laporan pendahuluan monev

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, selain makanan (pangan) dan pakaian (sandang). Disamping itu, dalam kehidupan sehari-hari perumahan mempunyai fungsi yang strategis sebagai tempat persemaian budaya, pembinaan generasi muda, pengejawantahan jati diri, dan sekaligus sebagai aset ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan perumahan merupakan sektor yang strategis dan merupakan salah satu indikator keberhasilan yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka menciptakan kesejahteraan bagi segenap lapisan masyarakat. Salah satu kebijakan pembangunan perumahan rakyat diarahkan pada penagembangan perumahan berbasis kawasan. Arah kebijakan ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan perumahan dan permukiman yang serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dengan dukungan penyediaan sistem jaringan prasarana primer dan sekunder yang memadai sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Pengembangan perumahan berbasis kawasan tersebut diharapkan dapat menghadapi berbagai tantangan permasalahan utama yaitu tingginya kebutuhan masyarakat akan rumah yang mencapai tidak kurang dari 800.000 unit per tahun serta masih besarnya kesenjangan pemenuhan 1

Upload: aan-arkelaus-lomboan-ii

Post on 28-Jun-2015

389 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, selain

makanan (pangan) dan pakaian (sandang). Disamping itu, dalam

kehidupan sehari-hari perumahan mempunyai fungsi yang strategis

sebagai tempat persemaian budaya, pembinaan generasi muda,

pengejawantahan jati diri, dan sekaligus sebagai aset ekonomi.

Oleh karena itu, pembangunan perumahan merupakan sektor yang

strategis dan merupakan salah satu indikator keberhasilan yang

perlu mendapatkan perhatian dalam rangka menciptakan

kesejahteraan bagi segenap lapisan masyarakat.

Salah satu kebijakan pembangunan perumahan rakyat diarahkan

pada penagembangan perumahan berbasis kawasan. Arah

kebijakan ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan

perumahan dan permukiman yang serasi, selaras, seimbang, dan

berkelanjutan dengan dukungan penyediaan sistem jaringan

prasarana primer dan sekunder yang memadai sesuai dengan

rencana tata ruang wilayah.

Pengembangan perumahan berbasis kawasan tersebut diharapkan

dapat menghadapi berbagai tantangan permasalahan utama yaitu

tingginya kebutuhan masyarakat akan rumah yang mencapai tidak

kurang dari 800.000 unit per tahun serta masih besarnya

kesenjangan pemenuhan kebutuhan perumahan (backlog) yang

pada tahun 2004 mencapai 6,2 juta unit.

Selain itu, lingkungan perumahan yang ada juga cenderung

mengalami penurunan kualitas khususnya di kawasan perumahan

kumuh di kota-kota besar, dimana pada tahun 2000 diperkirakan

terdapat kawasan kumuh seluas 47.000 ha yang terdapat pada

10.000 lokasi.

1

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

Kawasan perumahan dan permukiman, selain ditujukan untuk

lingkungan hunian dan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

masyarakat umum, juga menjadi wadah bagi keperluan maupun

kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus seperti kawasan

industri, kawasan pertambangan, kawasan pertanian, kawasan

perikanan/nelayan, kawasan perbatasan, kawasan untuk

menampung korban bencana, dan lain sebagainya. Kawasan-

kawasan tersebut dalam penanganannya membutuhkan

pendekatan tersendiri terkait dengan kegiatannya dengan tema

tertentu (sektor), dalam hal ini untuk membangun perumahan yang

mendukung kegiatan yang berlangsung di dalamnya.

Meningkatnya jumlah kawasan-kawasan dengan tema tertentu

sebagaimana disebutkan di atas, membawa dampak terhadap

meningkatnya kebutuhan perumahan bagi masyarakat yang

terlibat dalam kegiatan yang berlangsung di dalam kawasan

tersebut, yang berakibat pula meningkatnya kebutuhan berbagai

pelayanan, antara lain prasarana dan sarana permukiman,

transportasi, fasilitas sosial (fasos) maupun fasilitas umum (fasum).

Berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan perumahan

dan permukiman pada kawasan dengan tema tertentu tersebut

antara lain : kepadatan penduduk dan kepadatan perumahan yang

makin mahal, kecenderungan semakin menurunnya kualitas

lingkungan dan lain sebagainya.

Kawasan Perumahan di kawasan khusus mempunyai ciri yang

spesifik yang membutuhkan penanganan yang berbeda dengan

kawasan perumahan lainnya.

Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah belum memadainya

prasarana dan sarana dasar lingkungan perumahan dan

permukiman di kawasan khusus, sehubungan dengan hal tersebut,

maka diperlukan adanya “Monitoring & Evaluasi Pelaksanaan

Pembangunan Prasarana Jalan Akses pada Kawasan Khusus”.

2

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah melakukan

inventarisasi data dan pemantauan pelaksanaan

pembangunan prasarana primer/sekunder lokal kawasan

khusus yang terdiri dari 2 lokasi dan dilanjutkan dengan

evaluasi atas kinerja pelaksanaan pengembangan kawasan

yang telah dicapai berdasarkan kriteria pengembangan

kawasan perumahan dan permukiman dalam mendukung

pembangunan perumahan rakyat.

1.2.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini

adalah untuk menyiapkan rekomendasi dan masukan teknis

dalam rangka penyempurnaan kebijakan pelaksanaan

program system pengembangan kawasan dan pelaksanaan

di bidang pengembangan kawasan dan pelaksanaan di

bidang pengembangan kawasan perumahan rakyat pada

kawasan khusus dalam mendukung pembangunan

perumahan rakyat.

1.3. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini adalah

:

1. Teridentifikasinya data dan informasi kinerja pencapaian

pelaksanaan program sistem pengembangan kawasan khusus.

2. Tersusunnya analisis kinerja atas pencapaian sasaran

pelaksanaan pembangunan prasarana primer/sekunder lokal

prngembangan kawasan perumahan rakyat pada kawasan

khusus.

3

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

3. Tersusunnya rekomendasi dan masukan teknis

penyempurnaan pelaksanaan pembangunan prasarana

primer/sekunder lokal pengembangan kawasan perumahan

rakyat pada kawasan khusus dalam mendukung pembangunan

perumahan rakyat.

1.4. Keluaran

Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah

laporan akhir kegiatan yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Kompilasi data kinerja hasil pelakasanaan

pembangunan prasarana primer/sekunder lokal kawasan

khusus pada program system pengembangan kawasan

2. Komposisi pelaksanaan pembangunan prasarana

primer/sekunder lokal kawasan khusus program system

pengembangan kawasan berdasarkan wilayah dan skala

prioritas.

3. Peta permasalahan dan usulan rekomendasi yang

diperlukan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan

pembangunan prasarana primer/sekunder lokal kawasan

khusus program system pengembangan.

1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam kegiatan ini

meliputi :

1. Pengumpulan data dan informasi kinerja

pelaksanaan pembangunan prasarana primer/sekunder lokal

kawasan khusus.

2. Wawancara dan diskusi dengar pendapat dengan

para nara sumber : (a) dari kalangan pemerintah, baik pusat

maupun daerah; (b) Dari kalangan Dunia Usaha, baik dari

4

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

kalanagan pengembang maupun perbankan; (c) Dari kalangan

masyarakat, baik dari masyarakat secara individu maupun

kelompok, maupun asosiasi pelaku lainnya.

3. Kompilasi dan pengolahan data dan informasi serta

analisis kinerja pelaksanaan pembangunan prasarana

primer/sekunder lokal kawasan khusus terhadap temuan data

dan informasi yang relevan.

4. Analisis atas kesenjangan antara praktek pada

program pelaksanaan pembangunan prasarana

primer/sekunder lokal kawasan khusus di lapangan dengan

ketentuan kebijakan yang ada.

1.5. Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di Jakarta, yang didukung dengan survai

lapangan dengan perjalanan dinas ke daerah : Nunukan dan

Entikong.

1.6. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan kalender.

5

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

BAB II

PEMAHAMAN ATAS KERANGKA ACUAN KERJA

Tim pelaksana pekerjaan swakelola ini dapat memahami

sepenuhnya dari muatan materi yang telah tertuang di dalam kerangka

acuan kerja dan sekaligus berkeyakinan bahwa pekerjaan ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Berikut ini disajikan pemahaman tim secara spesifik terhadap

beberapa point yang tertuang dalam kerangka acuan.

2.1. Pemahaman atas Latar Belakang Pekerjaan

Sebagaimana disebutkan dalam kerangka acuan kerja adalah salah

satu kebijakan pembangunan perumahan rakyat diarahkan pada

penagembangan perumahan berbasis kawasan. Arah kebijakan ini

dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan perumahan dan

permukiman yang serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan

dengan dukungan penyediaan sistem jaringan prasarana primer

dan sekunder yang memadai sesuai dengan rencana tata ruang

wilayah.

6

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

Tim memahami bahwa Pelaksanaan Pembangunan Prasarana Jalan

Akses pada Kawasan Khusus pada lokasi Nunukan dan Entikong ”

tentu dimaksudkan mendorong terciptanyan lingkungan

perumahan dan permukiman yang serasi, selaras, seimbang, dan

berkelanjutan dalam satu kawasan sehingga diharapkan tantangan

permasalahan utama yaitu tingginya kebutuhan masyarakat akan

rumah yang terjangkau dan meningkatkan kawasan-kawasan

dengan tema tertentu secara bertahap dapat ditangani.

Kawasan Perumahan di kawasan khusus mempunyai ciri yang

spesifik yang membutuhkan penanganan yang berbeda dengan

kawasan perumahan lainnya.

Pembangunan Prasarna primer/sekunder kawasan yang

dipersiapkan Kementerian Perumahan Rakyat ini adalah salah satu

upaya yang dilakukan guna mempersiapkan pemenuhan kebutuhan

bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang akan terlibat pada

kawasan khusus. Monitoring atas pelaksanaan pembangunannya

perlu dilakukan disamping untuk mengetahui perkembangan

lapangan adalah juga untuk mengetahui sejauhmana kendala yang

dihadapi dan bagaimana sektor lain terutama Pemerintah Daerah

terlibat didalamnya.

2.2. Pemahaman atas Maksud dan Tujuan

Tim swakelola ini dapat memahami sepenuhnya maksud dan tujuan

dari pelaksanaan kegiatan ini.

Kegiatan inventarisasi data dan pemantauan pelaksanaan

pembangunan prasarana primer/sekunder lokal kawasan khusus

yang terdiri dari 2 lokasi tentunya akan dilakukan selama periode

pembangunan fisik dilapangan sementara evaluasi atas kinerja

pelaksanaan pengembangan kawasan akan dilakukan setelah

pembangunan fisik tersebut selesai dilakukan.

7

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

Disamping itu pada akhir kegiatan ini akan dicoba merumuskan

rekomendasi dan masukan teknis dalam rangka penyempurnaan

kebijakan pelaksanaan program system pengembangan kawasan

dan pelaksanaan di bidang pengembangan kawasan dan

pelaksanaan di bidang pengembangan kawasan perumahan rakyat

pada kawasan khusus dalam mendukung pembangunan

perumahan rakyat.

2..3. Pemahaman atas Sasaran Kegiatan

Tim Swakelola dapat memahami sasaran yang ingin dicapai melalui

pelaksanaan kegiatan ini yaitu :

1. Teridentifikasinya data dan informasi kinerja pencapaian

pelaksanaan program sistem pengembangan kawasan khusus.

2. Tersusunnya analisis kinerja atas pencapaian sasaran

pelaksanaan pembangunan prasarana primer/sekunder lokal

prngembangan kawasan perumahan rakyat pada kawasan

khusus.

3. Tersusunnya rekomendasi dan masukan teknis

penyempurnaan pelaksanaan pembangunan prasarana

primer/sekunder lokal pengembangan kawasan perumahan

rakyat pada kawasan khusus dalam mendukung pembangunan

perumahan rakyat.

2.4. Pemahaman atas Keluaran Kegiatan

Tim Swakelola dapat memahami keluaran yang diharapkan dari

kegiatan ini yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Kompilasi data kinerja hasil pelakasanaan

pembangunan prasarana primer/sekunder lokal kawasan

khusus pada program system pengembangan kawasan

8

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

2. Komposisi pelaksanaan pembangunan prasarana

primer/sekunder lokal kawasan khusus program system

pengembangan kawasan berdasarkan wilayah dan skala

prioritas.

3. Peta permasalahan dan usulan rekomendasi yang

diperlukan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan

pembangunan prasarana primer/sekunder lokal kawasan

khusus program system pengembangan.

1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan

Tim Swakelola dapat memahami sepenuhnya ruang lingkup

pekerjaan dan menyatakan sanggup untuk melaksakan kegiatan

tersebut yaitu diantaranya adalah :

1. Pengumpulan data dan informasi kinerja

pelaksanaan pembangunan prasarana primer/sekunder lokal

kawasan khusus.

2. Wawancara dan diskusi dengar pendapat dengan

para nara sumber : (a) dari kalangan pemerintah, baik pusat

maupun daerah; (b) Dari kalangan Dunia Usaha, baik dari

kalanagan pengembang maupun perbankan; (c) Dari kalangan

masyarakat, baik dari masyarakat secara individu maupun

kelompok, maupun asosiasi pelaku lainnya.

3. Kompilasi dan pengolahan data dan informasi serta

analisis kinerja pelaksanaan pembangunan prasarana

primer/sekunder lokal kawasan khusus terhadap temuan data

dan informasi yang relevan.

4. Analisis atas kesenjangan antara praktek pada

program pelaksanaan pembangunan prasarana

primer/sekunder lokal kawasan khusus di lapangan dengan

ketentuan kebijakan yang ada.

9

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN

10

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

3.1. Metodologi Pelaksanaan Kegiatan

Agar pelaksanaan kegiatan ini dapat memperoleh hasil yang

optimal, maka perlu dilaksanakan langkah-langkah pendekatan

sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi isu, permasalahan, tantangan dan peluang

yang terkait dengan pelaksanaan program system

pengembangan kawasan.

2. Melakukan perumusan masalah atas permasalahan yang

dihadapi dalam pelaksanaan program system pengembangan

kawasan.

3. Membuat alur pikir yang akan digunakan dalam menganalisis

permasalahan dalam pelaksanaan program system

pengembangan kawasan.

4. Menyiapkan metoda survey dan pengumpulan data untuk

mendukung analisis permasalahan dalam pelaksanaan program

system pengembangan kawasan.

5. Melakukan pengayaan wawasan atas substansi yang sedang

dianalisis melalui diskusi dan wawancara dengan nara sumber

yang terkait dan relevan.

6. Melakukan analisis kebijakan dalam rangka penyiapan masukan

teknis dan rekomendasi penyempurnaan kebijakan pelaksanaan

program system pengembangan kawasan.

3.2.Format Monitoring dan Evaluasi

Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan ini maka perlu disusun

format-format pengumpulan data maupun evaluasi yang akan

dipergunakan sebagai pegangan dalam pencarian atau

inventarisasi data-data lapangan.

Format 1 Mengenai Data dan Informasi Lokasi Kawasan

Khusus.

11

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

Format ini digunakan untuk menjaring data dan informasi

setiap lokasi yang meliputi :

(1).Surat Keputusan Bupati/Walikota untuk Penetapan

Lokasi

(2).Luas areal yang dicadangkan untuk pembangunan

perumahan

(3).Ada tidaknya kelembagaan pengelola kawasan

perumahan

(4).Status kepemilikan lahan

(5).Kesesuian dengan RTRW Kab/Kota atau RP4D

(6).Data perumahan yang akan dibangun atau yang sudah

terbangun

(7).Fasilitas kredit kepemilikan rumah atau lainnya

(8).Jenis Bantuan Stimulan fisik dari Kementerian Negara

Perumahan Rakyat

(9).Ketersediaan Rencana Teknik Ruang atau Site Plan

(10). Ketersediaan Detail Engineering Design

(11). Program-program pemerintah daerah baik fisik

maupun non fisik terkait pengembangan kawasan

khusus.

(12). Program-program sektor lainnya baik fisik

maupun non fisik terkait pengembangan kaweasan

khusus

Format 2 Dukungan Penanganan Terhadap Kawasan Khusus

Format ini digunakan untuk menjaring data dan informasi

kegiatan-kegiatan yang ada di kawasan khusus maupun

untuk mendapatkan dukungan dari stakeholder lainnya

dalam pengembangan kawasan khusus. Format ini

berisikan:

(1).Jenis Kawasan

(2).Kebutuhan Kawasan

12

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

(3).Dukungan dari Bidang Pengembangan Kawasan

Kementerian Negara Perumahan Rakyat

(4).Dukungan dari Bidang lainnya dari Kementerian

Negara Perumahan Rakyat

(5).Komitmen Pemerintah Daerah

(6).Dukungan Bidang Pekerjaan Umum

(7).Dukungan sektor lainnya.

Format 3 Progres Pelaksanaan Bantuan Stimulan Prasarana

Lokal Primer Sekunder Kawasan Khusus

Format ini pada dasarnya merupakan format monitoring

progres kontrak dari pelaksanaan bantuan stimulan

prasarana primer sekunder kawasan. Format ini

berisikan :

(1).Tolok Ukur Kegiatan dan tema kawasan

(2).Pagu anggaran

(3).Bobot

(4).Data kontrak menyangkut lokasi, nama perusahaan,

nomor kontrak, tanggal kontrak, tanggal dimulai dan

selesainya pekerjaan

(5).Item pekerjaan

(6).Volume masing-masing item pekerjaan

(7).Nilai kontrak

(8).Sisa dana/sisa kontrak

(9).Cara pengadaan

(10). Progres pekerjaan dengan melihat rencana VS

realisasi termasuk realisasi keuangan

(11). Permasalahan yang dihadapi

Format 4 Permasalahan dan Tindak Penanganan

Format ini memuat :

(1).Permasalahan yang sedang dihadapi

13

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

(2).Upaya yang telah dilakukan untuk menangani

permasalahan

(3).Rekomendasi Tindak Turun Tangan oleh Pimpinan

Disamping format-format yang telah disiapkan diatas juga perlu

mengumpulkan dan menyaipkan peta-peta lokasi yang diperlukan untuk

pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini.

3.3.Rencana Kerja

Tim akan bekerja selama 8 (delapan) bulan dengan kegiatan dan

jadwal sebagai berikut:

14

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

BAB IV

GAMBARAN LOKASI KAWASAN KHUSUS

4.1. Gambaran Umum Kawasan Khusus

Kawasan perumahan dan permukiman, selain ditujukan untuk

lingkungan hunian dan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

masyarakat umum, juga menjadi wadah bagi keperluan maupun

kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus. Kebutuhan

masyarakat yang bersifat khusus tersebut berlokasi pada kawasan

yang bersifat Ekonomi maupun Non Ekonomi:

1. Kawasan Ekonomi

a. Kawasan pariwisata

b. Kawasan Industri

c. Kawasan pengembangan teknologi tinggi seperti kawasan

pengembangan tenaga nuklir,

d. Kawasan peluncuran peluru kendali,

e. Kawasan prasarana komunikasi, telekomunikasi,

f. Kawasan pelabuhan

g. Kawasan perdagangan bebas,

h. Kawasan eksploitasi dan konservasi bahan galian strategis.

2. Kawasan Non Ekonomi.

15

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

a. Kawasan cagar budaya,

b. Kawasan taman nasional,

c. Kawasan pangkalan militer,

d. Kawasan penelitian dan pengembangan sumber daya

nasional, laboratorium sosial, lembaga pemasyarakatan

spesifik

e. Kawasan perbatasan,

f. Pulau-pulau kecil

g. Kawasan nelayan/pesisir

h. Kawasan dampak bencana

Pengembangan kawasan perumahan pada kawasan khusus

seperti tersebut di atas sebagian besar belum dilakukan sesuai

ke khususan kawasannya, namun lebih banyak tumbuh dan

berkembang secara alami tanpa adanya peren-canaan yang

menyeluruh.

Permasalahan yang dihadapi pada pengembangan kawasan

perumahan pada kawasan khusus

(1). Masih kurangnya informasi yang didapatkan oleh

pemangku kepentingan perumahan termasuk Pemerintah

Kabupaten/Kota tentang pengembangan perumahan

berbasis kawasan.

(2). Pemerintah Daerah Kabupaten belum menempatkan

program pengembangan perumahan pada kawasan

khusus ini sebagai kebutuhan untuk mempercepat

peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga aspek

penetapan lokasi, pengadaan lahan dan penyediaan

alokasi anggaran untuk sektor perumahan belum

disiapkan secara memadai.

16

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

(3). Sebagian besar pengelola kawasan khusus belum

menempatkan kebutuhan perumahan sebagai salah satu

kebutuhan kawasan yang dikelolanya.

(4). Pemangku kepentingan di bidang pembangun-an

perumahan terutama Developer baik Swasta maupun

BUMN/BUMD masih belum tertarik terhadap kegiatan

bisnis perumahan pada kawasan khusus karena alasan

profit.

(5). Lokasi Kawasan Perumahan pada kawasan khusus (diluar

kawasan industri) sebagian besar berada pada lokasi yang

terpencil (remote area) dengan medan lokasi yang berat

sehingga memerlukan biaya investasi yang cukup besar

dalam penyiapan kawasannya.

4.2. Gambaran Umumm Kabupaten Nunukan – Propinsi

Kalimantan Timur

KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten Nunukan terletak pada posisi 115o22’30” ~ 118o44’54”

BT dan 3o30’00” ~ 4o24’55” LU. Di sebelah Utara berbatasan

dengan Malaysia Timur, di sebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Bulungan dan Malinau, di sebelah Timur berbatasan

dengan Laut Sulawesi, di sebelah Barat berbatasan dengan Negara

Malaysia Timur (Negara Bagian Serawak).

Kabupaten Nunukan dibentuk berdasarkan UU No 47 Tahun 1999.

Secara administrasi Kabupaten Nunukan membawahi 5 (lima)

kecamatan, yaitu Kecamatan Kerayan, Lumbis, Sembakung,

Nunukan, dan Sebatik Luas wilayah Kabupaten Nunukan adalah

14.585,7 Km2 dengan panjang garis pantai mencapai 314.592 Km.

Secara fisiografis wilayah pesisir Kabupaten Nunukan terdiri dari

rawa pasang surut daratan alluvial, rawa, dataran, dan perbukitan.

17

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

Secara fisiografis wilayah pesisir Kabupaten Nunukan terdiri dari

rawa pasang surut daratan alluvial, rawa, dataran, dan perbukitan.

Deskripsi masing-masing satuan fisiografis adalah sebagai berikut :

1) Daerah rawa pasang surut (tidal swamp) yaitu daerah dataran

rendah yang terdapat mulai dari Muara Sungai Sembakung

sampai kawasan pantai bagian utara wilayah Kabupaten

Nunukan. Kawasan ini selalu dipengaruhi oleh pasang surut air

laut dan ditumbuhi oleh hutan mangrove dan nipah. Bentuk

wilayah datar dengan variasi kelerengan kurang dari 2% dan

perbedaan tinggi kurang dari 2 meter.

2) Daerah rawa (swamp) yaitu kawasan banjir yang selalu

tergenang dan dapat dikategorikan sebagai rawa bergambut

dengan bentuk wilayah datar. Kawasan rawa ini terdapat di

bagian hilir daerah aliran sungai (DAS) Sembakung. Variasi

kelerengan kurang dari 2 meter dengan beda ketinggian kurang

dari 1 meter.

3) Daerah dataran alluvial (alluvial plain) yaitu daerah daratan

yang terbentuk dengan proses pengendapan, baik di daerah

muara maupun daerah pedalaman. Bentuk wilayah datar

dengan variasi kelerengan kurang dari 2% dan perbedaan tinggi

kurang dari 2 meter.

4) Daerah dataran (plain) merupakan dataran endapan, dataran

karst, dataran vulkanik, dataran batuan beku (metamorf)

masam, dengan bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit,

variasi kelerengan kurang dari 2% sampai 40% dengan beda

tinggi kurang dari 50 meter.

5) Daerah berbukit (hill) merupakan daerah bukit endapan dan

metamorf dengan bentuk wilayah bergelombang sampai agak

bergunung. Variasi kelerengan mulai dari 15% sampai 40%.

Beda tinggi lebih dari 50 meter.

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

18

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

Penyebaran penduduk di Kabupaten Nunukan tidak merata,

sebagian besar penduduk mendiami wilayah pesisir. Jumlah

penduduk yang relatif besar cendrung mengelompok di daerah

perkotaan, terutama daerah-daerah yang mempunyai aktifitas

ekonomi yang cukup tinggi yang ditandai dengan adanya sarana

transportasi dan keadaan ekonomi masyarakatnya yang memadai.

Rincian jumlah penduduk dan kepadatan penduduk untuk setiap

kecamatan di Kabupaten Nunukan dapat dilihat pada Tabel 1. Dari

tabel tersebut terlihat jumlah penduduk terkonsentrasi di

Kecamatan Nunukan 44.34% dan Kecamatan Sebatik 26.62%.

Kepadatan penduduk rata-rata adalah 5.67 jiwa per km persegi.

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Kabupaten Nunukan Tahun 2001

N

oKecamatan

Luas

(KM2)

Jumlah

(Jiwa)

Kepadata

n

(Jiwa/KM)

1

2

3

4

5

Kerayan

Lumbis

Sembakung

Nunukan

Sebatik

3.114,20

2.656,50

2.457,70

5.536,14

861,16

9.349

7.523

7.153

36.698

22.034

3.00

2.83

2.91

6.63

26.83

Jumlah/rata-rata 14.585,70 82.754 5.67

Sumber : BPS Kabupaten Nunukan 2002

Jenis mata pencaharian penduduk di kawasan pesisir Kabupaten

Nunukan bervariasi dengan kecenderungan pada aktifitas

kehutanan, pertanian, perikanan, perdagangan dan pelayan jasa.

Mata pencaharian disektor perdagangan, pelayan jasa, dan

perikanan terkonsentrasi pada dua kecamatan, yaitu Kecamatan

Nunukan dan Sebatik. Sedangkan disektor pertanian dan

perkebunan hampir merata pada semua kecamatan.

Sebagian besar pemukiman penduduk di Kabupaten Nunukan yang

berada di kawasan pesisir menempati daerah-daerah dataran

19

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN MONEV

rendah, di tepi pantai, muara-muara sungai kecil dan bantaran

sungai. Jenis jenis penggunaan lahan terdiri atas pemukiman,

pertanian yang meliputi penggunaan lahan untuk perkebunan dan

persawahan, kehutanan, perikanan, lahan konsesi untuk kegiatan

pertambangan minyak dan gas bumi, serta lahan untuk fasilitas

umum.

4.3. Gambaran Umum Kabupaten Sanggau –

Propinsi Kalimantan Barat

20