proposal pkmp irma

Upload: dhika-mahardhikapramuda

Post on 06-Jul-2015

363 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

A. Judul Pengaruh Senam Hamil Terhadap Lama Persalinan Kala II Pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan B. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi pemerintah karena angka kematian ibu melahirkan masih sangat tinggi, yaitu sekitar 291/100.000 kelahiran hidup. Itu berarti setiap tahun 13.778 kematian ibu atau setiap 2 jam ada ibu hamil, bersalin, nifas yang meninggal karena berbagai penyakit (WHO, 2000). Hasil studi yang dilakukan Senewe (2003) menunjukkan bahwa dari 23,5% responden yang mengalami komplikasi pada waktu persalinan, menunjukkan komplikasi terbesar adalah partus lama (15,4%). Di dalam Rencana Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2006 disebutkan bahwa dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, visi MPS adalah kehamilan dan persalinan di Indonesia yang berlangsung aman, serta yang dilahirkan hidup dan sehat. Kehamilan biasa menjadi kabar baik, namun dalam prosesnya bisa menyebabkan masalah, hamil yang nyaman serta mudah dan aman dalam persalinan menjadi salah satu faktor utama ibu-ibu melakukan senam hamil. Senam hamil amat dianjurkan pada wanita hamil agar saat melahirkan tiba dapat dijalani lebih mulus. Salah satu senam hamil yang banyak diperbicangkan adalah metode Pilates. Menurut Joseph Pilates, pencipta 34 gerakan dasar senam hamil sejak tahun 1920, terdapat 8 prinsip utama didalamnya, meliputi konsentrasi, pernapasan, pemusatan gerakan, kontrol gerakan, posisi dalam melakukan gerakan dan isolasi terhadap otot yang dilatih. Melalui senam hamil serta latihan untuk mengkoordinasikan semua kekuatan saat persalinan diharapkan secara normal, tidak terlalu takut, akan mengurangi rasa sakit dan mempunyai kepercayaan diri yang tetap mantap (Manuaba, 1999: 116). Selain itu, ada tiga hal yang mempengaruhi proses persalinan yaitu tenaga, jalan lahir dan janin. Sampai saat ini yang dapat dimanipulasi/dikendalikan adalah masalah tenaga atau power, yaitu ditingkatkan dengan senam hamil. Senam hamil merupakan suatu program latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses persalinan, serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi persalinan. Senam hamil memberi manfaat terhadap komponen biomotorik otot yang dilatih, dan juga dapat meningkatkan daya tahan kardiorespirasi dengan meningkatkan konsumsi oksigen. Senam atau latihan selama kehamilan memberikan efek positif terhadap pembukaan serviks dan aktivitas uterus yang terkoodinasi saat persalinan, juga ditemukan secara bermakna onset persalinan yang lebih awal dan lama persalinan yang lebih singkat dibandingkan dengan yang tidak melanjutkan senam hamil. Penemuan ini juga didukung oleh Artal, dkk (1999)

2

dalam penelitian mereka mendapatkan hasil bahwa lama persalinan lebih singkat pada wanita yang melakukan senam selama kehamilannya dibandingkan dengan yang tidak melakukan senam. Menurut hasil penelitian Sofoewan (1998) di Yogyakarta disebutkan ia telah meneliti 100 wanita primigravida, didapatkan bahwa kejadian partus lama lebih kecil secara bermakna (p=0,031) di kalangan wanita hamil yang melakukan senam hamil dan juga lama persalinan kala II-nya juga secara bermakna lebih singkat dari pada yang tidak melakukan senam hamil. Pada dasarnya bidan menganjurkan kepada ibu-ibu hamil untuk melakukan aktifitas sehari-hari seperti : mengepel lantai, menyapu, dan mencuci. Ini dilakukan dengan tujuan agar melatih otototot agar lebih rileks, serta ibu dapat mengatur pernapasannya. Seiring dengan perkembangan zaman, konsep tradisional ini telah disempurnakan dengan gerakan-gerakan yang lebih teratur, terarah dan sistematis, berupa senam hamil sehingga manfaatnya pun lebih terarah dan jelas pada setiap gerakannya. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilaksanaan bersamaan dengan pelaksanaan Praktek Kebidanan Komunitas di Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan, ternyata banyak ditemukan kejadian partus lama, terutama pada kala II. Sehingga banyak hal-hal yang fisiologis menjadi kejadian patologis dikarenakan proses mengedan yang terlalu lama pada kala II yang melampaui ambang batas normal yang semestinya, dan menyebabkan kejadian-kejadian seperti: edema pada serviks dan vagina, trauma, prolaps uteri, perdarahan dan distres pada bayi. Berdasarkan hal tersebut di atas diperlukan solusi dan pemecahan masalah tentang partus lama pada kala II, dengan mencoba meningkatkan kualitas Asuhan Kebidanan dan Gerakan Sayang Ibu (GSI) dengan mengadakan kegiatan yang dapat membantu kelancaran proses persalinan yaitu senam hamil. Atas dasar tersebut penulis memandang penting untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai Pengaruh Senam Hamil Terhadap Lama Persalinan Kala II Pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan.

3

C. Perumusan Masalah Persalinan (partus) lama merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada proses persalinan, khususnya yang terjadi pada ibu yang pertama kali melahirkan (primigravida). Banyak faktor yang menjadi penyebab partus lama, salah satunya adalah faktor jalan lahir yang kaku seperti perineum. Senam hamil merupakan senam yang kini semakin banyak dipraktikkan yang salah satu tujuannya adalah merelaksasikan otot otot dan ligamentum yang berada di sekitar jalan lahir. Gerakan-gerakan yang terdapat pada senam hamil diduga akan mampu mengurangi kekakuan jalan lahir bagian lunak, sehingga dapat memperlancar proses kelahiran bayi. Atas dasar itu, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang Apakah terdapat pengaruh senam hamil terhadap lama persalinan kala II pada ibu primigravida?

D. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini dapat dijabarkan ke dalam tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap lama persalinan kala II pada ibu primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan. 2. Khusus a. Untuk mengetahui gambaran rata-rata lama persalinan Kala IIpada ibu primigravida yang melakukan senam hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan b. Untuk mengetahui gambaran rata-rata lama persalinan Kala II pada ibu primigravida yang tidak melakukan senam hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan c. Untuk mengetahui perbedaan lama persalinan Kala II pada ibu primigravida yang melakukan senam hamil dengan yang tidak melakukan senam hamil. d. Untuk mengetahui koefisien determinan pengaruh senam hamil terhadap lama persalinan Kala II di Wilayah Kerja Puskesmas Maleber E. Luaran yang Diharapkan Melalui penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu artikel ilmiah yang menjadi rekomendasiterhadap pentingnya pemberian layanan senam hamil yang diintegrasikan sebagai bagian dari paket perawatan kehamilan dasar di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mendorong para bidan yang berpraktik mandiri untuk menjadikan senam hamil sebagai bagian dari pelayanan kebidanan profesional, khususnya dalam perawatan kehamilan baik yang bekerja di pusat pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) maupun yang bekerja di komunitas.

4

F. Kegunaan 1. Bagi Institusi Penelitian ini diharapkan dapat mendorong optimalisasi sistem pembinaan kemahasiswaan yang selama ini telah dilakukan, terutama dalam hal meningkatkan kegiatan kemahasiswaan yang dapat menunjang secara langsung prestasi akademik mahasiswa secara berkelanjutan. 2. Bagi Badan Eksekutif Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivator khususnya bagi para aktifis organisasi kemahasiswaan intrakampus untuk lebih kreatif dalam menggagas kegiatan kemahasiswaan yang benar-benar dapat meningkatkan softskills bagi mahasiswa. 3. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

G. Tinjauan Pustaka 1. Kebutuhan Ibu Hamil Kehamilan adalah masa kehamilan yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hasil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.Kehamilan

5

dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai bulan keenam, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002: 89). Kehamilan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh setiap wanita subur dan karenanya terdapat serangkaian perubahan fisik, fisiologis, dan psikologis khususnya pada ibu hamil. Berbagai perubahan fisik dan fisiologis ini pada akhirnya menimbulkan berbagai tanda-tanda kehamilan, baik tanda-tanda pasti maupun tanda-tanda tidak pasti kehamilan. Menurut Mansjoer (1999:253), terdapat beberapa gejala kehamilan tidak pasti di antaranya amenore (tidak terdapat haid), nausea (enek) dengan/atau tanpa vomitus (muntah) yang sering terjadi pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut juga morning sickness, mengidam atau menginginkan makanan atau minuman tertentu, konstipasi, sering kencing, mungkin pingsan dan mudah lelah dan kadang terjadi anoreksia (tidak ada nafsu makan).Selain itu terdapat pula beberapa tanda lainnya seperti munculnya pigmentasi kulit terjadi kira-kira minggu ke-12 atau lebih dan timbul di pipi, hidung dan dahi, leukore, epulis (hipertrofi papilla gingiva) sering terjadi pada trimester pertama kehamilan, payudara menjadi tegang dan membesar, pembesaran abdomen, suhu basal meningkat, perubahan organ-organ dalam pelvic missal Tanda Chadwick, Tanda Hegar, Tanda Piskscek dan Tanda Braxton-Hicks dan tes kehamilan (Mansjoer, 1999: 253-254). Selain tanda tidak pasti, juga terdapat tanda-tanda pasti dari adanya suatu kehamilan. Di antara tanda pasti itu adalah pada pemeriksaan palpasi dirasakan bagian janin dan adanya gerakan janin, pada auskultasi terdengar Bunyi Jantung Janin (BJJ), terlihat gambaran janin dengan menggunakan untrasonografi (USG) dan tampak kerangka janin pada pemeriksaan radiologis terhadap janin (Mansjoer, 1999: 254). Berbagai perubahan fisiologis tersebut sudah tentu menimbulkan berbagai ketidaknyamanan baik secara fisik maupun psikis. Di antara berbagai ketidaknyamanan yang terjadi selama kehamilan antara lain adalah timbulnya nyeri perut bagian bawah, nyeri punggung seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, sesak nafas seiring dengan semakin membesarnya uterus yang mendesak diafragma, sembelit atau konstipasi karena pengaruh hormonal sehingga saluran napas mengalami penurunan peristaltik, mual dan muntah, sering kencing karena desakan kandung kemih oleh karena pembesaran uterus, mimisan atau gusi berdarah juga karena pengaruh hormonal. Selain itu ada juga ibu hamil yang mengalami panas pada bagian ulu hati serta kejang-kejang atau kram pada kaki (Chandra, 2005). Atas dasar berbagai perubahan fisik dan fisiologis serta munculnya berbagai ketidaknyamanan selama kehamilan tersebut, maka sudah pasti ibu hamil memiliki berbagai kebutuhan khusus di antaranya: a. Pernapasan

6

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

Perubahan yang terjadi pada fisik ibu hamil biasanya menyebabkan ketidaknyaman pada wanita hamil. Fungsi relaksasi bisa membantu seorang wanita mengatasi hal ini yaitu di antaranya dengan pernapasan. Selain itu, pernapasan bisa melatih otot dinding perut dan diafragma sehingga berfungsi saat persalinan (Manuaba, 1998: 141). Personal Hygiene Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri sendiri. Mulai dari merawat kebersihan gigi, pemenuhan kebutuhan kalsium, rutinitas mandi, perawatan rambut, perawatan payudara, vagina, dan perawatan kuku. Seksual Kehamilan bukan merupakan halangan untuk berhubungan seksual, hanya saja pada saat kehamilan sedapat mungkin dikurangi, terutama pada kehamilan muda dan kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan karena dapat membahayakan. Karena bila terjadi kurang hygiene, ketuban bisa pecah, dan persalinan bisa terangsang karena, sperma mengandung prostaglandin (Booth, 2004: 86). Pakaian Pakaian yang dikenakan harus nyaman, mudah menyerap keringat, mudah dicuci, pakaian tidak boleh terlalu ketat (Manuaba, 1998:140). Pekerjaan Seorang yang hamil harusnya berhenti bekerja di luar rumah sangat tergantung pada jenis pekerjaannya, apakah lingkungan pekerjaan mengancam kehamilan/tidak dan seberapa besar energi fisik dan mental yang diperlukan dalam bekerja. Mobilisasi Ibu hamil harus mengetahui cara memperlakukan diri dengan baik, dan kiat berdiri, duduk, dan mengangkat badan tanpa menjadi tegang. Istirahat Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yag melelahkan, wanita hamil harus menghindari duduk dan berdiri dalam waktu yang lama. Pola istirahat ibu harus benar-benar dijaga, tidur malam kurang lebih 8 jam dan tidur siang 1 jam. Olah raga Olah raga bisa memberi energi lebih dan membantu tidur lebih baik. Kegiatan tersebut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan mengurangi ketegangan dan melepaskan hormon yang mengurangi rasa sakit dan mengangkat mood. Olah raga juga bisa meningkatkan kekuatan dan stamina ibu hamil (Booth, 2004: 101).

2. Senam Hamil Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Oleh karena itu, senam hamil memiliki prinsip-prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Latihan-latihan pada

7

senam hamil dirancang khusus untuk menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selama kehamilan, serta mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam menghadapi persalinan. Tujuan dari program senam hamil adalah membantu ibu hamil agar nyaman, aman dari sejak bayi dalam kandungan hingga lahir (kuhartanti, 2004). Menurut Endjun, seorang calon ibu membutuhkan bantuan untuk persiapan mental menjelang melahirkan dan disarankan agar perempuan hamil mengikuti senam hamil pada saat usia kandungan mencapai 6 bulan ke atas (Solihah, 2004: 118). Pergerakan dan latihan dari senam kehamilan tidak saja menguntungkan bagi ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang dikandungnya. Pada saat bayi mulai bernapas sendiri, maka oksigen akan mengalir kepadanya melalui plasenta yaitu dari aliran darah ibunya ke dalam aliran darah bayi yang dikandung. Senam kehamilan akan menambah jumlah oksigen dalam darah di seluruh tubuh ibu dan karena itu aliran oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan manjadi lancar. Senam kehamilan tidak saja mengatur berat tubuh ibu, tetapi juga mengurangi jumlah jaringan lemak dan memperbaiki bentuk dan perkembangan dari otot-otot tubuh. Selain itu, senam hamil dapat membantu menghilangkan, mengurangi ataupun menghindarkan terjadinya bekas-bekas kehamilan, terutama pada kulit seperti terjadinya pigmentasi pada daerah tertentu dan lain-lain (Kuhartanti, 2004). Mengacu pada sasaran utama senam hamil yaitu menyamankan kehamilan dan mempermudah persalinan, maka program senam hamil ditujukan untuk: 1) mencegah terjadinya kelainan letak, 2) mengendurkan ketegangan dan perasaan cemas, 3) menyamankan kehamilan dan mempermudah persalinan, 4) mempersingkat waktu persalinan dan mengurangi rasa sakit. Selain itu tujuan dari senam hamil itu sendiri adalah: 1) meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan, 2) menguatkan dan meregangkan otot-otot tertentu terutama otot yang berperan untuk persalinan dan mempertahankan postur, 3) meningkatkan relaksasi tubuh terutama otot dasar panggul yang berperan besar dalam proses persalinan, 4) melatih teknik pernapasan yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi rasa nyeri his kala I maupun kala II. Adapun klasifikasi dan tujuan dari latihan inti terdiri dari: 1) latihan pembentukan sikap tubuh dengan tujuan untuk mendapatkan sikap tubuh yang baik selama hamil, karena sikap tubuh yang baik menyebabkan tulang panggul naik, sehingga janin berada dalam kedudukan normal. Sedangkan sikap tubuh yang tidak baik akan menyebabkan tulang panggul turun, sehingga kedudukan janin kurang baik, 2) latihan kontraksi dan relaksasi, dengan tujuan untuk memperoleh sikap tubuh dan mengatur relaksasi pada waktu yang diperlukan, dan 3) latihan pernapasan, dengan tujuan untuk melatih berbagai teknik pernapasan supaya dapat dipergunakan pada waktunya sesuai dengan kebutuhan (Heardman, 1999).

8

Adapun syarat-syarat mengikuti senam hamil yaitu adalah: 1) telah dilakukan pemeriksaan kehamilan oleh dokter atau bidan, 2) latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22-24 minggu, 3) latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, 4) sebaiknya dilakukan di Rumah Sakit atau klinik bersalin di bawah pimpinan instruktur senam hamil. Dalam melakukan senam hamil ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya: a. melakukan seluruh rangkaian senam hamil dengan batas kemampuan. Rasa nyeri, jantung berdenyut terlalu keras dan sesak nafas merupakan tanda batas yang tidak boleh dilampaui. Sebaiknya menurunkan intensitas latihan apabila terjadi hal-hal di atas. b. melakukan senam hamil 3 kali seminggu, dan sebaiknya bergabung dengan ibu hamil lain di RS/RB yang akan dipakai utuk bersalin. c. senam relaksasi, pernapasan dan penanganan dapat dilakukan setiap saat apabila dibutuhkan. d. memantau gerakan bayi sebelum, selama, dan sesudah melakukan senam hamil. e. apabila kehamilan sudah lebih dari 6 bulan, latihan relaksasi dilakukan pada posisi minggu (Kuhartanti, 2004). Adapun kondisi yang membatalkan senam atau bahkan dilarang untuk melakukan senam yaitu diantaranya perdarahan vagina (flek), sakit perut atau dada, bengkak mendadak pada tangan, muka dan kaki, sakit kepala/pusing, gerakan janin menurun, letak plasenta di bawah, ibu pernah mengalami keguguran 3 kali atau lebih dan mempunyai riwayat persalinan dengan bayi prematur, ibu mempunyai riwayat penyakit jantung,ginjal darah tinggi,anemia dan penyakit yang membahayakan kondisi ibu selama kehamilan. 3. Persalinan Menurut Manuaba (1998), persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Sedangkan menurut Kushartanti (2004), persalinan diartikan sebagai pengeluaran janin yang sudah cukup umur, yaitu antara umur 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat minimal 2500 gram. Adapun pengertian persalinan menurut sumber lain yaitu proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (JNPKKR: 2002) dan menurut Wiknjosastro (2002), persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah suatu proses pengeluaran bayi yang cukup bulan yaitu antara 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat minimal 2500 gram dan dilanjutkan dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari rahim ibu. Menurut Mochtar (1998:91), persalinan dibedakan menjadi dua berdasarkan cara persalinannya yaitu partus biasa (normal) dan partus luar

9

biasa (abnormal).Partus normal atau partus spontan ialah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang 24 jam. Sedangkan partus abnormal ialah persalinan dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding-dinding perut dengan operasi cectio caesaria. Pengertian lain dari partus normal yang lebih lengkap adalah persalinan yang dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, dimana bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37 42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik. Pada proses berjalannya proses persalinan, biasanya terdapat hal-hal yang membuat persalinan normal menjadi persalinan abnormal di antaranya yaitu partus lama. Partus lama yaitu fase laten lebih dari 8 jam, persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih bayi belum lahir dan dilatasi serviks dikanan garis waspada pada persalinan fase aktif (Saifudin, 2005:184). Sebelum pada tahap persalinan ditemukan tanda-tanda persalinan, di antaranya his atau kontraksi uterus yang menyebabkan perubahan serviks, penipisan dan pembukaan serviks dan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show) melalui vagina (Chandra, 2005). Adapun tahap persalinan dibagi dalam 4 tahap yang sering disebut kala yaitu : a. Tahapan pertama (Kala I) Kala 1 persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Pada persalinan kala 1 dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten persalinan yang dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap dan pembukaan serviks kurang dari 4 dan berlangsung selama 1216 jam. Fase yang kedua yaitu fase aktif persalinan. Adapun ciri dari fase ini yaitu frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih), serviks membuka 4-10cm, biasanya dengan kecepatan 1cm atau lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10 cm) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. b. Tahapan kedua (Kala II) Tanda dan gejala kala dua persalinan yaitu ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vagina, perineum terlihat menonjol, peningkatan pengeluaran lendir dan darah, pembukaan serviks telah lengkap dan kepala bayi terlihat pada introitus vagina. Pada tahap ini, persalinan pada primigravida biasanya berlangsung rata-rata 2 jam dan pada multigravida 1 jam. c. Tahapan ketiga (Kala III) Setelah bayi lahir, tinggi fundus uteri dan konsistensinya ditentukan. Kalau tidak ada perdarahan dan konsistensinya keras, maka hanya dilakukan pengawasan untuk mengetahui apakah fundus berkontraksi dengan

10

baik.Sebelum plasenta terlepas dari dinding rahim, usaha-usaha untuk melepaskannya akan sia-sia malah akan berbahaya, maka tanda-tanda pelepasan plasenta harus diketahui benar-benar. Adapaun tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu rahim naik disebabkan karena plasenta yang telah lepas jatuh ke dalam segmen bawah rahim atau bagian atas vagina dan mengangkat vagina, bagian tali pusat yang lahir menjadi lebih panjang, rahim menjadi lebih bundar dan lebih keras dan keluarnya semburan darah dengan tiba-tiba. d. Tahapan keempat (Kala IV) Masa setelah 1 jam plasenta lahir, dalam kala ini ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena perdarahan seperti atonia uteri sangat mengancam. Pada kala ini juga selain mengawasi, juga menjahit robekan perineum, kontraksi rahim, keadaan umum ibu dan keadaan bayi. Menurut Mochtar (1998) pada setiap persalinan terdapat lima faktor yang harus diperhatikan yaitu passage, passanger,power, psikis wanita dan penolong. Dalam buku lain disebutkan bahwa passage, passanger dan power merupakan faktor fisik sedangkan psikis dan penolong merupakan faktor pendukung dimana faktor ini tidak kalah penting dengan faktor fisik. a. Jalan Lahir (passage) Jalan lahir adalah Jalan lahir yang akan dilalui janin. Menurut Mochtar (1998) jalan lahir dibagi atas bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) dan bagian lunak yang terdiri dari otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.Jalan lahir bagian tulang terdiri dari tulang panggul yaitu os coxae di sebelah depan dan samping dan os sacrum dan os coccygeusdisebelah belakang. Os coxae terdiri dari 3 bagian yaitu ilium, ischium dan pubicum atau pubis (Saifudin,2002).Menurut Cuningham (1995), panggul mempunyai empat bidang imajiner yaitu Bidang Pintu Atas Panggul (pintu superior), Bidang Pintu Bawah Panggul (pintu inferior), Bidang Panggul Tengah (dimensi panggul terkecil) dan Bidang dengan Dimensi Panggul Terbesar.Selain itu jalan lahir lunak yang berperan pada persalinan menurut Mochtar (1998) yaitu segmen bawah rahim, serviks uteri dan vagina. Disamping itu, otot-otot jaringan ikat dan ligamen yang menyokong alat-alat urogenital juga sangat berperan pada persalinan. b. Janin (Passanger) Menurut Saifudin (2002), janin dapat mempengaruhi jalannya persalinan oleh karena besar dan posisinya. Adapun kepala janin terdiri atas tulang-tulang tengkorak (kranium) dan tulang-tulang dasar rengkorak (basis kranii) serta muka. Kranium terdiri atas 2 os parietalis, 2 os frontalis dan 1 os oksipitalis. Tulang-tulang ini berhubungan satu sama lain dengan membran yang memberi kemungkinan gerak bagi tulangtulang tengkorak selama persalinan dan awal masa kanak-kanak. Batas antara tulang-tulang tersebut disebut sutura sedangkan antara sudut-sudut tulang disebut fontanella (ubun-ubun). c. Tenaga atau kekuatan (power)

11

Terdapat dua kekuatan yang memengaruhi persalinan yaitu his dan kekuatan mengedan ibu. Sedangkan menurut Mochtar (1998), kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen. His atau kontraksi adalah pemendekan dan penebalan sementara serautserabut otot selama fase aktif otot-otot tersebut dan kemudian kembali ke ukuran dan bentuk semula saat berhentinya aktivitas (Veralls, 1997).Menurut Chandra (2005) pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah ada kontraksi rahim yang disebut his pendahuluan atau his palsu yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari pada kontraksi dari Braxton Hicks. Pengertian Braxton Hicks menurut Booth (2004) merupakan latihan bagi rahim karena membantu mempertahankan tonus otot rahim dan meningkatkan aliran darah. Adapun ciri-ciri his pendahuluan terlihat dari polanya. His pendahuluan tidak nyeri, tidak teratur, dan biasanya akan hilang. Penyebabnya bisa lapar atau dehidrasi (Chandra, 2005). Menurut Chandra (2005) his persalinan berlawanan dengan his pendahuluan. Intensitas dan dan frekuensi semakin meningkat, semakin lama semakin sering dan semakin kuat. Pada waktu ini pun, ibu bersalin akan merasakan seolah terikat kuat oleh sabuk dan muncul nyeri melingkar dari punggung ke perut bagian depan. Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otototot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal. Waktu kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu refleks yang mengakibatkan pasien menutup glotisnya, mengkontrasikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya kebawah. Tenaga ini serupa dengantenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat.Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps. Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim. d. Psikis wanita Telah terbukti bahwa emosi perempuan dalam persalinan sangat mempengaruhi reaksi kegelisahan dan ini merupakan satu faktor yang menyokong kelelahan mental dan fisik yang akan ia alami. Hal ini terjadi karena banyaknya faktor yang mempengaruhi emosi ibu di antaranya yaitu ketakutan yang muncul saat persalinan (Myles, 1975). Karena menurut Mander (2003) ketakutan menyebabkan atau paling tidak memperburuk nyari persalinan. Oleh karena itulah setiap ibu yang akan melahirkan memerlukan dukungan emosional untuk membantunya dalam melewati proses persalinan (IBI, 1996). Karena Dalam persalinan dukungan social kemungkinan merupakan salah satu faktor yang meringankan (Mander. 2003). Penelitian

12

menunjukkan bahwa berbicara dengan baik dan menenangkan ibu pada proses persalinan mengurangi risiko terjadinya komplikasi-komplikasi dan kejadian intervensi bedah seperti vacum ekstraksi, forceps maupunSectio Caesaria. e. Penolong Penolong yang dimaksudadalah tenaga kesehatan yang membantu dalam proses persalinan berlangsung. Dalam bahasan ini, penolong yang dimaksud dengan tenaga Kesehatan adalah Bidan atau Dokter. Akan tetapi persalinan yang merupakan intervensi dari pengetahuan, sikap dan tindakan dan ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, di antaranya adalah faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosial budaya masyarakat dan lainnya. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Pengalaman seorang diperoleh dan dibuat dalam interaksinya dengan orang lain. Hal ini berarti, semakin bertambah tua maka akan mengakibatkan semakin banyak interaksi dengan orang lain sehingga pengalaman dan pengetahuan pun semakin bertambah (Finger, 2004). Dalam setiap persalinan pada dasarnya penolong persalinan harus mampu memenuhi kebutuhan dasar ibu bersalin.Terdapat lima kebutuhan seorang wanita dalam persalinan (Pusdiknakes. WHO. JHPIEGO, 2003) yaitu: a) asuhan fisik dan psikologis, yakni asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter atau bidan) yang berlandaskan pada ASI, b) pengurangan rasa sakit. Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Mander. 2003). Nyeri saat persalinan ini ditunjukan dengan kuat oleh sistem saraf pusat, dimana sistem saraf inilah yang bertanggung jawab untuk mengendalikannya. Akan tetapi, dikatakan pula bahwa faktor psikologis dan juga fisik berperan dalam sensasi nyeri. Stres dan ketakutan akan nyeri persalinan serta intensitas dan lama pengalaman nyeri semuanya merupakan faktor penting dalam mempengaruhi sensasi nyeri dalam persalinan (Mander. 2003), c) kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus, d) penerimaan atas sikap dan prilakunya, dan e) informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman. Untuk memantau perkembangan dan kemajuan persalinan serta pemantauan kondisi ibu dan janin, maka WHO dan Departemen Kesehatan telah menetapkan rekomendasi untuk menggunakan partograf.Tujuan dari partograf yaitu mencatat kemajuan persalinan, mencatat kondisi ibu dan janinnya, mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya penyulit dan menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.Adapun bagian-bagian dari partograf terdiri atas identitas dan keadaan ibu, kemajuan persalinan, kondisi janin, dan kondisi ibu. Cara penggunaan partograf adalah denyut jantung janin harus dicatat setiap 1 jam, air ketuban harus dicatat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina dan diidentifikasi keutuhannya, warnanya, ada tidaknya mekonium, darah, atau bahkan apakah ketubannya sudah kering atau tidak.Selain itu juga perlu dicatat perubahan bentuk kepala janin (molding atau

13

moulase),pembukaan mulut rahim (serviks) yang dinilai setiap4 jam dan diberi tanda silang (x). Dalam pembukaan mulut rahim yang perlu dinilai adalah derajat penurunan bagian terendah janin, mencatat jam/waktu, setiap setengah jam menilai kontraksi (his) dengan melakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-tiap kontraksi dalam hitungan detik, jika memakai oksitosin harus dicatat banyaknya oksitosin per volum cairan infus dan dalam tetesan per menit, mencatat semua obat lain yang diberikan, menghitung denyut nadi dengan mencatat setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar (.), memeriksa tekanan darah dan dicatat setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah memeriksa dan mencatat suhu , badan setiap 2 jam, serta memeriksa protein, aseton dan volume urin denganmencatatnya setiap kali ibu berkemih.

H. Metode Pelaksanaan 1. Metode dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental dan menggunakan rancangan Quasi-Experimental, yaitu suatu penelitian eksperimen yang penetapan objek penelitiannya tidak dilakukan secara acak (randomized)

14

atau dikenal juga dengan nama Non-Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Objek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Kelompok Perlakukan (KP) dan Kelompok Kontrol (KK). Penetapan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan consecutive sampling technique. Dengan demikian dalam penelitian ini, peneliti membandingkan 2 kelompok ibu bersalin dimana satu kelompok ibu hamil yang diberi perlakuan yang berupa diberikan senam hamil pada sejak usia kehamilan memasuki 30 minggu sampai menjelang persalinan dengan dosis latihan 1 2 kali seminggu dan satu kelompok sebagai kontrol dimana ibu hamil tidak diberikan latihan senam hamil. Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: X

KP

:

P 0

X

KK

:

X

X

Keterangan:KP KK X X P 0 : Kelompok Perlakuan : Kelompok Kontrol : Sampel sebelum diberikan perlakuan : Sampel setelah dilakukan perlakuan : Perlakuan : Tidak diberi perlakuan

2. Objek penelitian Objek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu hamil di Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan selama periode Desember 2009 s.d. April 2010 yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: a. Primigravida b. Tidak memiliki komplikasi kehamilan (non-risiko) c. Usia ibu bersalin 20 35 tahun d. Usia kehamilan > 30 minggu e. Tidak memiliki aktifitas fisik harian yang termasuk kategori berat f. Selama persalinan dilakukan pendampingan oleh suami/keluarga terdekat g. Melakukan senam hamil sekurang-kurangnya 9 kali latihan

3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah senam hamil dan variabel terikatnya adalah lama persalinan kala II.

15

Yang dimaksud dengan senam hamil adalah tingkat intensitas aktifitas fisik (senam) yang dilakukan oleh ibu-ibu hamil dengan usia kehamilan > 30 minggu untuk membantu mempermudah proses persalinan dengan metode yang telah ditentukan sesuai dengan metode Palletes dengan instruktur terlatih yang dilakukan 2 kali seminggu.Dengan demikian untuk mengukur senam hamil digunakan skala rasio yaitu intensitas ibu hamil dalam melakukan senam hamil dalam rentang usia kehamilan 30 36 minggu (6 minggu x 2 kali = 12 kali). Sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah lama persalinan Kala II yang didefinisikan secara operasional sebagai waktu yang dibutuhkan ibu bersalin dari mulai pembukaan lengkap sampai pada bayi lahir yaitu maksimal 120 menit. 4. Instrumen Penelitian Intrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Pada penelitian ini intrumen yang dipakai adalah mengacu pada partograf, lembar observasi untuk kelompok perlakuan dan disertai dengan alat-alat mekanik (electronics) yaitu Stopwatch yang telah dikalibrasi merek Tinday tipe T.637. 5. Prosedur Penelitian Tahapan penelitian ini dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: a. Tahap Persiapan: Tahap persiapan penelitian terdiri dari: 1) Pengurusan ijin penelitian dari lembaga yang berwenang 2) Survey pendahuluan di lokasi penelitian, terutama difokuskan pada observasi rata-rata ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi 3) Penyusunan dan kalibrasi instrumen penelitian 4) Pelatihan senam hamil untuk peneliti di Bidan Praktek Swasta yang sudah terbiasa melaksanakan senam hamil. b. Tahap Pelaksanaan: Adapun tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari: 1) Pengisian informed-consent untuk objek penelitian 2) Pengarahan pada ibu hamil yang memenuhi kriteria 3) Pelaksanaan senam hamil Untuk pelaksanaan senam hamil peneliti menentukan lokasi bale desa Maleber sebagai tempat yang dianggap paling representatif untuk melakukan senam hamil. Semua peralatan senam disiapkan oleh peneliti. Setiap minggu dilaksanakan 2 kali senam hamil dengan instruktur peneliti sendiri selama 6 minggu. Setiap selesai senam hamil dilakukan pencatatan dan pendokumentasian terhadap frekuensi denyut jantung dan tekanan darah ibu hamil. 4) Pengukuran efek senam hamil saat melahirkan/bersalin Peneliti mencatat waktu yang dibutuhkan oleh ibu hamil peserta senam hamil dalam menjalani kala II persalinan dengan stopwatch,

16

sejak dinyatakan pembukaan lengkap sampai dengan pengeluaran bayi. 5) Pengolahan dan analisis data penelitian c. Tahap Akhir: 1) Penulisan laporan penelitian 2) Seminar hasil penelitian 6. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data Untuk membuktikan hipotesis penelitian, penulis menggunakan uji t (t test) untuk mengetahui perbedaan mean dua kelompok data independent dan variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategori (ket: variabel kategorik dengan hanya dua kelompok) yaitu mengetahui perbedaan lama persalinan yang didampingi oleh suami dan lama persalinan yang tidak didampingi oleh suami. Akan tetapi menurut Hastono (2001) prinsip pengujiannya dua mean tersebut adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data. Oleh karena itu, dalam pengujian ini diperlukan informasi apakah varian keduia kelompok yang diuji sama atau tidak. Hal ini dikarenakan bentuk varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya. Adapun untuk uji varian peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak pengolah statistik berupa tes Levene. Untuk interpretasinya yaitu dengan melihat nilai p. Bila nila p< (0,05) maka varian berbeda dan bila nilai p> (0,05) maka dikatakan varian sama. Rumus t test 1) Varian Sama (Pogano.1992:244)t ! x1 x 2 S 12 n 1 S 2 2 n 2

2) Varian tidak sama(Pogano.1992:246)t ! Sp2

x1 x 2 1 1 n n 1 2

Keterangan: n1 : Jumlah di populasi pertama n2 : Jumlah di populasi kedua S1 : Standar deviasi kelompok pertama S2 : Standar Deviasi Kemompok Kedua x1 : Rata-rata lama persalinan Kel.1

17

x2 : Rata-rata lama persalinan kel.2

Untuk mencari data standar deviasi kelompok (sp) menggunakan rumus:2 s12 n1 1 s2 n2 1 s! n1 n2 2

Keterangan: p : Standar Deviasi s1 : Standar Deviasi populasi pertama s2 : Standar Deviasi populasi kedua Sedangkan untuk mencari t tabel maka harus dicari terlebih dahulu:

df ! n1 n2 2Untuk menentukan wilayah kritis penerimaan atau penolakan hipotesis nol dengan menggunakan distribusi t berdasarkan nilai t tabel. Jika nilai t hitung > ttabel maka terdapat perbedaan antara lama persalinan yang didampingi suami dengan yang tidak didampingi suami. Sedangkan jika thitung < ttabel maka tidak terdapat perbedaan antara lama persalinan yang didampingi suami dengan yang tidak didampingi suami. Untuk melihat hasil kemaknaan hitungan statistik digunakan derajat kemaknaan E = 0.05 (Cumulative Insidence95%) sehingga apabila hasil penelitian variabel penelitian statistik menunjukan nilai p< 0.05 maka dikatakan antara kedua variabel statistik terdapat perbedaan yang bermakna. Sedangkan apabila nilai p> 0.05 maka kedua variabel statistik tidak ada perbedaan yang bermakna.

I. Jadwal Kegiatan Program Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 5 bulan atau 20 minggu dengan rincian jadwal sebagai berikut:

18

N o1

Jenis KegiatanPerijinan Latihan senam hamil Pelaksanaan penelitian (pengumpulan data) (Senam hamil) Memantau efek senam hamil terhadap persalinan Pengolahan dan analisis data Penulisan laporan penelitian Pembuatan poster penelitian Diseminasi hasil penelitian (seminar)

Bulan ke-11 2 3 4 5

Bulan ke-26 7 8 9

Bulan ke-31 0 1 1 1 2 1 3

Bulan ke-41 4 1 5 1 6 1 7

Bulan ke-51 8 1 9 2 0

2 3

4 5 6 7 8

19

K. Daftar Pustaka __________. 1998. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar, Jakarta: Depatemen Kesehatan.Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat .

20

__________.2005. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan Buku 1,2,3,4,5 Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta: Pusdiknas. WHO.JHPIEGO Amiruddin, R. 2007. Faktor-faktor Partus Lama di RSIA Siti Fatimah Makasar. Surabaya: S2 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Booth,T. 2004. Tanya Jawab Seputar Kehamilan, (terjemahan). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Kelahiran, terjemahan (terjemahan). Jakarta: EGC Chandra, E. 2005. Baby Guide. Bali: Maxmadia Cholil, A. 2002. Lokakarya Pengembangan Konsep Gerakan Sayang Ibu Pita Pitih. Bogor: MNH Cuningham, F.G, at all. 1995. Obstetri William (terjemahan). Jakarta: EGC Mander,R.2003. Nyeri Persalinan (terjemahan). Jakarta: EGC Myles, MF. 1975. Textbook For Midwives with Modern Concepts of Obstetric and Neonatal Care. London: Churshill Livingstone Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC Nolan, M. 2003. Kehamilan dan Melahirkan (terjemahan). Jakarta: Arcan Pagano, M. 1992. Principles of Biostatistics. California: adsworth Publishing Company Saifudin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Sastroasmoro, S.1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Sofyan, M,at.all. 2003. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP IBI Wiknjosastro, H. 2001. Catatan Tentang Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

21

Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo