laporan pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan...

22

Upload: vunhu

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian
Page 2: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance | 2014

PT Bank Nationalnobu Tbk

Periode 1 Januari – 31 Desember 2014

PT Bank Nationalnobu Tbk Nobu Center

Kawasan Bisnis Granadha, Plaza Semanggi Lt. 9 Jl. Jend. Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930 Telp. 021-25535128 | Fax. 021-25535130

Page 3: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

L a p o r a n T a t a K e l o l a | GCG Report N o b u B a n k 2 0 1 4 1

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)

Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) adalah syarat utama bagi keberhasilan dan

keberlangsungan perusahaan. Pelaksanaan prinsip-prinsip ini telah dilakukan secara terpadu dan konsisten oleh Perseroan. Tujuannya tidak hanya untuk memenuhi ketentuan dari pihak otoritas/regulator

tetapi juga dalam rangka mendukung perkembangan perusahaan dalam mencapai target usaha secara

baik dalam periode yang lebih panjang, seiring dengan usaha Perseroan dalam memperluas layanannya sehingga dapat melayani kebutuhan produk dan jasa perbankan serta wilayah operasi di seluruh

Indonesia serta menjalin kerjasama dengan mitra sinergis.

Sepanjang tahun 2014, Perseroan mengembangkan hal-hal positif dalam mengimplementasikan GCG agar selaras dengan kultur organisasi. Terutama yang terkait dengan komitmen Dewan Komisaris dan Direksi

yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan

misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian maupun pengawasan internal. Penerapan GCG juga tercermin dalam aktivitas Perseroan seperti pola rekrutmen Pengurus Perseroan, training/sosialisasi,

penilaian kinerja, mekanisme penunjukkan KAP dan lain-lain.

Perseroan berusaha untuk membentuk struktur yang baik agar GCG dapat berjalan sebagaimana

mestinya, melalui pembentukan komite-komite pada jenjang Dewan Komisaris maupun Direksi sehingga berperan penting dalam mendukung setiap pengambilan keputusan, baik di tingkat Dewan Komisaris

maupun Direksi. Selanjutnya pemantauan atas pelaksanaannya selain dengan pola self assessment juga dilakukan oleh unit-unit pengawasan internal yang independen seperti SKAI, SKMR, Kepatuhan. Selain itu

Perseroan juga menerapkan dan membuka saluran apabila terjadi Whistle Blowing yang bertujuan untuk menyediakan sistem pengelolaan pelaporan pelanggaran melalui berbagai media yang disediakan

Perseroan bagi seluruh pihak yang membutuhkan, sehingga sistem ini dapat berfungsi sebagai media

yang mendukung penyelesaian penanganan pelanggaran secara efektif, tanpa merugikan reputasi Perseroan ke pihak eksternal sedangkan dari sisi lainnya dapat membangun budaya keterbukaan dalam

organisasi Perseroan.

Berdasarkan hal tersebut diatas diharapkan agar seluruh jajaran Pengurus dan pegawai serta Pemangku

Kepentingan, dalam melakukan usaha selalu berpegang pada prinsip – prinsip GCG yang mencakup: keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan keadilan. Pelaksanaan dan penerapan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance selama tahun 2014, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Aspek-Aspek Cakupan Tata Kelola Perusahaan (GCG)

A. Pelaksanaan Tugas & Tanggung Jawab Dewan Komisaris & Direksi

a. Jumlah, Komposisi, Kriteria, dan Independensi Dewan Komisaris

Dewan Komisaris berkewajiban untuk melaksanakan pengawasan serta memberikan masukan

(saran) mengenai hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Direksi. Dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawab dimaksud maka Dewan Komisaris perlu bertindak dan bersikap secara independen.

Sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 11 April 2014 maka

Pemegang Saham telah menyetujui pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi sebagaimana dijelaskan di bawah ini. Pada bagian lain, Pemegang Saham juga menyetujui dan menerima

baik pengunduran diri Telijani Tjandra dan Efen Linggautama dari jabatannya selaku Direktur

Perseroan, terhitung sejak ditutupnya RUPS, dengan disertai ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya atas jasa dan pengabdian beliau selama menjabat.

Ketentuan yang berkaitan dengan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) menyatakan

bahwa jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang terdiri dari tiga orang dan paling banyak sama dengan jumlah Direksi. Paling kurang satu orang anggota Dewan Komisaris

Page 4: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

2 L a p o r a n T a h u n a n | A n n u a l R e p o r t N o b u B a n k 2 0 1 4

harus berdomisili di Indonesia dan paling kurang 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris

merupakan Komisaris Independen.

Pada bagian lain, Dewan Komisaris Perusahaan tidak boleh memiliki hubungan keluarga, hubungan keuangan, hubungan kepungurusan, maupun hubungan kepemilikan saham

dengan anggota Dewan Komisaris lain termasuk dengan Direksi, dibawah ini adalah

penjelasannya:

Hubungan keluarga, keuangan, kepengurusan, kepemilikan

Dewan Komisaris Direksi PS Pengendali

Nama Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Prof. Dr. Adrianus Mooy v v v

Hadiah Herawatie, SH, LLM v v v

Markus Permadi v v v

Secara hirarki, Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama Independen. Berdasarkan

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 34 tanggal 19 Desember 2012, yang dibuat dihadapan Unita Christina Winata, S.H., Notaris di

Jakarta, Susunan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : Prof. Dr. Adrianus Mooy (Independen)

Komisaris : Hadiah Herawatie, SH, LLM (Independen) Komisaris : Markus Permadi

Direksi

Direksi Perseroan telah memenuhi persyaratan menjadi Direksi sesuai Peraturan Bank

Indonesia (PBI), Undang-Undang Perseroan Terbatas, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK d/h Bapepam-LK).

Dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/27/PBI/2011, tentang perubahan atas PBI No.

11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum, mengatur bahwa anggota Direksi wajib memenuhi

persyaratan Integritas, Kompetensi, dan mempunyai reputasi keuangan yang baik.

Persyaratan untuk menjadi Direktur juga diatur di dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Pasal 93 dan Peraturan OJK (d/h Bapepam-LK) No. IX.I.6 lampiran keputusan ketua (d/h)

Bapepam-LK No. Kep-45/PM/2004 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik sebagai berikut:

Mempunyai akhlak dan moral yang baik;

Tidak pernah dinyatakan pailit;

Bukan anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan

suatu perseroan dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan;

dan Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan

negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan dalam waktu 5 (lima) tahun

sebelum pengangkatan.

Direksi Perseroan semuanya bertempat tinggal di Indonesia dan berasal dari pihak yang

independen terhadap Pemegang Saham Pengendali. Pengangkatan Anggota Direksi telah memenuhi persyaratan karena telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test), sesuai Persetujuan Bank Indonesia. Susunan Anggota Direksi terdiri dari:

No. Nama Jabatan Persetujuan BI

1 Suhaimin Djohan Direktur Utama 26 Februari 2013

Page 5: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

L a p o r a n T a t a K e l o l a | GCG Report N o b u B a n k 2 0 1 4 3

2 Januar Angkawidjaja Direktur 8 April 2011

3 Hendra Kurniawan Direktur 1 Desember 2011

4 Lim Migi Trisnadi Direktur 11 November 2013

Semua anggota Dewan Komisaris dan Direksi secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak

memiliki saham pada Perseroan. Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain. Direksi tidak saling memiliki

hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi maupun dengan anggota Dewan Komisaris, yaitu sebagai berikut:

Hubungan keluarga, keuangan, kepengurusan, kepemilikan

Nama Dewan Komisaris Direksi PS Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Suhaimin Djohan v v v

Januar Angkawidjaja v v v

Hendra Kurniawan v v v

Lim Migi Trisnadi v v v

b. Tugas dan Tanggung Jawab

Dewan Komisaris Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dalam pelaksanaan dan penerapan GCG,

meliputi: Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.

Memastikan berjalannya pelaksanaan GCG pada seluruh kegiatan bisnis pada setiap

jenjang organisasi seiring dengan skala serta kompleksitasnya.

Menjalankan pengawasan terhadap tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan

nasihat maupun pengarahan kepada Direksi. Termasuk juga memantau serta

mengevaluasi kebijakan strategis Perseroan. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit dari

SKAI, auditor eksternal (KAP), Otoritas Jasa Keuangan maupun otoritas lainnya.

Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

secara optimal. Tidak terlibat dalam pengambilan keputusan aktivitas operasional Perseroan, kecuali

dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam

Anggaran Dasar Perseroan dan/atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka

melaksanakan fungsi pengawasan. Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada pihak Otoritas (BI/OJK) paling lambat 7

(tujuh) hari kerja sejak ditemukannya:

- Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan - Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha

Bank Sampai dengan akhir Desember 2014, tidak terdapat pelanggaran atas peraturan

perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan

keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Perseroan. Dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan

Komisaris telah membentuk:

- Komite Audit - Komite Pemantau Risiko

- Komite Remunerasi dan Nominasi

Pengangkatan Anggota Komite diatas telah dilakukan oleh Direksi berdasarkan keputusan

Rapat Dewan Komisaris

Page 6: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

4 L a p o r a n T a h u n a n | A n n u a l R e p o r t N o b u B a n k 2 0 1 4

Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Komite yang telah dibentuk diatas,

menjalankan tugasnya secara efektif

Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang mencantumkan

pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.

Direksi

Dalam pelaksanaan GCG, Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Perseroan.

Mengelola Perseroan sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya seperti diatur dalam

Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menjalankan prinsip-prinsip GCG dalam setiap aktivitas bisnis dan operasional Perseroan

pada seluruh jenjang organisasi, sesuai dengan volume dan kompleksitas usahanya.

Menyediakan data dan informasi secara lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada

Komisaris. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal (KAP), dan

hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lain.

Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada pemegang saham melalui RUPS.

Menjelaskan kebijakan-kebijakan Perseroan yang bersifat strategis di bidang

kepegawaian kepada pegawai dengan media yang mudah diakses pegawai. Membentuk dan memberdayakan SKAI, SKMR, dan Satuan Kerja Kepatuhan yang

berfungsi dalam pengendalian internal

Tidak menggunakan penasehat perorangan dan atau jasa profesional sebagai konsultan

kecuali untuk proyek yang bersifat khusus.

Memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan pengaturan etika

kerja, waktu kerja, dan pengaturan rapat.

Adapun yang menjadi tugas utama dari masing-masing direktur adalah sebagai berikut:

Suhaimin Djohan – Direktur Utama Bersama dengan Direktur lainnya bertanggung jawab pada pengelolaan perusahaan demi

kepentingan Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam

memberikan nilai tambah kepada pemegang saham, nasabah, pekerja, serta memberikan petunjuk dan menentukan strategi pada seluruh aktivitas perbankan yang menjamin

profitabilitas dan perkembangan perusahaan baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.

Januar Angkawidjaja – Direktur Bertanggung jawab dalam mengarahkan dan menetapkan strategi pengembangan Kepatuhan

terhadap segala Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku dan pelaksanaan semua aspek Manajemen Risiko guna memitigasi risiko yang dihadapi Bank. Selain itu juga

bertanggung jawab memantau dan mengarahkan strategi pengembangan Sumber Daya Manusia serta penanganan dan pengelolaan hukum.

Hendra Kurniawan – Direktur Bertanggung jawab memastikan penyampaian Laporan Keuangan Bank, perpajakan, proses

pembayaran kepada Pihak Ketiga, pemantauan saldo buku besar dan memastikan Kebijakan Akuntansi, Perpajakan, dan kebijakan lainnya yang terkait dijalankan dengan baik dan benar

guna mendukung perkembangan perusahaan, serta bertanggung jawab dalam memastikan

GWM terpenuhi sesuai PBI dan meningkatkan pendapatan melalui penempatan pada instrumen keuangan (Obligasi) untuk menghasilkan imbal hasil (yield) yang lebih tinggi

dengan tetap mempertahankan aspek kehati-hatian.

Lim Migi Trisnadi – Direktur

Memastikan seluruh kegiatan operasional Bank terkait Sistem, Prosedur, dan Teknologi Informasi berjalan dengan efektif dan efisien serta sesuai dengan prosedur dan peraturan

Page 7: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

L a p o r a n T a t a K e l o l a | GCG Report N o b u B a n k 2 0 1 4 5

yang telah ditetapkan oleh Bank guna menunjang perkembangan perusahaan. Memastikan

seluruh aktivitas Group/ Divisi/ Cabang yang terkait dengan pembelian, transportasi, keamanan, pengadaan barang, pemeliharaan, dan renovasi gedung kantor berjalan dengan

baik.

c. Pengawasan Dewan Komisaris Selama tahun 2014 kegiatan pengawasan Dewan Komisaris telah berlangsung sesuai

ketentuan, antara lain sebagai berikut:

Dalam setiap rapat, Dewan Komisaris telah menerima laporan dari masing-masing

komite, yaitu: Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi.

Memberikan pengarahan dan menyetujui Rencana Bisnis Bank (RBB) yang disampaikan

ke OJK pada bulan November 2013 serta revisinya di akhir Juni 2014.

Melakukan pengawasan atas realisasi pencapaian RBB tiap semester.

Dewan Komisaris melakukan kaji ulang (review) atas kinerja keuangan Perseroan dalam

Rapat Dewan Komisaris secara berkala. Dewan Komisaris senantiasa memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan

audit, baik yang berasal dari SKAI maupun dari pihak eksternal (OJK dan KAP).

Melalui Komite Audit, Dewan Komisaris telah menyetujui penunjukkan Kantor Akuntan

Publik AAJM untuk pemeriksaan tahun buku 2014. Penunjukan ini sesuai dengan reputasi KAP tersebut dan merujuk pada daftar KAP yang diijinkan menjadi Auditor Bank oleh

Bank Indonesia.

Melalui Komite Pemantau Risiko, Dewan Komisaris senantiasa memantau Tingkat Kesehatan Bank yang mencakup juga pemantauan terhadap Manajemen Risiko yang

meliputi: Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum,

Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, dan Risiko Kepatuhan serta kecukupan permodalan perseroan dan penetapan Risk Appetite dan Risk Tolerance.

Terkait dengan bidang SDM, Dewan Komisaris melalui Komite Remunerasi dan Nominasi

memantau mengenai strategi pengembangan SDM Perseroan serta kebijakan kepegawaian lainnya.

Membahas dan menganalisis mengenai kondisi makro ekonomi dan kaitannya dengan

industri perbankan serta peraturan dan ketentuan-ketentuan baru yang dikeluarkan oleh

BI dan OJK serta dampaknya bagi Perseroan.

d. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006, tentang: Perubahan atas

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, pasal 15: Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan paling

kurang 4 (empat) kali dalam setahun. Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun. Selama

tahun 2014 telah diadakan 6 (enam) kali Rapat Dewan Komisaris. Adapun jumlah kehadirannya adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan Jml. Kehadiran % Kehadiran

Prof. Dr. Adrianus Mooy Komisaris Utama/Independen

6/6 100%

Hadiah Herawatie, SH, LLM Komisaris Independen 6/6 100%

Markus Permadi Komisaris 6/6 100%

B. Kelengkapan Dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite

a. Struktur, Keanggotaan, Keahlian, dan Independensi Anggota Komite

Page 8: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

6 L a p o r a n T a h u n a n | A n n u a l R e p o r t N o b u B a n k 2 0 1 4

Sesuai dengan ketentuan Pelaksanaan GCG, Perseroan telah membentuk 3 (tiga) Komite yang

bertugas untuk membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, yang meliputi: Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi.

Komite Audit

Komite Audit, dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris dalam melakukan tugas dan

tanggung jawab pengawasan secara efektif dan independen dalam ruang lingkup pengawasan secara umum. Pembentukan Komite Audit oleh Dewan Komisaris dilakukan pada

tanggal 28 Maret 2011, sedangkan pengangkatan anggotanya dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2011.

Susunan keanggotaan Komite Audit tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Ketua : Prof. Dr. Adrianus Mooy

Anggota : Sukarwan Anggota : I Nyoman Tjager

Anggota : Markus Permadi

Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko adalah komite yang dibentuk untuk mendukung Dewan Komisaris

dalam melakukan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris yang berhubungan dengan Penerapan dan pelaksanaan Manajemen Risiko di Perseroan. Pembentukan Komite Pemantau

Risiko oleh Dewan Komisaris dilakukan pada tanggal 28 Maret 2011, sedangkan pengangkatan anggotanya dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2011.

Susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko tahun 2014 adalah sebagai berikut: Ketua : Prof. Dr. Adrianus Mooy

Anggota : E Y Ruru Anggota : I Nyoman Tjager

Anggota : Markus Permadi

Komite Remunerasi dan Nominasi Komite Renumerasi dan Nominasi adalah komite yang dibentuk untuk membantu Dewan

Komisaris melakukan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris yang berkaitan dengan

pengawasan maupun implementasi kebijakan Renumerasi dan Nominasi Direksi dan kepegawaian sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan. Pembentukan Komite Remunerasi

dan Nominasi oleh Dewan Komisaris dilakukan pada tanggal 28 Maret 2011, sedangkan pengangkatan anggotanya dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2011.

Adapun susunan keanggotaan Komite Renumerasi dan Nominasi tahun 2013 adalah sebagai

berikut:

Ketua : Hadiah Herawatie, SH, LLM Anggota : Prof. Dr. Adrianus Mooy

Anggota : Markus Permadi Anggota : Chandra Kusdianto

b. Tugas dan Tanggung Jawab Komite

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG, maka tugas dan tanggung jawab Komite adalah sebagai berikut:

Komite Audit

Page 9: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

L a p o r a n T a t a K e l o l a | GCG Report N o b u B a n k 2 0 1 4 7

Menjalankan monitoring serta evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan Audit serta

pemantauan tindak lanjut hasil audit untuk menilai kecukupan pengendalian intern

termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:

Pelaksanaan tugas SKAI; Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan standar yang

berlaku; Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku; dan Pelaksanaan tindaklanjut oleh Direksi atas hasil pengawasan Bank Indonesia guna

memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan KAP kepada Dewan Komisaris untuk

disampaikan kepada RUPS. Sepanjang tahun 2014, Komite Audit telah melakukan evaluasi atas aktivitas-aktivitas

yang meliputi: - Kecukupan atas pengendalian internal dan sistem informasi manajemen, - Perencanaan dan pelaksanaan fungsi Audit Internal pada Perseroan, - Proses audit eksternal yang berjalan secara independen dan obyektif selaras dengan

standar dan ketentuan yang berlaku, - Pelaporan keuangan yang berkualitas, - Peningkatan disiplin dan kesadaran akan pentingnya pengendalian internal.

Selain hal tersebut diatas maka sesuai ketentuan OJK No. Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012, tugas Komite Audit adalah:

Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Emiten atau

Perusahaan Publik Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundangundangan yang

berhubungan dengan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara

manajemen dan KAP atas jasa yang diberikannya Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan

mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal. Melakukan penelaahan pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan

pelaporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya

potensi benturan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik

Komite Pemantau Risiko Melaksanakan evaluasi atas kesesuaian antara Kebijakan Manajemen Risiko dengan

pelaksanaannya. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja

Manajemen Risiko. Menyampaikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang evaluasi dan pemantauan

aktivitas manajemen risiko. Dalam periode selama tahun 2014, Komite Pemantau Risiko telah menjalankan tugasnya

yang berkaitan dengan monitoring, antara lain: - Pemantauan Tingkat Kesehatan Bank, termasuk Profil Risiko serta kecukupan

permodalan Perseroan, - Mitigasi Risiko Kredit, pemantauan Risiko Pasar yang berkaitan dengan Surat

Berharga yang dimiliki Perseroan serta pemantauan Risiko Likuiditas secara berkala, - Penetapan Risk Tolerance dan Risk Appetite, terutama terkait dengan Risiko Kredit,

Risiko Pasar dan Risiko Operasional.

Komite Remunerasi dan Nominasi

Page 10: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

8 L a p o r a n T a h u n a n | A n n u a l R e p o r t N o b u B a n k 2 0 1 4

Terkait dengan kebijakan remunerasi: Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi

bagi Dewan Komisaris dan Direksi (disampaikan pada RUPS) serta kebijakan

remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan Pegawai (disampaikan kepada Direksi). Terkait dengan kebijakan nominasi:

Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan

dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris

untuk disampaikan kepada RUPS. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi

kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan pada RUPS.

Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota

Komite GCG.

c. Frekuensi Rapat Komite

Berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja maka pelaksanaan rapat maka rapat hanya

dapat diselenggarakan apabila dihadiri paling kurang 51% dari total anggota, termasuk Komisaris Independen dan Pihak Independen. Sepanjang tahun 2014, Komite-Komite telah

menyelenggarakan Rapat sebanyak 6 (enam) kali dan selalu kuorum. Dibawah ini adalah frekuensi kehadiran dalam rapat Komite:

Rapat Komite Audit

Nama Jabatan Jml kehadiran %kehadiran

Prof. Dr. Adrianus Mooy Ketua Komite 6/6 100%

Markus Permadi Anggota Komite 6/6 100%

Sukarwan Anggota Komite 5/6 83%

I Nyoman Tjager Anggota Komite 4/6 67%

Rapat Komite Pemantau Risiko

Nama Jml kehadiran %kehadiran

Prof. Dr. Adrianus Mooy Ketua Komite 6/6 100%

Markus Permadi Anggota Komite 6/6 100%

E Y Ruru Anggota Komite 6/6 100%

I Nyoman Tjager Anggota Komite 4/6 67%

Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi

Nama Jabatan Jml kehadiran %kehadiran

Hadiah Herawatie, SH, LLM Ketua Komite 6/6 100%

Prof. Dr. Adrianus Mooy Anggota Komite 6/6 100%

Markus Permadi Anggota Komite 6/6 100%

Chandra Kusdianto Anggota Komite 6/6 100%

C. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Internal, Dan Audit Eksternal

Page 11: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

L a p o r a n T a t a K e l o l a | GCG Report N o b u B a n k 2 0 1 4 9

a. Fungsi Kepatuhan

Salah satu elemen penting dalam organisasi Perseroan diwujudkan melalui penerapan Budaya Kepatuhan yang diimplementasikan pada Kebijakan Kepatuhan yang dimiliki Perseroan.

Budaya Kepatuhan perlu dikembangkan pada seluruh jenjang organisasi dan aktivitas usaha

Perseroan serta memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan, termasuk melakukan enforcement apabila diperlukan.

Perseroan telah memiliki Satuan Kerja Kepatuhan yang bertugas dalam pengelolaan Risiko

Kepatuhan, yaitu risiko yang muncul apabila Perseroan melanggar atau tidak melaksanakan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Pengelolaan Kepatuhan juga bertujuan untuk

mengembangkan Budaya Kepatuhan di semua Unit Kerja sehingga pengelolaan kepatuhan

menjadi salah satu bentuk disiplin pada setiap aktivitas Perseroan.

Fungsi Kepatuhan bersifat pencegahan dan memastikan bahwa semua kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta aktivitas bisnis Perseroan telah sesuai dengan ketentuan dari pihak

Otoritas. Di Perseroan aktivitas pelaksanaan program APU dan PPT, pengelolaan sistem

whistle blowing serta pemantauan implementasi GCG dikelola oleh Satuan Kerja Kepatuhan.

Direktur yang membawahi Kepatuhan berperan dalam menjalankan: Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan Bank Indonesia, OJK dan

peraturan dan ketentuan yang berlaku lainnya, melalui:

Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dengan memperhatikan prinsip kehati-

hatian; Memonitor dan menjaga agar kegiatan usaha Perseroan tidak menyimpang dari

ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Memantau dan menjaga kepatuhan Perseroan terhadap seluruh perjanjian dan

komitmen yang dibuat kepada Bank Indonesia, OJK dan lembaga otoritas lainnya

yang berwenang. Mencegah Direksi agar tidak menjalankan kebijakan atau membuat keputusan yang tidak

sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Direktur yang membawahi Kepatuhan secara berkala melaporkan pelaksanaan tugas dan

tanggung jawabnya kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.

Penunjukan Direktur yang membawahi Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Dalam kaitannya dengan penerapan fungsi kepatuhan, Perseroan telah menjalankan aktivitas

sebagai berikut:

Menyediakan sumber daya yang memadai untuk menyelesaikan tugas secara efektif.

Menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dan laporan khusus

kepada OJK dan pihak terkait.

Menjalankan training Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan

Pendanaan Terorisme kepada seluruh pegawai Perseroan.

Memantau pelaksanaan proses pengkinian data nasabah.

Menerapkan dan mengkinikan sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

Selama tahun 2014 Perseroan telah melaporkan Transaksi Keuangan Tunai sejumlah 723 laporan sedangkan Transaksi Keuangan Mencurigakan sejumlah 5 laporan kepada

PPATK.

Melakukan kaji ulang terhadap Produk dan Aktivitas Baru sebelum disampaikan kepada

OJK serta melakukan compliance checklist untuk memastikan kesiapan beroperasinya kantor baru.

Memonitor pemenuhan komitmen kepada OJK dan Otoritas lainnya.

b. Fungsi Audit Internal

Page 12: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

10 L a p o r a n T a h u n a n | A n n u a l R e p o r t N o b u B a n k 2 0 1 4

Direksi telah menjalankan hal-hal sebagai berikut:

Terciptanya struktur pengendalian internal dan berjalannya fungsi audit internal dalam

setiap jenjang organisasi. Melaksanakan penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal Perseroan sesuai dengan

kebijakan dan arahan Dewan Komisaris.

Tersedianya laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit internal Perseroan.

Dalam kaitannya dengan Fungsi Audit Internal, Perseroan telah melaksanakan hal-hal sebagai

berikut: Memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB), serta:

Menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter); Membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI);

Menyusun panduan audit internal.

Kelembagaan SKAI yang independen terhadap satuan kerja operasional.

Melakukan review secara berkala atas efektifitas pelaksanaan kerja SKAI dan

kepatuhannya terhadap SPFAIB oleh pihak eksternal setiap tiga tahun.

Menyediakan sumber daya manusia di bidang audit dan pengawasan secara memadai.

Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)

Perseroan telah menyusun Internal Audit Charter sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-496/BL/2008

tanggal 28 November 2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit

Audit Internal. Perseroan telah menunjuk Deden Subagja selaku Ketua Unit Audit Internal berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris Perseroan tanggal 28 April 2011.

Perseroan telah mengangkat Kepala Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dan membentuk Internal Audit Charter sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.7 Lampiran

Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal berdasarkan Surat

Keputusan Kantor Pusat Perseroan No. 002/SK-DIR/HR/III/2011 tanggal 9 Maret 2011.

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Divisi Audit Internal meliputi:

1. Bertanggung jawab dalam merencanakan, melaksanakan, mengatur dan mengarahkan audit intern serta mengevaluasi prosedur yang ada untuk memastikan bahwa tujuan dan

sasaran dari Bank akan dapat dicapai secara optimal. 2. Berkewajiban untuk :

a. Memberikan laporan audit kepada Presiden Direktur dan Dewan Komisaris dengan

tembusan kepada Direktur Kepatuhan. b. Mempersiapkan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit yang akan

disampaikan kepada OJK setiap semester yang ditandatangani oleh Direktur Utama

dan Dewan komisaris. c. Mempersiapkan segera laporan hasil audit yang diperkirakan dapat mengganggu

kelangsungan usaha bank. Laporan tersebut harus disampaikan kepada OJK oleh Direktur Utama dan Dewan komisaris.

Whistle Blowing System Definisi Whistle Blowing

Whistle Blowing adalah pengungkapan tindakan pelanggaran atau pengungkapan perbuatan melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat

merugikan Perseroan, maupun pihak yang mempunyai kepentingan terhadap Perseroan

(Pemangku Kepentingan), yang dilakukan oleh karyawan, atau pimpinan organisasi; sehingga perlu diambil tindakan yang tegas atas pelanggaran tersebut.

Jenis Pelanggaran

Page 13: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

L a p o r a n T a t a K e l o l a | GCG Report N o b u B a n k 2 0 1 4 11

Aktivitas pelanggaran dapat terdiri, namun tidak terbatas pada beberapa kategori:

1. Fraud

Berkaitan dengan tindakan yang dilakukan secara sengaja yang bertujuan untuk mengambil keuntungan pribadi dengan cara yang melanggar peraturan internal maupun

eksternal, sehingga mengakibatkan kerugian bagi Perseroan baik secara finansial maupun

non-finansial. 2. Kesalahan operasional yang signifikan

Berkaitan dengan tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja atau tidak disadari sehingga mengakibatkan kerugian finansial ataupun non finansial bagi Perseroan.

3. Pelanggaran ketentuan Meliputi semua bentuk pelanggaran terhadap ketentuan internal maupun ketentuan yang

berlaku bagi bidang usaha perbankan.

4. Terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest) terkait dengan tindakan penyalahgunakan nama, fasilitas atau hubungan baik Perseroan untuk kepentingan

pribadi dalam bentuk apapun termasuk penerimaan uang, barang dan fasilitas dari pihak-pihak tertentu tanpa seizin dari Manajemen.

5. Tindakan melanggar etika moral

Terkait dengan tindakan yang tidak terpuji yang dapat merugikan nama baik Perseroan, sepertik konflik kepentingan, penggunaan data Perseroan, penyalahgunaan

aset/inventaris dan lain-lain. 6. Tindakan melanggar hukum pidana maupun hukum perdata ataupun peraturan

perundang-undangan lainnya, misalnya pemalsuan tanda tangan pejabat berwenang, penggunaan narkoba, pelecehan, perusakan barang dan lain-lain.

7. Tindakan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja, membahayakan

keamanan Perseroan, termasuk membahayakan aset pihak ketiga/nasabah.

Kategori Whistle Blower/Pelapor Whistle Blower (“Pelapor”), dapat dikategorikan menjadi:

1. Pihak internal, meliputi karyawan pimpinan, karyawan baik karyawan tetap, kontrak

maupun outsourcing. 2. Pihak eksternal, meliputi mantan karyawan, vendor, nasabah, konsultan, pihak eksternal

lain.

Setiap Pelapor diharapkan dapat memberikan bukti berupa data, informasi atau indikasi awal

atas terjadinya pelanggaran, sehingga kasus yang dilaporkan dapat ditelusuri dan ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang. Laporan yang masih kurang lengkap akan

dimintakan informasi tambahan kepada Pelapor melalui jalur yang aman.

Penyelesaian kasus Whistle Blower Laporan Whistle Blower akan diteruskan oleh Whistle Blower Officer ke Internal Audit Bank,

secara rahasia tanpa menyebutkan identitas Pelapor sama sekali.

Kode Etik & Tanggung Jawab Profesional Sebagai bentuk pemenuhan terhadap ketentuan yang berlaku sekaligus sebagai tanggung

jawab kepada masyarakat, nasabah dan pemegang saham untuk memberikan kualitas

layanan dengan standar etik dan profesionalisme yang baik, maka Perseroan telah menyusun Kode Etik dan Tanggung Jawab Profesional yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi

Perseroan No. 011/SK/DIR/VII/11 perihal Kode Etik dan Tanggung Jawab Profesional. Hal-hal yang diatur dalam Surat Keputusan tersebut antara lain :

1. Ketentuan Umum

2. Hubungan Kerja

3. Kepatuhan kepada Regulator 4. Perlindungan terhadap Aset Bank dan Nasabah

5. Kerahasiaan Informasi

Page 14: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

12 L a p o r a n T a h u n a n | A n n u a l R e p o r t N o b u B a n k 2 0 1 4

6. Benturan Kepentingan

7. Pencegahan Suap, Korupsi, Penerimaan Hadiah dan Pemberian Lainnya 8. Komunikasi dengan Publik

c. Fungsi Audit Eksternal

Selama pemeriksaan oleh Auditor Eksternal telah dilakukan komunikasi dan kerja sama yang

baik antara Auditor Eksternal dan pihak Manajemen yang dilakukan secara intensif. Direksi mendukung adanya temuan-temuan yang terkait dengan kebijakan akuntansi, interpretasi

standar akuntansi yang berlaku, perkembangan peraturan OJK/BI dan lain-lain. Direksi juga memantau secara aktif tindak lanjut temuan pemeriksaan Auditor Eksternal tersebut sehingga

diharapkan temuan serupa tidak terulang dimasa mendatang.

Penerapan Fungsi Audit Eksternal telah berjalan sebagaimana mestinya yang dapat dilihat

dari hal-hal sebagai berikut:

Perseroan selalu menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di OJK.

Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang sama oleh Perseroan tidak lebih dari 5 (lima)

tahun buku berturut-turut. Selama beberapa tahun terakhir, KAP yang ditunjuk untuk

mengaudit Perseroan adalah :

Junarto, Tjahjadi BAP (Tahun 2004, 2005 dan 2006).

Kanto, Tony Frans & Darmawan (Tahun 2007).

Tjahjadi, Pradhono & Teramiharja (Tahun 2008 dan 2009).

Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (AAJ Associates) (Tahun 2010, 2011, 2012,

2013 dan 2014).

Penunjukan Akuntan Publik dan KAP telah memperoleh persetujuan dan rekomendasi

dari Komite Audit.

Penugasan pemeriksaan kepada Akuntan Publik telah memenuhi aspek-aspek:

Kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk;

Legalitas perjanjian kerja;

Ruang lingkup audit;

Standar profesional akuntan publik; dan

Komunikasi Bank Indonesia dengan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk.

Akuntan Publik yang ditunjuk telah:

Menyampaikan hasil audit dan management letter kepada Perseroan tepat waktu.

Mampu bekerja secara independen, memenuhi standar profesional akuntan publik dan

perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan.

D. Penerapan Manajemen Risiko Dan Sistem Pengendalian Intern

Pelaksanaan fungsi Manajemen Risiko dijalankan dengan menjalankan pengelolaan Manajemen Risiko yang sehat, antara lain dengan membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko yang

independen, merumuskan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang sesuai, guna menjaga tingkat risiko berada pada batas-batas yang ditetapkan.

Risiko yang dikelola Perseroan mencakup 8 jenis risiko, yaitu: Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Reputasi dan Risiko

Stratejik.

Perseroan melakukan kaji ulang atas efektivitas sistem Manajemen Risiko secara berkala yang

dilakukan oleh Komite Manajemen Risiko pada tingkatan Direksi serta Komite Pemantau Risiko pada level Dewan Komisaris. Selanjutnya hasil evaluasinya ditindaklanjuti oleh Satuan Kerja

Manajemen Risiko dan Unit terkait lainnya.

Page 15: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

L a p o r a n T a t a K e l o l a | GCG Report N o b u B a n k 2 0 1 4 13

Dewan Komisaris menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: Melakukan evaluasi atas tanggung jawab Direksi dalam pelaksanaan kebijakan Manajemen

Risiko. Melakukan evaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi

yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

Direksi menjalankan penerapan Manajemen Risiko sebagai berikut:

Memastikan kecukupan implementasi SIM dan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit telah dilakukan dengan baik sesuai dengan skala dan kompleksitas usaha Perseroan.

Penyediaan sumber daya secara memadai untuk menyelesaikan tugas pengelolaan risiko. Meningkatkan kwalitas serta keterampilan Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan risiko

senantiasa dilakukan secara berkelanjutan.

Komite Manajemen Risiko Perseroan mempunyai tugas dan tanggung jawab meliputi:

Menyampaikan rekomendasi atas penyusunan strategi Manajemen Risiko, misalnya risk appetite dan risk tolerance

Melakukan kaji ulang dan analisa atas laporan profil risiko perseroan

Memberikan rekomendasi kerangka kebijakan manajemen risiko kepada Direksi Melakukan kaji ulang dan analisa atas kecukupan modal dan alokasi modal berdasarkan risiko

Memantau mitigasi risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas Melakukan kaji ulang atas hal-hal penting lainnya yang perlu dibahas pada Komite

Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Internal Perseroan dilaksanakan melalui

aktivitas sebagai berikut: Penetapan Risk Appetite dan Risk Tolerance (untuk Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko

Operasional) Penetapan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko, termasuk kebijakan dan penetapan

limit untuk transaksi Devisa.

Melakukan stress test. Melakukan kaji ulang dan analisa profil risiko Perseroan secara berkala

Melaksanakan kaji ulang dan analisa atas kecukupan modal dan alokasi modal berdasarkan risiko

Melakukan kaji ulang dan evaluasi atas portofolio kredit (mitigasi risiko kredit)

Kaji ulang (review) dan analisa atas produk dan aktivitas baru Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko telah dilaksanakan

melalui metode yang disesuaikan dengan kompleksitas transaksi Perseroan termasuk sistem informasi manajemen risiko yang memadai.

Seiring dengan telah disetujuinya Bank untuk menjalankan aktivitas sebagai Bank Devisa maka Perseroan telah mempersiapkan segala sarana, infrastruktur maupun SDM yang akan

mengelola transaksi valas.

Menerapkan sistem pengendalian intern secara melekat pada setiap unit kerja serta tingkat organisasi.

E. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait & Penyediaan Dana Besar

Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, mencakup hal-hal sebagai berikut:

Menyusun kebijakan dan prosedur untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar

Laporan berkala perihal penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar telah disampaikan kepada Bank Indonesia secara tepat waktu.

Per 31 Desember 2014, tidak terdapat penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan

dana besar. Adapun penyediaan dana kepada 15 debitur inti adalah sebagai berikut:

Penyediaan Dana Debitur Nominal

Page 16: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

14 L a p o r a n T a h u n a n | A n n u a l R e p o r t N o b u B a n k 2 0 1 4

(Juta Rp)

A. Kepada Pihak Terkait 0 0

B. Kepada Debitur Inti

- Individu 15 814.413

- Group 15 583.264

F. Rencana Strategis Perusahaan

Rencana strategis Perseroan disusun dalam bentuk Rencana Korporasi (Corporate Plan) dan Rencana Bisnis Bank (RBB) sesuai dengan visi dan misi Perseroan. Kedua hal tersebut telah

disusun secara realistis, komprehensif, serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan responsif

terhadap perubahan internal dan eksternal. Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis Bank tersebut disusun oleh Direksi dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris.

Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis Bank disusun dengan pertimbangan-pertimbangan

sebagai berikut:

Berpedoman pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Memperhatikan faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi kelangsungan usaha

Perseroan. Memperhatikan prinsip kehati-hatian serta prinsip perbankan yang sehat.

Sejalan dengan semakin dinamisnya persaingan bisnis perbankan maka pada tahun 2014

Perseroan telah mempersiapkan sejumlah strategi pengembangan bisnis yang meliputi:

Memperkuat struktur permodalan dengan melakukan penawaran melalui mekanisme

Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) Hal ini telah terlaksana pada tanggal 3 September 2014

Memperkuat infrastruktur untuk menjadi Bank Devisa sehingga dapat memberikan produk

dan layanan dalam valuta asing. Membangun kerjasama dengan partner strategis dalam pengembangan jaringan distribusi

Penerapan strategi pemasaran yang efisien dan efektif terutama terkait dengan mendorong pertumbuhan nasabah baru

Pengembangan inovasi produk dan layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Memperkuat infrastruktur sistem Teknologi Informasi yang mendukung aktivitas operasional

Bank seperti e-channel, ATM, internet banking dan mobile banking dan lain-lain. Menyempurnakan kualitas dari aktivitas operasional melalui penyempurnaan/pengadaan

prosedur operasi standar yang seiring dengan kompleksitas usahanya Meningkatkan pengelolaan portofolio Treasury guna menjaga net interest margin yang telah

ditetapkan

Mempercepat pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk pembukaan jaringan distribusi dan meningkatkan kualitas SDM yang ada melalui sertifikasi standar yang

diperlukan Menjaga Tingkat Kesehatan Bank dengan memantau dan menjaga faktor-faktor penilaian

kesehatan seperti, Profil Risiko, GCG, Rentabilitas dan Permodalan

Dewan Komisaris juga telah melaksanakan aktivitas pengawasan terhadap pelaksanaan Realisasi

Rencana Bisnis Bank (RBB) secara periodik (semesteran). Hal ini juga terkait dengan masukan dari Dewan Komisaris kepada Direksi mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam

pencapaian target perusahaan.

G. Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan Perseroan

Page 17: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

L a p o r a n T a t a K e l o l a | GCG Report N o b u B a n k 2 0 1 4 15

Perseroan telah menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis, dan cakupan

sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dengan rincian sebagai berikut:

Laporan Triwulanan

Laporan Keuangan Publikasi triwulanan telah dimuat melalui Harian Suara Pembaruan, yang

berkedudukan sesuai dengan Kantor Pusat Perseroan di Jakarta.

Laporan Tahunan 1) Laporan Keuangan

Laporan keuangan tahunan telah disampaikan secara tepat waktu kepada Bank Indonesia serta pihak-pihak yang berkepentingan lain.

2) Laporan Non Keuangan Laporan Pelaksanaan GCG telah disampaikan kepada

a. Bank Indonesia b. YLKI

c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia

d. Asosiasi Bank-Bank di Indonesia (Perbanas) e. LPPI

f. 2 (dua) Lembaga Penelitian bidang Ekonomi dan Keuangan g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan.

Sekretaris Perusahaan

Sesuai ketentuan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) serta dalam rangka meningkatkan pelayanan

kepada para pemodal, Perseroan yang telah listing di bursa Bank berkewajiban untuk membentuk Sekretaris Perusahaan, yang berperan sebagai penghubung Perseroan dengan pihak investor,

pelaku pasar modal, regulator dan para pengamat.

Sekretaris Perusahaan berperan sebagai penghubung komunikasi agar berjalan efektif dan

memastikan tersedianya informasi untuk berbagai pihak dan berperan sebagai penghubung utama Bank dengan OJK dan publik. Bank telah melaporkan penunjukkan Sekretaris Perusahaan

kepada OJK.

Saat ini, Perseroan telah memiliki homepage yang memudahkan masyarakat untuk mengakses

informasi keuangan serta non keuangan Perseroan melalui www.nobubank.com. Selain itu, Perusahaan juga telah menyampaikan laporan dan surat pemberitahuan kepada regulator (BI dan

OJK) berkaitan dengan setiap rencana tindakan korporasi maupun aktivitas lainnya yang harus diketahui publik.

Berdasarkan Surat Perseroan No. 012/SK/DIR/IV/13 tanggal 10 April 2013 perihal Surat

Penunjukkan Sekretaris Perusahaan, Perseroan menunjuk Mario Satrio Wibowo sebagai Sekretaris

Perusahaan. Adapun fungsi dan/atau tanggung jawab dari Sekretaris Perusahaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam No.IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-

63/PM/1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, antara lain mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal, memberikan

pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan

dengan kondisi Perseroan, memberikan masukan kepada direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan UUPM dan sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan OJK dan

masyarakat.

Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan meliputi : Kepatuhan

Bertanggung jawab atas pemenuhan kewajiban Perseroan sesuai dengan peraturan yang

berlaku bagi perusahaan terbuka, khususnya peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK-Pengawas Pasar Modal), dan Peraturan Bursa Efek Indonesia.

Komunikasi

Page 18: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

16 L a p o r a n T a h u n a n | A n n u a l R e p o r t N o b u B a n k 2 0 1 4

Bertindak sebagai wakil Manajemen Perseroan dalam komunikasi dengan pihak internal

(karyawan) dan pihak eksternal yang terdiri dari regulator, investor, dan media. Kegiatan Perseroan

Bertanggung jawab pada perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Perseroan khususnya yang terkait dengan posisi Perseroan sebagai perusahaan terbuka termasuk tanggung jawab sosial

perusahaan (Corporate Social Responsibility). Identitas Perseroan

Menyusun, mendokumentasikan dan mensosialisasikan hal-hal yang terkait dengan identitas

Perseroan dalam sebuah standard yang baku baik kepada internal Perseroan maupun kepada pihak eksternal serta mengelola website Perseroan.

Pengelolaan Dokumen Melakukan pengelolaan dokumen Perseroan yang mencakup hal-hal seperti menyimpan dan

menjaga kerahasiaannya, terutama yang berhubungan dengan Anggaran Dasar Perseroan

dan perubahannya, identitas Perseroan sebagai perusahaan publik, kegiatan Perseroan dan aktivitas Manajemen Perseroan.

2. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi

Penjelasan atas Kepemilikan saham dari anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5% atau lebih dari modal disetor di Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank, serta Perusahaan lain

adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Semua Anggota Komisaris tidak memiliki saham baik pada Perseroan, atau Lembaga Keuangan Bukan

Bank lain maupun di perusahaan lainnya yang mencapai 5% atau lebih.

Direksi

Seluruh anggota Direksi tidak memiliki saham baik di Perseroan, atau Lembaga Keuangan Bukan Bank lain maupun perusahaan lainnya yang mencapai 5% atau lebih.

3. Hubungan Keuangan Dan Hubungan Keluarga

Semua anggota Dewan Komisaris maupun anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga, baik antar anggota, antar anggota Dewan Komisaris dengan Direksi serta

Pemegang Saham Pengendali Perseroan.

4. Kebijakan Renumerasi Dan Fasilitas Lain Yang dimaksud dengan paket/kebijakan remunerasi dan jenis fasilitas lain bagi anggota Dewan

Komisaris dan Direksi, antara lain meliputi: a) Remunerasi dalam bentuk non natura, termasuk gaji dan penghasilan tetap lainnya, antara lain

tunjangan (benefit), kompensasi berbasis saham, tantiem dan bentuk remunerasi lainnya; dan

b) Fasilitas lain dalam bentuk natura/non-natura yakni penghasilan tidak tetap lainnya, termasuk tunjangan untuk perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan fasilitas lainnya, yang dapat

dimiliki maupun tidak dapat dimiliki.

Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam satu tahun

yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut:

Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 tahun yang diterima secara tunai

Jumlah Komisaris

Jumlah Direksi

Di atas Rp. 2 miliar

Di atas Rp. 1 miliar s/d Rp. 2 miliar

Di atas Rp. 500 juta s/d Rp. 2 miliar 1

Rp. 500 juta ke bawah 3 3

Page 19: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

L a p o r a n T a t a K e l o l a | GCG Report N o b u B a n k 2 0 1 4 17

Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun

2014 adalah sebagai berikut:

No. Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (Juta Rp)

Dewan Komisaris Direksi

1 Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, termasuk fasilitas lain dalam bentuk non natura).

3 742,9 4 1.917,5

2

Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dsb.)

a. Dapat memiliki - - - -

b. Tidak dapat memiliki - - - -

Total 3 742,9 4 1.917,5

5. Shares Option

Anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi, serta Pejabat Eksekutif Perseroan tidak memiliki shares option atau opsi untuk membeli saham yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris,

Direksi dan Pejabat Eksekutif Perseroan, dan yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar Perseroan.

Keterangan/

Nama

Jumlah saham yang dimiliki

(lembar saham)

Jumlah Opsi

Harga

Opsi

Jangka

Waktu Yang diberikan (lembar saham)

Yang telah dieksekusi

(lembar saham)

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

6. Rasio Gaji Tertinggi Dan Terendah

Kriteria yang digunakan dalam perhitungan rasio yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari

perseroan atau pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi

pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya.

2) Pegawai adalah pegawai tetap Perseroan sampai batas pelaksana. 3) Yang dihitung dalam perhitungan rasio adalah gaji atau jumlah yang diterima per bulan.

Dengan mempertimbangkan kriteria tersebut diatas, rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala

perbandingan persentase adalah sebagai berikut:

a) Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 1.929%

b) Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 167%. c) Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah adalah 200%.

d) Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi adalah 116%.

7. Jumlah Penyimpangan Internal(Fraud) Perseroan menyadari bahwa pada setiap aktivitas bisnis selalu terdapat potensi tindakan kecurangan

atau penyimpangan (fraud). Tindakan tersebut tentunya akan menyebabkan terjadinya kerugian dan pada sisi yang lain juga berdampak pada reputasi Perseroan, terutama apabila dikaitkan bahwa

Perseroan merupakan perusahaan publik. Berkaitan dengan hal ini maka Bank senantiasa melaksanakan sosialisasi/ training mengenai:

Kesadaran akan Risiko Operasional

Page 20: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

18 L a p o r a n T a h u n a n | A n n u a l R e p o r t N o b u B a n k 2 0 1 4

Penerapan Strategi Anti Fraud

Kebijakan Pelaporan Pelanggaran (whistle blower) Tindakan Pelanggaran Dalam Pelaksanaan Kerja

Pada bagian lain, Perseroan juga telah membuat mekanisme penanganan whistle blower. Dengan

adanya pedoman dan mekanisme ini diharapkan mampu menjadi alat mitigasi awal untuk mencegah

terjadinya fraud.

Selama tahun 2014, tidak terdapat penyimpangan internal yang dilakukan baik oleh pengurus, pegawai tetap, maupun oleh pegawai tidak tetap terkait dg proses kerja dan kegiatan operasional

yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan secara signifikan (dengan dampak penyimpangan serta kerugiannya lebih dari Rp 100.000.000).

Internal Fraud

Jumlah kasus yang dilakukan oleh

Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap

Tahun Sebelumnya

Tahun Berjalan

Tahun Sebelumnya

Tahun Berjalan

Tahun Sebelumnya

Tahun Berjalan

Nihil - - - - - -

8. Permasalahan Hukum

Sepanjang tahun 2014, tidak terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang sedang

dihadapi maupun yang telah diajukan melalui proses hukum.

Permasalahan Hukum Jumlah

Perdata Pidana

Telah Selesai (telah mempunyai kekuatan hUkum yang tetap) - -

Dalam Proses Penyelesaian - -

Total Nihil Nihil

9. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Selama periode tahun 2014, tidak terdapat suatu transaksi yang mengandung benturan kepentingan di Perseroan.

No. Nama dan Jabatan yang

Memiliki Benturan Kepentingan

Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan

Jenis Transaksi

Nilai Transaksi (Juta Rp)

Keterangan

Nihil - - - -

10. Buy Back SharesDan Obligasi Perseroan Selama periode tahun 2014, tidak terdapat transaksi buy back shares atau buy back obligasi yaitu

upaya mengurangi jumlah saham atau obligasi yang telah diterbitkan Perseroan dengan cara membeli

kembali saham atau obligasi tersebut.

11. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Politik Dan Sosial

Selama periode tahun 2014, Perseroan tidak pernah memberikan dana untuk kegiatan politik. Adapun

pemberian dana untuk kegiatan sosial jumlahnya relatif tidak material.

Page 21: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian

L a p o r a n T a t a K e l o l a | GCG Report N o b u B a n k 2 0 1 4 19

12. Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance Penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance dilakukan dengan mempertimbangkan 3 (tiga) unsur yang meliputi: governance structure berupa penilaian kecukupan struktur dan infrastruktur, seperti pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, Dewan Komisaris dan Komite serta penanganan benturan kepentingan, telah dijalankan sesuai dengan ketentuan. Governance process yang menilai efektifitas pelaksanaan prinsip GCG, seperti penyajian Laporan Keuangan dan perbaikan faktor rentabilitas perlu lebih disempurnakan sedangkan governance outcome yang menilai kualitas outcome dalam memenuhi harapan stakeholder, seperti penyempurnaan perangkat organisasi, penerapan budaya kepatuhan dan budaya risiko, penerapan sistem pengendalian interen maupun kinerja keuangan Bank akan terus diupayakan untuk ditingkatkan. Berdasarkan hasil self assessment yang telah dijalankan maka pelaksanaan GCG yang mencakup aspek kualitatif dan kuantitatif telah dilaksanakan Bank dengan Cukup Baik.

Page 22: Laporan Pelaksanaan - nobubank.com · yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian