laporan pelaksanaan kegiatan - pa-enrekang.com filekegiatan pengadilan agama enrekang tahun 2011...

89
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGADILAN AGAMA ENREKANG TAHUN 2011

Upload: dinhnhan

Post on 03-Jun-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PELAKSANAAN

KEGIATAN

PENGADILAN AGAMA ENREKANG

TAHUN 2011

2

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat taufik dan petunjuk-Nya sehingga

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengadilan Agama Enrekang Tahun 2011 dapat

diselesaikan dengan baik.

Laporan ini disajikan dalam bentuk informasi tentang seluruh pelaksanaan

kegiatan Pengadilan Agama Enrekang Tahun 2011 yang dilengkapi dengan data-data

yang memberikan gambaran tentang aktifitas Pengadilan Agama Enrekang dalam

melaksanakan tugas-tugas pembinaan sumber daya manusia tehnis yustisial,

pengelolaan sarana dan prasarana, keuangan dan administrasi.

Laporan dimaksud untuk memberikan informasi kepada pimpinan Pengadilan

Tinggi Agama Makassar serta Mahkamah Agung tentang pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi Pengadilan Agama Enrekang.

Dalam menyusun laporan ini kami berusaha semaksimal mungkin untuk

menyempurnakannya, namun kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak

kekurangan yang perlu diperbaiki, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik

membangun demi kesempurnaan pelaksanaan tugas untuk masa-masa yang akan datang.

Demikian, semoga laporan ini bermamfaat.

Enrekang, 3 Januari 2012

Ketua Pengadilan Agama Enrekang,

Drs. A. R. Buddin S, S.H.

ii

3

D A F T A R I S I

1. Halaman Judul ...………………………………………………………………. i

2. Kata Pengantar …...…………………………………………………………… ii

3. Daftar Isi ……………………………………………………………………….. iii

B A B I PENDAHULUAN ……… ……….. ……….. …………… ………. 1

A. Kebijakan Umum Peradilan…….………………… …….. …… 3

B. Visi dan Misi. …… . …………… …………………………….. 12

C. Renstra …….. ……………………… ……………. …………….. 17

B A B II STRUKTUR ORGANISASI ....... ............. ............... ..................... 32

A. Kedudukan dan struktur organisasi Peradilan Agama ....... 32

B. Struktur Organisasi .. ...……..………………… ………..…….. 36

C. Tugas Pokok dan Fungsi. …………………………………... 37

B A B III KEADAAN PERKARA ........ ........ ....... ........ .......... ..................... 40

A. Bidang Kepaniteraan Perkara……..…………………………. 40

B. Evaluasi… ……………………………………………………….. 43

C. Administrasi Perkara..………………………………………….. 44

D. Pengelolaan Biaya Perkara ……. …………… ……………….. 45

BAB IV PENGAWASAN INTERNAL …….. ………. ……….. ………… 46

A. Pengertian Pengawasan. ……………………………………… 46

B. Penunjukan Hakim Pengawas Bidang… ……………………. 47

C. Pelaksanaan Pengawasan ………. …………. ……………….. 49

BAB V PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN ……. ………. ………… 51

A. Sumber Daya Manusia Teknis Yudicial……………………… 51

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana …………..………………. 60

C. Pengelolaan Keuangan .… ………. …………. ………………..63

D. Pengelolaan Administrasi …………… ………….. ………….. 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ….. ……… ……… ………. …… 80

A. Kesimpulan…………………………………………………….. 80

B. Rekomendasi……………………………………………………. 80

iii

4

B A B I

PENDAHULUAN

Amandemen Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 menegaskan sifat dan karakter kekuasaan kehakiman dengan menyatakan

“Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi

terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia”.

Mahkamah Agung (MA) sebagai salah satu puncak kekuasaan kehakiman

serta peradilan negara tertinggi mempunyai posisi dan peran strategis di bidang

kekuasaan kehakiman karena tidak hanya membawahi 4 (empat) lingkungan peradilan

tetapi juga sebagai puncak menajemen di bidang administratif, personil dan finansial

serta sarana prasarana. Kebijakan “satu atap”, memberikan tanggung jawab dan

tantangan karena MA dituntut untuk menunjukkan kemampuannya guna mewujudkan

organisasi sebagai lembaga yang profesional, efektif, efisien, transparan serta akuntabel.

Tanggung jawab MA sebagai konsekuensi peyatuan atap termaktub dalam Undang

Undang No. 35 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas Undang Undang No. 14 Tahun

1970 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, dan telah direvisi

oleh Undang Undang No. 4 Tahun 2004, serta diperbaiki kembali melalui Undang

undang No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Justifikasi tersebut juga

termuat dalam berbagai undang-undang, yaitu antara lain melalui : undang undang No.

5 Tahun 2004 juncto Undang Undang No. 3 Tahun 2009 Tentang MA, Undang Undang

No. 8 Tahun 2004 juncto Undang Undang No. 46 Tahun 2009 Tentang Peradilan

5

Umum, Undang Undang No. 9 Tahun 2004 juncto Undang-Undang No. 51 Tahun 2009

Tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang Undang No. 50 Tahun 2009 Tentang

Peradilan Agama.

Menurut Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang

Kekuasaan Kehakiman dan perubahan kedua Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

yaitu Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama. Pengadilan

Agama adalah suatu lembaga yang resmi, sejajar dan setara dengan badan peradilan

lainnya yang ada di Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 dinyatakan

bahwa “Organisasi, Administrasi, dan Finansial Mahkamah Agung dan badan

peradilan yang berada di bahwahnya berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung”.

Dengan demikian berdasarkan Pasal tersebut lahirlah apa yang disebut Peradilan Satu

Atap ( one roof system).

Sementara itu Pasal 13 ayat (3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004

disebutkan bahwa “ketentuan mengenai organisasi, administrasi, dan financial badan

peradilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk masing-masing lingkungan

peradilan diatur dalam undang-undang sesuai dengan kekhususan lingkungan

peradilan masing-masing”. Sebagai realisasi dari pasal tersebut lahirlah undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum sebagai penyempurnaan dari

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara sebagai penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1986 dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama

sebagai penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989.

6

Disamping hal tersebut di atas Pengadilan Agama adalah suatu lembaga publik

servis dalam suatu penegakan hukum dan keadilan yang bertugas melaksanakan

sebagian kekuasaan kehakiman untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat

pencari keadilan guna mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera serta memiliki

kesadaran hukum yang tinggi.

Dengan perubahan perundang-undangan tersebut, maka badan peradilan

agama yang berada di bawah Departemen Agama ditangani oleh Direktorat, setelah

bergabung dengan Mahkamah Agung ditangani oleh Direktorat Jenderal. Perubahan itu

tentu membawa konsekuensi yang luar biasa terhadap pengembangan dan pengelolaan

Peradilan Agama kedepan, baik dari segi ketenagaan, administrasi, financial maupun

sarana dan prasarananya.

A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN

Peradilan adalah salah satu alat negara yang diberi wewenang untuk

menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara yang diterima sesuai dengan

kompetensi absolutnya. Pengadilan sesuai dengan azas peradilan yaitu sederhana,

cepat dan biaya ringan selalu mengedepankan hal tersebut dalam memberikan

pelayanan hukum bagi pencari keadilan. Dalam hal ini Pengadilan Agama sebagai

pengadilan tingkat pertama merupakan kawal depan dalam menciptakan tertib

hukum serta memberikan keadilan. Dimana Pengadilan Agama sesuai dengan

kewenangannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang

perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama.

7

Pengadilan Agama Enrekang dalam melaksanakan kegiatan mempunyai

landasan kerja berdasarkan pada peraturan perundang-undangan, antara lain :

1. Bidang Teknis Yustisial dan Administrasi Kepaniteraan :

1) Staatsblad 1941 Nomor 44 tentang Reglemen Indonesia yang diperbaharui

(RIB=HIR) / Staatsblad Nomor 227 Tahun 1927 Tentang R.Bg jo. Undang-

Undang Darurat Nomor 1 Tahun 1951.

2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa

dan Madura.

3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Peraturan

Pemerintah nomor 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974.

4) Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

5) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

6) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.

7) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

8) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah

Milik jo. Peraturan Menteri Agama R.I Nomor 1 Tahun 1978 tentang

Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977.

9) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang izin perkawinan dan

perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45

Tahun 1990 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun

1983 jo. Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor 5 Tahun 1984

tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983.

8

10) Instruksi Presiden R.I. Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum

Islam

11) Peraturan Mahkamah Agung R.I. Nomor 1 Tahun 2001 tentang Permohonan

Kasasi Perkara Perdata yang tidak memenuhi persyaratan formal.

12) Peraturan Mahkamah Agung R.I. Nomor 1 Tahun 2002 tentang Acara

Gugatan Perwakilan Kelompok.

13) Peraturan Mahkamah Agung R.I. Nomor 2 Tahun 2003 tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan.

14) Keputusan Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/001/SK/I/1991 tanggal 24

Januari 1991 tentang Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi

Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama jo.

Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/007/SK/IV/1994

tentang memberlakukan buku I dan buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan

Administrasi pengadilan..

15) Keputusan Mahkamah Agung R.I. Nomor KMA/004/Sk/II/1992 tanggal 24

Februari 1992 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan

Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama.

16) Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor KMA/006/SK/III/1994

tentang Pengawasan dan Evaluasi atas hasil Pengawasan oleh Pengadilan

Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama.

17) Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/028/SK/V/1996

tentang Biaya Permohonan Pemeriksaan Sengketa Kewenangan Mengadili

dalam perkara Perdata.

9

18) Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/042/SK/VIII/2001

tentang Perubahan Keputusan Mahkamah Agung Nomor :

KMA/027A/SK?VI/2000 tentang Biaya Perkara Perdata dan Tata Usaha

Negara yang dimohonkan Peninjauan Kembali.

19) Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/042/SK/III/2002

tentang Perubahan Keputusan Mahkamah Agung Nomor :

KMA/027A/SK?VI/2000 tentang Biaya Perkara yang dimohonkan Kasasi.

20) Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 299 Tahun 2002 tentang Biaya

Perkara pada Peradilan Agama.

21) Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor 2 Tahun 2000 tentang

Perubahan Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor 5 Tahun 1994

tentang Biaya Administrasi.

22) Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor 3 Tahun 2000 tentang

Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorrad) dan Provisionil.

23) Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor 7 Tahun 2001 tentang

Pemeriksaan Setempat.

24) Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor 1 Tahun 2002 tentang

Upaya Perdaiaman (Pemberdayaan pasal 130 HIR).

25) Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Penanganan perkara yang berkaitan dengan Nebis In Idem.

26) Surat Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : MA/KUMDIL/P/01/II/2002

tentang Petunjuk Penerimaan Tamu.

27) Surat Ketua Muda Mahkamah Agung R.I. Urusan Peradilan Agama Nomor

28/TUADA-AG/X/2002 tentang Pencatatan Perceraian.

10

28) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008

tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.

29) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2008 tentang

Jenis dan tarif atas jenis penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada

Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya.

2. Bidang Administrasi Sekretariat dan Lain-lain :

1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

jo. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian.

2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan

pajak.

3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

5) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

6) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

7) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai

Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah.

8) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang jenis dan penyetoran

penerimaan Negara Bukan Pajak.

9) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Peraturan Gaji Hakim

Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama

sebagaimana telah beberapa kali diubah.

11

10) Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai

Negeri sipil.

11) Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai

Negeri Sipil jo. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang

Perubahan atas PP No. 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan PNS.

12) Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat

Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002

tentang perubahan terhadap PP No. 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan

Pangkat PNS.

13) Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai

Negeri Sipil dalam jabatan Struktural jo. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun

2002 tentang Perubahan terhadap PP. No. 100 Tahun 2000 tentang

Pengangkatan PNS dalam jabatan struktural.

14) Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan

Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

15) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2002 tentang Kenaikan Jabatan dan

Pangkat Hakim.

16) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang

Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

17) Keputusan Presiden R.I. Nomor 19 Tahun 2000 jo. Keputusan Presiden R.I.

Nomor 89 Tahun 2001 tentang Tunjangan Hakim.

18) Keputusan Presiden R.I. Nomor 138 Tahun 2000 tentang Tunjangan

Panitera.

12

19) Keputusan Presiden R.I. Nomor 130 Tahun 2001 tentang Tunjangan Jabatan

Fungsional Jurusita dan Jurusita Pengganti.

20) Keputusan Presiden R.I. Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman

Pelaksanaan Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana

telah diubah dengan Keppres No. 72 Tahun 2004.

21) Peraturan Presiden R.I. Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

22) Keputusan Panitera/Sekretaris Jenderal Mahkamah Agung R.I Nomor

UP.IV/226/PSJ/SK/2004 tentang Pendelegasian Wewenang Pengangkatan,

Pemindahan, Pemberhentian dan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil di

lingkungan Peradilan Agama.

23) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Tunjangan Khusus kinerja Hakim dan Pegawai Negeri di Lingkungan

Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya.

24) Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor :

070/KMA/SK/V/2008 tentang Tunjangan Khusus Kinerja Pegawai Negeri di

Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di

bawahnya.

25) Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor :

071/KMA/SK/V/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja Dalam

Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kinerja Hakim dan Pegawai

Negeri di Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada

di bawahnya.

13

26) Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor :

035/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Ketua Mahkamah

Agung Republik Indonesia Nomor : 071/KMA/SK/V/2008 tentang ketentuan

penegakan disiplin kerja dalam pelaksanaan pemberian Tunjangan Khusus

Kinerja Hakim dan Pegawai Negeri di Lingkungan Mahkamah Agung dan

Badan Peradilan yang berada di bawahnya.

B. VISI DAN MISI

1. VISI : Mewujudkan Pengadilan Agama Enrekang sebagai Peradilan yang

bersih, berwibawa dan professional dalam penegakan hukum dan

keadilan.

2. MISI : 1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan;

2. Meningkatkan sumber daya aparatur peradilan;

3. Meningkatkan pengawasan yang terencana dan efektif;

4. Meningkatkan kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat;

5. Meningkatkan sarana dan prasarana hukum.

Untuk melaksanakan dan menjabarkan tugas pokok tersebut diperlukan

rencana stratejik berupa visi dan misi Pengadilan Agama Enrekang yang pada

pokoknya bertujuan untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum

dan keadilan.

Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang

berisikan cita atau bahkan tujuan hukum (rechtsidea) yang ingin diwujudkan. Visi

berkaitan dengan pandangan ke depan yang menyangkut kemana Pengadilan Agama

Enrekang akan dibawah dan diarahkan dapat berkarya secara konsisten, tetap eksis,

14

antisipatif, inovatif dan needed (dibutuhkan) oleh masyarakat -

stakeholder/justisiabelen.

Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan untuk

mewujudkan visi Pengadilan Agama Enrekang yang telah ditetapkan.

Visi dan misi dan Pengadilan Agama Enrekang telah disusun melalui

proses yang patrisipatif dan komprehensif dengan mempertimbangkan data statistik

Pengadilan Agama dan kondisi eksternal yang ada.

Visi Pengadilan Agama Enrekang yaitu : Terwujudnya Pengadilan Agama

Enrekang yang bersih, berwibawa dan professional dalam penegakan hukum dan

keadilan.

Visi Pengadilan Agama Enrekang yaitu : Terwujudnya Pengadilan Agama

Enrekang yang bersih, berwibawa dan profesional dalam penegakan hukum dan

keadilan merupakan kondisi yang diharapkan dapat memotivasi seluruh karyawan-

karyawati Pengadilan Agama Enrekang melaksanakan aktivitas. Pernyataan visi

Pengadilan Agama Enrekang tersebut memiliki pokok pengertian sebagai berikut :

Pengadilan Agama Enrekang yang bersih, mengandung makna bersih dari

pengaruh non hukum baik berbentuk kolusi, korupsi dan nepotisme, maupun

pengaruh tekanan luar dalam upaya penegakan hukum. Bersih dan bebas KKN

merupakan topik yang harus selalu dikedepankan pada era reformasi. Terbangunnya

suatu proses penyelenggaraan yang bersih dalam pelayanan hukum menjadi

prasyarat untuk mewujudkan peradilan yang berwibawa.

Berwibawa, mengandung arti bahwa Pengadilan Agama Enrekang ke

depan dipercaya sebagai lembaga peradilan yang memberikan perlindungan dan

15

pelayanan hukum sehingga lembaga peradilan tegak dengan kharisma sandaran

keadilan masyarakat.

Profesionalisme, mengandung arti yang luas, profesionalisme dalam proses

penegakan hukum, profesionalisme dalam penguasaan ilmu pengetahuan hukum dan

profesionalisme memanajemen lembaga peradilan, sehingga hukum dan keadilan

yang diharapkan dapat terwujud. Jika hukum dan keadilan telah terwujud maka

supremasi hukum dapat dirasakan oleh segenap masyarakat.

Berdasarkan visi Pengadilan Agama Enrekang yang telah ditetapkan

tersebut, maka ditetapkan beberapa misi Pengadilan Agama Enrekang untuk

mewujudkan visi tersebut. Misi Pengadilan Agama tersebut adalah :

1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan;

2. Meningkatkan sumber daya aparatur peradilan;

3. Meningkatkan pengawasan yang terencana dan efektif;

4. Meningkatkan kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat;

5. Meningkatkan sarana dan prasarana hukum.

Penjelasan makna misi :

Misi pertama “ Mewujudkan peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan“

mengandung makna bahwa untuk mewujudkan lembaga peradilan yang bersih,

berwibawa, dan profesionalisme, maka pelaksanaan proses peradilan yang cepat,

sederhana dan biaya ringan merupakan langkah antisipatif terhadap eofora reformasi

hukum yang selalu didengungkan masyarakat. Apatisme masyarakat terhadap

peradilan yang selalu menganggap bahwa berproses ke pengadilan akan selalu lama,

berbelit-belit dan memakan waktu dan biaya yang mahal ditepis dengan misi

tersebut, misi tersebut juga sesuai dengan kehendak peraturan perundang-undangan

16

sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 Undang Undang Nomor 4 Tahun 2004

Tentang Kekuasaaan Kehakiman.

Misi kedua “ Meningkatkan sumber daya aparatur peradilan “ yang dimaksud

dengan sumber daya aparatur peradilan meliputi pejabat hakim, kepaniteraan,

kejurusitaan serta kesekretariatan.

Ujung tombak hukum dan keadilan pada lembaga peradilan berada pada

tangan hakim. Oleh karena itu, upaya peningkatan sumber daya hakim adalah urgen.

Meskipun demikian, aparat peradilan lainnya seperti kepaniteraan dan kejurusitaan

serta kesekretariatan tetap mendapat perhatian peningkatan sumber daya karena

aparat peradilan tersebut merupakan faktor pendukung bagi hakim dalam

melaksanakan tugas penegkan hukum dan keadilan. Tingkat profesionalisme aparat

sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan hukum aparat.

Peningkatan sumber daya yang dimaksud dapat dilakukan melalui : (1)

pendidikan formal (2) pendidikan dan pelatihan terstruktur (3) pengalaman kerja

melalui mutasi terencana.

Misi ketiga “ Meningkatkan pengawasan yang terencana dan efektif “ pengawasan

merupakan tindakan untuk : (1) menjaga agar pelaksanaan tugas lembaga sesuai

dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, (2)

mengendalikan agar administrasi peradilan dikelola secara tertib sebagaimana

mestinya dan aparat peradilan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, (3)

menjamin terwujudnya pelayanan publik yang baik bagi para pencari keadilan yang

meliputi : kualitas putusan, waktu penyelesaian perkara yang cepat dan biaya

perkara yang murah.

17

Penerapan pengawasan yang terencana merupakan upaya preventif

terhadap peluang atau kesempatan pelanggaran sedangkan pengawasan yang efektif

mempunyai sasaran penyelesaian masalah secara tepat dan cepat terhadap berbagai

temuan penyimpangan dan pengaduan dari masyarakat. Pengawasan yang terencana

dan efektif diharapkan dapat mengurangi sorotan dan kritikan terhadap lembaga

peradilan.

Misi keempat “ Meningkatkan kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat“, seperti

yang telah diuraikan bahwa ada tiga pilar yang menentukan kesuksesan pencapaian

tujuan hukum yakni (1) substansi hukum, (2) struktur hukum, (3) budaya hukum.

Budaya hukum sangat terkait dengan kesadaran dan ketaatan hukum

suatu masyarakat. Kesadaran hukum yang baik adalah kesadaran yang diikuti

dengan ketaatan terhadap hukum. Dikemukakan ada tiga tingkatan kualitan ketaatan

hukum, pertama ketaatan hukum yang bersifat compliance, yaitu jika seorang taat

terhadap suatu aturan hanya karena takut terkena sangsi, kedua ketaatan hukum

yang bersifta identification, yaitu jika seorang taat terhadap suatu aturan hanya

karena takut hubungan baiknya dengan orang lain menjadi rusak, ketiga ketaatan

hukum yang bersifat internalization yaitu jika seorang taat terhadap hukum karena ia

merasa aturan itu sesuai dengan nilai-nilai instrinsik yang dianutnya.

Model ketaatan terhadap hukum yang ketiga yang sangat diharapkan terwujud

dalam wilayah hukum Pengadilan Agama Enrekang untuk mencapai visinya.

Misi kelima “ Meningkatkan sarana dan prasarana hukum ” yang mengandung

makna bahwa tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka tidak mungkin

penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar. Sarana dan prasarana tersebut

18

mencakup sarana gedung, sarana organisasi yang baik, sarana peralatan yang

memadai, sarana keuangan yang cukup dan lain-lain.

Adapun visi Badan Peradilan yang berhasil dirumuskan oleh pimpinan

Mahkamah Agung pada tanggal 10 September 2010 adalah “Terwujudnya Badan

Peradilan Indonesia yang Agung”. Visi Badan Peradilan tersebut, dirumuskan

dengan merujuk pada Pembukaan UUD 1945, terutama alinea kedua dan alinea

keempat, sebagai tujuan Negara Republik Indonesia. Di dalam frasa tersebut,

tercermin harapan terwujudnya Pengadilan yang moderen, independent,

bertanggung jawab, kredibel, menjunjung tinggi hukum dan keadilan, sedangkan

misi yang dikembangkan untuk mencapai visi tersebut adalah :

1. Menjaga kemandirian badan peradilan

2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.

4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.

C. RENCANA STRATEJIK (RENSTRA)

Pelaksanaan kepemerintahan dewasa ini menghendaki adanya terwujudnya

kepemerintahan yang baik (good governance). Pelaksanaan kepemerintahan yang

baik akan terwujud apabila terdapat suatu sistem perencanaan dan diikuti dengan

akuntabilitas. Oleh karena itu, perencanaan dan akuntanbilitas mutlak adanya.

Peran dan fungsi perencanaan yang mengarah kepada akuntabilitas

merupakan landasan ideal mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara

dalam berbagai sektor, termasuk di dalamnya sektor penegakan hukum dan

peradilan.

19

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan keinginan nyata

pemerintah untuk melaksanakan good governance dalam penyelenggaraan

kehidupan bernegara.

Salah satu dari unsur pokok dari penjabaran sistem akuntabilitas adalah

penyusunan Rencana Stratejik(renstra) dengan berbasis kinerja yang merupakan

pedoman pelaksanaan tupoksi, sehingga segala bentuk kegiatan dilaksanakan secara

terencana dan terukur. Suatu perencanaan yang tidak stratejik sama halnya

merencanakan suatu kegagalan yang tentunya hal tersebut tidak dikehendaki

bersama.

Rencana stratejik (renstra) merupakan rencana stratejik yang disusun

dalam jangka waktu tertentu ke depan berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan

tuntutan melalui suatu analisis perencanaan. Rencana stratejik dimaksudkan untuk

memaksimalkan sumber daya agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

Suatu akuntabilitas akan dapat diterima secara baik apabila sumber daya yang ada

dipergunakan secara tepat guna dan sasaran.

Pengadilan Agama Enrekang sebagai lembaga peradilan yang

melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman (yudikatif) dalam wilayah hukum

Pengadilan Tinggi Agama Sulawesi Selatan, yang mempunyai tugas pokok

menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan sebagai

yang diatur dalam Undang-undang No. 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Penyelenggaraan tugas pokok tersebut berkait erat dengan tuntutan

masyarakat akan kemandirian hukum dan keadilan, penegakan supremasi hukum,

20

proses peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan terhadap lembaga peradilan

termasuk Pengadilan Agama Enrekang dalam wilayah hukumnya menandakan

urgensinya penyusunan suatu rencana stratejik, sebagai kerangka acuan untuk

mewujudkan cita-cita hukum.

Rencana stratejik Pengadilan Agama Enrekang ini merupakan rumusan

stratejik dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) lembaga

peradilan dalam wilayah hukumnya, peningkatan pelayanan hukum kepada

masyarakat. Penyusunan tersebut disusun dengan memperhatikan perkembangan

hukum dan masyarakat di Enrekang, kondisi internal dari organisasi Pengadilan

Agama dalam wilayah hukum serta memperhatikan kondisi perkembangan hukum

dan masyarakat secara nasional.

Penyusunan rencana stratejik Pengadilan Agama Enrekang ini tidak lepas

juga dari Blue Print Mahkamah Agung dan hasil Rakernas Mahkamah Agung. Oleh

karena itu, diharapkan agar rencana stratejik terdapat keselarasan dan keserasian

dengan program-program pusat dibidang hukum.

Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, MA melaksanakan berbagai

program dan capaian antara lain (1) program Reformasi Birokrasi dengan fokus

pada penataan organisasi, perbaikan tata kerja, pengembangan sumber daya,

perbaikan sistem remunerasi dan manajemen teknologi dan informasi; (2)

pembentukan kelompok-kelompok kerja (Pokja) Pembaruan Peradilan dengan

agenda prioritas pembaruan peradilan; (3) terkikisnya tumpukan perkara; (4) upaya

meningkatkan kualitas hakim melalui pembangunan Pusat Pendidikan bagi Hakim

dan staf Pengadilan di Megamendung, Jawa Barat dan berbagai pelatihan bagi

hakim dan staf pengadilan; (5) perbaikan sistem rekrutmen calon hakim; (6)

21

mendorong keterbukaan Informasi melalui Surat Keputusan Ketua MA RI No.

144/KMA/SK/VII/2007 Tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan; (7)

Penguatan sistem pengawasan internal dan penguatan hubungan dengan komisi

yudisial.

Sepanjang tahun 2006 hingga 2007, MA dan badan peradilan di bawahnya

melalui kelompok kerja pembaruannya melakukan perubahan atau perbaikan dalam

organisasi dan tata kerja, menajemen perkara, pengawasan internal, Sumber daya

Manusia (SDM), pendidikan dan pelatihan, pembinaan karir, dan sistem teknologi

informasi serta manajemen keuangan.

Pada tahun 2007 diadakan pertemuan antara Tim Pembaruan MA dengan

KPK untuk mengembangkan kerangka pikir Reformasi Birokrasi sebagai upaya

mencegah praktek Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Kerangka pikir ini

memperkuat reformasi peradilan, utamanya reformasi aparatur penegak hukum.

Selanjutnya MA ditunjuk sebagai salah satu pilot project percontohan Reformasi

Birokrasi dan merumuskan program quick wins yang sesuai dengan karakteristik

lembaga dan terutama yang menyentuh pada aspek-aspek bersentuhan dengan

kebutuhan publik. Program quick wins ini utamanya bertujuan untuk meningkatkan

kepercayaan publik. Program quick wins MA adalah (1) Transparansi putusan; (2)

Pengembangan Teknologi Informasi; (3) Pengelolaan PNBP; (4) Kode etik hakim;

(5) Manajemen SDM, khususnya pekerjaan, evaluasi pekerjaan dan sistem

remunerasi (tunjangan kinerja).

a. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Rencana Stratejik Pengadilan Agama Enrekang Tahun 2011-2015

mempunyai maksud :

22

1. Memberikan gambaran yang jelas tentang masa depan serta kondisi lima

tahun ke depan Pengadilan Agama Enrekang yang akan diwujudkan melalui

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) peradilan sebagai

lembaga pelayanan hukum.

2. Memberikan acuan atau landasan pertanggungjawaban kepada masyarakat

(stakeholder) pencari keadilan dalam hal konstribusi Pengadilan Agama

dalam pembangunan hukum di wilayah hukum Pengadilan Agama

Enrekang.

3. Menjadi bahan evaluasi bagi lingkungan internal dan eksternal mengenai

sejauhmana Pengadilan Agama Enrekang dapat memamfaatkan kekuatan

(strength) dan peluang (opportunity) serta berusaha meminimalisasi segala

kelemahan (weaknesses) dan hambatan (threatment) dalam pelaksanaan

tupoksi.

4. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pertanggungjawaban pimpinan Pengadilan

Agama Enrekang dan jajarannya dalam penyelenggaraan tugas pokok dan

fungsi peradilan berdasarkan visi dan misi Pengadilan Agama Enrekang.

Tujuan penyusunan Rencana Stratejik adalah :

1. Tersusun dokumen perencanaan taktis stratejik Pengadilan Agama Enrekang

yang berfokus pada skala prioritas stratejik dalam wilayah hukum Kabupaten

Enrekang.

2. Tersusun dokumen perencanaan yang akan dijadikan acuan dalam

penyusunan dokumen perencanaan kinerja tahun Pengadilan Agama

Enrekang serta dasar penilaian akuntabilitas kinerja penyelenggaraan tugas

pokok dan fungsi peradilan.

23

3. Terwujudnya keterpaduan dan sinergi kebijakan dan program Pengadilan

Agama Enrekang.

b. Kondisi Stratejik Pengadilan Agama Enrekang

1. Gambaran Kondisi Wilayah Hukum

Pengadilan Agama Enrekang terletak di Jalan Sultan Hasanuddin

No. 190/450 Enrekang Telp. 0420-21850 berada dalam wilayah Pengadilan

Tinggi Agama Sulawesi Selatan. Wilayah hukum Pengadilan Agama

Enrekang meliputi wilayah Kabupaten Enrekang dengan luas 1.786.01 km

atau 2,83 persen dari luas Propinsi Sulawesi selatan. Wilayah hukum

Pengadilan Agama Enrekang meliputi wilayah Kabupaten Enrekang yang

terdiri dari 12 Kecamatan dan 129 Kelurahan/desa.

Sesuai data yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang, Pada tahun 2010 Wilayah

Kabupaten Enrekang terdiri dari 12 Kecamatan dan 129 Kelurahan/Desa

yaitu :

1. Kecamatan Enrekang, terdiri dari 18 Kelurahan/desa :

a. Kelurahan Juppandang

b. Kelurahan Puserren

c. Kelurahan Galonta

d. Kelurahan Lewaja

e. Kelurahan Karueng

f. Kelurahan Tuara

g. Desa Leoran

h. Desa Cemba

i. Desa Tungka

j. Desa Temban

k. Desa Buttu Batu

l. Desa Tallu Bamba

m. Desa Ranga

n. Desa Tokkonan

24

o. Desa Kaluppini

p. Desa Tobalu

q. Desa Lemban

r. Desa Rosoan

2. Kecamatan Maiwa terdiri dari 22 kelurahan/desa :

a. Desa Mengkawani

b. Desa Botto Mallangga

c. Desa Pasang

d. Desa Batu Mila

e. Kelurahan Bangkala

f. Desa Pattondon Salu

g. Desa Tuncung

h. Desa Salo Dua

i. Desa Puncak Harapan

j. Desa Palakka

k. Desa Tapong

l. Desa Boiya

m. Desa Lebani

n. Desa Matajang

o. Desa Baringin

p. Desa Limbuang

q. Desa Ongko

r. Desa Pariwang

s. Desa Kaluppang

t. Desa Paladang

u. Desa Labuku

v. Desa Tanete

3. Anggeraja, terdiri dari 15 Kelurahan/Desa:

a. Desa Bambapuang

b. Kelurahan Tanete

c. Kelurahan Lakawan

d. Desa Mampu

e. Desa Mataran

f. Desa Bubun Lamba

g. Desa Pekalobean

h. Desa Salu Dewata

i. Desa Tindallun

j. Desa Singki

k. Desa Siambo

l. Desa Mendatte

m. Desa Tampo

n. Desa Batunoni

o. Desa Saruran

25

4. Kecamatan Malua, terdiri dari 8 desa:

a. Desa Malua

b. Desa Bonto

c. Desa Tangru

d. Desa Kolai

e. Desa Rante Mario

f. Desa Tallung Tondok

g. Desa Dulang

h. Desa Buntu Batuan

5. Kecamatan Baraka, terdiri dari 15 kelurahan/desa :

a. Keluarahan Baraka

b. Keluarahan Tomonawa

c. Desa Parinding

d. Desa Baraka

e. Desa Bontongan

f. Desa Banti

g. Desa Tirowali

h. Desa Bone-Bone

i. Desa Janggurara

j. Desa Perangian

k. Desa Salukanan

l. Desa Kadinge

m. Desa Kendenan

n. Desa Pandung Batu

o. Desa Papundangan

6. Kecamatan Alla, terdiri dari 8 kelurahan/desa:

a. Kelurahan Kambiolangi

b. Kelurahan Kalosi

c. Desa Mata Allo

d. Desa Pana

e. Keluarahan Buntu Sugi

f. Desa Sumillan

g. Desa Taulo

h. Desa Bolang

7. Kecamatan Bungin, terdiri dari 6 desa :

a. Desa Bulo

b. Desa Bungin

c. Desa Baruka

d. Desa Tallang Rilau

e. Desa Sawitto

f. Desa Banua

26

8. Kecamatan Cendana, terdiri dari 7 desa :

a. Desa Pinang

b. Desa Cendana

c. Desa Taulan

d. Desa Pundi Lemo

e. Desa Malalin

f. Desa Karrang

g. Desa Lebang

9. Kecamatan Curio, terdiri dari 11 desa :

a. Desa Buntu Barana

b. Desa Buntu Pema

c. Desa Mekkalak

d. Desa Pabaloran

e. Desa Curio

f. Desa Sanglepongan

g. Desa Tallung Ura

h. Desa Parombean

i. Desa Salassa

j. Desa Sumbang

k. Desa Mandalan.

10. Kecamatan Buntu Batu terdiri dari 8 desa :

a. Desa Ledan

b. Desa Patok Ulin

c. Desa Eran Batu

d. Desa Langda

e. Desa Pasui

f. Desa Lunjen

g. Desa Buntu Mondong

h. Desa Latimojong

11. Kecamatan Masalle terdiri dari 6 desa :

a. Desa Buntu Sarong

b. Desa Masalle

c. Desa Rampunan

d. Desa Mundan

e. Desa Tongkonan Basse

f. Desa Batu Kede

27

2. Gambaran Kondisi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia pada Pengadilan Agama Enrekang

merupakan aparat pelaksana kekuasaan kehakiman sekaligus sebagai

pelayanan hukum masyarakat.

Untuk mewujudkan penyelenggaraan peradilan sesuai dengan visi

dan misi Pengadilan Agama Enrekang, demikian pula dalam kaitannya

dengan kondisi kebutuhan masyarakat, terutama para pencari keadilan sangat

ditentukan oleh unsur sumber daya manusia baik dari segi kualitas maupun

kuantitas.

Secara kuantitas, Pengadilan Agama Enrekang sampai akhir tahun

2010 mempunyai tenaga sumber daya manusia sejumlah 23 orang yang

terdiri dari :

1. Hakim berjumlah 8 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua.

2. Panitera/Sekretaris 1 orang, Wakil Panitera 1 orang, Panitera Muda 3

orang dan panitera pengganti berjumlah 2 orang

3. Jurusita/jurusita pengganti berjumlah 1 orang.

4. Pejabat struktural berjumlah 2 orang yaitu Wasek dan Kaur Keuangan

sedangkan Kaur Umum masih kosong dan Kaur Kepegawaian

mendapatkan mutasi pindah ke Pengadilan Agama Takalar pada bulan

Agustus tahun 2011.

5. Staf 1 orang dan CPNS 1 orang.

3. Gambaran Kondisi Kompetensi

Kompetensi Peradilan Agama diatur dalam Pasal 49 Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah

28

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo Undang-Undang No. 50

Tahun 2009 menyebutkan bahwa Pengadilan Agama bertugas dan

berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara antara orang-

orang yang beragama Islam di bidang : (a) perkawinan; (b) kewarisan, (c)

wasiat, (d) hibah, (e) wakaf, (f) Zakat, (g) Infaq, (h) Sadaqah dan (i)

Ekonomi Syari’ah.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama melengkapi

kompetensi Peradilan Agama dengan menambahkan beberapa kewenangan

hukum diantaranya :

1. Pengangkatan anak; 2. Zakat, Infaq; dan 3. Ekonomi syari’ah

Penjelasan Pasal 49 huruf (i) Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2006 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama dikatakan bahwa yang dimaksud dengan ekonomi syari’ah

adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip

syari’ah antara lain meliputi :

a. Bank Syari’ah; b. Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah; c. Asuransi

Syari’ah; d. Reasuransi Syari’ah; e. Reksa Dana Syari’ah; f. Obligasi

Syari’ah dan Surat Berharga Berjangka Menengah Syari’ah. g. Sekuritas

Syari’ah; h. Pembiayaan Syari’ah; i. Pegadaian Syari’ah; j. Dana Pension

Lembaga Keuangan Syari’ah dan k. Bisnis Syari’ah.

Penambahan kewenangan tersebut merupakan suatu kekuatan

untuk memberikan pelayanan hukum secara optimal kepada masyarakat

Kabupaten Enrekang yang mayoritas beragama Islam.

29

B A B II

STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI)

Tugas Pokok Peradilan Agama diatur dalam Pasal 49 Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan diubah lagi dengan Undang-Undang No. 50

Tahun 2009 menyebutkan bahwa Pengadilan Agama bertugas dan berwenang

memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara antara orang-orang yang beragama

Islam di bidang : (a) perkawinan; (b) kewarisan, (c) wasiat, (d) hibah, (e) Wakaf, (f)

Zakat, (g) Infaq, (h) Shadaqah dan (i) Ekonomi Syari’ah.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama melengkapi tugas pokok

Peradilan Agama dengan menambahkan beberapa kewenangan hukum meliputi :

a. Pengangkatan anak

b. Zakat, Infaq,

c. Ekonomi Syari’ah

Penjelasan Pasal 49 huruf (i) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

dikatakan bahwa yang dimaksud dengan ekonomi syari’ah adalah perbuatan atau

kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari’ah antara lain meliputi :

i. Bank Syari’ah ;

ii. Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah;

iii. Asuransi Syari’ah;

iv. Reasuransi Syari’ah;

v. Reksa dana Syari’ah;

30

vi. Obligasi Syari’ah dan surat berharga berjangka menengah Syari’ah;

vii. Sekuritas Syari’ah;

viii. Pembiayaan Syari’ah;

ix. Pegadaian Syari’ah;

x. Dana Pensiun lembaga keuangan Syari’ah dan

xi. Bisnis Syari’ah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pengadilan Agama

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan bagi

perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi;

b. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan

peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya;

c. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan

Peradilan Agama ( umum, kepegawaian, dan keuangan kecuali biaya perkara);

d. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam pada

Instansi Pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur

dalam pasal 52 ayat (1) undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989.

e. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan pembagian harta

peninggalan diluar sengketa antara orang-orang yang beragama Islam yang

dilakukan berdasarkan hukum Islam sebagaimana diatur dalam pasal 107 ayat

(2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1989.

f. Waarmeking Akta Keahliwarisan di bawah tangan untuk pengambilan

deposito/tabungan, pensiunan dan sebagainya.

g. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan hukum,

pelaksanaan hisab rukyat, memberikan pertimbangan hukum agama.

31

A. PENYUSUNAN ALUR TUPOKSI

- Ketua Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Agama Enrekang)

Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman

bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu yang

diatur dalam Undang-Undang. Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan

Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang

berpuncak pada Mahkamah Agung R.I. sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.

Dalam struktur organisasi Pengadilan Agama Enrekang tetap mengacu

pada ketentuan yang berlaku dengan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 50

Tahun 2009 tentang perubahan kedua Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama dan Surat Ketua Mahkamah Agung RI Nomor

KMA/SK/II/1992 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan

Agama dan Pengadilan Tinggi Agama.

Pengadilan Agama sebagai salah satu peradilan dengan sebuah sistem

memiliki sub sistem yang terdiri dari Hakim, hukum materiil, hukum formal (acara),

administrasi dan budaya hukum masyarakat. Dalam menjalankannya peradilan

merupakan pilar kekuasaan kehakiman yang memiliki aparat hukum yang terdiri

dari Hakim, Panitera dan Jurusita. Ketiga aparat hukum tersebut merupakan tiga

serangkai yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.

Hakim adalah pejabat yang melaksanakan kekuasaan kehakiman, dimana

proses pengangkatan dan pemberhentiannya dilakukan oleh Presiden selaku Kepala

Negara atas usul / persetujuan Ketua Mahkamah Agung RI. Dalam organisasi

Hakim dipimpin langsung oleh Ketua.

32

Ketua dalam memimpin pengadilan didampingi wakil ketua. Dalam

hubungan kerja hakim dihubungkan dengan garis lurus yang artinya garis tanggung

jawab.

Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Ketua Pengadilan Agama Enrekang

Antara lain :

1. Memimpin pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Enrekang

2. Membuat perencanaan/program kerja menetapkan sasaran dan menjadwalkan

rencana kegiatan setiap tahun kegiatan dan melakukan pengawasan atas

pelaksanaannya dengan baik serasi dan selaras.

3. Membagi tugas dan menentukan penanggungjawab secara jelas dalam rangka

mewujudkan keserasian dan kerja sama antar sesama pejabat, menggerakan dan

mengarahkan pelaksanaannya dilingkungan Pengadilan Agama Enrekang.

4. Menyelenggarakan administrasi peradilan baik administrasi perkara maupun

umum dan mengawasi keuangan perkara maupun rutin/pembangunan

5. Melaksanakan pertemuan berkala setidak-tidaknya sekali dalam sebulan dengan

para hakim serta dengan para pejabat lainnya baik struktural maupun fungsional

dan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali dengan seluruh karyawan.

6. Memberi petunjuk dan bimbingan yang diperlakukan baik bagi para hakim,

pejabat lainnya maupun seluruh karyawan.

7. Mempersiapkan kader dalam rangka menghadapi alih generasi .

8. Melakukan koordinasi antar sesama intansi penegak hukum dan kerja sama

dengan intansi-intansi lain serta dapat memberikan keterangan-keterangan,

pertimbangan, nasihat tentang hukum Islam kepada intansi pemerintah apabila

diminta.

33

9. Memperhatikan keluhan-keluhan dari masyarakat dan menanggapinya bila

dipandang perlu.

10. Mempelajari berkas perkara dan atau surat-surat lain yang berhubungan dengan

perkara yang diajukan dan membagikan kepada majelis hakim untuk

diselesaikan.

11. Menetapkan perkara yang harus diadili berdasarkan nomor urut kecuali untuk

perkara tertentu yang karena menyangkut kepentingan umum harus segera diadili,

maka perkara itu didahulukan.

12. Memimpin dan mengawasi kesempurnaan pelaksanaan penetapan atau putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuasaan hukum tetap.

13. Memantau dan mengawasi pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim, panitera

sekretaris dan juru sita.

14. Melaksanakan pembagian tugas dengan wakil ketua serta bekerja sama dengan

baik.

15. Melaksanakan konsultasi dengan atasan setiap saat diperlukan.

16. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan.

17. Mengevaluasi prestasi kerja para aparat dilingkungan Pengadilan Agama

Enrekang.

18. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada ketua ke PTA. Makassar.

- Pansek Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Agama Enrekang)

Berdasarkan Pasal 26 ayat (1) dan (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama disebutkan bahwa setiap pengadilan ditetapkan adanya

kepaniteraan yang dipimpin oleh seorang Panitera. Dalam melaksanakan tugas

34

tersebut, Panitera dibantu oleh seorang Wakil Panitera dan beberapa orang Panitera

Muda dan beberapa orang Panitera Pengganti serta Jurusita Pengganti.

Panitera Sekretaris adalah pejabat kepaniteraan yang memimpin

kepaniteraan. Dalam melaksanakan tugasnya Panitera dibantu oleh seorang Wakil

panitera, beberapa Panitera Muda, Panitera Pengganti dan Jurusita. Panitera selain

memimpin kepaniteraan, juga memimpin kesekretariatan sebagai Sekretaris. Dalam

menjalankan tugas kesekretariatan dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris dan

beberapa Kepala Urusan. Hal demikian terjadi karena pada pengadilan

penyelenggaraan administrasi dibedakan menurut jenisnya dan dipisahkan

penanganannya. Pembedaan dan pemisahan tersebut yang melahirkan dua unit kerja

yaitu kepaniteraan dan kesekretariatan, namun demikian pembedaan dan pemisahan

tersebut bersifat integral dengan mengutamakan koordinasi dalam tugas pokok

pengadilan.

Hubungan antara Panitera dengan Ketua berada dalam hubungan garis

linier (lurus) atau garis komando dimana segala perintah Ketua harus dilaksanakan

oleh Panitera.

Panitera mempunyai tugas pokok adalah memberikan pelayanan teknis di

bidang administrasi perkara dan administrasi lainnya berdasarkan peraturan

perundangan yang berlaku. Dalam kaitannya sebagai lembaga peradilan Panitera

bertugas menerima perkara, mulai proses pendaftaran sampai pelaksanaan putusan

(eksekusi).

Pada puncak organisasi yaitu Mahkamah Agung telah terjadi pemisahan

antara Panitera dengan Sekretaris, yang masing-masing memimpin bidang

kepaniteraan (Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan

35

Mahkamah Agung RI) dan kesekretariatan ( Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2005

tentang Sekretariat Mahakamh Agung RI), namun pada organisasi yang lebih rendah

yaitu pengadilan tingkat banding dan pengadilan tingkat pertama walaupun telah

disebutkan dalam Pasal 44 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan

atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama disebutkan

Panitera tidak merangkap sebagai Sekretaris, jabatan Panitera dan Sekretaris melekat

pada satu jabatan Panitera/Sekretaris.

Susunan pegawai pada Pengadilan Agama Enrekang sebagai berikut :

- Pejabat Fungsional : 16 orang

- Pejabat Struktural : 2 orang

- Staf : 2 orang

- Pegawai Honorer : 1 orang

- Pegawai Kontrak : 5 orang

Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Panitera/Sekretaris (Pansek) antara

lain :

1. Membantu pimpinan dalam penyelenggarakan administrasi perkara dengan

administrasi umum.

2. Memimpin pelaksanaan tugas kepaniteraan dan kesekretariatan

3. Menetapkan sasaran kegiatan kepaniteraan dan kesekretariatan setiap tahun

kegiatan

4. Menyusun dan menjadwalkan rencana kegiatan

5. Membantu hakim dengan menghadiri dan mencatat jalanya sidang pengadilan

6. Mengurus berkas perkara, Penetapan atau Putusan, dokumen, Akte, buku daftar,

biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, dan surat-surat lain yang disimpan di

kepaniteraan.

36

7. Membagi tugas pada Wapan, Panmud, Wasek, Kasubag, Panitera Pengganti dan

Juru sita.

8. Menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan di lingkungan

kepaniteraan / kesekretariatan.

9. Memantau pelaksanaan tugas bawahan

10. Mengadakan rapat dinas.

11. Membuat akte yang berkaitan dengan Permohonan Banding, Kasasi, Penijauan

Kembali, dan yang menurut undang-undang / peraturan diharuskan dibuat oleh

Panitera.

12. Sebagai Sekretaris, mengatur tugas Wakil Sekretaris dan Kepala Bagian.

13. Sebagai ketua tim pengelola dana kepaiteraan.

14. Menyusun proyeksi penerimaan biaya kepaniteraan dan rencana penggunaanya,

dan menyampaikannya kepada Tim Pengelola.

15. Menyusun proyeksi penerimaan biaya kepaniteraan dan rencana penggunaannya,

dan menyampaikannya kepada Tim Pengelola setingkat lebih tinggi sebagai

bahan penyusunan RKA-KL.

16. Menyusun Petunjuk Operasional (PO) dan Rencana Kerja Tahunan.

17. Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja yang telah disusun.

18. Menyampaikan laporan sesuai ketentuan yang berlaku.

19. Sebagai Koordinator pelaksanaan tugas terpadu antara Tim Pengelola,

Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dalam hal Mencairkan

dana kepaniteraan pada KPPN setempat

20. Mendistribusikan dana kepaniteraan yang telah dicairkan tersebut kepada Tim

Pengelola pada semua tingkat.

37

21. Melaksanakan Putusan atau Penetapan Pengadilan.

22. Mengevaluasikan prestasi kerja para aparat di lingkungan

kepaniteraan/kesekretariatan.

23. Memberi penilaian pekerjaan untuk bawahannya di lingkungan kepaniteraan /

kesekretariatan pada setiap akhir tahunan.

24. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Ketua Pengadilan Agama.

25. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan

- Pejabat Struktural

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan

Agama menyebutkan bahwa setiap pengadilan ditetapkan adanya kesekretariatan

yang dipimpin oleh seorang Sekretaris dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris dan

beberapa orang Kaur.

Adapun pejabat struktural di bawah kepemimpinan Panitera/Sekretaris

adalah Wakil Sekretaris dan Kepala Urusan yang terdiri dari Kepala Urusan Umum,

Keuangan dan Kepegawaian.

Pada Pengadilan Agama Enrekang saat ini dirasakan adanya kepincangan

pejabat structural disebabkan masih lowongnya pejabat untuk Kaur Umum dan Kaur

Kepegawaian. Sebelumnya pada pertengahan tahun 2011 Kaur Kepegawaian

dimutasikan ke Pengadilan Agama Takalar sebagai Kaur Kepegawaian. Selain itu

jabatan untuk Bendahara Pengeluaran DIPA ditunjuk/rangkap seorang Jurusita

Pengganti untuk melaksanakan tugas sebagai Bendaharawan karena minimnya

tenaga teknis.

38

Sebagai gambaran tentang struktur organisasi pada Pengadilan Agama

Enrekang yang mengacu pada SE. MA.RI No. 05 Tahun 1996 tanggal 13 Agustus

1996 tentang Bagan Susunan Pengadilan Agama dengan skemanya :

Struktur Organisasi Pengadilan Agama Enrekang

KETUA

Drs. AR. Buddin SH

Nip.195212311981031062

WAKIL KETUA

Muh. Ramli HT. SH., MH

Nip. 195610201991031001

HAKIM

Dra. Hadira

Nip. 196612311994032020

Mudhirah, S.Ag Nip. 197104102005022001

M. Safi’I, S. Ag

Nip. 197608112000031001

HAKIM

Hairil Anwar, S.Ag

Nip. 220001841

Sri Rahayu Damopolii,S.Ag

Nip. 197706152007042001

Zuhairah Zunnurain,S.HI

Nip 197908282007042001

PANITERA/SEKRETARIS

Drs.MUHYIDDIN, MH

Nip. 195609031983031001

WAKIL PANITERA

MUHAMMADIAH S.H.

Nip. 196701081994021001

WAKIL SEKRETARIS

ABDUL MUIZ, S.H.I

Nip. 197712172000121001

PANITERA MUDA

PERMOHONAN

Drs. SYAMSUDDIN

Nip. 196912311994031024

PANITERA MUDA

GUGATAN

Drs. M. ALWI H

Nip. 196912311994031024

PANITERA MUDA

HUKUM

SUHARNI SALETA

Nip. 196212311984032004

KAUR

KEPEGAWAIAN

-

KAUR

KEUANGAN

MUSLIMIN,S.Ag

Nip. 197805022006041009

KAUR

UMUM

-

PANITERA PENGGANTI

Dra. SAJARIAH

Nip. 197712172000121001

ISMAIL D, BA.

Nip. 195412311992031016

JURUSITA/JURUSITA

PENGGANTI

RAJABUDDIN

Nip. 198305052006041003

B. PENYUSUNAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Penyusunan SOP mengacu kepada Peraturan Menpan No. 21 Tahun

2008. Secara garis besar SOP berisi kerangka prosedur, prosedur dan jangka waktu.

Dalam sebuah organisasi SOP sangat penting, SOP disusun untuk memberi jaminan

pelayanan publik semakin baik. Selain itu dengan SOP, kompetensi dan beban tugas

seorang pegawai dapat tergambar dengan jelas. Dengan SOP pula tumpang tindih

pekerjaan dapat dihindari. Disamping itu SOP juga berguna sebagai instrumen untuk

menentukan apakah seorang pegawai melakukan penyelewengan dalam

melaksanakan pekerjaannya atau tidak.

Pentingnya SOP sebagai standar aktifitas kegiatan pelaksanaan pekerjaan

dan sebagai dokumen yang menggambarkan segala informasi yang relevan tentang

suatu pekerjaan dalam tugas seorang pegawai dan sebagai panduan kerja bagi setiap

tindakan yang diperankan oleh pegawai tersebut.

Sehubugan dengan hal tersebut Pengadilan Agama Enrekang akan

mengadakan penyusunan SOP dalam bidang Kepaniteraan dan Kesekretariatan.

SOP adalah standarisasi pola dalam berbagai kegiatan pelaksanaan tugasnya, pola

ini merupakan landasan penilaian baik buruknya kinerja aparat Pengadilan Agama

Enrekang, juga merupakan alat kontrol bagi semua pihak khususnya para pencari

keadilan dalam menilai benar tidaknya pelaksanaan tugas yang dijalankan aparat

Pengadilan Agama Enrekang. Pentingnya SOP bagi aparat Pengadilan Agama

Enrekang adalah merupakan suatu keharusan disamping mempermudah dalam

melaksanakan kegiatan yang menjadi alat ukur baik buruknya kinerja yang pada

akhirnya diharapkan pemerintahan yang baik dapat terlaksana.

41

Penjelasan dan pembahasan cara penyusunan SOP/format SOP

Pengadilan Agama Enrekang dengan mengisi format yang telah disediakan

mengenai uraian jabatan dan berbagai hal yang perlu ditegaskan dalam setiap format

SOP dan tetap mengacu kepada SOP yang diterbitkan oleh Dirjen Badilag dan

Pengadilan Tinggi Agama Makassar.

Adapun SOP Pengadilan Agama Enrekang yang baru disusun adalah

Sebagai berikut (Lihat Lampiran 1):

1. SOP Penerimaan Perkarra di Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

2. SOP Penerimaan Permohonan Banding Pada Pengadilan Agama Enrekang

(terlampir).

3. SOP Penerimaan Perkara Kasasi di Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

4. SOP Penerimaan Perkara Peninjauan Kembali di Pengadilan Agama Enrekang

(terlampir)

5. SOP Eksekusi di Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

6. SOP Penerimaan Perkara Lisan Tingkat Pengadilan Agama Enrekang

(Enrekang)

7. SOP Eksekusi Pembayaran Sejumlah Uang di Pengdilan Agama Enrekang

(terlampir)

8. SOP Pendaftaran Perkara dengan Pembayaran Cuma-Cuma (Prodeo) Pada

Pengadilan Agama Enrekang (terlampir).

9. SOP SITA di Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

10. SOP Pendaftaran Permohonan Kasasi dengan Pembayaran Cuma-Cuma

(Prodeo) pada Pengadilan Agama Enrekang (terlampir).

42

11. SOP Penyeleaian Perkara Melalui Mediasi pada Pengadilan Agama Enrekang

(terlampir).

12. SOP Minutasi Berkas Perkara pada Pengadilan Agama Enrekang (terlampir).

13. SOP Proses Pemberkasan Perkara dan Minutasi pada Pengadilan Agama

Enrekang (terlampir).

14. SOP KONZIGNASI di Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

15. SOP Penanganan Laporan Pengaduan Masyarakat di Pengadilan Agama

Enrekang (terlampir)

16. SOP Pelaporan Perkara pada Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

17. SOP Pendaftaran Permohonan Banding dengan Pembayaran Cuma-Cuma

(prodeo) pada Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

18. SOP Pencabutan Banding (sebelum berkas permohonan banding dikirim) pada

Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

19. SOP Penerimaan Memori Banding pada Pengadilan Agama Enrekang

(terlampir).

20. SOP Penerimaan Kontra Memori Banding pada Pengadilan Agama Enrekang

(terlampir)

21. SOP Pemberitahuan Pencabuan Banding pada Pengadilan Agama Enrekang

(terlampir)

22. SOP Pemberitahuan Kontra Memori Banding pada Pengadilan Agama Enrekang

(terlampir)

23. SOP Pemberitahuan Pernyataan Banding pada Pengadilan Agama Enrekang

(terlampir)

43

24. SOP Pengiriman Berkas Permohonan Baanding pada Pengadilan Agama

Enrekang (terlampir)

25. SOP Pemeriksaan Berkas pada Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

26. SOP Pemberitahuan INZAGE pada Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

27. SOP Pencabutan Permohonan Banding Pasca Pengiriman Berkas pada

Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

28. SOP Pemberitahuan Putusan Sela Pengadilan Tinggi Agama pada Pengadilan

Agama Enrekang (terlampir)

29. SOP Pengiriman Foto Copy Pemberitahuan Putusan Sela Pengadilan Tinggi

Agama pada Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

30. SOP Penerimaan Salinan Putusan Sela Pengadilan Tinggi Agama pada

Pengadilan Agama Enrekang (terlampir)

31. SOP Pengarsipan Berkas dan Putusan Banding pada Pengadilan Agama

Enrekang (terlampir)

32. SOP Pemberitahuan Upaya Perdamaian Perkara Banding pada Pengadilan

Agama Enrekang (terlampir)

33. SOP Pengiriman hasil Perdamaian Perkara Banding pada Pengadilan Agama

Enrekang (terlampir)

44

B A B III

KEADAAN PERKARA

A. BIDANG KEPANITERAAN PERKARA

1. Perkara dan persidangan

a. Tahun 2011 Pengadilan Agama Enrekang menerima 195 perkara dengan

rincian sebagai berikut :

1. Cerai talak 36 perkara

2. Cerai gugat 119 perkara

3. Pengesahan anak 0 perkara

4. Pembatalan nikah 0 perkara

5. Kewarisan 3 perkara

6. Penunjukan orang lain sebagai wali 0 perkara

7. Pengesahan ahli waris 0 perkara

8. Wali Adhal 1 perkara

9. Isbat nikah 31 perkara

10. Dispensasi Kawin 3 perkara

11. Hibah 0 perkara

12. Harta Bersama 2 perkara

45

b. Jumlah perkara yang diproses dalam tahun 2010 adalah sebanyak 194 perkara

dengan rincian sebagai berikut :

1. Cerai talak 38 perkara

2. Cerai gugat 107 perkara

3. Pengesahan anak 0 perkara

4. Pembatalan nikah 0 perkara

5. Kewarisan 2 perkara

6. Penunjukan orang lain sebagai wali 0 perkara

7. Pengesahan ahli waris 0 perkara

8. Wali Adhal 0 perkara

9. Isbat nikah 45 perkara

10. Dispensasi Kawin 0 perkara

11. Hibah 1 perkara

12. Harta Bersama 1 perkara

1. Sisa perkara tahun 2010 sebanyak 27 perkara dengan rincian sebagai berikut:

- Kewarisan 1 perkara

- Cerai talak 12 perkara

- Cerai gugat 13 perkara

- Harta bersama 1 perkara

2. Perkara tahun 2011 sebanyak 195 perkara

c. Perkara yang diselesaikan dalam tahun 2011 sebanyak 188 perkara dengan

perincian sebagai berikut :

1. Dicabut 3 perkara

2. Pembatalan nikah 0 perkara

46

3. Cerai talak 37 perkara

4. Cerai gugat 101 perkara

5. Pengesahan anak 0 perkara

6. Isbat nikah 31 perkara

7. Kewarisan 3 perkara

8. Lain-lain 2 perkara

9. Ditolak 1 perkara

10. Gugur 5 perkara

11. Penunjukan orang lain sebagai wali 0 perkara

12. Pengesahan ahli waris 0 perkara

13. Dispensasi Kawin 3 perkara

14. Wali Adhal 1 perkara

15. Hibah 0 perkara

16. Harta bersama 1 perkara

d. Sisa perkara tahun 2011 sebanyak 34 perkara dengan rincian sebagai berikut :

1. Cerai talak 4 perkara

2. Cerai gugat 29 perkara

3. Itsbat Nikah 0 perkara

4. Harta Bersama 1 perkara

5. Kewarisan 0 perkara

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan sisa perkara sebanyak 34

perkara dikarenakan jumlah perkara yang diterima di bulan November 24

perkara dan di bulan Desember 15 perkara, jadi jumlah keseluruhan perkaran

yang di terima dua bulan terakhir di tahun 2011 adalah sejumlah 39 perkara dan

47

yang diselesaikan atau putus hanya 3 perkara sehingga jumlah perkara yang sisa

34 perkara untuk dua bulan terakhir di tahun 2011 dan dari 34 perkara sisa

tersebut terdapat 2 perkara yang berhubungan dengan PP.10 tahun 1983 dan 10

perkara ghaib.

e. Dari 195 perkara yang diselesaikan dalam tahun 2011 terdapat 4 perkara yang

banding dan 2 perkara yang dikasasi.

f. Dalam tahun 2011 diadakan persidangan sebanyak 309 kali dengan rincian

sebagai berikut :

- Januari 25 kali

- Februari 26 kali

- Maret 30 kali

- April 27 kali

- Mei 31 kali

- Juni 30 kali

- Juli 29 kali

- Agustus 22 kali

- September 30 kali

- Oktober 29 kali

- Nopember 16 kali

- Desember 14 kali

B. EVALUASI

2. Bidang Kepaniteraan Perkara

a. Perkara dan persidangan

Dari 195 perkara yang diterima tahun 2011 ditambah sisa perkara tahun

2010 sebanyak 27 perkara sehingga jumlah perkara yang dikelolah

sebanyak 222 perkara dan yang dapat diselesaikan sampai akhir Desember

2011 sebanyak 188 perkara dengan rincian sebagai berikut:

48

1. Dicabut 3 perkara

2. Pembatalan nikah 0 perkara

3. Cerai talak 37 perkara

4. Cerai gugat 101 perkara

5. Pengesahan anak 0 perkara

6. Isbat nikah 31 perkara

7. Kewarisan 3 perkara

8. Lain-lain 2 perkara

9. Ditolak 1 perkara

10. Gugur 5 perkara

11. Penunjukan org lain sbg wali 0 perkara

12. Pengesahan ahli waris 0 perkara

13. Dispensasi Kawin 3 perkara

14. Wali Adhal 1 perkara

15. Hibah 0 perkara

16. Harta Bersama 1 perkara

2. Dengan demikian prestasi yang dilaksanakan Pengadilan Agama

Enrekang dalam bidang yustisial mencapai 75,48 %.

3. Dalam melaksanakan peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan,

Pengadilan Agama Enrekang mengadakan persidangan majelis hakim

rata-rata 4 kali seminggu dengan 4 majelis hakim (yaitu majelis A, B, dan

C1 dan C2).

49

C. ADMINISTRASI PERKARA

Administrasi perkara dilaksanakan berdasarkan petunjuk/edaran yang berlaku

seperti:

a. Pendaftaran/penerimaan perkara dan agenda sidang dilaksanakan berdasarkan

Keputusan Mahkamah Agung RI No.KMA/001/Sk/I/1991 tanggal 24 Januari

1991 tentang pola-pola pembinaan dan pengendalian administrasi Kepaniteraan

Pengadilan Agama Enrekang dan Pengadilan tinggi Agama sebagaimana

tersebut dalam lampiran keputusan ini.

b. Surat Edaran Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar Nomor

PTA.t/10/K/HK.03.4/579/1992 tanggal 6 Juli 1992 tentang pengiriman laporan.

c. Surat Edaran Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar Nomor

PTA.t/10/K/HK.03.4/38/1993 tentang pelaksanaan Pola Keuangan Perkara.

d. Penetapan dan penertiban map perkara beserta isinya baik yang telah

diselesaikan (minutasi) maupun yang masih dalam proses.

e. Inventarisasi putusan/penetapan dengan cara pemberkasan.

f. Pengiriman dan inventarisasi laporan bulanan, triwulan, semester dan laporan

tahunan.

D. PENGELOLAAN BIAYA PERKARA

Dalam Tahun 2011 mengelola biaya perkara sejumlah Rp. 95.362.500,-

yang terdiri dari :

1. Saldo akhir Tahun Anggaran 2010 Rp 9.552.000,-

2. Penerimaan Tahun Anggaran 2011 Rp 85.810.500,-

Jumlah Rp 95.362.500,-

50

Pengeluaran :

1. Panggilan Rp 37.170.000,-

2. P B T Rp 10.928.000,-

3. Meterai Rp 1.128.000,-

4. P S P Rp 11.916.000,-

6. H H K 1 dan H H K 2 Rp 6.920.000,-

7. Pengiriman Biaya Perkara Banding dan Kasasi Rp. 1.539.000,-

8. Lain-lain Atas Perintah Pengadilan Rp. 9.700.000,-

9. Pemeriksaan Setempat Rp. 1.496.000,-

Jumlah Rp 80.797.000,-

Saldo kas per 31 Desember 2011 sebesar Rp 14.565.500,-

E. SIDANG KELILING DAN PERKARA PRODEO

Pada Tahun 2011 Pengadilan Agama Enrekang telah melaksanakan sidang

keliling sebanyak 5 (lima) kali. Dalam pelaksanaan sidang keliling tersebut mendapat

respon yang positif oleh para pencari keadilan. Tim sidang keliling Pengadilan Agama

Enrekang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Enrekang

untuk melaksanakan sidang keliling di wilayah hukum Pengadilan Agama Enrekang

bekerjasama dengan instansi terkait khususnya Aparat Kecamatan/Desa setempat dan

Kantor Urusan Agama.

Dalam susunan personil tim sidang keliling Pengadilan Agama Enrekang dibagi

dalam beberapa tim sesuai dengan majelis masing-masing dan tempat tujuan

diadakannya sidang keliling. Adapun Target pencapaian realisasi pelaksanaan sidang

keliling untuk alokasi anggaran tahun 2011 yang meliputi belanja perjalanan, sewa

51

ruang dapat dipenuhi berdasarkan rencana kegiatan yang telah dibuat sesuai dengan

pelaksanaan dan rencana kegiatan yang telah ditentukan yakni 97 %.

Adapun perkara prodeo yang diproses dalam tahun 2011 sebanyak 4 perkara,

sedangkan 1 perkara tersisa tidak dilanjutkan karena gugur jadi dana untuk perkara

prodeo tersebut sebesar Rp. 300.000,- dikembalikan ke kas negara. Khusus perkara

prodeo inti betul-betul dirasakan langsung mamfaatnya oleh pencari keadilan yang tidak

mampu dalam hal biaya perkara, sehingga melalui proses prodeo atau berperkara secara

cuma-Cuma sangat membantu penyelesaian permasalahan yang bersangkutan di bidang

perdata yang dominan adalah perkara perceraian.

52

B A B IV

PENGAWASAN INTERNAL

(Analisa Capaian dan Permsalahan)

A. PENGERTIAN PENGAWASAN

Pengawasan merupakan salah satu fungsi pokok managemen untuk menjaga

dan mengendalikan agar tugas-tugas yang harus dilaksanakan dapat berjalan

sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana dan aturan yang berlaku. Pengawasan

merupakan solusion penyelesaian masalah lembaga peradilan yang selama ini selalu

didera. Pengawasan dapat meminimalisir peluang pelanggaran ketentuan sehingga

lembaga pengadilan dapat menjadi lembaga yang berwibawa dalam memberikan

pelayanan hukum kepada masyarakat dengan bermuara terwujudnya visi dan misi

Pengadilan Agama Enrekang.

Dalam Pasal 11 ayat (4) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang

Kekuasaan Kehakiman, disebutkan Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi

atas perbuatan pengadilan dalam lingkungan peradilan yang berada dibawahnya

berdasarkan ketentuan undang-undang. Mahkamah Agung melakukan pengawasan

tertinggi terhadap jalannya peradilan disemua lingkungan peradilan, dilakukan dengan

seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan

biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan hakim dalam memeriksa dan memutus

perkara. Sedangkan Pasal 53 ayat(1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama, disebutkan Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas

pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris dan Jurusita di daerah

hukumnya. Berkaitan dengan pengawasan Mahkamah Agung juga telah mengeluarkan

Surat Keputusan Nomor 005/KMA/SK/III/1994 pada Pasal 2, dimana pengawasan

53

meliputi pengawasan terhadap teknis peradilan, administrasi peradilan, serta perbuatan

dan tingkah laku hakim dan pejabat kepaniteraan pengadilan.

Pengawasan yang dilakukan harus mampu memerankan fungsi ganda, disatu

sisi sebagai penegak dan disisi lainnya sebagai penangkal kekeliruan, yang hakekat

dasarnya pengawasan adalah tindakan untuk dapat mengetahui secara dini terjadinya

penyimpangan. Fungsi pengawasan harus mampu menciptakan situasi kondusif

terhadap penegakan disiplin serta peningkatan produktifitas dan etos kerja, sehingga

fungsi peradilan dapat berjalan dalam memberikan pelayanan kepada pencari keadilan.

B. PENUNJUKAN HAKIM PENGAWAS BIDANG DAN TIM PENGAWASAN

PENEGAKAN DISIPLIN KERJA HAKIM DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

Dalam pelaksanaan pengawasan di Pengadilan Agama Enrekang telah

dibentuk tim pengawas yang terdiri dari Hakim Pengawas Bidang dan Tim Pengawasan

penegakan disiplin kerja hakim dan pegawai negeri sipil dalam lingkup Pengadilan

Agama Enrekang. Penunjukan Hakim Pengawas Bidang Berdasarkan Surat Keputusan

Ketua Pengadilan Agama Enrekang No. W20-A21/519/SK/Kp.07.6/IX/2009 tentang

penunjukan Hakim Pengawas Bidang Pengadilan Agama Enrekang yang susunannya

terdiri atas Wakil Ketua Pengadilan sebagai Ketua Tim / Koordinator Pengawas dengan

dibantu oleh seorang hakim pengawas bidang tehnis fungsional pola bindalmin, seorang

hakim pengawas bidang permohonan, seorang hakim pengawas bidang gugatan, dua

orang hakim pengawas bidang administrasi umum, bidang administrasi kepegawaian

dan bidang administrasi keuangan.

Tugas hakim pengawas bidang adalah melaksanakan pengawasan terhadap

jalannya peradilan pada Pengadilan Agama Enrekang sesuai bidang tugas yang

54

diberikan dan menjaga agar terselenggaranya administrasi peradilan dengan baik

sebagaimana yang diharapkan. Hakim pengawas bidang dalam melaksanakan tugasnya

senantiasa berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku atas

koordinasi Wakil Ketua Pengadilan Agama Enrekang.

Sesuai dengan Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor : 035/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Ketua Mahkamah

Agung Republik Indonesia Nomor : 071/KMA/SK/V/2008 Tentang Ketentuan

Penegakan Disiplin Kerja Dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kinerja

Hakim dan Pegawai Negeri sipil pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang

berada di bawahnya, maka dipandang perlu membentuk Tim Pengawasan. Penunjukan

Tim Pengawasan Penegakan disiplin kerja hakim dan pegawai negeri sipil Berdasarkan

Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Enrekang No. W20-

A21/553/SK/Kp.07.6/XII/2009.

Tugas Tim Pengawas adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor : 071/KMA/SK/V/2008. Tim pengawasan

berwenang untuk memberikan rekomendasi kepada pejabat penanggung jawab absensi

mengenai jenis sanksi yang akan diberikan terhadap aparatur yang melakukan

pelanggaran terhadap keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor :

071/KMA/SK/V/2008.

C. PELAKSANAAN PENGAWASAN

Dalam pelaksanaan Pengawasan yang dilakukan oleh Hakim Tinggi

Pengadilan Tinggi Agama Makassar ke Pengadilan Agama Enrekang untuk tahun 2011

55

telah dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, dimana pengawasan yang dilakukan bidang

administrasi perkara dan kesekretariatan.

Terhadap pengawasan tersebut telah dilakukan tindak lanjut dengan

perbaikan serta pembenahan terhadap bidang yang diperlukan pembenahan serta

penyempurnaan kedepan, sehingga diharapkan dalam melaksanakan tugas dan fungsi

peradilan sesuai dengan yang diharapkan.

Pengawasan yang dilakukan oleh hakim pengawas bidang Pengadilan

Agama Enrekang dilakukan per tiga bulan dan hasilnya dituangkan dalam berita acara

pengawasan dan rekomendasinya dilaporkan kepada Wakil Ketua sebagai koordinator /

penanggung jawab pengawasan, dan hakim pengawas berhak memantau sejauhmana

rekomendasi yang diajukan direspon oleh Ketua Pengadilan Agama Enrekang.

Selain hal tersebut pengawasan terhadap para pegawai serta hakim diberikan

nilai DP3 yang dilakukan setiap akhir tahun, sehingga dapat meningkatkan kualitas serta

pelayanan kepada para pencari keadilan.

Dalam pelaksanaan pemberian Tunjangan Khusus Kinerja Hakim dan

Pegawai Negeri pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya, dimana

peningkatan disiplin kerja merupakan salah satu sorotan sehinggan dikeluarkannya

Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 071/KMA/SK/V/2008 tentang

Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja, yang selanjutnya diselaraskan oleh Pengadilan

Agama Enrekang dengan tindakan absensi baik yang manual maupun finger scan,

sehingga diharapkan tercapai pelayanan yang prima kepada pencari keadilan.

56

B A B V

PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN

A. SUMBER DAYA MANUSIA

Salah satu tujuan dalam pencapaian visi dan misi Pengadilan Agama

Enrekang dalam bidang yustisial ialah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

yang mencari keadilan sesuai dengan prinsip peradilan yang sederhana, cepat dan

biaya ringan. Untuk itu dibutuhkan aparat yang memiliki sumber daya manusia

yang handal untuk menghadapi tantangan peradilan kedepan yang semakin rumit

dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh Lembaga Peradilan.

Untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia teknis yudicial pada

Pengadilan Agama Enrekang maka perlu meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman aparat / personil dalam jajaran kepaniteraan melalui pelatihan,

pengkajian dan pendalaman serta diskusi-diskusi hukum terapan yang dapat

menunjang kelancaran pelaksanaan tugas masing-masing.

1. Sumber Daya Manusia Teknis Yudisial

Sumber daya manusia yang ada pada Pengadilan Agama Enrekang

bidang yudisial saat ini terdiri atas hakim termasuk ketua dan wakil ketua

berjumlah 8 orang sedangkan pada kepaniteraan berjumlah 8 orang terdiri atas 1

orang Pansek, 1 orang Wakil Panitera, 3 orang Panitera Muda dan 2 orang

Panitera Pengganti, dan 1 orang sebagai jurusita pengganti. Keterbatasan

pegawai terdapat pada bidang kepaniteraan dapat dilihat dengan minimnya

tenaga untuk jabatan sebagai panitera pengganti dan jurusita pengganti, dengan

kondisi seperti ini, maka masih ada pegawai yang merangkap tugas.

57

Terhadap pembinaan para pegawai Pengadilan Agama Enrekang

terurai sebagai berikut :

a. Hakim berjumlah 8 orang (termasuk Ketua dan Wakil Ketua).

Hakim pada Pengadilan Agama Enrekang berpendidikan minimal Strata 1,

satu orang hakim diantaranya berpendidikan strata 2, dan 2 orang hakim

sementara melanjutkan studi S2.

Pendidikan dan pelatihan yang diikuti hakim selama tahun 2011 adalah

sebagai berikut :

- Rapat kerja daerah tahun 2011 berlangsung pada tanggal 20 s/d 21

Februari 2011 di Hotel Grand Pallace Makassar yang diikuti oleh Ketua

dan Panitera/Sekretaris.

- Bimbingan teknis Pedoman Perilaku Hakim yang berlangsung pada

tanggal 29 s/d 31 Maret 2011 di Hotel Satria Wisata Parepare yang di

ikuti oleh 1 (satu) orang hakim.

- Sosialisasi Pembatasan Upaya Hukum Kasasi Pidana Untuk

menwujudkan Asas Peradilan Sederhana, cepat dan Ringan yang

berlangsung pada tanggal 15 s/d 17 Maret 2011 di Hotel Quality

Makassar, yang diikuti oleh Ketua Pengadilan Agama Enrekang.

- Evaluasi Website yang berlangsung pada tanggal 27 April 2011 di

Kantor Pengadilan Agama Parepare, yang diikuti oleh Ketua Pengadilan

Agama Enrekang dan seorang Staff Operator Website.

- Pembinaan dan Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa Ketua

Mahkamah Agung RI yang berlangsung pada tanggal 13 s/d 14 April

58

2011 di Aula Pengadilan Tinggi Makassar dan Baruga A.P. Pettarani

Universitas Hasanuddin Makassar yang diikuti oleh Ketua dan Pansek.

- Evaluasi Website yang berlangsung di Hotel Singgasana Makassar.

- Bimbingan Teknis Pola Bindalmin Angkatan I dan II, yang berlangsung

pada tanggal 18 s/d 20 Mei 2011 di Hotel D’Maleo Mamuju SULBAR,

yang di ikuti oleh Ketua dan Wakil Ketua serta 1 orang jurusita

pengganti.

- Pembinaan Ketua dan Wakil Ketua se-Wilayah PTA Makassar yang

berlangsung pada tanggal 01 Juni 2011 di Kantor Pengadilan Agama

Parepare yang di ikuti oleh Ketua dan Wakil Ketua.

- Rapat Koordinasi Peningkatan Pelayanan Publik melalui Monitoring

Website Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang berlangsung pada

tanggal 17 Juni 2011 di Aula PTA Makassar yang di ikuti oleh Ketua,

Wakil Ketua, PANSEK dan seorang staff operator website.

- Orientasi Hukum Acara Peradilan Agama yang berlangsung pada tanggal

26 s/d 28 Juni 2011 di Hotel Mercure Makassar yang di ikuti oleh

seorang hakim.

- Ujian Terbuka TUADA ULDILAG MARI yang berlangsung pada

tanggal 11 s/d 13 Juli 2011 di Kampus Universitas Gajah Mada

Yogyakarta yang di ikuti oleh Ketua Pengadilan Agama Enrekang.

- Rapat Koordinasi Pengadilan Agama sewilaya PTA. Makassar yang

berlangsung pada tanggal 08 Agustus 2011 di Aula PTA. Makassar yang

di ikuti oleh Ketua dan PANSEK.

59

- RAKERNAS Mahkamah Agung RI yang berlangsung pada tanggal 18

s/d 23 September 2011 di Hotel Mercure Ancol Jakarta yang di ikuti oleh

Ketua dan Panitera/sekretaris.

b. Kepaniteraan berjumlah 7 orang

Panitera berpendidikan Strata 2, Wakil Panitera berpendidikan strata 1,

panitera muda berpendidikan 2 orang strata 1 dan 1 orang sementara proses

pendidikan Strata 1, panitera pengganti berpendidikan strata 1 dan sarjana

muda.

Pendidikan dan pelatihan yang diikuti panitera/panitera pengganti selama

tahun 2011 adalah sebagai berikut :

- Rapat kerja daerah tahun 2011 berlangsung pada tanggal 20 s/d 21

Februari 2011 di Hotel Grand Pallace Makassar yang diikuti oleh Ketua

dan Panitera/Sekretaris.

- Sosialisasi PP. No.54 Taun 2010 dan Ujian Sertifikasi yang berlangsung

pada tanggal 6 s/d 8 Maret 2011 di Hotel Singgasana Makassar yang di

ikuti oleh Wakil Sekretaris dan Panitera Muda.

- Konsultasi Belanja Modal (gambar gedung kantor Pengadilan Agama

Enrekang) yang berlangsung pada tanggal 11 Maret 2011 di Pengadilan

Tinggi Agama Makassar yang di ikuti oleh Panitera Sekretaris.

- Konsultasi Gambar Gedung Kantor Pengadilan Agama Enrekang yang

berlangsung pada tanggal 1 April 2011 di Pengadilan Tinggi Agama

Makassar yang di ikuti oleh Panitera Sekretaris.

- Pembinaan dan Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa Ketua

Mahkamah Agung RI yang berlangsung pada tanggal 13 s/d 14 April

60

2011 di Aula Pengadilan Tinggi Makassar dan Baruga A.P. Pettarani

Universitas Hasanuddin Makassar yang diikuti oleh Ketua dan Pansek.

- Bimtek Panitera Pengganti yang berlangsung pada tanggal 27 s/d 29

April 2011 di Hotel Satria Wisata Parepare yang di ikuti oleh seorang

Panitera Pengganti.

- Konsultasi dokumen dan RAB Gedung Kantor Pengadilan Agama

Enrekang yang berlangsung pada tanggal 06 Mei 2011 di Aula

Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang di ikuti oleh PANSEK.

- Monitoring Triwulan II Pembangunan Gedung yang berlangsung pada

tanggal 27 Mei 2011 di Aula PTA Makassar yang di kuti oleh Ketua,

Pansek dan Wasek.

- Konsultasi Penyusunan Program dan Anggaran yang berlangsung pada

tanggal 30 Mei s/d 1 Juni 2011 di Hotel Quality Makassar yang di ikuti

oleh PANSEK dan WASEK

- Rapat Koordinasi Peningkatan Pelayanan Publik Melalui monitoring

Website PTA Makassar yang berlangsung pada tanggal 17 Juni 2011 di

Aula PTA Makassar yang di ikuti oleh Ketua, Wakil Ketua, Pansek dan

Staff Operator Website.

- Monitoring dan Evaluasi Penyerapan Anggaran Tahun Anggaran 2011

yang berlangsung pada tanggal 14 Juli 2011 di Aula KPPN Parepare

yang di ikuti oleh PANSEK.

- Rapat Koordinasi Pengadilan Agama Sewilayah Pengadilan Tinggi

Agama Makassar yang berlangsung pada tanggal 08 Agustus 2011 di

Aula PTA Makassar yang di ikuti oleh Ketua dan Pansek.

61

- Konsultasi Mengenai Sisa Anggaran Belanja Modal Kegiatan

Pembangunan Sarana dan Prasarana Gedung Kantor pada Pengadilan

Agama Enrekang Tahun Anggaran 2011 yang berlangsung pada tanggal

9 s/d 10 September 2011 di PTA Makassar dan Kanwil Ditjen

Perbendaharaan Prov. SulSel yang di ikuti oleh Pansek dan Wasek.

- Rakernas Mahkamah Agung RI Tahun 2011yang berlangsung pada

tanggal 18 s/d 23 September 2011 di Hotel Mercure Ancol Jakarta yang

di ikuti oleh Ketua dan Pansek

- Sosialisasi Pembentukan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

yang berlangsung pada tanggal 28 September 2011 di Hotel Quality

Makassar yang di ikuti oleh Wakil Panitera.

- Konsultasi Penyusunan Anggaran dan Data Dukung RKA-KL 2012 yang

berlangsung pada tanggal 24 s/d 25 Oktober 2011 di Hotel Denpasar

Makassar yang di ikuti oleh Pansek da Wasek.

c. Kejurusitaan

Pada Pengadilan Agama Enrekang formasi Jurusita belum ada,hanya ada

Jurusita Pengganti sebanyak 1 orang dan sedang melanjutkan pendidikan

strata 1 pada Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Amsir Parepare.

Pendidikan dan pelatihan yang diikuti Jurusita/Jurusita pengganti selama

tahun 2011 adalah sebagai berikut:

- Bimbingan teknis Pola BINDALMIN Angkatan I dan II yang

berlangsung pada tanggal 18 s/d 20 Mei 2011 di Hotel D’Maleo Mamuju

Sulawesi Barat yang diikuti oleh Ketua, Wakil Ketua dan Jurusita

Pengganti.

62

2. Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudicial

Pada masa sekarang ini yang dikenal dengan era golebalisasi dan

informasi tehnologi (IT), dengan semakin berkembangnya sistem komputerisasi

dalam berbagai aspek pelaksanaan kegiatan, termasuk pada lembaga peradilan,

maka dibutuhkan pegawai atau staf yang bisa mengoperasikan komputer dengan

baik dan professional untuk menunjang efektifitas kerja.

Pengadilan Agama Enrekang telah menjalankan beberapa aplikasi yang

sedang dioperasikan untuk pelaksanaan kegiatan, seperti aplikasi RKA-KL,

aplikasi Keuangan meliputi SPM, SAKPA, SIMAK BMN dan aplikasi Gaji/GPP

juga aplikasi kepegawaian yaitu Simas dengan mengikut sertakan pegawai atau

staf dalam pelatihan, orientasi dan sosialisasi yang dilaksanakan oleh instansi

yang berkompeten, juga telah memiliki website yang dapat diakses di

www.pa-enrekang.com.

Sumber daya manusia non teknis yudicial yang ada pada Pengadilan

Agama Enrekang masih kurang dibandingkan dengan volume pekerjaan yang

dilaksanakan. Pada bidang kesekretariatan terdapat jabatan yang belum diisi atau

masih lowong sampai akhir tahun 2011 yaitu Kaur Umum dan Kaur

Kepegawaian yang mendapatkan mutasi pindah ke Pengadilan Agama Takalar

pada bulan Agustus tahun 2011.

Pengadilan Agama Enrekang juga sangat membutuhkan tenaga

pegawai sebagai pengelolah perpustakaan, karena hampir setiap tahun

Pengadilan Agama Enrekang mendapat bantuan / kiriman buku-buku baik dari

pusat maupun dari daerah, sehingga perpustakaan Pengadilan Agama Enrekang

dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

63

Pendidikan dan pelatihan yang diikuti bidang kesekretariatan selama

tahun 2011 adalah sebagai berikut :

- Sosialisasi PP No. 54 Tahun 2010 dan ujian Sertifikasi yang berlangsung

pada tanggal 06 s/d 08 Maret 2011 di Hotel Singgasana Makassar, di ikuti

oleh 2 orang.

- Sosialisasi dan Bimtek Aplikasi yang berlangsung pada tanggal 10 Maret

2011 di Aula KPPN Parepare, di ikuti oleh 2 orang.

- Sosialisasi Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2010

yang berlangsung pada tanggal 11 Maret 2011 di Aula KPPN Parepare, di

ikuti oleh 1 orang

- Sosialisasi Perdirjen Perbendaharaan yang berlangsung pada tanggal 30

Maret 2011 di Aula KPPN Parepare, di ikuti oleh 2 orang

- Bimtek Aplikasi Forecasting Satker 2011 yang berlangsung pada tanggal 12

April 2011 di Aula KPPN Parepare, di ikuti oleh 2 orang.

- Evaluasi Website yang berlangsung pada tanggal 27 April 2011 di Kantor

Pengadilan Agama Parepare yang diikuti oleh Ketua dan Operator website.

- Rapat Konsultasi Penyusunan Program dan Anggaran yang berlangsung

pada tanggal 30 Mei s/d 01 Juni 2011 di Hotel Quality Makassar, di ikuti 2

orang.

- Monitoring Triwulan II Pembangunan Gedung yang berlangsung pada

tanggal 27 Mei 2011 di Aula PTA Makassar, di ikuti oleh Ketua, Pansek dan

Wasek.

- Rapat Koordinasi Peningkatan Pelayanan Publik melalui Monitoring website

Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang berlangsung pada tanggal 17 Juni

64

2011 di Aula PTA Makassar, di ikuti oleh Ketua, Wakil Ketua, Pansek dan

Operator Website.

- Rekonsiliasi ulang tahun anggaran 2010 pada seluruh satker lingkup

Mahkamah Agung RI yang berlangsung pada tanggal 28 Juli 2011, di ikuti

oleh 1 orang.

- Pembinaan Administrasi Perlengkapan (SIMAK-BMN) dan Orientasi SAP

yang berlangsung pada tanggal 07 s/d 08 Juli 2011 di Hotel Kenari

Makassar, di ikuti oleh 2 orang.

- Pembinaan Administrasi Kepegawaian yang berlangsung pada tanggal 27 s/d

28 Juli 2011 di Hotel Kenari Makassar, di ikuti oleh 1 orang.

- Konsultasi mengenai sisa anggaran belanja modal kegiatan pembangunan

sarana dan prasarana gedung kanor pada Pengadilan Agama Enrekang TA.

2011 yang berlangsung pada tanggal 09 s/d 10 September 2011 di PTA

Makassar dan Kanil Ditjen Perebendaharaan Prov Sulsel Makassar, di ikuti

oleh 2 orang

- Sosialisasi PMK No. 170 Tahun 2011 dan Sosialisasi Forcasting Satker

(AFS) yang berlangsung pada tanggal 14 September 2011 di Aula KPPN

Parepare, di ikuti oleh 2 orang.

- Sosialisasi Pemberdayaan Perpustakaan yang berlangsung pada tanggal 28

s/d 30 September 2011 di Hotel Quality Makassar, di ikuti oleh 2 orang

- Konsultasi dan Revisi Bagan Akun Standar (POK) Belanja Modal Gedung

dan Bangunan (533111) pekerjaan Rehabilitasi Gedung dan Pembangunan

Kantor Pengadilan Agama Enrekang TA. 2011 yang berlangsung pada

65

tanggal 23 September 2011 di PTA Makassar dan Kantor Wilayah Ditjen

Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan Makassar, di ikuti oleh 1 orang.

- Konsultasi Penyusunan Anggaran dan Data Dukung RKA-KL 2012 yang

berlangsung pada tanggal 24 s/d 25 Oktober 2011 di Hotel Denpasar

Makassar, di iikuti oleh 2 orang.

- Pembinaan Bidang Kepegawaian pada Mahkamah AgungRI dan 4

Lingkungan Peradilan Tngkat Pertama yang berlangsung pada tanggal 10 s/d

12 Nopember 2011, di ikuti oleh 1 orang.

- Konsultasi dan Penyusunan Ulang Anggaran dan Data Dukung RKA-KL

2012 yang berlangsung pada tanggal 16 Nopember 2011 di Aula Pengadilan

Tinggi Agama Makassar, di ikuti oleh 1 orang.

- Sosialisasi Barang Milik Negara (BMN) yang berlangsung pada tanggal 23

Nopember 2011 di Hotel Pantan Toraja, di ikuti ioleh 2 orang.

3. Promosi dan Mutasi

a. Promosi

1. Dalam tahun 2011 terdapat pindahan/promosi pegawai sebanyak 6 (enam)

orang, masing-masing : Muhammadiah, SH dari Panitera Muda Gugatan

menjadi Wakil Panitera, Drs. Syamsuddin dari Panitera Muda Hukum

Menjadi Panitera Muda Permohonan, Suharni Saleta dari Panitera Muda

Permohonan menjadi Panitera Muda Hukum, Drs. M. Alwi H. dari

Panitera Pengganti menjadi Panitera Muda Gugatan, Harham, S.Kom dari

Calon Pegawai Negeri Sipil Menjadi Pegawai Negeri Sipil, Dra. Hadirah

dari Hakim Madya Pratama Pengadilan Agama Palopo Kelas II menjadi

Hakim Madya Pratama Pengadilan Agama Enrekang Kelas II

66

2. Dan pegawai Pengadilan Agama Enrekang yang beralih tugas/promosi ke

Pengadilan Agama lain yaitu : Asrijal Arfansyah, S.E Kaur Kepegawaian

Pengadilan Agama Enrekang Kelas II menjadi Kaur Kepegawaian

Pengadilan Agama Takalar Kelas II, Drs. Kalimang Hakim Madya

Pratama Pengadilan Agama Enrekang Kelas II menjadi Wakil Ketua

Pengadilan Agama Bau-bau Kelas II, Drs. Ansarudin, SH. Hakim Madya

Muda Pengadilan Agama Enrekang Kelas II menjadi Wakil Ketua

Pengadilan Agama Majene Kelas II.

3. Peningkatan SDM

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai telah diupayakan

dengan mengikutsertakan untuk mengikuti Pelatihan/ penataran diantaranya

Pelatihan SAI, RKA-KL, SIMAK BMN dan beberapa pelatihan yang

diadakan PTA Makassar dan Mahkamah Agung RI seperti Peningkatan

Profesionalisme Hakim, Panitera / Wakil Panitera, Panitera Pengganti dan

Jurusita Pengganti.

4. Penilaian dan Hukuman

Dalam memberikan penilaian pegawai dan pejabat yang menjadi atasan

masing-masing telah dilaksanakan Peraturan Pemerintah No.02/SE/1980

tentang penilaian dan pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil.

Dan sehubungan dengan penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri

sipil maka tidak seorangpun pegawai yang mendapat hukuman

sebagaimana Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 dan surat edaran

Kepala BAKN No.23/SE/1980 tentang peraturan disiplin pegawai negeri

sipil.

67

b. Mutasi

Dalam tahun 2011 terjadi beberapa mutasi pegawai, yaitu :

a. Kenaikan pangkat

Untuk Periode April 2011 tidak ada pegawai yang di usulkan kenaikan

pangkat, sedangkan untuk periode Oktober 2011 yang terealisasi Atas nama

M. Safi’i, S.Ag memperoleh kenaikan pangkat reguler dari Golongan III/c

ke golongan III/d.

b. Kenaikan gaji berkala

1. Drs.Muhyiddin M, MH

2. Muhammadiah,S.H

3. Drs.Syamsuddin

4. Dra.Sajariah

5. Drs.M.Alwi H

6. Ismail D.BA

7. Suharni Saleta

8. Rajabuddin

9. Muslimin, S.Ag

10. Asrijal Arfansyah, SE

11. Harham, S. Kom

c. Pensiun

Tidak ada pegawai yang pensiun untuk tahun 2011.

4. Pengisian Jabatan Struktural

Dalam tahun 2011 ini Pengadilan Agama Enrekang tidak ada pengisian

jabatan Struktural, hanya Kaur Kepegawaian Pengadilan Agama Enrekang

mendapat mutasi ke Pengadilan Agama Takalar sebagai Kaur Kepegawaian dan

sampai sekarang untuk posisi jabatan Kaur Kepegawaian belum ada gantinya

(lowong) dan jabatan struktural lain yang lowong adalah Kepala Urusan Umum.

68

B. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

1. Sarana dan Prasarana Gedung

a) Pengadaan

Untuk tahun 2011 Pengadilan Agama Enrekang mendapatkan

alokasi anggaran Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang terdiri atas dua

komponen kegiatan pekerjaan yaitu Rehabilitasi Gedung dan Bangunan

Kantor Pengadilan Agama Enrekang (prototype) dan Pembangunan Pagar

Kantor Pengadilan Agama Enrekang.

Berdasarkan proses pelelangan yang telah dilaksanakan sesuai

Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, maka untuk pekerjaan Rehabilitasi

Gedung Kantor dilaksanakan oleh CV. Insan Citra Lestari dan

CV. Tegar Mandiri Jaya melaksanakan sisa anggaran setelah melalui proses

revisi anggaran masing-masing beralamat di Makassar. Dan pekerjaan

Pembangunan Pagar dilaksanakan oleh CV. Citra Bangun Persada dengan

alamat di Kabupaten Pinrang. Adapun masing-masing Konsultan Perencana

dan Pengawas pekerjaan tersebut adalah PT. Matra Perdana Satria dan

PT. Architila Matratama Konsultan yang beralamat di Makassar.

b) Pemeliharaan

Pada tahun 2011 Pengadilan Agama Enrekang kembali

memamfaatkan anggaran pemeliharaan gedung dan bangunan dengan

melaksanakan perbaikan pintu ruangan dan perbaikan WC serta perbaikan

Taman dan Parkir.

69

c) Penghapusan

Tidak ada penghapusan BMN untuk sarana dan prasarana gedung

dan bangunan serta sarana dan prasarana fasilitas gedung untuk tahun 2011.

d) Analisa Capaian dan Permasalahan

Sejak anggaran DIPA diterima oleh Pansek selaku Kuasa Pengguna

Anggaran, maka diambil langkah-langkan tindak lanjut salah satunya ialah

telah diadakan rapat program kerja oleh pimpinan dan jajaran Pengadilan

Agama Enrekang yang hasilnya agar realisasi DIPA dapat terwujud

sebagaimana yang diharapkan sesuai jadwal kegiatan yang telah disusun,

olehnya itu maka dibentuk tim pengelolah keuangan dan Panitia Pengadaan

Barang dan Jasa untuk melaksanakan proses pelelangan.

Adapun panitia pengadaan diambil dari Pengadilan Agama terdekat

yang telah mengantongi sertifikat pengadaan dari Bappenas mengingat hanya

satu orang saja panitia local yang bersertifikat pengadaan selain PPK.

Ada dua kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan Pengadilan Agama

Enrekang Tahun Anggaran 2011, yaitu Rehabilitasi Gedung dan

Pembangunan Pagar Kantor dapat diselesaikan sesuai kontrak. Untuk

pekerjaan Rehabilitasi Gedung terdapat perubahan dan revisi yang dituangkan

dalam berita acara karena terdapat penambahan volume pekerjaan dan

dilaksanakan sesuai kontrak yang ada. Dan untuk pekerjaan Pembangunan

Pagar juga telah dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu, malah lebih cepat

dari kontrak yang telah ditentukan waktu penyelesaiannya.

70

2. Sarana dan Prasarana Fasilitas Gedung

a) Pengadaan

Pada tahun 2011 Pengadilan Agama Enrekang melalui DIPA

mendapatkan Belanja Modal Peralatan dan Mesin berupa pengadaan alat

pengolah data berupa 1 Unit Laktop, 2 unit Printer dan 5 unit UPS.

pengadaan perlengkapan sarana gedung berupa 2 unit AC 2 PK dan

pengadaan meubelair 1 paket berupa berupa meja siding, meja kerja

pimpinan, meja kerja pegawai, kursi kerja, kursi tunggu dan lemari untuk

arsip kepaniteraan dan kesekretariatan. Juga ada dropping dari Mahkamah

Agung berupa buku-buku untuk perpustakaan.

b) Pemeliharaan

Pada tahun 2011 Pengadilan Agama Enrekang juga mendapat anggaran

pemeliharaan perawatan sarana dan prasarana kantor meliputi perawatan

kendaraan roda empat dan roda dua yang dilakukan secara berkala dan kontinyu,

sehingga kondaraan operasional dapat terawat dengan baik dan menunjang

aktivitas pejabat pengadilan, juga perawatan sarana gedung untuk pemeliharaan

Komputer/Printer, pemeliharaan AC dan pemeliharaan inventaris.

c) Penghapusan

Pada Tahun 2011 belum dilakukan penghapusan terhadap BMN yang

sudah rusak, dan diupayakan pada tahun berikutnya.

d) Analisa Capaian dan Permasalahan

Sarana dan parasarana fasilitas gedung yang dimiliki Pengadilan

Agama Enrekang saat ini juga semakin baik, Rencana Anggaran Belanja

yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan setiap tahun dapat direalisasikan

71

melalui DIPA walaupun tidak sepenuhnya dikabulkan mengingat

keterbatasan anggaran, sehingga proses pelaksanaan kegiatan dapat berjalan

sesuai dengan jadwal kegiatan.

C. PENGELOLAAN KEUANGAN

Dengan diterbitkannya DIPA Pengadilan Agama Enrekang Tahun Anggaran 2011

Nomor 0617/005-01.2.01/23/2010 tanggal 20 Desember 2010 yang bersumber dari

APBN, maka untuk melaksanakannya lalu dibentuk pengelolan keuangan dengan

Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Enrekang tentang Penunjukan Pejabat

Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang pada Pengadilan Agama Enrekang

Tahun Anggaran 2011 dan selanjutnya Keputusan Kuasa Pengguna

Anggaran/Pengguna Barang Pengadilan Agama Enrekang tentang Pengangkatan

pejabat Penanggung Jawab Kegiatan/Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji SPP dan

Penandatanganan SPM, Bendahara Pengeluaran, Pemegang Uang Muka Kerja dan

Staf Pengelolah Keuangan pada Pengadilan Agama Enrekang Tahun Anggaran

2011.

Pada tahun 2011 Pengadilan Agama Enrekang Mendapat alokasi anggaran melalui

DIPA sebesar Rp. 2.971.909.000,- ( dua milyar sembilan ratus tujuh puluh satu juta

sembilan ratus sembilan ribu rupiah ) yang rinciannya terdiri atas belanja pegawai,

belanja barang dan belanja modal, yang terurai sebagai berikut :

1. Belanja Pegawai

a. Pagu

* Belanja Pegawai Rp. 1.143.553.000,-

Yang terurai lagi dalam beberapa mata anggaran sebagai berikut :

72

- 511111 Gaji pokok PNS Rp 662.926.000,-

- 511119 Pembulatan Rp 15.000,-

- 511121 Tunjangan suami/isteri Rp 56.351.000,-

- 511122 Tunjangan Anak Rp 18.587.000,-

- 511123 Tunjangan Struktural Rp 14.040.000,-

- 511124 Tunjangan Fungsional Rp 123.830.000,-

- 511125 Tunjangan PPH Rp 31.648.000,-

- 511126 Tunjangan Beras Rp 31.317.000,-

- 511151 Tunjangan Umum Rp 12.479.000,-

- 512211 Uang Lembur Rp 26.040.000,-

- 511129 Uang Makan Rp 166.320.000,-

b. Realisasi

Telah direalisasikan pada bulan Januari s/d Desember 2011 sejumlah

Rp 1.293.757.828,- dengan perincian sebagai berikut :

- 511111 Gaji pokok PNS Rp 742.887.160,-

- 511119 Pembulatan Rp. 20.609,-

- 511121 Tunjangan suami/isteri Rp 59.361.156,-

- 511122 Tunjangan Anak Rp 19.921.674,-

- 511123 Tunjangan Struktural Rp 12.960.000,-

- 511124 Tunjangan Fungsional Rp 195.190.000,-

- 511125 Tunjangan PPH Rp 31.848.799,-

- 511126 Tunjangan Beras Rp 50.762.430,-

- 511151 Tunjangan Umum Rp 4.070.000,-

- 512211 Uang Lembur Rp 26.016.000,-

73

- 511129 Uang Makan Rp 150.720.000,-

Realisasi anggaran untuk belanja pegawai sampai dengan bulan Desember

2011 adalah 113,13 %.

c. Sisa

Sisa anggaran belanja pegawai pada bulan Januari s/d Desember 2011 adalah

minus sejumlah Rp - 150.204.828,- dengan perincian sebagai berikut :

- 511111 Gaji pokok PNS Rp -79.961.160,-

- 511119 Pembulatan Rp. -5.609,-

- 511121 Tunjangan suami/isteri Rp -3.010.156,-

- 511122 Tunjangan Anak Rp -1.334.674,-

- 511123 Tunjangan Struktural Rp 1.080.000,-

- 511124 Tunjangan Fungsional Rp -71.360.000,-

- 511125 Tunjangan PPH Rp -200.799,-

- 511126 Tunjangan Beras Rp -19.445.430,-

- 511151 Tunjangan Umum Rp 8.409.000,-

- 512211 Uang Lembur Rp 24.000,-

- 511129 Uang Makan Rp 15.600.000,-

Sisa anggaran untuk belanja pegawai sampai dengan bulan Desember 2011

adalah -13,13 %.

d. Analisa Capaian dan Permasalahan

Anggaran Belanja Pegawai untuk tahun 2011 dapat terealisasi dengan baik

dengan didukung oleh aplikasi GPP dan operator yang memadai, sehingga

pelaksanaan anggaran berjalan sesuai jadwal kegiatan. Yang menjadi

permasalahan pada Akun 511129 belanja uang makan PNS terdapat

74

kekurangan karena telah dibayarkan kekurangan uang makan PNS untuk

tahun 2010 selama 5 (lima) bulan, maka tindaklanjut dan pertimbangan saran

dari KPPN maka diadakan revisi pada bulan Maret 2011 di Kanwil

Perbendaharaan Makassar dengan menambah pagu uang makan PNS dan

mengurangi Pagu Belanja Tunjangan Fungsional karena termasuk Pagu

terbuka dengan tidak mengurangi atau manambah pagu belanja pegawai.

2. Belanja Barang

a. Pagu

* Belanja Barang Rp. 248.356.000,-

Yang terurai lagi dalam beberapa mata anggaran sebagai berikut :

- A.521119 Poliklinik/Obat-obatan Rp 1.200.000,-

- B.521119 Pengadaan Pakaian Dinas Pegawai Rp 7.140.000,-

- C.521119 Pertemuan/Jamuan Delegasi/Tamu Rp 3.600.000,-

- D.521119 Penyelenggaraan Perpustakaan/Kearsipan Rp. 1.000.000,-

- E.523111 Perawatan Gedung Kantor Rp 17.000.000,-

- F.523121 Perawatan Kendaraan Roda 4 Rp. 16.350.000,-

- G.523121 Perawatan Kendaraan Roda 2 Rp. 21.771.000,-

- H.523121 Perawatan Sarana Gedung Rp 11.945.000,-

- I.522111 Langganan daya dan Jasa Rp 41.400.000,-

- J.521111 Jasa Keamanan/Kebersiha Rp 60.000.000,-

- K.521114 Jasa Pos / Giro Rp. 2.400.000,-

- L.521111 Belanja Keperluan Perkantoran Rp. 13.650.000,-

- L.521115 Honor Operasional Satuan Kerja RP. 31.920.000,-

- L.524111 Belanja Perjalanan Biasa (DN) Rp. 18.980.000,-

75

b. Realisasi

Telah direalisasikan pada bulan Januari s/d Desember 2011 sejumlah

Rp. 234.950.122,- dengan perincian sebagai berikut :

- A.521119 Poliklinik/Obat-obatan Rp 1.200.000,-

- B.521119 Pengadaan Pakaian Dinas Pegawai Rp 7.140.000,-

- C.521119 Pertemuan/Jamuan Delegasi/Tamu Rp 3.599.000,-

- D.521119 Penyelenggaraan Perpustakaan/Kearsipan Rp. 952.000,-

- E.523111 Perawatan Gedung Kantor Rp 16.559.000,-

- F.523121 Perawatan Kendaraan Roda 4 Rp. 16.346.000,-

- G.523121 Perawatan Kendaraan Roda 2 Rp. 21.761.000,-

- H.523121 Perawatan Sarana Gedung Rp 11.944.100,-

- I.522111 Langganan daya dan Jasa Rp 28.524.372,-

- J.521111 Jasa Keamanan/Kebersihan Rp 60.000.000,-

- K.521114 Jasa Pos / Giro Rp. 2.400.000,-

- L.521111 Belanja Keperluan Perkantoran Rp. 13.623.000,-

- L.521115 Honor Operasional Satuan Kerja RP. 31.920.000,-

- L.524111 Belanja Perjalanan Biasa (DN) Rp. 18.980.000,-

Realisasi anggaran untuk belanja barang sampai dengan bulan Desember 2011

adalah 94,60 %.

c. Sisa

Sisa anggaran belanja barang pada bulan Januari s/d Desember 2011 sejumlah

Rp. 13.405.878,- dengan perincian sebagai berikut :

- A.521119 Poliklinik/Obat-obatan Rp 0,-

- B.521119 Pengadaan Pakaian Dinas Pegawai Rp 0,-

76

- C.521119 Pertemuan/Jamuan Delegasi/Tamu Rp 1.000,-

- D.521119 Penyelenggaraan Perpustakaan/Kearsipan Rp. 48.000,-

- E.523111 Perawatan Gedung Kantor Rp 440.500,-

- F.523121 Perawatan Kendaraan Roda 4 Rp. 3.500,-

- G.523121 Perawatan Kendaraan Roda 2 Rp 9.350,-

- H.523121 Perawatan Sarana Gedung Rp 900,-

- I.522111 Langganan daya dan Jasa Rp 12.875.628,-

- J.521111 Jasa Keamanan/Kebersihan Rp 0,-

- K.521114 Jasa Pos / Giro Rp. 0,-

- L.521111 Belanja Keperluan Perkantoran Rp. 27.000,-

- L.521115 Honor Operasional Satuan Kerja RP. 0,-

- L.524111 Belanja Perjalanan Biasa (DN) Rp. 0,-

Sisa anggaran untuk belanja barang sampai dengan bulan Desember 2011

adalah 5,40 %.

d. Analisa Capaian dan Permasalahan.

Alokasi anggaran belanja barang dapat dimamfaatkan semaksimal mungkin

sesuai kebutuhan pegawai dan sarana fasilitas kantor, walaupun masih

terdapat kekurangan pada sebagian anggaran belanja barang khususnya biaya

perjalanan dan jasa pos.

Belanja barang dapat terserap dengan baik berkat adanya program kerja dan

jadwal kegiatan yang disusun pada awal tahun sehingga memudahkan dalam

proses kegiatan DIPA.

77

3. Belanja Modal

a. Pagu

* Belanja Modal Rp. 1.580.000.000,-

Yang terurai lagi dalam beberapa mata anggaran sebagai berikut :

* 1072,01 Rehabilitasi Gedung Kantor

- 533111 Bel. Modal Gedung dan Bangunan Rp. 804.500.000,-

- 533113 Bel. Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor

Pengelolah Teknis Rp. 63.500.000,-

- 533115 Bel. Modal Perencanaan dan Pengawasan

Gedung dan Bangunan Rp. 82.000.000,-

* 1072,03 Meubelair

- 532111 Bel Modal Peralatan dan Mesin/Meubelair Rp. 300.000.000,-

* 1072,05 Alat Pengolah Data

- 532111 Bel. Modal Peralatan dan Mesin/

Pengelolah Data Rp. 15.000.000,-

* 1072,08 Air Conditioning

- 532111 Bel. Modal Peraltan dan Mesin/AC Rp. 15.000.000,-

* 1072,12 Sarana dan Prasarana Gedung

- 533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan/

Pagar Rp. 232.800.000,-

- 533113 Bel. Modal Upah TenagaKerja dan Honor

Pengelolah Teknis Rp. 33.000.000,-

- 533115 Bel. Modal Perencanaan dan Pengawasan

Gedung dan Bangunan Rp. 34.200.000,-

78

b. Realisasi

Telah direalisasikan pada bulan Januari s/d Desember 2011 sejumlah

Rp.1.565.668.950,- dengan perincian sebagai berikut :

* 1072,01 Rehabilitasi Gedung Kantor

- 533111 Bel. Modal Gedung dan Bangunan Rp. 794.775.000,-

- 533113 Bel. Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor

Pengelolah Teknis Rp. 63.260.700,-

- 533115 Bel. Modal Perencanaan dan Pengawasan

Gedung dan Bangunan Rp. 80.400.000,-

* 1072,03 Meubelair

- 532111 Bel Modal Peralatan dan Mesin/Meubelair Rp. 299.700.000,-

* 1072,05 Alat Pengolah Data

- 532111 Bel. Modal Peralatan dan Mesin/

Pengelolah Data Rp. 14.836.250,-

* 1072,08 Air Conditioning

- 532111 Bel. Modal Peraltan dan Mesin/AC Rp. 14.927.000,-

* 1072,12 Sarana dan Prasarana Gedung

- 533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan/

Pagar Rp. 230.995.000,-

- 533113 Bel. Modal Upah TenagaKerja dan Honor

Pengelolah Teknis Rp. 32.975.000,-

- 533115 Bel. Modal Perencanaan dan Pengawasan

Gedung dan Bangunan Rp. 33.800.000,-

79

Realisasi anggaran untuk belanja modal sampai dengan bulan Desember 2011

adalah 99,09 %.

c. Sisa

Sisa anggaran belanja Modal pada bulan Januari s/d Desember 2011 sejumlah

Rp. 14.331.050,- dengan perincian sebagai berikut :

* 1072,01 Rehabilitasi Gedung Kantor

- 533111 Bel. Modal Gedung dan Bangunan Rp. 9.725.000,-

- 533113 Bel. Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor

Pengelolah Teknis Rp. 239.300,-

- 533115 Bel. Modal Perencanaan dan Pengawasan

Gedung dan Bangunan Rp. 1.600.000,-

* 1072,03 Meubelair

- 532111 Bel Modal Peralatan dan Mesin/Meubelair Rp. 300.000,-

* 1072,05 Alat Pengolah Data

- 532111 Bel. Modal Peralatan dan Mesin/

Pengelolah Data Rp. 163.750,-

* 1072,08 Air Conditioning

- 532111 Bel. Modal Peraltan dan Mesin/AC Rp. 73.000,-

* 1072,12 Sarana dan Prasarana Gedung

- 533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan/

Pagar Rp. 1.805.000,-

- 533113 Bel. Modal Upah TenagaKerja dan Honor

Pengelolah Teknis Rp. 25.000,-

- 533115 Bel. Modal Perencanaan dan Pengawasan

80

Gedung dan Bangunan Rp. 400.000,-

Sisa anggaran untuk belanja modal sampai dengan bulan Desember 2011

adalah 0,91 %.

d. Analisa Capaian dan Permasalahan

Anggaran Belanja Modal Pengadilan Agama Enrekang tahun 2011 meningkat

tajam dibanding tahun sebelumnya, hal ini karena adanya belanja modal

gedung dan bangunan yang meliputi rehabilitasi gedung kantor (penyesuaian

prototype) dan Pembangunan pagar, belanja pengadaan yaitu pengadaan

meubelair, alat pengolah data dan pengadaan AC.

Belanja modal juga dapat terserap dengan baik berkat adanya program kerja

dan jadwal kegiatan/pelelangan yang disusun pada awal tahun sehingga

memudahkan dalam proses kegiatan DIPA.

4. Belanja Anggaran Prodeo dan Sidang Keliling.

Pada tahun 2011 Pengadilan Agama Enrekang mendapat anggaran prodeo dan

sidang keliling sebesar Rp. 9.000.000,- ( sembilan juta rupiah ) dengan perincian

perkara prodeo sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk 5

perkara dengan ketentuan 1 perkara dibebankan sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus

ribu rupiah) dan anggaran sidang keliling sebesar Rp. 7.500.000,- (tujuh juta

lima ratus ribu rupiah) untuk 5 kali sidang keliling.

Telah direalisasikan sebesar Rp. 8.700.000,- (delapan juta tujuh ratus ribu

rupiah) atau 96,67 %. Sisa Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) pengembalian

perkara prodeo.

Perlu adanya penambahan anggaran untuk prodeo dan sidang keliling berikutnya

demi memudahkan dan membantu pelayanan kepada para pencari keadilan.

81

D. PENGELOLAAN ADMINISTRASI

1. Administrasi Perkara

Pengelolaan administrasi perkara pada Pengadilan Agama Enrekang

dilakukan dari meja ke meja terdiri dari meja I, II dan III terurai dalam Buku

Pola Bindalmin sesuai dengan Surat Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor

KMA/001/SK/1991 tanggal 24 Januari 1991 tentang Pola-pola Pembinaan dan

Pengendalian Administrasi Perkara. Berdasarkan Keputusan Ketua Pengadilan

Agama Enrekang Nomor W20-A21/317.a/Kp.07.1/SK/VII/2008 tanggal 25 Juli

2008 tentang Penunjukan Petugas Meja 1, Meja II, Meja III dan Kasir.

I. Petugas Meja Pertama : Muhammadiah, S.H. bertugas :

b. menerima gugatan, permohonan, permohonan banding, permohonan

kasasi, permohonan peninjauan kembali dan permohonan eksekusi.

c. Permohonan perlawanan yang merupakan verstek terhadap putusan

verstek, tidak didaftar sebagai perkara baru.

d. Permohonan perlawanan pihak ketiga (derden verzet) didaftarkan

sebagai perkara baru dalam gugatan.

e. Menetapkan rencana biaya perkara yang dituangkan dalam SKUM.

f. Hendaknya pemungutan biaya perkara, ditaksir dengan

mempertimbangkan jarak dan kondisi para pihak, dengan

memperhatikan terselenggaranya proses persidangan perkara dengan

lancar, yang berkaitan dengan keperluan para pihak, saksi dan

pemberitahuan-pemberitahuan serta materai dan redaksi putusan.

g. Dalam perkara cerai talak, biaya perkara diperhitungkan juga untuk

keperluan pemanggilan sidang ikrar talak.

82

h. Menyerahkan surat gugatan, permohonan, permohonan banding,

permohonan kasasi. Permohonan peninjauan kembali dan

permohonan eksekusi, yang dilengkapi dengan SKUM kepada yang

bersangkutan agar membayar uang panjar perkara yang tercantum

dalam SKUM kepada kas Pengadilan Agama.

I.1. Petugas Kas/Kasir : Drs. M. Alwi H bertugas :

a. Kas adalah merupakan bagian dari meja pertama

b. Pemegang kas menerima dan membukukan uang panjar perkara

sebagaimana tercantum dalam SKUM, pada buku jurnal keuangan

perkara menurut jenisnya.

c. Pencatatan panjar perkara dalam buku jurnal dan khusus perkara-

perkara tingkat pertama diikuti dengan pemberian nomor perkara

tersebut.

d. Nomor perkara tersebut oleh pemegang kas diterakan dalam lembar

pertama surat gugatan.

e. Pengeluaran biaya materai dikeluarkan dari panjar perkara setelah

perkara diputus, untuk materai Rp. 6.000,-

f. Pengeluaran uang dari panjar biaya perkara yang diperlukan bagi

penyelenggara peradilan untuk ongkos pemanggilan, pemberitahuan,

pelaksanaan sita, pemeriksaan setempat, sumpah penterjemah dan

eksekusi harus dicatat dengan tertib dalam masing-masing buku

jurnal.

g. Ongkos-ongkos tersebut hanya dapat dikeluarkan atas keperluan

yang nyata, sesuai dengan jenis kegiatan tersebut.

83

h. Pemasukan dan pengeluaran uang untuk setiap harinya, harus

dilaporkan kepada Panitera untuk dicatat dalam buku induk keuangan

yang bersangkutan.

II. Petugas Meja Kedua Suharni Saleta. bertugas :

b. Mendaftar perkara yang masuk dalam buku register induk perkara

sesuai dengan urutan penerimaan dari pemegang kas, dan

membubuhi nomor perkara sesuai dengan urutan dalam buku register

tersebut.

c. Pendaftaran perkara baru dapat dilaksanakan, setelah panjar biaya

perkara dibayar pada kas.

d. Pengisian nomor perkara harus sama dengan penyebutan nomor

perkara dalam buku jurnal.

e. Pengisian kolom-kolom buku register harus dilaksanakan dengan

tertib, cermat dan lengkap, serta tepat waktu berdasarkan jalannya

persidangan perkara.

f. Berkas perkara yang diterima hendaknya dilengkapi dengan formulir

Penetapan Majelis Hakim, disampaikan kepada Wakil Panitera untuk

diserahkan kepada Ketua Pengadilan Agama melalui Panitera.

g. Bagi perkara yang sudah ditetapkan majelis hakimnya, hendak

diserahkan kepada majelis hakim yang ditunjuk, setelah dilengkapi

dengan formulir penetapan hari sidang, dan mencatat pembagian

perkara tersebut dengan tertib.

h. Setiap penentuan tanggal sidang pertama, penundaan tanggal

persidangan, harus dicatat dalam buku register secara tertib.

84

i. Pemegang buku register harus mencatat dengan cermat dalam buku

register yang terkait semua kegiatan perkara yang berkenaan dengan

perkara banding, kasasi dan peninjauan kembali.

III. Petugas Meja Ketiga : Drs. Syamsuddin bertugas :

a. atas permintaan pihak-pihak berperkara menyiapkan dan

menyerahkan salinan-salinan putusan Pengadilan dan Akta Cerai

serta surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara.

b. Menerima dan memberikan tanda terima : Memori banding, Kontra

memori banding, memori kasasi, kontra memori kasasi,

jawaban/tanggapan atas alasan PK

Pelaksanaan tugas-tugas pada Meja Pertama, Meja Kedua dan Meja

Ketiga dilakukan oleh sub Kepaniteraan perkara dan berada langsung di

bawah pengamatan Wakil Panitera.

IV. Prosedur Berperkara

Berperkara pada Pengadilan Agama Enrekang telah menerapkan mediasi

sesuai Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 01 Tahun 2008 tentang

Prosedur Mediasi dimana para pencari keadilan dapat memilih hakim

mediasi yang diumumkan pada papan pengumuman, penempatan nama-

nama hakim mediasi tersebut telah dituangkan dalam keputusan Ketua

Pengadilan Agama Enrekang Nomor W20-A21/80/KP.07.1/II/2009

tanggal 4 Februari 2009 tentang Penunjukan dan Penempatan Nama-

Nama Hakim Mediasi pada Pengadilan Agama Enrekang. Terhadap

ketentuan ini Pengadilan Agama Enrekang telah menerapkannya sejak

bulan Februari 2009 sampai sekarang.

85

V. PNBP

Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008

tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

berlaku pada Mahkamah Agung dan Peradilan yang berada di bawahnya

dan Surat Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial

Nomor 42/WKMA-N.Y/XI/2008 tanggal 4 Nopember 2008 perihal

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008,

maka demi transparansi peradilan semakin terarah, mandiri dan

berkualitas sehingga pencari keadilan merasa puas dengan pelayanan

yang akuntabel terhadap pengutipan biaya PNBP telah dibubukan pada

buku jurnal, dan semua jenis penerimaan Negara tersebut telah

disetorkan ke rekening kas Negara sebagai Penerimaan Negara. Begitu

juga sistem pengutipan rincian biaya perkara yang ditaksir oleh petugas

Meja I yang kemudian disetorkan ke nomor rekening Bank yang ditunjuk

dalam hal ini Bank BRI cabang Enrekang.

86

2. Administrasi Umum

Pelaksanaan administrasi umum dalam suatu Pengadilan dipimpin oleh

seorang sekretaris yang membantu Ketua Pengadilan Agama Enrekang dalam

menyelenggarakan koordinasi teknis, administrasi, organisasi dan financial

kepada seluruh unsur. Dimana sekretaris dibantu oleh wakil sekretaris serta

beberapa kaur.

Sesuai dengan batasan dalam melaksanakan tugas, maka dapat

dibedakan sebagai berikut :

a. Kepegawaian

Tata usaha kepegawaian adalah suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan

dengan penerimaan, pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyusunan,

penyimpanan dan pemeliharaan serta penyajiannya data kepegawaian dari

masing-masing pegawai secara tertib dan teratur, sehingga mudah

diketemukan dan dipergunakan bila diperlukan. Dengan demikian

kepegawaian akan berfungsi sebagai Bank data pegawai untuk keperluan

yang dibutuhkan pegawai. Pada dasar administrasi kepegawaian meliputi

kegiatan penanganan pegawai sejak seorang diangkat menjadi calon pegawai

negeri, pegawai negeri sipil, sampai saat ia diberhentikan karena mencapai

batas usia pensiun atau sebab-sebab lainnya. Dengan adanya administrasi

yang tertib dan teratur dimungkinkan pembinaan pegawai negeri sipil yang

berhasil guna dan berdaya guna.

b. Perencanaan

Melakukan perencanaan kegiatan dengan menjadwalkannya serta melakukan

evaluasi terhadap pelaksanaan yang dilakukan. Perencanaan dilakukan sejak

87

DIPA diterima telah disusun program kegiatan tahunan yang disesuaikan

dengan anggaran yang tersedia, sehingga diharapkan nantinya dana yang

tersedia tersebut dapat berdaya dan berhasil guna.

c. Keuangan

Keuangan pada suatu kantor merupakan penggerak kegiatan, dimana

keuangan tersebut diajukan dengan mengacu pada surat permintaan

pembayaran yang selanjutnya dikeluarkan surat perintah membayar yang

diajukan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara untuk diterbitkan

SP2D. selanjutnya dana yang dicairkan tersebut dipertanggungjawabkan

menurut mata anggarannya.

d. Tata Persuratan

Tata persuratan telah dilakukan berdasarkan keputusan Ketua Mahkamah

Agung RI Nomor 143/KMA/SK/VII/2007 tentang memberlakukan Buku I

tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Bidang

Pola Kelembagaan Peradilan, Administrasi Kepagawaian Peradilan,

Administrasi Perencanaan, Administrasi Tata Persuratan, Tata Kearsipan dan

Administrasi Keprotokoleran, Kehumasan dan Keamanan, Administrasi

Perbendaharaan, Pedoman Bangunan Gedung Kantor dan Rumah Jabatan

Badan Peradilan dibawah Mahkamah Agung RI, Prototype Gedung

Pengadilan dan Rumah Dinas dan Pola Klasifikasi Surat Mahkamah Agung.

e. Perpustakaan

Perpustakaan telah ditata dengan baik dan pengadaan buku berupa kiriman

terdiri dari beberapa judul baik itu buku umum maupun buku agama serta

buku peraturan perundang-undangan yang berlaku.

88

B A B VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

a. Bahwa program kerja Pengadilan Agama Enrekang yang telah diprogramkan dan

dilaksanakan untuk tahun 2011 pada dasarnya sudah terealisasi dengan baik

kecuali program yang hambatannya hingga sekarang belum teratasi karena

menyangkut persediaan dana dan tenaga.

b. Hubungan kerja dengan instansi lain cukup baik dan harmonis.

c. Proses penerimaan, pemeriksaan dan penyelesaian perkara berjalan dengan lancar,

walaupun masih perlu ditingkatkan.

d. Penerapan Pola Bindalmin telah dilaksanakan dengan tertib, namun masih ada

kekurangan-kekurangan yang masih perlu disempurnakan.

e. Laporan-laporan dapat diselesaikan tepat waktu, baik laporan perkara maupun

laporan keuangan DIPA.

B. Rekomendasi

a. Perlu Penambahan pegawai tehnis dan pengisian jabatan struktural dan fungsional

demi untuk menunjang tugas-tugas administrasi dan pelayanan terhadap

masyarakat.

b. Perlu adanya rumah jabatan dan kendaraan dinas untuk wakil ketua, panitera dan

perumahan hakim Pengadilan Agama Enrekang.

c. Perangkat TI perlu ditingkatkan untuk menunjang pelaksanaan tugas di bidang

teknologi informasi.

89