laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan typhoid abdominalis.docx

16

Click here to load reader

Upload: punk-gokil

Post on 10-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Typhus Abdominalis ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran.Penyakit typhus abdominallis atau demam thypod merupakan problem atau masalah yang serius bagi kesehatan masyarakat di Negara-negara yang berkembang seperti halnya Indonesia yang memiliki iklim tropis banyak di temukan penyakit infeksi salah satuhnya Typhus Abdominalis yang di temukan sepanjang tahun. Typhus abdominalis di sebabkan oleh salmonella tyhpi . Bila salmonella tyhpi berjalan bersama makanan atau terkontaminasi, ia berserang dijaringan limfoid pada dinding usus. Aliran limfe membawa organ ini kedalam hati dan empedu. Gejala demam tipoid atau Typhus abdominalis adalah suhu tubuh meningkat hingga 40c dengan frekuensi nadi relative lambat. Sering ada nyeri tekan di perut.Insiden infeksi Typhus abdominalis tertinggi terjadi pada usia 1- 4 tahun. Kenyataannya sekarang penderita penyakit typhus di RS Roemani masih tinggi khususnya pada tahun 2008-2009 tercatat penderita typhus mencapai 70%, terdiri dari 50% penderita laki-laki , 20% penderita perempuan dan pada tahun 2009 , sampai april mencapai 414 penderita untuk kasus ini masuk dalam kategori 10 jenis penyakit terbesar  Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang sama dengan enteritis akut, oleh karena itu penyakit ini disebut juga penyakit demam enterik. Penyebabnya adalah kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain demam enterik kuman ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus).Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak, namun tidak tertutup kemungkinan untuk orang muda/dewasa. Kuman ini terdapat didalam kotoran, urine manusia, dan juga pada makanan dan minuman yang tercemar kuman yang dibawa oleh lalat. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut Tyfoid fever atau thypus abdominalis, karena pada umumnya kuman menyerang usus, maka usus bisa jadi luka, dan menyebabkan perdarahan, serta bisa pula terjadi kebocoran usus.Di Indonesia, diperkirakan insiden demam enterik adalah 300 – 810 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Menurut hasil SKRT tahun 1986 bahwa 3 % dari seluruh kematian (50.000 kematian) disebabkan oleh demam enterik. Penyakit ini meskipun sudah dinyatakan sembuh, namun penderita belum dikatakan sembuh total karena mereka masih dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain (bersifat carrier). Pada perempuan kemungkinan untuk menjadi carrier 3 kali lebih besar dibandingkan pada laki-laki. Sumber penularan utama ialah penderita demam enterik itu sendiri dan carrier, yang mana mereka dapat mengeluarkan berjuta-juta kuman Salmonella typhi dalam tinja dan tinja inilah yang merupakan sumber pencemaran.Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis.Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada perut.

Page 2: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

B.  TujuanPenulisan dalam makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit Thypus tersebut. Serta dapat mengetahui apa- apa saja yang menjadi dasar dari penyebab penyakit Thypus ini.

C.  ManfaatAdapun manfaat dari makalah ini adalah kita bisa mengetahui penyebab timbulnya penyakit Thypus tersebut, serta manfaatnya pun kita bisa mengetahui pencegahan apa saja yang bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit Thypus.

BAB II

PEMBAHASAN

TYPHOID ABDOMINALIS

A. PengertianTyphoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999).Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (FKUI. 1999).

B. Etiologia) Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya empat macam antigen yaitu:• antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)• antigen H(flagella)• antigen V1

• Protein membrane hialin

b) Salmonella parathypi Ac) salmonella parathypi Bd) Salmonella parathypi C

Page 3: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

e) Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad Juwono, 1996).

C. PatofisiologiPenularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

D. Gejala KlinisMasa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :• Perasaan tidak enak badan• Lesu• Nyeri kepala • Pusing• Diare• Anoreksia• Batuk• Nyeri otot (Mansjoer, Arif 1999).Menyusul gejala klinis yang lain1. DEMAMDemam berlangsung 3 minggu• Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari• Minggu II : Demam terus• Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur - angsur2. GANGGUAN PADA SALURAN PENCERNAAN

Page 4: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

• Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor• Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan• Terdapat konstipasi, diare3. GANGGUAN KESADARAN• Kesadaran yaitu apatis – somnolen• Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996).

E. Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan laboratorium• Pemeriksaan darah tepi : dapat ditemukan leukopenia,limfositosis relatif, aneosinofilia, trombositopenia, anemia• Biakan empedu : basil salmonella typhii ditemukan dalam darah penderita biasanya dalam minggu pertama sakit• Pemeriksaan WIDAL - Bila terjadi aglutinasi 4 kali antara masa akut dan konvalesene mengarah kepada demam typhoid (Rahmad Juwono, 1996). 1/200 atau peningkatan - Diperlukan titer anti bodi terhadap antigeno yang bernilai

F. PenatalaksanaanTerdiri dari 3 bagian, yaitu :1) Perawatan• Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. 2 jam untuk mencegah dekubitus.• Posisi tubuh harus diubah setiap • Mobilisasi sesuai kondisi.2) Diet• Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-mula air-lunak-makanan biasa)• Makanan mengandung cukup cairan, TKTP.• Makanan harus menagndung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas. 3) Obat• Antimikroba Kloramfenikol Tiamfenikol Co-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim dan Sulkametoksazol)• Obat Symptomatik Antipiretik Kartikosteroid, diberikan pada pasien yang toksik. Supportif : vitamin-vitamin. Penenang : diberikan pada pasien dengan gejala neuroprikiatri (Rahmad Juwono, 1996).

Page 5: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

G. KomplikasiKomplikasi dapat dibagi dalam :1. Komplikasi intestinal Perdarahan usus Perforasi usus Ileus paralitik

2. Komplikasi ekstra intestinal. Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis) miokarditis, trombosis, dan tromboflebitie.  Darah : anemia hemolitik, tromboritopenia, sindrom uremia hemolitik Paru : pneumoni, empiema, pleuritis. Hepar dan kandung empedu : hipertitis dan kolesistitis. Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis. Tulang : oeteomielitis, periostitis, epondilitis, dan arthritis. Neuropsikiatrik : delirium, meningiemus, meningitie, polineuritie, perifer, sindrom Guillan-Barre, psikosis dan sindrom katatonia. Pada anak-anak dengan demam paratifoid, komplikasi lebih jarang terjadi. Komplikasi sering terjadi pada keadaan tokremia berat dan kelemahan umum, terutama bila perawatan pasien kurang sempurna (Rahmad Juwono, 1996).

H. Pencegahan1. Usaha terhadap lingkungan hidup :a. Penyediaan air minum yang memenuhib. Pembuangan kotoran manusia (BAK dan BAB) yang hygienec. Pemberantasan lalat.d. Pengawasan terhadap rumah-rumah dan penjual makanan.2. Usaha terhadap manusia.a. Imunisasib. Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene sanitasi personal hygiene. (Mansjoer, Arif 1999).

MANAJEMEN KEPERAWATANA. Pengkajian 1. IdentitasDidalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no. Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal MR.2. Keluhan Utamapada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung, nafsu makan menurun, panas dan demam.1. Riwayat Penyakit DahuluApakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Thypoid, apakah tidak pernah, apakah menderita penyakit lainnya.2. Riwayat Penyakit Sekarang

Page 6: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

Pada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam, anorexia, mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di perut, pucat (anemi), nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor), gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma.3. Riwayat Kesehatan KeluargaApakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid atau sakit yang lainnya.4. Riwayat PsikososialPsiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul gejala-gejala yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya.5. Pola-Pola Fungsi Kesehatan1) Pola pesepsi dan tatalaksana kesehatan Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan masalah dalam kesehatannya.2) Pola nutrisi dan metabolismeAdanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit, lidah kotor, dan rasa pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi berubah.3) Pola aktifitas dan latihanPasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya.4) Pola tidur dan aktifitasKebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarenakan suhu badan yang meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada waktu tidur.5) Pola eliminasiKebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila dehidrasi karena panas yang meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.6) Pola reproduksi dan sexualPada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah menikah akan terjadi perubahan.7) Pola persepsi dan pengetahuan Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan dalam merawat diri.8) Pola persepsi dan konsep diriDidalam perubahan apabila pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya.9) Pola penanggulangan stressStres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya.10) Pola hubungan interpersonilAdanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan interpersonal dan peran serta mengalami tambahan dalam menjalankan perannya selama sakit.11) Pola tata nilai dan kepercayaanTimbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan menjadi cemas dan takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya akan terganggu.

6. Pemeriksaan Fisik1) Keadaan umum

Page 7: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, puccat, mual, perut tidak enak, anorexia.2) Kepala dan leherKepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungtiva anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir kering, lidah kotor, ditepi dan ditengah merah, fungsi pendengran normal leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.3) Dada dan abdomenDada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen ditemukan nyeri tekan.4) Sistem respirasiApa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat cuping hidung.5) Sistem kardiovaskulerBiasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh.6) Sistem integumenKulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.7) Sistem eliminasiPada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N ½ -1 cc/kg BB/jam.8) Sistem muskuloskolesalApakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada gangguan.9) Sistem endokrinApakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid dan tonsil.10) Sistem persyarafanApakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita penyakit thypoid.

B. Diagnosa keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi Salmonella Typhii2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bedrest.4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan (diare/muntah).

C. Intervensi dan Implementasi 

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella typhsiTujuan : suhu tubuh normal/terkontrol.Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan suhu tubuh Mencari pertolongan untuk pencegahan peningkatan suhu tubuh.

Page 8: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

Turgor kulit membaikIntervensi : Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuhR/ agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari peningkatan suhu dan membantu mengurangi kecemasan yang timbul. Anjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringatR/ untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh. Batasi pengunjungR/ agar klien merasa tenang dan udara di dalam ruangan tidak terasa panas. Observasi TTV tiap 4 jam sekaliR/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien 2,5 liter / 24 jam Anjurkan pasien untuk banyak minum, minum R/ peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak Memberikan kompres dinginR/ untuk membantu menurunkan suhu tubuh Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tx antibiotik dan antipiretikR/ antibiotik untuk mengurangi infeksi dan antipiretik untuk menurangi panas.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksiaTujuan : Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuatKriteria hasil : - Nafsu makan meningkat- Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikanIntervensi Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan/nutrisi.R/ untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat. Timbang berat badan klien setiap 2 hari.R/ untuk mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan. Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat masih hangat.R/ untuk meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan. Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.R/ untuk menghindari mual dan muntah. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral.R/ antasida mengurangi rasa mual dan muntah.Nutrisi parenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan nutrisi per oral sangat kurang.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bed restTujuan : pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal.Kriteria hasil : Kebutuhan personal terpenuhiDapat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi tubuh.

Page 9: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

memenuhi AKS dengan teknik penghematan energi.Intervensi : Beri motivasi pada pasien dan kelurga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan (missal. Miring kanan, miring kiri).R/ agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest.

Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas (makan, minum).R/ untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi. Dekatkan keperluan pasien dalam jangkauannya.R/ untuk mempermudah pasien dalam melakukan aktivitas. Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang.R/ untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus.

4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan cairan yang berlebihan (diare/muntah)Tujuan : tidak terjadi gangguan keseimbangan cairanKriteria hasil : Turgor kulit meningkatWajah tidak nampak pucatIntervensi : Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga.R/ untuk mempermudah pemberian cairan (minum) pada pasien. Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan.R/ untuk mengetahui keseimbangan cairan. 2,5 liter / 24 jam. Anjurkan pasien untuk banyak minum R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan. Observasi kelancaran tetesan infuse.R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan mencegah adanya odem. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan (oral / parenteral).R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi (secara parenteral).

D. EvaluasiDari hasil intervensi yang telah tertulis, evaluasi yang diharapkan : Dx : peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella typhiiEvaluasi : suhu tubuh normal (36 o C) atau terkontrol. Dx : gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.Evaluasi : Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat.

Dx : intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bedrestEvaluasi : pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal. Dx : gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan (diare/muntah)Evaluasi : kebutuhan cairan terpenuhi

Page 10: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

BAB IV

PENUTUP1. Kesimpulan

Page 11: Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan TYPHOID ABDOMINALIS.docx

Dari makalah di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian penyakit Typhus adalah penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun orang dewasa. Tetapi demam tifoid lebih sering menyerang anak. Walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan daripada orang dewasaPenyakit typhus abdominallis atau demam thypod merupakan problem atau masalah yang serius bagi kesehatan masyarakat di Negara-negara yang berkembang seperti halnya Indonesia yang memiliki iklim tropis banyak di temukan penyakit infeksi salah satuhnya Typhus Abdominalis yang di temukan sepanjang tahun. Typhus abdominalis di sebabkan oleh salmonella tyhpi.2.  SaranMelalui makalah ini saya selaku penyusun makalah ini berharap agar pembaca senantiasa memperdulikan akan kesehatannya sendiri, lingkungan dan sekitarnya agar terhindar dari penyakit menular khususnya penyakit Typhus dengan melakukan pencegahan sejak dini sehinnga penyakit ini tidak menjadi suatu Kejadian Luar Biasa (KLB).

DAFTAR PUSTAKADangoes Marilyn E. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC, Jakarta.Lynda Juall, 2000, Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.Mansjoer, Arif 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapis, Jakarta.Rahmad Juwono, 1996, Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI, Jakarta.Sjaifoellah Noer, 1998, Standar Perawatan Pasien, Monica Ester, Jakarta.