laporan pendahuluan kista konjungtiva

7
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PERIOPERATIF DENGAN KISTA KONJUNGTIVA DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUP DR SARDJITO Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas Individu Stase Praktek Keperawatan Medikal Bedah Disusun oleh: Dian Ambar Kusuma 10/298857/KU/13821 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

Upload: dian-ambar-kusuma

Post on 12-Dec-2015

142 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Kista Konjungtiva

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Kista Konjungtiva

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PERIOPERATIF DENGAN KISTA

KONJUNGTIVA DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL

RSUP DR SARDJITO

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas Individu

Stase Praktek Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh:

Dian Ambar Kusuma

10/298857/KU/13821

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Laporan Pendahuluan Kista Konjungtiva

KISTA KONJUNGTIVA

A. PENGERTIAN

Kista konjungtiva adalah  kantung konjungtiva berdinding tipis atau

vesikel yang berisi cairan. Vesikel ini dapat berkembang baik pada atau di bawah

konjungtiva. kista konjungtiva umumnya tidak memerlukan tindakan operasi

tetapi cukup diberikan pengobatan anti inflamasi saja. kalaupun natinya tambah

membesar maka tindakan operatif perlu direncanakan.

B. ETIOLOGI

Kista Konjungtiva dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk 

faktor  genetik yang  diyakini  ikut berpengaruh terhadap tumbuhnya kista.

Sebagian besar kista konjungtiva pada anak-anak bersifat jinak dan  karena 

perkembangan abnormal.

C. PATOFISIOLOGI

Kista Konjungtiva dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk

faktor genetik yang diyakini ikut berpengaruh terhadap tumbuhnya kista.

Sebagian besar kista konjungtiva bersifat berkembangan abnormal.

Kista konjungtiva meningkatkan volume intraokular dan

mempengaruhi masa. Meskipun masa secara histologis jinak, itu dapat

mengganggu pada struktur orbital atau yang berdekatan dengan mata. Dan

bisa juga dianggap ganas apabila mengenai struktur anatomis. Ketajaman

visual atau kompromi lapangan, diplopia, gangguan motilitas luar mata,

atau kelainan pupil dapat terjadi dari invasi atau kompresi isi intraorbital

sekunder untuk tumor padat atau perdarahan. Tidak berfungsinya katup

mata atau disfungsi kelenjar lakrimal dapat menyebabkan keratopati

eksposur, keratitis, dan penipisan kornea.

Pertumbuhan kista ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi

tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sklera ke jaringan orbita dan

Page 3: Laporan Pendahuluan Kista Konjungtiva

sinus paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh

darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol ke

dalam badan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan pendarahan.

Warna iris tidak normal.

D. MANIFESTASI KLINIS

Beberapa tanda dan gejala kista konjungtiva yaitu :

a.       Nyeri orbital: jelas  pada tumor ganas yang tumbuh  cepat,  namun

juga merupakan gambaran khas  ‘pseudotumor’ jinak dan fistula

karotid-kavernosa

b.      Proptosis: pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang 

sering dijumpai, berjalan bertahap dan tak  nyeri dalam beberapa bulan

atau tahun (tumor jinak) atau  cepat (lesi ganas).

c.       Pembengkakan kelopak: mungkin  jelas pada  pseudotumor,

eksoftalmos endokrin atau fistula karotid-kavernosa

d.      Palpasi: bisa  menunjukkan massa yang menyebabkan  distorsi

kelopak atau bola mata, terutama dengan tumor kelenjar lakrimal atau

dengan mukosel.

e.       Gerak mata: sering  terbatas oleh sebab mekanis,  namun bila nyata,

mungkin akibat oftalmoplegia endokrin  atau dari  lesi  saraf III, IV,

dan VI pada  fisura  orbital  (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau

sinus kavernosus

f.       Ketajaman penglihatan: mungkin terganggu langsung  akibat

terkenanya saraf optik atau retina, atau tak  langsung akibat kerusakan

vaskuler.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK

a.       Foto polos orbit: mungkin menunjukkan erosi lokal (keganasan),

dilatasi foramen optik (meningioma, glioma saraf optik) dan terkadang

kalsifikasi (retinoblastoma, tumor kelenjar lakrimal). Meningioma

sering menyebabkan sklerosis lokal.

Page 4: Laporan Pendahuluan Kista Konjungtiva

b.      CT scan orbit: menunjukkan lokasi tepat patologi intraorbital dan

memperlihatkan adanya setiap perluasan keintrakranial.

c.       Venografi orbital: mungkin membantu.

Pemeriksaan diagnostic pada mata secara umum sebagai berikut :

a.       Kartu mata Snellen/ mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan

dan sentral penglihatan) ; mungkin terganggu dengan kerusaakan

kornea, lensa, aqueus atau vitreus

b.      Lapang penglihatan ; penurunanan yang disebabkan oleh CSV,

massa tumor pada hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral

atau Glaukoma.

c.       Tonografi ; mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)

d.      Gonioskopi ; membantu membedakan sudut terbuka dan sudut

tertutup pada glaukoma.

e.       Oftalmoskopi ; mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi

lempeng optic, papiledema, perdarahan retina dan mikroanurisme.

f.       Pemeriksaan darah lengkah, laju sedimentasi (LED) ; menunjukkan

anemia sistemik / infeksi.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

Penatalaksanaan  kista konjungtiva bervariasi bergantung pada ukuran,

lokasi, dan tipe kista seperti :

a.       terapi medis (obat-obatan)

b.      tindakan yang lebih radikal yaitu mengangkat secara total massa

tumor

c.       lainnya tidak membutuhkan terapi.

d.      radioterapi (sinar) dan kemoterapi.

G. KOMPLIKASI

1. Glaukoma, adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak

normal atau lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan

kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan.

Page 5: Laporan Pendahuluan Kista Konjungtiva

2. Keratitis ulseratif, yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu 

terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea.

3. Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang

pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.

DAFTAR PUSTAKA

Bruce, James. 2007.Lecture notes oftamologi hal 44-45. Erlangga Medical

Series:Jakarta.

Carpenito ,Lynda Juall.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed

10.Jakarta:EGC

Istiqomah,Indriana N.2005.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.

Jakarta:EGC

Sidarta, ilyas.2002.Dasar teknik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata. Fakultas

Kedokteran UI:Jakarta.

Sidarta, ilyas.2002.Ilmu penyakit mata Edisi ke-2 hal. 88-89. Sagung seto:Jakarta