∑Y’)

2 = 16067,32

∑X.Y = 36,83605 n= 512

Hasil dari tahap kalibrasi menggunakan persamaan liku kalibrasi Metode

pendekatan analisis regresi dapat dilihat pada Gambar 4.2.

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

Q M

od

el (

m3 /

dt

Q Observed (m3/dt)

Page 30: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

24

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

0,12

0,14

0,16

0,18

0,2

H (

m)

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

1-J

an

-1

5

16

-Ja

n-1

5

31

-Ja

n-1

5

15

-Fe

b-1

5

2-M

ar-

15

17

-Ma

r-1

5

1-A

pr-

15

16

-Ap

r-1

5

1-M

ay

-15

16

-Ma

y-1

5

31

-Ma

y-1

5

15

-Ju

n-1

5

30

-Ju

n-1

5

15

-Ju

l-1

5

30

-Ju

l-1

5

14

-Au

g-1

5

29

-Au

g-1

5

13

-Se

p-1

5

28

-Se

p-1

5

13

-Oc

t-1

5

28

-Oc

t-1

5

12

-No

v-1

5

27

-No

v-1

5

12

-De

c-1

5

27

-De

c-1

5

11

-Ja

n-1

6

26

-Ja

n-1

6

10

-Fe

b-1

6

25

-Fe

b-1

6

11

-Ma

r-1

6

26

-Ma

r-1

6

10

-Ap

r-1

6

25

-Ap

r-1

6

10

-Ma

y-1

6

25

-Ma

y-1

6

De

bit

(m

3)

Tengah Bulan

Gambar 4.2 Hubungan Debit hasil Kalibrasi dan debit Observed Metode Regresi

Gambar 4.2 memperlihatkan nilai R uji hasil tahap kalibrasi dengan nilai R

= 1 yang tergolong dalam kategori korelasi sempurna. Dengan nilai korelasi yang

sempurna maka dianggap bahwa persamaan liku kalibrasi yang dihasilkan dapat

dilanjutkan ketahap verifikasi. Adapun rincian perhitungan nilai koefisien korelasi

menggunakan persamaan 11 dapat dilihat sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑

}

=

√{ }{ }

= 1

Nilai debit observed dan debit model yang dihasilkan memiliki nilai yang

sama dan secara keseluruhan persis. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik yang

ada pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hidrograf Perbandingan Debit Hasil Kalibrasi dengan Debit

Observed

4.2.2 Tahap Verifikasi

Tahap verifikasi diperlukan untuk memastikan bahwa parameter hasil

kalibrasi dapat mewakili karakteristik Bendung sebenarnya. Verifikasi merupakan

Debit Observed

Debit Model

Ketinggian Air

Page 31: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

25

proses perhitungan dengan menggunakan data masukkan selain yang digunakan

pada tahap kalibrasi, akan tetapi menggunakan persamaan liku kalibrasi yang

dihasilkan pada tahap kalibrasi.

Persamaan liku kalibrasi yang sudah terbentuk pada proses kalibrasi

kemudian diuji dengan memberikan input yang berbeda. Perlakuan ini bertujuan

untuk menguji kemampuan persamaan liku kalibrasi untuk mengenali pola baru.

Kontrol dalam tahap pengujian persamaan liku kalibrasi ialah dengan

membandingkan nilai debit observasi dengan nilai output debit hasil pemodelan

yang dihasilkan. Pada tahap verifikasi ini debit observed berperan sebagai X’ dan

debit hasil pemodelan sebagai Y’.

Pada tahap verifikasi susunan data yang digunakan sama dengan proses

kalibrasi namun urutan datanya dimulai dari data ke 513 hingga data ke 731.

Adapun pada tahap verifikasi dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Data yang digunakan pada Tahap Verifikasi

No Data Observed

Q model Verifikasi (hasil

kalibrasi) Q=21,675.H1.5

X'.Y' X'

2 Y'

2

H (m) Q

(m3/dt)

513 0,05 0,2423 0,2423 0,0587 0,0587 0,0587

514 0,04 0,1734 0,1734 0,0301 0,0301 0,0301

515 0,04 0,1734 0,1734 0,0301 0,0301 0,0301

516 0,04 0,1734 0,1734 0,0301 0,0301 0,0301

... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ...

726 0,03 0,1126 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

727 0,03 0,1126 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

728 0,03 0,1126 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

729 0,03 0,1126 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

730 0,03 0,11263 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

731 0,03 0,11263 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

∑ 7,25 29,0857 29,0857 4,2954 4,2954 4,2954

Berdasarkan perhitungan data debit observed di atas mercu Bendung dan

debit hasil pemodelan untuk tahap verifikasi, maka akan mendapatkan nilai

masing-masing parameter statistik. Besaran parameter statistik dapat dilihat di

bawah ini :

Page 32: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

26 0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

27

-Ma

y-1

6

11

-Ju

n-1

6

26

-Ju

n-1

6

11

-Ju

l-1

6

26

-Ju

l-1

6

10

-Au

g-1

6

25

-Au

g-1

6

9-S

ep

-16

24

-Se

p-1

6

9-O

ct-1

6

24

-Oc

t-1

6

8-N

ov

-16

23

-No

v-1

6

8-D

ec-

16

23

-De

c-1

6

De

bit

(m

3/

dt)

Tengah Bulan

0

0,01

0,02

0,03

0,04

0,05

0,06

0,07

0,08

0,09

0,1

H (

m)

=

=

= 0,133089 = 0,133089

∑X’ = 29,1465 ∑Y’ = 29,1465

∑X’2 = 487,7746 ∑Y’

2 = 181,0255

(∑X’)2 = 4,3128 (∑Y’)

2 = 4,3128

∑X.Y = 4,3128 n= 219

Hasil dari tahap verifikasi menggunakan persamaan liku kalibrasi dari

hasil kalibrasi Metode pendekatan analisis regresi dapat dilihat pada Gambar 4.4,

yang memperlihatkan nilai R uji hasil tahap verifikasi yang telah terbentuk pada

tahap kalibrasi dengan nilai R = 1 yang tergolong dalam kategori korelasi

sempurna. Koefisien korelasi yang dihasilkan berhasil bertahan jika dibandingkan

dengan koefisien yang diperoleh pada proses kalibrasi.

Gambar 4.4 Hubungan Debit Pemodelan dan Observasi Hasil Verifikasi Metode

Regresi

Dengan nilai korelasi yang sempurna maka dianggap bahwa persamaan liku

kalibrasi yang dihasilkan dapat dilanjutkan ketahap simulasi.

Debit Observed

Debit Pemodelan

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

Q M

od

el (

m3/d

t)

Q Observed (m3/dt)

Page 33: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

27

Gambar 4.5 Hidrograf Perbandingan Debit Hasil Verifikasi dengan Debit

Observed

Adapun rincian perhitungan nilai koefisien korelasi menggunakan

persamaan 11 dapat dilihat sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑

}

=

√{ }{ }

= 1

Bertahannya nilai korelasi R ini dibuktikan dengan hidrograf perbandingan

debit hasil verifikasi dan debit observed, seperti yang dapat dilihat pada Gambar

4.5.

4.2.3 Tahap Simulasi

Setelah melalui proses kalibrasi dan verifikasi, selanjutnya dilakukan

proses Simulasi Model untuk menguji keandalan persamaan regresi dalam

mengenali pola ketika input yang diberikan ialah seluruh data.

Tabel 4.5. Data yang digunakan Pada Tahap Simulasi

No Data Observed Q model Verifikasi (hasil

kalibrasi)

Q=21,675.H^1.5

X'.Y' X'2 Y'

2 H

(m) Q (m3/dt)

1 0,05 0,2423 0,2423 0,0587 0,0587 0,0587

2 0,05 0,2423 0,2423 0,0587 0,0587 0,0587

3 0,04 0,1734 0,1734 0,0301 0,0301 0,0301

4 0,04 0,1734 0,1734 0,0301 0,0301 0,0301

5 0,04 0,1734 0,1734 0,0301 0,0301 0,0301

... ... ... ... ... ...

726 0,03 0,1126 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

Ketinggian Air

Page 34: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

28

727 0,03 0,1126 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

728 0,03 0,1126 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

729 0,03 0,1126 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

730 0,03 0,11263 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

731 0,03 0,11263 0,1126 0,0127 0,0127 0,0127

∑ 32,74 155,8426 155,8426 41,1315 41,1315 41,1315

Sumber: Analisis Data

Proses Simulasi ini menggunakan 100% data yaitu gabungan dari data

kalibrasi dan data verfikasi. Untuk susunan data yang digunakan sama seperti

pada tahap kalibrasi namun bedanya jumlah data yang digunakan adalah 731 data.

Adapun tahap Simulasi menggunakan data masukan berupa data tinggi muka air

(Ht) dan data keluaran berupa data debit (Qt).

Berdasarkan perhitungan data debit aliran di atas mercu Bendung dan tinggi

muka air harian untuk tahap simulasi, maka akan mendapatkan nilai masing-

masing parameter statistik. Besaran parameter statistik dapat dilihat di bawah ini :

=

=

= 0,2131 = 0,2131

∑X’ = 155,8426 ∑Y =155,8426

∑X’2 = 41,1315 ∑Y

2 = 41,1351

(∑X’)2 = 24286,93 (∑Y)

2 = 24286,93

∑X’.Y’ = 41,1351 n= 730

Hasil dari simulasi model dengan menggunakan pendekatan analisis

regresi, dievaluasi dengan beberapa parameter seperti yang dapat dilihat pada

Gambar 4.6.

Page 35: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

29

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

1-Ja

n-1

5

16

-Ja

n-1

5

31

-Ja

n-1

5

15

-F

eb

-1

5

2-M

ar-1

5

17

-M

ar-1

5

1-A

pr-1

5

16

-A

pr-1

5

1-M

ay

-1

5

16

-M

ay

-1

5

31

-M

ay

-1

5

15

-Ju

n-1

5

30

-Ju

n-1

5

15

-Ju

l-1

5

30

-Ju

l-1

5

14

-A

ug

-1

5

29

-A

ug

-1

5

13

-S

ep

-1

5

28

-S

ep

-1

5

13

-O

ct-1

5

28

-O

ct-1

5

12

-N

ov

-1

5

27

-N

ov

-1

5

12

-D

ec

-1

5

27

-D

ec

-1

5

11

-Ja

n-1

6

26

-Ja

n-1

6

10

-F

eb

-1

6

25

-F

eb

-1

6

11

-M

ar-1

6

26

-M

ar-1

6

10

-A

pr-1

6

25

-A

pr-1

6

10

-M

ay

-1

6

25

-M

ay

-1

6

9-Ju

n-1

6

24

-Ju

n-1

6

9-Ju

l-1

6

24

-Ju

l-1

6

8-A

ug

-1

6

23

-A

ug

-1

6

7-S

ep

-1

6

22

-S

ep

-1

6

7-O

ct-1

6

22

-O

ct-1

6

6-N

ov

-1

6

21

-N

ov

-1

6

6-D

ec-1

6

21

-D

ec

-1

6

De

bit

(m

3/

dt)

Tengah Bulan

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

0,12

0,14

0,16

0,18

0,2

H (

m)

Gambar 4.6 Hubungan Debit Pemodelan dan Observasi Hasil Simulasi Metode

Regresi

Sumber : Hasil Analisis

Gambar 4.6 memperlihatkan hubungan searah antara nilai debit observed

dan debit model dengan nilai R = 1 yang masuk pada kategori korelasi sempurna.

Nilai korelasi (R) didapat dari bantuan program Microsoft Excel dengan

menggunakan persamaan 11. Adapun rincian perhitungan dapat dilihat sebagai

berikut :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑

}

=

√{ }{ }

= 1

Nilai debit observed dan debit model yang dihasilkan memiliki nilai yang

sama dan secara keseluruhan persis. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik yang

ada pada Gambar 4.7.

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

Q M

od

el (

m3/d

t)

Q Observed (m3/dt)

Debit Observed

Debit Pemodelan

Ketinggian Air

Page 36: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

30

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Antara Debit Hasil Tahap Simulasi Dengan

Debit Observed

Gambar 4.7 memperlihatkan secara keseluruhan hasil nilai debit

pemodelan bernilai persis dengan nilai debit observasi sehingga dapat

disimpulkan bahwa persamaan liku kalibrasi yang didapat diatas dapat diterapkan

pada bendung Batang Samo.

4.3.4 Tahap Implementasi

Tahap Implementasi merupakan penerapan model di lapangan dan

berfungsi untuk meyakinkan apakah persamaan liku kalibrasi yang sudah

terbentuk benar-benar bisa digunakan untuk menghitung debit air di atas mercu

bendung Batang Samo. Data yang digunakan ialah data ketinggian air di mercu

Bendung Batang Samo tanggal 1 Januari 2017 sampai 22 Maret 2017. Dimana

data tersebut digunakan sebagai input untuk Analisis Regresi. Hasil dari Tahap

Implementasi tersebut dibandingkan dengan data debit eksisting tahun 2017.

Adapun susunan input – output untuk proses Implementasi dapat dilihat pada

Tabel 4.6

Tabel 4.6 Data Tahap Implementasi

No Data Observed Q model (hasil kalibrasi)

Q=21,675.H1.5

H.Q H

2 Q

2

H (m) Q (m3/dt)

1 0,03 0,112627 0,112627 0,003379 0,0009 0,012685

2 0,03 0,112627 0,112627 0,003379 0,0009 0,012685

3 0,03 0,112627 0,112627 0,003379 0,0009 0,012685

4 0,03 0,112627 0,112627 0,003379 0,0009 0,012685

5 0,03 0,112627 0,112627 0,003379 0,0009 0,012685

... ... ... ... ... ...

79 0,05 0,242334 0,242334 0,012117 0,0025 0,058726

80 0,05 0,242334 0,242334 0,012117 0,0025 0,058726

81 0,05 0,242334 0,242334 0,012117 0,0025 0,058726

∑ 2,855 12,16583 12,16583 0,512284 0,113575 2,374221

Page 37: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

31

Hasil yang didapat dari Implemetasi Model tahun 2017 pada Bendung

Batang Samo tersebut ialah nilai R= 1 termasuk kedalam korelasi sangat kuat.

Untuk rincian perhitungan Koefisien Korelasi dapat dilihat di bawah ini.

Parameter Statistik :

=

=

= 0,0352 = 0,1501

∑H = 2,855 ∑Q =12,658

∑H2 = 0,1136 ∑Q

2 = 2,342

(∑H)2 = 8,1510 (∑Q)

2 = 148,0074

∑H.Q = 0,5112 n= 81

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑

}

=

√{ }{ }

= 1

Setelah mendapatkan debit hasil Implementasi selanjutnya

membandingkan dengan debit eksisting tahun 2017 Bendung Batang Samo

sebagai kontrol terhadap nilai yang sebenarnya. Berikut ini perbandingan antara

debit ramalan dengan debit eksisting disajikan pada Gambar 4.8.

Debit Observed

Debit Hasil Pemodelan

Page 38: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

32

Gambar 4.8 Perbandingan Antara Debit Eksisting dan Hasil Implementasi

Hasil perbandingan yang ditunjukkan pada Gambar 4.8 antara debit hasil

Implementasi dan debit eksisting tahun 2017 Bendung Batang Samo

menampilkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara debit eksisting dengan debit

ramalan menggunakan metode Regresi Linear Sederhana. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa air yang melimpas di Mercu Bendung Batang Samo dapat

ditentukan debitnya dengan menggunakan rumus liku kalibrasi yang sudah

ditetapkan. Meskipun demiakian kalibrasi dengan cara melaksanakan pengukuran

debit menggunakan alat ukur arus secara berkala, minimal 5 tahun sekali harus

tetap dilakukan.

4.3 Analisis Debit Andalan Mercu Bendung Batang Samo

Debit andalan air di atas mercu bendung dihitung menggunakan data debit

dari Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Rokan Hulu mulai dari tahun

2015 hingga Maret 2017. Adapun debit rata-rata tiap bulan air di atas mercu

bendung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Debit Bulanan Air di Atas Mercu Bendung

No

Bulan

Debit Rata-rata di Atas Mercu

Bendung (m3/dt)

1 Januari 2015 0,2408

2 Februari 2015 0,3019

3 Maret 2015 0,2851

4 April 2015 0,1949

5 mei 2015 0,2290

6 Juni 2015 0,2219

7 Juli 2015 0,2467

8 Agustus 2015 0,2031

9 September 0,2957

10 Oktober 2015 0,2034

11 November 2015 0,4064

12 Desember 2015 0,3958

Page 39: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

33

13 Januari 2016 0,1783

14 Februari 2016 0,1757

15 Maret 2016 0,1932

16 April 2016 0,2578

17 mei 2016 0,1671

18 Juni 2016 0,1539

19 Juli 2016 0,1667

20 Agustus 2016 0,1161

21 September 2016 0,1193

22 Oktober 2016 0,1110

23 November 2016 0,1415

24 Desember 2016 0,1126

25 Januari 2017 0,1335

26 Februari 2017 0,1646

27 Maret 2017 0,1103

Sumber: Hasil Analisis

Untuk menentukan besarnya debit andalan dengan peluang 90 %

digunakan Metode Weibull. Selanjutnya debit rata-rata Bulanan air di atas mercu

bendung tersebut dihitung probabilitasnya menggunakan rumus 12 untuk

mendapatkan debit andalan (Q90). Adapun perhitungan debit andalan

menggunakan probabilitas Weibull disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Perhitungan Probabilitas Weibull Debit di Atas Mercu Bendung

No Debit Prob No Debit Prob

1 0,406 3,571429 15 0,178256 53,57143

2 0,396 7,142857 16 0,175651 57,14286

3 0,302 10,71429 17 0,167138 60,71429

4 0,296 14,28571 18 0,166742 64,28571

5 0,285 17,85714 19 0,164597 67,85714

6 0,2577 21,42857 20 0,153855 71,42857

7 0,247 25 21 0,141532 75

8 0,241 28,57143 22 0,133519 78,57143

9 0,229 32,14286 23 0,119334 82,14286

10 0,222 35,71429 24 0,116112 85,71429

11 0,203 39,28571 25 0,112627 89,28571

12 0,203 42,85714 26 0,110971 92,85714

Page 40: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

34

13 0,195 46,42857 27 0,110259 96,42857

14 0,193239 50

Hasil perhitungan pada Tabel 4.10. di atas dapat digambarkan pada

Gambar 4.9 di bawah ini.

Gambar 4.9 Debit Andalan 90 % Air di Atas Mercu Bendung

Pada Gambar 4.9 dapat diperoleh debit andalan (Q90) Air di Atas Mercu

Bendung diambil dari nilai probabilitas 90% adalah sebesar 0,115 m3/det. Selisih

debit andalan (Q90) dengan debit andalan (Q80) menjadi debit jagaan di atas

mercu Bendung Batang Samo.

∆Q = (Q80) - (Q90)

= 0,135 - 0,115

= 0,02 m3/dt

∆Q merupakan debit air yang akan tetap melimpas di atas mercu Bendung

Batang Samo setelah debit andalan (Q90) digunakan untuk mengembangkan

daerah perikanan, sehingga ekosistem air di hilir sungai Batang Samo tetap

terjaga.

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

De

bit

(m

3/d

t)

Probabilitas Weibull (%)

0,115

m3/de

0,135

m3/de

Page 41: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

35

4.5. Hasil Analisis Debit Andalan Air di Atas Mercu Bendung

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya debit yang tersedia di atas mercu

bendung untuk mengembangkan daerah perikanan, ditentukan debit andalan yaitu

debit yang memiliki probabilits 90%. Debit dengan probabilitas 90% adalah debit

yang memiliki kemungkinan terjadi di bendung sebesar 90% dari 100% kejadian.

Metode yang digunakan untuk memperoleh debit dengan tingkat probabilitas 90%

adalah menggunakan probabilitas Weibull. Hasil analisis debit andalan dapat

dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Debit Andalan Air di Atas Mercu Bendung

No. Bulan Q90%

(m3/det)

Volume Andalan

(m3)

1 Januari 0,115 298.080

2 Februari 0,115 298.080

3 Maret 0,115 298.080

4 April 0,115 298.080

5 Mei 0,115 298.080

6 Juni 0,115 298.080

7 Juli 0,115 298.080

8 Agustus 0,115 298.080

9 September 0,115 298.080

10 Oktober 0,115 298.080

11 November 0,115 298.080

12 Desember 0,115 298.080

Volume Andalan (m3) = Q80 x (60x6024x30)

Dari Tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa volume andalan yang dapat

diairi untuk kebutuhan air perikanan yang akan dikembangkan adalah sebanyak

298.080 m3.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut.

Page 42: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

36

1. Pada tahap kalibrasi diperoleh nilai konstanta a = 21,675 dan b = 1,5,

sehingga didapat Persamaan liku kalibrasi yaitu Q = 21,675 dengan

faktor korelasi, R = 1.00, maka tingkat korelasinya digolongkan sempurna.

2. Pada tahap Kalibrasi, Verifikasi, Simulasi dan Implementasi menghasilkan

koefisien korelasi yang konstan yaitu R = 1, dan tidak terdapat perbedaan

antara debit observed dan debit hasil pemodelan. Dengan demikian air

yang melimpas di atas mercu bendung selanjutnya dapat dihitung debitnya

menggunakan persamaan liku kalibrasi Q = 21,675 .

3. Untuk pengembangan daerah perikanan di hilir Sungai Batang Samo,

tersedia debit andalan (Q90) yang melimpas di mercu Bendung sebanyak

0,115 m3/dt atau dengan volume andalan 298.080 m

3. Agar ekosistem air

di hilir Sungai Batang Samo tetap terjaga, maka air yang melimpas di atas

mercu Bendung tidak secara keseluruhan dialihkan untuk mengembangkan

daerah perikanan. Akan tetapi tetap disisakan sebanyak 0,02 m3/dt.

Sehingga tidak mengganggu ketersediaan air untuk kebutuhan irigasi,

karena pada dasarnya bendung Batang Samo berfungsi untuk irigasi

persawahan.

5.2 Saran

Meskipun persamaan liku kalibrasi yang didapat menghasilkan koefisien

korelasi R = 1, untuk proses kalibrasi pengukuran debit menggunakan alat ukur

arus harus tetap dilaksanakan minimal 5 tahun sekali untuk menjaga keakuratan

dan sebaiknya dilengkapi dengan data primer yaitu pengukuran debit langsung di

lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Mukhlas., 2014, Optimasi Pola Tanam Irigasi dengan Menggunakan

Program Linear (Studi Kasus di Kaiti Samo, Kabupaten Rokan Hulu),

Universitas Riau, Pekanbaru

Atiaa, A. M., 2015, Modelling of stage-discharge relationship for Gharraf River,

southern Iraq by using data driven techniques: A case study. Water Utility

Journal 9: 31-46.

Page 43: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

37

Braca, Giovanni., 2008, Stage-discharge relationship in open channels: Pratices

and problems. FORALPS Technical Report, 11. Universita degli Studi di

Trento, Dipartimento di Ingegneria Civile e Ambientale, Trento, Italy, 24

pp.

Fahmi, Naufal Muhammad., 2016, Model Hubungan Antara Tinggi Muka Air-

Debit Menggunakan Pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System,

Universitas Riau, Pekanbaru

Ghimire dan Reddy., 2010, Development Of Stage-Discharge Rating Curve in

Rive Using Genetic Algorithms and Model Tree, Departement of Civil

Engineering, Indian Institute of Technology, Bombay, India.

Goel, A., 2011, ANN-Based Approach for Predicting Ratting Curve of an Indian

River. International Schoarly Research Netwrk ISRN Civil Engineering,

Volume 2011, Article ID 291370, 4 pages doi:10.5402/2011.291370.

Hosmer, David dan Lameshow, Stanley., 2011. Applied Logistic Regression :

Solution Manual, New York.

Haryono, Siswoyo dan Wardoyo, Parwoto., 2013, Structural Equation Modeling

Untuk Penelitian Manajemen Menggunakan AMOS 18.00, PT. Intermedia

Personalia Utama, Bekasi, Jawa Barat, hlm. 85 – 86.

Indarto., 2010, Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi, Bumi Aksara,

Jember.

Kholisah, Luluk., 1996, Statistika dan Probabilitas. Edisi Pertama Cetakan

Keempat. Gunadarma, Jakarta.

Mawardi, Erman, dan Memed, Moch,. 2002. Desain Hidrolik Bendung Tetap,

Penerbit Alfabeta, Bandung.

Rahmani., 2015, Transformasi Hujan Harian Ke Hujan Jam-Jaman

Menggunakan Metode Mononobe dan Pengalihragaman Hujan Aliran,

Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sobriyah., 2004, Persoalan Proses Kalibrasi Model Perkiraan Banjir Daerah

Aliran Sungai Besar Studi Kasus DAS Bengawan Solo. Volume 12, No. 2,

EDISI XXIX.

Soemarto., CD., 1987, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya.

Page 44: LAPORAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2018 …

38

Soewarno., 1995, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data, Nova,

Bandung.

Soewarno., 2013, Hidrometri dan Aplikasi Teknosabo dalam Pengelolaan Sumber

Daya Air, Graha Ilmu, Yogyakarta

Sri Harto., 1993, Analisis Hidrologi, Gramedia, Jakarta.

Sugiyono., 2005, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Supadi, 2006, Model Regresi Rating Curve Stasiun AWLR Jurug Antara Tinggi

Muka Air Dan Debit Pada Sungai Bengawan Solo,Media Komunikasi Ekbi

Sipil, Volume 14 No 2. Edisi XXXV, Juni 2006.

---------------------., 2013, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan 02,

Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.