pkmp - laporan kemajuan 2015 monev eksternal
DESCRIPTION
bbbTRANSCRIPT
-
LAPORAN KEMAJUAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM:
EKSAG: EKSTRAK BIJI SAGA (Adenanthera pavonina) SEBAGAI
PENGAWET IKAN YANG AMAN DAN EKONOMIS
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Nuril Khoiriyah (12030234022 Angkatan 2012)
Putri Andhika (12030234206 Angkatan 2012)
Dewi Umroh (14030654045 Angkatan 2014)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2015
-
ii
PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Eksag: Ekstrak Biji Saga (Adenanthera
Pavonina) sebagai Pengawet Ikan yang
Aman dan Ekonomis
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : NURIL KHOIRIYAH
b. NIM : 12030234022
c. Jurusan : KIMIA
d. Universitas : Universitas Negeri Surabaya
e. Alamat Rumah dan HP : Jl. Kediri No. 21 RT/RW 003/004 Cukir
Diwek Jombang - 085790725101
f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Prof. Dr. Suyatno, M.Si.
b. NIDN : 0020076504
c. Alamat Rumah dan HP : Western Village Blok A2 No.4 Benowo
Surabaya - 085645385502
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 10.147.000,-
b. Sumber lain : Rp -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Surabaya, 12 Mei 2015
Menyetujui
Pembantu Dekan III FMIPA UNESA Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd.) (Nuril Khoiriyah)
NIP. 19710708 2000031001 NIM. 12030234022
Pembantu Rektor III Dosen Pendamping
Universitas Negeri Surabaya
(Prof. Dr. Warsono, M.S.) (Prof. Dr. Suyatno, M.Si.)
NIP. 196005191985031002 NIDN. 0020076504
-
iii
RINGKASAN
Ikan merupakan salah satu bahan pangan masyarakat Indonesia yang
jumlahnya melimpah. Namun ikan memiliki sifat yang mudah membusuk sehingga
perlu dilakukan pengawetan agar ikan tetap segar selama beberapa hari. Sebagian
besar ikan diberi es, tetapi berdasarkan penelitian dari sampel ikan asin yang
diambil dari salah satu pasar di Sampang ternyata memiliki kadar formalin cukup
tinggi yaitu 44,14 mg/kg (Hastuti, 2010). Artinya, penggunaan formalin untuk
mengawetkan ikan masih banyak dilakukan. Di Madura sendiri terdapat banyak
populasi saga pohon (Adenanthera pavonina) yang bijinya mengandung senyawa
kimia yang mampu memberikan efek pengawetan terhadap ikan. Hasil ekstrak biji
saga akan dijadikan pengawet alami untuk ikan, yaitu Ekstrak Biji Saga (EKSAG).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengawet ikan dari ekstrak
biji saga. Keutamaan dari penelitian ini adalah memanfaatkan biji saga pohon
(Adenanthera pavonina) di daerah Sampang, Madura yang kurang memiliki daya
guna menjadi suatu produk pengawet ikan yang bernilai guna tinggi. Hal ini penting
dilakukan karena dapat menjadi salah satu upaya meminimalisir penggunaan
pengawet dari bahan kimia yang berbahaya. Melalui Program Kreatifitas
Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) diperoleh luaran yaitu sebuah artikel yang
dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional dan menghasilkan produk EKSAG. Metode
penelitiannya adalah dengan mengekstrak biji saga untuk menjadikan pengawet
alami. Obyek penelitian yang digunakan adalah ikan mujair, dengan waktu menjadi
variabel kontrol dan konsentrasi EKSAG sebagai manipulasi.
Kata kunci: pengawetan ikan, ekstrak biji saga pohon (Adenanthera pavonina),
formalin, Sampang.
-
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
RINGKASAN ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 2
BAB 2. TARGET LUARAN .......................................................................... 2
BAB 3. METODE ........................................................................................... 2
3.1 Variabel Penelitian ...................................................................... 2
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 2
3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan ................................................ 2
3.4 Prosedur Penelitian ..................................................................... 3
3.5 Uji Pengaruh Konsentrasi EKSAG (uji ketahanan ikan) ............ 4
3.6 Uji Pengaruh Konsentrasi EKSAG (metode 2) .......................... 5
3.7 Kerangka Operasional ................................................................. 5
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI .................................................................. 6
4.1 Kemajuan Pekerjaan ................................................................... 6
4.2 Ketercapaian Target dan Hasil .................................................... 6
4.3 Permasalahan .............................................................................. 8
4.4 Rekapitulasi Penggunaan Biaya .................................................. 9
BAB 5. POTENSI HASIL .............................................................................. 10
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ......................................... 10
LAMPIRAN .................................................................................................... 11
-
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil uji ketahanan ikan menggunakan EKSAG .............................. 7
Tabel 2. Hasil uji fitokimia ekstrak biji saga .................................................. 8
Tabel 3. Hasil uji ketahanan ikan metode 2 .................................................... 8
Tabel 4. Ringkasan Anggaran Biaya ................................................................ 9
-
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu bahan pangan masyarakat Indonesia yang
jumlahnya melimpah. Namun ikan memiliki sifat yang mudah membusuk
(Khairanita, 2013). Ikan segar dari sejak dipancing akan bertahan paling lama
5-8 jam, kemudian ikan akan rusak dengan bau yang tak sedap. Salah satu
penyebab terjadinya kerusakan ikan adalah terdapatnya bakteri pembusuk.
Dua kelompok bakteri yang mampu hidup dan merusak produk ikan asin
yaitu kelompok bakteri halofilik dan bakteri heterotoleran. Dalam
pertumbuhannya bakteri halofilik sangat bergantung pada konsentrasi garam
tertentu. Sementara itu kelompok bakteri heterotoleran merupakan bakteri
yang mampu hidup pada media yang mengandung garam walaupun
pertumbuhannya tidak memerlukan garam (Salosa, 2013).
Sejauh ini, sebagian besar ikan diberi es agar bertahan lama namun
tidak selama ketika diberi formalin. Di Indonesia ikan asin yang mengandung
formalin masih banyak beredar dan dikonsumsi (Hastuti, 2010). Kabupaten
Sampang merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Madura yang memiliki
potensi di sektor Perikanan yang cukup besar. Sampel ikan asin yang diambil
dari salah satu pasar di Sampang ternyata memiliki kadar formalin cukup
tinggi yaitu 44,14 mg/kg (Hastuti, 2010). Artinya, penggunaan formalin
untuk tujuan mengaweykan ikan masih banyak dilakukan.
Saga pohon (Adenanthera pavonina) merupakan tanaman serbaguna,
bermanfaat mulai dari biji, kayu, kulit batang dan daunnya. Biji saga pohon
dapat dikonsumsi manusia, di beberapa daerah di Indonesia biji saga-pohon
sudah biasa dimanfaatkan untuk bahan makanan (Suita, 2013). Hasil
kandungan senyawa ekstrak biji saga pohon mengandung flavonoid, alkaloid,
antitrypsin, saponin, hemaglutinin, dan faktor goitronik (Lukman, 1982
dalam Sinaga, Tanpa Tahun). Biji saga juga merupakan salah satu tanaman
yang mengandung senyawa yang bersifat pestisida nabati yaitu tannin
(Susanti, 2007). Senyawa tannin mampu memberikan efek pengawetan
terhadap ikan. Efektivitas antimikroba dalam mengawetkan bahan makanan
terjadi baik dengan cara mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme
maupun secara langsung memusnahkan seluruh atau sebagian
mikroorganisme (Koswara, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi ekstrak biji saga terhadap masa
penyimpanan ikan?
-
2
2. Bagaimanakah efektivitas ekstrak biji saga sebagai pengawet makanan
alami?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak biji saga dengan
berbagai konsentrasi terhadap masa penyimpanan ikan.
2. Untuk mengetahui efektivitas ekstrak biji saga sebagai pengawet makanan
alami.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan nilai daya guna
biji saga pohon, yang terdapat banyak di Madura, menjadi suatu produk
pengawet ikan yang alami, aman, dan ekonomis. Juga sebagai upaya
meminimalisasi penggunaan pengawet dari bahan kimia yang berbahaya.
BAB 2. TARGET LUARAN
Penelitian ini adalah penelitian dalam skala lab yang memiliki target utama
untuk mengetahui apakah ekstrak biji saga dapat dijadikan pengawet ikan alami
yang aman. Luaran yang diharapkan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Dihasilkan ekstrak biji saga berupa larutan formulasi dengan komposisi
terbaik, EKSAG.
2. Dihasilkan sebuah artikel ilmiah yang berisi data-data tentang kemampuan
ekstrak biji saga sebagai pengawet ikan.
BAB 3. METODE
3.1 Variabel Penelitian
Variabel manipulasi dari penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak kental, 1
g/L; 5 g/L; 7 g/L; 10 g/L; dan 15 g/L. Sementara itu variabel kontrolnya
adalah es batu dan lama perendaman. Untuk variabel responnya yaitu
kandungan nutrisi dan protein ikan serta kondisi fisik ikan meliputi bau,
kekenyalan, dan lendir.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Organik Jurusan Kimia FMIPA
Unesa selama bulan April s/d Mei 2015.
3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan
3.3.1 Alat
Nama Alat Spesifikasi Jumlah
Wadah bertutup Plastik 1
Mortar dan alu Besi 1 set
Sendok Aluminium; 2
-
3
besar dan kecil
Blender Philips 1
Corong Buchner d = 12 cm 1
Erlenmeyer berpipa samping Duran; 500 mL 1
Pompa vakum 1 set
Botol bertutup Plastik 1 L 5
Rotarory evaporator Buchi 1 set
Pipet kaca - 10
Pengaduk Aluminium 2
Gelas kimia Pyrex; 1000 mL 2
Loyang 15 x 20 cm 2
Masker dan sarung tangan - 1 box
Tisu - 1 ball
3.3.2 Bahan
Nama Bahan Spesifikasi
Biji saga Segar, merah
Etanol 70%
Aquades Demin
HCl pekat
H2SO4 2 N
FeCl3 1%
NaCl 10%
Kloroform -
Ammonia -
Pita Mg -
Metanol 60-80%
Reagen Lieberman-
Burchard
-
Reagen Meyer -
Reagen Dragendroff -
Reagen Wagner -
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Preparasi sampel
Biji saga sebanyak 10 kg ditumbuk dengan mortar dan alu. Diperoleh
serbuk kasar dari biji saga, selanjutnya dihasulkan dengan blender sehingga
diperoleh serbuk halusnya.
3.4.2 Ekstraksi sampel
Serbuk halus biji saga sebanyak masing-masing 1 kg dimasukkan wadah
bertutup dan dimaserasi dengan 1.5 L pelarut etanol 70% selama 1x24 jam.
-
4
Kemudian campuran disaring menggunakan corong Buchner untuk diambil
filtratnya (ekstrak cair). Filtrat lalu diuapkan pelarutnya menggunakan
rotarory evaporator untuk diperoleh ekstrak kental. Untuk memaksimalkan
penguapan maka sampel dioven pada suhu 50oC sehingga dihasilkan ekstrak
kental dan kering etanol dari biji saga.
3.4.3 Uji Kandungan Fitokimia
Alkaloid
Sebanyak 0,1 g ekstrak dilarutkan dalam kloroform. Ditambahkan HCl
2 M sebanyak 5 mL dan ditambahkan 0,5 g NaCl. Larutan tersebut disaring.
Filtrat yang diperoleh ditambahkan 3 tetes HCl 2M dan dibagi menjadi 4
tabung. Tabung 1 ditambahkan reagen Wagner, tabung 2 ditambahkan reagen
Meyer, tabung 3 ditambahkan reagen Dragendroff, sedangkan tabung 4
digunakan sebagai blanko. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya
alkaloid.
Flavonoid
Sebanyak 0,1 g ekstrak kental dimasukkan dalam 5 mL etanol 70%,
ditambahkan HCl 37% sebanyak 10 tetes, larutan tersebut kemudian
dipanaskan dalam penangas air. Hasil positif ditunjukkan oleh adanya
perubahan warna menjadi kuning, jingga, atau merah.
Saponin
Sebanyak 0,1 g ekstrak kental dilarutkan dalam akuades. Selanjutnya
dipanaskan dalam penangas selama 2-3 menit kemudian dikocok dengan
kuat. Hasil positif adalah jika terbentuk buih stabil selama 30 detik.
Steroid, Triterpenoid
Sebanyak 1 mL sampel masing-masing dalam tabung reaksi A dan B.
Tabung A dicampurkan dengan 3 mL etanol 70%. Kemudian ditambahkan 2
mL H2SO4 pekat dan 2 mL asam asetat anhidrat. Hasil yang diperoleh yaitu
larutan berwarna biru atau hijau yang menunjukkan adanya steroid dalam
sampel. Tabung B ditambahkan kloroform 2 mL dan H2SO4 pekat 3 mL.
Tannin
Sebanyak 1 mL sampel dididihkan dalam penangas air dan disaring.
Filtratnya ditambahkan dengan 2-3 tetes FeCl3 1%. Hasil positif tannin yaitu
larutan kuning coklat gelap.
3.5 Uji Pengaruh Konsentrasi EKSAG (uji ketahanan ikan)
Ekstrak biji saga dibuat dalam berbagai konsentrasi, yaitu 1 g/L; 5 g/L;
7 g/L; 10 g/L; dan 15 g/L dalam aquades. Disediakan 6 kotak es dan diberi
label sesuai dengan konsentrasi yang dibuat dan es batu. Dalam satu kotak es
berisi 6 ekor ikan. Ikan direndam dalam larutan EKSAG selama 2 jam,
kemudian diperiksa keadaan fisiknya. Selanjutnya 3 jam setelah perendaman
-
5
dan 5 jam setelah perendaman. Setelah 24 jam diamati kembali dan dicatat
hasilnya.
3.6 Uji Pengaruh Konsentrasi EKSAG (uji ketahanan ikan metode 2)
Ekstrak biji saga dibuat dalam berbagai konsentrasi, yaitu 0,1 g/100mL;
0,5 g/100mL; 0,7 g/100mL; dan 1,0 g/100mL dalam aquades. Pengujian
metode 2 ini menggunakan daging ikan mujair seberat 50 gram. Daging
direndam dalam EKSAG berbagai konsentrasi selama 15 menit, kemudian
diamati keadaan fisiknya dalam gelas kimia yang ditutup plastik wrapper
selama 2 jam, 3 jam, 5 jam, dan 8 jam. Penilaian keadaan fisik dilakukan oleh
6 orang panelis agak terlatih dengan memberikan kuisioner.
3.7 Kerangka Operasional
Biji saga yang berwarna merah dan bertekstur keras dihancurkan hingga
diperoleh serbuk halusnya. Selanjutnya serbuk biji saga diekstraksi untuk
memperoleh ekstrak kental biji saga yang akan dijadikan sebgaai pengawet
ikan. Kemudian dilakukan pengujian pengaruh perbedaan konsentrasi
EKSAG yang digunakan untuk mengawetkan terhadap ketahanan ikan.
Sambil diuji ketahanan ikan, dilakukan pula identifikasi senyawa fitokimia
dalam ekstrak biji saga. Meliputi senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,
steroid, triterpenoid, dan tanin. Setelah diketahui konsentrasi EKSAG terbaik
untuk pengawet ikan selanjutnya diuji nutrisi, dalam hal ini yaitu protein ikan.
Biji saga Serbuk biji saga Ekstrak biji saga sebagai
pengawet ikan
Identifikasi senyawa fitokimia:
1. Alkaloid
2. Flavonoid
3. Saponin
4. Steroid
5. Triterpenoid
6. Tanin
Pengujian pengaruh konsentrasi
terhadap masa penyimpanan ikan.
Pengujian pengaruh EKSAG terhadap
kandungan nutrisi dan protein ikan.
-
6
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
4.1 Kemajuan Pekerjaan
Kemajuan pekerjaan sejauh ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian (10%)
Alat dan bahan dalam penelitian ini disiapkan secara berkala sesuai urutan
metode penelitian. Adapun alat yang telah disediakan dalam penelitian ini
yaitu lumpang dan alu, wadah bertutup, saringan, centong, gunting, lakban,
blender, gelas kimia, pipet tetes, tabung reaksi, kertas saring dan tisu.
Untuk bahan yang disisapkan adalah biji saga, etanol 70%, aquades,
kloroform, es batu, dan ikan mujaer.
2. Ekstrak kental biji saga (55%)
Untuk memperoleh ekstrak kental dari biji saga ini diperlukan waktu yang
cukup lama, oleh sebab itu nilai persentasenya cukup tinggi. Kesulitan yang
ditemui adalah saat penguapan ekstrak cair menjadi ekstrak kental. Pelarut
yang dihunakan untuk ekstraksi adalah etanol 70% dengan kandungan air
30% yang notabene sulit untuk diuapkan sehingga waktu yang diperlukan
untuk menjadi benar-benar kental cukup lama, yaitu sekitar 2 minggu.
3. Uji pengaruh konsentrasi EKSAG pada ikan (70%)
Dalam pengujian pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak biji saga yang
digunakan termasuk juga menguji ketahanan ikan. Parameter yang dinilai
meliputi bau, lendir, kekenyalan (tekstur) dan jumlah ikan yang busuk.
Pengamatan dilakukan setelah 2 jam, 3 jam, dan 5 jam perendaman. Hasil
yang diperoleh belum memenuhi harapan peneliti, oleh sebab itu peneliti
ingin melakukan uji ketahanan ikan ini dengan metode yang lain.
4. Uji pengaruh konsentrasi EKSAG pada ikan metode 2 (80%)
Pengujian ini, tujuannya adalah sama dengan pengujian sebelumnya yaitu
mengetahui perbedaan konsentrasi EKSAG yang digunakan terhadap
ketahanan ikan, hanya saja menggunakan metode yang berbeda. Parameter
yang dinilai meliputi bau, lendir, dan kekenyalan (tekstur). Pengamatan
dilakukan setelah 2 jam, 3 jam, 5 jam dan 8 jam perendaman. Hasil yang
diperoleh telah sesuai dengan harapan, yaitu semakin besar konsentrasi
EKSAG yang digunakan semakin baik ketahanan ikan.
5. Identifikasi senyawa fitokimia dalam ekstrak biji saga (90%)
Identifikasi senyawa fitokimia meliputi alkaloid, flavonoid, saponin,
steroid, tritepenoid, dan tanin. Pengujian dilakukan untuk membuktikan
adanya senyawa-senyawa yang dapat memperlambat laju pertumbuhan
bekteri pembusuk dalam ikan. Hasil positif diperoleh untuk senyawa
flavonoid dengan terbentuknya warna jingga. Positif untuk senyawa
saponin dengan terbentuknya buih stabil selama 30 detik. Positif untuk
senyawa steroid dengan terbentuknya warna hijau.
-
7
4.2 Ketercapaian Target dan Hasil
Berdasarkan target luaran yang diharapkan, kegiatan penelitian yang
telah dilakukan sudah mencapai satu dari dua target luaran yang disebutkan.
Pengujian terakhir adalah menguji kandungan nutrisi ikan setelah diberi
perlakuan.
Untuk uji ketahanan ikan yang direndam EKSAG berbagai konsentrasi
dengan metode 1, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil uji ketahanan ikan menggunakan EKSAG
Sampel Bau Lendir Kekenyalan Busuk
2 3 5 2 3 5 2 3 5 2 3 5
Es 1 1 1 0 0 0 6 6 6 0 0 0
1 g/L 1 1 2 0 0 0 6 6 6 0 0 0
5 g/L 1 1 2 0 0 0 6 6 6 0 0 0
7 g/L 2 3 4 0 0 0 6 6 6 0 0 0
10 g/L 1 2 3 0 0 1 6 6 5 0 0 0
15 g/L 2 4 5 0 0 0 6 6 5 0 0 0
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa setelah perendaman selama
2 jam, 3 jam dan 5 jam, semakin besar konsentrasi makin menyengat bau amis
sampel ikan. Tetapi data untuk konsentrasi 10 g/L kurang mendukung karena
hasilnya lebih menyengat bau amis dari konsentrasi 7 g/L daripada 10 g/L.
Untuk parameter lendir, data yang diperoleh cukup bagus tetapi pada
konsentrasi 10 g/L setelah 5 jam perendaman terdapat 1 dari 6 ekor ikan yang
berlendir. Untuk parameter kekenyalan menunjukkan semakin kaku ikan,
maka akan semakin baik. Dalam hal ini, data untuk konsentrasi 10 g/L dan 15
g/L setelah 5 jam perendaman menunjukkan bahwa masing-masing terdapat
1 dari 6 ekor dan 2 dari 6 ekor ikan yang teksturnya empuk (tidak kaku).
Sementara itu untuk parameter ikan busuk, selama 5 jam perendaman belum
ada ikan yang busuk.
Data yang tidak terlalu bagus ini tidak dapat dijadikan acuan, walaupun
metode dan prosedur telah sesuai tetapi hasil yang diperoleh ternyata di luar
dugaan. Hal tersebut diperkirakan karena ekstrak kental dilarutkan oleh air,
yang mana air merupakan salah satu faktor yang mempercepat terjadinya
pembusukan. Akan tetapi dari prosedur yang dijadikan acuan oleh peneliti,
perendaman dengan ekstrak lengkuas yang dilarutkan dalam air mampu
bertahan hingga 24 jam.
Untuk uji fitokimia, hasil yang diperoleh secara garis besar dapat
dijelaskan pada tabel berikut,
-
8
Tabel 2. Hasil uji fitokimia ekstrak biji saga
No Parameter Hasil
1 Flavonoid (+) jingga
2 Steroid (+) hijau
3 Saponin (+) buih stabil selama 30 detik
Tabel di atas menunjukkan bahwa ekstrak biji saga mengandung
senyawa flavoinoid, steroid dan saponin. Sementara itu untuk pengujian
ketahanan ikan dengan metode kering diperoleh rata-rata data dari 6 panelis
adalah,
Tabel 3. Hasil uji ketahanan ikan metode 2
Sampel Bau Lendir Kekenyalan
2 3 5 8 2 3 5 8 2 3 5 8
0,1 g/100mL 1 1 3 2 0 0 0 0 6 4 4 2
0,5 g/100mL 1 1 3 2 0 0 0 0 6 5 4 2
0,7 g/100mL 1 1 3 3 0 0 0 0 6 5 4 3
1,0 g/100mL 1 1 4 3 0 0 0 0 6 6 5 5
Hasil kuisioner untuk enam panelis pada tabel di atas menunjukkan
bahwa semakin besar konsentrasi EKSAG yang digunakan, maikn menyengat
bau yang dihasilkan. Hasil pengujian ini sama dengan metode sebelumnya.
Bau diperkirakan timbul dari EKSAG yang bercampur dengan bau daging
ikan. Sehingga makin besar konsentrasinya semakin menyengat pula bau
yang dihasilkan. Untuk parameter lendir, tidak ada lendir yang dihasilkan
oleh daging ikan pada semua konsentrasi EKSAG. Sementara itu untuk
parameter kekenyalan, hasil yang diperoleh telah sesuai dengan harapan
peneliti, yaitu semakin besar konsentrasi EKSAG makin baik tekstur
dagingnya.
4.3 Permasalahan
Permasalahan yang ditemui selama penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Teknis
Permasalahan dalam hal teknis yaitu pada penghancuran biji saga
menjadi serbuk halus. Oleh karena biji saga sangat keras, tidak ada jasa
penggilingan yang ditemui oleh pelaksana yang bersedia menggilingkan
sehingga pelaksana perlu menghancurkan manual dengan lumpang dan alu
kemudian dihaluskan dengan blender. Selain itu pada saat penguapan
ekstrak cair menjadi ekstrak kental. Hal tersebut sebab pelarut yang
digunakan etanol dengan kandungan air 30% yang membuatnya sulit untuk
menguap.
Selama pengujian terhadap ketahanan ikan juga ditemui permasalahan.
Hasil yang diperoleh di luar dugaan dan harapan peneliti. Oleh sebab itu
-
9
peneliti melakukan pengujian ulang dengan metode yang berbeda, yaitu
direndam selama 15 menit dengan EKSAG kemudian diangkat dan diamati
dalam keadaan kering (tidak terendam EKSAG).
4.4 Rekapitulasi Penggunaan Anggaran
Tabel 4. Ringkasan Anggaran Biaya
Pemasukan
Dana Dikti Rp 7.102.900,00
Total Rp 7.102.900,00
Pengeluaran
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 2.810.300,00
2. Bahan Habis Pakai 4.549.500,00
3. Perjalanan 1.192.000,00
4. Lain-lain
a. Penyusunan Proposal
b. Penyusunan Laporan
c. ATK
d. Poster
e. Uji kjedahl 2 sampel
f. Biaya internet dan komunikasi
g. Biaya 6 orang panelis
46.500,00
157.500,00
79.000,00
30.000,00
600.000,00
100.000,00
450.000,00
Jumlah Total 10.022.300,00
-
10
BAB 5. POTENSI HASIL
Dari penelitian yang telah dilakukan, apabila target luaran telah tercapai
seluruhnya maka artikel ilmiah dari penelitian ini akan dipublikasikan secara
nasional, sehingga dapat menjadi referensi dan sumber pustaka untuk peneliti lain.
Hasil dari penelitian ini salah satunya merupakan pembuktian peneliti lain bahwa
biji saga pohon (Adenanthera pavonina) mengandung senyawa fitokimia dalam
kelompok tannin yang berpotensi sebagai pengawet.
Penelitian ini juga menghasilkan produk instan berupa larutan formulasi
EKSAG. Produk ini berpotensi untuk dikomersilkan karena bahan baku dari
EKSAG banyak dan mudah diperoleh sehingga harga jualnya ekonomis.
Diperkirakan masyarakat akan dapat mudah beradaptasi dan menyukai EKSAG
karena dalam formulasinya bisa ditambahkan essens alami rasa jeruk.
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Dari persentase ketercapaian target kegiatan secara keseluruhan, penelitian
ini sudah terlaksana kurang lebih 90%. Adapun rencana yang akan dilakukan
selanjutnya untuk mencapai 100% antara lain:
1. Melakukan uji nutrisi dan protein ikan sebelum dan sesudah pengujian
ketahanan ikan.
2. Menyusun sebuah artikel ilmiah yang berisi data-data tentang kemampuan
ekstrak biji saga sebagai pengawet ikan.
-
11
LAMPIRAN
A. Anggaran Dana
Biaya Pemasukan
Dikti Rp 10.147.000,00
Total Rp 10.147.000,00
Biaya Pengeluaran
No Banyaknya Nama Barang/Bahan Harga Satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
1. Bahan Habis Pakai
10 kg Biji saga 10.000,00 100.000,00
12 kg Ikan mujaer 25.000,00 360.000,00
10 kg Es batu 3.500,00 35.000,00
5 L Aquades 25.000,00 25.000,00
10 L Etanol pa. 50.000,00 500.000,00
5 L Etanol 70% 25.000,00 125.000,00
1 L Formalin 55.000,00 55.000,00
1 L HCl pekat 215.000,00 215.000,00
500 mL H2SO4 pekat 78.000,00 390.000,00
2 L Kloroform 175.000,00 350.000,00
500 mL Asam asetat anhidrat 234.000,00 234.000,00
50 mL Reagen Meyer 5.000,00 250.000,00
50 mL Reagen Dragendroff 5.500,00 275.000,00
50 mL Reagen Wagner 5.000,00 250.000,00
500 mL Amonia 81.000,00 405.000,00
100 gram FeCl3 pa 5.200,00 520.000,00
1 roll Pita magnesium 245.000,00 245.000,00
15 L Aquades 25.000,00 75.000,00
800 mL Sabun sunlight 15.500,00 15.500,00
1 ball Tisu 25.000,00 25.000,00
Sewa Laboratorium 100.000,00 100.000,00
Jumlah 4.549.500,00
2. Peralatan Penunjang
1 set Alu dan lumpang 110.000,00 110.000,00
1 set Blender 560.000,00 560.000,00
3 buah Wadah bertutup 12.000,00 36.000,00
1 buah Saringan 7.000,00 7.000,00
3 buah Centong 5.000,00 15.000,00
6 buah Ice box 30.000,00 180.000,00
1 buah Gunting 15.600,00 15.600,00
1 buah Lakban coklat 14.700,00 14.700,00
2 buah Kain lap 10.000,00 20.000,00
2 lembar Kertas saring 5.000,00 10.000,00
1 buah Spatula kaca 5.000,00 5.000,00
-
12
2 meter Selang plastik 6.000,00 12.000,00
1 boks Masker tali 30.000,00 30.000,00
30 pasang Sarung tangan 5.000,00 150.000,00
1 pack pH universal 215.000,00 215.000,00
1 pack Kresek putih 30.000,00 30.000,00
6 vial Vial bertutup 1.500,00 9.000,00
1 buah Spatula aluminium 8.000,00 8.000,00
20 buah Pipet tetes 3.000,00 60.000,00
10 buah Tabung reaksi 10.000,00 100.000,00
3 buah Gelas kimia 1000 mL 70.000,00 210.000,00
3 buah Gelas kimia 100 mL 25.000,00 75.000,00
4 buah Cawan petri 30.000,00 120.000,00
6 buah Piring 6.000,00 36.000,00
1 buah Pinset 23.000,00 23.000,00
2 buah Kaca arloji 17.000,00 34.000,00
1 roll Wrapping plastic 31.000,00 31.000,00
1 buah Keranjang besar 15.000,00 15.000,00
2 buah Loyang kecil 12.000,00 24.000,00
2 buah Bak besar 45.000,00 90.000,00
9 hari Sewa oven 25.000,00 225.000,00
3 hari Sewa rotarory evap. 30.000,00 90.000,00
6 hari Waterbath 25.000,00 150.000,00
4 hari Pompa vakum 25.000,00 100.000,00
Jumlah 2.810.300,00
3. Perjalanan
12 kali
perjalanan
Transportasi untuk 3
orang
30.600,00 1.103.000,00
10 kg Biaya kirim biji saga 89.000,00 89.000,00
Jumlah 1.192.000,00
Lain-lain
4. 3 kali Print 26 lembar
proposal
500,00 39.000,00
3 kali Print 20 lembar
laporan kemajuan
500,00 30.000,00
3 kali Print 15 lembar log
book
1.500,00 67.500,00
3 kali Print 30 lembar
laporan akhir
500,00 45.000,00
12 kali Jilid 2.500,00 30.000,00
3 lembar Poster A3 10.000,00 30.000,00
1 buah Buku besar 13.500,00 13.500,00
1 buah Buku kwitansi besar 7.500,00 7.500,00
1 lusin Pena 25.000,00 25.000,00
1 rim Kertas HVS A4 33.000,00 33.000,00
1 set Biaya internet dan
komunikasi
100.000,00 100.000,00
-
13
6 orang Panelis uji ketahanan
ikan
75.000,00 450.000,00
2 sampel Uji protein kjedahl 300.000,00 600.000,00
Jumlah 1.470.500,00
Total (Rp) 10.022.300,00
Saldo
Pemasukan Rp 10.147.000,00
Pengeluaran Rp 10.022.300,00
Total Rp 124.700,00
-
14
B. DOKUMENTASI KEGIATAN
Biji saga segar
Dimaserasi (ekstraksi)
menggunakan pelarut etanol 70%
Proses evaporasi
ekstrak cair
Ekstrak kental dipanaskan dalam
waterbath agar menjadi lebih kental
Ekstrak kental
sebelum dilarutkan
Dihaluskan
Penimbangan ekstrak
kering untuk dijadikan
berbagai konsentrasi
Dilanjutkan
-
15
Ekstrak kental
setelah dilarutkan EKSAG direndamkan
pada ikan
Proses perendaman ikan
(uji pengaruh konsentrasi)
Kondisi ikan setelah 5
jam perendaman
Uji pH pada sampel
rendaman
Sampel ekstrak kering
biji saga Pengujian ketahanan ikan
dengan metode kering
Hasil uji fitokimia
(+) steroid,
warna hijau (+) flavonoid,
warna jingga (+) saponin,
buih stabil