laporan penelitian...laporan penelitian tinj auab ketelitian pap an kerj a digicoord md-a15 untuk...
TRANSCRIPT
-
LAPORAN PENELITIAN TINJ AUAB KETELITIAN PAP AN KERJ A
DIGICOORD MD-A15 UNTUK PEMETAAN
DENGAN BIAYA DPP-UGM TAHUN 1989/1990 POS PENELITIAN
NOMOR KONTRAK: UGM/465/M/09/01 • TANGGAL 10 JANUARI 1990
DIAJUKAN OLEH:
ARYONO PRIH.ANDITO JURUS.AB TEDIK G]X)DESI
Kepada FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
1990
/~K_/~
J.2&.rl j) ..
" ...... r i'
-
P R A K A T A
Komputerisasi sistem pemetaan adalah salah satu cara
untuk dapat menyediakan informasi yang mutakhir, cepat
dan mempunyai tingkat ketelitian tinggi. Hal ini akan
tercapai bila ketelitian alat yang digunakan meaadai
untuk tuju~n tersebut.
Sistem digicoord merupakan suatu sistem untuk
meapercepat pembuatan peta. Pada perangkat keras sistem
ini dibagi dalam tiga bagian yaitu perangkat masukan
data, pengolah data dan penyaj ian data. Papan kerja
digicoord merupakan bagian dari perangkat keras sistea
digicoord sebagai alat masukan data yang dapat berf~ngsi
sebagai digitizer, kartometer dan ploter semi otomatis.
Untuk me.ndapatkan basil gaDbar peta dengan
ketelitian yang diharapkan maka terlebih dahulu harus
diketahui ·ketelitian dari alat yang; akan dipergunakan,
dalall hal ini papan kerja digicoord. Beberapa hal yang
perlu diketahui ketelitiannya pada papan kerja digicoord
meliputi ketelitian dari sistem salib sumbu, perubahan
faktor skala pada sumbu-suDbunya, ketelitian
pendigitasian titik dan panjang garis, pendigitasian
luasan, ketelitian pengukuran luas, dan ketelitian
pengeplotan titik koordinat (X,Y). Dengan diketahuinya
ketelitian-ketelitian tersebut di atas dapat diketahui
ketelitian pet a yang akan dihasilkan dan
penyimpangan-penyi•gangan yang didapatkan dari
11
bila
pap an
-
kerja digicoord cukup besar maka bisa dilakukan
koreksi-koreksi agar diperoleh hasil yang diharapkan.
Dengan selesainya penelitian ini, ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada
1. Fakultas Teknik UGH yang telah memberikan
kepercayaan dan kesempatan untuk melakukan penelitian
ini.
2. Ketua Jurusan Teknik Geodesi FT UGH yang memberikan
kesempatan dan fasi~itas sehingga penelitian ini dapat
selesai pada ~aktunya.
3. Bapak Ir. Prijono selaku pembimbing yang memberikan
pengarahan-pengarahan.
4. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Jawa Tengah di Semarang, yang telah memberikan izin
penggunaan alat digicoord untuk penelitian ini.
5. Para mahasiswa Teknik Geodesi yang telah membantu
dalam melaksanakan penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bah~a penelitian ini
barulah merupakan suatu penelitian "pendahuluan" bagi
penelitian sejenis yang lebih lengkap dan mend a lam
dikemudian hari. Harapan penulis semoga basil penelitian
ini berguna bagi pembaca yang memerlukan.
Henyetujui
Pea~'h.: .. "_P_. e_n_e_l_i_t_i--an
M 111
Yogyakarta~ Mei 1990
"\..)~
ARYONO PRIHANDITO
-
DAFTAR lSI
Halaman
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
PRAKATA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR lSI ........................................... iv
INTISARI ............................................. vi
I . PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.l. Latar Belakang Penelitian ................. 1
1.2. Tinjauan Pustaka .......................... 2
!.3.· Hipotesis ................................. 7
1.4. Rencana Penelitian ........................ 7
II. PELAKSANAAN PENELITIAN ......................... 9
II.l. Bahan Penelitian ......................... 9
11.2. Peralatan Penelitian ...... i ••• ••••••••••• 9
11.3. Cara Penelitian ......................... 11
11.3.1. Papan kerja digicoord sebagai
Digitizer ............................. 11
11.3.1.1. Penelitian terhadap ketegak lurusan
sistem salib sumbu digicoord ........ 11
11.3.1.2. Penelitian terhadap perubahan faktor
skala pada kedua sumbu digicoord 12
!!.3.1.3. Penelitian terhadap ketelitian
pendigitasian suatu titik ........... 14
11.3.1.4. Penelitian terhadap ketelitian
pendigitasian panjang garis ......... 15
iv
-
11.3.2. Papan kerja digicoord sebagai
planimeter . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
!1.3.2.1 Penelitian terhadap ketelitian
pengukuran luas ...................... 16
11.3.3. Papan kerja digicoord sebagai plater
semi otomatis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
11.3.3.1. Penelitian terhadap ketelitian
pengeplotan titik koordinat {X,Y) 17
11.4. Analisis Hasil .......................... 18
III. HASIL DAN PEHBAHASAN .......................... 19
111.1. Hasil penelitian ................ . : . .... 19
III.1.1. Hasil perhitungan sudut siku-siku
sistem salib sumbu digicoord ......... 19
III.1.2. Hasil perhitungan perubahan skala 20
III.1.3. Ketelitian pendigitasian titik
koordinat ........ ~ ................. · .. 22
III.1.4. Hasil perhitungan ketelitian
pendigitasian panjang garis .......... 26
III.1.5. Hasil perhitungan ketelitian
pengu ku ran luas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
III.1.6. Hasil penelitian ketelitian penge~
plotan titik koordinat (X,Y) ......... 30
I I I . 2 . Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . 33
III.2.1. Ketegak lurusan salib sumbu .......... 33
III.2.2. Perubahan faktor skala ............... 33
111.2.3. Ketelitian pendigitasian titik ....... 34
,
-
111.2.4. Ketelitian pendigitasian panjang
garis ................................ 34
III.2.5. Ketelitian pendigitasian dan·
pengukuran luas ...................... 35
III.2.6. Ketelitian pengeplotan titik
koord in at . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
IV. PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
IV .1. Kesimpulan .............................. 37
IV. 2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . 4 0
vi
-
I N T I S A R I
Sistem digicoord dengan alat masukan papan kerja
digicoord yang mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai
digitizer, planimeter dan sebagainya ploter semi otomatis
dirasa sangat diperlukan guna meningkatkan efektifitas
kerja serta membantu memudahkan dalam, penyimpanan,
pemutakhiran dan penyajian datanya, namun demikian perlu
diketahui kriteria ketelitiannya terlebih dahulu.
Penelitian papan kerja digicoord sebagai digitizer
meliputi sistem salib sumbu, perubahan faktor skala pada
sumbu-sumbunya, ketelitian pendigitasian titik dan
panjang garis, pendigitasian luasan; sedangkan sebagai
planimeter meliputi pengukuran luas dan sebagai ploter
meliputi ketelitian pengeplotan titik koordinat (X,Y).
Sistem salib sumbu papan kerja digicoord MD-A15,
merupakan sistem salib sumbu kartesian yang mendekati
kondisi tegak lurus karena perpotongan antara sumbu X dan .. suabu Y meapunyai harga rata-rata 89° 59 58,9. Perubahan
faktor skala pada aasing-aasing su~bu sebesar 0,00002525
pada sumbu Y, aasing-masing terletak pada jarak terjauh
dari titik salib suabu papan kerja digicoord MD-A15.
Kesalahan pendigitasian panjang garis sebesar 0,0000 am
untuk jarak 141,4214 m. Kesalahan pendigitasian luasan
sebesar 3,738 2 ll • kesalahan pengukuran luas sebesar
2 2,659 m aasing-masing untuk luasan sebesar 10.000~0000
2 11 Kesalahan pengeplotan titik koordinat
vii
sebesar
-
0,00286 mm pada arah sumbu X dan sebesar 0,00286 mm pada
sumbu Y kesemuanya pada skala 1 : 1000.
viii
-
I.PKIGAITAR
I.l. Latar Belakang Penelitian
Pad a pekerjaan penggambaran peta/kartografi
reproduksi yang dilakukan secara konvensional akan
memerlukan waktu yang lama dan ketelitian peta yang
dihasilkan banyak dipengaruhi oleh faktor manusianya.
Peta yang merupakan sumber informasi permukaan bumi
sangat dibutuhkan untuk perencanaan sesuai kebutuhan.
Informasi yang mutakhir dan mempunyai ketelitian tinggi
akan sangat· mendukung keberhasilan perencanaan
pembangunan. Otomatisasi kartografi (pekerjaan kartografi
yang dibantu oleh komputer) •erupakan alternatip didalam
pemecahan aasalah waktu dan ketelitian tersebut.
Sistea digicoord aerupakan suatu sistea untuk
mempercepat pembuatan macam-macam peta. Sistem digicoord
terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak, yang
dapat dipilih sesuai kebutuhan. Seperangkat peralatan
untuk keperluan pekerjaan otomatisasi kartografi, seperti
alat masukan data, pengolah data dan penyajian data,
sebelum digunakan harus diketahui kriteria ketelitiannya
terlebih dahulu. Ketelitian suatu peralatan akan
mempengaruhi ketelitian dari peta yang dihasilkan.
Sesuai
penelitian
dengan
terhadap
maksud
alat
tersebut,
papan kerja
maka diadakan
digicoord yang
merupakan suatu alat masukan data pada sistem digicoord,
untuk mengetahui kriteria ketelitian dan kegunaan alat
tersebut pada penggambaran peta.
1
-
Papan kerja digicoord merupakan bagian dari
perangkat keras sistem digicoord sebagai alat masukan
data. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang akan
dibahas hanyalah papan kerja digicoord sebagai .salah satu
alat masukan data, dimaksudkan untuk mengetahui
ketelitian, spesifikasi dan seberapa jauh dapat digunakan
untuk penggambaran peta. Skala yang digunakan pada
penelitian adalah 1 : 1000. Grid koordinat yang dibuat
pada kertas kodac trace dianggap bebas kesalahan.
Bentuk-bentuk yang diukur luasnya hanyalah bentuk-bentuk
geometris yang dibatasi garis-garis lurus. Bentuk-bentuk
yang dibatasi oleh garis-garis lengkung pengukuran
luasnya tergantung pada ketepatan dalam menempatkan
pejera pada garis lengkung atau pada interval jarak titik
digitasi yang mewakili bentuk luasan tersebut.
1.2. Tinjauan Pustaka
Otomatisasi kartografi atau bisa disebut dengan
komputerisasi penggambaran peta adalah salah satu cara
untuk.dapat menyediakan informasi yang mutakhir,
dan aempunya~ tingkat ketelitian tinggi. Hal ini
tercapai apabila ketelitian alat aemadai untuk
tersebut (Wahyono, 1985).
cepat
akan
tujuan
Komputer yang merupakan suatu alat tidak dapat
berfungsi bila tidak tersedia data, program dan operator
yang dapat berkomunikasi dengan peralatan tersebut. Data
yang dapat diproses oleh komputer aerupakan data dalaa
2
-
bentuk numeris atau digit (Longkutoy, J, 1986).
Data yang tersedia dal~m bentuk grafis, baik berupa
peta maupun data lapangan harus dirubah dalam bentuk
dig~t. Peralatan yang dipakai untuk merubah data grafis
kedalam bentuk digit disebut digitizer. Data digital
dari digitizer diproses pada komputer dan dapat disimpan
dalam media perekam seperti disket, pita magnetik dan
sebagainya. Dan sewaktu-waktu data tersebut dapat
dipanggil dan disajikan serta diproses sesuai dengan
keperluannya (Istarno. 1986). Hal ini berarti data yang
dalam pendigitasian mengalami kesalahan maka data yang
tersimpan akan mengalami kesalahan pula. Sehingga
informasi yang disajikan juga akan salah. Lebih-lebih
papan kerja digicoord yang selain berfungsi sebagai
digitizer juga berfungsi sebagai kartometer dan sebagai
ploter semi otomatis (Anonim)
Ketelitian data digital yang · dihasilkan selain
dipengaruhi oleh faktor manusianya yaitu operator juga
sangat tergantung pada ketelitian alat yang digunakan.
Untuk mengetahui ketelitian alat yang digunakan untuk
mendigitasi maka terlebih dahulu diadakan pengamatan
titik-titik koordinat secara berulang-ulang pada
koordinat grid yang bebas kesalahan. Ketelitian data
yang dihasilkan merupakan ketelitian alat yang digunakan.
Titik koordinat yang diamat, diambil secara acak agar
sampel yang diambil dapat mewakili populasinya (Pasaribu,
1981). Untuk perhitungan lebih lanjut maka data hasil
3
-
pengamatan dihitung dengan metode kuadrat terkecil,
karena nilai yang paling benar (true value) tidak dapat
ditentukan secara pasti (Mikhail, dkk, 1977)
Sistem digicoord merupakan desain khusus perangkat
modern untuk mengolah basis data terpadu, baik untuk
kepentingan reproduksi peta maupun berbagai problem
pengolahan data yang dikaitkan erat dengan teknik
kartografi dan program pembangunan informasi pertanahan.
Standart perangkat keras alat ini merupakan kombinasi
dari (Anonim) :
1. Sub sistem masukan berupa papan kerja Digicoord.
2. Data Processor berupa Personal Computer.
3. Sub sistem keluaran berupa Flat Bed Plotter atau
Drum Plotter untuk grafis, dan printer untuk data
alpha numeric.
Papan kerja digicoord memiliki tiga fungsi utama :
1. Sebagai kartometer berarti dapat mengukur luas,
jarak dan koordinat sebuah titik.
2. Sebagai digitizer, yakni merubah dari
menjadi data digit dan kemudian direkam
data
ke
lain baik ke komputer atau alat yang lain.
analog
piranti
3. Sebagai ploter s~mi otomatis, artinya data yang
dimasukkan melalui key-board atau dari komputer
dapat digambar dengan pejera.
Papan kerja digicoord terdiri dari palang sumbu
(x,y) dengan sensor lokasi (encoder} yang sangat peka.
Alat ini terdiri atas :
-
1. Lengan bagian pengeplot {mikroskop dengan pejera
atau jarum penusuk) yang dapat diatur dengan sekrup
penggerak halus.
2. Pengontrol atau pengolah elektronis, akan menerima
pulsa elektronis, menghitung, memberi kode, mengatur
format dan mendisplay data.
3. Heja I papan kerja berkualitas tinggi,
ketinggiannya dan kemiringannya dapat diatur
posisi kerja yang cocok bagi operator.
yang
sesuai
4. Alat pengbubung RS 232 C sebagai penyambung ke
piranti, seperti pencetak (printer), perekam kaset.
Papan kerja digicoord mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
1. Palang sumbu {Rails)
2.
a. Area efektif
b. Pengeplot
c. Key-board
d. Resolusi
Pengontrol
650 1111 X 1000 llll
mikroskop dan pejera
alpha numeric
0,01 1111 (linier)
a. Interface serial interface RS 232 C
b. Power supplay: 110 sampai 220 V
Beberapa istilah panting yang perlu
sebelum menginjak pada penggunaan tombol yakni
diketahui
1. Hendigit titik artinya setelah koordinat titik
diaasukkan dan menempatkan lup dengan pejera diatas titik
yang bersangkutan, kemudian aenekan tombol
selanjutnya dengan aenekan tombol OUT, koordinat titik
-
1.3. Hipotesis
Ketelitian digicoord yang berfungsi sebagai
digitizer, planiaeter dan ploter seai otoaatis akan
sangat mempengaruhi hasil akhir yang berupa peta. Adanya
kesalahan dapat bersumber dari operatornya maupun
peralatannya dan akan mempengaruhi data hasil digitasi.
Penyimpangan hasil hitungan data digitasi dengan harga
ketegak sesungguhnya dimungkinkan karena kesalahan pada
lurusan sistem · salib sumbu dan ketidak seragaman
perubahan skala pada masing-masing salib sumbu digicoord.
1.4. Rencana penelitian
Penelitian ini direncanakan sesuai dengan
tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut
1. Bahan yang akan dipakai pada penelitian ini adalah
kertas kodac trace. Pada kertas tersebut dibuat Grid
koordinat dengan alat koordinatograp.
2. Untuk aengetahui ketegak lurusan sistem salib sumbu
(x,y} papan kerja digicoord dibuat segitiga siku-siku
secara menyebar pada kertas kodac tr.ace yang titik-titik
sudutnya aerupakan titik-titik potong grid koordinat.
Sudut siku-siku dihitung secara matematis dari hasil
pendigitasian titik-titik sudut secara berulang-ulang.
3. Beberapa titik dibuat dengan interval sama
disepanjang sumbu x dan y. Untuk mengetahui perubahan
faktor skala pada arah masing-aasing sumbu dilakukan
dengan aenghitung jarak llasing-aasing titik secara
-
matematis dari hasil pendigitasian.
4. Luasan dan panjang garis dibuat pada kertas ·kodac
trace secara menyebar. Panjang garis dan luasan dihitung
secara matematis dari hasil pendigitasian titik.
5. Untuk mengetahui ketelitian pendigitasian titik
koordinat, dilakukan dengan pengamatan/pendigitasian
titik koordinat secara berulang-ulang. Dari aasing-
masing hasil pendigitasian secara berulang-ulang dihitung
harga rata-rata, simpangan baku dan variannya.
6. Pengeplotan titik dilakukan dengan memasukkan harga
koordinat perpotongan grid. Hasil pengeplotan dianalisa
terhadap harga dan letak terhadap titik-titik potong grid
yang dianggap bebas kesalahan.
-
II. PBLAXSABAAlf PBBBLITIAB
II.t. Bahan penelitian
Bahan penelitian memakai kertas kodac trace Yang kemudian dibuat grid. Kertas kestabilan cukup baik yaitu
tersebut mempunyai
1o mempunyai koefisien muai per
celcius p b h eru a an suhu adalah 7,5 x 10-5 A, 1981).
Grid-grid koordinat dengan interval
yang dibuat dengan koordinatograp diatas
trace tersebut.
(Prihandito,
5 (lima) '
Cll,
kertas kodac
Data masukan berupa koordinat titik-titik potong
grid Yang dianggap bebas kesalahan. Data pengamatan
berupa koordinat hasil digitasi titik
koordinat
Il.2. Peralatan penelitian
potong grid
Peralatan atau perangkat keras yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seperangkat peralatan komputerisasi
kartografi yang ada pada kantor 1 Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Jawa Tengah di Seaarang; peralatan yang
digunakan adalah
1. Papan kerja digicoord yang merupakan sub sistem
aasukan dari sistem digicoord.
2. Hicrotex PC/XT dilengkapi dengan DHC color monitor
untuk aenampilkan dan merekam koordinat hasil digitasi.
3. Printer Bpson LQ-2500 untuk aencetak koordinat basil
9
-
.digitasi.
. ( 3)
,_I-ll /-7--7-7-;Z;Z';Z';Z'-7
(J)
( 2 j
(4)
Gambar 1. Skema sistem digicoord
-
(2) Personal komputer sebagai pengolah data
(3) Printer sebagai alat keluaran data alpha numerik
(4) Plotter sebagai alat keluaran data grafis
II.3. Cara penelitian
11.3.1. Papan kerja diSicoord sebagai digitizer
11.3.1.1. Penelitian terhadap ketegak lurusan sistea
salib sumbu digicoord
Pada kertas kodac trace dibuat segitiga siku-siku
dengan masing-masing titik sudut diambil titik potong
dari koordinat grid.
Segitiga siku-siku dibuat secara menyebar pada
kertas kodac trace sebanyak 40 (empat puluh) buah hingga
sampel yang diambil dapat
diselidiki
c
Ot 8
A
mewakili populasi
c
8 Ot
A
Gambar 2. Penelitian terhadap ketegak lurusan
si~tem salib sumbu digicoord.
1 1
yang
-
Untuk mencari besarnya sudut a (alpha), harus diketahui
j_arak-jarak AS, AC dan BC. Jarak AB, AC dan BC dihitung
dari koordinat basil digitasi. Sudut a (alpha) dihitung
.secara matematis dengan rumus :
a (alpha) = arc cos AB 2 + AC2 - BC2 2 AB x AC . . . . . . . ( 1 )
Pendigitasian terhadap titik A, B dan C dilakukan
pada kedua kedudukan yaitu dengan cara membalik kertas
kodac trace.
Besarnya sudut a (alpha) basil hitungan dari
sejumlah sampel menunjukkan harga sudut yang dibentuk
oleh sistem salib sumbu digicoord.
Harga sudut a (alpha) dibandingkan dengan harga yang
sesungguhnya (90°). Perbedaannya dianalisa dan akan
diketahui ketelitian dan ketegak lurusan sistea salib
sumbu digicoord~
11.3.1.2. Penelitian terbadap perubaban faktor skala pada
kedua suabu digicoord.
Dibuat beberapa titik disepanjang sumbu X,Y di atas
kertas kodac trace, dengan interval sama, · yaitu ·pada
titik-titik potong grid-grid koordinat.
-
c c
" n
A 9 c [) £ £ [) c D A
Gambar 3. Penelitian terhadap perubahan faktor skala
salib sumbu digicoord.
Koordinat tersebut diamat berulang-ulang dan
dipergunakan dalam perhitungan jar~k, yang dihitung
dengan rumus matematis sebagai berikut
AB = I ( 2 ) I
-
Kertas kodac trace
kedudukan yang sebaliknya
dibalik untuk mendapatkan
dan diusahakan posisinya sam a
dengan kedudukan sebeluanya, selanjutnya
langkah-langkah seperti pada keduduka.n
dilakukan
pertama. Jarak
atau titik yang didapat darl· kedua kedudukan ini diambil
rata-ratanya. Jarak hasil pengamatan dibagi dengan
ukuran yang sesungguhnya merupakan faktor skal!l pad a
sistem salib sumbu digicoord.
__ e e 1 1an pen 1gitasian 11.3.1.3. Penelitian terbadap k t l"t" d'
suatu titik
Untuk mengetahui ketelitian pendigitasian
titik-titik koordinat, dilakukan pengamatan terhadap 20
(dua puluh) titik koordinat yang terletak menyebar.
Semua titik tersebut diamat sebanyak 40 (empat puluh)
kali dan dari hasil pengamatan tersebut dihitung harga
rata-rata, simpangan baku dan variannya.
Menurut Indra Sinaga, ada dua jenis ketelitian yang
ketelitian atau aOcuracY dan sulit dibedakan yaitu
keceraatan atau precesionh Ketelitian adalah .suatu
pernyataan terhadap makin dekatnya hasil-hasil ukuran
· kepada harga sebenarnya. Jika salah sebenarnya (e) kecil,
maka hasil ukuran tersebut dikatakan teliti. Keceraatan
adalah suatu pernvataan terhadap hasil-hasil ukuran yang
satu dengan yang lainnva hampir sama besar. Jika salah
taapak (v) kecil, maka dikatakan hasil ukuran tersebut
-
adalah cermat.
Tingkat kecermatan p•nd1·g1·tas1·an t"t"k k "' ·1 1. oord in at
diketahui dari besarnya siapangan baku terhadap harga
rata-ratanya sedangkan k t l"t" e e 1 tan pendigitasian titik
koordinat ditunjukkan oleh besarnya harga simpangan baku
masing-masing pengamatan terhadap harga yang dianggap
bebas kesalahan atau·true value.
11.3.1.4. Penelitian terbadap ketelitian pendigitasian
panjang garis
.Dibuat sebuah garis AB dengan masing-masing titiknya
yaitu A dan B diketahui koordinatilya, yang dianggap tidak
meupunyai kesalahan. Panjang garis AB dihitung dengan
rumus ( 2 ).
Garis AB dibuat secara menyebar sebanyak 40 (empat
puluh) buah yang merupakan ·garis diagonal yang
Denghubungkan titik potong grid koordinat.
Panjang AB dibuat saaa disetiap tellpat. Dihitung
panjang garis AB berdasarkan koordinat hasil digitasi
dengan ruaus ( 2 ).
Dibandingkan panjang garis. AS yang sesunggubnya
dengan panjang garis ·As basil digitasi. Ketelitian
digicoord dapat diketabui dari besarnya penyimpangan
· basil digitasi · dengan basil perhitungan panjang gar1s
basil perbitungan panjang garis sesungguhnya.
-
"" A A A A
• D R 8 D
A A A A. A
Gambar 4. Penelitian terhadap ketelitian pendigitasian
panjang garis.
Keterangan :
A,B : titik potong grid yang membentuk garis diagonal
11.3.2. Papan kerja digicoord sebagai planimeter
1!.3.2.1. Penelitian terhadae ketelitian pengukuran
luas
Suatu luasan dapat dihitung luasnya apabila
titik-titik sudutnya dari perpotongan masing-masing garis
yang membatasi luasan tersebut diketahui. Perhitungan
seperti ini disebut luasan cara numeris dari koordinat-
koordinat titik sudut (Rais, 1978). Rumus yang digunakan
dalam perhitungan luasan secara
koordinat-koordinat titik sudut adalah
1 L = 2
a tau
numeris dari
( 6 )
-
L = 1 [y 1 -z- n ( xn-1 - xn+l ) Pad a penelitian ini dibuat suatu luasan empat
persegi Panjang yang tersebar pada kertas kodac trace. Luasan pad a kertas kodac trace in i dihitung luasQya dari koordinat titik sudut yang sesungghnya dengan rumus ( s )
Dihitung pula luas Yang berdasarkan koordinat hasil
digitasi dan hasil pengukuran luas lang sung oleh digicoord sendiri.
Ketelitian luasan dapat diketahui dari besarnya
penyimpangan basil perhitungan luasan, berdasarkan
koordinat sesungguhnya dengan hasil perhitungan luasan
dengan koordinat hasil digitasi serta perhitungan luasan
oleh digicoord sendiri.
11.3.3. Papan kerja digicoord sebagai ploter seai
otoaatis
11.3.3.1. Penelitian terbadap ketelitian
titik koordinat (X.Y)
pengeplotan
titik Untuk mengetahui ketelitian dalam pengeplotan
k k pengeplotan titik-titik koordinat (x,y), dila u an
koordinat (x,y) yang berupa titik-titik potong grid,
dengan cara memasukkan koordinat titik tersebut pada
d .l kukan pengeplotan. digicoord kemudian 1 a
koordinat tersebut dilakukan Pengeplotan titik-titik
pada 9 (sembilan) buah titik secara menyebar pada kertas
kodac trace dengan Qanyak pengeplotan tiapctitik.sebanyak
-
35 (tiga puluh lima) kali, pada skala yang sama.
Selanjutnya dilakukan digitasi terhadap titik-titik
hasil plating. Dari data digitasi tiap-tiap titik
koordinat dihitung rata-ratanya, kemudian diplot keubali.
Hasil pengeplotan titik koordinat ini ditumpang
tindihkan dengan titik-titik koordinat yang dianggap
tidak mempunyai kesalahan. Dari hasil tuupang tindih
dapat diketahui ada tidaknya penyiupangan. baik berupa
pergeseran kearah x,y dan perbesaran atau perkecilannya.
11.4. Analisis Hasil
Analisis dilakukan terhadap data hasil hitungan
secara matematis berdasarkan koordinat digitasi,
1 tl.tl"k koordinat pengukuran luas dan pengep otan (x.y)
dibandingkan dengan hasil perhitungan secara matematis
berdasarkan data masukan yang dianggap bebas kesalahan.
18
t
I I I I I I ! I
-
lll. HASIL DAB PEMBAIIASAN
111.1. Hasil penelitian
Hasil penelitian selengkapnya yang meliputi basil
perhitungan sudut siku-siku sistem salib sumbu digicoord,
perubahan faktor skala ke arah sumbu X dan Y, ketelitian
pendigitasian titik koordinat, ketelitian pendigitasian
panjang garis, ketelitian pendigitasian dan pengukuran
luas, ketelitian pengeplotan titik
disajikan seperti di bawah ini.
koordinat (X,Y)
111.1.1. Hasil perhitungan sudut siku-siku sistea salib
suabu digicoord
Be5arnya sudut siku sistem salib suabu digicoord Q
(alpha) dihitung dengan rumus ( 1 ). Besarnya sudut Q
(alpha) merupakan besarnya sudut yang dibentuk oleh sumbu
X dan Y. Hasil perhitungan dari data ukuran terhadap dua
kedudukan seperti pada gambar (2) disajikan pada tabel 1
d i bawah ini.
-
I .
Tabel la. Hasil
:==~~p~e~r~h~i~t~u~n~g~a~n~~s~ugd~u!t~s~i~k~ut-~s~i~k~uL_~~~!_!!liQ sistem salib
sumbu digicoord
No Keterangan Kedudukan I Kedudukan II
1 -jumlah sampel 40 buah 40 buah
2 basil sudut teru- 90°00,02 "
92 89°59.55 ..
, ,00 k~r rata-rata
3 s1mpangan baku 00°00 ' .. 13 ,00
0 • ..
4 varian 00°00.00 .. 00 00 12 ,00
,05 0 • ..
00 00 00 ,04
5 besar sudut 90°00.00 "
,00 90°oo'oo ..
,00 sasungguhnya
Tabel lb. Penyiapangan salib
ketegak lurusan
suabu digicoord terbadap
Kedudukan l v l v Keterangan - n .. .. n = 40
I + 96 + 02,4 .. .. penyiapangan terhadap II - 201 - 5,025 90° ( true value ) =
L .. .. - 1,31 .. ( detik ·)
- 105 - 2,625 = = 2
2 2 .. .. - 52,5 - 1,31
Ill .1. 2.. Hasil perhitunsan perubahan faktor slr.ala
Perubahan faktor skala pada arah masing-aasing suabu
digicoord dalu hal ini aerupakan kesalahan perhitun11an
pada sistell pengolah dan pen11ontrol elektronis aenjad.i
sistea koordinat yang disajikan pada layar aonitor.
-
Suatu titik hasil digitasi didefinisikan sebagai
jarak yang diukur dari titik 0 (nol) sistem salib sumbu
yang merupakan perpotongan antara sumbu X dan sumbu Y
sepanjang masing-masing sumbu digicoord. Perbedaan jarak
masing-masing titik hasil digitasi sepanjang sumbu X dan
sumbu Y dengan· jarak sesungguhnya merupakan kesalahan
akibat perubahan faktor skala pada masing-aasing sumbu.
Hasil perhitungan perubahan faktor skala disajikan pada
tabel 2a dan 2b.
Tabel 2a. Hasil perhitungan perubahan faktor skala pada
SUilbU X
Titik Jarak terukur Jarak sesungguh Perbedaan Faktor rata-rata (mm) nya (mm) (llll) skala
A-B 200,0029 200,0000 0,0029 1,00001450 A-C 399,9943 400,0000 0,0057 0,99998575 A-D 599,9844 600,0000 0,0156 0,99997400 A-E 799,9758 800,0000 0,0242 0,99996975
-
Tabel 2b. Hasil perhitungan perubahan faktor skala pada
sumbu Y
Titik Jarak terukur Jarak sesungguh Perbedaan Faktor
rata-rata (1111) nya (mm) (mm) skala
A-B 100,0000 100,0000 0,0000 1,00000000 A-C 200,0028 200,0000 0,0028 1,00001400 A-D 300,0057 300,0000 0,0057 1,00001900
A-E 400,0101 400,0000 0,0101 1,00002525
111.1.3. Ietelitian pendigitasian titik koordinat
Dua puluh titik di atas kertas kodac trace yang
terletak secara menyebar dan merupakan titik potong
grid-grid koordinat diambil sebagai sa11pel dan
masing-masing titik koordinat diamat secara
berulang-ulang sebanyak 40 (empat puluh) kali.
Kecermatan pendigitasian titik koordinat diketahui dari
besarnya simpangan baku masing-masing titik terhadap
rata-ratanya, sedangkan ketelitian pendigitasian titik
koordinat diketahui dari besarnya simpangan baku terhadap
harga sesungguhnya atau dianggap bebas kesalahan.
perhitungan disajikan pada tabel (3a dan 3b).
22
Hasil
-
Tabel 3a. Hasil perhitungan keceraatan pendigitasian
titik
No. Koordinat rata-rata Simpangan baku Jumlah Titik Pengamatan
X ( m11) y (1111) X ( m11) y (1111)
1. 99,9675 400,0125 0,0755 0,0600· 40 kali 2. 199,9192 350,0375 0,0600 0,0527 40 kali 3. 300,0100 350,1275 0,0100 0,0640 40 kali 4. 399,9500 350,0276 0,0707 0,0806 40 kali 5. 500,0350 349,9650 0,0726 0,0527 40 kali 6. 599,9426 350,0425 0,0587 0,0703 40 kali 7. 699,9777 350,0325 0,0821 0,0608 40 kali 8. 799,9651 350,0255 0,0691 0,0758 40 kali 9. 99,9900 250,0200 0,0800 0,0781 40 kali 10. 199,9875 250,0451 a·. 0781 0,0631 40 kali 11. 300,0100 250,0350 0,07'35 0,0792 40 kali 12. 399,9451 250,0425 0,0705 0,0667 40 kali 13. 499,9851 250,0075 0,0477 0,0648 40 kali 14. 599,9601 249,9975 0,0583 0,0689 40 kali 15. ' 699,9626 250,0300 0,0659 0,0557 40 kali 16. 799,9576 250,0101 0,0542 0,0768 40 kali 17. 100,0150 149,9750 0,0572 0,0487 40 kali 18. 300,0250 150,0125 0,0623 0,0640 '40 kali 19. 500,0100 150,0375 0,0700 0,0578 40 kali 20. 799,9626 99,9900 0,0533 0,0663 40 kali
23
-
Tabel. 3b. Hasil perhitungan ketelitian pendilitasian
titik
No. Koordinat masukan Simpangan baku Jumlah Titik .Pengamatan
X (mm) y (1111) X (mm) y (1111)
1. 100,0000 400,0000 0,0822 0,0612 40 kali 2. 200,0000 350.0000. 0,0632 0,0632 40 kali 3. 300,0000 350,0005 0,0707 0,0652 40 kali 4. 400,0000 350,0000 0,0866 0,0852 40 kali 5. 500,0000 350,0000 0,0806 0,0632 40 kali 6. 600,0000 350,0000 0,0821 0,0822 40 kali 7. 700,0000 350,0000 0,0851 0,0689 40 kali 8. 800,0000 350,0000 0,0774 0,0791 40 kali 9. 100,0000 250,0000 0,0806 0,0806 40 kali 10. 200,0000 ' 250,0000 0,0791 0,0775 40 kali 11. 300,0000 250,0000 0,0742 0,0866 40 kali 12. 400,0000 250,0000 0,0894 0,0791 40 kali 13. 500,0000 250,0000 0,0500 0,0652 40 kali 14. 600,0000 250,0000 0,0707 0,0689 40 kali 15. 700,0000 250,0000 0,0758 0,0632 40 kali 16. 800,0000 250,0000 0,0689 0,0775 40 kali 17. 100,0000 150,0000 0,0592 0,0548 40 kali 18. 300,0000 150,0000 0,0671 0,0652 40 kali 19. 500,0000 150,0000 0,0707 0,0689 40 kali 20. 800,0000 100,0000 0,0652 0,0671 40 kali
-
Tabel 3c. Pergeseran titik basil pendigitasian ke arab X dan ke arab Y
No l V X l v y l V X l v y
Titik n n ( llll ) ( llll ) ( llll ) ( llll )
Keterangan
1 -1,3000 +0,5000 -0,0325 +0,0125
2 -1,8000 +1 ,4000 -0,0200 +0,0350 n = 40 3. -0,4000 +0,5000 -0,0100 +0,0125 Penyimpangan
4 -2,0000 +1,1000 -0,0500 +0,0275 rata-rata ke
5 +1,3000 -1.4000 +0,0325 -0,0350 arah X = 6 -2,3000 +1,7000 -0,0575 +0,0425 -0,0195 Ill!
7 -0,9000 +1,3000 -0,0225 +0,0325 Penyimpangan
8 -1,4000 +0,9000 -0,0350 +0,0225 rata-rata ke
9 -0,4000 +0,8000 -0,0100 +0,0200 arah Y = 10 -0,5000 +1,8000 -0,0125 +0,0450 +0,0178 1111
11 +0,4000 +1,4000 +0,1000 +0,0350
12 -2.2000 +1, 7000 -0,0550 +0,0425
13. -0,6000 +0,3000 -0,0150 +0,0075
14 -1,6000 -0,1000 -0,0400 -0,0025
15 -1,5000 +1,2000 -0,0375 +0,0300
16 -1,7000 +0,4000 -0,0425 +0,0100
17 +0,6000 -1,0000 +0,0150 -0,0250
18 +0,8000 +0,5000 +0,0200 +0,0125
19 +0,4000 +1,5000 +0,0100 +0,0375
20 -1,5000 -0,4000 -0,0375 -0,0100
~0 = -15,8 - +14,1 - -0,3900 = +0,3550 -20 20 20 20 -0,8300 +0,7050 -0,0195 +0,0178
-
111.1.4. Hasil perhitungan ketelitian pendigitasian
panjang garis
Panjang garis diatas peta dihitung jaraknya dengan
rumus ( 2 ). Panjang garis sesungguhnya dihitung dengan
memasukkan harga koordinat sesungguhnya di atas peta pada
skala 1:1000. Ketelitian hasil digit~si panjang garis
diketahui dari selisih antara panjang garis sesungguhnya
dengan panjang garis hasil digitasi. Hasil perhitungan
ketelitian panjang garis digitasi disajikan pada tabel 4.
-
Tabel 4. Hasil perhitungan ketelitian
panjang garis..._
No.
1.
2.
3.
Keterangan
Jumlah sampel yang diambil
Panjang garis basil digitasi rata
rata
Panjang garis sesunggubnya
4. Perbedaan panjang garis sesunggubnya
dengan panjang garis basil digitasi
5. Simpangan baku terbadap panjang
rata-rata
6. · Simpangan baku terbadap panjang
sesungguhnya
pendigitasian
Besarnya
40 buab
141,4214 ll
141,4214 It
0,0000 ll
0,05917 It
0,05917 It
III.1.5. Basil perhitungan ketelitian pengukuran luasan
Suatu luasan segi empat di atas peta dihitung
luasnya dengan rumus ( 3 ), koordinat yang dipakai dalam
perhitungan ini adalab koordinat sesungguhnya dari
titik-titik potong grid-grid koordinat diatas kertas
kodac trace. Luas basil digitasi juga dihitung dengan
rumus ( 3 ) dan koordinat yang dipakai adalah koordinat
basil digitasi. Dis~aping itu dilakukan pula pengukuran
luasan dengan memakai digicoord secara langsung yang juga
-
berfungsi sebagai planimeter.
Ketelitian pendigitasian suatu luasan diketahui dari
besarnya selisih antara luasan yang sesungguhnya dengan
luas hasil perhitungan berdasarkan koordinat hasil
digitasi. Demikian pula hasil pengukuran luasan dengan
digicoord secara langsung yang berfungsi sebagai
planimeter juga dapat diketahui dari
penyimpangan terhadap luas sesungguhnya.
perhitungan ketelitian pendigitasian luas dan
luas secara langsung dengan menggunakan
disajikan pada tabel 5
besarnya
Hasil
pengukuran
digicoord
-
Tabel 5a.Hasil perhitungan ketelitian pengukuran luasan
No. Keterangan Besarnya
1. · Jumlah sampel yang diambil
2. Luas hasil digitasi rata-rata
3. Luas hasil pengukuran digicoord
35 buah
9998,637 112
10000,030 112
10000,000 m2 4. Luas sesungguhnya
5. Simpangan baku hasil digitasi
terhadap luas rata-rata
6. Simpangan baku pengukuran luas
terhadap luas rata-rata
7. Simpangan baku hasil digitasi
terhadap luas sesungguhnya. 3, 988 112
8. Simpangan baku pengukuran luas
terhadap luas sesungguhnya 2,659 112
Tabel 5b. Penyiapangan luas basil digitasi dan pengukuran
lang sung
Hetode/Cara l v l v Keterangan (
z ) (
z ) m m
Luas hasil -50,0224 -1,4292 n = 35 digitasi penyi11pangan
= +1,4292 11 z Luas hasul +1,1398 +0,0325 penyimpangan ukuran = +0,0325 11 z
-
111.1.6. Basil penelitian ketelitian pengeplotan titik
koordinat ( X.Y )
Sebanyak 9 (sembilan) buah titik koordinat yang
merupakan titik-titik potong grid di atas kertas kodac
trace diambil
diamat secara
lima) kali.
sebagai sampel
berulang-ulang
dan masing-masing
sebanyak 35 (tiga
titik
puluh
Ketelitian pengeplotan titik koordinat
diketahui dari besarnya simpangan
titik pada pengeplotan titik
perhitungan disajikan pada tabel 6.
bahwa masing-masing
koordinat. Hasil
-
Tabel Sa. Hasil perhitungan ketelitian pengeplotan titik
koordinat
T Koordinat i Hasukan Hasil ploting Perbedaan t i rata - rata
k X y X y X y (mm) (mil) (mm) (llll) (mil) (mil)
A. 0,0000 50,0000 0,0000 50,0028 0,0000 0,0028
B. 50,0000 50,0000 50,0028 50,0028 0,0028 0,0028
c. 100,0000 50,0000 100,0028 50,0000 0,0028 0,0000
D. 0,0000 25,0000 0,0028 25,0028 0,0028 0,0028
E. 50,0000 25,0000 50,0000 25,0000 0,0000 0,0000
F. 100,0000 25,0000 100,0028 25,0000 0,0028 0,0000
G. 0,0000 0,0000 0,0000 0,0028 0,0000 0,0028
H. 50,0000 0,0000 50,0000 0,0028 0,0000 0,0028
I. 100,0000 0,0000 100,0000 0,0028 0,0000 0,0028
-
Tabel Sb. Pergeseran titik koordinat basil ploting ke
ke arah X dan ke arab Y
l Vx. l Vv No l Vx. l Vv n n Keterangan Titik
( Dll ) ( llll ) ( llll ) ( llll )
A 0,0000 0,1000 0,0000 0,0028
B 0,1000 0,1000 0,0028 0,0028 n = 35 c 0,1000 0,0000 0,0028 0,0000 simpangan ke
D 0,0000 0,1000 0,0000 0,0028 arah X = E 0,1000 0,1000 0,0028 0,0000 + 0,0016 llll
F 0,1000 0,0000 0,0028 0,0000 simpangan ke
G 0,0000 0,1000 0,0000 0,0028 arah Y = H 0,0000 0,2000 0,0000 0,0057 + 0,0025
I 0,1000 0,1000 0,0028 0,0028
l 0,5 0,9 - 0,0140_ 0,0225_ g- -g = -g- 9 9
0,0556 0,0889 + 0,0016 + 0,0025
-
111.2. Peabahasan
111.2.1. ltetegak lurusan salib suabu
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa sistem salib sumbu
digicoord mendekati kondisi tegak lurus. Hal ini sesuai
dengan sistem salib sumbu kartesian yang merupakan sistem
salib sumbu digicoord MD-A15. Dar( hasil penelitian
diperoleh penyimpangan rata-rata terhadap harga tegak
lurus atau 90° adalah sebesar 0°0 04 dengan simpangan
baku rata-rata antara kedudukan I dan ke II sebesar 12 ,5
Besarnya penyimpangan sistem salib sumbu digicoord yang
merupakan kesalahan sistematis adalah -1",31
111.2.2. Perubahan faktor skala
Dari hasil penelitian diperoleh perubahan faktor
skala pada ~asing-masing sumbu. Perubahan terbesar
adalah 0,00003025 untuk sumbu X dan 0,00002525 untuk
sumbu Y, masing-masing pada jarak terjauh batas daerah
yang dapat didigitasi, seperti pada tabel 2a dan 2b.
Jarak terjauh yang dimaksud adalah jarak dari titik 0
yaitu pusat perpotongan sistem salib sumbu sampai batas
maksimum daerah yang dapat didigitasi. Perubahan faktor
skala mengakibatkan perbedaan jarak sesungguhnya dengan
jarak terukur. Perbedaan terbesar pada aasing-aasing
sumbu adalah 0,0242 mm pada sumbu X dan 0,0101 ma pada
sumbu Y. Perbedaan terbesar jarak terukur dan jarak
sesungguhnya adalah lebih besar dari harga resolusi alat
-
digicoord. Hal ini disebabkan karen a adanya
kesalahan/penyimpangan dalam mengorientasi peta yaitu
digicoord sumbu X,Y peta dan sumbu X,Y meja
diorientasikan secara manual.
Kesalahan sebesar tersebut di atas merupakan
kesalahan sistem pengolah dan pengontrol elektronis untuk
merubah pulsa-pulsa elektronis kedalam bentuk data
digital atau koordinat. Hal ini berarti semakin jauh
dari titik pusat maka kesalaban pendigitasian karena
adanya perubahan faktor skala akan menjadi lebih besar.
111.2.3. ketelitian pendigitasian titik
Penyelidikan terhadap ketelitian pendigitasian
titik koordinat menunjukkan babwa dari 20 (dua puluh).
titik diperoleh basil penyimpangan absis yang berkisar
antara 0,0500 mm - 0,0894 mm dari penyimpangan ordinat
berkisar antara 0,0548 mm 0,0866 mm. Sedangkan
simpangan baku terbadap harga rata-rata berkisar antara
0,0533 mm - 0,0821 mm pada absis dan 0,0487 mm 0,0806
mm pada ordinat. Dari ketelitian digitasi ini akan
sangat mempengaruhi terhadap hasil koordinat digitasinya.
Ketelitian digitasi juga dipengaruhi oleh operator
selain oleh alat itu sendiri.
111.2.4. Ketelitian pendigitasian panjang saris
Penelitian terhadap ketelitian pendigitasian
-
panjang garis yang panjangnya dihitung berdasarkan
koordinat hasil digitasi maka dari tabel 4 didapat hasil
perhitungan panjang garis berdasarkan koordinat digitasi
sama dengan panjang garis sesungguhnya. Simpangan baku
sebesar 0,05917 mm pada skala 1:1000. Hal ini
menunjukkan bahwa panjang garis yang dihitung berdasarkan
koordinat digitasi cukup teliti.
111.2.5. K&telitian pendigitasian dan pengukuran luas
Hasil hitungan luas dari digitasi titik koordinat z diperoleh penyimpangan sebesar 1,363 m dari luas yang
z seharusnya 10.000 m pada skala 1:1000. Dilihat dari
ketelitian pendigitasian titik yang cukup tinggi
menunjukkan bahwa hasil perhitungan luasan berdasarkan
koordinat hasil digitasi ini dipengaruhi oleh ketelitian
dalam penggambaran titik-titik potong grid, artinya
ketelitian dalam penggambaran titik-titik potong grid
sangat mempengaruhi dalam pengumpulan data koordinat .
titik-titik sudut.
Sedangkan pengukuran luasan secara langsung pada
bentuk geometris yang mempunyai ukuran dan skala sama
diperoleh penyimpangan sebesar 2,659 z m . Pad a
penyimpangan data-data masukan berupa koordinat titik
sudut bentuk yang diukur (dalam hal ini segi eapat)
diolah secara langsung oleh' digicoord. Hanya saja
monitor tidak aenampilkan koordinat titik-titik sudut
-
sewaktu pejera ditempatkan atau berada pada posisi titik
sudut tersebut. Hasil akhir akan ditampilkan pada
monitor setelah perhitungan oleh digicoord berakhir,
sehingga apabila terjadi peny impangan pad a waktu
menempatkan pejera ~ada posisi titik-titik sudut yang
merupakan batas luasan tidak dapat diketahui kecuali pada
titik awal/akhir pengukuran. Karena pada penempatan
titik awal/akhir yang tidak sama, maka digicoord akan
menampilkan peringatan.
111.2.6. Ketelitian pengeplotan titik koordinat
Dari tabel Sa dan 6b dapat dijelas~an bahwa dari
hasil pengeplotaft titik untuk arah mendatar/sepanjang
sumbu X dan arah vertikal/sepanjang sumbu Y menunjukkan
tingkat ketelitian yang tinggi. Simpangan baku terhadap
harga rata-rata hasil ploting adalah berkisar antara 0 mm
- 1,6659E-02 mm pada absis dan 0 mm - 2,3387E-02 mm pada
ordinat. Sedangkan simpangan baku terhadap harga
sesungguhnya (true value) berkisar antara 0 mm
1,6903E-02 mm pada absis dan 0 mm- 2,3905E-o2· mm pada
ordinat. Penyimpangan hasil plating ke arah sumbu X
sebesar + 0,0016 mm dan ke arah sumbu Y sebesar 0,0025
mm. Besaran ini merupakan kesalahan sisteaatis alat ini
untuk pengeplotan titik koordinat.
-
IV. PEHUTUP
IV. 1. Iesi!PUlan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut
1. Sistem salib sumbu digicoord dalam keadaan baik,
ditunjukkan dari besarnya sudut o (alpha) yang merupakan
perpotongan antara sumbu X dan sumbu Y yang besarnya
mendekati nilai tegak lurus ( Besarnya
penyimpangan salib sumbu dari 90° (true Value) sebesar
Penyimpangan ini karena dipengaruhi oleh
tampilan nilai koordinat digitasi yang dipakai untuk
menghitung besarnya sudut antara sumbu X dan sumbu Y
digicoord.
2. Perubahan faktor skala ke arah masing-masing sumbu
digicoord terbesar adalah sebesar 0,00003025 pada sumbu X
dan sebesar 0,00002525 pada sumbu Y, keduanya terletak
pada· jarak terjauh dari titik pusat salib sumbu.
3. Ketelitian pendigitasian titik cukup baik untuk
penyediaan peta digital, hal ini ditunjukkan dari hasil
penelitian yaitu diperoleh simpangan baku terbesar pada
pendigitasian titik koordinat sebesar 0,0894 mm pada
sumbu X dan sebesar 0,0866 mm pada sumbu Y. Sedangkan
tingkat kecermatan ditunjukkan oleh besarnya simpangan
baku terbesar terhadap harga rata-rata adalah 0,0821 mm
pada absis dan 0,0806 mm pada ordinat.
4. Penyimpangan koordinat titik hasil pendigitasian . .
-
cenderung ke arah sumbu X (negatif) dan ke arah sumbu Y
(posi tip). besarnya penyimpangan tersebut adalah
-0,0195 mm terhadap sumbu X dan + 0,0178 mm terhadap
sumbu Y, yang merupakan kesalahan sistema tis alat
tersebut.
5. Perhitungan luas berdasarkan koordinat digitasi dan
pengukuran luas secara langsung pada skala yang sama
diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda dengan simpangan
baku 3,988 m2 pada perhitungan luas berdasar koordinat
digitasi dan 2,659 z pad a pengukuran luas m secara
langsung. Penyimpangan luas hasil digitasi sebesar
1,4292 z penyimpangan luas hasil ukuran sebesar - m •
+ 0,0325 z m
6. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa tingkat
ketelitian pengeplotan titik dengan simpangan baku
terbesar terhadap harga sesungguhnya (true value) adalah
1,690282E-02 mm pada absis dan 2,390457E-02 pada ordinat.
Tingkat kecermatan dari penelitian ini diperoleh
simpangan baku terbesar terhadap harga rata-rata hasil
plating sebesar 1,66592E-02 mm pad a absis dan
2,338672E-02 mm pada ordinat. Penyimpangan pengeplotan
titik koordinat terhadap sumbu X sebesar +0,0016 mm dan
terhadap sumbu Y sebesar +0,0025 mm.
7. Dalam penelitian ini ketelitian pendigitasian dan
pengukuran luas SAngat dipengaruhi oleh. ketelitian
penagambaran termasuk penentuan grid-grid koordinat dan
-
kecermatan operator dalam pengoperasiannya, karen a
pendigitasian dilakukan secara manual.
IV.2. Saran
Untuk mendapatkan harga yang benar, kesalahan
sistematis alat ini perlu diperhatikan, dengan memberi
koreksi terhadap :
1. Pembacaan koordinat digitasi sebesar -0,0195 mm pada
absis dan +0,0178 mm pada ordinat.
2. Luas hasil digitasi koordinat sebesar +1,4292 m2 dan
luas hasil ukuran digicoord. sebesar -0,03025
luasan 10.000 m2 pada skala 1 : lObO.
2 m, untuk
3. Koordinat hasil pengeplotan titik koor.dinat sebesar
-0,0016 mm terhadap absis dan -0,0025 mm terhadap
ordinat.
-
. •
DAPTAR PUSTAKA
Adi Wahyono, Antonius, 1985, Diiitasi fAt& Pendaftaran Tanah Den.gan Henaaunakan DiQitizer Hutocb XC. 5000. Skripsi, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Hada.
Anonim, EUUw. Penuntun Operasj Wan. Aplikasi Djgicoord.
Anonim, Digicoord Operation Manual.
Aryana, I. Nyoman, 1987, Tiniauan Al.at.. Dj.gitizer lila~ Z MYPAO Aa Untuk Tujuan Pemetaan. Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Universitas Gadjah Hada, Yogyakarta.
Hodel K Skripsi,
Teknik,
Djarwanto Ps, Pangestu Subagyo, 1985, ·Statjstjk Induktif. BPFE, Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno, 1982, Statjstjk. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Indra Sinaga dan Koesdiono, 1978, Model Mateaatik Hitung Perataan, Departemen Geodesi FTSP-ITB~ Bandung.
Istarno, 1986 ,· Peng.gunaan Personal Koeputer UOtuk Informasi Pertanahan, Makalah pada Seminar Land Related Information System III, Jakarta.
M. Mikhail, Edward dan Gracie, Gordon, 1977, Analysis.Aru:l. Adiustment QL Survey Measurement. Van Nostrand Renhold Company, New York.
Pasaribu, Amudi, 1981, Pen~antar Indonesia, Jakarta.
Statjstik.
Pribandito, Aryono, 1981, Diktat Kartografj, Penerbitan Fakultas Teknik Universitas Hada, Yogyakarta.
Gbalia
Pusat Gadjah