pkmp - laporan kemajuan 2015 monev eksternal

20
LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: EKSAG: EKSTRAK BIJI SAGA (Adenanthera pavonina) SEBAGAI PENGAWET IKAN YANG AMAN DAN EKONOMIS BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN Diusulkan oleh: Nuril Khoiriyah (12030234022 Angkatan 2012) Putri Andhika (12030234206 Angkatan 2012) Dewi Umroh (14030654045 Angkatan 2014) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2015

Upload: nuriil-gracemiu

Post on 18-Sep-2015

50 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bbb

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KEMAJUAN

    PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM:

    EKSAG: EKSTRAK BIJI SAGA (Adenanthera pavonina) SEBAGAI

    PENGAWET IKAN YANG AMAN DAN EKONOMIS

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM PENELITIAN

    Diusulkan oleh:

    Nuril Khoiriyah (12030234022 Angkatan 2012)

    Putri Andhika (12030234206 Angkatan 2012)

    Dewi Umroh (14030654045 Angkatan 2014)

    UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

    SURABAYA

    2015

  • ii

    PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PKM-PENELITIAN

    1. Judul Kegiatan : Eksag: Ekstrak Biji Saga (Adenanthera

    Pavonina) sebagai Pengawet Ikan yang

    Aman dan Ekonomis

    2. Bidang Kegiatan : PKM-P

    3. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama Lengkap : NURIL KHOIRIYAH

    b. NIM : 12030234022

    c. Jurusan : KIMIA

    d. Universitas : Universitas Negeri Surabaya

    e. Alamat Rumah dan HP : Jl. Kediri No. 21 RT/RW 003/004 Cukir

    Diwek Jombang - 085790725101

    f. Alamat email : [email protected]

    4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang

    5. Dosen Pendamping

    a. Nama Lengkap dan Gelar : Prof. Dr. Suyatno, M.Si.

    b. NIDN : 0020076504

    c. Alamat Rumah dan HP : Western Village Blok A2 No.4 Benowo

    Surabaya - 085645385502

    6. Biaya Kegiatan Total

    a. Dikti : Rp 10.147.000,-

    b. Sumber lain : Rp -

    7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan

    Surabaya, 12 Mei 2015

    Menyetujui

    Pembantu Dekan III FMIPA UNESA Ketua Pelaksana Kegiatan

    (Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd.) (Nuril Khoiriyah)

    NIP. 19710708 2000031001 NIM. 12030234022

    Pembantu Rektor III Dosen Pendamping

    Universitas Negeri Surabaya

    (Prof. Dr. Warsono, M.S.) (Prof. Dr. Suyatno, M.Si.)

    NIP. 196005191985031002 NIDN. 0020076504

  • iii

    RINGKASAN

    Ikan merupakan salah satu bahan pangan masyarakat Indonesia yang

    jumlahnya melimpah. Namun ikan memiliki sifat yang mudah membusuk sehingga

    perlu dilakukan pengawetan agar ikan tetap segar selama beberapa hari. Sebagian

    besar ikan diberi es, tetapi berdasarkan penelitian dari sampel ikan asin yang

    diambil dari salah satu pasar di Sampang ternyata memiliki kadar formalin cukup

    tinggi yaitu 44,14 mg/kg (Hastuti, 2010). Artinya, penggunaan formalin untuk

    mengawetkan ikan masih banyak dilakukan. Di Madura sendiri terdapat banyak

    populasi saga pohon (Adenanthera pavonina) yang bijinya mengandung senyawa

    kimia yang mampu memberikan efek pengawetan terhadap ikan. Hasil ekstrak biji

    saga akan dijadikan pengawet alami untuk ikan, yaitu Ekstrak Biji Saga (EKSAG).

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengawet ikan dari ekstrak

    biji saga. Keutamaan dari penelitian ini adalah memanfaatkan biji saga pohon

    (Adenanthera pavonina) di daerah Sampang, Madura yang kurang memiliki daya

    guna menjadi suatu produk pengawet ikan yang bernilai guna tinggi. Hal ini penting

    dilakukan karena dapat menjadi salah satu upaya meminimalisir penggunaan

    pengawet dari bahan kimia yang berbahaya. Melalui Program Kreatifitas

    Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) diperoleh luaran yaitu sebuah artikel yang

    dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional dan menghasilkan produk EKSAG. Metode

    penelitiannya adalah dengan mengekstrak biji saga untuk menjadikan pengawet

    alami. Obyek penelitian yang digunakan adalah ikan mujair, dengan waktu menjadi

    variabel kontrol dan konsentrasi EKSAG sebagai manipulasi.

    Kata kunci: pengawetan ikan, ekstrak biji saga pohon (Adenanthera pavonina),

    formalin, Sampang.

  • iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

    RINGKASAN ................................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... v

    BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

    1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 2

    1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 2

    BAB 2. TARGET LUARAN .......................................................................... 2

    BAB 3. METODE ........................................................................................... 2

    3.1 Variabel Penelitian ...................................................................... 2

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 2

    3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan ................................................ 2

    3.4 Prosedur Penelitian ..................................................................... 3

    3.5 Uji Pengaruh Konsentrasi EKSAG (uji ketahanan ikan) ............ 4

    3.6 Uji Pengaruh Konsentrasi EKSAG (metode 2) .......................... 5

    3.7 Kerangka Operasional ................................................................. 5

    BAB 4. HASIL YANG DICAPAI .................................................................. 6

    4.1 Kemajuan Pekerjaan ................................................................... 6

    4.2 Ketercapaian Target dan Hasil .................................................... 6

    4.3 Permasalahan .............................................................................. 8

    4.4 Rekapitulasi Penggunaan Biaya .................................................. 9

    BAB 5. POTENSI HASIL .............................................................................. 10

    BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ......................................... 10

    LAMPIRAN .................................................................................................... 11

  • v

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Hasil uji ketahanan ikan menggunakan EKSAG .............................. 7

    Tabel 2. Hasil uji fitokimia ekstrak biji saga .................................................. 8

    Tabel 3. Hasil uji ketahanan ikan metode 2 .................................................... 8

    Tabel 4. Ringkasan Anggaran Biaya ................................................................ 9

  • 1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ikan merupakan salah satu bahan pangan masyarakat Indonesia yang

    jumlahnya melimpah. Namun ikan memiliki sifat yang mudah membusuk

    (Khairanita, 2013). Ikan segar dari sejak dipancing akan bertahan paling lama

    5-8 jam, kemudian ikan akan rusak dengan bau yang tak sedap. Salah satu

    penyebab terjadinya kerusakan ikan adalah terdapatnya bakteri pembusuk.

    Dua kelompok bakteri yang mampu hidup dan merusak produk ikan asin

    yaitu kelompok bakteri halofilik dan bakteri heterotoleran. Dalam

    pertumbuhannya bakteri halofilik sangat bergantung pada konsentrasi garam

    tertentu. Sementara itu kelompok bakteri heterotoleran merupakan bakteri

    yang mampu hidup pada media yang mengandung garam walaupun

    pertumbuhannya tidak memerlukan garam (Salosa, 2013).

    Sejauh ini, sebagian besar ikan diberi es agar bertahan lama namun

    tidak selama ketika diberi formalin. Di Indonesia ikan asin yang mengandung

    formalin masih banyak beredar dan dikonsumsi (Hastuti, 2010). Kabupaten

    Sampang merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Madura yang memiliki

    potensi di sektor Perikanan yang cukup besar. Sampel ikan asin yang diambil

    dari salah satu pasar di Sampang ternyata memiliki kadar formalin cukup

    tinggi yaitu 44,14 mg/kg (Hastuti, 2010). Artinya, penggunaan formalin

    untuk tujuan mengaweykan ikan masih banyak dilakukan.

    Saga pohon (Adenanthera pavonina) merupakan tanaman serbaguna,

    bermanfaat mulai dari biji, kayu, kulit batang dan daunnya. Biji saga pohon

    dapat dikonsumsi manusia, di beberapa daerah di Indonesia biji saga-pohon

    sudah biasa dimanfaatkan untuk bahan makanan (Suita, 2013). Hasil

    kandungan senyawa ekstrak biji saga pohon mengandung flavonoid, alkaloid,

    antitrypsin, saponin, hemaglutinin, dan faktor goitronik (Lukman, 1982

    dalam Sinaga, Tanpa Tahun). Biji saga juga merupakan salah satu tanaman

    yang mengandung senyawa yang bersifat pestisida nabati yaitu tannin

    (Susanti, 2007). Senyawa tannin mampu memberikan efek pengawetan

    terhadap ikan. Efektivitas antimikroba dalam mengawetkan bahan makanan

    terjadi baik dengan cara mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme

    maupun secara langsung memusnahkan seluruh atau sebagian

    mikroorganisme (Koswara, 2009).

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi ekstrak biji saga terhadap masa

    penyimpanan ikan?

  • 2

    2. Bagaimanakah efektivitas ekstrak biji saga sebagai pengawet makanan

    alami?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak biji saga dengan

    berbagai konsentrasi terhadap masa penyimpanan ikan.

    2. Untuk mengetahui efektivitas ekstrak biji saga sebagai pengawet makanan

    alami.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan nilai daya guna

    biji saga pohon, yang terdapat banyak di Madura, menjadi suatu produk

    pengawet ikan yang alami, aman, dan ekonomis. Juga sebagai upaya

    meminimalisasi penggunaan pengawet dari bahan kimia yang berbahaya.

    BAB 2. TARGET LUARAN

    Penelitian ini adalah penelitian dalam skala lab yang memiliki target utama

    untuk mengetahui apakah ekstrak biji saga dapat dijadikan pengawet ikan alami

    yang aman. Luaran yang diharapkan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

    1. Dihasilkan ekstrak biji saga berupa larutan formulasi dengan komposisi

    terbaik, EKSAG.

    2. Dihasilkan sebuah artikel ilmiah yang berisi data-data tentang kemampuan

    ekstrak biji saga sebagai pengawet ikan.

    BAB 3. METODE

    3.1 Variabel Penelitian

    Variabel manipulasi dari penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak kental, 1

    g/L; 5 g/L; 7 g/L; 10 g/L; dan 15 g/L. Sementara itu variabel kontrolnya

    adalah es batu dan lama perendaman. Untuk variabel responnya yaitu

    kandungan nutrisi dan protein ikan serta kondisi fisik ikan meliputi bau,

    kekenyalan, dan lendir.

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di laboratorium Organik Jurusan Kimia FMIPA

    Unesa selama bulan April s/d Mei 2015.

    3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan

    3.3.1 Alat

    Nama Alat Spesifikasi Jumlah

    Wadah bertutup Plastik 1

    Mortar dan alu Besi 1 set

    Sendok Aluminium; 2

  • 3

    besar dan kecil

    Blender Philips 1

    Corong Buchner d = 12 cm 1

    Erlenmeyer berpipa samping Duran; 500 mL 1

    Pompa vakum 1 set

    Botol bertutup Plastik 1 L 5

    Rotarory evaporator Buchi 1 set

    Pipet kaca - 10

    Pengaduk Aluminium 2

    Gelas kimia Pyrex; 1000 mL 2

    Loyang 15 x 20 cm 2

    Masker dan sarung tangan - 1 box

    Tisu - 1 ball

    3.3.2 Bahan

    Nama Bahan Spesifikasi

    Biji saga Segar, merah

    Etanol 70%

    Aquades Demin

    HCl pekat

    H2SO4 2 N

    FeCl3 1%

    NaCl 10%

    Kloroform -

    Ammonia -

    Pita Mg -

    Metanol 60-80%

    Reagen Lieberman-

    Burchard

    -

    Reagen Meyer -

    Reagen Dragendroff -

    Reagen Wagner -

    3.4 Prosedur Penelitian

    3.4.1 Preparasi sampel

    Biji saga sebanyak 10 kg ditumbuk dengan mortar dan alu. Diperoleh

    serbuk kasar dari biji saga, selanjutnya dihasulkan dengan blender sehingga

    diperoleh serbuk halusnya.

    3.4.2 Ekstraksi sampel

    Serbuk halus biji saga sebanyak masing-masing 1 kg dimasukkan wadah

    bertutup dan dimaserasi dengan 1.5 L pelarut etanol 70% selama 1x24 jam.

  • 4

    Kemudian campuran disaring menggunakan corong Buchner untuk diambil

    filtratnya (ekstrak cair). Filtrat lalu diuapkan pelarutnya menggunakan

    rotarory evaporator untuk diperoleh ekstrak kental. Untuk memaksimalkan

    penguapan maka sampel dioven pada suhu 50oC sehingga dihasilkan ekstrak

    kental dan kering etanol dari biji saga.

    3.4.3 Uji Kandungan Fitokimia

    Alkaloid

    Sebanyak 0,1 g ekstrak dilarutkan dalam kloroform. Ditambahkan HCl

    2 M sebanyak 5 mL dan ditambahkan 0,5 g NaCl. Larutan tersebut disaring.

    Filtrat yang diperoleh ditambahkan 3 tetes HCl 2M dan dibagi menjadi 4

    tabung. Tabung 1 ditambahkan reagen Wagner, tabung 2 ditambahkan reagen

    Meyer, tabung 3 ditambahkan reagen Dragendroff, sedangkan tabung 4

    digunakan sebagai blanko. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya

    alkaloid.

    Flavonoid

    Sebanyak 0,1 g ekstrak kental dimasukkan dalam 5 mL etanol 70%,

    ditambahkan HCl 37% sebanyak 10 tetes, larutan tersebut kemudian

    dipanaskan dalam penangas air. Hasil positif ditunjukkan oleh adanya

    perubahan warna menjadi kuning, jingga, atau merah.

    Saponin

    Sebanyak 0,1 g ekstrak kental dilarutkan dalam akuades. Selanjutnya

    dipanaskan dalam penangas selama 2-3 menit kemudian dikocok dengan

    kuat. Hasil positif adalah jika terbentuk buih stabil selama 30 detik.

    Steroid, Triterpenoid

    Sebanyak 1 mL sampel masing-masing dalam tabung reaksi A dan B.

    Tabung A dicampurkan dengan 3 mL etanol 70%. Kemudian ditambahkan 2

    mL H2SO4 pekat dan 2 mL asam asetat anhidrat. Hasil yang diperoleh yaitu

    larutan berwarna biru atau hijau yang menunjukkan adanya steroid dalam

    sampel. Tabung B ditambahkan kloroform 2 mL dan H2SO4 pekat 3 mL.

    Tannin

    Sebanyak 1 mL sampel dididihkan dalam penangas air dan disaring.

    Filtratnya ditambahkan dengan 2-3 tetes FeCl3 1%. Hasil positif tannin yaitu

    larutan kuning coklat gelap.

    3.5 Uji Pengaruh Konsentrasi EKSAG (uji ketahanan ikan)

    Ekstrak biji saga dibuat dalam berbagai konsentrasi, yaitu 1 g/L; 5 g/L;

    7 g/L; 10 g/L; dan 15 g/L dalam aquades. Disediakan 6 kotak es dan diberi

    label sesuai dengan konsentrasi yang dibuat dan es batu. Dalam satu kotak es

    berisi 6 ekor ikan. Ikan direndam dalam larutan EKSAG selama 2 jam,

    kemudian diperiksa keadaan fisiknya. Selanjutnya 3 jam setelah perendaman

  • 5

    dan 5 jam setelah perendaman. Setelah 24 jam diamati kembali dan dicatat

    hasilnya.

    3.6 Uji Pengaruh Konsentrasi EKSAG (uji ketahanan ikan metode 2)

    Ekstrak biji saga dibuat dalam berbagai konsentrasi, yaitu 0,1 g/100mL;

    0,5 g/100mL; 0,7 g/100mL; dan 1,0 g/100mL dalam aquades. Pengujian

    metode 2 ini menggunakan daging ikan mujair seberat 50 gram. Daging

    direndam dalam EKSAG berbagai konsentrasi selama 15 menit, kemudian

    diamati keadaan fisiknya dalam gelas kimia yang ditutup plastik wrapper

    selama 2 jam, 3 jam, 5 jam, dan 8 jam. Penilaian keadaan fisik dilakukan oleh

    6 orang panelis agak terlatih dengan memberikan kuisioner.

    3.7 Kerangka Operasional

    Biji saga yang berwarna merah dan bertekstur keras dihancurkan hingga

    diperoleh serbuk halusnya. Selanjutnya serbuk biji saga diekstraksi untuk

    memperoleh ekstrak kental biji saga yang akan dijadikan sebgaai pengawet

    ikan. Kemudian dilakukan pengujian pengaruh perbedaan konsentrasi

    EKSAG yang digunakan untuk mengawetkan terhadap ketahanan ikan.

    Sambil diuji ketahanan ikan, dilakukan pula identifikasi senyawa fitokimia

    dalam ekstrak biji saga. Meliputi senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,

    steroid, triterpenoid, dan tanin. Setelah diketahui konsentrasi EKSAG terbaik

    untuk pengawet ikan selanjutnya diuji nutrisi, dalam hal ini yaitu protein ikan.

    Biji saga Serbuk biji saga Ekstrak biji saga sebagai

    pengawet ikan

    Identifikasi senyawa fitokimia:

    1. Alkaloid

    2. Flavonoid

    3. Saponin

    4. Steroid

    5. Triterpenoid

    6. Tanin

    Pengujian pengaruh konsentrasi

    terhadap masa penyimpanan ikan.

    Pengujian pengaruh EKSAG terhadap

    kandungan nutrisi dan protein ikan.

  • 6

    BAB 4. HASIL YANG DICAPAI

    4.1 Kemajuan Pekerjaan

    Kemajuan pekerjaan sejauh ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

    1. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian (10%)

    Alat dan bahan dalam penelitian ini disiapkan secara berkala sesuai urutan

    metode penelitian. Adapun alat yang telah disediakan dalam penelitian ini

    yaitu lumpang dan alu, wadah bertutup, saringan, centong, gunting, lakban,

    blender, gelas kimia, pipet tetes, tabung reaksi, kertas saring dan tisu.

    Untuk bahan yang disisapkan adalah biji saga, etanol 70%, aquades,

    kloroform, es batu, dan ikan mujaer.

    2. Ekstrak kental biji saga (55%)

    Untuk memperoleh ekstrak kental dari biji saga ini diperlukan waktu yang

    cukup lama, oleh sebab itu nilai persentasenya cukup tinggi. Kesulitan yang

    ditemui adalah saat penguapan ekstrak cair menjadi ekstrak kental. Pelarut

    yang dihunakan untuk ekstraksi adalah etanol 70% dengan kandungan air

    30% yang notabene sulit untuk diuapkan sehingga waktu yang diperlukan

    untuk menjadi benar-benar kental cukup lama, yaitu sekitar 2 minggu.

    3. Uji pengaruh konsentrasi EKSAG pada ikan (70%)

    Dalam pengujian pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak biji saga yang

    digunakan termasuk juga menguji ketahanan ikan. Parameter yang dinilai

    meliputi bau, lendir, kekenyalan (tekstur) dan jumlah ikan yang busuk.

    Pengamatan dilakukan setelah 2 jam, 3 jam, dan 5 jam perendaman. Hasil

    yang diperoleh belum memenuhi harapan peneliti, oleh sebab itu peneliti

    ingin melakukan uji ketahanan ikan ini dengan metode yang lain.

    4. Uji pengaruh konsentrasi EKSAG pada ikan metode 2 (80%)

    Pengujian ini, tujuannya adalah sama dengan pengujian sebelumnya yaitu

    mengetahui perbedaan konsentrasi EKSAG yang digunakan terhadap

    ketahanan ikan, hanya saja menggunakan metode yang berbeda. Parameter

    yang dinilai meliputi bau, lendir, dan kekenyalan (tekstur). Pengamatan

    dilakukan setelah 2 jam, 3 jam, 5 jam dan 8 jam perendaman. Hasil yang

    diperoleh telah sesuai dengan harapan, yaitu semakin besar konsentrasi

    EKSAG yang digunakan semakin baik ketahanan ikan.

    5. Identifikasi senyawa fitokimia dalam ekstrak biji saga (90%)

    Identifikasi senyawa fitokimia meliputi alkaloid, flavonoid, saponin,

    steroid, tritepenoid, dan tanin. Pengujian dilakukan untuk membuktikan

    adanya senyawa-senyawa yang dapat memperlambat laju pertumbuhan

    bekteri pembusuk dalam ikan. Hasil positif diperoleh untuk senyawa

    flavonoid dengan terbentuknya warna jingga. Positif untuk senyawa

    saponin dengan terbentuknya buih stabil selama 30 detik. Positif untuk

    senyawa steroid dengan terbentuknya warna hijau.

  • 7

    4.2 Ketercapaian Target dan Hasil

    Berdasarkan target luaran yang diharapkan, kegiatan penelitian yang

    telah dilakukan sudah mencapai satu dari dua target luaran yang disebutkan.

    Pengujian terakhir adalah menguji kandungan nutrisi ikan setelah diberi

    perlakuan.

    Untuk uji ketahanan ikan yang direndam EKSAG berbagai konsentrasi

    dengan metode 1, diperoleh data sebagai berikut:

    Tabel 1. Hasil uji ketahanan ikan menggunakan EKSAG

    Sampel Bau Lendir Kekenyalan Busuk

    2 3 5 2 3 5 2 3 5 2 3 5

    Es 1 1 1 0 0 0 6 6 6 0 0 0

    1 g/L 1 1 2 0 0 0 6 6 6 0 0 0

    5 g/L 1 1 2 0 0 0 6 6 6 0 0 0

    7 g/L 2 3 4 0 0 0 6 6 6 0 0 0

    10 g/L 1 2 3 0 0 1 6 6 5 0 0 0

    15 g/L 2 4 5 0 0 0 6 6 5 0 0 0

    Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa setelah perendaman selama

    2 jam, 3 jam dan 5 jam, semakin besar konsentrasi makin menyengat bau amis

    sampel ikan. Tetapi data untuk konsentrasi 10 g/L kurang mendukung karena

    hasilnya lebih menyengat bau amis dari konsentrasi 7 g/L daripada 10 g/L.

    Untuk parameter lendir, data yang diperoleh cukup bagus tetapi pada

    konsentrasi 10 g/L setelah 5 jam perendaman terdapat 1 dari 6 ekor ikan yang

    berlendir. Untuk parameter kekenyalan menunjukkan semakin kaku ikan,

    maka akan semakin baik. Dalam hal ini, data untuk konsentrasi 10 g/L dan 15

    g/L setelah 5 jam perendaman menunjukkan bahwa masing-masing terdapat

    1 dari 6 ekor dan 2 dari 6 ekor ikan yang teksturnya empuk (tidak kaku).

    Sementara itu untuk parameter ikan busuk, selama 5 jam perendaman belum

    ada ikan yang busuk.

    Data yang tidak terlalu bagus ini tidak dapat dijadikan acuan, walaupun

    metode dan prosedur telah sesuai tetapi hasil yang diperoleh ternyata di luar

    dugaan. Hal tersebut diperkirakan karena ekstrak kental dilarutkan oleh air,

    yang mana air merupakan salah satu faktor yang mempercepat terjadinya

    pembusukan. Akan tetapi dari prosedur yang dijadikan acuan oleh peneliti,

    perendaman dengan ekstrak lengkuas yang dilarutkan dalam air mampu

    bertahan hingga 24 jam.

    Untuk uji fitokimia, hasil yang diperoleh secara garis besar dapat

    dijelaskan pada tabel berikut,

  • 8

    Tabel 2. Hasil uji fitokimia ekstrak biji saga

    No Parameter Hasil

    1 Flavonoid (+) jingga

    2 Steroid (+) hijau

    3 Saponin (+) buih stabil selama 30 detik

    Tabel di atas menunjukkan bahwa ekstrak biji saga mengandung

    senyawa flavoinoid, steroid dan saponin. Sementara itu untuk pengujian

    ketahanan ikan dengan metode kering diperoleh rata-rata data dari 6 panelis

    adalah,

    Tabel 3. Hasil uji ketahanan ikan metode 2

    Sampel Bau Lendir Kekenyalan

    2 3 5 8 2 3 5 8 2 3 5 8

    0,1 g/100mL 1 1 3 2 0 0 0 0 6 4 4 2

    0,5 g/100mL 1 1 3 2 0 0 0 0 6 5 4 2

    0,7 g/100mL 1 1 3 3 0 0 0 0 6 5 4 3

    1,0 g/100mL 1 1 4 3 0 0 0 0 6 6 5 5

    Hasil kuisioner untuk enam panelis pada tabel di atas menunjukkan

    bahwa semakin besar konsentrasi EKSAG yang digunakan, maikn menyengat

    bau yang dihasilkan. Hasil pengujian ini sama dengan metode sebelumnya.

    Bau diperkirakan timbul dari EKSAG yang bercampur dengan bau daging

    ikan. Sehingga makin besar konsentrasinya semakin menyengat pula bau

    yang dihasilkan. Untuk parameter lendir, tidak ada lendir yang dihasilkan

    oleh daging ikan pada semua konsentrasi EKSAG. Sementara itu untuk

    parameter kekenyalan, hasil yang diperoleh telah sesuai dengan harapan

    peneliti, yaitu semakin besar konsentrasi EKSAG makin baik tekstur

    dagingnya.

    4.3 Permasalahan

    Permasalahan yang ditemui selama penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Teknis

    Permasalahan dalam hal teknis yaitu pada penghancuran biji saga

    menjadi serbuk halus. Oleh karena biji saga sangat keras, tidak ada jasa

    penggilingan yang ditemui oleh pelaksana yang bersedia menggilingkan

    sehingga pelaksana perlu menghancurkan manual dengan lumpang dan alu

    kemudian dihaluskan dengan blender. Selain itu pada saat penguapan

    ekstrak cair menjadi ekstrak kental. Hal tersebut sebab pelarut yang

    digunakan etanol dengan kandungan air 30% yang membuatnya sulit untuk

    menguap.

    Selama pengujian terhadap ketahanan ikan juga ditemui permasalahan.

    Hasil yang diperoleh di luar dugaan dan harapan peneliti. Oleh sebab itu

  • 9

    peneliti melakukan pengujian ulang dengan metode yang berbeda, yaitu

    direndam selama 15 menit dengan EKSAG kemudian diangkat dan diamati

    dalam keadaan kering (tidak terendam EKSAG).

    4.4 Rekapitulasi Penggunaan Anggaran

    Tabel 4. Ringkasan Anggaran Biaya

    Pemasukan

    Dana Dikti Rp 7.102.900,00

    Total Rp 7.102.900,00

    Pengeluaran

    No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

    1. Peralatan Penunjang 2.810.300,00

    2. Bahan Habis Pakai 4.549.500,00

    3. Perjalanan 1.192.000,00

    4. Lain-lain

    a. Penyusunan Proposal

    b. Penyusunan Laporan

    c. ATK

    d. Poster

    e. Uji kjedahl 2 sampel

    f. Biaya internet dan komunikasi

    g. Biaya 6 orang panelis

    46.500,00

    157.500,00

    79.000,00

    30.000,00

    600.000,00

    100.000,00

    450.000,00

    Jumlah Total 10.022.300,00

  • 10

    BAB 5. POTENSI HASIL

    Dari penelitian yang telah dilakukan, apabila target luaran telah tercapai

    seluruhnya maka artikel ilmiah dari penelitian ini akan dipublikasikan secara

    nasional, sehingga dapat menjadi referensi dan sumber pustaka untuk peneliti lain.

    Hasil dari penelitian ini salah satunya merupakan pembuktian peneliti lain bahwa

    biji saga pohon (Adenanthera pavonina) mengandung senyawa fitokimia dalam

    kelompok tannin yang berpotensi sebagai pengawet.

    Penelitian ini juga menghasilkan produk instan berupa larutan formulasi

    EKSAG. Produk ini berpotensi untuk dikomersilkan karena bahan baku dari

    EKSAG banyak dan mudah diperoleh sehingga harga jualnya ekonomis.

    Diperkirakan masyarakat akan dapat mudah beradaptasi dan menyukai EKSAG

    karena dalam formulasinya bisa ditambahkan essens alami rasa jeruk.

    BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

    Dari persentase ketercapaian target kegiatan secara keseluruhan, penelitian

    ini sudah terlaksana kurang lebih 90%. Adapun rencana yang akan dilakukan

    selanjutnya untuk mencapai 100% antara lain:

    1. Melakukan uji nutrisi dan protein ikan sebelum dan sesudah pengujian

    ketahanan ikan.

    2. Menyusun sebuah artikel ilmiah yang berisi data-data tentang kemampuan

    ekstrak biji saga sebagai pengawet ikan.

  • 11

    LAMPIRAN

    A. Anggaran Dana

    Biaya Pemasukan

    Dikti Rp 10.147.000,00

    Total Rp 10.147.000,00

    Biaya Pengeluaran

    No Banyaknya Nama Barang/Bahan Harga Satuan

    (Rp)

    Jumlah (Rp)

    1. Bahan Habis Pakai

    10 kg Biji saga 10.000,00 100.000,00

    12 kg Ikan mujaer 25.000,00 360.000,00

    10 kg Es batu 3.500,00 35.000,00

    5 L Aquades 25.000,00 25.000,00

    10 L Etanol pa. 50.000,00 500.000,00

    5 L Etanol 70% 25.000,00 125.000,00

    1 L Formalin 55.000,00 55.000,00

    1 L HCl pekat 215.000,00 215.000,00

    500 mL H2SO4 pekat 78.000,00 390.000,00

    2 L Kloroform 175.000,00 350.000,00

    500 mL Asam asetat anhidrat 234.000,00 234.000,00

    50 mL Reagen Meyer 5.000,00 250.000,00

    50 mL Reagen Dragendroff 5.500,00 275.000,00

    50 mL Reagen Wagner 5.000,00 250.000,00

    500 mL Amonia 81.000,00 405.000,00

    100 gram FeCl3 pa 5.200,00 520.000,00

    1 roll Pita magnesium 245.000,00 245.000,00

    15 L Aquades 25.000,00 75.000,00

    800 mL Sabun sunlight 15.500,00 15.500,00

    1 ball Tisu 25.000,00 25.000,00

    Sewa Laboratorium 100.000,00 100.000,00

    Jumlah 4.549.500,00

    2. Peralatan Penunjang

    1 set Alu dan lumpang 110.000,00 110.000,00

    1 set Blender 560.000,00 560.000,00

    3 buah Wadah bertutup 12.000,00 36.000,00

    1 buah Saringan 7.000,00 7.000,00

    3 buah Centong 5.000,00 15.000,00

    6 buah Ice box 30.000,00 180.000,00

    1 buah Gunting 15.600,00 15.600,00

    1 buah Lakban coklat 14.700,00 14.700,00

    2 buah Kain lap 10.000,00 20.000,00

    2 lembar Kertas saring 5.000,00 10.000,00

    1 buah Spatula kaca 5.000,00 5.000,00

  • 12

    2 meter Selang plastik 6.000,00 12.000,00

    1 boks Masker tali 30.000,00 30.000,00

    30 pasang Sarung tangan 5.000,00 150.000,00

    1 pack pH universal 215.000,00 215.000,00

    1 pack Kresek putih 30.000,00 30.000,00

    6 vial Vial bertutup 1.500,00 9.000,00

    1 buah Spatula aluminium 8.000,00 8.000,00

    20 buah Pipet tetes 3.000,00 60.000,00

    10 buah Tabung reaksi 10.000,00 100.000,00

    3 buah Gelas kimia 1000 mL 70.000,00 210.000,00

    3 buah Gelas kimia 100 mL 25.000,00 75.000,00

    4 buah Cawan petri 30.000,00 120.000,00

    6 buah Piring 6.000,00 36.000,00

    1 buah Pinset 23.000,00 23.000,00

    2 buah Kaca arloji 17.000,00 34.000,00

    1 roll Wrapping plastic 31.000,00 31.000,00

    1 buah Keranjang besar 15.000,00 15.000,00

    2 buah Loyang kecil 12.000,00 24.000,00

    2 buah Bak besar 45.000,00 90.000,00

    9 hari Sewa oven 25.000,00 225.000,00

    3 hari Sewa rotarory evap. 30.000,00 90.000,00

    6 hari Waterbath 25.000,00 150.000,00

    4 hari Pompa vakum 25.000,00 100.000,00

    Jumlah 2.810.300,00

    3. Perjalanan

    12 kali

    perjalanan

    Transportasi untuk 3

    orang

    30.600,00 1.103.000,00

    10 kg Biaya kirim biji saga 89.000,00 89.000,00

    Jumlah 1.192.000,00

    Lain-lain

    4. 3 kali Print 26 lembar

    proposal

    500,00 39.000,00

    3 kali Print 20 lembar

    laporan kemajuan

    500,00 30.000,00

    3 kali Print 15 lembar log

    book

    1.500,00 67.500,00

    3 kali Print 30 lembar

    laporan akhir

    500,00 45.000,00

    12 kali Jilid 2.500,00 30.000,00

    3 lembar Poster A3 10.000,00 30.000,00

    1 buah Buku besar 13.500,00 13.500,00

    1 buah Buku kwitansi besar 7.500,00 7.500,00

    1 lusin Pena 25.000,00 25.000,00

    1 rim Kertas HVS A4 33.000,00 33.000,00

    1 set Biaya internet dan

    komunikasi

    100.000,00 100.000,00

  • 13

    6 orang Panelis uji ketahanan

    ikan

    75.000,00 450.000,00

    2 sampel Uji protein kjedahl 300.000,00 600.000,00

    Jumlah 1.470.500,00

    Total (Rp) 10.022.300,00

    Saldo

    Pemasukan Rp 10.147.000,00

    Pengeluaran Rp 10.022.300,00

    Total Rp 124.700,00

  • 14

    B. DOKUMENTASI KEGIATAN

    Biji saga segar

    Dimaserasi (ekstraksi)

    menggunakan pelarut etanol 70%

    Proses evaporasi

    ekstrak cair

    Ekstrak kental dipanaskan dalam

    waterbath agar menjadi lebih kental

    Ekstrak kental

    sebelum dilarutkan

    Dihaluskan

    Penimbangan ekstrak

    kering untuk dijadikan

    berbagai konsentrasi

    Dilanjutkan

  • 15

    Ekstrak kental

    setelah dilarutkan EKSAG direndamkan

    pada ikan

    Proses perendaman ikan

    (uji pengaruh konsentrasi)

    Kondisi ikan setelah 5

    jam perendaman

    Uji pH pada sampel

    rendaman

    Sampel ekstrak kering

    biji saga Pengujian ketahanan ikan

    dengan metode kering

    Hasil uji fitokimia

    (+) steroid,

    warna hijau (+) flavonoid,

    warna jingga (+) saponin,

    buih stabil