laporan pendahuluan nyeri (deny) - copy - copy

15
LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN GANGGUAN RASA NYERI DI RUANG FLAMBOYAN RSUD TUGUREJO SEMARANG A. DEFINISI Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Long, 1996). Secara umum, nyeri didefinisikan sebagai perasaaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat. (Priharjo, 1992) Nyeri adalah sensori yang tidak nyaman dan pengalaman emosi yang dihubungkan dengan luka nyata atau potensial atau digambarkan dalam bentuk luka (IASP/International Association for the Study of Pain, 1979) B. FISIOLOGI NYERI Bagaimana nyeri merambat dan dipersepsikan oleh individu masih belum sepenuhnya dimengerti. Akan tetapi, bisa tidaknya nyeri dirasakan dan hingga derajat yang mana nyeri tersebut mengganggu dipengaruhi oleh interaksi antara sistem algesia tubuh dan transmisi sistem saraf serta interpretasi stimulus. (Iqbal, Wahib Mubarak dan Nurul Chayatin : 2007 hal 204) C. REAKSI TERHADAP NYERI Setiap orang memberikan reaksi nyeri yang berbeda- beda. Ada orang yang menghadapinya dengan perasaan takut, gelisah dan cemas, ada pula yang menanggapinya dengan sikap yang optimis dan penuh toleransi. Sebagian orang

Upload: mira

Post on 14-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

nyeri

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Nyeri (Deny) - Copy - Copy

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN RASA NYERI

DI RUANG FLAMBOYAN RSUD TUGUREJO SEMARANG

A. DEFINISI

Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang

yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut

(Long, 1996). Secara umum, nyeri didefinisikan sebagai perasaaan tidak nyaman, baik

ringan maupun berat. (Priharjo, 1992)

Nyeri adalah sensori yang tidak nyaman dan pengalaman emosi yang dihubungkan

dengan luka nyata atau potensial atau digambarkan dalam bentuk luka

(IASP/International Association for the Study of Pain, 1979)

B. FISIOLOGI NYERI

Bagaimana nyeri merambat dan dipersepsikan oleh individu masih belum sepenuhnya

dimengerti. Akan tetapi, bisa tidaknya nyeri dirasakan dan hingga derajat yang mana

nyeri tersebut mengganggu dipengaruhi oleh interaksi antara sistem algesia tubuh dan

transmisi sistem saraf serta interpretasi stimulus. (Iqbal, Wahib Mubarak dan Nurul

Chayatin : 2007 hal 204)

C. REAKSI TERHADAP NYERI

Setiap orang memberikan reaksi nyeri yang berbeda-beda. Ada orang yang

menghadapinya dengan perasaan takut, gelisah dan cemas, ada pula yang

menanggapinya dengan sikap yang optimis dan penuh toleransi. Sebagian orang

merespons nyeri dengan menangis, mengerang dan menjerit-njerit, meminta

pertolongan, gelisah di tempat tidur, atau berjalan mondar-mandir tak tentu arah untuk

mengurangi rasa nyeri. Sedangkan yang lainya tidur sambil menggemertakan gigi,

mengepalkan tangan, atau mengeluarkan banyak keringat ketika mengalami. (Iqbal,

Wahib Mubarak dan Nurul Chayatin : 2007 hal 207)

D. JENIS NYERI

Jenis nyeri ada 3 yaitu:

1. Nyeri perifer. Nyeri ini ada tida macam: nyeri superfisial, yakni rasa nyeri

yang muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa; nyeri viseral,

Page 2: Laporan Pendahuluan Nyeri (Deny) - Copy - Copy

yakni rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri di

rongga abdomen, kranium, dan toraks; nyeri alih, yakni nyeri yang

dirasakan pada daerah lain yang jauh dari jaringan penyebab nyeri.

2. Nyeri sentral. Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medula spinalis,

batang otak, dan talamus.

3. Nyeri psikogenik. Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya. Dengan

kata lain, nyeri timbul akibat pikiran si penderita sendiri. Seringkali nyeri

ini muncul karena faktor psikologis, bukan fisiologis. (Iqbal, Wahib

Mubarak dan Nurul Chayatin : 2007 hal 208)

E. BENTUK NYERI

Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis

1. Nyeri akut. Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan.

Awitan gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri

sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot

dan kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.

2. Nyeri kronis. Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri

bisa diketahui atau tidak. Nyeri ini cenderung hilang timbul dan biasanya

tidak dapat disembuhkan. Selain itu, penginderaan nyeri menjadi lebih

dalam sehingga pasien sukar untuk menunjukkan lokasinya. Dampak dari

nyeri ini antara lain penderita menjadi mudah tersinggung dan sering

mengalami insomnia. Akibatnya, mereka menjadi kurang perhatian, sering

merasa putus asa dan terisolir dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis

biasanya hilang timbul dalam periode waktu tertentu. Ada kalanya

penderita terbebas dari rasa nyeri misalnya sakit kepala migran. (Iqbal,

Wahib Mubarak dan Nurul Chayatin : 2007 hal 209)

F. INTENSITAS NYERI

Hayward (1975) mengembangkan sebuah alat ukur nyeri (painometer) dengan

skala longitudinal yang pada salah satu ujungnya tercantum nilai 0 (untuk

keadaan tanpa nyeri) dan ujung lainya nilai 10 (untuk kondisi nyeri paling akut

hebat. Untuk mengukurnya, penderita memilih salah satu bilangan yang

menurutnya paling menggambarkan pengalaman nyeri yang terakhir kali ia

Page 3: Laporan Pendahuluan Nyeri (Deny) - Copy - Copy

rasakan, dan nilai ini dapat dicatat pada sebuah grafik yang dibuat menurut

waktu. Intensitas nyeri ini sifatnya subyektif dan dipengaruhi oleh banyak hal,

seperti tingkat kesadaran, kosentrasi, jumlah distraksi, tingkat aktivitas, dan

harapan keluarga. Intensitas nyeri dapat dijabarkan dalm sebuah skala nyeri

dengan beberapa kategori:

0 = tidak nyeri

1-3 = nyeri ringan

4-6 = nyeri sedang

7-9 = sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktivitas yang

biasa dilakukan

10 = sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol

(Iqbal, Wahib Mubarak dan Nurul Chayatin : 2007 hal 212)

G. PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengkajian dengan mnemonik untuk pengkajian nyeri

P = Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri

Q = Quality atau kualitas nyeri (misal: tumpul, tajam)

R = Region atau daerah, yaitu daerah perjalanan ke daerah lain

S = Severity atau keganasan yaitu intensitas nyeri

T = Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan, dan sebab

b. Riwayat nyeri, meliputi beberapa aspek antara lain:

Lokasi. Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, meminta klien

menunjukkan area nyerinya. Pengkajian ini bisa dilakukan dengan bantuan

gambar tubuh. Klian menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri. Ini

sangat bermanfaat, terutama untuk klien yang memiliki lebih dari satu

sumber.

Intensitas nyeri. Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang

mudah dan dipercaya untuk menentukan intensitas nyeri pasien. dengan

rentang skala dari 0-5 atau 0-10.

Pola. Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi kekambuhan atau interval

nyeri

Page 4: Laporan Pendahuluan Nyeri (Deny) - Copy - Copy

Faktor presipitasi. Terkadang, aktivitas tertentu dapat memicu munculnya

nyeri. Sebagai contoh aktivitas fisik berat dapat menimbulkan nyeri dada.

Selain itu faktor lingkungan (lingkungan yang sangat dingin atau panas,

stresor fisik dan emosional

Gejala yang menyertai. Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing dan diare.

Sumber koping. Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda

dalam mengahadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh

pengalaman nyeri sebelumnya.

Respon afektif. Respons afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung

pada situasi, derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri dan lainya.

Mengkaji adanya perasaan ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal

dalm diri klien. (Iqbal, Wahib Mubarak dan Nurul Chayatin : 2007 hal 214)

c. Observasi respons perilaku dan fisiologis

Banyak respons non-verbal yang bisa dijadikan indikator nyeri. Salah

satunya yang paling utama adalah ekspresi wajah. Perilaku seperti menutup

mata rapat-rapat atau membukanya lebar-lebar, menggigiti bibir bawah. Selain

ekspresi wajah, respons perilaku lainya adalah vokalisasi (misal berteriak,

menangis, erangan), imobilisasi bagian tubuh yang mengalami nyeri, gerakan

tubuh tanpa tujuan (misal menendang-nendang, membolak-balikan tubuh di

atas kasur). Sedangkan respons fisiologis untuk nyeri bervariasi, tergantung

pada sumber dan durasi nyeri. Dapat meliputi peningkatan tekanan darah, nadi

dan pernafasan, dilatasi pupil akibat terstimulasinya sistem saraf simpatis

(Iqbal, Wahib Mubarak dan Nurul Chayatin : 2007 hal 215)

Vokalisasi: mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkur.

Ekspresi wajah: meringis, menggeletukan dahi, mengeryitkan dahi, menutup

mata atau mulut rapat-rapat bahkan sebaliknya, menggigit bibir.

Gerakan tubuh: gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan

jari dan tangan, gerakan ritmik atau menggosok, gerakan melindungi bagian

tubuh.

Page 5: Laporan Pendahuluan Nyeri (Deny) - Copy - Copy

Interaksi sosial: menghindari percakapan, fokus pada aktivitas untuk

menghilangkan nyeri, menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian

(potter, perry:2005 hal 1522)

A. Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada gangguan rasa nyeri adalah :

1. Ansietas, berhubungan dengan :

Nyeri yang tidak hilang

2. Nyeri yang berhubungan dengan :

Cedera fisik atau trauma

Penuruna suplai darah ke jaringan

Proses melahirkan normal

3. Nyeri kronik yang berhubungan dengan:

Jaringan parut

Kontrol nyeri yang tidak adekuat

4. Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan:

Nyeri maligna kronik

5. Ketidakefektifan individu yang berhubungan dengan:

Nyeri kronik

6. Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan:

Nyeri muskuloskeletal

Nyeri insisi

7. Risiko cedera yang berhubungan dengan

Penurunan resepsi nyeri

8. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan:

Nyeri muskuloskeletal

9. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan:

Nyeri artritis panggul

10. Gangguan pola tidur yang brhubungan dengan:

Nyeri punggung bagian bawah

11. Nyeri akut yang berhubungan dengan:

Page 6: Laporan Pendahuluan Nyeri (Deny) - Copy - Copy

Kram abdomen diare, muntah,sekunder akibat (gastroenteritis,influenza ulkus

lambung)

(Potter, perry:2005 hal 1523)

B. Perencanaan keperawatan

Tujuan :

1. Klien menyatakan merasa sehat dan nyaman

2. Klien mempertahankan kemampuan untuk melakukan perawatan diri

3. Klien menjelaskan faktor-faktor penyebab ia rasa nyeri

4. Klien menggunakan terapi yang diberikan di rumah dengan aman

(potter, perry:2005 hal 1526)

Rencana tindakan peredaan nyeri:

( Pembimbing akademik)

1. Menyatakan tidak ada area nyeri baru dan intensitas nyeri berkurang

2. Memonitor dan melaporkan perubahan lokasi, intesitas, qualitas dan pola nyeri

3. Mengidentifikasi dan menghindari faktor emosi, behavior, dan kognitif yang

menyebabkan nyeri

4. Mengidentifikasi dan menggunakan tehnik kognitif dan behavior untuk mengatasi

nyeri

(Potter, perry:2005 hal 1526-1527)

1. Melakukan hubungan terapeutik dengan cara perawat dapat membantu melihat

secara keseluruhan dan memiliki rasa kepedulian terhadap klien

2. Spontanitas dalam memenuhi kebutuhan klien

3. Meningkatkan trust antara perawat dan klien

4. Memberi penyuluhan dengan cara mengajar klien tentang pengalaman nyeri akan

mengurangi rasa cemas dan membantu klien dalam menguasai pengendalian diri

Page 7: Laporan Pendahuluan Nyeri (Deny) - Copy - Copy

C. Pelaksanaan (tindakan) keperawatan

Tindakan peredaan nyeri non farmakologis:

(Aziz dan Musrifatul, hal 174-188)

1. Masase, dengan cara memberikan masase pada klien dalam memenuhi

kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau otot/tulang.

2. Kompres panas basah, yang bertujuan untuk memperbaiki

sirkulasi,mengurangi nyeri dan meningkatkan drainase pus dengan

menggunakan buli-buli yang diisi larutan hangat 1/3 bagian.

3. Kompres dingin basah, dengan menggunakan kain yang dicelupkan ke

dalam air dingin. Kompres biasanya dilakukan di ketiak, dahi, atau lipat

paha.

4. Rendam, yang dilakukan pada daerah tangan kaki, seluruh bagian tubuh

yang mengalami gangguan sirkulasi, ketegangan otot atau terdapat luka

kotor. Bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan peradangan,

memperbaiki sirkulasi, mengendorkan otot, tendon dan mempercepat

penyembuhan jaringan

(Potter, Perry:2005 hal 1531-1534)

1. Distraksi yaitu mengalihkan perhatian klien dengan hal lain dan dengan

demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan

meningkatkan toleransi terhadap nyeri

2. Biofeedback, yaitu teknik relaksasi dan ini sangat efektif untuk

mengatasi ketegangan otot dan nyeri kepala migran

3. Hipnosis diri dimana hal ini menggunakan sugesti dan kesan tentang

perasaan yang rileks dan damai

4. Mengurangi persepsi nyeri, adalah salah satu cara sederhana untuk

meningkatkan rasa nyaman dengan mencegah stimulus nyeri

5. Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk

menghilangkan nyeri seperti dengan mandi air hangat, kompres

menggunakan kantong es.

6. Info, dengan memberikan info pendidikan tentang diet, kebutuhan kalori.

Page 8: Laporan Pendahuluan Nyeri (Deny) - Copy - Copy

(Tarwoto dan Wartonah 2006)

Strategi kesehatan holistik yaitu

1. Sentuhan terapeutik, dimana teknik ini bertujuan untuk

menciptakan respon relaksasi pada klien. Dengan cara memberi

sentuhan terhadap pusat nyeri yang kemudian sedikit diberi tekanan

dan masase untuk mengurangi respon nyeri.

2. Akupresur, memungkinkan alur energi untuk meningkatkan kondisi

klien sehat kembali, seperti menghilangkan rasa nyeri di kepala

dengan menekan titik tertentun di sepanjang jalur sehingga akan

menjadi seimbang dan klien bisa lebih merasa nyaman.

3. Relaksasi dan teknik imajinasi, ini memberikan individu kontrol

diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi

pada nyeri. Seperti di minta klien memikirkan pemandangan yang

menyenangkan atau pengalaman yang meningkatkan pengguna indra.

Lalu perawat mencatat kesan darin penjelasan si klien. Bisa dengan

menyuruh klien memejamkan mata lalu tarik nafas sedalam-

dalamnya dan meminta klien benar-benar merasakn rileks, ini juga

bisa untuk mengurangi rasa nyeri

Tindakan peredaan nyeri farmakologis:

1. Analgesik, merupakan metode umum untuk mengatasi nyeri. Ada 3 jenis

analgesik: non-narkotik dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID),

analgesik narkotik atau opiat, obat tambahan (adjuvan) atau koanalgesik.

Ada beberapa tahap dalam pemberian analgesik menurut ( NIC dan NOC

2007-2008 hal 324):

-menentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri

-cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi

-cek riwayat alergi

-pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri

- monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama

kali

- berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

Page 9: Laporan Pendahuluan Nyeri (Deny) - Copy - Copy

-evaluasi aktivitas analgesik tanda dan gejala (efek samping)

2. Analgesik Dikontrol-pasien (ADP). Pemberian resep ADP yang khas

tergantung pada serangkaian dosis “beban”: misalnya, 3 mg sampai 5 mg

morfin, di ulang setiap 5 menit pasca operasi awal hilang.

3. Anestesi lokal. Anestesi lokal adalah suatu keadaan hilangnya sensasi

pada bagian tubuh. Biasanya di gunakan pada saat menjahit luka,

membantu persalinan dan melakukan pembedahan sederhana

4. Anestesi epidural. Merupakan suatu bentuk anestesi lokal dan terapi

efektif untuk menangani pasca operasi akut, nyeri persalinan dan

melahirkan dan nyeri kronik. Memasukkan jarum dengan ujung tumpul

ke dalam prosesus spinal vertebra lumbar (L3 dan L4). Seperti

pemasangan infus tetapi hanya tempatnya di daerah punggung.

(Potter, Perry:2005 hal 1535-1539)

(Pembimbing akademik)

1. Nonsteroidal Anti-inflamatory Drugs (NSAIDs)

2. Opioid Analgesics

3. Kombinasi Analgetik

4. Mempertahankan Therapy Serum

-Patient-controlled analgesia (PCA)

-Epidural Analgesia

5. Memilih route pemberian yang tepat

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi terhadap gangguan rasa nyeri secara umum dapat dinilai dari:

1. Mempertimbangkan perubahan karakter nyeri

Page 10: Laporan Pendahuluan Nyeri (Deny) - Copy - Copy

2. Memberikan respons terhadap nyeri

3. Persepsi klien terhadap keefektifan terapi

4. Menetapkan toleransi pasien terhadap terapi dan tingkat penanganan nyeri

yang dicapai.

Potter, Perry:2005 hal 1546)

DAFTAR PUSTAKA

Perry dan Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Iqbal, Wahib Mubarak dan Nurul Chayatin. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan

Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika

NIC dan NOC. 2007-2008. Diagnosa Nanda.

Hidayat, Alimul aziz dan Musrifatul Uliyah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Penjelasan pembimbing akademik.