laporan penelitian kolaborasi dosen mahasiswa (pkdm)
TRANSCRIPT
1
LAPORAN
PENELITIAN KOLABORASI DOSEN MAHASISWA (PKDM)
PELAYANAN ANTANETAL CARE OLEH PELAYANAN KESEHATAN TAHUN
2019
TIM PENGUSUL
Ketua: Dr.Sarah Handayani, SKM, M.Kes (NIDN 0309048602 )
Hartati Yusuf (NIM 1709047019)
Ratih Kemala (NIM 1709047030)
Triana Istiadah (NIM 1709047036)
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA (UHAMKA)
JAKARTA
2019
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Jl. Tanah Merdeka, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13830 Telp. ; 021-8416624, Fax ; 021-87781809
We;http//www.lemlit.uhamka.ac.id, e-mail; [email protected]
SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA PENELITIAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
Nomor : 176/F.03.07/2019
Tanggal : 28 Februari 2019
Bismillahirrahmanirrahim
Pada hari ini, kamis, tanggal dua puluh delapan, bulan februari, tahun dua ribu sembilan belas,
yang bertanda tangan dibawah ini Prof. Dr. Hj. Suswandari , M.Pd. Ketua Lembaga Penelitian
dan Pengembangan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, selanjutnya disebut sebagai
PIHAK PERTAMA; Dr.Sarah Handayani SKM. M.Kes., selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kontrak
Kerja Penelitian yang didanai oleh RAPB Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA 2018-
2019.
Pasal 1
PIHAK KEDUA akan melaksanakan kegiatan penelitian dengan judul : PELAYANAN
ANTANETAL CARE OLEH PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2019 dengan luaran wajib
sesuai dengan data usulan penelitian Batch 2 Tahun 2018 melalui simakip.uhamka.ac.id dan luaran
tambahan (bila ada).
Pasal 2
Bukti luaran penelitian harus berstatus sudah published sebagaimana yang dijanjikan dalam Pasal
1 wajib dilampirkan dalam laporan penelitian yang diunggah melaluli simakip.uhamka.ac.id.
Pasal 3
Kegiatan tersebut dalam Pasal 1 akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA mulai tanggal 28
Februari 2019 dan selesai pada tanggal 30 Juli 2019.
Pasal 4
PIHAK PERTAMA menyediakan dana sebesar Rp. 15.000.000,- (Terbilang : Limabelas Juta Ribu
Rupiah) kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan kegiatan tersebut dalam pasal 1. Sumber
biaya yang dimaksud berasal dari Penelitian dan Pengembangan Universitas Muhammadiyah Prof.
DR. HAMKA melalui Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Pasal 5
Pembayaran dana tersebut dalam Pasal 4 akan dilakukan dalam 2 (dua) termin sebagai berikut:
(1) Termin 1 70% : sebesar Rp. 10.500.000,- (Terbilang : Limabelas Juta Ribu Rupiah) setelah
PIHAK KEDUA menyerahkan proposal yang telah direview dan diperbaiki sesuai saran
reviewer pada kegiatan tersebut pada Pasal 1.
(2) Termin II 30 % : sebesar Rp. 4.500.000,- (Terbilang : Limabelas Juta Ribu Rupiah) setelah
PIHAK KEDUA menyerahkan laporan akhir berikut luaran yang telah dijanjikan dalam
kegiatan penelitian tersebut dalam Pasal 1.
Pasal 6
(1) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan kegiatan tersebut dalam Pasal 1 dalam waktu yang
telah ditentukan dalam Pasal 3.
(2) PIHAK PERTAMA akan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
tersebut sebagaimana yang telah disebutkan dalam Pasal 1.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Jl. Tanah Merdeka, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13830 Telp. ; 021-8416624, Fax ; 021-87781809
We;http//www.lemlit.uhamka.ac.id, e-mail; [email protected]
(3) PIHAK PERTAMA akan mendenda PIHAK KEDUA setiap hari keterlambatan
penyerahan laporan hasil kegiatan sebesar 0,5% (setengah persen) maksimal 20% (dua
puluh persen) dari jumlah dana tersebut dalam Pasal 4.
(4) Dana Penelitian dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada poin honor peneliti
sebesar 5% (lima persen).
Jakarta, 28 Februari 2019
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
Lembaga Penelitian dan Pengembangan P e n e l i t i,
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
K e t u a,
Prof. Dr. Hj. Suswandari, M.Pd Dr.Sarah Handayani SKM. M.Kes
Mengetahui
Wakil Rektor II UHAMKA
Drs. ZAMAH SARI M.Ag
2
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN KOLABORASI DOSEN MAHASISWA (PKDM)
Judul Penelitian : Pelayanan Antanetal Care oleh Pelayanan
Kesehatan Tahun 2019
Ketua Peneliti:
a. Nama lengkap : Dr.Sarah Handayani, SKM, M.Kes
b. NIDN : 0309048602
c. Jabatan fungsional : Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
d. Program studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
e. Nomor HP : 081290953100
f. Alamat surel (email) : [email protected]
Anggota Peneliti 1
a. Nama lengkap : Hartati Yusuf b. NIM : 1709047019 c. Prodi/Fakultas : Ilmu Kesehatan Masyarakat/Sekolah Pascasarjana
Anggota Peneliti 2
a. Nama lengkap : Ratih Kemala
b. NIM : 1709047030
c. Prodi/Fakultas : Ilmu Kesehatan Masyarakat/Sekolah Pascasarjana
Anggota Peneliti 3
d. Nama lengkap : Triana Istiadah e. NIM : 1709047036 f. Prodi/Fakultas : Ilmu Kesehatan Masyarakat/Sekolah Pascasarjana
Luaran Penelitian :
Lemlit UHAMKA : Rp. 15.000.000,-
Jakarta, 28 April 2019
Ketua Program Studi Ketua Peneliti
Dr.Sarah Handayani, SKM, M.Kes Dr.Sarah Handayani, SKM, M.Kes
NIDN 0309048602 NIDN 0309048602
Menyetujui,
Direktur Ketua Lembaga Penelitian
Prof. Dr. H. Ade Hikmat, M.Pd Prof. Dr. Suswandari, M.Pd
NIDN 0019066301 NIP 196611201994032001
3
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1 Judul : Pelayanan Antanetal Care oleh Pelayanan Kesehatan Tahun
2019
2 Tim Peneliti :
No Nama Jabatan Bidang
Keahlian Instansi Asal
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
1 Dr.Sarah Handayani,
SKM, M.Kes
Ketua Promosi
Kesehatan
UHAMKA 20 jam
2 Hartati Yusuf Anggota Kesehatan
Reproduksi
UHAMKA 15 jam
3 Ratih Kemala Anggota Kesehatan
Reproduksi
UHAMKA 15 jam
4 Triana Istiadah Anggota Kesehatan
Reproduski
UHAMKA 15 jam
3 Objek Penelitian : Kesehatan Reproduksi, Pelayanan Antanetal
Care
4 Masa Pelaksanaan
Mulai : Bulan : November tahun : 2018
Berakhir : Bulan : April tahun : 2019
5 Biaya : Lemlitbang UHAMKA
Besar Biaya : Rp. 15.000.000,-
6 Lokasi Penelitian : Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota
Tanggerang
7 Instansi yang terlibat : Dinas Kesehatan Provinsi Banten
8 Temuan yang ditargetkan : Faktor-faktor paling dominan terhadap perilaku
ibu hamil dalam melakukan kunjungan
Antenatal Care (ANC)
9 Kontribusi mendasar pada suatu
bidang ilmu
: Menjadi bahan masukan dan evaluasi terhadap
Pelayanan Antanetal Care di Pelayanan
Kesehatan
10 Jurnal ilmiah yang menjadi
sasaran
: Prosifding Jurnal Nasional
11 Rencana luaran HKI, buku,
purwarupa atau luaran lainnya
: Jurnal Nasional Terakreditasi
4
yang ditargetkan, tahun 2019
rencana perolehan atau
penyelesaiannya
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………… 2
ABSTRAK ………………………………………………………………………………. 4
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 5
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………. 6
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………………… 9
1.3 Urgensi Penelitian ……………………………………………………………………… 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………………….. 10
2.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan ANC pada Ibu
Hamil ………………………………..………………………………………………… 11
2.2 Kerangka Teori …………………….……………………………………………….. 40
2.3 Road Map Penelitian ……………….………………………………………………. 41
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………………. 23
3.1 Kerangka Konsep …………………………………………………………………… 23
3.2 Desain Penelitian …………………………………………………………………….. 26
3.3 Instrumen Penelitian …………………………………………………………………… 26
3.4 Populasi dan Sampel ………………………………………………………………… 26
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ……………………………………… 27
4.1 Biaya Penelitian ……………………………………………………………………… 27
4.2 Jadwal Penelitian ……………………………………………………………………… 27
BAB V HASIL PENELITIAN ………………………………………………………….. 28
BAB VI LUARAN YANG DICAPAI …………………………………………………… 35
BAB VII DAFTAR PUSTAKA ………..………………………………………………. 36
5
ABSTRAK
Pelayanan Antanetal Care oleh Pelayanan Kesehatan Tahun 2019
Menurut data dari World Health Organization (WHO), 2016 hanya 64 % dari
wanita di dunia yang melahirkan hidup dan menerima pelayanan Antenatal Care (ANC)
4 kali atau lebih. Sedangkan di Asia Tenggara sebesar 57 % yang menduduki angka
terendah. Cakupan nasional untuk K1 dan K4 sebesar 87,48 %. Selanjutnya, Provinsi
Banten kunjungan ANC K1 dan K4 sebesar 96,06 % dan 85,67 %.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Ibu Hamil Dalam Melakukan Kunjungan Antenatal Care (Anc) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang Tahun 2019. Penelitian ini
menggunakan analitik kuantitatif dengan metode cross sectional dilengkapi kualitatif.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Mei 2019. 334 ibu hamil yang melakukan
kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang.
Terdapat hubungan yang bermakna antara umur (p 0,011), pendidikan (p 0,000),
pekerjaan (p 0,003), paritas (p 0,002), sosial ekonomi p 0,004), jarak (p 0,000), media
informasi (p 0,000), pengetahuan (p 0,000), dukungan (p 0,007), sikap (p 0,001).
Variabel pengetahuan paling dominan terhadap Perilaku Ibu Hamil Dalam Melakukan
Kunjungan Antenatal Care (Anc) dengan OR 4,940.
Diharapkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang mampu menjamin tempat tenaga
kesehatan yang terjangkau. Dan terus meningkatkan promosi kesehatan untuk
meningkatkan cakupan kunjungan ANC.
Kata kunci : Kunjungan ANC, Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Penetahuan,
6
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita.
Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39 – 40 minggu,
sehingga selama masa tersebut ibu hamil memerlukan pengawasan yang tepat.
Janin dalam kandungan berkembang seiring dengan besar usia kehamilan, maka
apabila tidak dilakukan pengawasan yang tepat bisa menyebabkan masalah, baik
dalam kehamilan, persalinan dan nifasnya, bisa juga mengakibatkan kematian
ibu dan bayi (Manuaba,2010).
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapan pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pada masa kehamilan, ANC
sangat penting untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap
kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
memantau keadaan janin. Selain itu ANC secara teratur sangatlah penting untuk
mendapatkan penyuluhan dan agar dilakukan pemeriksaan pada penyakit
genetik sehingga kesehatan ibu dan bayi dalam keadaan sehat (Padila,2014).
Program pembangunan kesehatan di Indonesia ini masih diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling
rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi masa perinatal, hal ini
ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) (Dinkes,2007).
Menurut data dari World Health Organization (WHO), 2016 hanya 64 %
dari wanita di dunia yang melahirkan hidup dan menerima pelayanan Antenatal
Care (ANC) 4 kali. Sedangkan di Asia Tenggara sebesar 57 % yang menduduki
angka terendah. Cakupan nasional untuk K1 dan K4 sebesar 87,48 %.
Selanjutnya, Provinsi Banten kunjungan ANC K1 dan K4 sebesar 96,06 % dan
85,67 % (Kementrian Kesehatan RI, 2015).
Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan tidak dapat
7
diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan kehamilan atau komplikasi hamil sehingga
tidak segera dapat diatasi yang akan mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI)
meningkat (Marmi, 2014). AKI di Indonesia masih tinggi, berdasarkan hasil
laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012,
terdapat 359 per 100.000 kelahiran hidup yang jauh dari target Millennium
Development Goals (MDGs) 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Jumlah Kunjungan Baru (K1) ibu hamil di Dinas Kesehatan Kota Tangerang
pada tahun 2015 ada sebanyak 41.224 ibu hamil atau 99,34% dari sasaran
ibu hamil yaitu 41.499 ibu hamil. Sementara itu jumlah kunjungan K4 (ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar paling sedikit empat
kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali
pada triwulan ketiga umur kehamilan) sebanyak 39.340 ibu hamil atau
94,80% dari sasaran ibu hamil, cakupannya menurun jika dibandingkan dengan
tahun 2014 yaitu sebesar 96,51%.
Dampak kurangnya kunjungan ANC pada ibu hamil untuk terdeteksi secara
dini adanya kondisi ibu hamil yang tergolong dalam kriteria 4 “terlalu”, yaitu
terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan
(<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas
(< 2 tahun) yang akibatnya terjadi komplikasi pada ibu hamil tidak dapat
dicegah ataupun diobati. Pada saat pemeriksaan kehamilan sangat membantu
pada persiapan pengendalian risiko. Apalagi ibu hamil yang tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan, dapat juga menyebabkan bayi lahir dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan
dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik
yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya (Saifuddin, 2016).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurul Atika Putri, 2017
sebanyak 80% responden dengan kelompok umur tidak beresiko, 76,7%
responden dengan pendidikan rendah, 75% sudah memiliki anak, 75% responden
memiliki pengetahuan kurang, 78,3% responden jumlah penghasilan dibawah
UMR, 80% responden menggunakan motor.
8
Berdasarkan data yang didapatkan di Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang
pada target ibu hamil tahun 2016 yaitu 3.535 orang (33,66 %) kunjungan K1
yaitu 550 dan K4 yaitu 640 orang, pada target ibu hamil tahun 2017 yaitu 4.380
orang (32,42 %) dari kunjungan K1 yaitu 690 dan K4 yaitu 730 orang, pada
target ibu hamil tahun 2018 yaitu 4.680 orang (30,06 %) dari kunjungan K1
yaitu 740 dan K4 yaitu 667 orang. Dari data ini menunjukkan bahwa antara
kunjungan K1 dan K4 mengalami penurunan dan belum mencapai target pada
kunjungan ANC.
Beberapa faktor yang melatar belakangi kurangnya kunjungan ANC adalah
umur, pendidikan, paritas, pendapatan, jarak. Apabila seorang ibu hamil
memiliki pengetahuan yang lebih tentang risiko tinggi kehamilan maka
kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk menentukan sikap, berperilaku untuk
mencegah, menghindari atau mengatasi masalah risiko kehamilan tersebut. Dan
ibu memiliki kesadaran untuk melakukan kunjungan ANC untuk memeriksakan
kehamilannya, sehingga apabila terjadi risiko pada masa kehamilan tersebut
dapat ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan (Mufdlilah, 2012).
Hal ini juga dimaksudkan untuk dapat membantu menurunkan AKI yang cukup
tinggi di Indonesia dan diharapkan pada tahun 2020 AKI bisa menjadi 125 per
100.000 kelahiran hidup.
Salah satu faktor penentu yang dapat mempengaruhi seseorang atau
masyarakat tentang kesehatan adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,
dari orang atau masyarakat yang bersangkutan (Notoatmodjo,2012).
Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang, sebagian besar ibu
hamil tidak mengetahui tentang kehamilan dengan risiko tinggi, dan mereka baru
akan memeriksakan keadaanya jika keluhan yang dirasakan sudah semakin
memburuk. Hal ini berdampak pada menurunnya kesadaran ibu hamil untuk
melakukan kunjungan ANC.
Pelayanan kebidanan merupakan satu bentuk upaya guna mencapai
kesehatan ibu sekaligus meminimalkan resiko kesakitan dan kematian ibu
(Farodis, 2012). Cakupan pelayanan ANC meliputi pelayanan K1 sampai dengan
pelayanan K4. Pelayananan ANC biasanya diberikan sebelum minggu ke 14,
sebelum minggu ke 28 dan setelah 36 minggu (Saifudin, 2002). Puskesmas
9
sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang strategis
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara luas. Peran
utama Puskesmas adalah memberikan pelayanan yang bermutu kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang
maksimal. Upaya menurunkan AKI salah satunya yaitu akses terhadap
pelayanan pemeriksaan kehamilan yang mutunya masih perlu ditingkatkan.
Pentingnya pemeriksaan kehamilan dengan melihat angka kunjungan
pemeriksaan ANC / kehamilan empat kali (K4) yang masih kurang dari standar
acuan nasional (Prawirohardjo, 2002).
Dengan melihat target yang belum ditercapai pada kunjungan ANC
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pelayanan Antanetal Care oleh Pelayanan Kesehatan Tahun
2019”.
1.2 Tujuan
Studi ini bertujuan untuk.
1. Diketahuinya distribusi frekuensi usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, sosial
ekonomi, pengetahuan, jarak ke fasilitas kesehatan, media informasi, dukungan
keluarga, sikap petugas terhadap perilaku ibu hamil dalam melakukan
kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya
Kota Tangerang Tahun 2019.
2. Diketahuinya faktor-faktor (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, sosial
ekonomi, pengetahuan, jarak ke fasilitas kesehatan, media informasi, dukungan
keluarga, sikap petugas) yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam
melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Periuk Jaya Kota Tangerang Tahun 2019.
3. Diketahuinya faktor yang paling dominan terhadap perilaku ibu hamil dalam
melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Periuk Jaya Kota Tangerang Tahun 2019.
4. Diketahuinya penyebab mengapa masih banyak ibu yang belum melakukan
kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota
Tangerang Tahun 2019.
10
1.3 Urgensi Penelitian
1.3.1 Urgensi Untuk Tempat Penelitian dan Bagi Tenaga Kesehatan
a. Bagi Tempat Penelitian. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana
baru dalam meningkatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan sehingga
cakupan kunjungan ANC terpenuhi.
b. Bagi Tenaga Kesehatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
informasi dan inspirasi bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam
pengembangan ilmu kesehatan khususnya kesehatan ibu hamil pada
kunjungan ANC.
1.3.2 Lembaga Penelitian dan Pengembangan UHAMKA
Urgensi penelitian ini untuk Lemlitbang UHAMKA adalah terlaksananya peta
jalan penelitian UHAMKA dari tingkat dasar sampai pada terapan dalam bentuk
model kebijakan kesehatan yang menjadi rekomendasi bagi perbaikan upaya
pembangunan kesehatan di lingkungan UHAMKA.
11
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kunjungan Antanetal Care
Kunjungan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik
fisik maupun mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan
normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2010). Pelayanan
ANC terintegrasi merupakan integrasi pelayanan ANC rutin dengan beberapa
program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen
Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan ANC.
Keuntungan melakukan ANC adalah dapat mengetahui berbagai risiko dan
komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan
ke rumah sakit (Manuba, 2010).
Tujuan ANC :
1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial
ibu.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan,
dan pembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara optimal. (Novita,2011).
Cara pelayanan ANC, disesuaikan dengan standar pelayanan ANC menurut
Depkes RI yang terdiri dari :
a. Kunjungan pertama
12
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilah sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu.
4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan.
5) Pemeriksaan fisik dan laboratorium.
6) Pemeriksaan obstetri.
7) Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT).
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan
mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode ANC:
1) Minimal 1 kali kunjungan selama Trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu).
2) Minimal 1 kali kunjungan selama Trimester II (usia Kehamilan 12-24
minggu).
3) Minimal 2 kali kunjungan selama trimester III (usia kehamilan 24 minggu-
lahir). (Saifudin, dkk.,2010).
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau
bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.
Pada setiap kunjungan ANC, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.
a. Trimester pertama I (16 minggu)
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil.
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya.
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,
anemia (kekurangan zat besi), penggunaan praktek tradisional yang
merugikan.
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi.
5) Mendorong perilaku yang sehat gizi, kebersihan, istirahat dan sebagainya.
13
b. Trimester II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan.
2) Pengenalan preklamsia, gemeli infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.
c. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)
1) Sama seperti kegiatan kunjungan I dan II.
2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.
3) Menetapkan rencana persalinan.
4) Mengenali tanda-tanda persalinan.
Kebijakan Pelayanan ANC
a. Kebijakan Program
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan
AKI dan AKB pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat
Pilar Safe Motherhood” yaitu meliputi: Keluarga Berencana, ANC, Persalinan
Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri Esensial.
Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini
sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang
mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu:
a) Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
b) Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat.
c) Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan
penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganannya
komplikasi keguguran.
Kebijakan program pelayanan ANC menetapkan frekuensi kunjungan
ANC sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Minimal satu kali pada trimester pertama (K1).
b) Minimal satu kali pada trimester kedua (K2).
c) Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4).
14
b. Kebijakan Teknik
Pelayanan/asuhan ANC ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan
profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu
kebijakan teknis untuk ibu hamil seara keseluruhan yang bertujuan untuk
mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini.
Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
a) Mengupayakan kehamilan sehat.
b) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan.
c) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
d) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi.
Beberapa kebijakan teknis pelayanan ANC rutin yang selama ini
dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi
:
a) Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam stiker KIA, dengan melibatkan kader
dan perangkat desa serta kegiatan kelompok kelas ibu hamil.
b) Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan
Bidan dan Dukun.
c) Peningkatan akses ke pelayanan dalam kunjungan rumah.
d) Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.
2.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan ANC
pada Ibu Hamil
a. Usia
Usia adalah lamanya waktu hidup atau sejak dilahirkan hingga saat ini.
Periode umur yang terlalu muda merupakan faktor biologis dan
psikologisnya belum siap dan semakin semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik dan semakin tua umur
seseorang dianggap optimal dalam mengambil keputusan, sedangkan semakin
15
muda umur seseorang maka cenderung dapat mendorong terjadinya
kebimbangan dalam mengambil keputusan (Notoatmodjo, 2005).
Usia memengaruhi pada pola pikir seseorang. Ibu dengan usia produktif
(20-35 tahun) dapat berfikir lebih rasional dibandingkan dengan ibu dengan
usia yang lebih muda atau terlalu tua. Sehingga ibu dengan usia produktif
memiliki motivasi lebih dalam memeriksakan kehamilannya.
Dalam penelitian (Wibowo,2017) disebutkan bahwa ibu hamil yang
berusia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun lebih jarang melakukan
pemeriksaan kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil pada usia produktif
(20 – 35 tahun).
b. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang
lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Pendidikan itu merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan pengetahuan karena dengan pendidikan yang baik maka ibu
dengan mudah dapat menerima segala informasi dari luar. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama
dalam sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Tingkat
pendidikan seseorang makin tinggi, makin mudah menerima informasi,
mulai dari memahami, mengaplikasikan bahkan mampu menganalisis
informasi hingga mampu menyampaikan kepada yang lain
(Notoatmodjo,2007).
Tingkat pendidikan seseorang menentukan seberapa besar pengetahuan
yang dimilikinya. Ibu hamil yang berpendidikan memiliki pemahaman yang
lebih tinggi mengenai masalah kesehatan sehingga memengaruhi sikap
mereka terhadap kehamilannya sendiri maupun pemenuhan gizinya selama
hamil.
Pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap perilaku individu
dalam mengambil setiap keputusan dan sikap dan berpedoman dari apa yang
telah mereka dapatkan melalui proses belajar serta pengalaman yang telah
diterimanya. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang penting
16
dalam menentukan perilaku kesehatan, karena dengan pendidikan yang baik
dapat menerima segala informasi dari luar terutama mengenai kehamilan
yang dialaminya dengan baik. (Khalimah, 2010).
Menurut (Mahdiyah,2014), semakin tinggi tingkat pendidikan semakin
mudah menerima serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi juga
semakin meningkatnya produktifitas serta semakin tinggi kesejahteraan
keluarganya. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita, maka semakin
mampu mandiri dalam mengambil keputusan menyangkut diri mereka
sendiri, khususnya dalam keputusan memeriksakan kehamilan.
c. Paritas
Paritas adalah banyaknya jumlah kelahiran hidup yang dialami oleh
seorang wanita. Ibu dengan jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir
dengan kehamilannya lagi sehingga menurunkan angka kunjungannya,
sedangkan ibu dengan kehamilan pertama merasa ANC merupakan sesuatu
yang baru sehingga ibu memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam
pelaksanaannya.
Menurut (Gita Nirmala, 2016), ibu hamil primigravida merasa lebih
membutuhkan informasi mengenai kehamilannya dikarenakan mereka
merasa belum berpengalaman pada saat kehamilan terjadi. Mereka lebih
banyak merasa khawatir dibandingkan dengan kehamilan multigravida
sehingga ibu hamil primigravida akan lebih banyak memanfaatkan
pelayanan ANC dibandingkan dengan multigravida. Ibu multigravida
merasa memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih banyak dari pada
primigravida, padahal setiap kehamilan itu berbeda dan kondisinya.
d. Sosial Ekonomi
Pendapatan merupakan faktor pemungkin bagi seseorang untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Penghasilan keluarga juga menentukan
status ekonomi keluarga tersebut.
Ibu hamil dengan penghasilan keluarga yang rendah lebih
memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pokok untuk keluarganya sehingga
hal lain menjadi terabaikan, termasuk kesehatan kehamilannya. Sehingga,
17
semakin rendah penghasilan keluarga maka semakin rendah angka kunjungan
ibu ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya.
Menurut (Walyani, 2015) dalam Lumempouw, dkk (2015), keadaan
sosial ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan, antara lain
makanan sehat, persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga kesehatan dan
transpotasi. Menurut (Mahdiyah,2914), tingkat ekonomi seseorang juga selalu
menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan
ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan
lainnya dengan baik.
e. Pengetahuan ANC
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting membentuk
tindakan seseorang dan pengetahuan memegang penting dalam penentuan
sikap, karena itu pengetahuan yang dimiliki ibu mempunyai pengaruh
terhadap tindakan pemeriksaan kehamilan (Notoatmodjo,2005).
Sebagai indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan,
pengetahuan merupakan faktor penting yang memengaruhi motivasi ibu hamil
untuk melakukan kunjungan ANC. Bagi ibu dengan pengetahuan yang tinggi
mengenai kesehatan kehamilan menganggap kunjungan ANC bukan sekedar
untuk memenuhi kewajiban, melainkan menjadi sebuah kebutuhan untuk
kehamilannya.
Berdasarkan hasil penelitian (Xanda,2014) di dapatkan bahwa ada
hubungan sangat bermakna antara pengetahuan dengan tindakan melakukan
ANC. Diketahui pula bahwa pengetahuan yang baik akan memberikan
penguatan terhadap individu atau ibu hamil dalam setiap mengambil
keputusan dalam berperilaku. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
pengetahuan adalah informasi mengenai manfaat kehamilan dan manfaat
dilakukannya tindakan ANC. Hal ini terjadi, karena selain pengetahuan,
banyak faktor lain yang mempengaruhi pemanfaatan kesehatan. Beberapa
alasan diantaranya adalah tingkat kebutuhan yang dirasakan atau sikap dan
keyakinan menyangkut pelayanan kesehatan
18
f. Jarak ke Fasilitas Kesehatan
Letak geografis tempat layanan kesehatan dapat mempengaruhi
keterjangkauan masyarakat terhadap layanan kesehatan dan keterjangkauan
petugas kesehatan dalam memberikan layanan kepada masyarakat, terutama
petugas puskesmas. Jika letak tempat pelayanan kesehatan jauh dari
pemukiman penduduk, kemungkinan masyarakat akan sulit menjangkaunya
terlebih jika sarana transpotasi daerah tersebut tidak memadai (Asmadi,
2008).
Menurut (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2003), dalam
(Prasetyo,A.B, 2013) hubungan antara lokasi pemeriksaan dengan tempat
tinggal ibu hamil dapat diukur dengan satuan jarak, waktu tempuh ataupun
biaya tempuh bergantung dari jenis pelayanan dan jenis sumber daya yang
ada.
Menurut (Lailatul,2013), akses memiliki dampak terhadap pemanfaatan
pelayanan ANC. Semakin terjangkau pelayanan ANC maka semakin tinggi
tingkat pemanfaatan pelayanan ANC oleh ibu hamil, begitu pula sebaliknya.
Semakin jauh jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal ibu hamil serta
semakin sulit akses menuju ke fasilitas kesehatan, dan akan menurunkan
motivasi ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Jauhnya jarak akan
membuat ibu berfikir dua kali untuk melakukan kunjungan karena akan
memakan banyak tenaga dan waktu setiap melakukan kunjungan. Ibu yang
tidak menggunakan transportasi dan harus berjalan kaki menuju ke tempat
pelayanan kesehatan mayoritas memiliki angka kunjungan kurang dari 4 kali
selama masa kehamilan.
g. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggota keluarganya. Sebagai lingkungan yang terdekat dengan ibu
hamil, dukungan dari keluarga memegang peranan penting dalam
memengaruhi psikologi dan motivasi ibu dalam melakukan perilaku kesehatan
(Rukiyah dan Yulianti,2013). Dengan dukungan yang baik dari keluarga, ibu
akan lebih memperhatikan kesehatan diri dan janinnya, yaitu dengan secara
19
rutin berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan ANC.
Dukungan dari keluarga dapat berupa bantuan, perhatian, penghargaan, atau
dalam bentuk kepedulian terhadap ibu hamil.
Dukungan keluarga terhadap ibu hamil ditunjukkan dengan selalu
mengingatkan jadwal pemeriksaan kehamilan, mengantar ibu untuk
memeriksakan kandungannya, meningkatkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan bergizi dan tablet Fe, serta menyiapkan biaya bagi ibu hamil untuk
memeriksakan kandungannya.
Peran keluarga dalam ANC sangat penting, keluarga sebagai orang-orang
yang paling dekat dengan ibu hamil yang harus memotivasi ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya serta mendukung ibu hamil baik secara moril
maupun materil sehingga ibu dapat melalui kehamilannya dengan baik. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Nur,2013) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan ANC
oleh ibu hamil dengan kekuatan hubungan lemah. Dukungan keluarga
berkontribusi sebesar 36% terhadap pemanfaatan ANC.
h. Pekerjaan
Pekerjaan adalah apabila ibu beraktivitas ke luar rumah maupun didalam
rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Menurut (Adawiyah,2001),
mengatakan bahwa ibu hamil yang bekerja merupakan sebab mendasar yang
mempengaruhi frekuensi pemeriksaan kehamilan sehubungan dengan ada
tidaknya waktu untuk kunjungan pemeriksaan kehamilan.
Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat lebih memilih
untuk mementingkan karirnya dibandingkan dengan kesehatannya sendiri,
sehingga sulit untuk patuh dalam melakukan kunjungan ANC dibandingkan
dengan ibu rumah tangga yang memiliki waktu yang lebih luang untuk dapat
mengatur dan menjadwalkan kunjungan ANC secara optimal.
Menurut (Cein Tamaka, dkk, 2013), ibu hamil yang bekerja akan
menjadikan ibu hamil kurang termotivasi untuk memeriksakan
kehamilannya karena terlalu sibuk akan pekerjaan yang dilakukannya.
20
i. Sikap Petugas
Sikap petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan memengaruhi
frekuensi kunjungan ANC ibu hamil. Semakin baik sikap petugas kesehatan
maka semakin sering pula seorang ibu hamil mengunjungi fasilitas kesehatan
untuk memeriksakan kehamilannya (Salmah, 2012). Belum meratanya petugas
kesehatan yang ada di daerah terpencil juga dapat menurunkan akses ibu hamil
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
j. Media Informasi
Media informasi yang mencangkup mengenai pentingnya pelayanan ANC
pada ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu dalam
melakukan kunjungan ANC. Edukasi melalui media biasanya menjadi salah satu
cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengubah perilaku masyarakat
dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah. Dengan kata lain
media informasi dapat mempengaruhi kunjungan ANC pada ibu hamil. Media
yang digunakan dapat berupa media cetak seperti leaflet, poster, koran, majalah,
dan lain-lain ataupun media elektronik seperti televisi, internet dan lain-lain.
Menurut Kassyou dalam Uswatul Hasana (2010) bahwa pemerintah dalam
memberikan informasi mengenai ANC sangat membantu ibu hamil memperoleh
informasi yang lebih baik. Ibu hamil yang memperoleh informasi yang cukup
dari media informasi memiliki pengetahuan yang lebih baik dari pada seseorang
yang mengakses sedikit media informasi.
21
2.3 Kerangka Teori
Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Kepercayaan
3. Keyakinan
Faktor Penguat :
1. Dukungan Keluarga
2. Petugas Kesehatan
3. Sikap
4. Teman
Perilaku Ibu Hamil
dalam Kunjungan
Antanetal Care
Kerangka Teori Penelitian
Sumber : Lawrence Green, 2005
Faktor Pemungkin :
1. Ketersediaan Sumber Daya
2. Keterampilan
3. Keterjangkauan
4. Ketersediaan Fasilitas
5. Pendukung Pelayanan
Kesehatan
22
1. Usia
2. Pendidikan
3. Paritas
4. Pekerjaan
5. Sosial ekonomi
6. Pengetahuan ANC
7. Jarak ke fasilitas Kesehatan
8. Media Informasi
9. Dukungan keluarga
10. Sikap Petugas kesehatan
Perilaku Ibu Hamil Dalam
Kunjungan ANC
2.4 Roadmap Penelitian
Road Map Pelayanan Antanetal Care pada Pelayanan Kesehatan
Variabel Independen Variabel dependen Hipotesis
1. Ada hubungan antara faktor predisposisi (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan,
sosial ekonomi, pengetahuan) dengan
perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya
Kota Tangerang Tahun 2019?
2. Ada hubungan faktor pemungkin (jarak ke fasilitas kesehatan, media informasi)
dengan perilaku ibu hamil dalam
melakukan kunjungan Antenatal Care
(ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang Tahun
2019?
3. Ada hubungan faktor penguat (dukungan keluarga, sikap petugas) dengan perilaku
ibu hamil dalam melakukan kunjungan
Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang
Tahun 2019?
23
1. Usia
2. Pendidikan
3. Paritas
4. Pekerjaan
5. Sosial ekonomi
6. Pengetahuan ANC
7. Jarak ke fasilitas Kesehatan
8. Media Informasi
9. Dukungan keluarga
10. Sikap Petugas kesehatan
Pelayanan Antanetal Care
Pelayanan Kesehatan
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Penyebab ANC yang selanjutnya dijadikan variabel penelitian adalah
faktor predisposisi (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, sosial ekonomi,
pengetahuan ANC), faktor pemungkin (jarak ke fasilitas kesehatan, media
informasi), faktor penguat (dukungan keluarga, sikap petugas kesehatan).
Variabel Independen Variabel dependen
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan
penelitian kuantitatif.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini untuk data sekunder menggunakan data yang bersumber
dari ruang KIA. Semua ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota
Tangerang selama 2019 dicatat dan diidentifikasi kelengkapan datanya.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pernyataan
24
yang disusun sistematis, kuesioner di isi oleh responden, setelah diisi, kuesioner
dikembalikan kepada peneliti.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan
ANC pada Tahun 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang
sebanyak 1.407 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang nilai atau
karakteristiknya diukur dan yang nantinya dipakai untuk menduga karakteristik dari
populasi. Penentuan besarnya sampel menggunakan rumus sampel untuk uji hipotesis
perbedaan 2 proporsi (Lameshow et al, 1990).
Berdasarkan rumus perhitungan sampel untuk uji hipotesis perbedaan 2 proporsi
(Lameshow et al, 1990), maka diperoleh jumlah sampel minimal 304 sampel. Untuk
menghindari drop out maka ditambahkan 10% dari sehingga besar sampel minimal
adalah sebanyak 30 sampel. Jadi total besar sampel minimal sebanyak 334
responden.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan
sampel secara random sampling. Teknik pengambilan sampel ini apabila populasi
tidak terlalu banyak variasi dan secara geografis tidak terlalu menyebar, di samping
itu harus ada daftar populasi. Dan dilakukan secara acak (Luknis,2014).
25
3.5 Analisis Data
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase
dari tiap variabel. Untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing variabel
independen yaitu keadaan responden yang meliputi faktor predisposisi (usia,
pendidikan, paritas, pendapatan perkapita, pengetahuan ANC, sosial ekonomi), faktor
pemungkin (jarak ke fasilitas kesehatan, media informasi) dan faktor penguat
(dukungan suami, sikap petugas kesehatan) dan variabel dependen yaitu pelayanan
ANC. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan masing-masing variabel
independen dan variabel dependen apakah secara statistik ada hubungan yang
bermakna uji statistik yang digunakan adalah uji kai kuadrat (chi square) dengan P
α=5% apabila p value > pα (P value > 0.05) berarti tidak ada hubungan yang bermakna
dan jika pα < p value (p value < 0.05) berarti ada hubungan yang bermakna.
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk mencari faktor-faktor yang paling
berhubungan secara signifikan dengan kejadian kunjungan ANC digunakan uji regresi
logistik ganda. Pada analisis regresi logistik berganda, variabel-variabel penelitian dan
hasil uji bivariat yang nilai p value < 0.25 akan dimasukkan dalam model yang
selanjutnya akan dilakukan pengujian. Dari hasil pengujian tersebut untuk variabel
dengan p value < 0.05 maka dikeluarkan dari permodelan, jika variabel yang
dikeluarkan tersebut berakibat pada perubahan OR >10 maka dimasukan kembali yang
berarti variabel tersebut adalah konfonding. Kemudian dilakukan pengujian selanjutnya
dengan cara sama terhadap variabel lain yang p value > 0.05 sehingga diperoleh
permodelan terakhir dan diperoleh variabel independen yang paling berhubungan
dengan variabel dependen .
26
3.6 Alur Penelitian
Tabel. Alur Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian Rancangan
Metode
Penelitian Indikator
Dilaksanakan di
Rumah sakit
dengan
wawancaca
Melakukan
pengukuran
berdasarkan hasil
Univariate dan
Bivariate
Wawancara
Penggunakan
Kuesionar
Evaluasi Kinerja
Petugas Medis di
Rumah Sakit
27
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Biaya Penelitian
No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan
(Rp)
1 Honorarium ketua peneliti, anggota peneliti,
pengolah data, coordinator lapangan
Rp 3.000.000,-
2 Belanja bahan Rp 4.000.000,-
3 Belanja bahan non-opr Rp 7.000.000,-
4 Perjalanan Rp 1.000.000,-
Total Rp 15.000.000
4.2 Jadwal Penelitian
No Uraian Bulan ke
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan
a.Studi literature
b. Perumusan masalah, tujuan, dan
luaran
d. Pembuatan proposal
e. Pembuatan instrument
f. Kaji Etik
g. Uji Validitas dan reliabilitas
instrument
h. fiksasi instrument
i. Pelatihan tenaga pencacah
2 Pengumpulan data
3 Pengolahan data
4 Analisis dan Interpretasi Data
5 Penyusunan Laporan
28
BAB 5
Hasil Penelitian
Gambaran karakteristik responden penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1 Rekapitulasi Analisis Univariat Hubungan Berdasarkan
Perilaku Ibu Hamil dalam Kunjungan ANC Di Wilayah Kerja
Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang Tahun 2019
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Perilaku Ibu Dalam
Kunjungan ANC
Tidak Standar Sesuai Standar
70
264
21,00
79,00
Umur
Berisiko
Tidak Berisiko
40
294
12,00
88,00
Pendidikan
Rendah
Tinggi
40
294
12,00
88,00
Paritas
Primipara 39 11,70 Multipara 295 88,30
Sosial Ekonomi
Rendah 24 7,20
Tinggi 310 92,80
Pengetahuan
Rendah 41 12,30
Tinggi 293 87,7
Jarak
Jauh 41 12,30 Dekat 293 87,70
Dukungan Keluarga
Tidak Mendukung 46 13,80
Mendukung 288 86,20
Pekerjaan
Bekerja 40 12,00
Tidak Bekerja 294 88,00
Sikap Petugas
Kurang Baik 41 12,30
Baik 293 87,70
Total 334 100 Sumber : Data Primer
Hasil analisis berdasarkan table 5.1 menunjukkan bahwa dari 334 responden
terdapat 264 ibu hamil (79,00 %) yang melakukan kunjungan ANC. Umur tidak
beresiko sebanyak 294 (88,00%). Pendidikan tinggi sebanyak 294 (88,00%). Paritas
multipara sebanyak 295 (88,30%). Sosial ekonomi tinggi sebanyak 310 (92,80%).
29
Pengetahuan tinggi sebanyak 293 (87,70%). Jarak dekat sebanyak 293 (87,70%).
Dukungan keluarga yang mendukung sebanyak 288 (86,20%). Tidak bekerja sebanyak
294 (88,00%). Sikap petugas baik sebanyak 293 (88,70%). Yang memperoleh media
informasi sebanyak 293 ( 87,70%).
Tabel 5.2 Analisis Bivariat Perilaku Ibu Dalam Kunjungan ANC Di Wilayah Kerja Puskesmas
Periuk Jaya Kota Tangerang Tahun 2019
Variabel
Perilaku Ibu Dalam
Kunjungsn ANC Total p
Value
OR CI (95%) Ya Tidak
N % N % N % Umur Beresiko 24 60,0 16 40,0 40 100
0,003 2,96 1,47 - 5,95 Tidak beresiko 240 81,6 54 18,4 294 100 Total 264 79,0 70,0 21 334 100
Pendidikan Tinggi 241 82,0 53 18,0 294 100 Rendah 22 57,5 17 42,5 40 100 0,001 2,607 1,29 – 5,27
Total 264 79,0 70 21 334 100 Paritas Primipara 24 61,5 15 38,5 39 100 Multipara 240 81,4 55 18,6 295 100 0,004 2,72 1,34 – 5,53
Total 264 79 70 21 334 100 Sosial Ekonomi Tinggi 251 81,0 59 19,0 310 100
Rendah 13 54,2 11 45,8 24 100 0,004 3,60 1,53 - 8,43 Total 264 79 70 21 334 100
Pengetahuan Tinggi 242 82,6 51 17,4 293 100 Rendah 22 53,7 19 46,3 41 100 0,000 4,09 2,06 - 8,12
Total 264 79 70 21 334 100 Jarak Jauh 23 56,1 18 43,9 41 100 Dekat 241 82,3 52 17,7 293 100 0,000 3,62 1,82-7,20
Total 264 79 70 70 334 100 Dukungan Keluarga
Tidak mendukung 29 63,0 17 37 46 100 Mendukung 235 81,6 53 18,4 288 100 0.007 2,59 1,33 – 5,07 Total 264 79 70 21 334 100 Pekerjaan Tidak bekerja 239 81,3 55 18,7 294 100 0,011 2,60 1,29 – 5,27 Bekerja 25 62,5 15 37,5 40 100 Total 264 79 70 21 334 100 Sikap Petugas Kurang baik 26 63,4 15 36,6 41 100 0,016 2,497 1,24 – 5,02 Baik 238 81,2 55 18,8 293 100 Total 264 79 70 21 334 100 Media Informasi
30
Variabel
Perilaku Ibu Dalam
Kunjungsn ANC Total p
Value
OR CI (95%) Ya Tidak
N % N % N % Tidak memperoleh informasi
24 58,5 17 41,5 41 100
0.001
3,20
1,61-6,38 Memperoleh informasi
240 81,9 53 18,1 293 100
Total 264 79 70 21 334 100 Sumber : Data Primer
Hasil analisis bivariat menunjukkan :
1) Perilaku ibu dalam kunjungan ANC yang lebih banyak pada responden yang
memiliki umur tidak beresiko sebanyak 240 orang (81,6%) dibandingkan responden
yang memliki umur beresiko sebanyak 24 orang (60,0%). Hasil uji statistik dengan
uji Chi-Square didapat nilai p (0,003) <α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan bermakna antara umur dengan perilaku ibu dalam kunjungan ANC.
2) Perilaku ibu dalam kunjungan ANC yang lebih banyak pada responden yang
memiliki pendidikan tinggi sebayak 241 orang (82,0%) dibandingkan responden
yang memiliki pendidikan rendah sebanyak 23 orang (57,5 %). Hasil uji statistik
dengan uji Chi-Square didapat nilai p (0,001) < α (0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan perilaku ibu
dalam kunjungan ANC. Perilaku ibu dalam kunjungan ANC yang lebih banyak
pada responden yang multipara sebanyak 240 orang (81,4%) dibandingkan
responden yang memiliki paritas primipara sebanyak 24 orang (61,5%). Hasil uji
statistik dengan uji Chi- Square didapat nilai p (0,004) < α (0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara paritas dengan perilaku ibu
dalam kunjungan ANC.
3) Perilaku ibu dalam kunjungan ANC yang lebih banyak pada responden yang
memiliki sosial ekonomi tinggi sebanyak 251 orang (81,0%) dibandingkan
responden yang memiliki sosial ekonomi rendah sebanyak 13 orang (54,2 %).
Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square didapat nilai p (0,004) < α (0,05), sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara sosial ekonomi dengan
perilaku ibu dalam Kunjungan ANC.
4) Perilaku ibu dalam kunjungan ANC yang lebih banyak pada responden yang
memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 242 orang (82,6 %) dibandingkan responden
31
yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 22 orang (53,7 %). Hasil uji statistik
dengan uji Chi-Square didapat nilai p (0,000) < α (0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku
ibu dalam kunjungan ANC.
5) Perilaku ibu dalam kunjungan ANC yang lebih banyak pada jarak dekat sebanyak
241 orang (82,3%) dibandingkan responden yang responden yang memiliki jarak
jauh sebanyak 23 orang (56,1%) . Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square didapat
nilai p (0,000) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
bermakna antara jarak dengan perilaku ibu dalam kunjungan ANC.
6) Perilaku ibu dalam kunjungan ANC yang lebih banyak pada responden yang
memiliki dukungan keluaga mendukung sebanyak 235 orang (81,6 %)
dibandingkan responden yang memiliki dukungan keluarga tidak mendukung
sebanyak 29 orang (63,0 %). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square didapat nilai
p (0,007) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna
antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam kunjungan ANC.
7) Perilaku ibu dalam kunjungan ANC yang lebih banyak pada responden yang tidak
bekerja sebanyak 239 orang (81,3%) dibandingkan responden yang bekerja
sebanyak 25 orang (62,5%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square didapat nilai
p(0, 011) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna
antara pekerjaan dengan perilaku ibu dalam kunjungan ANC.
8) Perilaku ibu dalam kunjungan ANC yang lebih banyak pada responden yang
memiliki sikap petugas yang baik sebanyak 238 orang (81,2 %) dibandingkan
responden yang memliki sikap petugas yang tidak baik sebanyak 26 orang (63,4%).
Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square didapat nilai p (0,016) < α (0,05), sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara sikap petugas dengan
perilaku ibu dalam kunjungan ANC.
9) Perilaku ibu dalam kunjungan ANC yang lebih banyak pada responden yang
memiliki media informasi yang memperoleh informasi sebanyak 240 orang (81,9%)
dibandingkan responden yang memliki media informasi yang tidak memperoleh
informasi sebanyak 24 orang (58,5%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square
didapat nilai p (0,001) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
bermakna antara media informasi dengan perilaku ibu dalam kunjungan ANC.
32
Tabel 5.3 Hasil Pemodelan Akhir Multivariat Hubungan Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
ANC di Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang
Tahun 2019
Variabel B S.E. Df P- value OR
95%
C.I.forEXP(B) R2
Lower Upper
Umur 0,734 1,051 1 0,048 2,083 1,266 16,334 0,494
Pendidikanterakhir 0,252 0,904 1 0,078 0,777 0,132 4,572
Pekerjaan 0,889 0,708 1 0,021 1,411 1,103 1,646
Sosialekonomi 1,615 0,495 1 0,001 5,030 1,905 13,279
Jarak 1,268 0,564 1 0,025 3,554 1,176 10,743
Mediainformasi 0,140 0,905 1 0,088 0,869 0,147 5,126
Pengetahuan 2,678 0,871 1 0,002 14,5
57
2,641 80,246
Dukungan 1,021 0,829 1 0,022 1,360 0,709 1,830
Sikap 0,873 1,069 1 0,041 1,418 0,515 3,393
Constant 1,384 0,578 1 0,017 0,251
Sumber : Data Primer
Berdasarkan Tabel 5.3 di atas telah didapatkan model akhir analisis
multivariat. Berdasarkan hasil akhir analisis di atas maka didapatkan variabel yang
memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku ibu dalam kunjungan ANC
yaitu umur, pekerjaan, sosial ekonomi, jarak, pengetahuan, dukungan dan sikap
dengan nilai (p < 0,05), sedangkan variabel pendidikan terakhir dan media
informasi sebagai variabel konfonding.
Variabel pengetahuan paling dominan terhadap perilaku ibu dalam ANC
dengan Odds Ratio 4,94 , artinya ibu dengan pengetahuan yang rendah memiliki
resiko tidak melakukan ANC sebesar 14,557 kali dibandingkan ibu memiliki
pengetahuan tinggi setelah di kontrol, sosial ekonomi (5,030), jarak (3,554), umur
(2,083), sikap (1,418), pekerjaan (1,411), dukungan keluarga (1,360), media
informasi (0,869), pendidikan (0,777). Hasil pemodelan terakhir memiliki nilai R2
0,494, artinya ke 10 variabel independen tersebut dapat menjelaskan variasi
variabel status perilaku ibu hamil dalam ANC sebesar 4,94%.
33
BAB 6
Luaran yang Dicapai
Luaran yang dicapai berisi Identitas luaran penelitian yang dicapai oleh peneliti sesuai
dengan skema penelitian yang dipilih.
Jurnal
IDENTITAS JURNAL 1 Nama Jurnal
2 Website Jurnal
3 Status Makalah
4 Jenis Jurnal
4 Tanggal Submit
5 Bukti Screenshot submit
Pemakalah di seminar
IDENTITAS SEMINAR 1 Nama Jurnal The 4th International Symposium on Health
Research & National Congress of Indonesian
Public Health Association
2 Website Jurnal http://www.litbang.kemkes.go.id
3 Status Makalah Presentasi Poster
4 Jenis Prosiding Prosiding Internasional
4 Tanggal Submit 3 September 2019
5 Bukti Screenshot submit
Pemakalah di seminar
IDENTITAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL 1 Nama Karya -
2 Jenis HKI -
3 Status HKI -
4 No Pendaftaran -
34
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yusuf Zainal. 2015. Metode Penelitian Komunikasi,
Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Bandung:
Pustaka Setia.
Alimul Hidayat, Aziz. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Bappenas. 2010. Meningkatkan Kesehatan Ibu . Tujuan ,
Meningkatkan Kesehatan Ibu.
Jakarta: Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia.
Departemen Kesehatan, R.I. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Jakarta: depkes RI dan JICA.
. 2004. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta. Dirjen Kesmas
Depkes RI.
. 2007. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta. Dirjen Kesmas
Depkes RI.
Hasana, U, dkk.2010. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Antenatal Care Di Puskesmas Kota Makasar.
Makasar. Unhas.
Foradis,zian. 2012. Panduan Lengkap Manajemen Kebidanan.
Yogyakarta:Medika. Hastono, Sutanto. (2007). Analisa Data
Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia. Hidayati,Wahyu dan
Harjanto, Budi. 2014. Konsep Dasar Penilaian
Properti.Yogyakarta : BPFE.
35
Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan . Jakarta :
Trans Info Media. Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Kehamilan.Yogyakarta:Andy.
Katalog Dalam Terbitan, Kementrian Kesehatan RI Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI Buku Kesehatan Ibu dan Anak
Jakarta : Kementrian dan JICA (Japan Internasional
Cooperation Agency).
Kemenkes. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Khalimah, Siti. 2010. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui
Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas VI di SDN Suwayuwo
I Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Skripsi.
Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Koentjoro, T. 2007. Regulasi Kesehatan di
Indonesia. . Yogyakarta.
Luknis, Sabri. 2014. Statistik Kesehatan.
Jakarta : Rajawali Pres.
Lumempouw. 2015. Hubungan Faktor Sosoal Ekonomi Ibu hamil
dengan Keteraturan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Weru Kota Manado . Vol. 1 / No.1 Agustus
2013.
Mahdiyah, D, dkk. 2014. Status Ekonomi dan Pendidikan Ibu Hamil
dengan Pengetahuan Jadwal Kunjungan Antenatal Care.
Vol. 5/No.2 Desember 2014.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidana Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal.
Yogjakarta: Pustaka Belajar. Moleong, L.J. 2011. Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
36
Mufdlilah. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta ; Nuha Medika.
Muhimah, N & Safe’i. 2010. Panduan Lengkap Senam Hamil, Khusus Ibu
Hamil.
Jakarta: Power Book.
Novita .2011. Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.
Salemba Medika; Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi kesehatan dan Perilaku
Kesehatan.
Jakarta:Rineka Cipta.
. 2007. Kesejahteraan Masyarakat Ilmu &
Seni. Jakarta:Rineka Cipta.
. 2010.Promosi kesehatan dan Perilaku
Kesehatan.
Jakarta:Rineka Cipta.
. 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku
Kesehatan.
Jakarta:Rineka Cipta.
Nurul Atika Putri. 2017. Determinan Rendahnya Kunjungan
Antenatal Care (ANC) di Simpang Empat Kecamatan
Tangarang Kabupaten Sambas.
Padila. 2014. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal care di puskesmas minasa upa kota
makasar tahun 2013. Tesis Program Pasca Sarjana USU.
Medan. Diakses 10 Februari 2016.
Pedoman Paradigma Baru Puskesmas disusun oleh Kelompok Kerja
Reformasi Puskesmas (Draft Rumusan Hasil Pertemuan
Cimacan) tanggal 14-17 November 2000.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono. Rahmawati. A I,dkk. 2017. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kunjungan Antenatal
Care (ANC) Ibu hamil, Vol 7 / No.1 November 2017.
37
Ridwan Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan
Pelanggan dalam Pelayanan Kesehatan, Program Pasca
Sarjana Unhas Internet.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Saifuddin. Abdul Bari. Dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan dan Maternal. Edisi Pertama. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka.
Salmah U, Ikhsan M, Nurlaelah. 2012. Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Wilayah Kerja
Puskesmas Dungkait Kabupaten Mamuju.
Saifuddin, AB, Gulardi, HW, 2010. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sarminah. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kunjungan Antenatal Care di Provinsi Papua Tahun 2010.
Suparlan, 2008, Menjadi Guru Efektif, Jakarta: Hikayat Publishing.
Supardi, S., & Rustika. (2013). Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: Trans Info Media.
Tamka,C,dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
dengan Keteraturan Pemeriksaan Antenatal Care di
Puskesmas Brebes, Vol.1 / No. 1 Agustus 2013.
Titis Purboningsih .2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Anc (Antenatal Care) Terhadap Perilaku
Kunjungan Anc (Antenatal Care). Surakarta.Desa.
WHO. 2014. Maternal Mortality: World Health Organization.
. 2016. Maternal Mortality: World Health Organization.
38
Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiyono, D. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Teori ,
Strategi dan Aplikasi Airlangga university Press. Surabaya.
Xanda, A. N. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Candipuro
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.