laporan penelitian mandirirepository.unib.ac.id/21350/1/laporan mandiri 2017_1.pdfevaluasi dan...
TRANSCRIPT
-
LAPORAN
PENELITIAN MANDIRI
PENAPISAN GALUR PADI GOGO TIPE BARU TOLERAN KEKERINGAN HASIL SELEKSI SILANG BERULANG
Pengusul:
Dr. Ir. Reny Herawati, MP (NIDN.0001016527)
Dr. Hesti Pujiwati, SP, M.Si (NIDN.0021117703)
UNIVERSITAS BENGKULU
Juni 2017
MANDIRI
-
2
-
3
-
4
DAFTAR ISI
Hal
RINGKASAN ......................................................................................................... 4
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 9
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ........................................... 11
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 12
BAB VI. KESIMPULAN ............................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 17
1. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti …................................................... 17
-
5
RINGKASAN
Perakitan varietas unggul padi gogo berdaya hasil tinggi serta toleran
terhadap cekaman kekeringan dan dapat beradaptasi dengan baik pada perubahan
iklim sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan hasil maupun perluasan
areal tanaman padi di lahan kering. Penelitian ini bertujuan untuk menapis dan
mengidentifikasi karakter agronomi galur-galur padi gogo hasil seleksi silang
berulang yang toleran terhadap cekaman kekeringan pada fase pembibitan. Bahan
yang digunakan adalah 180 galur hasil seleksi silang berulang yang berasal dari
persilangan padi lokal Bengkulu (Sriwijaya dan Bugis) dan galur toleran kekeringan
(IR7858-1 dan N22). Sebanyak 20 benih tiap genotipe disemai dalam bak plastik
ditata dengan tanaman stripe check yaitu Salumpikit dan Inpari 6 masing-masing
sebagai varietas toleran dan peka. Perlakuan kekeringan dilakukan selama satu
meninggu setelah tanaman berumur 2 minggu dengan penilaian skoring 0-9 (SES
IRRI), setelah itu tanaman disiram kembali untuk mengetahui kemampuan tanaman
tumbuh kembali (recovery) yang diskoring 1-9 (SES IRRI).Hasil skrining berdasarkan
SES menghasilkan 53 galur dinilai bereaksi toleran, 99 galur bereaksi moderat
toleran, dan 28 galur bereaksi rentan terhadap cekaman kekeringan. Galur-galur yang
terseleksi cekaman kekeringan dengan karakter agronomi yang baik siap diuji lebih
lanjut untuk mengetahui potensi daya hasil di lingkungan spesifik lokasi.
-
6
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Padi merupakan komoditi penting karena sebagian besar penduduk terutama di
benua Asia menggunakan padi sebagai bahan makanan pokok. Masalah yang dihadapi
oleh petani saat ini dalam mengembangkan tanaman padi adalah semakin meluasnya
lahan kering terutama di lumbung-lumbung padi seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat,
di daerah pantura seputar Cirebon, Indramayu, dan daerah lainnya. Indonesia
mempunyai lahan kering yang cukup luas dan tidak termanfaatkan secara optimal.
Adapun lahan kering yang dimaksud adalah lahan yang tidak mempunyai saluran
irigasi. Air yang terkandung hanya berasal dari air hujan yang ditahan oleh partikel
tanah. Oleh karena itu lahan kering pada umumnya mengalami kekeringan pada
musim kemarau. Sifat atau karakter lahan kering tersebut menyebabkan terbatasnya
komoditas tanaman budidaya yang dapat dikembangkan.
Untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap sistem pertanian
keberlanjutan, berbagai upaya terus dilakukan untuk menghasilkan inovasi teknologi
yang diharapkan mampu mengatasi dan menekan dampak yang ditimbulkan oleh
perubahan iklim. Inovasi teknologi tersebut antara lain adalah varietas unggul padi
toleran kekeringan. Penggunaan varietas unggul padi gogo yang berdaya hasil lebih
tinggi serta toleran atau tahan terhadap berbagai kendala tersebut sehingga dapat
beradaptasi dengan baik pada perubahan iklim, sangat diperlukan untuk mendukung
upaya peningkatan hasil maupun perluasan areal tanaman padi di lahan kering.
Salah satu komoditas pangan yang dapat berproduksi di lahan kering adalah padi
gogo. Pengembangan padi gogo di lahan kering yang selama ini belum termanfaatkan
dengan optimal dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi masalah ketahanan
pangan. Penurunan areal sawah akibat alih fungsi lahan yang berubah menjadi areal
perumahan dan pabrik industri, tingginya biaya membuka areal sawah baru, serta
peruntukan air irigasi padi sawah yang semakin terbatas menyebabkan padi gogo
menjadi penting untuk dikembangkan (Rachman et al.,2003).
Sumbangan padi gogo terhadap produksi beras nasional masih kecil. Keadaan
inilah yang mendorong pengembangan padi gogo varietas unggul dengan daya hasil
tinggi. Menurut Lubis et al. (1993), perbaikan varietas padi gogo pada masa
-
7
mendatang ditekankan pada pembentukan varietas unggul yang lebih baik untuk
berbagai agroekosistem dengan memperhatikan kualitas beras dan rasa nasi.
Penggunaan padi gogo varietas unggul saat ini masih sangat rendah,
disebabkan karena kurangnya ketersediaan benih dan kurangnya minat penangkar
dalam memproduksi benih padi yang unggul. Menurut Kaher (1993), kesulitan
peningkatan produksi padi gogo disebabkan oleh kendala fisik, biologi dan sosial
ekonomi. Lahan pertanaman umumnya bereaksi masam dengan kejenuhan Al tinggi,
selain itu sering terjadi kekeringan dan kahat hara. Sifat-sifat padi gogo yang
diinginkan untuk kondisi fisik semacam itu adalah berumur genjah hingga sedang,
anakan sedang, batang agak tegak, tahan blas, dan toleran Al, kekeringan, dan
naungan (Lubis, 1993). Mengingat hal tersebut dapat dijelaskan bahwa
pengembangan padi gogo dihadapkan pada berbagai kendala yang sangat kompleks,
sehingga diperlukan perbaikan varietas yang berdaya hasil tinggi dengan sifat
multitoleran terhadap faktor biofisik di lahan kering (Lubis, 1993).
1.2. Perumusan Masalah
Pemuliaan padi lokal spesifik secara konvensional di lahan kering untuk
memperbaiki daya hasil tinggi tidak dapat dilakukan tanpa mengetahui kendala
genetik dan pola pewarisan sifat yang diinginkan. Seleksi akan memberikan respon
yang optimal bila menggunakan kriteria seleksi yang tepat.
Metode pemuliaan yang paling efektif untuk memperbaiki satu atau dua sifat
yang dikontrol oleh gen tunggal adalah metode silang balik atau back cross. Sedang
untuk memperbaiki beberapa sifat dan sifat-sifat yang dikontrol oleh banyak gen perlu
dilakukan metode seleksi silang berulang (recurrent selection). Metode pemuliaan
seleksi silang berulang atau recurrent selection adalah suatu metode seleksi dan
penyilangan tanaman terpilih dari suatu populasi secara sistematik untuk membentuk
populasi baru yang lebih baik (Fehr, 1987; Abdullah, 2008). Dengan kata lain,
metode ini merupakan prosedur pengumpulan sifat-sifat yang diharapkan dari suatu
kombinasi persilangan dengan menyilangkan antara segregan-segregan terpilih secara
terus-menerus sehingga diperoleh populasi yang lebih baik dari populasi sebelumnya,
karena terdiri dari tanaman-tanaman yang memiliki kombinasi sifat-sifat yang
diharapkan. Cara ini telah banyak dilakukan dan berhasil dengan baik dalam
pemuliaan beberapa tanaman, seperti jagung dan tanaman pakan (Fehr, 1987). Pada
kanola, melalui seleksi tersebut telah didapatkan tanaman dengan kadar minyak tinggi
-
8
(Poehlman, 1986). Ramya et al. (2016) melaporkan bahwa seleksi silang berulang
pada tanaman Breat Wheat dapat mengidentifikasi galur-galur potensial dengan hasil
yang tinggi dan toleran kekeringan untuk varietas yang dikembangkan pada daerah
dengan sumber air terbatas. Teknik pemuliaan silang berulang juga telah dilakukan
oleh Silva et. al (2010) setelah 8 siklus untuk menduga kemajuan genetik terhadap
hasil kacang buncis.
Evaluasi dan karakterisasi serta seleksi tanaman padi yang tahan cekaman
kekeringan merupakan tahap yang penting dalam pemuliaan tanaman. Untuk
melakukan proses seleksi galur-galur haploid ganda khususnya yang berhubungan
dengan ketahanan kekeringan dapat dilakukan dengan melihat ciri-ciri morfologi pada
sistem perakaran masing-masing genotipe. Taiz dan Zeiger (2002) menjelaskan
pertahanan tanaman dalam menghadapi cekaman kekeringan adalah dengan
membatasi perkembangan luas daun, perkembangan akar untuk mencapai daerah yang
masih basah, dan penutupan stomata untuk membatasi transpirasi. Untuk penilaian
toleransi suatu genotipe terhadap kekeringan dengan sifat hasil sebagai kriteria seleksi
kurang efisien, karena identifikasi genotipe berpotensi hasil tinggi pada kondisi
tercekam kekeringan sulit dilakukan. Wijoyo et al. (2014) berhasil mengidentifikasi
toleransi kekeringan terhadap padi gogo lokal dengan menggunakan PEG. Seleksi
untuk tujuan pemuliaan tanaman dengan cara menghubungkan antara sifat perakaran
dengan ketahanan terhadap kekeringan telah dilakukan oleh Chang et al. (1972).
Hasil penelitian Babu et al. (2003) mengungkapkan bahwa karakter akar berkorelasi
positif dengan produksi pada kondisi tercekam kekeringan.
1.3. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menapis galur-galur hasil seleksi silang
berulang yang toleran terhadap cekaman kekeringan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Studi Pustaka
Peningkatan produksi padi dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu
peningkatan potensi hasil dan peningkatan stabilitas hasil (Daradjat et al., 2001).
Potensi hasil yang tinggi tidak akan teraktualisasi jika terjadi gangguan berupa
-
9
cekaman biotik maupun abiotik. Oleh karena itu, stabilitas hasil juga perlu
ditingkatkan, dalam arti varietas tertentu tetap berproduksi tinggi meskipun terjadi
cekaman biotik berupa hama dan penyakit tanaman, atau abiotik berupa kondisi cuaca
yang tidak menguntungkan seperti kekeringan yang berkepanjamgan akibat
perubahan iklim secara global. Berbagai varietas yang memiliki gen ketahanan
terhadap cekaman biotik atau abiotik tertentu dapat menjadi sumber gen.
Pemuliaan tanaman bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan potensi
genetik tanaman, sehingga didapatkan hasil yang lebih unggul dengan karakter yang
sesuai dengan selera konsumen dan dapat beradaptasi pada agroekosistem tertentu
(Bahar, 1993). Pemuliaan untuk mendapatkan kultivar unggul dilakukan mengikuti
beberapa tahapan, yakni pembentukan populasi dasar untuk bahan seleksi,
pembentukan galur murni, melakukan seleksi serta pengujian daya hasil.
Pembentukan varietas padi dilakukan dengan menyilangkan beberapa tetua, kemudian
dari turunan persilangan tersebut dipilih tanaman-tanaman yang mempunyai sifat-sifat
yang baik. Persilangan umumnya dilakukan dengan silang tunggal (single cross),
silangpuncak (top cross), silang ganda (doublecross), dan silang balik (back cross),
serta silang berulang (recurrent selection). Metode pemuliaan yang digunakan di
Indonesia sampai dengan tahun 1950-an adalah metode bulk, kemudian beralih
kepada metode pedigree (Harahap dan Silitonga, 1989).
Pembentukan populasi dasar dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya dengan persilangan, yang bertujuan memperoleh gen unggul yang berasal
dari induk-induk yang disilangkan. Dalam persilangan, salah satu induk harus
mengandung sifat genetik yang diinginkan, mempunyai adaptasi yang baik dan
mempunyai hubungan kekerabatan yang jauh. Cara pembentukan galur murni asal
persilangan dapat bermacam-macam, yang perlu perhatian adalah antar galur murni
terdapat keragaman genetik yang luas sehingga dapat dipilih galur yang secara genetik
mempunyai hasil tinggi dan sifat lain yang diinginkan (Somaatmadja, 1985).
Pembentukan galur-galur murni dibarengi dengan seleksi, termasuk seleksi
pedigree. Seleksi pedigree dapat diterapkan apabila sifat-sifat yang diseleksi
mempunyai heritabilitas yang tinggi. Dalam metode pedigree bentuk-bentuk unggul
dalam setiap generasi memisah secara berurutan sejak populasi F2. Pada generasi F3
dan F4, banyak lokus akan menjadi homozigot dan ciri-ciri famili mulai tampil.
Pada generasi ini seleksi dilakukan untuk tanaman terbaik pada famili terbaik.
Selanjutnya pada generasi F5 dan F6 pada kebanyakan famili diharapkan sudah
-
10
homozigot pada banyak lokus sehingga dapat dilakukan seleksi antar famili (Kasno et
al., 1999). Populasi yang memiliki keragaman genetik yang tinggi akan memberikan
respon yang baik terhadap seleksi karena keragaman genetik yang tinggi akan
memberikan peluang besar untuk mendapatkan kombinasi persilangan yang tepat
dengan gabungan sifat-sifat yang baik. Metode seleksi merupakan proses yang efektif
untuk memperoleh sifat–sifat yang dianggap sangat penting dan tingkat
keberhasilannya tinggi (Kasno et al., 1999). Untuk mencapai tujuan seleksi sehingga
seleksi terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan lebih efektif, harus diketahui
hubungan antar karakter agronomi, komponen hasil dan hasil (Zen, 2002).
Teknik pemuliaan dengan metode seleksi silang berulang (SSB) atau recurrent
selection (RS) telah diterapkan pada tanaman menyerbuk silang dengan hasil yang
positif seperti pada jagung (Darrah et al., 1972), namun masih kurang efektif untuk
tanaman menyerbuk sendiri seperti kedelai (Sumarno and Fehr, 1982). SSB telah
digunakan pula dalam pemuliaan padi sawah di Brasil, dan padi ladang di Columbia
menggunakan tanaman mandul jantan (Chatel and Guimaraes, 1997). Pada kedelai
dengan SSB setiap siklusnya dapat meningkatkan hasil (Sumarno and Fehr 1982).
SSB adalah suatu metode seleksi dan penyilangan tanaman terpilih dari suatu
populasi secara sistematik untuk membentuk populasi baru yang lebih baik (Fehr
1987). Metode ini merupakan prosedur pengumpulan sifat-sifat yang diharapkan dari
suatu kombinasi persilangan dengan menyilangkan antara segregan-segregan terpilih
secara terus-menerus sehingga diperoleh populasi yang lebih baik dari populasi
sebelumnya, karena terdiri dari tanaman-tanaman yang memiliki kombinasi sifat-sifat
yang diharapkan. Cara ini telah banyak dilakukan dan berhasil dengan baik dalam
pemuliaan beberapa tanaman, seperti jagung dan tanaman pakan (Fehr 1987).
BAB III. METODE PENELITIAN
Penelitian akan dilakukan di Rumah Kaca Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu, mulai bulan Februari 2017 – April 2017. Percobaan
menggunakan metode Lubis et al. (2007). Sebanyak 180 galur hasil seleksi silang
berulang dievaluasi untuk toleransi terhadap kekeringan. Setiap galur ditanam
sebanyak 20 benih disemai dalam bak plastik yang telah diisi tanah berukuran
40x25x15 cm. Setiap bak terdapat 12 nomor galur yang ditata dengan tanaman stripe
check sebagai tanaman cek yaitu Salumpikit sebagai varetas toleran kekeringan dan
-
11
Inpari sebagai varietas peka. Pemeliharaan tanaman dilakukan secara intensif, yaitu
dilakukan penyiraman sampai tanaman berumur dua minggu. Setelah fase tersebut
tanaman dibiarkan tanpa disiram sama sekali Penilaian toleransi kekerinagn dilakukan
berdasarkan standar evaluasi IRRI (2002) (Tabel 1), yaitu pada saat tanaman cek yang
peka kekeringan mati atau daunnya telah mengering (skor 9). Bersamaan waktunya
denga penilaian toleransi terhadap kekerinagan diambil contoh tanah denga
kedalaman 20 cm untuk diukur kadar airnya.
Setelah semua galur yang diuji selesai diamati, tanaman disiram kembali dan
dipelihara kembali secara intensif sampai 10 hari kemudian dilakukan penilaian daya
tumbuh kembali (recovery) dengan standar penilaian IRRI (2002) (Tabel 2).
-
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Mandiri (2017)
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Persiapan Tanam 1.300.000
2 Pembelian Bahan habis pakai 8.800.000
3 Tenaga Kerja 2.000.000
Jumlah 12.100.000
4.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Waktu (Bulan)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop
1. Persiapan Tanam
2. Skrining
3. penyusunan
laporan akhir
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penapisan Galur Toleran Kekeringan
Penapisan galur toleran pada fase pembibitan telah dilakukan untuk
menyeleksi galur-galur toleran terhadap cekaman kekeringan (Lubis et al., 2007;
Swain et al., 2014; Kumar et al., 2015. Penilaian toleransi kekeringan dilakukan
terhadap varietas pembanding Situbagendit dan IR6 yang telah menunjukkan gejala
daun mengering dan bersamaan dengan pengambilan contoh tanah sedalam 20 cm
yang memiliki kadar air tanah berkisar 11,9-12,7 persen.
Tabel 3. Jumlah galur terpilih dan responnya terhadap kekeringan dan daya
tumbuh kembali (recovery)
The number
of Lines
Drought Response* Recovery*
Tolerant
(score 0-1)
Moderate
(score 3-5)
Susceptible
(Score 7-9) 1 3 5 7 9
53
45
51
3
4
15
9
stripe check
Situbagendit
IR6
*Base on SES IRRI (2002)
-
13
Hasil penilaian berdasarkan SES (Standard Evaluation System) (IRRI, 2002)
menunjukkan 53 galur dinilai bereaksi toleran, 99 galur bereaksi moderat toleran, dan
28 galur beriaksi rentan terhadap cekaman kekeringan (Gambar 1). Dari 53 galur
yang terseleksi toleran terhadap kekeringan pada akhir pengamatan hanya terlihat
ujung-ujung daun mengering memiliki skor 0-1 dan ternyata mampu tumbuh kembali
90-100%, sedangkan 99 galur moderat toleran memliki skor 3-5 dan kemampuan
tumbuh kembali (recovery) berkisar 70-90%, serta 28 galur rentan mempunyai skor 7-
9 dan hanya memiliki kemampuan tumbuh kembali sebesar 40-69% (skor 5)(Tabel 3;
Gambar 1). Swain et al. (2014) melaporkan dalam penelitiannya bahwa selama
periode cekaman kekeringan kadar air tanah dibawah kedalaman 30 cm berkisar 10-
12% menghasilkan 78 asesi toleran terhadap kekeringan dimana 12 asesi, 18 asesi
mempunyai skor 1, dan 48 asesi mempunyai skor 3 berdasarkan SES IRRI . Dari 73
asesi tersebut, 13 asesi diketahui memiliki hasil lebih dari 1 ton/ha, sementara galur
toleran (CR 143-2-2) mempunyai hasil 2,7 ton/ha dan tanaman peka sebagai kontrol
(IR20) tidak menghasilkan.
Figure 1. Distribution of rice lines with different drought tolerance scores (in
SES scale 0-9)
Dari hasil kenampakan bibit terlihat bahwa sampai minggu 7 tanaman tidak
disiram, galur-galur toleran tetap tumbuh baik, vigorus, dan daun tetap terbuka
sempurna, sedangkan galur-galur moderat toleran menunjukkan ujung-ujung daun
telah mengering, bahkan pada galur rentan terlihat hampir semua daun menggulung,
kering dan layu (Gambar 2). Kumar et al. (2014) melaporkan dalam hasil
penelitiannya bahwa terjadi penundaan daun menggulung pada genotype padi yang
toleran kekeringan. Daun menggulung diinduksi oleh hilangnya turgor dan rendahnya
-
14
pengaturan osmotik pada tanaman padi, penundaan daun menggulung pada genotipe
toleran menunjukkan bahwa turgor terjaga dan terhindar dari dehidrasi. Leaf rolling
is one of the mechanisms found in plants adjusting their leaf water potential to allow
them to absorb soil water better than other plants with low capabilities to adjust their
leaf water potential under drought stress (Bunnag and Pongthai, 2013).
Gambar 2. Kenampakan galur pada perlakukan cekaman kekeringan
dan kemampuan tanaman tumbuh kembali (recovery)
Gambar 3. Perbandingan bibit toleran (skore 0-1), moderat toleran (score 3-5)
dan peka (score 7-9) pada perlakukan cekaman kekeringan
Tabel 4. Galur terpilih hasil seleksi terhadap cekaman kekeringan
pada fase pembibitan
Persilangan Genotipe Jumlah
Galur
Bugis/IR7858-1 248-1, 248-2, 248-3, 248-4, 248-5, 248-6, 248-7,
248-8, 248-9, 249-2, 249-3, 249-4, 249-5 13
Bugis/N22 250-11, 250-12, 251-1, 251-2, 251-3 5
Sriwijaya/N22 253-13, 253-14, 253-15, 253-16, 253-17, 253-18,
254-1, 254-2, 254-3, 254-4, 254-5, 254-6 12
Sriwijaya/IR7858-1
256-4, 256-5, 256-6, 256-7, 256-8, 256-9, 256-10,
256-11, 256-12, 256-13, 256-14, 258-3, 258-4, 258-5,
258-6, 258-7, 258-8, 258-9, 258-10, 258-11, 258-12,
258-13, 258-14
23
Hasil identifikasi galur terpilih terhadap cekaman kekeringan ditampilkan
pada Tabel 4. Sebanyak 13 galur dihasilkan dari persilangan Bugis/IR7858-1, 5 galur
-
15
dari hasil persilangan Bugis/N22, 12 nomor galur berasal dari persilangan
Sriwijaya/N22, dan 23 galur berasal dari persilangan Sriwijaya/IR7858-1. Galur-
galur tersebut siap dievaluasi di lapangan terhadap karakter agronomi dan potensi
daya hasilnya.
BAB VI. KESIMPULAN
Hasil skrining berdasarkan SES menghasilkan 53 galur dinilai bereaksi
toleran, 99 galur bereaksi moderat toleran, dan 28 galur bereaksi rentan terhadap
cekaman kekeringan. Hasil pengamatan anatomi stomata menunjukkan bahwa
susunan dan kerapatan stomata pada genotipe peka lebih rapat dan banyak
dibandingkan dengan genotip toleran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, B., Tjokrowidjojo, S., dan Sularjo. 2008. Perkembangan dan prospek
perakitan padi tipe baru di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 27(1):1-9.
Bahar, M., dan A. Zein, 1993. Parameter genetik pertumbuhan tanaman, hasil
dan komponen hasil jagung. Zuriat 4(1):4-7.
Babu, R.C., B.D. Nguyen, V. Chamarerk, P. Shanmugasundaram, P. Chezhian, P.
Jeyaprakash, S.R. Ganesh, A. Palchamy, S. Sarkarung, L.J. Wade, H.T.
Nguyen. 2003. Genetic analysis of drought resistance in rice by molecular
markers: association between secondary traits and field performance. Crop
Science 43:1457–1949.
Bunnag, S. and P. Pongthai. “Selection of Rice (Oryza sativaL.) Cultivars Tolerant to
Drought Stress at the Vegetative Stage under Field Conditions”. American
Journal of Plant Sciences, 4:1701-1708. 2013.
Chatel, M. and E.P. Guimaraes. 1997. Recurrent selection in rice, using male sterility
gene. Calli, Colombia. Centro Internacional de Agriculture Tropical; Centre de
Cooperation Internationale en Recherche Agronomicque poor le
Developpement; Departement des Cultures Annuelles, 1997. 70p.
Chang TT, Loresto CC, Tagumpay O. 1972. Agronomic and growth characteristic
of upland and lowland varieties. Di dalam: Rice Breeding. International Rice
Risearch Institute Los Banos, Laguna, Philippines. hlm 648-661.
Darrah, L.L., S.A. Eberhart, and L.H. Penny. 1972. A maize breeding method study in
Kenya. Crop Sci. 12:605-608.
-
16
Daradjat, A.A., Suwarno, B. Abdullah, Tj. Soewito, B.P. Ismail, dan Z.A.
Simanullang. 2001. Status penelitian pemuliaan padi untuk memenuhi
kebutuhan pangan masa depan. Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi.
Fehr, W.R. 1987. Principles of cultivar development, vol. 1. Theory and technique.
McGraw-Hill, Inc. New York St. Louis, USA. p.535.
IRRI. 2002. Standard Evaluation System for Rice. International Rice Testing
Program. The International Rice Testing Program (IRTP) IRRI Los Banos,
Philippines.
Kaher A. 1993. Perbaikan varietas padi gogo pada lahan kering marginal. Di dalam:
Syam, M., Hermanto, Musaddad A, Sunihardi, editor. Kinerja
Penelitian Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian. hlm 448-459.
Kasno, A., Trustinah dan Mudjiono. 1999. Seleksi langsung dan seleksi beberapa
sifat sekaligus dalam perbaikan hasil kacang tunggak. Edisi khusus Balitkabi
(13): 59-74.
Lubis, E., Z. Harahap, M. Suwarno, Diredja, H. Siregar. 1993. Perbaikan
varietas padi gogo untuk wilayah perhutanan beriklim kering. Risalah Hasil
Penelitian Balittan, Bogor.
Lubis, E., R. Hermanasari, Sunaryo, A. Santika, dan E. Suparman. 2007. Toleransi
padi gogo terhadap cekaman abiotik. Apresiasi Hasil Penelitian Padi, 725-739.
Poehlman, J.M. 1985. Breeding field crop. An AviBook van Nostrand Reinhold, New
York, Third Edition. p.715.
Rachman, A., I. Purwani, T.C. Wahono, Mardawilis, Emilya, Firman, Khadir,
Sinaga, P.H. dan Rivana, C. 2003. Pengkajian Sistem Usaha Pertanian
(SUP) Berbasis Padi Gogo. http:// www.pustaka.bogor.net/patek
/apt1250.htm.5 Oktober 2006.
Ramya, P., G.P. Singh, N. Jain, P.M. Singh, M.K Pandey, K. Sharma, A. Kumar,
Harikrishna, and K.V. Prabhu. 2016. “Effect of recurrent selection on
drought tolerance and related morpho-physiological traits in bread wheat”.
PlosOne (DOI:10.1371/journal.pone.0156869) 11(6):1-17.
Somaatmadja, S. 1985. Peningkatan produksi kedelai melalui perakitan varietas.
dalam S. Somaatmadja, M. Ismunadji, Sumarno, m. Syam, S.O. Manurung
dan Yuswadi (ed). Kedelai. Hasil Pusat penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan .
Sumarno and W.R. Fehr. 1982. Response to recurrent selection for yield in Soybeans.
Crop Science 22:295-299.
http://www.pustaka.bogor.net/
-
17
Silva, G.S., M.A.P. Ramalho, Â.F.B. Abreu, and J.A.R. Nunes. 2010. Estimation of
genetic progress after eight cycles of recurrent selection for common bean
grain yield. Crop Breed. Appl. Biotechnol. 10(4):351-356.
Swain, P., M. Anumalla,, S. Prusty, B. C. Marndi, and G.J. N. Rao. “Characterization
of some Indian native land race rice accessions for drought tolerance at
seedling stage”. Australian Journal Crop Science 8(3):324-33. 2014.
Taiz L, and Zeiger E. 2002. Plant Physiology. Third Edition. Sinauer Associates,
Inc. Publishers. Sunderland, Massachusetts.
Wijoyo, R. D., A. Ete, dan Adrianton. 2014. Identifikasi toleransi kekeringan padi
gogo lokal Tanangge pada berbagai larutan PEG. e-J. Agrotekbis 2(2):114-
120.
Zen, S. 2002. Parameter genetik karakter agronomi galur harapan padi sawah.
Stigma 10(4):325-330.
-
18
Lampiran 1. Biodata Pengusul
A. Identitas Diri
1 Nama lengkap dan gelar Dr. Ir. Reny herawati, MP
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor/IVa
4 NIP 19650101 198903 2 002
5 NIDN 0001016527
6 Tempat dan tanggal lahir Peringsewu, 1 Januari 1965
7 email [email protected]
8 Nomor Telepon/Faks/HP 0811190863
9 Alamat Rumah Perum Unib Permai, Blok III No.30, Jl. WR.
Supratman, Bengkulu
10 Alamat Kantor Fakultas Pertanian UNIB
Jl. Raya Kandang Limun Bengkulu 38371
11 Nomor telepon/ Faks (0736) 21170-psw 216
12 Lulusan yang telah dihasilkan S1=27 orang
13 Mata Kuliah yang diampu 1. Kultur Jaringan Tanaman
2. Bioteknologi Tanaman
3. Fisiologi Pasca Panen
4. Pengendalian Gulma
5. Dasar-dasar Agronomi
6. Fisiologi Tanaman
B. Riwayat Pendidikan
Uraian S1 S2 S3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas Bengkulu Universitas
Padjadjaran
IPB
Bidang Ilmu Agronomi Ekofisiologi Bioteknologi
Tanaman
Tahun Masuk-
Lulus
1984-1988 1991-1994 2005 - 2010
Judul Skripsi/Tesis/
Disertasi
Pengaruh tingkat
kemasakan buah,
kadar air, dan
fungisida terhadap
viabilitas benih
kakao (Theobroma
cacao L.)
Pertumbuhan
gulma,
pertumbuhan
dan hasil
kedelai (Glycine
max L.) pada
tanah ultisol
yang diaplikasi
zeolit dan
metolaklor
Pembentukan
galur padi gogo
tipe baru toleran
Al dan tahan blas
melalui kultur
antera
Nama 1. Ir. Teddy Suparno, 1. Dr. Ir. Oktap 1. Prof.Dr.Ir.
-
19
Uraian S1 S2 S3
Pembimbing/
Promotor
M.Sc.
2. Ir. Puji Harsono
Ramlan
Madkar, M.Sc
2.Dr. Ir. Amir
Hamzah S.
3.Prof. Dr. Ir.
Husen S, M.Sc
Bambang S.
Purwoko, M.Sc
2. Dr.Ir.Nurul Khumaida, MSi
3. Dr.Ir.Iswari S. Dewi
4. Dr.Ir. Buang Abdullah, M.Sc
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No Thn Judul Penelitian PENDANAAN Jabatan
pada
penelitian Sumber Jumlah
2 2010 Perakitan galur padi gogo
toleran kekeringan dan tahan
blas berdaya hasil tinggi
varietas lokal Bengkulu
melalui kultur antera
Hibah
Bersaing I
DP2M
Rp 36.960.000,- Ketua
Peneliti
3 2011 Perakitan galur padi gogo
toleran kekeringan dan tahan
blas berdaya hasil tinggi
varietas lokal Bengkulu
melalui kultur antera
Hibah
Bersaing II
DP2M
Rp 38.000.000,- Ketua
Peneliti
4 2012 Perakitan galur padi gogo
toleran kekeringan dan tahan
blas berdaya hasil tinggi
varietas lokal Bengkulu
melalui kultur antera
Hibah
Bersaing III
DP2M
Rp 38.000.000,- Ketua
Peneliti
5 2012 Perakitan galur padi sawah
toleran tanah masam hasil
persilangan padi lokal
Bengkulu Pendek x IR 78581
Hibah
Bersaing I
DP2M
Rp 40.000.000,- Anggota
Peneliti
6 2013 Seleksi galur dari populasi
hasil persilangan Pendek x IR
78581 dalam rangka
perbaikan sifat padi gogo
adaptif lahan masam
Hibah
Bersaing II
DP2M
Rp 36.000.000,- Anggota
Peneliti
7 2014 Seleksi galur dari populasi
hasil persilangan Pendek x IR
78581 dalam rangka
perbaikan sifat padi gogo
adaptif lahan masam
Hibah
Bersaing III
DP2M
Rp 50.000.000,- Anggota
Peneliti
8 2016 Induksi kalus jaringan endosperm jeruk kalamansi
pada beberapa jenis media dan
zat pengatur tumbuh untuk
Mandiri Rp.8.700.000,- Ketua
-
20
No Thn Judul Penelitian PENDANAAN Jabatan
pada
penelitian Sumber Jumlah
menghasilkan jeruk tanpa biji
9 2016 Toleransi kedelai (Glycine max L. Merr) terhadap
cekaman alumunium di kultur
hara
Mandiri Rp.12.700.000,-
Anggota
D. Pengalaman Pengabdian Masyarakat dalam 5 Tahun terakhir
No Tahun Judul Penelitian PENDANAAN
Sumber Jumlah
1. 2011 Pengembangan Varietas unggul
tahan untuk pengendalian penyakit
kresek (blas) pada pertanaman padi
sawah
Mandiri Rp.1.500.000,-
2. 2016 Pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tomat cerri di Desa Taba Jambu, Kecamatan Pondok Kubang, Bengkulu Tengah
Mandiri Rp.2.500.000,-
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun terakhir
NO JUDUL ARTIKEL ILMIAH NAMA
JURNAL
VOLUM
E,
NOMOR,
TAHUN
1. Pembentukan galur haploid ganda padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru melalui kultur antera.
(Herawati, R., B.S. Purwoko, N. Khumaida, I. S.
Dewi, B. Abdullah)
Bulletin
Agronomi
(Terakreditas
i B)
Vol.36
No. 3
Th. 2008
2. Keragaman genetik dan karakterisasi morfologi galur haploid ganda padi gogo dengan sifat-sifat
tipe baru hasil kultur antera.
(Herawati, R., B.S. Purwoko, I. S. Dewi)
Jurnal
Agronomi
Indonesia
(Terakreditas
i B)
Vol.37
No. 2
Th. 2009
3. Characterization of Doubled Haploid Derived from Anther Culture for New Type Upland Rice
(Herawati, R., B.S. Purwoko, I. S. Dewi)
Jurnal
Agronomi
Indonesia
(Terakreditas
i B)
Vol. 38 No.3
Th. 2010
4. Penyaji Poster pada IPB-Ku Seminar on ”Food, Energy, and Water” 11 Februari 2011, by Director
International Studies Centre, Kasetsart University,
Bangkok, Thailand
Poster 2011
5. Poster 3rd International Seminar Regional Network Poster 2011
-
21
NO JUDUL ARTIKEL ILMIAH NAMA
JURNAL
VOLUM
E,
NOMOR,
TAHUN
on Poverty Eradication
6. Induksi kalus dan Regenerasi Tanaman pada Kultur Antera Persilangan Padi Indica Varietas Lokal
Bengkulu. (Herawati, R, Rustikawati, Inoriyah, E)
Jurnal Akta
Agrosia
(ISSN)
Vol 18, N0.1
Th. 2015
7. Development of New Type Upland Rice Lines for Resistance to Blast Desease through Anther
Culture” (Herawati, R., B.S. Purwoko, I.S. Dewi)
Proceeding
Internasional
Seminar and
Expo on
“Promoting
Local
Resources for
Food and
Health” 12-
13 October
2015
ISBN.978602
9071184
Th. 2016
8. Keragaman Genetik dan Karakter Agronomi Galur Haploid Ganda Hasil Kultur Antera untuk Padi
Sawah dengan Sifat-sifat Tipe Baru” (Herawati, R.
dan B.S. Purwoko).
Jurnal Akta
Agrosia
(ISSN)
Vol 18, N0.2
Th. 2016 (In
Press
9. Genetics Diversity And Agronomic Characters of F3 Lines Selected by Recurrent Selection for
Drought Tolerance and Blast Resistance of
Bengkulu Local Rice Varieties (Herawati, R, , E.
Inoriyah, Rustikawati, Mukhtasar)
International
Journal on
Advanced
Science,
Engineering
and
Information
Technology
(IJASEIT)
Vol 7 N0. 3
Tahun 2017
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1. Internasional Seminar and Expo on
“Promoting Local Resources for
Food and Health”
Development of New Type
Upland Rice Lines for
Resistance to Blast Desease
through Anther Culture”
12-13
October 2015
di Universitas
Bengkulu
2. International Seminar on SAFE 2016
(4th International Conference
Sustainable Agriculture, Food and
Energy)
Genetics Diversity And
Agronomic Characters of F3
Lines Selected by Recurrent
Selection for Drought
Tolerance and Blast
Resistance of Bengkulu Local
October 20-
22, 2016 in
COLOMBO,
SRILANKA
-
22
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
Rice Varieties
3 Pemakalah dalam The 2th
International Symposium on
Sustainable Agriculture and Agro-
Industry (ISSAA 2017)
Screening of double haploid
new plant type upland rice for
drought stress using
polyethyleneglycol (PEG) and
proline analysis
28th-29th
March 2017,
Walailak
University,
Nakhon Si
Thamarrat,
THAILAND
4 Pemakalah dalam 5th International
Conference Sustainable Agriculture,
Food and Energy (SAFE
2017)(ABSTRACT submitted)
Screening and Identification
of New Type Upland Rice
Lines Derived Recurrent
Selection for Drought
Tolerance
22th-24th
August 2017
in Shah Alam
Kuala
Lumpur,
MALAYSIA
G. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Satya Lencana Karya Satya XX
Tahun
Presiden RI 2017
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuain dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan
dalam pengajuan Penelitian Mandiri
Bengkulu, Juni 2017
Ketua Pengusul
(Dr. Ir. Reny Herawati, M.P)
NIP. 19650101 198903 2 002